ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N"

Transkripsi

1 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL 003 ANALISIS KOMPOSISI FASA DENGAN METODE RIETVELD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEKERASAN NANOKOMPOSIT Ti-Si-N Keba Moto,, Lia Setiarini, dan Zufar Abubakar,. Materials Technology, Deartemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Deok 644, Indonesia. The Mochtar Riady Center for Nanotechnology and Bengineering, Karawaci, Banten, Indonesia Abstrak Data XRD dari nanokomosit Ti-Si-N telah dianalisis menggunakan rogram GSAS berbasis metode Rietveld untuk mengidentifikasa fasa-fasa embentuk serta komosisinya dan mencari engaruhnya terhada kekerasan material tersebut. Telah ditemukan fasa-fasa baru dalam samel tersebut, disaming fasa-fasa nanokomosit nc-tin/a-si 3 N 4 & a-/nc-tisi yang telah banyak dikenal. Dari fasa-fasa kristal yang dieroleh, setelah dilakukan erhitungan fraksi fasa amorf Si 3 N 4 dan TiSi maka dieroleh bahwa kekerasan otimal terjadi ada kandungan a-si 3 N 4 8 wt.%. Abstract Phase comositn analysis using rietveld methode and it s influence to the hardness of Ti-Si-N nanocomosites. XRD data of nanocomosites Ti-Si-N have been analysed using GSAS based on Rietveld Method in order to identify hases and their comositn as well as its influence on the hardness of these nanocomosites. Several new hases have been found in the samle beside the nc-tin/a-si 3 N 4 & a-/nc-tisi that have been known widely. From the obtained crystalline hase, after the calculatn of amorf Si 3 N 4 and TiSi hase fractn, it is found that the otimum hardness can be reached when the fractn of a-si 3 N 4 hase around 8 wt.% Keywords: Nanokomosit, Metode Rietveld, GSAS. Pendahuluan Beberaa tahun belakangan ini laisan tiis nc-tin/a- Si 3 N 4 /a&nc-tisi telah dikembangkan oleh Verek et.al. [] yang memiliki kekerasan dan ketangguhan tinggi sekaligus stabilitas termal ada suhu tinggi [-6]. Suatu solusi baru yang akan menggantikan teknologi hard coatings yang ada ada saat ini. Akan tetai, hasil ini menyisakan ertanyaan yang erlu dikaji lebih lanjut, aakah yang sebenarnya memengaruhi tingkat kekerasan (hardness) ada material tersebut. Di saming itu, terdaat suatu masalah yang dihadai gru eneliti [] tersebut yaitu kemamuan rerodusibilitas ultrahard films (HV>70 GPa) yang sangat rendah karena emahaman terhada asal-usul sifat kekerasan tinggi, ketangguhan yang tinggi belum tuntas. Hal ini sangat enting manakala material nanokomosit tersebut harus dihadakan ada roduksi skala indrustri. Jika dilihat dari metode analisis yang dilakukan oleh gru eneliti [-6], enentuan komosisi fasa kristalin yang berdasarkan metode single eak rofile fitting mengandung kelemahan, karena eak yang tumang tindih tidak daat diisahkan oleh metode ini. Atas dasar masalah tersebut, enelitian lanjutan dilakukan untuk menganalisis kembali data-data X-Ray Diffractn (XRD) yang sama dari gru eneliti terdahulu dengan haraan faktor engontrol kekerasan daat sedikit demi sedikit dimengerti dan akhirnya masalah rerodusibilitas daat diatasi. Riset yang dilakukan ini terbatas ada ermasalahan enentuan komosisi fasa serta engaruhnya terhada kekerasan nanokomosit Ti-Si-N. Penelitian ini akan memusatkan diri untuk menganalisis data hasil ercobaan terdahulu (data yang digunakan oleh eneliti terdahulu) yang berua data X-Ray Diffractn (XRD) untuk melihat hubungan kekerasan tinggi terhada komosisi fasa dengan menggunakan rogram General 0

