Efektifitas fasad selubung ganda dalam mengurangi beban panas pada dinding luar bangunan
|
|
- Hamdani Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding luar bangunan Rosady Mulyadi Laboratoriu Sains dan Teknologi Bangunan, Progra Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin. Abstrak Penelitian ini adalah penelitian eksperiental elalui siulasi nuerik berbantuan koputer untuk engetahui efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding luar. Model fasad selubung ganda yang digunakan terdiri atas selubung luar, selubung dala, eleen peneduh, bukaan bawah dan bukaan atas sebagai gerbang asuk dan keluarnya udara elalui rongga udara yang tercipta antara selubung luar dan selubung dala. Siulasi dilakukan untuk endapatkan data teperatur pada rongga selubung, teperatur kaca, teperatur eleen peneduh, transfer panas radiasi, transittansi teral, dan julah exhaust-heat. Data tersebut digunakan untuk enghitung besaran u-value dan SC dari fasad selubung ganda. Hasil perhitungan besaran beban panas dengan MicroHASP/TES enunjukkan bahwa lebih dari 57.7% dari beban panas pada zona perieter di waktu puncak dapat direduksi pada selubung barat dan tiur. Sebanyak 11% dari total load dapat direduksi jika dibandingkan dengan fasad kaca tunggal 8 dan % dari total load dapat dikurangi jika dibandingkan dengan fasad kaca ganda 6. Kata-kunci : fasad selubung ganda, beban panas, roo load, fresh air load, cooling load. Pengantar Bangunan yang efisien dala konsusi energi seakin urgen dan dibutuhkan di Indonesia pada era krisis energi tak terbaharukan seperti sekarang ini. Berdasarkan data dari Keenterian Energi dan Suberdaya Mineral, bangunan enghabiskan sekitar 50% dari total konsusi energi di Indonesia. Lebih lanjut disebutkan bahwa lebih dari 70% dari total konsusi energi listrik di Indonesia digunakan untuk konsusi energi listrik pada bangunan. Sekitar 50% dari konsusi energi listrik pada bangunan digunakan untuk enciptakan ikli dala ruangan buatan elalui pendinginan, ventilasi, dan pencahayaan. Dari total biaya keseluruhan untuk operasional bangunan, energi listrik enghabiskan sekitar 25% biaya operasional bangunan (Gunawan dkk, 2012). Dewasa ini, telah berkebang banyak strategi disain fasad bangunan yang bertujuan untuk engurangi konsusi energi listrik pada bangunan, salah satunya adalah fasad selubung ganda. Fasad selubung ganda erupakan salah satu strategi disain fasad bangunan yang bertujuan untuk engurangi beban panas pada dinding luar bangunan akibat pengaruh ikli, seperti radiasi atahari dan teperatur lingkungan. Fasad selubung ganda adalah suatu siste konstruksi fasade bangunan yang terdiri atas dua selubung (selubung luar dan dala). Diantara kedua selubung tersebut terdapat rongga yang berisi udara dan dapat ditabahkan eleen peneduh berupa horizontal-blind. Di bagian atas dan bawah dari konstruksi fasad tersebut terdapat bukaan (inlet and out-let) sebagai wadah pertukaran udara dari luar ke dala selubung dan sebaliknya. Dengan konstruksi selubung seperti ini, akan terjadi proses pertukaran udara di dala selubung yang akan engalirkan panas dari dala selubung sehingga enyebabkan beban Prosiding Teu Iliah IPLBI
2 Efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding bangunan panas perukaan selubung bagian dala akan berkurang (Mulyadi, 2012). Metode Penelitian ini adalah penelitian eksperiental elalui siulasi nuerik dengan bantuan koputer. Siulasi nuerik dilakukan dengan enggunakan Fortran. Model fasad selubung ganda yang digunakan dipenelitian ini diilustrasikan sebagai berikut: Selubung luar Eleen peneduh (horizontal blind) H=18.5 W=1 z Air inlet Bukaan bawah Segent Segent 9 Segent 8 Segent 7 Segent 6 Segent 5 Segent 4 Segent 3 Segent 2 Segent 1 Air outlet D 5 th floor 4 th floor 3 rd floor 2 nd floor 1 st floor Bukaan atas Selubung dala Gabar 1. Model fasad selubung ganda H: Height of double-skin W: Width of double-skin D: Depth of double-skin z: Height of segent Model fasad selubung ganda ini terdiri atas selubung luar, selubung dala, eleen peneduh, bukaan bawah dan bukaan atas sebagai gerbang asuk dan keluarnya udara elalui rongga udara yang tercipta antara selubung luar dan selubung dala. Berikut ini adalah ilustrasi siulasi nuerik dengan prinsip heat-balance pada fasad selubung ganda. Radiasi Matahari θ o h o Selubung luar θ og I a,og radiasi radiasi h r,og, h r,sd h r,sd, h r,ig θ air I a,sd θ sd θ air h c,og h c,sd h c,sd h c,ig konveksi konveksi I a,ig θ ig Eleen peneduh h i θ i I tran Selubung dala Gabar 2. Outline siulasi nuerik pada fasad selubung ganda Heat-balance pada selubung luar: ho og o hr, og og Gog n, sd n sd...(1) n1 h c, og og air a, og I Heat-balance pada selubung dala: hr, ig ig Gsd,, n ig n sd hc ig ig air...(2) n1 h I i ig i a, ig Heat-balance pada eleen peneduh: 2hc, sd sd air hr, sd sd Gsdn, og n og n1...(3) h G I r, sd sd sdn, ign ig a, sd n1 Heat-balance pada lapisan udara di dala rongga selubung ganda: air aircair hc, og og air z...(4) h 2h c, ig ig air c, sd sd air Diana: h o = perpindahan panas pada selubung luar [W/ 2.K] θ og = teperatur selubung luar [ ] θ o = teperatur lingkungan [ ] h r,og = perpindahan panas radiatif pada selubung luar [W/ 2.K] G og,sd = koefisien absorpsi eisi selubung luar ke eleen peneduh [-] θ sd = teperatur eleen peneduh [ ] h c,og = perpindahan panas konvektif pada selubung luar [W/ 2.K] θ air = teperatur rongga udara pada selubung ganda [ ] I a,og = radiasi yang terserap di selubung luar ρ air = kepadatan udara di rongga udara selubung ganda [kg/ 3 ] c air = kapasitas panas dari udara yg terdapat di rongga udara selubung ganda [j/ 3.K] v z = kecepatan aliran udara di rongga udara selubung ganda [/s] z = ketinggian tiap-tiap segen pada selubung ganda [] h c,ig = perpindahan panas konvetif pada selubung dala [W/ 2.K] θ ig = teperatur selubung dala [ ] 2 Prosiding Teu Iliah IPLBI 2014
3 Tie loop Kalkulasi konvergen dari ventilasi h c,sd = perpindahan panas konvektif pada eleen peneduh [W/ 2.K] h r,sd = perpindahan panas radiatif pada eleen peneduh [W/ 2.K] I a,sd = radiasi yang terserap di eleen peneduh h r,ig = perpindahan panas radiatif pada selubung dala [W/ 2.K] h i = perpindahan panas pada selubung dala [W/ 2.K] I a,ig = radiasi yang terserap pada selubung dala n = julah segen Rosady Mulyadi 1 Ventilasi alai dengan etode stack-effect dan teperatur di dala rongga udara selubung ganda dikalkulasi enurut prinsip-prinsip heatbalance. Baik distribusi teperatur dan volue ventilasi dikalkulasi hingga encapai kondisi konvergen. Start Input data kondisi disain Beberapa hal yang enjadi pertibangan pada siulasi ini adalah sebagaiana dapat dilihat pada tabel 1 dan diagra alir pada gabar 3 berikut. Tabel 1. Disain dan kondisi operasional dari siulasi nuerik Input data ikli dan data operational Kalkulasi teperatur (rongga udara kaca eleen peneduh) Kalkulasi ventilasi Uraian Nilai Aziuth selubung utara [ ] 0 Aziuth selubung tiur [ ] 90 Aziuth selubung selatan [ ] 180 Aziuth selubung barat [ ] 270 Sudut inklinasi selubung [ ] 90 Sudut keiringan eleen peneduh [ ] 45 Rasio transittansi eleen peneduh [-] 0.1 Rasio absorptansi eleen peneduh [-] 0.5 Eisivitas eleen peneduh [-] 0.95 Eisivitas kaca [-] Koefisien alir bukaan atas dan bawah [-] 0.65 Area bukaan atas dan bawah [ 2 /] 0.30 Reflektansi perukaan tanah [-] 0.14 Apakah kalkulasi ventilasi konvergen? Output hasil kalkulasi Kalkulasi berakhir? End Yes Yes Gabar 3. Diagra alir siulasi No No Pada bagian input data kondisi disain, ite yang diinput antara lain: spesifikasi selubung ganda dan bukaan, karakteristik teral dari kaca dan eleen peneduh, pressure loss of ventilation route, dan orientasi selubung. Pada bagian input data ikli dan operasional, hal-hal yang diinput adalah: kondisi eleen peneduh, kondisi bukaan, setting indoor teperatur, teperatur lingkungan, dan data radiasi atahari. Siulasi dijalankan berdasarkan paraeter operasional sebagaiana terlihat pada tabel 1. Diulai pada ja 08:00 hingga 17:00. Teperatur indoor diset pada suhu 25C. Selaa waktu operasional, bukaan bawah dan atas selubung diasusikan terbuka penuh sepanjang tahun. Saat radiasi atahari encapai perukaan selubung luar, teperatur di dala rongga udara selubung ganda akan eningkat secara perlahan. Dengan in-let yang terbuka, akan eberi peluang asuknya udara enuju rongga udara sehingga dengan deikian udara panas di dala rongga selubung akan diventilasikan ke luar elalui out-let. Siulasi tersebut enghasilkan data: teperatur pada rongga selubung, teperatur kaca, teperatur eleen peneduh, transfer panas radiasi, transittansi teral, dan julah exhaust-heat. Prosiding Teu Iliah IPLBI
4 SC [-] U [W/ 2.K] Efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding bangunan Selanjutnya dilakukan penghitungan u-value dan shading coefficient (SC) fasad selubung ganda. Metode Least-Square digunakan untuk enentukan forula dari u-value dan SC dala kaitannya dengan radiasi atahari (IG) dengan enggunakan polynoial least-square sebagai berikut ini. U ai c...(5) b G SC di f...(6) e G Dari forula tersebut, dapat diforulasikan ruus untuk u-value dan SC sebagai berikut: U I G SC 0.732I 0, (8) (7) G Kurva polynoial least-square dapat dilihat pada gabar berikut U 2.25 U = 1.315I G R 2 =0.903 U period = I G Berdasarkan forula tersebut di atas, u-value dapat diperoleh elalui ruus berikut: U IG, k 0.940o, k i, k k 1 period = 3.45 k 1 o, k i, k dan nilai SC didapatkan sebagai berikut: SC period k I I G, k G, k I Gk, k 1...(9)...() 0.20 Setelah u-value dan SC ditentukan, selanjutnya adalah penghitungan beban panas pada selubung. Pada bagian ini, perbandingan dilakukan atas 3 odel selubung yakni sebagaiana dapat dilihat pada tabel berikut untuk engetahui efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding bangunan. Beban panas pada bangunan dihitung dengan enggunakan perangkat lunak MicroHASP/TES. Tabel 2. u-value dan SC odel selubung Jenis selubung U-value [W/( 2 K)] SC [-] Kaca tunggal Kaca ganda Fasade selubung ganda Gabar 4. Kurva polynoial u-value I G Gabar 4. Kurva polynoial SC SC SC = 0.732I G R 2 =0.927 SC period = 0.20 Setting teperatur ruangan 25 C, kelebaban relatif 50% dan volue udara segar sebanyak 30 3 /ja/orang. Ketika kasus tersebut pada tabel 2 di atas dianggap eiliki kesaaan kondisi indoor. Selanjutnya, perolehan panas internal bersuber pada aktivitas yang terjadi di dala ruangan dala hal ini digunakan aktivitas seated light work and typing dengan kepadatan pengguna sebesar 0.15 orang/ 2 dengan julah beban sensibel dan laten asing-asing sebesar 75Watt. Panas dari lapu sebesar W/ 2 dan OA achine sebesar 21 W/ 2. 4 Prosiding Teu Iliah IPLBI 2014
5 Heat load [kw] Jadwal aktifitas kegiatan diulai dari ja 08:00. Pada ja 12:00-13:00 diasusikan 50% pengguna beristirahat untuk akan siang dan shalat serta elakukan aktivitas lain diluar ruangan sehingga penggunaan lapu dan OA achine lainnya berkurang hingga 70%. Aktivitas berakhir pada pukul 18:00. Pada hari Sabtu dan Minggu di asusikan tidak ada aktivitas di dala bangunan. Siste pengkondisian udara dijadwalkan ulai satu ja lebih awal dari jadwal kegiatan kantor untuk engkondisikan udara di dala ruangan sebagaiana yang telah ditentukan. Diharapkan bahwa teperatur di dala ruangan akan encapai 25 C saat pukul 08:00 ketika ja kantor diulai. Siste pengkondisian udara akan berhenti beroperasi saat ja kantor berakhir pada pukul 16:00. Siulasi dilakukan dengan asusi durasi selaa setahun operasional. Siulasi tersebut enghasilkan roo load dan fresh air load dari asing-asing zona perieter dan zona interior. Rosady Mulyadi 1 8 sebesar 27.4 kw, selubung tunggal dengan kaca ganda tebal 6 sebesar 26.3 kw dan fasad selubung ganda sebesar 11.8kW. Pada sisi dinding tiur, besaran beban panas pada selubung dengan kaca tunggal tebal 8 sebesar 21.4kW, selubung tunggal dengan kaca ganda tebal 6 sebesar 21.1kW, dan fasad selubung ganda sebesar 8.9kW. Jika diasusikan bahwa fasad selubung tunggal dengan kaca tunggal setebal 8 sebagai baseline, aka penggunaan fasad selubung ganda apu ereduksi beban panas sebesar 12.5kW atau sekitar 58%. Sedangkan bila dibandingkan dengan fasad selubung tunggal dengan kaca ganda 6, fasad selubung ganda apu ereduksi beban panas sebesar 57%. Secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan kedua tipe fasad tersebut aka fasad selubung ganda apu engurangi beban panas pada dinding luar bangunan sebesar 57.7%. Hasil tersebut enujukkan bahwa fasad selubung ganda efektif dala engurangi beban panas pada dinding bangunan. Bangunan yang disiulasikan berlokasi dipusat kota Makassar dengan fungsi utaa kantor sewa dengan 23 lantai single-glass 6 pair glass Double-skin facade EPZ Perieter zone WPZ Gabar 5. Beban puncak pada zona perieter Gabar 6. Model bangunan Analisis dan Interpretasi Berdasarkan hasil siulasi dengan MicroHASP/TES didapatkan besaran beban panas pada dinding barat dan tiur. Pada dinding barat, besaran beban panas untuk fasad tipe selubung tunggal dengan kaca tunggal tebal Pada perhitungan roo load dan fresh air load pada zona perieter didapatkan besaran cooling load pada fasad selubung tunggal dengan kaca ganda sebesar kW terbagi atas fresh air load sebesar kW dan roo load sebesar Total cooling load untuk fasad selubung tunggal dengan kaca ganda tebal 6 adalah sebesar kW terdiri atas fresh air load sebesar kW dan roo load sebesar Prosiding Teu Iliah IPLBI
6 Cooling load [kw] Efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding bangunan kW. Pada fasad selubung ganda, besaran fresh air load adalah kW dan roo load sebesar kW dengan total cooling load sebesar kW. Perbedaan besaran roo load disebabkan oleh perbedaan jenis fasad. Sebagaiana terlihat pada gabar 6, jika dibandingkan antara roo load dari fasad selubung ganda dengan kedua fasad jenis lainnya, sekitar 19% roo load dapat direduksi jika dibandingkan dengan 8 fasad kaca tunggal dan sekitar 16% roo load dapat direduksi jika dibandingkan dengan fasad kaca ganda. Secara total, sebanyak 11% dari total load dapat direduksi jika dibandingkan dengan 8 fasad kaca tunggal dan % dari total load dapat dikurangi jika dibandingkan dengan 6 fasad kaca ganda Fresh Air Load single glass 6 pair glass Double-skin facade Facade types Roo Load Gabar 5. Beban puncak pada zona perieter Analisis tersebut di atas enunjukkan bahwa fasade selubung ganda efektif dala engurangi pengaruh eksternal seperti radiasi panas atahari dan teperatur udara luar terhadap besaran julah panas yang asuk ke dala bangunan elalui dinding luar. Efektivitas fasad selubung ganda tersebut disebabkan oleh adanya dua lapis dinding yang apu enahan laju perpindahan panas dari luar ke dala bangunan serta adanya bukaan untuk ventilasi (in-let dan out-let). berfungsi untuk engalirkan udara dari luar ke dala selubung dan selanjutnya engalirkannya dari dala selubung ke udara luar enyebabkan udara panas yang terdapat di dala selubung enjadi tersirkulasi dengan baik. Di bagian ini, prinsip stack-effect berfungsi dengan baik sehingga akuulasi panas yang terdapat di dala selubung tersirkulasi elalui bukaan outlet. Kesipulan Telah disapaikan pada bagian analisis dan interpretasi bahwa berdasarkan hasil siulasi yang dilakukan ebuktikan bahwa fasad selubung ganda efektif dala engurangi panas yang asuk ke dala bangunan elalui dinding luar jika dibandingkan dengan fasad tunggal dengan dinding kaca tebal 8 dan fasad selubung tunggal dengan dinding kaca ganda tebal 6. Hasil perhitungan besaran beban panas dengan MicroHASP/TES enunjukkan bahwa lebih dari 57.7% dari beban panas pada zona perieter di waktu puncak dapat direduksi pada selubung barat dan tiur. Sebanyak 11% dari total load dapat direduksi jika dibandingkan dengan 8 fasad kaca tunggal dan % dari total load dapat dikurangi jika dibandingkan dengan 6 fasad kaca ganda. Daftar Pustaka Gunawan, B., Budiharjo, Juwana, J. S., Priatan, J., Sujatiko, W., & Sulistianto, T. (2012). Buku Pedoan Energi Efisiensi untuk Disain Bangunan Gedung di Indonesia. Jakarta: Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia-Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Keenterian Energi dan Suber Daya Mineral. Mulyadi, R. (2012). Study on Naturally Ventilated Double-skin Facade in Hot and Huid Cliate (Dissertation). Nagoya: Departent of Environental Engineering and Architectural Design Graduate School of Environental Studies Nagoya University. Bukaan in-let dan out-let tersebut enjadi kunci efisiensi dari fasad selubung ganda tersebut oleh karena dengan keberadaannya yang 6 Prosiding Teu Iliah IPLBI 2014
Kinerja Fasad Selubung Ganda dalam Menurunkan Konsumsi Energi untuk Pendinginan pada Bangunan Gedung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kinerja Fasad Selubung Ganda dala Menurunkan Konsusi Energi untuk Pendinginan pada Bangunan Gedung Rosady Mulyadi Lab. Sains dan Teknologi Bangunan, Departeen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis
Lebih terperinciBAB III ANALISA TEORETIK
BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM
25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciDAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung dalam suatu lingkungan yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya,
Lebih terperinciOPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X
IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciBAB 4 KAJI PARAMETRIK
Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciKAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC
KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciBAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )
BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan
2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WATER CHILLER
Karakteristik Water Chiller (PK Purwadi dan Wibowo Kusbandono KARAKTERISTIK WATER CHILLER PK Purwadi dan Wibowo Kusbandono ABSTRACT The quantities of cooling load and the condition of air in air conditioning
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK PENDINGINAN MODEL SUNGKUP APWR DENGAN LAMINAR SUBCOOLED WATER FILM
STUDI KARAKTERISTIK PENDINGINAN MODEL SUNGKUP APWR DENGAN LAMINAR SUBCOOLED WATER FILM Diah Hidayanti 1, Aryadi Suwono 1, Nathanael P. Tandian 1, Ari Darawan Pasek 1, dan Efrizon Uar 1 Progra Magister
Lebih terperinciMODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI
MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL
PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Fasad selubung ganda merupakan fasad yang terbentuk dengan adanya penambahan kaca eksternal dari fasad kaca internal yang terintegrasi pada dinding tirai. Fasad
Lebih terperinciBAB V PERENCANAAN STRUKTUR
BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Pendekatan Konsep Bangunan Hemat Energi
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang akan di gunakan dalam perancangan ini adalah Arsitektur hemat energi yang menerapkan Pemanfaatan maupun efisiensi Energi dalam rancangan bangunan.
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu
6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Lebih terperinci1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....
Lebih terperinciBAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.
BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR
MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciBAB 9. PENGKONDISIAN UDARA
BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan
Lebih terperinciDampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya
Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor
Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan
Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI OTTV DI LABTEK IXC
AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG NILAI DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri 15213029 Fajri
Lebih terperinciPENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-134a
PENGARUH WATER STORAGE VOLUME TERHADAP UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER (SAHPWH) MENGGUNAKAN HFC-34a Wibawa Endra J, Tri Istanto Staf Pengajar - Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.
Lebih terperinciNOTE : PERHITUNGAN OTTV HANYA DIBERLAKUKAN UNTUK AREA SELUBUNG BANGUNAN DARI RUANG YANG DIKONDISIKAN (AC).
Petunjuk Penggunaan Kalkulator OTTV (Spreadsheet) PETUNJUK UMUM : 1. SETIAP FORM HANYA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK 1 (SATU) BANGUNAN. 2. FORM MEMILIKI FORMAT.XLSX, DIMANA FORMAT TERSEBUT HANYA DAPAT DIOPERASIONALKAN
Lebih terperinciTHE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA
THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan
Lebih terperincidimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3
Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak
Lebih terperinciPERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL
PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciSOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam
Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciPerhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude
9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan
Lebih terperinciANALISIS SCALING KETEL UAP PIPA API DI INDUSTRI TEKSTILCIREBON
ANALISIS SCALING KETEL UAP PIPA API DI INDUSTRI TEKSTILCIREBON JURNAL TEKNIK MESIN Oleh W. Djoko Yudisworo yudisworojoko@yahoo.co.id.tm-untag.crb ABSTRAK Penelitian terhadap unjuk kerja Ketel uap (Boiler
Lebih terperinciANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG
Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperinciPrediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis
JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT
KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT
ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU
PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan, fabrikasi dan pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tepat dan Waktu Penelitian Percobaan, fabrikasi dan pengabilan data pada penelitian ini dilakukan di Laboratoriu Terodinaika serta Bengkel Mekanik untuk elakukan beberapa
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )
SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS
Lebih terperinciPerancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciPERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE
PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE Mefita 1), Purwanita Setijanti 2), dan Hari Purnomo 3) 1) Bidang Keahlian Perancangan Arsitektur, Pascasarjana Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciPENENTUAN e/m Kusnanto Mukti W/ M Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENENTUAN e/ Kusnanto Mukti W/ M009031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperien dala enentukan besar uatan elektron pertaa kali dilakukan oleh J.J.Thoson. Dala percobaanya,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO
PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO Monang Butar Butar 1, Muli Hazwi 2 1,2 Departeen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Suatera Utara Jl. Alaater
Lebih terperinciISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016
ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Kompresor Pada Sistem Pengkondisian Udara Dengan Pre-Cooling
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No., (016) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) F-84 Studi Eksperien Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Kopresor Pada Siste Pengkondisian Udara Dengan Pre-Cooling Fariz Ibrohi dan Ary
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI
PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBeban Pendinginan dan Penghematannya
Beban Pendinginan dan Penghematannya Oleh : Yasmin Auditor Energi, BPPT Pelatihan Dasar Audit Energi dan Komisioning Gedung B2TE-BPPT, 27 Juli 2011 Beban Pendinginan Beban eksternal Selubung bangunan Partisi
Lebih terperinci(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE
(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa
Lebih terperinciPenerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah
Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinciHukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)
Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk
Lebih terperinciPENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL
PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciAlternatif jawaban soal uraian
Lapiran Alternatif jawaan soal uraian. Lukislah garis ang elalui pangkal koordinat O(0,0) dan epunai gradien erikut ini! a. -. ) Noor poin a a) Alternatif pertaa langkah pengerjaan pertaa Persaaan garis
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGERINGAN TERHADAP KADAR AIR GABAH PADA MESIN PENGERING GABAH KONTINYU KAPASITAS 100 KG DAN DAYA 1890 W
POLITNOLOGI VOL. 0 NO. 3, SPTMBR 20 PNGARUH WATU PNGRINGAN TRHADAP ADAR AIR GABAH PADA MSIN PNGRING GABAH ONTINYU APASITAS 00 G DAN DAYA 890 W D. Mustofa. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciSOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI
SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciPERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP
PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil
Lebih terperinciBAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING
BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,
Lebih terperinciSIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU
Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Akhad Syarief,
Lebih terperinciBAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA
BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Lebih terperinciPERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN
PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mega Gusti Heka Student, Civil Engineering Departent, University of Sriwijaya, Palebang 30227,
Lebih terperinciPERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS
PERHI TUNGAN BEBAN PENDI NGI N PADA RUANG LABORATORI UM KOMPUTER PAPSI - I TS Oleh : LAURA SUNDARION 2107 030 075 Dosen Pembimbing : Ir. Denny M.E SOEDJONO, MT LATAR BELAKANG Sistem pengkondisian udara
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciPEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA
PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciAnalisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin Ruangan (Air Conditioning) Di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak
13 Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pendingin an (Air Conditioning) Di Gedung Direktorat Politeknik Negeri Pontianak Rina Dwi Yani Program Studi Manajemen Energi, Magister Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja
Lebih terperinciKriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul
Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id
Lebih terperinci