KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 Bank Indonesia Palangka Raya

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 ini dapat diselesaikan. KER disusun selain untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia, juga untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia di bidang Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran. Selain itu, dalam laporan ini dikaji pula halhal lain yang terkait dengan perkembangan perekonomian meliputi perkembangan keuangan daerah dan ketenagakerjaan serta kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah. Selanjutnya, kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan bagi kajian ini. Hubungan yang baik ini diharapkan dapat ditingkatkan lagi di masa yang akan datang. Masukan dari berbagai pihak akan sangat membantu guna lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengguna kajian ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu melimpahkan ridhonya dan memberikan kemudahan kepada kita semua dalam upaya meningkatkan kinerja. Palangka Raya, Mei 2011 BANK INDONESIA PALANGKA RAYA Amanlison Sembiring Pemimpin Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... v RINGKASAN EKSEKUTIF... vii INDIKATOR PEREKONOMIAN REGIONAL KALIMANTAN TENGAH... xi 1. BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Gambaran Umum Sisi Permintaan Konsumsi Investasi EksporImpor Sisi Penawaran Sektor Ekonomi Dominan Sektor Ekonomi Non Dominan BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH Gambaran Umum Sisi Penawaran Sisi Permintaan Ekspektasi Masyarakat Inflasi Bulanan (mtm) Inflasi Triwulanan (qtq) Inflasi Tahunan (yoy) dan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Indikator Survei Bank Indonesia BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Gambaran Umum Perkembangan Kelembagaan Perkembangan Aset Perkembangan Dana Pihak Ketiga Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 ii

4 3.5. Perkembangan Penyaluran Kredit Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM Perkembangan Suku Bunga Perbankan BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Gambaran Umum Perkembangan Pendapatan Daerah Perkembangan Belanja Daerah Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Provinsi Kalimantan Tengah BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Gambaran Umum Transaksi Pembayaran Tunai Penyediaan Uang Layak Edar Penemuan Uang Palsu Kas Titipan di Sampit Transaksi Keuangan Secara Non Tunai Transaksi Keuangan dengan Kliring Transaksi Keuangan dengan Real Time Gross Settlement (RTGS) BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Gambaran Umum Perkembangan Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Pengangguran Nilai Tukar Petani BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH Perkiraan Ekonomi Daerah Perkiraan Inflasi Informasi Strategis Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB sisi Permintaan (yoy)... 2 Tabel 1.2 Realisasi Investasi PMDN Kalimantan... 5 Tabel 1.3 Realisasi Investasi PMA Kalimantan... 5 Tabel 1.4 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Sektor Penggunaan... 7 Tabel 1.5 Angka Produksi Pertanian Kalimantan Tengah... 8 Tabel 2.1 Perkembangan Harga di Kota Palangka Raya...15 Tabel 2.2 Perkembangan Harga di Kota Sampit...16 Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran...17 Tabel 2.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi/Deflasi Januari Tabel 2.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi/Deflasi Februari Tabel 2.6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi/Deflasi Maret Tabel 2.7 Perkembangan Inflasi Triwulanan Menurut Kelompok Pengeluaran...22 Tabel 2.8 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Menurut Kelompok Pengeluaran...23 Tabel 2.9 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran...23 Tabel Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah...31 Tabel 3.2 Dana Pihak Ketiga Menurut Kab/Kota Kalteng Triwulan I2011 (Rp Juta)...33 Tabel 3.3 Penyaluran Kredit Penggunaan Per Kota/Kabupaten (Rp Juta)...35 Tabel 3.4 Penyaluran Kredit Sektoral Per Kota/Kabupaten (Rp Juta)...35 Tabel 4.1 APBD Kalimantan Tengah Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Kalimantan Tengah (s.d. Maret 2011)...44 Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Belanja Kalimantan Tengah (s.d. Maret 2011)...44 Tabel 4.4 Pembiayaan Proyek Utama Tabel 8.1 Angkatan Kerja (orang)...51 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 iv

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah (yoy)... 1 Grafik 1.2 IKK dan IKE Survei Konsumen... 3 Grafik 1.3 Ketepatan Waktu Pembelian Barang dan Jasa... 3 Grafik 1.4 NTP Kalteng... 3 Grafik 1.5 Penjualan Kendaraan Bermotor... 3 Grafik 1.6 Perbandingan Pertumbuhan Konsumsi BBM RT dan PDRB Kons. RT... 3 Grafik 1.7 Belanja Pemerintah... 3 Grafik 1.8 Pertumbuhan Investasi dan Ekonomi (yoy)... 4 Grafik 1.9 Komposisi Proses Usaha Investasi... 5 Grafik 1.10 Komposisi Proses Usaha Investasi... 5 Grafik 1.11 Rencana Investasi SKDU... 5 Grafik 1.12 Pertumbuhan Nilai Ekspor Impor Kalteng... 6 Grafik 1.13 Pertumbuhan Volume Ekspor... 6 Grafik 1.14 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Kalteng... 6 Grafik 1.15 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pertanian (yoy)... 8 Grafik 1.16 Kapasitas Produksi Sektor Pertanian... 8 Grafik 1.17 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... 9 Grafik 1.18 PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Pertumbuhan Kredit... 9 Grafik 1.19 Saldo Bersih Tertimbang... 9 Grafik 1.20 SBT Situasi Bisnis Perusahaan di Sektor PHR... 9 Grafik 1.21 PDRB Pertambangan dan Kredit Lokasi Proyek Pertambangan...10 Grafik 1.22 Produksi Batu Bara Kalteng...10 Grafik 1.23 Saldo Bersih Tertimbang Sektor Pertambangan...10 Grafik 1.24 PDRB dan Kredit Sektor Industri Pengolahan...11 Grafik 1.25 Perbandingan Pertumbuhan Konsumsi BBM Industri dan PDRB Industri...11 Grafik 1.26 Kapasitas Produksi Sektor Industri Pengolahan...11 Grafik 1.27 Saldo Bersih Tertimbang Sektor Industri Pengolahan...11 Grafik 1.28 Arus Penumpang Bandara...12 Grafik 1.29 Laju Pertumbuhan dan Kredit Pengangkutan dan Komunikasi (yoy)...12 Grafik 1.30 Saldo Bersih Tetap Sektor Pengangkutan dan Komunikasi...12 Grafik 1.31 Laju Pertumbuhan PDRB dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa (yoy)...13 Grafik 1.32 Laju Pertumbuhan Sektor dan Pertumbuhan Kredit (yoy)...13 Grafik 1.33 Saldo Bersih Tetap Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan...13 Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Kalimantan Tengah (yoy)...14 Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Kalteng dan Inflasi Nasional...14 Grafik 2.3 Perkembangan Inflasi Kota Palangka Raya dengan Nasional (yoy)...14 Grafik 2.4 Perkembangan Inflasi Kota Sampit dengan Nasional...14 Grafik 2.5 Ekspektasi Harga 3 bulan y.a.d Grafik 2.6 Perkiraan Harga Barang dan Permintaan 3 bulan y.a.d Grafik 2.7 Inflasi mtm Palangka Raya dan Sampit...17 Grafik 2.8 Andil Inflasi Palangka Raya...18 Grafik 2.9 Andil Inflasi Sampit Januari Grafik 2.10 Andil Inflasi Palangka Raya...19 Grafik 2.11 Andil Inflasi Sampit Februari Grafik 2.12 Andil Inflasi Palangka Raya...21 Grafik 2.13 Andil Inflasi Sampit...21 Grafik 2.14 Inflasi Tahunan Palangka Raya dan Sampit...22 Grafik 2.15 Trend Inflasi Palangka Raya dan Indikator Distribusi Permintaan SPE...24 Grafik 2.16 Trend Inflasi Sampit dan Indikator Distribusi Permintaan SPE...24 Grafik 2.17 Trend Inflasi Kalteng (mtm) dan Indikator Harga Umum SK...24 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 v

7 Grafik 2.18 Trend Inflasi Kalteng (yoy) dan Indikator Harga Umum SK...24 Grafik 2.19 SBT SKDU Indikator Harga Jual...24 Grafik 3.1 Share Aset Perbankan Kabupaten/Kota Terhadap Kalimantan Tengah...32 Grafik 3.2 Laju Pertumbuhan Giro, Tabungan dan Deposito Perbankan Kalteng (yoy)...32 Grafik 3.3 Share Giro, Tabungan dan Deposito Perbankan Kalteng Triwulan I Grafik 3.4 Indikator Jumlah Tabungan...33 Grafik 3.5 Saldo Bersih Likuiditas dan Rentabilitas Sektor Dunia Usaha...33 Grafik 3.6 Perkembangan Fungsi Intermediasi Perbankan Kalimantan Tengah...34 Grafik 3.7 Perkembangan Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi (yoy)...34 Grafik 3.8 Akses Kredit Sektor Usaha...35 Grafik 3.9 Perkembangan Rasio NPL Perbankan dan Pertumbuhan Kredit (yoy)...36 Grafik 3.10 Share NPL Menurut Penggunaan dan Sektoral triwulan I Grafik 3.11 Growth BIrate dan Suku Bunga Kredit Perbankan Kalimantan Tengah (yoy)...39 Grafik 3.12 Growth BIrate dan Suku Bunga DPK Perbankan Kalimantan Tengah (yoy)...39 Grafik 5.1. Perkembangan Outflow Transaksi...45 Grafik 5.2 Perkembangan Inflow Transaksi Tunai...45 Grafik 5.3. PTTB dan Rasio PTTB terhadap Inflow...46 Grafik 5.4 PTTB dan Pertumbuhan PTTB (yoy)...46 Grafik 5.5 Perkembangan Uang Palsu...46 Grafik 5.6 Perkembangan Kas Titipan...47 Grafik 5.7 Persentase Kas Titipan...47 Grafik 5.8 Perbandingan Total Transaksi Non Tunai Kalteng dan Pertumbuhannya (yoy)...48 Grafik 5.9 Perbandingan Total Transaksi Keuangan Kalteng dan Pertumbuhannya (yoy)...48 Grafik 5.10 Perbandingan Jumlah Warkat...48 Grafik 5.12 RTGS Keluar dan Masuk di Kalimantan Tengah yang tercatat RTGS Nasional...49 Grafik 5.13 Perkembangan Total RTGS dan Pertumbuhannya (yoy)...49 Grafik 8.1 Pertumbuhan Penduduk yang Bekerja dan Mencari Kerja...51 Grafik 8.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran...51 Grafik 8.3 Penduduk Bekerja Menurut Sektor Ekonomi...52 Grafik 8.4 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja...52 Grafik 9.1 Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II2011 (yoy)...54 Grafik 9.2 Indeks Harga Umum dan Ketersediaan Barang Jasa...55 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 vi

8 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I2011 Pertumbuhan ekonomi melambat, kinerja perbankan tumbuh positif. Inflasi lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan I2011 tumbuh sebesar 5,97% (yoy) 1 melambat dibandingkan triwulan lalu (6,69%). Pada sisi permintaan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pemerintah dan realisasi investasi yang masih rendah, serta melambatnya kinerja ekspor. Sementara itu, pada sisi penawaran, kontraksi yang terjadi pada sektor ekonomi dominan yaitu sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran menjadi faktor utama yang berkontribusi pada melambatnya perekonomian Kalteng. Inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit 2 triwulan I2011 masingmasing tercatat sebesar 8,13% (yoy) dan 8,55% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 9,49% dan 9,53%. Kinerja perbankan masih tumbuh positif. Aset perbankan tumbuh 38,23% (yoy). Dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) juga tumbuh 18,83% (yoy). Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan tumbuh mencapai 59,45% (yoy) yang mendorong Loans to Deposit Ratio (LDR) menjadi 95,48% (yoy). Lebih lanjut, Non Performing Loan (NPL) tergolong baik hanya mencapai 0,87%. Pada triwulan mendatang laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh 6,00 6,50% dan masih didukung oleh kegiatan konsumsi dan kegiatan investasi. Sementara itu, inflasi diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan laporan. 1 Laju pertumbuhan dihitung menurut harga konstan tahun Menurut rilis inflasi BPS dengan tahun dasar baru (2007) Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 vii

9 Pertumbuhan dipengaruhi minimnya investasi dan konsumsi pemerintah. Dari Sisi Sektoral dipengaruhi perlambatan di sektor dominan. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan I2011 terutama dipengaruhi oleh minimnya realisasi investasi yang tercermin dari melambatnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari 14,97% di triwulan IV2010 menjadi 13,64% (yoy). Disamping itu, konsumsi pemerintah turut menjadi faktor perlambatan, ditunjukkan dari pertumbuhan sebesar 8,29% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (12,02%). Lebih lanjut, belum optimalnya kontribusi ekspor terlihat dari melambatnya pertumbuhan ekspor dari 24,67% (yoy) di triwulan IV2010 menjadi 14,46%. Ditinjau dari sisi sektoral, melambatnya perekonomian Kalteng pada triwulan I2011 dipengaruhi oleh turunnya kinerja sektor dominan yaitu sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran (PHR) masingmasing berkontribusi 0,09% dan 0,68%. Namun demikian, meningkatnya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dari 1,64% pada triwulan IV2010 menjadi 2,39%, menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan laporan. Inflasi Kalteng tercatat 8,31% (yoy). Inflasi Palangka Raya 8,13% dan Inflasi Sampit 8,55% Lebih rendah dibandingkan triwulan lalu Perkembangan Inflasi Daerah Inflasi tahunan Kalteng yang merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya dan Sampit pada triwulan I2011 sebesar 8,31% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV2010 yang tercatat sebesar 9,51%. Sejalan dengan inflasi tahunan Kalteng, berdasarkan kota yang dihitung inflasinya, laju inflasi masingmasing Kota Palangka Raya dan Sampit pada triwulan I 2011 sebesar 8,13% dan 8,55% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (9,49% dan 9,53%). Aset tumbuh 38,23%, DPK tumbuh 18,83,% Kredit tumbuh 59,45% Perkembangan Perbankan Daerah Perkembangan kelembagaan menunjukkan kenaikan pada triwulan laporan antara lain: PT. CIMB Niaga, Tbk. membuka kantor cabangnya di Kota Palangka Raya. Sementara itu, perbankan syariah juga turut mengembangkan jangkauannya di Kalteng dengan dibukanya Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Muamalat Indonesia di Sampit. pertumbuhan aset perbankan tercatat 38,23% (yoy) menjadi Rp14.032,25 miliar, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 viii

10 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (34,76%). Sejalan dengan pertumbuhan aset, dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) tumbuh sebesar 18,83% (yoy) menjadi Rp9.861,70 miliar meningkat dari triwulan sebelumnya (15,35%). Sementara itu, nilai kredit yang disalurkan perbankan di Kalteng mengalami pertumbuhan lebih tinggi bila dibandingkan dengan DPK mencapai 59,45% (yoy) menjadi Rp9.415,97 miliar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (55,54%). Selanjutnya, efektivitas fungsi intermediasi perbankan yang terlihat dari perkembangan rasio kredit terhadap DPK atau Loans to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 95,48% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (99,55%). Peran serta perbankan dalam menggerakkan sektor UMKM melalui penyaluran kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 29,25% (yoy) menjadi Rp5.717,03 miliar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (27,61%). Realisasi Pendapatan 27,49%. Realisasi Belanja 5,69%. Perkembangan Keuangan Daerah Pada triwulan I2011, realisasi pendapatan pemerintah berdasarkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah adalah 27,49% sedangkan realisasi belanja sebesar 5,69%. Secara tahunan, inflow mengalami penurunan namun outflow mengalami peningkatan Perkembangan Sistem Pembayaran Pertumbuhan secara tahunan dari total transaksi pembayaran tunai dan non tunai di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan I2011 mengalami peningkatan. Pada sistem pembayaran tunai, aliran uang masuk (inflow) menurun sebesar 16,60% (yoy), namun aliran uang keluar (outflow) meningkat sebesar 41,39% (yoy). Sedangkan untuk transaksi pembayaran non tunai, total nilai transaksi kliring dan RTGS selama triwulan I2011 sebesar Rp3.458,80 miliar, meningkat sebesar 11,25% (yoy). Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 ix

11 Laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6,00% 6,50%. Inflasi Palangka Raya 6,11+1% dan Sampit 5,80+1% Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Perkiraan Ekonomi Triwulan II2011 perekonomian Kalimantan Tengah diperkirakan tetap tumbuh pada kisaran 6,00% 6,50% (yoy). Pertumbuhan ini terutama didukung oleh meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan kegiatan investasi Perkiraan Inflasi Laju inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit pada triwulan II2011 diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan I2011 masingmasing sebesar 6,11% + 1% dan 5,80% + 1%. Dengan demikian, inflasi Kalteng pada triwulan II2011 diperkirakan sebesar 5,97 + 1%. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 x

12 INDIKATOR PEREKONOMIAN REGIONAL KALIMANTAN TENGAH I. MAKRO REGIONAL Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I 1 Indeks Harga Konsumen Kota Palangka Raya Kota Sampit Laju Inflasi Tahunan (yoy %) Kota Palangka Raya Kota Sampit PDRB harga konstan (miliar Rp) 4, , , , , , , , , Pertanian 1, , , , , , , , , Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (yoy %) Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 1, , , , , , Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) II. BANK UMUM I N D I K A T O R Total aset (Rp miliar) 9, , , , , , , , , DPK (Rp miliar) 7, , , , , , , , , Tabungan (Rp miliar) 3, , , , , , , , , Giro (Rp miliar) 3, , , , , , , , , Deposito (Rp miliar) 1, , , , , , , , , Kredit (Rp miliar) berdasarkan lokasi proyek 8, , , , , , , , , Modal Kerja 1, , , , , , , , , Investasi 4, , , , , , , , , Konsumsi 2, , , , , , , , , LDR (%) Kredit (Rp miliar) berdasarkan lokasi kantor cab 4, , , , , , , , , Modal Kerja 1, , , , , , , , , Investasi 1, , , , , , , , , Konsumsi 2, , , , , , , , , LDR (%) Kredit Besar (>Rp5 Miiliar) (Rp miliar) 4, , , , , , , , , Kredit Modal Kerja , , , , , , , , Mikro (sd Rp 50 juta) Kecil (> Rp 50 juta Rp 500 juta) Menengah (> Rp 500 juta Rp 5 miliar) Kredit Investasi Mikro (sd Rp 50 juta) Kecil (> Rp 50 juta Rp 500 juta) Menengah (> Rp 500 juta Rp 5 miliar) Kredit Konsumsi 2, , , , , , , , , Mikro (sd Rp 50 juta) , , , , , , , Kecil (> Rp 50 juta Rp 500 juta) , , , , , Menengah (> Rp 500 juta Rp 5 miliar) Total MKM (Rp miliar) 3, , , , , , , , , III. 1 Angkatan Kerja 1,080,826 1,047,402 1,101,012 1,066,733 1,135,915 2 Bekerja 1,031, ,967 1,058,281 1,022,580 1,094,320 3 Tidak Bekerja 49,008 48,435 42,731 44,153 41,595 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 xi

13 Bab 1 Perkembangan Makro Regional BAB I Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1. BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1.1. Gambaran Umum Perekonomian Kalimantan Tengah (Kalteng) pada triw ulan I2011 tumbuh sebesar 5,97% (yoy) 3, melambat dibandingkan triw ulan sebelumnya sebesar 6,69%. Dari sisi permintaan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pemerintah dan realisasi investasi yang masih rendah, serta melambatnya kinerja ekspor. Namun demikian, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan pada triwulan laporan. Dari sisi penaw aran, kontraksi yang terjadi pada sektor ekonomi yang dominan yaitu sektor pertanian dan perdagangan, hotel, dan restoran menjadi faktor utama yang menyebabkan melambatnya perekonomian Kalteng. Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor dengan ekspansi tertinggi pada triwulan ini. Millions I II III IV I II III IV I gpdrb Nilai PDRB Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah (yoy) Sumber: BPS Kalteng (Updated Release Triwulan I2011) 3 Laju pertumbuhan dihitung menurut harga konstan tahun Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 1

14 Bab 1 Perkembangan Makro Regional 1.2. Sisi Permintaan Perlambatan perekonomian Kalteng pada triw ulan I2011 terutama dipengaruhi oleh minimnya realisasi investasi yang tercermin dari melambatnya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari 14,97% di triw ulan IV 2010 menjadi 13,64% (yoy). Disamping itu, konsumsi pemerintah turut menjadi faktor perlambatan, ditunjukkan dari pertumbuhan sebesar 8,29% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (12,02%). Lebih lanjut, belum optimalnya kontribusi ekspor terlihat dari melambatnya pertumbuhan ekspor dari 24,67% (yoy) di triwulan IV 2010 menjadi 14,46% Konsumsi Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB sisi Permintaan (yoy) Penggunaan/Permintaan Pertumbuhan Kontribusi IV09 I10 II10 III10 IV10 I11 IV09 I10 II10 III10 IV10 I11 Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok (30.11) (80.46) (89.39) (65.30) (99.10) (1.50) (7.85) (4.69) (4.63) (3.28) 2.17 Ekspor Impor Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumber: BPS Kalteng (Updated Release Triwulan I2011) Pada triw ulan laporan, aktivitas konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang perekonomian Kalteng. Konsumsi rumah tangga, tumbuh sebesar 6,51% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,82%). Kontribusi konsumsi masyarakat terhadap laju pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 2,87% meningkat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya (2,70%). Masih meningkatnya konsumsi rumah tangga didukung data dari hasil Survei Konsumen (SK) yang menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 4 berada pada titik optimis di bulan Maret Peningkatan IKK ini sejalan dengan persepsi masyarakat terhadap keadaan ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berada pada level optimis. Disamping itu, konsumsi barang tahan lama seperti kendaraan roda dua, furniture, lemari es dan peralatan rumah tangga lainnya cenderung lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. 4 IKK merupakan hasil gabungan saldo bersih dari ekspektasi penghasilan, kondisi keuangan, ketepatan waktu pembelian barang tahan lama, kondisi ekonomi Indonesia, perolehan pekerjaan, dan kemungkinan perolehan pekerjaan. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 2

15 Bab 1 Perkembangan Makro Regional Ketepatan waktu pembelian barang tahan lama Penghasilan saat ini Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.2 IKK dan IKE Survei Konsumen Sumber: Bank Indonesia Grafik 1.3 Ketepatan Waktu Pembelian Barang dan Jasa Sumber: Bank Indonesia Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani Roda 2 Roda 4 Grafik 1.4 NTP Kalteng Grafik 1.5 Penjualan Kendaraan Bermotor Sumber: BPS Kalteng Sumber: Dispenda dan BPS Kalteng Miliar (10.00) (20.00) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung BELANJA gbbm RT (yoy) Axis Kanan Tw I2011 Tw I2010 Grafik 1.6 Perbandingan Pertumbuhan Konsumsi BBM RT dan PDRB Kons. RT Grafik 1.7 Belanja Pemerintah Sumber: Pertamina dan BPS Kalteng Sumber: Pemerintah Provinsi Kalteng Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan indikator penjualan kendaraan bermotor yang cenderung meningkat. Selain itu, peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (Pertamax, Premium, Solar, dan Minyak Tanah) juga menjadi Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 3

16 Bab 1 Perkembangan Makro Regional indikator peningkatan konsumsi rumah tangga di triwulan ini. Namun demikian, konsumsi petani yang ditunjukkan dari Nilai Tukar Petani (NTP) Kalteng cenderung menurun sampai dengan akhir triwulan I2011. Berbeda dengan konsumsi rumah tangga, tingkat konsumsi pemerintah di triwulan laporan belum optimal seiring dengan minimnya realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja modal pada akhir triwulan laporan Investasi Kegiatan investasi yang ditunjukkan oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) secara tahunan tumbuh melambat sebesar 13,64% (yoy) dibandingkan triw ulan sebelumnya (14,97%), atau berkontribusi 5,03% terhadap pertumbuhan ekonomi Kalteng. Masih minimnya realisasi investasi pada triwulan laporan ditengarai menjadi faktor penyebab perlambatan investasi. Sumber investasi pada triwulan ini masih didukung oleh realisasi investasi periode sebelumnya dan stok barangbarang modal yang masih tersedia I II III IV I II III IV I gpmtb gpdrb Grafik 1.8 Pertumbuhan Investasi dan Ekonomi (yoy) Sumber : BPS Kalteng (Updated Release Triwulan I2011) Sementara itu, kegiatan investasi berdasarkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) dibandingkan dengan rencananya, masih relatif kecil pada triwulan laporan yang tercatat 10,57% dan 35,40%. Nilai realisasi PMDN terbesar diperoleh pada sektor perkebunan. Namun demikian persentasenya masih jauh dari rencana yaitu sebesar Rp10.106,67 miliar atau baru terealisasi 6,06%. Berdasarkan komposisi proses usaha investasi PMDN terdapat 66,49% perusahaan PMDN yang sudah mencapai tahap produksi komersial. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 4

17 Bab 1 Perkembangan Makro Regional Produksi Komersial 66.49% Persiapan 15.71% Konstruksi 14.66% Produksi Percobaan 3.14% Tabel 1.2 Realisasi Investasi PMDN Kalimantan Tengah Triw ulan I2011 NO. SEKTOR / SUB JUMLAH SEKTOR PERUSAHAAN RENCANA PMDN dalam Rp. Juta REALISASI 4,108, ,771, KEHUTANAN % 3,441, ,204, INDUSTRI KAYU % 166,721, ,106, PERKEBUNAN % $ 104, , , PERTAMBANGAN % 3, , PERIKANAN % 6, JASA ANGKUTAN 1 % 7 INDUSTRI MINYAK 4 154, , % 9,435, ,859, INDUSTRI KIMIA % 9 REAL ESTATE % 888, , JASA LAINNYA % 11 PETERNAKAN 1 6, % 12 INDUSTRI KARET REMAH 2 130, , % 13 PERHOTELAN 185,158, ,563, JUMLAH % Sumber: BPMD Prov.Kalteng $ 104, PERSENTASE Grafik 1.9 Komposisi Proses Usaha Investasi (PMDN) Kalimantan Tengah Sumber: BPMD Prov.Kalteng (diolah) Sementara itu, realisasi investasi PMA sampai dengan triwulan laporan masih didominasi sektor perkebunan yaitu sebesar USD 2,85 miliar atau terealisasi sebesar 160,34% dari rencana sebesar USD 1,78 miliar. Produksi Percobaan 0.00% Konstruksi 3.87% Produksi Komersial 22.10% Persiapan 74.03% Tabel 1.3 Realisasi Investasi PMA Kalimantan Tengah Triw ulan I2011 NO. SEKTOR / SUB JUMLAH SEKTOR PERUSAHAAN RENCANA 364, , KEHUTANAN % Rp 617, ,995, , INDUSTRI KAYU % 1,777, ,850, PERKEBUNAN % + Rp. 6,429, ,035, Rp % 2,786, ,015, PERTAMBANGAN % + Rp. 20, PERIKANAN 1 + Rp. 275, ,00 % 6 JASA ANGKUTAN 1 2, % 7 INDUSTRI MINYAK 4 + Rp 945, , Rp % 8 INDUSTRI KIMIA ,00 % + Rp. 105, REAL ESTATE 1 0,00 % 11,030, , JASA LAINNYA % + Rp. 308, , PETERNAKAN % 12 INDUSTRI KARET REMAH PERHOTELAN PMA dalam US $ RIBU REALISASI PERSENTASE + Rp. 24, Rp. 25, % 17,959, ,358, JUMLAH % + Rp. 8,109, ,831, Rp % Grafik 1.10 Komposisi Proses Usaha Investasi (PMA) Kalimantan Tengah Sumber : BPMD Prov.Kalteng (diolah) Kinerja investasi di masingmasing sektor usaha tersebut sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang memberi gambaran melambatnya aktivitas investasi pada triwulan laporan yang tercermin dari penurunan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 44,44 menjadi 0 (nol) Sumber : BPMD Prov.Kalteng I III I Nilai rencana investasi (SB) Grafik 1.11 Rencana Investasi SKDU Sumber: Bank Indonesia Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 5

18 Bab 1 Perkembangan Makro Regional EksporImpor Transaksi Perdagangan Luar Negeri Pertumbuhan nilai transaksi (USD) ekspor luar negeri Kalteng pada triw ulan I2011 tercatat menurun 53,86% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triw ulan sebelumnya yang meningkat (153,02)%. Saat ini, ekspor pada PDRB berkontribusi 6,76% melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 10,72%. Nilai ekspor luar negeri terutama disumbang oleh komoditas unggulan yaitu batu bara, karet, dan minyak kelapa sawit dengan nilai USD70,06 miliar atau memiliki porsi sebesar 85,12% dari total ekspor triwulan laporan Pertumbuhan Nilai EksporImpor(yoy) gnilai Ekspor (yoy) Axis Kiri gniiai mpor (yoy) Axis Kanan 10, , , Pertumbuhan Vol. EksporImpor (yoy) gvol Ekspor (yoy) Axis Kiri gvol Impor (yoy) Axis Kanan 3, , , , , , % 2, (100.00) % 1, (100.00) (2,000.00) (200.00) (500.00) Grafik 1.12 Pertumbuhan Nilai Ekspor Impor Kalteng Sumber : DSM Bank Indonesia Grafik 1.13 Pertumbuhan Volume Ekspor dan Impor Kalteng Sumber : DSM Bank Indonesia AFRICA AUSTRALIA 0% 0% EUROPE 13% AMERICA 3% SOUTH KOREA 4% SAUDI ARABIA 0% R.R.C. 14% TAIWAN 8% ARAB EMIRATES 1% MALAYSIA 22% PHILIPPINES 0% SINGAPORE 10% ASIA 84% JAPAN 33% INDIA 6% VIETNAM 1% Grafik 1.14 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Kalteng Sumber : DSM Bank Indonesia Dilihat dari negara tujuan ekspor, pada triwulan laporan, Jepang menjadi negara utama tujuan ekspor Kalteng. Pangsa ekspor ke Jepang mencapai 33% dengan nilai USD78,99 miliar. Diikuti ekspor ke Malaysia dan China dengan pangsa masingmasing 22% atau sebesar USD50,07 miliar dan 14% atau nilai sebesar USD7,4 miliar pada triwulan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 6

19 Bab 1 Perkembangan Makro Regional laporan. Sedangkan pangsa pasar ekspor lainnya tersebar di negara di Benua Asia seperti Taiwan, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, India dan Eropa. Pertumbuhan nilai impor (USD) Kalteng pada triwulan I2011 secara tahunan tercatat sebesar 909,90% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 155,54%. Impor Kalteng lebih banyak disebabkan oleh permintaan barang modal, yaitu mesin industri tertentu, mesin pembangkit tenaga listrik, dan mesin industri dan perlengkapannya. China masih merupakan negara utama sumber impor Kalteng pada triwulan I Sisi Penaw aran Ditinjau dari sisi sektoral, melambatnya perekonomian Kalteng pada triw ulan I2011 dipengaruhi oleh turunnya kinerja sektor dominan yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) masingmasing berkontribusi 0,09% dan 0,68%. Namun demikian, meningkatnya kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dari 1,64% pada triwulan IV2010 menjadi 2,39%, merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan laporan. Tabel 1.4 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Sektor Penggunaan Sektoral Pertumbuhan Kontribusi IV09 I10 II10 III10 IV10 I11 IV09 I10 II10 III10 IV10 I11 Pertanian (0.28) (0.09) Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan (2.20) (0.17) Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan Komunikasi (1.06) (0.09) Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasajasa (2.45) (0.33) PDRB Sektor Ekonomi Dominan Sektor Pertanian Sumber: BPS Kalteng (Update Release Triwulan I2011) Sektor pertanian sebagai inti dari sektor primer dengan bobot terbesar dalam perekonomian (30,66%) tercatat mengalami penurunan 0,28% (yoy) lebih rendah dibandingkan triw ulan sebelumnya (1,68%) dan memberikan kontribusi sebesar 0,09% (yoy) terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Kontribusi ini juga lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 0,50%. Pertumbuhan yang positif terjadi pada sub sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan sedangkan sub sektor tanaman bahan makanan dan peternakan mengalami pertumbuhan negatif. Kondisi cuaca Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 7

20 Bab 1 Perkembangan Makro Regional ekstrim dengan hujan terjadi hampir sepanjang triwulan laporan menyebabkan menurunnya produksi tanaman pangan terutama produksi palawija dan hortikultura. Tabel 1.5 Angka Produksi Pertanian Kalimantan Tengah Uraian ATAP ATAP ATAP ATAP ASEM ARAM I Padi Saw ah Luas Panen (Ha) 107, , , , , ,564 Hasil/Hektar (Ku/Ha) Produksi (Ton) 306, , , , , ,855 Padi Ladang Luas Panen (Ha) 95, ,439 81,486 81, ,100 67,412 Hasil/Hektar (Ku/Ha) Produksi (Ton) 185, , , , , ,627 Padi Luas Panen (Ha) 202, , , , , ,976 Hasil/Hektar (Ku/Ha) Produksi (Ton) 491, , , , , ,482 Jagung Luas Panen (Ha) 2,569 1,385 2,104 2,821 3,232 3,394 Hasil/Hektar (Ku/Ha) Produksi (Ton) 7,367 3,971 5,982 8,048 9,303 9,770 Kedelai Luas Panen (Ha) ,653 1,889 2,162 2,440 Hasil/Hektar (Ku/Ha) Produksi (Ton) ,860 2,136 2,494 2,817 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah Berdasarkan angka ramalan (ARAM) I, produksi padi sawah dan ladang di Kalteng pada tahun 2011 diperkirakan mencapai ton atau menurun 0,20% dibandingkan periode sebelumnya. Demikian pula dengan luas panen yang diperkirakan sebesar Ha menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya (0.50) (1.00) G Kredit Pertanian G Pertanian I II III IV I II III IV I (10.00) (20.00) (30.00) (40.00) (50.00) (60.00) Sektor Pertanian I II III IV Kapasitas Terpakai Sektor Pertanian Kapasitas Normal Grafik 1.15 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Pertanian (yoy) Sumber : BPS Kalteng dan Bank Indonesia Grafik 1.16 Kapasitas Produksi Sektor Pertanian Sumber : Bank Indonesia Kapasitas produksi ratarata di sektor pertanian pada triwulan I2011 sebesar 87,5% cenderung mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 92,5%. Penurunan kapasitas terjadi di sub sektor kehutanan dan tanaman pangan. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 8

21 Bab 1 Perkembangan Makro Regional Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Dominasi sektor tersier tidak terlepas dari besarnya peran sektor PHR. Dibandingkan pertumbuhan di triw ulan sebelumnya (4,06%), secara tahunan, sektor PHR tumbuh melambat 3,64% (yoy) dan memberikan kontribusi sebesar 0,68% terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Kontribusi sektor ini didukung oleh dominasi sub sektor perdagangan besar dan eceran. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) di Kota Palangka Raya Maret 2011, tingkat penjualan tercatat meningkat 31,23% (yoy). Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan meliputi makanan, minuman dan tembakau, pakaian, perlengkapan RT, konstruksi dan penjualan suku cadang G PHR G PDRB I II III IV I II III IV I (20.00) G PHR G Kredit PHR I II III IV I II III IV I (40.00) Grafik 1.17 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sumber: BPS Kalteng PHR I II III IV I PHR Grafik 1.19 Saldo Bersih Tertimbang Sektor PHR SKDU Sumber: Bank Indonesia Grafik 1.18 PDRB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Pertumbuhan Kredit Sumber : BPS Kalteng dan Bank Indonesia PHR I II III IV I PHR Grafik 1.20 SBT Situasi Bisnis Perusahaan di Sektor PHR Sumber: Bank Indonesia Pembiayaan perbankan Kalteng untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran tercatat mengalami penurunan dari 8,51% menjadi 26,46% (yoy) sedangkan kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan pada triwulan I2011 mencapai Rp1.211,34 miliar juga menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), realisasi kegiatan usaha sektor perdagangan, hotel, dan restoran triwulanan dibandingkan triwulan lalu yang diukur dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) turun dari 1,94 menjadi 0,85. Demikian Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 9

22 Bab 1 Perkembangan Makro Regional halnya dengan situasi bisnis perusahaan yang bergerak di sektor PHR yang tercermin dari SBT yang mengalami penurunan dari 37,5 menjadi 36 pada triwulan ini. Sektor Pertambangan Kinerja sektor pertambangan pada triwulan I2011 mengalami peningkatan sebesar 25,54% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (17,48%), sehingga memberikan kontribusi sebesar 2,39% kepada pertumbuhan ekonomi Kalteng. Meskipun masih terkendala angkutan hasil tambang yang masih mengandalkan transportasi Sungai Barito, produksi batu bara Kalteng di awal triwulan I2011 meningkat 25,28% (yoy). 300, G Pertambangan Kredit Pertambangan ,500,000 4,000, , , , , ,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 50, I II III IV I II III IV I ,000, , * Produksi Batu Bara Grafik 1.21 PDRB Pertambangan dan Kredit Lokasi Proyek Pertambangan Sumber : BPS Kalteng Grafik 1.22 Produksi Batu Bara Kalteng Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalteng * )s.d. Tw I2011 Dari hasil SKDU, nilai SBT dari realisasi usaha sektor pertambangan cenderung meningkat yaitu dari 0,17 menjadi sebesar 0,17. Semakin menguatnya permintaan Jepang sebagai alternatif energi utama dalam pemulihan pasca tsunami menjadi pendorong utama peningkatan sektor ini Pertambangan I II III IV I Pertambangan Grafik 1.23 Saldo Bersih Tertimbang Sektor Pertambangan Sumber: Bank Indonesia Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

23 Bab 1 Perkembangan Makro Regional Sektor Ekonomi Non Dominan Sektor ekonomi non dominan di Kalteng terdiri atas sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persew aan, dan jasa, serta sektor jasajasa. Sektor Industri Pengolahan Pada triwulan laporan, sektor industri pengolahan menurun sebesar 2,20% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,52%). Kontribusi dari sektor ini mencapai 0,17%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya 0,53%. Penurunan pencapaian sektor ini didukung oleh indikator menurunnya SBT SKDU dari 4,41 menjadi 6,44. Lebih dalam lagi, penurunan ini dipengaruhi terutama dari sub sektor industri pengolahan makanan dan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya Kredit Industri PDRB Industri I II III IV I II III IV (20.00) (40.00) (60.00) (80.00) (2.00) (10.00) Grafik 1.24 PDRB dan Kredit Sektor Industri Pengolahan Sumber: BPS dan Bank Indonesia Sektor Industri Pengolahan I II III IV 1 Kapasitas Terpakai Industri Pengolahan Kapasitas Normal Grafik 1.25 Perbandingan Pertumbuhan Konsumsi BBM Industri dan PDRB Industri Sumber: Pertamina dan Bank Indonesia Grafik 1.26 Kapasitas Produksi Sektor Industri Grafik 1.27 Saldo Bersih Tertimbang Sektor Pengolahan Industri Pengolahan Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia Kapasitas produksi ratarata sektor industri pengolahan di triwulan laporan mengalami sedikit penurunan menjadi 65,6% dari kapasitas pada triwulan sebelumnya sebesar 67,6%. Tingginya kapasitas produksi terpakai terjadi di sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau yang mencapai 77,5% (4.00) gind. Peng Axis Kiri gbbm Ind. (yoy) Axis Kanan Industri Pengolahan I II III IV I Industri Pengolahan (20.00) Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

24 Bab 1 Perkembangan Makro Regional Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan peningkatan. Laju pertumbuhan sektor ini mencapai 5,98% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (0,46%) dan memberikan kontribusi sebesar 0,47% terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kalteng. Hal ini didukung oleh indikator dari realisasi kegiatan usaha menurut SBT SKDU yang tercatat meningkat menjadi 2,18 dari triwulan sebelumnya 0,14. Penumpang Keluar dan Masuk Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya 16, , , , , , , Orang Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Angkutan Udara masuk Angkutan Udara keluar 16, , , , , , , Orang (2.00) (4.00) (6.00) (8.00) Kredit Pengangkutan G Pengangkutan I II III IV I II III IV I Grafik 1.28 Arus Penumpang Bandara Sumber: BPS Kalteng Grafik 1.29 Laju Pertumbuhan dan Kredit Pengangkutan dan Komunikasi (yoy) Sumber: BPS Kalteng Pengangkutan dan Komunikasi I II III IV I Pengangkutan dan Komunikasi Grafik 1.30 Saldo Bersih Tetap Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sumber: Bank Indonesia Sektor Keuangan, Persew aan dan Jasa Jasa Sektor keuangan, persewaan dan jasajasa pada triwulan laporan tumbuh 22,06% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (21,43%) dengan kontribusi sebesar 1,25% pada perekonomian Kalteng. Meningkatnya kinerja sektor ini dipengaruhi kinerja pada sub sektor perbankan meningkat tercermin dari SBT realisasi usaha SKDU yang tercatat naik menjadi 0,035 dari triwulan sebelumnya 0,03. Begitu juga dengan indikator kredit perbankan tumbuh 59,45% (yoy). Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

25 Bab 1 Perkembangan Makro Regional GPDRB G Keuangan,Sewa dan Jasa G Kredit Keu, Jasa G Keuangan,Sewa dan Jasa I II III IV I II III IV I 0 I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 1.31 Laju Pertumbuhan PDRB dan Sektor Keuangan, Persew aan dan Jasa Jasa (yoy) Sumber : BPS Kalteng Grafik 1.32 Laju Pertumbuhan Sektor dan Pertumbuhan Kredit (yoy) Sumber : BPS Kalteng Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan I II III IV I Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Grafik 1.33 Saldo Bersih Tetap Sektor Keuangan, Persew aan dan Jasa Perusahaan Sumber: Bank Indonesia Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

26 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah BAB II Perkembangan Inflasi Daerah 2. BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 2.1. Gambaran Umum Inflasi tahunan Kalteng yang merupakan gabungan dari Kota Palangka Raya dan Sampit pada triw ulan I2011 sebesar 8,31% (yoy) lebih rendah dibandingkan triw ulan IV2010 yang tercatat sebesar 9,51%. Sejalan dengan inflasi tahunan Kalteng, berdasarkan kota yang dihitung inflasinya 5, laju inflasi masingmasing Kota Palangka Raya dan Sampit pada triwulan I2011 sebesar 8,13% dan 8,55% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (9,49% dan 9,53%). 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 Inflasi Yoy Kalteng 6,27 4,91 2,91 3,35 3,16 3,76 Inflasi Yoy Kalteng 8,23 8,49 8,43 7,79 8,21 9,51 9,54 8,65 8,31 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 Inflasi Nasional Inflasi Yoy Kalteng Inflasi Yoy Smpt Inflasi Yoy Plk 2,00 2, Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Kalimantan Tengah (yoy) Sumber: BPS (diolah) Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Kalteng dan Inflasi Nasional Sumber: BPS (diolah) Inflasi Yoy Plk Inflasi Nasional Inflasi Yoy Smpt Inflasi Nasional 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 3,26 3,40 3,65 2,45 5,04 6,63 8,89 9,14 9,11 9,49 8,56 8,88 8,65 8,13 7, ,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 5,81 3,48 3,47 3,89 4,75 2,86 7,42 7,70 7,59 7,92 7,77 9,53 10,40 9,10 8, Grafik 2.3 Perkembangan Inflasi Kota Palangka Raya dengan Nasional (yoy) Sumber: BPS (diolah) Grafik 2.4 Perkembangan Inflasi Kota Sampit dengan Nasional Sumber: BPS (diolah) Tekanan inflasi pada periode laporan, terutama dipengaruhi kenaikan harga bahan makanan (bawang merah dan cabe rawit) serta kenaikan harga emas. Secara periodik, laju 5 Kota Palangka Raya dan Sampit, masingmasing dengan bobot 55% dan 45% merupakan kota yang dihitung BPS untuk mewakili tingkat inflasi di Kalimantan Tengah. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

27 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah inflasi Kalteng, Kota Palangka Raya, serta Sampit pada triwulan laporan masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 6,65% (yoy) pada akhir triwulan laporan Sisi Penaw aran Pada triwulan laporan, faktor pemicu inflasi terbesar dari sisi penawaran yang berasal dari kenaikan harga pada kelompok bahan makanan terutama bawang merah dan cabe rawit mulai mereda seiring dengan ketersedian pasokan bahan makanan tersebut. Sementara itu, harga emas perhiasan masih memberikan tekanan inflasi di Kota Sampit sepanjang triwulan I2011. Dari pemantauan terhadap harga bahan kebutuhan pokok, terdapat beberapa komoditas di Kota Palangka Raya dan Sampit yang mengalami kenaikan dan penurunan harga sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Perkembangan Harga di Kota Palangka Raya JENIS BARANG KUALITAS / MEREK SATUAN Jun10 Jul10 Agust10 Sep10 Okt10 Nop10 Des10 Jan11 Feb11 Mar11 Beras Karang Dukuh kg Siam Unus Biasa kg Pandan Wangi kg Pangkuh kg Mangkok kg Siam Biasa kg HE Tepung Terigu Kompas kg Semar kg Susu Bubuk Bendera 400 gram doos Dancow madu 400 gr doos Susu untuk balita SGM GR * ) doos Dancow balita 400 gr doos Susu untuk bayi SGM gr doos Lactogen gr doos Susu kental manis Bendera 397 gr kaleng Indomilk 397 gr kaleng Daging ayam kampung tanpa jeroan kg Daging ayam ras tanpa jeroan kg Daging sapi cincang/tetelan kg kwalitas biasa kg Telur ayam kampung sedang baik butir Telur ayam ras besar butir kecil butir Tahu mentah putih bersih 10 biji Tempe putih bersih kg Bawang merah besar bersih kg Cabe Merah besar segar kg Rata2 Geometrik JENIS BARANG KUALITAS / MEREK SATUAN Jun10 Jul10 Agust10 Sep10 Okt10 Nop10 Des10 Jan11 Feb11 Mar11 Cabe rawit tiung kg Minyak goreng Bimolu spesial liter Filma liter Damai curah liter Tropical liter Sania liter Rata2 Geometrik Gula pasir S.H.S. I kg Sabun cream deterjen Ekonomi bks Air mas bks Sabun deterjen bubuk So klin power kemas Rinso 1 kg kemas Attack 800 gr kemas Daia 1 kg kemas HE Semen Gresik (40 kg) zak Tonasa (40 kg) zak HE Emas perhiasan 23 KARAT gram KARAT gram gram Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

28 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah Tabel 2.2 Perkembangan Harga di Kota Sampit JENIS BARANG KUALITAS / MEREK SATUAN Jun10 Jul10 Agust10 Sep10 Okt10 Nop10 Des10 Jan11 Feb11 Mar11 BERAS PAGATAN KG SIAM LANTIK/ TILANG KG PANDAN WANGI/ MAY KG DUA ANAK KG IKAN KOI KG KURA KURA* KG TEPUNG TERIGU CAKRA KEMBAR KG SEGITIGA BIRU KG DAGING AYAM KMPG TANPA JEROAN KG DAGING AYAM RAS TANPA JEROAN KG DAGING SAPI BISTIK KG CINCANG/TETELAN KG HAS KG KWALITAS BIASA KG TELUR AYAM KMPG BESAR BUTIR TELUR AYAM RAS BESAR KG BAWANG MERAH BERSIH,BESAR KG BERSIH,SEDANG KG CABE MERAH BESAR SEGAR KG CABE RAWIT MASIH SEGAR KG MINYAK GORENG BIMOLI 1 LITER SPESIAL BOTOL TROPICAL 1 LITER BOTOL SANIA 1 LITER BOTOL CURAH 1 LITER KEMAS GULA PASIR KRISTAL KG S.H.S. I KG GULAKU KG SEMEN GRESIK 40 KG ZAK TONASA 40 KG ZAK HOLCIM 40 KG ZAK SABUN CREAM DETERGEKONOMI KEMAS CEMERLANG KEMAS AIR MAS KEMAS WINGS 500 GR KEMAS EMAS PERHIASAN 22 KARAT ITALY/70% GRAM KARAT AMERIKA/99 GRAM TAHU MENTAH PUTIH BERSIH 10 BIJI TEMPE BAIK BERSIH KG Sisi Permintaan Tingkat permintaan pada triwulan I2011 laporan masih cukup tinggi. Namun demikian, peningkatan pada sisi permintaan tersebut tidak sebesar dibandingkan triwulan sebelumnya. Disamping itu, kesiapan pasokan permintaan juga mempengaruhi kecenderungan trend yang mengarah pada deflasi. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

29 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah Ekspektasi Masyarakat Meredanya inflasi pada triw ulan laporan didukung oleh ekspektasi masyarakat sejalan dengan grafik survei konsumen (SK) terhadap harga untuk tiga bulan mendatang, dimana ekspektasi peningkatan harga mulai menurun terutama pada komoditas bahan makanan dan makanan jadi, rokok, dan tembakau. Selain itu, berdasarkan survei penjualan eceran (SPE), masyarakat juga memperkirakan bahwa harga dan permintaan barang cenderung menurun pada triwulan laporan. 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 Ekspektasi Harga 3 bln y.a.d. Titik Statis (tidak ada perubahan) Permintaan 3 bulan 3 bulan (%naik) Grafik 2.5 Ekspektasi Harga 3 bulan y.a.d. Sumber: Survei Konsumen BI Palangka Raya Grafik 2.6 Perkiraan Harga Barang dan Permintaan 3 bulan y.a.d. Sumber: SPE BI Palangka Raya 2.2. Inflasi Bulanan (mtm) 2,50 2,00 Inflasi (mtm) Plk Vs Smpt 1,50 1,00 0,50 (0,50) (1,00) Inflasi mtm Smpt Inflasi mtm Plk Grafik 2.7 Inflasi mtm Palangka Raya dan Sampit Sumber :BPS (diolah) Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi mtm 2011 Palangka Raya Sampit Kalteng No Kelompok Pengeluaran Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar Umum 0,29 0,02 (0,26) 1,21 (0,22) (0,27) 0,70 (0,08) (0,26) 1 Bahan makanan (0,63) (0,45) (1,53) 2,65 (0,79) (1,77) 0,79 (0,60) (1,63) 2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,62 0,31 0,49 1,73 0,02 0,90 1,10 0,19 0,67 3 Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,75 0,90 0,11 (0,12) 0,18 (0,38) 0,89 0,57 (0,11) 4 Sandang 1,76 (0,83) 1,03 (0,19) (0,14) 2,18 0,87 (0,52) 1,55 5 Kesehatan 0,91 0,55 2,06 0,44 0,01 1,41 0,19 0,31 6 Pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,05 0,02 (0,20) 0,30 (0,47) 0,36 0,16 (0,21) 0,06 7 Transpor, komunikasi dan jasa keuangan (0,56) 0,01 0,04 0,36 0,11 0,07 (0,15) 0,05 0,05 Sumber: BPS (diolah) Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

30 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah Inflasi Januari 2011 Pada Januari 2011, Kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,29% (mtm) sedangkan di Sampit terjadi inflasi sebesar 1,21%. Dengan demikian, Kalteng tercatat mengalam inflasi sebesar 0,70%. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar, serta kelompok sandang di Kota Palangka Raya. Sedangkan, kelompok bahan makanan dan kelompok kesehatan menjadi pendorong inflasi di Kota Sampit. Meningkatnya harga emas perhiasan dan kontrak rumah pada Januari 2011 menyebabkan inflasi di Kota Palangka Raya, sedangkan di Kota Sampit, inflasi didorong oleh kenaikan cabe rawit, bawang merah dan emas perhiasan. Andil Inflasi Andil Inflasi Transpor, komunikasi dan jasa keuangan Transpor, komunikasi dan jasa keuangan Pendidikan, rekreasi dan olah raga Pendidikan, rekreasi dan olah raga Kesehatan Kesehatan Palangka Raya Sandang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Sampit Sandang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Bahan makanan Bahan makanan Umum Umum (1,00) (0,50) 0,50 1,00 1,50 2,00 (0,50) 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 Grafik 2.8 Andil Inflasi Palangka Raya Januari 2011 Sumber: BPS (diolah) Grafik 2.9 Andil Inflasi Sampit Januari 2011 Berdasarkan sumbangannya terhadap inflasi Kota Palangka Raya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi tertinggi yaitu 1,75%. Sementara itu, kelompok lainnya juga mengalami inflasi antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok sandang yang mengalami inflasi masingmasing sebesar 0,62% dan 1,76%. Di Kota Sampit kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan yang mencapai 1,83% dan kelompok kesehatan sebesar 0,31%. Sumber: BPS (diolah) Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

31 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah Tabel 2.4 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi/Deflasi Januari 2011 Palangka Raya Sampit Inf lasi Inflasi Cabe rawit Cabe rawit Tukang bukan mandor Ikan bakar Sate Mie Emas perhiasan Bawang merah Kontrak rumah Sepeda motor Def lasi Deflasi Ikan baung Daging ayam ras Bayam Emas perhiasan Angkutan udara Ikan patin Ikan gabus Meja kursi tamu Tomat sayur Televisi berwarna Sumber: BPS (diolah) Tabel 2.4 di atas menunjukkan 5 komoditas utama yang memicu terjadinya inflasi di Kota Palangka Raya maupun Sampit. Inflasi Februari 2011 Memasuki bulan Februari 2011, Kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,02%. Sementara itu, di Sampit terjadi deflasi sebesar 0,22%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil tertinggi inflasi di Kota Palangka Raya. Sementara itu, kelompok bahan makanan, sandang, dan pendidikan, rekreasi dan olah raga memberikan andil deflasi terbesar di Sampit. Andil Inflasi Andil Inflasi Transpor, komunikasi dan jasa keuangan Transpor, komunikasi dan jasa keuangan Pendidikan, rekreasi dan olah raga Pendidikan, rekreasi dan olah raga Kesehatan Kesehatan Palangka Raya Sandang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Sampit Sandang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Bahan makanan Bahan makanan Umum Umum (1,00) (0,50) 0,50 1,00 (1,00) (0,80) (0,60) (0,40) (0,20) 0,20 0,40 0,60 Grafik 2.10 Andil Inflasi Palangka Raya Grafik 2.11 Andil Inflasi Sampit Februari 2011 Februari 2011 Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah) Berdasarkan sumbangannya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan sumbangan terbesar masingmasing 0,31% dan 0,90% di Kota Palangka Raya. Sementara itu, tekanan inflasi di Kota Sampit, berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 2,22%, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

32 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,62% dan kelompok sandang sebesar 0,09%. Tabel 2.5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi/Deflasi Februari 2011 Palangka Raya Sampit Inflasi Inf lasi Ayam goreng Cabe rawit Cabe rawit Seng Ikan baung Rokok kretek Ikan saluang Mobil Batu bata, kontrak rumah Kol putih/kubis Deflasi Def lasi Emas perhiasan Ikan selar Cabe merah Cabe merah Ikan asin telang Udang basah Jeruk Daging ayam ras Daging ayam ras Bawang merah Sumber: BPS (diolah) Sebagaimana tabel 2.5 terlihat bahwa komoditas cabe rawit mempengaruhi inflasi baik di Kota Palangka Raya maupun Sampit. Inflasi Maret 2011 Selanjutnya pada Maret 2011, Kota Palangka Raya mengalami deflasi sebesar 0,26%, sedangkan di Sampit juga mengalami deflasi sebesar 0,27%. Pada bulan ini, deflasi tertinggi di Kota Palangka Raya dan Sampit dialami oleh kelompok bahan makanan masingmasing sebesar 1,77% dan 1,63%. Deflasi juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yaitu sebesar 0,38% turut menekan laju inflasi Sampit. Sementara itu, penurunan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,20% mendorong terjadinya deflasi di Kota Palangka Raya. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

33 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah Andil Inflasi Andil Inflasi Transpor, komunikasi dan jasa keuangan Transpor, komunikasi dan jasa keuangan Pendidikan, rekreasi dan olah raga Pendidikan, rekreasi dan olah raga Kesehatan Kesehatan Palangka Raya Sandang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Sampit Sandang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau Bahan makanan Bahan makanan Umum Umum (2,00) (1,50) (1,00) (0,50) 0,50 1,00 1,50 (2,00) (1,50) (1,00) (0,50) 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Grafik 2.12 Andil Inflasi Palangka Raya Maret 2011 Sumber: BPS (diolah) Grafik 2.13 Andil Inflasi Sampit Maret 2011 Sumber: BPS (diolah) Sementara itu, sumbangan inflasi Kota Palangka Raya pada Maret 2011 didominasi oleh kelompok sandang sebesar 1,03%, kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,55%, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,55%. Selanjutnya, inflasi Sampit mendapatkan sumbangan terbesar dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,57%, kelompok kesehatan sebesar 0,49%. Tabel 2.6 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi/Deflasi Maret 2011 Palangka Raya Sampit No Inf lasi Inflasi 1 Soto Emas perhiasan 2 Emas perhiasan Rokok kretek filter 3 Bawang putih Mie 4 Udang basah Labu parang/manis 5 Telur ayam ras Daster Deflasi Deflasi 1 Beras Tomat sayur 2 Cabe rawit Cabe rawit 3 Ikan baung Kacang panjang 4 Daging ayam ras Batu bata 5 Bayam Beras Sumber :BPS (diolah) Sebagaimana tabel 2.6, emas perhiasan menjadi komoditas utama penyumbang inflasi baik di Kota Palangka Raya maupun Sampit Inflasi Triw ulanan (qtq) Secara triw ulanan, perkembangan inflasi di Kalteng pada periode laporan menurun dari 2,41% menjadi 1,82%, selanjutnya inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit juga menurun dari triw ulan IV2010 masingmasing sebesar 2,01% menjadi Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

34 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah 0,06% dan dari 2,91% menjadi 0,72%. Kelompok pengeluaran yang mendorong terjadinya deflasi di Kota Palangka Raya adalah kelompok bahan makanan mengalami deflasi 2,59%. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami peningkatan inflasi dari 0,56% menjadi 2,78%. Selanjutnya di Kota Sampit, kelompok kesehatan mengalami peningkatan inflasi terbesar dari 0,46% menjadi 2,52%. Sejalan dengan Kota Palangka Raya, Kota Sampit juga mengalami penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan yaitu dari 6,36% menjadi 0,04%. Tabel 2.7 Perkembangan Inflasi Triw ulanan Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi qtq 2011 Palangka Raya Sampit Kalteng No Kelompok Pengeluaran Des (Q4) Jan Feb Mar Des (Q4) Jan Feb Mar Des (Q4) Jan Feb Mar Umum 2,01 2,92 1,52 0,06 2,91 3,12 2,20 0,72 2,41 2,41 3,01 1,82 1 Bahan makanan 2,14 4,13 1,57 (2,59) 6,36 6,71 4,51 0,04 3,92 3,92 5,25 2,84 2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 4,08 4,25 1,87 1,43 1,07 1,95 1,73 2,67 2,76 2,76 3,24 1,81 3 Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,56 2,27 2,84 2,78 0,58 0,51 0,16 (0,32) 0,57 0,57 1,46 1,60 4 Sandang 4,64 5,22 3,35 1,96 5,29 2,80 1,61 1,84 4,94 4,94 4,11 2,56 5 Kesehatan 1,12 1,51 1,21 1,46 0,46 2,37 2,80 2,52 0,84 0,84 1,88 1,90 6 Pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,12) (0,08) (0,07) (0,13) 3,13 3,53 2,44 0,19 1,34 1,34 1,55 1,07 7 Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,73 0,18 (0,51) (0,51) 0,26 0,87 0,92 0,54 0,52 0,52 0,49 0,13 Sumber :BPS (diolah) 2.4. Inflasi Tahunan (yoy) dan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Laju inflasi tahunan Kota Palangka Raya dan Sampit pada triw ulan I2011 tercatat masingmasing sebesar 8,13% dan 8,55% menurun dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya sebesar 9,49% dan 9,53%. Mulai meredanya inflasi pada bahan makanan merupakan faktor utama menurunnya laju inflasi pada triwulan I ,00 10,00 Inflasi (yoy) Palangka Raya dan Sampit 8,00 6,00 4,00 2, Inflasi Yoy Smpt Inflasi Yoy Plk Grafik 2.14 Inflasi Tahunan Palangka Raya dan Sampit Sumber: BPS (diolah) Laju inflasi tertinggi di Kota Palangka Raya berasal dari kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan dari 22,45% di triwulan IV2010 menjadi 15,75% pada triwulan laporan. Selanjutnya, kelompok bahan makanan juga mempengaruhi laju inflasi di Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

35 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah Kota Sampit dan Kalteng namun dalam trend menurun masingmasing dari 23,93% menjadi 18,95% dan 23,08% menjadi 17,13%. Tabel 2.8 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi yoy 2011 Palangka Raya Sampit Kalteng No Kelompok Pengeluaran Des (Q4) Jan Feb Mar Des (Q4) Jan Feb Mar Des (Q4) Jan Feb Mar Umum 9,49 8,88 8,65 8,13 9,53 10,40 9,10 8,55 9,51 9,55 8,85 8,32 1 Bahan makanan 22,45 19,36 18,66 15,75 23,93 24,92 21,24 18,95 23,08 21,75 19,78 17,13 2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 7,07 6,46 6,54 7,32 4,77 6,23 4,56 4,90 6,06 6,36 5,67 6,26 3 Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4,15 5,55 6,19 6,28 3,66 3,67 3,78 3,03 3,92 4,68 5,08 4,78 4 Sandang 8,76 10,59 8,86 10,08 8,79 10,40 10,14 12,59 8,78 10,50 9,44 11,21 5 Kesehatan 4,11 5,05 3,90 4,23 1,52 3,29 3,79 3,29 2,97 4,27 3,85 3,82 6 Pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,53 0,52 0,51 0,31 3,11 3,56 3,08 3,10 1,70 1,90 1,67 1,58 7 Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,74 1,15 1,14 1,17 1,25 1,42 1,36 1,41 1,52 1,27 1,24 1,28 Sumber: BPS (diolah) Dengan demikian, maka inflasi Kalteng yang merupakan gabungan dari inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit pun mengalami penurunan dari 9,51% menjadi 8,32%. Tabel 2.9 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi ytd 2011 Palangka Raya Sampit Kalteng No Kelompok Pengeluaran Des (Q4) Jan Feb Mar Des (Q4) Jan Feb Mar Des (Q4) Jan Feb Mar Umum 9,49 9,81 9,84 9,56 9,53 10,85 10,61 10,32 9,51 10,28 10,18 9,90 1 Bahan makanan 22,45 21,68 21,13 19,28 23,93 27,21 26,21 23,97 23,08 24,05 23,31 21,30 2 Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 7,07 7,73 8,07 8,59 4,77 6,59 6,61 7,57 6,06 7,23 7,43 8,15 3 Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4,15 5,97 6,92 7,04 3,66 3,53 3,72 3,33 3,92 4,84 5,44 5,32 4 Sandang 8,76 10,68 9,76 10,89 8,79 8,58 8,43 10,79 8,78 9,72 9,15 10,85 5 Kesehatan 4,11 5,06 5,06 5,63 1,52 3,60 4,06 4,07 2,97 4,42 4,62 4,95 6 Pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,53 0,58 0,59 0,40 3,11 3,42 2,93 3,31 1,70 1,86 1,65 1,71 7 Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,74 1,16 1,17 1,21 1,25 1,62 1,73 1,80 1,52 1,37 1,42 1,48 Sumber: BPS (diolah) 2.5. Indikator Survei Bank Indonesia Survei Penjualan Eceran (SPE), Survei Konsumen (SK), Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Grafik 2.15 dan 2.16 indikator SPE menunjukkan bahwa kecenderungan trend inflasi di Kota Palangka Raya dan Sampit dipengaruhi oleh faktor distribusi dibandingkan dengan permintaan. Ketika distribusi barang diperkirakan membaik selama triwulan I2011, maka inflasi bulanan Kota Palangka Raya dan Sampit mengalami penurunan. Sementara itu, melalui indikator yang ditunjukkan SK ditemukan bahwa trend inflasi bulanan Kalteng di triwulan I2011 sejalan dengan indikator ekspektasi kenaikan harga umum pada 1 (satu) bulan yang akan datang. Selanjutnya, trend inflasi triwulanan Kalteng juga cenderung searah dengan indikator ekspektasi kenaikan harga umum pada 3 (tiga) bulan yang akan datang. Selanjutnya, hasil SKDU juga menunjukkan trend kenaikan pada hasil Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebagaimana grafik Nilai SBT yang diperoleh sebesar 17,94 dengan penurunan harga jual terbesar terjadi pada sektor pertanian dalam arti luas yaitu sebesar 7,98. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

36 Bab 2 Perkembangan Inflasi Daerah 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 (0,50) (1,00) Inflasi mtm Plk Permintaan 1 bulan (%naik) Distribusi 1 bulan (%naik) ,00 1,50 1,00 0,50 (0,50) Inflasi mtm Smpt Permintaan 1 bulan (%naik) Distribusi 1 bulan (%naik) Grafik 2.15 Trend Inflasi Palangka Raya dan Indikator Distribusi Permintaan SPE Sumber: Survei BI Palangka Raya (diolah) Grafik 2.16 Trend Inflasi Sampit dan Indikator Distribusi Permintaan SPE Sumber: Survei BI Palangka Raya (diolah) 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20, ,50 2,00 1,50 1,00 0,50 (0,50) 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20, ,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0, Harga umum Inflasi Kalteng (mtm) Ekspektasi Harga 3 bln y.a.d. Inflasi Kalteng (qtq) Grafik 2.17 Trend Inflasi Kalteng (mtm) dan Indikator Harga Umum SK Sumber: Survei BI Palangka Raya (diolah) Grafik 2.18 Trend Inflasi Kalteng (yoy) dan Indikator Harga Umum SK Sumber: Survei BI Palangka Raya (diolah) 20,00 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Perkembangan Harga Jual I II III IV I Realisasi Harga jual Grafik 2.19 SBT SKDU Indikator Harga Jual Sumber: Survei BI Palangka Raya (diolah) Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

37 Boks 1. Pemetaan Inflasi Kalteng Boks 1. Pemetaan Inflasi di Kalimantan Tengah Pendahuluan Dalam upaya pengendalian inflasi yang lebih komprehensif dan antisipasif dibutuhkan pemetaan fenomena yang melatarbelakangi inflasi di Kalimantan Tengah (Palangka Raya dan Sampit). Pemetaan ini akan digunakan sebagai tools untuk melaksanakan tindakan antisipasi sehingga inflasi dapat lebih terkendali (run by design). Observasi dilakukan mulai tahun 2007 sampai 2010 per bulan (48 bulan observasi). Berdasarkan hasil observasi diperoleh beberapa informasi strategis sebagai berikut: Komoditas Penyumbang Inflasi Tertinggi dan Dampaknya terhadap Inflasi Selama satu tahun komoditas yang paling sering muncul sebagai penyumbang inflasi tertinggi adalah beras, bawang merah, daging ayam ras, cabe dan emas perhiasan. Beberapa jenis ikan sungai non budidaya juga terdeteksi menjadi pemicu inflasi. Disamping itu, gula pasir juga pada awal periode dan akhir periode menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Sebagian besar komoditas penyumbang inflasi tersebut adalah komoditas volatile foods. Kenaikan harga komoditas ini akan mempengaruhi perkembangan harga barang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut dampak kenaikan inflasi akibat kenaikan harga volatile foods selama setahun. Dampak tertinggi terjadi pada bulan Januari, Mei, Agustus, September, Oktober dan Desember setiap tahunnya Kenaikan inflasi dari sisi volatile goods Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Adapun fenomena yang melatarbelakangi yaitu: 1. Antisipasi awal musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan yang mengganggu distribusi barang, dan hama pasca musim tanam. 2. Antisipasi kenaikan konsumsi bulan puasa, hari raya keagamaan dan 1 bulan pasca hari raya keagamaan dengan stockpilling barang konsumsi, dan intervensi pasar gabungan. 3. Antisipasi gelombang tinggi, dan hari raya keagamaan dengan stockpilling barang, intervensi pasar gabungan dan diseminasi info cuaca ekstrim. 4. Antisipasi gelombang tinggi, dan hari raya keagamaan dengan stockpilling barang, intervensi pasar gabungan dan diseminasi info cuaca ekstrim. Upaya Antisipasi yang Disarankan Pada triwulan I beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

38 Boks 1. Pemetaan Inflasi Kalteng 1. Mempercepat pengurusan Izin dan penyaluran Raskin (pertengahan Januari) untuk jatah Januari dan Februari dalam upaya mengurangi ekspektasi negatif terhadap kenaikan harga beras saat paceklik 2. Menyalurkan bantuan bibit, dan saprodi kepada petani menjelang musim tanam. 3. Perbankan diharapkan memberikan bantuan permodalan kepada petani untuk mengurangi dominasi pengijon terhadap usaha tani 4. Menginformasikan kondisi cuaca, musim dan tingkat curah hujan terkini secara berkala kepada pimpinan daerah, dan dinas terkait menjelang musim tanam untuk menetapkan musim tanam yang tepat. Pada triwulan II beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain: 1. Stockpilling gabah/beras untuk 56 bulan kedepan dibutuhkan data yang akurat terkait gudang penampungan, mesin pengolahan hasil pertanian, dan kekuatan sumber keuangan daerah dan swasta. 2. Antisipasi kondisi pancaroba dengan mengoptimalkan peran penyuluh pertanian dalam upaya mengoptimalkan panen sayuran, cabe, dan komoditas lainnya. 3. Pengendalian distribusi BBM untuk mencegah kenaikan biaya transportasi akibat kelangkaan BBM. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peran Forum Koordinasi Pengawasan BBM di Kalteng (baik di Palangka Raya maupun Sampit). 4. Mengoptimalkan angkutan darat dan laut serta penerapan kebijakan bongkar muat barang yang mengutamakan barang konsumsi/kebutuhan pokok. Pada triwulan III beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain: 1. Melanjutkan koordinasi dengan dinas lain diluar Kalteng/TPID untuk pengadaan barangbarang konsumsi yang tahan lama. 2. Persiapan dan koordinasi untuk menetapkan intervensi/operasi pasar/pasar murah gabungan seluruh dinas/instansi/lembaga agar dampak dari kebijakan ini lebih optimal. 3. Menginformasikan perkembangan harga barang konsumsi secara berkala untuk mengantisipasi kenaikan harga barang karena spekulasi pedagang. 4. Melanjutkan program antisipasi dominasi tengkulak/pengijon tahap II untuk antisipasi musim tanam II, melalui bantuan dinas terkait, perusda, koperasi dan perbankan di sentrasentra pertanian. Pada triwulan IV beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan antara lain: 1. Stockpilling gabah/beras untuk 56 bulan kedepan. 2. Melakukan stockpilling barang konsumsi tahan lama melalui gudang penyimpanan pedagang besar melalui surat perintah stockpilling barang dengan mekanisme yang tepat dan harga yang wajar. 3. Menginformasikan perkembangan kondisi cuaca, dan melakukan traffic manajemen antisipasi gangguan distribusi barang. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

39 Boks 2. Perkembangan Produksi Beras Boks 2. Perkembangan Produksi Beras di Kabupaten Kapuas Gambaran Umum Produksi Kabupaten Kapuas dikenal dengan lumbung padi Kalimantan Tengah. Sumber produksi gabah sebagian besar disupply dari Kabupaten ini yaitu 54,97% 6 dari total produksi gabah di Kalteng. Dibandingkan tahun 2009, produksi gabah tahun 2010 meningkat 7,79% menjadi ton dengan luasan panen mencapai Ha atau naik 9,14% (yoy). Lebih lanjut, produksi gabah tersebut kemudian diolah untuk menjadi beras oleh penggilingan baik berskala kecil/rumah tangga (75%) dan menengah. Hanya sebagian kecil penggilingan besar yang mampu menggiling produksi gabah tersebut mengingat sebagian gabah didistribusikan ke Banjarmasin (Kalsel) untuk diolah lebih lanjut. Sesuai informasi BMKG kondisi cuaca Kalteng termasuk Kapuas akan mengalami hujan sampai dengan bulan Juni Kondisi ini diakui petani Kapuas yang berimbas pada kemunduran tanam baik beras premium maupun beras medium satu atau dua bulan menjadi bulan April, Mei bahkan sampai awal Juni. Sementara musim panen masih berlangsung sampai dengan saat ini. Gagal panen dilaporkan terjadi pada sebagian kecil wilayah Kapuas diperkirakan kurang dari 5% dari total luas panen ( Ha). Produksi diperkirakan akan tetap meningkat dibandingkan tahun lalu. Sebagai informasi, Pemda telah mengembangkan varietas padi unggul premium yang dapat ditanam dua kali setahun berbeda dengan padi premium lokal yang hanya dapat ditanam satu kali setahun. Sejak diinisiasi tahun 2010 padi jenis ini belum dapat berproduksi secara optimal mengingat adanya musim kemarau basah selama tahun Hal tersebut juga diperkirakan akan berlangsung tahun 2011 namun dengan magnitude yang lebih rendah. Kondisi Pupuk Untuk mendukung produksi beras, Kabupaten Kapuas membutuhkan pupuk organik dan unorganik terbesar dibandingkan Kabupaten lainnya yaitu untuk pupuk Urea sebesar Ton (32,47% dari total pupuk urea yang disalurkan ke Kalteng), NPK sebesar Ton (19,94%) dan organik sebesar 864 Ton (19,42%). Kenaikan permintaan pupuk tersebut sejalan dengan kenaikan luas tanam sebesar 6% dibandingkan tahun lalu. Pemenuhan ketiga jenis pupuk tersebut diperoleh dari tiga perusahaan distributor pupuk di Kapuas yaitu PT. Pertani (63,59%), CV. Noor Aviat (34,58%) dan PD. Panunjung Tarung dibawah produksi Pupuk Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim dan Pupuk Kujang. Dari sisi harga pupuk, telah ditetapkan HET pupuk subsidi dimana untuk NPK Phonska (Petro Kimia Gresik) ditetapkan sebesar Rp1.750,00 per kg. NPK Pelangi (Pupuk Kaltim) Rp1.830,00 per Kg. NPK Kujang (Pupuk Kujang) ditetapkan sebesar Rp1.586,00 per Kg. Sementara Pupuk Urea dan 6 Publikasi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Ladang+Sawah Prov. Kalteng 2010 sumber: BPS dan Dinas pertanian 7 Prov. Kalteng dan Kab. Kapuas (diolah) Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, update survey tahun Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

40 Boks 2. Perkembangan Produksi Beras Organik ditetapkan sebesar Rp1.200,00 per Kg dan Rp500,00 per Kg. Perkembangan harga pupuk ini mengalami kenaikan sebesar 5% dibandingkan tahun lalu. Permintaan Asumsi konsumsi beras Kalteng menurut Susenas tahun 2008 tercatat sebesar 10,15 kg per jiwa per bulan mengalami penurunan sebesar 13,04% dibandingkan kebutuhan Susenas tahun lebih detail, prognosa kebutuhan masyarakat Kalteng bulan Januari s.d. Juni 2011 tercatat Ton menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yaitu Ton. Sementara itu, ton tercatat dipasar keluar daerah seperti Banjarmasin, dan Pulau Jawa. Dengan demikian, sampai dengan Juni 2011 dilaporkan surplus Ton. Perkembangan Harga Perkembangan harga beras premium (siam) tercatat mengalami tren yang menurun. Dari titik tertinggi sebesar Rp17.000,00 pada tahun 2010, sampai dengan Maret 2011 harga beras mencapai Rp14.500,00. Penurunan harga beras tercatat sebesar 15%. Sementara itu, beras medium jenis IR relatif stabil pada harga Rp8.250,00. Untuk beras Jawa seperti Pandan Wangi, KuraKura, Rojo Lele dan lainnya tercatat mengalami fluktuasi harga yang relatif rendah dengan deviasi mencapai Rp3.703,00 selama Mei 2010 sampai dengan Maret 2011 dan tercatat Rp12.750,00 pada Maret fluktuasi harga ini disebabkan oleh produksi yang tidak stabil di sentra produksinya di Jawa. Pedagang besar memperkirakan harga akan relatif stabil sampai dengan akhir tahun 2011 karena relatif baiknya musim hujan tahun 2011 yang tidak separah tahun Walaupun mengalami keterlambatan tanam, petani dilaporkan masih optimis dengan hasil produksi yang akan lebih baik dari tahun Investasi Pemerintah Kabupaten Kapuas dilaporkan mencanangkan pemberian bantuan pupuk kepada petani sebesar Rp3 miliar yang disalurkan secara bergulir. Diharapkan program ini dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap tengkulak dan pengijon. Rencana pengembangan lahan terlantar untuk pengembangan ekonomi daerah termasuk pertanian yang bertajuk Master plan for the rehabilitation and revitalization of the ExMega Rice Project Area in Central Kalimantan akan dilakukan Pemerintah Daerah bekerjasama dengan KOICA (perusahaan dari Korea) dengan lahan seluas Ha, namun khusus untuk pertanian tanaman bahan makanan, lahan yang digunakan sebanyak 100 Ha sebagai demonstration plot. Dimana proyeknya akan dimulai Penjajakan resi gudang tengah dilakukan Pemerintah Daerah untuk dapat menampung panen petani dan memperoleh modal tambahan untuk bertani kembali. Tenaga Kerja, dan Produktivitas Jumlah tenaga kerja di pertanian (tanaman bahan makanan) sebanyak orang atau 899 kelompok tani diseluruh Kabupaten Kapuas. Dibandingkan dengan jumlah penduduk, petani tercatat sebesar 8,95%. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

41 Boks 2. Perkembangan Produksi Beras Produktivitas cenderung meningkat setiap tahun kecuali terjadi cuaca ekstrim hujan dan hama. Sebagai informasi, untuk melakukan penanaman, pemeliharaan dan panen petani melakukan pekerjaan sendiri, dimana petani seringkali dibantu oleh pengijon/tengkulak untuk modal pupuk, bibit dan pemberantas hama. Sebagai kompensasinya petani harus menyerahkan hasil panennya. Namun demikian, dalam perjalanannya petani saat ini memiliki bargaining power yang lebih besar untuk mengendalikan harga tawar yang diajukan tengkulak. Petani dapat menjual gabahnya kepada tengkulak yang menawarkan harga tertinggi. Namun demikian, masih adanya faktor kepercayaan dan kemitraan antara petani dan tengkulak ditengarai menyebabkan pengurangan peran tengkulak sulit diatasi. Informasi Strategis salah satu permodalan petani di Kapuas adalah tengkulak dan pengijon yang memiliki ikatan kepercayaan dan ketergantungan bisnis antara satu dengan lainnya. Tengkulak mengikat petani melalui bantuan modal yang diberikan pra tanam seperti sebagian besar pupuk, sebagian kecil bibit, kapur dan pembasmi hama. Saat panen petani yang dibantu berkewajiban untuk menyerahkan hasil panennya kepada tengkulak. Umumnya karena berlandaskan kepercayaan negosiasi harga cenderung tidak terjadi. Seiring dengan berjalannya waktu, petani memiliki keterikatan bisnis pada beberapa tengkulak, dan memiliki posisi tawar yang lebih baik terutama negosiasi harga pasca panen. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya gabah terutama jenis premium sementara usaha penggilingan cukup banyak baik di Kalteng maupun diluar Kalteng (388 unit penggilingan gabah di Kapuas). Ratarata gabah produksi petani beberapa diserap oleh penggilingan lokal, namun demikian masih ada sekitar minimal 30 ton per bulan per tengkulak 8 yang menyalurkan gabah petani ke Kalsel. Gabah yang disalurkan ke Kalsel terutama berasal dari Kapuas, Anjir, Palingkau, Pulang Pisau, Basarang, Belanti dan Pangkoh. Dengan asumsi harga gabah jenis siam Rp7.000,00 setiap tengkulak mengeluarkan uang minimal sebesar Rp210 juta setiap bulannya. Penyaluran ini belum termasuk gabah yang diserap tengkulak/pengijon dari Banjarmasin yang memiliki kepasitas keuangan yang lebih besar. Diperkirakan sebesar Ton gabah disalurkan ke Kalsel selama satu tahun oleh tengkulak kapuas dan akan lebih besar jika memperhitungkan tengkulak dari Banjarmasin yang langsung menyerap gabah petani Kapuas. Hal ini membutuhkan penanganan khusus dari Pemerintah Daerah untuk menjembatani dan memberikan solusi yang tepat agar petani dapat mendorong produksi sekaligus memperoleh harga jual yang wajar. 8 Tengkulak/pengijon yang disurvei sebanyak 5 pengijon local Kalteng yang dinilai cukup besar Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

42 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah BAB III Perkembangan Perbankan Daerah 3. BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1. Gambaran Umum Secara tahunan, pertumbuhan aset perbankan tercatat 38,23% (yoy) menjadi Rp14.032,25 miliar, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (34,76%). Sejalan dengan pertumbuhan aset, dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) tumbuh sebesar 18,83% (yoy) menjadi Rp9.861,70 miliar meningkat dari triwulan sebelumnya (15,35%). Sementara itu, nilai kredit yang disalurkan perbankan di Kalteng mengalami pertumbuhan lebih tinggi bila dibandingkan dengan DPK mencapai 59,45% (yoy) menjadi Rp9.415,97 miliar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (55,54%). Selanjutnya, efektivitas fungsi intermediasi perbankan yang terlihat dari perkembangan rasio kredit terhadap DPK atau Loans to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 95,48% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (99,55%). Peran serta perbankan dalam menggerakkan sektor UMKM melalui penyaluran kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 29,25% (yoy) menjadi Rp5.717,03 miliar meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (27,61%) Perkembangan Kelembagaan Secara kelembagaan, jumlah jaringan kantor bank di Kalimantan Tengah yaitu bank milik pemerintah daerah, bank BUMN, bank swasta nasional dan BPR mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa peluang sektor perbankan untuk memberikan pembiayaan dan pelayanan di Kalimantan Tengah masih cukup potensial. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

43 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah Jenis Bank Tw II09 Tw III09 Tw IV09 Tw I 10 Tw II 10 Tw III 10 Tw IV10 Tw I11 1. Bank Pemerintah Jumlah Bank Jumlah Kantor* ) Bank Pemerintah Daerah Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Swasta Nasional Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Syariah Jumlah Bank Jumlah Kantor Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Jumlah bank di Kalteng pada triwulan I2011 adalah 15 bank yang terdiri dari 11 (sebelas) bank umum konvensional, 2 (dua) bank umum syariah dan 2 (dua) Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan jumlah jaringan kantor bank di Kalteng pada triwulan laporan sebanyak 166 kantor dengan komposisi 158 kantor bank umum (termasuk kantor BRI unit), 2 (dua) kantor BPR, dan 6 (enam) kantor Bank Syariah. Perkembangan yang terjadi di triwulan laporan antara lain: PT. CIMB Niaga, Tbk. membuka kantor cabangnya di Kota Palangka Raya. Sementara itu, perbankan syariah juga turut mengembangkan jangkauannya di Kalteng dengan dibukanya Kantor Cabang Pembantu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. di Sampit Perkembangan Aset Total aset perbankan Kalteng pada triwulan ini mencapai Rp14.032,25 miliar, tumbuh 38,23% (yoy) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 34,76%. Menurut lokasi bank, Palangka Raya masih mendominasi persentase jumlah aset yaitu 31,82% atau Rp4.464,76 miliar dari total aset Kalteng. Peringkat kedua adalah Kotawaringin Timur sebesar Rp4.321,18 miliar (30,79%), disusul dengan Kotawaringin Barat sebesar Rp1.942,89 miliar (13,85%), kemudian Kabupaten Kapuas, Barito Utara, dan Barito Selatan masingmasing dengan nilai aset sebesar Rp724,97 miliar (5,17%), Rp710,64 miliar (5,06%), dan Rp434,81 miliar (3,10%). Selanjutnya, kabupaten lainnya yang terdiri dari Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Lamandau, Murung Raya, dan Sukamara total asetnya sebesar Rp1.432,99 miliar (10,21%). Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

44 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah Barito Selatan 3,10% Lainnya 10,21% Barito Utara 5,06% Kapuas 5,17% Palangka Raya 31,82% Kotawaringin Barat 13,85% Kotawaringin Timur 30,79% Grafik 3.1 Share Aset Perbankan Kabupaten/Kota Terhadap Kalimantan Tengah Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya 3.4. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan Kalteng triw ulan ini tumbuh 18,83% (yoy) menjadi sebesar Rp9.861, 70 miliar, meningkat dari pertumbuhan periode sebelumnya yaitu sebesar 15,35%. Jenis simpanan giro dan tabungan mengalami peningkatan masingmasing menjadi Rp3.216,72 miliar (18,89%), dan Rp4.918,50 miliar (24,91%) sedangkan pertumbungan jumlah deposito melambat menjadi Rp1.726,48 (4,31%) dibandingkan triwulan sebelumnya 19,06% Giro Tabungan Deposito DEPOSITO 17,51% GIRO 32,62% % TABUNGAN 49,87% (20) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I (40) Grafik 3.2 Laju Pertumbuhan Giro, Tabungan dan Deposito Perbankan Kalteng (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Grafik 3.3 Share Giro, Tabungan dan Deposito Perbankan Kalteng Triw ulan I2011 Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Pertumbuhan jumlah tabungan didukung oleh indikator jumlah tabungan saat ini dibandingkan 3 (tiga) bulan yang lalu dari hasil Survei Konsumen (SK) yang mengindikasikan bahwa jumlah tabungan masyarakat cenderung meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, berdasarkan grafik 3.4 terlihat bahwa kondisi tabungan masyarakat cenderung mengarah ke kondisi meningkat. Disamping itu, hasil SKDU Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

45 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah menunjukkan bahwa pertumbuhan giro seiring dengan penyerapan perbankan terhadap kelebihan likuiditas dari rentabilitas sektor usaha pada triwulan I2011, dan adanya giro dari pemerintah daerah. 130,00 120,00 110,00 100,00 90,00 80,00 70,00 60, Likuiditas Rentabilitas I II III IV I Grafik 3.4 Indikator Jumlah Tabungan Grafik 3.5 Saldo Bersih Likuiditas dan Rentabilitas Sektor Dunia Usaha Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Ditinjau berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah, perbankan Kota Palangka Raya berhasil menghimpun DPK terbesar yaitu Rp3.599,19 miliar (36,50%) dari total DPK Provinsi Kalimantan Tengah). Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar Rp2.187,04 miliar atau 22,18%. Selanjutnya, Kotawaringin Barat sebesar Rp1.236,69 miliar atau 12,54%. Jumlah Tabungan Titik Statis (tidak ada perubahan) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Tabel 3.2 Dana Pihak Ketiga Menurut Kab/Kota Kalteng Triw ulan I2011 (Rp Juta) Kot a/ Kabupat en Giro Tabungan Deposit o Jumlah Palangka Raya 797,852 2,016, ,347 3,599,185 Kotawaringin Timur 684,718 1,075, ,149 2,187,035 Kotawaringin Barat 283, , ,669 1,236,685 Kapuas 132, ,475 96, ,644 Barito Utara 209, ,323 62, ,584 Barito Selatan 160, ,885 29, ,453 Lainnya* ) 947, ,166 80,230 1,246,327 Jumlah 3,216,718 4,918,667 1,726,528 9,861,913 Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya * ) Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Lamandau, Murung Raya, dan Sukamara Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

46 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah 3.5. Perkembangan Penyaluran Kredit Perkembangan penyaluran kredit pada triw ulan laporan meningkat dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya dari 55,54% (yoy) menjadi 59,45%. Sejalan dengan realisasi kredit tersebut, maka Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan pada triwulan ini mencapai 95,48% ,000 10,000 8, TotalKredit Investasi Modal Kerja Konsumsi 6, ,000 2, I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Rp MIliar 2007 DPK 2008 Kredit 2009 LDR % % (20.00) I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 3.6 Perkembangan Fungsi Intermediasi Perbankan Kalimantan Tengah Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Grafik 3.7 Perkembangan Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Dari sisi penggunaan, kredit konsumsi mengalami pertumbuhan sebesar 24,17% (yoy) menjadi Rp3.717,56 miliar melambat dibandingkan dengan triwulan lalu (25,22%). Kredit investasi mencatat peningkatan sebesar 147,10% (yoy) menjadi Rp3.602,21 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu sebesar 132,11%. Sementara itu, kredit modal kerja tercatat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi 43,97% atau Rp2.096,20 miliar. Di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat didominasi oleh kredit investasi masingmasing sebesar Rp3.715,49 miliar dan Rp1.482,43 miliar. Sementara itu, kinerja penyaluran kredit perbankan Kota Palangka Raya sebagian besar masih disalurkan untuk kredit konsumsi yaitu sebesar Rp1.395,09 miliar. Secara sektor ekonomi, penyaluran kredit sektor pertanian meningkat 544,07% (yoy) mencapai Rp3.389,99 miliar dibanding triwulan sebelumnya 151,10%. Selanjutnya, sektor perdagangan, hotel dan restoran menurun 26,46% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (8,51%) atau menjadi Rp1.169,40 miliar. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

47 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.3 Penyaluran Kredit Penggunaan Per Kota/Kabupaten (Rp Juta) Kota/ Kabupaten Total Kredit M odal Kerja Invest asi Konsumsi Palangka Raya 2,162, , ,485 1,395,091 Kotawaringin Timur 3,715, ,329 2,600, ,032 Kotawaringin Barat 1,482, , , ,041 Kapuas 581, ,976 11, ,175 Barito Utara 376, ,679 22, ,344 Barito Selatan 343,302 93,065 2, ,088 Lainnya* ) 754,424 21,448 3, ,788 Jumlahj 9,415,967 2,096,196 3,602,212 3,717,559 Tabel 3.4 Penyaluran Kredit Sektoral Per Kota/Kabupaten (Rp Juta) Kota/Kabupaten Palangka Raya Kotaw aringin Timur Kotaw aringin Barat Kapuas Barito Utara Barito Selatan Lainnya* ) Pertanian 85,206 2,522, ,992 6,934 5,642 1, Pertambangan ,045 Industri 15, ,525 10,088 1, ,341 ListrikGA 4, Konstruksi 58,542 80,379 34,587 39,876 6, ,916 PHR 396, , , ,582 59,994 48,569 18,991 PengangkutanGK 31,218 17,074 3, , JasaDU 69,967 12,017 8,166 4,346 1, JasaSosial 23,229 7,295 45, ,426 Lain_lain 1,478, , , , , , ,788 Jumlah 2,162,425 3,715,490 1,482, , , , ,424 Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya * ) Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Lamandau, Murung Raya, dan Sukamara Selanjutnya, penyaluran kredit dibukukan terbesar oleh perbankan di Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar Rp3.715,49 miliar atau 39,46% dari total kredit yang disalurkan di Kalteng, diikuti perbankan di Palangka Raya 22,97% (Rp2.162,43 miliar) dan Kotawaringin Barat 15,74% (Rp1.482,43 miliar). Besarnya realisasi kredit investasi di Kotawaringin Timur inilah mendorong tingginya realisasi kredit perbankan di kabupaten tersebut I II III IV I Series1. Grafik 3.8 Akses Kredit Sektor Usaha Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

48 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah 4.00 % 3.50 NPL Gross Growth Kredit Konsumsi 26.80% Investasi 8.16% Modal Kerja 65.04% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I % ListrikGasAir 0.00% Pertambangan 0.00% Pertanian 2.51% Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Lainlain 33.89% Konstruksi 14.29% IndustriPengola han 0.36% Grafik 3.9 Perkembangan Rasio NPL Perbankan dan Pertumbuhan Kredit (yoy) JasaSosial 2.78% JasaDuniaUsah a 1.85% AngkutanKomu nikasi 1.12% PerdganRestoH tl 43.21% Grafik 3.10 Share NPL Menurut Penggunaan dan Sektoral triw ulan I2011 Tingkat risiko dan kualitas kredit yang disalurkan perbankan Kalimantan Tengah secara umum cukup baik, hal ini tercermin dari Non Performing Loans (NPL) Gross yaitu sebelum dikurangi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tercatat Rp81,54 miliar atau 0,87%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (0,85%). Sementara itu, menurut jenis penggunaannya, kredit modal kerja mencatat NPL terbesar mencapai Rp53,04 miliar (2,53%), sementara kredit konsumsi dan investasi tercatat masingmasing sebesar Rp21,85 miliar (0,59%) dan Rp6,65 miliar (0,18%). Sejalan dengan itu, berdasarkan sektor ekonomi, jumlah NPL tertinggi dialami oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai Rp35,23 miliar (3,01%) kemudian diikuti sektor konstruksi mencapai Rp11,65 miliar (5,24%). Berdasarkan Lokasi Proyek Berdasarkan lokasi proyek, kredit yang disalurkan perbankan nasional kepada pelaku kegiatan usaha yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan I 2011 tercatat sebesar Rp19.188,15 miliar. Nilai tersebut tumbuh 55,98% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (41,79%). Ditinjau dari jenis penggunaannya, kredit investasi tercatat memiliki proporsi terbesar yaitu 54,70% dengan nilai Rp10.495,27 miliar, atau mengalami pertumbuhan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

49 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah sebesar 43,45% (yoy). Sementara itu kredit konsumsi pada triwulan laporan meningkat sebesar 20,88% (yoy) menjadi Rp4.345,75 miliar dan kredit modal kerja tumbuh 39,11% (yoy) menjadi Rp4.347,14 miliar. Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek (Rp Juta) Penggunaan Tw IV2008 Tw I2009 Tw II2009 Tw III2009 Tw IV2009 Tw I2010 Tw II2010 Tw III2010 Tw IV2010 Tw I2011 Modal Kerja 2,114,204 1,712,942 1,921,430 2,161,651 2,205,781 3,124,989 2,862,969 3,657,541 3,587,371 4,347,138 Investasi 4,069,602 4,443,371 5,098,393 5,446,529 6,007,244 5,890,518 7,069,452 8,452,782 8,660,972 10,495,272 Konsumsi 2,252,380 2,433,866 2,573,724 2,876,396 2,954,833 3,286,195 3,710,005 3,866,235 3,586,222 4,345,745 Total Kredit 8,436,186 8,590,179 9,593,547 10,484,576 11,167,858 12,301,702 13,642,426 15,976,558 15,834,565 19,188,154 Berdasarkan sektor ekonomi, sektor pertanian menyerap kredit perbankan sebesar Rp10.149,52 atau 60,70% dari total kredit menurut lokasi proyek, disusul oleh sektor perindustrian Rp1.836,44 miliar atau 9,57%. Sementara itu, sektor pertambangan tumbuh cukup tinggi yaitu 37,27% menjadi Rp255,97 miliar namun hanya 1,33% dari total kredit. Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Sektoral Berdasarkan Lokasi Proyek (Rp Juta) 3.6. Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM Penyaluran kredit UMKM tumbuh 29,25% (yoy) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 27,61%. Posisi kredit UMKM pada triwulan ini mencapai Rp5.717,03 miliar. Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Sektor Ekonomi Tw IV2008 Tw I2009 Tw II2009 Tw III2009 Tw IV2009 Tw I2010 Tw II2010 Tw III2010 Tw IV2010 Tw I2011 Pertanian 3,932,742 3,875,960 3,765,828 4,263,731 4,815,950 4,297,244 6,337,937 9,462,518 9,611,953 10,149,520 Pertambangan 67,913 30,789 23,774 68,040 83, , , , , ,971 Perindustrian 974, ,916 1,710,622 1,564,947 1,599,361 1,978,380 1,579, , ,279 1,836,439 Perdagangan 818, , ,787 1,077,629 1,092,476 1,732,539 1,018,735 1,154,002 1,207,399 1,211,337 Listrik, Gas dan Air , ,286 4,041 4,314 4,628 93,766 Konstruksi 202, , , , , , , , , ,647 Pengangkutan 21,948 21,395 24,012 24,932 23,970 46,726 31,460 31,493 36,031 67,884 Jasa Dunia Usaha 140, , , , , , , , , ,995 Jasa Sosial Masyarakat 24,995 13,929 14,326 15,262 13,933 51, , , , ,433 Lainlain 2,253,085 2,435,525 2,575,739 2,878,548 2,956,944 3,512,636 3,952,177 4,068,451 3,713,134 4,733,162 Jumlah 8,436,186 8,590,179 9,593,547 10,484,576 11,167,857 12,301,702 13,642,426 15,976,558 15,834,565 19,188,154 Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Tabel 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Kalimantan Tengah (Rp Juta) Keterangan IV2007 IV2008 IV2009 I2010 II2010 III2010 IV2010 I2011 UMKM 2,281,101 3,116,339 4,243,713 4,423,289 4,945,461 8,208,626 5,415,240 5,717,034 ModalKerja 709, ,448 1,142,357 1,140,810 1,363,246 1,882,270 1,579,017 1,679,219 Investasi 192, , , , ,071 2,990, , ,337 Konsumsi 1,380,058 2,003,767 2,827,434 2,986,303 3,278,144 3,335,498 3,550,961 3,717,478 Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Kredit konsumsi masih mendominasi pangsa penyaluran kredit UMKM sebesar 65,02% diikuti kredit modal kerja dan investasi masingmasing sebesar 29,37% dan 5,60%. Kredit konsumsi dan modal kerja masih tumbuh cukup tinggi, yaitu masingmasing 47,20% dan 24,48% (yoy) namun untuk kredit investasi hanya tumbuh sebesar 8,16%. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

50 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah Tabel 3.7. Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Kalimantan Tengah menurut Sektor Ekonomi (Rp Juta) Keterangan IV2007 IV2008 IV2009 I2010 II2010 III2010 IV2010 I2011 Pertanian 92,533 93,191 80,459 43,051 52,568 2,872,831 50,712 59,224 Pertambcnga 950 1,505 3,915 3,553 1,095 21,048 1, Industri 10,612 12,325 13,628 22,100 25, ,063 27,556 36,878 ListrikGA , Konstruksi 116, , , , , , , ,003 Perdagangan 595, ,836 1,022, ,462 1,066,254 1,147,270 1,095,710 1,106,177 Pengangkuta 15,511 15,143 21,992 23,545 21,935 26,888 27,338 24,997 JasaDU 55,017 79, , ,389 66,284 71,772 79,028 89,950 JasaSosial 11,201 23,745 12,326 23,584 82,380 78,582 79,526 79,254 Lain_lain 1,383,780 2,015,175 2,840,611 3,215,262 3,456,759 3,592,223 3,909,162 4,167,928 UMKM 2,281,101 3,116,339 4,243,713 4,423,289 4,945,461 8,208,626 5,415,240 5,717,034 Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Sebagaimana ditunjukkan oleh tabel 3.7, kredit UMKM dengan bobot kredit terbesar pada sektor perdagangan meningkat sebesar 31,62%. Selanjutnya, sektor dengan bobot terbesar kedua, yaitu sektor konstruksi mengalami peningkatan sebesar 46,13%. Perkembangan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Tengah per akhir Maret 2011 dengan plafon sebesar Rp634,72 miliar, sedangkan nilai outstanding mencapai Rp395,24 miliar. Sementara itu, total debitur yang sudah dijangkau oleh KUR perbankan Kalimantan Tengah mencapai debitur. Dengan demikian, ratarata kredit yang disalurkan per debitur sebesar Rp9,91 juta Perkembangan Suku Bunga Perbankan Perkembangan suku bunga perbankan 9 Kalimantan Tengah terutama suku bunga dana pihak ketiga relatif stabil mengikuti perkembangan BIrate. Namun demikian, perkembangan suku bunga kredit cenderung mengikuti arah kenaikan BIrate sebagaimana grafik 3.9 dan Suku bunga kredit perbankan Kalteng di triwulan I2011 cenderung meningkat 7,00% (yoy). Peningkatan suku bunga kredit ini sejalan dengan indikator tingkat suku bunga kredit pada Survei Penjualan Eceran (SPE) yang cenderung meningkat. 9 Perkembangan suku bunga merupakan suku bunga ratarata Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

51 Bab 3 Perkembangan Perbankan Daerah (10.00) (20.00) (30.00) (40.00) % Birate gsuku Bunga Kredit Grafik 3.11 Grow th BIrate dan Suku Bunga Kredit Perbankan Kalimantan Tengah (yoy) Sumber: LBU (KBI Palangka Raya) (20.00) (40.00) (60.00) % Birate DPK SK Sk Bunga Grafik 3.12 Grow th BIrate dan Suku Bunga DPK Perbankan Kalimantan Tengah (yoy) Sumber: LBU (KBI Palangka Raya) % Sejalan dengan peningkatan suku bunga kredit, suku bunga ratarata tabungan dan deposito juga meningkat yang masingmasing mencapai 2,39% dan 4,99%. Peningkatan suku bunga tabungan ini sejalan dengan indikator Survei Konsumen (SK) yaitu perkiraan tingkat suku bunga tabungan yang diperkirakan meningkat pada triwulan laporan. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

52 Boks 3. Perkembangan Perbankan Syariah Boks 3. Perkembangan Perbankan Syariah Kalimantan Tengah Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan I2011 sebesar 5,97% (yoy) salah satunya merupakan hasil kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa yang tumbuh sebesar 22,06% dengan kontribusi sebesar 1,25%. Dengan demikian, sektor perbankan yang tergabung dalam sektor ekonomi tersebut, memiliki peranan penting dalam menyokong perekonomian Kalteng. Ditinjau dari indikator perbankan secara umum, sampai dengan triwulan I2011 kinerja perbankan perbankan konvensional dan syariah Kalteng masih tumbuh positif tercermin dari Aset perbankan tumbuh 38,23% (yoy). Dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) juga tumbuh 18,83% (yoy). Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan tumbuh mencapai 59,45% (yoy). Bila dikaji lebih dalam, perkembangan perbankan syariah Kalteng juga cukup menggembirakan. Pada akhir tahun 2010, pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 100,20%, dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) juga tumbuh positif sebesar 47,83%, dan pembiayaan syariah yang tumbuh hampir dua kali lipat yaitu sebesar 187,97% serta nilai FDR dan NPF masingmasing sebesar 92,14% dan 0,86%. Tabel Perkembangan Perbankan Syariah Kalimantan Tengah Lebih lanjut, bila dibandingkan dengan kinerja perbankan secara umum, persentase/share aset perbankan syariah Kalteng sampai dengan triwulan I2011 mencapai 1,45%, pembiayaan syariah sebesar 1,34%, dan dana pihak ketiga sebesar 1,45%. Tabel Share Perbankan Syariah terhadap Total Perbankan Pencapaian indikator kinerja perbankan syariah tersebut menunjukkan bahwa ruang potensi pengembangan dari perbankan syariah di Kalteng masih cukup besar. Oleh sebab itu, salah satu strategi yang dilakukan Bank Indonesia Palangka Raya dalam mendukung pengembangan perbankan syariah melalui kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman mengenai produk dan manfaat dari perbankan syariah. Ket erangan 2010 (yoy) Tw I2011 (qt q) Jumlah Kantor 5 6 Asset 174, ,009 Growth Pembiayaan Syariah (Juta Rp) 106, ,762 Growth Dana Pihak Ketiga (Juta Rp) 115, ,202 Growth FDR (%) NPF (%) Ket erangan Tw I2011 (Syariah) Tw I2011 Tot al % Asset 203,009 14,032, Pembiayaan Syariah (Juta Rp) 125,762 9,415, Dana Pihak Ketiga (Juta Rp) 143,202 9,861, Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

53 Boks 4. Penyaluran KUR Boks 4. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) (Data Kemenko s.d. Maret 2011) Jumlah penyaluran KUR di Provinsi Kalteng per Maret 2011 dengan plafon sebesar Rp634,72 miliar dan nilai outstanding mencapai Rp395,24 miliar. Sementara itu, total debitur yang sudah dijangkau oleh KUR Kalteng mencapai debitur. Dengan demikian, ratarata kredit yang disalurkan per debitur sebesar Rp9,91 juta. Pertumbuhan penyaluran KUR dari sisi plafon, nilai outstanding, dan jumlah debitur di Provinsi Kalteng sampai dengan Maret 2011 mencapai masingmasing 67,63%; 50,83%; dan 59,31% (yoy). Selanjutnya, pertumbuhan kumulatif (ytd) plafon penyaluran KUR mencapai 14,91%. Pertumbuhan tersebut didorong dengan turut sertanya Bank Pembangunan Daerah Kalteng dalam penyaluran KUR di Kalteng. Disamping itu, meningkatnya nilai penjaminan KUR oleh pemerintah dari 70% menjadi 80% dan perubahan batas maksimal pengucuran kredit bagi usaha mikro dari Rp5 juta menjadi Rp20 juta merupakan faktorfaktor pendorong meningkatnya realisasi KUR. Lebih lanjut, efektivitas sosialisasi KUR yang dilakukan Bank Indonesia, pemerintah, dan perbankan juga turut mendorong pertumbuhan tersebut. Tabel Perkembangan KUR Kalteng TOTAL GROWTH KALIMANTAN TENGAH Mar11 Mar10 Dec10 YTD YOY Plafon (Rp Juta) 634, , , Outstanding (Rp Juta) 395, , , Debitur 39,868 25,026 35, Dari sejumlah 2,20 juta penduduk di Provinsi Kalteng, sebanyak 38 ribu diantaranya adalah debitur KUR atau mencapai 1,75% dari total penduduk meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 1,14%. Selain itu, dari 1,06 juta angkatan kerja di Kalteng sebesar 3,59% adalah debitur KUR juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2,35%. Dengan demikian, penyaluran KUR di Kalteng masih memiliki potensi yang sangat besar di Kalteng. Dilihat dari persentase share penyaluran KUR kepada 33 (tiga puluh tiga) provinsi yang ada di Indonesia, share plafon KUR Kalteng mencapai 1,55%, share nilai outstanding 1,97%, dan share jumlah debitur mencapai 0,93%. Sementara itu, di wilayah Kalimantan, share plafon penyaluran KUR di Kalteng berada di posisi terendah yaitu sebesar 15,89% demikian juga dengan share jumlah debitur yang mencapai 15,68%. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

54 Boks 4. Penyaluran KUR Tabel Perbandingan KUR Tiap Provinsi TOTAL % (Persentase) NO PROVINSI Rp Juta Plafon Outstanding Debitur Plafon Outstanding Debitur TOTAL 40,863,418 20,049,784 4,276, JAWA TENGAH 5,914,477 2,516, , JAWA TIMUR 6,056,148 3,006, , JAWA BARAT 5,444,357 2,699, , SULAWESI SELATAN 2,258,756 1,201, , SUMATERA UTARA 2,126,266 1,052, , BALI 910, , , D.I. YOGYAKARTA 702, , , LAMPUNG 981, ,632 92, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1,015, ,950 89, DKI JAKARTA 1,799, ,834 85, KALIMANTAN SELATAN 1,204, ,482 85, SUMATERA BARAT 997, ,310 83, SUMATERA SELATAN 1,269, ,717 82, KALIMANTAN TIMUR 1,051, ,451 75, BANTEN 928, ,230 67, RIAU 1,201, ,655 66, NTB 480, ,495 62, JAMBI 735, ,093 61, SULAWESI TENGAH 514, ,307 56, KALIMANTAN BARAT 1,074, ,016 52, SULAWESI UTARA 477, ,352 46, NTT 435, ,233 44, SULAWESI TENGGARA 324, ,761 41, KALIMANTAN TENGAH 634, ,238 39, BENGKULU 313, ,671 31, GORONTALO 264, ,593 31, PAPUA 385, ,938 24, SULAWESI BARAT 233, ,432 23, MALUKU 308, ,700 19, KEPULAUAN RIAU 323, ,439 13, BANGKA BELITUNG 110,648 48,640 9, MALUKU UTARA 175,315 93,710 9, IRIAN JAYA BARAT 209, , , Sampai dengan Maret 2011, penyaluran kredit perbankan di Kalteng mencapai Rp9.415,97 miliar dengan kontribusi KUR sebesar 6,55%. Kontribusi tersebut relatif stabil dibandingkan dengan kontribusi pada tahun sebelumnya. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

55 Bab 4 Perkembangan Keuangan Daerah BAB IV Perkembangan Keuangan Daerah 4. BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 4.1. Gambaran Umum Anggaran Pendapatan Provinsi Kalteng tahun 2011 mencapai Rp1,705 triliun, atau meningkat sebesar 4,22% dari anggaran tahun sebelumnya. Sumber pendapatan berasal dari dana perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masingmasing ditargetkan mengalami kenaikan sebesar 6,40% dan 23,15%. Kemandirian dalam pendanaan belanja daerah Kalteng juga meningkat ditunjukkan oleh rasio rencana pendapatan PAD terhadap total rencana pendapatan daerah yang meningkat dari 32,99% menjadi 38,99%. Sedangkan dari sisi belanja daerah, anggaran pada APBD 2011 meningkat sebesar 2,01% atau menjadi sebesar Rp1,728 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,684 triliun. Tabel 4.1 APBD Kalimantan Tengah URAIAN APBD 2010 APBD 2011 Grow th PENDAPATAN DAERAH 1,636,477,647, ,705,516,480, Pendapatan Asli Daerah 539,925,444, ,905,150, Transfer Pemerintahan PusatDana Perimbangan 961,086,975, ,022,611,330, LainLain Pendapatan Yang Sah 135,465,228, ,000,000, (86.71) BELANJA 1,684,125,280, ,718,016,480, Belanja Tidak Langsung 769,982,585, ,913,774, Belanja Langsung 914,142,695, ,102,705, (8.32) 4.2. Perkembangan Pendapatan Daerah Realisasi pendapatan daerah Kalteng triwulan I2011 baru mencapai Rp468,84 miliar atau sebesar 27,49% dari target sebesar Rp1.705,52 miliar. Komponen Pendapatan Daerah yang terdiri atas PAD terealisasi sebesar Rp156,66 miliar atau sebesar 23,56%, Dana Perimbangan terealisasi Rp312,18 miliar atau sebesar 30,53%, sedangkan komponen lainlain pendapatan yang sah belum ada realisasi. Lebih rinci lagi, dana perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil pajak/bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus masingmasing terealisasi sebesar Rp31,33 miliar atau 17,92%, Rp265,27 miliar atau 33,33%, dan Rp15,57 miliar atau 30,00%. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

56 Bab 4 Perkembangan Keuangan Daerah Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Kalimantan Tengah (s.d. Maret 2011) URAIAN APBD 2011 Realisasi Maret 2011 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah 664,905,150, ,658,617, Pendapatan Pajak Daerah 467,303,700, ,266,177, Pendapatan Retribusi Daerah 6,297,600, ,106,239, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan dipisahkan 17,500,000, ,000, Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 173,803,850, ,236,200, Transfer Pemerintahan PusatDana Perimbangan 1,022,611,330, ,180,692, Dana Bagi Hasil Pajak/bukan Pajak 174,880,000, ,334,080, Dana Alokasi Umum 795,816,330, ,272,112, Dana Alokasi Khusus 51,915,000, ,574,500, LainLain Pendapatan Yang Sah 18,000,000, Pendapatan Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainny Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya 18,000,000, JUMLAH PENDAPATAN 1,705,516,480, ,839,310, Sumber: Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah 4.3. Perkembangan Belanja Daerah Realisasi belanja daerah pada triwulan I2011 baru terealisasi sebesar 5,69%, dengan realisasi terbesar dari komponen belanja tidak langsung mencapai 8,57%. Sementara itu, belanja langsung mencapai 2,66%. Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Belanja Kalimantan Tengah (s.d. Maret 2011) URAIAN APBD 2011 Realisasi M aret 2011 BELANJA Belanja Tidak Langsung 879,913,774, ,388,461, Belanja Langsung 838,102,705, ,327,426, JUM LAH (BELANJA OP S.D. TRANSFER) 1,718,016,480, ,715,888, Sumber: Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah 4.4. Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Provinsi Kalimantan Tengah Anggaran pelaksanaan proyek infrastruktur di Provinsi Kalimantan Tengah sampai pada tahun 2011 sebesar Rp149,51 miliar. Anggaran proyek tersebut terutama didominasi dari program peningkatan pembangunan jalan dan jembatan sebesar Rp107,97 miliar, kemudian proyek rutin rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan mencapai Rp35,12 miliar dan program perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan sebesar Rp6,40 miliar. Tabel 4.4 Pembiayaan Proyek Utama 2011 APBD 149,506,581,596 I Program Rehabilit asi/pemeliharaan Jalan dan Jembat an 35,124,601,475 II Program Perencanaan Dan Pengaw asan Teknis Jalan dan Jembatan Di 6,404,280,121 Provinsi Kalimantan Tengah III Program Peningkatan/ Pembangunan Jalan Provinsi Kalimantan Tengah 107,977,700,000 Sumber: Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

57 Boks 3. Perkembangan Inflow Outflow BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran 5. BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 5.1. Gambaran Umum Pertumbuhan secara tahunan dari total transaksi pembayaran tunai dan non tunai di Provinsi Kalimantan Tengah pada triw ulan I2011 mengalami peningkatan. Pada sistem pembayaran tunai, aliran uang masuk (inflow) menurun sebesar 16,60% (yoy), namun aliran uang keluar (outflow) meningkat sebesar 41,39% (yoy). Sedangkan untuk transaksi pembayaran non tunai, total nilai transaksi kliring dan RTGS selama triwulan I2011 sebesar Rp3.458,80 miliar, meningkat 11,25% (yoy) Transaksi Pembayaran Tunai Total perputaran aliran uang kartal melalui Bank Indonesia Palangka Raya selama triw ulan I2011 mencapai Rp1.059,09 miliar, tumbuh 24,09% (yoy) meningkat dibandingkan triw ulan yang sama tahun sebelumnya (19,59%). Inflow pada triwulan laporan tercatat paling besar terjadi pada Januari 2011 sebesar Rp100,27 miliar. Total inflow selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp212,33 miliar. Sementara itu, outflow tercatat sebesar Rp846,76 miliar meningkat 41,39% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya (21,67%), atau mengalami net outflow sebesar Rp643,83 miliar. 1,200 1,000 Rp Miliar Outflow Rp Miliar Inflow Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des Grafik 5.1. Perkembangan Outflow Transaksi Tunai KBI Palangka Raya (Rp Juta) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des Grafik 5.2 Perkembangan Inflow Transaksi Tunai KBI Palangka Raya (Rp Juta) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

58 Boks 3. Perkembangan Inflow Outflow Penyediaan Uang Layak Edar Sebagai upaya memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan, maka BI melakukan kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang yang tidak layak edar. Kebijakan tersebut dikenal dengan Clean Money Policy yang merupakan salah satu tugas Bank Indonesia. Uang yang sudah diberi tanda tidak berharga selanjutnya dimusnahkan dan diganti dengan uang baru dengan jumlah yang sama sehingga tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. Jumlah uang kartal yang dimusnahkan meningkat 42,26% (yoy) menjadi Rp9,40 miliar pada triw ulan laporan. Rasio PPTB terhadap jumlah uang kartal yang masuk (inflow ) sebesar 4,43%. Hal ini menggambarkan bahwa hanya 4,43% dari seluruh uang yang disetorkan kembali ke Bank Indonesia dinyatakan tidak layak edar. PTTB 40 Rasio PTTB thd Inflow PTTB gpttb 300 Miliar Rp % Miliar Rp % I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 5.3. PTTB dan Rasio PTTB terhadap Inflow Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Grafik 5.4 PTTB dan Pertumbuhan PTTB (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Penemuan Uang Palsu Inflow Miliar Rp Rasio Upal Thd Inflow % I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 5.5 Perkembangan Uang Palsu Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

59 Boks 3. Perkembangan Inflow Outflow Di wilayah Kalteng pada triwulan laporan jumlah uang palsu yang ditemukan cenderung mengalami penurunan. Uang palsu yang dilaporkan ini berasal dari penukaran uang di loket Bank Indonesia, kas keliling, loket perbankan, setoran perbankan, maupun yang dilaporkan masyarakat atau ditemukan oleh pihak Kepolisian. Pada triwulan laporan, rasio uang palsu terhadap aliran uang masuk sebesar 0,00057% menurun dibandingkan triwulan sebelumnya 0,000751%. Selama triwulan laporan, setiap Rp1 miliar uang masuk ke Bank Indonesia, hanya ditemukan uang palsu sebesar Rp57.000, Kas Titipan di Sampit KBI Palangka Raya bekerja sama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Sampit dalam rangka pelayanan perkasan dalam bentuk kas titipan guna melayani pembayaran tunai di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat. PT. BRI Cabang Sampit merupakan pihak yang ditugaskan untuk menyimpan dan menyalurkan sejumlah uang (kas titipan). Pada triwulan I2011, total uang kartal yang masuk (inflow) ke kas titipan menurun menjadi Rp178,69 miliar atau 13,48% (yoy) sedangkan uang kartal yang keluar (outflow) dari kas titipan meningkat sebesar 69,27% (yoy) menjadi Rp299,60 miliar. 450, , , , Juta Rp 250, , , ,000 50,000 I 2007 III I 2008 III I 2009 III I 2010 III I 2011 % Pertumbuhan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Pengiriman Modal kerja Inflow Outflow Grafik 5.6 Perkembangan Kas Titipan Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya gmk (yoy) ginflow (yoy) goutflow (yoy) Grafik 5.7 Persentase Kas Titipan Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Selanjutnya, pengiriman modal kerja (dropping) mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp233,88 miliar atau 133,75% (yoy) dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

60 Boks 3. Perkembangan Inflow Outflow 5.3. Transaksi Keuangan Secara Non Tunai Terkait dengan tugas BI mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI memfasilitasi terselenggaranya transaksi non tunai (noncash transaction). 10 Transaksi keuangan secara non tunai menunjukkan kenaikan sebesar 11,25% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Total nilai transaksi kliring dan RTGS selama triw ulan I2011 tercatat sebesar Rp3.458,80 miliar, meningkat dibandingkan dengan triw ulan yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3.108,97 miliar. Miliar Rp 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Non Tunai gnon Tunai (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 5.8 Perbandingan Total Transaksi Non Tunai Kalteng dan Pertumbuhannya (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya % Pertumbuhan 10,000 Miliar Rp 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Total Transaksi gtransaksi (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 5.9 Perbandingan Total Transaksi Keuangan Kalteng dan Pertumbuhannya (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya % Pertumbuhan Transaksi Keuangan dengan Kliring Transaksi kliring pada triw ulan laporan tercatat sebanyak lembar w arkat dengan nilai transaksi sebesar Rp436,06 miliar. Nilai transaksi tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu mencapai 8,38% (yoy). 30,000 25,000 20,000 lembar 15,000 10,000 5,000 Warkat Nilai I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 5.10 Perbandingan Jumlah Warkat dan Nilai Kliring Kalteng Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya Nominal (milyar Rp) % gkliring Warkat gkliring Nilai I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 5.11 Perbandingan Pertumbuhan Warkat dan Nilai Kliring (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya % 10 Transaksi non tunai menggunakan dua sistem yaitu pertama sistem kliring untuk transaksi debet dan kredit dengan nilai transaksi kurang dari Rp100 juta dan kedua BIRTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement) khusus untuk transaksi kredit dengan nominal transaksi di atas Rp100 juta Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

61 Boks 3. Perkembangan Inflow Outflow Transaksi Keuangan dengan Real Time Gross Settlement (RTGS) Sejalan dengan transaksi kliring, secara tahunan, nilai transaksi RTGS pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan sebesar 11,68% (yoy) atau menjadi Rp3.022,74 miliar. Transaksi RTGS keluar Kalteng tercatat sebesar Rp789,78 miliar, meningkat 20,20% (yoy), sedangkan RTGS masuk sebesar Rp1.945,53 miliar atau meningkat 1,76% (yoy). Dengan demikian secara netto terdapat aliran dana non tunai masuk ke Kalteng sebesar Rp1.155,75 miliar atau menurun 7,89% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya. Transaksi nilai RTGS di Kalteng terutama berasal dari Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kapuas. 5,000 4,500 Net In 8,000 Total RTGS gnilai 80 4,000 From/Keluar 7, ,500 To/Masuk 6, Miliar Rp 3,000 2,500 2,000 1,500 Miliar Rp 5,000 4,000 3, % Pertumbuhan 1,000 2, , I 2007 II III IV I 2008 II III IV I 2009 II III IV I 2010 II III IV I 2011 Grafik 5.12 RTGS Keluar dan Masuk di Kalimantan Tengah yang tercatat RTGS Nasional Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Grafik 5.13 Perkembangan Total RTGS dan Pertumbuhannya (yoy) Sumber: Bank Indonesia Palangka Raya 60 Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

62 Bab 6 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan BAB VI Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat 6. BAB VI PERKEM BANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 6.1. Gambaran Umum Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah pada triwulan I2011 menunjukkan pertumbuhan yang relatif meningkat dibandingkan tahun lalu. Penduduk yang bekerja tumbuh 3,41% (yoy) sementara tingkat pengangguran mengalami penurunan sebesar 2,66%. Namun demikian, berbanding terbalik dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan I2011 yang menunjukkan bahwa trend indikator jumlah karyawan cenderung menurun mencapai level Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 12,93. Di sisi kesejahteraan, nilai tukar petani yang mencerminkan tingkat kesejahteraan petani, tercatat menurun 0,01% dari tahun lalu dan 1,48% dibandingkan periode triwulan sebelumnya atau dengan indeks senilai 102, Perkembangan Angkatan Kerja, Tenaga Kerja dan Pengangguran Angkatan Kerja 11 Jumlah Angkatan Kerja sampai dengan triwulan laporan mencapai orang atau terjadi kenaikan sebesar 3,17% (yoy). Sementara itu, penduduk yang bekerja mencapai orang juga meningkat 3,41% dibandingkan tahun lalu. Sejalan dengan itu, jumlah penduduk yang tidak bekerja terkoreksi menurun sebesar 2,26% menjadi orang. Kenaikan jumlah angkatan kerja dipengaruhi bertambahnya jumlah tenaga kerja pada sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, serta sektor konstruksi dan bangunan. Sementara itu, di sektor pertanian mengalami peningkatan sehubungan dengan periode masa tanam yang terjadi pada triwulan laporan. 11 Angkatan Kerja adalah jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang sedang menunggu atau mencari pekerjaan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

63 Bab 6 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Tabel 6.1 Angkatan Kerja (orang) Keterangan Feb 2008 Agust 08 Feb 2009 Agust 09 Feb10 Agust 10 Feb11 Angkatan Kerja 1,077,831 1,029,445 1,080,826 1,047,402 1,101,012 1,066,733 1,135,915 Bekerja 1,026, ,198 1,031, ,967 1,058,281 1,022,580 1,094,320 Tidak Bekerja 51,620 47,247 49,008 48,435 42,731 44,153 41,595 Sumber : BPS Kalteng Tingkat partisipasi angkatan kerja yang merupakan peran angkatan kerja terhadap jumlah penduduk berumur diatas 15 tahun menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Partisipasi angkatan kerja berdasarkan penduduk berumur 15 tahun mencapai 73,51%, sedangkan pada triwulan yang sama 2010 sebesar 74,12%. Sementara itu, pertumbuhan bukan angkatan kerja mencapai 6,50% (1.00) (2.00) % (3.00) Penduduk usia >15th Angkatan Kerja Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb 100% 99% 98% 97% 96% 95% 94% 93% 92% 91% 90% Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Grafik 6.1 Pertumbuhan Penduduk yang Bekerja dan Mencari Kerja Sumber: BPS Kalimantan Tengah Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Grafik 6.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran Sumber: BPS Kalimantan Tengah Tenaga Kerja Per Sektor Berdasarkan perkembangan penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor ekonomi, kenaikan penyerapan tenaga kerja sebesar 3,17% dibandingkan tahun lalu didorong oleh kenaikan tenaga kerja pada sektor listrik, gas dan air sebesar 106,95%, sektor konstruksi dan bangunan sebesar 22,69%, sektor industri sebesar 30,67%, sektor perdagangan sebesar 9,48%, serta sektor jasa kemasyarakatan sebesar 23,19%. Sektor perdagangan memiliki bobot sebesar 13,57% dari total tenaga kerja seluruh sektor ekonomi sehingga mampu menyerap tenaga kerja sebesar orang. Sektor dominan penyerap tenaga kerja terbesar masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 56,60% atau orang. Dibandingkan dengan tahun lalu penyerapan tenaga kerja sektor ini menurun 2,33% Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

64 Bab 6 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Keuangan dan Jasa Perusahaan 0.70% Angkutan dan Pergudangan 3.47% Konstruksi dan Bangunan 5.21% Perdagangan 13.67% Pertanian 55.23% Jasa Kemasyarakat an 12.57% (5.00) (10.00) % Pertanian (yoy) Perdagangan Feb Agust Feb Agust Feb Agust Feb Agust Listrik, Gas dan Air Industri 0.20% 3.48% Pertambangan 5.46% Grafik 6.3 Penduduk Bekerja Menurut Sektor Ekonomi Sumber: BPS Kalimantan Tengah Grafik 6.4 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja menurut Sektor Ekonomi (yoy) Sumber: BPS Kalimantan Tengah Pengangguran Sementara itu, tingkat pengangguran yang merupakan perbandingan antara penduduk dalam kategori mencari pekerjaan dengan angkatan kerja cenderung lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode laporan, tingkat pengangguran tercatat sebesar 3,66% dari jumlah angkatan kerja, dimana pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 3,88%. Seiring dengan kondisi kegiatan usaha yang semakin membaik, peluang penyerapan tenaga kerja pada periode mendatang diperkirakan juga semakin meningkat. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Berdasarkan SKDU, kondisi ketenagakerjaan triwulan I2011 berada pada trend yang menurun dengan SBT sebesar 12,93%. Penurunan jumlah tenaga kerja ini terutama dialami sektor pertanian dalam arti luas khususnya sub sektor kehutanan dan sektor industri pengolahan. Sementara itu ekspektasi dunia usaha terhadap tingkat penggunaan tenaga kerja pada periode mendatang diperkirakan meningkat dengan saldo bersih tertimbang mencapai 0,99. Responden menyatakan bahwa peningkatan penggunaan tenaga kerja diperkirakan terjadi pada sub sektor kehutanan, sektor bangunan, sektor perdagangan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

65 Bab 6 Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 6.3. Nilai Tukar Petani Secara umum tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah yang sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dapat diukur melalui perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP). Pola pergerakan NTP dipengaruhi oleh indeks yang diterima petani dan yang dibayar petani. Perkembangan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 8,00% (yoy) dan 0,25% (qtq). Hal yang sama terjadi pada biaya yang dibayar petani juga mengalami kenaikan sebesar 8,00% (yoy) dan 1,74% (qtq). Kondisi ini mendorong peningkatan nilai tukar petani yang diperkirakan mencapai 102,14 (2007=100). Tabel 6.3. Nilai Tukar Petani Keterangan Jun10 Jul10 Aug10 Sep10 Oct10 Nov10 Dec10 Jan11 Feb11 M ar11 1 Indeks harga yang diterima pertani Indeks yang dibayar petani Konsumsi rumah tangga Bahan makanan Makanan jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi dan olah raga Transportasi dan komunikasi Pengembangan Modal Bibit Obatobatan dan pupuk Sewa lahan, pajak dan lainnya Transportasi dan komunikasi Penambahan barang modal Upah buruh tani Nilai Tukar Petani Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

66 Bab 7 Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah 7. BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH 7.1. Perkiraan Ekonomi Daerah Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triw ulan II2011 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,00% 6,50% (yoy). Pertumbuhan ini terutama didukung oleh meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan kegiatan investasi. Millions I II III IV I II III IV I II gpdrb Nilai PDRB Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Grafik 7.1 Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Triw ulan II2011 (yoy) Pada triwulan II2011, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi pendorong perekonomian Kalteng. Dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE), perkiraan total permintaan 3 (tiga) bulan ke depan menunjukkan bahwa permintaan masyarakat masih berada pada titik optimis yaitu 128. Selain itu, total penjualan dan distribusi dari pedagang masih pada titik optimis masingmasing 120 dan 115. Konsumsi pemerintah pada di awal triwulan II2011 diperkirakan meningkat dengan dimulainya proyekproyek infrastruktur. Aktivitas ekspor Kalimantan Tengah diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Membaiknya permintaan barangbarang ekspor Kalteng mendorong membaiknya kinerja ekspor terutama dipengaruhi permintaan hasil pertambangan dan CPO (Crude Palm Oil). Aktivitas impor Kalimantan Tengah masih ditopang oleh impor regional barangbarang konsumsi seiring dengan usaha pemenuhan komoditas yang mengalami kelangkaan pada periode sebelumnya. Hasil SKDU menunjukkan bahwa pelaku dunia usaha memperkirakan terjadi kenaikan kegiatan usaha pada triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari angka Saldo Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2011 Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, November 2011 BANK INDONESIA PALANGKA RAYA. Amanlison Sembiring Pemimpin

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, November 2011 BANK INDONESIA PALANGKA RAYA. Amanlison Sembiring Pemimpin KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III2011 ini dapat diselesaikan. KER disusun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I - 213 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV - 213 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2009 3 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2009 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

Triwulan IV iii

Triwulan IV iii ii Triwulan IV 2012 iii iv Triwulan IV 2012 v vi Triwulan IV 2012 vii viii Triwulan IV 2012 Indikator 2010 2011 2012 Total I II III IV Total I II III IV Total Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR)

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Papua Barat (Pabar) periode triwulan IV-2014 ini dapat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara Triwulan II-2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii ... 48... 49... 56... 57... 59... 59... 60 iii iv DAFTAR TABEL v DAFTAR GRAFIK vi vii viii RINGKASAN UU ix x xi xii BAB 1 EKONOI AKRO REGIONAL Pada triwulan II-2013, ekonomi

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan V2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014 Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Tenggara KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (www.bi.go.id) KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

i

i i 2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Indeks 250 200 150 100 50 0 Indeks SPE Growth mtm (%) Growth yoy (%)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA MEI 2017 Vol. 3 No. 1 Triwulanan Januari - Maret 2017 (terbit Mei 2017) Triwulan I 2017 ISSN 2460-490165 e-issn 2460-598144 - KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV tahun sebesar 5,18% (yoy), sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,21% (yoy), namun masih

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan I-212 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan II-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan III 212 1 Triwulan III 212 Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Triwulan III 212 KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TRIWULAN I 2016 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi Regional Provinsi

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan 01 02 03 Perkembangan Perekonomian Terkini Peluang Pengembangan Perekonomian Proyeksi Perekonomian Ke depan 2 Produk Domestik Regional Bruto Nasional Balikpapan Kaltim Industri Konstruksi Transportasi

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN II

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN II KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN II 2009 VISI BANK INDONESIA : Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik B O K S Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-29 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Zona Sumbagteng terus

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan IV - 2010 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Palembang KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin

Kendari, Mei 2010 BANK INDONESIA KENDARI. Lawang M. Siagian Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan II-2012 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN II

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN II KAJIAN EKONOMI REGIONAL TRIWULAN II 2012 VISI BANK INDONESIA : nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi MISI BANK INDONESIA : pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan II 2009 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertamatama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2010 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Lampung Triwulan III - 2010 Kantor Bank Indonesia Bandar Lampung Visi dan Misi Bank Indonesia Visi, Misi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2014 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi Halaman ini sengaja dikosongkan K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci