UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG"

Transkripsi

1 ANALISIS MODEL PERSAMAAN REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA DATA STATUS GIZI BALITA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKURANGAN GIZI Skrisi disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Nurul Zukhaila JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

2

3

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Barangsiaa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam (Bung Karno). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka aabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS. Al Insyirah: 6-7). Life is like riding a bicycle. To kee your balance, you must kee moving (Albert Einstein). PERSEMBAHAN Untuk Baak Sukadi dan Ibu Taminah yang berada di Surga Allah SWT, terima kasih telah menjadi guru ertama dalam hidu saya yang selalu sabar. Semoga aa yang saya lakukan daat membuat kalian bangga ada saya. Untuk kakak-kakak kandung saya, terima kasih untuk dukungannya baik secara materiil mauun moril. Untuk Agus Riyanto, terima kasih atas doa dan motivasi yang selalu kau berikan dalam setia rintangan yang ada. Untuk Ainul Azkiyah, Siti Ruiah dan teman-teman seerjuangan di Jurusan Matematika, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama lebih dari emat tahun. iv

5 PRAKATA Segala uji syukur bagi Allah SWT yang telah melimahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga enulis daat menyelesaikan skrisi ini. Skrisi ini disusun sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Kesuksesan dalam menyelesaikan skrisi ini tidak leas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai ihak secara langsung mauun tidak langsung. Oleh karena itu erkenankanlah enulis menyamaikan terima kasih keada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang. 4. Drs. Mashuri, M.Si. selaku dosen wali dan Ketua Prodi Matematika Universitas Negeri Semarang. 5. Drs. Sugiman, M.Si. selaku Dosen Jurusan Matematika dan dosen embimbing I. 6. Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. selaku Dosen Jurusan Matematika dan dosen embimbing II. v

6 7. Segena Baak dan Ibu Dosen serta Staf Tata Usaha Jurusan Matematika FMIPA UNNES yang telah membantu dalam roses embuatan skrisi ini. 8. Bu Tika sebagai salah satu etugas kesehatan di Puskesmas Kalongan, dan Bu Nanik sebagai engelola Puskesmas Pembantu Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabuaten Semarang yang telah membantu enulis dalam memeroleh data enelitian. 9. Teman-teman seerjuangan yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya. 10. Semua ihak yang telah memberi bantuan dan engarahan sehingga terselesaikannya skrisi ini. Semoga semua bantuan baik moril mauun materiil yang telah diberikan keada enulis dinilai oleh Allah SWT sebagai amal ibadah dan semoga mendaat balasan dari-nya. Penulis menyadari bahwa skrisi ini jauh dari semurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat enulis harakan demi semurnanya skrisi ini. Haraan enulis semoga skrisi ini daat bermanfaat bagi enulis khususnya dan embaca ada umumnya. Semarang, Desember 2016 Penulis vi

7 ABSTRAK Zukhaila, N Analisis Model Persamaan Regresi Cox Proortional Hazard ada Data Status Gizi Balita untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekurangan Gizi. Skrisi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sugiman, M.Si. dan Pembimbing Pendaming Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Kata kunci: cox roortional hazard, gizi balita, residual schoenfeld, Stata/SE Analisis survival meruakan suatu analisis data mengenai ketahanan hidu atau lamanya waktu hidu suatu individu atau unit ada keadaan tertentu. Salah satu emodelan yang digunakan ada analisis survival adalah regresi cox roortional hazard. Penelitian ini bertujuan untuk mendaatkan model ersamaan regresi cox roortional hazard untuk data status gizi balita, mengetahui variabel aa saja yang menyebabkan gizi kurang secara signifikan, dan eluang kejadian gizi kurang samai dengan waktu 60 bulan dan eluang balita dengan status gizi baik lebih dari 60 bulan. Metode yang digunakan adalah regresi time deenden, yaitu analisis survival untuk semua variabel yang memenuhi asumsi roortional hazard. Untuk engujian asumsi roortional hazard, menggunakan nilai residual schoenfeld. Selanjutnya mencari nilai koefisien regresi dengan rogram Stata/SE Hasil enelitian engujian asumsi dengan residual schoenfeld menunjukkan bahwa semua variabel memenuhi asumsi roortional hazard. Oleh karena itu daat dicari koefisien regresinya. Model ersamaan regresi cox roortional hazard ada data status gizi balita adalah: h i (t X) = h 0 (t)ex {( 0,3331u(1) 0,6272u(2) + 0,0156r(1) +0,5994r(2) 0,4894r(3) 0,7278d(1) 2,2281d(2) 0,6193j(1) 1,2659j(2) 0,9289n(1) 1,6301n(2)}. Dari model tersebut, variabel yang berengaruh terhada terjadinya gizi kurang ada balita adalah tingkat endidikan ibu dan tingkat endaatan keluarga. Semakin tinggi tingkat endidikan ibu maka semakin kecil eluang balita mengalami gizi kurang dan semakin tinggi tingkat endaatan keluarga maka semakin kecil ula eluang balita mengalami gizi kurang. vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PENGESAHAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR SIMBOL... xvi BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan TINJAUAN PUSTAKA Analisis Ketahanan Hidu (Survival Analysis)... 9 viii

9 2.2 Tie-Tie Penyensoran Data Fungsi Ketahanan Hidu (Survival Function) Fungsi Keadatan Peluang (Density Function) Fungsi Kegagalan (Hazard Function) Regresi Cox Proortional Hazard Model Cox Proortional Hazard Pengujian Asumsi Proortional Hazard Estimasi Parameter Pengujian Asumsi Proortional Hazard dengan Residual Schoenfeld Analisis Bivariat dan Analisis Multivariat Analisis Bivariat Analisis Multivariat Rasio Kegagalan Taksiran Peluang Status Gizi Balita Gizi Status Gizi Penilaian Status Gizi Antroometri Indeks Antroometri Baku Acuan Contoh Penilaian Gizi dengan Z-skor ix

10 2.9.4 Gizi Kurang Faktor-Faktor yang Menyebabkan Gizi Kurang ada Balita Faktor Karakteristik Ibu Umur Ibu Pekerjaan Ibu Tingkat Pendidikan Ibu Jarak Kelahiran Tingkat Pendaatan Keluarga METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Teknik Pengambilan Samel Poulasi dan Samel Penelitian Variabel Penelitian Tahaan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Variabel Indeenden Pengenalan Program Stata/SE Pengolahan Data dan Analisis Hasilnya dengan Program Stata/SE Tahaan Awal Analisis Deskritif Uji Asumsi Proortional Hazard dengan Uji Global Test Analisis Bivariat x

11 4.3.5 Analisis Multivariat dan Interretasi Hasil Model Persamaan Regresi Cox Proortional Hazard Rasio Kegagalan Taksiran Peluang PENUTUP Simulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Pengertian Kejadian (Event), Waktu Ketahanan dan Sensor Gambar 2.2 Contoh Data Tersensor Tie I Gambar 2.3 Contoh Data Tersensor Tie II Gambar 2.4 Contoh Data Tersensor Tie III Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 4.1 Tamilan Utama Program Stata/SE Gambar 4.2 Tamilan Data Secara Singkat yang Diinutkan dalam Program Stata/SE Gambar 4.3 Tamilan Pengaturan Time Variable dan Failure Event Program Stata/SE Gambar 4.4 Tamilan Data Editor dengan Variabel _st, _d, _t, dan _t Gambar 4.5 Outut Program Stata/SE 12.0 untu Memeroleh Nilai Residual Schoenfeld Gambar 4.6 Tamilan Data Editor dengan Variabel Sch_umur dan Sca_umur Gambar 4.7 Outut Program Stata untuk Proortional Hazard Test Gambar 4.8 Tamilan Data Editor Setelah Variabel Sch_umur dan Sca_umur Dihilangkan Gambar 4.9 Outut Program Stata untuk Analisis Bivariat Variabel Umur Gambar 4.10 Outut Program Stata untuk Analisis Multivariat xii

13 Gambar 4.11 Tamilan Outut Program Stata untuk Mencari Koefisien dari Masing-masing Variabel Indeenden Gambar 4.12 Tamilan Data Editor Secara Singkat untuk Mencari Baseline Survival (S 0 ) Gambar 4.13 Tamilan Data Editor Secara Singkat untuk Mencari Cumulative Baseline Hazard (H 0 ) Gambar 4.14 Outut Stata Baseline Survival (S 0 ) yang Dikelomokkan Berdasarkan Waktu Ketahanan Gizi Balita Gambar 4.15 Outut Stata Cumulative Baseline Hazard (H 0 ) yang Dikelomokkan Berdasarkan Waktu Ketahanan Gizi Balita xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pengukuran Antroometri Utama Tabel 2.2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks Tabel 2.3 Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) ada Contoh Perhitungan Tabel 3.1 Variabel Indeenden dan Kategorinya dalam Penelitian Tabel 4.1 Ringkasan Data Ketahanan Gizi Tabel 4.2 Tabulasi Silang Antara Variabel Umur dengan Status Gizi Balita Tabel 4.3 Rasio Kegagalan untuk Variabel yang Signifikan Tabel 4.4 Estimasi Peluang Dasar xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lamiran 1. Data Ketahanan Gizi Balita Desa Kawengen yang Lahir ada Tahun Lamiran 2. Variabel _st, _d, _t, dan _t Lamiran 3. Outut Stata/SE 12.0 untuk Analisis Deskritif Masing-masing Variabel Lamiran 4. Variabel Residual Schoenfeld dari Variabel Umur Ibu, Pekerjaan Ibu, Tingkat Pendidikan Ibu, Jarak Kelahiran dan Tingkat Pendaatan Keluarga Lamiran 5. Outut Stata/SE 12.0 untuk Pengujian Asumsi Proortinal Hazard dengan Uji Global Test Masing-masing Variabel Lamiran 6. Outut Program Stata/SE 12.0 untuk Analisis Bivariat Masing-masing Variabel Indeenden Lamiran 7. Variabel Baseline Survival (S 0 ) dan Baseline Cumulative Hazard (H 0 ) Secara Lengka dengan Program Stata/SE Lamiran 8. Perhitungan ex(β x (m) ) dan ex( β x (m) ) dengan Ms. Excel Lamiran 9. Taksiran Peluang F(t X) atau Peluang Balita dengan Status Gizi Kurang Samai dengan Waktu 60 Bulan Lamiran 10. Taksiran Peluang S(t X) atau Peluang Balita dengan Status Gizi Baik Lebih dari 60 Bulan xv

16 DAFTAR SIMBOL t T S(t) S 0 (t) f(t) F(t) h(t) H(t) H 0 (t) : Waktu munculnya kejadian : Waktu ketahanan : Fungsi ketahanan (survival function) : Fungsi ketahanan dasar (baseline survival function) : Fungsi keadatan eluang (density function) : Fungsi distribusi dari fungsi keadatan eluang : Fungsi kegagalan (hazard function) : Fungsi kegagalan kumulatif (cumulative hazard function) : Fungsi kegagalan dasar kumulatif (cumulative baseline hazard function) h i (t) h 0 (t) x 1, x 2,, x : Risiko kegagalan individu ke-i ada saat waktu t : Fungsi kegagalan dasar (baseline hazard function) : Kovariat dari model ersamaan regresi X 1, X 2,, X x = (x 1, x 2,, x ) ψ(x i ) : Kovariat untuk x 1, x 2,, x : Vektor himunan nilai kovariat : Fungsi dari vektor kovariat untuk individu ke-i η i β : Kombinasi linier dari kovariat x i : Vektor koefisien dari kovariat x 1, x 2,, x dalam model ersamaan regresi cox L(β) : Fungsi likelihood untuk regresi cox roortional hazard xvi

17 x (j) : Vektor variabel dari individu yang gagal ada saat waktu ke-j R(t (j) ) x l : Himunan individu yang masih hidu ada waktu ke-j : Vektor variabel individu yang masih hidu dan meruakan elemen dari R(t (j) ) δ i δ i = { 0, 1, : Nilai indikator kejadian Individu yang tersensor Individu tidak tersensor dengan i = 1,2,, n x (i) : Vektor variabel dari individu yang gagal ada saat waktu ke-i R(t (i) ) x l : Himunan individu yang masih hidu ada waktu ke-i : Vektor variabel individu yang masih hidu dan meruakan elemen dari R(t (i) ) u(β g ) I(β) x ((β ) s+1 ) x1 : Turunan ertama dari log (L(β)) : Turunan kedua dari log (L(β)) : Iterasi Newton-Rahson ((β ) s ) x1 : Nilai awal ada roses iterasi (u(β ) s ) x1 : Matriks turunan ertama dari log (L(β)) berukuran x1 (I 1 (β ) s ) x : Invers matriks turunan kedua log (L(β)) berukuran x Var(β ) SE(β s) : Varians dari β s : Standar deviasi dari β s xvii

18 R ji : Residual schoenfeld untuk individu ke-i ada variabel bebas ke-j R i = (R 1i,, R i ) V (R i ) : Vektor himunan nilai kovariat : Estimator matriks kovarian R i R i : Scaled residual schoenfeld dari V (R i ) r HR : Jumlah kejadian (event) : Rasio kegagalan x = (x 1, x 2,, x ) : Nilai variabel indeenden untuk satu kelomok individu x = (x 1, x 2,, x ) : Nilai variabel indeenden untuk satu kelomok individu lain β ξ m t (m) : Parameter regresi : Peluang individu ke-m mengalmi kegagalan : Urutan waktu tahan hidu ke-m d m x (m) : Jumlah individu yang gagal ada waktu ke t (m) : Vektor dari variabel individu yang gagal ada waktu ke t (m) R(t (m) ) u u(1) u(2) r r(1) : Himunan individu masih hidu ada waktu ke t (m) : Umur ibu saat melahirkan : Kategori umur ibu saat melahirkan tahun : Kategori umur ibu saat melahirkan tahun : Pekerjaan ibu : Kategori ekerjaan ibu sebagai karyawan honorer dan xviii

19 buruh tani r(2) r(3) : Kategori ekerjaan ibu sebagai wiraswasta : Kategori ekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan buruh harian leas d d(1) d(2) j j(1) j(2) n n(1) : Tingkat endidikan ibu : Kategori endidikan terakhir ibu di jenjang SMP : Kategori endidikan terakhir ibu di jenjang SMA : Jarak kelahiran balita : Kategori jarak kelahiran balita 2-3 tahun : Kategori jarak kelahiran balita lebih dari 3 tahun : Tingkat endaatan keluarga : Kategori endaatan keluarga R ,00 samai kurang dari R ,00 n(2) : Kategori endaatan keluarga R ,00 samai R ,00. xix

20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis ketahanan adalah nama modern yang diberikan untuk kumulan metode statistika yang mengakomodasi data tersensor waktu kejadian (Tableman, 2008). Salah satu emodelan yang umum dan ouler digunakan ada analisis ketahanan atau sintasan adalah regresi cox roortional hazard. Dalam analisis ketahanan yang dinamakan tersensor yakni jika suatu studi berakhir tetai tidak muncul kejadian yang diinginkan atau subjek yang diteliti ergi tana esan atau subjek mengundurkan diri karena suatu alasan atau daat ula subyek mendaatkan kejadian yang bukan meruakan fokus enelitian. Secara umum analisis ketahanan dideskrisikan sebagai kumulan rosedur statistik untuk menganalisis data yang variabel akhirnya adalah waktu hingga muncul kejadian (Kleinbaum, 1996). Waktu daat berua tahun, bulan, hari, jam, atau bahkan menit yang diukur sejak engamatan dimulai hingga muncul kejadian. Kejadian yang diamati daat berua kematian, insiden enyakit, kekambuhan, atau enyembuhan. Kelebihan dari regresi cox adalah tidak harus memiliki fungsi dari distribusi arametrik. Asumsi emodelan hanya memvalidasi asumsi bahwa fungsi hazard harus roorsional setia waktu. Asumsi roorsional ada model daat diketahui melalui uji global test ada rogram Stata. 1

21 2 Model regresi untuk data ketahanan gizi didasarkan ada model cox regresi dengan asumsi fungsi kegagalan roorsional (roortional hazard) yang berarti rasio fungsi kegagalan konstan dari waktu ke waktu, atau bahwa fungsi kegagalan untuk individu adalah roorsional terhada fungsi kegagalan individu yang lainnya. Jika rasio fungsi kegagalan tidak konstan dan asumsi fungsi kegagalan roorsional tidak dienuhi, dibutuhkan metode lain yang tidak mengasumsikan keroorsionalan untuk meneliti efek dari variabel ada waktu tahan hidu. Beberaa enelitian terakhir tentang regresi cox roortional hazard antara lain, Ninuk Rahayu dkk (2012) meneliti tentang analisis Regresi Cox Proortional Hazards ada data ketahanan hidu asien diabetes mellitus, Tuan Hanni dkk (2013) meneliti tentang model Regresi Cox Proortional Hazard ada data ketahanan hidu, Landong (2014) meneliti tentang model Regresi Cox Proortional Hazards ada data lama studi mahasiswa. Dari ketiga enelitian tersebut, enelitian dilakukan dengan cara mengestimasi arameter dan analisis enelitian dilakukan dengan bantuan Program SPSS. Pada enelitian ini, akan dilakukan analisis data dengan bantuan Program Stata, dimana dalam Program Stata telah tersedia estimasi arameter dengan enyelesaian iterasi sehingga akan memudahkan dalam analisis data. Pada enelitian ini, akan dibahas ermasalahan tentang terjadinya gizi kurang. Pangan adalah kebutuhan yang mendasar bagi kehiduan manusia karena berengaruh terhada ketahanan hidu. Manusia membutuhkan energi untuk menjamin keberlangsungan hidunya. Energi tersebut dieroleh dari bahan angan yang mengandung berbagai zat kimia yang dikenal dengan zat gizi. Zat gizi tersebut

22 3 mengalami roses metabolisme dalam tubuh sehingga menghasilkan energi untuk beraktivitas dan menjalankan roses-roses kimiawi dalam tubuh manusia. Tana adanya gizi yang kuat, maka kualitas hidu tidak akan otimal dan tentunya akan memengaruhi roses tumbuh kembang. Keadaan gizi yang baik adalah syarat utama untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi daat terjadi di setia fase kehiduan, dimulai sejak dalam kandungan samai dengan usia lanjut. Pada fase bayi dan balita dalam kehiduan manusia meruakan masa ertumbuhan dan erkembangan yang sangat esat. Aabila ada fase tersebut mengalami gangguan gizi maka akan bersifat ermanen, tidak daat dialihkan walauun kebutuhan gizi ada masa selanjutnya terenuhi (Frisda Turni, 2008). Salah satu gangguan gizi ada tubuh manusia adalah kekurangan gizi. Kekurangan gizi adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh kurangnya asuan zat gizi dari makanan sehingga berdamak ada timbulnya masalah kesehatan. Status gizi ada balita daat berubah-ubah dengan ceat karena usianya yang masih tergolong rentan. Oleh karena itu enulis tertarik untuk melakukan enelitian untuk menganalisis faktor-faktor aa saja yang menyebabkan balita mengalami kekurangan gizi. Dalam enulisan ini enulis mengangkat judul Analisis Model Persamaan Regresi Cox Proortional Hazard ada Data Status Gizi Balita untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekurangan Gizi. Faktor-faktor yang diduga menjadi enyebab terjadinya gizi kurang antara lain umur ibu saat melahirkan, ekerjaan ibu, tingkat endidikan ibu, jarak kelahiran anak, dan tingkat endaatan keluarga.

23 4 Data yang digunakan dalam enelitian ini adalah data status gizi balita Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabuaten Semarang dan faktor enduganya. Menurut hasil emantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan, selama tahun 2005 samai tahun 2013 berturut-turut Provinsi Jawa Tengah masuk dalam kategori 10 rovinsi dengan kasus gizi buruk tertinggi. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Provinsi Jawa Tengah tahun 2013, terdaat balita gizi buruk dan 43 anak meninggal dunia (Dinkes Provinsi Jateng, 2013). Menurut rofil kesehatan Kabuaten Semarang tahun 2013, di Kabuaten Semarang terdaat balita gizi buruk 62 anak atau 0,15% dari total jumlah anak balita di Kabuaten Semarang (Dinkes Kab. Semarang, 2013). Desa Kawengen terdaat 1 balita gizi buruk. Waktu enelitian dalam data yang digunakan untuk enelitian ini yaitu dari Januari 2010 samai dengan Januari Untuk waktu ketahanan gizi balita dihitung dari balita lahir hingga muncul kejadian gizi kurang. Waktu ketahanan gizi balita sebagai variabel terikat (deendent variable), enyakit gizi kurang sebagai kejadian (event), dan sebagai sensornya adalah balita yang berstatus gizi baik sejak balita lahir hingga waktu enelitian berakhir, yaitu hingga Januari Faktor enduga gizi kurang (umur ibu saat melahirkan, ekerjaan ibu, tingkat endidikan ibu, jarak kelahiran anak, dan tingkat endaatan keluarga) sebagai variabel bebas (indeendent variable). Pemilihan variabel umur ibu saat melahirkan, ekerjaan ibu, tingkat endidikan ibu, tingkat endaatan keluarga berdasarkan enelitian yang dilakukan oleh Arif Wahyu Himawan (2006).

24 5 Sedangkan variabel jarak kelahiran anak berdasarkan enelitian Lani Ribka dkk (2015). 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam enelitian ini adalah: 1. Bagaimana model ersamaan regresi cox roortional hazard untuk data ketahanan gizi Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabuaten Semarang dengan rogram Stata? 2. Faktor-faktor aa sajakah yang memengaruhi terjadinya kekurangan gizi ada balita secara signifikan ada data ketahanan gizi dalam enelitian ini? 3. Bagaimanakah eluang balita yang berstatus gizi kurang samai 60 bulan dan eluang balita yang berstatus gizi baik lebih dari 60 bulan? 1.3 Batasan Penelitian Penelitian ini akan dibatasi ada embentukan model ersamaan regresi cox roortional hazard serta enghitungan eluang balita gizi kurang samai 60 bulan dan eluang balita dengan gizi baik dalam waktu lebih dari 60 bulan. Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang dieroleh dari data Puskesmas Pembantu (Postu) desa, wawancara dengan ihak engelola Postu desa, dan website Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabuaten Semarang.

25 6 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari enelitian ini adalah: 1. Memodelkan ersamaan regresi cox roortional hazard untuk data ketahanan gizi Desa Kawengen Kecamatan Ungaran Timur Kabuaten Semarang dengan rogram Stata. 2. Mengetahui faktor-faktor aa sajakah yang memengaruhi terjadinya kekurangan gizi ada balita secara signifikan ada data ketahanan gizi dalam enelitian ini. 3. Mengetahui bagaimana eluang balita yang berstatus gizi kurang samai 60 bulan dan eluang balita yang berstatus gizi baik lebih dari 60 bulan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang daat diambil dari enelitian ini adalah: 1. Bagi eneliti Peneliti daat menambah engetahuan yang berkaitan dengan analisis ketahanan hidu. 2. Bagi masyarakat Penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan informasi, emikiran mengenai eneraan ilmu statistik khususnya yang berkaitan dengan faktorfaktor yang memengaruhi terjadinya gizi kurang ada balita berdasarkan analisis ketahanan hidu.

26 7 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika enulisan ini adalah: 1. Bagian Pengantar Halaman ini berisi halaman judul, halaman ernyataan keaslian, halaman engesahan, halaman motto dan ersembahan, rakata, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lamiran dan daftar simbol. 2. Halaman Utama BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan enelitian, tujuan enelitian, manfaat enelitian dan sistematika enulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi kajian mengenai analisis ketahanan hidu (survival analysis), tie-tie enyensoran data, fungsi ketahanan hidu (survival function), fungsi keadatan eluang (density function), fungsi kegagalan (hazard function), regresi cox roortional hazard, rasio kegagalan, taksiran eluang, dan status gizi balita. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini berisi gambaran langkah-langkah enelitian yang terdiri dari jenis dan sumber data, teknik engambilan samel, oulasi dan samel enelitian, variabel enelitian, dan tahaan enelitian.

27 8 BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi hasil analisis dan embahasan mengenai engkategorian variabel indeenden, engenalan rogram Stata/SE 12.0, serta engolahan data dan analisis hasilnya dengan rogram Stata/SE BAB 5 : PENUTUP Bab ini mengulas simulan dan saran. 3. Bagian akhir dari enulisan ini berisi daftar ustaka dan lamiran-lamiran.

