ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA S. M. ROBIAL 1, S. NURDIATI 2, A. SOPAHELUWAKAN 3 Abstrak Data global Suhu Perukaan Laut (SPL) hasil observasi dari tahun ke tahun dibatasi penggunaannya untuk enentukan variasi spasial dan teporal. Analisis dilakukan terhadap data SPL di wilayah perairan Indonesia selaa 600 bulan. Metode yang digunakan untuk analisis tersebut adalah etode Epirical Orthogonal Function (EOF) berbasis Eigen Value Proble (EVP). Metode ini lebih dikenal sebagai etode Principal Coponent Analysis (PCA). Metode EOF bertujuan ereduksi data yang berukuran besar enjadi beberapa ode tanpa enghilangkan inforasi dari data yang diaati. Analisis dengan etode tersebut enghasilkan epat koponen utaa terbesar yang diinisialkan dengan ode EOF1, EOF2, EOF3 dan EOF4. Mode EOF1 enjelaskan 51.4% dari variasi total dan erupakan pola doinan yang ewakili hapir seluruh data. Mode EOF2 enunjukkan 26.7% dari variasi total. Mode EOF3 dan EOF4 asing-asing enjelaskan 11.2% dan 4.9% dari variasi total. Setiap ode EOF engandung koefisien yang euat variabel berupa data grid dan vektor eigen. Data grid enggabarkan letak geografis dan vektor eigen enggabarkan diensi ruang. Efektifitas dari epat ode EOF yang dihasilkan tersebut dipertahankan untuk dapat enghapiri data asli. Hapiran data asli diperoleh dengan enentukan nilai nor error dari hasil reduksi enggunakan teknik error nor atriks. Teknik ini enghasilkan pola hubungan antara tingkat kesalahan relatif (relative error) dan ode EOF. Pola hubungan yang diperoleh eperlihatkan bahwa seakin banyak ode yang diabil, aka kesalahan relatif akan seakin kecil. Kata Kunci: epirical orthogonal function, eigen value proble, analisis koponen utaa, suhu perukaan laut 1. PENDAHULUAN Indonesia erupakan negara ariti dengan dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Jika dilihat dari posisi geografisnya Indonesia berada pada garis khatulistiwa dan terletak di antara dua saudera yaitu saudera Pasifik dan 1 Mahasiswa Progra Pascasarjana, Progra Studi Mateatika Terapan, Sekolah Pascasarjana IPB Draaga Bogor, E-ail: sitir25@gail.co 2 Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Jalan Meranti Kapus IPB Draaga Bogor, E-ail: nurdiati@ipb.ac.id 3 Badan Meteorologi, Kliatologi dan Geofisika (BMKG), Jalan Angkasa 1 No.2, Keayoran, Jakarta E-ail: ardhasena@bkg.go.id

2 2 S. M. ROBIAL, S. NURDIATI, A. SOPAHELUWAKAN saudera Hindia. Oleh karena itu, Indonesia berikli tropis dengan dua usi yaitu usi hujan dan usi kearau. Daerah-daerah tropis tersebut epunyai pengaruh kuat dala enentukan hubungan antara atosfer dan lautan. Hubungan ini erupakan sebuah konsep dinaika ikli penting untuk eahai inforasi perubahan cuaca. Laut epunyai peranan penting dala proses perubahan ikli baik dala wilayah regional aupun global. Salah satu paraeter yang eberikan pengaruh besar dala proses tersebut adalah Suhu Perukaan Laut (SPL). Penelitian terkait data SPL pernah dilakukan sebelunya dengan lokasi dan rentang waktu yang berbeda-beda. Nicholls (1984) dala penelitiannya enyatakan bahwa hubungan antara laut dan udara di wilayah Indonesia bergantung pada anoali SPL yang epunyai hubungan seasonal kuat dengan saudera Pasifik. Saji et al. (1999) dala peneuannya enjelaskan bahwa anoali SPL di saudera Hindia epunyai pengaruh yang kuat dengan hujan di Indonesia. Nezlin & Willias (2003) enganalisis anoali SPL dari data satelit dengan etode EOF untuk eeriksa fitur kejadian El-nino pada tahun dan hasilnya enjelaskan bahwa bagian tengah dan selatan California teleconnection terhadap kejadian El-nino. Storch dan Zwiers [1] endefinisikan Principle Coponent Analysis (PCA) sebagai Epirical Orthogonal Function (EOF). Vektor eigen yang endefinisikan PCA disebut sebagai variabel tie series dan nilai-nilai dari PCA disebut sebagai variabel EOF. Berdasarkan penelitian terkait di atas, aka dala penelitian ini data SPL Indonesia selaa 600 bulan akan dianalisis enggunakan etode Epirical Ortogonal Function (EOF) berbasis Eigen Value Proble (EVP). Metode ini bertujuan untuk ereduksi sekupulan data SPL yang berukuran besar enjadi beberapa ode EOF tanpa enghilangkan inforasi dari data asli. Hal ini dapat dicapai dengan ebentuk satu set variabel baru yang disusun dengan enggunakan prinsip koponen utaa yang tidak berkorelasi. Hal ini berarti sebagian persaaan EOF enyipan sebagian besar varians yang ada pada variabel asli. Berbeda dengan penelitian sebelunya yang engkaji kejadian tertentu seperti kejadian anoali dan El-nino, aka dala penelitian ini akan dikaji khusus data SPL dengan cakupan wilayah Indonesia dala rentang waktu 600 bulan. Hasil yang diperoleh akan sangat berguna untuk engetahui karakteristik dari SPL sebagai suatu inforasi dala eprediksi ikli untuk jangka panjang dan cuaca untuk jangka pendek. Secara uu etode EOF berbasis EVP bekerja sangat baik dengan enghasilkan beberapa varians yang enggabarkan seluruh data. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa hasil reduksi dapat dijadikan sebagai suatu aproksiasi dala enentukan nilai kesalahan atau nor error. Nilai kesalahan ini dihitung untuk engetahui seberapa besar hapiran hasil reduksi (ode EOF) terhadap data asli. Hal ini dapat dapat dihitung dengan enggunakan teknik error nor atriks. Hasil yang diperoleh dari teknik ini adalah besar hapiran berupa nilai nor error. Hasil tersebut enggabarkan pola hubungan antara tingkat kesalahan relatif (relative error) dan ode EOF. Pola hubungan ini eperlihatkan bahwa seakin banyak ode EOF yang diabil, aka tingkat

3 JMA, VOL. 15, NO. 1, JULY 2016, kesalahan relatif seakin kecil. 2. METODE EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) 2.1 Matriks Data Misalnya grid dataset disajikan dala atriks kolo tiga diensi. Grid tersebut terdiri atas array dari ruang dan waktu X(t,s) yang ewakili bidang F pada waktu t dan ruang s. Nilai dari bidang pada waktu diskret ti dan titik grid sj ditulis xij untuk i = 1,..., n dan j = 1,...,p = p1p2. Hannachi [2] ebentuk bidang yang diaati ewakili data atriks sebagai berikut: x 11 x 12 x X(t, s) = ( 21 x 22 x n1 x n2 x 1p x 2p x np ). 2.2 Analisis Epirical Orthogonal Function (EOF) berbasis Eigen value Proble EVP EOF erupakan suatu etode untuk enentukan pola-pola doinan yang ditentukan oleh data dan berevolusi dala ruang dan waktu. Jolliffe [3] eaparkan tujuan utaa dari analisis EOF adalah ereduksi sejulah besar variabel data enjadi hanya beberapa variabel tanpa engubah sebagian besar varians dari data asli. Analisis EOF diulai dengan enentukan atriks kovarians dari atriks data SPL yang sudah tersusun, yaitu: 1 T X X. (1) n 1 Matriks kovarians pada persaaan (1) erupakan atriks sietris real yang eiliki vektor eigen e x, y dan nilai eigen positif. Dengan enggunakan EVP diperoleh forula berikut: R e e. (2) Dari persaaan (2) diperoleh nilai eigen dan vektor eigen e yang eenuhi persaaan R I 0 dan I e 0 e x, y R. Vektor eigen erupakan variabilitas teporal EOF yang ortogonal, sehingga eenuhi persaaan: N e x, y 1 x, y e x, y 0, n. i i n Variabilitias teporal EOF pada persaaan (3) dibentuk untuk eperoleh persaaan baru. Persaaan baru tersebut erupakan variabilitas i i (3)

4 4 S. M. ROBIAL, S. NURDIATI, A. SOPAHELUWAKAN spasial u t yang diperoleh dengan eproyeksikan data asli pada variabilitas teporal. Singleton [4] endefinisikannya sebagai perkalian antara vektor eigen e x, y dengan atriks data awal X(s,t) yaitu: u N t X x, y, t e x, y. (4) x, y 1 Varians yang dapat dijelaskan oleh variabel baru ke- pada persaaan (4) bergantung pada persentase kontribusi p dari asing-asing nilai eigen. Navarra [5] enghitung varians tersebut dengan ruus: p N. n1 Tahapan analisis etode EOF terhadap data SPL secara khusus akan disajikan dala algorite 2.1 di bawah ini. Algorite 2.1 Analisis Epirical Orthogonal Function (EOF) 1. Extracting atriks data R berukuran n enjadi suatu atriks data X. 2. Pebentukan atriks kovarians. 3. Penentuan nilai eigen dan vektor eigen yang bersesuaian dari atriks kovarians dengan persaaan karakteristik I Penentuan ode U (t) dengan t 1, 2,..., berdasarkan persaaan (4). 5. Penentuan proporsi varians dari EOF berdasarkan persaaan (5). 6. Analisis data secara spasial dan teporal. 7. Perhitungan error nor atriks. n 3. NILAI ERROR DAN NORM Salah satu alasan penggunaan nor adalah karena hal tersebut eberi cara ringkas tentang ukuran kesalahan dan gangguan (perturbations). Sebelu diberikan contoh, akan dilihat beberapa definisi dasar. Misalkan dan ˆ adalah skalar dengan ˆ. Kesalahan absolut (absolute error) ˆ sebagai aproksiasi untuk dengan forula ˆ. Dala beberapa kasus, akan dilihat hal tersebut sebagai nilai error (kesalahan absolut). Naun, kesalahan absolut sulit untuk diinterpretasikan pada konteks data atau variabel yang cukup besar. Oleh karena itu, untuk alasan ini digunakan nilai error yang berdiensi kecil yaitu kesalahan ˆ relatif (relative error) dengan forula dari absolute error [6]. Berdasarkan definisi dasar di atas, untuk enentukan ukuran kesalahan dari vektor dan atriks digunakan aturan nor. Dala penelitian ini, nilai error yang

5 JMA, VOL. 15, NO. 1, JULY 2016, ingin diperoleh berasal dari suatu atriks data asli. Oleh karena itu, aturan nor yang digunakan adalah nor atriks, sehingga dala enentukan nilai error perlu digunakan teknik error nor atriks. 3.1 Nor Matriks setiap Fungsi f A n p : R R disebut nor atriks (atrix nor) jika untuk n p, B R dan R eenuhi ketiga aksioa berikut: f A 0 A 0 f A f B 1. f A 0 dan. 2. f A B. 3. f A f A. Dala hal ini, untuk eudahkan penulisan, nor atriks A ditulis A sehingga A A f [7]. 3.2 Error Nor Matriks Teknik error nor atriks yang akan digunakan dala penelitian ini bertujuan untuk elihat efektifitas atau kualitas dari hasil reduksi (ode EOF). Hal ini berarti, seberapa besar hapiran ode EOF apu ewakili data sebenarnya. Hapiran tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai nor error. Nilai error ini diperlihatkan dengan ebentuk pola hubungan antara tingkat kesalahan dan ode EOF. Berdasarkan teknik tersebut error nor absolut akan dibentuk dengan forula Golub & Loan [8], yaitu: 1 2 T ˆ ˆ 1 2 n 2 ˆ A A A A A A, A Aˆ Tr ij ij i1 j1 (6) dari persaaan (6) dibentuk forula error nor relatif, yaitu: e rel ˆ 2 A A. (7) A 4.1 Data Penelitian 4. DATA DAN METODOLOGI Data yang akan digunakan dala penelitian ini adalah data Suhu Perukaan Laut (SPL). Data ini erupakan arsip data global bulanan yang telah direkonstruksi secara terus enerus. Rekonstruksi ini berawal dari bulan Januari 1854 sapai bulan Deseber 2012, sehingga lebih dikenal dengan The Extended Reconstructed Sea Surface Teperature (ERSST). Data global ERSST ini dapat diunduh dari situs (

6 6 S. M. ROBIAL, S. NURDIATI, A. SOPAHELUWAKAN dengan forat data digital Network Coon Data For (NetCDF). Data ini eiliki resolusi spasial 2 2 dan resolusi teporal bulanan. Penelitian ini akan dibatasi penggunaan data, wilayah data dan rentang waktu. Data yang akan digunakan hanya data SPL dengan doain wilayah Indonesia 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Adapun rentang waktu yang akan diteliti yaitu selaa 600 bulan berawal dari bulan Januari 1963 sapai Deseber Dengan deikian, Algorite di bawah ini eaparkan tahapan ekstraksi data SPL. Algorite 4.1 Ekstraksi data SPL (ERSST V3B) 1. Penentuan doain wilayah Indonesia, yaitu berada pada 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. 2. Peotongan data SPL (ERSST V3B) dari forat NetCDF ke dala grid atriks berukuran enjadi Julah pixel seula dari enjadi 338 pixel. 3. Penentuan doain rentang waktu yaitu selaa 600 bulan. 4. Reshaping data yang sudah dibatasi berdasarkan poin 1, 2 dan Masking darat laut untuk eisahkan unsur daratan dan lautan. 6. Penyusunan atriks data (X) berdasarkan poin-poin di atas. 4.2 Eksplorasi Data Eksplorasi data diawali dengan enyajikan pola data yang tersedia dala bentuk visual. Pola ini disajikan berdasarkan grid data global dengan koordinat 180 BB 180 BT dan 90 LU 90 LS, sehingga ukuran grid data dengan koordinat tersebut yaitu pixel. Sebagai contoh pada Gabar 1(a) ditunjukkan ilustrasi visual data SPL global pada bulan Deseber tahun Gabar 1 Visualisasi data setelah diekstrak (a) data global SPL (b) data SPL Indonesia. Berdasarkan Algorite 4.1 poin 1 dan 2 dilakukan proses peotongan data. Peotongan data ini didasarkan pada letak geografis Indonesia yaitu berada pada koordinat 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT dari grid data global yang berada pada koordinat 0 BB 360 BT dan 90 LU 90 LS. Peotongan data ini disesuaikan dengan grid data asli sehingga ukurannya enjadi pixel.

7 JMA, VOL. 15, NO. 1, JULY 2016, Gabar 1(b) enunjukkan ilustrasi visual data SPL untuk wilayah Indonesia dengan bulan dan tahun yang saa seperti Gabar 1(a). 5. HASIL PENGHITUNGAN NUMERIK Pada bagian ini akan dipaparkan hasil yang diperoleh elalui analisis dan siulasi nuerik. Sebagian besar dari hasil penelitian ini diperoleh dari kontribusi dataset SPL. Langkah pertaa dala ereduksi data adalah enentukan varians dari nilai eigen dan eilih koponen utaa yaitu persaaan EOF baru. Persaaan baru tersebut dapat ewakili variasi dari atriks data X. Banyaknya koponen utaa yang akan diabil, dilihat dari banyaknya persentase varians kuulatif. Jolliffe [3] eaparkan beberapa aturan dala enentukan banyaknya koponen utaa pertaa, di antaranya yang epunyai proporsi varians kuulatif lebih dari 80%. Berdasarkan hal tersebut, aka dipilih epat koponen utaa terbesar hasil reduksi dari 600 koponen utaa yang diinisialkan dengan EOF1, EOF2, EOF3 dan EOF4. Total varians dari epat EOF tersebut sebesar 94.2%. Angka ini lebih dari cukup untuk euat inforasi dari seluruh data SPL yang dianalisis pada wilayah Indonesia. Skor dari hasil reduksi berupa nilai eigen, varians dan total varians untuk EOF1, EOF2, EOF3 dan EOF4 secara berturut-turut ditunjukkan pada Tabel 1. EOF Tabel 1 Skor dari nilai eigen, varians dan total varians. Nilai Eigen Individual Persentase Varians Kuulatif Berdasarkan Tabel 1 akan dibentuk pola spasial yang diplot setelah e-reshape kebali hasil dari ode EOF. Hasil visualisasi untuk asing-asing ode EOF ditunjukkan pada Gabar 2.

8 8 S. M. ROBIAL, S. NURDIATI, A. SOPAHELUWAKAN Gabar 2 Hasil analisis EOF secara spasial (a) ode spasial EOF1 (b) ode spasial EOF2. Gabar 2(a) enunjukkan keadaan perairan Indonesia yang dihasilkan ode EOF1. Skor yang bernilai negatif pada ode ini eiliki variabilitas SPL yang berbanding terbalik dengan SPL yang bernilai positif. Mode ini juga eperlihatkan perbedaan variabilitas SPL yang encolok di bagian utara dan selatan Indonesia. Perairan utara Indonesia eiliki variabilitas bernilai -20 sapai dengan 5, sedangkan pada perairan selatan Indonesia atau sepanjang saudera Hindia eiliki variabilitas bernilai 20 sapai dengan 40. Gabar 2(b) enunjukkan ode EOF2 yang enjelaskan keadaan perairan Indonesia didoinasi oleh variabilitas positif. Variabilitas tersebut bernilai 2 sapai dengan 20 dan terlihat skor inoritasnya terdapat pada selat Sunda dengan skor antara -40 sapai dengan -20. Gabar 3(a) enunjukkan ode EOF3 yang enjelaskan bagian barat perairan Indonesia eiliki skor negatif yaitu -15 sapai dengan 0, sedangkan bagian tiurnya eiliki skor positif yaitu dari 5 sapai dengan 20. Gabar 3 Hasil analisis EOF secara spasial (a) ode spasial EOF3 (b) ode spasial EOF4. Gabar 3(b) eperlihatkan bahwa EOF4 eiliki variabilitas negatif hapir seluruh wilayah Indonesia. Variabilitas EOF4 ini eiliki skor -10 sapai dengan -2. Adapun variabilitas positifnya berada di saudera Pasifik dan saudera Hindia yang eiliki skor 2 sapai dengan 10. Pola spasial elalui epat ode EOF di atas enggabarkan fenoena laut Indonesia selaa 600 bulan eiliki variabilitas SPL yang fluktuatif. Variabilitas ini ditunjukkan dengan skor positif dan negatif di setiap odenya. Jika dilihat dari pola

9 JMA, VOL. 15, NO. 1, JULY 2016, teporalnya, laut Indonesia enunjukkan siklus dengan periode tahunan yang bervariasi. Pola teporal ini secara berturut-turut ditunjukkan pada Gabar 4. Gabar 4(a) eperlihatkan ode teporal EOF1 dengan varians terbesar. Mode ini enunjukkan siklus tahunan yang diperlihatkan oleh setiap titik puncaknya. Hal ini berarti dala kurun waktu 600 bulan, laut Indonesia digabarkan secara jelas oleh EOF1 sebesar 51.4%. Gabar 4(b) enunjukkan ode teporal dari EOF2 yang ewakili 26.7% dari total varians. Gabar 4(c) dan 4(d) enunjukkan ode teporal EOF3 dan EOF4. Mode-ode tersebut secara berturut-turut ewakili 11.2% dan 4.9% dari total varians. Dengan deikian, variasi pertaa enunjukkan pola doinan yang dapat ewakili seluruh data. Variasi yang tidak tersipan pada EOF1 tersipan pada EOF2 dan seterusnya, sehingga variasinya seakin laa akan seakin kecil. Secara uu, pola teporal dapat enggabarkan siklus dari fenoena yang dijelaskan pada setiap ode EOF dan kuat leahnya fenoena tersebut. Mode EOF dengan siklus fenoena yang kuat eberi kontribusi besar terhadap data SPL sebagai unit pengaatan deikian sebaliknya. Naun, untuk elihat kuat dan leahnya suatu fenoena dapat diketahui dari seberapa besar nilai hapiran setiap ode terhadap data asli. Besar nilai hapiran ini dapat diketahui dengan enentukan tingkat kesalahan relatif yang disebut sebagai nor error. Dengan deikian, teknik error nor atriks digunakan untuk enentukan nilai kesalahan tersebut. Hasil yang diperoleh nilai nor error hapir endekati nol, sehingga tingkat kesalahan relatif sangat kecil. Hal ini dapat terjadi jika ode EOF yang diabil lebih banyak.

10 10 S. M. ROBIAL, S. NURDIATI, A. SOPAHELUWAKAN Gabar 4 Hasil analisis secara teporal (a) ode EOF1 (b) ode EOF2 (c) ode EOF3 (d) ode EOF4. Gabar 5 eperlihatkan nilai nor error yang sangat besar ketika hanya satu ode EOF yang diabil yaitu sebesar Hal ini enyatakan bahwa ode EOF1 eiliki tingkat kesalahan 93% dala enghapiri data asli. Akan tetapi, sangatlah tidak asuk akal dengan tingkat kesalahan tersebut karena ode EOF1 ewakili 51.4% dari data asli. Naun, sangatlah diungkinkan dengan perolehan angka tersebut karena tingkat data yang digunakan cukup besar dan tingkat kesalahannya seakin kecil dengan seakin banyak ode EOF yang digunakan. Gabar 5 Tingkat kesalahan terhadap reduksi data dengan teknik error nor atriks.

11 JMA, VOL. 15, NO. 1, JULY 2016, SIMPULAN Analisis EOF berbasis EVP terhadap dataset SPL Indonesia enghasilkan epat koponen utaa (ode EOF) dengan total varians sebesar 94.2%. Dengan deikian, diperoleh epat pola secara spasial dan teporal. Pola spasial dibentuk berdasarkan persaaan baru dari proyeksi vektor eigen terhadap asli, sedangkan pola teporal diperoleh berdasarkan vektor eigen hasil reduksi dari data asli. Adapun perolehan nilai eigen digunakan sebagai kontribusi persentase varians untuk setiap ode EOF. Epat ode EOF tersebut secara berturut-turut ewakili 51.4%, 26.7%, 11.2% dan 4.9% dari total varians. Berdasarkan hasil ini, setiap ode EOF diuji efektifitasnya dengan enentukan suatu hapiran berupa tingkat kesalahan enggunakan teknik error nor atriks. Hasil yang diperoleh dari teknik ini berupa nilai nor error yang eperlihatkan pola hubungan antara tingkat kesalahan dengan ode EOF. Dala hal ini tingkat kesalahan enunjukkan suatu hapiran hasil reduksi terhadap data asli. DAFTAR PUSTAKA [1] Storch HV, Zwiers FW On the role of statistics in cliate research. International journal of cliatology. Int. J. Cliatol. 24: [2] Hannachi A A prier for eof analysis of cliate data : Departent of Meteorology, University of Reading, Reading RG6 6BB, U.K. [3] Jolliffe IT Principal coponent analysis. 2nd ed. New York: Springer-Verlag. [4] Singleton T An epirical orthogonal function (EOF) analisys of sea surface teperature, AOSC 627 : University of Maryland, College Park Departent of Matheatics Applied Matheatics and Scientific Coputing Progra. Journal of Cliate: AOSC 627. [5] Navarra A, Sioncini V A guide to epirical orthogonal function for cliate data analysis : Springer. [6] Fall Scientific Coputing & Matrix Coputations: Departents Of Matheatics and EECS, UC Berkeley. [7] Meyer CD Matrix analysis & applied linear algebra : Sia. [8] Golub GH & Van L Matrix coputation : Sia.

12 12 S. M. ROBIAL, S. NURDIATI, A. SOPAHELUWAKAN

13 DEPARTMENT OF MATHEMATI CS F MIPA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR ISSN: X J M A Journal of Matheatics and Its Applications Volue 15, No. 1 July 2016 Analisis Epirical Orthogonal Function (EOF) Berbasis Eigen Value Proble (EVP) pada Dataset Suhu Perukaan Laut Indonesia S. M. Robial, S. Nurdiati, dan A. Sopaheluwakan 1 Analisis Epirical Orthogonal Function (EOF) Berbasis Singular Value Decoposition (SVD) pada Data Curah Hujan Indonesia I. L. Lestari, S. Nurdiati, dan A. Sopaheluwakan 13 Departent of Matheatics FMIPA Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga - Bogor Phone/Fax: (0251) E-ail: ath@ipb.ac.id ja.athipb@gail.co Model Goal Prograing dan Pengoptiuan Taklinear pada Penjadwalan Perawat L. Haki, T. Bakhtiar, dan Jaharuddin 23 Analisis Bifurkasi Model Leslie Gower Tipe Holling II dengan Waktu Tunda N. F. Sahaony, P. Sianturi, dan Jaharuddin 33 Pendugaan Paraeter dan Kekonvergenan Penduga Paraeter Model Poisson Hidden Markov M. Fikri, B. Setiawaty, dan I G. P. Purnaba 45 Peodelan Poisson Hidden Markov untuk Prediksi Banyaknya Kecelakaan di Jalan Tol Jakarta-Cikapek Nurhasanah, B. Setiawaty, dan F. Bukhari 55

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) PADA DATA CURAH HUJAN INDONESIA

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) PADA DATA CURAH HUJAN INDONESIA ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS SINGULAR VALUE DECOMPOSITION (SVD) PADA DATA CURAH HUJAN INDONESIA I. L. LESTARI 1, S. NURDIATI 2, A. SOPAHELUWAKAN 3 Abstrak Analisis Empirical Orthogonal

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X

J M A. Jurnal Matematika dan Aplikasinya. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 7, No. 1 Juli 2008 ISSN : X DEPARTEMEN MATEMATIKA F MIPA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR ISSN : 1412-677X Journal of Matheatics and Its Applications J M A Jurnal Mateatika dan Aplikasinya Volue 7, No. 1 Juli 28 Alaat Redaksi : Departeen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING

STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga Departent of Matheatics FMIPA UNS Lecture 3: Relation C A. Universal, Epty, and Equality Relations Diberikan sebarang hipunan A. Maka A A dan erupakan subset dari A A dan berturut-turut disebut relasi

Lebih terperinci

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING PADA PENGELOMPOKKAN STASIUN POS HUJAN UNTUK MEMBUAT ZONA PRAKIRAAN IKLIM (ZPI) (Studi Kasus Pengelopokkan Zona Prakiraan Ikli (ZPI) dengan Data Curah Hujan di Kabupaten

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat dunia saat ini sedang dihadapkan dengan kemajuan teknologi sebagai salah satu penunjang dalam era informasi. Informasi yang menjadi komoditas utama

Lebih terperinci

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN Bulletin of Matheatics Vol. 03 No. 0 (20) pp. 39 48. 2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN Mardiningsih Saib Suwilo dan Indra Syahputra Abstract. Let D asyetric two-coloured-digraph

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK -LEVEL Model hirarki -level erupakan odel statistik ang digunakan untuk enganalisis data ang bersarang, atau data ang epunai struktur hirarki -level.

Lebih terperinci

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8. BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR Fata Mufidah, Mohaad Jahuri Jurusan Mateatika UIN Maulana Malik Ibrahi Malang e-ail: fata.ufida@gail.co,.jahuri@live.co

Lebih terperinci

Alternatif jawaban soal uraian

Alternatif jawaban soal uraian Lapiran Alternatif jawaan soal uraian. Lukislah garis ang elalui pangkal koordinat O(0,0) dan epunai gradien erikut ini! a. -. ) Noor poin a a) Alternatif pertaa langkah pengerjaan pertaa Persaaan garis

Lebih terperinci

Efektifitas fasad selubung ganda dalam mengurangi beban panas pada dinding luar bangunan

Efektifitas fasad selubung ganda dalam mengurangi beban panas pada dinding luar bangunan TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding luar bangunan Rosady Mulyadi Laboratoriu Sains dan Teknologi Bangunan, Progra Studi Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Seinar Nasional Teknologi Inforasi dan Kounikasi 01 (SENTIKA 01 ISSN: 089-981 Yogyakarta, 8 Maret 01 PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Sauel Manurung 1 1Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tepat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sapai dengan April 2008. Lokasi penelitian adalah Kabupatenn Solok Selatan Provinsi Suatera Barat dan Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP E-Jurnal Mateatika Vol. 3, No. Januari 204, 25-32 ISSN: 2303-75 PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP JOKO HADI APRIANTO, G. K. GANDHIADI 2, DESAK PUTU EKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

PENGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KINERJA NEUTRONIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DENGAN SIKLUS BAHAN BAKAR TERTUTUP

PENGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KINERJA NEUTRONIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DENGAN SIKLUS BAHAN BAKAR TERTUTUP PEGARUH GEOMETRI TERAS TERHADAP KIERJA EUTROIK PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT DEGA SIKLUS BAHA BAKAR TERTUTUP Dian Fitriyani dan Anton Basri Jurusan Fisika Universitas Andalas Kapus Liau Manis UAD Padang difiaal@gail.co

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci