Research Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Research Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung"

Transkripsi

1 IATMI 006-TS-9 PROSIDING, Siosiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 006 APLIKASI NILAI EFISIENSI ALIRAN DAN METODE SEQUENTIAL PROBABILITY RATIO TEST UNTUK IDENTIFIKASI TERBENTUKNYA KONDENSAT PADA PIPA TRANSMISI GAS KONDENSAT STUDI KASUS LAPANGAN X Leksono Muchara, (Presenter), Kuntjoro A. Sidarto,3, Setoratno Siregar,, Daradi, Rizky Maulidy,3, Ayu Putri Wulandari, Nancy Rohani, Endra Siari, Alfin Priabudi 4 ) Research Consortiu OPPINET, Institut Teknologi Bandung ) Progra Studi Teknik Perinyakan, Institut Teknologi Bandung 3) Progra Studi Mateatika, Institut Teknologi Bandung 4) VICO Indonesia ABSTRAK Terbentuknya kondensat ada ia transisi gas ala daat dideteksi dari adanya erubahan ola distribusi tekanan seanjang ia terhada kondisi noral, atau dari efisiensi alirannya. Pada studi ini dikebangkan dua buah odel untuk engidentifikasi kondensat, yaitu nilai efisiensi aliran dan Sequential Probability Ratio Test (SPRT). Hasil validasi dengan data tekanan dan data igging di laangan enunjukkan bahwa etode SPRT daat digunakan untuk engidentifikasi terbentuknya kondensat ada ia transisi gas ala serta untuk enentukan waktu igging dengan hasil yang cuku euaskan. PENDAHULUAN Terjadinya kondensasi eruakan asalah yang sering uncul ada ia transisi gas kondensat. Kondensasi adalah terbentuknya fasa cair akibat erubahan tekanan dan teeratur oerasi ada ia transisi gas kondensat. Masalah kondensasi tersebut daat erugikan kegiatan oerasi industri gas ala karena akan enaikkan biaya oerasi ia, terutaa biaya igging, yaitu roses ebersihan ia dari kondensat. Adanya kondensasi ada ia transisi gas kondensat daat diidentifikasi dari erilaku ola distribusi tekanan seanjang ia atau dari nilai efisiensi alirannya. Penyiangan ola distribusi tekanan terhada kondisi noral eberikan erkiraan awal adanya kondensasi ada ia transisi gas kondensat. Pada studi ini dikebangkan dua buah odel untuk engidentifikasi kondensat, yaitu odel efisiensi aliran dan odel endekatan Sequential Probability Ratio Test (SPRT). Nilai efisiensi aliran eruakan suatu nilai yang enunjukkan keauan ia untuk engalirkan fluida. Pia dikatakan eunyai efisiensi aliran 00% aabila daat engalirkan fluida di dalanya secara seurna tana adanya kerugian-kerugian. Pada kenyatannya tidak ada ia yang eunyai efisiensi aliran 00% karena beberaa hal, salah satunya karena tidak ada ia yang halus seurna, sehingga ada kerugian aliran akibat gesekan antara fluida dengan dinding ia. Pada studi ini dielajari asalah efisiensi aliran ada ia transisi gas kondensat. Penurunan efisiensi aliran yang terjadi diidentifikasi akibat adanya kondensasi ada saat gas kondensat tersebut ditransortasikan elalui ia. Dengan engetahui efisiensi aliran, aka daat dierkirakan kaan igging harus dilakukan. Pada studi ini diasusikan kriteria igging dilakukan adalah aabila nilai efisiensi aliran ia kurang dari atau saa dengan 0,3 atau 30%. Pada odel yang kedua dikebangkan etode SPRT untuk identifikasi terbentuknya kondensat ada ia transisi gas kondensat. Metode SPRT eerlukan beberaa sael data dan bekerja dengan enguji hiotesis secara berurutan. Metode SPRT tidak eerlukan engujian terhada seluruh sael data. Aabila SPRT telah eneukan suatu keutusan, aka roses engujian akan dihentikan. Dengan deikian, roses engujian dengan etode SPRT akan ebutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan endekatan statistika yang lain. Alikasi etode SPRT ada asalah identifikasi kondensat ada ia transisi gas kondensat

2 dilakukan dengan cara enguji hiotesis enggunakan sael data erubahan tekanan relatif, yaitu erubahan beda tekanan antara inlet dan outlet terhada tekanan di inlet ia. Pada akalah ini dilakukan siulasi satu contoh kasus laangan enggunakan nilai efisiensi aliran dan etode SPRT. Siulasi ini eruakan ileentasi dari nilai efisiensi aliran dan etode SPRT untuk engidentifikasi terbentuknya kondensat ada ia transisi gas kondensat. PERSAMAAN ALIRAN GAS DALAM PIPA Untuk analisis efisiensi aliran ia berdasarkan data real-tie laangan, digunakan ersaaan aliran gas Panhandle B. Dengan engetahui data erubahan tekanan di inlet dan outlet setia saat, aka efisiensi aliran ia daat dihitung enggunakan ersaaan berikut ini: q E = Tb 737 P b T z L g diana: Tb = 50 o R Pb = 4,73 sia L = 8, iles D = 36 inches T = 560 o R z = 0,9 g = 0, D.53 () Data laangan dan nilai efisiensi aliran selengkanya daat dilihat ada Gabar.. Gabar.. Grafik efisiensi aliran ia Pada Gabar. terlihat bahwa, dengan enetakan kriteria waktu igging ada nilai efisiensi aliran 30% atau 0,3, aka daat dierkirakan kaan igging dilakukan. Terlihat ula bahwa nilai efiensi aliran encaai uncak ada kisaran 0,6-0,8 dan terjadi setelah igging dilakukan. DESAIN MODEL SPRT Ada beberaa teknik saling untuk enentukan ola distribusi tekanan seanjang ia transisi gas kondensat. Pada studi ini digunakan endekatan statistika yang eanfaatkan teknik Sequential Probability Ratio Test (SPRT). Metode SPRT ada awalnya dikebangkan oleh Abraha Wald [3]. Teknik SPRT daat diterakan untuk berbagai aca distribusi data, terasuk distribusi binoial dan distribusi noral. Sedangkan untuk araeteraraeter yang digunakan dala SPRT adalah sebagai berikut []: " : araeter yang diuji # 0 : nilai # dibawah kondisi H 0 # : nilai # dibawah kondisi H f(x #) : fungsi adat eluang untuk eubah acak x. A : Kriteria besar B : Kriteria kecil I : Peluang ebuat kesalahan tie I (tolak H 0 dibawah kodisi H 0 ) J : Peluang ebuat kesalahan tie II (tolak H 0 dibawah kodisi H ) serta: i j i j= = f( x ) i = 0, () diana adalah julah sael. Pada Grosh [], nilai A dan B diberikan oleh: A = dan B =. Prosedur engujian SPRT daat diaarkan sebagai berikut: a. Aati x, x, K, x, K dan hitung 0 untuk setia langkah engaatan. b. Jika 0 A, hentikan engujian dan teria H. c. Jika 0 B, hentikan engujian dan teria H 0. d. Lanjutkan engujian jika B < < A

3 SPRT Untuk Distribusi Noral Untuk data berdistribusi noral dengan ean tidak diketahui dan variansi diketahui, isalkan: H0 : µ = µ 0 H : µ = µ aka rasio eluang enjadi: diana: 0 ( x µ ) ( x µ ) ( ) K ( ) ( xµ 0) ( x µ 0) ( ) ( ) ex..ex = ex. K.ex (3) Q = ex ( i µ ) ( i µ 0) i= i= Q = x + x ( ) = µ µ ( µ µ ) 0 0 i i= Proses engujian akan terus berlangsung selaa Q B < ex < A x (4) (5) ln B < ( µ 0 µ ) ( µ 0 µ ) xi < ln A (6) i= Misal µ 0 > µ. Maka, engujian akan terus berlangsung selaa, diana: h + s < x < h + s (7) i i= µ 0 + µ ln A ln B s =, h =, h = µ 0 µ µ 0 µ Ketika ruas sebelah kiri ketaksaaan () tidak dienuhi, hentikan engujian dan tolak H 0. Misal µ 0 < µ. Maka engujian akan terus berlangsung selaa ketaksaaan () dienuhi, dengan seentara batas bawah dari ruas kiri ketaksaaan (). Daerah yang berada di sebelah kiri batas atas dinaakan daerah enolakan H 0, daerah yang berada di sebelah kanan batas bawah dinaakan daerah eneriaan H 0 dan daerah yang berada di antara garis batas atas dan bawah dinaakan daerah tana keutusan, yang berarti sejulah sael tabahan dierlukan untuk elanjutkan roses engujian. Untuk endaatkan keutusan enggunakan SPRT, hal yang harus dilakukan hanya elot sael data yang diuji dan encari tahu ada daerah ana sael data ini berada. Keudian, berdasarkan naa daerah tersebut, dengan udah keutusan daat dieroleh. STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas siulasi satu contoh kasus enggunakan data laangan salah satu ia transisi gas kondensat di Kaliantan Tiur []. Data yang digunakan adalah data erubahan tekanan relatif di inlet dan outlet ia setia 5 ja selaa eriode waktu 5 Oktober saai Deseber 005, dengan julah data sebanyak 93 buah. Studi ini eelajari tentang asalah identifikasi kondensat ada ia transisi gas kondensat, sebagai uaya untuk enentukan waktu igging yang otial. Pada kasus ini, erubahan tekanan relatif antara inlet dan outlet eruakan araeter yang akan dianalisa. Untuk keerluan analisa SPRT, data erubahan tekanan dibagi enjadi dua kategori, yaitu data belajar dan data validasi. Data belajar diabil dari data ada tanggal 5 Oktober saai Noeber 005. Data ini digunakan untuk engkonstruksi sto line SPRT. Sedangkan, data ada tanggal Noeber saai Deseber 005 digunakan sebagai data validasi, yaitu data yang akan dianalisa dengan SPRT. Melalui uji kenoralan data, diketahui bahwa data erubahan tekanan relatif berdistribusi noral. Hal ini engilikasikan bahwa data erubahan tekanan daat diolah secara langsung dengan etode SPRT untuk data berdistribusi noral, tana harus enoralisasikan data terlebih dahulu. Kenoralan data erubahan tekanan ia transisi gas kondensat tersebut diuji enggunakan noral -lot yang hasilnya dierlihatkan ada Gabar.. µ 0 + µ ln B ln A s =, h =, h =. µ µ 0 µ µ 0 Ketika ruas sebelah kanan ketaksaaan () tidak dienuhi, hentikan engujian dan teria H 0. Garis h + s dan dan garis h + s ada ketaksaaan () ebentuk SPRT sto line. Batas atas dikonstruksikan dari ruas kanan ketaksaaan () - 3 -

4 dan SPRT daat digunakan untuk eerkirakan waktu igging yang teat ada suatu ia transisi gas kondensat. Gabar.. Noral P-Plot untuk data erubahan tekanan relatif setia ja selaa eriode 5 Oktober - 3 Deseber 006 Hiotesis yang dibangun untuk asalah kondensat ada studi kasus ini adalah: H0 : µ = 0,0 H : µ = 0,06 H 0 eruakan hiotesis yang enggabarkan bahwa ia transisi gas ala berada di bawah kondisi noral (tidak terbentuk kondensat), sedangkan H eruakan hiotesis tandingan yang enggabarkan adanya kondensat ada ia transisi gas kondensat. Pada kasus ini nilai ean dari data erubahan tekanan relatif ketika terbentuk kondensat bernilai lebih besar dari ada nilai ean dari data erubahan tekanan relatif ada kondisi noral. Alikasi etode SPRT untuk kasus µ 0 < µ, dengan enggunakan = 0,05 dan = 0, 5 eberikan nilai untuk araeter-araeter SPRT sebagai berikut: A= 5; B = 0, 636; s = 0,056;. h = 0, 03538; h = 0, 0746 Pada taha berikutnya dilakukan engujian terhada data erubahan tekanan relatif untuk eriode Noeber - Deseber 005. Hasil dari engujian ini ditailkan ada Gabar. 3b (bawah). Hasil tersebut juga dibandingkan dengan nilai efisiensi alirannya yang disajikan ada Gabar. 3a (atas). Gabar. 3 enunjukkan bahwa igging kedua dilakukan terlalu ceat, karena data asih berada ada daerah eneriaan H 0. Hal ini juga bisa terlihat ada grafik efisiensi yang enunjukkan nilai efisiensi sebesar 38%. Sedangkan igging ketiga dan keeat dilakukan terlabat karena data sebelunya sudah berada di daerah enolakan H 0, dengan nilai efisiensi kurang dari 30%. Berdasarkan hasil siulasi ini terlihat bahwa etode analisa nilai efisiensi aliran SIMPULAN Dari hasil siulasi daat ditarik beberaa siulan sebagai berikut:. Metode analisa nilai efisiensi aliran dan SPRT daat digunakan untuk eodelan erilaku distribusi tekanan gas kondensat dala ia.. Metode analisa nilai efisiensi aliran dan SPRT daat digunakan untuk identifikasi kondensat ada ia transisi gas kondensat dengan cara engaati enyiangan ola distribusi tekanan seanjang ia terhada kondisi noral. Dengan deikian daat dierkirakan waktu igging yang teat. 3. Validasi dengan data tekanan, dan data igging di laangan enunjukkan bahwa hasil siulasi dengan enggunakan nilai efisiensi aliran dan etode SPRT yang dikebangkan dala enelitian ini eberikan hasil yang euaskan. 4. Metode ini daat dialikasikan di laangan secara real-tie untuk endeteksi adanya kondensasi ada ia transisi gas kondensat. DAFTAR PUSTAKA [] Grosh, D.L., A Prier of Reliability Theory, John Wiley & Sons, New York, 989. [] Ikoku, C.U., Natural Gas Production Engineering, John Wiley & Sons Inc., Toronto, 984. [] Sidarto, K.A., Identification of an Unusual Condition of Flowing Fluid in Pieline Using Statistical Modeling, RC-OPPINET 5 th Annual Reort, Bandung, Aril 006. [4] Wald, A., Sequential Analysis, John Wiley & Sons, New York, 959 (5 th rinting)

5 Gabar. 3a. Grafik efisiensi aliran 3b. Grafik hasil siulasi SPRT - 5 -

6 No. P inlet P outlet +P/P inlet q total Ket Pigging Pigging Pigging Pigging Tabel.. Data tekanan dan laju alir gas er 5 ja. - -

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

METODA PELETAKAN AKAR ADAPTIF LANGSUNG PADA TANGKI REAKTOR. Iskandar Aziz Dosen PNS dpk pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Almuslim ABSTRAK

METODA PELETAKAN AKAR ADAPTIF LANGSUNG PADA TANGKI REAKTOR. Iskandar Aziz Dosen PNS dpk pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Almuslim ABSTRAK METODA PELETAKAN AKAR ADAPTIF LANSUN PADA TANKI REAKTOR Iskandar Aziz Dosen PNS dk ada Progra Studi Teknik Siil Universitas Alusli ABSTRAK Tulisan ini eresentasikan etoda eletakan akar adatif langsung

Lebih terperinci

Bab III. Dasar Teori

Bab III. Dasar Teori Bab III Dasar Teori Pada dasarnya, engujian yang dilakukan untuk engetahui koefisien refleksi dan transisi odel eecah gelobang struktur akresi ineral, adalah suatu uaya untuk ereroduksi suatu keadaan laangan

Lebih terperinci

DINAMIKA LINEAR Teori Singkat Hukum-hukum Newton tentang Gerak Gaya-gaya yang sering dijumpai dalam persoalan mekanika: maksimum

DINAMIKA LINEAR Teori Singkat Hukum-hukum Newton tentang Gerak Gaya-gaya yang sering dijumpai dalam persoalan mekanika: maksimum DINAIKA LINEAR Teori Singkat Huku-huku Newton tentang Gerak. Huku Newton Benda yang dia atau berada dala gerak dengan keceatan konstan akan terus berada dala keadaan geraknya kecuali ada gaya yang bekerja

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH MODIFIKASI JUMLAH KUTUB TERHADAP PERUBAHAN DAYA DAN TORSI MOTOR INDUKSI SATU FASA

KAJIAN PENGARUH MODIFIKASI JUMLAH KUTUB TERHADAP PERUBAHAN DAYA DAN TORSI MOTOR INDUKSI SATU FASA KAJAN PENGARUH MODFKA JUMLAH KUTUB TERHADAP PERUBAHAN DAYA DAN TOR MOTOR NDUK ATU FAA Asfari Hariz antoso, Pebibing : Hari antoso, Pebibing : Hery Purnoo. Abstrak Motor induksi satu fasa banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

Impuls dan Momentum By. Aan S. Arcadie

Impuls dan Momentum By. Aan S. Arcadie Iuls dan Moentu y. Aan S. Arcadie A. Iuls (I ---- Ns) ada saat Anda enendang bola, gaya yang diberikan kaki aada bola teradi dala waktu yang sangat singkat. Gaya seerti ini disebut sebagai gaya iulsif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN: Uji Kecocokan Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Poisson. Pada Data Asuransi

PROSIDING ISBN: Uji Kecocokan Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Poisson. Pada Data Asuransi PROSIDING ISBN: 978-979-16353-3- Uji Kecocoan Chi-Kuadrat Untu Distribusi Poisson Pada Data Asuransi S-14 Lisnur Wachidah e-ail: lisnur_w@yahoo.co.id Abstra Untu eerluan analisis secara araetri ada suatu

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2011 BIDANG ILMU FISIKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2011 BIDANG ILMU FISIKA OMPADE SANS NASONA 2011 BDANG MU FSKA SEEKS TM OMPADE FSKA NDONESA 2012 SOA TES EKSPERMEN KEMENTERAN PENDDKAN NASONA DREKTORAT JENDERA MANAJEMEN PENDDKAN MENENGAH DREKTORAT PEMBNAAN SEKOAH MENENGAH ATAS

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk encaai tujuan enelitian, dierlukan beberaa engertian dan teori yang relevan dengan ebahasan. Dala bab ini akan diberikan beberaa teori berua definisi, teorea, auun lea yang

Lebih terperinci

PREDIKSI KERUSAKAN MODEL TIANG JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN MUTU BETON DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN

PREDIKSI KERUSAKAN MODEL TIANG JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN MUTU BETON DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN Annual Civil ngineering Seinar 2015, Pekanbaru PRDIKSI KRUSAKAN MODL TIANG JMBATAN BTON BRTULANG BRDASARKAN MUTU BTON DNGAN MTOD JARINGAN SARAF TIRUAN Reni Suryanita 1 1 Jurusan Teknik Siil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Daya Generator Turbin Angin Skala Kecil Dengan Metode Penulusuran Titik Daya Maksimum Untuk Aplikasi Pengisian Baterai

Analisis Optimasi Daya Generator Turbin Angin Skala Kecil Dengan Metode Penulusuran Titik Daya Maksimum Untuk Aplikasi Pengisian Baterai Analisis Otiasi Daya Generator Turbin Angin Skala Kecil Dengan Metode Penulusuran Titik Daya Maksiu Untuk Alikasi Pengisian Baterai Sekolah Teknik Elektro dan Inforatika, Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 3.1 Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek enelitian eruakan hal yang tidak bisa diisahkan dari berbagai enelitian yang dilakukan. Menurut Suharisi Arikunto (2010: 161), objek enelitian adalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

PEREKAYASAAN TANGKI PENGENDAP UNTUK MEMISAHKAN (NH 4 ) 4 UO 2 (CO 3 ) 3 DARI CAIRAN NH 4 F

PEREKAYASAAN TANGKI PENGENDAP UNTUK MEMISAHKAN (NH 4 ) 4 UO 2 (CO 3 ) 3 DARI CAIRAN NH 4 F PEREKAYASAAN TANGKI PENGENDAP UNTUK MEMISAHKAN (NH 4 ) 4 UO 2 (CO 3 ) 3 DARI CAIRAN NH 4 F Abdul Jai, Hafni issa Nuri Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan Pusitek Serong

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BERORIENTASI MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

TEKNOLOGI BERORIENTASI MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI BERORIENTASI MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UISU Jln. Sisingaangaraja Tel. 7869920 Teladan Medan Abstrak Diasa ledakan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

=====O0O===== c) Tumbukan tidak lenting, e = 0 A. MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku.

=====O0O===== c) Tumbukan tidak lenting, e = 0 A. MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Hukum kekekalan energi kinetik tidak berlaku. A. MOMENTUM DAN TUMUKAN Teori Singka :. Perkalian anara assa dan keceaan disebu oenu P P. Hasil kali anara gaya F dan selang waku enghasilkan erubahan oenu P disebu ula Iuls I I P F d c Tubukan idak lening,

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ADANYA IMPERFECT QUALITY PRODUCT DAN INSPECTION ERROR

PENGEMBANGAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ADANYA IMPERFECT QUALITY PRODUCT DAN INSPECTION ERROR PENGEMBANGAN MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ADANYA IMPERFECT UALITY PRODUCT DAN INSPECTION ERROR Penyusun Risky Racania 507 00 097 Pebibing Prof. Dr. Ir. Suarno, MSIE 948070 97603

Lebih terperinci

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m

Contoh 1. = 3, 75 cm 3 Ditanya : m Jawab : m = ρv = 19,3 x 3,75 = 27,375 gra m Contoh. Seotong eas yang bentuknya seerti seeda akan di tentukan assanya. Eas di asukkan dala gelas ukur yang sebelunya telah berisi air, seerti gabar. Ternyata, skala yang ditunjukan oleh eukaan air dala

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. I. Mendeteksi adanya outlier pada model EGARCH (m,n) dengan menggunakan

BAB III METODE PENULISAN. I. Mendeteksi adanya outlier pada model EGARCH (m,n) dengan menggunakan BAB III METODE PENULISAN Metode penulisan yang berkaitan dengan tujuan penulisan skripsi adalah sebagai berikut: I. Mendeteksi adanya outlier pada odel EGARCH (,n) dengan enggunakan etode Rasio Likelihood

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU NLISIS PERUBHN LUSN REL PERTNMN DERH IRIGSI UPT- SUNGI PKU BERDSRKN DEBIT IR PD SLURN PRIMER BENDUNGN SUNGI PKU Virgo Trisep Haris, Lusi Dwi Putri, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru E-ail:lusidwiputri@unilak.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Di dalam kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas. VIII semester 1 terdapat bermacam-macam pokok bahasan yang memberi

Di dalam kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di kelas. VIII semester 1 terdapat bermacam-macam pokok bahasan yang memberi Proses belajar engajar eruakan suatu siste. Di alanya teraat berbagai koonen engajaran yang saling terintegrasi ala encaai tujuan. Guna encaai hasil belajar yang otial, seua koonen i ala roses belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/23/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/23/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /3/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik usat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik usat assa benda koosit.

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Akhad Syarief,

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci

EVALUASI PERPUSTAKAAN DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY EVALUATION MEMBERSHIP DEGREE TRANSFORMATION NEW ALGORITHM M(1,2,3)

EVALUASI PERPUSTAKAAN DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY EVALUATION MEMBERSHIP DEGREE TRANSFORMATION NEW ALGORITHM M(1,2,3) EVALUASI PERPUSTAKAAN DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY EVALUATION MEMBERSHIP DEGREE TRANSFORMATION NEW ALGORITHM M(,2,3) Riah Ukur Ginting, Rocky Y Dillak 2 Jurusan Mateatika FMIPA USU Jl. Bioteknologi I Kaus

Lebih terperinci

Kata Kunci: SSIIM, transportasi sedimen, gerusan lokal, computational fluid dynamic

Kata Kunci: SSIIM, transportasi sedimen, gerusan lokal, computational fluid dynamic ANALISA POLA GERUSAN PADA HILIR BENDUNG PLTM BANTAENG-1 KABUPATEN BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN Fakhri Abi 1, Dian Sisinggih 2, Suwanto Marsudi 2 1 Mahasiswa Progra Sarjana Teknik Jurusan Pengairan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil Prosiding SI MaNIs (Seinar Nasional Integrasi Mateatika dan Nilai Islai) Vol.1, No.1, Juli 017, Hal. 1-5 p-issn: 580-4596; e-issn: 580-460X Halaan 1 Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

Dua K.S.Y. Klaas Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Kupang

Dua K.S.Y. Klaas Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Kupang he Characteristic of Critical Flow on Sluice Gate Karakteristik Aliran Kritis Pada Pintu Sorong Dua K.S.Y. Klaas Staf engajar Jurusan eknik Siil, Politeknik Negeri Kuang e-ail: duaklaas@yahoo.co ABSRAC

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

PENDEKATAN FUZZY COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK VIEWS DALAM PORTOFOLIO MODEL BLACK LITTERMAN

PENDEKATAN FUZZY COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK VIEWS DALAM PORTOFOLIO MODEL BLACK LITTERMAN Pendekatan Fuzzy Coroise... (Suci Rahadani) 43 PENDEKATAN FUZZY COMPROMISE PROGRAMMING UNTUK VIEWS DALAM PORTOFOLIO MODEL BLACK LITTERMAN FUZZY COMPROMISE PROGRAMMING APPROACH FOR VIEWS ON BLACK LITTERMAN

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

KETERBAGIAN TAK HINGGA DISTRIBUSI LOG-GAMMA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBUKTIAN RUMUS PERKALIAN GAUSS DAN RUMUS LEGENDRE

KETERBAGIAN TAK HINGGA DISTRIBUSI LOG-GAMMA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBUKTIAN RUMUS PERKALIAN GAUSS DAN RUMUS LEGENDRE Jurnal Mateatika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 28 33 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KETERBAGIAN TAK HINGGA DISTRIBUSI LOG-GAMMA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBUKTIAN RUMUS PERKALIAN GAUSS DAN RUMUS

Lebih terperinci

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Bab IV Peodelan, Pengujian dan Analisa Siste Steel Ball Magnetic Levitation Pada bab IV ini akan dijelaskan engenai peodelan, pengujian dari siste yang tela dibuat dan penganalisaan asil pengujian tersebut.

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN NAMA PRAKTIKAN : Raadhan Bestari T. Barlian GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) KELOMPOK : 2 HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kais, 17

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X DEPARTEMEN MATEMATIKA F MIPA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR ISSN : 1412-677X Journal of Matheatics and Its Applications J M A Jurnal Mateatika dan Aplikasinya Volue 7, No. 1 Juli 28 Alaat Redaksi : Departeen

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X) Hasil Kali Dalam Berbobot ada Ruang L () Muhammad Jakfar, Hendra Gunawan, Mochammad Idris 3 Universitas Negeri Surabaya, muhammadjakfar@unesa.ac.id Institut Teknologi Bandung, hgunawan@math.itb.ac.id 3

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH PELAT TERHADAP UNJUK KERJA PENUKAR KALOR (HE) REAKTOR TRIGA 2000

PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH PELAT TERHADAP UNJUK KERJA PENUKAR KALOR (HE) REAKTOR TRIGA 2000 PNGARUH PNAMBAHAN JUMLAH PLAT TRHADAP UNJUK KRJA PNUKAR KALOR (H) RAKTOR TRIGA 2000 Henky Poedjo Rahardjo dan Veronica Indriati Sri Wardhani PTNBR - BATAN, Jl. Taansari No. 71 Bandung, 1 ABSTRAK PNGARUH

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV. 1. Hasil IV.1.1. Identifikasi lokasi Identifikasi lokasi sesuai dengan kajian oleh Setiasih dkk., 2006 eruakan analisis awal terhada wilayah yang akan dikaji. Wilayah kajian

Lebih terperinci