Optimisasi Interval Penggantian Pencegahan Komponen Kritis Mesin Jet Dyeing Kunnan Type Fn-Rs-B60

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimisasi Interval Penggantian Pencegahan Komponen Kritis Mesin Jet Dyeing Kunnan Type Fn-Rs-B60"

Transkripsi

1 PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 2011 ISBN: Optmsas Inteval Penggantan Pencegahan Komponen Kts Mesn Jet Dyeng Kunnan Type Fn-Rs-B60 Susy Susanty 1, Mantk 2, dan Kusmanngum 3 1.Staf Pengaja, Insttut Teknolog Nasonal, Bandung 2.Mahasswa, Insttut Teknolog Nasonal, Bandung 3.Staf Pengaja, Insttut Teknolog Nasonal, Bandung Kontak Peson: Susy Susanty Jl. PHH. Mustopha No.23 Bandung, Telp: pswt:137, Fax: , E-mal: susy@tenas.ac.d Abstak PT. Ttha Ra adalah sebuah peusahaan yang begeak dbdang ndust textl, yang menghaslkan baang beupa kan jad dengan jens kan celup (dyeng) dan kan pencapan (pntng). Salah satu hal yang seng mengganggu atau menghambat kegatan poduks d peusahaan adalah tejadnya keusakan pada Mesn Jet Dyeng Kunnan Type FN-RS-B60 saat kegatan poduks sedang bejalan. Selama n, PT. Ttha Ra telah beusaha mengatas masalah yang behubungan dengan keusakan mesn-mesn poduks, dengan caa membentuk bagan peawatan (mantenance) yang dsebut dengan bagan teknk umum (TU). Tetap, kebjakan peawatan yang selama n dlakukan peusahaan lebh banyak daahkan pada kegatan yang besfat utn sepet kegatan pembeshan dan pemeksaan, dan peawatan pebakan (coectve mantanance) apabla komponen mesn mengalam keusakan. Sedangkan kebjakan peawatan beupa penggantan pencegahan tehadap komponen mesn (peventve mantanance) belum dteapkan oleh peusahaan. Dengan demkan, sstem peawatan tehadap komponen mesn yang ada d PT. Ttha Ra saat n dapat dkategokan sebaga peawatan yang besfat koektf dmana peawatan jens n mengakbatkan baya yang lebh besa dapada peawatan yang besfat pencegahan. Bedasakan pemasalahan tesebut, ddalam peneltan n dlakukan suatu usulan peawatan pencegahan beupa kebjakan penggantan pencegahan tehadap komponen kts Mesn Jet Dyeng Kunnan Type FN-RS-B60 secaa peodk. Tujuan da penggantan pencegahan secaa peodk tesebut adalah untuk memnmas ongkos peawatan yang tejad. Metoda yang dgunakan adalah model Age Replacement. Untuk mendapatkan komponen kts yang tedapat pada Mesn Jet Dyeng Kunnan Type FN-RS-B60 dgunakan metoda ABC Classfcaton, dpeoleh komponen kts yang tedapat pada Mesn Jet Dyeng Kunnan Type FN-RS-B60 adalah komponen mekank seal cculaton pump dan komponen mekank seal dvng eel. Hasl pehtungan nteval waktu penggantan pencegahan adalah untuk komponen mekank seal cculaton pump 51 ha dan komponen seal dvng eel 32 ha. Kata kunc: Optmsas, Penggantan pencegahan, Komponen kts, Age Replacement Abstact PT Ttha Ra s a company unnng n textle ndusty poducng fnshed cotton of dyeng and pntng knds. One of the fequently dstubng poblems to the poducton actvtes s the damage of FN-RS-B60 Type Jet Dyeng Kunnan Machne when the poducton s unnng. PT Ttha has ted to solve the poblem elatng to the poducton machne damage by havng a mantenance dvson whch s called the geneal techncan dvson o bagan teknk umum (TU). Howeve, the mantenance polcy conducted so fa s much moe led to the knds of outne actvtes such as cleanng and checkng, and coectve mantenance only when they have poblems wth the machne component damage. The mantenance polcy whch s peventng eplacement to the machne components (peventve mantenance) s not yet mplemented. Theefoe the mantenance system to the machne components mplemented by PT Ttha Ra can now be categozed as a coectve mantenance n whch ths knd of mantenance wll esult n hghe cost compaed to that of peventve mantenance. Based on ths poblem, ths eseach has poposed a peventve mantenance; that s a peventng eplacement polcy to the ctcal components of FN-RS-B60 Type Jet Dyeng Kunnan Machne whch s conducted peodcally. The objectve of the peodc peventng eplacement s to mnmze the mantenance cost. The method appled s the Age Replacement model. The 373

2 ABC Classfcaton method s used to fnd out the ctcal components n the FN-RS-B60 Type Jet Dyeng Kunnan Machne. The ctcal components found n the FN-RS-B60 Type Jet Dyeng Kunnan Machne ae the seal cculaton pump mechanc component and the seal dvng eel mechanc component. The calculaton esult fo the peventng eplacement tme ntevals ae 51 day nteval fo the seal cculaton pump mechanc component and 32 day nteval fo the seal dvng eel. The key wods: optmzaton, peventng eplacement, ctcal components, age eplacement. 1. PENDAHULUAN PT. Ttha Ra adalah sebuah peusahaan yang begeak dbdang ndust textl, dmana peusahaan n menghaslkan baang beupa kan jad dengan jens kan celup (dyeng) dan kan pencapan (pntng). Salah satu hal yang seng mengganggu atau menghambat kegatan poduks d peusahaan adalah tejadnya keusakan mesn pada saat kegatan poduks sedang bejalan. Kebjakan peawatan yang selama n dlakukan peusahaan lebh banyak daahkan pada kegatan yang besfat utntas sepet kegatan pembeshan, pemeksaan dan peawatan pebakan (coectve mantanance) apabla komponen mesn mengalam keusakan. Sedangkan kebjakan peawatan beupa penggantan pencegahan komponen mesn (peventve mantanance) belum dteapkan oleh peusahaan. Sstem peawatan tehadap komponen mesn yang ada d PT. Ttha Ra saat n dapat dkategokan sebaga peawatan yang besfat koektf dmana peawatan jens n mengakbatkan baya yang lebh besa dapada peawatan yang besfat pencegahan. Baya yang lebh besa tesebut tmbul kaena selan adanya baya untuk menggant komponen mesn yang mengalam keusakan, juga tedapat baya yang dakbatkan mesn tdak dapat bepoduks dalam waktu yang lebh lama (downtme yang tngg). Dhaapkan dengan adanya sstem peawatan pencegahan yang teencana, maka keusakan mesn pada saat kegatan poses poduks dapat dcegah semnmal mungkn, sehngga kegatan poduks dapat bejalan dengan bak dan baya peawatan dapat dtekan semnmal mungkn. Tujuan da peneltan n adalah menentukan nteval waktu peawatan penggantan pencegahan komponen mesn bedasakan mnmas ongkos/baya peawatan mesn dalam upaya peawatan pencegahan tehadap keusakan suatu komponen mesn. 2. METODE PENELITIAN Model yang dgunakan dalam peneltan n adalah model peawatan pencegahan age eplacement. Pada model Age Replacement tndakan penggantan pencegahan dlakukan pada nteval waktu tetap yang telah dtentukan apabla tdak tejad keusakan pada nteval tesebut. Apabla tejad keusakan sebelum nteval waktu yang telah dtetapkan, penggantan pencegahan bekutnya dtetapkan kembal setelah tndakan penggantan keusakan tesebut dlaksanakan sesua nteval waktu yang telah dtentukan [1]. Dalam model n, penggantan pencegahan dlakukan begantung pada umu paka komponen. Pemlhan model tesebut kaena dengan melakukan penggantan komponen mesn sesua dengan umu komponennya, maka kegatan penggantan akan lebh ekonoms. Model age eplacement cocok untuk komponen mesn yang memlk haga komponen mahal [2]. Langkah-langkah Peneltan: A. Menentukan komponen kts. Untuk menentukan komponen kts yang tedapat dalam Mesn Jet Dyeng Kunnan Type FN- RS-B60, dgunakan metoda ABC sebaga suatu pendekatan untuk menentukan komponen kts. Metoda ABC meupakan salah satu metoda pengamblan keputusan, dmana komponenkomponen mesn dbag menjad 3 katego bedasakan nla total baya keseluuhan. Katego tesebut yatu katego A dmana katego n memlk pesentase baya total 70%-80%, katego B memlk pesentase baya total 15% dan katego C memlk pesentase baya total 5%-10%. 374

3 B. Data waktu anta keusakan komponen mesn. Data waktu anta keusakan mesn adalah data keusakan komponen kts yang tedapat pada Mesn Jet Dyeng Kunnan Type FN-RS-B60. C. Data waktu penggantan pencegahan T p dan data waktu penggantan keusakan T f. a. Data waktu penggantan pencegahan T p yatu data waktu yang dbutuhkan untuk melakukan tndakan penggantan pencegahan tehadap komponen mesn yang ted da bebeapa kegatan, yatu membongka mesn, melakukan penggantan komponen mesn, memasang mesn kembal. b. Data waktu penggantan keusakan f T yatu data waktu yang dbutuhkan untuk melakukan tndakan penggantan keusakan tehadap komponen mesn yang mengalam keusakan ted da bebeapa kegatan, yatu membawa pealatan, membongka mesn, menemukan keusakan mesn, menunggu komponen da bagan gudang, melakukan penggantan komponen mesn, memasang mesn kembal. D. Data Ongkos. Data ongkos peawatan ted da ongkos penggantan pencegahan C p dan ongkos penggantan keusakan C f yang melput ongkos tenaga keja yang menganggu, ongkos pembelan komponen, ongkos bahan pembantu, ongkos yang dsebabkan keuntungan yang hlang dan depesas mesn. E. Uj Dstbus Waktu Anta Keusakan. Dalam peneltan n, dstbus keusakan komponen destmaskan bebentuk dstbus Webull dua paamete. Pemlhan bentuk dstbus n dkaenakan memlk sfat yang fleksbel dalam penggunaan. Selan tu, dengan melhat da asal usul dpeolehnya data, bahwa komponen yang dtelt meupakan komponen yang besfat mekank maka data akan cendeung membentuk pola dstbus Webull dua paamete. Untuk menguj bahwa estmas pola waktu anta keusakan mesn sesua dengan dstbus Webull dua paamete, maka akan dlakukan pengujan goodness of ft dstbus waktu anta keusakan. Pengujan tesebut dlakukan dengan menggunakan metoda pengujan Webull dua paamete yang dkembangkan oleh [3]. Adapun tahapan-tahapan dalam pengujan dstbus Webull dua paamete adalah sebaga bekut : 1. Penentuan hpotess awal (H 0 ) dan hpotess tandngan (H 1 ) H 0 = fungs keusakan bedstbus Webull dua paamete H 1 = fungs keusakan tdak bedstbus Webull dua paamete 2. Penentuan tngkat kepecayaan 3. Penentuan nla S pada dstbus Webull dua paamete S 1 / 21 X 1 X / M 1 X 1 X / M (1) dmana : X = ln (t ) t = data waktu anta keusakan = jumlah data yang akan duj 375

4 M = Nla yang dpeoleh da tabel statstk S 4. Penentuan keputusan yang dambl Bla S ht < S tabel; maka hpotess dtema. Hal n beat fungs keusakan bedstbus Webull dua paamete. F. Penentuan Paamete Dstbus Waktu Anta Keusakan. Penentuan paamete dstbus sesua dengan pemlhan dstbus waktu anta keusakan yang tejad. Dalam dstbus Webull dua paamete, tedapat dua paamete dstbus keusakan yatu: paamete skala dan paamete bentuk. Adapun langkah-langkah penaksan dstbus Webull adalah sebaga bekut: A. Uutkan data da yang tebesa hngga yang tekecl B. Tentukan penaks F t ) melalu pesamaan ( ( 0.3) F ( t) (2) ( n 0.4) Fungs tesebut dpeoleh da pendekatan dengan menggunakan metode haga tengah atau medan. Metode n banyak dgunakan dalam menaks fungs keandalan yang bedstbus Webull. C. Htung nla Y dmana Y ln t D. Htung nla X dmana X ln ln 1 F( t) E. Htung konstanta a dan b melalu umus, 1 b N 1 N 1 X. Y X 2 1 X X Y (3) Y b X 1 1 a. a N N (4) F. Bedasakan nla a dan b, maka nla paamete dstbus Webull dua paamete dapat dtaks melalu umus: 1 (5) b a e (6) 1. Penentuan Fungs-Fungs Keandalan Dstbus Webull Dua Paamete Setelah nla paamete dstbus Webull, yatu paamete dan dketahu maka fungs-fungs keandalan dapat dketahu. Fungs-fungs tesebut adalah sebaga bekut: 1. Fungs Kepadatan Kemungknan Keusakan: 1 t t f ( t) e (7) 376

5 2. Fungs Dstbus Kumulatf: t F( t) 1 e (8) 3. Fungs Keandalan: R t) t ( e (9) 4. Fungs Laju keusakan: 1 t ( t) (10) H. Penentuan Inteval Waktu Penggantan Pencegahan. Penentuan nteval waktu penggantan pencegahan yang optmal bedasakan baya yang mnmum. Penentuan nteval waktu penggantan pencegahan n menggunakan model age eplacement. EkspektasOngkos Pengganta n Totalpe Sklus Ct p (11) EkspektasPanjang Sklus Ekspekas ongkos penggantan pe Sklus: Ekspektas panjang sklus: Sehngga, Dmana, t C p Cp. R tp Cf 1R tp (12) tptp RtpM tp Tp1 Rtp. (13) Cp. Rtp Cf 1 Rtp tp Tp. Rtp M tp Tp 1 Rtp tp M(tp) 0 tp. f t dt (14) (15) 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Data-data yang dbutuhkan. Penggantan pencegahan yang dlakukan pada peneltan n adalah bedasakan pada komponen kts yang tedapat pada mesn Jet Dyeng Kunnan FN-RS-B60. Komponen kts adalah komponen yang secaa sgnfkan dapat mempengauh efek keselamatan, pelaksanaan, penjadwalan atau baya [4]. Komponen Mekank Mesn jet Dyeng Kunnan FN-RS-B60 memlk 21 komponen kts. Penentuan komponen kts dlakukan dengan menggunakan pendekatan metoda ABC. Klasfkas komponen mekank Mesn Jet Dyeng Kunnan FN-RS-B60 kedalam katego A, B, C bedasakan total baya dan pesetase penggunaan baya. Tabel 1 adalah komponen yang masuk kedalam katego A 377

6 Tabel 1. Komponen Kts Mekank Mesn Jet Dyeng Kunnan FN-RS-B60 yang masuk katego A No Nama Komponen Haga Pesentase Fekuens Total Pesentase Komponen Komulatf Keusakan Baya (Rp) (%) (Rp) (%) Klasfkas 1 Mekank Seal Cculaton Pump ,436 41,436 A 2 Mekank Seal Dvng Reel ,165 77,600 A Da Tabel 1 dpeoleh komponen mekank seal cculaton pump dan mekank seal dvng eel temasuk kedalam klasfkas A. Komponen tesebut meupakan komponen kts yang akan dtelt waktu nteval peawatan pencegahannya. Fungs da masng masng komponen tesebut adalah Mekank Seal Cculaton Pump: komponen yang befungs untuk menutup kebocoan dan mengatu skulas a d dalam mesn; Mekank Seal Dvng Reel: Komponen yang befungs untuk menutup kebocoan dan mengatu skulas kan d dalam mesn. Data waktu anta keusakan adalah selsh waktu tejadnya keusakan komponen Data. Waktu anta keusakan n dapat dlhat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Waktu anta Keusakan Komponen (Ha) Dvng Reel Cculaton Pump No Waktu Anta Keusakan No Waktu Anta keusakan No Waktu Anta Keusakan No Waktu Anta Keusakan No Waktu Anta keusakan Untuk menghtung waktu penggantan pelu dketahu elemen waktu downtme da mesn tesebut. Downtme yatu total waktu dmana sstem tdak mungkn dopeasonalkan yang dsebabkan kaena sstem beada dalam keadaan pebakan pada saat tejad keusakan sstem ataupun sstem beada dalam peawatan lannya. Pehtungan waktu untuk penggantan pencegahan dan penggantan keusakan adalah dengan menjumlahkan elemen-elemen waktu downtme. Data waktu peawatan untuk komponen mekank seal cculaton pump dan mekank seal dvng eel, bak waktu penggantan pencegahan Tabel 3 dan Tabel 4. p T dan penggantan keusakan T dapat dlhat pada Tabel 3. Data Waktu Kegatan Peawatan Mekank Seal Cculaton Pump No Kegatan Waktu penggantan pencegahan (ment) Waktu Penggantan Keusakan (ment) 1 Membawa Pealatan Membongka Mesn Menemukan Keusakan Menunggu Komponen Penggant da Gudang Pengantan Komponen Pemasangan Mesn Kembal Total Tabel 4. Data Waktu Kegatan Peawatan Mekank Seal Dvng Reel No Kegatan Waktu Penggantan Pencegahan (ment) Waktu Penggantan Keusakan (ment) 1 Membawa Pealatan Membongka Mesn Menemukan Keusakan Menunggu Komponen Penggant da Gudang Pengantan Komponen Pemasangan Mesn Kembal f 378

7 Total Da Tabel 3 dan Tabel 4 data waktu kegatan peawatan kemudan dkonveskan ke dalam satuan jam yang dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5. Data Waktu Peawatan Nama Komponen Waktu Penggantan Pencegahan (Jam) Mekank Seal Cculaton Pump 2 3 Mekank Seal Dvng Reel 1,5 2,33 Waktu Penggantan Keusakan (Jam) Data ongkos peawatan ted da ongkos penggantan pencegahan dan ongkos penggantan keusakan. Ongkos penggantan pencegahan (Cp) adalah ongkos yang dkeluakan kaena adanya penggantan komponen sebelum tejadnya keusakan, sedangkan ongkos penggantan keusakan (Cf) adalah ongkos yang dkeluakan kaena adanya tndakan pebakan tehadap komponen yang mengalam keusakan. Data Total Ongkos penggantan pencegahan dan penggantan keusakan untuk komponen mekank seal cculaton pump dan seal dvng eel dapat dlhat pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Total Ongkos Penggantan Pencegahan dan Penggantan Keusakan Mekank Seal Cculaton Pump No Keteangan Baya (Rp) Cp Cf 1 Baya pembelan komponen penggant Baya tenaga keja poduks menganggu Baya bahan pembantu Keuntungan yang hlang Depesas mesn poduks Total Ongkos Tabel 7. Total Ongkos Penggantan Pecegahan dan Penggantan Keusakan Mekank Seal Dvng Reel No Keteangan Baya (Rp) Cp Cf 1 Baya pembelan komponen penggant Baya tenaga keja poduks menganggu Baya bahan pembantu Keuntungan yang hlang Depesas mesn poduks Total Ongkos Uj Dstbus Waktu Anta Keusakan. Hasl pengujan kecocokan dstbus webull dua paamete untuk kedua komponen kts dapat dlhat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasl Uj Dstbus Waktu anta Keusakan Komponen Kts S Htung S Tabel Kesmpulan Mekank Seal Cculaton Pump 0,374 0,71 Data Bedstbus Webull 2 Paamete Mekank Seal Dvng Reel 0,417 0,67 Data Bedstbus Webull 2 Paamete 3.3 Penentuan Paamete Dstbus Waktu Anta Keusakan. Da hasl pengujan tebukt bahwa dstbus keusakan adalah bedstbus Webull dua paamete, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penaksan tehadap paamete dan 379

8 Hasl pehtungan nla paamete dstbus Webull komponen mekank seal cculaton pump dan komponen mekank seal dvng eel dapat dlhat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasl Pehtungan Nla Paamete Dstbus Webull Komponen Kts Alpha Betha Mekank Seal Cculaton Pump 56,999 6,605 Mekank Seal Dvng Reel 34,658 4, Penentuan Fungs-Fungs Keandalan Dstbus Webull Dua Paamete. Setelah dketahu nla paamete dstbus Webull yatu paamete skala (α) dan paamete bentuk (β), maka langkah selanjutnya adalah menentukan fungs-fungs dstbus keusakan. Fungs-fungs dstbus keusakan untuk komponen mekank seal cculaton pump dan seal dvng eel dapat dlhat pada Gamba 1 sampa dengan Gamba 8: Gafk fungs-fungs keandalan untuk komponen mekank seal cculaton pump Fungs Keandalan Fungs Dstbus Keusakan Kumulatf R F Gamba 1. Gafk Fungs Keandalan Fungs Laju Keusakan Gamba 2. Gafk Fungs Dstbus Keusakan Kumulatf Fungs Kepadatan Kemungknan Keusakan f Gamba 3. Gafk fungs laju keusakan Gamba 4. Gafk fungs kemungknan keusakan Gafk fungs-fungs keandalan untuk komponen Mekank Seal Dvng Reel Fungs Keandalan Fungs Dstbus Keusakan Kumulatf R Gamba 5. Gafk Fungs Keandalan F Gamba 6. Gafk Fungs Dstbus Keusakan Kumulatf 380

9 Fungs Laju Keusakan Fungs Kepadatan Kemungknan Keusakan f Gamba 7. Gafk fungs laju keusakan Gamba 8. Gafk fungs kemungknan Keusakan 3.5 Penentuan Inteval Waktu Penggantan Pencegahan. Dengan menggunakan model age eplacement dpeoleh hasl pehtungan nteval waktu penggantan pencegahan komponen yang dapat dlhat pada Tabel 10. Tabel 10. Inteval Waktu Penggantan Pencegahan Komponen Kts Inteval (Ha) Baya (Rp) Keandalan Mekank Seal Cculaton Pump , Mekank Seal Dvng Reel Bla keusakan tejad sebelum mencapa nteval waktu penggantan pencegahan (Tabel 10), maka baya penggantan keusakan untuk komponen kts dhtung bedasakan waktu ataata keusakannya. Waktu ata-ata keusakan dstbus Webull dapat dhtung dengan umus: 1 MTTF 1 (16) Hasl pehtungan waktu ata-ata keusakan dan baya penggantan keusakan yang tejad dapat dlhat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasl Pehtungan Waktu Rata-ata Keusakan dan Baya Penggantan Keusakan Komponen Kts Komponen Kts Rata-ata (Ha) Baya (Rp) Mekank Seal Cculaton Pump ,622 Mekank Seal Dvng Reel ,161 4 KESIMPULAN Komponen mekank seal cculaton pump dan komponen mekank seal dvng eel temasuk ke dalam katego A. Hal tesebut dkaenakan kedua komponen memlk total baya peawatan dan pesentase total baya yang tngg. Dalam hal n, total baya peawatan yang tngg dakbatkan oleh fekuens dan haga da masng masng komponen. Da hasl pehtungan uj dstbus waktu anta kedatangan dpeoleh nla S htung untuk kedua komponen kts lebh kecl da nla S tabel, sehngga dapat dsmpulkan bahwa hpotesa awal (Ho) data waktu anta keusakan bedstbus Webull dua paamete. Pehtungan paamete dstbus keusakan komponen kts betujuan untuk menggambakan kaaktestk da dstbus keusakan. Dstbus Webull 2 paamete memlk 2 paamete yatu paamete skala (α) dan paamete bentuk (β). Bedasakan pehtungan paamete dstbus keusakan untuk kedua komponen kts, dketahu haga paamete β>1. Dengan demkan, laju keusakan kedua komponen kts temasuk kedalam fase wea out. Pada fase n laju keusakan betambah atau 381

10 menngkat sesua dengan petambahan waktu. Jens laju keusakan n dsebabkan oleh fakto kelelahan, koos, gesekan teus meneus seta fakto umu komponen. Caa penanggulannya adalah dengan melakukan peventve mantanance atau pat eplacement. Fungs keandalan meepesentaskan sebeapa besa pobabltas komponen tesebut mash dapat dgunakan setelah dopeaskan selama waktu t. Da gafk fungs keandalan R tehadap waktu untuk komponen mekank seal cculaton pump dan komponen mekank seal dvng eel telhat bahwa fungs keandalan komponen menuun dengan betambahnya waktu. Hal n menunjukkan bahwa semakn betambahnya umu komponen mesn maka keandalan da komponen tesebut akan semakn kecl. Dengan menggunakan model age eplacement ongkos total penggantan pencegahan C(tp) akan tuun sampa ttk mnmum, kemudan ongkos akan nak kembal sesua dengan petambahan waktu. Ttk mnmum dengan ongkos panggantan pencegahan tekecl meupakan waktu nteval penggantan pencegahan yang optmal. Inteval waktu penggantan pencegahan yang optmal untuk komponen mekank seal cculaton pump dan mekank seal dvng eel adalah pada nteval ke-51 ha dan nteval ke-32 ha. Atnya kedua komponen tesebut haus dgant pada saat 51 ha dan 32 ha untuk mencegah keusakan yang tejad secaa tba-tba (beakdown) yang dapat meugkan peusahaan. Inteval ke- 51 ha dan nteval ke-32 meupakan nteval waktu penggantan pencegahan yang optmal dengan ongkos total peawatan sebesa Rp ,723 dan Rp Pada nteval waktu tesebut, nla keandalan untuk kedua komponen adalah dan Jka nla keandalan untuk kedua komponen dnakkan, maka akan mengakbatkan naknya ongkos total peawatan. Bla keusakan tejad sebelum mencapa nteval waktu penggantan pencegahan, maka baya penggantan keusakan untuk komponen kts yang tejad dhtung bedasakan waktu ata-ata keusakannya. Baya penggantan pebakan lebh besa dapada baya penggantan pencegahan. Oleh kaena tu, peusahaan sebaknya meneapkan kebjakan penggantan pencegahan. 5 REFERENSI [1]. Jadne, A.K.S., Campbell, J.D. (2001) Mantanance Excellence, Macel Dekke, Inc. [2]. Jadne, A.K.S (1973) Mantanance, Replacment and Relablty, Depatement of Engneeng Poducton Unvesty of Bmngham Ptman Publshng. [3]. Kapu, K.C and Lambeson, L. R. (1977) Relablty In Engneeng Desgn, John Wlley n Sons, New Yok. [4]. Lakne, Amand and T. Andeson Ronald. (1985) Relablty Engneeng Fo Nuclea and Othe Hgh Technology System, Elseve Appled Scence Publshes LTD, Geat Btan. [5]. Code, Antony, Khusnul Had (1992) Teknk Manajemen Pemelhaaan, Elangga, Jakata. [6]. Ebelng, Chales E. (1997) An Intoducton to Relablty and Mantanablty Engneeng, Unvesty of Dayton, The McGaw-Hll Companes, Inc. New Yok. [7]. Gunaa, M.O.I. (2004) Penganta Kedalam Teknk Keandalan, Lembaga Peneltan dan Pengembangan Ilmu Teknk Keandalan. [8]. [9]. Katwa, Iman, (2002) Penentuan Inteval Waktu Penggantan Pencegahan Kelompok Komponen Kts Mesn Stente Fnshng dengan Model Block Replacement, Tugas Akh Insttut Teknolog Nasonal, Bandung. [10].Lews, E.E.(1996) Intoducng to Relablty Engneeng, John Wlley n Sons, New Yok [11].Muchls, Dachlan. (2002) Integated System Mantenance, Wsh Tanng and Consultng, Bandung. 382

PENENTUAN KOMBINASI WAKTU PERAWATAN PREVENTIF DAN JUMLAH PERSEDIAAN KOMPONEN GUNA MENINGKATKAN PELUANG SUKSES MESIN DALAM MEMENUHI TARGET PRODUKSI

PENENTUAN KOMBINASI WAKTU PERAWATAN PREVENTIF DAN JUMLAH PERSEDIAAN KOMPONEN GUNA MENINGKATKAN PELUANG SUKSES MESIN DALAM MEMENUHI TARGET PRODUKSI PENENTUAN KOMBINASI WAKTU PERAWATAN PREVENTIF DAN JUMLAH PERSEDIAAN KOMPONEN GUNA MENINGKATKAN PELUANG SUKSES MESIN DALAM MEMENUHI TARGET PRODUKSI Imam Sodkn Juusan Teknk Indust, Fakultas Teknolog Indust

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengetan Koelas Koelas adalah stlah statstk yang menyatakan deajat hubungan lnea antaa dua vaabel atau lebh, yang dtemukan oleh Kal Peason pada awal 1900. Oleh sebab tu tekenal dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Peluang Peluang adalah suatu nla untuk menguku tngkat kemungknan tejadnya suatu pestwa (event) akan tejad d masa mendatang yang haslnya tdak past (uncetan event). Peluang dnyatakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata 3 BAB III BAGAN CUSUM 3.. Dasa statstk bagan kendal Cumulatve Sum untuk ata-ata Bagan Cusum dgunakan untuk mendeteks pegesean kecl pada mean atau vaans dalam poses oleh kaena adanya penyebab khusus secaa

Lebih terperinci

Keywords: Age Replacement, Reliabillity, Preventive Maintenance, Conveyor, Bearing

Keywords: Age Replacement, Reliabillity, Preventive Maintenance, Conveyor, Bearing USULAN PERBAIKAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN CONVEYOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMANT DI PT. SUMBER DJANTIN Septana Vrgawan Program Stud Teknk Industr Jurusan Teknk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Untuk mencapa tujuan peneltan, maka dpelukan suatu metode yang tepat aga peneltan dapat dlaksanakan dengan bak. Sebagamana yang dkemukakan oleh Mohammad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0.

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0. 0 3.5. PELUANG BERSYARAT Jka kta menghtung peluang sebuah pestwa, maka penghtungannya selalu ddasakan pada uang sampel ekspemen. Apabla A adalah sebuah pestwa, maka penghtungan peluang da pestwa A selalu

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS KORELASI

Bab 4 ANALISIS KORELASI Bab 4 ANALISIS KORELASI PENDAHULUAN Koelas adalah suatu alat analss yang dpegunakan untuk menca hubungan antaa vaabel ndependen/bebas dengan vaabel dpenden/takbebas. Apabla bebeapa vaabel ndependen/bebas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum ewton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PREVENTIVE MAINTENANCE SMITH DAN DEKKER DI PD. INDUSTRI UNIT INKABA

PENERAPAN MODEL PREVENTIVE MAINTENANCE SMITH DAN DEKKER DI PD. INDUSTRI UNIT INKABA PENERAPAN MODEL KREVENIVE MAINENANCE SMIH DAN DEKKER DI PD. INDUSRI UNI INKABA (Har Adanto, et al) PENERAPAN MODEL PREVENIVE MAINENANCE SMIH DAN DEKKER DI PD. INDUSRI UNI INKABA Har Adanto Jurusan eknk

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Peneltan yang Dgunakan Dalam peneltan n dlakukan poses pengumpulan data yang kemudan dlakukan analss dengan melukskan keadaan obyek peneltan pada saat sekaang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum Newton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

ESTIMASI MODEL EKSPONENSIAL LIFETIME DENGAN DOUBLE CENSORING

ESTIMASI MODEL EKSPONENSIAL LIFETIME DENGAN DOUBLE CENSORING J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-65X Vol. 7, No. 2, Novembe 21, 27 4 ESTIMASI MODEL EKSPONENSIAL LIFETIME DENGAN DOUBLE CENSORING Fada Agustn W. 1, Thatht Puwanngtyas 2 Juusan Matematka, FMIPA ITS Suabaya

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

WEIBULL TWO PARAMETER

WEIBULL TWO PARAMETER WEIBULL TWO PARAMETER Dalam teor probabltas dan statstk, dstrbus webull merupakan dstrbus probabltas yang berkelanjutan atau kontnyu. Dgambarkan secara detal oleh Walodd Webull pada tahun 1951 meskpun

Lebih terperinci

DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN

DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN I. Tujuan: Menentukan haga konstanta ydbeg dan spectum atom hydogen II. Teo Dasa Pengamatan menunjukan bahwa gas yang besuhu tngg memancakan cahaya dengan spectum gas yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d MTs Daul Hkmah Pekanbau yang bed kokoh pada tanggal 1 Jun 1991 yang teletak d Km. 1 Jl. Manya Sakt Smpang Bau Panam-Pekanbau

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci