PENGGUNAAN LINEAR PROGRAMMING DALAM PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN BERAS DI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

Model Produksi dan Distribusi Energi

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

IV. METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

BAB III METODE PENELITIAN. penulis melakukan penelitian serta pengambilan data-data pada lokasi

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 16 / PDAM / KPTS / 2018 TENTANG

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN. ARBAIYAH 1 Pada Lumba 2, Khairul Fahmi 3

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

TERMODINAMIKA TEKNIK II

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Bab 2 Tinjauan Pustaka

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

ANALISIS PERILAKU PERMINTAAN UANG KAS DI INDONESIA 1990.II IV

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB III ANALISA TEORETIK

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

BAB II LANDASAN TEORI

Research Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

PENENTUAN PRODUKSI OPTIMAL USAHATANI JAGUNG, CABAI DAN KACANG PANJANG DENGAN PENDEKATAN MAKSIMISASI KEUNTUNGAN

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB II PENYEARAH DAYA

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

Alternatif jawaban soal uraian

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

Transkripsi:

EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 32 PENGGUNAAN LINEAR PROGRAMMING DALAM PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN BERAS DI KALIMANTAN TIMUR (Utilization Linear Prograing to Estiate Rice Marketing Area at East Kaliantan) Karini Progra Studi Ekonoi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawaran, Saarinda 75123 Telp : (541) 74913 ; Eail: kar_ini@telko.net ABSTRACT Province of East Kaliantan has 13 regency/unicipality which widely spread at whole territory. Soe regency/unicipality are area and the others are slack area. Sellers have soe choice of rice arketing area fro rice production area. Cost of transportation is ain of consideration in decide rice distribution because influence of distribution area. Linear prograing is ethod that used to arrange of distribution fro production area to deand area which allocation. The ai of this research was to use linear prograing in estiation rice arketing area include all regency/unicipality in East Kaliantan. This research was held fro April to October 26 at Saarinda, Province of East Kaliantan. Secondary data used in this research. Estiation of rice allocation that ust be distribution based on transportation odel. Method to estiate of rice arketing area in East Kaliantan with arranged rank of regency/unicipality based on rice allocation. The result of this research showed that linear prograing can used to estiate rice arketing area in East Kaliantan based on rice allocation. Kata kunci: linear prograing, arketing area, allocation. PENDAHULUAN Kaliantan Tiur eiliki potensi suberdaya ala dan anusia yang berperan dala pebangunan nasional. Data Biro Pusat Statistik enunjukkan bahwa pada tahun 23, luas wilayah Kaliantan Tiur adalah 245.237.8 k 2 dengan julah penduduk 2.74.851 jiwa. Propinsi Kaliantan Tiur terdiri dari 13 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh wilayah. Beberapa daerah apu eproduksi beras dala julah besar elebihi kebutuhan penduduk daerah tersebut sedangkan kabupaten/kota lain eproduksi beras tetapi hasil produksinya lebih kecil dari julah kebutuhan beras asyarakat daerah tersebut. Pada tahun 23 tingkat produksi beras Kabupaten Kutai dan Pasir Utara adalah 112.376,55 ton dan 2249,45 ton, produksi beras di kedua kabupaten ini elebihi kebutuhan beras penduduknya (63.96 ton dan 15.117 ton), sedangkan Kota Balikpapan dan Saarinda hanya enghasilkan 172 ton dan 22.634 ton di ana kebutuhan beras (57.33 ton dan 74.675 ton) lebih kecil dari produksi yang dihasilkan (Badan Pusat Statistik Kaliantan Tiur, 23). Cara yang dapat dilakukan untuk engatasi ketidakseibangan produksi dan kebutuhan beras adalah dengan elakukan proses distribusi. Distribusi beras dilakukan untuk easarkan beras hasil produksi suatu kabupaten/kota ke konsuen di daerah tersebut dan distribusi dapat dilakukan pula untuk easarkan kelebihan beras ke kabupaten/kota lain yang ada disekitarnya. Para lebaga peasaran dihadapkan pada beberapa pilihan wilayah tujuan peasaran beras dari beberapa wilayah suber produksi beras. Biaya transfortasi enjadi bahan pertibangan utaa dala proses pengabilan keputusan tentang distribusi beras karena akan epengaruhi wilayah distribusi. Metode transfortasi erupakan suatu etode yang digunakan untuk engatur distribusi dari suber-suber yang enyediakan produk yang saa ke tepat-tepat yang ebutuhkan secara. produk harus diatur sedeikian rupa karena terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu suber ke tepattepat tujuan berbeda-beda dan dari beberapa suber ke suatu tepat tujuan juga berbedabeda. Salah satu etode transfortasi adalah dengan enggunakan linear prograing. Linear prograing adalah suatu odel uu yang dapat digunakan dala peecahan asalah pengalokasian suber-suber yang terbatas secara. Penelitian ini bertujuan untuk enggunakan linear prograing dala penentuan wilayah peasaran beras yang eliputi seluruh kabupaten/kota yang ada di Kaliantan Tiur.

Penggunaan Linear Prograing dala Penentuan Wilayah Peasaran Beras di Kaliantan Tiur (Karini) 33 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sapai dengan Oktober 26 dengan lokasi di Saarinda, Provinsi Kaliantan Tiur. Data yang digunakan dala penelitian ini eliputi data sekunder. Penentuan wilayah tujuan peasaran beras ditentukan elalui tahapan kegiatan analisis data sebagai berikut: 1. Pebuatan tabel transfortasi (Tabel 1). Ka pasitas -rinda Balikpapan... Malinau Kebutuhan X aa C aa X ba C ba X a C a B a V a X ab C ab X bb C bb X b C b B b V b Tabel 1. Tabel transfortasi. Suber Saa -rinda Balikpapan Saa Malinau. X a C a X b C b X C B V A a U a A b U b A U 2. Perhitungan biaya pengangkutan. Ruus biaya pengangkutan adalah: C = Q. P di ana: C = biaya pengangkutan ; Q = julah beras yang diangkut ; P = biaya transfortasi ; 3. Perhitungan kapasitas produksi beras setiap kabupaten/kota. Kapasitas produksi beras setiap kabupaten/kota dihitung enggunakan ruus: U = P x 65% di ana: U P = kapasitas produksi ; = produksi padi ladang dan padi sawah ; 65%= faktor konversi untuk erubah produksi padi dala bentuk kering giling enjadi beras (Badan Pusat Statistik Kaliantan Tiur, 23). 4. Perhitungan kebutuhan beras setiap kabupaten/kota. Ruus untuk enghitung kebutuhan beras adalah: KB = JP x 133 kg di ana: KB = kebutuhan beras ; JP = julah penduduk (jiwa); 133 kg = kebutuhan beras per orang per tahun enurut BPS. 5. Pebuatan odel ateatis linear prograing. Menurut Subagyo dkk (2), odel peruusan asalah transfortasi Peruusan asalah kalau kebutuhan lebih besar dari kapasitas. Fungsi tujuan: Miniukan Z n Batasan-batasan : n (1) j 1 i 1 j 1 C ij X X ij A i (i= a,b ) (2) X ij i 1 B j (j=a,b,,n) (3) X ij > di ana: i = noor suber dari suber a, b ; j = noor tepat tujuan ulai ke a,b, n; X ij =banyak barang yang dikirkan dari suber i ke tepat tujuan i; C ij = ongkos angkut setiap satuan dari i ke j; Batasan 1 = batasan kapasitas tersedianya barang dari setiap suber; Batasan 2 = batasan kebutuhan di tepattepat tujuan; Batasan 3 = batasan tidak negatif. 6. Penentuan alokasi beras yang. Penentuan alokasi dilakukan dengan eecahkan persoalan odel ateatis linear prograing di atas. 7. Penentuan wilayah peasaran beras di Kaliantan Tiur. Wilayah peasaran beras di Kaliantan Tiur ditentukan dengan cara enyusun rangking wilayah kabupaten/kota berdasarkan tingkat alokasi beras yang. Kabupaten/kota yang enduduki rangking teratas adalah wilayah peasaran beras yang lebih utaa dibandingkan dengan kabupaten/kota yang enduduki peringkat dibawahnya. ij

EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 34 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini diasusikan pedagang besar eiliki 13 keungkinan daerah suber beras dan 13 daerah tujuan peasaran sehingga terdapat 169 keungkinan/kobinasi biaya. Fungsi tujuan diruuskan untuk encari dan enghitung biaya transfortasi yang paling kecil dari berbagai keungkinan yang ada. Usaha untuk einiisasi biaya transfortasi enghadapi berbagai kendala. Pada penelitian ini kegiatan peasaran beras dari satu kabupaten/kota ke kabupaten/kota lain enghadapi 27 kendala dan 1 kendala non negative. Kendala kapasitas produksi beras berjulah 13 buah dan 1 buah kendala duy. Kendala kebutuhan beras penduduk diruuskan dala 13 odel persaaan ateatis. Fungsi kendala duy diperlukan untuk enyeibangkan kapasitas produksi dan kebutuhan beras oleh penduduk. Model ateatis dan kendala dala penelitian ini adalah: Miniisasi5Xan+163Xao+2Xap+375Xaq+163Xar+1Xas+2 Xat+5Xau+875Xav+163Xaw+225Xax+3Xay+25Xaz+82 Xbn+5Xbo+7Xbp+212Xbq+245Xbr+182Xbs+282Xbt+582Xbu+9 55Xbv+1145Xbw+2332Xbx+382Xby+2582Xbz+1Xcn+4Xco+ 35Xcp+175Xcq+263Xcr+2Xcs+3Xct+6Xcu+975Xcv+1163 Xcw+235Xcx+31Xcy+26Xcz+188Xdn+16Xdo+88Xdp+4X dq+351xdr+288xds+388xdt+688xdu+163xdv+1251xdw+2438x dx+3188xdy+2588xdz+82xen+123xeo+132xep+176xeq+5xer+ 163Xes+1Xet+582Xeu+713Xev+91Xew+288Xex+2838Xey+2 238Xez+5Xfn+91Xfo+1Xfp+144Xfq+82Xfr+35Xfs+3Xft+6 Xfu+975Xfv+1163Xfw+235Xfx+31Xfy+25Xfz+1Xgn+14 1Xgo+15Xgp+194Xgq+5Xgr+15Xgs+4Xgt+6Xgu+775Xgv+ 963Xgw+215Xgx+29Xgy+23Xgz+25Xhn+291Xho+3Xhp +344Xhq+291Xhr+3Xhs+3Xht+25Xhu+1125Xhv+1313Xhw+2 5Xhx+325Xhy+265Xhz+438Xin+479Xio+488Xip+532Xiq+35 7Xir+488Xis+388Xit+938Xiu+25Xiv+188Xiw+1375Xix+2125Xiy+ 1525Xiz+532Xjn+573Xjo+582Xjp+626Xjq+545Xjr+582Xjs+576Xj t+132xju+188xjv+4xjw+1563xjx+1937xjy+1437xjz+1813xkn +1976Xko+213Xkp+2188Xkq+1732Xkr+1863Xks+1763Xkt+2313 Xku+1375Xkv+1563Xkw+65Xkx+15Xky+125Xkz+2563Xln+2 726Xlo+2763Xlp+2938Xlq+24Xlr+2463Xls+2363Xlt+263Xlu+ 2125Xlv+2Xlw+75Xlx+5Xly+5Xlz+1963Xn+24Xo+ 213Xp+257Xq+1882Xr+213Xs+1913Xt+2463Xu+1 525Xv+1437Xw+125Xx+5Xy+85Xz+X1n+X1o+X 1p+X1q+X1r+X1s+X1t+X1u+X1v+X1w+X1x+X1y+X 1z Kendala Xan+Xao+Xap+Xaq+Xar+Xas+Xat+Xau+Xav+Xaw+Xax+Xay+Xa z=16588 Xbn+Xbo+Xbp+Xbq+Xbr+Xbs+Xbt+Xbu+Xbv+Xbw+Xbx+Xby+ Xbz=9815 Xcn+Xco+Xcp+Xcq+Xcr+Xcs+Xct+Xcu+Xcv+Xcw+Xcx+Xcy+Xc z=314431 Xdn+Xdo+Xdp+Xdq+Xdr+Xds+Xdt+Xdu+Xdv+Xdw+Xdx+Xdy+ Xdz=2293265 Xen+Xeo+Xep+Xeq+Xer+Xes+Xet+Xeu+Xev+Xew+Xex+Xey+Xe z=38675 Xfn+Xfo+Xfp+Xfq+Xfr+Xfs+Xft+Xfu+Xfv+Xfw+Xfx+Xfy+Xfz=1 293745 Xgn+Xgo+Xgp+Xgq+Xgr+Xgs+Xgt+Xgu+Xgv+Xgw+Xgx+Xgy+ Xgz=26195 Xhn+Xho+Xhp+Xhq+Xhr+Xhs+Xht+Xhu+Xhv+Xhw+Xhx+Xhy+ Xhz=199225 Xin+Xio+Xip+Xiq+Xir+Xis+Xit+Xiu+Xiv+Xiw+Xix+Xiy+Xiz=17 6865 Xjn+Xjo+Xjp+Xjq+Xjr+Xjs+Xjt+Xju+Xjv+Xjw+Xjx+Xjy+Xjz=17 1475 Xkn+Xko+Xkp+Xkq+Xkr+Xks+Xkt+Xku+Xkv+Xkw+Xkx+Xky+ Xkz= Xln+Xlo+Xlp+Xlq+Xlr+Xls+Xlt+Xlu+Xlv+Xlw+Xlx+Xly+Xlz=21 13735 Xn+Xo+Xp+Xq+Xr+Xs+Xt+Xu+Xv+Xw+Xx +Xy+Xz=131456 X1n+X1o+X1p+X1q+X1r+X1s+X1t+X1u+X1v+X1w+X1x+X1y+ X1z=4979527 Xan+Xbn+Xcn+Xdn+Xen+Xfn+Xgn+Xhn+Xin+Xjn+Xkn+Xln+X n+x1n<=7554361 Xao+Xbo+Xco+Xdo+Xeo+Xfo+Xgo+Xho+Xio+Xjo+Xko+Xlo+X o+x1o<=5733829 Xap+Xbp+Xcp+Xdp+Xep+Xfp+Xgp+Xhp+Xip+Xjp+Xkp+Xlp+X p+x1p<=15723127 Xaq+Xbq+Xcq+Xdq+Xeq+Xfq+Xgq+Xhq+Xiq+Xjq+Xkq+Xlq+X q+x1q<=2284589 Xar+Xbr+Xcr+Xdr+Xer+Xfr+Xgr+Xhr+Xir+Xjr+Xkr+Xlr+Xr+X 1r<=15468166 Xas+Xbs+Xcs+Xds+Xes+Xfs+Xgs+Xhs+Xis+Xjs+Xks+Xls+Xs+ X1s<=64554875 Xat+Xbt+Xct+Xdt+Xet+Xft+Xgt+Xht+Xit+Xjt+Xkt+Xlt+Xt+X1t <=22386693 Xau+Xbu+Xcu+Xdu+Xeu+Xfu+Xgu+Xhu+Xiu+Xju+Xku+Xlu+X u+x1u<=19613244 Xav+Xbv+Xcv+Xdv+Xev+Xfv+Xgv+Xhv+Xiv+Xjv+Xkv+Xlv+X v+x1v<=18717223 Xaw+Xbw+Xcw+Xdw+Xew+Xfw+Xgw+Xhw+Xiw+Xjw+Xkw+Xl w+xw+x1w<=12847534 Xax+Xbx+Xcx+Xdx+Xex+Xfx+Xgx+Xhx+Xix+Xjx+Xkx+Xlx+X x+x1x<=2255767 Xay+Xby+Xcy+Xdy+Xey+Xfy+Xgy+Xhy+Xiy+Xjy+Xky+Xly+X y+x1y<=14219695 Xaz+Xbz+Xcz+Xdz+Xez+Xfz+Xgz+Xhz+Xiz+Xjz+Xkz+Xlz+Xz +X1z<=6285314 Xij > Biaya transfortasi iniu untuk peasaran beras dari dan ke seluruh kabupaten/kota adalah Rp 27.797.448.179, dengan tingkat alokasi beras seperti tercantu pada Tabel 2-15. beras yang adalah julah beras di ana biaya transfortasi yang harus dikeluarkan untuk endistribusikan beras tersebut adalah iniu. Jika julah beras yang dialokasikan elebihi kurang dari alokasi aka biaya transfortasi enjadi lebih besar dari Rp 27.797.448.179,. Kota Saarinda Pada kasus pengangkutan beras dari Kota Saarinda ke kabupaten/kota lain di Kaliantan Tiur, biaya transfortasi yang harus dikeluarkan untuk kegiatan pengangkutan beras di Kota Saarinda berkisar Rp 5,/kg. Data pada Tabel 2 enunjukkan bahwa biaya transfortasi iniu dikeluarkan jika seluruh beras hasil produksi Kota Saarinda dipasarkan di Kota Saarinda itu sendiri. beras dari Kota Saarinda dengan tujuan Kota Saarinda adalah sebesar 16.588. kg sedangkan untuk daerah tujuan peasaran yang lain adalah kg. Wilayah peasaran beras hasil produksi Kota Saarinda adalah di kota itu sendiri. Nilai reduced cost nilai produk arginal () adalah tabahan biaya transfortasi akibat tabahan julah beras yang diangkut. Data pada Tabel 2 enunjukkan nilai untuk pengangkutan beras dari Kota

Penggunaan Linear Prograing dala Penentuan Wilayah Peasaran Beras di Kaliantan Tiur (Karini) 35 Saarinda ke Kota Saarinda adalah berarti terjadi penabahan biaya transfortasi sebesar Rp, akibat adanya penabahan julah beras yang diangkut, dengan kata lain alokasi beras sudah (tidak perlu ditabah lagi) karena jika ditabah julah beras yang diangkut aka terjadi pertabahan biaya justru akan terjadi kerugian. Nilai yang lain bukan dan positif yang berarti akan terjadi peningkatan biaya jika terjadi penabahan julah beras yang diangkut. Selaa biaya transfortasi berada di antara selang yaitu batas atas (koefisien saat ini + allowable increase = 5+65 = 15) dan batas bawah (koefisien saat ini + allowable decrease = 5-tanpa batas), aka alokasi tidak berubah yaitu julah beras yang dialokasi dari Kota Saarinda ke Kota Saarinda adalah 16.588. kg dan ke kabupaten/kota lain kg tetap dapat dilakukan sehingga biaya transfortasi iniu Tabel 2. Peubah pengabilan keputusan di ana suber beras dari Kota Saarinda. Saarinda 16.588. 5 65 TB Balikpapan 81 163 TB 81 123 2 TB 123 Pasir 346 375 TB 346 Bontang 81 163 TB 81 Kutai 65 1 TB 65 Kutai Tiur 128 2 TB 128 Kutai Barat 675 5 TB 675 Berau 1.125 875 TB 1.125 Bulungan 1.461 163 TB 1.461 Tarakan 2.168 225 TB 2.168 Nunukan 3.618 3 TB 3.618 Malinau 3.533 25 TB 3.533 Kapasitas -82 16.58 8. 6.172.828 Kebutuhan 32 75.54 3.6 6.172.8 28 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Nilai slack enunjukkan julah beras yang tidak dialokasikan tidak didistribusikan. Hasil analisis enunjukkan nilai slack kapasitas dan kebutuhan adalah berarti seluruh beras hasil produksi diangkut untuk dipasarkan di dala Kota Saarinda, tidak ada yang tersisa (Tabel 2). Seluruh beras hasil produksi penduduk setepat lebih kecil dari kebutuhan beras penduduk sehingga lebih baik seluruh beras hasil produksi dipasarkan di dala Kota Saarinda untuk eenuhi kebutuhan lokal. Di saping itu karena biaya transfortasi yang lebih rendah dibandingkan harus easarkan ke daerah lain di ana biaya transfortasi lebih tinggi. Dual prices/harga bayangan/shadow prices/nilai produk arginal untuk kegiatan disposal yaitu perubahan nilai (pada kasus ini adalah biaya) akibat perubahan persediaan/kapasitas/suberdaya/satu unit nilai sisi kanan fungsi kendala (). Harga bayangan dari tiap suber/kendala enunjukkan berapa harga per unit (aksiu) yang bersedia dibayar untuk enaikkan alokasi suber tersebut. Harga bayangan dari tiap kendala saa dengan ibalan dari tiap slack/ variable yang sesuai. Bila kenaikan kenaikan suberdaya elebihi batas tertentu aka keungkinan akan enjadi infeasible elanggar batasan Xi>. Nilai harga bayangan kapasitas produksi beras enunjukkan bahwa bila slack kapasitas beras (julah beras hasil produksi Kota Saarinda yang tidak dialokasikan) dala ini kg dinaikkan 1 kg, aka (biaya transfortasi = Rp 27.797.448.179,) akan turun sebesar Rp 82, (karena julah beras yang dialokasikan akan berkurang). Tetapi, naiknya slack kapasitas beras dengan 1 kg berarti engurangi julah alokasi beras (penjulahan seluruh beras yang harus didistribusikan dari Kota Saarinda ke seluruh kabupaten/kota di Kaliantan Tiur) yang harus dipasarkan dari dan dala Kota Saarinda dari 16.588. kg enjadi 16.587.999 kg, sehingga bila alokasi beras berkurang 1 kg, aka biaya transfortasi turun sebesar Rp 82,, dari Rp 829.4., enjadi Rp 829.399.918, (Tabel 2). Artinya guna endapatkan tabahan kapasitas produksi beras, aka Kota Saarinda harus au ebayar aksiu sebesar Rp 82,/kg beras, jika lebih dari 82, aka peerintah Kota Saarinda rugi. Nilai harga bayangan kebutuhan beras enunjukkan jika slack kebutuhan beras dala ini kg (seluruh kebutuhan beras dapat dipenuhi baik dari hasil produksi Kota Saarinda sendiri aupun beras yang berasal dari luar daerah/kabupaten/kota lain duy) dinaikkan dari kg enjadi 1 kg (berarti ada tabahan kebutuhan beras yang harus dipenuhi dari hasil produksi Kota Saarinda hasil produksi kabupaten/kota lain), aka (biaya transfortasi = Rp 27.797.448.179,) akan naik

EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 36 sebesar Rp 32,. Naiknya slack kebutuhan beras dengan 1 kg berarti eningkatkan julah alokasi beras (penjulahan seluruh beras yang harus didistribusikan dari Kota Saarinda ke seluruh kabupaten/kota di Kaliantan Tiur) yang harus dipasarkan dari dan dala Kota Saarinda dari 16.588. kg enjadi 16.588.1 kg, sehingga bila alokasi beras bertabah 1 kg, aka biaya transfortasi naik sebesar Rp 32,, dari Rp 829.4., enjadi Rp 829.4.32, (Tabel 2). Harga bayangan eainkan suatu peranan penting dala proses pengabilan keputusan baik bagi peerintah, produsen, lebaga peasaran aupun perusahaan angkutan. Jika ada pihak yang ingin eningkatkan kapasitas produksi beras di Kota Saarinda aka pihak tersebut harus enghitung biaya peningkatan kapasitas produksi tidak boleh lebih dari harga bayangan. Jika elebihi harga bayangan aka peningkatan kapasitas produksi tidak eiliki arti apa-apa. Usaha engatasi rendahnya produksi beras di Kota Saarinda dapat dilakukan antara lain dengan elalui kegiatan intensifikasi tetapi biaya kegiatan tersebut tidak boleh lebih dari Rp 82,/kg. Usaha eenuhi kebutuhan beras yang terus eningkat akibat pertabahan julah penduduk dapat dilakukan eningkatkan pasokan beras dari luar daerah tetapi biaya untuk elakukan usaha tersebut tidak boleh dari Rp 32,/kg. Selang perubahan kapasitas produksi beras adalah 16.588. kg sapai dengan (16.588.+6.172.828. Artinya peningkatan penurunan tingkat kapasitas produksi selaa berada pada selang tersebut tidak akan enyebabkan perubahan biaya transfortasi iniu, alokasi dan wilayah peasaran beras. Selang perubahan kebutuhan beras adalah (75.543.61+6.172.838 sapai dengan (75.543.61+. Artinya peningkatan penurunan tingkat kebutuhan beras selaa berada pada selang tersebut tidak akan enyebabkan perubahan biaya transfortasi iniu, alokasi dan wilayah peasaran beras. Kota Balikpapan Produsen aupun lebaga peasaran beras dapat enetapkan bahwa Kota Balikpapan adalah wilayah peasaran yang potensial untuk beras hasil produksi petani setepat. Seluruh hasil produksi beras (98.15 dapat disalurkan untuk eenuhi kebutuhan penduduk setepat, karena terdapatnya selisih yang sangat besar antara kebutuhan dan keapuan produksi beras yang ada. Biaya transfortasi yang harus dikeluarkan untuk engangkut 98.15 kg beras dala Kota Balikpapan adalah Rp 4.97.5, (Tabel 3). Kabupaten Hasil analisis data enunjukkan bahwa Kabupaten adalah wilayah tujuan peasaran beras dari Kabupaten Pasir. Beras yang ada di Kabupaten Paser Utara diasusikan adalah beras hasil produksi petani setepat dan beras yang berasal dari Kabupaten Pasir. Wilayah peasaran beras yang potensial untuk beras yang ada di Kabupaten adalah daerah itu sendiri (alokasi 15.636.285 dan Kota Balikpapan (15.86.815 (Tabel 4). Dengan alokasi tersebut aka seluruh beras disalurkan untuk eenuhi kebutuhan penduduk setepat dan sebagaian kebutuhan penduduk Kota Balikpapan. Tabel 3. Peubah pengabilan keputusan di ana suber beras dari Kota Balikpapan. Saarinda 64 82 TB 64 Balikpapan 98.15 5 25 TB 25 7 TB 25 Pasir 215 212 TB 215 Bontang 195 245 TB 195 Kutai 179 182 TB 179 Kutai Tiur 242 282 TB 242 Kutai Barat 789 582 TB 789 Berau 1.237 955 TB 1.237 Bulungan 1.575 1.145 TB 1.575 Tarakan 2.282 2.332 TB 2.282 Nunukan 3.732 3.82 Tanpa 3.732 batas Malinau 3.647 2.582 TB 3.647 Kapasitas -5 98.15 98.15 Kebutuhan 57.33 8.28 TB Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Kabupaten Pasir Kabupaten Pasir erupakan daerah beras diana kelebihan hasil produksi beras daerah tersebut adalah sebesar 86.841 kg (Tabel 5). Kabupaten Pasir bukan daerah tujuan peasaran beras dari daerah lain, bahkan daerah ini erupakan peasok beras bagi Kabupaten. Kabupaten Pasir dan Penaa adalah wilayah peasaran

Penggunaan Linear Prograing dala Penentuan Wilayah Peasaran Beras di Kaliantan Tiur (Karini) 37 beras yang potensial bagi hasil produksi petani setepat. Julah alokasi beras untuk kebutuhan penduduk lokal adalah 22.845.88 kg sedangkan untuk kebutuhan Kabupaten adalah sebesar 86.842 kg. Kota Bontang Wilayah peasaran bagi beras hasil produksi petani setepat adalah Kota Bontang sendiri. beras hasil produksi yang digunakan untuk konsusi penduduk setepat sebesar 386.75 kg (Tabel 6). Daerah Bontang erupakan daerah defisit beras, daerah ini tidak apu eenuhi kebutuhan beras penduduk setepat dari hasil produksinya, sehingga tidak ungkin enyalurkan beras hasil produksi ke luar daerah karena peluang pasar yang besar ada di kota itu sendiri. Tabel 4. Peubah pengabilan keputusan di. Saarinda 92 1 TB 92 Balikpapan 15.86. 4 13 5 815 15.636. 35 5 13 285 Pasir 188 175 TB 188 Bontang 223 263 TB 223 Kutai 27 2 TB 27 Kutai Tiur 27 3 TB 27 Kutai Barat 817 6 TB 817 Berau 1.267 975 TB 1.267 Bulungan 1.63 1.163 TB 1.63 Tarakan 2.31 2.35 TB 2.31 Nunukan 3.76 3.1 TB 3.76 Malinau 3.675 2.6 TB 3.675 Kapasitas -4 31.44 3.1 15.8 6.815 Kebutuhan 5 15.72 3.127 15.86. 815 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Kabupaten Kutai Daerah yang engalai tingkat produksi beras tertinggi di Kaliantan Tiur adalah Kabupaten Kutai diana kelebihan beras pada tahun 24 sebesar 64.819.175 kg. Kelebihan beras ini eungkinkan daerah tersebut untuk easarkan hasil produksinya ke daerah lain yang terdekat antara Kabupaten Kutai sendiri, yaitu Kota Saarinda dan Bontang. Hasil analisis data enunjukkan bahwa biaya transfortasi iniu dikeluarkan jika beras yang dipasarkan ke Kota Saarinda adalah sebanyak 58.646.344 kg dan ke Kota Bontang 6.172.828 kg dan di wilayah Kabupaten Kutai sendiri adalah sebesar 64.554.876 kg (Tabel 7). Tabel 5. Peubah pengabilan keputusan di Pasir. Saarinda 127 188 TB 127 Balikpapan 13 16 TB 13 86.842 88 13 53 Pasir 22.845. 4 53 TB 88 Bontang 258 351 TB 258 Kutai 242 288 TB 242 Kutai Tiur 35 388 TB 35 Kutai Barat 852 688 TB 852 Berau 1.32 1.63 TB 1.32 Bulungan 1.638 1.251 TB 1.638 Tarakan 2.345 2.438 TB 2.345 Nunukan 3.795 3.188 TB 3.795 Malinau 3.61 2.588 TB 3.61 Kapasitas -93 22.93 2.65 86.84 2 Kebutuhan 53 22.84 5.88 86.842 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Tabel 6. Peubah pengabilan keputusan di ana suber beras dari Kota Bontang. Saarinda 64 82 TB 64 Balikpapan 73 123 TB 73 87 132 TB 87 Pasir 179 176 TB 179 Bontang 386.75 5 6 TB Kutai 16 163 TB 16 Kutai Tiur 6 1 TB 6 Kutai Barat 789 582 TB 789 Berau 995 713 TB 995 Bulungan 1.331 91 TB 1.331 Tarakan 2.38 2.88 TB 2.38 Nunukan 3.488 2.838 TB 3.488 Malinau 3.33 2.238 TB 3.33 Kapasitas -5 386.7 5 386.7 5 Kebutuhan 15.46 8.166 41.433. 64 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Wilayah peasaran utaa adalah wilayah Kutai itu sendiri. Biaya transfortasi

EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 38 saat ini seluruhnya berada di atas batas biaya terendah nilai produk arginal. Dengan deikian biaya transfortasi yang ada saat ini asih lebih tinggi dibandingkan batas terendah yang asih eungkinkan biaya transfortasi iniu. Tabel 7. Peubah pengabilan keputusan di Kutai. Saarinda 58.646. 5 32 9 344 Balikpapan 9 91 TB 9 23 1 TB 23 Pasir 115 144 TB 115 Bontang 6.172.8 82 9 32 28 Kutai 64.554. 35 47 TB 876 Kutai Tiur 228 3 TB 228 Kutai Barat 775 6 TB 775 Berau 1.225 975 TB 1225 Bulungan 1.561 1.163 TB 1561 Tarakan 2.268 2.35 TB 2268 Nunukan 3.718 3.1 TB 3718 Malinau 3.533 2.5 TB 3533 Kapasitas -82 129.3 74.4 8 Kebutuhan 47 64.55 6.172.828 6.172.8 4.876 28 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Kabupaten Kutai Tiur Wilayah Kabupaten Kutai Tiur adalah daerah beras di ana 3.88.37 kg hasil produksi beras elebihi kebutuhan penduduk setepat. Pada tahun 24 produksi beras daerah ini 26.195. kg dan perintaan beras sebesar 22.386.693 kg. Hasil analisis data enunjukkan wilayah peasaran beras yang potensial untuk produksi beras dari Kabupaten Kutai Tiur adalah daerah itu sendiri dengan alokasi 22.386.692 kg dan Kota Bontang dengan alokasi sebesar 3.88.38 kg (Tabel 8). Kota Bontang adalah wilayah tujuan peasaran beras hasil produksi Kutai Tiur karena perintaan beras yangs nagat tinggi di Kota Bontang. Perintaan beras ini erupakan peluang pasar yang harus dianfaatkan oleh para lebaga peasaran. Wilayah kedua Kabupaten sangat berdekatan dan biaya transfortasi antar kedua daerah ini lebih urah dibandingkan dengan biaya transfortasi ke kabupaten/kota lain. Tabel 8. Peubah pengabilan keputusan di Kutai Tiur. Saarinda 82 1 TB 82 Balikpapan 91 141 TB 91 15 15 TB 15 Pasir 197 194 TB 197 Bontang 3.88.3 5 82 1 8 Kutai 147 15 TB 147 Kutai Tiur 22.386. 4 1 TB 692 Kutai Barat 87 6 TB 87 Berau 1.57 775 TB 1.57 Bulungan 1.393 963 TB 1.393 Tarakan 2.1 2.15 TB 2.1 Nunukan 3.55 2.9 TB 3.55 Malinau 3.365 2.3 TB 3.365 Kapasitas -5 26.19 5. 3.88.38 Kebutuhan 1 22.38 6.692 3.88.3 8 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Kabupaten Kutai Barat Hasil analisis data enunjukkan wilayah peasaran yang potensial untuk beras hasil produksi daerah Kabupaten Kutai Barat adalah daerah itu sendiri dan Kota Saarinda. Julah beras yang dialokasikan untuk Kabupaten Kutai Barat adalah 19.613.244 kg (Tabel 9). Julah ini saa dengan kebutuhan beras penduduk daerah tersebut, sehingga dengan alokasi yang deikian daerah Kutai Barat dapat dikatakan sebagai daerah swasebada beras sedangkan sisa produksi sebesar 39.256 kg dapat dijual ke Saarinda. Kabupaten Berau Kabupaten Berau erupakan daerah defisit beras diana pada tahun 24 terdapat kekurangan beras sebesar 1.36.573 kg. Kebutuhan beras adalah sebesar 18.717.223 kg sedangkan kapasitas produksi adalah sebesar 17.68.65 kg. Kekurangan beras tersebut dipenuhi dari pasokan beras yang berasal dari Kabupaten Bulungan (4.257.216. Kabupaten Berau erupakan daerah tujuan peasaran beras dari Kabupaten Bulungan. Wilayah peasaran beras yang potensial bagi beras hasil produksi Kabupaten Bulungan dan Berau adalah Kabupaten Bulungan sendiri dan Kota Bontang. Julah alokasi untuk peasaran beras dala Kabupaten Berau adalah 14.46.8 kg sedangkan dari Kabupaten Berau

Penggunaan Linear Prograing dala Penentuan Wilayah Peasaran Beras di Kaliantan Tiur (Karini) 39 ke Kota Bontang adalah 3.22.642 kg (Tabel 1). Tabel 9. Peubah pengabilan keputusan di Kutai Barat. Saarinda 39.25 25 9 257 6 Balikpapan 9 291 TB 9 23 3 TB 23 Pasir 115 344 TB 115 Bontang 9 291 82 9 Kutai 65 3 TB 65 Kutai Tiur 28 3 TB 28 Kutai Barat 19.613. 25 257 TB 244 Berau 1.175 1.125 TB 1.175 Bulungan 1.511 1.313 TB 1.511 Tarakan 2.218 2.5 TB 2.218 Nunukan 3.668 3.25 TB 3.668 Malinau 3.483 2.65 TB 3.483 Kapasitas -282 19.92 39.2 2.5 Kebutuhan 257 19.61 3.244 39.25 6 56 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Kabupaten Bulungan Kabupaten Bulungan adalah daerah yang engalai beras di ana kelebihan hasil produksi yang tidak dianfaatkan untuk kebutuhan penduduk lokal adalah sebesar 4.257.216 kg. Wilayah peasaran utaa bagi hasil produksi petani lokal adalah Kabupaten Bulungan dan Berau. Julah alokasi beras untuk peasaran dala wilayah Kabupaten Bulungan adalah sebesar 12.847.253 kg dengan biaya transfortasi sebesar Rp 8.356.68,. Julah alokasi beras dari Kabupaten Bulungan ke Berau adalah 4.257.216 kg dengan biaya transfortasi sebesar Rp 513.91.36, (Tabel 11). Kota Tarakan Kota Tarakan tidak eiliki wilayah peasaan beras hasil produksi lokal akan tetapi enjadi wilayah tujuan peasaran beras bagi Kabupaten Nunukan dan dari propinsi lain. Kota Tarakan tidak eiliki kapasitas produksi beras sehingga tidak ada hasil produksi lokal yang dapat dipasarkan ke daerah lain. Kota Tarakan eneria pasokan beras dari daerah lain (luar propinsi) (6.477.827 dan dari Kabupaten Nunukan (13.777.941. Hasil analisis data enunjukkan tidak ada alokasi beras dari daerah Tarakan ke seluruh kabupaten/kota di Kaliantan Tiur (Tabel 12). Tabel 1. Peubah pengabilan keputusan di Berau. Saarinda 113 438 TB 113 Balikpapan 122 479 TB 122 136 488 TB 136 Pasir 228 532 TB 228 Bontang 3.22.6 357 25 332 42 Kutai 178 488 TB 178 Kutai Tiur 41 388 TB 41 Kutai Barat 838 938 TB 838 Berau 14.46. 25 311 25 8 Bulungan 311 188 TB 311 Tarakan 118 1375 TB 118 Nunukan 2468 2125 TB 2468 Malinau 2283 1525 TB 2283 Kapasitas -357 17.68.65 3.22.642 Kebutuhan 332 18.71 7.223 3.22.6 42 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Kabupaten Nunukan Wilayah peasaran yang potensial bagi beras hasil produksi Kabupaten Nunukan adalah Kota Tarakan diikuti dengan Kabupaten Nunukan sendiri (Tabel 13). Hasil analisis epertibangkan bahwa beras yang berada di daerah Kabupaten Nunukan diasusikan erupakan beras hasil produksi daerah Kabupaten Nunukan sendiri dan beras dari Kabupaten Malinau (6.86.286. Biaya transfortasi tercapai jika beras yang dipasarkan dari Kabupaten Nunukan ke Kota Tarakan adalah 13.777.941 kg (biaya transfortasi Rp 75,/ sedangkan beras yang dialokasikan untuk daerah Kabupaten Nunukan sendiri sebesar 7.359.49 kg (biaya transfortasi Rp 5,/. Kabupaten Malinau Wilayah peasaran yang potensial untuk beras hasil produksi Kabupaten Malinau adalah Kabupaten Nunukan dan Malinau. Hasil analisis data enunjukkan dengan kapasitas produksi dan kebutuhan beras yang ada pada setiap kabupaten/kota aka peasaran beras dengan biaya iniu akan tercapai antara lain jika beras hasil produksi Kabupaten Malinau yang

EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 4 dipasarkan ke Kabupaten Nunukan adalah sebesar 6.86.286 kg (biaya transfortasi Rp 3.43.143.,) dan beras yang dipasarkan dala daerah Kabupaten Malinau sendiri adalah 6.285.314 kg (Rp 534.251.69,) (Tabel 14). Tabel 11. Peubah pengabilan keputusan di Bulungan. Saarinda 44 532 TB 44 Balikpapan 53 573 TB 53 67 582 TB 67 Pasir 159 626 TB 159 Bontang 25 545 TB 25 Kutai 19 582 TB 19 Kutai Tiur 66 576 TB 66 Kutai Barat 769 1.32 TB 769 Berau 4.257.2 188 25 311 16 Bulungan 12.847. 4 311 TB 534 Tarakan 1.43 1.563 TB 1.43 Nunukan 2.117 1.937 TB 2.117 Malinau 2.32 1.437 TB 2.32 Kapasitas -52 17.1 4.75 3.22.642 Kebutuhan 48 12.84 7.534 3.22.3 42 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Tabel 12. Peubah pengabilan keputusan di ana suber beras dari Kota Tarakan. Saarinda 1.845 1.813 TB 1.845 Balikpapan 1.976 1.976 TB 1.976 2.18 2.13 TB 2.18 Pasir 2.241 2.188 TB 2.241 Bontang 1.732 1.732 TB 1.732 Kutai 1.91 1.863 TB 1.91 Kutai Tiur 1.773 1.763 TB 1.773 Kutai Barat 2.57 2.313 TB 2.57 Berau 1.77 1.375 TB 1.77 Bulungan 2.43 1.563 TB 2.43 Tarakan 65 65 TB 65 Nunukan 2.2 1.5 TB 2.2 Malinau 2.365 1.25 TB 2.365 Kapasitas Kebutuhan 2.25 5.768 41.433. 64 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Duy Variabel duy ini ditetapkan untuk enunjukkan berapa besar kekurangan kapasitas produksi yang dapat dipenuhi dari luar propinsi. untuk Kota Balikpapan adalah 41.433.64 kg, Bontang sebesar 1.879.638 kg dan Tarakan sebesar 6.477.827 kg (Tabel 15). Tabel 13. Peubah pengabilan keputusan di Nunukan. Saarinda 1.845 2.563 TB 1.845 Balikpapan 1.976 2.726 TB 1.976 2.18 2.763 TB 2.18 Pasir 2.241 2.938 TB 2.241 Bontang 1.65 2.4 TB 1.65 Kutai 1.76 2.463 TB 1.76 Kutai Tiur 1.623 2.363 TB 1.623 Kutai Barat 1.57 2.63 TB 1.57 Berau 1.77 2.125 TB 1.77 Bulungan 1.73 2. TB 1.73 Tarakan 13.777. 75 5 7 941 Nunukan 7.359.4 5 7 5 9 Malinau 865 5 TB 865 Kapasitas -75 21.13 7.35 13.77 7.941 Kebutuhan -7 14.21 9.695 13.777. 941 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Hasil penelitian enunjukkan bahwa linear prograing dapat digunakan untuk enentukan wilayah peasaran beras di Kaliantan Tiur. Beberapa hal penting yang perlu endapat perhatian sehubungan dengan hal tersebut adalah: a. Fungsi tujuan Fungsa tujuan yang telah ditetapkan bertujuan untuk einiukan biaya transfortasi. Hal ini sesuai dengan tujuan para lebaga peasaran di ana biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan transfortasi iniu. Biaya transfortasi ternyata ebatasi pasar target yang akan dipertibangkan oleh lebaga peasaran. Wilayah peasaran yang potensial ternyata adalah wilayah di ana biaya transfortasi dari suber beras ke lokasi tersebut paling kecil dibandingkan dengan alternatif biaya transfortasi ke daerah lain.

Penggunaan Linear Prograing dala Penentuan Wilayah Peasaran Beras di Kaliantan Tiur (Karini) 41 Tabel 14. Peubah pengabilan keputusan di Malinau. Saarinda 795 1.963 TB 795 Balikpapan 84 2.4 TB 84 818 2.13 TB 818 Pasir 91 2.57 TB 91 Bontang 682 1.882 TB 682 Kutai 86 2.13 TB 86 Kutai Tiur 723 1.913 TB 723 Kutai Barat 152 2.463 TB 1.52 Berau 657 1.525 TB 657 Bulungan 717 1.437 TB 717 Tarakan 5 1.25 TB 5 Nunukan 6.86.2 86 Malinau 6.285.3 14 5 5 865 85 865 TB Kapasitas - 12 13.14 5.6 6.86.286 Kebutuhan 1115 6.285.314 6.86.2 86 Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = Tabel 15. Peubah pengabilan keputusan untuk duy. Saarinda 32 TB 32 Balikpapan 41.433. 5 64 5 TB 5 Pasir 53 TB 53 Bontang 1.879.6 9 38 Kutai 47 TB 47 Kutai Tiur 1 TB 1 Kutai Barat 257 TB 257 Berau 332 TB 332 Bulungan 48 TB 48 Tarakan 6.477.8 657 27 Nunukan 7 TB 7 Malinau 1.115 TB 1.115 Kapasitas Kebutuhan Keterangan: = allowable increase, = allowable decrease, = nilai kanan, = harga bayangan, = b. Fungsi kendala Penggunaan linear prograing ensyaratkan kendala kapasitas dan kebutuhan beras. Penyelesaian linear prograing ini terlalu baik untuk terjadi dala dunia nyata karena tidak ada kapasitas produksi yang tidak digunakan dan tidak ada kebutuhan beras yang tidak dipenuhi. Penelitian ini encantukan seluruh kabupaten/kota adalah suber beras dan tujuan beras sehingga wilayah peasaran utaa untuk beras hasil produksi dialokasikan untuk kebutuhan setepat dulu baru keudian didistribusikan ke daerah lain. Kapasitas produksi yang lebih kecil dari kebutuhan beras enyebabkan suber beras dan tujuan peasaran adalah saa. c. Penyelesaian Penyelesaian diteukan pada langkah kerja ke 34. Penyelesaian sebelu langkah kerja terakhir perlu dipertibangkan jika penyelesaian ini tidak eberikan jawaban euaskan bagi pengguna linear prograing. d. Hasil perhitungan enunjukkan tidak seua kabupaten/kota enjadi wilayah peasaran beras yang potensial bagi beras hasil produksi suatu kabupaten/kota. Penggunaan linear prograing ini ternyata ebatasi wilayah peasaran para lebaga peasaran, padahal pada kenyataannya para lebaga peasaran eiliki obilitas yang tinggi sehingga eungkinkan easarkan beras ke seluruh kabupaten/kota. Hasil analisis linear prograing tidak endistribusikan beras ke seluruh kabupaten/kota hanya bertujuan untuk einiukan biaya transfortasi sehingga alokasi untuk sebagian besar kabupaten.kota adalah kg. Jika para lebaga peasaran ingin engetahui proses pendistribusian tetapi bukan alokasi yang enghasilkan biaya transfortasi iniu aka dapat epertibangkan langkah sebelu penyelesaian diperoleh. e. Nilai produk arginal Nilai produk arginal dala penelitian ini eiliki ruang jawab adalah tanpa batas sedeikian rupa hingga dapat bertabah secara tidak terbatas. Kasus ini terlalu baik untuk bisa terjadi dala praktek. Keungkinan yang enyebabkan hal ini terjadi adalah adanya kesaaan suber beras dan tujuan peasaran beras. f. Kelebihan linear prograing dapat enunjukkan berapa kapasitas produksi dan kebutuhan beras yang tidak didistribusikan. Pada penelitian ini tidak ada kapasitas produksi dan kebutuhan beras yang tidak dipenuhi, untuk perasalahan

EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 42 yang lain inforasi ini sangat berguna karena enentukan berapa julah kendala yang tidak perlu dianfaatkan. g. Harga bayangan. Biaya yang dikeluarkan peerintah, swasta aupun produsen dala upaya peningkatan kapasitas produksi (isal intenfisikasi dan ekstensifikasi dan lain-lain) tidak boleh elebihi harga bayangan kapasitas produksi. Biaya yang dikeluarkan peerintah dala upaya eenuhi kebutuhan beras (isalnya perbaikan sarana transfortasi) suatu kabupaten/kota tidak boleh elebihi harga bayangan kebutuhan beras. h. Selang perubahan kebutuhan beras. Selaa kebutuhan beras berada pada selang perubahan kebutuhan beras aka setiap perubahan tingkat kebutuhan beras (isalnya karena peningkatan julah penduduk) tidak enyebabkan terjadinya perubahan wilayah peasaran beras/alokasi. Iplikasinya adalah penentuan wilayah peasaran berdasarkan hasil studi ini tetap dapat digunakan selaa fluktuasi kebutuhan beras berada pada selang yang ada, jika tidak perlu analisis ulang. i. Selang perubahan kapasitas beras. Selaa kapasitas beras berada pada selang perubahan kapasitas beras aka setiap perubahan kapasitas beras (isalnya karena intensifikasi terjadi peningkatan julah produksi) tidak enyebabkan terjadinya perubahan alokasi wilayah peasaran yang ditentukan tetap. Iplikasinya adalah peerintah harus berupaya agar fluktuasi keapuan produksi beras dan kebutuhan beras asyarakat hendaknya berada pada selang nilai kanan jika ingin dicapai biaya transfortasi iniu dengan kondisi biaya transfortasi saat penelitian. (98.15 dan Bontang (386.75. Wilayah peasaran (alokasi ) utaa untuk beras hasil produksi dari Kabupaten/Kota :(1) ke Balikpapan (15.86.815 dan (15.636.285 ; (2) Pasir ke Paser Utara (86.842 dan Pasir (22.845.88 ; (3) Kutai ke Saarinda (58.646.344, Bontang (6.172.828 dan Kutai (64.554.876 ; (4) Kutai Tiur ke Bontang (3.88.38 dan Kutai Tiur (22.386.692 ; (5) Kutai Barat ke Saarinda (39.256 dan Kutai Barat (19.613.244 ; (6) Berau ke Bontang (3.22.642 dan Berau (14.46.8 ; (7) Bulungan ke Berau (4.257.216 dan Bulungan (12.847.534 ; (8) Nunukan ke Tarakan (13.777.941 dan Nunukan (7.359.49 ; (9) Malinau ke Nunukan (6.86.286 dan Malinau (6.285.314. Biaya transfortasi yang dikeluarkan untuk alokasi tersebut adalah Rp 27.797.448.179,, di ana biaya tersebut adalah biaya transfortasi yang paling iniu dari seluruh keungkinan peluang peasaran beras dari dan ke seluruh kabupaten/kota di Kaliantan Tiur. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 23. Kaliantan Tiur dala angka. Badan Pusat Statistik, Saarinda. Subagyo P, Asri M dan Handoko DHT. 2. Dasar-dasar operations research. BPFE Yogyakarta. KESIMPULAN Linear prograing dapat digunakan untuk enentukan wilayah peasaran beras di Kaliantan Tiur, di ana penentuan wilayah peasaran beras berdasarkan tingkat alokasi. Setiap kabupaten/kota ungkin enjadi wilayah peasaran beras, akan tetapi sebaiknya peasaran beras dilakukan ke wilayah peasaran beras yang utaa agar kegiatan peasaran enjadi efektif dan efisien (biaya transfortasi iniu). Wilayah peasaran beras (alokasi ) utaa yang sesuai dengan wilayah suber beras adalah Kota Saarinda (16.588., Balikpapan