PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Transkripsi

1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan sebagian tugas-tugas p eerintahan dan pebangunan, terdapat pejabat instansi p eerintah engangkat tenaga tertentu sebagai tenaga honorer; b. bahwa tenaga honorer yang telah laa bekerja dan atau t enaganya sangat dibutuhkan oleh Peerintah dan eenuhi syarat yang ditentukan dala Peraturan Peerintah ini, dapat d iangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan b, dipandang p erlu engatur ketentuan engenai pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan Peraturan Peerintah; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Noor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Noor 55, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 3041), sebagaiana telah diubah dengan Undang-Undang Noor 43 Tahun 1999 (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Noor 169, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 3890); 3. Undang-Undang Noor 32 Tahun 2004 tentang Peerintahan Daerah (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Noor 1 25, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4437), sebagaiana telah diubah dengan Peraturan Peerintah Pengganti Undang-Undang Noor 3 Tahun 2005; 4. Peraturan Peerintah Noor 97 Tahun 2000 tentang Forasi Pegawai Negeri Sipil (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Noor 194, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4015), sebagaiana telah diubah dengan Peraturan Peerintah Noor 54 Tahun 2003 (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Noor 122, Tabahan Lebaran Negara Rep ublik Indonesia Noor 4332); 5. Peraturan Peerintah Noor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Noor 195, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4016), sebagaiana telah diubah dengan Peraturan Peerintah Noor 11 Tahun 2002 (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Noor 31, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4192); 6. Peraturan Peerintah Noor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Peindahan, dan Peberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lebaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Noor 15, Tabahan Lebaran Negara Republik Indonesia Noor 4263); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

2 Pasal 1 Dala Peraturan Peerintah ini yang diaksud dengan : 1. Tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pebina Kepegawaian atau pejabat lain dala peerintahan untuk elaksanakan tugas tertentu pada instansi peerintah atau yang penghasilannya enjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 2. Pejabat Pebina Kepegawaian adalah pejabat yang berwenang engangkat, eindahkan, dan eberhentikan Pegawai Negeri Sipil di lingkungannya sesuai dengan peraturan perundangundangan. 3. Instansi adalah instansi peerintah pusat dan instansi peerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Pasal 2 Pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Peerintah ini, diaksudkan untuk eenuhi k ebutuhan tenaga tertentu pada instansi peerintah. Pasal 3 ( 1 ) Pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil diprioritaskan bagi yang elaksanakan tugas sebagai : a. Tenaga guru; b. Tenaga kesehatan pada unit pelayanan kesehatan; c. Tenaga penyuluh di bidang pertanian, perikanan peternakan; dan d. Tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan peerintah. (2) Pengangkatan tenaga honorer sebagaiana diaksud pada ayat ( 1 ) didasarkan pada usia dan asa kerja sebagai berikut : a. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (epat puluh ena) tahun dan epunyai asa kerja 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara terus enerus. b. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (epat puluh ena) tahun dan epunyai asa kerja 10 (sepuluh) tahun atau lebih sapai dengan kurang dari 20 (dua puluh) tahun secara terus enerus. c. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 40 (epat puluh) t ahun dan epunyai asa kerja 5 (lia) tahun atau lebih sapai dengan kurang dari 10 (sepuluh) tahun secara terus enerus. d. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 35 (tiga puluh lia) t ahun dan epunyai asa kerja 1 (satu) tahun atau lebih sapai dengan kurang dari 5 (lia) tahun secara terus enerus. Pasal 4 ( 1 ) Pengangkatan tenaga honorer sebagaiana diaksud dala Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, dilakukan elalui seleksi adinistrasi, disiplin, integritas, kesehatan, dan kopetensi. ( 2) Pengangkatan tenaga honorer sebagaiana diaksud dala Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) huruf b, huruf c, dan huruf d, selain elalui seleksi sebagaiana diaksud pada ayat (1), wajib engisi/enjawab daftar pertanyaan engenai pengetahuan t ata p eerintahan/kepeerintahan yang baik, dan pe l aksanaannya terpisah dari pelaar uu. ( 3) Pengangkatan tenaga honorer sebagaiana diaksud dala Pasal 3 pada prinsipnya eprioritaskan tenaga honorer yang berusia pa l ing tinggi dan/atau epunyai asa kerja lebih banyak.

3 Pasal 5 ( 1 ) Tenaga dokter yang telah selesai atau sedang elaksanakan tugas sebagai Pegawai Tidak Tetap atau sebagai tenaga honorer pada unit pelayanan kesehatan ilik peerintah, dapat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil setelah elalui seleksi sebagaiana diaksud dala Pasal 4 ayat (1), tanpa eperhatikan asa kerja sebagai tenaga honorer, dengan k etentuan : a. usia paling tinggi 46 (epat puluh ena) tahun; b. bersedia bekerja pada unit pelayanan kesehatan di daerah t er p encil, sekurang-kurangnya 5 (lia) tahun. (2) Daerah terpencil sebagaiana diaksud pada ayat (1) ditetapkan o l eh Gubernur/Bupati yang bersangkutan sesuai dengan kriteria y ang ditentukan dala peraturan perundang-undangan. Pasal 6 ( 1 ) Pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Peerintah ini dilakukan bertahap ulai Tahun Anggaran 2005 dan paling labat selesai Tahun Anggaran 2009, dengan prioritas tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. ( 2) Dala hal tenaga honorer sebagaiana diaksud pada ayat (1) seluruhnya telah diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebelu tahun Anggaran 2009, aka tenaga honorer yang bekerja pa d a instansi peerintah dan penghasilannya tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Pasal 7 Pengangkatan tenaga honorer sebagaiana diaksud dala Pasal 6, dilakukan secara objektif dan transparan. Pasal 8 Sejak ditetapkannya Peraturan Peerintah ini, seua Pejabat Pebina Kepegawaian dan pejabat lain di lingkungan instansi, dilarang engangkat tenaga honorer atau yang sejenis, kecuali ditetapkan dengan Peraturan Peerintah. Pasal 9 ( 1 ) Untuk pelaksanaan pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dibentuk Ti Koordinasi Tingkat Nasional dan Ti Tingkat Instansi. ( 2) Ti Koordinasi Tingkat Nasional sebagaiana diaksud pada ayat ( 1 ) ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pe ndayagunaan aparatur negara. ( 3) Ti Tingkat Instansi ditetapkan oleh Pejabat Pebina Kepegawaian yang bersangkutan. ( 4) Untuk pelaksanaan pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil tingkat instansi daerah Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh Gubernur. Pasal 10 ( 1 ) Penyiapan ateri pertanyaan engenai pengetahuan tata pe erintahan/kepeerintahan yang baik dibuat oleh Ti Koordinasi Tingkat Nasional. ( 2) Penggandaan ateri pertanyaan sebagaiana diaksud pada ayat ( 1 ) dan pengolahan hasil pengisian/jawaban dilakukan oleh : a. Pejabat Pebina Kepegawaian Pusat bagi tenaga honorer

4 pa da instansi pusat; b. Pejabat Pebina Kepegawaian Daerah Provinsi bagi tenaga honorer pada instansi Daerah Provinsi; dan c. Gubernur bagi tenaga honorer pada instansi Daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya. Pasal 11 Biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2005 sapai dengan Tahun Anggaran 2009 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pasal 12 ( 1 ) Pelaksanaan Peraturan Peerintah ini akan diadakan evaluasi setiap tahun. ( 2) Hasil evaluasi sebagaiana diaksud pada ayat (1) dilaporkan k epada Presiden. Pasal 13 Ketentuan pelaksanaan Peraturan Peerintah ini diatur lebih lanjut o l eh Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 14 Peraturan Peerintah ini ulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang engetahuinya, eerintahkan pengundangan Peraturan Peerintah ini dengan penepatannya dala Lebaran Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pa d a tanggal 11 Nopeber 2005 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, t td HAMID AWALUDIN Ditetapkan di Jakarta pa da tanggal 11 Nopeber 2005 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, t t d DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2005 NOMOR 122

5 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas peerintahan, baik pada peerintahan p usat aupun peerintahan daerah, sebagian dilakukan oleh tenaga honorer. Di antara tenaga honorer tersebut ada yang telah laa bekerja kepada peerintah d an keberadaannya sangat dibutuhkan oleh peerintah. Mengingat asa bekerja ereka sudah laa dan keberadaannya sangat dibutuhkan o l eh peerintah, dala kenyataannya sebagian tenaga honorer tersebut telah berusia lebih dari 35 (tiga puluh lia) tahun dan berdasarkan peraturan p er undang-undangan tidak dapat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, aka bagi ereka perlu diberikan perlakuan secara khusus dala pengangkatan enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Dengan Peraturan Peerintah ini, bagi tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (epat puluh ena) tahun dan telah bekerja 20 (dua puluh) tahun atau lebih, d apat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, setelah elalui seleksi adinistratif, disiplin, integritas, kesehatan, dan kopetensi. Selanjutnya bagi tenaga honorer yang telah bekerja kurang dari 20 (dua puluh) t ahun, pengangkatannya enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil selain elalui seleksi adinistratif, disiplin, integritas, kesehatan, dan kopetensi, ereka juga d iwajibkan engisi/enjawab daftar pertanyaan engenai pengetahuan tata p eerintahan/kepeerintahan yang baik antar sesaa tenaga honorer yang p elaksanaannya dilakukan terpisah dari pelaar uu yang bukan tenaga honorer, dengan pengelopokan sebagai berikut : a. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 46 (epat puluh ena) tahun dan bekerja selaa 10 (sepuluh) tahun sapai dengan kurang dari 20 (dua puluh) t ahun secara terus enerus; b. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 40 (epat puluh) tahun dan bekerja selaa 5 (lia) tahun sapai dengan kurang dari 10 (sepuluh) tahun secara t erus enerus; c. Tenaga honorer yang berusia paling tinggi 35 (tiga puluh lia) tahun dan bekerja selaa 1 (satu) tahun sapai dengan kurang dari 5 (lia) tahun secara t erus enerus. Peraturan Peerintah ini erupakan pengaturan khusus dan engecualikan beberapa Pasal dala Peraturan Peerintah Noor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaiana telah diubah dengan Peraturan Peerintah Noor 11 Tahun Pengangkatan tenaga honorer enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Peerintah ini dapat dilakukan apabila tenaga honorer tersebut eenuhi syarat yang ditentukan, baik syarat adinistratif aupun syarat lain y ang ditentukan dala Peraturan Peerintah ini dan peraturan perundangundangan lainnya. Berdasarkan Peraturan Peerintah ini, ditentukan prioritas jenis tenaga honorer yang dapat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Deikian juga urutan p ri o r itas usia dan asa bekerja sebagai tenaga honorer yang akan enjadi p er t ibangan dala pengangkatannya enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Tenaga honorer atau yang sejenis yang diaksud dala Peraturan Peerintah ini t erasuk guru bantu, guru honorer, guru wiyata bhakti, pegawai honorer, pegawai k ontrak, pegawai tidak tetap, dan lain-lain yang sejenis dengan itu.

6 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Ayat (1) Tenaga honorer yang ditentukan dala ayat ini enunjukkan pr ioritas jenis tenaga honorer yang dapat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang diaksud dengan tenaga teknis lainnya pada huruf d dala ayat ini adalah tenaga teknis yang bersifat operasional dala rangka pe l aksanaan tugas pokok instansi dan bukan tenaga teknis adinistratif. Penentuan batas usia dihitung sapai dengan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Penentuan julah dan batas asa kerja dihitung ulai sejak pe ngangkatan sebagai tenaga honorer sapai dengan 1 Deseber Dengan deikian julah dan batas asa kerja untuk tahun berikutnya ditabah1 (satu) tahun, dan seterusnya, apabila berlakunya pengangkatan enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil setiap t anggal 1 Deseber tahun anggaran yang berjalan. Pasal 4 Ayat (1) Yang diaksud dengan : a. Disiplin dan integritas adalah bahwa selaa enjadi tenaga honorer elakukan tugasnya dengan baik dan disiplin serta epunyai integritas tinggi yang dibuktikan dengan surat pe r nyataan oleh atasan langsungnya serta disahkan kebenarannya o l eh Pejabat Pebina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk sekurang-kurangnya pejabat struktural eselon II. b. Kesehatan adalah tenaga honorer tersebut sehat jasani dan r ohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter. Tenaga honorer penyandang cacat tidak berarti yang bersangkutan tidak sehat jasani dan rohani. Apabila dokter enyatakan bahwa yang bersangkutan sehat jasani dan rohani, dapat diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sepanjang eenuhi persyaratan dala Peraturan Peerintah ini dan dapat elaksanakan tugas jabatan yang akan dibebankan kepadanya. c. Kopetensi adalah bahwa tenaga honorer tersebut epunyai pe ndidikan, kecakapan, keahlian, atau keterapilan yang sesuai dengan jabatan yang akan diduduki. Bagi tenaga honorer berdasarkan ketentuan pada ayat ini, disaping d ilakukan seleksi adinistratif, diwajibkan juga engisi/enjawab d aftar p ertanyaan engenai p engetahuan t ata p eerintahan/kepeerintahan yang baik, dan pelaksanaannya t erpisah dengan pelaar uu yang bukan tenaga honorer. Ayat (3) Tenaga honorer yang berusia lebih tinggi dan/atau epunyai asa k erja lebih banyak enjadi prioritas pertaa untuk diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Dala hal terdapat beberapa tenaga honorer yang berusia saa, tetapi julah tenaga honorer elebihi

7 l owongan forasi yang tersedia, aka diprioritaskan untuk engangkat tenaga honorer yang epunyai asa kerja lebih banyak. Pasal 5 Ayat (1) Unit pelayanan kesehatan ilik Peerintah yang diaksud dala k etentuan ini adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesas). Dala hal julah tenaga dokter yang akan diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil lebih banyak dari julah forasi yang lowong, aka prioritas pengangkatan dilakukan terhadap er eka yang eiliki usia yang paling tinggi. Dala hal terdapat beberapa tenaga do k t er yang berusia saa, aka diprioritaskan untuk engangkat yang epunyai asa kerja lebih banyak sebagai Pegawai Tidak Tetap atau sebagai tenaga honorer. Penentuan batas usia tertinggi dihitung sapai dengan pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Pasal 6 Ayat (1) Pentahapan ini disesuaikan dengan julah lowongan forasi yang ditetapkan Peerintah dengan eperhatikan keapuan keuangan negara. Pasal 7 Yang diaksud dengan : a. Objektif adalah bahwa persyaratan pengangkatan tenaga honorer dan t enaga dokter dilakukan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dala peraturan perundang-undangan. b. Transparan adalah bahwa naa tenaga honorer, tenaga dokter dan pe r syaratan pengangkatan enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara terbuka dan diuukan elalui edia yang tersedia oleh Pejabat Pebina Kepegawaian yang bersangkutan, sehingga dapat diakses dan diketahui oleh asyarakat. Pasal 8 Cuk up jelas. Pasal 9 Ayat (1) Ayat (3) Ayat (4) Pasal 10 Ayat (1) Materi pertanyaan yang disiapkan oleh Ti Koordinasi Tingkat Nasional diaksudkan untuk engetahui peahaan tenaga honorer engenai tata peerintahan/kepeerintahan yang baik, digunakan sebagai bahan dala elakukan pebinaan selanjutnya setelah diangkat enjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Materi pertanyaan t ersebut bukan erupakan ujian penyaringan untuk penentuan

8 k elulusan. Pasal 11 Cuk up jelas. Pasal 12 Ayat (1) Pasal 13 Cuk up jelas. Pasal 14 Cuk up jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4561