ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO"

Transkripsi

1 ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO BERBAGAI KESALAHAN PENEMPATAN DARI SIRKUIT ANALOG Tadjuddin Hadhany * Abstract This Paper relate with error detection in linear analogy circuit, this ethod propose based circuit exication voltage and have developed to plasent an error source. By using invarian algebra of error substance. Coputaritatinally it depend in check coution consistency and inconsistency such as linear equetion. Key word: analogy circuit, linear equetion Abstrak Tulisan ini berhubungan dengan berbagai pendeteksian kesalahan untuk sirkuit analog linier. Metoda diusulkan didasarkan pada pengukuran voltase eksitasi sirkit analog dan telah dikebangkan untuk penepatan suatu suber kesalahan. Dengan enggunakan invarian secara aljabar tertentu dari unsur-unsur yang salah. Secara koputerisasi, itu tergantung saat engecek konsistensi atau inkonsistency yang sesuai satuan persaaan linier. Kata kunci: Sirkuit analog, persaaan linier. Pendahuluan Baru-baru ini telah ada pertubuhan inat akan uji coba sirkuit analog, e.g., [ ]-[6]. Sasaran pengujian yang utaa akan eeriksa apakah sirkit, telah enghasilkan, Kesusaian spesifikasi yang diperlukan atau tidak. jika tidak, itu perlu dideteksi suber yang ana dala kasus jaringan yang tidak cocok, terutaa, untuk enandai adanya koponen dala keadaan tidak cocok. Keudian unsur-unsur atau bagian jaringan yang ana berisi unsur-unsur tersebut yang dapat digantikan atau diperbaiki. Dengan suatu kesalahan kita tidak berarti hanya suatu yang kecil tak dikehendaki atau sirkuit terbuka tetapi juga lebih uu adanya perubahan besar dala nilai dari suatu unsur w.r.t. nilai noinalnya. Tentu saja dengan berasusi bahwa desain jaringan dala bentuk topologi seperti halnya nilai noinal dari paraeter dikenal. Kesalahan analisa terdiri dari dua langkah: Kesalahan penepatan dan kesalahan evaluasi. Kesalahan penepatan bisa dilakukan dengan etoda engidentifikasi seua nilai unsur, e.g., [ ], [ 3], [ 8], [ ],[5]. dan ebandingkan nilai-nilai nyata dan yang noinal. Begitu juga kesalahan evaluasi dilaksanakan secara serepak. Pendekatan ini, bagaianapun dapat disikapi dari berbagai kesulitan terutaa jika jaringan bukan koponen-nilai aka dapat dipecahkan. Pada uunya kita encari satu, dua, atau beberapa kesalahan dengan asusi bahwa seua nilai-nilai unsur yang lain adalah cukup dekat pada nilai noinalnya. Ada beberapa dokuen yang berhubungan dengan analisa kesalahan tanpa engidentifikasi seua unsur-unsur, kebanyakan berupa penepatan kesalahan tunggal, Ini bisa dilakukan dengan ebangun suatu odel kesalahan dengan enggunakan siulasi koputer * Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

2 Berbagai Kesalahan Penepatan dari Sirkuit Analog (Tadjuddin Hadhany) engenai kesalahan kegagalan tunggal [ ],[6]. pendekatan lain enggunakan invarian nilai unsur geoetris atau analitis tertentu berubah [ 4],[5], [ 9], [ ], [ 4]. Sebagian dari hal tersebut enggunakan liniarisasi di titik yang noinal, sehingga penepatan suatu besar kesalahan adalah sah dengan asusi bahwa atriks kepekaan tetap. Metoda Yang lain didasarkan pada invarian yang sah sesuai perubahan besar tetapi ini telah dikebangkan untuk penepatan kesalahan tunggal saja. Pendekatan ini berdasarkan pertibangan berharga karena eungkinkan untuk berhubungan dengan udah seperti halnya kesalahan karena kegagalan dan usaha koputer diperlukan jauh lebih kecil dibandingkan di dala kasus odel kesalahan. Tulisan ini eberikan suatu pendekatan baru untuk kesalahan penepatan di dala pengetahuan yang ada sebelunya. Linier analog dan kuuplan jaringan dipertibangkan. Suatu etoda untuk berbagai hal seperti kesalahan penepatan tunggal diusulkan. Metoda ini didasarkan pada pengecekan konsistensi atau inkonsistensi dari persaaan tertentu yang invarian pada unsur yang salah. Test pengukuran dilakukan pada frekwensi tunggal dan terdiri dari pengukuran tegangan pada saat adanya arus eksitasi.. Teori Berbagai Kesalahan Penepatan Secara teori awal untuk berbagai kesalahan penepatan diperkenalkan di dala bagian ini dinyatakan dengan asusi bahwa tidak ada kesalahan koponen dala jaringan yang diduga tetap nilai noinalnya. Dala prakteknya ternyata tidak ada kesalahan unsur-unsur nilai yang nyata enyipang dari nilai noinal sesuai toleransi yang ditentukan. Ini akan epunyai suatu dapak pada ipleentasi suatu etoda yang enjadi pebahasan berikutnya. Gabar.Jaringan dengan k kesalahan bersaa yang ditunjukkan dengan (n+k) diana n adalah tepat pengukuran. Ipedansi atriks tergantung pada nilai noinal dari koponen jaringan. Asusi bahwa ada k kesalahan bersaa di dala jaringan. Kesalahan, yaitu i,e berubah w.r.t nilai noinal dapat diwakili secara eksternal sejulah tepat besar ( n+k) jaringan ditunjukkan pada gabar. Asusikan juga bahwa n, n>k, tegangan dapat diukur. Tepat pengukuran tidak perlu berbeda dari tepat kesalahan tetapi kita engasusikan untuk kepentingan keadaan uu. Pengukuran dan tepat kesalahan diuraikan, berturutturut oleh: dan [ ] T Δ......() [ I I I ] T Δ I......() X X X [ ] T Δ X... I X...(3) X X X T [ I I... In ] X X X X X X [ ΔY ΔY... ΔY ] T Δ. n k+ n...(4) Diketahui bahwa (n+k) jaringan terdiri dari seua koponen dari jaringan orginal yang epunya nilai n n k k 77

3 Jurnal SMARTek, ol. 6, No. 3, Agustus 008: noinal. Uraiannya tidak tergantung pada kesalahan anapun. Asusi bahwa atriks ipedansi (n+k) tepat jaringan ada. Sesuai dengan gabar aka: x x x xx I I x...(5) Tepat pengukuran dala sirkuit terbuka atau dari suber arus sendiri diteukan vektor pusat tegangan sesuai keadaan tidak adanya kesalahan: x0 I (6) Sehingga perubahan vektor tegangan Δ- 0 dapat ditunjukkan sebagai: Sehingga, Δ 0 x Δ I...(7) Δx I x...(8) x adalah atriks segiepat yang eiliki lebih dari satu baris. Asusi bahwa x adalah kelopok atriks kolo penuh yang diteukan sebagai penyelesaian persaaan (8) sebagai berikut: I x T T ( x x ) xδ...(9) Oleh karena itu eliinasii I x dari (8) dan (9) sehingga diperoleh persaaan: T T [ ( ) ] Δ 0...(0) x x x x Persaaan (0) eberikan hubungan antara tegangan,,..., n pada seua koponen jaringan kecuali Y, Y,...Yk tanpa ada perubahan dan tetap valid nilainya pada (Y, Y,...Yk dari 0 hingga. Dengan kata lain koefisien (0) hanya tergantung pada nilai noinal dari seua koponen lain. Penggunaan notasi ĂA(A T A) - A T...() Untuk sebuah kolo penuh atriks A, pada bagian sebelah kiri ditulis kebali : (Žx-)Δ...() Pengukuran vektor lainnya untuk tegangan berubah Δ sehingga dapat dihitung seperti ditunjukkan dala persaaan (). Nilainya saa dengan 0 tanpa elihat perubahan koponen ΔY, ΔY,..., ΔYk jika koponen lainnya telah epunyai nilai noinal. Dengan kata lain jika persaaan () berbeda dari nol aka ada koponen yang epunyai kesalahan selain dari Y, Y,...,Yk. Agar dapat enepatkan k kesalahan bersaa aka kita harus engkalkulasi kebutuhan yang serupa dengan persaaan () pada seua kobinasi yang ungkin terdiri dari k koponen, yaitu: ( x ) Δ, i,,..., p...(3) k Diana p adalah julah seluruh koponen. Dala atriks x perhitungan dilakukan dari ujicoba desain noinal data base, tetapi dari pertibangan koputer hal ini sangat erepotkan karena banyaknya perbedaan (n+k) dari tepat jaringan yang eiliki noor kobinasi p. Berikut k ditunjukkan sebuah hubungan siulasi jaringan untuk sebuah tujuan. Metode ini adalah perwujudan dari gabar. Hubungan dari jaringan dinyatakan dengan: ^ ^ T T I...(4) x ^ x T T x ^ x xx I 78

4 Berbagai Kesalahan Penepatan dari Sirkuit Analog (Tadjuddin Hadhany) Gabar. Hubungan utaa jaringan siulasi dari koifisien persaaan 0 Biarkan Î 0, sehingga diperoleh : x T x I ^...(5) Diana I adalah sebuah hubungan jaringan vektor eksitasi. Dengan n eksitasi linear sendiri n I,,...., aka diperoleh persaaan : ^ X ^ ^ ^ n xn T [... ] [ I... I ]... x......(6) Yang dapat diselesaikan untuk T x. Solusi Yang paling sederhana dapat diperoleh dengan enerapkan suatu unit arus, Yang terdiri dari seua tepat pengukuran ( lihat gabar ), Keudian: dan ^ ^ n [ I... I ]...(7) ^ x T [... ]...(8) x T Keuntungan dari pendekatan ini adalah adanya hubungan jaringan digairahkan di tepat pengukuran dengan engabaikan kobinasi tepat kesalahan yang sedang dipertibangkan. Begitu kita ^ xn eerlukan n siulasi jaringan bersaa ( dengan LU Faktorisasi yang saa), dala rangka eperoleh koefisien dari pesaaan ( 3) untuk seua kobinasi yang ungkin k koponennya. Ditetapkan suatu suber unit tegangan dan tepat pengukuran ke seberang seua kopenen noinal jaringan. Pilihlah nilai yang sesuai dengan suatu odel kobinasi koponen yang kita teukan bersesuaian dengan. x Dengan adanya kesalahan k di dala jaringan aka dapat kita deteksi atau lakukan peeriksaan sesuai persaaan (3). Wujud dari kesaaan suatu kesalahan koponen dinyatakan saa dengan nol dan yang lainnya diyatakan ungkian ada perbedaan. Bagaianapun juga dapat dideteksi kobinasi kesalahan sesuai persaaan (0) diperlukan untuk enjadi andiri di dala bagian tertentu. Dengan tepat kita tidak ungkin enghadapi situasi diana dua atau lebih persaaan secara serepak untuk Δv 0. Tetapi ini bukanlah hal tidak ungkin. Sebagai contoh seandainya unsur Y dala keadaan salah aka dilakukan pengecekan seua persaaan untuk dua kesalahan, seua persaaan harus sesuai dengan kobinasi berisi Y. Sebagai contoh YY3.. dilengkapi. Dengan kata lain adalah pantas yang dua persaaan engikuti forat persaaan (0) Serepak dilengkapi untuk Δv Tertentu. tetapi biasanya indikasi seperti itu tidak ada. Ini enjadi kasus yang sangat enarik. Konsep persaaan blok sendiri akan ebantu enyelesaikan persoalan ini. Dapat diperlihatkan bahwa pada bagian ini ditepatkan koponen yang diperlukan: i j x x 0 (9) Pendekatan awal dilakukan dengan asusi ada ipedansi atriks. Asusi ini enyatakan tidak uunya 79

5 Jurnal SMARTek, ol. 6, No. 3, Agustus 008: keberadaan ipedansi atriks dala jaringan yang paling praktis. Suatu asusi kruical enjadi satu perhatian dala atriks Yang ana x pada persaaan (8) untuk enjadi urutan kolo penuh, Asusi diartikan bahwa di sana ada bagian k pada baris yang berdiri sendiri sebagi x. baris ini bersaa pada tegangan yang dapat digunakan dala suatu penentuan koponen. Begitu kita dapat engidentifikasi secara khusus koponen ΔY x, ΔY x,..., ΔYk x. Ini dapat dilihat secara langsung dari persaaan (5) karena akan enyusahkan sebagai solusi dala persaaan (8) aka : x x I + xx I x...(0) Diana I erupakan eksitasi vektor: karena keseluruhan bagian kesalahan kecil ΔYi tetapi juga untuk kesalahan kegagalan Y0 atau Yi. Lebih dari itu etode ini udah diperluas untuk endeteksi kesalahan yang lebih uu seperti shorts antara nonincident nodes. Kita dapat sederhanakan dengan epertibangkan nonexisting antara koponen. seperti nodes sebagai nilai noinal koponen Y0 dan keudian epertibangkan sehingga dapat engurangi kesalahan. 3. Kasus Tertentu: Kesalahan Penepatan Tunggal Untuk enentukan kesalahan penepatan tunggal aka kita harus engukur dua tegangan dan, sebagai contoh keluaran dan asukan tegangan. Penggunaan dari jaringan dengan kesalahan tunggal ditunjukkan di dala gabar 3, aka: () I x iδyi Gabar 3. Representasi dari jaringan dengan kesalahan tunggal dengan epat lubang jaringan dengan beban eksternal ΔY Nilai noinal Y 0 sebagai kelengkapan dari lubang epat. Lubang eksitasi diukur untuk enunjukkan indikasi yang terjadi. Seperti yang ada di dala gabar [3] koponen yang seakin tak dikenal untuk diidentifikasi au tidak au seakin tidak dapat diidentifikasi dengan keterbatasan pengukuran. Dengan kata lain ada keterikatan bagian atas untuk k di ana bisa dikebangkan (0) dan sebagai konsekuensi untuk endeteksi k kesalahan bersaa. Pada akhirnya diharapkan untuk encatat bahwa pendekatan adalah benar bukan Sehingga Δ Δ Δ Δ Δ Δ Δ () 0 iδyi I i (3) Eliinasi Ii dari persaaan (3) sehingga diperoleh: Δ Δ 0...(4) 4 4 Perlu diketahui bahwa untuk enghilangkan salah satu koponen dari 4 dan 4 harus berbeda dari nol. 80

6 Berbagai Kesalahan Penepatan dari Sirkuit Analog (Tadjuddin Hadhany) T T (a) (b) Gabar 4. Hubungan siulasi jaringan utaa dengan keofisien sesuai pers (5) Persaaan (4) dapat dilengkapi jika seua koponen lainnya eiliki nilai noinal. Dala rangka enepatkan kesalahan tunggal di dala jaringan aka kita harus eruuskan dan eeriksa persaaan yang serupa dengan (4) pada seua koponen jaringan. Sehingga dapat diruuskan atas pertolongan hubungan siulasi jaringan ( lihat gabar 4). Pertaa tetapkan satu unit arus keudian lakukan pengukuran dan hitung persipangan tegangan pada seua koponen Û, Û,... Ûp. Setelah itu ulangi kebali dengan enetapkan satu unit arus dan lakukan pengukuran dan untuk koponen Û, Û,... Ûp. dan forulasikan persaaannya: Δ Δ 0 i,,...,p...(5) i i Sekarang perhatikan persaaan (9) sehingga dapat dibuat sebagai: i. i det j. j 0...(6) Diana i j walaupun suatu kasus yang agak jarang terjadi keungkinan tidak seua faktor penentu (6) adalah berbeda dari nol. Ini terjadi jika dua koponen berada paralel atau ereka adalah geoetris ke satu saa lain w.r.t pengukuran tegangan. Di dala kasus lain perubahan suatu pengukuran test dapat eperbaiki perasalahan ini. 4. Beberapa Pertibangan Praktis Seperti pada Bagian II, nilai nyata dari koponen dapat enyipang dari nilai noinal abang toleransi yang diizinkan. Begitupun dala prakteknya kita kadang enghadapi perasalahan sesuai persaaan (3) diana ada perbeda an lebih dari satu hal sesuai dengan julah koponen yang salah dan endekati nol. Ini dapat diuraikan oleh konsistensi persaaan yang tidak jelas. Pada bagian ini kita akan enaksir ekspresi dari konsistensi yang tidak jelas. Pertibangkan pers. (0) sesuai dengan kobinasi yang salah dala penulisan, untuk ebuat kesederhanaan, di forat enjadi: Px ε...(7) Di sini P ( x - ) dan X Δ dikenal dari pengukuran dan disain yang asli, yang beruturan. Disepakati bahwa suatu penyipangan koponen yang bukan erupakan kesalahan adalah: IIεII 0...(8) 8

7 Jurnal SMARTek, ol. 6, No. 3, Agustus 008: Di sini IIεII enandakan nora Euclidean. Pada sisi lain, kita elengkapi pers. (0) yang eang harus disesuaikan noinalnya di dala toleransi yang ditentukan, yaitu: ( P+ΔP)(x+Δx) 0...(9) Pada awal order perkiraan; pesanan pertaa, (8) dapat diperkirakan enjadi: IIεII IIP Δx II+IIΔPxII...(30) yang digunakan pada daerah P dapat ditunjukkan sebagai bagian: IIPII sup IIPxII...(3) IIxII Sehingga: IIPIII....(3) Pada sisi lain, suatu first-order perkiraan ΔP enjadi: Jika ΔP -(Δx) T P-P(Δx)...(33) Δx (Δx)( t xx) - t x...(34) Dari pers. (34) dapat diperkirakan keseluruhan daerah toleransi oleh: IIΔMXII δ...(35) Dengan cara yang saa, noinal Δx ( suatu perubahan enyangkut titik noinal toleransi yang ditentukan dala bidang pengukuran tegangan) dapat diperkirakan : IIΔxII ξ...(36) Dan kedua-duanya ξ dan δ ( sesungguhnya, δ, untuk i,,, p k sesuai dengan seua kobinasi koponen k) dan dapat dihitung dari analisa toleransi. Seperti disebutkan pada pers. (30)-(36) dan dapat ditaksir pers. (8) sebagai: Atau II ε II δ β δ δ II x II.(37) II ε II + δ IixII...(38) dengan enggunakan pers.(37) atau (38), yang ana saja lebih kecil. Bagian Sisi kanan dari perkiraan (37) dan (38) berisi, tentang dua terinologi diana enafsiran seperti berikut. Noor satu berarti penting dan enyangkut kesalahan dari order; Perubahan saa besar yang bisa diijinkan dari titik noinal di dala ruang pengukuran. Istilah yang kedua tergantung pada seberapa besar penyipangan pengukuran Δ yang dikurangi oleh faktor kecil. Dari pers. ( 37) dan ( 38) eliputi konsistensi yang tidak jelas dan di harapkan bahwa II ε II adalah jauh lebih kecil dibanding bagian sisi kanan pers. ( 37) dan (38). Dala beberapa hal, ungkin terjadi lebih dari satu pernyataan engenai pers. (3) elengkapi perkiraan pers.(37) dan (38). Alat-Alat ini erupakan kobinasi bersesuaian yang tidak dapat dibedakan oleh algorita dan sering digunakan dala pengukuran jika diperlukan. 5. Contoh Kasus Contoh: Pertibangkan suatu jaringan yang epunyai habatan sederhana dengan nilai noinal koponen Gi, i..., Asusi bahwa, karena penepatan single-fault, jaringan diarahkan di tepat ' dan pengukuran voltase diabil di lubang ' dan 33', Untuk Iz tanggapan noinal adalah 5/8 dan 33 /8. Kita gapang teukan pers. (5) sesuai dengan koponen berikut dala jaringan sebagai: ⅛ Δ'- ⅝ Δ 33' 0...( 39a) 8

8 Berbagai Kesalahan Penepatan dari Sirkuit Analog (Tadjuddin Hadhany) ⅛ Δ+ ⅜ Δ 33' 0...( 39b) /8 Δ'- /8 Δ 33' 0...( 39c) ⅜ Δ'+ ⅛Δ 33' 0...( 39d) ⅜ Δ'- ⅛Δ 33' 0...( 39e) Suatu tegangan dala pengukuran arus ' /3 dan 33' /6 epunyai Δ' Δ33'/4 dan berpesan bahwa (39c) dilengkapi dengan yang lainnya. Mengupaakan kesalahan tunggal di dala koponen di teukan unsur G3 yang bertanggung jawab untuk respon yang salah dari G3 0.5 penggunaan diberi tanggapan. Seperti pada bagian sebelunya dapat juga dipertibangkan suatu existing koponen yang ada nilainya G3 0 diantara nodes dan persaaan yang sesuai adalah: 4/8Δ'+ 4/8Δ33' 0...(39f) Tegangan dala pengukuran arus ' 33' 3/8 kita dapat aati bahwa hanya itu yang sesuai. Situasi ini sesuai dengan suatu hubungan antara nodes dan Kesipulan Suatu pendekatan baru untuk penepatan kesalahan telah diperkenalkan berdasarkan konsistensi dan inconsistency pengecekan dari persaaan tertentu yang invarian pada koponen yang salah. Teori ini dapat digunakan untuk berbagai hal seperti penepatan kesalahan tunggal dan tergantung pada tegangan dala pengukuran arus dala kaitan dengan eksitasi yang ada dan penerapanyan pada frekwensi tunggal. Banyaknya tegangan yang terukur harus lebih besar dibanding banyaknya kesalahan bersaa yang sedang ditepatkan. Teori ini diasusikan bahwa tidak ada koponen kesalahan dari jaringan peneria nilai noinal yang sesuai, secara detail dipertibangkan dapak toleransi dan sudah disipulkan bahwa penyipangan dari nol dari persaaan yang sedang dievaluasi dapat dihubungkan dengan perubahan jika diijinkan dari noinal tegangan dan penyipangan yang terukur dari suatu kesalahan. 6. Daftar Pustaka S.N. Talukdar, E. Cardoso, Artificial Intelegence Technologies for Power Operation, Electric Power Research Inst, Polo Alto, CA. K. Koai, T. Sakaguchi, Artificial Intelegence Method for Power Syste Fault Diagnosis, IEE Conference Publication. F. Hein, Expert Syste Using Pattern Recognition by Real Tie Signals. M. S. Sachdev (Co.ordinator ) Coputer Relaying. IEEE Tutorial, Text, Publication M,S. Sachdev (C-ordinator), Microprocessor Relays and Protection Syste, IEEE Tutorial, Text, Publication A. G. Phadke, A. Politis, J. S. Thorp, Iproved Protection and Control of Power Syete With Digital Coputers. CIGRE Paris. C. Fuki, J. Kawakai, An Expert Syste for Fault Section Estiation Using Inforation fro Protective Relays and Cicuit Breakers. IEEE Trans on Power Delivery. G.D. Rockefeller, C,I. Wagner, Adaptiv Transission Concepts for IprovedPerforance. 83

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah

Lebih terperinci

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil Prosiding SI MaNIs (Seinar Nasional Integrasi Mateatika dan Nilai Islai) Vol.1, No.1, Juli 017, Hal. 1-5 p-issn: 580-4596; e-issn: 580-460X Halaan 1 Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PADA PENGELOMPOKKAN STASIUN POS HUJAN UNTUK MEMBUAT ZONA PRAKIRAAN IKLIM (ZPI) (Studi Kasus Pengelopokkan Zona Prakiraan Ikli (ZPI) dengan Data Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK -LEVEL Model hirarki -level erupakan odel statistik ang digunakan untuk enganalisis data ang bersarang, atau data ang epunai struktur hirarki -level.

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP E-Jurnal Mateatika Vol. 3, No. Januari 204, 25-32 ISSN: 2303-75 PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP JOKO HADI APRIANTO, G. K. GANDHIADI 2, DESAK PUTU EKA

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELimination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE ELiination Et Choix Traduisant La RealitA (ELECTRE) Linda Marlinda Jurusan Teknik Koputer, AMIK Bina Sarana Inforatika Jl.RS

Lebih terperinci

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran 2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date Perfora (2003) Vol. 2, No.: - 5 Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pebatas Coon Due-Date Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Abstract This paper

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME Moh. Affaf 1, Zaiful Ulu 1, STKIP PGRI Bangkalan, ohaffaf@stkippgri-bkl.ac.id, zaifululu@stkippgri-bkl.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION

IMPLEMENTASI PANORAMIC IMAGE MOSAIC DENGAN METODE 8 PARAMETER PERSPECTIVE TRANSFORMATION IMPLEMENTSI PNORMIC IMGE MOSIC DENGN METODE 8 PRMETER PERSPECTIVE TRNSFORMTION Rud dipranata, Hendra Litoo, Cherr G. Ballangan Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan

Algoritma Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan Algorita Pencarian A* dengan Fungsi Heuristik Jarak Manhattan Puanta Della Maharani Riyadi - 13507135 Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10, Bandung If17135@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process (F-AHP) (Studi Kasus : SMA Brawijaya Smart School) Jurnal Pengebangan Teknologi Inforasi dan Ilu Koputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hl. 2095-2101 http://j-ptiik.ub.ac.id Siste Pendukung Keputusan Penentuan Guru Berprestasi Menggunakan Fuzzy-Analytic

Lebih terperinci

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01 Lapiran 3 LKS Siulasi Tertutup 01 A. Standar Kopetensi Menerapkan konsep kelistrikan dala berbagai penyelesaian asalah dan berbagai produk teknologi. B. Kopetensi Dasar Meforulasikan besaran-besaran listrik

Lebih terperinci

SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER

SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER Aidy Ily, Rully Soelaian Jurusan Pasca Sarjana Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Inforasi,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID

IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON OURCE 3.1 Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat coon source sinyal kecil. 2) Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN METODE ELIMINATION AND CHOICE TRANSLATION REALITY (ELECTRE) KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Inforasi dan Koputer) Volue I, Noor, Oktober 27 ISSN 259765 (edia online) ISSN 25976 (edia cetak) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN INTERNET SERVICE PROVIDER MENERAPKAN

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNARI BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNARI BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME Jurnal Inforatika dan Koputer (JIKO) Volue, Noor, Septeber 017 KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNARI BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME Moh. Affaf 1), Zaiful Ulu Kedua ) 1,

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Perancangan Online Berbasis Web Pada PT ANH PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Akhsani Taqwiy ), Novan Wijaya 2) Koputerisasi Akuntansi, STMIK GI MDP eail: akhsani.taqwiy@dp.ac.id

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT SHORT-RUN F DENGAN V DARMANTO NRP 131 01 07 DOSEN PEMBIMBING Dr. Muhaad Mashuri, MT. PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

PENGUJIAN ALAT UKUR DAYA DIJITAL MENGGUNAKAN PIRANTI STANDAR YOKOGAWA CA71. Hari Prijanto *)

PENGUJIAN ALAT UKUR DAYA DIJITAL MENGGUNAKAN PIRANTI STANDAR YOKOGAWA CA71. Hari Prijanto *) Buletin Pengelolaan Reaktor uklir. Vol. 7 o. Oktober 00: 5-0 PEGUJIA ALAT UKUR DAYA DIJITAL MEGGUAKA PIRATI STADAR YOKOGAWA CA7 Hari Prijanto *) ABSTRAK PEGUJIA ALAT UKUR DAYA DIJITAL MEGGUAKA PIRATI STADAR

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA Zuhnia Lega 1, Agusni, Supriadi Putra 1 Mahasiswa Progra Studi S1 Mateatika Laboratoriu Mateatika

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci