MENENTUKAN LEVEL KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG PASCA GEMPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENENTUKAN LEVEL KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG PASCA GEMPA"

Transkripsi

1 Media Teknik Sipil, Volume XI, Januari 2010 ISSN MENENTUAN LEVEL INERJA STRUTUR ETON ERTULANG PASCA GEMPA Wibowo 1), Edy Purwano 2), Dwi Yano 3) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik, Uiversias Sebelas Mare, Jl. Ir. Suamai 36A, Surakara 57126; Telp ) Jurusan Sipil, Fakulas Teknik, Universias Sebelas Mare, Jl. Ir. Suami 36A, Surakara 57126; Telp ) Alumni Fakulas Teknik, Jurusan Sipil, Universias Sebelas Mare, Jl. Ir. Suami 36A, Surakara 57126; Absrak Tujuan dari kajian ini adalah unuk menjawab secara ilmiah permasalahan enang ingka keamanan srukur gedung beon berulang pasca serangan gempa (kasus gempa Jogja pada ahun 2006). Meode yang digunakan adalah dengan observasi langsung dilapangan, mengumpulkan daa perencanaan, daa asbuil drawing, membua model srukur dan melakukan analisis pushover. Sampel yang digunakan adalah sebuah gedung perkanoran di wilayah koa Surakara. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara srukural, gedung yang menjadi sampel kajian, masuk kaegori Immediae Ocupancy (IO) yang berari belum erjadi kerusakan srukur yang berari akiba gempa erjadi, namun harus dilakukan perbaikan erhadap beberapa kerusakan agar idak menjadi kerusakan lebih besar akiba gaya graviasi dan beban layan gedung. aa kunci: analisa pushover, beon, gempa, srukur. Absrac The purpose of his sudy is o answer problems concerning he performance poin level reinforced concree building srucures on pos-earhquake aack (Jogjakara earhquake in 2006). The mehod used is direc observaion in he field, collecing daa of srucural design, collecing daa of as buil drawing, making models of srucure and perform pushover analysis. The sample used was an office building in he ciy of Surakara. The sudy shows ha srucurally, he building ha was sudied, was in he Immediae Occupancy (IO) crieria, which means no significan srucural damage caused by he earhquake, bu repairing mus be done o some damages in order o resis he possible larger damage caused by he graviaional force and he building service load. eywords: concree, earhquake, pushover analysis, srucure. 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah sau negara yang mempunyai poensi gempa sanga akif, hal ini erjadi karena sebagian besar wilayahnya merupakan leak peremuan lempeng ekonik yang saling berumbukan dan melepaskan energi yang merupakan sumber erjadinya gempa. eberapa kejadian gempa erjadi, elah menimbulkan banyak kerusakan pada bangunan gedung hingga memakan korban jiwa dianaranya adalah gempa Aceh (2004), gempa Jogja (2006), gempa Padang (2009) angunan seelah mengalami guncangan akiba gempa beragam kondisinya, bangunan yang runuh sudah pasi harus dibangun kembali. Permasalahan jusru erjadi pada bangunan yang masih berdiri akan eapi erliha nyaa adanya kerusakan-kerusakan yang pasi menimbulkan peranyaan: apakah bangunan masih layak digunakan? Hanya melalui kajian dengan meodologi ilmiah peranyaan ini dapa dijelaskan, sehingga para pengguna bangunan ersebu dapa diyakinkan kondisi riil kinerja bangunan. Seiap bangunan di Indonesia ini seharusnya direncanakan mampu berahan erhadap gempa, sehingga diperlukan suau perencanaan yang benar sesuai perencanaan gedung ahan gempa di Indonesia yang eruang dalam aa cara perencanaan keahanan gempa unuk bangunan gedung [1]. Perencanaan ahan gempa berbasis kekuaan (force based) elah erbuki berhasil mengurangi korban jiwa, eapi idak berfungsinya gedung dan fasilias umum karena kerusakan yang erjadi menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Pada perencanaan berbasis kekuaan, kinerja srukur hanya erjamin pada dua level yaiu pada gempa gempa kecil bangunan berada dalam keadaan siap pakai (servicebiliy limi sae) sedangkan pada gempa rencana bangunan berada dalam 49

2 Wibowo, Menenukan Level inerja... Media Teknik Sipil, Vol. X, No. 1, Hal keadaan idak hancur (safey limi sae). Tidak dikeahui dengan jelas kinerja (performance) bangunan dalam keadaan gempa sedang. Saa ini arah meode perencanaan ahan gempa beralih dari pendekaan kekuaan (force based) menuju pendekaan kinerja (performance based) dimana srukur direncanakan erhadap beberapa ingka kinerja. Unuk mengeahui kinerja srukur saa menerima beban gempa, maka dibuuhkan analisis nonlinier yang sederhana eapi cukup akura. Salah sau cara analisis nonlinear yang dapa digunakan adalah Capaciy Specrum Mehod yang memanfaakan analisis beban dorong sais nonlinier (nonlinear saic pushover analysis) yang menggunakan kinerja srukur sebagai sasaran perencanaan. Perencanaan berbasis kinerja mensyarakan araf kinerja (level of performance) yang diinginkan unuk suau araf beban gempa dengan periode ulang erenu dengan meneapkan iga ingkaan kinerja, yaiu kinerja baas layan (serviceabliy limi sae), kinerja konrol kerusakan srukur (damage conrol limi sae) dan kinerja keselamaan (safey limi sae). Nonlinear Saic Pushover Analysis juga cukup handal unuk memprediksi pola kerunuhan suau gedung akiba adanya gempa. Akiba erjadinya gempa Jogja, kondisi gedung balai koa Surakara elah mengalami kerusakan pada beberapa iik akiba goncangan gempa beberapa ahun lalu. Sanga menarik unuk dilakukan evaluasi erhadap bangunan suau gedung beon berulang, unuk menenukan kinerja srukur dan memprediksikan perilaku kerusakan bangunan akiba gempa berdasarkan daa dan kerusakan yang erjadi. 2. DASAR TEORI 2.1. onsep inerja Srukur Tahan Gempa Saa ini, sebagian besar bangunan ahan gempa direncanakan dengan prosedur yang diulis dalam perauran perencanaan bangunan (building codes). Perauran dibua unuk menjamin keselamaan penghuni erhadap gempa besar yang mungkin erjadi, dan unuk menghindari aau mengurangi kerusakan aau kerugian hara benda erhadap gempa sedang yang sering erjadi. Perencanaan ahan gempa berbasis kinerja (performance-based seismic design) merupakan proses yang dapa digunakan unuk perencanaan bangunan baru maupun perkuaan (upgrade) bangunan yang sudah ada, dengan pemahaman yang realisik erhadap resiko keselamaan (life), kesiapan pakai (occupancy) dan kerugian hara benda (economic loss) yang mungkin erjadi akiba gempa yang akan daang. Proses perencanaan ahan gempa berbasis kinerja dimulai dengan membua model rencana bangunan kemudian melakukan simulasi kinerjanya erhadap berbagai kejadian gempa. Seiap simulasi memberikan informasi ingka kerusakan (level of damage), keahanan srukur, sehingga dapa memperkirakan berapa besar 50 keselamaan (life), kesiapan pakai (occupancy) dan kerugian hara benda (economic loss) yang akan erjadi. Mengacu pada NEHRP & FEMA 273 [2](Gambar 1.) yang menjadi acuan klasik bagi perencanaan berbasis kinerja, maka kaegori level kinerja srukur adalah: a. Operasional = Tidak ada kerusakan berari pada srukur dan non-srukrur (bangunan eap berfungsi). b. Segera dapa dipakai (IO = Immediae Occupancy), yaiu idak ada kerusakan yang berari pada srukur, dimana kekuaan dan kekakuannya kira-kira hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. c. eselamaan penghuni erjamin (LS = Life-Safey), yaiu erjadi kerusakan komponen srukur, kekakuan berkurang, eapi masih mempunyai ambang yang cukup erhadap kerunuhan. omponen non-srukur masih ada eapi idak berfungsi. Dapa dipakai lagi jika sudah dilakukan perbaikan. d. Terhindar dari kerunuhan oal (CP = Collapse Prevenion) yaiu kerusakan yang berari pada komponen srukur dan non-srukur. ekuaan srukur dan kekakuannya berkurang banyak, hampir runuh. ecelakaan akiba kejauhan maerial bangunan yang rusak sanga mungkin erjadi. Sumber : FEMA 273 (1997) Gambar 1. Ilusrasi level kinerja srukur berbasis kinerja Hal pening dari perencanaan berbasis kinerja adalah sasaran kinerja bangunan erhadap gempa dinyaakan secara jelas. Sasaran kinerja erdiri dari kejadian gempa rencana yang dienukan (earhquake hazard), dan araf kerusakan yang diijinkan aau level kinerja (performance level) dari bangunan erhadap kejadian gempa ersebu. ATC-40 [3] memberi baasan rasio drif aap unuk berbagai macam ingka kinerja srukur adalah sebagai beriku adalah sebagai beriku :

3 Wibowo, Menenukan Level inerja... Media Teknik Sipil, Vol. X, No. 1, Hal Tabel 1. aasan rasio drif aap menuru ATC-40 Performance Level Parameer Damage Srucural Sabiliy IO LS Conrol Maksimum Toal Drif Maksimum Inelasik Drif s.d s.d (Vi/Pi) no limi no limi balok efekif menahan gaya geser pada sumbu 2 dan momen dalam arah sumbu kua (sumbu-3), sehingga diharapkan sendi plasis erjadi pada balok. Sendi diasumsikan erleak pada masing-masing ujung pada elemen balok dan elemen kolom. dimana Vi adalah gaya geser pada lanai ke-i, dan Pi adalah jumlah oal beban grafiasi yang bekerja pada lanai ke-i (oal beban mai dan beban hidup). Adalah suau analisis saik nonlinier di mana pengaruh gempa rencana erhadap srukur bangunan gedung dianggap sebagai beban-beban saik yang menangkap pada pusa massa masing-masing lanai, yang nilainya diingkakan secara berangsur-angsur sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan erjadinya pelelehan (sendi plasis) perama di dalam srukur bangunan gedung, kemudian dengan peningkaan beban lebih lanju mengalami perubahan benuk pasca elasik yang besar sampai mencapai kondisi plasik. NSP dianggap lebih unggul daripada analisis linier, seperi analisis klasik dengan beban laeral saik ekuivalen dan analisis superposisi modal, karena NSP secara jelas memperimbangkan fakor inelasik seelah baas leleh (yield) komponen srukur pada waku menahan inensias gempa sedang dan besar. NSP juga lebih menarik daripada analisa dinamik nonlinier yang merupakan analisa paling kompleks di anara semua analisa gempa yang ada, karena NSP menghasilkan perkiraan nilai unggal besaran akiba goncangan gempa (seperi deformasi laeral, inersory drif, gaya dalam dan momen, dan roasi sendi plasis) unuk desain aau evaluasi. Dari analisis ini didapa kurva kapasias yang menunjukkan hubungan gaya geser dasar erhadap peralihan, yang memperlihakan perubahan perilaku srukur dari linier menjadi nonlinier, berupa penurunan kekakuan yang diindikasikan dengan penurunan kemiringan kurva akiba erbenuknya sendi plasis pada kolom dan balok Sendi Plasis Sendi plasis merupakan benuk keidakmampuan srukur khususnya balok menahan gaya dalam. Pemodelan sendi digunakan unuk mendefinisikan perilaku nonlinear force-displacemen aau momen-roasi yang dapa diempakan pada beberapa empa berbeda di sepanjang benang balok aau kolom. Pemodelan sendi adalah rigid dan idak memiliki efek pada perilaku linier pada member. Dalam sudi ini, elemen kolom menggunakan ipe sendi defaul-pmm, dengan perimbangan bahwa elemen kolom erdapa hubungan gaya aksial dengan momen (diagram ineraksi P-M). Sedangkan unuk elemen balok menggunakan defaul-v2 dan defaul-m3, dengan dengan perimbangan bahwa 51 Sumber : FEMA 273 (1997) Gambar 2. Properi sendi defaul-pmm dan defaul-m Mekanisme erunuhan Gedung Unuk menghindari kerunuhan oal maka harus direncanakan suau mekanisme kerunuhan srukur bangunan yang aman, yaiu jika erjadi gempa idak mengakibakan kerunuhan oal (collapse) pada bangunan. Ada dua ipe mekanisme kerunuhan yang biasa erjadi pada analisis saik sebagai baas analisis, yaiu beam sidesway mechanism dan column sidesway mechanism. beam sidesway mechanism yaiu pembenukan sendi plasis pada ujung-ujung balok. Mekanisme ini hanya dapa dicapai bila kekuaan kolom lebih besar dari kekuaan balok. sedangkan column sidesway mechanism yaiu pembenukan sendi plasis pada ujung aas dan bawah dari elemen srukur verikal. Dalam perencanaannya mekanisme kerunuhan yang diharapkan adalah beam sway mechanism, Sumber : ATC-40 Gambar 3. Mekanisme kerunuhan gedung 3. METODE Poin level kinerja srukur dienukan dengan cara membua pemodelan dari srukur yang diinjau, kemudian dilakukan pembebanan secara incremenal menggunakan sofware program kompuer sampai dengan mendekai gaya gempa yang erjadi, kemudian dielii sampai seberapa besar kerusakan yang erjadi. Pada ahap awal dilakukan pengumpulan daa srukur yang menjadi obyek peneliian. Daa-daa ersebu adalah dimensi elemen srukur, kualias bahan, jumlah perkuaan (besi ulangan), dan konfigurasi srukur secara keseluruhan. Seelah daa diperoleh

4 Wibowo, Menenukan Level inerja... Media Teknik Sipil, Vol. X, No. 1, Hal lengkap dilakukan pemodelan srukur dan perhiungan pembebanan. Capaciy specrum merupakan salah sau meode unuk mendeskripsikan iik kelemahan srukur. Capaciy specrum adalah meode yang digunakan program ETAS dan dari oupu-nya dapa diperoleh parameer iik kinerja srukur. onsep desain kinerja srukur meode capaciy specrum pada dasarnya merupakan prosedur yang dilakukan unuk mendapakan peralihan akual srukur gedung. Peralihan akual yang didapakan dari hasil ini menunjukkan besar simpangan aap srukur. Perbandingan anara simpangan aap srukur erhadap inggi oal srukur menunjukkan kinerja srukur. Tahapan desain kinerja srukur dengan meode capaciy specrum sesuai ATC Daa-daa Teknis Srukur Srukur beon berulang merupakan model SRPM (Sisem Rangka Pemikul Momen) yang erdiri dari elemen balok dan kolom dengan bervariasi dimensinya Tabel 2.. Tabel 2. Jenis dan dimensi balok kolom alok Induk 300/ / / / / / /600 alok Anak 150/ / / / /500 alok anile ver 300/ / / / / / / Pemodelan Srukur alok Tepi 150/ /500 olom 600/ / / / /800 erdasar gambar srukur yang ada dan hasil observasi di lapangan, maka dapa dibua model srukur yang akan digunakan sebagai dasar analisis performance srukurnya. Gambar 4. Model Srukur 4. HASIL DAN PEMAHASAN Denah srukur gedung ini arah panjang m dengan lebar m. angunan 6 (enam) lanai dengan lay-ou srukur apak bangunan mempunyai luas 1100 m 2. Tinggi srukur poral ruang gedung ini m. Finishing gedung ini sisem dinding pasangan baa dengan kosen pinu dan jendela aluminium. Srukur aap ini erdiri aas kuda-kuda baja siku dengan penuup aap geneng. Unuk srukur balok dan kolom dibua srukur poral erbuka (open frame) beon berulang. Sisem srukur pada penjepi laeral dilaksanakan dengan sisem sloof (ie beam) dan poor (pile cap). Srukur poral ini dikonruksi dengan bahan beon berulang muu 225 dan aja U Jenis erusakan erusakan yang erjadi pada bangunan diklasifikasikan menjadi dua ype yaiu kerusakan srukural dan kerusakan non srucural Tabel 3. Daa-daa kerusakan yang erjadi dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan. erusakan srukur misalnya berupa: reak-reak pada balok aau kolom yang menggambarkan pola kerunuhan: kerunuan lenur, kerunuhan geser aau kegagalan join. Sedangkan kerusakan non srukur berupa kerusakan ringan berupa reak yang idak mengikui pola kegagalan srukur, misalnya reak yang erjadi pada embok, reak pada pleseran embok dll. Tabel 3 Tingka kerusakan srukur akiba erbenuknya sendi plasis eerangan Simbol Penjelasan Menunjukan baas linier yang kemudian diikui erjadinya pelelehan perama pada srukur Terjadi kerusakan yang kecil aau idak berari pada srukur, kekakuan srukur hampir sama pada saa belum erjadi gempa Terjadi kerusakan mulai dari kecil sampai ingka sedang. ekakuan srukur berkuarang, eapi masih mempunyai ambang yang cukup besar erhadap kerunuhan Terjadi kerusakan yang parah pada srukur sehingga kekuaan dan kekakuanya berkurang banyak. ecelakaan akiba kejauhan maerial mungkin erjadi aas maksimum gaya geser yang masih mampu diahan gedung Terjadinya degradasi kekuaan srukur yang besar, sehingga kondisi srukur idak sabil dan hampir collapse Srukur sudah idak mampu menahan gaya geser dan hancur 52

