Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

2 Departemen Statistika FMIPA IPB

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

BAB II LANDASAN TEORI

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

13Ilmu. Uji Peringkat Wilcoxon dan Mann Whitney

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

Utriweni Mukhaiyar MA2281 Statistika Nonparametrik Kamis, 5 Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

Apakah ada perbedaan rasa????

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

Hubungan Antara Turunan Parsial dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua Peubah

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

STATISTIK NON PARAMETRIK (2)

BAB II PENYEARAH DAYA

STATISTIK NON PARAMETRIK (2) Debrina Puspita Andriani /

ESTIMASI LIKELIHOOD MAXIMUM PENALIZED DARI MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK. Nur Salam 1

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

PEMODELAN INFLASI BERDASARKAN HARGA-HARGA PANGAN MENGGUNAKAN SPLINE MULTIVARIABEL. Abstract

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

Model Produksi dan Distribusi Energi

III HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Hipotesis Komperatif 2 sampel Independen ( UJI Mann-Whitney )

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

Alternatif jawaban soal uraian

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

Materi KBK sem 7 Prinsip data Prinsip statistik dalam penelitian Statistik deskriptif Statistik inferensial

MAKALAH UJI COCHRAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Non Parametrik. Dosen Pengampu: Dr. Nur Karomah Dwiyanti M.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

BI5106 ANALISIS BIOSTATISTIK Bab 5 Uji Hipotesis

BAB 2 LANDASAN TEORI

TERMODINAMIKA TEKNIK II

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nonparametrik, pengujian hipotesis, One-Way Layout, dan pengujian untuk lebih dari

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Uji Z atau t Uji Z Chi- square

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

BAB III ANALISA TEORETIK

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

STATISTIK NON PARAMTERIK

KATA PENGANTAR. Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota VIMK14 Triwulanan

Statistik Non Parameter

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

IV. METODE PENELITIAN

USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA

KARAKTERISTIK WATER CHILLER

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

KETERBAGIAN TAK HINGGA DISTRIBUSI LOG-GAMMA DAN APLIKASINYA DALAM PEMBUKTIAN RUMUS PERKALIAN GAUSS DAN RUMUS LEGENDRE

BAB 2 LANDASAN TEORI

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

TEOREMA ELIMINASI CUT PADA SISTEM LOGIKA FL gc DAN FL w,gc

PERCOBAAN III Komunikasi Data Pengukuran Komunikasi Serial

MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean

Transkripsi:

Statistika, Vol. 7 No., 55 60 Mei 007 ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Teti Sofia Yanti Dosen Jurusan Statistika FMIPA NISBA. Abstrak ji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dala analisis statistika non paraetrik, di ana pengujian digunakan untuk enguji kesaaan distribusi dua populasi yang saling bebas dengan asusi distribusi dari kedua populasi adalah kontinu dan skala pengukuran dari data inial ordinal. ji rank Mann-Whitney dua tahap erupakan perluasan uji rank Mann- Whitney, di ana pengabilan sapel dilakukan sebanyak dua tahap. Jika pada tahap pertaa sudah diperoleh keputusan apakah H0 ditolak atau diteria aka tahap kedua tidak usah dilakukan, dengan deikian uji rank Mann-Whitney dua tahap dianggap lebih efisien dibandingkan uji rank Mann-Whitney karena dapat ereduksi ukuran sapel sehingga dapat engheat biaya dan waktu. Kata kunci: Dua sapel saling bebas, uji rank Mann-Whitney. Pendahuluan ji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dala analisis statistika non paraetrik, di ana pengujian digunakan untuk enguji kesaaan distribusi dua populasi yang saling bebas dengan asusi distribusi dari kedua populasi adalah kontinu. Pengujian dilakukan terhadap sapel-sapel yang diabil dari kedua populasi yang saling bebas dengan teknik sapling tertentu. Salah satu faktor elakukan penyapelan adalah factor biaya dan ketersediaan waktu. Pada uji rank Mann-Whitney proses pengabilan sapel dari kedua populasi dilakukan dala satu kali pengabilan. Mann dan Whitney (dala Suprierr dan Hewett, 976) eperkenalkan uji rank Mann Whitney dua tahap di ana proses pengabilan sapel terhadap kedua populasi dilakukan dala dua tahap, hal ini diaksudkan selain dapat ereduksi ukuran sapel dari data yang akan dianalisis dapat juga engheat waktu dan biaya. Proses penyapelan tahap kedua dilakukan jika hipotesis pengujian pada tahap pertaa ditolak atau diteria, tetapi jika engahasilkan keputusan dilanjutkan aka dilakukan pengabilan sapel tahap kedua.. ji Rank Mann-Whitney Dua populasi yang akan diuji epunyai ukuran populasi yaitu M untuk populasi pertaa dan N untuk populasi kedua, dari asing-asing populasi diabil sapel sebanyak dan n. Proses pengabilan sapel dilakukan enggunakan sapling rando. Randoisasi dapat dilakukan dengan enggunakan bilangan acak. Skala pengukuran untuk uji Rank Mann-Whitney inial ordinal. Misalkan X adalah peubah acak dari populasi dengan fungsi distribusi Fx dan Y adalah adalah peubah acak dari populasi dengan fungsi distribusi Gy, di ana populasi dan populasi saling bebas, aka bentuk hipotesis yang akan diuji adalah: H0: Fx=Gy H: Fx<Gy Dengan elakukan teknik sapling rando diperoleh sapel pada tahap pertaa x,x,,x dari populasi dengan fungsi distribusi Fx dan y,y,,yn dari populasi dengan fungsi distribusi Gx. Statistik uji yang digunakan untuk enguji hipotesis di atas diklasifikasikan enjadi dua yaitu jika sapel yang terabil dari kedua populasi asingasing sebesar 0 dan 9 n 0 disebut dengan pengujian terhadap sapel kecil, sedangkan jika sapel yang terabil dari kedua populasi asing-asing sebesar >0 dan n>0 disebut dengan pengujian terhadap sapel besar. 55

56 Teti Sofia Yanti Sapel Kecil Statistik uji yang digunakan adalah pilih nilai yang terkecil, di ana statistic uji adalah: atau ( ) n R n( n ) n R Statistika, Vol. 7, No., Mei 007 Di ana: R = Julah peringkat pada kelopok sapel pertaa R = Julah peringkat pada kelopok sapel kedua. Peberian peringkat diurutkan pada sapel secara keseluruhan, nilai terkecil peringkat dan terbesar diberi peringkat (+n) Tolak H0 Sapel Besar jika α, α adalah nilai kritis pada uji rank Mann-Whitney () () diberi Statistik uji yang digunakan untuk sapel besar elalui pendekatan distribusi noral baku yaitu: E( ) Z var( ) n n( n ) dengan kriteria uji tolak H0 jika Z<Zα. 3. Prosedur ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Teknik pengabilan Sapel Dua populasi saling bebas yang akan diuji epunyai ukuran populasi yaitu M untuk populasi pertaa dan N untuk populasi kedua, dari asing-asing populasi diabil sapel sebanyak dan n. Teknik pengabilan Sapel uji rank Mann Whitney dua tahap dilakukan sebanyak dua tahap yaitu: Tahap Pengabilan sapel tahap satu asing-asing sapel berukuran dan n di ana perbandingannya sebesar n 3. Proses pengabilan sapel dilakukan n 5 enggunakan sapling rando. Randoisasi dapat dilakukan dengan enggunakan bilangan acak, jika pada tahap pertaa belu diabil keputusan hipotesis diteria atau ditolak aka dilanjutan pada tahap kedua. Tahap Pada tahap pertaa telah terabil sapel dari kedua populasi asing-asing berukuran dan n, pada tahap kedua perlu dilakukan pengabilan sapel kebali terhadap kedua populasi asing-asing sebesar =(-) dan n=(n-n), sehingga ukuran sapel yang digunakan pada tahap dua sebesar dan n.. ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Misalkan X adalah peubah acak dari populasi dengan fungsi distribusi Fx dan Y adalah adalah peubah acak dari populasi dengan fungsi distribusi Gy, di ana populasi dan populasi saling bebas, aka bentuk hipotesis yang akan diuji adalah: H0: Fx=Gy H: Fx<Gy Dengan elakukan teknik sapling rando diperoleh sapel pada tahap pertaa x,x,,x dari populasi dengan fungsi distribusi Fx dan y,y,,yn dari populasi (3)

ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap 57 dengan fungsi distribusi Gx. Statistik uji yang digunakan untuk enguji hipotesis di atas diklasifikasikan enjadi dua yaitu jika sapel yang terabil dari kedua populasi asingasing sebesar 8 atau n 8 disebut dengan pengujian terhadap sapel kecil, sedangkan jika sapel yang terabil dari kedua populasi asing-asing sebesar >8 dan n>8 disebut dengan pengujian terhadap sapel besar. Sapel Kecil Statistik uji yang digunakan pada tahap pertaa adalah: n i j (4) Di ana, untuk x i y j 0, untuk lainnya i. Tolak H 0, jika c ii. Teria H 0, jika c iii. Lakukan peilihan sapel tahap dua, jika c < <c Lakukan peilihan sapel tahap dua, jika c<<c Nilai c daan c terdapat pada lapiran. Jika yang terjadi adalah kriteria (iii) aka harus dilakukan pengabilan sapel tahap dua, dan dilakukan pengujian terhadap sapel tersebut. Pilih sapel tahap kedua yaitu x x,, x dari populasi dan y y,, y dari populasi. Statistik uji Mann-,, Whitney dua tahap dengan sapel kecil adalah: nn i p Di ana j, untuk x i y j 0, untuk lainnya iv. Tolak H0, jika p c3 v. Teria H0, jika p c3nilai c3 terdapat pada lapiran. Sapel Besar ji rank Mann-Whitney dua tahap untuk sapel besar (>8) dapat digunakan pendekatan distribusi noral baku (Spurierr dan Hewet, 976). Statistik ujinya adalah sebagai berikut: V E( ) var( ) n ( i. Tolak H0, jika V c ii. Teria H0, jika V c n n ) Lakukan peilihan sapel tahap dua, jika c<v<c Jika yang terjadi adalah kriteria (iii) aka harus dilakukan pengabilan sapel tahap dua, dan dilakukan pengujian terhadap sapel tersebut. Statistik uji Mann-Whitney dua tahap dengan sapel besar adalah: (5) (6) Statistika, Vol. 7, No., Mei 007

58 Teti Sofia Yanti V E( ) var( ) n ( n n ) (7) Di ana: p=+ dan np=n+n iii. iv. Tolak H0, jika Vp c3 Teria H0, jika Vp c3 Nilai c3 terdapat pada lapiran. 4. Aplikasi Data yang digunakan adalah julah gula darah (g/dl) penderita stroke infark berdasarkan jenis kelain, diana ingin diketahui apakah julah gula darah penderita stroke infark laki-laki dan perepuan berbeda atau tidak. Data diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di Poliklinik dan Rawat Inap di bagian/smf Ilu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran NPAD/RSHS Bandung. Berdasarkan teknik sapling acak sederhana sapel untuk laki-laki sebanyak 5 dan untuk perepuan sebanyak 0. Data sapel terdapat pada table. Tabel Data Julah Gula Darah (g/dl) Penderita Stroke Infark Berdasarkan Jenis Kelain No Laki-laki Perepuan 67 94 94 7 3 05 9 4 0 66 5 7 37 6 95 7 8 8 98 9 68 0 77 Suber: Poliklinik dan Rawat Inap Bag. Ilu Penyakit Saraf FK NPAD Hipotesis yang akan diuji adalah: H 0: F x=g y H : F x<g y ji Rank Mann-Whitney ; julah gula darah penderita stroke infark laki-laki dan perepuan tidak berbeda. Statistik uji yang digunakan adalah pilih nilai yang terkecil, di ana statistik uji adalah: 5(5 ) 0(0 ) 5x8 44 atau 5x8 76 9, sehingga nilai statistik ujinya sebesar. Berdasarkan kritria uji tolak H0 jika < α, karena nilai kristis (α) sebesar aka H0 diteia. Statistika, Vol. 7, No., Mei 007

ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap 59 ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Pada tahap pertaa diabil sapel dengan perbandingan n 3, sehingga n 5 untuk laki-laki sebanyak 3 orang penderita dan untuk perepuan diabil sapel 6 orang, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3. Data Julah Gula Darah (g/dl) Penderita Stroke Infark Berdasarkan Jenis Kelain Tahap No Laki-laki Perepuan 05 8 94 7 3 67 77 4 66 5 37 6 68 Suber: Poliklinik dan Rawat Inap Bag. Ilu Penyakit Saraf FK NPAD Statistik uji yang digunakan pada tahap pertaa adalah: 3 6 i j Di ana, untuk x i y j 0, untuk lainnya = [(D+D+D3+D4+D5+D6) + (D+D+D3+D4+D5+D6) + (D+D+D3+D4+D5+D6)] = [(0+0+0+0++0) + (0+0+0+0++0) + (+++0++) = 7 Berdasarakan tabel nilai kritis yang diberikan oleh Spurierr dan Hewett degan perbandingan n 3 diperoleh nilai kritis untuk c=.886 dan untuk c=0.70. n 5 Berdasarkan kriteria uji yang ada karena >c aka H0 diteria yang berarti julah gula darah penderita stroke infark laki-laki dan perepuan tidak berbeda. 5. Kesipulan ) Dengan enggunakan uji Rank Mann-Whitney, di ana ukuran sapel untuk kelopok pertaa sebesar 5 dan ukuran sapel kelopok kedua sebesar 0 diperoleh hasil hipotesis nol diteria. ) Dengan enggunakan uji Rank Mann-Whitney dua tahap, dengan pengujian tahap pertaa di ana ukuran sapel untuk kelopok pertaa sebesar 3 dan ukuran sapel kelopok kedua sebesar 6 diperoleh hasil hipotesis nol diteria. 3) Pada uji Rank Mann-Whitney dua tahap, dengan pengujian tahap pertaa sudah bisa diabil suatu keputusan yaitu hipotesis nol ditolak. Hal ini enunjukan bahwa uji Rank Mann-Whitney dua tahap lebih efisien dibandingkan uji uji Rank Mann-Whitney karena uji Rank Mann-Whitney dua tahap dapat ereduksi ukuran sapel yang beriplikasi waktu yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit juga teknik perhitungan lebih cepat. 6. Daftar Pustaka Conover, W.J., 980, Practical Nonparaetric Statistic. Second Edition, John Wiley&Son, Newyork Chichester, Brisbane-Toronto-Singapore Daniel, Wayne W,989, Statistik Nonparaetrik Terapan. PT Graedia, Jakarta Spurrier, J.D. and Hewett, J.E., 975, Double Sapel Test for the Mean of a Noral Population, Journal of the Aerican Statistical association. Statistika, Vol. 7, No., Mei 007

60 Teti Sofia Yanti Spurrier, J.D. and Hewett, J.E., 976, Two Stage Wilcoxon Test of Hypothesis, Aerican Statistical association. Journal of the Lapiran c,c, c3 dan Maxiu ESSR for Double Sapel Test in the Liiting Case dengan α=0.05 dan 0.0 α=0.05 Design No. / n/n c c c3 Max( ESSR) 3 4 5 6 /5 /5 55/00 /3 7/0 4/5 55/00 /3 7/0.886.984.073.050.78.749 0.70 0.79-0.48 0.438 0.950.045.783.78.784.76.868.909 0.866 0.907 0.999 0.869 0.88 0.893 α=0.0 Design No. / n/n c c c3 Max( ESSR) 3 4 5 6 /5 /5 55/00 /3 7/0 4/5 55/00 /3 7/0.499.558.600.635.45.390.59 0.635-0.46 0.966.50 -.88.493.496.50.4.600.65 0.879 0.93.030 0.878 0.897 0.908 Spurrier, J.D. and Hewett, J.E., 975, Double Sapel Test for the Mean of a Noral Population, Journal of the Aerican Statistical association Statistika, Vol. 7, No., Mei 007