DAILY REPORT 29 November 2013

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 12 Desember 2013

DAILY REPORT 14 February 2014

WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT 15 November 2013

DAILY REPORT. 09 October 2013

WEEKLY REPORT 18 November 2013

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 31 October 2013

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

DAILY REPORT 24 October 2013

DAILY REPORT 29 January 2014

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 07 November 2013

DAILY REPORT 14 November 2013

DAILY REPORT 25 October 2013

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 03 Desember 2013

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT 28 February 2014

WEEKLY REPORT 25 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 12 April 2016

WEEKLY REPORT 16 Desember 2013

DAILY REPORT 19 Desember 2013

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 06 March 2014

DAILY REPORT 21 November 2013

WEEKLY REPORT 10 March 2014

DAILY REPORT 22 April 2016

BAB III METODE PENELITIAN

DAILY REPORT 01 November 2013

WEELY REPORT 10 February 2014

DAILY REPORT 08 January 2014

Indonesia Outlook

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 21 March 2014

DAILY REPORT 14 May 2014

DAILY REPORT 19 March 2014

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 17 April 2014

WEEKLY REPORT. 07 October 2013

DAILY REPORT 03 Jun 2014

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 19 November 2013

DAILY REPORT 20 February 2014

DAILY REPORT 11 Jun 2014

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 25 March 2014

DAILY REPORT. 03 October 2013

DAILY REPORT 03 September 2014

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 05 August 2014

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT. 10 October 2013

LAPORAN Juni 2015KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 15 April 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

WEEKLY REPORT 04 May 2015

DAILY REPORT 17 Desember 2013

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT. 18 October 2013

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 20 April 2016

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

DAILY REPORT 27 September 2016

DAILY REPORT 28 April 2016

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 22 Maret 2016

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 14 October 2016

DAILY REPORT 31 January 2017

WEEKLY REPORT 27 Desember 2016

DAILY REPORT 15 July 2014

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

WEEKLY REPORT 14 September 2015

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

DAILY REPORT 18 Maret 2016

STATISTIK PASAR MODAL

LAPORAN Oktober 2016 KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 20 January 2014

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART. Major trend Up. CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Bn) IHSG LQ

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 15 August 2014

DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 01 Maret 2016

Transkripsi:

DAILY REPORT 29 November 2013 NEWS HEADLINES Astra gandeng Tata Power ASII akan melakukan penyesuaian harga jual UNTR targetkan pendapatan 2014 meningkat 5% MEDC anggarkan capex USD 500 juta ESSA beri pinjaman ke anak usaha USD 25 juta ELSA anggarkan capex Rp1,2 triliun untuk 2014 ELSA targetkan laba bersih 2014 sebesar Rp185 miliar INDF dan SIMP akan refinancing utang Rp 2,3 triliun ICBP telah menaikkan harga jual 5%-20% dari April-September 2013 TLKM tidak berencana lepas saham Telkomsel WIKA bidik kenaikan kontrak baru 20% INTP akan bangun dua pabrik Laba LPKR diproyeksikan meningkat 120% LPKR siapkan dana investasi USD 600-800 juta APLN targetkan marketing sales Rp6,6 triliun untuk 2014. BRMS tawarkan saham Bumi Mauritania SA ke sejumlah investor BRMS pertimbangkan penyelesaikan utang ke Credit Suisse TBLA ekspansi Rp 1 triliun BBRI alokasikan Rp 6 triliun untuk capex 2014 BNLI targetkan pertumbuhan kredit moderat pada 2014 BFIN targetkan pertumbuhan pendapatan tahun depan 10% ASSA siapkan belanja modal Rp800 miliar Harga IPO Indomobil Multi Jasa Rp 500 JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Perspektif teknikal IHSG berpotensi untuk menguji level support di 4284, jika Support berhasil Level tembus dibawah level 4200/4166/4128 tersebut, diperkirakan indeks akan menutup Resistance gap Level di level 4191. Peluang 4271/4309/4343 up reversal bagi IHSG, masih terbuka jika level tersebut mampu dipertahankan, dan indeks berpeluang Major Trend Down menguji resistance level di 4492. Minor Trend Down JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4233.925-17.564 3727 3672.391 LQ-45 702.379-2.118 1038 2191.946 MARKET REVIEW IHSG mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin di tengah depresiasi Rupiah yang menembus level Rp 12.000 per US dollar. IHSG melemah sebesar 17,564 poin (0,413%) dan ditutup di level 4.233,925 dari posisi sebelumnya di level 4.251,489. Selain depresiasi Rupiah, IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen dari AS setelah rilis data jobless claims dan pemesanan durable goods yang lebih baik dari perkiraan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, angka jobless claims minggu lalu di AS turun ke 316.000 atau turun sebesar 100 dari angka sebelumnya. Selain itu, pemesanan durabale goods turun sebesar 2% di bulan Oktober, lebih baik dari estimasi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,2%. Rilis data-data ini menunjukan pemulihan ekonomi AS yang semakin baik dan mempertinggi kemungkinan the Fed untuk memangkas stimulusnya. Pemangkasan stimulus dapat berdampak negatif bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki ketergantungan cukup tinggi terhadap modal asing. Sementara itu, indeks Nikkei 225 mengalami penguatan didukung oleh rilis data ekonomi yang menunjukan penguatan. Penjualan ritel Jepang di bulan Oktober naik sebesar 2,3% YoY. Sentimen tersebut beserta Yen yang terus melemah mengangkat indeks Nikkei 225 ke level 15.727,10 dari posisi sebelumnya di level 15.449,63, atau naik sebesar 277,49 (1,8%). Indeks Shanghai Composite juga menguat sebesar 18,30 poin (0,83%) dan ditutup di level 2.219,37 dari level 2.201,07. Penguatan ini didukung oleh sentimen mengenai reformasi ekonomi di China yang semakin gencar. Kemarin, pemerintah China mengumumkan rencananya untuk melakukan reformasi terhadap sektor batu bara. Reformasi ini akan dilakukan dengan menetapkan sistem tarif baru untuk impor batu bara. Sistem tarif ini diharapkan dapat memotivasi impor batu bara kualitas tinggi dan mengurangi impor batu bara dengan kualitas rendah. Selain itu pemerintah China juga akan menutup tambang dengan produktivitas kecil. Dengan kebijakan baru ini, pemerintah China berharap dapat mengontrol pertumbuhan produksi batu bara di China. Indeks Hang Seng pada perdagangan kemarin ditutup di level 23.789,09 dari posisi sebelumnya di level 23.806,35, atau turun sebesar 17,26 poin (0,07%). Sementara itu, mayoritas bursa-bursa Eropa tentatif mengalami penguatan menjelang rilis data pengangguran dan inflasi di Jerman. MARKET VIEW Nilai tukar rupiah yang bergejolak dalam beberapa hari terakhir menjadi kecemasan pelaku pasar di bursa saham. Pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah tembus level psikologis di Rp 12.000 per satu dolar AS. Pelemahan rupiah disebabkan oleh sejumlah faktor yakni membaiknya serangkaian data AS, neraca perdagangan dan pembayaran Indonesia belum menunjukan perbaikan yang signifikan, dan kebutuhan terhadap dolar AS jelang akhir tahun. Serta rencana tapering off quantitative easing (QE) oleh The Fed telah membuat ketidakpastian, khususnya bagi negara-negara berkembang yang berimbas terhadap nilai mata uangnya. Fokus pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI) adalah penanganan defisit transaksi berjalan. Diperkirakan tekanan rupiah akan berlangsung di pekan depan diperkirakan data AS pada pekan depan akan menunjukkan sektor manufaktur akan meningkat. Apresiasi dolar AS terhadap rupiah menjadi ancaman bagi pergerakan IHSG. Sementara itu, katalis bagi IHSG pekan depan rilis data inflasi diperkirakan stabil. Bank Indonesia optimis laju inflasi November 2013 tertahan tidak jauh dari levelnya saat ini berkat efek kebijakan moneter terbaru. BI prediksikan bahwa laju inflasi November pada kisaran 0,05% sampai 0,1% atau tidak terlampau jauh dari inflasi bulan Oktober yang sebesar 0,09%. Menurut gubernur BI, inflasi akan mereda karena terdampak oleh bauran kebijakan bank sentral dalam beberapa bulan terakhir. Sedangkan untuk akhir tahun nanti, angkanya ditargetkan tetap di bawah level 9.0% dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi periode Januari-Oktober 2013 sebesar 7,66% dan tingkat inflasi tahunan adalah 8,32%. Sentimen positif dari sektoral berkenaan dengan Asian Development Bank (ADB) menyediakan pinjaman sebesar USD 400 juta untuk membantu Indonesia mempercepat perbaikan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong laju pertumbuhan yang lebih inklusif. Dana pinjaman ADB ini akan dimanfaatkan untuk mendorong reformasi kebijakan yang dapat mengurangi hambatan dan mendorong investasi di sektor ini. ADB menilai, Indonesia telah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang pesat beberapa tahun terakhir. Namun, saat ini laju pertumbuhan ekonomi mulai melambat. Selain karena kondisi ekonomi eksternal, pelambatan ini juga diakibatkan oleh kurangnya dukungan infrastruktur untuk menopang laju pertumbuhan. Sentimen nilai tukar rupiah dan tapering off AS, masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar domestik.