5 Wibowo, Menenukan Level inerja... Media Teknik Sipil, Vol. X, No. 1, Hal Analisis erusakan dan Level inerja Seismik Srukur Gedung Analisis kerusakan dilakukan dengan cara mengkomparasi anara: hasil pushover analysis dengan hasil observasi lapangan. Hasil analisis pushover menghasilkan daa seperi ercanum pada Tabel 4 : Tabel 4. Evaluasi kinerja gedung sesuai ATC Push arah x (poral arah memanjang) Gaya geser dari evaluasi pushover adalah on. Gaya geser ersebu lebih besar dari gaya geser rencana on, sehingga srukur aman erhadap gempa rencana. Displacemen maksimum = 0.02.H = 0.02 x 25 = 0.5 m. Displacemen dari analisis pushover gedung adalah 0,193 m. Displacemen pushover < displacemen maksimum, maka srukur aman diinjau dari displacemen. aasan rasio drif aap yang dievaluasi pada performance poin (PP) pada gedung, dengan parameer maksimum oal drif dan maksimum inelasik drif, maka : Maksimum oal drif = D = = m (1) H 25 Hasil V (on) D (m) Maksimum inelasik drif = (D D1) ( ) = = H 25 Teff (s) erdasarkan baasan rasio drif aap menuru ATC 40, hasil perhiungan maksimum oal drif menunjukkan bahwa gedung ermasuk dalam level kinerja Immediae Occupancy (IO), dan maksimum inelasik drif gedung ermasuk dalam level kinerja Damage Conrol Push arah y (poral arah pendek) Βeff (%) Push arah x Push arah y Gaya geser dari evaluasi pushover adalah on. Gaya geser ersebu lebih besar dari gaya geser rencana on, sehingga srukur aman erhadap gempa rencana. Displacemen maksimum = 0.02.H = 0.02 x 25 = 0.5 m. Displacemen dari analisis pushover gedung adalah m. Displacemen pushover < displacemen maksimum, maka srukur aman diinjau dari displacemen. (2) aasan rasio drif aap yang dievaluasi pada performance poin (PP) pada gedung, dengan parameer maksimum oal drif dan maksimum inelasik drif, maka : Maksimum oal drif = D H = = m (3) 25 Maksimum inelasik drif = (D D H 1 ) = ( ) 25 = erdasarkan baasan rasio drif aap menuru ATC 40, hasil perhiungan maksimum oal drif menunjukkan bahwa gedung ermasuk dalam level kinerja Immediae Occupancy (IO), dan maksimum inelasik drif gedung ermasuk dalam level kinerja Damage Conrol Mekanisme Terbenuknya Sendi Plasis Seiap langkah pemberian beban diberikan skema perubahan kondisi srukur. Analisis pushover menunjukkan erjadinya sendi plasis pada seiap ahapan peningkaan beban. Pada saa awal sendi plasis belum erbenuk, iu merupakan kondisi awal sebelum srukur dibebani gaya gempa. emudian seelah pemberian gaya gempa saik ekuivalen dinaikkan pada proses pushover, maka akan mulai erbenuk sendi plasis. Terbenuknya sendi plasis juga menunjukkan simulasi mekanisme kerunuhan yang akan erjadi pada srukur yang akan dikaji. Hasil analisis pushover, menunjukkan bahwa sendi plasis erbenuk mulai dari iik ujung balok, sebelum akhirnya erbenuk sendi plasis di beberapa kolom. Hal ini berari mekanisme kerunuhan yang diharapkan elah dapa dipenuhi, sehingga srukur beon berulang yang diinjau ini direncanakan cukup baik dari aspek mekanisme kerunuhan srukur akiba gaya gempa. 5. SIMPULAN Simpulkan yang dapa dirumuskan dari kajian ini adalah bahwa srukur rangka beon berulang yang diinjau dalam peneliian ini, dalam kondisi level kinerja Immediae Ocupancy (IO) menuru krieria ATC 40, arinya erdapa kerusakan srukur api idak signifikan, belum erjadi penurunan kekakuan srukur dan bangunan masih laik fungsi meskipun harus dilakukan perbaikan/ perkuaan pada bagian-bagian yang mengalami kerusakan. 6. REOMENDASI Hasil pengkajian ini hanya melipui srukur aas, masih diperlukan evaluasi unuk srukur bawah (pondasi), karena posisi bangunan berada deka (4) 53

6 Wibowo, Menenukan Level inerja... Media Teknik Sipil, Vol. X, No. 1, Hal dengan alur sungai sehingga kerusakan pondasi mungkin erjadi aau lebih parah kondisinya bila erjadi pengurangan daya dukung anah akiba liquifaksi pada saa erjadi gempa. 7. DAFTAR PUSTAA [1] Sandar Nasional Indonesia Sandar Perencanaan eahanan Gempa unuk Srukur angunan Gedung. SNI Jakara : SNI [2] ATC-33 Projec, 1997 FEMA NEHRP Guidelines For The Seismic Rehabiliaion Of uildings, uilding Seismic Safey Council, Washingon, D.C., [3] ATC Seismic Evaluaion and Rerofi of Concree uildings, Volume I. California. 54

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Analisa Struktur Atas Jembatan Kutai Kartanegara Sebelum Mengalami Keruntuhan

Analisa Struktur Atas Jembatan Kutai Kartanegara Sebelum Mengalami Keruntuhan 1 Analisa Srukur Aas Jembaan Kuai Karanegara Sebelum engalami Kerunuhan Ansadilla Niar Sianggang dan Bambang Piscesa, ST. T Jurusan Teknik Sipil, Fakulas Teknik Sipil, Perencanaan Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Sistem rangka pemikul momen khusus didesain untuk memiliki daktilitas yang tinggi pada saat gempa terjadi karena sistem rangka pemikul

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

MODEL NON LINIER UNTUK TENSION SOFTENING BETON

MODEL NON LINIER UNTUK TENSION SOFTENING BETON MODEL NON LINIER UNTUK TENSION SOFTENIN BETON Muaqin Hasan Jurusan Teknik Sipil, Universias Syiah Kuala Ringkasan Dalam ulisan ini dikembangkan suau model non linier unuk ension soening beon. Model dikembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Statik Beban Dorong (Static Pushover Analysis) Menurut SNI Gempa 03-1726-2002, analisis statik beban dorong (pushover) adalah suatu analisis nonlinier statik, yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 engerian Bejana Tekan Bejana ekan adalah abung aau angki yang digunakan unuk menyimpan media yang berekanan. Media yang disimpan dapa berupa za cair, uap, gas aau udara. Jika

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK

STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK STUDI PENELITIAN KOMPOSISI BETON BERPORI DENGAN VARIASI JENIS DAN PERSENTASE BAHAN ADMIXTURE TERKAIT NILAI KUAT TEKAN PADA APLIKASI SIDEWALK Frandy Ferdian, Amelia Makmur, S.T., M.T. Binus Universiy, Jl.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci