KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES
|
|
- Veronika Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha Hadiarin 1, Dudi Darawan 2, Ahad Qurthobi 3 1,2,3, Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telko 1 zenyfirdha@gail.co, 2 dudiddw@gail.co, 3 qurthobi@gail.co Abstrak Sensor kapasitif erupakan sensor elektronika yang bekerja berdasarkan konsep kapasitif. Sensor kapasitif bekerja berdasarkan perubahan uatan energi listrik yang dapat disipan oleh sensor akibat perubahan jarak lepeng, perubahan luas penapang dan perubahan volue dielektru sensor kapasitif. Pada penelitian ini dikaji penerapan sensor kapasitif untuk enentukan kapasitansi, peritivitas dan peritivitas relatif dari objek berbagai jenis kayu untuk kayu kering angin, kayu oven, dan kayu basah. Untuk keperluan pengukuran dengan enggunakan inverting aplifier, rectifier, dan ikrokontroler arduino uno untuk enentukan tegangan output dari objek kayu. Tegangan optiu yang digunakan Vrs dan frekuensi optiu 10 khz. Perubahan nilai peritivitas relatif yang paling besar pada kayu basah E+06, kayu kering angin E+06 dan kayu oven E+05. Kata kunci : sensor kapasitif, inverting aplifier, rectifier, ikrokontroler arduino uno Abstract Capacitive sensor is a tool to sense electrical paraeter value based on capacitive concept. Capacitive sensor works based on electric charge changes loaded in electrodes of the sensor as caused by electrode's distance changes, surface changes, and dielectric volue changes. In this research, application of capacitive sensor is analyzed to deterine capacitance, perittivity, and relative perittivity of several woods in several conditions. Conditions of analyzed woods were wet, dry, and oven-heated. Inverting aplifier, rectifier, and icrocontroller are used to easure output voltage of the object. Optiu voltage and frequency configuration used to easure were Vrs and 10 khz. Most significant changes of relative perittivity found in wet woods was E+06, E+06 for dry woods, and E+05 for heated woods. Keynote : Capacitive Sensor, inverting aplifier, rectifier, icrocontroller Arduino Uno 1. Pendahuluan Indonesia erupakan negara penghasil kayu dengan julah hutan yang sangat besar serta berbagai jenis pohon yang hidup didalanya. Terdapat tidak kurang dari jenis pohon yang ada di hutan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengebangan Hasil Hutan sudah enyipan contoh kayu dari lebih kurang jenis pohon yang tercakup dala 785 arga dari 106 suku [1]. Hasil produksi hutan Indonesia erupakan produk unggulan koparatif terhadap negara-negara lain dan sebagian dari hasil produksi produk hutan diekspor ke negara lain dan produk kayu erupakan penghasil devisa noor satu dari sektor non ipor. Mengingat banyaknya jenis kayu yang eiliki kesaaan ciri sehingga sulit untuk engidentifikasi jenis kayu dengan akurat. Keakuratan dala engidentifikasi jenis kayu sangat berpengaruh dala enentukan fungsinya. Karena itu pengenalan jenis kayu yang akurat dan praktis sangat penting untuk dikebangkan. Metode pengenalan jenis kayu yang selaa ini dilakukan untuk engidentifikasi jenis kayu adalah dengan engetahui ciri uu dan ciri anatoi [2]. Ciri uu adalah ciri yang dapat diaati langsung dengan pancra indra, baik dengan penglihatan, penciuan, perabaan, dan sebagainya tanpa bantuan alat-alat pebesar bayangan. Ciri uu tersebut eliputi warna, corak, tekstur, arah serat, kilap, kesan raba, bau dan kekerasan kayu. Ciri anatoi eliputi susunan, bentuk dan ukuran sel atau jaringan penyusun yang hanya dapat diaati secara jelas dengan ikroskop atau bantuan lup berkekuatan pebesaran inial sepuluh kali [2]. Mengidentifikasi jenis kayu dengan engetahui ciri uu dan ciri anatoi sangat ebutuhkan pengalaan dala hal identifikasi kayu, karena banyaknya jenis kayu dan banyaknya ciri yang harus diingat [3]. Hingga saat ini julah pakar dala hal ini asih sangat terbatas. Dengan julah pakar yang sangat terbatas tersebut, aka kegiatan identifikasi kayu sering engalai habatan, karena harus endatangkan pakar ke lokasi atau engirikan sapel ke lokasi pakar. Selain dengan engetahui ciri uu dan ciri anatoi perlu cara lain untuk engidentifikasi jenis kayu seperti ciri fisik dengan elihat sifat elektrik suatu bahan. Metode Non-destructive Testing (NDT) diharapkan
2 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3907 dapat digunakan untuk enentukan jenis objek berdasarkan sifat elektriknya. Non-destructive Testing didefinisikan sebagai etode untuk engidentifikasi sifat fisis dan ekanis bahan tanpa enibulkan kerusakan yang dapat engubah keapuan peanfaatan akhir dari bahan tersebut [4]. Secara uu Non-destructive Nondestructive Testing didefinisikan sebagai etode untuk engidentifikasi sifat fisis dan ekanis bahan tanpa enibulkan kerusakan yang dapat engubah keapuan peanfaatan akhir dari bahan tersebut. Testing encakup inspeksi visual, liquid penetrant, elektrik, ultrasonik, agnetik, X-ray, dan lain sebagainya. Dari seua sifat kayu yang ada, reaksi kayu terhadap arus listrik khususnya terhadap kayu-kayu di Indonesia asih relatif jarang diteliti. Padahal dari sifat listrik dapat dijadikan sebuah patokan untuk enentukan jenis kayu. Oleh karena itu penulis perlu elakukan penelitian ini untuk dijadikan objek tugas akhir. Harapan dari penelitian ini yaitu untuk elihat keungkinan adanya sifat elektrik pada kayu dan juga eperudah asyarakat untuk endapatkan paraeter elektrik yang dapat digunakan untuk enentukan jenis kayu. 2. Metodologi Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 1) pebuatan beberapa sapel kayu; 2) pebuatan sensor kapasitif rangkaian pengkondisi; 3) pengujian sensor dan rangkaian pengkondisi 3) pengukuran dan pengabilan data; 4) pengolahan dan analisis data. 2.1 Sapel Penelitian Bahan yang digunakan dala penelitian ini adalah beberapa sapel kayu yaitu kayu keras dan kayu lunak. Jenis kayu yang dipakai yaitu kayu jati, borneo, kaper banjar, ahoni, rasaala dan albasia. Kayu yang digunakan adalah kayu yang uurnya sudah siap untuk dipanen. Ukuran sapel yang diuji untuk pengukuran kapasitansi benbentuk persegi yaitu 10 x 10 x 5 c. Pengujian dibuat enjadi 18 sapel kayu yang terdiri dari 6 jenis kayu yang berbeda. Dari 1 jenis kayu dibuat enjadi 3 sapel yaitu kayu oven, kayu kering angin dan kayu basah. Mengetahui apakah sapel terdapat kadar air atau tidak diketahui dengan enibang kayu dengan tibangan digital. Kayu Basah : Kayu yang kadar airnya cukup banyak. Kayu Kering Angin: Kayu dengan kondisi engalai kering udara. Diletakan dala suhu ruangan yaitu 20º C - 25º C. Kayu Oven : Kayu dengan kondisi engalai kering sepenuhnya. Dengan tujuan engurangi kadar air dala kayu. Diletakan dala oven dengan suhu 180º C selaa 18 enit. Untuk engetahui kadar air kayu dengan cara enggunakan sapel kayu angga yang sudah didiakan selaa 2 bulan (kayu kering angin) dan kayu angga yang baru ditebang (kayu basah). Ukuran sapel yang digunakan saa dengan ukuran sapel yang akan diuji, yaitu 10 x 10 x 0,5 c. Kadar air sapel kayu angga basah adalah 38 gr, dan kadar air kayu kering angin adalah 25 gr. Dengan deikian sapel kayu angga engalai pengurangan kadar air yaitu sebesar 13 gr atau 34,21%. 2.2 Perancangan Sensor Kapasitif Sensor kapasitif enggunakan prinsip kapasitif yang dirancang dengan bentuk kapasitor plat sejajar (gabar 3.2), adapun diensi sensor yang dirancang adalah dengan enggunakan dua plat tebaga yang disusun sejajar dengan lebar 5 c, tinggi 10 c dan jarak 0,5 c. Masing-asing plat tebaga dirancang enepel pada objek kayu dengan diensi yang saa dengan objek kayu. Gabar 2. Sensor Kapasitif
3 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page Perancangan Penguat Inverting Penguat inverting digunakan untuk engukur nilai sensor kapasitif. Dala siste ini digunakan rangkaian inverting dengan julah penguatan yang dapat disesuaikan dengan frekuensi yang digunakan. Gabar 3. Inverting Aplifier Penguat inverting akan disabungkan ke sensor kapasitif dengan enggunakan kapasitor acuan yaitu enggunakan kapasitor 10 ikro farad dan enggunakan sensor kapasitor yang telah dibuat sebelunya yaitu enggunakan 2 plat tebaga. Penguat juga enggunakan OP07. Penguat akan disabungkan ke sensor kapasitif dan akan dialiri tegangan AC sebesar 5 Vp-p elalui kaki op-ap (-) dan keluarannya akan berniali (+) dengan frekuensi 1 khz. 2.4 Pengujian dan Pengabilan Data Pengujian dilakukan untuk engetahui nilai peritivitas dari sapel kayu. hal pertaa yang dilakukan adalah ebuat sensor kapasitif enggunakan 2 plat tebaga dengan ketebalan 0,04 c dengan ukuran 10 x 10 x 5 c. PCB akan ditepelkan pada acrilyc agar plat tebaga tidak bergeser. Plat tebaga akan diberikan dua kabel penghubung, yang akan tersabung ke penguat, ultieter dan function generator.lalu ebuat penguat inverting. Penguat ini dirangkai enggunakan 1 kapasitor acuan yaitu 10 μf dan enggunakan OP 07. Penguat disabungkan ke kapasitor plat sejajar. Meberikan tegangan sebesar 5 Vpp atau Vrs dan frekuensi 10 khz ke salah satu kaki sensor kapasitif. Dan engukur tegangan keluaran di kaki OP 07.Selanjutnya elakukan perhitungan kapasitansi dari hasil pengukuran sensor kapasitif. Perhitungan kapasitansi ini sebelu objek disisipkan pada sensor kapasitif. Menyiapkan sapel uji berupa 18 sapel kayu. Sebelunya sapel sudah disiapkan berupa kayu basah, kayu kering angin, dan kayu oven. Sapel kayu disisipkan pada kedua plat tebaga dan sensor kapasitif diberi tegangan. Menghitung nilai kapasitansi hasil dari pengukuran sensor kapasitansi yang sudah dipisahkan oleh sapel. Dihitung enggunakan ruus penguat inverting. Setelah endapatkan nilai kapasitansi, aka nilai peritivitas sapel dapat dicari enggunakan ruus peritivitas. Melakukan perhitungan statistika karena keungkinan adanya error dari alat pengukuran. Mebuat tabel pengukuran kapasitansi dari sapel yang sudah diketahui jenisnya. Mengabil sapel acak yang tidak diketahui jenisnya. Mengukur kapasitansi, enghitung peritivitas bahan dan ebandingkan dengan data yang sudah didapatkan. Menganalisis hasil yang didapat dengan ebandingkan tabel peritivitas dengan peritivitas sapel acak. 2.5 Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian ini penulis encari nilai kapasitansi dan peritivitas yang diolah dari hasil tegangan output sensor kapasitif yang sudah diisi oleh berbagai sapel kayu. Untuk pengukuran tegangan output diberikan input 5 Vp-p atau Vrs dan frekuensi 10 khz enggunakan function generator tipe RIGOL DG1022 dan hasil output dilihat dari digital oscilloscope tipe RIGOL DS1102E. 3. Pebahasan 3.1 Pengujian Aplitudo Optial Pengujian ini dilakukan dengan enyabungkan sensor kapasitif dan rangkaian penguat, penyearah, ikrokontroler dan LCD. Hasil dari pengujian variasi aplitudo berupa tengangan yang akan diolah oleh rangkaian dan arduino dan hasilnya dapat dilihat di LCD. Rangakaian kondisi diberikan frekuensi sebesar 1 khz dan inputnya erupakan variasi aplitudo. Variasi aplitudo yang diberikan dilihat dari hasil yang dihasilkan oleh sensor yang sudah berisi bahan sapel. Pada saat sensor diberi aplitudo sebesar 1 Vp-p atau Vrs sensor tidak engalai perubahan tegangan, dan pada saat sensor diberi aplitudo sebesar 5.5 Vp-p atau Vrs sensor juga tidak engalai perubahan tegangan. Oleh sebab itu variasi aplitudo yang diberikan yaitu dengan range 2 Vp-p atau Vrs sapai dengan 5 Vp-p atau Vrs dengan dilakukan percobaan
4 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3909 sebanyak 5 kali pada setiap aplitudo. Variasi aplitudo yang diberikan yaitu sebesar 2 Vp-p, 2.5 Vp-p, 3 Vp-p, 3.5 Vp-p, 4 Vp-p, 4.5 Vp-p dan 5 Vp-p yang dilakuakan sebanyak 5 kali percobaan pada setiap sapel. Pengujian variasi aplitudo dilakukan ke sapel kering, yaitu 6 sapel kayu kering. Hasil dari perubahan variasi aplitudo terhadap sensor dengan bahan sapel kayu kering yaitu sebagai berikut: Gabar 4. Grafik Persentase Perubahan Tegangan Output terhadap Input Aplitudo pada 6 Jenis Kayu Pada gabar 4 enunjukan pada setiap sensor yang berisi bahan kayu engalai perubahan tegangan setiap kenaikan 0,5 Vp-p. Naun pada sapel kayu jenis ahoni pada kenaikan 4,5 Vp-p ke 5 Vp-p engalai penurunan persentase. Tegangan output yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan kayu yang disisipkan pada sensor kapasitif. Sebelu pengujian sensor yang diberi bahan pengujian sensor kosong yang diuji terlebih dahulu, dan hasil dari sensor kosong yaitu tegangan sebesar 3,9679. Aplitudo yang paling sesuai adalah aplitudo yang persentasenya paling kecil, karena hasil tegangan pada sensor yang berisi bahan jauh lebih kecil dari tegangan pada sensor kosong. Persentase nilai tegangan paling besar ketika tegangan input bernilai 5 Vp-p atau setara dengan Vrs pada bahan (a) yaitu kayu borneo enghasilkan persentase sebesar 56,62587 %, bahan (b) yaitu kayu ahoni enghasilkan persentase sebesar 17,03218 %, bahan (c) yaitu kayu jati enghasilkan persentase sebesar 70,72023 %, bahan (d) yaitu kayu kaper banjar enghasilkan persentase sebesar 32,62456 %, bahan (e) yaitu kayu rasaala enghasilkan persentase sebesar 43,32614 %, dan pada kayu (f) yaitu kayu alabasia enghasilkan persentase sebesar 39,37826%. Dari ena bahan perubahan persentase endekati linier akan tetapi pada bahan kayu ahoni engalai penurunan. Kadar air kayu epengaruhi tegangan output sensor yang berisi bahan. 3.2 Pengujian Frekuensi Optial pada Sensor Kapasitif Pengujian frekuensi diperlukan untuk engetahui apakah sensor dapat ebaca respon dari objek dengan baik. Pengujian dilakukan dengan eakai tegangan DC dengan nilai aplitudo yang sudah diuji sebelunya yaitu sebesar 5 Vp-p atau Vrs dengan variasi 9 nilai frekuensi yang sudah ditentukan sebelunya yaitu 0.1 khz, 1 khz, 2 khz, 4 khz, 6 khz, 8 khz, 10 khz, 50 khz dan 100 khz. Berikut ini adalah grafik pengaruh nilai frekuensi terhadap perubahan tegangan output yang terbaca oleh sensor kapasitif ketika diberi 6 bahan sapel kayu. Gabar 5. Perubahan Frekuensi terhadap Tegangan Output untuk Bahan Kayu Oven Pada gabar 5 perubahan frekuensi dapat epengaruhi besar tegangan pada sensor kapasitif. Terlihat pada grafik 5 bahwa seua jenis kayu engalai penurunan tegangan pada frekuensi 1 khz sapai 10 khz, pada frekuensi 50 khz dan 100 khz sapel engalai kenaikan kebali. Pada frekuensi 10 khz seua sapel engalai penurunan dengan diberi input Vrs.
5 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3910 Gabar 6. Perubahan Frekuensi terhadap Tegangan Output untuk Bahan Kayu Kering Pada gabar 6 dapat dilihat bahwa nilai tegangan saat diberi 6 bahan kayu engalai perubahan. Terlihat pada grafik bahwa seua jenis kayu engalai penurunan tegangan pada frekuensi 1 khz sapai 10 khz, pada frekuensi 50 khz dan 100 khz sapel engalai kenaikan kebali. Pada frekuensi 10 khz seua sapel engalai penurunan dengan diberi input Vrs. Penurunan yang paling terlihat jika diberi frekuensi 10 khz adalah sapel kayu kering jenis borneo dengan dan paling kecil penurunannya adalah kayu kering dengan jenis kaper banjar dan albasia. Gabar 7. Perubahan Frekuensi terhadap Tegangan Output untuk Bahan Kayu Basah Pada gabar 7 dapat dilihat bahwa nilai tegangan saat diberi 6 bahan kayu engalai perubahan. Terlihat pada grafik bahwa seua jenis kayu engalai penurunan tegangan pada frekuensi 1 khz sapai 10 khz, pada frekuensi 50 khz dan 100 khz sapel engalai kenaikan kebali. Pada frekuensi 10 khz seua sapel engalai penurunan dengan diberi input Vrs. Pada grafik enunjukan penurunan tegangan seua sapel hapir saa. Berdasarkan hasil yang diperoleh sapel kayu oven, kayu kering dan kayu basah enunjukan bahwa seua sapel engalai penurunan tegangan dari frekuensi 1 khz sapai 10 khz dan sapel engalai kenaikan tegangan kebali pada frekuensi 50 khz sapai 100 khz. Pada pengujian sebelunya yaitu pengujian aplitudo optial eberikan hasil bahwa objek diberikan 10 khz dengan aplitudo 5 Vp-p atau Vrs objek akan eberikan hasil yang optial pada sensor. Dengan deikian frekuensi yang paling sesuai adalah pada frekuensi 10 khz. 3.2 Hasil Uji Sensor Kapasitif dengan Berbagai Objek Kayu Pengujian Sensor Kapasitif dengan Objek Kayu Kering Angin Pada pengujian ini bertujuan untuk engetahui pengaruh jenis bahan kayu kering yang akan diukur dengan enggunakan sensor kapasitif dan endapatkan nilai kapasitansi bahan, peritifitas bahan dan peritifitas relatif. Bahan kayu kering diletakan di dala sensor kapasitif, keudian diberi tegangan 5 Vp-p atau rs dan frekuensi 10 khz. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil perhitungan peritivitas dari sensor kapasitif dengan objek kayu kering adalah sebagai berikut:
6 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3911 Gabar 4.Peritivitas Relatif AC dan Peritivitas Relatif DC untuk Bahan Kayu Kering Dari gabar diatas enunjukan bahwa hasil perhitungan peritivitas dan peritivitas relatif AC lebih besar dari peritivitas dan peritivitas relatif DC. Peritivitas dan peritivitas relatif DC yang dihasilkan dari bahan kayu kering yang paling besar adalah bahan kayu kering jenis borneo, jati, rasaala, ahoni, kaper banjar dan albasia. Perhitungan peritivitas dilakukan dengan cara kapasitansi bahan dikali jarak sensor dan dikali dengan luas perukaan sensor. Perhitungan peritivitas relatif dilakukan dengan cara kapasitansi dibagi oleh peritivitas ruang hapa. Kayu kering yang paling besar perubahan nilai peritivitasnya yaitu borneo dengan nilai E-06 F dan nilai peritivitas relatif sebesar E+05 dan yang paling kecil perubahannya yaitu bahan kayu kering dengan jenis albasia dengan nilai sebesar E-06 F dengan peritivitas relatif sebesar E+05. Berikut erupakan hasil perhitungan kapasitansi, peritivitas dan peritivitas relatif bahan kayu kering angin. Tabel 1. Hasil Perhitungan Kapasitansi, Peritivitas dan Peritivitas Relatif DC Bahan Kayu Kering Angin Jenis Cs Bahan (F) ɛ Bahan (F/) ɛr Bahan Borneo 1, E-05 1, E-05 1, E+06 Mahoni 1, E-05 8, E-06 9, E+05 Rasaala 1, E-05 9, E-06 1, E+06 Kaper Banjar 7, E-06 5, E-06 6, E+05 Jati 1, E-05 9, E-06 1, E+06 Albasia 6, E-06 5, E-06 6, E Pengujian Sensor Kapasitif dengan Bahan Kayu Oven Pengujian sensor kapasitif ini dilakukan dengan enyisipkan bahan kayu oven kedala sensor kapasitif. Saa seperti percobaan sebelunya yaitu pengujian sensor kapasitif dengan bahan kayu kering, pengujian dengan bahan kayu oven juga enggunakan tegnagan sebesar 5 Vp-p atau Vrs dengan frekuensi 10 khz. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali. Berikut erupakan gabar perhitungan peritivitas dari sensor kapasitif dengan bahan kayu oven Gabar 5. Peritivitas Relatif AC dan Peritivitas Relatif DC untuk Bahan Kayu Oven
7 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3912 Pada gabar 4.13 dan 4.14 enunjukan bahwa peritivitas dan peritivitas relatif AC lebih besar dari pada peritivitas dan peritivitas relatif DC. Peritivitas dan peritivitas relatif DC bahan kayu oven yang paling besar perubannya yaitu pada bahan rasaala, jati, borneo, ahoni, kaper banjar dan albasia. Peritivitas bahan kayu oven yang paling besar perubannya yaitu bahan kayu oven jenis rasaala dengan nilai sebesar E-06 F dengan nilai peritivitas relatif sebesar E+05 dan bahan yang paling kecil perubannya nilai peritivitasnya yaitu kayu albasia dengan nilai sebesar E-06 F dengan nilai peritivitas relatif sebesar E+05. Berikut erupakan hasil perhitungan kapasitansi, peritivitas dan peritivitas relatif bahan kayu oven. Tabel 2. Hasil Perhitungan Kapasitansi, Peritivitas dan Peritivitas Relatif DC Bahan Kayu Oven Jenis Cs Bahan (F) ɛ Bahan (F/) ɛr Bahan Borneo 6, E-06 5, E-06 6, E+05 Mahoni 6, E-06 5, E-06 5, E+05 Rasaala 8, E-06 6, E-06 7, E+05 Kaper Banjar 5, E-06 4, E-06 5, E+05 Jati 7, E-06 5, E-06 6, E+05 Albasia 4, E-06 3, E-06 4, E Pengujian Sensor Kapasitif dengan Bahan Kayu Basah Pada pengujian sensor kapasitansi dengan bahan kayu basah asih enggunakan rangkaian penguat inverting, rectifier, dan arduino untuk enapilkan data ke LCD. Pengujian dilakukan dengan cara enyisipkan kayu basah kedala sensor kapasitif. Pada pengujian ketiga ini dilakukan dengan eberikan tegangan sebesar 5 Vp-p atau Vrs dan frekuensi 10 khz. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali pada asing-asing sapel kayu basah. Gabar Peritivitas Relatif AC dan Peritivitas Relatif DC untuk Bahan Kayu Basah Dari grafik 4.15 dan 4.16 enunjukan bahwa nilai peritivitas dan peritivitas relatif AC lebih besar dari peritivitas dan peritivitas relatif DC. Peritivitas dan peritivitas relatif DC dari bahan kayu basah paling paling besar perubannya yaitu bahan borneo, albasia, ahoni, jati, kaper banjar dan rasaala. Nilai peritivitas paling besar perubannya yaitu pada bahan borneo dengan nilai sebesar E-05 F dengan niali peritivitas relatif sebesar E+06 dan peritivitas kayu basah yang paling kecil perubannya yaitu kayu rasaala dengan nilai peritivitas sebesar E-05 F dengan peritivitas relatif sebesar E+06. Berikut erupakan hasil perhitungan kapasitansi, peritivitas dan peritivitas relatif bahan kayu basah. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Kapasitansi, Peritivitas dan Peritivitas Relatif DC Bahan Kayu Basah Jenis Cs Bahan (F) ɛ Bahan (F/) ɛr Bahan Borneo 4, E-05 3, E-05 4, E+06 Mahoni 3, E-05 2, E-05 3, E+06 Rasaala 2, E-05 2, E-05 2, E+06 Kaper Banjar 3, E-05 2, E-05 2, E+06 Jati 3, E-05 2, E-05 2, E+06 Albasia 4, E-05 3, E-05 4, E+06
8 ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3913 Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa seakin besar penurunan tegangan aka kapasitansi akan seakin kecil, seakin kecil nilai kapasitansi aka akan seakin kecil peritivitas, dan seakin kecil nilai peritivitas aka akan seakin besar nilai peritivitas relatif. Dari data ketiga bahan yaitu bahan kayu kering angin, kayu oven dan kayu basah, nilai kapasitansi, peritivitas dan peritivitas relatif yang paling kecil perubannya yaitu kayu oven, kayu kering angin dan kayu basah. Karena kadar air kayu oven paling sedikit dari pada kayu kering angin dan kayu basah ebuat kayu oven paling kecil perubahan nilai kapasitansi dan peritivitas atau dengan kata lain sifat elektrik dari kayu oven adalah resistif atau konduktor yang jelek. Sedangkan kayu basah erupakan sapel kayu paling besar perubahan nilai kapasitansi dan peritivitasnya dikarenakan kayu basah eiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu sebesar 34,21% dari kadar air kayu kering angin. Kayu basah bersifat konduktif karena dapat engalirkan arus listrik dengan baik yang enjadikan penurunan tegangan yang sangat banyak. Sedangkan kayu kering angin bersifat antara konduktif dan resistif karena dapat engalirkan arus listrik naun tidak sebesar kayu basah dan tidak sekecil kayu oven. 4. Kesipulan Dari hasil penelitian engenai kuantifikasi jenis kayu berdasarkan sifat elektrik terdapat beberapa kesipulan yang diperoleh, diantaranya: 1. Sensor kapasitif sudah apu ebedakan nilai peritivitas terhadap bahan dengan kadar air berbeda. 2. Penabahan dan pengurangan kadar air epengaruhi nilai peritivitas. Seakin banyak kadar air bahan seakin besar nilai peritivitas. 3. Tegangan optial yang diberikan pada sensor kapasitif ketika diisi objek adalah Vrs. 4. Frekuensi optial yang diberikan pada sensor kapasitif ketika diisi objek adalah 10 khz. 5. Nilai peritivitas pada keadaan AC lebih besar dari keadaan DC. 6. Hasil pengujian kayu kering angin, kayu oven dan kayu basah diperoleh data bahwa kayu yang paling tinggi perubahan peritivitas adalah kayu basah, kayu kering angin dan kayu oven. 7. Hasil pengujian kayu oven, kayu kering angin dan kayu basah dengan tegangan Vrs dan frekuensi 10 khz diperoleh data bahwa bahan kayu basah dengan jenis borneo erupakan kayu yang paling besar perubahan nilai peritivitas relatifnya yaitu E+06, bahan kayu kering angin dengan jenis borneo E+06 dan bahan kayu oven dengan jenis rasaala E Daftar Pustaka [1] Daayanti, R. dan Mandang, Y.I Pedoan Identifikasi Kayu Kurang Dikenal. Pusat Penelitian Hasil Hutan. Bogor. [2] Mandang, Y.L. dan Pandit, I.K.N Seri Manual: Pedoan Identifikasi Jenis Kayu Lapngan. Bogor. PROSEA Indonesia. [3] Hartati, Sri. Gasi. dan Daayanti, R Generalized Regression Neural Network Sebagai Metode untuk Mengenal 15 Jenis Kayu Koersil Indonesia. Departeen Kehutanan. Indonesia. [4] Ross, R.J Nondestructive Testing of Wood. Dala Prosiding: Nondestructive Evaluation of Civil Structures and Materials. Mei University Colorado Boulder, Colorado. USA.
BAB 4 KAJI PARAMETRIK
Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P
Lebih terperinciPERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES
PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada
Lebih terperinciPERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE
PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON OURCE 3.1 Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat coon source sinyal kecil. 2) Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinci1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....
Lebih terperinciMODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI
MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan
Lebih terperinciPENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)
Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciKAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM
KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA
PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan
Lebih terperinciSistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor
Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciTEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2
TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK Bentuk tegangan dan arus bolak balik Bentuk tegangan dan arus bolak balik Ruus dan Keterangannya ; v v : tegangan sesaat (volt) : tegangan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM
25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358
Lebih terperinciBab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation
Bab IV Peodelan, Pengujian dan Analisa Siste Steel Ball Magnetic Levitation Pada bab IV ini akan dijelaskan engenai peodelan, pengujian dari siste yang tela dibuat dan penganalisaan asil pengujian tersebut.
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciKriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul
Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciPENGUJIAN ALAT UKUR DAYA DIJITAL MENGGUNAKAN PIRANTI STANDAR YOKOGAWA CA71. Hari Prijanto *)
Buletin Pengelolaan Reaktor uklir. Vol. 7 o. Oktober 00: 5-0 PEGUJIA ALAT UKUR DAYA DIJITAL MEGGUAKA PIRATI STADAR YOKOGAWA CA7 Hari Prijanto *) ABSTRAK PEGUJIA ALAT UKUR DAYA DIJITAL MEGGUAKA PIRATI STADAR
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciJSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG
Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni
Lebih terperinciBAB 21. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB. INDUKSI EEKTROMAGNETIK.... Huku Faraday dan enz.... Generator istrik...6.3 Transforator...7.4 Indukstansi...9.5 Energi dala Medan Magnet....6 Rangkaian istrik AC...4.7 Osilator....8
Lebih terperinciPENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian
39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI
PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciGambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran
2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.
Lebih terperinciModel Produksi dan Distribusi Energi
Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi
Lebih terperinciMATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan
Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste
Lebih terperinciISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016
ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciEstimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)
JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3
Lebih terperinciPERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON DRAIN (SOURCE FOLLOWER)
PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON DRAIN (OURCE FOLLOWER) 3.1Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rankaian penuat coon drain sinyal kecil. 2) Investiasi penaruh dari penuatan
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton
14 Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton Annisa Yuniasti*, Wildian, Rahmat Rasyid Jurusan Fisika
Lebih terperinciFISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC
FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciDiketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK
Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.
Lebih terperinciDISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK
0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,
Lebih terperinciKecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo
Kecepatan ato gas dengan distribusi Mawell-Boltzann () Oleh: Purwadi Raharjo Dala proses odifikasi perukaan bahan, kita ungkin sering endengar teknologi pelapisan tipis (thin fil). Selain pelapisan tipis,
Lebih terperinciAnalisa Perencanaan Catu Daya Tegangan DC Pada Repeater Dengan Input AC/PLN Yang Menghasilkan Output Tegangan DC Stabil
JURNAL INTAKE---- Vol. 4, Noor, Oktober 013 ISSN: 087-486 Analisa Perencanaan Catu Daya Tegangan DC Pada Repeater Dengan Input AC/PLN Yang Menghasilkan Output Tegangan DC Stabil Jony Joko Raharjo Teknik
Lebih terperinciPrediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis
JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON
BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan
Lebih terperinciAplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model
Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.
Lebih terperinciKARAKTERISASI SENSOR KAPASITIF UNTUK PENENTUAN LEVEL AQUADES (CHARACTERISATION OF CAPACITIVE SENSOR TO IDENTIFY AN AQUADES LEVEL )
KARAKTERISASI SENSOR KAPASITIF UNTUK PENENTUAN LEVEL AQUADES (CHARACTERISATION OF CAPACITIVE SENSOR TO IDENTIFY AN AQUADES LEVEL ) Bowo Eko Cahyono, Misto, Faridatul Hasanah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )
PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan
Lebih terperinciPenggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus
Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor
Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciPERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan
Lebih terperinciPenerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah
Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya
Lebih terperinciBAB III ANALISA TEORETIK
BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian
Lebih terperinciHukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)
Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk
Lebih terperinciBAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )
BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU
PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational
Lebih terperinciPENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI
FAKUTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDAI JOBSHEET/ABSHEET JUUSAN : TEKNIK EEKTO NOMO : II POGAM STUDI : DI WAKTU : x 5 MENIT MATA KUIAH /KODE : EEKTONIKA DAYA / TEI5 TOPIK : PENYEAAH SATU FASA
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Pengukuran Ketinggian Air Dengan Metode Sensor Kapasitif Sistem pengukuran ketinggian air pada tugas akhir ini memiliki cara kerja yang sama dengan sensor pengukuran
Lebih terperinciImplementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian
Lebih terperinciBAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM
BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciPERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mega Gusti Heka Student, Civil Engineering Departent, University of Sriwijaya, Palebang 30227,
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan
Lebih terperinciPerancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus
Lebih terperinciVolume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015
Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PENATALAYANAN JEMAAT GEREJA HKBP KUPANG BERBASIS WEB
SISTEM INFORMASI PENATALAYANAN JEMAAT GEREJA HKBP KUPANG BERBASIS WEB Gloria Manulangga, Sara Gulto2 Abstrak : Dengan seakin berkebangnya Teknologi Inforasi, peakaian koputer sebagai pengolah dan peroses
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan konstanta-konstanta berikut dala enyelesaikan soal. Konstanta Sibol Nilai Kecepatan cahaya c,00 10 8 /s Konstanta
Lebih terperinciRespon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen
Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.
1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting
Lebih terperinciAnalisa dan Desain Maximum Power Point Tracking Untuk Generator Induksi Pada Aplikasi Sepeda Listrik
Analisa dan Desain Maxiu Power Point Tracking Untuk Generator Induksi Pada Aplikasi Sepeda Listrik Anshari Hasan*, Air Hazah** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau**
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
SIMULASI PERILAKU PONDASI GABUNGAN TELAPAK DAN SUMURAN DENGAN VARIASI DIMENSI TELAPAK DAN DIAMETER SUMURAN PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS DITINJAU DARI NILAI PENURUNAN Habib Abduljabar Waskito 1), Niken Sili
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik
Lebih terperinciKAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC
KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin
Lebih terperinciSISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI
SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL
PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation
Lebih terperinciSeminar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, Juli 2011
Seinar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, 19-22 Juli 2011 UNIT SENTRAL DATA SEBAGAI MEDIA PENGONTROL PERALATAN LISTRIK BERBASIS ATMEGA8515 DAN POWER LINE CARRIER Ferry Trivianto ferry@student.eepis-its.edu
Lebih terperinciSoal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam
Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 ja 1 (Nilai 15) Sebuah bola pada ketinggian h dari perukaan lantai, ditebakkan secara horizontal dengan kecepatan v 0. Bola engenai lantai dan eantul
Lebih terperinciUser-Based Collaborative Filtering Dengan Memanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dalam Sistem Rekomendasi
User-Based Collaborative Filtering Dengan Meanfaatkan Pearson- Correlation Untuk Mencari Neighbors Terdekat Dala Siste Rekoendasi Arvid Theodorus 1, Djoko Budiyanto Setyohadi 2, Ernawati 3 Magister Teknologi
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING
Statistika, Vol., No., Noveber 0 STUDI SIMULASI BIAS ESTIMATOR GPH PADA DATA SKIP SAMPLING Gede Suwardika, Heri Kuswanto, Irhaah Jurusan Statistika,Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala, Universitas
Lebih terperinci