29 November 2013 Astra International (ASII) melalui anak usahanya, Astratel Nusantara, menggandeng Tata Power Co Ltd, perusahaan listrik terbesar di India. Astra bersama Tata akan ekspansi pembangkit listrik di Indonesia. Astra dan Tata membentuk perusahaan patungan dengan porsi saham masing-masing sebesar 50%. Perusahaan tersebut tengah mengikuti tender PLTU PLN berkapasitas 2X100 MW. Sesuai rencana, Astra akan membiayai 30% dari total investasi dan sisanya 70% berasal dari pinjaman bank. Selain itu, Astra akan menambah lini bisnis baru pada 2014 yaitu asuransi jiwa. Depresiasi nilai tukar rupiah menyebabkan Astra International (ASII) berencana untuk melakukan penyesuaian harga jual secara bertahap mulai tahun depan. United Tractors (UNTR) memproyeksikan pendapatan tahun depan hanya naik 5% menjadi Rp52,88 triliun dibandingkan target tahun ini. Pada tahun 2013, pendapatan diperkirakan turun 10% menjadi Rp50,36 triliun dibandingkan Rp55,95 triliun pada tahun lalu. Pendapatan tahun depan akan berasal dari kontraktor pertambangan 50%, penjualan alat berat 40%, dan penjualan batu bara 10%. Medco Energi Internasional (MEDC) menyiapkan belanja modal sebesar USD 500 juta pada 2014. Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk membiayai proyek Senoro di Sulawesi Tengah. Belanja modal tersebut juga digunakan untuk membiayai pengembangan blok-blok lainnya. Proyek Senoro ditargetkan mulai berproduksi dan memasok gas akhir 2014 dengan kapasitas rata-rata sebanyak 250 mmscf per hari ke kilang Donggi Senoro LNG, sedangkan produk kondensat dengan perkiraan produksi mencapai 10 ribu boe per hari juga akan dihasilkan saat produksi gas mencapai puncaknya. Selain itu, perseroan juga menjajaki ekspansi dan akuisisi blok-blok minyak dan gas (migas) di dalam dan luar negeri, seperti ekspansi ke Oman. Surya Eka Perkasa (ESSA) memberikan pinjaman ke anak usaha perseroan Panca Amara Utama (PAU) sebesar USD 25 juta. Pinjaman itu akan digunakan PAU untuk pengembangan fasilitas produksi amoniak yang dimilikinya dan pengembangan fasilitas produksinya. Elnusa (ELSA) menganggarkan dana capex sebesar Rp1,2 triliun untuk 2014. Dana capex perseroan pada tahun depan tersebut naik 365% dibandingkan investasi sepanjang tahun ini sebesar Rp328 miliar. Perincian penggunaan capex adalah: Rp400 miliar untuk bisnis baru perseroan, driling dan oil field Rp550 miliar, geosciences sebesar Rp200 miliar dan subsidiaries Rp50 miliar. Dana capex akan diperoleh dari kas internal perseroan dan pinjaman dari beberapa bank. Beberapa bidang bisnis yang akan dimasuki perseroan adalah bisnis energi baru dan terbarukan, pembangkit tenaga listrik, dan jasa logistik marine support. Elnusa (ELSA) menargetkan laba bersih pada 2014 sebesar Rp185 miliar atau tumbuh 15,6% dari proyeksi laba bersih sepanjang tahun ini yakni sebesar Rp160 miliar. Penargetan laba bersih tersebut berdasarkan estimasi pendapatan perseroan pada 2014 sebesar Rp4,9 triliun. Strategi perseroan ke depannya akan memperkuat bisnis driling dan oilfield services (DOS) dan akselerasi pengembangan kontrak jangka panjang. Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Salim Ivomas Pratama (SIMP) menyiapkan strategi pembayaran utang dengan utang (refinancing) untuk mengurangi beban bunga tahun depan. SIMP kemungkinan mencari pinjaman untuk membayar obligasi yang jatuh tempo 2014 sebesar Rp 730 miliar, sedangkan INDF menyiapkan opsi penerbitan obligasi untuk membayar obligasi sebesar Rp 1,6 triliun pada tahun depan. Mengenai pengembangan usaha, SIMP mengalokasikan dana Rp 300 miliar untuk membangun 2 pabrik di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Pabrik di Sumatera Selatan berkapasitas 125 ton per jam, sedangkan di Kalimantan sebanyak 45 ton per jam. Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) telah menaikkan harga jual beragam produknya dengan kisaran 5%-20% sepanjang April hingga September. Harga produk mi instan naik 10%-20%, varian snack naik 5%-8%, serta produk dairy dan susu naik 6%-8%. Depresiasi nilai tukar rupiah yang membuat harga bahan baku ikut bergeak naik,menyebabkan perseroan menaikkan harga jualnya. Perseroan juga tengah mengakaji kemungkinan untuk kembali menaikkan harga jual produk, mengikuti nilai tukar rupiah. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) tidak berencana melepas saham anak usahanya, Telkomsel. Perseroan justru fokus untuk meningkatkan kontribusi Telkomsel terhadap total pendapatan konsolidasi perseroan. TLKM mengalokasikan sebesar 60% dari total belanja modal senilai Rp 20 triliun untuk pengembangan Telkomsel pada 2013. Sebagian besar belanja modal digunakan untuk meningkatkan layanan berbasis 3G. Wijaya Karya (WIKA) menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 20% menjadi Rp 24 triliun pada 2014. Realisasi kontrak baru hingga akhir November 2013 telah mencapai Rp 15,2 triliun. Terkait realisasi akhir 2013, perseroan juga optimis merealisasikan kontrak baru senilai Rp 20 triliun, meskipun perolehan hingga November 2013 baru mencapai 76%. Kontrak minyak dan gas menyumbang sekitar Rp 6,7 triliun terhadap perolehan kontrak hingga November 2013. Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) sedang menyiapkan pembangunan dua pabrik semen baru (green field) dengan investasi masing-masing Rp5 triliun Rp 7,5 triliun untuk memenuhi permintaan semen yang diprediksi terus meningkat beberapa tahun ke depan. Kedua pabrik itu akan dibangun di Jawa Tengah dan satu lagi di luar Pulau Jawa dengan kapasitas masing-maisng 2 juta hingga 2,5 juta ton per tahun. Lippo Karawaci (LPKR) memproyeksikan total laba meningkat 120% menjadi Rp 2,68 triliun pada 2014. Hal ini akan didukung laba dari extraordinary operation sekitar Rp 1,25 triliun, dari hasil penjualan aset mal tahun depan sekitar Rp 3 triliun. Sedangkan total pendapatan tahun depan diperkirakan mencapai Rp 11,59 triliun, yakni dari pendapatan ordinary operation Rp 8,59 triliun dan extraordinary operation dari penjualan aset mal Rp 3 triliun. Porsi recurring income diperkirakan meningkat di atas 50% dari total pendapatan. Lippo Karawaci (LPKR) menyiapkan dana investasi USD 600-800 juta untuk membangun sejumlah megaproyek properti di beberapa kota besar di Indonesia. Tahun depan, perseroan berencana membangun 19 rumah sakit, mal dan apartemen. Agung Podomoro Land (APLN) menargetkan marketing sales sebesar Rp6,6 triliun untuk 2014. Angka tersebut tumbuh 10% dari proyeksi sepanjang tahun ini, yakni sebesar Rp6 triliun. Dibanding tahun-tahun sebelumnya angka pertumbuhan tersebut terhitung lebih rendah dimana angka pertumbuhan bisa mencapai 30%. Rendahnya estimasi marketing sales perseroan dikarenakan pada tahun depan akan berlangsungnya Pemilihan Umum. Perseroan menganggarkan capex Rp4,5 triliun untuk membangun perumahan di Bandung dan mengakuisisi lahan di dua wilayah di Jakarta dan Surabaya. Bumi Resources Minerals (BRMS) tengah menawarkan saham Bumi Mauritania SA kepada sejumlah investor. Diharapkan, transaksi penjualan saham akan bisa selesai pada akhir tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan BRMS per akhir kuartal III-2013, BRMS memegang saham Bumi Mauritania sebesar 60%. Total aset sebelum eliminasi mencapai USD 57,3 juta. Mauritania merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih besi. Bumi Resources Minerals (BRMS) tengah mempertimbangkan opsi untuk menyelesaikan utang kepada Credit Suisse sebesar USD 425 juta. Pinjaman tersebut telah diperpanjang dari yang seharusnya jatuh tempo September 2013 menjadi Desember 2013. Salah satu opsi perseroan adalah untuk mencari pinjaman dari institusi keuangan

29 November 2013 untuk refinance utang Credit Suisse. Opsi lainnya adalah meminta perpanjangan waktu kembali kepada Credit Suisse. Akan tetapi pihak manajemen cenderung lebih memilih untuk melakukan refinancing. Salah satu jaminan atas penarikan pinjaman itu adalah saham PT Newmont Nusa Tenggara milik anak usaha BRMS, PT Multi Daerah Bersaing. Tunas Baru Lampung (TBLA) menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun pada 2014. Dana capex akan digunakan untuk pengoperasian pabrik gula rafinasi (sugar mill), perawatan kebun sawit dan penambahan kebun tebu. Pengoperasian pabrik gula membutuhkan dana Rp 500 miliar, sedangkan sisanya untuk perawatan rutin dan penambahan kapasitas tebu. Sesuai rencana, TBLA akan meningkatkan produksi CPO dari 240 ribu ton menjadi 300 ribu ton pada 2014, sedangkan TBS ditingkatkan menjadi 800 ribu ton dari produksi saat ini sekitar 600-700 ribu ton. Pendapatan 2014 ditargetkan mencapai 3,8 triliun dibandingkan estimasi tahun ini Rp 3,2 triliun. mencapai Rp 974,344 juta. Indomobil Multi Jasa menetapkan harga penawaran IPO sebesar Rp 500 per lembar sehingga dana yang diperoleh mencapai Rp 225 miliar. Adapun nilai nominal saham Rp 200 per lembar dengan jumlah saham yang ditawarkan mencapai 450 juta lembar atau mewakili 10,4% total saham perseroan, diturunkan dari target pelepasan sebelumnya yang 1.291.5000 lembar atau 25%. Masa penawaran akan dilakukan pada 2-3 Desember 2013. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengalokasikan dana Rp 5-6 triliun untuk belanja modal tahun depan. Dana ini akan digunakan untuk investasi di sektor teknologi informasi (TI) maupun non TI. Untuk investasi di non-ti, perseroan berencana membangun kantor di atas kapal atau kapal Teras. Kapal tersebut akan singgah di beberapa pusat keramaian masyarakat di pulau-pulau maupun daerah pelosok terpencil di seluruh Indonesia. Bank Mandiri (BMRI) mendukung pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit nasional dan industri turunannya. Hingga Oktober 2013, kredit perseroan yang disalurkan ke sektor tersebut mencapai Rp 51,9 triliun, tumbuh 7,23% dibandingkan periode sama 2012. Bank Mandiri (BMRI) masih menunggu hasil pemeriksaaan kesehatan bank yang hendak diakuisisi pada 2014 dari Bank Indonesia. Rencana tersebut telah dimasukkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun depan. Bank Permata (BNLI) menerbitkan obligasi dan obligasi subordinasi dengan total nilai sebesar Rp 2,5 triliun. Aksi korporasi ini diambil guna mempertahankan struktur permodalan perseroan, pasca penyertaan modal di Astra Sedaya Finance serta untuk mendukung penyaluran kredit. Kendati memperoleh suntikan modal melalui penerbitan oblgasi, Bank Permata (BNLI) menargetkan pertumbuhan kredit moderat pada 2014 sejalan dengan arah kebijakan dari Bank Indonesia (BI). Perseroan memilih untuk mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun untuk mendukung ekspansi kredit pada tahun depan. Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) meraih pinjaman sindikasi USD 200 juta, meningkat dari rencana awal sebesar USD 100 juta. Perseroan akan menggunakan pinjaman tersebut untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan kendaraan bermotor. BFI Finance Indonesia (BFIN) memprediksi pertumbuhan pembiayaan pada tahun depan sekitar 10% dibandingkan dengan proyeksi pendapatan tahun ini sebesar Rp8,5 triliun. Perseroan berharap tahun depan kantor cabang baru yang telah dbuka sepanjang tahun ini akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Selama tahun 2013, perseroan telah membuka 58 jaringan baru. Adi Sarana Armada (ASSA) menyiapkan belanja modal Rp800 miliar untuk menambah armada sebanyak 4.000 unit pada tahun depan. Belanja modal tersebut berasal dari kas internal serta pinjaman bank. Global Mediacom (BMTR) masih terus melakukan pembelian kembali sahamnya (buyback) dimana jumlah saham yang dibeli mencapai 508.000 saham dengan harga rata-rata per saham adalah Rp 1.918. Total dana yang dikeluarkan BMTR untuk aksi buyback kali ini

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 92,29-0,01 TLKM (US) 36 10.900-138 Natural Gas (US$)/mmBtu 3,93 0,04 ANTM (GR) 0,07 1.128-262 Gold (US$)/Ounce 1243,75-0,38 BLTA (SP) 3 190 N/A Nickel (US$)/MT 13400,00 115,00 Tin (US$)/MT 22525,00-50,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 82,80 0,20 Coal (RB) (US$)/MT* 83,39 1,33 CPO (ROTH) (US$)/MT 917,50 0,00 CPO (MYR)/MT 2594,00-2,00 Rubber (MYR/Kg) 740,25 1,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 772,30 1,73 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2013E 2014F 2013E 2014F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 16097,33 0,15 22,84 15,20 14,07 2,87 2,64 4.667,2 USA NASDAQ COMPOSITE 4044,75 0,67 33,95 20,66 17,76 3,17 2,87 6.554,3 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6654,47 0,08 12,83 13,73 12,45 1,86 1,71 1.360,0 CHINA SHANGHAI SE A SH 2323,23 0,83-2,22 9,78 8,64 1,33 1,19 2.575,2 CHINA SHENZHEN SE A SH 1127,13 0,99 22,54 22,25 17,34 2,53 2,27 1.425,4 HONG KONG HANG SENG INDEX 23789,09-0,07 5,00 11,35 10,49 1,41 1,30 1.826,3 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4233,93-0,41-1,92 14,48 12,54 2,68 2,36 324,0 JAPAN NIKKEI 225 15727,12 1,80 51,29 20,08 17,76 1,69 1,58 2.885,1 MALAYSIA KLCI 1807,60 0,51 7,03 16,99 15,43 2,14 2,10 314,7 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3186,37 0,45 0,61 15,05 13,71 1,35 1,28 409,9 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 12.017,50 131,50 1000 IDR/ USD 0,08-0,0009 EUR/IDR 16.350,65 97,69 EUR / USD 1,36 0,0000 JPY/IDR 117,52 0,59 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.571,12 30,56 SGD / USD 0,80 0,0001 AUD/IDR 10.915,80-45,18 AUD / USD 0,91-0,0018 GBP/IDR 19.639,00 50,89 GBP / USD 1,63-0,0001 CNY/IDR 1.972,52 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000 MYR/IDR 3.716,85-0,81 MYR / USD 0,31-0,0001 KRW/IDR 11,34 0,02 100 KRW / USD 0,09 0,0002 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.40 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.49 ECB Rate (%) Euro 0.25 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.15 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.15 PBOC Rate (%) China 6.00 SHIBOR (RENMINBI) China 6.56

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Oct'13 Sep'13 Description Rate (%) Inflation YTD % 7.66 7.57 SBI (9M) 7.22 Inflation YOY % 8.32 8.4 SBIS (9M) 7.22 Inflation MOM % 9-0.35 Foreign Reserve (US$) 96.9957 95.6753 GDP (IDR Tn) 2,375,331 2,210,062 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 02 Dec Indonesia CPI YoY -Nov -- 02 Dec Indonesia CPI MoM -Nov -- 02 Dec Indonesia Trade Balance -- 02 Dec Indonesia Total Imports -- 02 Dec Indonesia Total Exports -- 02 Dec* US ISM Manufacturing Turun menjadi 55.0 dari 56.4 02 Dec* US ISM s Paid Turun menjadi 55.0 dari 55.5 02 Dec* US Construction Spending MoM -- Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt TLKM IJ 2150 1.18 2.76 UNTR IJ 18350-5.41-4.29 PGAS IJ 4825 2.12 2.66 MEGA IJ 1890-10 -1.59 EXCL IJ 4975 3.11 1.40 SMCB IJ 2350-6.93-1.47 BBCA IJ 9750 0.52 1.34 BBRI IJ 7250-0.68-1.34 LPPF IJ 11650 2.64 0.96 BMRI IJ 7500-0.66-1.27 NISP IJ 1300 5.69 0.87 ITMG IJ 28150-2.93-1.05 TSPC IJ 3300 3.13 0.49 JSMR IJ 4975-2.45-0.93 SMRA IJ 860 3.61 0.47 AMRT IJ 500-3.85-0.83 AALI IJ 22150 1.14 0.43 MNCN IJ 2625-1.87-0.77 META IJ 290 9.43 0.42 BYAN IJ 8500-2.30-0.73 UPCOMING IPO'S Company Business IPO Issued Shares (IDR) (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Indomobil Multi Jasa Finance 500-650 1,291.50 27 Nov-29 Nov 2013 05 Dec 2013 CIMB, Buana Capital DBS, Deutsche Bank PT Logindo Samudramakmur PT Sawit Sumbermas Sarana PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Shipping Offshore Support 2800-3700 193.28 05 Dec-06 Dec 2013 11 Dec 2013 OSK Securities UOB Securities CPO Agriculture 670 1,500 03 Dec-05 Dec 2013 12 Dec 2013 BNP Paribas Mandiri Sekuritas Manufacture & Industry 425-550 642.85 06 Dec-10 Dec 2013 16 Dec 2013 NISP Sekuritas PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Consumer Goods 540-660 1,500 09 Dec-12 Dec 2013 18 Dec 2013 Mandiri Sekuritas Kresna Securities PT Bank INA Perdana Banking & Finance 180-250 790 13 Dec-16 Dec 2013 20 Dec 2013 PT Buana Capital PT Puridelta Lestari Real Estate Property 205-255 10,80 TBA TBA Macquarie Capital Sinarmas Sekuritas

29 November 2013 DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment BBCA 45.00 Cash Dividend 28-Nov-13 29-Nov-13 03-Dec-13 17-Dec-13 INCO $025 Cash Dividend 29-Nov-13 02-Dec-13 04-Dec-13 18-Dec-13 LPKR 11.85 Cash Dividend 29-Nov-13 02-Dec-13 04-Dec-13 18-Dec-13 UNVR 330 Cash Dividend 02-Dec-13 03-Dec-13 05-Dec-13 12-Dec-13 HMSP 969.00 Cash Dividend 02-Dec-13 03-Dec-13 05-Dec-13 18-Dec-13 DEFI 2.48 Cash Dividend 03-Dec-13 04-Dec-13 06-Dec-13 20-Dec-13 BATA 15.08 Cash Dividend 09-Dec-13 10-Dec-13 12-Dec-13 20-Dec-13 PANS 50 Cash Dividend 11-Dec-13 12-Dec-13 16-Dec-13 27-Dec-13 BWPT 12.00 Cash Dividend 11-Dec-13 12-Dec-13 16-Dec-13 27-Dec-13 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period ROTI Stock Split 1:5 -- -- 29 Nov-13 -- ICON Rights Issue 2:1 300 25 Nov-13 26 Nov-13 02 Dec 06 Dec 13 MCOR Rights Issue 100:38 125.00 26 Nov-13 27 Nov-13 03 Dec 09 Dec 13 MYRX Rights Issue 7:10 550 27 Nov-13 28 Nov-13 04 Dec 17 Dec 13 PALM Rights Issue 7:3 40 29 Nov-13 02 Dec-13 06 Dec 12 Dec 13 ATPK Rights Issue 10:53 20 29 Nov-13 02 Dec-13 06 Dec 12 Dec 13 BBKP Rights Issue 125000:41657 650-700 05 Dec-13 06 Dec-13 12 Dec 18 Dec 13 ALTO Rights Issue 25:10 550 05 Dec-13 06 Dec-13 12 Dec 18 Dec 13 TRIL Rights Issue 3:38 100 30 Dec-13 02 Jan-14 08 Jan 07 Feb 14 NIPS Rights Issue TBA 350-450 30 Dec-13 02 Jan-14 08 Jan 15 Jan 14 BNLI Rights Issue 221:25 1242.00 30 Dec-13 02 Jan-14 08 Jan 15 Jan 14 KPIG Rights Issue 7:2 150 02 Jan-14 03 Jan-14 09 Jan 21 Jan 14 PBRX Rights Issue 10:11 300 03 Jan-14 06 Jan-14 10 Jan 16 Jan 14 GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda INTP RUPSLB 06-Dec-13 TOTL RUPSLB 06-Dec-13 HDTX RUPSLB 06-Dec-13 AKSI RUPSLB 11-Dec-13 ICON RUPSLB 11-Dec-13 PNIN RUPSLB 12-Dec-13 BABP RUPSLB 17-Dec-13 NIPS RUPSLB 19-Dec-13 BNLI RUPSLB 19-Dec-13 PNLF RUPSLB 19-Dec-13 KPIG RUPSLB 20-Dec-13 INDR RUPSLB 20-Dec-13 INVS RUPSLB 20-Dec-13 BUMI RUPST 20-Dec-13 WICO RUPSLB 20-Dec-13 ASRI RUPSLB 23-Dec-13 MTFN RUPSLB 23-Dec-13 BSWD RUPSLB 23-Dec-13

29 29 November November 2013 2013 BWPT S1 1180 R1 1260 Trend Grafik Major Down Minor Up BWPT - Daily 11/28/2013 Open 1190, Hi 1230, Lo 1180, Close 1220 (2.5%) Auto Trading System(91,0.312) = 1,119.11, Fractal Up = 1,270, Fractal Down = 1,100, MA(Close,5) = 1,194.00, MA1(Close,8) = 1,178.75 S2 1100 R2 1340 1220 16,090,000 1,400 1,286.56 1,270 1,220 1,194 1,200 1,178.75 1,122.5 1,119.11 1,100 1,000 958.442 800 Candle chart indikasi sinyal positif 600 RSI berada mendekati area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp1200-Rp1260 Entry Rp1220, take Profit Rp1260 Stochastics 75.09 Positif MACD 13.12 Positif True Strength Index (TSI) 46.12 Positif Bollinger Band (Mid) 1122 Positif MA5 1190 Positif BWPT - Stochastic %D(5,3,3) = 75.09, Stochastic %K = 77.38, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 BWPT - MACD (6,9) = 13.12, Signal() = 13.11 BWPT - TSI(3,5,3) = 46.12 80 77.381 9 77.381 8 7 75.0882 6 75.0882 5 3 1 3 13.1235 1 13.1142-1 - -3-8 6 46.1219 37.3675 0000 - - -6-8 -10 PGAS S1 4775 R1 4875 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 4675 R2 4975 4825 PGAS - Daily 11/28/2013 Open 4775, Hi 4850, Lo 4750, Close 4825 (2.1%) Auto Trading System(91,0.312) = 4,450, Fractal Up = 4,850, Fractal Down = 4,450, MA(Clos e,5) = 4,710, MA1(Close,8) = 4,728.13 6,400 6,000 5,600 Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band Trading range Rp4775-Rp4950 Entry Rp4825, take Profit Rp4950 Stochastics 27.51 Positif MACD -23.4 Positif True Strength Index (TSI) -7.74 Positif Bollinger Band (Mid) 4873 Negatif MA5 4710 Positif PGAS - Stochastic %D(5,3,3) = 41.30, Stochastic %K = 54.17, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 PGAS - MACD (6,9) = -23.43, Signal() = -33.84 PGAS - TSI(3,5,3) = -7.74 19,894,000 5,200 5,172.46 4,872.5 4,850 4,800 4,825 4,728.13 4,710 4,572.54 4,450 4,400 4,450 10 9 8 7 54.1667 6 5 54.1667 41.299 3 41.299 20 1 8-23.4289 - -33.84-8 6 0000-7.73926 - -20.4331 - -6

29 29 November November 2013 2013 AALI S1 21900 R1 22400 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 21400 R2 22900 22150,, AALI - Daily 11/28/2013 Open 21950, Hi 22350, Lo 21850, Close 22150 (1.1%) Auto Trading System(91,0.312) = 23,017.80, Fractal Up = 23,400, Fractal Down = 20,400, MA(Close,5) = 22,130, MA1(Close,8) 23,479.1 = 24,000 23,400 23,017.8 22,275 22,000 22,150 22,130 21,370 20,400 20,000 19,260.9 18,000 16,000 Candle chart indikasi sinyal positif 14,000 RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp21900-Rp22900 Entry Rp22150, take Profit Rp22900 Stochastics 66.29 Positif MACD 64.0 Positif True Strength Index (TSI) -7.76 Positif Bollinger Band (Mid) 21370 Positif MA5 22130 Positif AALI - Stochastic %D(5,3,3) = 22.93, Stochastic %K = 23.02, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 AALI - MACD (6,9) = 63.96, Signal() = 92.02 AALI - TSI(3,5,3) = -7.76 12,000 10 9 8 7 6 5 23.0159 3 23.0159 22.9341 1 22.9341 20 600 400 92.0226 200 63.9644 0-200 10 8 6 1.87352 0000 - -7.76393 - -6-8 LSIP S1 1750 R1 1810 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 1690 R2 1870 1780 LSIP - Daily 11/28/2013 Open 1770, Hi 1800, Lo 1740, Close 1780 (1.1%) Auto Trading System(91,0.312) = 1,822.77, Fractal Up = 1,870, Fractal Down = 1,710, MA(Close,5) = 1,774.00, MA1(Close,8) = 1,790 24,441,500 2,000 1,877.12 1,870 1,822.77 1,790 1,800 1,780 1,774 1,739.5 1,710 1,600 1,601.88 1,400 1,200 Candle chart indikasi sinyal positif 1,000 RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp1760-Rp1860 Entry Rp1780, take Profit Rp1860 Stochastics 57.66 Positif MACD 3.0 Positif True Strength Index (TSI) -12.40 Positif Bollinger Band (Mid) 1740 Positif MA5 1774 Positif LSIP - Stochastic %D(5,3,3) = 42.57, Stochastic %K = 45.34, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 LSIP - MACD (6,9) = 3.03, Signal() = 4.98 LSIP - TSI(3,5,3) = -12.40 10 9 8 7 45.3431 6 45.3431 5 42.5654 3 42.5654 1 6 4.97991 3.02814 - - 10 8 6 0000-8.50555 - -12.4041 - -6-8

29 29 November November 2013 2013 TINS S1 1550 R1 1640 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 1460 R2 1730 1600 TINS - Daily 11/28/2013 Open 1570, Hi 1630, Lo 1540, Close 1600 (2.6%) Auto Trading System(91,0.312) = 1,50, Fractal Up = 1,60, Fractal Down = 1,510, MA(Clos e,5) = 1,582.00, MA1(Close,8) = 1,593.751,646.7 1,700 1,640 1,600 1,593.75 1,600 1,587 1,582 1,500 1,527.3 1,520 1,510 1,400 1,300 1,200 1,100 Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp1590-Rp1640 Entry Rp1600, take Profit Rp1640 Stochastics 47.70 Positif MACD -0.7 Positif True Strength Index (TSI) -9.12 Positif Bollinger Band (Mid) 1587 Positif MA5 1582 Positif TINS - Stochastic %D(5,3,3) = 33.27, Stochastic %K = 35.35, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 TINS - MACD (6,9) = -0.73, Signal() = -1.12 TINS - TSI(3,5,3) = -9.12 1,000 900 800 9 8 7 6 35.3535 5 35.3535 3 33.266 33.266 1 20 3 1-0.727092-1.12117-1 - -3 8 6 0000-9.12453 - -9.22919 - -6-8 -10 ANTM S1 1240 R1 1300 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 1180 R2 1360 1260 ANTM - Daily 11/28/2013 Open 1260, Hi 1310, Lo 1250, Close 1260 (%) Auto Trading System(91,0.312) = 1,368.17, Fractal Up = 1,380, Fractal Down = 1,280, MA(Clos e,5) = 1,302.00, MA1(Close,8) = 1,308.75 1,700 11,092,500 1,600 1,587 1,500 1,392 1,400 1,380 1,368.17 1,300 1,308.75 1,302 1,280 1,200 1,260 1,197 1,100 Candle chart indikasi potensi rebound RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band Trading range Rp1240-Rp2300 Entry Rp1260, take Profit Rp2300 Stochastics 19.16 Positif MACD -18.5 Positif True Strength Index (TSI) -44.65 Positif Bollinger Band (Mid) 1392 Negatif MA5 1302 Negatif ANTM - Stochastic %D(5,3,3) = 29.23, Stochastic %K = 8.46, Overbought Level = 80, Oversold Level = 0 ANTM - MACD (6,9) = -18.50, Signal() = -17.54 ANTM - TSI(3,5,3) = -44.65 1,000 900 9 8 7 6 5 29.2308 3 29.2308 1 8.46154 8.46154 3 1-1 -17.5388 - -18.4985-3 6 0000 - - -37.8578-6 -44.6491-8

29 November 2013 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 28/11/13 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Buy 22150 22150 22900 21400 21900 22400 22900 Positif Positif Positif 23400 18050 LSIP Trading Buy 1780 1780 1860 1690 1750 1810 1870 Positif Positif Positif 1870 1420 SGRO Trading Sell 1800 1800 1760 1760 1790 1820 1850 Negatif Negatif Negatif 1860 1760 Mining BUMI Trading Sell 305 305 290 250 290 330 370 Negatif Negatif Negatif 520 325 PTBA Trading Sell 11800 11800 11200 11200 11600 12000 12400 Positif Negatif Negatif 14100 11500 ADRO Trading Sell 1120 1120 1090 1030 1090 1150 1210 Negatif Positif Negatif 1240 960 MEDC Trading Sell 2425 2425 2300 2275 2375 2475 2575 Negatif Positif Negatif 2700 2300 INCO Trading Buy 2375 2375 2525 2225 2325 2425 2525 Positif Positif Negatif 2750 2300 ANTM Trading Buy 1260 1260 2300 1180 1240 1300 1360 Positif Positif Negatif 1620 1250 TINS Trading Buy 1600 1600 1640 1460 1550 1640 1730 Positif Positif Positif 1690 1510 Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Buy 12850 12850 13400 12350 12700 13050 13400 Positif Positif Positif 14900 12500 INTP Trading Buy 18950 18950 19300 18550 18800 19050 19300 Positif Positif Positif 21200 18250 SMCB Trading Sell 2350 2350 2250 2050 2275 2500 2725 Negatif Positif Negatif 2825 2450 Miscellaneous Industry ASII Trading Sell 6300 6300 6100 6050 6200 6350 6500 Negatif Positif Negatif 7250 6250 GJTL Trading Buy 1710 1710 1660 1650 1690 1730 1770 Positif Positif Negatif 2550 1700 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 6650 6650 6900 6450 6600 6750 6900 Positif Negatif Positif 7450 6200 GGRM Trading Buy 36450 36450 37250 35600 36150 36700 37250 Negatif Positif Positif 38450 33150 UNVR Trading Buy 26650 26650 27700 25500 26250 27000 27750 Positif Positif Negatif 37350 25700 KLBF Trading Sell 1220 1220 1160 1160 1200 1240 1280 Negatif Positif Negatif 1390 1220 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Sell 1360 1360 1330 1270 1330 1390 1450 Positif Negatif Negatif 1650 1330 ASRI Trading Sell 470 470 455 435 460 485 510 Negatif Negatif Positif 700 455 WIKA Trading Sell 1610 1610 1570 1530 1590 1650 1710 Negatif Negatif Negatif 2125 1610 ADHI Trading Sell 1580 1580 1550 1470 1550 1630 1710 Negatif Negatif Negatif 2150 1610 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Buy 4825 4825 4950 4675 4775 4875 4975 Positif Positif Positif 5450 4450 JSMR Trading Buy 4975 4975 5100 4700 4900 5100 5300 Positif Positif Negatif 5800 4825 ISAT Trading Buy 3850 3850 3950 3725 3800 3875 3950 Positif Positif Positif 4650 3475 TLKM Trading Buy 2150 2150 2225 2075 2125 2175 2225 Positif Positif Positif 2375 2025 CMNP Trading Buy 3225 3225 3350 3075 3175 3275 3375 Positif Negatif Positif 3300 2950 Finance BMRI Trading Sell 7500 7500 7300 7200 7400 7600 7800 Negatif Negatif Negatif 8950 7350 BBRI Trading Sell 7250 7250 7050 7050 7200 7350 7500 Negatif Negatif Negatif 8500 7300 BBNI Trading Sell 4125 4125 4000 3975 4075 4175 4275 Negatif Positif Negatif 4875 4100 BBCA Trading Buy 9750 9750 10050 9300 9600 9900 10200 Positif Positif Negatif 10800 9600 BDMN Trading Buy 3825 3825 3950 3675 3775 3875 3975 Positif Positif Negatif 4350 3725 Trade, Services and Investment UNTR Trading Sell 18350 18350 17500 17150 18050 18950 19850 Negatif Negatif Negatif 20900 17200 MPPA Trading Sell 1990 1990 1950 1880 1960 2025 2125 Negatif Negatif Negatif 2475 1990