PENENTUAN KOMBINASI WAKTU PERAWATAN PREVENTIF DAN JUMLAH PERSEDIAAN KOMPONEN GUNA MENINGKATKAN PELUANG SUKSES MESIN DALAM MEMENUHI TARGET PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KOMBINASI WAKTU PERAWATAN PREVENTIF DAN JUMLAH PERSEDIAAN KOMPONEN GUNA MENINGKATKAN PELUANG SUKSES MESIN DALAM MEMENUHI TARGET PRODUKSI"

Transkripsi

1 PENENTUAN KOMBINASI WAKTU PERAWATAN PREVENTIF DAN JUMLAH PERSEDIAAN KOMPONEN GUNA MENINGKATKAN PELUANG SUKSES MESIN DALAM MEMENUHI TARGET PRODUKSI Imam Sodkn Juusan Teknk Indust, Fakultas Teknolog Indust Insttut Sans & Teknolog AKPRIND, Yogyakata ABSTRACT PT. SSR s a company engaged n nfastuctue and poducton based on odes. Its man poduct s a mxtue of hot asphalt. One company's machne s a machne used Asphalt Mxng Plant (AMP). AMP machnes ae poducton machnes whch poduce a mxtue of hot asphalt. AMP engne conssts of vaous components that ae vtal, so that f one component s damaged, t wll cause the system fals to pefom ts functons. The pupose of ths study s to detemne the optmal peventve mantenance tme, mnmze the cost of mantenance and epa of engne components, detemne the optmal numbe of eseve component, and detemne the chances of a successful engne n ts msson to meet poducton tagets. The esults obtaned fo the beang components (2221 C3K "NSK"), namely the nceasng span of peventve mantenance (), then the esultng system uptme whle deceasng system tme esultng fxed / constant and the cost pe unt of tme s nceasng. The nceasng numbe of eseve component (n), then the esultng system uptme whle nceasng system tme esultng fxed / constant and the cost pe unt of tme s deceasng. Peventve mantenance tme, based on the age of the optmal eplacement of engne components s hous. Reseves the optmal numbe of components, so that the expected cost pe unt of tme s a mnmum of 4 unts. Inceasngly shot tme span of peventve cae and the nceasng numbe of eseve component, then the chances of success n ts msson systems to acheve the poducton taget wll ncease. Key wods: Peventve, Mantenance, Inventoy, Component, Oppotuntes Success INTISARI PT. SSR adalah peusahaan yang begeak d bdang nfastuktu dan bepoduks bedasakan pesanan. Poduk utamanya adalah campuan aspal panas. Salah satu mesn yang dgunakan peusahaan adalah mesn Asphalt Mxng Plant (AMP). Mesn AMP meupakan mesn poduks yang menghaslkan poduk beupa campuan aspal panas. Mesn AMP ted da bebaga komponen yang vtal, sehngga bla ada satu komponen yang usak, maka akan mengakbatkan sstem tu gagal menjalankan fungsnya. Tujuan da peneltan n adalah menentukan waktu peawatan pencegahan yang optmal, memnmas baya peawatan dan pebakan komponen mesn, menentukan jumlah cadangan komponen yang optmal, dan menentukan peluang sukses mesn dalam menjalankan msnya memenuh taget poduks. Hasl yang dpeoleh untuk komponen beang (2221 C3K "NSK") yatu semakn betambahnya entang waktu peawatan pencegahan (), maka uptme sstem yang dhaslkan semakn menuun sedangkan tme sstem yang dhaslkan tetap/konstan dan baya pe unt waktu semakn menngkat. Semakn betambahnya jumlah komponen cadangan (n), maka uptme sstem yang dhaslkan semakn menngkat sedangkan tme sstem yang dhaslkan tetap/konstan dan baya pe unt waktu semakn menuun. Waktu peawatan pencegahan, bedasakan umu penggantan komponen mesn yang optmal adalah 15,88 jam. Jumlah komponen cadangan yang optmal, aga baya yang dhaapkan pe unt waktu mnmal adalah 4 unt. Semakn sngkatnya entang waktu peawatan pencegahan dan semakn betambahnya jumlah komponen cadangan, maka peluang sukses sstem dalam menjalankan msnya untuk mencapa taget poduks akan semakn menngkat. Kata kunc: Peventf, Peawatan, Pesedaan, Komponen, Peluang Sukses 12 Sodkn, Penentuan Kombnas Waktu Peawatan Peventf dan Jumlah Pesedaan Komponen Guna Menngkatkan Peluang Sukses Mesn dalam Memenuh Taget Poduks

2 TPM meupakan salah satu konsep novas da Jepang (Nakajma,1988). TPM PENDAHULUAN atau pemelhaaan total poduktf dapat Duna ndust saat n telah mengalam memadukan manajemen kualtas total kemajuan pesat dan pesangan ketat. dengan pandangan stategs pemelhaaan Stateg mantenance yang dmlk suatu peusahaan meupakan salah satu daya sang peusahaan yang dgunakan untuk dan ss peancangan poses dan pealatan untuk pemelhaaan pencegahan (Octava, 21). Pemelhaaan poduktf total menjad memenang pesangan anta peusahaan. kunc menguang vaabltas dan Saat n depatemen mantenance menngkatkan keandalan (Setawan, 1998). meupakan salah satu elemen pentng yang Pemkan TPM bukan pada pebakan dmlk oleh suatu peusahaan dalam mesn, tetap pada pencegahan keusakan menngkatkan poftabltas peusahaan. Jka mesn atau pealatan untuk menngkatkan peusahaan melakukan peawatan umu mesn atau pealatan (Gaspez, 27). sebelum tejadnya keusakan atau Pada pekembangannya TPM befokus pada peawatan pencegahan, maka baya yang peawatan. Tujuan da peawatan adalah dhaslkan akan lebh kecl jka dbandngkan untuk menjaga seta mempetahankan dengan peawatan pebakan sehngga kelangsungan opeasonal dan kneja sstem uptme yang dhaapkan da sstem juga aga poduks dapat bejalan tanpa akan menngkat dan baya-baya opeas yang mungkn tejad dapat dkendalkan. Peawatan mesn yang mempunya tngkat hambatan (Madananto, 21). Jka suatu sstem mengalam keusakan maka akan memelukan peawatan pebakan. kektsan yang tngg memelukan pehatan 2. Model Peawatan Smth & Dekke khusus kaena mesn sangat bepengauh Smth M.A.J. dan R. Dekke (1997) tehadap kelancaan poduks (Sodkn, 28, mengembangkan suatu model yang 21). menggabungkan model avalabltas dan PT. Suad Sejahtea Raya adalah model peawatan pencegahan dengan sebuah peusahaan yang bepoduks mempehatkan uptme dan tme da bedasakan pemntaan. Poduk utamanya sstem. Model n meupakan model 1 out of adalah aspal hotmx. Salah satu mesn yang n system, yatu sebuah model yang ted dgunakan peusahaan adalah mesn Asphalt da satu mesn yang beopeas dan Mxng Plant (AMP). Mesn AMP meupakan ddukung oleh (n-1) buah mesn cadangan. mesn poduks yang menghaslkan poduk Model 1 out of n system juga dapat beupa campuan aspal panas. Waktu setup dteapkan pada komponen-komponen yang yang dbutuhkan mesn AMP aga dapat dapat dgant. Selan tu model n dopeaskan dalam kegatan poduks adalah menggunakan dstbus keusakan yang 3 jam. Mesn AMP ted da bebeapa menngkat tehadap waktu. Pendekatan yang komponen vtal, bla ada yang usak, maka dlakukan yatu waktu yang dbutuhkan untuk sstem akan gagal menjalankan fungsnya. peawatan pencegahan sama dengan waktu Keusakan komponen tdak dapat yang dbutuhkan untuk peawatan pebakan. dketahu secaa past seng dengan Kemudan pendekatan bekutnya yatu bejalannya waktu opeas dalam pencapaan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan taget poduks. Telebh untuk peusahaan pencegahan tdak sama dengan waktu yang yang poses poduksnya bedasakan dbutuhkan untuk peawatan pebakan, pemntaan, apabla tejad keusakan, maka dmana waktu peawatan pencegahan lebh akan mendatangkan keugan yang sangat kecl dbandngkan waktu peawatan besa. Untuk tu tdak bsa dpungk pebakan. Dengan mengetahu pekaan pelunya penentuan peawatan dan tngkat uptme dan tme sstem, dapat dpeoleh kesuksesan poses opeas mesn, seta pekaan yang bak untuk ata-ata baya pencegahan kegagalan dalam poses opeas dalam jangka waktu panjang. poduks. Tujuan da peneltan n adalah Pengolahan data ted da pengujan fungs menentukan waktu peawatan pencegahan dstbus waktu anta keusakan dengan uj yang optmal, memnmas baya peawatan statstk, penentuan paamete dstbus dan pebakan komponen mesn, waktu anta keusakan seta penentuan menentukan jumlah cadangan komponen uptme dan tme dan juga baya pe yang optmal, dan menentukan peluang satuan waktu yang dakbatkan da sukses mesn dalam menjalankan msnya keusakan saat n dengan menggunakan memenuh taget poduks. model Smth and Dekke untuk menentukan 1. Total Poductve Mantenance (TPM) jumlah cadangan dan waktu penggantan Junal Teknolog, Volume 4 Nomo 2, Desembe 211,

3 yang optmal. Model Peawatan pencegahan yang telah ada dan dkembangkan oleh R. Dekke dtujukan dapat mempengauh tehadap keluanya baya yang dbutuhkan akan menjad lebh sedkt. Hal tesebut dapat tejad kaena peawatan pencegahan memelukan waktu yang lebh kecl jka dbandngkan dengan peawatan pebakan sehngga uptme yang dhaapkan da sstem juga menngkat. D dalam sstem poduks suatu peusahaan ddukung oleh banyak elemen penunjang, salah satunya adalah komponen kts beupa pealatan atau mesn. Tanpa adanya pealatan poses poduks tdak akan bejalan. Selan tu jka pealatan n mengalam keusakan, poses poduks juga tdak bsa bejalan. Sehngga pealatan dan komponennya menjad fakto yang besfat kts dalam poses poduks. 3. Fungs Dstbus Keusakan Bebeapa fungs dapat dgunakan dan sesua untuk menguakan dstbus keusakan, sepet fungs kepadatan kemungknan f(t), fungs kemungknan kumulatf F(t), dan fungs laju keusakan λ (t). Hubungan fungs kepadatan kemungknan f(t), fungs kemungknan kumulatf F(t) dan fungs laju keusakan λ (t) adalah: F(t)= 1 f ( t) dt... (1) R(t)= 1 F(t) = exp [ λ ( t) dt ]... (2) R(t)= e λt.... (3) f ( t) λ =... (4) R( t) 1 Fungs dstbus yang seng dgunakan untuk menganalsa keusakan atau kegagalan kaena fatque da mateal seta umu suatu alat antaa lan dstbus Webull (Walpole, 1986). Bentuk fungs dstbus, fungs keandalan, fungs Hazad, ata-ata dan vaans da dstbus Webull adalah sebaga bekut: a. Fungs denstas ( ) ( 1 ) ( λτ f ( τ ) = λ λτ e )... (5) b. Fungs dstbus ( λτ ) ( τ ) = e F (6) c. Fungs keandalan ( λτ ) ( τ ) = e F... (7) d. Fungs laju keusakan h τ = λ λτ 1... (8) ( ) ( ) ( ) e. Rata-ata dan vaans Γ μ =... (9) 1 λ (1) = σ λ Γ 1 + Γ Uj Kecocokan Dstbus Waktu Anta Keusakan Untuk menguj apakah dstbus waktu anta keusakan yang dpeoleh mengkut dstbus Webull, maka dlakukan uj hpotesa. Untuk menguj kecocokan ada bebeapa caa yang dapat dgunakan. Salah satunya adalah dengan metode chsquae/ka-kwadat ( χ 2 = ch squae). Dstbus ch-squae sangat beguna sebaga ktea untuk pengujan hpotesa mengena vaans dan tepatnya suatu fungs jka dpegunakan untuk data hasl obsevas. Uj Dstbus Webull 2 paamete dapat dlakukan sebaga bekut (Wcaksono, 26) : H o : Data bedstbus Webull H 1 :Data tdak bedstbus Webull Tema H jka χ 2 > χ 2 (α,k-c) dengan χ k 2 2 ( ο e ) = = 1 e Untuk uj n taaf sgnfkas yang dgunakan adalah α =,5 atau tngkat kepecayaan 95%. Deajat kebebasan k-c. Keteangan: k = Jumlah sub nteval c = Jumlah paamete dstbus yang destmas + 1 Uj hpotesa (H o ) n menyatakan bahwa pola waktu anta keusakan mengkut dstbus Webull Dua Paamete. Dstbus Webull send dapat dmanfaatkan dalam mengoptmas pogam peventve mantenance (Getsbagh, 1989). 5. Penentuan Paamete Dstbus Waktu Anta Keusakan Jka telah tebukt bahwa pola waktu anta keusakan bedstbus Webull dua paamete: t F(t) = 1 exp..... (11) a Untuk menaks besanya paamete skala α dan paamete bentuk dapat dlakukan dengan metode eges lne. Analss eges 122 Sodkn, Penentuan Kombnas Waktu Peawatan Peventf dan Jumlah Pesedaan Komponen Guna Menngkatkan Peluang Sukses Mesn dalam Memenuh Taget Poduks

4 dgunakan untuk menunjukkan pengauh antaa vaabel yang satu dengan vaabel yang lan. Analss eges meupakan salah satu teknk statstk yang dgunakan untuk membuat model dalam mempedks vaabel-vaabel tesebut. Bentuk umum pesamaan lne sedehana yang menunjukkan hubungan antaa dua vaabel untuk setap t ( = 1,2,,n) belaku hubungan sebaga bekut (Algfa, 2): Y = a + b X... (12) keteangan: Y = peubah tak bebas X = peubah bebas a = konstanta b = kemngan a = ln (α ), dan b = (13) Dengan metode Last Squae, nla konstanta a dan b dpeoleh sebaga bekut: N b = X Y X = = = 2 2 N X X = 1 = 1 Y (14) Y X = 1 = 1 a = b.... (15) N N Maka: 1 =, dan α = exp (a)...(16) b 6. Penentuan Umu Penggantan dan Jumlah Mesn Cadangan yang Optmal Pehtungan uptme dan tme yang dhaapkan dan baya pesatuan waktu dlakukan dengan memvaaskan nla yatu d mana sebuah komponen haus dgant sebaga pencegahan, jumlah komponen cadangan (n) dan waktu peawatan yang dbutuhkan untuk pebakan (R). Tujuan dlakukan ketga pehtungan tesebut yatu untuk menentukan umu penggantan dan jumlah mesn cadangan yang optmal. Ada tga bagan pehtungan dalam model Smth and Dekke yatu untuk menentukan uptme, tme dan baya pe unt waktu (Adanto, 25). a. Pehtungan uptme, tme dan baya pe unt waktu yang dhaapkan dengan asums Rpm = R. Bagan petama n untuk menghtung uptme, tme dan baya yang dkeluakan dengan mengasumskan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pencegahan sama dengan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pebakan, dgunakan pesamaan-pesamaan bekut n: μ E [ τ up ] =... (17) *( n 1 ) F ( R ) R *( n 1) E { } *( n_1)... (18) τ = Ftpm ( R t ) dt / F ( R ) ( c cf( ) + cp(1 F( ))) O + cd E[ t] + O c ( t){1 Ftpm( t)} dt }/{ E[ tup ] + E[ t ]} (19) b. Pehtungan pekaan uptme, tme dan baya pe unt waktu yang dhaapkan dengan asums Rpm = Rcm = R Untuk yang kedua menghtung uptme, tme, dan baya pe unt waktu yang dhaapkan dengan mengasumskan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pencegahan lebh kecl dengan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pebakan, dgunakan pesamaan-pesamaan bekut n: E [ t up ] = α n 1 (1 n(1 α ) + α ) μ /(1 α ) / + μ n 1 n α (1 p ) + p '..(2) μ ( n p ' ] = P { τ up > R } F ( R t ) dt / Junal Teknolog, Volume 4 Nomo 2, Desembe 211, E [ t [ τ ] F F * * ( n 1 ) ( n 1) ( R R * ( n 1) ( R ) + P{ τ < R} E [ τ up R E ] t ) dt / ( m 1 ) * ( R E [ τ ]... (21) ) + c (1 F ( T ))) O + c E[ τ ] ccf( p pm d + O C ( t ){ 1 F ( t )} dt } /{ E [ t up ] + E [ t ]} (22) c. Analss hasl pehtungan uptme, tme dan baya pe unt waktu untuk umu penggantan komponen mesn Ketga pehtungan da asums petama dgunakan untuk dbandngkan dengan hasl pada bagan asums kedua. Da hasl pehtungan kedua asums dapat danalss untuk dpebandngkan dengan stuas dan konds yang ada d peusahaan pada saat n mengena pemakaan waktu untuk melakukan peawatan tehadap mesn seta komponennya. 7. Kemungknan Sukses dengan Petmbangan Ketesedaan Suku Cadang Bebaga vaas kombnas tehadap beopeasnya komponen dan spae dapat dasumskan, dan fakto-fakto kesuksesan sstem dapat dtentukan dengan menggunakan umus umum Posson sebaga bekut:

5 ( λ t) x e - λ t f(x) =... (23) x! Pesamaan d atas dgunakan untuk menentukan pobabltas tehadap kejadan keusakan x, jka suatu tem dtempatkan dalam suatu opeas untuk jam t, dan tap keusakan dkoeks (melalu penggantan tem) sepet kejadannya. PEMBAHASAN Salah satu unt yang kts pada poses pembuatan campuan aspal panas (hotmx) adalah Unt Pengeng (dye). Pada unt tesebut, komponen yang mengalam keusakan dengan fekuens tebanyak selama peode pengamatan adalah beang (2221 C3K NSK ) sehngga dplh sebaga komponen kts. Data yang dkumpulkan da unt dan komponen tesebut melput waktu kejadan keusakan, jens keusakan, lamanya waktu pebakan dan peawatan, waktu opeasonal, seta waktu anta keusakan. Adapun langkah-langkah penyelesaan dlakukan melalu tahapan sebaga bekut: 1. Penentuan dstbus waktu anta keusakan komponen beang (2221 C3K NSK ) Pengujan dlakukan dengan menggunakan softwae Relasoft Webull++6, dengan hasl laju keusakan beang (2221 C3K NSK ) bedstbus Webull 2. Pehtungan dua paamete pada dstbus Webull 2 menghaslkan nla = dan η = Pehtungan fakto-fakto elabltas pada komponen beang (2221 C3K NSK ) Pengujan dlakukan dengan menggunakan softwae Relasoft Webull++6 pada data waktu pebakan, dengan hasl data bedstbus Lognomal: nla s =,31738, dan nla tmed = Pada pehtungan n dpeoleh nla fung kepadatan pobabltas, fungs kepadatan kumulatf, fungs keandalan, dan fungs laju keusakan. 3. Pehtungan fakto-fakto mantanablty Hasl da pehtungan fakto mantanablty melput waktu ata-ata anta peawatan = 6352,727 ment dan waktu ataata anta keusakan = 1952,3 ment. 4. Pehtungan nla avalablty Hasl da pehtungan paamete avalablty dapat dlhat pada tabel 1 d bawah n. Tabel 1. Hasl Pehtungan Paamete Avalablty No. Nama Komponen A Aa Ao 1. Beang (2221,9835,9654,9623 C3K "NSK") 5. Uj kecocokan dstbus waktu anta keusakan Uj dstbus Webull 2 paamete untuk komponen beang menggunakan taaf sgnfkas yang dgunakan adalah α =,5 atau tngkat kepecayaan 95%. Deajat kebebasan k-c. (Wcaksono, 26). Hasl 2 2 yang dpeoleh χ > χ (α,k-c) = 14.18,3 > 15,57 maka Ho dtema dan dsmpulkan data mengkut dstbus Webull 2 paamete. 6. Penentuan paamete dstbus waktu anta keusakan Setelah tebukt bahwa pola waktu anta keusakan bedstbus Webull dua paamete, selanjutnya menentukan dstbus kumulatf Webull 2 paamete dengan menggunakan pesamaan (11). Untuk Menaks besanya paamete skala α dan paamete bentuk dlakukan dengan metode eges lne dengan memanfaatkan pesamaan (12) s.d (16). Hasl da penentuan pesamaan eges lne untuk data komponen beang (2221 C3K NSK ) melalu pesamaan (14) dpeoleh nla b =1,64, dan dengan pesamaan (15) dpeoleh nla a = 5, Hasl pehtungan paamete skala α dan paamete bentuk untuk komponen beang melalu penggunaan pesamaan (16) adalah α = 29,5194 dan =, Penentuan fungs dstbus kumulatf pada komponen beang atau t adalah umu yang dcapa sebuah unt yang beopeas, dan dalam hal n nla yang dsmulaskan adalah entang waktu peawatan peventf da Mean Tme Between Mantenance (MTBM) sampa Mean Tme Between Falue (MTBF) yatu: 15,88 jam s.d 325,4 jam. dlakukan pehtungan untuk menca 124 Sodkn, Penentuan Kombnas Waktu Peawatan Peventf dan Jumlah Pesedaan Komponen Guna Menngkatkan Peluang Sukses Mesn dalam Memenuh Taget Poduks t F (t) = 1 exp = F a Melalu hasl ekaptulas paamete skala α dan paamete bentuk, maka

6 dstbus kumulatf umu hdup komponen (F ) sebaga bekut (untuk contoh pehtungan t = 325,4 jam): F = 1 - exp 325,4 29,5194 =,7884,79. R = 1- F = 1-,79 =,21, Pehtungan yang sama juga dlakukan untuk nla t = 15,88 jam, 14,43 jam, 174,97 jam, 29,52 jam, 248,3 jam, dan 286,53 jam. Hasl selengkapnya da pehtungan tu dapat dlhat pada tabel 2 d bawah n. Tabel 2. Nla Paamete F dan R Paamete (Jam) F( ) R( ) 15,88,4,6 14,43,49,51 174,97,57,43 29,52,63,37 248,3,69,31 286,53,75,25 325,4,79,21 8. Penentuan umu penggantan dan jumlah mesn cadangan yang optmal Pehtungan uptme, tme yang dhaapkan dan baya pe satuan waktu dlakukan dengan memvaaskan nla yatu umu untuk penggantan suatu komponen sebaga upaya pencegahan, jumlah komponen cadangan (n) dan waktu peawatan yang dbutuhkan (R). Tujuannya yatu untuk menentukan umu penggantan dan jumlah mesn cadangan yang optmal. Dalam metode Smth and Dekke n, ada 2 asums yang akan dgunakan melalu tga pehtungan. a. Pehtungan uptme, tme dan baya peunt waktu yang dhaapkan dengan Asums Rpm = R. Untuk menghtung uptme, tme dan baya pe unt waktu yang dhaapkan dengan mengasumskan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pencegahan (peventf) sama dengan waktu yang dbutuhkan untuk pebakan (epa), dgunakan pesamaan (17) s.d (19). Untuk contoh pehtungan pada t = 325,4 jam dan jumlah cadangan = 2 unt: 325,4 1) E [ t up ] = *(2 1),79 (5,4) = 96, ,9. 2) 5, 4 *( 2 1) *( 2 1) E [ t ] =,79 (5,4 1) dt /,79 (5,4 ) = 4,4. 3) Baya = {(46.98x,79(325,4) (1,79(325,4))1 325, x4, (1){1,79 (1)} dt} /{96,9 + 4,4} = , Pehtungan yang sama juga dlakukan untuk nla t = 15,88 jam, 14,43 jam, 174,97 jam, 29,52 jam, 248,3 jam, dan 286,53 jam dengan jumlah cadangan (n) = 2, 3 dan 4. Hasl selengkapnya da pehtungan tu dapat dlhat pada tabel 3 d bawah n. Tabel 3. Rekaptulas Uptme, Downtme dan Baya untuk Asums I (Rpm = R) n = 2 unt n = 3 unt n = 4 unt (Jam) UT DT C UT DT C UT DT C 15,88 124,6 4, ,6 4, ,4 93,6 14,43 19, 4, ,6 4, ,5 4,4 965,1 174,97 11,1 4, ,8 4, ,4 4, ,8 29,52 97,1 4, ,2 4, ,9 4, ,3 95,4 4, ,5 4, ,7 4, ,53 95,5 4, ,7 4, ,2 4, ,4 96,9 4, ,3 4, ,5 4, Pada tabel 3 d atas dapat dlhat bahwa semakn betambahnya entang waktu peawatan pencegahan (), maka uptme sstem yang dhaslkan semakn menuun sedangkan tme sstem yang dhaslkan tetap/konstan dan baya pe unt waktu semakn menngkat. Semakn betambahnya jumlah komponen cadangan (n), maka uptme sstem yang dhaslkan semakn menngkat sedangkan tme sstem yang dhaslkan tetap/konstan dan baya pe unt waktu dapat dmnmalkan. b. Pehtungan pekaan uptme, tme dan baya pe unt waktu yang dhaapkan dengan Asums Rpm = Rcm = R. Untuk menghtung uptme, tme, dan baya pe unt waktu yang dhaapkan dengan mengasumskan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pencegahan (peventf) sama dengan waktu yang dbutuhkan untuk peawatan pebakan Junal Teknolog, Volume 4 Nomo 2, Desembe 211,

7 (koektf), dgunakan pesamaan (2) s.d (22). Untuk contoh pehtungan pada t = 325,4 jam dan jumlah cadangan = 2 unt: 1) E [ t up ] = 29, (1 2 (1 29,5194 ) 2) ,5194 )325,4 /(1 29,5194 ) + 325,4.29,5194 (1,79 ) + 2 1,21,79. 29, ,4( ) 1,21 = 29, ,4. 5, 4 [ ] { 8, 5, ( 2 1 ) E t = P 7 > 4 }, 79 * ( 5, 4 1 ) dt /,79 * ( 2 1) (5,4) + P { 8,7 < 9 4, 4 9} ( 2 1 ),79 * (9 4,4 1) dt / ( 2 1 ), 79 * = 4,4 + 3,6 = 8 3) Baya = ( 9 4, 4 ) {( x,79 (325,4 ) (1,79 (325,4 ))1 325, x4, (1) {1,79(1)} dt}/{29,4 + 8} = , Pehtungan yang sama juga dlakukan untuk nla t = 15,88 jam, 14,43 jam, 174,97 jam, 29,52 jam, 248,3 jam, dan 286,53 jam dengan jumlah cadangan (n) = 2, 3 dan 4. Hasl selengkapnya da pehtungan tu dapat dlhat pada tabel 4 bekut n. Tabel 4. Rekaptulas Uptme, Downtme, Baya Asums II (Rpm = Rcm = R) n = 2 unt n = 3 unt n = 4 unt (Jam) UT DT C UT DT C UT DT C 15,88 29, , , ,43 29, , , ,97 29, , , ,52 29, , , ,3 29, , , ,53 29, , , ,4 29, , , Pada tabel 4 d atas dapat dlhat bahwa semakn betambahnya entang waktu peawatan pencegahan (), maka uptme sstem yang dhaslkan menuun tap tdak sgnfkan pada n = 2 dan tetap/konstan pada n = 3 dan 4, sedangkan tme sstem yang dhaslkan tetap/konstan dan baya pe unt waktunya befluktuatf. Semakn betambahnya jumlah komponen cadangan (n), maka uptme sstem yang dhaslkan semakn menuun sedangkan tme sstem yang dhaslkan tetap/konstan dan baya pe unt waktu menngkat. Bedasakan hasl tesebut, maka asums II tdak dplh kaena tdak menggambakan sstem yang sebenanya. Selanjutnya dalam pehtungan penentuan peluang sukses mesn dgunakan hasl pehtungan asums I. 9. Pehtungan peluang sukses mesn dalam menjalankan msnya Pehtungan kemungknan sukses dengan petmbangan ketesedaan suku cadang (spaes) da komponen beang (2221 C3K "NSK") melalu pebandngan banyaknya suku cadang sebesa 2, 3, dan 4 unt. Pesamaan yang dgunakan dalam pehtungan n adalah pesamaan (23), yatu fomulas untuk sstem tunggal dengan n jumlah cadangan. Untuk contoh pehtungan pada t = 325,4 jam, jumlah cadangan = 2 unt, R(t) =,21 dan λ t = 1,56648 yatu: (λ t) 2 e - λ t P = e - λ t + ( λ t) e - λ t + 2! =,21 +, ,25574 =,793476,793. Pehtungan yang sama juga dlakukan untuk nla t = 15,88 jam, 14,43 jam, 174,97 jam, 29,52 jam, 248,3 jam, dan 286,53 jam dengan jumlah cadangan (n) = 2, 3 dan 4. Hasl selengkapnya da pehtungan tu dapat dlhat pada tabel 5 d bawah n. Tabel 5. Pebandngan dan n Tehadap Peluang Sukses Mesn Peluang Sukses Mesn (Jam) n = 2 unt n = 3 unt n = 4 unt 15,88,984,997,999 14,43,969,995, ,97,946,989,998 29,52,921,981, ,3,886,969, Sodkn, Penentuan Kombnas Waktu Peawatan Peventf dan Jumlah Pesedaan Komponen Guna Menngkatkan Peluang Sukses Mesn dalam Memenuh Taget Poduks

8 286,53,837,948, ,4,793,927,978 Pada tabel 5 dapat dlhat bahwa semakn sngkatnya entang waktu peawatan pencegahan () dan semakn betambahnya jumlah komponen cadangan (n), maka peluang sukses mesn dalam menjalankan msnya untuk mencapa taget poduks akan semakn menngkat. KESIMPULAN 1. Waktu peawatan pencegahan, bedasakan umu penggantan komponen mesn yang optmal adalah 15,88 jam. 2. Jumlah komponen cadangan yang optmal, aga baya yang dhaapkan pe unt waktu mnmal adalah 4 unt. 3. Besanya peluang sukses sstem dalam menjalankan msnya untuk mencapa taget poduks akan semakn menngkat dengan nteval nla,793 s.d,999. DAFTAR PUSTAKA Adanto, H., 25, Peneapan Model Peventve Mantenance Smth And Dekke d PD. Indust Unt INKABA, Skps, Juusan Teknk dan Manajaemen Indust ITENAS, Bandung Algfa, 2, Analss Reges, Eds II, Penebt BPFE, Yogyakata Gaspesz, V., 27, Lean Sx Sgma fo Manufactung and Sevce Industes, Gameda Pustaka, Jakata. Getsbagh, I, B., 1989, Statstcal Relablty Theoy, Macell Dekke Inc., New Yok. Madananto, G., 21, Analss Total Poductve Mantenance (TPM) dengan Pendekatan Model Peventve Mantenance Smth and Dekke Pada Komponen Kts, Skps, Juusan Teknk Indust IST AKPRIND, Yogyakata. Nakajma, S., 1988, Total Poductve Mantenance Development Pogam, Poductvty Pess Inc. Combdge. PI. Octava, T., dkk, 21, Implementas Total Poductve Mantenance d Depatemen Non Jaht PT. Keta Rajasa Raya, Junal Teknk Indust, FTI, UK Peta, Vol.3, No.1, Jun 21. Setawan, A., 1998, Manajemen Peawatan, Bandung. Smth, M, A, J., Dekke, R., 1997, Peventve mantenance n a 1 out of n system: The uptme, tme, and costs, Euopean Jounal of Opeatons Reseach 99, pp Sodkn, I., 28, Penentuan Inteval Peawatan Peventf Komponen Elektk dan Komponen Mekank yang Optmal pada Mesn Excavato Se PC 2-6 dengan Pendekatan Model Jadne, Junal Teknolog, Vol. 1 No. 2, Desembe 28, ISSN: Sodkn, I., 21, Analss Penentuan Jumlah Pesedaan Suku Cadang Ranta Gau Mesn Pengglng Tebu Bedasakan Tngkat Kektsan Komponen Model ABC dengan Menggunakan Spae Pat Requement Nomogaph, Junal Teknolog TECHNOSCIENTIA, Vol. 2 No. 2 Febua 21, ISSN: Walpole R, E., Myes Raymond H, 1986, Ilmu Peluang dan Statstka untuk Insnyu dan Ilmuan, ITB-Pess, Bandung. Wcaksono, R., 26, Algotma Untuk Menetukan Waktu Penggantan Optmal dengan Dstbus Kegagalan Webull, Skps, Juusan Matematka FMIPA Unvestas Padjajaan, Bandung. Junal Teknolog, Volume 4 Nomo 2, Desembe 211,

Optimisasi Interval Penggantian Pencegahan Komponen Kritis Mesin Jet Dyeing Kunnan Type Fn-Rs-B60

Optimisasi Interval Penggantian Pencegahan Komponen Kritis Mesin Jet Dyeing Kunnan Type Fn-Rs-B60 PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 2011 ISBN: 978-979-796-189-3 Optmsas Inteval Penggantan Pencegahan Komponen Kts Mesn Jet Dyeng Kunnan Type Fn-Rs-B60 Susy Susanty 1, Mantk 2, dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PREVENTIVE MAINTENANCE SMITH DAN DEKKER DI PD. INDUSTRI UNIT INKABA

PENERAPAN MODEL PREVENTIVE MAINTENANCE SMITH DAN DEKKER DI PD. INDUSTRI UNIT INKABA PENERAPAN MODEL KREVENIVE MAINENANCE SMIH DAN DEKKER DI PD. INDUSRI UNI INKABA (Har Adanto, et al) PENERAPAN MODEL PREVENIVE MAINENANCE SMIH DAN DEKKER DI PD. INDUSRI UNI INKABA Har Adanto Jurusan eknk

Lebih terperinci

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata 3 BAB III BAGAN CUSUM 3.. Dasa statstk bagan kendal Cumulatve Sum untuk ata-ata Bagan Cusum dgunakan untuk mendeteks pegesean kecl pada mean atau vaans dalam poses oleh kaena adanya penyebab khusus secaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Untuk mencapa tujuan peneltan, maka dpelukan suatu metode yang tepat aga peneltan dapat dlaksanakan dengan bak. Sebagamana yang dkemukakan oleh Mohammad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengetan Koelas Koelas adalah stlah statstk yang menyatakan deajat hubungan lnea antaa dua vaabel atau lebh, yang dtemukan oleh Kal Peason pada awal 1900. Oleh sebab tu tekenal dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Peluang Peluang adalah suatu nla untuk menguku tngkat kemungknan tejadnya suatu pestwa (event) akan tejad d masa mendatang yang haslnya tdak past (uncetan event). Peluang dnyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d MTs Daul Hkmah Pekanbau yang bed kokoh pada tanggal 1 Jun 1991 yang teletak d Km. 1 Jl. Manya Sakt Smpang Bau Panam-Pekanbau

Lebih terperinci

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0.

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0. 0 3.5. PELUANG BERSYARAT Jka kta menghtung peluang sebuah pestwa, maka penghtungannya selalu ddasakan pada uang sampel ekspemen. Apabla A adalah sebuah pestwa, maka penghtungan peluang da pestwa A selalu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS KORELASI

Bab 4 ANALISIS KORELASI Bab 4 ANALISIS KORELASI PENDAHULUAN Koelas adalah suatu alat analss yang dpegunakan untuk menca hubungan antaa vaabel ndependen/bebas dengan vaabel dpenden/takbebas. Apabla bebeapa vaabel ndependen/bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL EKSPONENSIAL LIFETIME DENGAN DOUBLE CENSORING

ESTIMASI MODEL EKSPONENSIAL LIFETIME DENGAN DOUBLE CENSORING J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-65X Vol. 7, No. 2, Novembe 21, 27 4 ESTIMASI MODEL EKSPONENSIAL LIFETIME DENGAN DOUBLE CENSORING Fada Agustn W. 1, Thatht Puwanngtyas 2 Juusan Matematka, FMIPA ITS Suabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN JIMT Vol. 4 No. Jun 07 (Hal - 0) ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (; ; t) DAN L n (;, s; t) Nujana, I W. Sudasana, dan Resnawat 3,,3 Pogam Stud Matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Peneltan yang Dgunakan Dalam peneltan n dlakukan poses pengumpulan data yang kemudan dlakukan analss dengan melukskan keadaan obyek peneltan pada saat sekaang

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum ewton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

Keywords: Age Replacement, Reliabillity, Preventive Maintenance, Conveyor, Bearing

Keywords: Age Replacement, Reliabillity, Preventive Maintenance, Conveyor, Bearing USULAN PERBAIKAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN CONVEYOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMANT DI PT. SUMBER DJANTIN Septana Vrgawan Program Stud Teknk Industr Jurusan Teknk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetan Reges dan Koelas.. Pengetan Reges Paa lmuan, eonom, psolog, dan sosolog selalu beepentngan dengan masalah peamalan. Peamalan matematyang memungnan ta meamalan nla-nla suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

JURNAL DASI ISSN: Vol. 14 No. 2 JUNI 2013

JURNAL DASI ISSN: Vol. 14 No. 2 JUNI 2013 IMPLEMENTASI METODE FUZZY C-MEANS DAN TOPSIS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN SMA (STUDI KASUS : PENENTUAN JURUSAN DI SMA NEGERI WONOSARI) Anta Bud Hastut ), Ema Utam 2), Emha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI TERMINAL BUS ANTAR KOTA DI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALISIS

EVALUASI EFISIENSI TERMINAL BUS ANTAR KOTA DI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALISIS EVALUASI EFISIENSI TERMINAL BUS ANTAR KOTA DI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALISIS Nama : Evta Punanngum NRP : 127 1 35 Juusan : Matematka FMIPA-ITS Dosen Pembmbng : Ds. Sulstyo, MT Abstak

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Ensambel Statistik Distribusi Binomial Nilai Rata-rata Sistem Spin Distribusi Probabilitas Kontinu

Ensambel Statistik Distribusi Binomial Nilai Rata-rata Sistem Spin Distribusi Probabilitas Kontinu BAB 3 Penganta Metode Statstk Ensambel Statstk Dstbs Bnomal la Rata-ata Sstem Spn Dstbs Pobabltas Kontn Rvew Bab : Konsep pobabltas sangat pentng dgnakan ntk memaham sstem makoskopk Penggnaan Konsep Pobabltas:.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda Week 5 Knstanta Saluan Tansms pme dan sekunde Knstanta kabel kax dan kabel paalel ganda 1 Pada pembahasan lalu: Besaan γ dan Z da sebuah saluan tansms memankan peanan pentng pada fenmena peambatan gelmbang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Kontrol Tracking pada Sistem Pendulum Kereta Berbasis Model Fuzzy Takagi-Sugeno Menggunakan Pendekatan PDC Modifikasi

Kontrol Tracking pada Sistem Pendulum Kereta Berbasis Model Fuzzy Takagi-Sugeno Menggunakan Pendekatan PDC Modifikasi JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (15) ISSN: 337-3539 (31-971 Pnt) A-83 Kontol Tackng pada Sstem Pendulum Keeta Bebass Model Fuzzy Takag-Sugeno Menggunakan Pendekatan PDC Modfkas Nan Nu an Awab Put dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci