KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV-213 ini dapat diselesaikan. KER disusun selain untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia, juga untuk memenuhi kebutuhan pihak eksternal mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia di bidang Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran. Selain itu, dikaji pula hal-hal lain yang terkait dengan perkembangan perekonomian meliputi perkembangan keuangan daerah dan ketenagakerjaan serta kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah. Selanjutnya, kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang diperlukan bagi kajian ini. Hubungan yang baik ini diharapkan dapat ditingkatkan lagi di masa yang akan datang. Masukan dari berbagai pihak akan sangat membantu guna lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengguna kajian ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu melimpahkan ridho-nya dan memberikan kemudahan kepada kita semua dalam upaya meningkatkan kinerja. Palangka Raya, Februari 214 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Muhamad Nur Kepala Perwakilan i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... v RINGKASAN EKSEKUTIF... vii INDIKATOR PEREKONOMIAN REGIONAL KALIMANTAN TENGAH... x 1 I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kondisi Umum Sisi Permintaan Konsumsi Investasi Ekspor-Impor Sisi Penawaran Sektor Pertanian Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor Pertambangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa II. Perkembangan Inflasi Daerah Gambaran Umum Inflasi Tahunan dan Triwulanan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan Sisi Penawaran Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang Inflasi III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Kondisi Umum Perbankan Kelembagaan Aset Perbankan Penghimpunan Dana Penyaluran Kredit Penyaluran Kredit UMKM dan KUR Perkembangan Perbankan Syariah dan BPR... 3 ii

4 3.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Transaksi Tunai Transaksi Non-Tunai IV. Keuangan Daerah APBD Kalimantan Tengah Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalteng Triwulan IV Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi Belanja Daerah V. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Ketenagakerjaan Kesejahteraan VI. Proyeksi Perekonomian dan Inflasi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Proyeksi Inflasi iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Struktur Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah... 2 Tabel 1.2 Sisi Permintaan... 3 Tabel 1.3 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB menurut Sektor Ekonomi... 9 Tabel 1.4 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Kalimantan Tengah...11 Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender...14 Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi Bulanan...14 Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan...15 Tabel 2.4 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Terbesar di Kota Palangka Raya...18 Tabel 2.5 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Terbesar di Kota Sampit...19 Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah...23 Tabel 3.2 Sebaran Aset Perbankan di Kalteng...24 Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan di Kalimantan Tengah...25 Tabel 3.4 Sebaran Kredit di Kab/Kota berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp juta)...27 Tabel 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Kalimantan Tengah (Rp Juta)...29 Tabel 3.6 Perkembangan KUR Kalimantan Tengah & Nasional (Rp Juta)...3 Tabel 4.1 APBD Kalimantan Tengah Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah s.d. Triwulan IV Tabel 4.3 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah s.d. Triwulan IV Tabel 5.1 Penduduk Menurut Janis Kegiatan Utama di Kalimantan Tengah...39 Tabel 5.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Kalimantan Tengah...4 Tabel 5.3 Nilai Tukar Petani (NTP)...41 Tabel 5.4 Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin...42 Tabel 6.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah...44 iv

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng dan Nasional... 2 Grafik 1.2 Pertumbuhan Penjualan Motor dan Mobil... 4 Grafik 1.3 Pertumbuhan KPR Perbankan... 4 Grafik 1.4 Perkembangan KPM,KPSM&Kons.Lainnya... 5 Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen... 5 Grafik 1.6 Survei Konsumen... 5 Grafik 1.7 Jumlah Proyek PMA dan PMDN... 6 Grafik 1.8 Realisasi PMDN dan PMA... 6 Grafik 1.9 Perkembangan Impor Barang Modal... 6 Grafik 1.1 Perkembangan Kredit Investasi Perbankan... 6 Grafik 1.11 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kalteng... 7 Grafik 1.12 Pertumbuhan Nilai Impor Kalteng... 7 Grafik 1.13 Negara Tujuan Ekspor... 7 Grafik 1.14 Negara Asal Impor... 7 Grafik 1.15 Produksi Padi Kalimantan Tengah...1 Grafik 1.16 Produksi Kelapa Sawit (CPO)...1 Grafik 1.17 Situasi Bisnis Perusahaan di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran...11 Grafik 1.18 Arus Penumpang Pesawat Udara dari dan ke - Provinsi Kalimantan Tengah...11 Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran...11 Grafik 1.2 Produksi Batubara...12 Grafik 1.21 Harga Batubara Internasional...12 Grafik 1.22 Pertumbuhan Kredit Jasa-Jasa...13 Grafik 1.23 Pertumbuhan Sektor Jasa Jasa...13 Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Tahunan...15 Grafik 2.2 Dekomposisi Inflasi Palangka Raya...17 Grafik 2.3 Dekomposisi Inflasi Sampit...17 Grafik 2.4 Dekomposisi Inflasi Kalteng...17 Grafik 3.1 Pertumbuhan Aset, DPK & Kredit...24 Grafik 3.2 Share Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan...26 Grafik 3.3 Share Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi...26 Grafik 3.4 Pertumbuhan Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi (yoy)...27 Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektor Ekonomi Utama (yoy)...27 Grafik 3.6 Rasio LDR & NPL s Perbankan di Kalimantan Tengah...29 Grafik 3.7 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalteng...31 Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Tunai...32 Grafik 3.9 Perkembangan Transaksi Inflow&Outflow...32 Grafik 3.1 PTTB dan Rasio PTTB terhadap Inflow...33 v

7 Grafik 3.11 PTTB dan Pertumbuhan PTTB (yoy)...33 Grafik 3.12 Perkembangan Transaksi Non Tunai Kalteng...34 Grafik 3.13 Perkembangan Nilai Kliring...34 Grafik 3.14 Perkembangan Warkat Kliring...34 Grafik 3.15 Perkembangan Total RTGS...34 Grafik 3.16 Perkembangan RTGS In & Out...34 Grafik 5.1 Inflasi Pedesaan...41 Grafik 5.2 Perkembangan Kemiskinan...42 Grafik 6.1 Laju Inflasi Provinsi Kalteng & Proyeksi di Triwulan I vi

8 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI REGIONAL KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV-213 Gambaran Umum Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di triwulan IV-213 tumbuh sebesar 8,61% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (7,11%). Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan tersebut, tingkat inflasi di Kalteng pada triwulan IV-213 mencapai 6,79% (yoy). Dengan demikian, pencapaian inflasi Kalteng di 213 tersebut masih lebih rendah dibanding nasional (8,38%) juga lebih rendah dibandingkan beberapa kota yang diukur inflasinya di Provinsi Kalimantan Tengah. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja sektor primer dan tersier di Kalimantan Tengah Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada triwulan IV-213 tumbuh 8,61% (yoy). Sumbangan pertumbuhan terbesar berasal dari kinerja ekspor dan realisasi investasi barang modal yang ditunjukkan oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB). Dari sisi penawaran menggambarkan bahwa pertumbuhan pada periode ini didorong oleh kinerja sektor pertanian dan sektor pertambangan 3,71% dari pertumbuhan sebesar 8,61%. Meningkatnya permintaan ekspor luar negeri komoditas tambang dan pertanian, memicu pertumbuhan ekonomi Kalteng tumbuh cukup tinggi di atas rataratanya selama triwulan IV yang biasanya hanya mencapai 6,34% (yoy). Dengan kinerja pertumbuhan triwulanan tersebut, kinerja ekonomi Kalteng selama 213 mencapai 7,37% (yoy) lebih tinggi dibandingkan nasional 5,78% dan provinsi lainnya di Kalimantan, serta berada pada urutan ke-8 dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi 33 provinsi lainnya di Indonesia. Perkembangan Inflasi Daerah Laju inflasi Kalteng tercatat 6,79% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 7,36% (yoy) Inflasi Kalteng di triwulan IV-213 mencapai 6,79% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (7,36%), dan masih dalam rentang perkiraan inflasi sebesar 6,52+1% pada laporan periode sebelumnya. Ditinjau dari kota yang dihitung inflasinya di Kalteng, Inflasi Kota Palangka Raya mencapai 6,45% (yoy) sementara inflasi Kota Sampit mencapai 7,25%, masih lebih rendah dibandingkan nasional (8,38%). Inflasi di triwulan IV-213, terutama dipicu tekanan inflasi antara lain dipengaruhi oleh tingginya permintaan pada saat Hari Raya Natal dan peningkatan ekspektasi masyarakat khususnya ketika Desember 213. vii

9 Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Indikator perbankan tumbuh positif. Sementara sistem pembayaran tumbuh meningkat dalam menopang ekonomi Kalteng. Di tengah peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan III-213, justru sebaliknya sektor perbankan sejalan dengan kebijakan nasional dalam menahan pertumbuhan ekonomi tumbuh melambat. Mayoritas indikator pertumbuhan tahunan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, aset perbankan tumbuh sebesar 11.36% (yoy) atau menjadi Rp23,8 triliun, melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (17,5%). Selanjutnya, dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) tumbuh sebesar 12,16% (yoy) menjadi Rp16,74 triliun juga melambat dari triwulan sebelumnya (13,21%). Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan di Kalteng tumbuh sebesar 17,27% (yoy) menjadi Rp16,75 triliun juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (23,77%). Selanjutnya, efektivitas fungsi intermediasi perbankan yang terlihat dari perkembangan rasio kredit terhadap DPK atau Loans to Deposit Ratio (LDR) tercatat 14,52% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (97,91%), sementara Non Performing Loan (NPL) mencapai,92%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya 1,1%. Di triwulan IV-213, sejalan dengan melambatnya sektor perbankan, kinerja sistem pembayaran yang tercermin dari total transaksi (tunai dan non tunai) triwulan IV-213 yang tumbuh 11,78% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (27,58%). Dari transaksi tunai yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah (KPw BI Provinsi Kalteng), Total aliran uang masuk (inflow) selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp281,5 miliar. Sementara itu, outflow tercatat sebesar Rp3.12,98 miliar tumbuh sebesar 19,77% (yoy) juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 31,19%. Sedangkan transaksi pembayaran non tunai, Transaksi keuangan secara non tunai pada laporan triwulan menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,19% juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 26,14% (yoy). Adapun total nilai transaksi non tunai yang terdiri dari transaksi kliring dan RTGS selama triwulan IV-213 tercatat sebesar Rp6.812,46 miliar sedangkan di triwulan sebelumnya sebesar Rp6.591,65 miliar. Perkembangan Keuangan Daerah Realisasi pendapatan pemerintah mencapai 12,88%, serta penerimaan melampui target Realisasi anggaran pendapatan APBD Provinsi Kalteng sampai dengan triwulan IV- 213 secara keseluruhan mencapai sebesar Rp2,81 triliun atau 12,88% dari target sebesar Rp2,73 triliun. Selanjutnya, realisasi belanja daerah sampai dengan triwulan IV telah mencapai Rp2,93 triliun atau terealisasi sebesar 9,5% dari rencana belanja Provinsi Kalteng tahun 213 sebesar Rp3,24 triliun. viii

10 Prospek Perekonomian dan Inflasi Perekonomian di triwulan depan diperkirakan melambat di kisaran 7,5±1%(yoy), dengan laju inflasi pada kisaran 6,52+1% (yoy) Laju pertumbuhan di triwulan I-214 diproyeksi melambat pada kisaran 6,82 7,22% (yoy) dipengaruhi oleh permintaan akan produksi kelapa sawit, dan hasil pertambangan batubara yang mulai membaik namun permintaan Cina dan India masih belum menentu, meskipun harga sudah memiliki kecenderungan meningkat. Sementara dari sisi permintaan, tingkat konsumsi pemerintah yang masih minimum dan realisasi investasi di awal tahun yang masih rendah. Laju inflasi di triwulan I-214 diperkirakan akan mereda. Inflasi Kalteng triwulan mendatang diproyeksi sebesar 5,82+1% (yoy), di Kota Palangka Raya, pergerakan inflasi diproyeksi meningkat dalam rentang 5,85+1% sementara di Kota Sampit diperkirakan mengalami inflasi 5,33+1% (yoy). ix

11 INDIKATOR PEREKONOMIAN REGIONAL KALIMANTAN TENGAH I N D I K A T O R Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw.II Tw.III Tw.IV I. 1 MAKRO REGIONAL Indeks Harga Konsumen - Kota Palangka Raya Kota Sampit Laju Inflasi Tahunan (yoy %) - Kota Palangka Raya Kota Sampit PDRB - harga konstan (miliar Rp) 5, , , , , , , , Pertanian 1, , , ,49.9 1, , , , Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran , ,5.11 1, , , , Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa Pertumbuhan PDRB (yoy %) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 2, , , , , , , Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) Volume Impor Nonmigas (ribu ton) II. PERBANKAN 1 Total aset (Rp miliar) 18, , , , , , , , DPK (Rp miliar) 13, , , , , , , , Giro (Rp miliar) 4, , , , , , , , Tabungan (Rp miliar) 6, , , , , , , , Deposito (Rp miliar) 2, , , , , , , , Kredit (Rp miliar) - berdasarkan Jenis 11, , , , , , , , Modal Kerja 2,57.8 3, , , , , , , Investasi 4, , , , , , , , Konsumsi 4, , , , , , , , Kredit (Rp miliar) - berdasarkan Sektor 11, , , , , , , , Pertanian 4, , , , , , , , Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran 1, , , , , ,727. 2, , Pengangkutan & Komunikasi Jasa-jasa Lain-lain 4, , , , , , , , Kredit UMKM (Rp miliar) 2, , , , , , ,21.9 4, Modal Kerja 2, ,5.36 2, ,62. 2, , , , Investasi ,8.1 6 LDR (%) NPL III. SISTEM PEMBAYARAN 1 Kliring RTGS 3, , , ,81.9 4, , , , x

12 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1 I. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan IV-213 mencapai 8,61% (yoy) dan berada pada urutan ke-4 dibandingkan 33 provinsi lain di Indonesia. Sejalan dengan tingginya pertumbuhan ekonomi triwulanan, kinerja ekonomi Kalteng selama 213 mencapai 7,37% (yoy) lebih tinggi dibandingkan nasional 5,78% dan provinsi lainnya di Kalimantan, serta berada pada urutan ke-8 dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi 33 provinsi lainnya di Indonesia. 1.1 Kondisi Umum Di tengah fase pemulihan ekonomi global yang berdampak pada melambatnya ekonomi Indonesia, kinerja pertumbuhan Kalteng di triw ulan IV-213 tercatat tetap tumbuh menguat mencapai 8,61% (yoy), melebihi pola historis rata-rata pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan IV yang mencapai 6,24% selama 5 tahun belakangan. Pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan nasional (5,72%), dan menjadikan Kalteng sebagai provinsi dengan pertumbuhan tertinggi ke-4 di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan Kalteng tersebut menunjukkan Sejalan dengan tingginya pencapaian di triw ulan IV, akumulasi pertumbuhan ekonomi Kalteng selama 213 tercatat tetap tumbuh sebesar 7,37% (yoy). Tingkat pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhannya selama 5 tahun terakhir yang mencapai 6,34% (yoy) juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,78% (yoy), bahkan tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Kalimantan Kalbar (6,8%), Kalsel (5,18%) dan Kaltim (1,59%). Pencapaian tersebut juga mampu melampaui target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Pemerintah Daerah dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi Kalimantan Tengah yang mencapai 7,1% di tahun

13 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Pertumbuhan Ekonomi Kalteng Pertumbuhan Ekonomi Nasional Grafik.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalteng dan Nasional Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Tw IV Dari sisi penawaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalteng dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya terutama dipengaruhi oleh kinerja pertumbuhan sektor primer terutama sektor pertanian dan pertambangan. Secara lebih dalam, terjadinya peningkatan pada sektor pertanian khususnya pada sub sektor tanaman perkebunan meskipun dibayangi melambatnya kinerja sub sektor tanaman bahan makanan dan cemerlangnya kinerja sektor pertambangan di triwulan laporan. Namun demikian, masih meningkatnya kinerja sektor sekunder dan tersier menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan III Selanjutnya dari sisi permintaan, pengaruh dari meningkatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dan ekspor menjadi faktor utama terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan IV-213. Ditambah lagi dengan kinerja impor yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang semakin menahan laju pertumbuhan. Ditambah lagi, faktor konsumsi rumah tangga (konsumsi RT) menjadi penahan laju perlambatan perekonomian Kalteng. Pertumbuhan Sektoral I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV-13 Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa-jasa PDRB Tabel.1 Pertumbuhan Sisi Penawaran Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah 2

14 Perkembangan Ekonomi Makro Regional 1.2 Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, perekonomian Kalteng di triwulan IV-213 masih ditopang terutama oleh aktivitas konsumsi masyarakat (konsumsi RT). Lebih lanjut, meningkatnya komponen lain yaitu konsumsi pemerintah, PMTB, dan ekspor turut mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Kalteng sehingga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Permintaan domestik yang terdiri dari pengeluaran konsumsi dan investasi tercatat masingmasing mencapai 4,74% dan 9,77% (yoy), lebih tinggi dibanding periode sebelumnya (4,21 dan 9,37%). Hal ini dipengaruhi oleh realisasi investasi yang mulai pulih akibat kondisi permintaan global yang membaik, sehingga perusahaan mulai melakukan pembelian barang modal. Namun demikian, kinerja konsumsi pemerintah yang lebih rendah sedikit mempengaruhi kontribusi komponen konsumsi ke perekonomian Kalteng. Adapun permintaan transaksi antar wilayah dan eksternal (ekspor impor) juga memberikan kontribusi yang lebih tinggi. Di triwulan IV-213 masih terjadi net ekspor dengan kontribusi mencapai 7,88% sedangkan di triwulan III-213 tercatat lebih tinggi yaitu sebesar 7,53%. Meningkatnya kinerja ekspor yang pada saat bersamaan terjadi peningkatan transaksi impor, menjadi penyebab tingginya kontribusi net ekspor di triwulan laporan. Meskipun demikian, ditinjau dari pertumbuhannya, pertumbuhan ekspor masih cukup tinggi di ata rata-rata pertumbuhan historisnya selama 5 tahun belakangan yaitu sebesar 14,97%. Ekspor Kalteng masih ditopang komoditas utama yaitu CPO, batubara, dan bijih besi/bauksit. Penggunaan Pertumbuhan I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor (3.11) (2.79) Impor PDRB Tabel.2 Pertumbuhan Sisi Permintaan Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Konsumsi Pada triwulan IV-213 konsumsi RT tumbuh 4,74% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,21%). Hal sebaliknya terjadi, nilai tambah dari konsumsi pemerintah yang tumbuh 8,3% (yoy) di triwulan IV-213 lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan triwulan sebelumnya (1,69%). Perbedaan tingkat pertumbuhan tersebut ternyata masih memberikan peningkatan total kontribusi komponen konsumsi, yaitu dari 4,83% menjadi 4,9% di triwulan laporan. Dengan demikian, secara umum konsumsi masih menopang pertumbuhan Kalteng dari sisi permintaan selama triwulan IV

15 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Di akhir triwulan IV-213 kinerja pertumbuhan konsumsi rumah tangga semakin membaik. Di periode laporan pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan 6,75%, lebih tinggi dari triwulan III yang tumbuh 5,59% (yoy). Sumbangan pertumbuhannya terhadap perekonomian regional juga meningkat dari 2,52% menjadi 3,13%. Kondisi tersebut terkait dengan naiknya pengeluaran masyarakat dalam rangka Hari Raya Natal dan tahun baru. Naiknya pengeluaran rumah tangga pada kondisi seperti ini biasanya ditujukan untuk pembelian bahan makanan, perlengkapan sandang khususnya pakaian, serta peralatan rumah tangga seperti perabotan dan elektronik. Indikator kredit konsumsi perbankan untuk pembelian keperluan rumah tangga tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebagaimana terlihat dari meningkatnya laju pertumbuhan kredit. Posisi penyaluran hingga triwulan IV mencapai sudah mencapai Rp17,4 miliar, meningkat 55,94% dari realisasi tahun lalu (yoy). Selanjutnya, konsumsi barang-barang non makanan lainnya juga meningkat sebagaimana tercermin dari indikator penjualan dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor yang tumbuh lebih tinggi di periode laporan. Jumlah kendaraan bermotor baru yang terjual berdasarkan data pengurusan bea balik nama kendaraan bermotor untuk jenis baru (BBNKB-I) selama triwulan IV-213 tercatat meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Indikator kredit perbankan juga memperlihatkan pola yang sama dimana kredit kepemilikan mobil (KPM), dan kredit kepemilikan sepeda motor (KPSM) menunjukkan peningkatan. Realisasi KPM sampai dengan triwulan IV tercatat tumbuh 39,8%. Sementara KPSM juga tumbuh menjadi 593,17% G-RT Pemilikian Roda Empat G-RT Pemilikan Sepeda Motor (RHS) I II III IV I II III IV I II III IV 2,5. 2,. 1,5. 1, (2.) KPR Rmh < 7 KPR Ruko Rukan KPR Rmh > 7 (RHS) I II III IV I II III IV I II III IV (5.) (5.) (4.) Grafik.2 Pertumbuhan Penjualan Motor dan Mobil Sumber: LBU -KPw BI Prov. Kalteng Grafik.3 Pertumbuhan KPR Perbankan Sumber: LBU -KPw BI Prov. Kalteng 4

16 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kredit Pemilikan Barang Tahan Lama Kredit Multiguna (1.) (2.) I II III IV I II III IV I II III IV (5.) Tingkat Konsumsi ITK Batas I II III IV I II III IV Grafik.4 Perkembangan KPM,KPSM&Kons.Lainnya Sumber: LBU -KPw BI Prov. Kalteng Grafik.5 Indeks Tendensi Konsumen Sumber: BPS Kalteng IKK Indeks Keyakinan Konsumen Grafik.6 Survei Konsumen Sumber: KPw BI Prov. Kalteng Investasi Komponen permintaan domestik lainnya, yaitu investasi fisik sebagaimana ditunjukkan melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh meningkat di periode laporan. Investasi PMTB tumbuh 9,77%, lebih tinggi dibanding level pertumbuhan di triwulan III sebesar 9,29% (yoy). Sejalan dengan itu kontribusi pertumbuhannya juga meningkat dari 4,1% menjadi 4,62%. Peningkatan investasi belum optimal diperkirakan masih dipengaruhi krisis global sehingga permintaan terhadap komoditas utama yang berasal dari Kalteng menurun. Dengan demikian, investor cenderung menunda penambahan investasinya. Selain itu, dari sisi realisasi proyek pemerintah, meskipun persentase realisasi fisik proyek yang dilaksanakan pada tingkat Provinsi Kalteng melebih target, namun beberapa proyek lain di tingkat kabupaten/kota belum optimal realisasinya. Pada triwulan laporan, beberapa indikator investasi bergerak searah dengan meningkatnya kinerja pertumbuhan komponen investasi di Kalteng. Meskipun indikator realisasi jumlah dan nilai proyek PMA, dan impor barang modal memperlihatkan trend yang masih menurun di triwulan laporan, realisasi PMDN cenderung meningkat. Namun demikian, Impor barang modal mengalami penurunan 6,6% (yoy) yang mengindikasikan bahwa sektor usaha di Kalteng 5

17 Perkembangan Ekonomi Makro Regional masih belum mengoptimalkan investasi di 213 dan menunggu perkembangan krisis global sebelum menambah realisasi investasinya untuk PMA PMDN 5,. 4,5. 4,. 3,5. 3,. 2,5. 2,. 1,5. 1, PMDN (Rp Miliar) PMA (USD Juta)-RHS I II III IV I II III IV Grafik.7 Jumlah Proyek PMA dan PMDN Sumber: BKPM Grafik.8 Realisasi PMDN dan PMA Sumber: BKPM USD Juta Nilai Impor BM g-nilai Impor BM I II III IV I II III IV (2.) (4.) (6.) (8.) (1.) (12.) Rp Triliun Kredit Investasi G. Kredit Investasi I II III IV yoy (%) Grafik.9 Perkembangan Impor Barang Modal Sumber: DSM Bank Indonesia Grafik.1 Perkembangan Kredit Investasi Perbankan Sumber: LBU - KPw BI Prov. Kalteng Ekspor-Impor Selanjutnya, dari sisi transaksi perdagangan baik itu antar wilayah maupun negara, nilai tambah ekonomi yang dikontribusikan sampai dengan triwulan IV-213, masih terjadi net ekspor dengan kontribusi sebesar 2,8%, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya (2,3%). Pertumbuhan ekspor mencapai 1,12%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (18,52%). Meskipun melambat, pertumbuhan ekspor di triwulan ini masih lebih tinggi dibandingkan rataratanya selama 5 tahun terakhir pada triwulan yang sama. Impor lebih dominan di triwulan laporan, ditandai dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 11,22% (yoy) melebihi pertumbuhan triwulan sebelumnya (7,7%). Permintaan eksternal yang sebagian besar terlihat dari perolehan nilai tambah transaksi ekspor luar negeri mencatat pertumbuhan sebesar 19,6%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (23,93%). Berdasarkan nilai realisasinya, ekspor di triwulan IV-213 tercatat sebesar US$388,5 juta, tumbuh 85,92% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 212. Meningkatnya kinerja ekspor terutama didorong oleh melonjaknya nilai ekspor kelompok bijih, kerak dan abu logam yaitu dengan komoditas utamanya bauksit/bijih besi. 6

18 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Berbeda dengan ekspor, impor justru mengalami penurunan. Realisasi nilai tambah impor di periode laporan tumbuh 11,22% (yoy), sementara di triwulan sebelumnya tumbuh 7,7%. Sementara dari sisi realisasi impor tercatat terjadi peningkatan dimana pada triwulan lalu mencapai US$337,93 juta kini telah terealisasi US$914,99 juta. Namun demikian, nilai tersebut masih pada kondisi penurunan mencapai 6,7% (yoy) dibanding tahun sebelumnya. Menurunnya realisasi impor di triwulan laporan terutama disebabkan oleh berkurangnya aktivitas impor yang disebabkan gejolak nilai tukar rupiah sehingga mempengaruhi lonjakan harga impor barang-barang baik itu bahan baku maupun barang modal. Juta USD I II III IV I II III IV I II III IV Nilai Ekspor g-nilai Ekspor (yoy) RHS (2.) (4.) (6.) % RHS USD (Ribu) 5, 45, 4, 35, 3, 25, 2, 15, 1, 5, Nilai Impor Kalteng g-nilai Impor I II III IV I II III IV I II III IV (1.) (2.) Grafik.11 Pertumbuhan Nilai Ekspor Kalteng Sumber: BPS, diolah Grafik.12 Pertumbuhan Nilai Impor Kalteng Sumber: BPS, diolah Pakistan 1% Japan 18% Australia % India 4% Other Asia 6% Belgium 2% Finland 1% Germany 1% Other Europe 1% South Africa Rep. % USA 4% Canada % R.R.C. 53% Amerika Selatan % R.R.C. 22% Vietnam 2% Malaysia 58% Grafik.13 Negara Tujuan Ekspor Sumber: DSM Bank Indonesia Grafik.14 Negara Asal Impor Sumber: DSM Bank Indonesia Komoditas yang diekspor masih dominan pada 5 komoditas yakni Batubara, crude palm oil (CPO), Bijih-bijihan, Kerak dan Abu Logam, serta komoditas Karet dan Kayu. Menurunnya ekspor di triwulan laporan disebabkan oleh menurunnya ekspor, CPO, kayu, serta komoditas karet akibat pengaruh lemahnya permintaan pasar global. Sementara itu, komoditas impor masih didominasi oleh mesin/pesawat mekanik, mesin pembangkit/genset, mesin industri yang bersifat umum, masin/pesawat listrik, serta barang-barang logam olahan. Kinerja volume ekspor komoditas pertanian yang terdiri dari komoditas karet dan CPO yang merupakan bagian dari komoditas ekspor strategis masing-masing mengalami penurunan sebesar 4,8% dan 53,32% (yoy) di periode laporan. Penurunan didorong oleh melemahnya permintaan di tingkat internasional yang secara langsung mempengaruhi harga dari kedua 7

19 Perkembangan Ekonomi Makro Regional komoditas tersebut, ditambah lagi dengan melemahnya nilai tukar Rupiah. Berdasarkan hasil liaison, pelaku usaha di sektor komoditas karet dan kelapa sawit mengalami kerugian apabila hanya memenuhi permintaan internasional. Untuk itu, diversifikasi pasar domestik dan mencoba masuk ke negara tujuan yang baru menjadi salah satu strategi dalam menyikapi penurunan yang terjadi. Lain halnya dengan komoditas pertambangan dan penggalian, memperlihatkan pola pertumbuhan meningkat dibandingkan triwulan III-213. Dua komoditas utama yang memberikan membantu menahan laju perlambatan ekspor, yaitu batubara dan bijih besi/bauksit, masing-masing tumbuh 28,17% dan 2.281,8% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (14,23% dan 955,21%). Kebutuhan industri pembangkit listrik di Cina dan mulai kembali bergeliatnya perekonomian Cina mendukung penguatan ekspor komoditas batubara dan bijih besi. 1.3 Sisi Penaw aran Selanjutnya, bila ditinjau dari sisi penawaran terlihat bahwa sektor primer dan tersier masih menjadi penopang perekonomian Provinsi Kalteng. Pangsa sektor primer di triwulan III-213 mencapai 37,87%, sektor sekunder 12,36%, sedangkan sektor tersier sebesar 49,77%. Dari sisi pertumbuhannya, sektor primer tumbuh 5,82% (yoy) di triwulan III-213, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (6,44%). Melambatnya sektor primer terutama dipicu oleh kinerja sektor pertanian yang hanya tumbuh,87%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (4,2%). Semetara itu, sektor sekunder dan tersier masing-masing tumbuh 3,83% dan 9,86% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,33% dan 9.66%). Dari pertumbuhan sektoralnya, sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 21,32% (yoy), kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,37% serta sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan mencapai 9,62%. Ditinjau dari kontribusinya, secara berurutan, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi tertinggi yaitu 2,12%, selanjutnya sektor PHR memberikan kotribusi 1,41%, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan kontribusinya yang mencapai 1,23%. 8

20 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sektoral I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Jasa-jasa PDRB Penggunaan I-12 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 III-13 IV Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor (1.6) (1.47) Impor PDRB Sektor Pertanian Tabel.3 Kontribusi PDRB Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, diolah Kinerja sektor pertanian menjadi salah satu penahan laju ekonomi Kalteng di triwulan III-213. Sektor pertanian hanya tumbuh,87% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,2%. Melambatnya pertumbuhan tersebut ditopang oleh subsektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, hanya subsektor perikanan saja yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju pertumbuhan sektor pertanian yang tumbuh melambat sebesar,87% dipengaruhi oleh penurunan produksi padi dan produksi kelapa sawit. Meskipun produksi padi di triwulan III- 213 ini pada periode panen, tingkat produksinya masih lebih rendah dibandingkan hasil produksi panen padi di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Produksi padi menurun 5,62% di triwulan laporan, jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (49,56%). Hasil produksi padi di beberapa kabupaten penghasil seperti Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, masih menjadi penopang surplus produksi padi di Kalimantan Tengah. Berdasarkan hasil rilis angka ramalan II (ARAM II) pertanian, total produksi padi selama 213 diperkirakan akan mencapai ton, meningkat ton atau tumbuh 5,4% dibandingkan tahun 212. Namun demikian, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan produksi padi di 212 yang tumbuh mencapai 23,81%. Lebih rendahnya pertumbuhan produksi tersebut dipengaruhi oleh menurunnya luas panen di 213 yang mencapai Ha dibandingkan luas panen di 212 yaitu sebesar Ha. Namun, produktivitas padi di 213 diperkirakan mencapai 31,78 Ku/Ha lebih tinggi dibandingkan 212 yang mencapai 3,1 Ku/Ha. 9

21 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Selanjutnya, produksi CPO Kalteng di triwulan III-213 diperkirakan mencapai ton, mengalami penurunan 14,7% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,32%. Selanjutnya, komoditas produksi karet di triwulan laporan juga mengalami penurunan sebesar 3,28%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,32% (yoy). Menurunnya produksi kedua komoditas tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan laporan. 45,. 4,. 35,. 3,. 25,. 2,. 15,. 1,. 5,. - I II III IV (2.) (4.) (6.) Ribu Ton 2, 1,8 1,6 1,4 1,2 1, CPO G. CPO (RHS) % Padi Sawah + Ladang g-padi I II III IV I II III IV Grafik.15 Produksi Padi Kalimantan Tengah Sumber: BPS, diolah Grafik.16 Produksi Kelapa Sawit (CPO) Sumber: Dinas Perkebunan, diolah Melambatnya kinerja pertumbuhan sektor pertanian tercermin dari hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) yang menginformasikan adanya penurunan kapasitas produksi rata-rata sektor pertanian di triwulan III-213. Optimisme pengusaha untuk melakukan ekspansi saat ini cenderung melemah karena dihadapkan pada turunnya harga perdagangan CPO internasional yang telah berimbas pada harga TBS di tingkat lokal. Hingga triwulan III-213, harga rata-rata perdagangan CPO global sebesar US$724,24/MT, lebih rendah 16,6% dari harga rata-rata pada periode yang sama tahun 212 yang masih diperdagangkan pada harga US$871,98/MT Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) Sektor ekonomi utama di Provinsi Kalteng berikutnya yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) tumbuh sebesar 7,62%, lebih rendah dari tingkat pertumbuhan periode sebelumnya yang tercatat 7,95% (yoy). Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi secara agregat juga menurun dari 1,5% menjadi 1,41%. Meskipun ditopang oleh hari besar keagamaan, dan periode liburan, namun kinerja sektor ini masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Adanya event pemilihan kepala daerah di triwulan sebelumnya mempengaruhi kinerja pertumbuhan sektor PHR pada periode laporan. Selanjutnya, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menggambarkan adanya penurunan optimisme responden di sektor perdagangan, hotel, dan restoran dalam memandang situasi bisnisnya pada saat ini. Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) di Kota Palangka Raya pada bulan September 213 juga mengindikasikan adanya penurunan tingkat 1

22 Perkembangan Ekonomi Makro Regional penjualan oleh perdagangan eceran, antara lain pada komoditas makanan, minuman dan tembakau, pakaian, konstruksi dan penjualan suku cadang. Kemudian, indikator statistik hunian kamar hotel berbintang, selama triwulan III-213 mencapai rata-rata tingkat hunian sebesar 54,29 lebih rendah dibandingkan rata-rata di triwulan sebelumnya (61,3). Hotel Berbintang Dec Dec Dec Dec Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang NA NA NA Tingkat Hunian PHR I II III IV I 21 II III IV I II 212 III IV 213 PHR Grafik.17 Situasi Bisnis Perusahaan di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tabel.4 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Kalimantan Tengah Sumber: SKDU - KPw BI Prov.Kalteng Sumber: BPS Prov.Kalteng Jumlah Penumpang Pesawat (orang) 12 4 (%, yoy)14,. g_penumpang Pesawat 12,. 8, ,. 3 G. Kredit PHR ,. (2) Rp Triliun 8 45 Kredit PHR 4 1 1, (4) 5 2, yoy (%) 14 I II III IV Grafik.18 Arus Penumpang Pesawat Udara dari dan ke Provinsi Kalimantan Tengah Grafik.19 Perkembangan Kredit Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sumber: BPS, diolah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Sekt or Pert ambangan Pertumbuhan ekonomi Kalteng di triwulan III-213 masih didorong oleh kinerja sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan II-213. Laju pertumbuhan meningkat dari 12,29% menjadi 21,32%. Sejalan dengan itu kontribusi pertumbuhan juga meningkat dari 1,36% menjadi 2,12%. Kondisi meningkatnya sektor pertambangan dipicu oleh realisasi ekspor hasil galian seperti bijih besi, bijih alumunium dan pasir zirkon sebagaimana ditunjukkan oleh pertumbuhan produksi dan ekspor yang lebih tinggi dari periode sebelumnya. Namun demikian, kondisi komoditas batubara masih pada fase perlambatan. Selain dipengaruhi faktor cuaca, perlambatan juga dipengaruhi oleh tren koreksi harga jual batubara intenasional selama periode laporan. Imbasnya di tingkat domestik, harga batubara di tingkat internasional tercatat lebih rendah 11

23 Perkembangan Ekonomi Makro Regional dibanding periode sebelumnya. Realisasi produksi akan sangat bergantung pada perkembangan harga di pasar, karena sangat terkait dengan margin keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. 1,8,. 1,6,. 1,4,. 1,2,. 1,,. 8,. 6,. 4,. 2, USD/mt Harga Batubara % yoy gharga Batubara (RHS) 66.8 (15.4) (4.8) -2 I II III IV I II III IV I II III IV Grafik.2 Produksi Batubara Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, diolah Grafik.21 Harga Batubara Internasional Sumber: Bloomberg Produksi batubara terindikasi dari mulai meningkatnya produksi dari 4 perusahaan besar di Kalteng pada bulan November sebesar 66 ribu ton, sementara di awal tahun sempat mencapai level produksi tertinggi yang mencapai 8 ribu ton. Namun demikian, tingkat produksi rata-rata sepanjang Jan-Nov 213 sebesar 662 ribu ton tercatat mengalami lonjakan signifikan dibanding periode yang sama tahun 212 sebesar 384 ribu ton. Pertumbuhan sektor pertambangan batubara masih berada dalam tren meningkat disertai indikasi adanya diversifikasi pasar ekspor ke Thailand dan Korea Selatan Namun demikian, pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan dipicu oleh tingginya produksi bauksit yang mencapai ,9 ton lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dengan nilai produksi mencapai ,13 ton. Mayoritas komoditas ini diekspor untuk negara tujuan Cina, sehingga kondisi perkonomian Cina yang mulai menunjukkan perbaikan hingga periode laporan juga turut mempengaruhi neraca perdagangannya dengan Kalteng Sektor Jasa Jasa Sektor utama berikutnya yang turut menjadi penopang perekonomian di triwulan IV-213, yaitu sektor jasa-jasa tumbuh 8,93% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,97%). Dari sisi kontribusi sektornya, juga terjadi perlambatan dari 1,35% menjadi 1,23% di triwulan laporan. Sektor jasa-jasa di Kalteng mayoritas dipicu oleh realisasi jasa pemerintahan umum yang pada periode triwulan IV-213 dipengaruhi oleh realisasi pendapatan gaji bagi pegawai negeri sipil. Sementara di sektor swasta, dipengaruhi oleh realisasi event/kegiatan hiburan, rekreasi yang banyak berlangsung selama menjelang hari raya Natal dan tahun baru di triwulan IV

24 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Rp Triliun Kredit Jasa-jasa G. Kredit Jasajasa yoy (%) I II III IV I II III IV I II III IV Jasa-Jasa Rata2 Grafik.22 Pertumbuhan Kredit Jasa-Jasa Sumber : LBU - KPw BI Prov.Kalteng Grafik.23 Pertumbuhan Sektor Jasa Jasa Sumber : BPS Prov.Kalteng, diolah 13

25 Inflasi Daerah 2 II. Perkembangan Inflasi Daerah Tekanan inflasi di triwulan IV-213 secara tahunan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang dipicu oleh permintaan di akhir tahun yang lebih rendah Gambaran Umum Jika ditinjau dari inflasi kumulatifnya, inflasi Kalteng sampai dengan triwulan IV-213 mencapai 6,79% (ytd 1 ) lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (8,38%) namun lebih tinggi dari ratarata inflasi Kalteng pada periode yang sama 3 tahun sebelumnya (21 212) yaitu 4,96% (ytd). Ditinjau secara tahunan, inflasi Kalteng pada triwulan IV-213 mencapai 6,79% (yoy 2 ) masih dalam range proyeksi inflasi sebesar 6,52+1% (yoy) sebagaimana terdapat pada Kajian Ekonomi Regional periode sebelumnya. Inflasi tahunan tersebut juga lebih tinggi daripada rataratanya selama 3 tahun pada priode yang sama (6,52%), namun masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 8,38% (yoy). Meredanya tekanan inflasi Kalteng tidak terlepas dari realisasi inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit 3 masing-masing sebesar 6,45% dan 7,25% (ytd). Tekanan inflasi terbesar di Kota Palangka Raya dan Sampit tersebut masing-masing terjadi pada Desember 213 dengan inflasi bulanan mencapai 1,47% dan 1,3% (mtm 4 ) sehingga inflasi Kalteng pada bulan tersebut mencapai 1,28%. Inflasi 213 Rata2 Inflasi ytd (%) Tw-II Tw-III Tw-IV Triwulan IV (21-212) Palangka Raya Sampit Kalteng Nasional Tabel.1 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Sumber : BPS, diolah Inflasi 213 mtm (%) Okt Nov Des Palangka Raya Sampit Kalteng Nasional Tabel.2 Perkembangan Inflasi Bulanan Sumber : BPS, diolah 1 Ytd (year to date) atau inflasi tahun kalender adalah perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan laporan dengan IHK pada bulan Desember tahun sebelumnya. 2 Yoy (year on year) atau inflasi tahunan merupakan perbandingan IHK pada bulan laporan dengan IHK di bulan yang sama tahun sebelumnya. 3 Perhitungan inflasi Kalteng diwakili oleh Kota Palangka Raya dan Sampit dengan bobot masing-masing sebesar 56% dan 44% 4 Mtm (month to month) atau biasa disebut inflasi bulanan yang merupakan metode penghitungan inflasi pada bulan tertentu yang diperoleh dengan membandingkan IHK bulan laporan terhadap IHK bulan sebelumnya. 14

26 Inflasi Daerah 2.2 Inflasi Tahunan dan Triw ulanan Di triwulan IV-213 laju inflasi IHK Kalteng tercatat 6,79% (yoy), sementara di triwulan sebelumnya mencapai 7,36%. Tingkat inflasi di periode ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV sepanjang tahun , yakni sebesar 6,64%. Dari realisasi inflasi Kalteng sebesar 6,79%, Kota Palangka Raya mengalami inflasi 6,45% sementara inflasi kota Sampit sebesar 7,25%. Rata-rata inflasi triwulan IV di Kota Palangka Raya mencapai 7,17% dan Sampit 5,94% (yoy).tingkat inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya berada di bawah level rata-rata inflasi triwulan IV dalam 3 tahun terakhir. Hal yang berbeda terjadi pada realisasi inflasi Sampit yang lebih tinggi dibandingkan rata-ratanya. yoy (%) Perkembangan Inflasi Kalteng (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Nasional (yoy) Plk (yoy) Smpt (yoy) Kalteng (yoy) Grafik.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Sumber: BPS Inflasi Rata2 Inflasi Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw IV Palangka Raya yoy qtq Sampit yoy qtq Kalteng yoy qtq Nasional yoy qtq Tabel.3 Perkembangan Inflasi Tahunan dan Triwulanan Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah Selanjutnya, jika ditinjau dari inflasi triwulanan (qtq), kumulatif inflasi bulanan (mtm) Kalteng yang terjadi selama triwulan IV-213 mencapai,57%, lebih rendah dibandingkan inflasi triwulanan yang terjadi pada periode sebelumnya yang mencapai 2,43%. Tingginya inflasi triwulanan tersebut dipengaruhi realisasi Inflasi yang terjadi akibat kenaikan permintaan pada saat menjelang Natal dan tahun baru. 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, meningkatnya tekanan inflasi antara lain dipengaruhi oleh naiknya ekspektasi masyarakat khususnya sepanjang November - Desember. Inflasi pada bulan tersebut berada di atas rata-rata inflasi akhir tahun dalam 3 tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah bersama Tim Pengendali Inflasi Provinsi Kalteng untuk menjaga ekspektasi harga di masyarakat, antara lain dalam bentuk himbauan serta informasi harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok melalui media massa secara intens, hingga inisiatif untuk mengadakan Pasar Alternatif yang beroperasi selama sebulan - yakni pertengahan 15

27 Inflasi Daerah Desember sampai dengan awal Januari- yang berfungsi sebagai penyeimbang harga kebutuhan pokok yang berlaku di pasar tradisional. Lokasi pasar penyeimbang yang berdekatan dengan salah satu pasar tradisionil terbesar di kota Palangka Raya tersebut sangat diminati oleh masyarakat karena harga yang dijual lebih murah 1-2% dibandingkan harga di pasar tradisional. Adapun komoditas yang diperdagangkan adalah beberapa jenis komoditas yang sering memicu inflasi, antara lain Beras, Minyak Goreng, Cabe Merah, Cabe Rawit, Bawang Merah, Bawang Putih, Gula Pasir, Ikan Gabus, Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, Ketimun, Minyak Tanah dan Susu.. Meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap inflasi diperkuat oleh hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai indikator dini yang mencerminkan ekspektasi konsumen terhadap harga-harga dan kondisi permintaan. Hasil SK di triwulan IV-213 mengindikasikan bahwa masyarakat cenderung memiliki ekspektasi adanya kenaikan harga memasuki awal triwulan III lalu. Ekspektasi konsumen tersebut diduga masih dibayangi oleh tingginya harga-harga kebutuhan pokok yang terjadi akibat hari besar keagamaan yaitu Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Ekspektasi kenaikan harga semakin terjaga, seiring dengan berkurangnya pengeluaran konsumen rumah tangga secara umum baik untuk aktivitas transportasi yang menggunakan premium atau solar maupun biaya pemenuhan kebutuhan makanan sehari-hari seiring turunnya penggunaan terhadap minyak tanah. Konsumsi rumah tangga terhadap elpiji semakin meningkat tinggi jika dibandingkan kondisi awal tahun, dimana terjadi kendala pasokan akibat gelombang laut tinggi Sisi Penaw aran Sedangkan dari sisi penawaran, pergerakan inflasi dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan yang masuk dari pulau Jawa baik melalui pelabuhan Trisakti-Banjarmasin maupun pelabuhan Sampit. Terutama untuk komoditas bahan makanan seperti bawang merah dan cabai rawit. Bersamaan dengan itu, sejumlah komoditas yang dihasilkan sendiri seperti beras, dan daging ayam ras dan ikan-ikanan (sungai dan laut) pasokan semakin terbatas di pasar sehingga mempengaruhi kenaikan harga. 2.4 Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang Inflasi Sedangkan dari sisi penawaran, pergerakan inflasi yang melandai dipengaruhi oleh terhambatnya pasokan yang masuk dari pulau Jawa baik melalui pelabuhan Trisakti- Banjarmasin maupun pelabuhan Sampit. Gelombang laut di perairan Laut Jawa yang cukup 16

28 Inflasi Daerah tinggi bagi pelayaran juga menghambat kelancaran arus pasokan dari Jakarta dan Surabaya. Bersamaan dengan itu, sejumlah komoditas yang dihasilkan sendiri seperti beras, cabe rawit, dan daging ayam ras pasokan semakin terbatas di pasar sehingga mempengaruhi kenaikan harga %,yoy Disagregasi Inflasi Palangka Raya Inflasi IHK (yoy) Core Adm Price Volatile Foods %,yoy Disagregasi Inflasi Sampit Inflasi IHK (yoy) Adm Price Core Volatile Foods Sumber: BPS (diolahmenggunakan pendekatan sub kelompok) Grafik.2 Dekomposisi Inflasi Palangka Raya Sumber: BPS Provinsi Kalteng, diolah Sumber: BPS (diolahmenggunakan pendekatan sub kelompok) Grafik.3 Dekomposisi Inflasi Sampit Sumber: BPS Provinsi Kalteng, diolah %,yoy Disagregasi Inflasi Kalteng Inflasi IHK (yoy) Core Adm Price Volatile Foods Sumber: BPS (diolahmenggunakan pendekatan sub kelompok) Grafik.4 Dekomposisi Inflasi Kalteng Sumber: BPS Provinsi Kalteng, diolah Selanjutnya, inflasi kelompok inti cenderung lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara konseptual, pergerakan inflasi inti (core) bersifat lebih permanen/persisten dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, yang dapat berasal dari aktivitas ekonomi internal maupun lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang). Analisis ini diperkuat dengan tinjauan inflasi (yoy) berdasarkan kelompok pengeluaran, dimana kenaikan tekanan inflasi inti lebih disebabkan oleh kenaikan harga-harga yang terjadi pada sub-kelompok pendidikan dan sub-kelompok biaya tempat tinggal yang terdapat pada kelompok perumahan. Kenaikan inflasi sub-kelompok pendidikan dipengaruhi oleh naiknya tarif kursus-kursus/pelatihan serta perlengkapan/peralatan pendidikan. Hal tersebut secara tidak langsung mengindikasikan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan terapan disertai dengan adanya upaya perbaikan prasarana di bidang pendidikan. 17

29 Inflasi Daerah Sementara itu tren kenaikan inflasi pada kelompok volatile foods masih mendominasi inflasi baik itu di Palangka Raya, Sampit dan Kalteng. Ketergantungan yang masih cukup tinggi kepada komoditas bahan makanan seperti bawang merah dan cabai rawit yang mayoritas didatangkan dari luar Kalteng menyebabkan inflasi kelompok ini cenderung tertinggi dibandingkan kelompok lainnya. Sebaliknya, inflasi harga kelompok administered price pada bulan Desember sedikit berpengaruh dalam menahan laju inflasi IHK pada periode laporan.. Okt Nov Des Palangka Raya Palangka Raya Palangka Raya No Inf lasi Inf lasi Inf lasi 1 Sewa rumah Tarif listrik Angkutan udara 2 Biaya akademi Bawang merah Ikan gabus 3 Nasi Kacang panjang Daging ayam ras 4 Jeruk Rokok kretek filt Ikan baung 5 Rokok kretek filter Ikan saluang Udang basah Def lasi Def lasi Def lasi 1 Bawang merah Cabai rawit Tempe 2 Daging ayam ras Daging ayam ras Bawang putih 3 Angkutan udara Ikan patin Garam 4 Ikan Saluang Cabai merah Emas perhiasan 5 Ikan Kembung Angkutan udara Semangka Tabel.4 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Terbesar di Kota Palangka Raya Sumber: BPS Prov. Kalteng, diolah Jika diurai lebih detil berdasarkan komoditasnya, penyebab meningkatnya laju inflasi IHK pada periode ini cukup variatif. Di kota Palangka Raya, komoditas yang mengalami kenaikan harga terbesar adalah komoditas bahan makanan. Diantaranya, kenaikan harga terbesar terjadi pada komoditas seperti bawang merah dan cabai rawit,. Hal ini juga dipengaruhi oleh terhambatnya pasokan dari Pulau Jawa akibat gagal panen di daerah produsen. Beberapa komoditas juga mengalami kenaikan harga dan yang mengalami kenaikan tertinggi adalah komoditas bawang merah dan cabai rawit yang dipengaruhi oleh kendala di tingkat nasional mendorong ekspektasi pedagang untuk mengambil keuntungan pada momen tersebut. Sedangkan di Kota Sampit, tekanan inflasi juga disebabkan dipengaruhi oleh harga bahan makanan bawang merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan ikan laut termasuk didalamnya udang basah yang secara kumulatif mengalami peningkatan di periode ini. Sama halnya dengan kota Palangka Raya, kondisi ini disebabkan terhambatnya pasokan dari pulau Jawa yang masuk melalui pelabuhan Sampit. Selanjutnya, di bulan Juli, baik di Palangka Raya maupun Sampit terjadi kenaikan pada komoditas bensin sebagai dampak kebijakan menaikkan harga BBM. 18

30 Inflasi Daerah Okt Nov Des Sampit Sampit Sampit No Inf lasi Inf lasi Inf lasi 1 Mie Ikan gabus Udang basah 2 Cabai rawit Jagung muda Jagung muda 3 Jeruk Tarif listrik Bawang merah 4 Ikan baung Perbaikan ringan k Ikan tongkol 5 Udang basah Daging ayam ras Daun singkong Def lasi Def lasi Def lasi 1 Bawang merah Udang basah Tahu mentah 2 Daging ayam ras Cabai rawit Nangka muda 3 Nangka muda Ikan tongkol Gula pasir 4 Beras Telur ayam ras Wortel 5 Ikan gabus Daun singkong Terong panjang Tabel.5 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Terbesar di Kota Sampit Sumber: BPS Prov. Kalteng, diolah 19

31 Boks Daging Ayam Ras Boks Fenomena Kenaikan Harga Daging Ayam Ras di Palangka Raya Di akhir Desember, informasi dari petugas lapangan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng bahwa kini harga ayam sudah mencapai Rp32.,/Kg di pedagang eceran padahal harga rata-rata daging ayam ras di pedagang eceran mencapai Rp ,/Kg nya. Fenomena kenaikan harga ini, sebenarnya sudah sering terjadi selama beberapa tahun belakangan, khususnya pada akhir dan awal (Desember Januari) tahun. Kenaikan harga tersebut tentunya berdampak pada salah satu indikator makro ekonomi yang menjadi patokan kinerja pemerintah, yaitu inflasi 5. Secara ringkas, penyebab kenaikan harga komoditas apapun tentunya bersumber dari simpul-simpul lonjakan harga pada mata rantai distribusi komoditas tersebut. Khusus untuk daging ayam ras, rantai distribusinya di Kalteng, khususnya kota Palangka Raya terdiri dari Peternak, Pengepul, Pemotong, Pedagang Eceran, Konsumen. Pada setiap pelaku dalam rantai distribusi tersebut, memiliki biaya dan margin keuntungan yang pada akhirnya akan dibayarkan oleh konsumen yaitu masyarakat itu sendiri. Berdasarkan liaison dengan beberapa pelaku usaha di bidang peternakan ayam maupun pedagang, dalam skema sederhana, dapat digambarkan perjalanan komponen harga daging ayam ras dari hulu sampai dengan hilir rantai distribusi adalah sebagai berikut: No. Pelaku Usaha Output Harga Jual Margin Biaya/Profit Keterangan 1 Peternak Ayam Ayam Hidup Rp16., 2 Pengepul/Broker Ayam Hidup Rp17., Rp1. 15, (Profit) Rp1., (Biaya dan Profit) Harga ayam hidup per ekor di kandang. Rentang balik modal (BEP) peternak ayam diperkirakan pada Rp /ekor. Keuntungan diambil sebagai untuk menutupi biaya operasional pengangkutan. Biasanya pengepul/broker adalah pemotong ayam juga. 3 Pemotong Ayam Ayam Bulat Rp2.5, Rp3.2, (2% x Rp16., 6 Penyusutan pada bulu dan darah 5 Target inflasi nasional > 4,5 + 1%, inflasi Kalteng 3% (RPJMD Kalteng ) 6 Berat ayam hidup per ekor + 2 Kg, asumsi harga jual di kandang Rp16., 2

32 Boks Daging Ayam Ras Bersih dibulatkan menjadi Rp3.5,) (Biaya) + 2 ons (2 gram) Ayam Bersih Bulat Rp22.5, Rp2., (Profit) Keuntungan yang diambil dari pemotong ketika menjual ke pedagang eceran. No. Pelaku Usaha Output Harga Jual Margin Biaya/Profit Keterangan Daging yang dijual pedagang eceran adalah dada, paha, dan sayap ayam. 4 Pedagang Eceran Daging ayam ras per kg (Daging karkas 7 ayam) Rp27.5, Rp4., (Biaya) Rp1., (Profit) + Rp5., Kepala, leher, ceker, jeroan (hati, ampela dan usus) dihitung sebagai penyusutan (sebelum karkas) sebesar Rp3 4, 8 dan diasumsikan tidak dijual atau mendatangkan hasil tambahan bagi pedagang eceran. Berdasarkan informasi di atas, terdapat sekitar tambahan Rp1. 11., dari harga ayam di kandang, dan nilai tersebut sejalan dengan informasi dari peternak ayam lainnya bahwa normalnya, nilai tersebut merupakan kisaran selisih harga jual di tingkat pedagang eceran dengan harga jual peternak. Jadi, konsumen pembeli daging ayam ras harus membayar harga mencapai Rp27.5,/Kg untuk mendapatkan daging ayam ras (karkas) untuk dikonsumsi. Pada bulan sebelumnya (Desember 213), meskipun pada pencatatan inflasi Kalteng, daging ayam ras mengalami inflasi, kenaikan harga tidak sampai ke tingkat peternak. Menurut pelaku usaha peternak ayam di Palangka Raya bahwa pada saat itu, harga ayam masih di bawah titik BEP. Ditambah lagi, permasalahan yang terjadi di Jembatan Bajarum sempat menyebabkan pasokan ayam yang seharusnya dikirim dari Banjarmasin ke Sampit, harus dijual di Palangka Raya, sehingga 7 Definisi karkas ayam pedaging adalah bagian dari ayam pedaging hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya (ceker). Ukuran karkas ditentukan berdasarkan bobotnya. Bobot karkas individual ditentukan oleh bobot karkas itu sendiri, berdasarkan pembagian sebagai berikut: Ukuran kecil,8 1, kg; Ukuran sedang 1, 1,2 kg; Ukuran besar 1,2 1,5 kg. 8 Penulis belum mendapatkan detil informasi mengenai perhitungan penetapan biaya sebesar Rp3. 4, tersebut. 21

33 Boks Daging Ayam Ras pasokan melimpah bahkan harga di kandang sempat turun Rp2.,. Hanya pada saat menjelang akhir tahun saja harga mulai merangkak naik bahkan sampai dengan hari ini sudah mencapai Rp19.,/ekor di kandang dan Rp32./Kg di pedagang eceran. Kondisi tersebut tidak terlepas dari pola pikir mayoritas peternak ayam yang mencoba mendapatkan keuntungan lebih pada Desember lalu (memanfaatkan momentum hari raya Natal dan tahun baru) ternyata tidak sesuai dengan harapan mereka. Akibatnya, peternak yang mengalami kerugian belum mengisi kembali kandangnya untuk persiapan di awal tahun. Dengan demikian, kini stok ayam untuk memenuhi kebutuhan di Palangka Raya mulai berkurang sehingga memicu kenaikan harga mulai dari tingkat peternak. Lebih lanjut, kenaikan harga diperkirakan juga sebagai salah satu faktor hedging yang diambil peternak untuk melindungi kerugian ayam pada bulan-bulan ke depan (diperkirakan Februari, Maret) sebagaimana yang sudah terjadi di 212 dan 213 lalu. Selanjutnya, kenaikan harga diperkirakan masih akan terjadi sampai dengan pertengahan bahkan akhir Januari. Supply ayam dari Banjarmasin pun saat ini diperkirakan dalam kondisi normal untuk memenuhi permintaan di Banjarmasin saja dan relatif akan dijaga dalam rangka memenuhi naiknya permintaan pada saat menjelang perayaan Maulid Nabi pada pertengahan Januari. Bagaimana sebenarnya kondisi supply dan demand komoditas daging ayam ras di Palangka Raya khususnya. Menurut diskusi dengan pedagang, jumlah kandang dan jumlah ekor ayam yang terdapat di Palangka Raya diperkirakan dapat memenuhi permintaan lokal sampai dengan 8 9% atau sekitar 6 8 ekor ayam potong per harinya. Selama ini, terkadang harga ayam di peternak terganggu dengan kondisi kelebihan stok di Banjarmasin yang dikirimkan ke Palangka Raya, sehingga kesepakatan harga yang sudah dibuat dengan pengepul dapat berubah. Dengan naiknya harga ayam tersebut, lonjakan daging ayam ras diperkirakan akan memberikan tambahan sumbangan inflasi antara,3,5% mengingat bobot penimbangnya mencapai 1,86% (Palangka Raya) dan 1,95% (Sampit) menggunakan tahun dasar

34 Perbankan dan Sistem Pembayaran 3 III. Perbankan dan Sistem Pembayaran Mayoritas indikator perbankan masih menunjukkan perkembangan positif dalam menopang perekonomian Kalteng di triwulan IV Kondisi Umum Perbankan Peran Perbankan dalam mendukung aktivitas ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng) masih menunjukkan perkembangan yang positif sejalan dengan kontribusinya yang terus meningkat sejalan dengan arah ekspansi ekonomi dalam 1 tahun terakhir. Sejalan dengan itu, tren pertumbuhan berbagai indikator utama yaitu aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit masih cenderung meningkat meskipun melambat pada triwulan IV Kelembagaan Ekspansi kelembagaan perbankan dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur peningkatan aktivitas ekonomi di suatu daerah. Meskipun demikian keterjangkauan perbankan ke daerahdaerah yang belum terlayani oleh jasa keuangan masih perlu ditingkatkan. Peran intemediasi perbankan harus terus didorong, selain untuk mengedukasi masyarakat juga sebagai upaya meminimalisir praktik-praktik yang menyerupai bank namun pada akhirnya memberikan dampak kerugian bagi masyarakat. Sampai dengan triwulan IV-213 jumlah bank di Kalteng adalah 19 bank yang terdiri dari 12 (dua belas) bank umum konvensional, 4 (empat) bank umum syariah dan 4 (empat) Bank Perkreditan Rakyat. Pada triwulan laporan tidak terdapat penambahan kantor bank. 213 Bank I II II IV 1. Bank Pemerintah - Jumlah Bank Jumlah Kantor*) Bank Pemerintah Daerah - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Swasta Nasional - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat - Jumlah Bank Jumlah Kantor Bank Syariah - Jumlah Bank Jumlah Kantor Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng 23

35 Perbankan dan Sistem Pembayaran Aset Perbankan Perkembangan aset perbankan searah aktivitas penyaluran kredit karena perannya yang cukup dominan dalam menentukan besar kecilnya skala operasional suatu bank. Di periode ini, pertumbuhan aset perbankan di Kalteng melambat disebabkan pertumbuhan kredit juga berada pada arah yang sama. Total aset perbankan sebesar Rp23,8 triliun atau tumbuh 11,36% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy) laju pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding triwulan III-213 yang tumbuh 17,5% I II III IV G.Aset G.DPK G.Kredit Grafik 3.1 Pertumbuhan Aset, DPK & Kredit Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng ASET (%Share) Rp Miliar Dec Dec KALIMANTAN TENGAH 17, , , KOTAWARINGIN BARAT 1, , , KOTAWARINGIN TIMUR 6, , , KAPUAS , BARITO SELATAN BARITO UTARA , , SUKAMARA LAMANDAU SERUYAN N/A KATINGAN PULANG PISAU GUNUNG MAS BARITO TIMUR MURUNG RAYA PALANGKA RAYA 5, , , Tabel 3.2 Sebaran Aset Perbankan di Kalteng Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Berdasarkan lokasi operasionalnya, sebaran aset terbesar masih berada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang mencapai Rp8,45 triliun atau 36,64% dari total aset perbankan Kalteng. Pangsa aset perbankan di Kotim tersebut relatif menurun dalam 1 tahun terakhir disebabkan adanya peningkatan peran yang lebih tinggi di daerah lain seperti Kota Palangka Raya, Kabupaten Barito Selatan, Murung Raya serta Kapuas. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas penyaluran kredit di ke-4 daerah tersebut dalam setahun terakhir ini lebih ekspansif dibandingkan di Kotim. Selanjutnya di Kota Palangka Raya terdapat aset perbankan sebesar 33,64% atau mencapai Rp7,76triliun, diikuti Kabupaten Kotawaringin Barat (9,55%), Barito Utara (5,87%), Kapuas (4,43%), serta Barito Selatan (3,7%). Sedangkan sisanya tersebar di berbagai kabupaten lainnya 9 di Kalteng. Adapun kenaikan share aset terbesar dalam setahun terakhir terjadi di kota Palangka Raya diikuti oleh kabupaten Barito Selatan dan Murung Raya. 9 Kabupaten lainnya meliputi Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Lamandau, Murung Raya, dan Sukamara. 24

36 Perbankan dan Sistem Pembayaran Penghimpunan Dana Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) perbankan Kalteng pada triwulan IV-213 juga mengalami perlambatan dan berada di bawah level rata-rata historisnya dalam 5 tahun yakni sebesar 18,47%. Posisi DPK yang dihimpun perbankan di periode laporan sebanyak Rp16,2 triliun, tumbuh 12,16% (yoy). Sementara itu di periode sebelumnya masih mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 13,21%. Adapun komposisi DPK relatif tidak mengalami perubahan dimana yang terbesar masih terdapat pada jenis tabungan (47,3%), diikuti jenis giro (3,96%), dan deposito (21,74%). Dibandingkan dengan komposisi dana di periode sebelumnya, peningkatan laju pertumbuhan dana dipengaruhi adanya peningkatan simpanan deposito dan tabungan. Sementara itu, pencairan simpanan giro masih terjadi dalam rangka pembiayaan kegiatan-kegiatan investasi sehingga akan berdampak positif terhadap aktivitas perekonomian secara umum. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan giro yang melambat dimana pada periode ini tumbuh 4,83% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (6,92%). Rp Triliun DPK Perbankan Kalteng DPK G-DPK yoy (%) 2 5 I II III IV Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan di Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Sementara itu, pertumbuhan dana jenis tabungan dan deposito tercatat meningkat masingmasing dari 13,98% dan 13,31% menjadi 17,48% dan 17,29% (yoy) yang disebabkan oleh peningkatan porsi tabungan dan deposito sektor swasta di tengah peningkatan jumlah tabungan sektor pemerintah dan penyimpanan kembali sisa pengeluaran konsumsi pada saat hari besar keagamaan dan liburan Penyaluran Kredit Struktur dana perbankan Kalteng yang didominasi oleh jenis tabungan dan giro merupakan suatu potensi yang besar dalam penyerapan kredit yang lebih ekspansif. Hal ini disebabkan simpanan jenis tabungan dan giro merupakan sumber dana yang memiliki kewajiban bunga yang jauh lebih rendah dibandingkan jenis deposito. Potensi dana murah ini seharusnya 25

37 Perbankan dan Sistem Pembayaran berbanding lurus dengan relatif rendahnya suku bunga kredit yang dibabankan perbankan kepada para nasabahnya. Adapun kumulatif penyaluran kredit pada posisi triwulan IV-213 ini mencapai Rp16,75 triliun dengan laju pertumbuhan yang juga melambat dibanding periode sebelumnya, dari 23,77% menjadi tumbuh 17,27% (yoy). Namun jika dilihat perkembangan dalam 5 tahun terakhir, tingkat pertumbuhan kredit perbankan Kalteng masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan historisnya yang mencapai 35,2%. Kredit Kredit Modal Konsumsi Kerja Lain_lain (Konsumsi) 37.73% 27.57% 37.74% Kredit Pertanian 35.71% Kredit Investasi 34.7% Grafik 3.2 Share Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng JasaSosial 1.28% Jasa DU 2.79% Trans & Kom.91% Kredit PHR 17.86% Konstruksi 1.89% LGA.8% Pertambangan.3% Industri 1.71% Grafik 3.3 Share Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Jika dilihat dari komposisi penggunaannya, kredit dalam bentuk kredit konsumsi dan kredit investasi masih tetap mendominasi dengan share masing-masing sebesar 37,73% atau mencapai Rp6,11 triliun dan 34,7% atau Rp5,78 triliun dari total kredit yang disalurkan. Sementara itu kredit modal kerja memberikan share sebesar 27,57% atau mencapai Rp4,5 triliun. Selanjutnya, jika ditinjau dari sektor ekonominya, komposisi kredit terbesar masih tersalurkan kepada sektor pertanian sebesar Rp5,92 triliun atau mencapai 35,71% dari total kredit perbankan Kalteng. Kredit kepada sektor ekonomi utama berikutnya yaitu PHR berada di urutan berikutnya, dengan realisasi di triwulan laporan mencapai Rp2,84 triliun atau mencapai 17,86%. Kemudian, penyaluran kredit ke sektor utama lainnya di Kalteng yaitu jasa-jasa dan pertambangan masing-masing mencapai Rp671,19 miliar dan Rp4,53 miliar atau dengan pangsanya sebesar 2,79% dan,3%. Potensi penyaluran kredit kepada sektor lainnya masih cukup besar, dengan nilai penyaluran kredit lain-lain mencapai Rp6,11 triliun atau mencapai 37,31% dari kredit total. Apabila perbankan dapat menyalurkan kredit lebih banyak ke kredit sektor ekonomi yang produktif dibandingkan konsumtif, ke depan perekonomian Kalteng akan lebih mudah terkaselerasi oleh pembiayaan perbankan di Kalteng. 26

38 Perbankan dan Sistem Pembayaran G. Kredit Konsumsi 14 G. Kredit Jasa-jasa G. Kredit Modal Kerja G. Kredit Investasi G. Kredit PHR G. Kredit Pertanian I II III IV I II III IV Grafik 3.4 Pertumbuhan Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi (yoy) Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektor Ekonomi Utama (yoy) Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Kredit investasi terlihat mengalami lonjakan pertumbuhan yang sangat tajam pada pertengahan tahun 211 dan semakin melambat hingga triwulan IVI-213, sejalan dengan laju pertumbuhan kredit sektor pertanian. Sebaliknya, pertumbuhan kredit konsumsi yang relatif konstan menyebabkan penguasaan pangsa kreditnya dapat kembali dominan di periode laporan. Sementara itu, meningkatnya kredit modal kerja sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan kredit investasi. Kredit modal kerja pada triwulan Iv-213 mengalami pertumbuhan sebesar 28,79% (yoy), sementara tingkat pertumbuhan rata-ratanya selama 5 tahun terakhir tercatat sebesar 26,9%. Kondisi yang sama terjadi pada perkembangan pangsa kredit perdagangan dan jasa-jasa yang berada dalam tren meningkat sejalan dengan tingkat pertumbuhan yang juga semakin ekspansif di atas rata-rata historisnya. Kredit sektor perdagangan di periode laporan tumbuh 35,73%. Sedangkan kredit sektor jasa-jasa yang tumbuh 76,61% semakin menjauhi level historisnya yang tercatat 45,48%. Kredit Rp Miliar Sep Dec KALIMANTAN TENGAH 8, , , , ,748. KOTAWARINGIN BARAT 1, , , ,4.42 KOTAWARINGIN TIMUR 3, , , , , KAPUAS BARITO SELATAN BARITO UTARA SUKAMARA LAMANDAU SERUYAN N/A N/A KATINGAN PULANG PISAU GUNUNG MAS BARITO TIMUR MURUNG RAYA PALANGKA RAYA 2, , , , , Tabel 3.4 Sebaran Kredit di Kab/Kota berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp juta) *) Kabupaten Barito Timur, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Lamandau, Murung Raya, dan Sukamara Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng 27

39 Perbankan dan Sistem Pembayaran Berdasarkan penyebaran kreditnya ke kabupaten/kota, penyerapan kredit yang terbesar masih berada di Kabupaten Kotawaringin Timur yakni sekitar 45,7% dari total kredit perbankan. Sebagaimana telah disinggung, kontribusi penyerapan kredit pada sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit sangat menentukan kondisi perbankan di daerah tersebut. Dengan kontribusinya yang mencapai 74% maka akan cenderung beresiko bagi perbankan di wilayah Kotawaringin Timur. Intensifikasi pasar kredit kepada sektor-sektor ekonomi potensial seperti sektor perdagangan, konstruksi serta industri pengolahan harus terus digenjot untuk menjaga stabilitas perbankan di wilayah tersebut. Sementara itu kota Palangka Raya menyerap sekitar 26,8%, diikuti Kabupaten Kotawaringin Barat dengan porsi penyerapan hampir mencapai 8,4% dan Kabupaten Kapuas sekitar 6,%. Penyaluran kredit yang cukup beresiko juga terdapat di Kabupaten Barito Selatan dimana komposisi kredit konsumsi sebanyak 73%, bahkan di berbagai kabupaten lain mencapai 94% dari kredit yang disalurkan. Kota Palangka Raya sebagai ibukota dimana menjadi koordinator seluruh cabang bank di Kalteng juga masih relatif beresiko karena tingginya portofolio kredit jenis konsumsi ini, yakni sekitar 62%. Selain beresiko kepada stabilitas perbankan di masingmasing daerah, kontribusi perbankan terhadap pembangunan ekonomi daerah seharusnya lebih diperluas melalui intensifikasi kredit kepada sektor-sektor ekonomi dominan di masingmasing daerah. Meskipun demikian, tingkat risiko kredit perbankan di Kalteng secara umum masih sangat terjaga yang tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loans (NPL s) yang hanya,92% dari total kredit yang disalurkan, jauh di bawah target indikatif yang dipersyaratkan Bank Indonesia yakni sebesar 5%. Rasio kredit bermasalah pada periode laporan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II-213 yang tercatat,94%. Kondisi ini berbanding lurus dengan meningkatkan peran intermediasi perbankan sebagaimana diwakili oleh indikator loan to deposit ratio (LDR) atau rasio kredit terhadap dana pihak ketiga yang meningkat dari 97,91% menjadi 14,52%, sedikit melampaui rentang LDR optimal sebagaimana ketentuan Bank Indonesia, yakni antara 78% - 1%. 28

40 Perbankan dan Sistem Pembayaran NPL % LDR % I II III IV Grafik 3.6 Rasio LDR & NPL s Perbankan di Kalimantan Tengah Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Penyaluran Kredit UMKM dan KUR Sementara itu penyaluran kredit dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada triwulan IV-213 tercatat sebesar Rp4,11 triliun, atau sekitar 24,53% dari total kredit perbankan. Share kredit UMKM di periode ini relatif meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 23,72%. Kategori kredit yang memiliki skala plafon di bawah Rp5 miliar tersebut mencatat pertumbuhan yang meningkat dari 17,59% menjadi 24,94% (yoy). KREDIT UMKM (Rp Juta) IV IV IV IV 8,849,453 11,49,556 14,281,327 16,748, SHARE THD KREDIT TOTAL JENIS PENGGUNAAN 1,721,48 2,612,917 3,387,552 4,17,711 MODAL KERJA 1,488,517 2,9,564 2,61,996 3,99,61 INVESTASI 232, , ,555 1,8,11 PERTANIAN 53, , ,988 65,95 PERTAMBANGAN 2,22 4,863 5,133 4,54 INDUSTRI PENGOLAHAN 24,6 43,21 53,897 66,86 LGA ,46 7,26 KONSTRUKSI 144, , ,82 215,348 PHR 972,62 1,481,96 2,29,54 2,724,611 TRANSPORTASI 29,155 53,635 97,75 111,134 EUANGAN, JASA PERUSAHAAN 44,471 97, ,868 29,642 JASA-JASA 62,371 88,195 11,79 156,422 LAINNYA 37, , ,7 6,528 TOTAL SEKTOR EKONOMI 1,721,48 2,612,917 3,387,552 4,17,711 Tabel 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Perbankan Kalimantan Tengah (Rp Juta) Sumber: LBU - KPw BI Prov.Kalteng Berbeda dengan komposisi kredit secara umum, kredit UMKM lebih didominasi oleh jenis modal kerja yang mencapai 75,16% dari kredit yang tersalurkan. Hal ini sejalan dengan sifat usahanya yang lebih membutuhkan pembiayaan operasional dalam menjalankan aktivitas rutin 29

41 Perbankan dan Sistem Pembayaran perusahaan. Sementara sisanya adalah untuk keperluan investasi dengan tingkat serapan sebesar 24,84%. Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran kredit UMKM sebagian besar ditempatkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, khususnya aktivitas perdagangan ritel yang mencapai 64,55% dari total kredit UMKM. Pangsa terbesar selanjutnya adalah sektor pertanian yakni 14,37% dari total kredit, diikuti sektor konstruksi sebesar 7,4%. Adapun perkembangan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Tengah sampai dengan periode laporan telah mencapai plafon Rp2,3 triliun, dengan posisi outstanding sebesar Rp892,79miliar dan jumlah nasabah sebanyak orang. Dengan demikian, ratarata kredit yang disalurkan per debitur di Kalteng senilai Rp19,5 juta, angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan Nasional dengan rata-rata Rp13,42 juta per debitur. Kalteng Nasional KUR (Rp Juta) Des Plafon 323, ,52 552,352 1,56,154 1,565,411 2,26,686 Baki Debet - 264,48 348, , ,64 892,791 Debitur (Orang) 17,237 24,77 35,638 54,914 73,84 92,419 Plafon/Debitur Outstanding/Debitur Plafon 12,624,185 17,189,314 34,417,948 63,421,67 96,892, ,698,69 Baki Debet - 8,154,345 16,23,291 3,486,279 4,683,72 47,46,95 Debitur (Orang) 1,671,668 2,374,98 3,812,558 5,722,47 7,666,79 1,32,2 Plafon/Debitur Outstanding/Debitur Tabel 3.6 Perkembangan KUR Kalimantan Tengah & Nasional (Rp Juta) Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian Perkembangan Perbankan Syariah dan BPR Sampai dengan triwulan V-213, di Kalteng telah terdapat 4 bank syariah yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan yang terakhir BRI Syariah. Sampai dengan triwulan berjalan, total aset bank syariah yang beroperasi di Kalteng mencapai Rp848,83 miliar atau mencapai 3,53% dari total aset perbankan di Kalteng. Dibandingkan triwulan sebelumnya, share tersebut mengalami peningkatan dari 2,86% menjadi 3,53%. ASET (Rp Jt) KALTENG Oktober Desember Oktober Desember Oktober Desember Desember KONVENSIONAL 12,329,565 12,432,29 16,88,134 16,732,24 2,311,65 2,182,186 23,165,199 SYARIAH 157, , , , , ,24 848,833 Total Perbankan 12,487,377 12,66,126 17,71,41 17,61,235 2,77,499 2,723,39 24,14,32 % Syariah 1.26% 1.38% 1.54% 1.93% 2.21% 2.61% 3.53% Growth (YOY) 66.83% 89.38% 74.28% 64.39% 84.99% Growth '1-' % Selanjutnya, dari penghimpunan dana yang dilakukan, perbankan syariah memiliki share 3,93% dari total DPK yang dikumpulkan oleh perbankan di Kalteng atau sebesar Rp648,19 miliar. 3

42 Perbankan dan Sistem Pembayaran Kemudian dari pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai Rp587,17 miliar atau mencapai 3,58% dibandingkan total pembiayaan yang diberikan oleh perbankan di Kalteng. DPK (Rp Jt) Oct Dec Oct Dec Oct Dec Dec Total Perbankan 9,4,69 8,889,479 12,99,37 11,924,95 15,525,765 14,285,473 16,534,22 KONVENSIONAL.DANA 8,898,536 8,774,16 11,875,697 11,662,74 15,14,586 13,861,932 15,885,58 SYARIAH.DANA 16, , ,61 261, , , ,162 % Syariah 1.18% 1.3% 1.85% 2.19% 2.48% 2.96% 3.93% Growth (YOY) 11.65% % 72.25% 62.6% 68.54% Growth '1-' % Selain bank syariah, bank perkreditan rakyat (BPR) yang membuka layanannya di Kalteng kini juga sudah terdapat sebanyak 4 BPR, yaitu BPR Marunting Sejahtera, BPR Lingga Sejahtera, BPR Pelangi dan BPR Artha Sukma Sejahtera. Sampai dengan triwulan laporan, nilai aset dari BPR tersebut total mencapai Rp168,51 miliar. 3.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Secara agregat, pertumbuhan secara tahunan dari total transaksi pembayaran tunai dan non tunai di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV-213 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada sistem pembayaran tunai, aliran uang masuk (inflow) dan uang keluar (outflow) masing-masing tumbuh sebesar 136,94% (yoy) dan 16,98% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya pada tahun yang sama yaitu 72,78% (yoy) dan -1,4% (yoy). Di sisi lain, transaksi pembayaran non tunai yaitu total nilai transaksi kliring dan RTGS selama triwulan III- 213 mencapai Rp6.591,65 miliar tumbuh 26,94% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 31,92% (yoy). 12, Total Transaksi g-transaksi (yoy) 35 1, , 6, 4, % Pertumbuhan Miliar Rp 2, I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 3.7 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalteng Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng 31

43 Perbankan dan Sistem Pembayaran Transaksi Tunai Total perputaran aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selama triwulan IV-213 mencapai Rp miliar atau meningkat 31,19% (yoy). Kondisi ini melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Total aliran uang masuk (inflow) selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp588,32 miliar. Sementara itu, outflow tercatat sebesar Rp2.162,92 miliar tumbuh sebesar 1,4% (yoy) juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang menurun 11,25%. Dengan demikian iyang terjadi di periode ini sebesar Rp1.595,68 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yakni sebesar Rp1.432,71 miliar. Miliar Rp 4, 3,5 3, 2,5 2, 1,5 1, 5 Total g-total Transaksi Tunai I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Tunai Sumber: KPw BI Prov.Kalteng % % I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV g-inflow g-outflow Grafik 3.9 Perkembangan Transaksi Inflow&Outflow Sumber: KPw BI Prov.Kalteng Penyediaan Uang Layak Edar Dalam rangka memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan, maka sebagai otoritas yang mengatur pencetak uang BI melakukan kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang yang tidak layak edar. Kebijakan tersebut dikenal dengan Clean Money Policy yang merupakan salah satu tugas Bank Indonesia. Uang yang sudah diberi tanda tidak berharga selanjutnya dimusnahkan dan diganti dengan uang baru dengan jumlah yang sama sehingga tidak mempengaruhi jumlah uang beredar. Jumlah uang kartal yang dimusnahkan mencapai Rp2,8 miliar atau tumbuh 419,69% (yoy) pada triwulan laporan. Rasio PTTB terhadap jumlah uang kartal yang masuk (inflow) sebesar 3,41%. Hal ini menggambarkan bahwa hanya 3,41% dari seluruh uang yang disetorkan kembali ke Bank Indonesia dinyatakan tidak layak edar. 32

44 Perbankan dan Sistem Pembayaran PTTB 4 Rasio PTTB thd Inflow 35 4 PTTB g-pttb 7 Miliar Rp I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II % Miliar Rp I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV % Grafik 3.1 PTTB dan Rasio PTTB terhadap Inflow Sumber: KPw BI Prov.Kalteng Grafik 3.11 PTTB dan Pertumbuhan PTTB (yoy) Sumber: KPw BI Prov.Kalteng Penemuan Uang Palsu dan Kas Titipan Pada triwulan laporan, jumlah uang palsu yang ditemukan di wilayah Kalteng cenderung mengalami penurunan. Uang palsu yang dilaporkan ini berasal dari penukaran uang di loket Bank Indonesia, kas keliling, loket perbankan, setoran perbankan, maupun yang dilaporkan masyarakat atau ditemukan oleh pihak Kepolisian. Pada triwulan laporan, ditemukan uang palsu sebesar 64 lembar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 139 lembar. Selama triwulan laporan, ditemukan uang palsu sebesar Rp5.87.,. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah bekerja sama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Sampit dalam rangka pelayanan perkasan dalam bentuk kas titipan guna melayani pembayaran tunai di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat. Sedangkan, untuk melayani daerah Barito, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Bank Kalteng cabang Muara Teweh Transaksi Non-Tunai Terkait dengan tugas BI mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI memfasilitasi terselenggaranya transaksi non tunai (non-cash transaction). Transaksi keuangan secara non tunai pada laporan triwulan menunjukkan pertumbuhan sebesar 26,14% atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 31,92% (yoy). Adapun total nilai transaksi non tunai yang terdiri dari transaksi kliring dan RTGS selama triwulan IV-213 tercatat sebesar Rp6.591,65 miliar sedangkan di triwulan sebelumnya sebesar Rp6.331,76 miliar. 33

45 Perbankan dan Sistem Pembayaran 4 g-non Tunai (yoy) g-non Tunai (qtq) % Pertumbuhan Miliar Rp I II 21 III IV I II 211 III IV I II 212 III IV I II 213 III IV Grafik 3.12 Perkembangan Transaksi Non Tunai Kalteng Sumber: KPw Bank Indonesia Prov.Kalteng Transaksi Kliring dan Real Time Gross Set t lement (RTGS) Transaksi kliring pada triwulan laporan tercatat sebanyak lembar warkat dengan nilai transaksi sebesar Rp53,44 miliar. Nilai transaksi tersebut meningkat 49,91%, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 164,17% (yoy). 6 g-kliring Warkat Nilai 5 2, 4 15, 3 1, 2 5, 1 lembar Nominal (milyar Rp) 25, - g-kliring Nilai % Warkat % 3, I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 3.13 Perkembangan Nilai Kliring Sumber: KPw BI Prov.Kalteng 5, 4,5 4, 3,5 8, To/Masuk 6 Total RTGS g-nilai 7, 4 6, 2 Miliar Rp 2,5 4, 2, -2 % Pertumbuhan 5, 3, Miliar Rp -1 Grafik 3.14 Perkembangan Warkat Kliring Sumber: KPw BI Prov.Kalteng Net In From/Keluar -5 3, 1,5-4 2, 1, -6 1, 5 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 3.15 Perkembangan Total RTGS Sumber: KPw BI Prov.Kalteng -8 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Grafik 3.16 Perkembangan RTGS In & Out Sumber: KPw BI Prov.Kalteng 34

46 Perbankan dan Sistem Pembayaran Nilai transaksi RTGS pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 24,41% (yoy) atau menjadi Rp6.61,21 miliar. Transaksi RTGS keluar Kalteng tercatat sebesar Rp miliar atau sebesar 5,65% (yoy) sedangkan RTGS masuk sebesar Rp4.34,2 miliar atau meningkat 48,36% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian secara netto terdapat aliran dana non tunai masuk ke Kalteng sebesar Rp miliar atau tumbuh 75,14% (yoy) sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan di triwulan sebelumnya yaitu 76,29% (yoy). Adapun aktivitas pembayaran melalui transaksi RTGS di wilayah Kalteng mayoritas terjadi di bank-bank yang beroperasi di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kapuas, dimana sekitar 85%-nya berlangsung di Kota Palangka Raya. 35

47 Keuangan Daerah 4 IV. Keuangan Daerah Realisasi pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalteng meningkat di triwulan IV APBD Kalimantan Tengah Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 25 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 26 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 211 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 26, bahwa Pemerintah Daerah harus melakukan upaya peningkatan pengelolaan keuangan daerah dan pengendalian terhadap rencana anggaran kas daerah, dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah dan belanja daerah. Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 213 menunjukan peningkatan yang cukup baik apabila dibandingkan realisasi pelaksannaan anggaran pada periode yang sama tahun anggaran sebelumnya. Hal ini terlihat dari realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 14 Tahun 212, tanggal 13 Desember 212 tentang Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 213 dan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 29 Tahun 212, tanggal 13 Desember 212 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 213, dilakukan perubahan APBD TA. 213 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.1 APBD Kalimantan Tengah 213 Sumber: Biro Keuangan 36

48 Keuangan Daerah 4.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalteng Triw ulan IV Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 213 sampai dengan akhir triwulan IV tahun anggaran 213 per 31 Desember, secara keseluruhan menurut transfer Kas Daerah, telah mencapai Rp2,81triliun atau 12,88% dari target sebesar Rp2,73 triliun. Secara lebih rinci realisasi anggaran pendapatan sampai dengan triwulan IV-213, menurut kelompok jenis pendapatan, adalah sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah terealisasi sebesar Rp1,9 triliun atau 14,45% dari target sebesar Rp1,5 triliun Komponen dalam PAD yang terbesar adalah pajak daerah yang telah terealisasi sebesar Rp973,24 miliar atau 15,2%. 2. Retribusi Daerah terealisasi sebesar Rp7,6 miliar atau 15,16% dari target sebesar Rp7,2 miliar. 3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terealisasi sebesar Rp87,42miliar atau 99,52% dari target sebesar Rp87,85miliar. Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah s.d. Triwulan III-213 Sumber: Bappeda Provinsi Kalteng Realisasi Belanja Daerah Realisasi belanja daerah tahun anggaran 213 sampai dengan triwulan IV-213, berdasarkan Surat Permintaan Pencairan Dana (SP2D) secara keseluruhan mencapai sebesar Rp2,93 triliun atau 54,75% dari target sebesar Rp3.24 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari realisasi periode yang sama tahun anggaran 212 yang hanya mencapai 6%. Secara terperinci realisasi 37

49 Keuangan Daerah anggaran belanja per 3 Desember 213 menurut kelompok belanja daerah, adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah s.d. Triwulan II-213 Sumber: Bappeda Provinsi Kalteng 38

50 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 5 V. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Kesejahteraan masyarakat Kalteng relatif menurun dilihat dari angka penyerapan tenaga kerja yang menurun Ketenagakerjaan Hasil rilis Ketenagakerjaan terakhir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Tengah pada Agustus 213 sebesar orang, berkurang sekitar orang dibandingkan angkatan kerja Agustus 212 yang mencapai orang. Sementara jumlah penganggur pada Agustus 213 mencapai orang mengalami penurunan sebanyak orang jika dibanding keadaan Agustus 212. Kemudian selama setahun terakhir juga terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari 3,17% menjadi 3,9%. Tabel 5.1 Penduduk Menurut Janis Kegiatan Utama di Kalimantan Tengah Sumber: BPS Prov. Kalteng Secara sederhana, pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 213 sebanyak orang (41,23%) bekerja pada kegiatan formal dan orang (58,77%) bekerja pada kegiatan informal. Dari orang yang bekerja pada Agustus 213, status pekerjaan utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan sebanyak orang (38,%), diikuti berusaha sendiri 39

51 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan orang (2,91%), kemudian pekerja keluarga/tak dibayar sebanyak orang (17,44%), sedangkan yang terkecil adalah berusaha dibantu buruh tetap sebesar orang (3,23%). Dalam periode satu tahun terakhir (Agustus 212 Agustus 213) terdapat peningkatan jumlah pekerja dengan status buruh/karyawan sebesar orang dan pengurangan pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap sebesar 1.31 orang. Hal ini menyebabkan jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan formal bertambah sebesar orang dan persentase penduduk yang bekerja pada kegiatan formal naik dari 39,5% pada Agustus 212 menjadi 41,23% pada Agustus 213. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja pada kegiatan informal turun dari orang (6,5%) pada Agustus 212 menjadi orang (58,77%) pada Agustus 213. Penurunan ini disebabkan berkurangnya jumlah pekerja dengan status berusaha sendiri dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar yang mencapai orang dan pekerja keluarga/tidak dibayar yang berkurang orang. Tabel 5.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi Kalimantan Tengah 5.2 Kesejahteraan Kondisi kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah antara lain diukur dengan pendekatan Nilai Tukar Petani (NTP) - yang menggambarkan tingkat kesejahteraan petani atas kegiatan 4

52 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan produksi yang dilakukan, serta profil kemiskinan - yang menujukkan banyaknya penduduk yang memiliki tingkat pengeluaran di bawah kategori garis kemiskinan. Tingkat kesejahteraan masyarakat petani yang umumnya berada di wilayah pedesaan pada triwulan IV ini terindikasi lebih tinggi dibandingkan periode triwulan sebelumnya. Indeks NTP di bulan Desember 213 semakin meningkat walaupun tekanan harga-harga di tingkat pedesaan cenderung meningkat sebagaimana tercermin dari tingkat inflasi (yoy) di pedesaan dalam setahun terakhir. Namun yang lebih fundamental bahwa kesejahteraan petani di Kalteng sampai dengan saat ini belum dapat terpenuhi. Faktanya adalah indeks NTP yang masih tetap berada pada area defisit, yang berarti bahwa kenaikan tingkat pendapatan yang diterima tidak mampu menutupi tingkat pengeluaran konsumsi yang naik lebih tinggi. Indeks NTP pada posisi Desember tercatat sebesar 12,41 lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang mencapai 97,22. Keterangan Dec-12 Sep-13 Dec-13 Indeks harga yang diterima pertani Indeks yang dibayar petani Konsumsi rumah tangga Bahan makanan Makanan jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan. rekreasi dan olah raga Transportasi dan komunikasi Pengembangan Modal Bibit Obat-obatan dan pupuk Sewa lahan. pajak dan lainnya Transportasi dan komunikasi Penambahan barang modal Upah buruh tani Nilai Tukar Petani Tabel 5.3 Nilai Tukar Petani (NTP) Sumber: BPS Prov. Kalteng (%) month-to-month year-on-year Grafik 5.1 Inflasi Pedesaan Sumber: BPS Prov. Kalteng Analisis kesejahteraan melalui profil kemiskinan memberi gambaran bahwa terjadi perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Menurunkan jumlah penduduk miskin yang cukup baik terkait erat dengan adanya upaya pembangunan ekonomi daerah yang terus dilakukan. Meski perlahan, namun pembangunan yang terjadi dapat dikatakan cukup berkualitas. Faktanya terlihat dari multiplier effect pertumbuhan ekonomi terhadap penurunan jumlah kemiskinan cukup besar. Persentase penduduk miskin di Kalteng terus menurun dengan rata-rata penurunan sebesar,54% setiap tahunnya. Adapun persentase penduduk miskin pada bulan September 213 sebesar 6,23%, menurun tajam dibanding tahun 23 dimana hampir 12% penduduk Kalteng adalah kategori miskin - yang memiliki tingkat pengeluaran di bawah garis kemiskinan. Meskipun profil kemiskinan Kalteng secara umum cukup baik, namun perlu diwaspadai terjadinya shifting kantung kemiskinan dari wilayah pedesaan menjadi ke wilayah perkotaan. 41

53 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Indikasinya cukup terlihat dalam 1 tahun terakhir dimana persentase penduduk miskin di daerah pedesaan menurun secara lebih cepat dibanding di daerah perkotaan. Rata-rata penurunan penduduk miskin di perkotaan sebesar,23%, sedangkan di pedesaan mencapai,57% setiap tahunnya. Upaya penanggulangan penduduk miskin di perkotaan harus lebih gencar dilakukan, salah satunya dengan memerangi tingkat inflasi yang terjadi di kota Palangka Raya dan Sampit. Kalteng Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin Tahun Kota Desa Kota + Desa Kota Desa Kota + Desa Mar-7 51,2 159,1 21, Mar-8 45, , , Mar-9 35,775 13,79 165, Mar-1 33,229 13, , Mar-11 29, , , Sep-11 28, ,733 15, Mar-12 32, , , Sep-12 32,38 19, , Mar-13 33,232 13, , Sep-13 45,755 99,6 145, Tabel 5.4 Jumlah Dan Persentase Penduduk Miskin Sumber: BPS Prov. Kalteng Grafik 5.2 Perkembangan Kemiskinan Sumber: BPS Prov. Kalteng Dalam 1 tahun terakhir (periode Sep 212 Sep 213), persentase penurunan penduduk miskin mencapai,58%. Kondisi ini dipengaruhi oleh naiknya garis kemiskinan sekitar 9,11%, dari Rp di bulan September 212 menjadi Rp per kapita per bulan pada September 213. Masih tingginya tingkat inflasi di daerah pedesaan dan perkotaan berperan besar dalam menaikkan garis kemiskinan. Hal ini didasarkan pada besarnya peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan yaitu sebesar 8,87%, jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan) yang hanya 19,11%. Pada periode September 212 September 213, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menurun dari 1,47 menjadi,865. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan. Begitu juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurun dari,257 menjadi,191. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. 42

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I - 213 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2011 Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-28 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 18 BANDUNG Telp : 22 423223 Fax : 22 4214326 Visi Bank Indonesia Menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan IV tahun sebesar 5,18% (yoy), sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,21% (yoy), namun masih

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, November 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. Muhamad Nur Kepala Perwakilan

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, November 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. Muhamad Nur Kepala Perwakilan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III-212 ini dapat diselesaikan. KER disusun

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Laju perekonomian provinsi Kepulauan Riau di triwulan III-2008 mengalami koreksi yang cukup signifikan dibanding triwulan II-2008. Pertumbuhan ekonomi tercatat berkontraksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN III-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-nya sehingga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 212 sebesar 5,21% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,9% (yoy), namun masih lebih

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, November 2011 BANK INDONESIA PALANGKA RAYA. Amanlison Sembiring Pemimpin

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, November 2011 BANK INDONESIA PALANGKA RAYA. Amanlison Sembiring Pemimpin KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III2011 ini dapat diselesaikan. KER disusun

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2009 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Visi Bank Indonesia: Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2010 Penyusun : Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Bayu Martanto Peneliti Ekonomi Muda Senior 2. Jimmy Kathon Peneliti

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Kondisi perekonomian provinsi Kepulauan Riau triwulan II- 2008 relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya. Data perubahan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan

Lebih terperinci

ii Triwulan I 2012

ii Triwulan I 2012 ii Triwulan I 2012 iii iv Triwulan I 2012 v vi Triwulan I 2012 vii viii Triwulan I 2012 ix Indikator 2010 2011 Total I II III IV Total I 2012 Ekonomi Makro Regional Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Proyeksi Perekonomian dan Inflasi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II - 214 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah i ii iii iv v vi vii viii

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2008 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara No. 063/11/63/Th.XVII, 6 November 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2013 Secara umum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan III-2013 terjadi perlambatan. Kontribusi terbesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17 Kalimantan Tengah Pertumbuhan Ekonomi & Inflasi Tahun 2017 Pasca meningkat cukup tinggi pada triwulan I 2017, ekonomi Kalimantan Tengah diperkirakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia Dasar Hukum Bank Indonesia Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang. ~UUD 1945 Pasal 23 D~ Bank Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin KATA PENGANTAR Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara menyajikan kajian mengenai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara yang meliputi perkembangan ekonomi makro, perkembangan inflasi daerah,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2010 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN I-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2009 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan III-2011 menunjukkan arah yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Keseluruhan sektor mengalami perlambatan yang cukup signifikan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT TRIWULAN-I 2013 halaman ini sengaja dikosongkan iv Triwulan I-2013 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Barat Daftar Isi KATA PENGANTAR... III DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 No. 06/11/62/Th.VII, 6 Nopember 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2013 terhadap triwulan II-2013 (Q to Q) secara siklikal mengalami

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT TRIWULAN II-2008 KANTOR BANK INDONESIA BANDUNG Kantor Bank Indonesia Bandung Jl. Braga No. 108 BANDUNG Telp : 022 4230223 Fax : 022 4214326 Visi Bank Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan I - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Neva Andina Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011 No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX 2013 KATA PENGANTAR Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Sumatera Utara merupakan terbitan rutin

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan i BAB I 2011 2012 2013 2014 1 10.00 8.00

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN I 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Penanggung Jawab: Unit Kajian, Statistik dan Survey (UKSS) Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 No. 06/02/62/Th. VI, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tahun 2011 (kumulatif tw I s/d IV) sebesar 6,74 persen.

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2011 Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian Ekonomi

Lebih terperinci

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 Rakordal KALTENG Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016 2015 PEREKONOMIAN NASIONAL Triwulan III 2015 PDB Tw III-15: 4,73% gpdrb negatif Perbaikan perekonomian terjadi di Jawa, sementara ekonomi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Triwulan III212 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan II - 2014

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat Triwulan II - 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII i Bab I : Perkembangan Ekonomi Makro Sumatera Barat Halaman ini sengaja dikosongkan This

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2009 PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008 YOGYAKARTA VISI BANK INDONESIA Menjadi KBI yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci