BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah kunjungan wisatawan dari negara asal ke negara tujuan wisata atau dari suatu daerah asal ke daerah tujuan wisata. Dengan kata lain, ermintaan ariwisata adalah jumlah total dari wisatawan yang melakukan erjalanan wisata. Menurut teori ekonomi, ermintaan suatu barang meruakan fungsi dari endaatan dan harga barang tersebut dan barang lainnya. Demikian juga halnya, ermintaan ariwisata juga diengaruhi oleh endaatan wisatawan dan harga ariwisata (Stabler, et al., 2010). Karena kedatangan wisatawan mencaku urusan bisnis dan rekreasi, Produk Domestik Bruto (PBD) negara asal wisman digunakan sebagai variabel endaatan dariada menggunakan endaatan ribadi; dan juga sulitnya untuk mendaatkan angka tunggal harga ariwisata yang terdiri dari harga berbagai jenis barang dan jasa, oleh karena itu, harga ariwisata daat direresentasikan oleh Indeks Harga Konsumen relatif, yaitu Indeks Harga Konsumen negara tujuan dibagi dengan nilai tukar mata uang ke dua negara dibagi dengan Indeks Harga Konsumen negara asal wisatawan (Song, et al., 2008). 2.2 Kestasioneran Data Runtun waktu adalah himunan barisan engamatan yang terurut dalam waktu, dengan jarak interval waktu yang sama (Box & Jenkins, 1970). Runtun 5

2 6 waktu yang akan dianalisis daat diangga sebagai salah satu erwujudan dari roses stokastik. Proses stokastik meruakan bagian dari indeks waktu eubaheubah acak Y(ω, t), dengan ω menyatakan ruang samel dan t menyatakan himunan indeks waktu. Secara umum Y(ω, t) daat ditulis sebagai y t dengan t = 0, ±1, ±2, (Wei, 2006). Suatu roses stokastik dikatakan stasioner jika mean dan variansnya konstan dari waktu ke waktu, serta nilai kovarians antara dua eriode waktu tergantung dari jarak (lag) antara kedua eriode waktu itu (y t, y t+k ). Variabel runtun waktu dikatakan stasioner jika memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut: 1. E(y t ) = μ yakni rata-rata dari y konstan 2. var(y t ) = E(y t μ) 2 = σ 2 yakni varians dari y konstan 3. γ k = E[(y t μ)(y t+k μ)] yakni kovarians Misalnya, titik awal y digeser dari y t ke y t+k maka y dikatakan stasioner aabila rata-rata, varians, dan kovarians dari y t+k harus sama dengan rata-rata, varians, dan kovarians y t. Menurut Enders (2004), aabila dilakukan analisis ada data yang tidak stasioner, maka akan memberikan hasil regresi yang alsu (surious regression). Dikatakan regresi alsu aabila dalam meregresikan suatu variabel runtun waktu terhada variabel runtun waktu lainnya kadangkala menghasilkan koefisien determinasi (R 2 ) yang tinggi meskiun tidak ada hubungan yang cuku berarti antara keduanya. Dengan kata lain, data runtun waktu yang diuji tersebut haruslah stasioner, dan aabila data tidak stasioner maka harus dilakukan transformasi kestasioneran melalui roses differencing. Differencing dilakukan untuk

3 7 mentransformasi data deret waktu yang tidak stasioner agar menjadi stasioner (Box & Jenkins, 1970). Menurut Gujarati (2004), roses differencing ertama, dan kedua daat dirumuskan: Differencing ertama: y t = y t y t 1. Differencing kedua: y t = (y t y t 1 ) = y t y t 1 = (y t y t 1 ) (y t 1 y t 2 ) Differencing hingga k kali: = y t 2y t 1 + y t 2. k k y t = ( k i ) ( 1)i y t 1 i=0 (2.1) dengan adalah oerator differencing ertama dan k y t = differencing y t sebanyak k kali. Suatu data runtun waktu yang tidak stasioner tetai menjadi stasioner setelah di-defferencing d kali, maka dikatakan terintegrasi ada orde d, disingkat I(d), yang berarti data tersebut mengandung d akar unit. 2.3 Uji Akar Unit (Unit Root Test) Metode yang daat digunakan untuk menguji kestasioneran data adalah dengan engujian akar unit (unit root test). Teknik engujian unit root adalah dengan membentuk regresi antara y t dan y t 1. Terdaat beberaa uji akar unit, diantaranya adalah uji Augmented Dickey-Fuller (ADF test). Dickey dan Fuller (1981) mengembangkan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF test) untuk menguji adanya keberadaan unit root dalam suatu variabel ada model AR dengan order

4 8 lebih dari satu atau (AR()). Berikut model regresi yang akan diuji ada metode uji Augmented Dickey-Fuller (ADF) untuk model AR(). m y t = μ + βt + δy t 1 + α i y t i + u t (2.2) m dengan δ = i=1 φ i 1 dan α i = j=i+1 φ j, u t adalah variabel gangguan, dan m = 1 adalah anjang lag. Berdasarkan regresi (2.2), daat diilih tiga bentuk model regresi yang akan digunakan untuk melakukan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF), yaitu 1. Model dengan konstanta (μ) dan tren (β), seerti model (2.2) 2. Model dengan konstanta (μ), yaitu: y t = μ + δy t 1 + α i y t i + u t m i=1 i=1 3. Model tana konstanta (μ) dan tren (β), yaitu: m y t = δy t 1 + α i y t i + u t i=1 Berdasarkan model (2.2) daat dibuat hiotesis sebagai berikut: H 0 : δ = 0 atau H 0 : i=1 φ i = 1, H 1 : δ < 0 atau H 1 : i=1 φ i < 1. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi terhada uji ADF berdasarkan hiotesis di atas, dengan menggunakan nilai kritis statistik uji τ atau Dickey-Fuller. Statistik uji τ dieroleh dengan i=1 φ i 1 τ = std.error( φ i i=1 )

5 9 Jika nilai statistik uji τ lebih kecil dari nilai kritis tabel DF atau tabel MacKinnon maka hiotesis nol ditolak yang berarti data runtun waktu bersifat stasioner, sedangkan jika nilai statistik uji τ lebih besar dari nilai kritis tabel DF atau tabel MacKinnon maka hiotesis nol tidak ditolak yang berarti data runtun bersifat nonstasioner. 2.4 Vector Autoregressive (VAR) Metode VAR ertama kali ditemukan oleh Sims (1980). VAR biasanya digunakan untuk menganalisis hubungan sistem variabel-variabel runtun waktu dan menganalisis damak dinamis dari faktor gangguan yang terdaat dalam variabel tersebut. Pada dasarnya analisis VAR bisa diadankan dengan suatu model ersamaan simultan karena dalam analisis VAR memertimbangkan beberaa variabel endogen (deendent/terikat) secara bersama-sama dalam suatu model. Selain itu, dalam analisis VAR biasanya tidak ada variabel eksogen (indeendent/bebas) dalam model tersebut. Menurut Gujarati (2004) kelebihan dari model VAR yaitu ertama, modelnya yang sederhana, semua variabel ada model VAR daat diangga sebagai variabel endogen; kedua, metode estimasi yang sederhana dengan menggunakan Metode Kuadrat terkecil (MKT) ada setia ersamaan secara terisah; dan ketiga, keteatan eramalan (forecast) dari model VAR ada banyak kasus lebih baik dibandingkan menggunakan model dengan ersamaan simultan yang komleks. Adaun kelemahan dari model VAR yaitu: ertama, model VAR bersifat ateoritis (tidak memiliki landasan teori) karena semua variabel di dalam VAR

6 10 adalah endogen dan asek struktur sebab-akibat diabaikan; kedua, mengingat tujuan utama model VAR untuk eramalan, maka model VAR kurang cocok untuk analisis kebijakan; ketiga, emilihan anjang lag yang yang digunakan sering menimbulkan ermasalahan; keemat, semua variabel dalam VAR harus stasioner, jika tidak stasioner maka harus ditransformasi terlebih dahulu; kelima, interretasi koefisien yang didaat berdasarkan model VAR tidaklah mudah. Pada kasus dua variabel, {y 1t } dan {y 2t }, {y 1t } berengaruh terhada {y 2t } dan sebaliknya {y 2t } berengaruh terhada {y 1t }. Dalam VAR efek saling memengaruhi (interrelationshi) seerti ini dimodelkan sebagai berikut: y 1t = b 10 b 12 y 2t + γ 11 y 1,t 1 + γ 12 y 2,t 1 + ε 1t (2.3) y 2t = b 20 b 21 y 1t + γ 21 y 1,t 1 + γ 22 y 2,t 1 + ε 2t (2.4) Dengan asumsi {y 1t } dan {y 2t } stasioner, {ε 1t } dan {ε 2t } bersifat white noise dengan rataan 0, varians masing-masing adalah σ 1 2 dan σ 2 2, dan {ε 1t } dan {ε 2t } tidak berkorelasi. Persamaan (2.3) dan (2.4) meruakan VAR orde ertama karena jumlah lag tertinggi adalah satu. VAR yang sederhana ini meruakan contoh yang berguna untuk memahami VAR dengan jumlah variabel dan lag yang lebih banyak. Persamaan (2.3) dan (2.4) agar daat diestimasi, maka dirubah ke dalam bentuk matriks menjadi: [ 1 b 12 b 21 1 ] [y 1t y ] = [ b 10 ] + [ γ 11 γ 12 2t b 20 γ 21 γ ] [ y 1,t 1 22 y ] + [ ε 1t 2t 1 ε ] 2t atau daat ditulis dengan By t = Γ 0 + Γ 1 y t 1 + u t, dengan: B = [ 1 b 12 b 21 1 ], y t = [ y 1t y ], Γ 0 = [ b 10 ], Γ 2t b 1 = [ γ 11 γ γ 21 γ ], y t 1 = [ y 1,t 1 22 y ], ε t = [ ε 1t 2t 1 ε ] 2t

7 11 Dengan mengalikan B 1 ada kedua sisi, maka dieroleh VAR dalam bentuk standar sebagai berikut: y t = A 0 + A 1 y t 1 + u t (2.5) dengan A 0 = B 1 Γ 0, A 1 = B 1 Γ 1, u t = B 1 ε t. Bentuk VAR standar ada ersamaan (2.5) di atas daat dierluas untuk jumlah variabel dan lag yang lebih banyak. Berikut adalah bentuk VAR standar dengan banyaknya variabel n dan jumlah lag : y t = A 0 + A 1 y t 1 + A 2 y t A 1 y t +1 + A y t + u t (2.6) dengan y t = (y 1t y 2t y (n 1)t y nt ), A 0 adalah matriks konstanta berukuran (n 1), A i adalah matriks koefisien berukuran (n n), i = 1,2,,, dan u t adalah vektor error yang berukuran (n 1). 2.5 Kointegrasi Konse kointegrasi ertama kali dikemukakan oleh Engle dan Granger (1987). Kointegrasi berhubungan erat dengan masalah menemukan suatu hubungan jangka anjang atau keseimbangan jangka anjang. Menurut Engle dan Granger (1987) aabila data runtun waktu terkointegrasi, maka terdaat suatu hubungan jangka anjang di antara data runtun waktu tersebut. Ide dasar kointegrasi adalah mencari kombinasi linear di antara dua eubah yang terintegrasi ada orde d yang menghasilkan sebuah eubah dengan orde integrasi yang lebih rendah. Jika dua atau lebih eubah nonstasioner, tetai kombinasi linear dari eubah-eubah tersebut stasioner, maka eubah-eubah tersebut dikatakan terkointegrasi. Salah satu metode yang daat digunakan untuk menguji aakah data runtun waktu terkointegrasi, adalah uji kointegrasi Johansen. Uji kointegrasi menurut

8 12 Johansen (1988) umumnya hanya untuk variabel yang terintegrasi ada orde satu dan orde nol, yaitu I(1) dan I(0). Langkah-langkah engujian kointegrasi Johansen adalah sebagai berikut: 1. Lakukan uji orde integrasi ada n variabel runtun waktu yang ada dengan menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Berdasarkan definisi, kointegrasi mengharuskan variabel-variabel tersebut terintegrasi ada orde yang sama. Dalam konteks ini eubah harus terintegrasi ada orde satu, I(1). Namun, jika ada variabel yang telah stasioner maka variabel tersebut tidak dimasukkan ke engujian selanjutnya karena analisis kointegrasi hanya dierlukan untuk variabel-variabel runtuk waktu nonstasioner. 2. Plot data untuk melihat ada tidaknya trend linier dan intercet dari masingmasing variabel runtun waktu tersebut. 3. Pemilihan anjang lag dalam ersamaan VAR menggunakan salah satu dari metode: Akaike Information Criterion (AIC), atau Schwarz Information Criterion (SIC). a. AIC: digunakan untuk mengetahui signifikansi model, dirumuskan, ln(aic) = ln u i 2 n + 2k n 2 dengan u i adalah jumlah dari residual kuadrat, k menyatakan jumlah variabel bebas, n menyatakan jumlah observasi. Prosedur emilihan anjang lag dilakukan dengan memilih beberaa anjang lag, biasanya hingga 4, kemudian menggunakannya untuk ersamaan VAR, dan dihitung nilai AIC untuk masing-masing ersamaan dengan anjang lag yang berbeda. Semakin kecil nilai AIC maka semakin baik model yang

9 13 digunakan, sehingga anjang lag yang digunakan adalah anjang lag dari ersamaan dengan nilai AIC kecil (Tsay, 2002). b. SIC: digunakan untuk mengetahui signifikansi model, dirumuskan, ln(sic) = ln ( u i 2 n ) + k n ln(n) Dengan u i2 adalah jumlah dari residual kuadrat, k menyatakan jumlah variabel bebas, n menyatakan jumlah observasi. Kriteria emilihan anjang lag sama dengan AIC, yaitu memilih anjang lag dari ersamaan dengan nilai SIC yang kecil. 4. Menduga matriks Π Untuk suatu model VAR(), yang direresentasikan kedalam bentuk VECM secara umum daat dinyatakan sebagai: 1 y t = Πy t 1 + Π i y t i + u t. i=1 (2.7) Persamaan (2.7) mengandung informasi baik enyesuaian jangka endek dan jangka anjang terhada erubahan y t. Rank matriks Π ditandai dengan r, menentukan beraa banyak kombinasi linear y t yang bersifat stasioner. Jika 0 < r < n, maka terdaat r vektor kointegrasi atau r kombinasi linear yang stasioner dari y t. Dalam kasus ini, Π daat difaktorisasi, sebagai Π = αβ, dengan α dan β adalah matriks n r, dengan α memresentasikan keceatan enyesuaian terhada ketidakseimbangan, dan β adalah matriks dari koefisien jangka anjang dan mengandung vektor kointegrasi.

10 14 5. Menguji jumlah hubungan kointegrasi Trace test meruakan uji untuk mengukur jumlah vektor kointegrasi dalam data runtun waktu dengan menggunakan engujian rank matriks kointegrasi, dinyatakan: λ trace (r) = T ln(1 λ i) n i=r+1 dengan T menyatakan jumlah observasi, λ i menyatakan estimasi eigenvalue yang dihasilkan dari estimasi matriks Π, dan r menyatakan rank yang mengindikasikan jumlah vektor kointegrasi. Dengan mengetahui jumlah r, maka akan diketahui jumlah hubungan kointegrasi di antara data runtun waktu. Hiotesis engujian: H 0 : banyaknya vektor kointegrasi (r) = 0 H 1 : banyaknya vektor kointegrasi (r) > 0 Aturan keutusan: aabila nilai trace statistic lebih besar dari nilai kritis ada tingkat keercayaan α adalah 5 % atau nilai robabilitas lebih kecil dari α adalah 5 % maka hiotesis nol ditolak yang artinya terjadi kointegrasi Adanya kecenderungan bahwa trace test hamir selalu menerima adanya kointegrasi, maka kriteria enerimaan adanya kointegrasi daat ditemuh berdasarkan hasil maximum eigenvalue test (Johansen & Juselius, 1990). λ max (r, r + 1) = T ln(1 λ r+1 )

11 15 Hiotesis engujian: H 0 : λ t = 0, t = r + 1,, n H 1 : λ 1 = λ 2 = = λ n = 0, λ 2 = λ 3 = = λ n = 0, λ 3 = λ 4 = = λ n = 0, r = 0 (tidak terdaat kointegrasi) r = 1 (1 vektor kointegrasi) r = 2 (2 vektor kointegrasi) r = 3 (3 vektor kointegrasi) dan seterusnya. Aabila nilai maximum eigenvalue lebih besar dari nilai kritis ada tingkat keercayaan α atau nilai robabilitas lebih kecil dari α, maka hiotesis nol ditolak yang berarti terindikasi adanya kointegrasi. 2.6 Vector Error Correction Model (VECM) Menurut Enders (2004), Error Correction Model (ECM) meruakan salah satu analisis yang dikembangkan oleh Engle dan Granger. ECM meruakan kelanjutan dari engujian kointegrasi yang bertujuan untuk mengoreksi enyimangan terhada keseimbangan jangka anjang. Dalam analisis ECM, hubungan dinamis jangka endek antarvariabel dalam sistem diengaruhi oleh deviasi/enyimangan dari keseimbangan jangka anjang. Menurut Enders (2004), variabel-variabel dalam ECM adalah variabelvariabel first differencing dalam VAR atau terkointegrasi ada orde satu I(1), sehingga disimulkan bahwa ECM didesain untuk data runtun waktu yang tidak stasioner dan terkointegrasi. Tujuan dari metode tersebut adalah untuk membuat galat yang dihasilkan stasioner. Bentuk umum ECM Engle-Granger daat didefinisikan sebagai berikut: y t = a 0 + a t x t + a 2 EC t + u t (2.8)

12 16 dengan a 2 < 0 dan EC t = y t 1 b 0 b 1 x t 1 sehingga ersamaan (2.8) daat dituliskan: y t = a 0 + a t x t + a 2 (y t 1 b 0 b 1 x t 1 ) + u t. Untuk mengetahui sesifikasi model dengan ECM meruakan model yang valid, daat dilihat ada hasil uji statistik terhada koefisien a 2 dari regresi ertama, yang daat disebut Error Correction Term (ECT). Jika hasil engujian terhada koefisien ECT signifikan, maka sesifikasi model yang diamati valid. Nilai mutlak koefisien ECT menyatakan lamanya waktu yang dierlukan untuk kembali ke arah keseimbangannya. Satuan waktu yang dierlukan bergantung ada jenis data, aabila eriode data adalah quartal, maka lamanya waktu yang dierlukan untuk kembali ke arah keseimbangan adalah a 2 quartal. Sesifikasi ECM membatasi erilaku variabel endogen dalam jangka anjang untuk menuju ada hubungan kointegrasi dan teta memerhatikan dinamika jangka endek. Kointegrasi juga dikenal sebagai error correction term karena deviasi terhada keseimbangan jangka anjang dikoreksi secara bertaha melalui enyesuaian jangka endek. Aabila engujian membuktikan terdaat vektor kointegrasi maka daat menerakan Error Correction Model (ECM) untuk single equation dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk system equation. Vector Error Correction Model (VECM) adalah engembangan model VAR untuk runtun waktu yang tidak stasioner dan memiliki satu atau lebih hubungan kointegrasi (Enders, 2004). VECM meruakan bentuk dari Vector Autoregressive (VAR) yang terestriksi. Restriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi. Pembentukan reresentasi

13 17 secara umum dari Vector Error Correction Model (VECM) yang dieroleh dengan memaniulasi reresentasi umum VAR orde, VAR() ada ersamaan (2.6). Bentuk VECM: 1 y t = Π 0 + Πy t 1 + Π i y t i + u t (2.30) dengan Π 0 = A 0, Π = (I n i=1 A i ), dan Π i = A j i=1 j=i+1. Π 0 adalah vektor konstanta yang berukuran (n 1), Π i adalah matriks koefisien yang berukuran (n n), dan u t adalah vektor white noise (u 1t, u 2t,, u nt ) yang berukuran (n 1).

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI Made Aristiawan Jiwa Atmaja 1, I Putu Eka N. Kencana 2, G.K. Gandhiadi 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012. Penelitian dilakukan di Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo). Penentuan tempat dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian dapat dijadikan landasan dalam setiap tahap penelitian. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), prosedur pembentukan model Vector Error Correction (VEC), dan aplikasi model Vector Error Correction (VEC) pada penutupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Pada bab sebelumnya telah disinggung mengenai error correction model (ECM) seringkali digunakan dalam menguji stabilitas permintaan uang. Penggunaannya karena ECM memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek penelitian, maka penelitian ini hanya menganalisis mengenai harga BBM dan nilai tukar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data 23 III. METODE PENELITIN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember 2009. Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah pengeluaran riil pemerintah (G t ), PBD riil (Y t ), konsumsi (CC t ), investasi (I t ), Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji 35 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab II akan dibahas konsep-konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu ln return, volatilitas, data runtun waktu, kestasioneran, uji ACF, uji PACF, uji ARCH-LM,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data 41 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Analisis integrasi pasar dan transmisi harga merupakan bagian dari analisis data time series. Penelitian ini menggunakan data bulanan pada periode Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 46 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 1986-2010. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Datadata yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Variabel dependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series bulanan periode Mei 2006 sampai dengan Desember 2010. Sumber data di dapat dari Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data sekunder berupa data bulanan periode 1998-2010. Variabel, data, satuan dan sumber data yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Berdsarkan kajian beberapa literatur penelitian ini akan menggunakan data sekunder. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 23 BAB 3 DATA DAN METODOLOGI Model-model ekonometrika yang digunakan di dalam penelitian biasanya merupakan persamaan struktural, yaitu model yang dibangun berdasarkan hubungan antara variabel berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS BARANG KOTA di JAWA TENGAH

ANALISIS KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS BARANG KOTA di JAWA TENGAH Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012 ANALISIS KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Masri Singarimbun dan Sofian Effendi membagi jenis penelitian ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Penelitian Penjajakan (Exploratif Research) yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalampenelitian ini adalah data sekunder (time series). Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalampenelitian ini adalah data sekunder (time series). Data sekunder 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Data Data yang digunakan dalam enelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Jenis data yang digunakan dalamenelitian ini adalah data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2011. Penelitian dilakukan dengan mengunjungi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 69 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian menggunakan data sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan adalah data sekunder dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan dengan cara mengukur variabel yang di lingkari oleh teori atau satu

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 23 2.9 Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian-penelitian terdahulu, hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut : 1 Terjadi integrasi antara pasar beras domestik dengan

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negara dengan jumlah pengangguran paling tinggi di seluruh dunia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negara dengan jumlah pengangguran paling tinggi di seluruh dunia. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian yaitu Negara Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) 41 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series) periode Januari 2001- Desember 2008 yang diperoleh dari publikasi resmi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), III. METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB), SukuBunga Deposito, Inflasi, dan Obligasi PemerintahTerhadap Simpanan

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan bahan bakar alternatif untuk menjawab isu berkurangnya bahan bakar fosil akan meningkatkan permintaan terhadap bahan bakar alternatif, dimana salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuartalan. Periode waktu penelitian ini dimulai dari kuartal pertama tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah serta kemakmuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data sekunder yang digunakan antara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) 3.1 Teori Error Correction Model (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis regresi yang pada dasarnya adalah studi atas ketergantungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN. Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan.

BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN. Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan. BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan. Sebelum dilakukan proses pembaharuan peramalan, terlebih dahulu dilakukan proses peramalan dan uji kestabilitasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang di peroleh antara lain dari literatur, laporan, buku ataupun sumber

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Magetan dengan alasan baik Pemerintah maupun dari penelitian terdahulu belum pernah melakukan penelitian tentang pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika. Editorial Team. : Desak Putu Eka Nilakusumawati, S.Si., M.Si : I Made Eka Dwipayana S.Si. M.Si. Penyunting :

E-Jurnal Matematika. Editorial Team. : Desak Putu Eka Nilakusumawati, S.Si., M.Si : I Made Eka Dwipayana S.Si. M.Si. Penyunting : E-Jurnal Matematika E-Jurnal Matematika merupakan salah satu jurnal elektronik yang ada di Universitas Udayana, sebagai media komunikasi antar peminat di bidang ilmu matematika dan terapannya, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI

BAB III METODE PENELITIAN. Exchange Rate Rp/US$ ER WDI Tax Revenue Milyar Rupiah TR WDI Net Export US Dollar NE WDI 3 BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan permasalahan penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI perpustakaanunsacid digilibunsacid BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian pertama bab kedua ini diberikan tinjuan pustaka yang berisi penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian ini Pada bagian kedua bab

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework 63 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework (BMTF) periode

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 1980-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Pembentukan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan Penggunaan Indeks Kondisi Moneter dan Indeks Kondisi Keuangan dilakukan dengan pembobotan antara masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

(T.2) PENERAPAN THRESHOLD VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (TVECM) PADA DATA INFLASI DAN SUKU BUNGA

(T.2) PENERAPAN THRESHOLD VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (TVECM) PADA DATA INFLASI DAN SUKU BUNGA (T.2) PENERAPAN THRESHOLD VECTOR ERROR CORRECTION MODEL (TVECM) PADA DATA INFLASI DAN SUKU BUNGA Widiyantono 1), Budi Nurani R 2), Gumgum Darmawan 3) 1)Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas

Lebih terperinci

PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL UNTUK ANALISIS HUBUNGAN INFLASI, BI RATE DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT

PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL UNTUK ANALISIS HUBUNGAN INFLASI, BI RATE DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 2 Hal. 9 18 (2014) PENDEKATAN VECTOR ERROR CORRECTION MODEL UNTUK ANALISIS HUBUNGAN INFLASI, BI RATE DAN KURS DOLAR AMERIKA SERIKAT Vector Error Correction Model Approach to

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 sampai Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 sampai Januari 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Kurs),

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 1983-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci