Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi."

Transkripsi

1 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Informasi selengkanya tentang jenis ekerjaan utama resonden daat dilihat ada Tabel 2-73 di bawah ini. Tabel 2-73 Jenis Pekerjaan Utama Resonden di Lokasi Studi. Pekerjaan Utama Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Petani emilik 2 5,00 0 0,00 1 2,27 0 0,00 0 0,00 3 1,51 Petani sewa/ enggara 4 10,00 1 2,56 3 6,82 0 0,00 0 0,00 8 4,02 Buruh tani 2 5, ,38 0 0,00 0 0,00 1 2,86 9 4,52 Buruh serabutan 1 2,50 2 5,13 3 6,82 1 2, , ,07 Buruh bangunan 1 2,50 0 0,00 0,00 0 0, ,29 6 3,02 Wirausaha 0 0,00 2 5, , ,95 1 2, ,54 Pedagang (warung makan/toko/keliling) 2 5,00 2 5,13 1 2, ,20 2 5, ,03 Nelayan juragan 4 10,00 0 0, ,64 0 0,00 0 0, ,03 Nelayan buruh 1 2,50 0 0, ,45 0 0,00 0 0, ,03 Petambak garam 14 35, ,77 2 4, ,20 0 0, ,58 Buruh tambak garam 4 10,00 3 7,69 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7 3,52 Karyawan swasta 2 5, ,95 0 0, ,51 3 8, ,05 PNS/TNI/POLRI 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,44 0 0,00 1 0,50 Pensiunan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,44 0 0,00 1 0,50 Perangkat desa 0 0,00 0 0,00 1 2,27 1 2,44 0 0,00 2 1,01 Jasa (Ojek/enjahit/soir) 2 5,00 0 0,00 1 2,27 1 2,44 0 0,00 4 2,01 Ibu Rumah tangga 0 0,00 0 0,00 0 0, ,63 2 5,71 8 4,02 Guru honorer 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,44 0 0,00 1 0,50 Tidak Memberi Jawaban 1 2, , ,27 2 4,88 2 5, ,55 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Masyarakat ertanian dan juga masyarakat nelayan di edesaan ada umumnya memiliki strategi ola nafkah. Pola strategi nafkah ganda tersebut ada umumnya disebabkan oleh tidak terenuhinya emenuhan kebutuhan hidu rumah tangga jika hanya bergantung keada satu jenis mata encaharian utama saja. Pola strategi nafkah ganda tersebut daat berua kombinasi nafkah di bidang ertanian atau kombinasi nafkah di bisang ertanian dan nonertanian. Terkait dengan karakteristik ola nafkah ganda masyarakat di sekitar lokasi studi, diketahui bahwa sebanyak 27 reson atau sekitar 13,84% dari total resonden yang memilki ola nafkah ganda. Adaun jenis-jenis mata encaharian samingan resonden diantaranya adalah etambak garam (6,15%), buruh serabutan (4,10%), jasa (ojek/soir/jahit) sebesar 1,54% dan etani enggara, buruh serabutan, buruh bangunan dan edagang (warung makan/toko/keliling) masing-masing sebesar 0,51%. Informasi selengkanya tentang jenis-jenis mata encaharian samingan daat dilihat ada Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 2-99

2 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-74 Jenis Pekerjaan Samingan Resonden di Lokasi Studi. Jenis Pekerjaan Samingan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Petani sewa/ enggara 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,86 1 0,51 Buruh tani 0 0,00 1 2,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,51 Buruh serabutan 0 0, ,50 0 0,00 3 7,50 0 0,00 8 4,10 Buruh bangunan 1 2,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,51 Pedagang (warung makan/toko/keliling) 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,50 0 0,00 1 0,51 Petambak garam 4 10, ,50 1 2,50 0 0,00 0 0, ,15 Jasa (Ojek/enjahit/soir) 1 2,50 0 0,00 0 0,00 2 5,00 0 0,00 3 1,54 Tidak Memberi Jawaban 34 85, , , , , , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Tingkat Pendaatan Rumah Tangga Terdaat banyak faktor yang berengaruh terhada tingkat endaatan sebuah rumah tangga. Beberaa hasil enelitian menunjukan bahwa faktor tingkat endidikan, usia, jenis ekerjaan (termasuk didalamnya ola nafkah ganda), tingkat keemilikan aset rumah tangga, keluarga, serta jarak dari rumah ke lokasi usaha secara nyata (significant) berengaruh terhada tingkat endaatan rumah tangga. Berdasarkan hasil enyebaran kuisioner keada 195 keala rumah tangga, dieroleh data bahwa sebanyak 87 resonden (44%) tingkat endaatan rumah tangganya ada kisaran angka R er bulan. Pada urutan kedua, sebanyak 42 resonden (21,54%) tingkat endaatan rumah tangganya berada ada kisaran angka R er bulan. Pada urutan ketiga, jumlah enduduk yang memiliki tingkat endaatan antara R sebanyak 25 orang (12,82%). Informasi selengkanya tentang tingkat endaatan rumah tangga resonden daat dilihat ada Tabel 2-75 di bawah ini. Tabel 2-75 Tingkat Pendaatan Rumah Tangga (resonden) er bulan, berdasarkan lokasi temat tinggal. Tingkat Pendaatan Rumah Tangga/bulan (R/bulan) Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % ,00 3 7, ,50 1 2, , , , , , , , , , , , ,00 0 0, ,54 3 7,50 3 7, , ,00 1 2, , ,50 3 7,50 2 5,00 0 0,00 0 0, ,15 >= ,50 1 2,50 3 7,50 3 7,50 0 0,00 8 4,10 Tidak Memberi Jawaban Sumber : Studi AMDAL, ,50 1 2,50 1 2,50 2 5,00 1 2,86 6 3,08 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-100

3 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Berdasarkan uraian di atas, jika mengacu keada konse tentang garis kemiskinan menurut BPS ada semester 2 bulan Setember 2015, khusus untuk masyarakat edesaan di Provinsi Jawa Barat ditetakan garis kemiskinan makanan (GKM) sebesar R /bulan/kaita. Dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga resonden sebanyak 5 orang, maka berdasarkan data tingkat endaatan rumah tangga resonden, diketahui bahwa kelomok rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan adalah rumah tangga dengan tingkat endaatan antara R er bulan atau sebanyak 25 rumah tangga (12,82%). Jika ditinjau dari ersentase jumlah rumah tangga resonden yang termasuk di bawah garis kemiskinan di setia desa studi, maka ersentase tertinggi terdaat di Kanci Kulon (34,29%), kemudian Pengarengan (17,50%), Waruduwur (7,50%), Astana Mukti (5%) dan Kanci sebesar 2,5%. Menganalisis kondisi tingkat erekonomian rumah tangga akan lebih baik jika tidak hanya memerhitungkan faktor tingkat endaatan rumah tangga, melainkan juga dengan tingkat engeluaran rumah tangga. Hal ini enting karena ada umumnya terdaat erbedaan yang nyata antara tingkat endaatan dan tingkat engeluaran. Sehingga daat diketahui aakah tingkat endaatan sebuah rumah tangga cuku untuk menutui tingkat engeluaran atau tidak. Dengan memerhatikan faktor tingkat endaatan dan engeluaran rumah tangga, maka daat juga dibedakan antara konse kemiskinan subjektif, kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Data tentang tingkat engeluaran rumah tangga er bulan disajikan ada Tabel Dimana secara umum daat diketahui bahwa ersentase tingkat engeluaran rumah tangga tertinggi berada ada kisaran R er bulan sebesar 33,85%, berikutnya kisaran antara er bulan sebesar 29,23%, dan sebesar 12,31 ersen resonden memiliki engeluaran ada kisaran R er bulan. Sedangkan ersentase rumah tangga dengan tingkat engeluaran sebesar R er bulan hanya sebesar 11,28%. Tabel 2-76 Tingkat Pengeluaran Rumah Tangga (resonden) er bulan, berdasarkan lokasi temat tinggal. Tingkat Pengeluaran (R/Bulan) Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % , , ,00 0 0, , , , , ,00 1 2, , , , , , ,00 1 2, , , ,50 3 7, ,50 1 2, , ,00 2 5,00 2 5, ,00 0 0,00 8 4,10 >= ,50 0 0,00 3 7, ,00 0 0,00 8 4,10 Tidak Memberi Jawaban 2 5,00 2 5,00 2 5,00 0 0, , , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Berdasarkan data ada Tabel 2-76 dan Tabel 2-77, maka kita daat melakukan erbandingan antara tingkat endaatan rumah tangga dengan tingkat engeluaran rumah tangga. Dimana daat disimulkan bahwa secara umum tingkat engeluaran rumah tangga relatif lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat endaatan rumah tangga. Kondisi ini dierkuat dengan data hasil enyebaran kuisioner dimana sebesar 71,79% resonden menyatakan bahwa endaatan keluarganya tidak cuku untuk memenuhi kebutuhan hidu sehari-hari. Hanya sebesar 26,67% resonden yang menyatakan bahwa tingkat endaatannya cuku untuk memenuhi kebutuhan hidu sehari-hari. Informasi selengkanya daat dilihat ada Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 2-101

4 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-77 Pendaat resonden tentang aakah tingkat endaatan rumah tangga saat ini mencukui untuk memenuhi kebutuhan hidu sehari-hari. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Ya 9 22, , , ,00 3 8, ,67 Tidak 31 77, , , , , ,79 Tidak Memberi Jawaban 0 0,00 1 2,50 0 0,00 1 2,50 1 2,86 3 1, , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Pandangan resonden yang menyatakan bahwa tingkat endaatannya tidak cuku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari berbanding lurus dengan jenis-jenis kebutuhan hidu seharihari yang sulit dienuhi. Dimana dari Tabel 2-78 diketahui bahwa ersentase terbesar jenis kebutuhan yang sulit terenuhi adalah kebutuhan angan yaitu sebesar 49,23%. Selanjutnya adalah kebutuhan yang bersifat tiba-tiba (26,15%), kebutuhan endidikan (12,82%), dan kebutuhan akan kesehatan sebesar 8,21%. Tabel 2-78 Pendaat resonden tentang jenis kebutuhan hidu sehari-hari yang seringkali sulit terenuhi. Jenis kebutuhan seharihari Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Kebutuhan angan 23 57, , , , , ,23 Kebutuhan endidikan 3 7,50 3 7, , , , ,82 Kebutuhan kesehatan 3 7,50 0 0,00 3 7, ,50 3 8, ,21 Kebutuhan tiba-tiba 9 22, , , , , ,15 Lainnya 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,86 1 0,51 Tidak Memberi Jawaban 2 5,00 0 0,00 2 5,00 2 5,00 0 0,00 6 3, , , , , , ,00 Sumber : Data Primer, 2015 Adanya ketidakseimbangan antara tingkat endaatan rumah tangga dengan tingkat engeluaran menyebabkan ihak rumah tangga tersebut erlu mencari bantuan atau injaman dari ihak lain. Berdasarkan hasil survei menunjukan bahwa ihak yang aling banyak diandalkan untuk meminjam adalah keluarga (65,13%), tetangga (8,72%), teman (8,72%), lembaga emberi modal (8,72%) dan sisanya adalah majikan sebesar 7,69%. Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa ihak yang aling banyak diandalkan untuk meminjam uang atau barang ada saat membutuhkan adalah ihak keluarga. Sedangkan jika ditinjau dari bentuk-bentuk injaman, maka sebagian besar resonden meminta bantuan atau injaman berua uang yaitu sebesar 93,33% dan sebesar 5,13% meminta bantuan atau injaman dalam bentuk barang. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-102

5 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-79 Pendaat resonden tentang ihak yang seringkali diminta bantuan atau injaman jika sedang kesulitan. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Majikan 0 0, ,50 3 7,50 1 2,50 2 5, ,69 Keluarga 31 77, , , , , ,13 Tetangga 6 15,00 2 5,00 1 2, ,50 1 2, ,72 Teman 1 2,50 0 0, ,00 3 7, , ,72 Lembaga emberi modal 2 5,00 2 5,00 0 0, ,50 1 2, ,21 Tidak Memberi Jawaban 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 8,57 3 1, , , , , , ,00 Sumber Studi AMDAL, 2016 Persesi dan Sika Masyarakat Sekitar Proyek Persesi masyarakat sekitar terhada rencana kegiatan embangunan PLTU didekati dengan dua endekatan yaitu : 1). Persesi dan sika masyarakat terhada kegiatan PLTU yang sedang berjalan (PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW) dan 2). Persesi masyarakat terhada kegiatan PLTU yang akan berjalan (PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW). a. Sika dan ersesi masyarakat terhada kegiatan PLTU I yang sedang berjalan Berdasarkan hasil enyebaran kuisioner terhada resonden yang berada di wilayah studi (Tabel 2-80), diketahui bahwa sebesar 17,44% resonden beranggaan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW selama ini baik, sebesar 7,69% beranggaan cuku baik dan sebesar 64,10% resonden beranggaan bahwa keberadaaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang sedang berjalan ini kurang baik. Tabel 2-80 Pendaat resonden tentang keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang sedang beroerasi selama ini. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Baik 13 32, , , ,50 2 5, ,44 Cuku Baik 1 2,50 2 5, ,00 3 7, , ,69 Kurang Baik 23 57, , , , , ,10 Tidak Memberi Jawaban 3 7, , ,50 1 2,50 3 8, , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa ihak PLTU Cirebon Cirebon Kaasitas 1x660 MW selama beroerasi telah memberikan berbagai bantuan keada masyarakat sekitar baik yang berua embangunan fasilitas umum, emberian beasiswa endidikan, bantuan oerasi kendaraan dan kegiatan lainnya yang terangkum dalam rogram CSR. Hasil survei menunjukan sebesar 54,36% resonden menyatakan bahwa ihak PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW telah memberikan berbagai bantuan sosial ekonomi dan infrastruktur keada masyarakat sekitar. Sedangkan resonden yang menyatakan tidak adanya bantuan dari ihak PLTU Cirebon I adalah sebesar 32,21%. Informasi selengkanya mengenai ada atau tidaknya fasilitas dan Adendum Andal dan RKL-RPL 2-103

6 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal kegiatan sosial ekonomi masyarakat sekitar yang dibantu oleh ihak PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW daat dilihat ada Tabel Sedangkan informasi tentang beberaa jenis fasilitas atau bantuan yang telah diberikan oleh ihak PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW daat dilihat ada Tabel 2-82 di bawah ini. Tabel 2-81 Pendaat resonden tentang ada atau tidaknya fasilitas dan kegiatan sosial yang dibantu oleh erusahaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Ada 13 32, , , , , ,36 Tidak ada 25 62, , , ,50 3 8, ,31 Tidak Menjawab 2 5, , ,50 3 7, , , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Tabel 2-82 Pendaat resonden tentang jenis fasilitas dan kegiatan sosial yang telah dibantu oleh erusahaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. No Astana Mukti Waruduwur (Blok Kandawaru) 1 bantuan uang Pembangunan gedung sekolah 2 beasiswa endidikan 3 Asusransi jasa raharja 4 embangunan mushola beasiswa endidikan Pengarengan Kanci Kanci Kulon Bantuan CSR Kegiatan sosial Saluran air bersih Acara Pesta Laut beasiswa endidikan beasiswa endidikan Asuransi jiwa kesehatan kesehatan Rumah terasi Rehabilitas ata desa Rehabilitas gedung sekolah Pos ronda Mobil Ambulance Sumber : Studi AMDAL, 2016 Tanggaan masyarakat sekitar ketika ditanyakan aabila keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW kurang baik maka tindakan aa yang harus dilakukan oleh erusahaan tersebut. Pendaat resonden relatif beragam jika ditinjau dari lokasi temat tinggal resonden. Setidaknya terdaat beberaa tindakan yang diharakan masyarakat daat dilakukan oleh PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW agar keberadaannya lebih baik dan lebih memberi manfaat yang langsung keada masyarakat sekitar yaitu diharakan agar PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW: 1) lebih besar lagi memberikan lowongan ekerjaan keada masyarakat sekitar, 2) terkait dengan elaksanaan rogram CSR hasus adil, teat sasaran dan transaran, 3) engawasan elaksanaan rogram CSR agar lebih baik lagi 4) lebih eduli terhada lingkungan, 5) limbah yang dihasilkan agar diroses dengan baik dan benar agar tidak mencemari lingkungan, 6) emberdayaan masyarakat akan lebih baik dilakukan melalui wadah lembaga koerasi, 7). erbaiki infrastruktur jalan, 8) ermohonan bantuan dari warga sekitar agar segera direalisasikan, 9). Interaksi dengan masyarakat sekitar erlu dierbaiki dan ditingkatkan, 10) embangunan ekonomi bagi masyarakat sekitar harus lebih merata, 11) menyelesaikan masalah lahan, dan 11) erlu meningkatkan erhatian terhada kesejahteraan masyarakat sekitar. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-104

7 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-83 Pendaat resonden tentang tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW agar keberadaannya lebih baik (bermanfaat) bagi masyarakat sekitar. No Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon 1 Menyelesaikan masalah lahan 2 Memberikan bantuan keada warga 3 Memberikan erhatian terhada masyarakat sekitar 4 Peduli terhada lingkungan 5 Permohonan bantuan segera direalisasikan 6 limbah di roses dengan benar jangan mencemari lingkungan 7 Lakukan tindakan sesuai rosedur 8 Jangan membuang limbah ke Laut Sumber : Studi AMDAL, 2016 Buka lowongan ekerjaan untuk masyarakat sekitar Program CSR harus adil, teat sasaran dan transaran limbah di roses dengan benar jangan mencemari lingkungan memberikan bantuan keada orang jomo dan warga miskin yang kurang mamu mengurangi suara kebisingan erbaiki infrastruktur (akses jalan dll) Buka lowongan ekerjaan untuk masyarakat sekitar Program CSR harus adil, teat sasaran dan transaran Pemberdayaan masyarakat lewat koerasi Koordinasi antara ihak PLTU dengan warga masyarakat Lebih eduli terhada kondisi masyarakat sekitar Program CSR harus adil, teat sasaran dan transaran Harus lebih bermasyarakat Interaksi dengan masyarakat harus lebih ditingkatkan Perbaiki hubungan dengan warga sekitar kesejahteraan warga lebih dierhatikan Buka lowongan ekerjaan untuk masyarakat sekitar sosialisasi ke masyarakat tentang dana CSR secara transaran bagikan CSR sesuai aturan engawasan emberian bantuan CSR Harus lebih ro aktif dalam memberikan informasi tentang kegiatan CSR Perbaiki hubungan dengan warga sekitar Kegiatan ekonomi kurang merata Berdasarkan uraian di atas, maka daat disimulkan bahwa tingginya ersentase resonden yang beranggaan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang saat ini tengah beroerasi kurang baik jika ditelusuri lebih lanjut lebih disebabkan oleh adanya erbedaan antara haraan dengan kenyataan akan manfaat langsung yang akan diterima oleh masyarakat. Hal ini karena jika dilihat dari fakta yang ada diketahui bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW telah memberikan beragam bantuan yang bersifat fisik (bantuan infrastruktur) dan juga bantuan sosial ekonomi yang terangkum dalam rogram CSR (Tabel 2-83 dan Tabel 2-84). Hanya saja masyarakat beranggaan bahwa bantuan yang telah diberikan selama ini belum sesuai dengan haraan atau eksektasi masyarakat yang tergambar dari andangan resonden tentang aa yang sebaiknya dilakukan oleh PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW agar keberadaannya lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar (Tabel 2-83). Adendum Andal dan RKL-RPL 2-105

8 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal b. Sika dan ersesi masyarakat terhada kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW yang akan dibangun Menggali data dan informasi tentang ersesi dan sika masyarakat ada keadaan awal sebelum suatu rencana kegiatan dilakukan untuk memahami tingkat engetahuan masyarakat terkait dengan rencana kegiatan dan juga untuk mengetahui bagaimana ersesi dan sika masyarakat terhada rencana usaha dan/atau kegiatan. Sehingga dengan mengetahui ersesi dan sika masyarakat terhada rencana usaha dan/atau kegiatan, maka daat dirediksi sejak awal aakah kegiatan ini akan memeroleh dukungan (enerimaan) enuh dari masyarakat sekitar atau bahkan sebaliknya akan dihadakan dengan masalah sosial berua sika enolakan masyarakat. Sika dan ersesi individu terhada sesuatu objek sangat diengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat ersonal. Misalnya tingkat engetahuan (kognitif), kebutuhan individu, usia, engalaman masa lalu, keribadian, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, engaruh kelomok, budaya, dan norma sosial sangat berengaruh terhada seseorang dalam memresesikan sesuatu. Perbedaan karakteristik individu berdasarkan faktor fungsional dan struktural tersebut daat menyebabkan timbulnya ersesi dan sika individu yang berbeda terhada sebuah obyek yang sama. Terkait dengan studi ANDAL ini, untuk memeroleh gambaran ersesi masyarakat sekitar terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW ini telah dilakukan enggalian data rimer melalui beberaa endekatan engumulan data, antara lain melalui wawancara langsung dengan masyarakat dengan menggunakan kuesioner. Salah satu informasi yang enting yang digali adalah tentang tingkat engetahuan masyarakat terhada rencana usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan hasil survei (lihat juga ada Tabel 2-83), diketahui bahwa sebagian besar resonden (82,05%) telah mengetahui tentang adanya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW ini. Sisanya sebesar 16,41% menyatakan belum mengetahui tentang adanya rencana kegiatan tersebut. Tabel 2-84 Pengetahuan resonden tentang adanya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Tahu 26 65, , , , , ,05 Tidak tahu 14 35,00 2 5, ,50 1 2, , ,41 Tidak Memberi Jawaban 0 0,00 1 2,50 0 0,00 1 2,50 1 2,86 3 1, , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Setelah ditelusuri lebih jauh terkait dengan ihak yang memberi informasi (sumber informasi) terkait dengan adanya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000MW, diketahui bahwa lebih dari searuh resonden (53,14%) memeroleh informasi tersebut dari teman. Disaming itu, terdaat sebesar 24,57% resonden yang memeroleh informasi tersebut dari erangkat desa. Sedangkan yang mengetahui tentang rencana usaha dan/kegiatan dari sosialisasi erusahaan melalui konsultan sebesar 12%. Hanya terdaat sebanyak 1 (satu) resonden (0,57%) yang menyatakan memeroleh informasi dari media massa (surat kabar). Berdasarkan informasi tersebut daat disimulkan bahwa sumber informasi yang aling efektif dalam menyebarkan informasi tentang rencana usaha dan/atau kegiatan adalah teman, erangkat desa dan kegiatan sosialisasi oleh emrakarsa (Lihat juga ada Tabel 2-84). Adendum Andal dan RKL-RPL 2-106

9 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-85 Sumber informasi tentang adanya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Pegawai Pemda 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Perangkat kecamatan 0 0,00 1 2,50 0 0, ,16 0 0,00 6 3,43 Perangkat desa 7 25, , , ,58 2 6, ,57 Teman 18 64, , , , , ,14 Surat kabar/ radio 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 2,63 0 0,00 1 0,57 Sosialisasi dari erusahaan melalui konsultan 2 7, ,50 2 5,13 2 5, , ,00 Informasi lain 1 3,57 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 6,67 3 1,71 Tidak Memberi Jawaban 0 0,00 1 2,50 2 5,13 1 2, ,33 8 4, , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Pandangan umum resonden terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW ini aakah bermanfaat atau sebaliknya bahkan merugikan bagi masyarakat sekitar meruakan informasi yang enting untuk digali yang akan berengaruh terhada sika dan ersesi masyarakat. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebesar 64,62% resonden menyatakan bahwa embangunan PLTU bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Sebaliknya terdaat 30,62% resonden yang berendaat bahwa embangunan PLTU merugikan masyarakat (Informasi selengkanya daat dilihat ada Tabel 2-86). Tabel 2-86 Pendaat resonden terkait dengan aakah embangunan PLTU itu akan memberikan manfaat atau merugikan bagi masyarakat. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat bermanfaat 0 0, ,50 3 7,50 0 0,00 1 2,86 9 4,62 Bermanfaat 24 60, , , , , ,00 Merugikan 15 37, , , , , ,69 Sangat merugikan 1 2,50 1 2,50 2 5,00 0 0,00 1 2,86 5 2,56 Tidak Memberi Jawaban 0 0,00 0 0, ,00 2 5, , , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa alasan yang melatar belakangi mengaa resonden berendaat bahwa rencana kegiatan embangunan PLTU akan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar diantaranya adalah : 1) daat memberikan laangan kerja bagi masyarakat sekitar (32,82%), 2) ada rogram CSR dari erusahaan (13,3%), 3) tidak akan merugikan masyarakat yang kehilangan ekerjaan (10,7%), 4) mencitakan eluang usaha bagi masyarakat sekitar (7,18%), 5) membantu memenuhi kebutuhan listrik daerah (5,64%). Selengkanya daat dilihat ada Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 2-107

10 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-87 Alasan yang mendasari resonden berendaat bahwa rencana embangunan PLTU akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Daat memberikan laangan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi embangunan PLTU Tidak akan merugikan masyarakat yang kehilangan ekerjaan karena emrakarsa akan memikirkan ekerjaan yang daat menggantikan sumber nafkah selama ini Membuat eluang usaha bagi masyarakat di sekitar lokasi embangunan PLTU Bisa membantu embangunan desa disekitar lokasi embangunan PLTU Ada rogram CSR dari erusahaan yang jika direncanakan dengan baik dan teat sasaran akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi embangunan PLTU Membantu emenuhan kebutuhan listrik daerah Tidak Memberi Jawaban Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % 2 5, , , , , , ,50 1 2, , ,50 1 2, , , ,00 1 2, ,00 0 0, ,18 0 0,00 2 5,00 1 2, ,00 0 0,00 7 3, ,50 2 5,00 1 2, , , , ,50 3 7,50 0 0,00 3 7,50 0 0, , , , ,50 2 5, , , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Sedangkan resonden yang berendaat bahwa rencana embangunan PLTU akan merugikan masyarakat sekitar memiliki beberaa alasan sebagai berikut ; 1) enggunaan lahan tambak roduktif untuk embangunan royek PLTU akan mengurangi sumber mata encaharian masyarakat (28,72%), 2) kegiatan PLTU akan menimbulkan encemaran ada lingkungan sekitarnya sehingga akan merugikan warga (26,27%), 3) ara emilik lahan dan banyak buruh tani yang akan kehilangan mata encaharian (25,64%). Beberaa alasan tersebut secara tidak langsung juga mencerninkan atau menggambarkan tentang jenis kekhawatiran masyarakat terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Informasi selengkanya daat dilihat ada Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 2-108

11 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-88 Alasan yang mendasari resonden berendaat bahwa rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW akan merugikan bagi masyarakat. Penggunaan lahan tambak roduktif untuk embangunan royek PLTU - akan mengurangi/ mengganggu sumber mata encaharian warga Para emilik lahan dan banyak buruh tani yang akan kehilangan mata encaharian Kegiatan PLTU akan menimbulkan encemaran ada lingkungan sekitarnya sehingga akan merugikan warga Astana Mukti Waruduw ur Pengarenga n Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % 6 15, , , , , , , , , , , , ,50 1 2, , , , ,67 Tidak Memberi Jawaban 14 35, , ,50 3 7,50 2 5, , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Berdasarkan engetahuan dan ersesi resonden tentang rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana tercantum di atas, maka hal ini akan berengaruh terhada sika resonden terhada rencana kegiatan embangunan PLTA Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW (daat dilihat ada Tabel 2-88). Berdasarkan hasil survei diketahui sebesar 67,69% resonden bersika sangat setuju dan setuju dengan adanya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Sedangkan ersentase resonden yang bersika sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan adanya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW adalah sebesar 25,13%. Sementara itu resonden sisanya sebesar 7,18% bersika abstain atau tidak memberikan jawaban atas ertanyaan tersebut. Tabel 2-89 Sika Resonden terhada rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat setuju 2 5,00 0 0,00 3 7,50 2 5,00 1 2,86 8 4,10 Setuju 23 57, , , , , ,59 Tidak setuju 14 35, , , , , ,56 Sangat tidak setuju 1 2,50 1 2,50 1 2,50 0 0,00 2 5,71 5 2,56 Tidak Memberi Jawaban 0 0, , ,00 2 5,00 1 2, , , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-109

12 c. Persesi Masyarakat Terhada Kondisi Lingkungan di Sekitarnya Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Persesi masyarakat terhada kondisi lingkungan yang disajikan ada rona awal ini meliuti asek : 1) kebersihan lingkungan, 2) kondisi kualitas udara (kesegaran, kebisingan), 3). Kondisi tentang tingkat getaran yang bersumber dari aktifitas lalu lintas kendaraan. Persesi masyarakat terhada kondisi lingkungan sekitarnya enting untuk disajikan ada rona awal lingkungan hidu, karena hal ini meruakan gambaran enilaian masyarakat terhada kondisi lingkungan sekitar sebelum dilaksanakannya rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Secara umum masyarakat masih menilai bahwa kondisi kebersihan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan masih relatif cuku bersih dan belum memandang masalah kebersihan menjadi masalah utama. Kondisi ini tercermin dari hasil survei, dimana resonden yang menyatakan kondisi lingkungan sangat bersih sebesar 4,1%, bersih (32,8%), biasa saja (36,9%), dan yang menyatakan kurang bersih sebesar 24,1% (Tabel 2-90). Tabel 2-90 Kebersihan lingkungan sekitar temat tinggal di wilayah studi, Kondisi lingkungan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat bersih Bersih Biasa saja Kurang bersih Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Penilaian masyarakat terhada kondisi kesegaran udara di lingkungan sekitar temat tinggal, secara umum juga masih diandang relatif cuku baik. Dimana masyarakat yang menilai bahwa kondisi lingkungan dalam kondisi baik dan cuku baik sebesar 73,3%. Sedangkan masyarakat yang memandang bahwa kesegaran udara di sekitar temat tinggal dalam kondisi tidak baik sebesar 19,5% (Lihat selengkanya ada Tabel Tabel 2-91 Kondisi kesegaran udara di lingkungan sekitar temat tinggal di wilayah studi, Kesegaran udara Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat baik Baik Cuku baik Tidak baik Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Berdasarkan hasil survei, andangan masyarakat terhada kondisi getaran di sekitar lokasi temat tinggal secara umum menilai bahwa terdaat sedikit getaran (45,6%) dan cuku ada Adendum Andal dan RKL-RPL 2-110

13 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal getaran (20,5%). Sementara masyarakat yang menilai sangat terasa ada getaran sebesar 7,7 ersen (Tabel 2-92). Berdasarkan informasi tersebut, maka daat disimulkan bahwa aktifitas lalu lintas di sekitar temat tinggal secara umum belum menimbulkan masalah yang cuku serius bagi masyarakat sekitar. Tabel 2-92 Kondisi getaran akibat lalu lintas di sekitar temat tinggal di wilayah studi, Gangguan getaran (lalu lintas kereta ai/ kendaraan) Sangat tidak terasa ada getaran Tidak terasa ada getaran Sedikit ada getaran Cuku ada getaran Sangat terasa ada getaran Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Salah satu asek lingkungan yang menjadi kekhawatiran masyarakat dengan adanya rencana royek embangunan PLTU Cirebon Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW adalah masalah kebisingan. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa enilaian masyarakat tentang kondisi kebisingan di sekitar temat tinggal adalah sedikit bising (52,3%) dan cuku bising (24,6%). Terdaat ula resonden sebesar 3,1 ersen yang menyatakan kondisi lingkungan sudah sangat bising (Tabel 2-93). Berdasarkan enelusuran lebih lanjut, masyarakat memandang bahwa kebisingan tersebut terutama bersumber dari lalu lintas di jalan raya sebesar 49,7%. Sedangkan yang menilai bahwa sumber kebisingan berasal dari akivitas PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW adalah sebesar 22,6 ersen (Tabel 2-94). Tabel 2-93 Kondisi kebisingan di sekitar temat tinggal di wilayah studi, 2015 Kondisi kebisingan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat tidak bising Tidak bising Sedikit bising Cuku bising Sangat bising Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-111

14 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-94 Sumber kebisingan di sekitar temat tinggal rumah tangga (resonden) di wilayah studi, Sumber kebisingan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Lalu lintas kereta ai Lalu lintas kendaraan di jalan raya Aktivitas PLTU Aktivitas erusahaan sekitar Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, Karakteristik Rumah Tangga Petambak Garam Karakteristik rumah tangga dan komunitas etambak garam menjadi sangat enting untuk diuraikan dan dikaji secara lebih mendalam dalam studi ANDAL ini karena mengingat bahwa rumah tangga etambak garam dan buruh tambak garam dierkirakan akan terkena damak langsung dari rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW ini. Rumah tangga etambak garam yang disurvei adalah sebanyak 196 rumah tangga etambak garam. Berdasarkan hasil survei tersebut dieroleh karakteristik etambak garam sebagai berikut : Kelomok Umur Berdasar hasil enyebaran kuisioner dieroleh gambaran bahwa kelomok umur 25 tahun hanya sekitar (1%) atau 2 orang dari rumah tangga etambak garam, kelomok umur tahun sekitar 116 orang (59,2%) dan kelomok umur 50 tahun sebanyak 70 orang (35,7%), informasi selengkanya lihat Tabel Data ini mengindikasikan bahwa usaha garam masih cuku banyak ditekuni oleh generasi tua di beberaa desa studi. Dierlukan embinaan yang intensif jika rumah tangga dalam kelomok umur tersebut akan terkena emindahan. Dalam hal ini erlu dibangun suatu erencanaan yang matang dalam fasilitasi dan/atau enyediaan mataencaharian alternatif. Tabel 2-95 Kelomok umur menurut rumah tangga etambak garam (resonden), Usia Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Umur < 25 tahun Umur tahun Umur > 50 tahun Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-112

15 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tingkat Pendidikan Rataan tingkat endidikan yang cuku rendah (SD sebanyak 53,1%) bukan meruakan kendala bagi etambak untuk melaksanakan usaha Garam. Usaha garam yang dilakukan resonden banyak didasarkan ada engetahuan dan engalaman yang dieroleh secara tradisional turun temurun. Namun asek endidikan menjadi asek yang erlu mendaatkan erhatian jika akan dilakukan embinaan untuk mendorong tumbuhnya mataencaharian alternatif. Tabel 2-96 Tingkat endidikan rumah tangga etambak garam (resonden), Pendidikan Terakhir Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat SMK Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Berbanding lurus dengan masih rendahnya tingkat endidikan ara etambak garam, ersentase etambak garam yang mamu membaca dan menulis juga relatif kecil. Berdasarkan informasi ada Tabel ersentase etambak garam yang mamu membaca huruf latin dan huruf lainnya sebesar 42,8%. Sedangkan yang tidak daat membaca dan menulis sebanyak 48 resonden atau sebesar 24,5% dan sisanya sebesar 32,7% tidak menjawab. Tabel 2-97 Kemamuan baca dan tulis rumah tangga etambak garam (resonden), Kemamuan membaca dan menulis Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Huruf Latin Huruf lainnya Tidak daat membaca dan menulis Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Lama Bekerja di Bidang Usaha Garam Hasil survei menunjukan bahwa sebanyak 116 orang atau 85% dari 196 orang rumah tangga (resonden) etambak garam memiliki engalaman usaha garam dan telah bekerja di bidang usaha garam minimal 10 tahun, lihat Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 2-113

16 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel 2-98 Pengalaman rumah tangga etambak garam (resonden), Lama menjadi etambak garam Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % < 10 Tahun Tahun > 20 Tahun Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Beban Tanggungan Rumah Tangga Petambak Beban tanggungan rumah tangga sangat berengaruh terhada asek kecukuan tingkat endaatan dan engeluaran rumah tangga. Dimana ada akhirnya akan berengaruh keada tingkat kesejahteraan rumah tangga tersebut. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebesar 50,5% resonden memiliki anggota rumah tangga yang masih usia kanak-kanak kurang dari 3 orang, sebesar 10,2% memiliki beban tanggungan rumahtangga antar 3-4 orang, sebesar 4,1% memiliki beban tanggungan rumah tangga lebih dari 5 orang. Sisanya sebesar 35,2% tidak menjawab. Sedangkan jumlah rumah tangga usia dewasa kurang dari 3 orang sebesar 30,1%, antara 3-5 orang adalah 18,9% dan lebih dari 5 orang sebesar 24%. Berdasarkan informasi ada Tabel 2-99, maka rata-rata jumlah anggota rumah tangga keluarga etambak adalah 4 orang. Tabel 2-99 Jumlah dan beban tanggungan rumah tangga etambak garam (resonden), Jumlah anggota keluarga (anak-anak) Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon Adendum Andal dan RKL-RPL N % N % N % N % N % N % < 3 Orang Orang > 5 orang Tidak menjawab Jumlah Jumlah anggota keluarga (Dewasa) Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % < 3 Orang Orang > 5 orang Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL,

17 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Status Keemilikan Lahan Status keemilikan lahan rumah tangga etambak meruakan salah satu informasi yang sangat enting yang berkaitan dengan rencana kegiatan engadaan lahan. Dimana lahan-lahan yang dibebaskan ada umumnya saat ini dikuasai atau digara oleh ara etambak garam. Jika ditinjau dari informasi ada Tabel diketahui bahwa rumah tangga etambak dengan status emilik lahan sebanyak 68 orang (34,7%), sedangkan status enyewa sebanyak 81 orang (41,3%), status bagi hasil sebanyak 21 etambak (10,7%), status numang sebanyak 1 etambak (0,5%) dan sisanya di bawah, diketahui ula bahwa jumlah etambak garam resonden yang luas lahan tambaknya 0,5 ha adalah sebanyak 88 resonden (44,9%), luas lahan > 0,5 ha s.d. 1 ha sebanyak 94 resonden (48,0%), luas lahan > 1 ha s.d. 2 ha adalah sebanyak 12 resonden (6,1%), luas lahan > 2 ha s.d. 3 ha sebanyak 1 resonden (0,5%), dan yang memiliki luas 4 ha adalah 1 resonden (0,5%). Tabel Status keemilikan lahan rumah tangga etambak garam (resonden), Status keemilikan lahan Pemilik Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % 0.5 ha ha ha ha ha Penyewa 0.5 ha ha ha Bagi hasil 0.5 ha ha Numang 0.5 ha Lainnya 0.5 ha ha Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Petambak Garam Yang Berotensi Terkena Damak Dari Kegiatan Pembebasan Lahan Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 91 resonden (46,43%) yang memiliki mata encaharian sebagai etambak garam menyatakan bahwa lahan tambaknya terkena embebasan lahan untuk embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW. Sedangkan etambak garam yang menyatakan lahan tambaknya tidak terkena kegiatan embebasan adalah Adendum Andal dan RKL-RPL 2-115

18 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal sebanyak 68 resonden (34,69%) dan sisanya sebanyak 37 resonden (18,88%) tidak memberikan jawaban (Lihat ada Tabel 2-101). Tabel Jumlah rumah tangga etambak garam (resonden) yang berotensi terkena embebasan lahan, 2015 Adakah lahan/ tambak anda yang akan terkena embebasan lahan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Ya 0 0, , , ,00 2 5, ,43 Tidak , , , ,00 0 0, ,69 Tidak menjawab 0 0,00 2 5,00 2 5,26 0 0, , ,88 Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Bagi ara etambak yang menyatakan bahwa lahan tambaknya akan terkena kegiatan embebasan lahan, jika ditinjau dari luas lahan tambak yang akan terkena embebasan maka sebagian besar lahan yang akan terkena embebasan berada ada luasan antara 0,5 ha s.d. kurang 1 ha yaitu sebanyak 58 resonden (55,24%), kurang dari 0,5 ha sebanyak 27 resonden (25,71%) dan antara 1 ha 2 ha adalah sebanyak 15 resonden atau sebesar 14,29%. Data selengkanya daat dilihat ada Tabel di bawah ini. Tabel Perkiraan luas lahan tambak yang berotensi terkena embebasan lahan, Jika Ya, beraa luas lahan tambak yang akan dibebaskan (hektar) Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Milik , ,21 1 3,33 0 0,00 0 0,00 8 7, , , ,00 3 7,50 0 0, , , , ,00 0 0,00 0 0,00 8 7, ,00 0 0,00 1 3,33 0 0,00 0 0,00 1 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 >= ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Gara 0, , ,12 0 0, ,00 0 0, , ,00 0 0,00 0 0, ,50 0 0, , ,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 4 3, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 1 2,50 0 0,00 1 0,95 >= ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-116

19 Jika Ya, beraa luas lahan tambak yang akan dibebaskan (hektar) Astana Mukti Sewa 0,00 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % ,00 2 6,06 1 3,33 0 0,00 0 0,00 3 2, ,00 3 9, , ,50 0 0, , ,00 0 0,00 2 6,67 0 0,00 0 0,00 2 1, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 >= ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Bagi hasil 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0, ,00 2 6, ,33 2 5,00 0 0, , ,00 0 0,00 1 3,33 0 0,00 0 0,00 1 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 >= ,00 0,00 0,00 0,00 0 0,00 0 0,00 Numang 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 1 3,03 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 >= ,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 Tidak menjawab 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0, ,00 2 1,90 Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Luas Pemanfaatan Lahan dan Produksi Berdasarkan hasil wawancara dan studi kasus keada ara etambak, diketahui bahwa emanfaatan lahan tambak terbagi menjadi dua jenis emanfaatan tergantung ada musim. Dimana ada musim kemarau lahan tambak digunakan untuk embuatan garam dan jika sedang musim hujan digunakan untuk budidaya ikan. Berdasarkan data dan informasi ada Tabel diketahui bahwa dengan rata-rata luas emanfaatan lahan tambak 0,71 ha, tingkat roduksi garamnya mencaai 49,96 ton. Sedangkan ada musim enghujan, sebagian besar tambak garam berubah fungsi dan emanfaatannya menjadi tambak ikan (terutama ikan bandeng). Dimana dengan rata-rata emanfaatan lahan 0,77 ha, tingkat roduksi ikannya mencaai 322,86 Kg. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-117

20 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Luas emanfaatan lahan dan roduksi menurut musim, Kegiatan emanfaatan lahan menurut musim Kemarau - Pembuatan garam Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon Luas emanfaatan lahan (ha) Rata- Rata Jumlah roduksi garam (ton) Hujan - Budidaya Ikan Luas emanfaatan lahan (ha) Jumlah roduksi ikan (kg) Sumber : Studi AMDAL, 2016 Sumber Pendaatan Lain Rumah Tangga Petambak Garam Berdasarkan hasil wawancara dan studi kasus keada ara etambak, diketahui bahwa sebanyak 105 orang etambak (53,6%) memiliki sumber endaatan lain selain dari budidaya tambak garam. Sedangkan sisanya sebanya 81 etambak (41,3%) tidak memiliki endaatan lain selain dari tambak garam. Ketika ditanyakan jenis mata encaharian samingan aa yang digeluti ara etambak garam, sebebesar 39% etambak juga memiliki mata encaharian ganda sebagai buruh, 16,2% kuli bangunan, tambak ikan (12,4%), bertani (10,5%), nelayan (8,6%) dan suir sebesar 1,9% (Lihat Tabel 2-103). Dari informasi tersebut, maka dengan adanya rencana alih fungsi emanfaatan lahan tambak menjadi lahan untuk kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dan sarana enunjangnya, maka damak yang aling besar akan dirasakan oleh etambak yang tidak memiliki sumber mata encaharian lain yakni sebesar 41,3%. Para etambak yang tidak memiliki sumber endaatan lain termasuk ke dalam kelomok masyarakat yang aling rentan terkena damak hilangnya mata encaharian dari adanya rencana alih fungsi lahan yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi tambak garam. Tabel Sumber endaatan lain rumah tangga etambak (resonden), Sumber endaatan lain Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Ya, ada Tidak Tidak menjawab Jumlah Jika Ya, sebutkan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % berdagang bertani betrnak buruh karyawan kuli nelayan Adendum Andal dan RKL-RPL 2-118

21 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Petambak ikan suir Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Ketramilan Lain Yang Dimiki/Dikuasi Petambak Garam Informasi tentang keteramilan lain yang dimiliki atau dikuasai oleh ara etambak garam menjadi informasi yang sangat enting digali terutama untuk memrakirakan otensi terjadinya eralihan atau erubahan mata encaharian ara etambak garam. Berdasarkan data ada Tabel sebanyak 90 resonden (45,9%) menyatakan memiliki keteramilan lain selain budidaya tambak. Sedangkan resonden yang tidak memiliki keteramilan lain adalah sebanyak 50 resonden (25,5%) dan sisanya sebanyak 56 resonden atau sebesar 28,6% tidak menjawab ertanyaan. Ketika ditanyakan lebih lanjut tentang jenis keteramilan lain aa yang dimiliki ara etambak garam, sebanyak 36 resonden (40%) memiliki keteramilan lain dalam bidang ertanian (bertani), beternak (26,7%), ertukangan (6,7%), menangka ikan/nelayan (4,4%), jasa service (4,4%), berdagang (3,3%) dan suir (3,3%). Berdasarkan informasi tersebut, maka bagi sebagian etambak yang memiliki keteramilan lain, memungkinkan untuk segera beralih mencari alternatif ekerjaan lain sesuai dengan keteramilan yang dimilikinya. Sedangkan bagi etambak garam yang tidak memiliki keteramilan lain (25,5%), maka jika akan diberikan alternatif mata encaharian baru, maka erlu dibekali atau diberikan elatihan terlebih dulu. Tabel Ketramilan lain yang dimiliki rumah tangga etambak (resonden), Pengetahuan dan ketramilan lain Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Ya, ada Tidak Tidak menjawab Jumlah Jika Ya, sebutkan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % bertani beternak dagang suir jasa service ertukangan tangka ikan Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-119

22 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Pembinaan Mataencaharian Alternatif Kegiatan embebasan lahan yang dieruntukan bagi rencana lokasi kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW dirediksi akan menyebabkan hilangnya mata encaharian ara etambak dan buruh tambak yang lokasi tambaknya berada di dalam areal yang akan dibebaskan. Terkait dengan damak tersebut, maka kedeannya erlu ada rencana engelolaan bagi warga yang kehilangan mata encaharian dengan memberikan atau mencitakan mata encaharian baru sebagai alternatif. Berdasarkan hasil wawancara keada ara etambak, diketahui bahwa ilihan embinaan eningkatan keteramilan rumah tangga yang diharakan diantaranya adalah embinaan keteramilan di bidang industri rumah tangga (45,5%), jasa (18,2%), dagang (15,6%), dan lainnya (7,8%). Informasi selengkanya tentang ilihan embinaan keteramilan menurut rumah tangga etambak daat dilihat ada Tabel Tabel Pilihan embinaan ketramilan menurut rumah tangga etambak (resonden), Jenis ilihan embinaan Industri rumahan (membuat keruuk, terasi, batik, ikan kering-asin dll) Jasa (tukang jahit, cukur, tukang las, bengkel motor dll) Dagang (warung kelontong, warung makan-bakso-mie ayam dll) Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Lainnya Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Haraan dan Saran terhada Rencana Pembinaan Para rumah tangga etambak garam yang menjadi resonden ada studi ANDAL ini berhara agar daat diberikan embinaan bagi mereka yang berkaitan dengan jenis mata encaharian alternatif selain tambak yang ada akhirnya daat meningkatkan tingkat endaatan dan kesejahteraan rumah tangga mereka. Berdasarkan informasi ada Tabel diketahui bahwa haraan ara etambak terkait dengan embinaan mata encaharian alternatif cuku beragam. Pada umumnya kegiatan ini diharakan daat membuka/mencitakan laangan ekerjaan baru, terutama untuk mengganti mata encahariannya yang hilang. Bahkan ara etambak di Kanci dan Kanci Kulon berhara emrakarsa daat memberikan modal usaha keada ara etambak, terutama etambak yang kehilangan mata encahariannya. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-120

23 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Haraan rumah tangga etambak (resonden) terkait rencana embinaan jenis mata encaharian alternatif, No Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon Bisa bermanfaat buat masyarakat Bisa memberdayakan masyarakat sekitar Bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar Bisa membuka laangan ekerjaan Sumber : Studi AMDAL, 2016 Bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar Bisa membuka laangan ekerjaan - Ingin lebih baik dari sekarang Masyarakat menjadi lebih maju Menjadi mitra yang baik bagi masyarakat Diberi modal untuk usaha Bisa merubah haraan hidu / erekonomian warga sekitar Diberi modal untuk usaha Sejalan dengan haraan ara etambak di atas, ara etambak juga memberikan masukan terkait rencana embinaan jenis mataencaharian alternatif yaitu diantaranya agar: ara etambak diberikan modal usaha, embentukan koerasi siman ijam, enyediaan sarana dan rasarana untuk kegiatan elatihan usaha kecil (usaha rumah tangga), dibangun balai ertanian, dll. Sedangkan masukan yang bersifat sosial diantaranya adalah memberikan bantuan keada orang jomo dan warga yang kurang mamu secara ekonomi. Sementara masukan yang berkaitan dengan kondisi lingkungan adalah agar daat mengurangi suara kebisingan. Lihat juga ada Tabel di bawah ini. Tabel Beberaa masukan rumah tangga etambak (resonden) terkait rencana embinaan jenis mataencaharian alternatif, No Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon 1 - Ada embinaan untuk masyarakat agar bisa mandiri 2 - Minta difasilitasi segalanya 3 - Limbah di roses dengan benar jangan mencemari lingkungan 4 - Memberikan bantuan keada orang jomo dan warga miskin yang kurang mamu 5 - Mengurangi suara kebisingan Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adanya bantuan modal usaha Adakan koerasi siman-injam untuk warga sekitar Adanya bantuan modal usaha Adakan koerasi siman-injam untuk warga sekitar - Bangun balai ertanian - Menyediakan sarana dan rasarana untuk elatihan usaha kecil - Lebih eduli terhada kondisi masyarakat sekitar Adendum Andal dan RKL-RPL 2-121

24 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Gambaran Umum Usaha dan Aktivitas Ekonomi Lainnya Pengamatan kegiatan, usaha dan aktivitas ekonomi masyarakat dilakukan ada wilayah kiri dan kanan badan jalan antura/nasioanal memanjang mulai dari wilayah Waruduwur di Km 7 hingga Astanamuti di Km 12. Usaha yang ditekuni oleh masyarakat ada umumnya adalah usaha jasa atau dagang dengan kelas kecil (modal yang relatif kecil) dierkirakan sekitar 120 unit usaha yang ada. Beberaa jenis usaha tersebut antara lain, yaitu bengkel motor, tambal ban, warung makan, temat minum es kelaa, enjual rajungan, toko kue, warteg, tukang las, warung kelontong kecil, rumah makan, isi ulang air bersih, mie ayam, warung koi, bengkel bubut dan las, konter ulsa, sate kambing, jual akan burung, bengkel mobil, laak barang bekas, angkas rambut, warung ba so, warung mie ayam, temat makan lamongan dan ecel lele. Berdasarkan data sekunder dari beberaa desa lokasi studi, jenis usaha yang cuku berkembang adalah usaha yang menyediakan kebutuhan harian okok dan sekunder atau sembilan bahan okok berbentuk toko, kios atau warung. Beberaa jenis usaha yang ada di Waruduwur, antara lain yaitu enjual gas bahan bakar untuk memasak (I unit), air isi ulang (2 unit), jual ulsa (2 unit), toko/kios (20 unit), usaha ternak ayam (erorangan), usaha rajungan (30 orang), film keliling (1 unit), jasa bordir/jahit (3 unit), tukang cukur (1 unit), tukang ijat (1 orang), tukang gali sumur (3 orang) dan lain-lain. Dalam wilayah desa-desa lain seerti Kanci, Kanci Kulon, Astanamukti dan Pegarengan hamir serua kondisinya dengan Waruduwur, aktivitas ekonomi secara umum berorientasi ada emenuhan kebutuhan seharihari. 2.5 BUDAYA Kebudayaan suatu masyarakat atau komunitas memiliki hubungan atau keterikatan yang kuat dengan kondisi geografis dan ekologi masyarakat tersebut. Masyarakat Cirebon sejak awal memiliki sejarah keterikatan kuat dengan ekologi esisir antai. Penamaan kata cirebon juga dikarenakan sejak awal mata ecaharian sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan. Masyarakat nelayan di Cirebon terbiasa menangka berbagai jenis ikan dan ikan rebon (udang kecil) di seanjang antai, serta embuatan terasi, etis dan garam. Dari istilah air bekas embuatan terasi atau yang dalam bahasa Cirebon disebut (belendrang) yang terbuat dari sisa engolahan udang rebon inilah berkembang sebutan cai-rebon (bahasa sunda : air rebon), yang kemudian menjadi cirebon. Sedangkan jika ditinjau dari segi etnis (suku), maka budaya masyarakat bersifat unik atau memiliki kekhasan tersendiri. Kondisi geografis wilayah Kabuaten Cirebon sangat memungkinkan keluar masuknya masyarakat endatang dari berbagai etnis tidak hanya di Indonesia, melainkan juga masyarakat endatang dari Cina, Arab, benua India bahkan eroa. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan masyarakat Cirebon memiliki ragam seni dan budaya yang sangat kaya dan indah. Masyarakat di sekitar lokasi rencana PLTU, seerti enduduk di bagian lain di Kabuaten Cirebon, umumnya beragama agama Islam dan menjalankan agamanya dengan kuat. Hal ini juga didukung dengan keberadaan Pesantren Buntet di Mertaada Kulon yang cuku berengaruh bahkan samai tingkat nasional. Walauun demikian, masyarakat lokal juga teta memiliki ikatan yang kuat dengan budaya lokal dan masih melaksanakan ritual adat yang telah diwariskan secara turun temurun. Hal ini juga didukung dengan keberadaan beberaa lokasi situs budaya di sekitar Kanci. Selain itu, masih banyak juga ditemui warga yang berada di sekitar lokasi rencana kegiatan yang tidak fasih berbicara dalam bahasa Indonesia dan lebih sering menggunakan bahasa daerah lokal. Masyarakat di sekitar lokasi studi ada umumnya adalah masyarakat esisir, sehingga kebudayaan masyarakatnya lebih kental dengan kebudayaan masyarakat nelayan ketimbang kebudayaan ertanian. Salah satu budaya masyarakat nelayan esisir di Kabuaten Cirebon yang masih teta dilestarikan adalah Nadran atau esta laut. Pesta laut ini dilakukan oleh masyarakat nelayan sebagai wujud dan simbol ucaan terimakasih keada Sang Pencita (Alloh SWT) yang telah memberikan rezeki dan juga memohon doa agar teta diberi keselamatan selama mencari rezeki di laut. Uacara Nadran dilaksanakan hamir seanjang antai (temat Adendum Andal dan RKL-RPL 2-122

25 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal berlabuh ara nelayan) dengan kegiatan yang sangat bervariasi. Uacara ini dilaksanakan setia satu tahun sekali. Walauun demikian di desa Kanci dan Kanci Kulon yang mayoritas enduduknya bertani juga melaksanakan uacara Maag Sri (Sedekah Bumi) Pola Kebudayaan Masyarakat Pola kebudayaan suatu masyarakat sangat diengaruhi oleh nilai dan norma yang berlaku ada masyarakat tersebut. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa menurut masyarakat di sekitar lokasi taak royek memandang bahwa kebudayaan masyarakat di wilayah studi diengaruhi oleh nilai-nilai agama (40%) dan adat istiadat atau tradisi nenek moyang (41%). Dengan demikian daat disimulkan bahwa masyarakat memandang bahwa kebudayaan utama yang sangat berengaruh dalam embentukan kebudayaan masyarakat di wilayah studi adalah kebudayaan masyarakat Islam esisir dan kebudayaan tradisi nenek moyang masyarakat nelayan (Tabel 2-109). Tabel Beberaa faktor yang membentuk ciri khas tradisi menurut rumah tangga (resonden), Faktor yang membentuk tradisi Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Agama Kebiasaan sejak dulu/ Adat istiadat Tidak menjawab Jumlah Sumber : data rimer, Nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat berfungsi untuk mengatur dan mengikat masyarakat dalam satu ikatan dengan tujuan agar berbagai asek erikehiduan di dalam sebuah masyarakat berjalan sesuai dengan haraan bersama anggota masyarakat tersebut. Terkait dengan kebiasaan dan tradisi di desa-desa wilayah studi, diketahui bahwa secara umum masyarakat memandang elaksanaan tradisi dalam kehiduan sehari-hari relatif masih cuku kuat. Dimana resonden menyatakan bahwa elaksanaan tradisi sangat kuat sebesar 28,2%, kuat (29,7%), cuku kuat (23,08%), dan hanya 11,28% yang menyatakan bahwa elaksanaan tradisi longgar. Lihat juga ada Tabel di bawah ini. Tabel Kondisi dan elaksanaan tradisi menurut rumah tangga (resonden), Pelaksanaan tradisi saat ini Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat kuat Kuat Cuku Longgar Sangat longgar Tidak menjawab Jumlah Sumber : data rimer, 2015 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-123

26 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Pola Kerjasama Dalam Masyarakat Setia masyarakat memiliki bentuk ola kerjasama tertentu dimana kerjasama tersebut ditujukan untuk mencaai tujuan dan/atau untuk mengatasi masalah secara bersama-sama. Salah satu bentuk yang sangat khas dari kebudayaan masyarakat Indonesia adalah ola kerjasama gotong royong. Berdasarkan data dan informasi hasil survei tentang kondisi kebersamaan (Tabel 2-111, Tabel 2-112, Tabel 2-113), daat disimulkan bahwa kebersamaan warga dengan arameter saling tolong menolong sesama warga masih relatif cuku baik. Bahkan sebesar 91,8% resonden menyatakan bahwa masih ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama diantara warga masyarakat. Beberaa kegiatan yang sifatnya gotong royong terutama dilakukan untuk kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan, memerbaiki temat ibadah dan kerjasama dalam erayaan hari kemerdekaan (Agustusan). Tabel Kondisi kebersamaan warga menurut rumah tangga (resonden), Kondisi tolong menolong di desa Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Selalu saling menolong Kebanyakan saling menolong Kadang-kadang saling menolong Jarang saling menolong Tidak ernah saling menolong Tidak menjawab Jumlah Sumber : data rimer, 2015 Tabel Kegiatan yang dilakukan bersama menurut rumah tangga (resonden), Kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh warga Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Ya, ada Tidak ada Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-124

27 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Jenis kegiatan yang dilakukan bersama menurut rumah tangga (resonden), Jika ya, kegiatan aa saja Kerja bakti membersihkan lingkungan Memerbaiki temat ibadah Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Tujuh belas Agustusan Sambutan erbaikan rumah Sambutan erbaikan jalan/ jembatan Membersihkan makam jelang ramadhan Perhelatan/ kematian Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Ditinjau dari tingkat artisiasi masyarakat, masyarakat memandang bahwa secara umum artisiasi masyarakat di desa-desa studi masih tergolong baik. Berdasarkan data ada Tabel diketahui bahwa sebagian besar resonden memandang bahwa tingkat artisiasi masyarakat dalam kegiatan gotong royong masih sangat baik (40,6%) dan baik (46,9%). Tingkat artisiasi masyarakat di desa-desa studi dalam bergotong royong ini daat menjadi modal sosial bagi emrakarsa dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi rogram-rogram emberdayaan masyarakat yang akan dilakukan. Adaun bentuk-bentuk artisiasi warga dalam bergotong royong ada umumnya berua sumbangsih tenaga (44,5%), dana (35,9%), konsumsi (9,2%), material (3,6%) dan gagasan (5,6%). Tabel Tingkat artisiasi dalam kegiatan gotong royong menurut rumah tangga (resonden), Tingkat artisiasi Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Sangat baik Baik Biasa saja Kurang baik Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, 2016 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-125

28 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Bentuk artisiasi warga dalam kegiatan gotong royong menurut rumah tangga (resonden), Partisiasi yang daat diberikan Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Dana Tenaga Meaterial Gagasan Konsumsi Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, Potensi Konflik Dalam Masyarakat Potensi konflik dalam masyarakat meruakan informasi yang enting dan erlu disajikan ada gambaran kondisi sosial dan budaya masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.00 MW. Berdasarkan hasi survei diketahui bahwa 30% resonden menyatakan bahwa di desa-desa studi ernah terjadi konflik (Tabel 2-116). Tabel Potensi konflik dalam masyarakat yang berkaitan dengan keemilikan tanah di desa sekitar lokasi royek. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Pernah 3 7, , , , , ,26 Tidak ernah 35 87, , , , , ,59 Tidak Memberi Jawaban 2 5, , ,00 0 0,00 2 5, , , , , , , ,00 Sumber : data rimer, 2015 Hasil survei juga menunjukan bahwa sebesar 35,6% resonden memandang bahwa terdaat konflik antara ihak enduduk desa sekitar dengan ihak erusahaan. Dimana lokasi desa yang memberikan informasi bahwa ernah terjadi konflik antara erusahaan dengan enduduka adalah Waruduwur (72,7%), Kanci Kulon (50%), Kanci (20%), dan Pangarengan sebesar 5,6%. Informasi selengkanya daat dilihat ada Tabel Tabel Pihak-Pihak Yang Terlibat Masalah Konflik. Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Antara enduduk desa 3 100, , , , , ,93 Penduduk desa vs Penduduk desa lain Penduduk desa vs erusahaan 0 0,00 1 9, ,11 0 0,00 0 0,00 3 5,08 0 0, ,73 1 5, , , ,59 Adendum Andal dan RKL-RPL 2-126

29 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Perusahaan vs emerintah Tidak Memberi Jawaban Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 5, ,00 0 0,00 2 3, , , , , , ,00 Sumber : Studi AMDAL, 2016 Hasil survei juga menunjukan bahwa terkait dengan rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW, resonden memandang terdaat otensi konflik. Potensi konflik tersebut mungkin terjadi jika tidak ada musayawarah (25,1%), sistem komensasi tidak sesuai haraan (14,9%), dan kehilangan keemilikan dan/atau enguasaan lahan sebesar 5,6 ersen (Tabel 2-118). Tabel Potensi konflik terkait rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW menurut masyarakat (resonden), Potensi konflik terkait dengan rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Astana Mukti Waruduwur Pengarengan Kanci Kanci Kulon N % N % N % N % N % N % Tidak adanya musyawarah Komensasi tidak sesuai tuntutan Kehilangan keemilikan lahan Tidak menjawab Jumlah Sumber : Studi AMDAL, KESEHATAN MASYARAKAT Survey kesehatan masyarakat dilakukan di wilayah studi yang meliuti 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Astanajaura, Mundu dan Pangenan Kabuaten Cirebon. Hasil dari survey kesehatan masyarakat daat dilihat ada enjelasan dibawah ini Kasus Penyakit Data dari Dinas Kesehatan Kabuaten Cirebon menunjukkan bahwa enyakit berbasis lingkungan yang aling banyak diderita oleh enduduk yang berada di sekitar lokasi rencana kegiatan (Kecamatan Astanajaura, Mundu dan Pangenan) adalah enyakit ISPA, diare, gastroentritis, dan dermatitis. Angka kesakitan dari tia-tia enyakit daat dilihat ada tabel dibawah ini. Tabel Penyakit yang umum diderita masyarakat di wilayah Kecamatan Astanajaura tahun NO. JENIS PENYAKIT TAHUN ISPA Dermatitis Myalgia Adendum Andal dan RKL-RPL 2-127

30 NO. JENIS PENYAKIT TAHUN Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Hiertensi Diare Tyhoid Konjungtivitis Migren TB Paru Pneumonia Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabuaten Cirebon Tabel Penyakit yang umum diderita masyarakat di wilayah Kecamatan Mundu tahun NO. JENIS PENYAKIT TAHUN ISPA Dermatitis Myalgia Hiertensi Diare Tyhoid Konjungtivitis Migren TB Paru Pneumonia Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabuaten Cirebon Tabel Penyakit yang umum diderita masyarakat di wilayah Kecamatan Pangenan tahun NO. JENIS PENYAKIT TAHUN ISPA Dermatitis Myalgia Hiertensi Diare Tyhoid Konjungtivitis Migren TB Paru Pneumonia Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabuaten Cirebon Dari tabel diatas, daat dilihat bahwa ISPA meruakan enyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat yang tinggal di wilayah studi dalam 3 tahun terakhir. Tren eningkatan angka kesakitan terjadi ada tahun 2013 dan turun lagi ada tahun Adendum Andal dan RKL-RPL 2-128

31 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Berdasarkan data rimer hasil survei terhada masyarakat di wiayah studi, dieroleh gambaran bahwa enyakit yang sering diderita oleh masyarakat adalah enyakit influensa, batuk/radang tenggorokan dan diare. Hasil tersebut menunjukan hal yang serua antara hasil data yang berasal dari dinas kesehatan dengan hasil interview di laangan. Gambaran hasil survey laangan tentang jenis enyakit yang diderita masyarakat daat dilihat ada tabel dibawah ini. Tabel Penyakit yang umum diderita masyarakat di desa-desa wilayah studi. DESA Kanci Kanci Kulon Waruduwur Astanamukti Pangarengan TOTAL Sumber: Studi AMDAL, 2016 Influensa Tingkat Prevalensi Diare PENYAKIT / KELUHAN Batuk/radang tenggorokan Asma Tb Paru Lain-lain TOTAL ,96% 6,89% 17,24% 3,44% 0% 3,44% 100% ,76% 8,82% 55,88% 2,94% 5,88% 14,70% 100% ,66% 25,0% 37,5% 4,16% 4,16% 12,5% 100% ,11% 5,55% 25,0% 5,55% 2,77% 0% 100% ,85% 11,42% 60,0% 0% 0% 5,71% 100% ,70% 6,96% 39,87% 3,16% 2,53% 6,96% 100% Dari beberaa enyakit yang diderita masyarakat, ada enyakit yang diindikasikan erat kaitannya dengan otensi damak kesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW adalah enyakit saluran ernaasan khususnya ISPA, asthma dan neumonia dengan olusi udara. Tingkat revalensi (revalensi rate) dari masing-masing enyakit dalam setia wilayah kerja Puskesmas tingkat kecamatan seerti terlihat ada tabel-tabel di bawah ini. Tabel Tingkat revalensi enyakit yang diduga terkait dengan kualitas udara di Kecamatan Astanajaura, tahun No Penyakit Rata-rata PR PR PR PR 1 ISPA , , ,24 112,49 2 Pneumonia 251 3, , ,72 1,59 3 Asthma 6 0,07 9 0, ,27 0,15 PR = Pravalensi rate er enduduk Adendum Andal dan RKL-RPL 2-129

32 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Tingkat revalensi enyakit yang diduga terkait dengan kualitas udara di Kecamatan Mundu tahun No Penyakit Rata-rata PR PR PR PR 1 ISPA , , ,06 109,40 2 Pneumonia 213 2, , ,93 1,59 3 Asthma 16 0,21 9 0, ,23 0,18 PR = Pravalensi rate er enduduk Tabel Tingkat revalensi enyakit yang diduga terkait dengan kualitas udara di Kecamatan Pangenan, tahun No Penyakit Rata-rata PR PR PR PR 1 ISPA , , ,51 177,14 2 Pneumonia 244 5, , ,35 4,68 3 Asthma 153 3, , ,84 2,54 PR = Pravalensi rate er enduduk Sarana kesehatan Sarana kesehatan yang tersedia wilayah studi ada umumnya sudah lengka, meliuti Puskesmas, Poskesdes, Polindes dan Pos KB desa. Jumlah dan jenis sarana kesehatan di wilayah studi terlihat ada tabel di bawah ini. Tabel Sarana kesehatan di Kecamatan Astanajaura, Mundu dan Pangenan Tahun 2015 NO SARANA KESEHATAN KECAMATAN Astanajaura Mundu Pangenan 1 Rumah sakit Puskesmas Posyandu Poskesdes Polindes Pos KB Balai Pengobatan Sumber: Kecamatan Astanajaura, Mundu dan Kecamatan Pangenan dalam Angka Gambaran hasil survey laangan tentang jenis sarana layanan kesehatan yang dijadikan untuk berobat oleh masyarakat adalah sebagai mana terlihat ada tabel dibawah ini. Tabel Temat berobat masyarakat di wilayah studi tahun DESA Kanci Dokter raktek Puskesmas JENIS SARANA KESEHATAN Poskesdes olindes Praktek mantri RS Lain lain ,5% 37,5% 0% 0% 2,5% 7,5% 100% Kanci Kulon Adendum Andal dan RKL-RPL 2-130

33 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal DESA Waruduwur Astanamukti Pangarengan TOTAL Sumber: Studi AMDAL, 2016 Dokter raktek Puskesmas JENIS SARANA KESEHATAN Poskesdes olindes Praktek mantri RS Lain lain 17,14% 65,71% 2,85% 0% 11,42% 2,85% 100% ,0% 27,5% 0% 0% 5,0% 22,5% 100% ,0% 42,5% 15,0% 5,0% 5,0% 2,50% 100% ,5% 85,0% 2,5% 0% 0% 5,0% 100% ,76% 51,28% 4,1% 1.02% 4,61% 8,20% 100% Berdasarkan tabel di atas, uskesmas meruakan ilihan utama bagi masyarakat di wilayah studi untuk memeroleh engobatan kecuali di Kanci dan Waruduwur. Kedua desa tersebut mayoritas masyarakat lebih memilih raktek dokter untuk mendaatkan engobatan Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan yang melayani masyarakat di setia uskesmas sudah cuku lengka, meliuti tenaga dokter umum, dokter gigi, erawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, sanitasi dan tenaga gizi. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di wilayah studi terlihat ada tabel di bawah ini. Tabel Tenaga Kesehatan di Kecamatan Astanajaura, Mundu dan Pangenan tahun NO TENAGA KESEHATAN KECAMATAN Astanajaura Mundu Pangenan 1 Dokter umum Dokter Gigi Perawat Bidan Kesehatan Masyarakat Sanitarian Sumber: Profil Kesehatan Kab. Cirebon, Air bersih dan sanitasi lingkungan Sebagian besar enduduk di sekitar lokasi rencana PLTU menggunakan air tanah yaitu sumur gali dan sumur oma tangan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Kualitas air dari sumur gali enduduk ada umumnya bersifat ayau. Untuk air minum, enduduk menggunakan sumur gali dan juga sumur oma, namun ada ula yang menggunakan air isi ulang. Pada asek sanitasi lingkungan khususnya keemilikan jamban keluarga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat telah menggunakan jamban milik sendiri, atau MCK umum untuk kegiatan buang air besar (BAB), walaun masih terdaat sebagian masyarakat yang menggunakan kali, kebun dan tanah kosong. Dalam engelolaan samah masyarakat biasa membuang samah adat di lahan-lahan kosong milik warga. Namun demikian ada ula yang sudah membuang samah di sarana embuangan samah yang tersedia. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-131

34 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Sanitasi lingkungan di Kecamatan Astanajaura, Mundu dan Pangenan tahun NO SANITASI LINGKUNGAN KECAMATAN Astanajaura Mundu Pangenan Jumlah KK Sumber air bersih yg layak 2 Jamban keluarga Sumber: UPT PPKB Kec. Astanajaura, Mundu dan Pangenan, 2014 Penyediaan Air bersih % 100% 69,34% ,06% 78,33% 59,64% Berdasarkan data rimer hasil survey terhada masyarakat di wiayah studi, dieroleh gambaran bahwa sumur gali dan sumur oma tangan meruakan sumber air bersih yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari yaitu sebesar 77,43%. Gambaran hasil survey laangan tentang sumber air bersih untuk mandi, cuci dan keerluan lainnya adalah sebagai mana terlihat ada tabel dibawah ini Tabel Sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat di wilayah studi tahun DESA Kanci Kanci Kulon Waruduwur Astanamukti Pangarengan TOTAL Sumber: Studi AMDAL, 2016 PDAM Penyediaan air minum Periaan mata air SGL/SPT Sungai Lain-lain Tdk jawab ,5% 7,5% 87,5% 2,5% 0% 0% 100% % 20% 77,14% 2,86% 0% 0% 100% ,5% 60% 35,5% 2,5% 0% 0% 100% % 0% 90% 5% 0% 5% 100% % 0% 97,5% 0% 0% 2,5% 100% ,02% 17,43% 77,43% 2,56% 0% 1,53% 100% Berdasarkan data rimer hasil survey terhada masyarakat di wiayah studi, dieroleh gambaran bahwa sumur gali dan sumur oma tangan meruakan sumber air untuk masak dan minum yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu sebesar 46,66%. Disaming itu air isi ulang / air gallon juga cuku banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum yaitu mencaai 25,64% Gambaran hasil survey laangan tentang sumber air untuk memenuhi kebutuhan air minum dan air untuk masak adalah sebagai mana terlihat ada tabel dibawah ini: Adendum Andal dan RKL-RPL 2-132

35 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Tabel Sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat di wilayah studi DESA Kanci Kanci Kulon Waruduwur Astanamukti Pangarengan TOTAL Sumber: Studi AMDAL, 2016 PDAM Periaan mata air Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) SGL/SPT Sungai Lainlain/air gallon Tidak jawab ,0% 0% 7,5% 0% 82,5% 0% 100% ,71% 8,57% 51,42% 0 34,28% 0 100% ,5% 77,5% 15,0% 0% 0% 0% 100% ,0% 5,0% 80,0% 0% 7,5% 2,5% 100% ,5% 0% 80,0% 0% 5,0% 2,5% 100% ,20% 18,46% 46,66% 0% 25,64% 1,02% 100% Berdasarkan data rimer hasil survey terhada masyarakat di wilayah studi, kebiasaan buang air besar (BAB) umumnya menggunakan jamban keluarga yaitu sebesar 75,86%. Namun demikian masih ada sebagian masyarakat yang buang air besar di kali, antai dan kebon/ekarangan kosong walau dalam jumlah yang kecil. Gambaran hasil survey laangan tentang kebiasaan masyarakat buang air besar adalah sebagai mana terlihat ada tabel dibawah ini: Tabel Kebiasaan Buang Air Besar (BAB) masyarakat di wilayah studi. DESA Kanci Kanci Kulon Waruduwur Astanamukti Pangarengan TOTAL Jamban Keluarga Sumber: Hasil survei tahun 2015 Pembuangan Samah Sungai / danau Kebun/ ekarangan Pantai/ laut Lainlain Tidak dijawab ,75% 2,25% % ,85% 11,42% 2,85% 0 0 2,85% 100% ,5% 7,5% 0 5,0% % ,5% 27,5% 0 2,25% 0 2,25% 100% ,0% 33,33% ,5% 100% ,89% 17,43% 0,05% 1,5% 0 4,6% 100% Berdasarkan data rimer hasil survey terhada masyarakat di wilayah studi, dieroleh gambaran bahwa ada umumnya masyarakat buang samah di temat-temat embuangan samah yang tersedia secara umum. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-133

36 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Namun demikian masih cuku banyak ula masyarakat yang membuang samah secara sembarangan seerti di kebon atau ekarangan rumah dan bahkan ada yang masih unya kebiasaan membakar samahnya. Gambaran hasil survey laangan tentang kebiasaan masyarakat buang samah adalah sebagai mana terlihat ada tabel dibawah ini. Tabel Pembuangan samah yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah studi DESA Kanci Kanci Kulon Waruduwur Astanamukti Pangarengan TOTAL Sumber: Studi AMDAL, 2016 TPS umum 2.7 TRANSPORTASI Lalu lintas jalan Lobang samah Kebon/ sembarang Dibakar Lainlain Tidak dijawab ,0% 10,0% 40,0% 17,5% 0% 7,5% 100% ,57% 5,71% 11,42% 34,28% 17,14% 2,85% 100% ,5% 27,5% 7,5% 12,5% 0% 0% 100% ,5% 0% 35,0% 27,5% 7,5% 2,5% 100% ,5% 7,5% 30,0% 30,0% 10,0% 0% 100% ,28% 10,25% 25,12% 24,10% 6,66% 2,56% 100% Hasil engamatan survei lalu lintas selama 3 x 24 jam daat dilihat ada Tabel Titik engukuran 1 berada di Jalan Pantura, dekat dengan Jalan Akses 1, sedangkan Titik 2 memiliki emat lajur yang terbagi menjadi 2 arah, dua lajur menuju ke arah Jawa Tengah dan dua lajur menuju ke Kota. Tabel Titik survey lalu lintas. No. Koordinat Latitude (S) Longitude (E) ' 4.877" ' " ' " ' 2.515" Keterangan Akses jalan 2 jalur antura Blok Kandawaru Akses jalan 1 dekat intu tol kanci Survei dilakukan selama 3x24 Jam, dimulai ada hari Sabtu, Minggu dan Senin (12-14 Desember 2015). Pemilihan hari tersebut berdasarkan hasil kajian yang tertera di dalam dokumen ANDAL PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang menunjukan hari teradat dalam rentang waktu seminggu. Kendaraan yang dihitung ada ruas jalan diklasifikasikan menjadi lima kelas, sesuai yang diuraikan di bawah ini (Manual Kaasitas Jalan Indonesia, 1997): Adendum Andal dan RKL-RPL 2-134

37 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Seeda Motor (MC): kendaraan beroda dua dengan sumber tenaga mesin motor dan daat membawa satu atau dua enumang; Kendaraan Ringan (LV): Kendaraan ringan adalah kendaraan bermotor, yang tidak termasuk kendaraan berat menengah atau kendaraan berat sesuai dengan definisi di bawah, dengan atau tana trailer, serta termasuk kendaraan roda tiga and mobil; Kendaraan Berat Menengah (MHV): Kendaraan berat menengah adalah jenis kendaraan berat sesuai dengan definisi di bawah, dengan dua as 1 ; Bis Besar (LB): Kendaraan bermotor anjang yang menamung banyak enumang, biasanya memiliki rute regular; dan Truk Besar (LT): Kendaraan berat besar adalah kendaraan berat, sesuai dengan definisi di bawah, dengan tiga atau emat as. Secara umum hasil survei lalu lintas selama 3 x 24 jam daat dilihat ada tabel dan gambar berikut. Tabel Jumlah kendaraan yang melintas. Hari Titik Pengamatan Akses jalan 1 Akses jalan 2 Ke Jawa Tengah Ke Cirebon Ke Jawa Tengah Ke Cirebon Sabtu Minggu Senin Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Sabtu Minggu Senin Alternatif Kandawaru Titik Pengamatan Gambar 2-9 Jumlah kendaraan yang melintas. 1 As memiliki arti sebuah erangkat atau set erangkat, baik yang melingkui lebar badan kendaraan atau tidak, mengelilingi area dimana roda kendaraan berutar dan ditematkan, ketika kendaraan melaju ke dean, garis tengah vertikal dari roda berada ada satu bidang vertikal di sudut kanan dari garis tengah longitudinal suatu kendaraan. As juga daat meliuti sebuah as yang terangkat dan ketika roda dalam keadaan tidak menemel dengan ermukaan jalan. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-135

38 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Berdasarkan tabel dan gambar di atas, jumlah kendaraan yang melintas ada Titik 1 lebih banyak dariada yang melintas ada Titik 2. Lalu lintas teradat di Titik 1 terjadi ada hari Sabtu, sedangkan lalu lintas teradat di Titik 2 terjadi ada hari Senin. Kondisi yang lebih detail terkait rona lingkungan awal lalu lintas ada setia titik engamatan daat dilihat ada enjelasan berikut ini Geometri Jalan Geometri jalan memengaruhi kaasitas dan kinerja jalan. Jenis erkerasan jalan, lebar jalan, lebar bahu jalan, median jalan, dan alinyemen jalan meruakan variabel dari geometri jalan yang mendefinisikan kaasitas dan kinerja jalan (Manual Kaasitas Jalan Indonesia, 2014). Ruas jalan Pantura ada Jalan Akses 1 memiliki lebar erkerasan 14 meter dengan emat lajur. Masingmasing lajur memiliki lebar 3,5 meter. Bahu jalan memiliki lebar efektif 3 meter. Titik Pengamatan 2 memiliki kondisi yang sama dengan Titik 1, sebagaimana daat dilihat ada Tabel Dokumentasi foto dari jalan akses 1 dan 2 ditunjukkan ada Gambar Tabel Ringkasan kondisi geometrik ruas jalan titik engamatan 1. No Variabel Ukuran (akses jalan 1) Ukuran (akses jalan 2) 1 Tie Ruas Jalan Dua Lajur Terbagi 4/2 D (dua arah) Dua Lajur Terbagi 4/2 D (dua arah) 2 Lebar Efektif Ruas Jalan 14 Meter 13 Meter 3 Lebar Lajur Jalan 3,5 Meter 3,25 Meter 4 Lebar Bahu Jalan Efektif 3 Meter 3 Meter 5 Hambatan Saming Rendah Rendah 6 Kelandaian Datar Datar Sumber: Hasil Pengamatan Laangan, Desember Akses jalan 1 Akses jalan 1 Gambar 2-39 Lokasi engamatan akses jalur 1 dan Volume Lalu Lintas Titik engamatan 1 Volume lalu lintas direresentasikan sebagai jumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan ada suatu waktu tertentu. Pengukuran dilakukan selama 24 jam dengan interval 1 jam. Grafik yang menunjukkan volume lalu lintas untuk lima kelas kendaraan selama engukuran 24 jam ada hari Sabtu, Minggu, dan Senin disajikan ada Gambar 2-41, 2-42 dan 2-43 di bawah ini. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-136

39 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal MC LV MHV LB LT Gambar 2-40 Volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura, dekat Jalan Akses 1, diukur ada hari Sabtu, 12 Desember MC LV MHV LB LT Gambar 2-41 Volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura, dekat Jalan Akses 1, diukur ada hari Minggu, 13 Desember Gambar 2-40 dan 2-41 menunjukkan seeda motor yang melintasi ruas jalan Pantura memiliki jumlah yang dominan, diikuti dengan jumlah kendaraan ringan. Truk besar adalah kendaraan dengan jumlah terkecil yang melintasi ruas jalan Pantura di dekat Jalan Akses 1. Waktu teradat untuk seeda motor melintasi ruas jalan Pantura terjadi antara ukul dan ukul Pada hari Sabtu, jumlah terbesar seeda motor yang melintasi ruas jalan Pantura terjadi ada ukul dan Jam teradat ada agi hari mengindikasikan ergerakan ara ekerja berangkat ke temat kerjanya, dan jam adat ada sore hari menunjukkan ara ekerja tersebut ulang ke rumah. Pada hari Minggu, hanya terdaat satu jam adat untuk seeda motor, yang terjadi ada ukul Adendum Andal dan RKL-RPL 2-137

40 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal MC LV MHV LB LT Gambar 2-42 Volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura, dekat Jalan Akses 1, diukur ada hari Senin, 14 Desember Gambar 2-42 menunjukkan ola yang sama untuk volume lalu lintas, dimana jumlah seeda motor yang melintasi ruas jalan Pantura mendominasi lalu lintas. Jumlah rata-rata seeda motor yang melintasi jalan Pantura di dekat Jalan Akses 1 berkisar antara kendaraan er jam, sejak Sabtu hingga Senin. Kendaraan ringan (kendaraan umum berenumang), selain seeda motor, juga tercatat sebagai kendaraan roda emat terbanyak yang melintasi ruas jalan Pantura ada Jalan Akses 1. Jam teradat untuk kendaraan ringan terjadi antara ukul dan dengan jumlah rata-rata kendaraan berkisar antara kendaraan er jam (dari Sabtu hingga Senin). Kendaraan berat menengah (MHV) meliuti bis berukuran sedang dan truk berukuran sedang. MHV memiliki ola yang sama dalam kontribusinya ada volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura di dekat Jalan Akses 1. Pada tiga hari engukuran 24 jam, MHV memiliki ola yang sama dengan LV, namun dengan jumlah kendaraan yang lebih sedikit. Pada hari Sabtu, olanya sedikit berbeda, dimana jumlah LV jauh lebih banyak dariada jumlah MHV. Jumlah rata-rata kendaraan MHV di ruas jalan Pantura dari Sabtu hingga Senin berkisar antara kendaraan er jam. Bis besar dan truk besar memiliki ola yang sama serta menunjukkan adanya kenaikan volume lalu lintas ada malam hari (ada hari Sabtu untuk bis besar). Pada hari Minggu dan Senin, jam teradat untuk bis besar terjadi antara ukul hingga dengan jumlah kendaraan berkisar antara kendaraan er jam. Truk besar menunjukkan arus lalu lintas yang stabil selama eriode 24 jam, dengan jumlah rata-rata kendaraan berkisar antara bis besar er jam, dari hari Sabtu hingga Senin. Secara keseluruhan, ruas jalan Pantura di dekat Jalan Akses 1 meruakan jalan yang sangat sibuk dengan jumlah rata-rata kendaraan melintas dari semua kelas berkisar antara hingga truk besar er jam, dari hari Sabtu hingga Senin. Distribusi volume lalu lintas untuk semua kelas kendaraan, ada kedua arah (ke Cirebon dan ke Jawa Tengah), mulai hari Sabtu hingga Senin ditunjukkan ada Gambar 2-43 dan Gambar 2-44 di bawah ini. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-138

41 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal ke Jawa Tengah To Central Java SAT To Central Java SUN To Central Java MON Gambar 2-43 Distribusi volume lalu lintas ada rute menuju ke Jawa Tengah di ruas jalan Pantura, berdekatan dengan Jalan Akses 1, mulai hari Sabtu hingga Senin Ke Cirebon To Cirebon SAT To Cirebon SUN To Cirebon MON Gambar 2-44 Distribusi volume lalu lintas ada rute menuju ke Cirebon di ruas jalan Pantura, berdekatan dengan Jalan Akses 1, mulai hari Sabtu hingga Senin. Pada kedua arah seerti ditunjukkan ada Gambar 2-43 dan 2-44, jam teradat untuk arus lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 1 terjadi ada eriode ukul hingga ukul Rata-rata jumlah kendaraan ada jam teradat tersebut berkisar antara kendaraan er jam. Perhitungan dari volume lalu lintas menggunakan standar nilai SMP. Satuan Mobil Penumang (SMP) meruakan metode yang digunakan ada Modeling Transortasi untuk memberi eluang berbagai jenis kendaraan yang berbeda dalam sebuah gru arus lalu lintas untuk diukur secara konsisten. Faktor tiikal 1 untuk mobil atau kendaraan ringan, 2 untuk bis atau kendaraan berat, 0,4 untuk seeda motor dan 0,2 untuk seeda kayuh. 2 2 SCP Transortation Planning: Infrastructure Design. htt://sctransort.co.uk/faqs/assenger-carunit-cu/ Downloaded on January Adendum Andal dan RKL-RPL 2-139

42 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Manual Kaasitas Jalan Indonesia (1997) mendefinisikan SMP menggunakan nilai Passenger Car Equivalent (PCE) sebagaimana ditunjukkan ada Tabel di bawah ini. Tabel Nilai PCE untuk menghitung SMP (MKJI 1997). No. Jumlah arus lalu lintas (kendaraan/jam) PCE untuk MHV PCE untuk LB PCE untuk LT PCE untuk MC 1. 0 kendaraan er jam kendaraan er jam kendaraan er jam kendaraan er jam Keterangan: PCE untuk LV (kendaraan ringan) diasumsikan bernilai satu (1), MKJI (1997). PCE = Passenger Car Equivalent, MHV = Kendaraan berat menengah, LB = bis besar, LT = truk besar, MC = seeda motor. PCE untuk kendaraan ringan (LV) adalah satu (1) (MKJI, 1997). Nilai PCE di atas selanjutnya digunakan untuk menghitung SMP. Ringkasan hasil erhitungan PCU disajikan ada gambar di bawah ini ke jawa Tengah To Central Jawa SAT To Central Jawa SUN To Central Jawa MON Gambar 2-45 Mobil Penumang (SMP) untuk lalu lintas menuju ke Jawa Tengah di ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 1. Dari Gambar 2-46 daat dilihat bahwa SMP untuk kendaraan yang bergerak menuju ke arah Jawa Tengah mencaai lebih dari 1000 SMP selama eriode ukul hingga ukul Lalu lintas ada hari Minggu relatif berkurang dibandingkan dengan hari Sabtu dan Minggu (terutama selama ukul 06, hingga dan mulai ukul hingga ukul Adendum Andal dan RKL-RPL 2-140

43 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Ke Cirebon To Cirebon SAT To Cirebon SUN To Cirebon MON Gambar 2-46 Satuan Mobil Penumang (SMP) untuk lalu lintas menuju ke Cirebon ada ruas jalan Pantura, yang berdekatan dengan Akses Jalan 1. Berdasarkan gambar di atas, jam teradat selama 3 hari engamatan terjadi ada sore hari antara ukul 13:00 hingga ukul 18:00 untuk kedua arah. Pada hari Sabtu untuk arah menuju ke Jawa Tengah, jam teradat adalah ukul 17:00-18:00 dengan jumlah kendaraan 1,522.4 SMP, sedangkan jam teradat ada arah menuju Cirebon adalah ada ukul 13:00-14:00 dengan jumlah kendaraan 1,192.2 SMP. Jam teradat ada hari Minggu untuk arah menuju ke Jawa Tengah adalah ada ukul 16:00-17:00 dengan jumlah kendaraan SMP sedangkan untuk arah menuju Cirebon adalah ada ukul 17:00 hingga ukul 18:00 dengan jumlah kendaraan 1.622,22 SMP. Pada hari Senin untuk arah menuju ke Jawa Tengah, jam teradat adalah ada ukul 15:00-16:00 dengan jumlah kendaraan 1.506,2 SMP sedangkan untuk arah menuju Cirebon adalah ada ukul 15:00-16:00 dengan jumlah kendaraan 1.649,8 SMP. Oleh karena itu, jam teradat ada hari Senin di Titik Pengamatan 1 terjadi ada arah menuju ke Cirebon dengan jumlah kendaraan 1.649,8 SMP. Titik engamatan 2 Titik Pengamatan 2 berlokasi di dekat Jalan Akses 2 ada sisi sebelah timur dari Titik Pengamatan 1. Secara umum, kondisi lalu lintas serua dengan kondisi di Titik Pengamatan MC LV MHV LB LT Gambar 2-47 Volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, diukur ada hari Sabtu, 12 Desember Adendum Andal dan RKL-RPL 2-141

44 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Dari Gambar 2-49 daat dilihat bahwa kondisi lalu lintas serua dengan yang terjadi di Titik Pengamatan 1, ada hari Sabtu, seeda motor mendominasi lalu lintas dalam hal volume kendaraan yang melintasi jalan ada Titik Pengamatan 2. Jam teradat adalah ukul dan ukul Selanjutnya diikuti oleh kendaraan ringan dan memiliki jam teradat yang sama. Secara umum, lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2 meruakan jalan yang relatif sibuk selama eriode ukul hingga ukul Kendaraan berat menengah, bis besar dan truk besar memiliki lalu lintas yang konstan seanjang engukuran selama 24 jam (di bawah 200 kendaraan secara rata-rata) MC LV MHV LB LT Gambar 2-48 Volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, diukur ada hari Minggu, 13 Desember Berdasarkan Gambar 2-49 daat dilihat bahwa lalu lintas ada hari Minggu masih didominasi oleh seeda motor dan kendaraan ringan. Selama jam teradat di hari Minggu, jumlah seeda motor dan kendaraan ringan yang melewati ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2 berkurang dibandingkan dengan jumlah ada hari Sabtu. Jam teradat terjadi selama eriode ukul ada agi hari hingga ukul ada sore hari. Sama dengan kondisi lalu lintas di engukuran hari Sabtu, MHV, LB dan LT memiliki jumlah yang konstan dengan rata-rata di bawah 200 kendaraan er jam selama engukuran 24 jam MC LV MHV LB LT Gambar 2-49 Volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, diukur ada hari Senin, 14 Desember Adendum Andal dan RKL-RPL 2-142

45 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Sebagaimana bisa dilihat ada Gambar 2-50, lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2 ada arah menuju ke Jawa Tengah ada agi hari (mulai ukul ) didominasi oleh seeda motor and mencaai waktu teradat ada ukul (hingga lebih dari seeda motor er jam). Jumlah tersebut berkurang hingga sekitar seeda motor er jam hingga ukul ada sore hari. Kendaraan ringan mulai menunjukkan eningkatan jumlah mulai ada ukul (di bawah 500 kendaraan er jam) dan mencaai waktu teradat ada ukul dengan jumlah kendaraan sekitar 750 kendaraan er jam. Jumlah MHV, LB, dan LT konstan di seanjang engukuran 24 jam. Rata-rata jumlah seeda motor yang melintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2 di arah menuju ke Jawa Tengah berkisar antara kendaraan er jam, dari hari Sabtu hingga Senin. Kendaraan ringan (kendaraan umum berenumang), selain seeda motor, juga tercatat sebagai kendaraan beroda emat yang terbanyak melintasi ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2. Jam teradat untuk kendaraan ringan terjadi antara ukul hingga dengan rata-rata jumlah kendaraan berkisar antara kendaraan er jam (dari Sabtu hingga Senin). MHV memiliki eriode waktu yang lebih luas untuk eningkatan volume lalu lintas, dimulai sejak sekitar ukul hingga ukul dengan rata-rata jumlah kendaraan kendaraan er jam. Bis besar menunjukkan eningkatan volume lalu lintas ada malam hari (ukul ) dengan volume lalu lintas sekitar 132 kendaraan er jam. Truk besar menunjukkan jumlah yang konstan, dengan rata-rata 13 kendaraan er jam selama engukuran 24 jam. Ringkasan dari volume lalu lintas untuk kelima moda transortasi (MC, LV, MHV, LB, dan LT) yang melintasi ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, arah menuju ke Jawa Tengah dan ke Cirebon, ditunjukkan ada Gambar 2-51 dan Pengamatan Jalan 2, ke Jawa Tengah SAT SUN MON Gambar 2-50 Distribusi volume lalu lintas ada rute menuju ke Jawa Tengah di ruas jalan Pantura, yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, sejak hari Sabtu hingga Senin. Distribusi volume lalu lintas ada ruas jalan Pantura, yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, arah menuju ke Cirebon, mulai hari Sabtu hingga Senin, ditunjukkan ada Gambar 2-52 di bawah ini. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-143

46 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal Pengamatan Jalan 2, ke Cirebon SAT SUN MON Gambar 2-51 Distribusi volume lalu lintas ada rute menuju ke Cirebon yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, sejak hari Sabtu hingga Senin. Sebagaimana daat dilihat ada Gambar 2-51 dan 2-52, lalu lintas ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2, ada kedua arah (menuju ke Jawa Tengah dan ke Cirebon), memiliki ola yang sama. Pada hari Sabtu, terdaat dua waktu lalu lintas teradat, dengan jumlah kumulatif kendaraan hingga mencaai di atas kendaraan er jam selama ukul hingga ukul dan mulai ukul hingga ukul Pada hari Senin, volume lalu lintas teradat memiliki eriode yang lebih lama, mulai dari ukul hingga ukul dengan rata-rata jumlah kendaraan sebanyak kendaraan. Perhitungan volume lalu lintas menggunakan standar nilai SMP. Satuan Mobil Penumang (SMP) meruakan metode yang digunakan ada Modeling Transortasi untuk memberi eluang berbagai jenis kendaraan yang berbeda dalam sebuah gru arus lalu lintas untuk diukur secara konsisten. Faktor tiikal 1 untuk mobil atau kendaraan ringan, 2 untuk bis atau kendaraan berat, 0,4 untuk seeda motor dan 0,2 untuk seeda kayuh. 3 Manual Kaasitas Jalan Indonesia (1997) mendefinisikan SMP menggunakan nilai Passenger Car Equivalent (PCE) sebagaimana ditunjukkan ada Tabel Sebagaimana daat dilihat ada Gambar 2-52, volume lalu lintas (SMP) dari kendaraan yang bergerak menuju ke Cirebon ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 2 selama tiga hari engukuran menunjukkan waktu teradat yang relatif sama. Lalu lintas ada hari Sabtu dan Minggu memiliki volume tertinggi ada waktu yang sama (ukul ), dengan nilai SMP masing-masing dan 886. Sedangkan waktu teradat lalu lintas ada hari Senin terjadi ada (1.014 SMP). Rentang lalu lintas adat ada tiga hari emantauan terjadi selama eriode hingga ukul Di luar eriode tersebut, rata-rata volume lalu lintas hanya mencaai 300 SMP. 3 SCP Transortation Planning: Infrastructure Design. htt://sctransort.co.uk/faqs/assenger-carunit-cu/ Downloaded on January Adendum Andal dan RKL-RPL 2-144

47 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal PCE ke Jawa Tengah, Jalan SAT SUN MON Gambar 2-52 Satuan Mobil Penumang (SMP) untuk lalu lintas menuju ke Cirebon ada ruas jalan Pantura, yang berdekatan dengan Jalan Akses Kaasitas Jalan Perhitungan kaasitas jalan mengacu ada anduan MKJI (1997). Untuk ruas jalan Pantura yang memiliki emat lajur (dua lajur untuk masing-masing arah), erhitungan kaasitas jalan dilakukan untuk masing-masing arah yang terdiri dari dua lajur. Perhitungan kaasitas jalan ditunjukkan ada tabel di bawah ini: Tabel Perhitungan kaasitas jalan (C /jam/lajur) ada ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 1 (P1) dan Jalan Akses 2 (P2). C C o FC qw FC s FC sf Titik Pengamatan 1 (P1) Titik Pengamatan 2 (P2) Kaasitas dasar untuk masingmasing lajur dibagi dengan emat lajur jalan yaitu C o untuk masingmasing arah yaitu 2 x = Lebar jalan efektif untuk masing-masing lajur yaitu 3,5 m. Menurut MKJI (1997), FCqw untuk jalan emat lajur dengan lebar efektif 3,5 yaitu satu (1) Faktor enyesuaian untuk emisah arah dengan emisah yang serua, emat lajur terbagi menjadi dua yaitu satu (1) Faktor enyesuaian untuk hambatan saming ruas jalan Pantura, berdasarkan survei laangan, bernilai rendah (lihat Tabel 3). Sehingga, FC sf yaitu 1, , Kaasitas dasar untuk masingmasing lajur dibagi dengan emat lajur jalan yaitu C o untuk masingmasing arah yaitu 2 x = Lebar jalan efektif untuk masing-masing lajur yaitu 3,25 m. Menurut MKJI (1997), FCqw untuk jalan emat lajur dengan lebar efektif 3,5 yaitu satu (0,96) Faktor enyesuaian untuk emisah arah dengan emisah yang serua, emat lajur terbagi menjadi dua yaitu satu (1 Faktor enyesuaian untuk hambatan saming ruas jalan Pantura, berdasarkan survei laangan, bernilai rendah (lihat Tabel 3). Sehingga, FC sf yaitu 1,01. Dari tabel di atas, nilai C untuk titik engamatan di dekat Jalan Akses 1 adalah 3.838, memiliki arti bahwa ruas jalan Pantura memiliki kaasitas SMP ada setia arah jalannya, Adendum Andal dan RKL-RPL 2-145

48 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal sedangkan untuk kaasitas Jalan Akses 2 adalah 3.684,5. Nilai C ini akan digunakan untuk menghitung V/C rasio, yang akan mendefinisikan kinerja jalan untuk menamungi lalu lintas V/C Rasio Titik Pengamatan 1 V/C rasio untuk ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 1 dihitung dengan mambagi jumlah arus kendaraan (SMP) dengan kaasitas jalan. V (arus kendaraan) telah dihitung dan hasil erhitungannya disajikan ada Gambar 2-54 dan 2-55, sedangkan C telah dihitung sebesar SMP. volume/kaasitas rasio, V/C, bervariasi mulai dari rendah bernilai 0 (arus bebas) hingga tinggi bahkan terkadang mencaai lebih dari 1,0 (berat/sangat adat). Ruas jalan diangga sangat adat ketika nilai volume/kaasitas (V/C) rasio lebih dari 1,0 4. Ringkasan V/C disajikan ada gambar berikut ini V/C Rasio, Ke Jawa Tengah To Central Jawa SAT To Central Jawa SUN To Central Jawa MON Gambar 2-53 V/C rasio di dekat Jalan Akses 1, arah menuju ke Jawa Tengah Daat dilihat bahwa V/C rasio tertinggi (0.4) untuk ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 1, arah menuju ke Jawa Tengah, terjadi ada ukul (engukuran ada hari Sabtu). Nilai V/C rasio mulai mengalami kenaikan ada ukul dan mendaai nilai maksimum ada ukul D.M. Scott, D. Novak, L. Aultman-Hall, F. Guo Network Robustness Index: A New Method for Identifying Critical Links and Evaluating the Performance of Transortation Networks Centre for Satial Analysis - Working Paer Series. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-146

49 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal V/C Rasio, Ke Cirebon To Cirebon SAT To Cirebon SUN To Cirebon MON Gambar 2-54 V/C rasio untuk ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Jalan Akses 1, arah menuju ke Cirebon. Daat dilihat bahwa nilai V/C rasio tertinggi ( ) untuk ruas jalan Pantura yang berdekatan dengan Akses Jalan 1, arah menuju ke Cirebon, terjadi ada ukul to (engukuran ada hari Minggu dan Senin). Nilai V/C rasio mulai mengalami kenaikan ada ukul dan mencaai nilai maksimum ada ukul Titik Pengamatan 2 V/C rasio di dekat Jalan Akses 2, ada arah menuju ke Jawa Tengah memiliki nilai yang bervariasi selama tiga hari engukuran. Pada hari Sabtu, V/C rasio tertinggi yaitu terjadi ada eriode waktu ukul , dan ada hari Minggu, nilai tertinggi hanya 0.19 dan terjadi dua kali (ada dan , sedangkan untuk hari Senin, nilai V/C rasio tertinggi terjadi sekitar ukul dan (nilai V/C rasio 0,26-0,29) V/C Ratio, To Central Java SAT SUN MON Gambar 2-55 V/C rasio di dekat Jalan Akses 1, arah menuju ke Jawa Tenga. Adendum Andal dan RKL-RPL 2-147

50 Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal V/C ratio, P2, to Cirebon SAT SUN MON Gambar 2-56 V/C rasio di dekat Jalan Akses 2, arah menuju ke Cirebon. Nilai V/C rasio di dekat Jalan Akses 2, ada arah menuju ke Cirebon bervariasi selama tiga hari engukuran. Pada hari Sabtu, nilai V/C tertinggi yaitu 0,6 terjadi selama eriode waktu , dan ada hari Minggu, nilai tertinggi yaitu 0,24 yang terjadi ada ukul , sedangkan ada hari Senin, nilai V/C rasio tertinggi terjadi antara ukul (nilai V/C rasio 0,28). Adendum Andal dan RKL-RPL 2-148

51 ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING PT CIREBON ENERGI PRASARANA Wisma Pondok Indah Tower 3, Lt. 25 Jl. Sultan Iskandar Muda, Kav. V TA, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tel : , Fax : amdal@cer.co.id

52 Prakiraan Damak Penting 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Prakiraan damak enting dilakukan terhada masing-masing Damak Penting Hiotetik (DPH) yang telah diidentifikasi dalam Bab 1.0. Prakiraaan damak enting lingkungan mencaku rakiraan besaran damak dan sifat enting damak. Berdasarkan PerMenLH No. 16 tahun 2012 terdaat dua osi dalam memrakirakan damak, yaitu: Prakiraan damak hanya membandingkan erubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan rona tana adanya kegiatan. Pada osi ini, erubahan rona secara alamiah tidak dierhitungkan; dan Membandingkan kondisi tana kegiatan dengan adanya kegiatan, namun juga memerhitungkan erubahan rona secara alamiah, sehingga untuk osi ini wajib ada ula analisis/erhitungan erubahan rona secara alamiah. Prakiraan damak enting dalam kajian ini akan dilakukan dengan endekatan ertama yaitu membandingkan erubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan rona tana adanya kegiatan (with and without roject). Skenario rakiraan damak adalah skenario kondisi terburuk (worst-case scenario). Aabila dihadakan ada keterbatasan data dan informasi, maka rakiraan damak dilakukan dengan endekatan sebelum dan setelah adanya kegiatan, dengan tana memertimbangkan erubahan rona lingkungan secara alamiah (before and after roject). Prakiraan besaran damak akan dilakukan terhada setia komonen lingkungan berdasarkan hasil elingkuan tergolong sebagai damak enting hiotetik. Satuan dari besaran damak adalah sesuai dengan satuan dari arameter lingkungan yang ditinjau. Nilai arameter lingkungan tana royek diasumsikan sama dengan kondisi rona lingkungan awal. Besarnya erubahan lingkungan yang dianalisis mencaku keseluruhan komonen lingkungan yaitu komonen fisika-kimia, biologi dan sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Sebelum menentukan besaran damak (magnitude), hubungan antara komonen lingkungan dan kegiatan embangunan erlu dianalisis secara mendalam. Prakiraan damak juga memertimbangkan kegiatan yang telah ada yaitu PLTU Cirebon 1x660 MW. Sehubungan dengan itu ada dua jenis metode rakiraan besaran damak yang akan digunakan, yaitu metoda formal dan metoda non-formal: Metode Formal Metode formal meruakan eneraan formula dan erhitungan matematis yang baku, digunakan dalam memrakirakan besaran damak enting ada arameter lingkungan, kemudian hasil erhitungan matematis tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas atau baku mutu lingkungan yang relevan. Metode formal akan digunakan bila tersedia cuku data kuantitatif yang dierlukan. Bila ersyaratan data kuantitatif tersebut tidak terenuhi maka rakiraan damak akan dilakukan dengan metode yang bersifat non-formal. Metode Non Formal Metode nonformal ditekankan terhada rakiraan damak yang tidak daat atau sulit digambarkan secara matematis, sehingga rakiraan damak tidak daat dilakukan dengan metode formal. Dua jenis Metode non-formal yang digunakan, yaitu: rakiraan damak secara analogi dan enilaian ara ahli (rofessional judgement). Dengan metode analogi, damak lingkungan yang timbul dirakirakan dengan memelajari aktivitas sejenis di daerah lain dan/atau berlangsung ada waktu yang lamau. Penilaian ara ahli dalam menentukan rakiraan damak didasarkan ada engetahuan dan engalaman eneliti dibidangnya. Teknik ini digunakan aabila data dan informasi terbatas, serta fenomena yang dirakirakan terjadi kurang diahami. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-1

53 Prakiraan Damak Penting Prakiraan sifat enting damak didasarkan ada tujuh (7) Kriteria damak enting sebagaimana tercantum ada enjelasan asal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Pasal 22 ayat 2 Undang-undang Reublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidu. Berdasar tujuh kriteria dan kategori enentuan enting/tidaknya damak, maka tim enyusun akan melakukan telaahan berdasarkan kajian ustaka terkait sifat damak dengan merujuk ada tujuh kriteria enting yang telah disiakan. Panduan untuk menentukan damak enting dan tidak enting menggunakan tujuh kriteria ditamilkan ada Tabel berikut: Tabel 3-1 Pedoman enentuan sifat enting damak. No Kriteria t (Bila) (Bila) Jumlah manusia terkena damak Jumlah sesies flora/fauna bernilai ekonomi Jumlah sesies flora fauna terancam unah dan dilindungi Luas wilayah sebaran damak Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik tidaknya damak Kriteria lain sesuai dengan erkembangan ilmu engetahuan & teknologi Jumlah enduduk yang terkena damak (tidak menerima manfaat) <jumlah enduduk yang menerima manfaat Tidak ada sesies bernilai ekonomi Tidak ada sesies terancam unah dan dilindungi emerintah Rencana usaha atau kegiatan tidak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Lamanya damak tidak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Jika besaran damak tidak melamaui baku mutu. Untuk damak yang tidak memiliki baku mutu, menggunakan standar ilmiah yang berlaku. Jumlah enduduk yang terkena damak (tidak menerima manfaat) jumlah enduduk yang menerima manfaat Ada sesies bernilai ekonomi Ada sesies terancam unah dan dilindungi emerintah Rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Lamanya damak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Jika besaran damak melamaui baku mutu. Untuk damak yang tidak memiliki baku mutu, menggunakan standar ilmiah yang berlaku. Hanya meruakan damak rimer Menimbulkan damak sekunder dan damak lanjutannya Tidak akumulatif Damak daat diulihkan (berbalik) Damak enting negatif yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Akumulatif tidak daat diasimilasi oleh lingkungan Damak tidak daat diulihkan (tidak berbalik) Damak enting negatif yang ditimbulkan tidak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Keterangan: = enting; t= tidak enting Adendum Andal dan RKL-RPL 3-2

54 Prakiraan Damak Penting 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI Pengadaan Lahan Perubahan Mata Pencaharian Besaran Damak Damak erubahan mata encaharian ini bersumber dari kegiatan engadaan lahan yang akan dilakukan oleh emrakarsa. Berdasarkan data dari rencana engadaan lahan diketahui bahwa rencana engadaan lahan adalah seluas 204,3 ha.status keemilikan lahan tersebut terdiri atas 195 Ha meruakan lahan milik Kementerian Lingkungan Hidu dan Kehutanan (KLHK) dan hanya sebagian kecil yaitu sekitar 9,3 ha meruakan milik masyarakat (erorangan) berua lahan tambak garam. Dari lahan seluas 204,3 ha tersebut lahan yang dieruntukkan bagi rencana embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW termasuk sarana dan rasarananya dierkirakan hanya mencaai ±40,03 ha. Sedangkan sisanya seluas 164,27 ha diersiakan untuk engembangan atau eksansi embangunan unit-unit lainnya di masa mendatang. Persentase luas lahan, lokasi lahan dan status keemilikan lahan untuk luas keseluruhan (204,3 ha) dan untuk embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MWyang ±40,03 Ha disajikan ada deskrisi kegiatan rencana engadaan lahan. Berdasarkan data hasil observasi di laangan dieroleh informasi bahwa sebagian besar dari lahan seluas 204,3 ha (baik itu lahan milik KLHK dan juga lahan milik masyarakat) dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk budidaya etambak garam. Berdasarkan hasil emetaan ola tutuan dan enggunaan lahan ada lahan KLHK (Gambar 3-1) dan dierkuat dengan hasil diskusi grou terarah di 5 desa studi diketahui bahwa sebagian besar (84,84%) lahan milik KLHK seluas 195 ha tersebut digara oleh warga sekitar ada musim kemarau untuk usaha tambak garam yang sifatnya roduktif (±166,2 ha), adi sawah seluas ±9,34 ha, dan ada musim enghujan, dierkirakan sekitar 25 ersen etambak garam memanfaatkan lahan tambak garamnya untuk budidaya ikan bandeng dan udang. Hasil survei dan wawancara mendalam melalui studi kasus diketahui bahwa rata-rata luas lahan tambak yang diusahakan oleh warga berkisar antara m m 2. Berdasarkan hasil enyebaran kuisioner terhada 196 rumah tangga etambak garam di lokasi taak royek diketahui ersentase enguasaan lahan tambak hamir berimbang antara luas lahan 0,5 ha yaitu sebesar 44,9% dengan luas lahan > 0,5 ha - 1 ha yaitu sebesar 48%. Metode untuk memrakirakan jumlah warga yang akan mengalami erubahan (kehilangan) mata encaharian sebagai damak dari kegiatan embebasan lahan adalah sebagai berikut: PM Keterangan : LPL Llg LPL (Ha) PM = Llg (Ha/org) = jumlah enduduk yang kehilangan lahan garaan = jumlah luas erolehan lahanoleh emrakarsa = jumlah erkiraan luas lahan garaan etani (etambak garam) Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka erkiraan jumlah enduduk yang kehilangan lahan gara untuk etambak garam ada musim kemarau adalah menggunakan beberaa asumsi sebagai berikut : Luas lahan milik KLHK yang digunakan oleh etambak garam adalah seluas ±166 ha atau seluas ± m 2. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-3

55 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan data-data hasil enyebaran kuisioner terhada etambak garam, maka diasumsikan lahan seluas ±166 ha tersebut dikuasi oleh ara etambak garam dengan luas lahan garaan 1 koang (3.500 m 2 ) dan m 2 dengan roorsi berimbang (50 : 50). Maka jumlah etambak garam yang akan kehilangan lahan garaannya adalah sebagai berikut : etambak garam dengan luas lahan garaan 1 koang (3.500 m 2 ) yang akan kehilangan lahan gara = (± m 2 /2) / m 2 = ± 237 orang etambak garam dengan luas lahan garaan m 2 yang akan kehilangan lahan gara = (± m 2 /2) / m 2 = ± 111 orang Sedangkan erkiraan jumlah enduduk yang kehilangan lahan gara untuk etani sawah adalah menggunakan beberaa asumsi sebagai berikut : Luas lahan yang digara untuk lahan sawah adalah seluas ±9,34 ha atau sama dengan m 2. Rata-rata luas garaan lahan sawah etani adalah 0,3 ha/etani dengan tenaga kerja menggunakan tenaga kerja dari keluarga. Maka jumlah etani sawah yang dirakirakan akan kehilangan mata encahariannya adalah sebagai berikut : etani sawah dengan rata-rata luas lahan garaan m 2 yang akan kehilangan lahan gara = m 2 / m 2 = 31 orang Sementara itu, jumlah etambak ikan yang akan kehilangan mata encaharian ada musim enghujan erhitungannya menggunakan asumsi yang sama dengan etambak garam. Perbedaaannya adalah tidak semua etambak garam ada musim enghujan memanfaatkan lahan tambaknya untuk ikan. Berdasarkan hasil observasi di laangan dan dari hasil FGD dengan etambak garam dieroleh informasi bahwa ada umumnya dari emat lahan tambak garam, hanya satu lahan tambak yang digunakan juga untuk tambak ikan, tiga lahan tambak lainnya dibiarkan terlantar (tidak dimanfaatkan). Dengan demikian, asumsi sederhana yang digunakan untuk mengukur besarnya kehilangan mata encaharian masyarakat dari usaha atau budidaya tambak ikan ada musim enghujan adalah sebesar 25% dari kehilangan mata encaharian etambak garam ada musim kemarau. Berdasarkan rakiraan damak erubahan (hilangnya) mata encaharian enduduk sebagai damak dari kegiatan embebasan lahan di atas, maka jumlah enduduk yang akan kehilangan mata encaharian selengkanya daat dilihat ada Tabel 3-2 di bawah ini : Adendum Andal dan RKL-RPL 3-4

56 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-2 Jumlah enggara dan buruh tani di lokasi taak royek (seluas 195 ha) yang dirediksi kehilangan lahan garaan dan mata encaharian. No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim A. Musim Kemarau Jumlah Penggara Yang Kehilangan Lahan Garaan (orang) 1. Petambak Garam (Luas = ± m 2 ) 237 Jumlah Buruh/Pekerja Musiman yang Kehilangan Pekerjaan (orang) 2. Petambak Garam (Luas = ± m 2 ) Petani Padi Sawah 31 Sub A B. Musim Penghujan 1. Petambak Ikan (Luas = ± m 2 ) Petambak Ikan (Luas = ± m 2 ) Petani Padi Sawah 31 Sub B Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-2 di atas, daat disimulkan bahwa rencana kegiatan engadaan atau embebasan lahan seluas 195 hektar, akan berdamak keada erubahan atau lebih teatnya hilangnya mata encaharian enduduk sekitar yaitu sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-3 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang akan terkena damak hilangnya mata encaharian adalah sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Jumlah tersebut hanya dihitung dari hilangnya mata encaharian etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Kanci, Kanci Kulon, Waruduwur, Pangarengan dan Astanamukti. Ditinjau dari intensitas damak, maka damak hilangnya mata encaharian ini akan berdamak secara mendasar terhada komonen mata encaharian dan tingkat endaatan masyarakat. Damak hilangnya mata encaharian ini tidak hanya berlangsung ada taha ra konstruksi saja, melainkan dimungkinkan akan terus berlangsung hingga taha konstruksi dan bahkan oerasi. Komonen lingkungan lain yang terkena damak adalah erubahan tingkat endaatan (damak skunder) dan erubahan ersesi dan sika masyarakat (damak tertiers). 5 Sifat kumulatif Damak hilangnya mata encaharian ini bersifat kumulatif. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-5

57 Prakiraan Damak Penting No 6 7 Faktor Penentu Damak Penting damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak t Keterangan Damak hilangnya mata encaharian daat berbalik (daat diulihkan) dengan intervensi manusia melalui engelolaan lingkungan hidu, terutama dengan menggunakan endekatan sosial dan kelembagaan. - Damak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan mata encaharian ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-6

58 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Jalan Nasional Gambar 3-1 Adendum Andal dan RKL-RPL Pola Tutuan 2014 dan Penggunaan Lahan KLHK 195,5 ha. 3-7

59 Prakiraan Damak Penting Perubahan Pendaatan Besaran Damak Damak erubahan endaatan ada Taha Pra Konstruksi ini meruakan damak turunan dari damak hilangnya mata encaharian yang sumber damaknya adalah kegiatan engadaan atau embebasan lahan seluas 195 ha milik KLHK. Berdasarkan data rona awal asek sosial, ekonomi dan budaya hasil studi kasus analisis usaha etambak garam dan etambak ikan, hasil survei dan hasil diskusi gru terarah (focus grou disscussion, FGD), dieroleh informasi: Tingkat endaatan etambak garam dengan luas ± m 2 (1 koang) dengan hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga adalah sebesar R er musim anen (selama 6 bulan dari bulan Juni s.d. Desember). Jika dierhitungkan dengan biaya engangkutan dan karung maka endaatan berkurang menjadi R /musim anen. Artinya jika etambak garam tersebut melibatkan 2 (tenaga kerja keluarga) maka endaatan bersihnya menjadi R / tenaga kerja keluarga/musim anen; Tingkat endaatan etambak garam dengan luas ± m 2 (sedikit lebih dari 2 koang) dengan endaatan kotornya adalah sebesar R er musim anen (selama 6 bulan dari bulan Juni s.d. Desember). Pendaatan bersih etambak setelah dikurangi biaya tenaga kerja (R ) dan biaya angkut + biaya karung (R R ), maka endaatan bersih etambak garam adalah sebesar R er musim anen; Berdasarkan hasil studi kasus dieroleh informasi bahwa endaatan dari tambak ikan selama satu musim tanam ikan relatif tidak jauh berbeda dengan endaatan dari tambak garam er musim anennya (6 bulan). Dimana endaatan bersih etambak ikan adalah sebesar R /musim anen; Berdasarkan data skunder yaitu data Kecamatan Astanajaura Dalam Angka Tahun 2014, diketahui bahwa rata-rata roduktifitas adi di Kanci, Kanci Kulon dan Astanajaura adalah sekitar 4 5 ton/ha. Namun berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan etani adi sawah di lokasi studi, diketahui selama 2 tahun terakhir telah terjadi enurunan roduktifitas adi menjadi 3 4 ton/ha. Harga gabah kering giling (GKG) saat ini di lokasi studi cuku tinggi yaitu seharga R 4.500/Kg. Berdasarkan informasi tersebut dengan asumsi roduktivitas adi yang diakai adalah yang maksimal yaitu 4 ton /ha, maka dengan luas lahan 0,3 ha maka roduksi adinya adalah sekitar 1,2 ton. Dengan demikian maka endaatan kotor etani adi dengan lahan garaan seluas 0,3 ha adalah sebesar R /musim tanam/4 bulan. Jika dierhitungkan dengan biaya roduksi (bibit, tenaga kerja, obat-obatan), maka untuk luasan lahan 0,3 ha daat mencaai angka R /musim tanam. Sehingga endaatan bersih enggara lahan (luas 0,3) ha adalah sebesar ± R /bulan. Tabel 3-4 Besar damak enurunan endaatan Masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada taha ra konstruksi. No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim A. Musim Kemarau Besarnya endaatan bersih enggara lahan yang hilang (R/ musim) 1. Petambak Garam dengan luas m Besarnya endaatan bersih buruh tambak garam dan ikan yang hilang (R/musim) 2. Petambak Garam dengan luas m Petani Padi Sawah Adendum Andal dan RKL-RPL 3-8

60 No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim Besarnya endaatan bersih enggara lahan yang hilang (R/ musim) Prakiraan Damak Penting Besarnya endaatan bersih buruh tambak garam dan ikan yang hilang (R/musim) Sub A B. Musim Penghujan 1. Petambak Ikan dengan luas m Petambak Ikan dengan luas m Petani Padi Sawah Sub B Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-4 di atas, maka total besaran damak hilangnya endaatan bersih selama musim kemarau adalah sebesar R /musim. Sedangkan ada musim enghujan total endaatan bersih yang hilang adalah sebesar R / musim. Sehingga dalam satu tahun, total kehilangan endaatan bersih masyarakat yang menggara lahan dan menjadi buruh di lahan seluas 195 ha adalah sebesar R Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-5 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah enduduk yang akan terkena damak hilangnya mata encaharian adalah sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Jumlah tersebut hanya dihitung dari hilangnya mata encaharian etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. 2 Luas wilayah enyebaran damak Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Kanci, Kanci Kulon, Waruduwur, Pangarengan dan Astanamukti. 3 Lama nya damak berlangsung Jika ditinjau dari lamanya damak berlangsung, damak hilangnya endaatan ini tidak hanya berlangsung ada taha ra konstruksi saja, melainkan dimungkinkan akan terus berlangsung hingga Taha Konstruksi dan bahkan Taha Oerasi jika ara enggara lahan tersebut belum memiliki mata encaharian yang baru, terutama bagi kelomok yang rentan yaitu yang tidak memiliki sumber endaatan lain yaitu sebesar 41,3%.. Intensitas damak Ditinjau dari intensitas damak, maka damak hilangnya mata encaharian ini akan berdamak secara mendasar terhada komonen tingkat endaatan masyarakat. Porsi endaatan dari tambak garam ini cuku besar terhada total endaatan rumah tangganya. Berdasarkan hasil survei, hamir setengah dari etambak garam (41,3%) tidak memiliki sumber endaatan lain. Persentase etambak garam yang tidak memiliki mata encaharian lain akan meningkat jika seluruh lahan akan dibebaskan karena bagi etambak garam tersebut sebagian diantaranya bekerja sebagai etambak ikan (12,4%), buruh (39%), kuli (16,2%), dan bertani (10,5%), yang lokasi sumber mata encahariannya sangat berkaitan dengan sumberdaya lahan seluas 195 ha tersebut Adendum Andal dan RKL-RPL 3-9

61 No 4 Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Prakiraan Damak Penting Komonen lingkungan lain yang terkena damak adalah erubahan erubahan ersesi dan sika masyarakat (damak skunder). 5 Sifat kumulatif damak Damak hilangnya endaatan bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Damak hilangnya tingkat endaatan daat berbalik (daat diulihkan) dengan intervensi manusia melalui engelolaan lingkungan hidu, terutama dengan menggunakan endekatan sosial dan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori negatif damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Persesi masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW ini akan sangat diengaruhi oleh ersesi masyarakat terhada kegiatan yang serua yang tengah berjalan di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Berdasarkan hasil survei terhada 195 resonden di 5 desa yang termasuk ke dalam batas sosial, diketahui bahwa sebanyak 125 resonden (64,1%) memersesikan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ini kurang. Sedangkan resonden yang menyatakan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ini sangat baik adalah sebanyak 34 resonden (17,4%) dan yang beranggaan baik adalah sebanyak 15 resonden (7,7%). Dari data tersebut, maka daat disimulkan bahwa secara umum ersesi resonden terhada kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang tengah berjalan didominasi dengan ersesi yang kurang baik. Persesi dan sika masyarakat terhada suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sangat diengaruhi oleh tingkat engetahuan dan engalaman masyarakat yang berkaitan dengan rencana kegiatan atau royek yang akan diersesikan. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebesar 82,5% resonden sudah mengetahui tentang adanya rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW dan sisanya sebesar 16,4% resonden menyatakan tidak atau belum tahu. Artinya dari asek engetahuan dan informasi resonden telah memiliki engetahuan yang relatif memadai tentang rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW. Terlebih dari asek engalaman, dimana di lokasi yang berdekatan juga sedang beroerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Sehingga bekal engetahuan dan engalaman ini diandang cuku memadai untuk memersesikan dan sekaligus bersika terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan hasil survei terhada masyarakat yang berada di dalam lokasi studi, terkait dengan ertanyaan aakah rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW akan memberikan manfaat atau sebaliknya merugikan, diketahui sebagian besar resonden menyatakan bahwa rencana kegiatan tersebut akan: sangat bermanfaat (4,6%), bermanfaat (60%), merugikan (27,7%), sangat merugikan (2,6%) dan tidak memberikan jawaban sebesar 5,1%. Resonden yang menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan bermanfaat sebagian besar dilandasi oleh alasan bahwa kegiatan embangunan tersebut akan memberikan laangan kerja bagi masyarakat sekitar (32,8%), berhara ada rogram CSR (13,3%), emrakarsa tidak akan merugikan warga yang kehilangan mata encaharian, karena emrakarsa akan mencari solusi bagi hilangnya sumber mata encaharian warga tersebut (10,8%), membuka eluang usaha baru (7,2%), membantu emenuhan listrik daerah (5,6%), Adendum Andal dan RKL-RPL 3-10

62 Prakiraan Damak Penting dan membantu embangunan infrastruktur desa (3,6%), serta sisanya sebesar 26,7% tidak memberikan jawaban. Sementara itu resonden yang berandangan kegiatan ini merugikan dan sangat merugikan (30,3%) dilatarbelakangi oleh alasan : 1) enggunaan lahan tambak garam roduktif untuk embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan mengganggu atau menghilangkan mata encaharian warga (28,7%), 2). Para etani enggara dan buruh tani akan kehilangan mata encaharian (25,6%), dan 3). Kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MWakan mencemari lingkungan dan merugikan warga sekitar (26,7%), dan sisanya sebesar 19% tidak memberikan alasan. Berdasarkan ersesi resonden di atas beserta alasan-alasan yang mendasarinya, maka sika resonden terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW diketahui sebesar 4,1% bersika sangat setuju, 63,6% bersika setuju, 22,6% bersika tidak setuju, 2,6% bersika sangat tidak setuju, dan sisanya sebesar 7,1% tidak menyatakan sika. Kegiatan engadaan atau embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi ini selain akan berdamak ada hilangnya mata encaharian (damak rimer) juga akan berdamak turunan terhada enurunan endaatan (damak skunder) dan berdamak turunan ada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Berdasarkan data-data tentang hasil rakiraan damak hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan, jika damak-damak tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan semakin besar ersentase masyarakat yang berersesi negatif dan bersika tidak setuju terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW. Minimal sebanyak 667 rumah tangga dan anggota rumah tangganya sudah diastikan akan berersesi negatif terhada rencana kegiataan engadaan lahan. Jika dibandingkan dengan rumah tangga yang ada di 5 (lima) desa studi yaitu sebanyak rumah tangga, maka jumlah rumah tangga yang berersesi negatif adalah sebesar 10%. Disaming itu, erubahan ersesi juga akan terjadi ada warga yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan bermanfaat dengan alasan kegiatan ini tidak akan merugikan masyarakat yang kehilangan ekerjaan karena emrakarsa akan memikirkan ekerjaan yang daat menggantikan sumber nafkah selama ini (sebesar 10,8%). Begitu ula dengan warga yang tidak menyatakan ersesinya, dengan berbagai alasan kemungkinan akan berani untuk menyatakan ersesinya (5,1%). Jika emrakarsa tidak memberikan rencana engelolaan untuk menggantikan mata encaharian yang hilang, maka resonden tersebut akan berubah dari ersesi awalnya dari yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW ini diandang bermanfaat menjadi merugikan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka besar damak erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada rencana kegiatan Pembanganan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW minimal akan mengalami erubahan seerti: Tabel 3-6 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi. Persesi Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Persesinya (%) Tana Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Dengan Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Sika Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Sikanya Tana Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Dengan Adanya Kegiatan Lahan Sangat bermanfaat 4,6% 4,6% Sangat tidak setuju 4,1% 4,1% Bermanfaat 60,0% 53,5% Setuju 63,6% 57,2% Merugikan 27,7% 39,3% Tidak Setuju 22,6% 36,1% Sangat Merugikan 2,6% 2,6% Sangat Tidak Setuju 2,6% 2,6% Tidak menjawab 5,1% 0% Tidak Menjawab 7,1% 0% Sumber: Hasil analisis dari data rimer (2015). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-11

63 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-7 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak t t - - Keterangan Jumlah enduduk yang akan terkena damak berubahnya ersesi dan sika masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan adalah sebanyak 601 rumah tangga. Jumlah tersebut hanya dihitung dari jumlah rumah tangga etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. Jumlah ini akan lebih besar jika ditambah dengan anggota keluarganya yang turut terkena damak. Rata-rata jumlah anggota keluarga di lokasi studi adalah 4 jiwa. Artinya jika dihitung dengan anggota keluarganya maka total keluarga yang terkena damak sebanyak ± orang. Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Kanci, Kanci Kulon, Waruduwur, Pangarengan dan Astanamukti. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini dirediksi tidak hanya terjadi ada taha ra konstruksi, namun daat berlanjut hingga Taha Konstruksi. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini jika tidak dikelola dengan baik, terutama yang berkaitan dengan komensasi lahan dan kehilangan mata encaharian serta menurunnya tingkat endaatan, maka daat menimbulkan damak lanjutan berua keresahan masyarakat yang berujung ada konflik antara enggara lahan dan buruh dengan emrakarsa. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat tidak berdamak turunan ada komonen lain. Damak bersika kumulatif. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini daat berbalik dan terulihkan jika damak rimernya berua hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan masyarakat enggara dan buruh tani daat dikelola. Baik itu dengan endekatan sosial dan/atau endekatan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori negatif damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-12

64 Prakiraan Damak Penting Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi Peningkatan Kesematan Kerja Besaran Damak Berdasarkan informasi tentang estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal diketahui bahwa kegiatankegiatan Taha Konstruksi yang akan membutuhkan tenaga kerja adalah sebagai berikut: Tabel 3-8 Estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi. Jenis Kegiatan Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Lokal Persentase Tenaga Kerja Lokal Waktu Pengerjaan Pembangunan jalan akses % ± 3 bulan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya ,75% ± 8 bulan % ± 2 tahun Pembangunan dermaga % ± 8 bulan ,8% Sumber: PLTU Cirebon Kaasitas 1x1000 MW, Sementara dari data rona awal diketahui bahwa jumlah angkatan kerja di 5 desa yang menjadi lokasi studi adalah sebanyak orang. Sedangkan enduduk usia kerja yang sedang bekerja adalah sebanyak orang. Berdasarkan data Kecamatan Astanajaura, Kecamatan Mundu dan Kecamatan Pangenan Dalam Angka Tahun 2014 dieroleh data bahwa jumlah engangguran di lokasi studi ada Tahun 2014 adalah sebanyak ± orang. Guna mengukur tingkat kesematan kerja digunakan rumus : Tingkat Kesematan Kerja = Jumlah Penduduk Yang Bekerja Jumlah Angkatan Kerja X 100 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan rumus di atas, maka dieroleh tingkat kesematan kerja enduduk di 5 desa wilayah studi ada tahun 2013 adalah sebesar 90%. Tingkat kesematan kerja ada tahun 2013 tersebut daat menjadi data tentang kesematan kerja tana adanya rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan data hasil rakiraan tentang hilangnya mata encaharian dengan adanya kegiatan engadaan lahan sebanyak 601 orang. Maka dengan asumsi tidak ada erubahan yang signifikan dalam dua tahun terakhir terkait kesematan kerja baru, maka ada tahun 2016 dengan adanya rencana kegiatan engadaan lahan maka jumlah engangguran di lokasi studi dirediksi akan meningkat menjadi sebanyak orang. Jika mengacu keada rencana erekrutan tenaga kerja lokal sebanyak ada Taha Konstruksi, maka jika seluruh kesematan kerja tersebut daat diisi oleh tenaga kerja lokal dari 5 (lima) desa di wilayah studi maka daat dikatakan bahwa kesematan kerja baru dari adanya royek daat mengentaskan masalah engangguran di lokasi studi. Namun dengan memertimbangkan kondisi kualitas endidikan dan tingkat keteramilan angkatan kerja dan encari kerja di lokasi studi, maka ditetakan asumsi bahwa kesematan kerja lokal yang daat disera oleh encari kerja di 5 (lima) desa studi adalah sebesar 57%. Dimana berdasarkan data ada Gambar 3-2 diketahui dengan adanya rencana royek, maka daat mengurangi jumlah engangguran dari sebanyak orang ada tahun 2015, menjadi sebanyak 766 orang ada tahun Sedangkan jika endekatannya menggunakan endekatan dengan dan tana royek, maka tana adanya royek jumlah engangguran di lokasi studi ada tahun 2018 adalah sebanyak orang, sedangkan dengan adanya royek ada tahun yang sama jumlah engangguran menurun Adendum Andal dan RKL-RPL 3-13

65 Prakiraan Damak Penting menjadi 766 orang. Selisih besar damaknya adalah sebesar 775 orang. Dengan kata lain keberadaan royek akan menurunkan angka engangguran di 5 desa studi sebesar 50,3%. 2,500 Jumlah Pengangguran 2,000 1,500 1, Sumber : Hasil analisis (2015). Gambar (I) 2016 (II) Tana Proyek 1,637 1,604 1,604 1,572 1,541 Dengan Proyek 1,637 2,205 1, Prediksi besar damak enurunan tingkat engangguran ada Taha Konstruksi di 5 (lima) Studi Tahun Berdasarkan data-data tingkat engangguran dan angkatan kerja yang ada, maka dieroleh hasil rakiraan besar damak erubahan tingkat kesematan kerja tana adanya rencana royek dengan adanya rencana royek ada tahun 2018 adalah sebesar 5,1%. Dimana tana adanya royek ada tahun 2018 tingkat kesematan kerja di 5 (lima) lokasi studi adalah sebesar 90,2%, sedangkan dengan adanya royek tingkat kesematan kerja di lokasi dan ada tahun yang sama meningkat menjadi 95,3%. Gambaran selisih besar damak erubahan tingkat kesematan kerja tana dan dengan adanya royek dicantumkan ada Gambar 3-3 di bawah ini Tingkat Kesematan Kerja Gambar Sumber : Hasil analisis (2015) (I) 2016 (II) Tana Proyek Dengan Proyek Prediksi besar damak erubahan tingkat kesematan kerja ada Taha Konstruksi di 5 (lima) Studi Tahun Adendum Andal dan RKL-RPL 3-14

66 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada eningkatan kesematan kerja daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-9 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada eningkatan kesematan kerja. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah ersebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak yang berada di dalam wilayah studi (jika emrakarsa merekrut tenaga kerja lokal sesuai rencana di deskrisi kegiatan), maka terdaat tenaga kerja lokal yang tersera dari 5 (lima) desa studi. Sedangkan yang di luar wilayah batas studi total yang akan terkena damak ositif dari kegiatan rekrutimen tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini sebanyak orang. Luas wilayah sebaran damak untuk erekrutan tenaga kerja lokal sebanyak orang meliuti 5 (lima) desa di wilayah studi. Sedangkan untuk tenaga kerja di luar wilayah studi yang mencaai sebanyak orang damak daat menyebar lebih luas lagi ke desa-desa diluar wilayah studi, bahkan kecamatan-kecamatan di luar wilayah studi, hingga luar Kabuaten Cirebon. 3 Lama nya damak berlangsung Damak memiliki waktu yang relatif lama (selama 2 tahun) Intensitas damak Damak memiliki intensitas yang cuku tinggi Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). t - - Terdaat satu komonen yang terkena damak turunan yaitu erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak bersika kumulatif. Damak daat berbalik dalam engertian erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini hanya berlangsung 2 tahun. Setelah kegiatan konstruksi selesai asti akan ada eleasan tenaga kerja konstruksi dan hal ini akan mengembalikan kondisi kesematan kerja ada kondisi yang relatif tidak jauh berbeda dengan rona awal sebelum adanya kegiatan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan kesematan kerja ada kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi masuk kategori damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa ersesi masyarakat yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini akan memberikan manfaat keada masyarakat sekitar (64,6%), jika ditinjau dari alasan yang mendasari ersesinya tersebut adalah karena rencana royek tersebut akan memberikan kesematan kerja bagi masyarakat sekitar (32,8%). Demikian ula sebaliknya resonden yang memunyai Adendum Andal dan RKL-RPL 3-15

67 Prakiraan Damak Penting ersesi bahwa rencana royek diandang merugikan dikarenakan khawatir rencana kegiatan ini akan merugikan (30,3%) dengan alasan bahwa kegiatan ini akan menghilangkan sumber mata encaharian etambak garam dan buruh yang selama ini menggara lahan yang akan dibebaskan (54,4%). Berdasarkan data tersebut, maka secara umum bahwa haraan masyarakat terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini akan mamu memberikan kesematan kerja ada masyarakat lebih besar ersentasenya jika dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki kekhawatiran akan kehilangan mata encaharian sebagai damak dari kegiatan engadaan/embebasan lahan. Hal ini juga berarti bahwa ersentase masyarakat sekitar yang berersesi ositif terhada rencana usaha dan/atau kegiatan lebih besar jika dibandingkan dengan ersentase masyarakat yang berresesi negatif terhada rencana usaha dan/atau kegiatan. Kegiatan rekruitmen tenaga kerja ada Taha Konstruksi sejumlah orang dengan ororsi tenaga kerja lokal sebesar 49,8% atau sebanyak orang, dirediksi akan berdamak signifikan terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada royek. Perubahan ersesi dan sika masyarakat ini akan terjadi dengan catatan: 1). jika seluruh kebutuhan tenaga kerja lokal sebanyak orang diisi oleh ara encari kerja yang berasal dari 5 (lima) desa studi yang terkena damak langsung, 2). Para encari kerja yang aling dirioritaskan adalah ara enggara (tambak garam, tambak ikan, dan etani adi sawah) dan buruh tani yang yang berotensi kehilangan mata encahariannya jika areal yang dimiliki KLHK seluas 195 ha akan dibebaskan dari aktifitas ara enggara. Jika kedua catatan tersebut daat dienuhi, maka rediksi erubahan ersesi dan sika masyarakat akan berubah dengan asumsi sebagai berikut: Asumsi ertama : bagi resonden yang menyatakan sangat bermanfaat dan sebaliknya sangat merugikan akan relatif sulit untuk berubah ersesinya. Sehingga kalauun ada erubahan kesematan kerja, eluang untuk berubah ersesinya akan kecil sekali. Demikian ula resonden yang menyatakan sika sangat setuju dan sangat tidak setuju termasuk ke dalam kelomok resonden yang sulit mengalami erubahan sikanya. Hal ini dikarenakan mereka telah memiliki alasan yang sangat kuat terkait ersesi dan sikanya. Kuatnya ersesi dan sika mereka kemungkinan besar disebabkan oleh : 1). haraan dan kekhawatiran yang sangat tinggi, dan 2). diengaruhi oleh engetahuan dan engalamannya dengan membandingkan dengan kegiatan serua (embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang sudah masuk Taha Oerasi). Asumsi kedua : resonden yang berotensi akan mengalami erubahan ersesinya adalah resonden yang menyatakan ersesi merugikan dan yang tidak memberikan ernyataan ersesinya. Dengan adanya rekruitmen tenaga kerja lokal sebesar 49,8%, maka resonden yang belum menyatakan sika (7,18%), dirediksi bereluang besar akan berani menyatakan sika bahwa kegiatan akan memberi manfaat dan menyatakan sika setuju terhada rencana kegiatan (royek). Asumsi ketiga : resonden yang menyatakan ersesi merugikan adalah resonden yang saat ini memiliki kekhawatiran yang tinggi bahwa mereka akan kehilangan lahan garaan (mata encaharian) jika emrakarsa akan melakukan embebasan lahan di areal seluas 159 ha. Resonden tersebut masih memiliki eluang untuk berubah ersesinya jika emrakarsa dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan secara langsung kehilangan mata encaharian karena mereka termasuk kelomok yang mendaat rioritas yang aling tinggi dalam erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Hanya saja jika ditinjau dari asek usia dan keteramilan, ara enggara lahan dan buruh tambak ini sebesar 35% telah berusia di atas 50 tahun. Sehingga kecil kemungkinan mereka daat direkrut atau mau berindah atau berubah mata encahariannya menjadi tenaga buruh ada kegiatan konstruksi embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Sehingga ara enggara dan buruh yang berotensi untuk direkrut adalah mereka yang berusia antara tahun (59,2%). Dengan asumsi tersebut, maka dierkirakan 50% resonden yang menyatakan ersesi bahwa rencana kegiatan akan merugikan masyarakat sekitar akan berubah ersesinya menjadi menyatakan bermanfaat. Demikian ula dengan sikanya, dirediksi mereka akan berubah sika dari tidak setuju menjadi Adendum Andal dan RKL-RPL 3-16

68 Prakiraan Damak Penting setuju dengan adanya rencana royek. Prakiraan besar damak erubahan ersesi dan sika masyarakat sebagai damak turunan dari erubahan tingkat kesematan kerja, selengkanya dicantumkan ada Tabel 3-10 di bawah ini. Tabel 3-10 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan rekruitmen tenaga kerja lokal ada Taha Pra Konstruksi. Persesi Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Persesinya (%) Tana Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Dengan Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Sika Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Sikanya (%) Tana Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Dengan Adanya Kegiatan Rekruitmen TK Lokal Sangat bermanfaat 4,6% 4,6% Sangat tidak setuju 4,1% 4,1% Bermanfaat 60,0% 79 % Setuju 63,6% 82,1% Merugikan 27,7% 13,8% Tidak Setuju 22,6% 11,8% Sangat Merugikan 2,6% 2,6% Sangat Tidak Setuju 2,6% 2,6% Tidak menjawab 5,1% 0% Tidak Menjawab 7,1% 0% Sumber : Hasil analisis dari data rimer (2015). Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-11 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 2 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak 3 Lamanya damak berlangsung 4 Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak yang berada di dalam wilayah studi (jika emrakarsa merekrut tenaga kerja lokal sesuai rencana di deskrisi kegiatan), maka terdaat tenaga kerja lokal yang tersera dari 5 (lima) desa studi. Perubahan ersesi yang sifatnya ositif juga akan menyebar keada anggota keluarga dan kerabat yang turut direkrut oleh royek ada Taha Konstruksi. Sedangkan yang di luar wilayah batas studi total yang akan terkena damak ositif dari kegiatan rekruimen tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini sebanyak orang. Luas wilayah sebaran damak erubahan ersesi dan sika masyarakat meliuti 5 (lima) desa di wilayah studi. Disaming itu, untuk tenaga kerja di luar wilayah studi yang mencaai sebanyak orang, maka damak erubahan ersesi juga akan menyebar lebih luas lagi ke desa-desa diluar wilayah studi, bahkan kecamatan-kecamatan di luar wilayah studi, hingga luar Kabuaten Cirebon. Damak berlangsung dalam waktu yang relatif lama (selama 2 tahun). Intensitas damak Damak memiliki intensitas yang cuku tinggi Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena t Tidak terdaat komonen lain yang terkena damak turunan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-17

69 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak t - - Damak bersika kumulatif. Keterangan Damak daat berbalik dalam engertian erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi ini hanya berlangsung 2 tahun. Setelah kegiatan konstruksi selesai asti akan ada eleasan tenaga kerja konstruksi dan hal ini dirediksi akan mengembalikan kondisi ersesi dan sika masyarat ada kondisi yang relatif tidak jauh berbeda dengan rona awal sebelum adanya kegiatan rekruitmen tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi masuk kategori damak enting (d). 3.2 TAHAP KONSTRUKSI Mobilisasi Peralatan dan Material Penurunan Kualitas Udara Ambien Besaran Damak Kegiatan mobilisasi eralatan dan bahan ada Taha Konstruksi berotensi menimbulkan damak enurunan kualitas udara ambien akibat eningkatan kadar artikulat yang berasal dari engoerasian kendaraan engangkut alat-alat berat dan material untuk kebutuhan konstruksi siil. Prakiraan besaran bangkitan konsentrasi artikulat (TSP, PM 10 dan PM 2,5 ) dihitung berdasarkan nilai faktor emisi untuk jalan berasal dengan menggunakan ersamaan emiris berikut (US-EPA-AP-42, 2002): Dimana: E = Faktor emisi artikulat k = keliatan ukuran artikulat (Tabel 3-12) sl = Kadar debu ada ermukaan jalan (g/m 2 ); dan W = Berat rata-rata kendaraan di jalan dalam satuan ton. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-18

70 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-12 Faktor keliatan (multilier) ukuran artikulat untuk jalan berasal. Ukuran Partikulat a PM 2,5 c Faktor keliatan ukuran Partikel k b g/vkt g/vmt lb/vmt 0,15 0,25 0,00054 PM 10 0,62 1,00 0,0022 PM 30 d 3,23 5,24 0,011 Keterangan: a Mengacu ada udara artikulat (PM-x) dengan diameter aerodinamis sama dengan atau kurang dari x mikrometer (µm). b Unit yang ditamilkan adalah gram er kendaraan kilometer erjalanan (g/vkt), gram er kendaraan mil erjalanan (g/vmt), dan on er kendaraan mil erjalanan (lb/vmt). c Faktor K didasarkan ada rata-rata PM 2,5 dan rasio PM 10. d PM 30 sering digunakan sebagai engganti untuk TSP (artikulat tersusensi). Hasil erhitungan faktor emisi artikulat (E) di atas, kemudian dimasukkan ke dalam ersamaan Gauss untuk sumber garis terbatas sebagai berikut: C x,0,0; H 2 1 H q 2 1 d z 2 2 z u e 1 e 2 Dimana: C = Konsentrasi akhir udara ambien dalam satuan µg/m 3 q = Laju emisi olutan (gram/detik) u = Rata-rata keceatan angin (m/detik) z = Koefisien disersi vertikal (meter) Aabila kegiatan mobilisasi alat dan bahan diasumsikan rata-rata sebanyak 8 ritasi/jam dengan anjang lintasan 3 km dan rata-rata berat kendaraan adalah 20 ton serta keceatan angin ratarata adalah 2,6 m/detik, maka dieroleh eningkatan konsentrasi artikulat (TSP, PM 10 dan PM 2,5 ) seerti tertera ada Tabel 3-13 berikut ini. Tabel 3-13 Prakiraan besaran emisi artikulat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan bahan. Parameter Jarak Resetor (m) Baku Mutu TSP/debu 341,09 245,90 151,90 51,91 22,62 6, PM 10 65,47 47,20 29,16 9,96 4,34 1, PM 2,5 15,84 11,42 7,05 2,41 1,05 0,29 65 Unit µg/m 3 Keterangan: * PPRI No. 41/1999. Pada jarak 50 meter dari sumber emisi jalan, konsentrasi TSP cenderung melebihi baku mutu yang ditetakan. Untuk konsentrasi PM 10 dan PM 2,5 dierkirakan memenuhi baku mutu ada jarak <25 meter dari sumber emisi jalan. Dengan demikian, daat dikatakan bahwa otensi damak kualitas udara dari kegiatan mobilisasi eralatan dan material terutama untuk arameter TSP masih relatif tinggi terlebih jika ditambahkan konsentrasi rona TSP (81,6-141,9 µg/m 3 ) meskiun konsentrasi TSP akan kembali ke kondisi semula ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-19

71 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada enurunan kualitas udara ambien daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-14 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada enurunan kualitas udara ambien. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 4 Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak t t 5 Sifat kumulatif damak t 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). t t Keterangan Manusia yang terkena damak adalah emukiman terdekat dengan jalur mobilisasi alat dan bahan, yaitu enduduk yang tinggal di inggir jalan antura dengan radius <50 meter. Luas sebaran artikulat khususnya untuk arameter TSP cuku tinggi samai dengan jarak 50 m dari sumber damak. Artinya ara ekerja mauun enduduk yang berada ada jarak 50 m dari sumber damak akan terkena damak. Bangkitan artikulat hanya menyebar di sekitar badan jalan di seanjang jalur mobilisasi. Kegiatan berlangsung ±7 bulan ada Taha Konstruksi. Namun demikian enurunan kualitas udara ambien tidak akan berlangsung lama karena bangkitan artikulat hanya terjadi ketika kendaraan engangkut melintas. Intensitas damak artikulat adalah sebagai berikut: - TSP/debu = 6,28 341,09 µg/m 3 - PM 10 = 1,21 65,47 µg/m 3 - PM 2,5 = 0,29 15,84 µg/m 3 Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif, karena emisi artikulat akan turun ke tanah karena gravitasi atau karena aglomerasi akibat kelembaban mauun hujan. Mengingat emisi artikulat akan terdeosisi ke udara ambien, maka damak akan berbalik. Konsentrasi artikulat akan kembali ke kondisi semula ketika kendaraan engangkut telah lewat menjauh. Untuk meminimalisir damak enurunan kualitas udara, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan kualitas udara diantaranya emilihan kendaraan layak oerasi dan lolos uji emisi, engaturan waktu oerasional kendaraan, emakaian teral enutu kendaraan engangkut material, enyiraman jalan dan membersihkan debu ada roda kendaraan menggunakan wheel washing machine. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada enurunan kualitas udara ambien masuk ke dalam kategori damak enting (d) Peningkatan Kebisingan Besaran Damak Kegiatan mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi meliuti engangkutan material untuk kebutuhan konstruksi seerti semen, asir, beton recast, dll. Kegiatan tersebut berotensi meningkatkan kebisingan yang diakibatkan oleh mobilisasi kendaraan engangkut (dum truck) di seanjang jalan yang dilewati. Dengan mengacu ada KLH (2009), dieroleh bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan dum truck (Lw) adalah 105 db(a). Berdasarkan Adendum Andal dan RKL-RPL 3-20

72 Prakiraan Damak Penting deskrisi kegiatan mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi, diketahui bahwa toografi lokasi taak royek cenderung landai dan atenuasi enghalang serta hutan diasumsikan minor. Dengan demikian, atenuasi yang dierhitungkan selama kegiatan mobilisasi adalah atenuasi yang berasal dari tanah. Aabila tingkat kebisingan mesin dari satu unit dum truck dierkirakan 105 db(a) dengan asumsi kendaraan engangkut tidak berjalan beriringan, maka besaran damak kebisingan dihitung dengan menggunakan rumus line source (KLH, 2009) sebagai berikut: L = Lw-20log 10(r)-5 db Dimana: L = Tingkat kebisingan line source (sound ressure level) Lw = Tingkat kebisingan dari sumber bising (sound ower level) r = Jarak dari sumber bising (dalam meter) Besaran damak dihitung berdasarkan tingkat kebisingan ada usat sumber bising dengan menggunakan rumus di atas. Tingkat kebisingan dihitung untuk setia jarak dari sumber kebisingan. Hasil rakiraan besaran damak kebisingan disajikan ada Tabel 3-15 berikut. Tabel 3-15 Prakiraan tingkat kebisingan yang ditimbulkan akibat kegiatan mobilisasi eralatan dan material. Jarak dari sumber bising (m) Kebisingan db(a) 0 105, , , , , , , , , ,92 Baku Mutu db(a)* 55+3 db(a) Keterangan: *KeMenLH No. 48/1996, untuk kawasan emukiman Berdasarkan hasil erhitungan ada Tabel 3-15 dan Gambar 3-4, tingkat kebisingan ada jarak 10 meter telah memenuhi baku mutu yang ditetakan (55+3 db(a)). Jarak emukiman terdekat dengan jalur mobilisasi eralatan dan material adalah berkisar hingga 10 meter dengan tingkat kebisingan berkisar mencaai 77,0 db(a), yaitu teat di inggir jalan antura. Namun, intensitas kebisingan yang ditimbulkan bersifat semi kontinu dan akan turun seiring dengan bertambahnya jarak sumber kebisingan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-21

73 Prakiraan Damak Penting Tingkat Kebisingan (db(a) Jarak dari sumber bising (meter) Gambar 3-4 Prakiraan tingkat kebisingan dari kegiatan mobilisasi dan material. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan kebisingan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-16 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan kebisingan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah ersebaran damak 3 4 Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak t t Keterangan Resetor terkena damak adalah enduduk di sekitar lokasi royek yang berdekatan dengan jalur mobilisasi (dekat ruas jalur antura) dengan radius <10 meter. Wilayah ersebaran damak adalah seanjang jalur mobilisasi yang dilewati di wilayah studi, yaitu jalan antura dan akses jalan antara Kanci dan Kanci Kulon serta Astanamukti. Oleh karena wilayah ersebarannya berdekatan dengan emukiman di inggir jalan, maka dikategorikan enting. Damak hanya akan berlangsung selama Taha Konstruksi aabila kendaraan engangkut melintas yaitu berkisar ±7 bulan. Intensitas kebisingan bersifat semi kontinu (intermittent) namun melewati baku mutu ada radius <10 m. Jika tidak dikelola dengan baik, damak turunan yang berotensi terkena damak adalah kesehatan masyarakat (sekunder) yang berdamak lanjutan lagi ke ersesi masyarakat (damak tersier). Damak tidak bersifat kumulatif karena kebisingan ada kegiatan ini bersifat semi kontinu/tidak terjadi terus menerus (intermittent). Namun, damak kebisingan akan terakumulasi aabila tingkat kebisingan >85 db(a) dan terjadi terus menerus selama 8 jam. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-22

74 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 6 Berbalik atau tidak berbaliknya damak t Damak daat diulihkan (berbalik). 7 Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). t Damak enting yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Guna meminimalisir damak kebisingan, emrakarsa telah menyiakan SOP engelolaan lingkungan diantaranya emilihan kendaraan layak oerasi, engaturan waktu oerasional kendaraan dan menerakan noise barrier. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW terhada eningkatan kebisingan masuk ke dalam kategori damak enting (d) Peningkatan Peluang Usaha Damak eningkatan eluang berusaha meruakan damak turunan dari erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi yaitu: 1).kegiatan mobilisasi eralatan dan material, 2). Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja, 3). Pembangunan Jalan Akses, 4). Pembangunan PLTU dan Fasilitasnya, 5). Pembangunan Dermaga (Jetty). Besaran Damak Berdasarkan data dan informasi dari deskrisi kegiatan tentang rekruitment tenaga kerja konstruksi diketahui bahwa estimasi kebutuhan tenaga kerja ada Taha Konstruksi ada uncak kesibukan dierkirakan mencaai orang, yaitu ada kegiatan embangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya, sedangkan ada taha kegiatan lainnya jumlah ekerja berkisar antara orang. Penyeraan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi PLTU Kaasitas 1x1.000 MW dierkirakan berkisar antara orang. Sebagai erbandingan, enyeraan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW mencaai total orang. Mengingat ruang lingku ekerjaan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini lebih besar, maka total tenaga kerja lokal yang daat tersera kurang lebih mencaai jumlah ± orang. Selengkanya daat dilihat ada Tabel 3-17 di bawah ini. Tabel 3-17 Estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal dan endatang untuk 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi. Jenis Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material* Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Luar/Pendatang Jumlah Tenaga Kerja Lokal Persentase Tenaga Kerja Lokal Periode Pekerjaan 200* ) * 50%* ± 7 bulan Pembangunan jalan akses % ± 3 bulan Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya ,75% ± 8 bulan % ± 2 tahun Pembangunan dermaga % ± 8 bulan Sumber: PLTU Cirebon Kaasitas 1x1000 MW, *) Asumsi kebutuhan tenaga kerja ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material berdasarkan jumlah truk yang dibutuhkan erhari untuk engangkutan eralatan dan material sebanyak ± 200 truk. Dengan asumsi satu truk mengangkut material sehari 2 tri, maka dibutuhkan soir sebanyak 100 orang, ditambah kenek 1 orang/truk, maka total kesematan kerja yang bersifat tidak langsung (tidak direkrut oleh PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW) adalah sebanyak 200 orang. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-23

75 Prakiraan Damak Penting Berdasarkan data ada Tabel 3-17 di atas, diketahui bahwa jumlah tenaga kerja total selama Taha Konstruksi adalah sebanyak orang. Sedangkan estimasi jumlah tenaga kerja lokal yang daat disera adalah sebanyak orang (48%). Keberadaan tenaga kerja ada Taha Konstruksi dari hasil analogi dengan kegiatan serua ada kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW, mendorong tumbuhnya eluang usaha baru bagi masyarakat sekitar. Setidaknya terdaat beberaa eluang usaha baru yang sudah asti akan tercita seerti usaha baru enyediaan konsumsi bagi ara tenaga kerja konstruksi dan usaha enyewaan/kontrakan kamar dan rumah. Usaha enyewaan kamar dan/atau rumah kontrakan akan timbul dengan adanya tenaga dari luar (endatang) yakni sebanyak orang (52%). Hal ini dikarenakan emrakarsa tidak akan menyediakan barak bagi ara tenaga kerja konstruksi. Perkiraan besar damak eluang berusaha yang dikaji terutama yang berkaitan langsung dengan eluang usaha baru yang daat dienuhi oleh masyarakat desa yang berada di wilayah studi yaitu emenuhan kebutuhan konsumsi ekerja konstruksi dan enyediaan emondokan berua kost-kostan dan/atau kontrakan rumah. Prakiraan besar damak timbulnya eluang berusaha menggunakan beberaa asumsi diantaranya : 1). Jumlah tenaga kerja konstruksi yang memenuhi kebutuhan konsumsinya di sekitar taak royek di 5 (lima) desa studi adalah sebesar 80%, 2). Satu unit usaha warung makan maksimum memenuhi kebutuhan konsumsi ekerja sebanyak 50 orang, 3). Satu unit usaha rumah makan akan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 orang, 4). Para ekerja konstruksi endatang (non lokal) untuk emenuhan kebutuhan temat tinggal dengan cara mengontrak rumah ( 1 rumah dihuni sebanyak 8 orang). Berdasar ada asumsi-asumsi di atas, maka keberadaan tenaga kerja konstruksi dierkirakan minimal daat mencitakan eluang usaha baru berua usaha warung makan sebanyak 82 unit, 320 kontrakan rumah, dan timbulnya kesematan kerja baru sebanyak 245 orang (lihat juga ada Tabel 3-18). Berdasarkan data tersebut, maka dengan analisis sederhana terhada engganda eluang berusaha di sektor usaha enyediaan makanan dieroleh nilai multilier effect sebesar 0,016. Hal ini berarti setia ada enambahan tenaga kerja konstruksi sebanyak 63 orang, maka akan menumbuhkan eluang usaha baru (warung makan) sebanyak 1 unit. Sedangkan dengan analisis sederhana terhada engganda tenaga kerja (simle emloyment multilier) di sektor usaha usaha enyediaan makanan, dieroleh nilai multilier effect sebesar 0,048 yang berarti setia ada enyeraan tenaga kerja konstruksi sebanyak 21 orang, maka akan ada enambahan kesematan kerja di bidang warung makan sebanyak 1 orang. Tabel 3-18 Prakiraan Besar Damak Timbulnya Peluang Berusaha Berua Usaha Warung Makan dan Jasa Pemondokan/Kontrakan Rumah. Jenis Kegiatan Kebutuhan Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Pendatang Unit Usaha Warung Makan Unit Usaha Kontrakan Rumah Jumlah Tenaga Kerja Baru (Usaha Warung Makan) 1. Pengangkutan Peralatan dan Material Pembangunan jalan akses Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja 4. Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya Pembangunan dermaga Sumber : Hasil analisis (2016) Prediksi damak eluang berusaha ada Tabel 3-18 di atas terbatas hanya ada dua jenis usaha yang kemungkinan besar daat diisi oleh masyarakat di sekitar royek yang memiliki Adendum Andal dan RKL-RPL 3-24

76 Prakiraan Damak Penting keinginan untuk membuka usaha kecil. Pada faktanya akan timbul ula beberaa eluang berusaha lain sebagai damak dari adanya aktifitas konstruksi ini yaitu seerti : usaha membuka toko kelontong, toko material, jasa hoto coy dan ercetakan, tambal ban, tukang cukur, erusahaan lokal (kontraktor) enyedia bahan material alam seerti tanah urug, asir, batu, dsb., kontraktor jasa rental mobil untuk royek (mobil truk dan alat berat), rental mobil untuk karyawan, kontraktor enyulai tenaga kerja, laundry dan sebagainya. Besarnya eluang berusaha sangat diengaruhi oleh besaran tingkat uah yang akan diterima oleh ara ekerja konstruksi tersebut. Berdasarkan Keutusan Gubernur Nomor 561/Ke Bangsos/2015 tertanggal 20 November 2015 tentang UMK di Jawa Barat tahun 2016, ditetakan UMK Kabuaten Cirebon ada tahun 2016 adalah sebesar R Jika minimal uah tenaga kerja konstruksi ada embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW ini sama dengan UMK yang berlaku, maka jumlah uang yang beredar di sekitar lokasi taak royek adalah sebesar R 7,1 milyar/bulan. Berdasarkan data dari ILO (2015) tentang trend ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia selama tahun , diketahui bahwa engeluaran rata-rata er bulan er kaita yang tinggal di kota dan di edesaan untuk komonen angan adalah sebesar 44,9 ersen (kota) dan 58,8 ersen (desa). Jika dana yang dibelanjakan di sekitar taak royek sebesar 58,8 ersen untuk emenuhan kebutuhan konsumsi, maka uang yang beredar di desa-desa yang termasuk dalam batas wilayah sosial adalah sebesar R 4,2 milyar/bulan. Peredaran uang sebesar R 4,2 milyar/bulan tersebut daat mendorong lebih luas lagi erkembangan erekonomian lokal di desa-desa sekitar lokasi taak royek. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan eluang usaha daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-19 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan eluang usaha. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah manusia yang terkena damak ositif (memeroleh manfaat) dari adanya eluang usaha baru yang timbul dari kegiatan konstruksi minimal sebanyak 565 orang. Jika diertimbangkan ula dengan anggota keluarga masing-masing tenaga kerja tersebut, maka jumlah manusia yang terkena damak ositif meningkat menjadi sebanyak orang. 2 Luas wilayah enyebaran damak Sebaran damak eluang berusaha tergolong luas, tidak hanya meliuti 5 (lima) desa yang berada di dalam wilayah studi, namun daat meluas hingga lintas kecamatan dan kabuaten. Hal ini dengan ertimbangan eluang usaha di bidang lain seerti enyediaan material (quarry), erusahaan sewa kendaraan dan alat berat mungkin saja berasal dari luar Kabuaten Cirebon. 3 Lama nya damak berlangsung Damak berlangsung dalam waktu ±7 bulan. Intensitas damak Ditinjau dari intensitas damak, damak ini memiliki intensitas yang tinggi terutama terhada eningkatan eluang berusaha dan kesematan kerja yang ada akhirnya akan berengaruh ada eningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-25

77 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Damak eningkatan eluang berusaha ini memiliki 2 (dua) damak turunan yaitu erubahan endaatan dan ersesi dan sika masyarakat. Lamanya damak berlangsung relatif cuku lama yaitu ± 32 bulan. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik jika kegiatan konstruksi berakhir, maka eluang berusaha ini (terutama usaha enyediaan makanan dan emondokan karyawan) akan menjadi berkurang kembali. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, eningkatan eluang usaha ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Gangguan Aktivitas Nelayan Melaut Besaran Damak Kegiatan mobilitas eralatan dan material (khususnya erangkat boiler dan eralatan PLTU yang dimobilisasi melalui laut dengan fasilitas dermaga sementara) dirakirakan berotensi menimbulkan damak gangguan terhada aktivitas nelayan melaut. Damak ini menjadi damak enting hiotetik terutama karena berkaitan dengan adanya kekhawatiran ara nelayan yang disamaikan ada roses konsultasi ublik. Berdasarkan hasil engamatan yang dilakukan selama 4 hari (24 jam er hari) dari temat endaratan nelayan di Waruduwur dan Pangarengan, dierkirakan total erahu yang keluar masuk (ergi ulang) dari Waruduwur adalah sebanyak 330 unit. Sedangkan hasil engamatan dari Pangarengan, erahu nelayan yang ergi ulang selama 24 jam adalah sebanyak 502 unit. Berdasarkan data tersebut, jika dirata-ratakan, maka jumlah keluar masuk erahu nelayan dari Waruduwur setia jamnya adalah sebanyak 14 unit. Sedangkan ratarata jumlah erahu yang keluar masuk di Pangarengan adalah sebanyak 21 unit/jamnya. Pengangkutan eralatan melalui laut ada Taha Konstruksi direncanakan akan menggunakan kaal tongkang dengan kaasitas DWT. Adaun eralatan yang akan digunakan oleh kaal tongkang (barge) tersebut diantaranya adalah eralatan PLTU seerti modul boiler, cooling tower, turbin, generator, transformer dan sebagainya. Kaal tongkang tersebut akan bersandar ada dermaga sementara yang berjarak ± 700 meter dari tei antai dengan tingkat kedalaman laut ± 3 meter. Sebuah bangunan causeway atau akses enghubung akan dibangun dari tei antai menuju dermaga sementara. Causeway ini akan dibangun dengan menggunakan material tanah urug yang diletakkan diantara dinding enahan wooden iles yang ditanam di dasar laut, sehingga terbentuk ondasi untuk jalan akses menuju dermaga sementara. Dengan model konstruksi seerti ini, maka nelayan kecil diastikan tidak daat melalui causeway tersebut. Namun dengan ertimbangan anjang dermaga hanya ± 700 m, dan jika ditambah dengan anjang total kaal tongkang (LoA) ± 70,5 meter, maka anjang dermaga sementara berikut tongkangnya adalah ± 770 meter. Dengan asumsi ditambah kolam utar (turning basin) untuk kaal tongkang adalah minimal 2 kali anjang kaal, maka daerah aman yang dibatasi (boundary) adalah ± 150 meter. Sehingga anjang dermaga sementara berikut kolam utarnya adalah seanjang ± 850 m (Gambar 3-5). Berdasarkan hasil observasi di laangan, rencana lokasi dermaga sementara bukan meruakan jalur lalu lintas utama nelayan, sehingga dirediksi tidak akan berengaruh secara nyata terhada erubahan jarak temuh nelayan kecil dalam Adendum Andal dan RKL-RPL 3-26

78 Prakiraan Damak Penting melaut. Demikian ula ditinjau dari asek terganggunya aktifitas nelayan melaut, dierkirakan tidak akan mengganggu aktifitas nelayan secara mendasar. Hal ini terutama disebabkan dengan adanya dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang sudah terbangun, ara nelayan kecil di sekitar sudah daat menyesuaikan jalur elayarannya Berdasarkan hasil observasi di laangan, diketahui bahwa lokasi dibangunnya dermaga sementara tersebut bukanlah area fishing ground utama. Tingkat kedalaman hanya mencaai 0 2 meter, hal ini juga yang menyebabkan beberaa alat tangka ikan tidak daat dioerasikan ada areal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan ara nelayan di areal yang akan dijadikan lokasi dermaga sementara, nelayan yang umumnya beroerasi di lokasi tersebut adalah nelayan yang menangka kerang darah (Anadara s). Kerang hasil tangkaan tersebut umumnya bukan untuk dikonsumsi melainkan untuk dijual ke asar atau engeul di sekitar lokasi endaratan ikan. Disaming nelayan yang mencari kerang darah, terdaat juga nelayannelayan dengan erahu sederhana (tana motor) yang menangka udang utih (Panaeus indicus) dan rajungan (Portunus s). Berdasarkan beberaa ertimbangan di atas, maka kegiatan mobilisasi eralatan melalui dermaga sementara (temorary jetty), dierkirakan tidak akan mengganggu seluruh nelayan yang berada di lokasi studi. Nelayan-nelayan yang akan terganggu aktifitasnya hanyalah nelayan yang wilayah tangkaannya di sekitar wilayah erairan antai antara 0 1 km dengan kedalaman laut 0 3 meter dengan alat tangka berua bubu, jaring kejer, sudu, dan jaring udang. Sehingga total nelayan yang dierkirakan terganggu aktifitas melautnya adalah sebanyak ± 255 nelayan. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan total rumah tangga yang bermata encaharian sebagai nelayan di lima desa yaitu sebanyak ± 742 rumah tangga nelayan, maka yang dirediksi akan terkena damak adalah sebesar 34,3% dari total nelayan. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-27

79 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT CEPR Jalan Nasional Gambar 3-5 Lokasi rencana embangunan dermaga sementara (temorary jetty) dan jalur kaal nelayan kecil. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-28

80 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan aktivitas nelayan melaut daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-20 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan aktivitas nelayan melaut. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak t t t - - Keterangan Berdasarkan hasil rakiraan besar damak, ditinjau dari aksesibilitas nelayan, keberadaan dermaga sementara ini tidak akan mengganggu secara mendasar (significant) terhada jalur aktivitas nelayan dalam melaut (terutama nelayan dengan menggunakan kaal besar). Namun dari segi jenis alat tangka nelayan dan wilayah oerasinya, maka dierkirakan akan terdaat ± 255 nelayan yang akan terganggu yaitu nelayan yang menggunakan alat tangka bubu, jaring kejer, sudu, dan jaring udang. Luas wilayah sebaran damak meliuti nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Waruduwur, Pangarengan, Kanci Kulon, Astana Mukti dan Kanci. Dari segi lamanya damak berlangsung, damak ini akan berlangsung selama ± 7 bulan dan tentunya akan memengaruhi aktifitas melaut. Terlebih jika embangunan dermaga sementara ini dilakukan tana didahului dengan kegiatan sosialisasi yang memadai terhada ara nelayan dan juga jika embangunan dermaga sementara dilakukan ada musim anen raya ikan yaitu ada bulan Oktober samai dengan bulan Februari. Ditinjau dari intensitas damak sebenarnya damak ini tidak merubah secara mendasar terhada aktifitas nelayan. Dalam engertian, dengan adanya fasilitas dermaga (± seanjang 2,0 km) ada PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW, nelayan sudah daat memahami kendala aa yang dihadai jika dibangun dermaga sementara yang hanya seanjang ±700 meter. Hanya terdaat satu komonen lain yang terkena damak adalah erubahan ersesi dan sika masyarakat. Damak bersifat kumulatif. Damak daat berbalik, terutama bagi nelayan dengan erahu kecil (tana layar). Karena dengan dibangunnya dermaga ermanen, maka nelayan dengan ukuran kaal yang kecil (lebar kaal 0,8 1 m )masih daat melintas ada celah antara ier jetty. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan aktivitas nelayan melaut ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-29

81 Prakiraan Damak Penting Perubahan Pendaatan Damak erubahan endaatan meruakan damak turunan dari: 1). erekrutan tenaga kerja ada Taha Konstruksi yaitu : a). kegiatan mobilisasi eralatan dan material, b). Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja, c). Pembangunan Jalan Akses, d). Pembangunan PLTU dan Fasilitasnya, e). Pembangunan Dermaga (Jetty). 2). Peluang berusaha yang ditimbulkan dari 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi. a. Perubahan Pendaatan Masyarakat Besaran Damak Terdaat dua erubahan endaatan yang bersifat ositif yaitu dari : 1). Perubahan endaatan yang bersifat langsung dari erekrutan tenaga kerja ada 5 kegiatan di Taha Konstruksi,dan 2). Perubahan endaatan yang bersifat tidak langsung dari eluang berusaha. Berdasarkan hasil erkiraan damak erubahan endaatan yang bersifat langsung dari rekrutmen tenaga kerja ada taha konsutruksi (Tabel 3-21) dieroleh data bahwa besar damak eningkatan endaatan adalah sebesar R /bulan. Sedangkan jika dihitung secara total selama ± 50 bulan (Taha Konstruksi) adalah sebesar R Besar damak erubahan endaatan ini sangat signifikan dan akan berengaruh besar terhada erkembangan erekonomian lokal dan daerah. Tabel 3-21 Prakiraan besar damak erubahan endaatan sebagai damak turunan dari rekruitment tenaga kerja dari 5 (lima) kegiatan Taha Konstruksi. Jenis Kegiatan 1. Mobilisasi Peralatan dan Material* Kebutuhan Tenaga Kerja Periode Pekerjaan (bulan) Pendaatan /bulan Pendaatan Pembangunan jalan akses Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja 4. Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya Pembangunan dermaga Sumber : Hasil analisis (2016) Hasil rakiraan damak terhada erubahan endaatan yang bersifat tidak langsung dari eningkatan eluang berusaha yang terbatas ada eluang berusaha di bidang warung makan dan jasa kontrakan rumah, diketahui total endaatan bersih dari usaha warung makan adalah er bulan adalah sebesar R Sedangkan endaatan bersih usaha warung makan selama Taha Konstruksi berlangsung (50 bulan) adalah sebesar R Sementara besar endaatan kotor usaha kontrakan rumah er bulan adalah sebesar R dan untuk besar endaatan kotor total selama Taha Konstruksi berlangsung (50 bulan kerja) adalah sebesar R Selengkanya daat dilihat ada Tabel Adendum Andal dan RKL-RPL 3-30

82 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-22 Prakiraan besar damak secara tidak langsung erubahan endaatan sebagai damak turunan dari rekruitment tenaga kerja dari 5 (lima) kegiatan Taha Konstruksi. Pendaatan Usaha Warung Makan Pendaatan Usaha Kontrakan Rumah Jenis Kegiatan 1. Pengangkutan Peralatan dan Material 2. Pembangunan jalan akses 3. Pematangan lahan dan enyiaan areal kerja 4. Pembangunan bangunan utama PLTU dan fasilitasnya 5. Pembangunan dermaga Pendaatan Kotor Per Bulan (R) Pendaatan Bersih Per Bulan (RP) Pendaatan Kotor (RP) Pendaatan Bersih (R) Pendaatan Kotor Per Bulan (R) Pendaatan Kotor (RP) Sumber : Hasil analisis (2016) Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-23 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah enduduk yang terkena damak ositif dari damak erubahan endaatan adalah sebanyak tenaga kerja ada Taha Konstruksi. Sedangkan jumlah enduduk yang terkena damak ositif erubahan endaatan dari adanya eluang berusaha baru (enyediaan warung makan dan sewa kamar ekerja konstruksi) adalah sebanyak 19 orang. Luas wilayah sebaran damak ositif dari adanya eningkatan endaatan dari kesematan kerja dan eluang berusaha meliuti masyarakat di sekitar taak royek, terutama lima desa yang berada dalam batas wilayah studi. Namun demikian, luas wilayah sebaran damak akan lebih meluas lagi jika memerhitungkan lokasi asal seluruh tenaga kerja konstruksi (tenaga kerja lokal dan endatang) yang dimungkinkan lintas kecamatan dan lintas Kabuaten Cirebon. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-31

83 No Faktor Penentu Damak Penting 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak t 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Keterangan Prakiraan Damak Penting Ditinjau dari lamanya damak berlangsung minimal ± 32 bulan, maka damak eningkatan endaatan ada Taha Konstruksi relatif lama. Damak memiliki intensitas tinggi, karena erubahan tingkat endaatan daat berengaruh ada tingkat kesejahteraan rumah tangga dan masyarakat di desa-desa studi. Damak turunan hanya satu yaitu erubahan sika dan ersesi masyarakat Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan masyarakat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d). b. Perubahan Pendaatan Nelayan Besaran Damak Rencana kegiatan mobilitas eralatan melalui dermaga sementara (± 700 meter) yang aabila dtambah dengan kolam utar menjadi ± 850 meter dirediksi tidak akan berengaruh secara significant terhada jarak temuh nelayan dalam melaut. Rencana aktifitas mobilisasi eralatan melalui dermaga sementara dirediksi hanya akan mengganggu aktifitas nelayan yang beroerasi dan menangka ikan di wilayah sekitar dermaga sementara. Jika ditinjau dari intensitas gangguan, maka kegiatan ini dirediksi tidak akan berengaruh secara nyata terhada enurunan tingkat endaatan nelayan, karena areal yang dibutuhkan untuk embangunan dermaga sementara tidak terlalu luas dan areal tersebut bukan meruakan daerah tangkaan (fishing ground) utama ara nelayan di sekitar taak royek. Jika dibatasi luas areal lalu lintas kaal dan daerah tangkaan yang dirediksi akan terganggu adalah sekitar ± 100 hektar (Gambar 3-6). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-32

84 Prakiraan Damak Penting Adendum Andal dan RKL-RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1 X MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT CEPR Jalan Nasional Gambar 3-6 Lokasi rencana embangunan dermaga sementara (temorary jetty) dan luas areal yang dirediksi akan terganggu. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-33

85 Prakiraan Damak Penting Disaming itu, ikan dan udang yang menjadi sasaran tangkaan nelayan ada umumnya daat berindah secara alamiah jika ada gangguan ada habitatnya. Sehingga nelayan-nelayan kecil (nelayan tradisional) masih daat melakukan enangkaan ikan dan udang di sekitar lokasi embangunan dermaga sementara. Berdasarkan beberaa ertimbangan tersebut, maka rencana kegiatan mobilisasi eralatan dan embangunan dermaga sementara dierkirakan tidak akan berengaruh secara nyata (significant) dan mendasar terhada erubahan tingkat endaatan nelayan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-24 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak 5 Sifat kumulatif damak Damak bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). t t t t Keterangan Jumlah nelayan yang akan terkena damak gangguan aktifitas nelayan adalah sebanyak ± 255 nelayan atau sekitar 34,3% dari total nelayan di 5 (lima) desa studi. Namun gangguan tersebut tidak akan berengaruh secara nyata terhada tingkat endaatan nelayan tersebut. Luas wilayah sebaran damak dari gangguan aktifitas nelayan, hanya terkonsentrasi ada nelayan-nelayan kecil yang menggunakan erahu tana motor dan erahu dengan motor tana layar, yang beroerasi di sekitar lokasi rencana embangunan dermaga sementara. Jika dikaji dari asek lamanya damak mobilitas eralatan melalui dermaga sementara berlangsung selama ±7 bulan. Namun gangguan nelayan di sekitar lokasi kegiatan akan terus berlangsung hingga embangunan dermaga ermanen dan Taha Oerasi. Intensitas damak enurunan endaatan nelayan selama mobilisasi eralatan melalui dermaga sementara relatif kecil atau tidak akan berengaruh secara nyata terhada tingkat endaatan nelayan. Damak turunan hanya satu yaitu erubahan ersesi dan sika masyarakat. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan nelayan ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Damak ersesi dan sika masyarakat ini meruakan damak turunan dari damak erubahan endaatan yang bersumber dari 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi. Berdasarkan data Adendum Andal dan RKL-RPL 3-34

86 Prakiraan Damak Penting rona awal tentang ersesi kegiatan diketahui bahwa ersesi masyarakat yang bersifat ositif terhada rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW diantaranya adalah dengan alasan bahwa rencana kegiatan akan membuka eluang berusaha bagi warga sekitar sebesar 7,18%. Lima kegiatan ada Taha Konstruksi akan membuka kesematan kerja bagi masyarakat lokal sebanyak orang. Disaming itu akan membuka eluang usaha dan kesematan kerja baru di bidang usaha enyediaan makanan dan rumah kontrakan sebanyak 656 orang. Dengan demikian dirediksi minimal akan ada enambahan jumlah masyarakat yang berersesi dan bersika ositif terhada rencana kegiatan konstruksi sebanyak orang. Jika dibandingkan dengan total jumlah enduduk di 5 (lima) desa studi sebanyak jiwa, maka tambahan jumlah enduduk yang berersesi dan bersika ositif terhada rencana kegiatan ada Taha Konstruksi sebesar 12,9%. Persentase masyarakat yang memiliki ersesi dan sika ositif ini dirediksi meningkat lebih besar lagi, terutama jika sebanyak orang yang menerima manfaat langsung dari adanya royek tersebut daat memengaruhi anggota keluarganya. Sedangkan damak gangguan aktifitas nelayan melaut memberikan damak turunan terhada ersesi dan sika masyarakat yang bersifat negatif. Minimal sebanyak ± 255 nelayan yang akan memiliki ersesi dan sika yang bersifat negatif. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan total rumah tangga yang bermata encaharian sebagai nelayan yaitu sebanyak ± 742 rumah tangga nelayan, maka minimal sebesar 34,3% rumah tangga nelayan akan memiliki ersesi negatif terhada kegiatan mobilisasi eralatan dan embangunan dermaga sementara ada Taha Konstruksi. Namun jika dibandingkan dengan total jumlah enduduk di lima desa studi, maka tambahan jumlah enduduk yang memiliki ersesi dan sika negatif terhada kegiatan konstruksi adalah sebesar 0,1%. Berdasarkan analisis sederhana terhada erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada rencana kegiatan ada Taha Konstruksi di atas, jika dihitung selisih besar damak antara enduduk yang memiliki ersesi dan sika ositif dengan enduduk yang memiliki ersesi dan sika negatif, maka selisih besar damaknya sebesar 12,8%. Artinya jumlah masyarakat yang berersesi ositif terhada rencana kegiatan embangunan ada Taha Konstruksi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang akan berersesi dan bersika negatif. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-25 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada ersesi dan sika masyarakat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak Sifat Penting Damak Keterangan Jumlah manusia yang akan menerima manfaat langsung dari adanya 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi adalah sebanyak ± orang. Jumlah masyarakat tersebut yang dirediksi akan memiliki ersesi dan sika ositif terhada kegiatan ada Taha Konstruksi. Jumlah manusia (yang berrofesi sebagai nelayan) yang akan menerima damak negatif langsung dari adanya kegiatan ada Taha Konstruksi adalah sebanyak ± 255 nelayan. Luas wilayah sebaran damak meliuti masyarakat di sekitar taak royek dan nelayan yang bermukim di 5 (lima) desa yang termasuk dalam batas wilayah studi yaitu terutama Waruduwur, Pangarengan, Kanci Kulon, Astanamukti dan Kanci. Luas wilayah sebaran damak akan lebih meluas lagi jika memerhitungkan lokasi asal tenaga kerja konstruksi yang bisa lintas kecamatan dan lintas Kabuaten Cirebon. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-35

87 Prakiraan Damak Penting No Faktor Penentu Damak Penting 3 Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak t Keterangan Damak memiliki intensitas tinggi, karena erubahan ersesi dan sika masyarakat ini akan berengaruh terhada keberlangsungan royek. Dalam engertian, jika ersesi dan sika masyarakat tidak dikelola dengan baik, maka berotensi untuk menimbulkan keresahan masyarakat dan bahkan konflik sosial. Damak ersesi dan sika ositi dari adanya eningkatan endaatan akan berlangsung selama kegiatan enyeraan tenaga kerja ada Taha Konstruksi (50 bulan). Sedangkan Intensitas damak erubahan ersesi dan sika masyarakat yang bersifat negatif relatif kecil, namun lamanya damak berlangsung selama 7 bulan dan damak gangguan aktivitas nelayan juga dimungkinkan berlangsung hingga Taha Oerasi. Tidak terdaat damak turunan dari erubahan ersesi dan sika masyarakat. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Gangguan Penyakit Besaran Damak Damak kesehatan yang timbul dari kegiatan mobilisasi eralatan dan material adalah gangguan ada saluran ernafasan khususnya ISPA. Hal ini terjadi karena eningkatan konsentrasi debu bangkitan terjadi ketika kendaraan melintas dan diengaruhi juga oleh faktor iklim (suhu, curah hujan dan keceatan angin) sehingga mencaai ke emukiman terdekat. Peningkatan konsentrasi debu (PM 10 ) di Kanci, Waruduwur dan Astanamukti masih dibawah baku mutu lingkungan (<150 g/nm 3 ) berdasarkan PP RI No. 41/1999. Akan tetai Menurut WHO, karakteristik, konsentrasi dan waktu aaran olutan akan memengaruhi risiko terhada kesehatan. Nilai konsentrasi debu (PM 10 ) yang daat mengakibatkan gangguan kesehatan yaitu sebesar 50 g/m 3. Rata-rata angka revalensi ISPA di 3 Kecamatan (Mundu, Astanajaura dam Pangenan) yang dilewati kendaraan untuk mobilisasi eralatan dan material sebanyak 145 kasus er 1000 enduduk. Dengan adanya kegiatan ini dierkirakan terjadi eningkatan kasus enyakit saluran ernafasan (ISPA) ada kelomok rentan yang tinggal di Kanci, Waruduwur dan Astanamukti sebanyak 36 kasus er 1000 enduduk-tahun. Jumlah ini bisa melebihi dari yang dierkirakan, karena ISPA meruakan infeksi saluran ernafasan yang disebabkan oleh multi faktor, baik kondisi fisik udara, kuman atogen dan juga virus (Dekes RI). Faktor lain yang daat memengaruhinya seerti status gizi, kebiasaan merokok di dalam ruangan, engelolaan samah dengan cara dibakar serta ventilasi ruangan. Oleh karena itu, olusi udara (debu) bukan enyebab tunggal terhada kejadian ISPA. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-36

88 Prakiraan Damak Penting Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan enyakit daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-26 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan enyakit. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak 5 Sifat kumulatif damak 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak t t t t t t Keterangan Masyarakatyang tinggal yang tinggal Kanciblok Karangmulya, Waruduwur blok Kandawaru dan Astanamukti yang berdekatan dengan jalur mobilisasi eralatan dan material. Daerah yang dilewati untuk kegiatan mobilisasi eralatan dan material yaitu Kanci Kulon, Waruduwur dan Astanamukti. Gangguan ada saluran ernafasan ini bersifat akut dan daat sembuh dalam beberaa hari. ISPA sendiri akan sembuh dengan atau tana engobatan. Gangguan ada saluran ernafasan daat hilang timbul seiring dengan teraar oleh artikulat dan faktor lainnya. Damak turunan akibat meningkatnya gangguan ada saluran ernafasan (ISPA) akan berotensi terhada ersesimasyarakat yang negatif. Damak tidak bersifat kumulatif, karena artikulat yang terhiru saluran ernafasan belum daat mengakibatkan efek kronis. Dengan menurunnya mobilisasi kendaraan kualitas udara akan kembali ada kondisi semula, hal ini akan diiringi dengan enurunan kasus gangguan ada saluran ernafasan (ISPA). Pengobatan yang sudah modern daat menurunkan dengan ceat kasus ISPA Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, gangguan enyakit ada kegiatan mobilisasi eralatan dan material masuk kategori damak enting (d) Peningkatan Lalu Lintas Darat Besaran Damak Damak Peningkatan/gangguan lalu lintas darat muncul karena kegiatan Mobilisasi erlatan dan material, sesuai dengan rencana kegiatan, bahwa mobilisasi material untuk urugan tanah akan membangkitkan jumlah kendaraan er harinya adalah ±200 unit truk er hari berkaasitas 20 m 3, waktu yang dierlukan untuk mobilasi material urugan adalah ± 10 Bulan. Dengan demikian ruas jalan antura akan terjadi enambahan jumlah kendaraan selama ± 10 Bulan, jika diasumsikan waktu yang dugunakan untuk memobilisasi kendaraan adalah jam (12 Jam), berarti dalam sejamnya akan terjadi enambahan kendaraan sekitar 17 Kendaraan. Simulasi yang akan dilakukan adalah menambahkan beban lalu lintas keada ruas jalan ada hari yang adat, adaun untuk engamatan titik 1 (jalan masuk royek sebelah timur) Adendum Andal dan RKL-RPL 3-37

89 Prakiraan Damak Penting berdasarkan rona lingkungan awal terdaat ada hari Sabtu, sedangkan untuk engamatan titik 2 (Daerah Kandawaru) terdaat ada Hari Senin, adaun kinerja ruas jalan setelah di bebankan oleh rencana mobilisasi material urugan, daat dilihat ada tabel di bawah ini: Tabel 3-27 Simulasi Pembebanan Ruas Jalan Pengamatan Titik 1. JAM KENDARAAN SMP BANGKITAN BANGKT SMP SIMULASI DMPK Ke Jateng SABTU SABTU SABTU SABTU SABTU Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon , ,4 20, , ,6 442, ,4 20, , ,7 393, ,4 20,4 312,1 414, ,7 597, ,4 20,4 502,1 618, , ,4 20,4 672,4 507, ,7 636, ,4 20,4 673,1 657, ,8 809, ,8 20,4 1344,6 829, , ,8 23,8 1366,8 1059, ,4 1053, ,8 23,8 1365, ,2 1047, ,8 23, , ,4 20,4 811,4 960, , ,4 20,4 754,4 907,2 Hasil Analisa Konsultan. Tabel 3-28 Simulasi V/C Ratio dan LOS Ruas Jalan Pengamatan Titik 1. JAM WITHOUT SABTU WITH SABTU Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon V/C LOS V/C LOS V/C LOS V/C LOS 0-1 0,11 A 0,12 A 0,11 A 0,12 A 1-2 0,09 A 0,12 A 0,09 A 0,12 A 2-3 0,08 A 0,10 A 0,08 A 0,11 A 3-4 0,13 A 0,16 A 0,13 A 0,16 A 4-5 0,17 A 0,13 A 0,18 A 0,13 A 5-6 0,17 A 0,17 A 0,18 A 0,17 A ,34 A 0,21 A 0,35 A 0,22 A ,35 A 0,27 A 0,36 A 0,28 A ,35 A 0,27 A 0,36 A 0,28 A ,32 A 0,27 A 0,32 A 0,28 A ,21 A 0,24 A 0,21 A 0,25 A ,19 A 0,23 A 0,20 A 0,24 A Adendum Andal dan RKL-RPL 3-38

90 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-29 Simulasi Pembebanan Ruas Jalan Pengamatan Titik 2. JAM KENDARAAN SMP BANGKITAN BANGKT SMP SIMULASI DMPK Ke Jateng SENIN SENIN SENIN SENIN SENIN Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon ,9 139, ,4 20,4 289,3 160, ,5 166, ,4 20,4 251,9 187, ,6 140, ,4 20, , ,7 130, ,4 20,4 155,1 150, ,6 104, ,4 20, , ,1 144, ,4 20,4 241,5 165, ,2 570, ,4 20,4 533,6 590, ,8 493, ,4 20,4 462,2 513, ,3 449, ,8 20,4 435, ,5 437, ,4 20,4 474,9 457, ,7 258, ,4 20,4 302,1 279, ,4 268, ,4 20,4 325,8 289,3 Hasil Analisa Konsultan. Tabel 3-30 Simulasi V/C Ratio dan LOS Ruas Jalan Pengamatan Titik 2. JAM WITHOUT SENIN WITH SENIN Ke Jateng Ke Cirebon Ke Jateng Ke Cirebon V/C LOS V/C LOS V/C LOS V/C LOS 0-1 0,07 A 0,04 A 0,08 A 0,04 A 1-2 0,06 A 0,05 A 0,07 A 0,05 A 2-3 0,05 A 0,04 A 0,06 A 0,04 A 3-4 0,04 A 0,04 A 0,04 A 0,04 A 4-5 0,03 A 0,03 A 0,03 A 0,03 A 5-6 0,06 A 0,04 A 0,07 A 0,04 A ,14 A 0,15 A 0,14 A 0,16 A ,12 A 0,13 A 0,13 A 0,14 A ,11 A 0,12 A 0,12 A 0,13 A ,12 A 0,12 A 0,13 A 0,12 A ,08 A 0,07 A 0,08 A 0,08 A ,08 A 0,07 A 0,09 A 0,08 A Dari hasil simulasi embebanan ada engamatan titik 1 mauun engamatan titik 2, hasilnya indikator kinerja V/C ratio masih di bawah yang di syaratkan yaitu 0,75 Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan lalu lintas darat daat diuraikan sebagai berikut: Adendum Andal dan RKL-RPL 3-39

91 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-31 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan lalu lintas darat. No 1 Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan 2 Luas wilayah enyebaran damak 3 Lama nya damak berlangsung 4 Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Yang terkena damak adalah engguna jalan yang melintas di ruas jalan Pantura yang berbarengan dengan jam mobilisasi material, dimana jumlah kendaraan aling sedikit adalah 122 kendaraan/ jam, sedangkan jumlah kendaraan terbanyak adalah 1381 kendaraan/ jam Luas wilayah enyebaran damak adalah ruas jalan Pantura yang dilalui oleh kendaraan yang memobilisasi material Lama damak berlangsung adalah setia hari selama dari jam (12 Jam) selama kurang lebih 10 Bulan Intensitas mobilisasi adalah setia 3,5 menit terdaat enambahan 1 kendaraan Komonen lingkungan yang terkena damak turunan jika tidak dikelola dengan baik adalah kebisingan, eningkatan udara ambient (damak sekunder), kesehatan masyarakat dan ersesi masyarakat (damak tersier) 5 Sifat kumulatif damak t Damak tidak berdamak kumulatif 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). t t Setelah selesai kegiatan mobilisasi, maka enambahan kendaraan tidak akan terjadi, sehingga kondisinya daat berbalik keada kondisi sebelumnya Damak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Berdasarkan hasil sifat enting damak, maka damak mobilisasi eralatan dan material ada Taha Konstruksi terhada eningkatan lalu lintas darat tergolong sebagai damak enting (d) Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja Penurunan Kualitas Udara Ambien Besaran Damak Dalam kaitannya dengan sumber luasan, sebaran emisi dari ematangan dan enyiaan lahan yang menemati luasan maka daat dikembangkan dari erhitungan sumber titik disersi olusi udara (ersamaan Gauss) menjadi sumber luasan. Jika ada luasan segi emat seerti Gambar 3-7 di bawah, maka daat ditarik garis ke belakang sisi kanan dan kiri luasan tersebut berlawanan arah angin sehingga bertemu di satu titik. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-40

92 Prakiraan Damak Penting Gambar 3-7 Modifikasi erhitungan sumber titik menjadi sumber area. Jika level muka tanah, maka: σ yo S 4,3 Dimana: S = Lebar area segi emat yang ditinjau, m yo = Koefisien disersi horisontal, m (nilainya meruakan fungsi dari arah angin, x, dan kestabilan atmosfer). σ yo meruakan (x + x o ), tetai σ z hanya fungsi x. Dengan mengetahui keceatan angin dan kondisi cuaca maka daat ditentukan kelas stabilitas atmosfer berdasarkan lokasi enerima ada jarak arah angin x, sehingga daat dieroleh nilai σ y dan σ z Setelah diketahui σ yo yang meruakan fungsi (x+xo), maka berlaku ersamaan 1 : dan kemudian konsentrasi olutan (TSP) ada lokasi enerima (resetor) daat dihitung dengan ersamaan berikut: C x,0,0;h π σ Q y(x x0) σ z u Dimana: C = Konsentrasi akhir udara ambien dalam satuan µg/m 3 Q = Laju emisi olutan (gram/detik) u = Rata-rata keceatan angin (m/detik) z = Koefisien disersi vertikal (meter) yo = Koefisien disersi horisontal, m Sedangkan untuk σ z dihitung dengan ersamaan berikut: Kestabilan atmosfer ditentukan berdasarkan keceatan angin dan kondisi cuaca (Tabel 3-32) sedangkan konstanta-konstanta untuk rumus σ y dan σ z diberikan dalam Tabel Cooer, C.D. and F.C. Alley Air ollution Control: A Design Aroach. Waveland Press: Michigan, USA. Adendum Andal dan RKL-RPL 3-41

93 Prakiraan Damak Penting Tabel 3-32 Klasifikasi stabilitas atmosfer. Tabel 3-33 Konstanta untuk rumus y dan z fungsi kestabilan atmosfer. Kegiatan ematangan dan enyiaan lahan meliuti kegiatan erataan tanah dengan bulldozer, menaikkan tanah dengan scraer, mengeluarkan tanah dari scraer, mengangkut tanah dari lokasi dengan scraer, engeluaraan tanah dari truk serta emadatan tanah di taak royek seluas ±40,03 ha. Perhitungan erkiraan konsentrasi TSP selama kegiatan ematangan dan enyiaan lahan ditunjukkan ada Tabel Tabel 3-34 Prakiraan konsentrasi TSP untuk kegiatan ematangan dan enyiaan lahan. No. Kegiatan Emisi Jumlah Faktor gr/detik gr/detik Unit diindahkan/ lb/40 ha Emisi utk 40 Eff=50% * gerakan wkt 7 bl* ** ha 1. Meratakan tanah - Bulldozer 0,75 lb/ton ton ,4 13,21 2. Scraers menaikkan to soil 0,04 lb/ton ton Scraer mengeluarkan to soil 20,2 lb/vmt VMT ** Scraers dalam engangkutan 0,6 lb/vmt VMT Grading 0,6 lb/vmt VMT Truk unloading tanah urug 0,00068 lb/ton ton Pemadatan 0,75 lb/ton ton ,4 13,21 Jumlah 55,07 27,54 Keterangan: *Tinggi urugan = 2,5m - 0,3 m = (tinggi yang diinginkan - tinggi sebelumnya)= 2,2 m (2,5 m 0,3 m). **VMT=Vehicle miles travelled (Jarak dalam mile, yang ditemuh kendaraan). Adendum Andal dan RKL-RPL 3-42

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x1.1000 MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB III

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... 3-1 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI... 3-3 3.1.1 Pengadaan Lahan... 3-3 3.1.2 Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi... 3-13 3.2 TAHAP KONSTRUKSI... 3-18 3.2.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... 3-1 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI... 3-3 3.1.1 Pengadaan Lahan... 3-3 3.1.2 Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi... 3-13 3.2 TAHAP KONSTRUKSI... 3-18 3.2.1

Lebih terperinci

Penentuan sifat penting dampak kegiatan pematangan lahan dan penyiapan areal kerja terhadap penurunan kualitas air sungai.

Penentuan sifat penting dampak kegiatan pematangan lahan dan penyiapan areal kerja terhadap penurunan kualitas air sungai. Dengan menggunakan ersamaan di atas dengan asumsi roorsi buangan sedimen yang masuk ke masing-masing sungai sebesar 50% dari total sedimen yang ditimbulkan kegiatan embukaan lahan (19,36 ton/hari), maka

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015 PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Siti Robiah 1 Seita Ferazona 2 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai Februari 2011 samai dengan Juli 2011 di PT. United Tractors Pandu Engineering yang

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2010

Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2010 Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi nilai sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi Jumlah Pajak yang daat dierhitungkan

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT Rachmawati Rachim 1, Abd. Rahman Kadir 2, Werna Nontji 3 1 Jurusan Keerawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju, 2 Fakultas

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 8 (1) (2012) 1-10 Jurnal Kesehatan Masyarakat htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/kemas PENENTU KEBERHASILAN BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Suherdiyanto. Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak

Suherdiyanto. Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DILUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 005 Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon 1 Analisis aktor-aktor yang Memengaruhi Keuasan Pelanggan Martabak Mercon Billy Tri Budiartha, Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, akultas MIPA, Institut Teknologi Seuluh Noember (ITS) Jalan Arief Rahman

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1) Muhammad Iqna Hibatallah 2) Universitas Ahmad Dahlan 1)2) sumargiyani04@yahoo.om iqnaunyu@gmail.om Abstrak

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS D7 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 75 (-98X Print) Analisis Keuasan Pengunjung Terhada Pelayanan Perustakaan ITS Sandra Yuni Wulandari dan Wahyu Wibowo Jurusan, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah (Prodi Kebidanan Pematangsiantar, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan) ABSTRACT Introduction:

Lebih terperinci

BAB II DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir.

BAB II DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir. 7 BAB II DINAS PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN SAMOSIR A. Sejarah Ringkas Dinas Pendaatan, Keuangan Asset Daerah Kabuaten Samosir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabuaten Samosir

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA TATELU KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA Wulan K. Nangley*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H. Malonda* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GULA KRISTAL PUTIH DENGAN METODE SEVEN TOOLS Lailatus Sholiha, Achmad Syaichu 6 Abstrak: Adanya MEA dan rencana swasembada gula nasional tahun 019 yang mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB ANALISA KINERJA SISTEM INFORMASI TUKAR UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB) PADA KANTOR PELAYANAN KAS BRI PATTIMURA SEMARANG Dhany Andhyka 1, Wellia Shinta Sari 2 1,2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komuter,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN MODUL PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM. Edisi/Revisi A/ Tanggal Juli Halaman dari A. Kometensi Inti KI : Memahami, menerakan, menganalisis,

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK 1 PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK (Studi kasus ada Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiFKIP Universitas Jember angkatan tahun 2011, 2012, 2013) The Difference

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-49303/PP/M.VI/12/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-49303/PP/M.VI/12/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-49303/PP/M.VI/12/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi okok sengketa adalah engajuan banding terhada

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008 erustakaan.uns.ac.id STUD TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDDKAN JASMAN DAN OLAHRAGA D SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGER SE KABUPATEN PURBALNGGA TAHUN 8 Oleh : PANDHUDHARMA SR SATYAN NM : K 46446 AKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH RUMAH KOST

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH RUMAH KOST e-jurnal Matematika Vol. No. Agustus 0, 5-3 AKTOR-AKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMILIH RUMAH KOST SITTI HAJAR, MADE SUSILAWATI, D.P.E. NILAKUSMAWATI 3,,3 Jurusan Matematika, akultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO HARI MOEKTIWIBOWO DAN ADE KRISNADI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRACT PT. Hadinata

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR Ridwan 1,2*, Dewi Irawaty 3, Sutanto P. Hastono 4 1. Akademik Keerawatan

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur D-486 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) 337-350 (30-98X Print) Analisis Pengelomokan Mengenai Perubahan Struktur Keendudukan Dalam Menghadai Era Bonus Demografi Di Kabuaten/Kota Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH : CUT NUR ASMA RANI NIM.08C004046 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO ISSN: 978-5 Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo

Lebih terperinci

Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember Studi Geograis Industri Batu Gaming Di Desa Dan Desa Kecamatan Puger Kabuaten Jember Studi Geograis Industri Batu Gaming Di Desa Dan Desa Kecamatan Puger Kabuaten Jember Ari Dio Esa P Mahasiswa S Pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM:

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM: ARTIKEL PENELITIAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE INKUIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PADANG OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM: 1110013111008

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN

ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN 1 ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN Argumen adalah rangkaian ernyataan-ernyataan yang memunyai ungkaan ernyataan enarikan kesimulan (inferensi). Argumen terdiri dari ernyataanernyataan yang terdiri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Yogyakarta, 27 Agustus 2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CETAK BUKU DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS PADA PT..XYZ Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS LAYANAN POS PAY DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DI PT. POS CABANG PEKANBARU

PRODUKTIVITAS LAYANAN POS PAY DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DI PT. POS CABANG PEKANBARU PRODUKTIVITAS LAYANAN POS PAY DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DI PT. POS CABANG PEKANBARU Idria Maita 1), Indra Robianto 2) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif

Lebih terperinci

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (03) 337-350 (30-98X Print) D-5 Analisis Kaabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia Junta Dwi Kurnia, Sri Mumuni Retnaningsih,

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN

PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN I Ketut Gde Juli Suarbawa I Ketut Bangse Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali

Lebih terperinci

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 204 Pendahuluan Tujuan Kajian ini adalah untuk meninjau Pandangan

Lebih terperinci

pada Fakultas Hukum (FH) Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja.

pada Fakultas Hukum (FH) Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja. KOEFISIEN RELIABILITAS TES HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG TERDIRI ATAS CAMPURAN BUTIR TES PILIHAN GANDA DAN ESAI Oleh Drs. I Nyoman Lemes, S.H., M.H. dan Ketut Wetan Sastrawan, S.H., M.H. 13 Abstrak: Tes

Lebih terperinci

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado FAKTOR-FAKTOR YAG BERHUBUGA DEGA KEPUTUSA PEMILIHA TEMPAT BERSALI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATA KECAMATA IBU KABUPATE HALMAHERA BARAT PROPISI MALUKU UTARA Siska ova Sibua*, D. V. Rombot* * Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34

Jurnal Farmanesia, 9/11(2016), 24-34 Jur Farmanesia 9/() - HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEDAGANG DENGAN KEBERADAAN PEMANIS SAKARIN DAN SIKLAMAT DALAM MINUMAN SIRUP PADA SEKOLAH DASAR (SD) DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN Elly Nurita

Lebih terperinci

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI Any Suryantini, Revrisond Baswir, Dumairy, dan Agus Dwi Nugroho Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada agusdwinugroho@yahoo.com/8562674433

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

HUBUNGAN CARING PERAWAT PELAKSAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN CARING PERAWAT PELAKSAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL HUBUNGAN CARING PERAWAT PELAKSAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Lutfiyati Martiningtyas *) Niken Sukesi **), Muslim Argo Bayu Kusuma ***) *) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KONSTRUKSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UMBULAN

ANALISIS RESIKO KONSTRUKSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UMBULAN EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Siil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-859 Desember 014, Vol. 7 No., hal. 179-188 ANALISIS RESIKO KONSTRUKSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM UMBULAN Firta Riyanti Dewi Kurnia Sari Fakultas

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN OLEH LUKMANUDIN D07.090.5 PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012

HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 HUBUNGAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 Nata Lisa Erviana Sari 1, Lenie Marlinae, 2 Frieda Anie Noor 3

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH Octovina Soumokil (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Angka kematian balita masih cuku tinggi

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield 2.6. Jaringan Saraf Tiruan Hofield Jaringan syaraf Tiruan Hofield termasuk iterative autoassociative network yang dikembangkan oleh Hofield ada tahun 1982, 1984. Dalam aringan Hofield, semua neuron saling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai BAB 2 ANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Smith dan Skousen dalam bukunya Intermediate Accounting sebagai berikut: Barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal erusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Transortasi Perkotaan Sistem transortasi erkotaan daat diartikan sebagai suatu kesatuan menyeluruh yang terdiri dari komonen-komonen yang saling mendukung dan bekerja

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak

Lebih terperinci

MATRIKS INDEKS VARIASI PENDAPATAN (MIVP) TENAGA KERJA

MATRIKS INDEKS VARIASI PENDAPATAN (MIVP) TENAGA KERJA MATRIKS INDEKS VARIASI PENDAPATAN (MIVP) TENAGA KERJA Oleh: Dr. Ir. Sarwani Canon, M.Si (Staf Pengajar/Peneliti Ekonomi Regional, Universitas Negeri Gorontalo) Email: sarwanic@ahoo.co.id dan wanicanon@ahoo.co.id

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

Analisa Risiko Kredit Sepeda Motor Pada PT. X Finance (Studi Kasus Kantor Cabang Wilayah Gresik dan Lamongan)

Analisa Risiko Kredit Sepeda Motor Pada PT. X Finance (Studi Kasus Kantor Cabang Wilayah Gresik dan Lamongan) 1 Analisa Risiko Kredit Seeda Motor Pada PT. X Finance (Studi Kasus Kantor Cabang Wilayah Gresik dan ) Dwi Joko Fachrur Rozi dan Kresnayana Yahya Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Seuluh Noember (ITS)

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

JURNAL ILMU LINGKUNGAN

JURNAL ILMU LINGKUNGAN 14 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 1 Issue : 15-117 (14) ISSN 189-897 PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL-EKONOMI TERHADAP PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : PK-FEB-10 PROSEDUR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Tanggal Terbit : 01/08/11 Lamiran 8.3 FM-FEB-10-02 Rev.00 SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. Mata Kuliah :SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN 2. Bobot :3

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA

FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA PADA ANAK BALITA Susi Hartati,2*, Nani Nurhaeni 3, Dewi Gayatri 3. Akademi Keerawatan Mitra Keluarga Jakarta, Jakarta 3350, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas

Lebih terperinci