Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

BAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB II LANDASAN TEORI

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

PENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan

TERMODINAMIKA TEKNIK II

BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

Gelombang Elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 1 TANJUNG BATU

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01

BAB 2 LANDASAN TEORI

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

Relativitas khusus (Einstein) 1 TEORI RELATIVITAS KHUSUS.

BAB III ANALISA TEORETIK

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

Bab 3. Instrumen Penunjuk Arus Searah

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

p ean susun berdasarkan pean gun c reative proble solving. 2. T ahap Pelaksanaan Tind Pelaksanaan laksan tanggal 14 Mei 2013 kelas X Akuntansi 3 julah

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

IV. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

Pengembangan Tes Kreativitas pada Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri pada Materi Teori Kinetik Gas

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI MANAJEMEN SOAL PADA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS PRIMAGAMA PONTIANAK) Budi Heriyanto

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

Dicetak oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PETA KONSEP SISWA TENTANG MOMENTUM DAN TUMBUKAN TUGAS AKHIR. Oleh Agnes Ariyani

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

Sistem Monitoring Proses Belajar Mengajar Menggunakan Model View Control

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Oleh: Sudaryatno Sudirham

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI AWAL PENYAKIT KEWANITAAN DAN KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

User-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis Web Pada SMPN 71 Jakarta

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

USAHA DAN ENERGI DALAM ELEKTROSTATIKA

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN NILAI RAPORT SISWA BERBASIS WEB DENGAN FASILITAS SMS GATEWAY. (Studi Kasus SMK Muhammadiyah Kutowinangun)

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI DKI JAKARTA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMA MGMP FISIKA - SMA DKI

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

ABSTRAK. Kata kunci : RPP berbasis KTSP, Guru Disertifikasi, Mutu Pembelajaran

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

PANDUAN SELEKSI TINGKAT KAB/KOTA

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

Transkripsi:

2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala. Salah satu cara untuk ebuat suasana belajar enarik dan enibulkan inat belajar siswa yaitu dengan eanfaatkan edia pebelajaran. Perkebangan teknologi inforasi dan kounikasi ebawa dapak yang sangat signifikan pada bentuk dan jenis edia pebelajaran 3. Dapat dikatakan bahwa edia pebelajaran erupakan unsur penting dala proses belajar engajar. ertolak dari asalah di atas Penelitian ini berusaha engkongkritkan ateri fisika yang abstrak, ada banyak cara engkonkritkan ateri yang abstrak tersebut salah satunya dengan eanfaatkan edia aniasi. Media aniasi fisika sebenarnya sudah tidak asing lagi karena ada beberapa ahasiswa FSM Pendidikan Fisika UKSW yang telah ebuat edia aniasi dan dianfaatkan dala pebelajaran di kelas. Penelitian ini elengkapi yang sudah ada. Topik induksi elektroagnetik dipilih karena erupakan ateri yang abstrak bagi peserta didik dan guru juga erasa kesulitan dala engajarkan konsep fisikanya. Hubungan antara arus induksi dengan edan agnet pada percobaan Faraday dan huku Lenz tidak dapat dilihat langsung oleh ata, jadi dengan edia aniasi guru dapat enjelaskan pergerakan elektron, edan agnet dan arah arus induksi yang dihasilkan 6. erdasarkan latar belakang tersebut di atas, ruusan asalah penelitian ini bagaiana desain pebelajaran enggunakan edia aniasi fisika tentang induksi elektroagnetik untuk ebantu guru dala enjelaskan proses terjadinya induksi elektroagnetik?. Tujuan penelitian ini adalah ebuat aniasi fisika untuk topik induksi elektroagnetik enggunakan progra Macroedia Flash, endesain pebelajaran enggunakan edia aniasi yang telah dibuat dan engujicobakan desain pebelajaran yang dibuat tersebut pada pebelajaran di kelas. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi pebaca khususnya para guru adalah ebantu dala penyapaian ateri induksi elektroagnetik dan sebagai referensi odel pebelajaran yang baru. agi siswa sendiri ebantu dala elihat, engaati dan eahai peristiwa fisika yang tidak dapat dilihat langsung oleh ata, dapat eningkatkan inat belajar dan hasil belajar.

3 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Media Pebelajaran Media pebelajaran yaitu seua benda yang boleh dianfaatkan untuk ebantu dala proses pebelajaran. Media pebelajaran diklarifikasi oleh Edgar Dale dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, yaitu; pengalaan langsung, observasi, partisipasi, deonstrasi, wisata, tv, fil, radio, visual, sibol visual, dan verbal. Media itu sendiri enurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association) adalah segala bentuk kounikasi baik tercetak aupun audiovisual serta peralatannya. Media pebelajaran, selain ebantu proses pebelajaran juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau inforasi belajar. Proses kounikasi dala pebelajaran diperlihatkan dala skea di bawah 3 : Gabar 1. Skea proses kounikasi dala pebelajaran 2.2 Pengertian Aniasi Aniasi adalah proses ereka dan eainkan kebali serangkaian gabar statis untuk endapatkan sebuah ilusi pergerakan. Salah satu progra koputer yang berfungsi dala ebuat aniasi adalah Macroedia. Macroedia Flash ada beraca-aca ada Flash MX 2004, Flash MX Professional 2004, Flash 8. Tetapi tujuannya saa saja. Aniasi dengan progra Macroedia Flash dapat dibuat dala beberapa cara isalnya frae to frae, tweening, dan action script 4.

2.3 Induksi elektroagnetik Induksi elektroagnetik adalah peristiwa perubahan edan agnet yang dapat enibulkan arus listrik. Arus listrik yang ditibulkan oleh edan agnet dibuktikan oleh Michael Faraday dan Yoseph Hendry. Dari percobaan Faraday diperoleh bahwa jaru galvanoeter enyipang ketika agnet bergerak terhadap koil. Hanya gerakan relatifnya yang enentukan ada atau tidaknya penyipangan. Menyipangnya jaru galvanoeter enunjukkan bahwa ada arus yang elewati galvanoeter1. Arus yang terjadi disebut juga arus listrik induksi. Perpindahan uatan listrik dapat terjadi jika ada beda potensial. eda potensial yang deikian dinaakan gaya gerak listrik induksi. Huku induksi Faraday enyatakan bahwa gaya gerak listrik induksi ( ) di dala sebuah rangkaian adalah saa (kecuali tanda negatifnya) dengan kecepatan perubahan fluks yang elalui rangkaian tersebut. Di dala bentuk persaaan besarnya ditulis seperti persaaan (1). ε = -N (1) Diana adalah gaya gerak listrik induksi, N adalah banyaknya lilitan koil, dan adalah kecepatan perubahan fluks agnet. Fluks agnet berhubungan dengan julah garis gaya yang enebus suatu luasan. Garis gaya agnet adalah cara elukiskan edan agnet dengan ketentuan bahwa vektor edan agnet di suatu titik pada garis edan, berarah enurut garis singgung pada garis edan di titik tersebut. Jika garis gaya agnet dilukiskan sedeikian rupa sehingga julahnya yang enebus satuan luasan secara tegak lurus adalah saa dengan nilai edan agnet setepat. Untuk enentukan arah gaya gerak listrik induksi dapat enggunakan prinsip kekekalan tenaga yang diabil dari huku Lenz, yang direduksi oleh Heinrich Friedrich Lenz (1804-1865) yang engatakan bahwa arus listrik induksi akan uncul dengan arah sedeikan rupa sehingga enghasilkan edan agnet induksi yang elawan perubahan garis gaya yang enghasilkannya1. Tanda inus pada persaaan 1 enunjukkan bahwa arus listrik induksi elawan perubahan yang enghasilkan arus listrik induksi tersebut. 4

5 3. Rancangan penelitian Penelitian ini enggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diana guru bertindak sebagai peneliti dengan jenis pebelajarannya etode discovery, diana peneliti ebuat aniasi deocard dan ebuat Rencana Pelaksanaan Pebelajaran (RPP) dan siswa kelas XII IPA SMA Theresiana Salatiga sebagai sapel. Penelitian ini engabil ateri SMA kelas XII dengan topik induksi elektroagnetik. Alat pengupul data yang digunakan adalah: Rencana Pelaksanaan Pebelajaran, edia pebelajaran berupa soft file aniasi deocard, lebar observasi, lebar post test dan lebar kuisioner. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis. Pada tahap persiapan hal-hal yang dilakukan adalah enentukan aniasi yang akan dibuat keudian ebuat aniasi fisika ateri induksi elektroagnetik enggunakan software acroedia flash, selanjutnya ebuat rencana pelaksanaan pebelajaran, lebar observasi, lebar kuisioner, dan lebar post test. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pebelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pebelajaran yang telah dibuat. Pada saat kegiatan pebelajaran berlangsung, lebar observasi diisi oleh observer tujuannya untuk engetahui reaksi siswa terhadap pebelajaran enggunakan edia aniasi saat engikuti KM (Kegiatan elajar Mengajar). Setelah KM selesai, siswa diberi lebar post test dan lebar kuisioner. Lebar post test bertujuan untuk engetahui sejauh ana siswa eahai ateri yang sudah disapaikan sedangkan lebar kuisioner untuk engetahui tanggapan siswa engenai pebelajaran enggunakan edia aniasi fisika. Tahap yang terakhir adalah tahap analisis. Pada tahap ini, seua data yang didapat dari lebar kuisioner, lebar observasi dan lebar post test direkap dan dianalisis. Lebar observasi dan kuisioner dianalisis secara kualitatif sedangkan lebar post test dianalisa secara kuantitatif. Pebelajaran dengan enggunakan aniasi fisika dikatakan berhasil apabila inial 80 % siswa endapatkan nilai inial 70. 4. Hasil dan analisa data 4.1 Proses pebelajaran KM diawali dengan otivasi. Guru bercerita; setelah Oersted eneukan bahwa listrik dapat enghasilkan agnet para ahli listrik berusaha encari agar agnet bisa enghasilkan arus listrik, keudian Hendry dan Faraday ebuktikan bahwa

edan agnet dapat enghasilkan arus listrik. Faraday ebuktikannya elalui percobaan seperti aniasi pada gabar 2: Gabar 2. Aniasi percobaan Faraday Keudian guru bertanya kepada siswa: ketika agnet dia bagaiana jaru galvanoeternya dan ketika agnet bergerak bagaiana jaru galvanoeternya?. Sebagian besar siswa enjawab jaru galvanoeter dia ketika agnet dia dan enyipang ketika agnet bergerak. Keudian guru bertanya lagi apa artinya ketika jaru galvanoeter enyipang? sebagian siswa enjawab jaru galvanoeter enyipang berarti ada arus listrik yang engalir. Selanjutnya guru enginforasikan bahwa enyipangnya jaru galvanoeter karena ada beda potensial di kedua ujung kuparan akibat perubahan garis gaya agnet (Ф ) pada kuparan, beda potensial yang deikian dinaakan gaya gerak listrik induksi (GGL induksi). Arus listrik yang terjadi juga disebut arus listrik induksi. Pada kegiatan inti, kegiatan pertaa yang dilakukan adalah enentukan faktorfaktor yang epengaruhi besar arus listrik induksi. Guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 3. Pengaruh banyak lilitan terhadap besar arus listrik induksi. 6

7 Gabar 3. Pengaruh banyak lilitan terhadap besar arus listrik induksi Keudian guru bertanya kepada siswa: jika lilitan A < lilitan untuk gerakan agnet yang saa bagaiana sipangan jaru galvanoeter A dan, saa atau berbeda?. Sebagian besar siswa enjawab sipangannya berbeda, jaru galvanoeter enyipang lebih jauh dari jaru galvanoeter A. Keudian guru bertanya engenai pengaruh banyak lilitan terhadap besar arus listrik induksi, hingga sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa seakin banyak lilitan arus yang dihasilkan juga seakin besar. Keudian guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 4. Pengaruh kecepatan agnet endekati dan enjauhi kuparan terhadap besar arus listrik induksi.

8 Gabar 4. Pengaruh kecepatan agnet terhadap arus listrik induksi Keudian guru bertanya kepada siswa: jika agnet A lebih cepat dari agnet untuk lilitan yang saa bagaiana sipangan jaru galvanoeternya, saa atau berbeda?. Sebagian besar siswa enjawab sipangannya berbeda, jaru galvanoeter A enyipang lebih jauh dari jaru galvanoeter. Keudian guru bertanya engenai pengaruh kecepatan agnet enjauhi dan endekati kuparan terhadap besar arus listrik induksi, hingga sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa seakin besar kecepatan agnet endekati dan enjauhi kuparan arus yang dihasilkan seakin besar. Keudian guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 5. Pengaruh kuat agnet yang digunakan terhadap besar arus listrik induksi.

9 Gabar 5. Pengaruh kuat agnet terhadap besar arus listrik induksi Keudian guru bertanya kepada siswa: jika agnet A lebih kuat dari agnet untuk lilitan dan kecepatan yang saa bagaiana sipangan jaru galvanoeternya, saa atau berbeda?. Sebagian besar siswa enjawab sipangannya berbeda, jaru galvanoeter A enyipang lebih jauh dari jaru galvanoeter. keudian guru bertanya engenai pengaruh kuat agnet yang digunakan terhadap besar arus listrik induksi, sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa seakin kuat agnet yang digunakan arus listrik yang dihasilkan seakin besar. Kegiatan terakhir ialah enentukan hubungan antara edan agnet di sekitar kawat berarus listrik ( ) dengan edan agnet ( ) tujuannya untuk eahai i pengertiah dari huku Lenz yang berbunyi: arus listrik induksi akan uncul dengan arah sedeikian rupa sehingga enghasilkan edan agnet ( ) yang enentang i perubahan garis gaya ( ) yang enghasilkannya. Pada awal kegiatan guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 6.

Gabar 6. Arah arus listrik induksi ( Ii ), i dan Keudian guru bertanya kepada siswa: bagaiana i terhadap?. untuk ebantu siswa enjawabnya guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 7. Kutub utara agnet digerakkan endekati kuparan. Gabar 7. Kutub utara agnet endekati kuparan 10

11 Setelah siswa engaati, guru ebantu siswa enggabarkan jaru galvanoeter seperti gabar 8., i, I i, dan arah Gabar 8. Kutub utara agnet endekati kuparan Keudian guru bertanya kepada siswa arah arus listrik induksi pada sisi depan kuparan, arah dan arah i. Pada awalnya siswa kebingungan enentukan arah arus listrik induksinya tetapi setelah guru enjelaskan bahwa arah arus litrik induksi dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan siswa enjawab bahwa arah arus listrik induksinya turun, sedangkan arah ke kiri dan arah i ke kanan. Keudian guru eberikan pertanyaan enggiring bahwa ketika kutub utara agnet endekati kuparan bertabah, karena arah dan i berlawanan aka i engurangi. Keudian guru bertanya hingga sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa i engurangi bertabahnnya atau i elawan perubahan. Selanjutnya guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 9. Kutub utara agnet enjauhi kuparan.

12 Gabar 9. Kutub utara agnet enjauhi kuparan Setelah siswa engaati, guru ebantu siswa enggabarkan jaru galvanoeter seperti gabar 10., i, I i, dan arah Gabar 10. Kutub utara agnet enjauhi kuparan Keudian guru bertanya kepada siswa arah arus listrik induksi pada sisi depan kuparan, arah dan arah i. Keudian siswa enjawab bahwa arah arus listrik induksinya naik, arah ke kiri dan arah i ke kiri. Keudian guru eberikan pertanyaan enggiring bahwa ketika kutub utara agnet enjauhi kuparan

13 berkurang, karena arah dan i searah aka i enabahi. Keudian guru bertanya hingga sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa i enabahi berkurangnya atau i elawan perubahan. Selanjutnya guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 11. Kutub selatan agnet endekati kuparan. Gabar 11. Kutub selatan agnet endekati kuparan Setelah siswa engaati, guru ebantu siswa enggabarkan jaru galvanoeter seperti gabar 12., i, I i, dan arah Gabar 12. Kutub selatan agnet endekati kuparan

14 Keudian guru bertanya kepada siswa arah arus listrik induksi pada sisi depan kuparan, arah dan arah i. Keudian siswa enjawab bahwa arah arus listrik induksinya naik, arah ke kanan dan arah i ke kiri. Keudian guru eberikan pertanyaan enggiring bahwa ketika kutub selatan agnet endekati kuparan bertabah, karena arah dan i berlawanan aka i engurangi guru bertanya hingga sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa bertabahnnya. Keudian i engurangi atau i elawan perubahan. Selanjutnya guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 13. Kutub selatan agnet enjauhi kuparan. Gabar 13. Kutub selatan agnet enjauhi kuparan Setelah siswa engaati, guru ebantu siswa enggabarkan arah jaru galvanoeter seperti gabar 14., i, I i, dan

15 Gabar 14. Kutub selatan agnet enjauhi kuparan Keudian guru bertanya kepada siswa arah arus listrik induksi pada sisi depan kuparan, arah induksinya turun, arah dan arah i. Keudian siswa enjawab bahwa arah arus listrik ke kanan dan arah i ke kanan. Keudian guru eberikan pertanyaan enggiring bahwa ketika kutub selatan agnet enjauhi kuparan berkurang, karena arah dan i searah aka i enabahi. Keudian guru bertanya hingga sebagian besar siswa dapat enyipulkan bahwa enabahi berkurangnya atau i elawan perubahan. i 4.2 Reaksi siswa saat KM Reaksi siswa saat engikuti kegiatan pebelajaran enggunakan edia aniasi fisika topik induksi elektoagnetik dirangku dala tabel 1. Tabel 1. Reaksi siswa saat engikuti kegiatan pebelajaran No Kegiatan Reaksi siswa 1 Motivasi: Respon siswa saat guru eberikan pertanyaan prediksi pertanyaan prediksi 2 Peruusan asalah: Respon siswa saat guru eberikan peruusan asalah Siswa tapak berdiskusi saat guru eberikan Sebagian besar siswa eberikan pendapatnya dengan enjawab pertanyaan

16 3 Kegiatan inti: a. Kegiatan 1 Aniasi 1 : enyelidiki apakah pengaruh banyak lilitan epengaruhi besarnya arus induksi. Guru engklik tobol play pada aniasi. Setelah aniasi berjalan guru eberikan pertanyaan enggiring engaati Dari hasil pengaatan, guru eberikan pertanyaan enggiring enarik kesipulan hingga siswa dapat enarik kesipulan 4 Aniasi 2 : enyelidiki apakah kecepatan asuk dan keluar agnet dari kuparan epengaruhi besarnya arus induksi. Guru engklik tobol play keudian enberikan pertanyaan enggiring engaati. Sebagian besar siswa aktif enjawab pertanyaan, siswa engaati aniasi dengan serius Siswa tapak berdiskusi dan engajukan jawaban enjawab pertanyaan enggiring enarik kesipulan Sebagian besar siswa serius engaati aniasi dan berdiskusi untuk enjawab pertanyaan enggiring engaati Dari hasil pengaatan guru eberikan pertanyaan enggiring enarik kesipulan Siswa tapak aktif berdiskusi dan apu enarik kesipulan 5 Aniasi 3 : enyelidiki apakah kuat egnet yang digunakan epengaruhi besar arus listrik induksi. Guru engklik tobol play. Keudian eberikan pertanyaan enggiring engaati Dari hasil pengaatan guru eberikan pertanyaan enggiring enarik kesipulan 6 b. kegiatan 2 guru enjalankan aniasi seperti gabar 6. Arah Ii, dan i. Guru enjelaskan aniasi Siswa tapak aktif engaati dan berloba enjawab pertanyaan enggiring engaati Sebagian siswa aktif enjawab pertanyaan dan apu enarik kesipulan dengan benar Sebagian siswa serius engaati aniasi dan eperhatikan dengan baik saat guru enjelaskan setelah siswa eahai aniasi guru enanyakan hubungan arah i terhadap Siswa aktif berdiskusi dan berloba enjawab pertanyaan yang diberikan

17 7 Guru ejalankan aniasi kutub utara enjauhi dan endekati kuparan seperti abar 7 dan 9 guru enugaskan siswa enggabarkan arah Ii, i, dan kutub (+ dan -) pada galvanoeter seperti gabar 8 dan 10 guru eberikan pertanyaan enggiring enarik kesipulan 8 Guru enjalankan aniasi kutub selatan agnet endekati dan ejauhi kuparan seperti gabar 11 dan 13 guru enugaskan siswa enggabarkan arah Ii, i, dan kutub (+ dan-) pada galvanoeter seperti gabar 12 dan 14 Siswa yang ditugaskan apu enggabarkan arah Ii, i, dan kutub (+ dan -) pada galvanoeter Sebagian besar siswa aktif berdiskusi dan apu enjawab pertanyaan enggiring enarik kesipulan dengan benar Siswa yang ditugaskan apu enggabarkan arah Ii, i, dan kutub (+ dan -) pada galvanoeter dengan benar guru eberikan pertanyaan engiring enarik kesipulan Sebagian besar siswa aktif berdiskusi dan apu enjawab pertanyaan enggiring enarik kesipulan Dari KM dan reaksi siswa. Siswa seula kesulitan enentukan arah arus listrik induksi (Ii) karena ereka berpikir bahwa Ii engalir dari kutub positif ke kutub negatif. Dengan elihat aniasi yang diperlihatkan guru, siswa lebih eahai arah Ii bergerak ke arah tertentu karena pengaruh perubahan edan agnet () disekitar kuparan. Dengan aniasi siswa dapat elihat langsung arah gerak Ii berbeda dengan pebelajaran elalui praktiku ataupun ceraah yang arahnya cua bisa dihayalkan saja. egitu juga untuk arah edan agnet () dan edan agnet disekitar kawat berarus (i) siswa kesulitan enentukan arahnya. Mereka enganggap bahwa huku Lenz itu, jika bergerak ke kanan aka i bergerak ke kiri dan jika bergerak ke kiri aka i bergerak ke kanan. Pada saat guru eperlihatkan aniasi seperti gabar 7, 9, 11 dan 13 dan dengan bantuan pertanyaan enggiring engaati dan enarik kesipulan siswa dapat enarik kesipulan bahwa i engurangi bertabahnya pada saat agnet endekati kuparan dan i enabahi berkurangnya pada saat agnet enjauhi kuparan.

18 Dari pernyataan diatas, pebelajaran dengan enggunakan edia aniasi dapat engkongkritkan sesuatu yang abstrak. 4.3 Peahaan siswa Setelah proses pebelajaran selesai, siswa diberi soal evaluasi. Julah soal yang diberikan sebanyak tiga soal dengan tingkat kesulitan berbeda. Lebar jawaban siswa dikoreksi dan direkap seperti pada tabel 2. Tabel 2. Rekap nilai siswa No Siswa Nilai 1 A 70 2 90 3 C 75 4 D 80 5 E 75 6 F 75 7 G 65 8 H 85 9 I 60 10 J 70 erdasarkan tabel 2, terlihat bahwa ada 8 siswa berhasil eperoleh nilai di atas standar kelulusan 70. Dengan deikian presentase keberhasilan pebelajaran tersebut adalah X 100 % = 80 % erdasarkan presentasi yang di peroleh, dapat dikatakan bahwa pebelajaran enggunakan edia aniasi fisika berhasil ebantu siswa eahai ateri induksi elektroagnetik. 4.4 Tanggapan siswa Tabel 3. Tanggapan siswa terhadap pebelajaran enggunakan edia aniasi fisika No Pertanyaan Tanggapan Presentase (%) agaiana pendapat anda tentang Menarik 100 1 odel pebelajaran dengan edia aniasi yang telah anda ikuti? Tidak enarik 0

19 2 3 4 Apakah odel pebelajaran dengan edia aniasi yang telah anda ikuti dapat ebantu eperudah anda eahai arah arus induksi dan huku Lenz Apakah kegiatan belajar-engajar dengan enggunakan edia aniasi erupakan hal yang baru bagi anda? Apakah dengan enggunakan edia aniasi dala pebelajaran, anda seakin terotivasi untuk belajar fisika? Meperudah 90 Tidak 10 eperudah Hal yang baru 40 ukan hal yang 60 baru Terotivasi 90 Tidak terotivasi 10 erdasarkan tabel 3, ada 100 % dari siswa enanggapi bahwa odel pebelajaran enggunakan edia aniasi adalah hal yang enarik dengan alasan pebelajaran lebih udah diengerti dan tidak ebosankan. Sebanyak 90 % dari siswa enanggapi bahwa odel pebelajaran dengan edia aniasi fisika ebantu eperudah eahai arah arus listrik induksi dan huku Lenz dengan alasan dengan enggunakan edia aniasi lebih udah eahai arah arus listrik induksi dan pengertian dari huku Lenz. Sebanyak 60 % dari siswa enanggapi bahwa kegiatan pebelajaran enggunakan edia aniasi bukan hal baru dengan alasan guru yang engajar bidang studi lain sering enggunakan aniasi sebagai edia pebelajaran. Sisanya berpendapat bahwa kegiatan pebelajaran enggunakan aniasi fisika adalah hal baru, dengan alasan guru fisika ereka belu pernah enggunakan aniasi sebagai edia pebelajaran. Sebanyak 90 % siswa enanggapi bahwa ereka terotivasi untuk belajar fisika setelah engikuti pebelajaran enggunakan aniasi fisika untuk ateri induksi elektroagnetik.

20 5. Kesipulan Rencana pelaksanaan pebelajaran dengan enggunakan edia aniasi fisika tentang induksi elektroagnetik dapat ebantu siswa dala eahai ateri induksi elektroagnetik yang abstrak dan eningkatkan inat belajar siswa dala epelajari fisika. 6. Saran penelitian Penelitian ini ebantu guru dala enjelaskan ateri induksi elektroagnetik, pebaca dapat engebangkan pebuatan aniasi lain guna ebantu enjelaskan ateri fisika lain yang abstrak. 7. Referensi 1. Halliday, David dan Robert Resnick. Fisika Jilid 2. Erlangga. Jakarta : 1984. P 338-365 2. asar, Khairul. 2004. Mengkaji Kebali Pengajaran Fisika di Sekolah Menengah (SMP dan SMA) di Indonesia. Inovasi Online -Vol.2/XVI/Noveber 2004. http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=45. 3. Legowo, udi. 2011. Keterapilan Mengajar Dala Multiedia. 4. Kristiyanto, Wahyu H. 2009. Mebuat Aniasi Fisika Dengan Macroedia Flash. 5. Sadian, S. Arief, Rahardjo R, Haryono, Anung, Rahardjito. Media pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta:1984. P 6-8 6. Kristiyanto, Wahyu H. 2009. Penanaan Konsep Huku Lenz erbasis Labolatoriu Melalui Metode Sunsang.