2 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL 003 Structure Analysis System (GSAS) yang berbasis ada metode Rietveld [7].. Metode Metode Penelitian untuk menganalisis hasil difraksi sinar-x menggunakan rogram erangkat lunak GSAS/EXPGUI (General Structure Analysis System/Exanded GSAS User Interfasa) yang berbasis ada metode Rietveld. Data yang digunakan meruakan data sekunder [6], yang dibuat dengan metode lasma CVD (Chemical Vaour Deositn). Kelebihan metode Rietveld adalah kemamuan menganalisis data keluaran XRD dengan mencocokkan lebih dari fasa yang ada sekaligus dan mamu mengidentifakasi fasa yang saling bertumukkan yang tidak daat dilakukan menggunakan metode lainnya. Kesesuaian antara kurva teoritis dan kurva observasi akan dieroleh bila roses endekatan tersebut telah mencaai harga simangan terkecil. Proses ini dilakukan secara iterasi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Fungsi yang harus diminimasi adalah beda antar kurva teoritis dan kurva observasi daat diamati menggunakan ersamaan: χ = N P Y = Intensitas kurva ekserimen yang diamati ada langkah ke-i. Y ic = Intensitas kurva teoritis yang diamati ada langkah ke-i. W i = N = P = Faktor emberat S y Jumlah uncak yang dbservasi Jumlah arameter yang digunakan Perhitungan fraksi fasa ada erangkat lunak General Structure Analysis System (GSAS) berbasis metode Rietveld adalah sebagai berikut: W = N S = h S m h m ( ) S = W Y Y y i ic Y =Intensitas yang diamati ada langkah ke-i W = Fraksi berat fasa ke- S h = Skala fraksi fasa adalah refleksi dari terhada fasa ke- Y ic =Intensitas yang dihitung ada langkah ke-i W i =faktor emberat setia engamatan ( Y ) Beberaa fungsi yang menunjukkan tingkat kecocokan, diantaranya adalah R-Faktor Lebar Profile (R-weighted rofile) yang memiliki makna statistik yang aling enting untuk melihat kecocokan yang dihasilkan dari enghalusan Rietveld, karena melibatkan residual yang diminimasi (S y ). R w = ( Y ) W Y Y Kriteria numerik lainnya adalah goodness of fit (χ ) sering ditulis: ic M = Massa er unit sel ada fasa- Algoritma berdasarkan kondisi normalisasi N = W =. Komosisi keluaran GSAS hanya memerhitungkan fasa kristalin saja. Perhitungan amorf dilakukan berdasarkan ersamaan: X amorf X = kristal Persentase atomik dari fasa Si 3 N 4 telah diketahui dari XPS (X-Ray Photoemissn Sectroscoy) [6], sedangkan fasa-fasa yang ada dalam kristal beserta komosisinya didaat dari analisa kuantitatif GSAS- EXPGUI, menggunakan erhitungan kimia analitik

3 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL 003 Gambar. Hasil keluaran GSAS. Atas: kurva teoritis dan observasi. Bawah: kurva residu yang menunjukkan keakuratan metode least square. daat direduksi komosisi amorf dari total kandungan Ti-Si-N melalui endekatan area hasil XPS tadi. Beberaa data yang diduga memiliki defisit nitrogen tidak daat diikutkan dalam erhitungan karena rosedur yang dilakukan berawal dari asumsi seluruh reaktan bereaksi semurna. Hal ini sesuai dengan htesis sebelumnya yang menyatakan beberaa samel memiliki defisit nitrogen. Dari erhitungan amorf tersebut, daat diketahui fraksi berat seluruh fasa kristal yang ada beserta amorfnya. 3. Hasil dan Pembahasan Salah satu hasil enghalusan oleh GSAS ditunjukkan ada Gambar. Hasil keluaran GSAS menunjukkan sangat rendahnya residu atau kesalahan erhitungan untuk grafik XRD ada Gambar. Hal ini menunjukkan bahwa erhitungan GSAS dengan arameter yang dihitung berdasarkan model menunjukkan tingkat kesesuaian tinggi dengan data observasi. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Verek et.al. [3,4] menyatakan bahwa nanokomosit ini memiliki 3 samai 4 fasa sehingga dituliskan dengan rumus struktur nc-tin/a-si3n 4 /a-&nc-tisi. Namun dari analisis yang dilakukan menggunakan GSAS, terdaat fasa lain yang sangat signifikan sehingga sulit untuk diabaikan. Tamak ada Gambar bahwa terdaat dua kelomok besar samel dengan kandungan fasa yang berbeda. Kelomok ertama adalah samel dengan kandungan Fraksi berat nc-tin x Kandungan Si [ At% ] nc-tin x nc-tisi y Gambar. Terbentuknya fasa-fasa TiN x sebagai fungsi enambahan Si dalam samle yang menghasilkan dua kelomok besar samel berdasarkan fasa-fasa embentuknya. Si<0 at.% hanya memiliki kristal TiN serta δ-ti N dan ε-ti N. Sedangkan kelomok kedua adalah samel kandungan Si >0 at.% memiliki selain fasa-fasa yang sudah disebutkan dalam kelomok ertama, juga memiliki fasa-fasa silisida: TiSi, TiSi dan Ti 5 Si 3. Hasil analisis dengan metode GSAS ini memiliki keunggulan di mana fasa-fasa tambahan seerti δ-dan ε-ti N serta TiSi dan Ti 5 Si 3 daat diidentifikasi dengan jelas. Terjadinya fasa-fasa ini daat dijelaskan sebagai berikut: ada saat kandungan Si di atas 0 at. % Fraksi berat nc-tisi y

4 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL aktivitas Si begitu tinggi yang disebabkan oleh raat arus yang rendah dalam lasma [6] sehingga terjadi ergeseran reaksi kearah terbentuknya titan silisida. Pada kandungan Si di bawah 0 at. %, aktivitas Si memang menurun, tetai karena disertai oleh defisitnya nitrogen maka fasa δ- dan ε-ti N juga ikut terbentuk di saming TiN. Berdasarkan diagram fasa Ti-N, banyaknya at. % nitrogen yang terkandung dalam samel juga sangat memengaruhi fasa-fasa yang muncul. Dari semua data GSAS yang dlah memiliki ersen nitrogen < 4 at.%, sehingga hamir daat diastikan akan terbentuk fasa ε- Ti N dan δ -Ti N selain fasa TiN. Di atas 4%, fasa Ti N mulai berkurang dan konsentrasi TiN bertambah. Jadi, untuk membuat TiN murni tana adanya fasa Ti N, daat dilakukan dengan menambahkan kandungan nitrogen di atas 4 at% seerti ada Gambar 3. Pembentukan fasa-fasa Ti-N di atas daat dijelaskan dengan emberian nitrogen yang cuku akan menjamin ketersediaan suly nitrogen untuk terbentuknya fasa TiN yang stoikoimetrik sehingga untuk mengakomodasi ertambahan interstisial nitrogen, Ti harus bertranformasi dari hc (hexagonal closed acked) α-ti menjadi bcc (body centered cubic) ε-ti N, dan akhirnya fcc δ -Ti N dan fasa TiN [8]. Hasil lot data antara fasa-fasa kristalin ditunjukkan ada Gambar 4 yang menggambarkan kecenderungan engaruh fraksi berat nc-tin x terhada kekerasan lastis. Daat dilihat suatu ola yang menegaskan engaruh terbentuknya ikatan nanokristalin Ti-N terhada kekerasan lastis walauun ada kenyataannya tidak seenuhnya ikatan tersebut membentuk TiN, tetai.0 nc-tin nc-ti N Kekerasan Plastis [ GPa ] nc-tin x [ Wt% ] Gambar 4. Hubungan kekerasan terhada fraksi berat TiN x. membentuk fasa lain (ε-ti N dan δ -Ti N). Terdaat nilai otimum banyaknya fasa TiN x untuk mendaatkan kekerasan suer atau bahkan ultra, di sekitar (fraksi berat). Keberadaan beberaa data yang menyimang kemungkinan besar adalah engaruh dari keberadaan fasa TiSi y kristalin. Setelah fraksi amorf dihitung, dieroleh bahwa kekerasan maksimum terjadi aabila fraksi amorf Si 3 N 4 mencaai 8% [9]. Ini berarti, untuk mencegah terjadinya grain boundary sliding dierlukan tebal amorf yang otimal dan jika terlalu sedikit atau terlalu banyak akan menyebabkan enurunan kekerasan lastis dari nanokomosit nc-tin/a-si 3 N 4 /a-&nc-tisi [6]. Komosisi fasa secara tidak langsung mengontrol kekerasan nanokomosit ini, tetai ukuran butir dan tebal amorf Si 3 N 4 yang sangat bereran. 4. Kesimulan dan Saran Fraksi berat nc-tin Fraksi berat nc-ti N Analisis data XRD yang dilakukan menggunakan erangkat lunak GSAS, diidentifikasi adanya fasa-fasa selain TiN, TiSi yaitu ε-ti N, δ -Ti N, TiSi, dan Ti 5 Si 3. Dan bahwa tidak terdaat kaitan langsung nilai kekerasan dengan keberadaan fasa-fasa dalam nanokomosit ini. Namun banyaknya fasa amorf Si 3 N 4 memiliki suatu nilai dimana kekerasan mencaai keadaan aling tinggi (nilai otimum) aabila kandungan Si 3 N 4 sekitar 8% berat Kandungan Nitrogen [ At% ] Gambar 3. Pengaruh kandungan N terhada terbentuknya fasa-fasa TiN. Untuk menghindari fasa kristal yang tidak diinginkan, sehingga membuat mikrostruktur menjadi sangat rumit, erlu dilakukan deosisi ada inut gas N dari SiH 4 sedemikian sehingga kandungan N>4 at. % dan Si<0 at.% untuk membentuk nanokomosit bifasa (nc-tin/a- Si 3 N 4 ).

5 4 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 7, NO., APRIL 003 Ucaan Terima Kasih Riset ini dibiayai oleh Dana Menristek RI melalui royek Riset Unggulan Teradu (RUT) tahun 003. Daftar Acuan [] B. North, Surf. Coat. Technol. 06 (998) 9. [] T. Cselle, A. Barimani, Surf. Coat. Technol (995) 7. [3] S. Verek, P. Nesladek, A. Niederhofer, H-D Mannling, K. Moto, M. Jilek, TMS Annual Meeting, San Diego, USA, 999. [4] S. Verek, A. Niederhofer, K. Moto, P. Nesladek, P. Holubar, In: A. Wong (Ed.), Proceeding of Asian Industrial Technology Congress, Hongkong, 999. [5] A. Niederhofer, K. Moto, P. Nesladek, S. Verek, Proceeding of 4 th Internatnal Symosium on Plasma Chemistry, Prague, Czech, 999. [6] K. Moto, PhD Thesis, Technical University Munich, Germany, 00. [7] R.A Young (Ed.), The Rietveld Method, Oxford University Press, 99. [8] P.R. LeClair, Thesis, Massachusetts Institute of Technology, USA, 995. [9] Lia Setiarini, Skrisi Sarjana, Deartemen Fisika FMIPA, Universitas Indonesia, Indonesia, 003.

PERANAN FASE AMORF Si 3 N 4 PADA NANOKOMPOSIT nc-tin/a-si 3 N 4 DALAM MENINGKATKAN KEKERASAN DAN STABILITAS TERMAL

PERANAN FASE AMORF Si 3 N 4 PADA NANOKOMPOSIT nc-tin/a-si 3 N 4 DALAM MENINGKATKAN KEKERASAN DAN STABILITAS TERMAL MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 2, AGUSTUS 22 PERANAN FASE AMORF Si 3 N 4 PADA NANOKOMPOSIT nc-tin/a-si 3 N 4 DALAM MENINGKATKAN KEKERASAN DAN STABILITAS TERMAL Keba Moto Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X Sahriar Nur Aulia H Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111, Indonesia Email:

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1) Muhammad Iqna Hibatallah 2) Universitas Ahmad Dahlan 1)2) sumargiyani04@yahoo.om iqnaunyu@gmail.om Abstrak

Lebih terperinci

Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William

Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Industri (SNTIKI) 4 ISSN : 085-990 Pekanbaru, 3 Oktober 0 Perhitungan Rerating Motor Induksi Akibat Tegangan Tidak Seimbang Dengan Metode William Darmansyah

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA IndoMS Journal on Statistics Vol. 2, No. 2 (2014), Page 63-69 ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA Rika Fitriani,

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai Februari 2011 samai dengan Juli 2011 di PT. United Tractors Pandu Engineering yang

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt *

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt * 6 IV PEMBAHASAN 4. Penentuan Titik Teta Model Dinamika Titik teta ersamaan (3. dieroleh dengan menentukan dt, dt dan dv. Sehingga menurut ersamaan tersebut dieroleh titik teta s d N s dt T, T, V, T, kn

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD

PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD PETUNJUK PENGGUNAAN PROGRAM RIETICA UNTUK ANALISIS DATA DIFRAKSI DENGAN METODE RIETVELD I. PENDAHULUAN Analisis Rietveld adalah sebuah metode pencocokan tak-linier kurva pola difraksi terhitung (model)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi. Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau

Lebih terperinci

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH

UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADAP VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) PADA DEBIT KONSTAN UNTUK PLTMH A.15. Unjukkerja Turbin Air Mikro Aliran Silang Terhada Variasi Sudut Sudu Jalan... (Yusuf Dewantara Herlambang) UNJUKKERJA TURBIN AIR MIKRO ALIRAN SILANG TERHADA VARIASI SUDUT SUDU JALAN (RUNNER) ADA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015 SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 0 PAKET Pilihan Ganda: Pilihlah satu jawaban yang aling teat.. Ingkaran dari ernyataan Jika emerintah menghauskan kebijakan subsidi bahan bakar minyak

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal A7 : Peneraan Kurva Elitik Atas Z... Peneraan Kurva Elitik Atas Z Pada Skema Tanda Tangan Elgamal Oleh : Puguh Wahyu Prasetyo S Matematika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email : uguhw@gmail.com Muhamad

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN A. NAHULUAN RMINTAAN AN NAWARAN Mekanisme harga asar ditentukan oleh dua hal: 1) ermintaan (demand) 2) enawaran (suly) ermintaan dan enawaran selanjutnya akan membentuk harga keseimbangan yang disebut

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition

Aliran Daya Optimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomposition JURAL TEKIK POMITS Vol., o., (4) Aliran Daya Otimal dengan Batas Keamanan Sistem Menggunakan Bender Decomosition Tri Prasetya Fathurrodli, Rony Seto Wibowo, Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik

Lebih terperinci

BAB II MODEL EVAPORASI DALAM INTI MAJEMUK

BAB II MODEL EVAPORASI DALAM INTI MAJEMUK BAB II MODL VAPORASI DALAM INTI MAJMUK. Model Weiskof-wing Pada akhir dari taha re-equilibrium, recidual nucleus seharusnya tertinggal ada taha equilibrium., dimana energi eksitasi * terbagi oleh banyaknya

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF YUNI SUPRIYATI M 0204066 Jurusan Fisika Fakultas MIPA

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran

Permintaan dan Penawaran ermintaan dan enawaran A. NAHULUAN Mekanisme harga asar ditentukan oleh ermintaan (demand) dan enawaran (suly). ermintaan dan enawaran selanjutnya akan membentuk harga keseimbangan yang disebut harga ekuilibrium.

Lebih terperinci

POLA SEGREGASI KARAKTER AGRONOMI TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN YELLOW BEAN DAN TAICHUNG

POLA SEGREGASI KARAKTER AGRONOMI TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) GENERASI F 2 HASIL PERSILANGAN YELLOW BEAN DAN TAICHUNG J. Agrotek Troika. ISSN 337-4993 38 Jurnal Agrotek Troika 1(1:38-44, 013 Vol. 1, No. 1: 38 44, Januari 013 POLA SEGREGASI KARAKTER AGRONOMI TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill GENERASI F HASIL PERSILANGAN

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMISASI PERENCANAAN PROSES BERBASIS FITUR PADA PRODUK ASSEMBLY. Nilda Tri Putri *) ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODEL OPTIMISASI PERENCANAAN PROSES BERBASIS FITUR PADA PRODUK ASSEMBLY. Nilda Tri Putri *) ABSTRACT PENGEMBANGAN MODEL OPTIMISASI PERENCANAAN PROSES BERBASIS FITUR PADA PRODUK ASSEMBLY Nilda Tri Putri *) ABSTRACT Tolerance design affects the quality and the robustness of the roduct. Tolerance design

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 Abstrak: Adanya MEA dan rencana swasembada gula nasional tahun 019 yang mengharuskan

Lebih terperinci

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield 2.6. Jaringan Saraf Tiruan Hofield Jaringan syaraf Tiruan Hofield termasuk iterative autoassociative network yang dikembangkan oleh Hofield ada tahun 1982, 1984. Dalam aringan Hofield, semua neuron saling

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Peneraan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 009 KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF Juliasih Partini,

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi BAB Perhitungan Perubahan Entali.1. ransisi Fasa ransisi Fasa terjadi dari fasa adat menjadi fasa air, dari fasa air menjadi fasa gas, dan sebaliknya. Pada roses transisi ini terjadi erubahan entali (dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. WAKU DAN EMPA Penelitian dilakukan di UP F echnoark Fakultas eknologi Pertanian (FAEA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret -

Lebih terperinci

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE

BAB 8 RANGKAIAN TIGA FASE BAB 8 RANGKAAN TGA FASE 8.1 Pendahuluan Dalam rangkaian-rangkaian sebelumnya yang diergunakan sebagai sumber tegangan adalah sumber tegangan satu fase, dimana sumber tegangan (generatr) dihubungkan kebeban

Lebih terperinci

TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG

TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG Jurnal Matematika Vol. No. November 03 [ : 8 ] TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG Gani Gunawan dan Suwanda Program Studi Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Bandung Prgram Studi Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMURNIAN BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

IDENTIFIKASI KEMURNIAN BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X IDENTIFIKASI KEMURNIAN BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X SAHRIAR NUR AULIA H 1105 100 026 PEMBIMBING : Drs. SUMINAR PRATAPA, M.Sc., P.hD. Page 2 PENDAHULUAN TUJUAN Mengetahui

Lebih terperinci

Pengontrolan Kualitas Statistika pada Proses Produksi Woven Poly Propelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Improved Generalized Variance

Pengontrolan Kualitas Statistika pada Proses Produksi Woven Poly Propelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Improved Generalized Variance Pengontrolan Kualitas Statistika ada Proses Produksi Woven Poly Proelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Imroved Generalized Variance Ulil Azmi (3080004) ), Sri Mumuni Retnaningsih ) ) Mahasiswa

Lebih terperinci

DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain

DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI. Dalam bab terdahulu, telah dipelajari analisa TKA dan prosedur desain. Desain DESAIN KOMPENSATOR KAWASAN FREKUENSI Dalam bab terdahulu, telah dielajari analisa TKA dan rosedur desain. Desain TKA telah ditamilkan sebagai metode untuk menangani tanggaan eralihan (transien) sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kelaa Kelaa adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini di manfaatkan hamir semua bagiannya oleh manusia sehingga diangga sebagai tumbuhan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA)

OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Jurnal Informatika Mulawarman ol. 10 No. 2 Setember 2015 13 OPTIMASI PENEMPATAN BANK CAPACITOR PADA PENYULANG H5 MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) Muslimin Program Studi Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada embahasan dalam metode enelitian ini akan menguraikan mengenai (a) Identifikasi variabel enelitian, (b) Defenisi oerasional variabel enelitian, (c)metode engumulan data,

Lebih terperinci

MODUL IV FISIKA MODERN EFEK COMPTON

MODUL IV FISIKA MODERN EFEK COMPTON MODUL IV FISIA MODERN EFE COMPTON Tujuan instruksional umum Agar mahasiswa daat memahami tentang Efek Comton Tujuan instruksional khusus: - Daat menerangkan tentang momentum foton - Daat menerangkan efek

Lebih terperinci

SOLUSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDIDIKAN TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SOLUSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDIDIKAN TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SOLUSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDIDIKAN TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 0/0 Pilihan Ganda. Ingkaran ernyataan Jika hujan turun maka tanah gersang menjadi subur adalah... Jika hujan turun

Lebih terperinci

MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR

MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE DAN INTERPOLATOR Aryo Baskoro Utomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Kamus UNNES Sekaran Gunungati, Semarang

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI

PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2: 72-83 PETA KENDALI X DENGAN UKURAN SAMPEL DAN INTERVAL PENGAMBILAN SAMPEL YANG BERVARIASI Pauline Astari Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi

Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Jurnal Gradien Vol.4 No.2 Juli 2008 : 337-34 Penentuan Struktur Bawah Permukaan Daerah Pantai Panjang Kota Bengkulu Dengan Metode Seismik Refraksi Refrizon, Suwarsono, Herno Yudiansyah Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG BB GEJL GELOMBNG. PEMHMN ENNG GELOMBNG Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tana disertai erambatan artikel ertikel mediumnya. Macam macam gelombang adalah sebagai berikut :. Berdasarkan arah

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backroagation Didi Suriyadi Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Peneraan Generalized Additive Model (GAM) ada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Rosalinda Nainggolan 1, Yudhie Andriyana 2, Achmad Bachrudin 3 Deartemen Statistika, Universitas Padjajaran, Bandung

Lebih terperinci

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) BIAStatistika (2) Vol. 4, No., hal. 35 45 Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan Netti Herawati ) Alfian Futuhul Hadi 2) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lamung

Lebih terperinci

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih

OPTIKA FISIS. Celah Ganda Young Layar Putih OPTIKA FISIS A. Interferensi Cahaya : Peraduan antara dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan ola tertentu. Untuk engamatan Interferensi gelombang cahaya, agar hasilnya daat diamati dierlukan

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah.

BAB LISTRIK DINAMIS. (a) Rapat arus dapat dihitung dengan persamaan berikut : (c) Banyaknya elektron yang menghasilkan muatan 0,61 C adalah. BB LSTK DNMS Contoh. Kuat arus listrik yamg mengalir ada suatu kabel yang luas enamang kawatnya 0, mm dalam suatu rangkaian elektronika adalah 0,7 m. Beraakah (a) raat arusnya? (b) Dalam satuan jam, beraakah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov Institut Teknologi Seuluh Noember Surabaya Analisa Kestabilan Lyaunov Contoh Soal Ringkasan Latihan Contoh Soal Ringkasan Latihan Sistem Keadaan Kesetimbangan Kestabilan dalam Arti Lyaunov Penyajian Diagram

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Quick Sort

Kompleksitas Algoritma Quick Sort Komleksitas Algoritma Quick Sort Fachrie Lantera NIM: 130099 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha 10, Bandung E-mail : if099@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Perluasan Geographically Weighted Regression Menggunakan Fungsi Polinomial

Perluasan Geographically Weighted Regression Menggunakan Fungsi Polinomial Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 17, Hal. 15- -ISSN: 58-4596; e-issn: 58-46X Halaman 15 Perluasan Geograhically Weighted Regression Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI

BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI BAB VI HUKUM KEKEKALAN ENERGI DAN PERSAMAAN BERNOULLI Tujuan Intruksional Umum (TIU) Mahasiswa diharakan daat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan konse mekanika luida, teori hidrostatika dan hidrodinamika.

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

Al x. )N DENGAN TEKNIK PLASMA CVD DARI BUBUK AlCl 3

Al x. )N DENGAN TEKNIK PLASMA CVD DARI BUBUK AlCl 3 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 6, NO. 1, APRIL 2002 PEMBUATAN PADUAN (Ti 1-x )N DENGAN TEKNIK PLASMA CVD DARI BUBUK AlCl 3, GAS N 2 DAN H 2, SERTA LARUTAN TiCl 4 Keba Moto Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE Dasar-dasar konsolidasi tanah Proses konsolidasi Teori Terzaghi Uji konsolidasi dilaboratorium Intreetasi data hasil uji lab KOMPONEN PENURUNAN TANAH Penambahan beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA.1. Pondasi Pondasi meruakan bagian aling dasar dari suatu struktur yang berfungsi untuk memikul beban dan kemudian meneruskannya ke tanah. Secara umum, berdasarkan kedalamannya ondasi

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Standar Kometensi Kometensi Dasar Menjelaskan kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Menjelaskan engertian reaksi kesetimbangan. Menyelidiki faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral oleh Sudaratno Sudirham i Hak cita ada enulis, SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Grafik, Diferensial dan Integral Oleh: Sudaratmo Sudirham Darublic,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon

Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon Aditya Rahadian Fachrur dan Sri Mumuni

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM. Ellen Rosyelina Sasmita dan Darban Haryanto

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM. Ellen Rosyelina Sasmita dan Darban Haryanto RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KEMIRI SUNAN TERHADAP DOSIS PUPUK NPK PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM Ellen Rosyelina Sasmita dan Darban Haryanto Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran

Lebih terperinci

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol

D I C. I d Arus Kontrol. Tegangan Kontrol B a b 5 Field Effect Transistor (FET) Jenis lain dari transistor adalah Field Effect Transistor (FET). Perbedaan utama antara BJT dan FET adalah engontrol kerja dari transistor tersebut. Jika BJT kerjanya

Lebih terperinci

Prosidin Pertemuan Ilmiah Sains Materi /SSN /4/ PENGARUH ANILING P ADA TYPE SEMIKONDUKTOR POLIKRISTAL CuInSe21. Achmad Arslan2 dan Budiarto2

Prosidin Pertemuan Ilmiah Sains Materi /SSN /4/ PENGARUH ANILING P ADA TYPE SEMIKONDUKTOR POLIKRISTAL CuInSe21. Achmad Arslan2 dan Budiarto2 Prosidin Pertemuan Ilmiah Sains Materi /SSN /4/- 2897 PENGARUH ANILING P ADA TYPE SEMIKONDUKTOR POLIKRISTAL CuInSe21 Achmad Arslan2 dan Budiarto2,,= ABSTRAK PENGARUH ANILING PAOA TYPE SEMIKONOUKTOR OARI

Lebih terperinci