28 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ketahanan Hidu (Survival Analysis) Survival meruakan asal kata dari to survive yang berarti ketahanan atau kelangsungan hidu (Kleinbaum, 1996, Johnson & Johnson, 1980, Miller, 1981). Pada tulisan ini dan seterusnya survival analysis akan disebut dengan analisis ketahanan (Sasro Asmoro, 1995 & Murti, 1997). Secara umum analisis ketahanan dideskrisikan sebagai kumulan rosedur statistik untuk menganalisis data yang variabel akhirnya adalah waktu hingga muncul kejadian (Kleinbaum, 1996). Waktu daat berua tahun, bulan, hari, jam, atau bahkan menit yang diukur sejak engamatan dimulai hingga muncul kejadian. Kejadian yang diamati daat berua kematian, insiden enyakit, kekambuhan, atau enyembuhan. Analisis ketahanan atau sintasan adalah nama modern yang diberikan untuk kumulan metode statistika yang mengakomodasi data tersensor waktu kejadian (Tableman, 2008). Salah satu emodelan yang umum dan ouler digunakan ada analisis sintasan adalah regresi cox roortional hazard. Analisis sintasan, biasanya mengacu ada eubah waktu yang meruakan waktu sintasan, karena eubah waktu akan memberikan waktu ada saat seseorang bertahan atas beberaa kasus. Pada analisis sintasan secara khusus mengacu ada kejadian sebagai kegagalan, karena kejadian biasanya berhubungan dengan kematian, terjadinya enyakit, atau suatu engalaman negatif individu. Namun waktu sintasan bisa saja waktu kembali 9

29 10 bekerja setelah melakukan oerasi bedah elektif, yang mana dalam beberaa kasus kegagalan adalah kejadian yang ositif (Perrigot, 2004). Sebagian besar analisis sintasan harus memertimbangkan kunci analisis masalah yaitu data tersensor. Ada tiga alasan utama, enyebab data tersensor muncul yaitu individu tidak mengalami kejadian, individu hilang dari enelitian, individu mengundurkan diri dari enelitian karena kematian atauun oleh alasan yang lain (Clark, 2003). Analisis ketahanan atau sintasan dikembangkan ertama kali oleh astronom Inggris, yaitu Edmund Halley ( ) (Armitage, 1973, Johnson & Johnson, 1980, Miller, 1981, Kuzma, 1984). Analisis ini menjadi salah satu alat enting dalam statistik vital dan ilmu aktuaria serta ilmu lainnya. Sebagai contoh, ahli demografi menggunakan analisis ini untuk mengukur dan menganalisis angka mortalitas, ahli asuransi menggunakannya untuk menghitung remi yang harus dibayar eserta asuransi. Ahli kedokteran menggunakannya untuk menghitung efektivitas engobatan atau memerkirakan lama hidu seorang asien ketika diagnosa ditegakkan. Ahli keerawatan daat menggunakan analisis ini untuk mengukur kemungkinan seseorang berisiko terkena hlebitis sejak mendaatkan terai intravena atau mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk erawatan luka dalam kondisi tertentu hingga sembuh. Dalam analisis ketahanan, terdaat tiga istilah yang erlu diahami. Pertama, waktu dari variabel (waktu ketahanan atau survival time) atau waktu individu untuk teta bertahan ada eriode engamatan. Kedua, kejadian (event) atau variabel yang menjadi fokus dalam enelitian, misalkan ada enelitian waktu terjadinya hlebitis setelah emasangan terai intravena, kejadian ada enelitian

30 11 ini adalah terjadinya hlebitis. Seringkali kejadian dikaitkan sebagai sesuatu yang negatif misal kematian dan insiden enyakit. Kejadian daat ula sesuatu yang ositif, misalkan ada enelitian engaruh emberian makanan tambahan ada balita kurang gizi, adanya erbaikan gizi meruakan kejadian dalam enelitian ini dan erbaikan gizi dalam hal ini meruakan sesuatu yang ositif. Istilah ketiga adalah sensor, sensor terjadi bila kita memunyai waktu ketahanan individu yang menjadi subyek enelitian, walauun sesungguhnya kita tidak mengetahui waktu ketahanan yang asti. Pada analisis ketahanan selalu terjadi data tersensor (censored data), yaitu ada informasi mengenai waktu ketahanan individu tetai tidak diketahui secara asti beraa lama waktu ketahanannya (Kleinbaum, 1996). Penyebab terjadinya adalah hingga studi berakhir belum muncul kejadian yang diinginkan, hilang dari engamatan, atau mengalami kejadian yang tidak berhubungan dengan substansi yang diteliti. Kasus tersensor tidak dibuang tetai teta dierhitungkan karena minimum hingga titik tertentu masih daat dilihat belum mengalami kejadian dan dengan asumsi kejadian sensor dalam rentang waktu tertentu terjadi secara merata. Berikut contoh enjelasan mengenai engertian kejadian, sensor dan waktu ketahanan (survival time).

31 12 Gambar 2.1 Contoh Pengertian Kejadian (Event), Waktu Ketahanan dan Sensor Gambar 2.1 memberikan gambaran mengenai kejadian yang dialami oleh 6 (enam) orang yaitu; A, B, C, D, E, F. Tanda X berarti orang tersebut mengalami kejadian (event). Individu A, ia diobservasi mulai dari awal studi samai mengalami kejadian (event) ada bulan keenam dan ia tidak tersensor. Waktu ketahanan individu A adalah enam bulan. Individu B, ia diobservasi dari awal samai akhir studi, yaitu 12 bulan, ia tidak mengalami kejadian dan ia tersensor. Waktu ketahanannya aling tidak 12 bulan. Individu C, ia diobservasi dari bulan kedua studi dan ada bulan ke enam ia mengundurkan diri tana mengalami kejadian. Individu C tersensor. Individu D, ia diobservasi mulai bulan kedua samai akhir studi dan ia tidak mengalami kejadian. Individu D juga tersensor. Individu E, ia diobservasi mulai bulan ke emat dan ada bulan ke seuluh ia ergi tana esan. Individu E tersensor. Individu F, ia diobservasi mulai bulan ke 6 dan mengalami

32 13 kejadian ada bulan ke 10 dan ia tidak tersensor. Waktu ketahanannya adalah 4 bulan. Dengan demikian disimulkan bahwa individu A dan F mengalami kejadian atau waktu ketahanannya diketahui dengan asti, sedangkan individu B, C, D, dan E tersensor atau waktu ketahanannya tidak diketahui dengan asti. Kleinbaum (1996) menyatakan bahwa kegunaan analisis ketahanan ertama adalah untuk memerkirakan robabilitas ketahanan suatu kejadian menurut waktu. Kedua daat untuk menyimulkan status kesehatan enduduk. Ketiga, membandingkan ketahanan suatu kejadian antar kelomok. Keemat, mengidentifikasi laju suatu kejadian yang dialami enduduk dalam eriode waktu tertentu. Analisis ketahanan mengenal dua terminologi yaitu fungsi ketahanan (survival function) yang diberi simbol dengan S(t) dan fungsi hazard (hazard function) yang diberi simbol h(t). Fungsi ketahanan atau S(t) menjelaskan robabilitas seseorang untuk survive lebih lama dari waktu sesifik t. Contoh fungsi ketahanan ada enelitian hubungan stadium klinik dengan ketahanan hidu 5 tahun asien kanker serviks, enelitian ini mendaatkan hasil bahwa ada asien stadium I kanker serviks robabilitas untuk teta hidu tahun ertama sekitar 76,5%. Fungsi hazard atau h(t) adalah eluang individu gagal ada interval waktu t. Penggunaan fungsi ini untuk menghitung besarnya risiko seseorang untuk mengalami kejadian, umumnya variabel enelitian dijadikan variabel kategorik terlebih dahulu serta salah satu dari kategori dijadikan embanding. Contoh enggunaan fungsi hazard ada enelitian hubungan stadium dengan eluang

33 14 ketahanan hidu asien kanker serviks di atas adalah dibanding dengan stadium I, maka risiko meninggal ada stadium II yakni 2 kali lebih besar, stadium III 6,3 kali, dan stadium IV hamir 13 kalinya. Menurut Cox dalam Collet (2003), ada tiga hal yang harus dierhatikan dalam menentukan waktu ketahanan hidu (biasanya disebut dengan t) secara teat, yaitu sebagai berikut. a. Waktu awal tidak ambigu yang berarti tidak ada dua engertian atau lebih. b. Definisi terjadinya kegagalan secara keseluruhan harus jelas. c. Skala waktu sebagai satuan engukuran harus jelas. Data dalam analisis ketahanan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Data lengka, yaitu bila semua individu yang diamati (unit observasi) selama eriode enelitian tertentu mengalami kejadian yang diinginkan (kegagalan). Pada akhir eriode enelitian, status dari semua unit observasi adalah gagal, sehingga waktu bertahan yang sebenarnya diketahui. Data inilah yang disebut sebagai data tidak tersensor. Jadi, data lengka adalah data yang semua unit observasinya adalah data tidak tersensor. Pengumulan data lengka jarang dilakukan ada enelitian dengan unit observasi yang besar karena dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal untuk melakukan enelitian samai semua unit observasi mengalami kegagalan. b. Data tidak lengka, yaitu bila tidak semua unit observasi yang diamati selama eriode enelitian tertentu mengalami kegagalan sehingga waktu bertahan yang sebenarnya dari sebagian observasi tidak diketahui. Individu

34 15 yang masih hidu ada akhir enelitian (withdrawn alive) dan hilang dari enelitian (lost to follow u) teta disertakan dalam enelitian. Data dari individu inilah yang disebut sebagai data tersensor. Penyensoran dilakukan untuk menghemat waktu dan biaya. 2.2 Tie-Tie Penyensoran Data Analisis ketahanan hidu sangat memertimbangkan enyensoran. Data dikatakan tersensor aabila waktu hidu obyek enelitian tidak diketahui. Hal ini disebabkan oleh kejadian tak terduga yang mengakibatkan objek keluar dari enelitian (Collet, 2003). Dalam analisis ketahanan hidu dikenal 3 jenis enyensoran data, yakni: a. Tersensor tie I Dikatakan tersensor tie I jika eriode enelitian telah ditentukan dan objek enelitian masuk ke dalam enelitian ada waktu yang sama. Misalnya, dilakukan enelitian waktu ketahanan siswa yang masuk SD ada tahun yang sama. Gambar 2.2 Contoh Data Tersensor Tie I

35 16 Siswa A, B, dan D utus sekolah ada bulan ke 36, 48, dan 84 yang selanjutnya disebut sebagai amatan tidak tersensor dan data ketiga siswa lainnya disebut sebagai amatan tersensor. Siswa C dan E meruakan contoh kasus withdrawn alive (teta bertahan hingga batas waktu enyensoran), sedangkan siswa F meruakan contoh kasus lost to follow u (hilang sebelum batas waktu enyensoran). b. Tersensor tie II Pada tersensor tie II, individu masuk ke dalam enelitian ada waktu yang sama dan enelitian dihentikan jika sejumlah individu yang telah ditentukan mati (r dari n individu dan r < n). Misalnya ada enelitian yang dilakukan terhada siswa SD tahun untuk mengetahui waktu ketahanan sekolahnya, enelitian akan dihentikan jika emat siswa utus sekolah. Ternyata ada bulan ke 72 terdaat emat siswa yang utus sekolah (A, D, E dan F) sehingga enelitian dihentikan ada bulan tersebut. Gambar 2.3 Contoh Data Tersensor Tie II

36 17 c. Tersensor tie III Disebut tersensor tie III jika setia individu masuk ke dalam enelitian ada waktu yang berbeda-beda selama eriode enelitian. Misalnya, dilakukan enelitian waktu ketahanan sekolah siswa. Selama eriode 12 tahun enelitian terdaat enam siswa masuk ke dalam engamatan. Seerti ada gambar 2.4 terlihat bahwa siswa A, B, dan E masuk ke dalam engamatan ada ermulaan bulan keduauluhemat, ketigauluhenam, dan keduabelas. Pada akhir eriode enelitian diketahui bahwa tiga siswa utus sekolah (A, B dan E), sedangkan siswa C dan D withdrawn alive serta siswa F lost to follow u. Kasus lost to follow u tidak ada dalam enelitian ini karena eneliti tidak mengamati secara langsung objek enelitian dari waktu awal engamatan ketahanan bersekolah. Gambar 2.4 Contoh Data Tersensor Tie III 2.3 Fungsi Ketahanan Hidu (Survival Function) Fungsi survival digunakan untuk menyatakan robabilitas suatu individu bertahan dari waktu mula-mula samai suatu waktu t (Collet, 1994). t

37 18 melambangkan waktu survival yang meruakan variabel random dan memunyai fungsi distribusi eluang f(t). Fungsi survival S(t), didefinisikan sebagai robabilitas bahwa waktu survival lebih besar atau sama dengan t, sehingga S(t) = P(T t) = 1 P(T < t) = 1 F(t) (2.1) Fungsi S(t) meruakan fungsi tak naik dengan nilai S(0) = 1 dan S( ) = 0. Fungsi S(t) juga biasa disebut cumulative survival rate. Selain itu terdaat kurva ketahanan yang digunakan untuk menentukan median atau ersentil lainnya dari waktu ketahanan, juga untuk membandingkan distribusi ketahanan dari dua kelomok atau lebih. 2.4 Fungsi Keadatan Peluang (Density Function) Fungsi keadatan eluang didefinisikan sebagai limit dari eluang individu mengalami kejadian dalam interval t samai t + t. f(t) = lim t 0 P{individu mengalami kejadian dalam selang (t + t)} P(t T t+ t) = lim t 0. (2.2) t Karena S(t) = 1 F(t) maka dengan menurunkan kedua ruas terhada t dieroleh: ds(t) dt ds(t) dt = 0 df(t) dt = 0 f(t) f(t) = ds(t) dt (2.3)

38 Fungsi Kegagalan (Hazard Function) Fungsi hazard meruakan eluang individu mengalami kejadian dalam selang waktu yang singkat yaitu t samai t + t jika diketahui individu tersebut belum mengalami kejadian samai dengan waktu t. h(t) = lim t 0 P{individu ada t mengalami kejadian dalam selang (t, t + t)} t P(t T t+ t T t) = lim t 0 t = lim t 0 = ( lim P(t T t+ t) P(T t) t P(t T t+ t) t 0 t ) /(1 F(t)) = f(t) 1 F(t). (2.4) Kurva fungsi hazard daat berua kurva naik, turun, konstan atau kurva lainnya yang lebih rumit. 2.6 Regresi Cox Proortional Hazard Model Cox Proortional Hazard Salah satu tujuan dari analisis survival adalah untuk menyelidiki hubungan antara waktu survival dengan variabel-variabel yang diduga memengaruhi waktu survival. Analisis ini daat menggunakan analisis regresi. Analisis regresi adalah analisis statistika yang memanfaatkan hubungan antara dua atau lebih eubah kuantitatif sehingga salah satu eubah daat diramalkan dari eubah lainnya. Salah satu analisis regresi yang sering digunakan untuk menganalisis data survival adalah regresi cox. Regresi cox termasuk dalam metode semiarametrik, dimana di dalam

39 20 metode ini tidak memerlukan informasi tentang distribusi yang mendasari waktu survival dan fungsi baseline hazard tidak harus ditentukan untuk mengestimasi arameternya. Selain metode semiarametrik, terdaat metode lainnya yang daat digunakan menganalisis data survival, yaitu metode arametrik dan metode nonarametrik. Metode arametrik mengasumsikan bahwa distribusi yang mendasari waktu survival mengikuti suatu distribusi tertentu, misalnya distribusi Weibull, Gamma, dan eksonensial. Metode nonarametrik digunakan aabila data yang digunakan tidak mengikuti suatu distribusi tertentu yang sudah ada, yaitu metode Kalan Meier dan Nelson-Aalen. Menurut Collet (2003), regresi cox roortional hazard atau lebih dikenal sebagai model regresi cox digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel deenden dengan variabel indeenden. Regresi cox roortional hazard ialah emodelan yang digunakan dalam analisis ketahanan hidu. Regresi ini digunakan aabila hasil engamatan yang diobservasi adalah anjang waktu suatu kejadian. Pada mulanya emodelan ini digunakan ada cabang statistika khususnya biostatistika yaitu digunakan untuk menganalisis kematian atau haraan hidu seseorang. Namun seiring erkembangan zaman, emodelan ini banyak dimanfaatkan di berbagai bidang. Diantaranya bidang akademik, kedokteran, sosial, sains, teknik, ertanian, endidikan, dan sebagainya. Menurut Lee (1992) jika ersamaan (2.1) dan (2.3) disubstitusikan ke ersamaan (2.4) maka dieroleh h(t) = f(t) = S (t) d ln S(t) = S(t) S(t) dt (2.5) Kemudian ersamaan (2.5) diintegralkan dari 0 samai t dengan S(0) = 1 yaitu

40 21 t h(t)dt 0 = ln S(t) H(t) = ln S(t) Berdasarkan ersamaan (2.5) dan (2.6) maka S(t) = ex [ H(t)] (2.6) f(t) = h(t)ex [ H(t)] (2.7) Untuk membangun model cox roortional hazard, misalkan risiko kematian individu ke-i ada saat t yaitu h i (t) bergantung ada nilai x 1, x 2,, x dari kovariat X 1, X 2,, X. Kovariat itu sendiri terbagi ke dalam dua macam, yaitu variat dan faktor. Variat meruakan eubah yang bernilai numerik/kontinu seerti umur, sedangkan faktor ialah eubah yang memunyai level/tie seerti jenis kelamin (Collet 2003). Himunan nilai kovariat direresentasikan dalam vektor x dengan x = (x 1, x 2,, x ) dan h 0 (t) yang disebut fungsi baseline hazard meruakan fungsi hazard untuk individu dengan nilai kovariat x adalah 0. Fungsi hazard untuk individu ke-i adalah h i (t) = ψ(x i )h 0 (t) (2.8) dengan ψ(x i ) meruakan fungsi dari vektor kovariat untuk individu ke-i. Fungsi ψ(x i ) daat ula diinterretasikan sebagai fungsi hazard untuk individu dengan kovariat x i relatif terhada fungsi hazard individu dengan kovariat x = 0. Karena ψ(x i ) menyatakan hazard relatif maka tidak mungkin bernilai negatif sehingga bisa ditulis ψ(x i ) = ex (η i ). Peubah η i adalah kombinasi linier dari kovariat x i yaitu η i = β 1 x 1i + β 2 x 2i + + β x i = j=1 β j x ji. Vektor β adalah koefisien dari

41 22 kovariat x 1, x 2,, x dalam model, sehingga bentuk umum dari model cox roortional hazard adalah h i (t) = h 0 (t) ex(β 1 x 1i + β 2 x 2i + + β x i ) (2.9) Menurut Collet (2003), model regresi cox roortional hazard adalah sebagai berikut: h i (t X) = h 0 (t) ex(β 1 x 1i + β 2 x 2i + + β x i ) = h 0 (t)e j=1 β jx ji h i (t X) = h 0 (t)ex (β x i ) (2.10) Model cox roortional hazard daat diandang sebagai model linier logaritma dari hazard ratio yaitu: h i (t) h 0 (t) = ex(β 1x 1i + β 2 x 2i + + β x i ) log h i(t) h 0 (t) = β 1x 1i + β 2 x 2i + + β x i Menurut Collet (2003), besaran ex(β 1 x 1i + β 2 x 2i + + β x i ) mengandung kovariat yang bebas terhada waktu, artinya bahwa nilai eubah tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu (selama enelitian) serta β adalah koefisien kovariat yang mereresentasikan engaruh dari masing-masing kovariat secara langsung terhada log hazard. Hazard yang lebih besar secara langsung berkaitan dengan waktu ketahanan yang lebih singkat (khususnya jika kejadian berua kematian) Pengujian Asumsi Proortional Hazard Proortional hazard (PH) artinya erbandingan keceatan terjadinya suatu kejadian antar kelomok setia saat adalah sama. Ciri dari suatu kurva Kalan

42 23 Meier yang memenuhi asumsi PH adalah garis survival ada kurva Kalan Meier antar kelomok tidak saling berotongan. Metode lain untuk menguji asumsi PH adalah dengan membuat kurva ln ln survival dan global test. Asumsi PH terenuhi aabila garis survival ada kurva -ln ln survival tidak saling berotongan. Sedangkan ada uji global test, asumsi PH terenuhi aabila nilai lebih besar dari 0,05. Mungkin terdaat beberaa variabel yang memenuhi asumsi PH dan beberaa variabel tidak memenuhi asumsi PH. Asumsi PH (roortional hazard) sangat enting dalam analisis survival. Pentingnya asumsi ini analog dengan asumsi normalitas data ada analisis arametrik. Analisis yang dilakukan ada suatu fungsi survival yang memenuhi asumsi PH berbeda dengan analisis yang dilakukan ada fungsi survival yang tidak memenuhi asumsi PH. Menurut Soiyudin (2013), survival yang memenuhi asumsi PH akan dianalisis dengan time indeendent analysis, sementara survival yang tidak memenuhi asumsi PH akan dianalisis dengan analisis full model atau analisis reduced model Estimasi Parameter Estimasi adalah menduga suatu karakteristik atau ciri dari oulasi. Untuk menduga atau melakukan estimasi arameter, umumnya digunakan metode Maximum Likelihood Estimator (MLE). Jika terdaat n ukuran samel dan di antaranya terdaat r amatan yang tidak tersensor dan n r amatan yang tersensor, maka urutan r waktu tahan hidu dinotasikan t (1) < t (2) < < t (r) dengan t (j) adalah urutan waktu tahan hidu ke-j.

43 24 Menurut Cox dalam Collet (2003), fungsi likelihood untuk regresi cox roortional hazard adalah dengan r ex (β x (j) ) L(β) = j=1 (2.11) l R(t (j) ) ex (β x l ) x (j) R(t (j) ) x l : Vektor variabel dari individu yang gagal ada saat waktu ke-j. : Himunan individu yang masih hidu ada waktu ke-j. : Vektor variabel individu yang masih hidu dan meruakan elemen dari R(t (j) ). Jika terdaat data yang terdiri dari n waktu tahan hidu yang dinotasikan t 1, t 2,, t n dan δ i adalah nilai indikator kejadian sebagai berikut δ i = { 0, 1, individu yang tersensor individu tidak tersensor dengan t i, i = 1,2,, n Maka fungsi likelihood ersamaan (2.11) daat dinyatakan dalam n ex (β x (i) ) L(β) = i=1 [ (2.12) l R(t (i) ) ex (β x l ) dan fungsi log likelihood yang bersesuaian adalah dengan n log(l(β)) = δ i [β x (i) i=1 log ( l R(t (i) ) ex (β x l ))] (2.13) δ i ] x (i) R(t (i) ) x l : Vektor variabel dari individu yang gagal ada saat waktu ke-i. : Himunan individu yang masih hidu ada waktu ke-i. : Vektor variabel individu yang masih hidu dan meruakan elemen dari R(t (i) ).

44 25 Untuk mengestimasi arameter β 1, β 2,, β dalam regresi cox roortional hazard daat dieroleh dengan memaksimumkan fungsi likelihood dan diselesaikan dengan metode iterasi Newton-Rahson. Estimasi arameter β 1, β 2,, β dieroleh dari enyelesaian sejumlah ersamaan. Dimisalkan u(β g ) meruakan turunan ertama dari log (L(β)) yang daat dituliskan dalam bentuk u(β g ) = log (L(β)) β g = 0, g = 1,2,, dengan u(β g ) meruakan matriks berukuran x1 yaitu u(β g ) x1 = ( log (L(β)) β 1 log (L(β)) β ) x1. Didaatkan ersamaan dari turunan ertama fungsi log likelihood yaitu n j=1 ) log(l(β)) = i=1 δ i [ j=1 β j x (ji) log ( l R(t (i) ) ex ( β j x (jl) )] log (L(β)) n l R(t (i) ) j=1 )) n = i=1 δ i j=1 β j x (ji) i=1 δ i log ( ex ( β j x (jl) n = β i=1 δ i x (gi) i=1 δ i g n l R(t (i) ) x (gl) ex ( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex ( β j x j=1 (jl) ) sehingga dieroleh l R(t (i) ) j=1 ) n = i=1 δ i [x (gi) ( x (gl)ex ( β j x (jl) l R(t (i) ) ex ( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) j=1 ) )] (2.14) n u(β) = i=1 δ i [x (gi) ( x (gl)ex ( β j x (jl) )] = 0 l R(t (i) ) ex ( β j x j=1 (jl) ) Untuk turunan kedua dimisalkan I(β) = ( 2 log (L(β)) ), dimana I(β) β g β z adalah matriks yang berukuran x dari turunan kedua fungsi log likelihood yang nilai-nilai elemennya < 0, dengan g = 1,2,, dan z = 1,2,,, yaitu:

45 26 u(β) = n δ i i=1 x (gi) n δ i i=1 j=1 ) j=1 ) l R(t (i) ) x (gl) ex ( β j x (jl) l R(t (i) ) ex ( β j x (jl) Digunakan embagian vektor u v dalam mencari turunan kedua dari fungsi log (L(β)), yakni j=1 ) u = l R(t (i) ) x (gl) ex ( β j x (jl) j=1 ) u = l R(t (i) ) x (gl) x (zl) ex ( β j x (jl) j=1 ) v = l R(t (i) ) ex ( β j x (jl) j=1 ) v = l R(t (i) ) x (zl) ex ( β j x (jl) sehingga dieroleh u v v u v 2 = [ x (gl) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) )][ ex( β l R(t (i) ) j=1 j x (jl) )] [ x l R(t (i) ) (zl) ex( j=1 β j x (jl) )][ x l R(t (i) ) (gl) ex( j=1 β j x (jl) )] l R(t (i) ) [ ex( j=1 β j x (jl) )][ ex( β l R(t (i) ) j=1 j x (jl) )] l R(t (i) ) = = x (gl) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) x (gl) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) [ [ x (zl) ex( β j x j=1 (jl) )][ x l R(t (i) ) (gl) ex( j=1 β j x (jl) )] l R(t (i) ) [ ex( β j x j=1 (jl) )][ ex( β l R(t (i) ) j x j=1 (jl) )] l R(t (i) ) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) ] [ x (gl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) ] n x (gl) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) = i=1 i=1 [ I(β) = ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) [ { n x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) x (gl) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) x (zl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) ] [ ] [ x (gl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) x (gl) ex( j=1 β j x (jl) ) l R(t (i) ) ex( β j x j=1 (jl) ) l R(t (i) ) n i=1 (2.15) Elemen (g, z) dari matriks yang diharakan adalah I(β) x = ( 2 log (L(β)) β g β z ) ] } ]

46 27 I(β) x = ( 2 log (L(β)) 2 log (L(β)) β 1 β 1 β 1 β 2 log (L(β)) 2 log (L(β)) β β 1 β β ) Untuk menyelesaikan estimasi arameter yang ada ada ersamaan (2.14) dan (2.15) daat diselesaikan dengan menggunakan metode numerik melalui enyelesaian iterasi. Menurut Collet (2003), salah satu metode iterasi yang daat digunakan yaitu metode iterasi Newton-Rahson sebagai berikut: ((β ) s+1 ) x1 = ((β ) s ) x1 + (I 1 (β ) s ) x (u(β ) s ) x1 dengan s = 1,2,. (u(β ) s ) x1 : matriks turunan ertama dari log (L(β)) berukuran x1. (I 1 (β ) s ) x : invers matriks turunan kedua log (L(β)) berukuran x. Proses iterasi dimulai dengan menentukan nilai awal ((β ) s ) x1 = 0. Proses berhenti jika erubahan ada fungsi log likelihood kecil atau konvergen. Matriks (I 1 (β ) s ) x daat digunakan untuk mencari nilai standar eror dari enduga arameter (β ). Elemen diagonal dari matriks (I 1 (β ) s ) x berturut-turut meruakan varian β 1, β 2, β 3,, β dan akar dari masing-masing varian tersebut meruakan standar eror dari arameter tersebut. Menurut Hosmer, Lemeshow, dan May (2008:72) varian dari β s daat didefinisikan sebagai:

47 28 Var(β ) = I(β ) 1 (2.16) Sedangkan standar deviasi dari β s meruakan akar kuadrat dari varians β s, yaitu sebagai berikut. SE(β s) = Var(β ) = I(β ) 1 (2.17) Standar deviasi daat digunakan untuk mencari selang keercayaan β s yaitu (1 α)100%. Selang keercayaan untuk β s adalah sebagai berikut. (β s ZαSE(β ), β s + ZαSE(β )) (2.18) Pengujian Asumsi Proortional Hazard dengan Residual Schoenfeld Terdaat beberaa jenis residual yang daat digunakan untuk melakukan engujian asumsi roortional hazard. Menurut David Collet (2004), residual tersebut antara lain residual Martingale, residual Deviance, residual Schoenfeld, residual Cox-Snell dan residual Score. Pada enelitian ini akan digunakan residual Schoenfeld untuk menguji asumsi roortional hazard. Menurut Lee dan Wang (2003: ), residual Schoenfeld didefinisikan sebagai residual yang setia individu dan setia variabel bebasnya berdasarkan turunan ertama dari fungsi log likelihood ada ersamaan (2.14). Residual Schoenfeld untuk individu ke-i ada variabel bebas ke-j adalah sebagai berikut: R ji = δ i (x ji lεr(t x jl ex(β x l ) i ) ), j = 1,2,, (2.19) lεr(t ex(β x l ) i ) dengan β meruakan estimator artial likelihood maksimum dari β. Karena β meruakan solusi dari ersamaan turunan ertama fungsi log likelihood ada ersamaan (2.14), maka jumlah residual Schoenfeld adalah nol atau dengan kata

48 29 lain residual Schoenfeld memunyai rata-rata nol. Aabila jumlah samel besar, nilai haraan dari R ji adalah nol, sehingga residual Schoenfeld tidak berkorelasi dengan yang lainnya. Scaled residual Schoenfeld daat dihitung dengan menggunakan invers dari estimator matrik kovarian R i = (R 1i,, R i ) yang dinotasikan dengan V (R i ), sehingga dieroleh R i = [V (R i )] 1 R i (2.20) Untuk menyederhanakan erhitungan, Therneau dan Grambsch (1994) mengusulkan bahwa erkiraan dari [V (R i )] 1 ada ersamaan (2.20) adalah sebagai berikut. [V (R i )] 1 rv (β ) (2.21) Dimana r adalah jumlah event dan V (β ) adalah estimator matrik kovarian dari β ada ersamaan (2.16). Dengan menggunakan erkiraan tersebut, scaled residual Schoenfeld ada ersamaan (2.20) daat ditulis sebagai berikut: R i = rv (β )R i (2.22) Grafik antara residual Schoenfeld dengan waktu survival daat digunakan untuk memeriksa kelengkaan model roortional hazard. Cox roortional hazard dikatakan roorsional aabila hazard ratio-nya indeenden terhada waktu. Aabila terdaat variabel bebas yang tergantung ada waktu, maka asumsi roortional hazard tidak terenuhi.

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari * * Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email :

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari *) *) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Survival Analisis survival merupakan suatu analisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event terjadi dengan

Lebih terperinci

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2)

Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan. Netti Herawati 1) Alfian Futuhul Hadi 2) BIAStatistika (2) Vol. 4, No., hal. 35 45 Regresi Rasio Prevalensi dengan Model Log-Binomial: Isu Ketakkonvergenan Netti Herawati ) Alfian Futuhul Hadi 2) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lamung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis survival adalah analisis data yang memanfaatkan informasi kronologis dari suatu kejadian atau peristiwa (event). Respon yang diperhatikan adalah waktu sampai

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Sintasan 2.1.1. Pengertian Analisis Sintasan Analisis sintasan adalah kumpulan dari proses statistik untuk menganalisis data yang mana peubah yang diteliti adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan bab selanjutnya dan pembahasan utama dalam penelitian

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt *

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt * 6 IV PEMBAHASAN 4. Penentuan Titik Teta Model Dinamika Titik teta ersamaan (3. dieroleh dengan menentukan dt, dt dan dv. Sehingga menurut ersamaan tersebut dieroleh titik teta s d N s dt T, T, V, T, kn

Lebih terperinci

D-109 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

D-109 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print) D-9 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4 No 25 2337-352 23-928X Print Pemodelan Log Linier dan Regresi Logistik Biner Bivariat ada Hasil Medical Check-U Pegawai Negeri Siil PNS Institut Teknoi Seuluh Noember

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan analisis data saat ini masih bertumu ada analisis untuk data linear. Disisi lain, untuk kasus-kasus tertentu engukuran dilakukan secara sirkular. Beberaa ilustrasi

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permintaan Pariwisata Pariwisata mamu mencitakan ermintaan yang dilakukan oleh wisatawan untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan ariwisata biasanya diukur dari segi jumlah

Lebih terperinci

MENGENAL ANALISIS KETAHANAN (SURVIVAL ANALYSIS)

MENGENAL ANALISIS KETAHANAN (SURVIVAL ANALYSIS) 36 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 9, No.1, Maret 2005; 36-40 LEMBAR METODOLOGI MENGENAL ANALISIS KETAHANAN (SURVIVAL ANALYSIS) Dewi Gayatri * Tulisan ini bertujuan untuk mengenalkan analisis ketahanan

Lebih terperinci

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural. ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan adanya ermasalahan yang ditemukan oleh enulis yakni mengenai validitas CAPM di dalam engalikasiannya terhada engukuran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan,

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, 17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Analisis Survival (Survival Analysis) Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup atau analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu, 4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus BAB III PEMBAHASAN BAB III PEMBAHASAN Pada Bab III ini akan dibahas tentang prosedur pembentukan model Cox extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus kejadian bersama yaitu

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU 3.1 Model Regresi Cox Proportional Hazard dengan Variabel Terikat oleh Waktu Model regresi Cox proportional hazard

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

Kajian Partial Least Squares (Studi Kasus: Regresi Cox-PLS)

Kajian Partial Least Squares (Studi Kasus: Regresi Cox-PLS) J. Sains Dasar 0 3() 6-68 Kaian Partial Least Squares (Studi Kasus: Regresi Cox-PLS) [A Study of Partial Least Squares (Case Study: Cox-PLS Regression)] Retno Subekti dan Rosita Kusumawati Jurdik Matematika,

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN OLEH LUKMANUDIN D07.090.5 PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada embahasan dalam metode enelitian ini akan menguraikan mengenai (a) Identifikasi variabel enelitian, (b) Defenisi oerasional variabel enelitian, (c)metode engumulan data,

Lebih terperinci

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Pengembangan Teorema Dalam enelitian dan erancangan algoritma ini, akan dibahas mengenai beberaa teorema uji rimalitas yang terbaru. Teorema-teorema

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR SIMBOL... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA STUDI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2010 DENGAN METODE REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD Tugas Akhir disusun sebagai syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Telah dilakukan enelitian ada 53 asien dengan olineuroati diabetika DM tie 2 yang berobat di oli Penyakit Saraf dan Poli Dalam RSUP Dr.Kariadi

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI Oleh : WINDA FAATI KARTIKA J2E 006 039 PRODI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN Perbandingan Metode Klasifikasi Regresi Logistik Dengan Jaringan Saraf Tiruan (Studi Kasus: Pemilihan Jurusan Bahasa dan IPS ada SMAN 2 Samarinda Tahun Ajaran 2011/2012) Comarison of Classification Methods

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melalukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, pada bab ini akan diuraikan beberapa teori penunjang yang dapat membantu dalam penulisan skripsi.

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1) Muhammad Iqna Hibatallah 2) Universitas Ahmad Dahlan 1)2) sumargiyani04@yahoo.om iqnaunyu@gmail.om Abstrak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN REGRESI LOGISTIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN REGRESI LOGISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DENGAN REGRESI LOGISTIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana S1 Oleh Purwita Erviana 0901060024

Lebih terperinci

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT SKRIPSI

MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT SKRIPSI MODEL REGRESI PROBIT BIVARIAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang. MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL Winda Faati Kartika 1, Triastuti Wuryandari 2 1, 2) Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : OKA AFRANDA

SKRIPSI. Disusun oleh : OKA AFRANDA ANALISIS REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX PADA DATA WAKTU TUNGGU SARJANA DENGAN SENSOR TIPE I (Studi Kasus di Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro) SKRIPSI Disusun oleh : OKA AFRANDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Quick Sort

Kompleksitas Algoritma Quick Sort Komleksitas Algoritma Quick Sort Fachrie Lantera NIM: 130099 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha 10, Bandung E-mail : if099@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL Hikmah FMIPA Universitas Sulawesi Barat hikmah.ugm@gmail.com Abstrak Faktor waktu sembuh penyakit alergi dan perbedaan waktu

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh LANDONG PANAHATAN HUTAHAEAN

SKRIPSI. Disusun oleh LANDONG PANAHATAN HUTAHAEAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARDS PADA DATA LAMA STUDI MAHASISWA (Studi Kasus Di Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang Mahasiswa Angkatan 2009) SKRIPSI Disusun oleh LANDONG

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 781-790 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KETAHANAN HIDUP PENDERITA TUBERKULOSIS DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis sering kali analisis data uji hidup digunakan. Analisis data uji hidup sendiri bertujuan

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015 SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 0 PAKET Pilihan Ganda: Pilihlah satu jawaban yang aling teat.. Ingkaran dari ernyataan Jika emerintah menghauskan kebijakan subsidi bahan bakar minyak

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA IndoMS Journal on Statistics Vol. 2, No. 2 (2014), Page 63-69 ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA Rika Fitriani,

Lebih terperinci

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS

PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS PETA KENDALI R ADAPTIF SEBAGAI ALTERNATIF PETA KENDALI R SHEWHART DALAM MENDETEKSI PERGESERAN KECIL PADA VARIANS Adative R Control Chart as Alternative Shewhart R Control Chart in Detecting Small Shifts

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aakah terdaat engaruh dan hubungan antara total nilai aset reksa dana dengan risiko asar reksa dana (beta), standar

Lebih terperinci

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014

TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 2014 TRY OUT UN MATEMATIKA SMA IPA 4 Berilah tanda silang () ada huruf a, b, c, d, atau e di dean jawaban yang benar!. Diketahui remis-remis berikut. Jika Yudi rajin belajar maka ia menjadi andai. Jika Yudi

Lebih terperinci

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins

Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Terhadap Dolar Tahun 2017 dengan Menggunakan Metode Arima Box-Jenkins Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 253-261 -ISSN: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 253 Peramalan Nilai Tukar (Kurs) Ruiah Terhada

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya 1 Peneraan Multivariate Exonentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya R. Candra Dewantara (1), Dr. Muhammad Mashuri, M.T. () Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama Anita Nur Vitriana, Rosita Kusumawati Program Studi

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa A. Analisis Survival BAB II LANDASAN TEORI Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah analisis data yang berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa khusus (Colled,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM:

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM: ARTIKEL PENELITIAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE INKUIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PADANG OLEH: NIKI WINDA RUKMINI NPM: 1110013111008

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON SKRIPSI

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON SKRIPSI PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DIFTERI DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF DAN ZERO-INFLATED POISSON SKRIPSI Oleh: Nurul Fittriyah NIM 091810101015 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Belajar 1. Pengertian Keberhasilan Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keberhasilan itu sendiri adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang dan Permasalahan Bidang ilmu analisis meruakan salah satu cabang ilmu matematika yang di dalamnya banyak membicarakan konse, aksioma, teorema, lemma disertai embuktian

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO-VISUAL BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh: Febrian Eko Priandono NIM

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO-VISUAL BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh: Febrian Eko Priandono NIM PENGEMBANGAN MEDIA AUDIO-VISUAL BERBASIS KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI Oleh: Febrian Eko Priandono NIM 080210102038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI.

ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang SKRIPSI. ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LINIER MULTILEVEL DENGAN METODE RESTRICTED MAXIMUM LIKELIHOOD (REML) abang Semarang PT Jasa Marga ro) C SKRIPSI Disusun Oleh : ISNI RAKHMI DIANTI J2E 006 018 PROGRAM

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar Vol., No., 35-47, Juli 3 Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar Anisa Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov Institut Teknologi Seuluh Noember Surabaya Analisa Kestabilan Lyaunov Contoh Soal Ringkasan Latihan Contoh Soal Ringkasan Latihan Sistem Keadaan Kesetimbangan Kestabilan dalam Arti Lyaunov Penyajian Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON E-Jurnal Matematika Vol., No., Mei 013, 49-53 ISSN: 303-1751 PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON I PUTU YUDANTA EKA PUTRA 1, I PUTU EKA

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Survival Secara umum, analisis survival merupakan kumpulan dari prosedur statistik untuk analisis data yang variabel hasilnya berupa waktu sampai mengalami kejadian

Lebih terperinci

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal

Penerapan Kurva Eliptik Atas Zp Pada Skema Tanda Tangan Elgamal A7 : Peneraan Kurva Elitik Atas Z... Peneraan Kurva Elitik Atas Z Pada Skema Tanda Tangan Elgamal Oleh : Puguh Wahyu Prasetyo S Matematika, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email : uguhw@gmail.com Muhamad

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH Octovina Soumokil (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Angka kematian balita masih cuku tinggi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Matematika Dasar Tanggal : 6 Juni 9 Kde Sal : www.nlineschls.name. Jika u n adalah suku ke-n suatu barisan aritmetika naik yang memenuhi u + u + u6 = 8 dan u

Lebih terperinci

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan.

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di  dan tidak untuk di komersialkan. 2 Standar Nasional Indonesia Tata caraa enghitungan hujan maksimumm boleh jadi dengan metode Hersfield ICS 93.010; 19.040 Badan Standardis sasi Nasional BSN 2012 Hak cita dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 005 Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii

Lebih terperinci