METODA KONVERGENSI DALAM PERHITUNGAN MODULUS PERKERASAN DARI DATA LENDUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODA KONVERGENSI DALAM PERHITUNGAN MODULUS PERKERASAN DARI DATA LENDUTAN"

Transkripsi

1 METODA KONVERGENSI DALAM PERHITUNGAN MODULUS PERKERASAN DARI DATA LENDUTAN oleh: Djunaed Kosash ABSTRACT Pavement structure deflects under a wheel load. Theoretcally, pavement deflecton can be calculated from data, such as composton and thckness of pavement layers, materal characterstcs (.e. modulus and posson rato), and wheel load and confguraton. On the other hand, deflecton can also be measured on ste by usng, for example, Fallng Weght Deflectometer. Thus, back calculaton can be adopted to back calculate pavement modulus from deflecton data, n such a way, that the resultng theoretcal deflecton has to match wth the measured one. Ths paper outlnes back calculaton algorthms used n program BackCalc, especally for pavement structures modeled as a two-layered system. Convergence process between the theoretcal and the measured deflectons can be carred out, ether on any two ponts of the deflecton bowl, or untl a mnmum total deflecton devaton s acheved. Two optons of accuracy level for ths process are also dscussed. Keywords: Pavement deflecton, back calculaton, program BackCalc, two-layered system, convergence process, pavement modulus. ABSTRAK Struktur.perkerasan akan mengalam lendutan pada saat menerma beban roda kendaraan. Secara teorts, besarnya lendutan struktur perkerasan dapat dhtung dar data komposs dan tebal lapsan perkerasan, karakterstk bahan perkerasan (modulus dan konstanta posson), dan konfguras dan beban roda kendaraan. D lan phak, lendutan struktur perkerasan juga dapat dukur d lapangan, msalnya dengan menggunakan alat ukur Fallng Weght Deflectometer. Oleh karena tu, Back Calculaton dapat dkembangkan untuk menghtung balk modulus perkerasan berdasarkan data lendutan dengan mempersamakan cekung lendutan teorts terhadap cekung lendutan surva. Makalah n mengurakan algortma Back Calculaton yang dgunakan dalam program BackCalc, khususnya untuk struktur perkerasan yang dmodelkan sebaga sstem dua-lapsan. Proses konvergens antara cekung lendutan teorts dan surva dapat dlakukan, apakah terhadap dua ttk pada cekung lendutan, atau sampa dhaslkan devas lendutan total mnmum. Dua plhan tngkat akuras dalam proses konvergens tsb juga turut dbahas. Kata kunc: Lendutan perkerasan, Back Calculaton, program BackCalc, sstem struktur dua-lapsan, proses konvergens, modulus perkerasan. Staf Pengajar pada Departemen Teknk Spl, ITB dan Unverstas Tarumanagara

2 I. PENDAHULUAN Evaluas struktur perkerasan dengan menggunakan data lendutan mash umum dlakukan karena teknk pengukuran lendutan yang non-destruktf. Hal n terlhat dar berbaga alat ukur lendutan yang telah dkembangkan, sepert Benkelman Beam (dengan beban stats), Fallng Weght Deflectometer (dengan beban tumbuk), dan Dynaflect atau Road Rater (dengan beban getar) []. Secara teorts, besarnya lendutan struktur perkerasan juga dapat dhtung dar data komposs dan tebal lapsan perkerasan, karakterstk bahan perkerasan (modulus dan konstanta posson), serta konfguras dan beban roda kendaraan. Jelaslah, bahwa proses Back Calculaton seharusnya dapat dkembangkan dar teor tersebut untuk dapat menghtung balk modulus perkerasan berdasarkan data lendutan dengan mempersamakan cekung lendutan teorts dan cekung lendutan surva. Dar lteratur [,2] dketahu bahwa proses Back Calculaton sebenarnya mash memlk sejumlah keterbatasan, sepert tdak dpertmbangkannya gradas modulus tanah dasar dalam arah vertkal akbat perbedaan kadar ar, juga gradas modulus perkerasan (lapsan beraspal) dalam arah vertkal akbat varas temperatur, atau ketergantungan modulus lapsan agregat dan tanah dasar pada tegangan yang terjad, dan seterusnya. Meskpun demkan, d ss lan, ada juga sejumlah potens manfaat dar modulus perkerasan yang dhaslkan, sepert untuk desan dan analss desan lapsan tambahan, untuk koreks varas pengaruh lngkungan terhadap kekuatan struktur perkerasan, atau untuk kontrol kwaltas hasl pekerjaan konstruks, dan sebaganya. Secara umum, ada dua pendekatan yang dapat dgunakan dalam proses Back Calculaton, yatu pendekatan database dan pendekatan teratf. Pendekatan database dlakukan dengan membandngkan cekung lendutan surva terhadap cekung lendutan teorts yang telah tersmpan dalam database untuk rentang data modulus perkerasan dan modulus tanah dasar sesua dengan varas struktur perkerasan yang telah dtetapkan terlebh dahulu. Pendekatan database pada dasarnya dapat doperaskan sangat efsen. Namun, pendekatan n tdak selalu sap untuk mengakomodas varas struktur perkerasan yang mungkn terjad d lapangan. Sedangkan, pendekatan teratf dlakukan untuk menghtung modulus perkerasan secara teratf sesua dengan struktur perkerasan yang ada d lapangan sampa krtera konvergens tercapa. Program BackCalc ddasarkan pada pendekatan teratf. Makalah n dmaksudkan untuk mendskuskan algortma Back Calculaton yang telah dkembangkan dalam program BackCalc berdasarkan pendekatan teratf, khususnya untuk struktur perkerasan yang dmodelkan sebaga sstem dua-lapsan. Proses konvergens yang dlakukan dapat dplh, apakah terhadap dua ttk pada cekung lendutan, atau terhadap devas lendutan total mnmum. Dua plhan tngkat akuras, tngg dan rendah, juga dsertakan dalam algortma yang dkembangkan.

3 II. DATA STRUKTUR PERKERASAN Proses Back Calculaton akan menghaslkan modulus perkerasan yang benar jka dan hanya jka data struktur pekerasan dapat dtentukan dengan tepat. Data struktur perkerasan umumnya terseda dalam dokumen desan, atau dukur secara langsung d lapangan apakah melalu uj corng yang destruktf atau dengan alat ukur yang nondestruktf, sepert msaalnya Ground Penetratng Radar (GPR). Gambar : Pemodelan struktur perkerasan Gambar memperlhatkan contoh data struktur perkerasan dar jalan tol Jakarta- Ckampek, yang terdr dar 9-lapsan, hasl uj corng tahun 999 pada lajur lambat jalur A (arah Ckampek) d STA [3,4]. Secara umum, jalan tol n telah menerma beberapa kal kegatan pelapsan tambahan (yatu lapsan P2 P6). Idealnya, model struktur perkerasan yang danalss harus dsesuakan dengan jumlah lapsan perkerasan yang djumpa d lapangan. Oleh karena tu, struktur perkerasan pada Gambar seharusnya dmodelkan sebaga sstem struktur 9-lapsan. Namun, dalam uraan berkut, struktur perkerasan n hanya akan dmodelkan sebaga sstem struktur dua-lapsan saja. Meskpun kurang telt, model sstem struktur dua-lapsan mash serng dgunakan dalam praktek mengngat faktor kemudahan dalam proses perhtungannya, dan khususnya untuk mengevaluas konds tanah dasar akbat pengaruh musm [2]. Pemodelan struktur perkerasan ke dalam sstem struktur dua-lapsan dapat menghaslkan banyak model alternatf. Model alternatf yang mungkn dapat danggap palng rasonal

4 dperlhatkan pada Gambar, dmana lapsan-lapsan perkerasan yang dgabungkan pada dasarnya memlk kesamaan karakterstk [5]. Perlu dcatat, bahwa untuk pemodelan sstem struktur berlaps, ketebalan lapsan terbawah selalu danggap tak terhngga. Untuk keperluan perhtungan cekung lendutan teorts, konstanta posson (µ) dar setap lapsan perkerasan yang telah dmodelkan d atas juga harus dketahu. Nla µ dtentukan oleh karakterstk bahan perkerasan yang dgunakan melalu uj laboratorum. Nla µ yang umum untuk tanah dasar, lapsan agregat dan lapsan beraspal berturut-turut adalah 0.4, 0.3 dan 0.4. III. DATA LENDUTAN Contoh data lendutan yang akan danalss juga dperoleh dar jalan tol Jakarta-Ckampek hasl surva tahun 999 pada lajur lambat jalur A (arah Ckampek) d STA 2+050, sepert dperlhatkan pada Gambar 2 [3,4]. Data lendutan n dukur dengan menggunakan alat ukur Fallng Weght Deflectometer pada 7 ttk bacaan yang membentuk cekung lendutan termasuk lendutan maksmum. Ketujuh ttk bacaan dtetapkan masng-masng pada jarak (x) = 0, 300, 600, 750, 900, 200 dan 500 mm dar pusat beban. Beban yang bekerja adalah sektar 50 kn dengan dameter bdang kontak 300 mm. Data pendukung yang turut dcatat pada saat surva lendutan adalah data suhu udara dan permukaan perkerasan, musm, dan konds perkerasan d sektar ttk pengukuran. Data pendukung n mempengaruh modulus perkerasan yang dhaslkan dar proses Back Calculaton. Gambar 2: Data lendutan perkerasan

5 IV. ALGORITMA BACK CALCULATION Program BackCalc dkembangkan d Laboratorum Rekayasa Jalan, ITB, berdasarkan program DAMA dar The Asphalt Insttute (983) [6], sebaga salah satu kegatan dalam rangka peneltan RUT (Rset Unggulan Terpadu) ke-ix yang dsponsor oleh Kementeran Rset dan Teknolog pada tahun 2002/03 [7]. Gambar 3 memperlhatkan dagram alr program BackCalc untuk sstem struktur dua-lapsan. Sepert terlhat, bahwa ada dua tahapan proses konvergens yang harus dlakukan untuk memperoleh modulus perkerasan (E dan E 2 ); dan dua pendekatan alternatf telah dntegraskan untuk proses konvergens tahap kedua yang sangat bermanfaat bak untuk keperluan analss rnc maupun untuk keperluan rset. Data Struktur Perkerasan: - Komposs Lapsan ( dan 2) - Ketebalan Lapsan (H ) - Konstanta Posson (µ dan µ2) Data Lendutan Surva: - Lendutan Maksmum (d ) - Cekung Lendutan (x dan d ) Menentukan Modulus Tanah Dasar (E 2 ) Menentukan Modulus Lapsan Perkerasan (E ) Menghtung Cekung Lendutan Teorts (d' dan d' ) Sesuakan E tdak benar Membandngkan d = d'? (konvergens tahap pertama) benar Sesuakan E 2 tdak benar Membandngkan d = d'? atau Devas mn? (konvergens tahap kedua) benar Proses Selesa Gambar 3: Dagram alr program BackCalc dengan dua tahapan konvergens untuk sstem struktur dua-lapsan

6 Untuk sstem struktur dua-lapsan, proses Back Calculaton hanya akan menghtung dua varabel bebas, yatu modulus dar kedua lapsan perkerasan yang dmodelkan. Jad, secara matemats, hanya dua konds batas yang dperlukan dalam proses konvergens (d dan d ). Umumnya, dua ttk konvergen pada cekung lendutan surva yang dgunakan harus termasuk d, sehngga ada 6 kemungknan target cekung lendutan yang dapat dplh, yatu d dan salah satu dar d 300, d 600, d 750, d 900, d 200 sampa d 500. Dalam stud pengembangan dan pengujan algortma program BackCalc [8] dtemukan bahwa keenam target cekung lendutan tersebut ternyata dapat menghaslkan modulus perkerasan yang berlanan. Oleh karena tu, metoda konvergens alternatf yang ddasarkan pada devas lendutan total mnmum dusulkan, sepert pada persamaan (). Selanjutnya, nla persen devas lendutan total dhtung sebaga persen perbandngan antara luas smpangan terhadap luas cekung lendutan surva, persamaan (a), yatu: 7 Devas = d'... () % Devas = d = 6 = { ( d' d ) + ( d' 6 = ( d d ) *( x d } ) *( x + + x ) x ) *00%... (a) Jka tanda dar ( d' d ) dan ( d ' + d + ) berbeda pada nla tertentu, maka rumus luas smpangan perlu dkoreks, sebaga berkut: Luas Smpangan ( d' d) d' d + ( d' + d' d = ( x + + d+ ) x )... (b) IV.. Algortma Konvergens Tahap Pertama Proses konvergens tahap pertama adalah untuk mempersamakan lendutan maksmum teorts (d ) dengan lendutan maksmum surva (d ). D sn, modulus tanah dasar (E 2 ) dtetapkan konstan, sedangkan modulus lapsan perkerasan (E ) harus dcar secara teratf sampa krtera konvergens tercapa. Algortma yang dgunakan terdr dar empat prosedur, yatu: prosedur pertama adalah hanya untuk menetapkan nla E awal sebesar 3000 MPa. Dengan nla E awal dan nla E 2 yang telah dasumskan terlebh dahulu dperoleh nla d awal. Kemudan, nla d awal dgunakan untuk memperkrakan nla E dalam proses teras berkutnya dengan menghtung pertambahan nla E, melalu persamaan:

7 d' E = 000, E = E awal + E E awal = E awal.0 * E awal d... (2) Nla E mnmum sebesar 000 MPa dmaksudkan untuk mempercepat terbentuknya konds batas: d' awal d d' atau d' awal d d' Untuk konds dmana nla E yang dcar adalah sangat besar sehngga memerlukan proses teras yang panjang, maka nla E pada persamaan (2) perlu dkoreks, sebaga berkut: d d ' awal log E awal + *(log E log E awal) = d ' d ' awal E E awal, 0 E... (3) Prosedur terakhr adalah untuk melakukan proses teras dengan pendekatan pertambahan nla E sampa krtera konvergens tahap pertama tercapa. Setap kal konds batas tercapa, maka nla E dperkecl dengan faktor 0. Krtera konvergens tahap pertama yang dgunakan adalah: d ' d (x0.00 mm)... (4) IV.2. Algortma Konvergens Tahap Kedua IV.2.. Metoda konvergens pada lendutan d Sepert telah dungkapkan sebelumnya, alternatf pertama dar proses konvergens tahap kedua adalah untuk mempersamakan lendutan teorts (d ) dengan lendutan surva (d ) pada salah satu ttk konvergen. Dalam proses n, modulus lapsan perkerasan (E ) telah menghaslkan d ' = d, tetap d' d. Oleh karena tu, d sn modulus tanah dasar (E 2 ) mash harus dcar secara teratf sampa krtera konvergens tercapa, yatu d ' = d. Berbeda dengan proses konvergens tahap pertama yang menggunakan teknk extrapolas, proses konvergens tahap kedua ddasarkan pada teknk grd untuk mendapatkan konds batas d ' awal d d' atau d ' awal d d'.

8 Dengan teknk grd, nla E 2 dubah mula dar 20 MPa sampa dperoleh konds batas dengan ketentuan sebaga berkut: untuk E MPa: E * = E2 awal E > 320 MPa: E 2 = E2 awal +... (5) Setelah konds batas dperoleh, proses teras kemudan dlakukan dengan pendekatan pertambahan nla E 2 (dmula dengan E 2 = 0 MPa) sampa krtera konvergens tahap kedua tercapa. Setap kal konds batas tercapa, maka nla E 2 dperkecl dengan faktor 0. Krtera konvergens tahap kedua yang dgunakan adalah: E Tngkat Akuras... (6) 2 dmana tngkat akuras dapat dplh apakah sebesar MPa untuk tngkat akuras tngg atau sebesar.00 MPa untuk tngkat akuras rendah. IV.2.2. Metoda devas lendutan total mnmum Metoda kedua dar proses konvergens tahap kedua adalah untuk memnmumkan devas lendutan total. Prosedur yang dlakukan sama perss sepert pada alternatf pertama, kecual krtera konvergens yang perlu dtambah dengan satu krtera tambahan dar persamaan (), yatu: dan Devas (mnmum) E 2 Tngkat Akuras... (7) V. HASIL PERHITUNGAN PROGRAM BACKCALC Secara umum, program BackCalc dmaksudkan untuk menghtung modulus perkerasan dar berbaga model struktur perkerasan dan target cekung lendutan dengan hasl utama sepert contoh pada Gambar 4. Pada gambar sebelah kr dperlhatkan model struktur perkerasan dengan nla modulus yang dhaslkan; dan pada gambar sebelah kanan dperlhatkan kedua cekung lendutan surva dan cekung lendutan teorts, beserta tanda untuk ttk-ttk konvergen dan juga besarnya devas dar cekung lendutan teorts bak devas total maupun devas pada ttk-ttk konvergen saja. Juga dtamplkan jumlah teras yang dperlukan sampa tercapanya konds konvergen.

9 Gambar 4: Hasl perhtungan program BackCalc Devas lendutan pada ttk-ttk konvergen (d dan d 750 ) terlhat tdak sama dengan nol. Hal n menunjukkan bahwa proses konvergens telah dlakukan dengan metoda devas lendutan total mnmum. Sebalknya, jka metoda konvergens adalah ttk-ttk konvergen d dan d 750, maka devas lendutan pada ttk-ttk konvergen tersebut akan tepat sama dengan nol. Tabel memperlhatkan bak data lendutan surva maupun lendutan teorts dan devas lendutan yang dhaslkan dar program BackCalc. Tabel : Data lendutan surva dan lendutan teorts hasl perhtungan program BackCalc Ttk Lendutan, x Data Lendutan Surva, d Lendutan Teorts, d' Devas Lendutan (mm) (x0.00 mm) (x0.00 mm) (x0.00 mm) (total) Mengamat data cekung lendutan pada Gambar 4 terlhat, bahwa untuk struktur perkerasan yang sedang danalss, lendutan d 750 terletak pada ttk belok dar cekung lendutan. Hal n mengsyaratkan bahwa lendutan ttk belok selan lendutan maksmum sebaknya djadkan sebaga ttk-ttk konvergen dalam proses Back Calculaton, khususnya untuk sstem struktur dua-lapsan. Sebaga catatan tambahan, devas yang terjad antara data dan hasl perhtungan cekung lendutan mungkn mash dapat dperkecl dengan pemodelan sstem struktur tga-lapsan atau lebh.

10 V.. Pengaruh Dar Poss Konvergens Terhadap Modulus Perkerasan a) Ttk konvergen d, d 300 b) Ttk konvergen d, d 600 c) Ttk konvergen d, d 750 d) Ttk konvergen d, d 900 e) Ttk konvergen d, d 200 f) Ttk konvergen d, d 500 Gambar 5: Hasl perhtungan program BackCalc untuk berbaga ttk konvergen

11 Gambar 5 memperlhatkan cekung lendutan teorts, modulus perkerasan, dan devas lendutan total yang dhaslkan dar program BackCalc untuk 6 kombnas ttk-ttk konvergen. Terlhat, bahwa penetapan lokas konvergens sangat mempengaruh modulus perkerasan yang dhaslkan. Oleh karena tu, proses back calculaton pada dasarnya sult untuk menghaslkan solus yang unk. Ada 5 pertmbangan yang kranya dapat dajukan untuk memlh solus yang danggap terbak sesua dengan maksud yang dngnkan.. Devas lendutan total mnmum. Secara umum, untuk contoh yang dgunakan, devas lendutan total mnmum dapat dhaslkan dengan ttk-ttk konvergen d dan d 750 (sebaga lendutan ttk belok). 2. Modulus lapsan perkerasan yang representatve. Proses konvergens perlu dlakukan dengan ttk-ttk konvergen d dan d 300 (lendutan d sebelah kr lendutan ttk belok). 3. Modulus tanah dasar yang representatve. Proses konvergens perlu dlakukan dengan ttk-ttk konvergen d dan d 200 (lendutan d sebelah kanan lendutan ttk belok). 4. Karakterstk bahan tanah dasar atau lapsan agregat yang dpengaruh oleh tegangan yang terjad. In memerlukan proses konvergens yang sedkt lebh kompleks. 5. Model struktur perkerasan tga-lapsan atau lebh. V.2. Pengaruh Dar Tngkat Akuras Terhadap Modulus Perkerasan Pengaruh dar tngkat akuras dalam proses konvergens terhadap modulus perkerasan yang dhaslkan program BackCalc dperlhatkan pada Tabel 2. Contoh hasl perhtungan modulus perkerasan, lendutan d, dan devas lendutan total untuk setap teras dengan tngkat akuras yang tngg dsajkan pada Lampran. Data yang dsajkan dalm Lampran tersebut dmaksudkan untuk dapat memperjelas algortma yang telah djelaskan. Tabel 2: Hasl perhtungan program BackCalc untuk perbedaan tngkat akuras Tngkat Akuras Tngg Tngkat Akuras Rendah Beda (%) Jumlah Iteras E (MPa) 2, , E 2 (MPa) Devas Lendutan (x0.00 mm) Devas Lendutan Total (x0.00 mm) Devas Lendutan Total (%)

12 Secara umum, dua plhan tngkat akuras dalam proses konvergens yang dsedakan dalam program BackCalc memberkan hasl yang relatf tdak berbeda, kecual jumlah teras yang cukup efsen untuk plhan tngkat akuras rendah dan devas lendutan pada ttk-ttk konvergen yang meskpun sangat berbeda tetap pengaruhnya terhadap modulus perkerasan dan devas lendutan total tdak sgnfcant. Hasl n mengndkaskan bahwa plhan tngkat akuras rendah dapat dusulkan untuk keperluan prakts, khususnya jka jumlah data yang danalss banyak, sehngga waktu pengoperasan komputer dapat lebh efsen. Sedangkan, plhan tngkat akuras tngg seharusnya dgunakan untuk keperluan rset. VI. KESIMPULAN Berkut adalah beberapa kesmpulan yang dapat dtark dar uraan d atas:. Algortma dengan pendekatan pertambahan nla modulus perkerasan yang dgunakan dalam program BackCalc untuk proses konvergens sangat cocok untuk mencar devas lendutan total mnmum. 2. Perbedaan tngkat akuras dalam proses konvergens tdak begtu mempengaruh modulus perkerasan yang dhaslkan tetap sangat mempengaruh efsens waktu pemrosesan komputer. 3. Proses Back Calculaton tdak dapat menghaslkan modulus perkerasan yang unk. Oleh karena tu, pemlhan metoda konvergens, apakah berdasarkan ttk-ttk konvergen, atau berdasarkan devas lendutan total mnmum, perlu dsesuakan dengan keperluan analss yang sedang dlakukan. DAFTAR PUSTAKA. Transportaton Research Board (99), Nondestructve Deflecton Testng and Back Calculaton for Pavements, TRR-377, Proceedngs of a Symposum, Washngton DC, USA. 2. AASHTO (993), Gude for Desgn of Pavement Structures, Washngton DC, USA. 3. PT. Jasa Marga (Persero) (994), Referens Program MMS - Volume II: Sstem Referens Data, Jakarta, Indonesa. 4. Pusltbang Jalan PU (999), Laporan Pengujan Lapangan - Jalan Tol Jagoraw dan Jakarta Ckampek, Bandung, Indonesa. 5. Yoder, EJ. dan Wtczak, MW. (973), Prncples of Pavement Desgn, John Wley and Sons, New York, USA.

13 6. The Asphalt Insttute (983), Computer Program DAMA User s Manual, Maryland, USA. 7. Kosash, D. (2002), Integras Mobl Surva Jalan dan Sstem Manajemen Jalan untuk Predks Kebutuhan Dana 5-Tahunan Pemelharaan Jarngan Jalan Kota yang Optmum, Laporan Pelaksanaan RUT-IX, Bandung, Indonesa. 8. Meg, SR. (2003), Pengembangan Proses Back Calculaton untuk Analss Konds Struktural Perkerasan Lentur, Skrps Program Stud Teknk Spl, Unverstas Katolk Parahyangan, Bandung.

14 LAMPIRAN: Contoh hasl perhtungan program BackCalc pada setap teras dengan metoda konvergens devas lendutan total mnmum dan tkt akuras tngg No.Iteras E 2 (MPa) E (MPa) d (x0.00 mm) Devas Total (x0.00 mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Catatan: Data d = 92 (x0.00 mm) * = devas mnmum * = devas mnmum * = devas mnmum * = devas mnmum * = devas mnmum ** = devas mnmum dan tngkat akuras sudah tercapa

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN Tjutju T. Dmyat Jurusan Teknk Industr Unverstas Pasundan E-mal : admyat@bdg.centrn.net.d ABSTRAK Penentuan rute kendaraan (Vehcle

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

UJI PRIMALITAS. Sangadji *

UJI PRIMALITAS. Sangadji * UJI PRIMALITAS Sangadj * ABSTRAK UJI PRIMALITAS. Makalah n membahas dan membuktkan tga teorema untuk testng prmaltas, yatu teorema Lucas, teorema Lucas yang dsempurnakan dan teorema Pocklngton. D sampng

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat

Bab III Analisis dan Rancangan Sistem Kompresi Kalimat Bab III Analss dan Rancangan Sstem Kompres Kalmat Bab n bers penjelasan dan analss terhadap sstem kompres kalmat yang dkembangkan d dalam tess n. Peneltan n menggunakan pendekatan statstcal translaton

Lebih terperinci