Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)"

Transkripsi

1 BIAStatistika (2) Vol. 4, No., hal Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan Netti Herawati ) Alfian Futuhul Hadi 2) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lamung Jl. Sumantri Brojonegoro No. Bandar Lamung 3545 netti@unila.ac.id 2 ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember afhadi@unej.ac.id ABSTRAK Regresi logistik memainkan eran sentral dalam engamatan eidemiologi. Regresi logistik memiliki odds ratio yang memberikan informasi tentang risiko seseorang didaati sebagai enderita suatu enyakit. Pada kasus tertetu ratio revalensi daat didekati dari odds ratio, dan tidak memberikan erbedaan yang menyesatkan. Namun odds ratio tidak selalu diinginkan. Antara lain, karena ada engamatan common event (engamatan dengan nilai yang banyak), rasio revalensi tidak lagi daat didekati secara langsung dari odds ratio, artimya odds ratio tidak lagi mencerminkan informasi yang diinginkan oleh eidemiologi. Untuk itu dierlukan endekatan lain dalam memeroleh ratio revalensi dari data binomial, antara lain dengan model logbinomial/regresi relative risk/rasio revalensi. Regresi log-binomial, dalam terminologi Model Linier Umum adalah model dengan distribusi Y binomial yanag menggunakan link-function log, sedangkan regresi logistik, menggunakan fungsi link, logit. Pada regresi log-binomial selain masalah ketakkonvergenan, dimungkinkan terjadi endugaan eluang diluar interval -, karena model ini tidak melakukan restriksi <=P(Y=)<=, seerti ada model logistik. Akibatnya, ada saat memodelkan engamatan dengan P(Y=) atau rasio revalensi mendekati, mungkin terjadi masalah. Penelitian ini ingin mengatasi masalah ketakkonvergenan ada log-binomial melalui metode coy (Coy Method) melalui suatu studi kasus enderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Dr. Soebandi Jember. Tulisan ini membicarakan tenang isu masalah ketakkonvergenan ada log-binomial, dengan alternatif enyelesaian menggunakan metode coy (Coy Method). Studi kasus diberikan sebagai ilustrasi data enderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Dr. Soebandi Jember. Kata Kunci: Regresi Rasio Prevalensi, Risiko Relatif, log-binomial, ketakkonvergenan. 35

2 PENDAHULUAN Analisis regresi linier meruakan salah satu metode statistika yang digunakan untuk menyelidiki hubungan antara variabel tak bebas (deendent variable) atau variabel reson dengan variabel bebasnya (indeendent variable) atau variabel enjelas, selain itu regresi linier baik digunakan untuk data reson kontinu. Dalam suatu enelitian terkadang varibel reson yang diamati hanya dibagi dalam dua kemungkinan kejadian. Variabel semacam ini lebih dikenal dengan sebutan variabel dikotomi. Variabel dikotomi yaitu variabel indikator yang terdiri atas data biner ( atau ). Jika data tersebut membentuk suatu kelomok maka daat dimodelkan menurut distribusi Binomial. Sejauh ini model regresi yang aling ouler untuk data biner adalah regresi logostik biner. Regresi logistik memainkan eran sentral dalam engamatan eidemiologi. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, regresi logistik memiliki odds ratio yang memberikan informasi tentang risiko seseorang didaati sebagai enderita suatu enyakit. Untuk mendaatkan informasi tentang risiko seringkali faktor enjelas diukur dalam eubah kategorik yang menunjukkan erbedaan tingkat atau level faktor tersebut. Nilai odds ratio meruakan erbandingan eluang (risiko) seseorang dengan karakter (faktor enjelas ada level) tertentu didaati sebagai enderita enyakit tertentu terhada orang lain dengan karakter (faktor enjelas level) yang lain. Kedua, odds ratio yang dimiliki regresi logistik daat diidentifikasi secara langsung dari suatu studi case-control yang sangat lazim dilakukan dalam riset-riset eidimiologi. Rasio revalensi kemudian daat diduga melalui odds ratio. Pada engamatan kejadian enyakit-enyakit yang jarang terjadi (rare event) nilai odds ratio akan mendekati nilai risiko relatif (relative risk). Selain itu, regresi logistik daat ula digunakan untuk memodelkan kejadian enyakit-enyakit yang lazim terjadi (common event) dalam enelitian cross-sectional atau longitudinal. Dalam hal ini risiko relatif ada kasus ini tidak daat secara langsung dihitung, nilainya un tidak daat begitu saja didekati dari odds ratio. Risiko relatif memberikan informasi yang berguna tentang asosiasi atau keterkaitan. Alasan khusus bahwa risiko relatif lebih disukai dalam memberikan ringkasan tentang asosiasi ada data biner dierkirakan adalah kesulitan memberikan enjelasan yang teat atas interretasi dari odds ratio. Celakanya, meski beberaa eneliti yang mengetahui dengan jelas erbedaan antara odds ratio dan relative risk akan menemui kesulitan untuk menjelaskan intertratsi yang teat tentang odds ratio, mereka teta mengkomunikasikannya keada khalayak umum (Lumley et al. 26) Model log-binomial telah diusulkan sebagai endekatan yang bermanfaat untuk menghitung rasio revalensi. Prevalensi adalah banyaknya subyek yang mengalami kejadian tertentu atau menderita enyakit tertentu ada suatu waktu tertentu. Model log-binomial juga digunakan untuk menganalisa suatu hasil dikotomi. Tidak seerti regresi logistik, angka-angka ada model log binomial dibatasi ada ruang arameter dan MLE mungkin terjadi ada batas ruang arameter. Secara umum, model logbinomial menghasilkan suatu erkiraan dari rasio revalensi yang takbias dengan selang keercayaan untuk rasio revalensi yang mungkin lebih kecil. Perbedaan antara model logistik dengan model log-binomial menjadi hubungan antara variabel bebas dan dari hasil eluangnya. Pada regresi logistik digunakan fungsi logit sedangkan untuk model log binomial, fungsi log yang digunakan. Secara umum, model log-binomial menghasilkan suatu erkiraan yang takbias dari rasio revalensi. Permasalahan Penggunaan regresi log-binomial dalam enelitian eidemiologi untuk memeroleh dugaan bukannya tana masalah. Secara statistika, sebagaimana Model Linier Umum 36

3 (Generalized Linear Models) ada umumnya, regresi logistik dan log-binomial juga menghadai masalah ketakkonvergenan karena roses endugaana arameter yang dilakukan secara iteratif. Ketakkonvergenan daat ula terjadi akibat defisiensi derajat bebas error, ada regresi yang melibatkan beberaa varibel enjelas berkategori. Bila kekonvergenan tidak tercaai, maka nilai odds ratio mauun risiko relatif tidak daat dieroleh, karena roses iterasi yang tidak ernah berhenti. Sementara itu, ada model log-binomial endugaa eluang yang diturunkan dari model (log) mungkin tidak semuanya berada ada interval -. Demikian enting regresi logistik dan log-binomial untuk menghasilkan odds ratio dan resiko relatif dalam studi eidemiologi. Karena itulah tulisan ini akan membicarakan tentang (i) regresi Risiko Relatif (ratio revalensi) dengan model logbinomial, (ii) mengatasi kasus ketidakkonvergenan melalui metode coy (coy methods) serta (iii) memeroleh nilai risiko relatif (rasio revalensi) ada studi kasus data enderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Dr. Soebandi Jember. MODEL REGRESI LOGISTIK Logistik meruakan salah satu metode regresi yang digunakan untuk mencari hubungan antara eubah reson kategori dengan satu atau lebih eubah bebas yang kontinu. Model regresi logistik daat dinyatakan sebagai : ex( β i i ) π ( xi ) = + ex β + β ( ) dengan i =, 2,, n dan = banyak eubah bebas. Bentuk transformasi logitnya adalah π ( i) g (i) = ln ( ) π i ex( β i ) + ex( β i ) = ln ex( β i ) ( ) + ex β i ex( β i ) + ex( β i ) = ln + ex( β + β ) i ex( ) = ln β + β i = ln ex ( β i ) β + β dengan i i = i i, i2, L, i = eubah bebas ke, 2,, dengan nilai engamatan ke-i; dan β β, β, L, = koefisien regresi untuk setia eubah bebas. MODEL LOG BINOMIAL Model log-binomial telah diusulkan sebagai endekatan yang bermanfaat untuk menghitung risiko relatif. Model log-binomial digunakan untuk menganalisa suatu hasil dikotomi. Perbedaan antara model logistik dengan model log-binomial menjadi 37

4 hubungan antara variabel bebas dan dari hasil eluangnya. Pada regresi logistik, fungsi logit digunakan sedangkan untuk model log binomial, fungsi log yang digunakan. Secara umum, model log-binomial menghasilkan suatu erkiraan yang takbias dari risiko relatif. Selang keercayaan untuk risiko relatif yang dihitung mungkin lebih kecil. Model logbinomial tidak konvergen untuk memberikan arameter estimate. Ketidakkonvergenan bisa dilihat dalam hunbungannya dengan rogram software yang memunyai suatu ukuran ketidakkonvergenan yang tidak cuku. Masalah ini daat diatasi dengan memberikan tambahan iterasi dalam roses engeasan model. Skov et al (998) merekomendasikan model log-binomial sebagai ganti model logistik untuk studi cross-sectional. Misalkan Y (/) meruakan tidak/ya tentang eristiwa atau memerlihatkan tanda didalam subjek dengan covarian = (x,,x k ). Kemudian eluang tentang eristiwa dalam subjek adalah = P( Y = ) = ex( β x + L+ β k x k ) Ketika eluang adalah selalu diantara dan, model akan sah hanya jika β β x k x + k Juga = P( Y = ) = = ex( β + β x + L+ β ) Kemudian likelihood untuk model log-binomial L( Y β, ) = ex( β x i K xki ) ( ex( β x j + L+ β K xkj ) yi = yj = dan fungsi log-likelihoodnya adalah Log( Y β, ) = ( β + β x x ) + log( ex( β + β x x )) i K Ki yi = y j = Untuk masing-masing subjek i, domainnya adalah Ω = β K, β : β + β x + L+ β x i {( ) }, K i K Ki Oleh karena itu ruang arameter untuk model log-binomial adalah Ω = I K Ω i= i RASIO PREVALENSI Memelajari suatu hasil yang umum biasanya lebih tertarik ada enghitungan rasio revalensi dari ada odds ratio. Odds ratio mungkin lebih disukai karena bisa digunakan untuk menghitung rasio nilai kejadian. Akan tetai rasio revalensi biasanya lebih mudah ditafsirkan dibanding odds ratio. Odds ratio bisa digunakan untuk memerkirakan rasio revalensi, tetai erkiraan tersebut baik hanya jika revalensinya rendah. Lee (994) dan Lee & Chia (993) merekomendasikan enggunaan model resiko roorsional cox untuk menghitung rasio revalensi. Skov et all (998) merekomendasikan enggunaan model log-binomial, yang secara langsung memodelkan rasio revalensi, dan menunjukkan bahwa metode ini lebih baik dibanding metode resiko roorsional cox (Lumley et al, 26). Model rasio revalensi berasal dari model Regresi log P[Y= ] = logµ = η = β + β + + β () i dimana e β, adalah sebuah rasio revalensi yang membandingkan i yang berbeda dari. Jika P[Y= ] lebih kecil, maka : P [ ] [ Y = ] log P Y = log log it P[ Y = ], P Y = [ ] k x k i K Ki 38

5 dan jika itu benar untuk semua nilai dari, maka model rasio revalensi mendekati model regresi logistik. log it P[ Y = ] = logit μ = α + α + L+ α Jika P[Y= ] lebih besar dariada -5% untuk beberaa nilai engamatan (greenland) kemudian α dan β terlihat berbeda dengan α dan β. Seerti Model Regresi Logistik, ada model regresi rasio revalensi juga meruakan generalized linier model (GLM),(McCullagh & Nelder,989), dengan hubungan log dan fungsi varians V(μ) = µ( μ). Tidak seerti model regresi logistik, model risiko relatif memerlukan batasan untuk β yang diastikan dengan mencoba sisa eluang dalam interval [,]. MLE dan semua estimator yang konsisten telah diusulkan, enyelesaian dari ersamaan n n μ i w( μi )( Yi μi ) = xi μi w( μi )( Yi μi ) = i= β i= dengan ilihan fungsi weight w(.) yang berbeda, sedikitnya dalam situasi dimana solusi untuk ersamaannya ada dalam ruang arameter. Persamaan ini dierkirakan tidak bias untuk beberaa ilihan ada w(.), maka semua estimator akan konsisten., dan akan asimtotik normal seanjang β adalah dalam bagian ruang arameter yang sedang diertimbangkan (McCullagh & Nelder, 989). Seerti model regresi logistik, model regresi resiko relatif memerlukan batasan-batasan β untuk menjamin bahwa robabilitas yang cocok teta berada ada interval [,] (Lumley et al, 26). 39

6 ESTIMASI GENERALIZED LINIER MODEL PADA PROGRAM SAS Pada SAS estimator log-binomial didaatkan hanya dengan memilih ristribusi binomial dan hubungan log. Untuk menghitung standart error yang valid untuk fungsi bobot yang lain menambah baris (SAS Institute Inc, 24) yang memerlukan estimasi yang sesuai dengan data asli dengan satu observasi er individu ini memberikan standar error model robust tana mengubah estimasi enting resiko relatif. Pada SAS menggunakan roc genmod dengan distribusi log-binomial dan fungsi hubungan log. Tidak seerti model logistik, model log-binomial memberikan batasan-batasan ada ruang arameter, dan enghitungan MLE bisa terjadi ada batas ruang arameter, dalam hal ini rog genmod tidak akan konvergen enghitungan yang teat. Metode dengan erluasan data menjadi sejumlah coy-coy data asli yang diatur dengan satu coy data asli dengan kasus kontrol yang dibalik untuk mendaatkan enghitungan yang teat ada standart error rasio revalensi. Metode SAS juga metode erkiraan yang menghasilkan enghitungan-enghitugan yang mendekati enghitungan MLE yang teat dan arameternya yang benar. Proc Genmod ada SAS memaksimalkan kemungkinan dengan menentukan titik atau nilai dimana turunannya sama dengan nol, tidak mamu menemukan suatu enghitungan dalam situasi yang demikian karena rosedur iterasinya tidak konvergen. Masalah yang biasanya muncul dengan satu variabel indeenden, untuk setia observasi yang melibatkan kombinasi-kombinasi tertentu dari tingkat variabel indeenden. Metode Coy Suatu metode baru (coy method) yang meliuti modifikasi data sehingga MLE dalam data yang sudah dimodifikasi mendekati MLE dari data aslinya. MLE ada engaturan data yang sudah dimodifikasi selalu berada dalam ruang arameter, sehingga MLE ini bisa ditemukan dengan menggunakan roc genmod. Lebih sesifik, kita ajukan bahwa engaturan data yang baru dicitakan yang berisi coy-coy C- dari data asli dan coy data asli dengan nilai-nilai Y yang saling menggantikan. Misalnya, daat menggunakan C= dan memiliki 999 coy data asli dan data asli dengan semua nilai Y saling menggantikan. Untuk memertimbangkan ukuran samel yang terus meningkat, kemudian mengalikan standart error yang sudah dihitung. Dengan memasukkan data yang sudah dikembangkan tersebut, berhara bisa memeroleh suatu erhitungan MLE baru yang mendekati enghitungan yang sebenarnya tetai tidak berada ada batas. Tujuannya adalah untuk memilih sejumlah coy sehingga enghitungan baru tersebut juga dekat dengan batas sehingga software tidak bisa menghitungnya. Pada SAS belum mengalami masalah ini, tetai kadangkadang roc genmod tidak konvergen ketika jumlah coynya terlalu kecil. Metode tersebut meliuti erluasan data yang diatur agar bisa menjadi jumlah yang sangat besar dari coy-coy data asli yang diatur dengan satu coy data asli dari kasus kontrol yang daat dibalik. Standart error yang dihitung dari rasio revalensi ada data yang dierluas ini kemudian diatur untuk mendaatkan erhitungan yang teat ada standart error rasio revalensi (Deddens, J.A. Petersen, M. R. & Lei,. 26). METODOLOGI Sebagaimana kerangka logis riset (gambar ), tahaan enyelesaian masalah ketakkonvergenan ada regresi logistik adalah:. Memeriksa kejadian takkonvergen ada model logistik dan log-binomial. 2. Mengatasi ketakkonvergenan, melalui enggunaan model log-binomial dengan algoritma coy (COPY method) (Deddens, J.A. Petersen, M. R. & Lei,. 26) 3. Mendaatkan nilai dugaan rasio revalensi dari model log-binomial. Studi kasus eidemiologi yang dugunakan dalam enelitian ini adalah data tentang enyakit demam berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. 4

7 Soebandi Jember tahun 26. Sedangkan variabel yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, waktu tahan hidu (hari), status (mati atau sembuh), kondisi asien (stadium) dan trombosit. Peubah-eubah yang digunakan untuk membuat model regresi risiko relatif adalah sebagai berikut :. Peubah reson (Y) adalah kejadian seseorang dengan kasus demam berdarah dengue (DBD). Dengan mengindikasikan sembuh dan mengindikasikan meninggal. 2. Peubah enjelas () antara lain : a. Jenis kelamin (SE), yaitu dibagi menjadi 2 kategori antara lain: Wanita, dengan indeks ; dan Laki-laki, dengan indeks. b. Usia (AGE), yaitu dibagi menjadi 2 kategori : 5 tahun, dengan indeks ; dan > 5 tahun dengan indeks STUDI EPIDEMIOLOGI REGRESI RASIO PREVALENSI (RELATIVE RISK REGRESSION A LOG BINOMIAL MODELS) REGRESI LOGISTIK Konvergen? YA Konvergen? TIDAK TIDAK YA ODDS RATIO COPY METHOD RASIO PREVALENSI Gambar. Kerangka Logik Riset c. Hari (DAY), dalam hal ini hari yang dimaksud adalah waktu seseorang dengan kasus DBD daat bertahan hidu. d. Status, yaitu dibagi menjadi 2 kategori antara lain : Sembuh, dengan indeks ; dan Meninggal, dengan indeks. e. Stadium, yaitu kondisi seseorang dengan kasus DBD (stadium, stadium 2, stadium 3, dan stadium 4). Trombosit, yaitu dibagi menjadi 2 kategori yaitu (). / μl, dengan indeks ; dan (2) >. / μl, dengan indeks. 4

8 HASIL DAN DISKUSI Ketakkonvergenan Model Logistik dan Log-Binomial Dari model yang digunakan ada data studi kasus, ditemui ketakkonvergenan ada model logistis. Kita daat menggunakan model Log-binomial sebagai alternatif ketika model logistik tidak konvergen. Namun model log-binomial juga sangat mungkin menalami hal yang sama. Keuntungan memnggunakan model log-binomial adalah daat dierolehnya rasio revalensi secara langsung dari model. Sedangka ada model logistik akan menghasilkan odds ratio, yang mana tidak selamanya odds ratio ini daat mendekati nilai rasia revalensi yang diinginkan oleh studi eidemiologi. Pemodelan log-binomial daat dilakukan menggunakan SAS melalui PROC GENMOD dengan distribusi binomial dan fungsi hubung log. Model log binomial memberikan batasan-batasan ada ruang arameter, dan enghitungan MLE bisa terjadi ada ruang arameter. Metode roc genmod yang memaksimalkan kemungkinan dengan menentukan titik atau nilai dimana turunannya sama dengan nol, tidak mamu menemukan suatu enghitungan, hal ini disebabkan karena roses iterasi yang tidak konvergen (lihat gambar 2). PROC GENMOD did not converge on the original data set. Continuing with COPY method... _ Algorithm converged. PROC GENMOD CONVERGED FOR THE COPY METHOD. Gambar 2. Ketakkonvergenan ada model log-binomial Mengatasi Ketakonvergenan Model Log-Binomial dengan Metode Coy Pada kasus dimana terjadi ketakkonvergenan seerti ada kasus ini, daat dilakukan endekatan metode coy melalui macro-sas %r_coylr.. Metode tersebut meliuti erluasan data yang diatur agar menjadi jumlah yang sangat besar dari coy-coy data asli yang diatur dari satu coy data asli dengan semua nilai Y yang saling menggantikan.. Dalam enelitian ini data yang digunakan adalah data demam berdarah, sebanyak 36, dengan coy =. Standar error yang dihitung dari rasio revalensi ada data yang dierluas ini kemudian diatur untuk mendaatkan erhitungan yang teat ada standar error rasio revalensi. Model rasio revalensi yang dieroleh dari data demam berdarah (DBD) dengan model log binomial, dengan model Log binomial sebagai berikut : P( Y = ) = ex( β i + β2 2i k ki) Dengan menggunakan data demam berdarah (DBD) yaitu data enelitian yang akan dilihat aakah variabel enjelas akan memerbesar atau memerkecil eluang terjadinya Y(variabel reson), didaat modelsebagai berikut : ( ) P Y = = ex dimana 5 = 4 dan 6 =, 7 = 2, 8 = adalah kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium, 5 7 adalah kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium 2, 5 8 adalah kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium 3, 42

9 Dari model yang dieroleh daat diketahui juga bahwa aabila arameter estimate β yang dieroleh dihitung rasio revalensi (e β ) yaitu seerti ada tabel... : Dari Tabel. daat diketahui bahwa nilai rasio revalensi (e β ) >, yaitu ada arameter estimate ( β ) yang bernilai ositif. Dengan variabel enjelas stadium, stadium 2, stadium 3, hari (day), dan jenis kelamin eremuan, yang memunyai nilai rasio revalensi.26879,.26875,.26668,.2, dan Hal ini daat diartikan bahwa ada variabel enjelas yang memunyai nilai rasio revalensi (e β ) >, memunyai eluang sembuh yang lebih besar, yang diengaruhi oleh variabel enjelas stadium, stadium 2, stadium 3, hari (day), dan jenis kelamin eremuan. Untuk nilai rasio revalensi (e β ) <, yaitu ada arameter estimate ( β ) yang bernilai negatif. Dengan vaiabel enjelas kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium, dengan stadium 2, dan dengan stadium 3, yang memunyai nilai rasio revalensi ,.86736, dan Hal ini daat diartikan bahwa ada variabel enjelas yang memunyai nilai rasio revalensi (e β ) <, memunyai eluang sembuh yang kecil, yang diengaruhi oleh variabel enjelas kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium, dengan stadium 2, dan dengan stadium 3. Untuk nilai rasio revalensi (e β ) =, yaitu ada arameter estimate ( β ) yang bernilai.. Variabel enjelas Stadium 4, Jenis kelamin laki-laki, kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium 4, dan kombinasi jenis kelamin laki-laki dengan stadium, 2, 3, 4, memunyai nilai rasio revalensi, karena dijadikan kategori acuan. Sedangkan ada variabel enjelas Usia (age) dan Trombosit nilai rasio revalensi (e β ) yang sama dengan daat diartikan variabel tersebut kurang berengaruh, karena erbedaan nilai trombosit dan usia tidak memberikan erbedaan eluang sembu/sehat. Tabel 2. Hasil analisis arameter estimate model log-binomial dengan metode coy Variabel Penjelas Parameter estimate ( β ) Rasio Prevalensi (e β ) Adjusted P_Value Stadium **). Sradium **). Stadium **).8 Stadium Usia (age).. ns).9729 Hari (day).2.2 ns).9228 JKP ns).283 JKL.. - Trombosit.. ns) JKP*Stadium ns).955 JKP*Stadium ns).89 JKP*Stadium ns).55 JKP*Stadium 4.. ns) - JKL*Stadium,2,3,4.. ns) - Dengan melihat nilai adj -valuenya ada Tabel 2, daat diinterretasikan bahwa variabel enjelas lamanya asien dirawat (hari), umur, jenis kelaminnya, jumlah trombositnya, dan interaksi antara jenis kelamin dengan tingkat stadiumnya tidak berengaruh nyata terhada status kesembuhan seorang asien. 43

10 Sedangkan ada variabel enjelas stadium,2, dan 3 memunyai nilai adjusted - value yang lebih kecil dari taraf nyata.5 (adj_-value <.5). Hal ini berarti bahwa variabel enjelas stadium yang dilihat dari tingkatan kritisnya seorang asien yaitu stadium,2, dan 3, memunyai engaruh yang nyata terhada model atau dengan kata lain status kesembuhan asien yang terkena demam berdarah diengaruhi oleh stadium,2, dan 3. Estimasi Rasio Prevalensi Hasil nilai rasio revalensi yang dieroleh dengan metode coy daat dilihat ada Tabel 2. Interretasi hasil rasio revalensi ada Tabel 2, daat diketahui bahwa nilai rasio revalensi ada variabel enjelas stadium yaitu ada stadium,2, dan 3 memunyai nilai rasio revalensi (RP) >, sedangkan stadium 4 memunyai nilai rasio revalensi (RP) =, hal ini berarti stadium 4 dijadikan sebagai acuan embading bagi stadium,2, dan 3. Pasien dengan stadium, 2, dan 3 memunyai eluang untuk sembuh sekitar.26 kali liat lebih besar dariada stadium 4. Lebih teatnya, asien dengan stadium bereluang sembuh kali lebih besar dariada asien dengan stadium 4, asien dengan stadium 2 bereluang sembuh.2687 kali lebih besar dariada asien dengan stadium 4, sedangkan asien dengan stadium 3 bereluang sembuh kali lebih besar dariada asien dengan stadium 4. Pada variabel enjelas usia (age) memunyai nilai rasio revalensi (RP) >, hal ini berarti semakin tinggi umurnya maka memunyai eluang untuk sembuh lebih mudah. Pada variabel enjelas hari (day) memunyai nilai rasio revalensi (RP) >, yang berarti semakin lama asien dirawat maka eluang untuk sembuh juga semakin besar. Pada variabel enjelas jenis kelamin eremuan memunyai nilai rasio revalensi (RP) >, sedangkan jenis kelamin laki-laki memunyai nilai rasio revalensi (RP) = sebagai acuan embanding, hal ini berarti asien yang memunyai jenis kelamin eremuan memunyai eluang untuk sembuh.5 kali liat lebih besar dariada asien yang memunyai jenis kelamin laki-laki. Pada variabel enjelas trombosit memunyai nilai rasio revalensi (RP) <, yang berarti jumlah trombosit ada asien memunyai eluang yang kurang berengaruh ada kesembuhan. Pada variabel enjelas kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium, dengan stadium 2, dan dengan stadium 3 memunyai nilai rasio revalensi (RP) <, hal ini berarti bahwa variabel-variabel enjelas tersebut memunyai eluang untuk sembuh.867 kali liat lebih kecil dibandingkan dengan variabel enjelas kombinasi antara jenis kelamin eremuan dengan stadium 4, dan kombinasi antara jenis kelamin laki-laki dengan stadium,2,3,4 yang memunyai nilai rasio revalensi (RP) =. 44

11 PENUTUP Dari hasil enelitian yang telah dilakukan, beberaa kesimulan yang daat diambil antara lain :. Metode Coy sebagai solusi yang daat digunakan ketika data yang dimodelkan dengan log-binomial gagal menuju konvergen. 2. Kasus kesembuhan demam berdarah (DBD) ada tulisan ini menunjukkan bahwa yang aling berengaruh adalah stadium asien saat mendaatkan enanganan medis. Dengan memerhatikan angka revalen rationya daat dikatakan bahwa asien dengan stadium, 2, dan 3 memunyai eluang untuk sembuh sekitar.26 kali liat lebih besar dariada asien yang dtangani saat telah mencaai stadium 4 (amat arah). Atau dengan kata lain kegagalan enangan DBD akan naik dengan terlambatnya enanganan. 3. Pada studi eidemiologi, yaitu ada studi kasus demam berdarah (DBD) yang dgunakan ada enelitian ini, dilihat dari nilai rasio revalensinya mauun nilai adjusted -valuenya variabel enjelas stadium meruakan variabel enjelas yang memunyai engaruh eluang untuk sembuh aling besar. UCAPAN TERIMA KASIH. ProgramHibah Kometisi A-2 Jurusan Matematika FMIPA Unversitas Lamung 2. Seluruh ihak yang telah membantu engumulan data. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari * * Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email :

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari *) *) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email

Lebih terperinci

D-109 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

D-109 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print) D-9 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4 No 25 2337-352 23-928X Print Pemodelan Log Linier dan Regresi Logistik Biner Bivariat ada Hasil Medical Check-U Pegawai Negeri Siil PNS Institut Teknoi Seuluh Noember

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 49-53 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON I PUTU YUDANTA EKA PUTRA 1, I PUTU EKA

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANALISIS MODEL PERSAMAAN REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA DATA STATUS GIZI BALITA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKURANGAN GIZI Skrisi disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu, 4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) Shaifudin Zuhdi, Dewi Retno Sari Saputro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt *

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt * 6 IV PEMBAHASAN 4. Penentuan Titik Teta Model Dinamika Titik teta ersamaan (3. dieroleh dengan menentukan dt, dt dan dv. Sehingga menurut ersamaan tersebut dieroleh titik teta s d N s dt T, T, V, T, kn

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) Nusyirwan 1) Khoirin Nisa 1)

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) Nusyirwan 1) Khoirin Nisa 1) Regres Raso Prevalens dengan Model Log-Bnomal: Isu Ketakkonvergenan Nett Herawat ) Alfan Futuhul Had 2) Nusyrwan ) Khorn Nsa ) ) Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Lamung Jl. Sumantr Brojonegoro No. Bandar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN MODUL PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM. Edisi/Revisi A/ Tanggal Juli Halaman dari A. Kometensi Inti KI : Memahami, menerakan, menganalisis,

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Vol.14, No. 2, 159-165, Januari 2018 Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Sutrianah Burhan 1, Andi Kresna Jaya 1

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI

GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI GENERALIZED LINEAR MODELS (GLM) UNTUK DATA ASURANSI DALAM MENENTUKAN HARGA PREMI Agus Supriatna 1), Riaman 2), Sudradjat 3), Tari Septiyani 4) Departemen Matematika, FMIPA Unpad Jalan Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

Diterima 30 Januari 2014, direvisi 26 April 2014 ABSTRAK

Diterima 30 Januari 2014, direvisi 26 April 2014 ABSTRAK 296 NATURAL B, Vol. 2, No. 3, Aril 2014 Pemodelan Geograhically Weighted Regression dengan Pembobot Fixed Gaussian Kernel ada Data Sasial (Studi Kasus Ketahanan Pangan di Kabuaten Tanah Laut Kalimantan

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014

KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 KUISIONER HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PETUGAS TERHADAP LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR TAHUN 204 Pendahuluan Tujuan Kajian ini adalah untuk meninjau Pandangan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI

PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA BERDASARKAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 58 65 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN REGRESI POISSON DAN BINOMIAL NEGATIF DALAM MEMODELKAN JUMLAH KASUS PENDERITA AIDS DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan adanya ermasalahan yang ditemukan oleh enulis yakni mengenai validitas CAPM di dalam engalikasiannya terhada engukuran

Lebih terperinci

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru

Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru Regresi Poisson dan Penerapannya Untuk Memodelkan Hubungan Usia dan Perilaku Merokok Terhadap Jumlah Kematian Penderita Penyakit Kanker Paru-Paru IIN SUNDARI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang paling populer digunakan dalam sebuah penelitian untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semua data yang terdaat ada kuesioner ini akan dirahasiakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori ini aan dibahas materi-materi aa saja yang menunjang materi yang dibahas ada bab selanjutnya. Adaun materi-materi tersebut adalah analisis variansi, metode

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel 5 II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Regresi Poisson Analisis regresi merupakan metode statistika yang populer digunakan untuk menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel prediktor

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SAESAR DI RSUD DR.M.HAULUSSY AMBON Mintje M.Nendissa (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Kematian ibu daat disebabkan karena kehamilan dan ersalinan ibu

Lebih terperinci

Kajian Partial Least Squares (Studi Kasus: Regresi Cox-PLS)

Kajian Partial Least Squares (Studi Kasus: Regresi Cox-PLS) J. Sains Dasar 0 3() 6-68 Kaian Partial Least Squares (Studi Kasus: Regresi Cox-PLS) [A Study of Partial Least Squares (Case Study: Cox-PLS Regression)] Retno Subekti dan Rosita Kusumawati Jurdik Matematika,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma (

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma ( I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA

PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 11-16 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN REGRESI ZERO-INFLATED NEGATIVE BINOMIAL (ZINB) UNTUK PENDUGAAN KEMATIAN ANAK BALITA NI MADE SEKARMINI 1, I KOMANG GDE SUKARSA

Lebih terperinci

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017

Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Generalized Ordinal Logistic Regression Model pada Pemodelan Data Nilai Pesantren Mahasiswa Baru FMIPA Universitas Islam Bandung Tahun 2017 Generalized Ordinal Logistic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

10 Departemen Statistika FMIPA IPB

10 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK35) 0 Departemen Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referensi Waktu Tabel Kontingensi Struktur peluang tabel kontingensi Perbandingan

Lebih terperinci

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Peneraan Generalized Additive Model (GAM) ada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Rosalinda Nainggolan 1, Yudhie Andriyana 2, Achmad Bachrudin 3 Deartemen Statistika, Universitas Padjajaran, Bandung

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

Perluasan Geographically Weighted Regression Menggunakan Fungsi Polinomial

Perluasan Geographically Weighted Regression Menggunakan Fungsi Polinomial Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 17, Hal. 15- -ISSN: 58-4596; e-issn: 58-46X Halaman 15 Perluasan Geograhically Weighted Regression Menggunakan

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar Vol., No., 35-47, Juli 3 Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar Anisa Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor. Pada umumnya analisis regresi

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON

PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON PEMODELAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSION PADA REGRESI POISSON Rena Muntafiah 1, Rochdi Wasono 2, Moh. Yamin Darsyah 3 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation Pada Model Regresi Logistik Biner

Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation Pada Model Regresi Logistik Biner Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 215 Implementasi Metode Penalized Maximum Likelihood Estimation Pada Model Regresi Logistik Biner (Implemetation of Penalized

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO)

MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) MODEL LOG-LINEAR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HIPERTENSI (STUDI KASUS: RSUD ABDOE RAHEM SITUBONDO) IMAMUDDIN KAMIL 1, MADE SUSILAWATI 2, I PUTU EKA NILA KENCANA 3 1,2,3, Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

KONSISTENSI ESTIMATOR

KONSISTENSI ESTIMATOR KONSISTENSI ESTIMATOR TUGAS STATISTIKA MATEMATIKA II Oleh 1. Wahyu Nikmatus S. (121810101010) 2. Vivie Aisyafi F. (121810101050) 3. Rere Figurani A. (121810101052) 4. Dwindah Setiari W. (121810101054)

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pasien ART Rendahnya imunitas dan beratnya keadaan klinis pasien saat memulai ART mempengaruhi lamanya proses perbaikan imunologis maupun klinis pasien. Tabel 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 6(2) (2017) UNNES Journal of Mathematics htt://journal.unnes.ac.id/sju/index.h/ujm PERBANDINGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (PLS) DAN PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION (PCR) UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan matematika dan penerapannya dalam berbagai bidang keilmuan selalu mencari metode baru untuk memudahkan dalam memprediksi dan menaksir

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 781-790 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KETAHANAN HIDUP PENDERITA TUBERKULOSIS DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LOKASI DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM MEMILIH MINIMARKET DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CART

ANALISIS PENGARUH LOKASI DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM MEMILIH MINIMARKET DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK DAN CART -ISSN 1979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA STATISTIKA 10() 017: 119-130 htt://ejournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika ANALISIS PENGARUH LOKASI DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN DALAM MEMILIH MINIMARKET DENGAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik SCS Sungai Serayu Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran sungai

Lebih terperinci

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi

Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Optimasi Modifikasi Hydrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Cisangkuy Dengan Metoda Otimasi Ariani Budi Safarina ABSTRAK Metoda hydrograf satuan sintetik dierlukan untuk menentukan arameter banjir di daerah aliran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada embahasan dalam metode enelitian ini akan menguraikan mengenai (a) Identifikasi variabel enelitian, (b) Defenisi oerasional variabel enelitian, (c)metode engumulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aakah terdaat engaruh dan hubungan antara total nilai aset reksa dana dengan risiko asar reksa dana (beta), standar

Lebih terperinci

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA Jurnal Matematika Murni dan Teraan εsilon Vol. 07, No.01, 013), Hal. 13 0 KAJIAN KONSEP RUANG NORMA- DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA Wahidah 1 dan Moch. Idris 1, Program Studi Matematika

Lebih terperinci

OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas. OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas

OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas. OLS, LASSO dan PLS Pada data Mengandung Multikolinearitas Jurnal ILMU DASAR Vol. 11 No. 1, Januari 010 : 83 91 83, dan Pada data Mengandung Multikolinearitas, dan Pada data Mengandung Multikolinearitas Yuliani Setia Dewi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Drs. C. Jacob, M.Pd

PENDAHULUAN Drs. C. Jacob, M.Pd PENDAHULUAN Drs. C. Jacob, M.Pd Email: cjacob@ui.edu. Pengantar Umum Untuk mengerti matematika tertulis, kita harus mengerti aa yang membuat suatu argumen matematis benar, yaitu, suatu bukti. Untuk elajaran

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci