BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Sintasan Pengertian Analisis Sintasan Analisis sintasan adalah kumpulan dari proses statistik untuk menganalisis data yang mana peubah yang diteliti adalah waktu hingga kejadian terjadi (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah suatu istilah yang telah digunakan dalam arti luas untuk data yang melibatkan waktu terjadinya suatu peristiwa tertentu, peristiwa itu bisa saja kematian, munculnya sebuah tumor, perkembangan suatu penyakit, kambuhnya lagi suatu penyakit, penghentian merokok, dan lain-lain. Menurut Lee dan Wang (2003) Waktu sintasan dapat didefinisikan sebagai waktu dari awal observasi hingga terjadinya peristiwa, dapat dalam hari, bulan, maupun tahun. Peristiwa tersebut dapat berupa perkembangan suatu penyakit, respon terhadap perawatan, kambuhnya suatu penyakit, kematian atau peristiwa lain yang dipilih sesuai dengan kepentingan penelitian. Oleh karena itu waktu sintasan dapat berupa waktu sembuhnya dari penyakit, waktu dari memulai perawatan hingga terjadi respon, dan waktu hingga terjadi kematian. Analisis sintasan, biasanya mengacu pada peubah waktu yang merupakan waktu sintasan, karena peubah waktu akan memberikan waktu pada saat seseorang bertahan atas beberapa kasus. Pada analisis sintasan secara khusus mengacu pada 5

2 6 kejadian sebagai kegagalan, karena kejadian biasanya berhubungan dengan kematian, terjadinya penyakit, atau suatu pengalaman negatif individu. Namun waktu sintasan bisa saja waktu kembali bekerja setelah melakukan operasi bedah elektif, yang mana dalam beberapa kasus kegagalan adalah kejadian yang positif (Kleinbaum dan Klein, 2005). Menurut Le (2003) dalam menentukan waktu sintasan T, terdapat tiga elemen dasar yang diperlukan yaitu: 1. Waktu awal (time origin). 2. Peristiwa akhir/waktu akhir (failure event). 3. Skala waktu sebagai satuan pengukuran waktu. Waktu Awal T(Lama Waktu) Waktu Akhir Gambar 2.1. Ilustrasi Skala Waktu Diberikan T adalah lama dari waktu awal (time origin) misalnya dari lahir hingga terjadi peristiwa tertentu misalnya kematian dalam tahun (skala waktu). Waktu awal harus didefinisikan dengan jelas, misalnya waktu awal mulai mencari kerja (untuk kasus lama mencari kerja). Begitu juga waktu akhir harus didefinisikan secara jelas, misalnya waktu suatu individu mendapatkan pekerjaan Data Tersensor Cencored merupakan ciri dari analisis sintasan yang membedakannya dengan analisis statistika lainnya, cencored terjadi bila tidak semua individu mengalami kejadian, data tersensor terdiri dari individu yang tidak mengalami kejadian dan individu yang hilang dari penelitian. Menurut Kleinbaum dan Klein

3 7 (2005) sebagian besar analisis sintasan harus mempertimbangkan kunci analisis masalah yaitu cencored. Di sini ada tiga alasan utama, penyebab cencored muncul: 1. Individu tidak mengalami kejadian hingga waktu penelitian berakhir. 2. Individu hilang dari penelitian dalam periode penelitian. 3. Individu mengundurkan diri dari penelitian karena kematian (jika kematian bukan kejadian yang diharapkan) ataupun oleh alasan yang lain. waktu A X B Penelitian berakhir C Mengundurkan diri Sensor kanan D Penelitian berakhir E Hilang F X Gambar 2.2. Grafik Data Tersensor (Kleinbaun dan Klein, 2005) Gambar 2.2. menggambarkan pengalaman beberapa individu dari waktu ke waktu. Peubah X menandakan individu mengalami kejadian, dijelaskan sebagai berikut : 1. Individu A, individu A mengikuti penelitian dari awal dan mengalami kejadian sebelum penelitian berakhir, ini berarti individu A tidak tersensor.

4 8 2. Individu B, individu B mengikuti penelitian dari awal hingga akhir tanpa mengalami kejadian, ini berarti individu B tersensor. 3. Individu C, individu C masuk ke penelitian di tengah penelitian berlangsung dan sebelum penelitian berakhir individu C mengundurkan diri, ini berarti individu C tersensor. 4. Individu D, individu D masuk ke penelitian di tengah penelitian berlangsung dan hingga penelitian berakhir individu tidak mengalami kejadian, ini berarti individu D tersensor. 5. Individu E, individu E masuk ke penelitian di tengah penelitian berlangsung dan sebelum penelitian berakhir individu E menghilang, ini berarti individu E tersensor. 6. Individu F, individu F masuk ke penelitian di tengah penelitian berlangsung dan sebelum penelitian berakhir individu F mengalami kejadian, ini berarti individu F tidak tersensor. Crowder et al (1991) mengatakan bahwa ada tiga jenis cencored, yaitu: 1. Sensor kiri (Left-censored), observasi dikatakan sensor kiri jika objek yang diobservasi mengalami kejadian di bawah waktu yang telah ditetapkan atau ketika masa observasi belum selesai. 2. Sensor kanan (Right-censored), observasi dikatakan sensor kanan jika objek masih hidup atau masih beroperasi ketika masa observasi telah selesai dalam Gambar 2.2. yang menggambarkan sensor kanan adalah individu B, C, D, dan E.

5 9 3. Sensor interval (Interval-censored), ketika objek mengalami peristiwa di antara interval waktu tertentu maka observasi dikatakan sensor interval. Pada penelitian ini jenis data tersensor yang digunakan adalah sensor kanan, yaitu ketika waktu sintasan individu tidak lengkap di sisi kanan, individu tidak mengalami kejadian hingga penelitian berakhir atau individu baru mengalami kejadian setelah penelitian berakhir Fungsi Waktu Sintasan Waktu sintasan digunakan untuk mengukur data waktu suatu peristiwa tertentu seperti kegagalan, kematian, respon, kambuh, mengembangkan masa percobaan, pembebasan bersyarat, atau perceraian (Lee dan Wang, 2003). Misalkan T merupakan peubah random kontinu non negatif yang menunjukkan tahan hidup individu-individu dari suatu populasi. Pada model kontinu, fungsi-fungsi seperti fungsi densitas peluang, fungsi distribusi kumulatif, fungsi hazard dan fungsi survivor didefinisikan dalam interval [0, ) (Lawless, 1982). Distribusi waktu sintasan biasanya digambarkan atau dicirikan dengan tiga fungsi yaitu fungsi sintasan, fungsi densitas probabilitas, dan fungsi hazard. 1. Fungsi Sintasan Fungsi sintasan merupakan probabilitas bahwa suatu individu tidak mengalami kejadian lebih dari t (Lee dan Wang, 2003). Secara teori, fungsi sintasan dapat digambarkan dengan kurva mulus dan memiliki karakteristik sebagai berikut (Kleinbaum dan Klein, 2005): a. Tidak meningkat, kurva cenderung menurun ketika t meningkat.

6 10 b. Untuk t = 0, S(t) = S(0) = 1 adalah awal dari penelitian, karena tidak ada objek yang mengalami kejadian, probabilitas waktu sintasan 0 adalah 1. c. Untuk t =, S(t) = S( ) = 0; secara teori, jika periode penelitian meningkat tanpa limit maka tidak ada satu pun yang bertahan sehingga kurva sintasan mendekati nol. Untuk menggambar arah atau aliran sintasan, seorang ahli bernama Berkson membuat grafik S(t). Grafik S(t) disebut kurva sintasan (survival curve). Fungsi sintasan atau kurva sintasan digunakan untuk mencari median (persentil ke-50) dan persentil-persentil lain dari waktu sintasan dan untuk membandingkan data sintasan dari dua kelompok atau lebih. Dalam distribusi sintasan, yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan sentral (central tendency) dari suatu distribusi bukan rata-rata (mean), melainkan median, karena adanya satu atau dua individu dengan lama hidup yang terlalu lama atau terlalu pendek akan menyebabkan rata-rata waktu sintasan menjadi tidak proportional yaitu terlalu besar atau kecil (Lee dan Wang, 2003). 1 S(0)=1 S(t) 0 t Gambar 2.3. Fungsi Waktu Sintasan S( )=0 X

7 11 Fungsi sintasan S(t), yaitu probabilitas bahwa suatu individu tidak mengalami kejadian lebih dari t (Lee dan Wang, 2003). S(t) = P (individu yang tidak mengalami kejadian > t) S(t) = P (T > t) (2.1) Dari definisi fungsi distribusi kumulatif F(t) dari T : t F(t) = P(T < t) = f(u)du 0 (2.2) maka S(t) = 1 P (individu yang mengalami kejadian < t) S(t) = 1 F(t) = t f(u)du. (2.3) Dalam praktiknya, jika tidak terdapat individu yang tersensor, fungsi sintasan diestimasikan sebagai proporsi individu yang tidak mengalami kejadian lebih dari t: S (t) = individu hidup yang>t individu 2. Fungsi Densitas Probabilitas. (2.4) Seperti peubah acak kontinu yang lain, waktu sintasan T mempunyai fungsi densitas probabilitas yang didefinisikan sebagai batas probabilitas bahwa suatu individu mengalami kejadian pada interval waktu yang pendek dari t hingga t + t tiap satuan lebar t atau secara sederhana probabilitas kejadian dalam interval yang pendek untuk tiap satuan waktu. Definisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: t 0 f(t) = lim P[suatu individu mati dalam interval(t,t+ t)]. (2.5) t

8 12 Dalam praktiknya, jika tidak terdapat individu yang tersensor, fungsi densitas probabilitas (f(t)) diestimasi sebagai proporsi dari individu yang mengalami kejadian dalam selang waktu per satuan lebar: f (t) = jumlah individu mengalami kejadian pada interval mulai waktu t (total dari individu) x (interval lebar) Proporsi individu yang mengalami kejadian pada setiap interval waktu dalam puncak-puncak frekuensi kejadian dapat diperoleh dari fungsi densitas (Lee dan Wang, 2003). 3. Fungsi Hazard Berbeda dengan fungsi sintasan yang fokus pada tidak terjadinya kejadian, fungsi hazard fokus pada terjadinya kejadian. Oleh karena itu fungsi hazard dapat dipandang sebagai pemberi informasi yang berlawanan dengan fungsi sintasan. Sama halnya dengan kurva fungsi sintasan, kurva fungsi hazard juga memiliki karakteristik yaitu : 1. Selalu nonnegatif, yaitu sama atau lebih besar dari nol. 2. Tidak memiliki batas atas. Selain itu fungsi hazard juga digunakan untuk alasan: 1. Memberi gambaran tentang keadaan failure rate. 2. Mengidentifikasi bentuk model yang spesifik. 3. Membuat model matematika untuk Analisis Sintasan biasa (Kleinbaum dan Klein, 2005).

9 13 Fungsi hazard h(t) dari suatu waktu sintasan T menunjukkan conditional failure rate. Fungsi hazard ini didefinisikan sebagai probabilitas kejadian selama interval waktu yang sangat pendek, dengan asumsi individu-individu tidak mengalami kejadian pada awal interval waktu tersebut, atau limit probabilitas bahwa suatu individu mengalami kejadian dalam interval waktu yang sangat pendek dari t hingga t + t, yang menunjukkan bahwa individu tidak mengalami kejadian hingga waktu t. t 0 h(t) = lim P[Suatu individu umur t mengalami kejadian pada interval waktu (t,t+ t)] t (2.6) Fungsi hazard dapat juga didefinisikan dengan menggunakan fungsi distribusi kumulatif F(t) dan fungsi densitas peluang f(t): h(t) = f(t) 1 F(t) (2.7) Pada praktiknya, saat tidak ada pengamatan tersensor, fungsi hazard diestimasi sebagai proporsi dari individu yang mengalami kejadian dalam interval per satuan waktu, mengingat individu tidak mengalami kejadian sampai awal interval waktu tersebut. ĥ(t) = Jumlah individu mengalami kejadian dalam interval waktu mulai jumlah individu tidak mengalami kejadian pada saat t (2.8) Ketiga fungsi sintasan tersebut ekuivalen secara matematis. Jika salah satu diketahui, maka dua lainnya dapat dihitung (Lee dan Wang, 2003). a. Dari (2.3) dan (2.7), diperoleh h(t) = f(t) S(t) (2.9) Hubungan ini juga dapat timbul dari persamaan (2.6) dengan menggunakan definisi dasar probabilitas bersyarat.

10 14 b. Karena fungsi densitas probabilitas f(t) merupakan turunan dari fungsi distribusi kumulatif F(t), dari persamaan (2.3) didapatkan : F(t) = 1 S(t) maka f(t) = d F(t) dt f(t) = d dt [1 S(t)] = S (t). (2.10) c. Subsitusikan (2.10) ke dalam (2.9) menghasilkan h(t) = S (t) = d logs(t). (2.11) S(t) dt d. Integralkan (2.11) dari 0 sampai t dan gunakan S(0) = 1, didapat fungsi atau atau hazard kumulatif H(t) t h(x)dx 0 = logs(t) H(t) = log S(t) t 0 S(t) = exp[ H(t)] = exp [ h(x)dx]. (2.12) e. Dari persamaan (2.9) dan (2.12) diperoleh, f(t) = h(t)exp[ H(t)]. (2.13) 2.4. Metode Kaplan Meier Salah satu tujuan dari analisis sintasan ialah mengestimasi dan menginterpretasi fungsi sintasan dan fungsi hazard. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi fungsi sintasan, di antaranya Nelson-Aalen estimator, metode life-table (actuarial), metode Kaplan-Meier, AFT, Bayesian,

11 15 counting process dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Kaplan-Meier. Kaplan Meier mengintegrasikan informasi dari semua pengamatan yang tersedia, baik data berupa data tersensor maupun data tak tersensor, dengan mempertimbangkan setiap titik dalam waktu sebagai serangkaian langkah yang ditetapkan oleh waktu sintasan dan waktu tersensor. Bila tidak ada data tersensor, parameter dugaanya hanyalah proporsi sampel pengamatan dengan waktu kejadian lebih besar dari t. Kaplan Meier digunakan untuk menduga fungsi sintasan, fungsi hazard dan median waktu sintasan dari data sintasan tersensor (Collet, 2003). a. Penduga Fungsi Sintasan Misalkan terdapat n individu dengan waktu sintasan teramati yaitu t 1, t 2,, t n, beberapa observasi ini tersensor dan ada kemungkinan lebih dari satu individu memiliki waktu sintasan yang sama. Jika terdapat r waktu kejadian di antara n objek, dengan r n, maka waktu kejadian ke j ditunjukkan sebagai t (j), untuk j = 1,2,, r dan susunan r waktu kejadian adalah t (1) < t (2) < t (r). Dugaan waktu sintasan yang terjadi pada waktu ke-k dalam interval waktu t (k) sampai dengan t (k+1) untuk k = 1,2,, r adalah k S (t) = ( n j d j j=1 (2.14) n j ) dengan n j menyatakan jumlah individu yang berisiko mengalami kejadian pada waktu t (j), j = 1,2,, r, dan dj merupakan jumlah individu yang mengalami kejadian pada urutan waktu sintasan t (j).

12 16 b. Penduga Fungsi Hazard Menduga fungsi hazard untuk data sintasan, dapat dilakukan menggunakan rasio dari jumlah kejadian terhadap jumlah individu yang berada pada risiko mengalami kejadian. Apabila d j merupakan jumlah individu yang mengalami kejadian pada urutan waktu sintasan t(j), j = 1,2,,10, dan n j adalah individu yang beresiko mengalami kejadian pada waktu t (j) sampai t (j+1) dapat diduga dengan ĥ = d j n j τ j (2.15) dengan t (j) t t (j+1), dengan τ (j+1)= t (j+1) t (j). c. Penduga Median Waktu Sintasan Median digunakan untuk menyimpulkan pengukuran lokasi dari sebaran data karena sebaran waktu sintasan yang cenderung positif menceng ke kanan. Median ini merupakan waktu observasi dengan 50% individu di dalam populasi diharapkan dapat bertahan, yaitu pada t (50) dan (t (50) ) = 0,5. Karena dugaan nonparametrik dari S(t) merupakan fungsi tangga, biasanya jarang diperoleh nilai fungsi sintasan yang tepat sama dengan 0,5 sehingga nilai penduga median waktu sintasan adalah t (50) = min{t i S (t i ) 0,5} (2.16) dengan ti adalah waktu sintasan yang diamati pada individu ke-i

13 Uji Log Rank Uji Log Rank merupakan uji signifikansi nonparametrik yang digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan fungsi sintasan dua kelompok atau lebih (Collet, 2003). Berikut ini pengujian hipotesis pada uji Log Rank. H0: tidak ada perbedaan fungsi sintasan antara dua atau lebih kelompok yang diamati. H1: ada perbedaan fungsi sintasan antara dua atau lebih kelompok yang diamati. Statistik uji : r U L = j=1 (d 1j e 1j ), j = 1,2,, r (2.17) r var (U L ) = V L = j=1 V 1j (2.18) W L = U L 2 V L ~ χ 1 2 (2.19) dengan: e 1j = n 1j d j n j ; d j = d 1j + d 2j V 1j = n 1jn 2j d j (n j d j ) n j 2 (n j 1), (2.20) d j menyatakan jumlah total kejadian dari kelompok 1 dan 2, e 1j menyatakan nilai ekspektasi kejadian pada waktu ke t(j) pada kelompok 1, d 1j menyatakan jumlah kejadian dari kelompok 1, V 1j menyatakan varians dari d 1j, dan daerah penolakan yaitu tolak H 0 jika W L > χ Model Regresi Cox Proportional Hazard Alasan yang menyebabkan populernya model Cox adalah rasio hazard bisa ditentukan tanpa mengetahui baseline hazard, estimasi koefisien regresinya baik, kurva sintasan dapat diperoleh untuk berbagai macam data (Kleinbaum dan Klein,

14 ). Dengan kata lain, pada saat menggunakan regresi Cox maka tidak ada suatu keharusan data pada peubah respon mengikuti sebaran tertentu. Persamaan model untuk Cox proportional hazard adalah sebagai berikut : p h(t, X) = h 0 (t) exp( i=1 β i x i ) (2.21) dengan h 0 (t) adalah baseline hazard yang tidak perlu diketahui, x i adalah peubahpeubah bebas terdiri dari x, x 2, x 3,x p, dan β i adalah parameter dari peubahpeubah bebas terdiri dari β 1, β 2, β 3,, β p. Nilai-nilai dugaan β diperoleh dengan memaksimumkan fungsi parsial likelihood. Misal terdapat sebanyak n sampel, di antaranya terdapat r kali waktu kejadian yang berbeda dan n r merupakan waktu sintasan yang tersensor, r melambangkan waktu kejadian yang dinotasikan dengan t 1, t 2,, t r, sehingga t j merupakan waktu kejadian ke-j. Kumpulan individu yang mungkin mengalami kejadian ketika waktu t j akan dinotasikan dengan R(t j ), banyaknya R(t j ) disebut kumpulan risiko (Collet, 2003). Cox (1972) menunjukan relevansi fungsi likelihood untuk model proportional hazards sebagai berikut: r L(β) = j=1 ) (2.22) ( exp (β x j) j R(tj ) β x j dengan x j adalah vektor peubah bebas dari individu yang mengalami kejadian pada saat ke-j selama waktu kejadian (t j ). Hasil dari rumus (2.22) tersebut hanya diambil dari individu yang mengalami kejadian saja. Sedangkan individu yang waktu sintasannya tersensor tidak dilibatkan dalam perhitungan fungsi log-likelihood tetapi dimasukan ke penjumlahan seluruh kumpulan risiko ketika waktu kejadian

15 19 belum tersensor. Akibatnya, kesimpulan tentang pengaruh peubah bebas pada fungsi hazards hanya tergantung pada urutan peringkat dari waktu sintasan. Selanjutnya misalkan data sintasan yang dianalisis berukuran n, yakni t 1 1, t 2,, t n dan δi adalah indikator sensor maka persamaan (2.22) dapat dinyatakan sebagai berikut n L(β) = j=1 (2.23) ( exp (β x j) j R(tj ) β x j δ i ) dengan R(tj) sebagai kemungkinan pada waktu t. Untuk mempermudah mencari penduga maximum likelihood L(β) maka digunakan ln L(β) sebagai berikut n ln L(β) = i=1 δ i [β x j log j R(tj ) β x j ] (2.24) nilai ln L(β) dimaksimumkan dengan menurunkannya terhadap β, yaitu d dβ ln L(β) = 0 (2.25) akan diturunkan ln L(β) terhadap β 1, β 2,, β p yaitu: n d ln L(β) = [x dβ j1 jεr(tj) x j1exp (β x j ) 1 exp (β ] x j ) j=1 jεr(tj) n d ln L(β) = [x dβ j2 jεr(tj) x j2exp (β x j ) 2 exp (β ] x j ) j=1 jεr(tj)

16 20 n d ln L(β) = [x dβ jp jεr(tj) x jpexp (β x j ) p exp (β ] x j ) j=1 jεr(tj) Karena persamaan diatas sulit diselesaikan, maka pendugaan parameter β dilakukan dengan metode Newton Raphson, yaitu: 1. Tentukan nilai β (0) 2. Hitung (β (j+1) β (j) ) = U(β(j) ) I(β (j) ) U(β (k) ) = ( dl(β) dβ 1, dl(β),, dl(β) ) dβ 2 dβ p I(β (j) ) = d 2 L(β) 2 dβ 1 d 2 L(β) d β 1 dβ 2 d 2 L(β) d 2 L(β) d β 1 dβ 2 d 2 L(β) dβ 2 2 d 2 L(β) d 2 L(β) d β p dβ 1 d 2 L(β) d β p dβ 2 d 2 L(β) ( d β 1 dβ p d β 2 dβ p dβ p 2 ) hitung β (j+1) untuk j = 1,2,... sampai β (j+1) konvergen, β (j+1) β (j) (Collet, 2003) Konsep Ketenagakerjaan Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat (UU No.13 Tahun 2003). Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik adalah the labor force concept yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO) dapat dijelaskan dalam Gambar 2.4.

17 21 Penduduk Usia Kerja Bukan Usia Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkatan kerja Bekerja Pengangguran Sedang Bekerja Sementara Tidak Bekerja Mencari Pekerjaan Mempersiapk an Usaha Putus Asa: Merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum mulai bekerja Gambar 2.4. Konsep Angkatan Kerja Indonesia (BPS, 2012) Penduduk dibagi menjadi dua kelompok yaitu usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas sedangkan penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun. Menurut kegiatannya, penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penduduk yang termasuk angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai atau melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau kegiatan lainnya

18 22 seperti olahraga, kursus, piknik dan kegiatan sosial (misalnya berorganisasi dan kerja bakti). Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi juga termasuk dalam kategori bekerja. Pengangguran meliputi penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja (BPS,2012) Pengangguran dan Setengah Pengangguran Menurut Mulyadi (2003) pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan yang dimaksud mencari kerja menurut BPS adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh pekerjaan pada suatu periode rujukan. Tingkat pengangguran di suatu negara terutama ditentukan oleh kondisi-kondisi ekonomi, tren-tren demografis pun dapat memengaruhi ukuran dan komposisi angkatan kerja, tingkat pengangguran dapat digunakan untuk melihat tingkat pendayagunaan tenaga kerja suatu negara. Tinggi rendahnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara penyediaan tenaga kerja dan tingkat kesempatan kerja. Hal ini menyebabkan adanya suatu kelebihan tenaga kerja atau labour surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan setengah pengangguran merupakan jumlah penduduk yang bekerja kurang dari jumlah jam kerja normal (35 jam per minggu). Setengah pengangguran yang masih mencari pekerjaan atau

19 23 masih bersedia menerima pekerjaan disebut sebagai setengah pengangguran terpaksa, dan penduduk yang bekerja kurang dari jam kerja normal (35 jam per minggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan merupakan setengah penganggguran sukarela (BPS, 2012). Tingginya angka pengangguran mengakibatkan berbagai permasalahan sosial. Penanganan masalah pengangguran menjadi semakin penting mengingat para ahli demografi di Indonesia memproyeksikan pada tahun , Indonesia akan mengalami kondisi dengan rasio ketergantungan yang akan mengecil, ini dikarenakan penduduk Indonesia akan masuk ke dalam kelompok penduduk usia produktif (15 64 tahun) yang dikenal dengan istilah bonus demografi. Pada saat bonus demografi terjadi, perlu adanya kesiapan penciptaan lapangan kerja. Apabila lapangan kerja yang tersedia dapat menampung angkatan kerja untuk bekerja maka kondisi perekonomian akan meningkat tajam. Namun sebaliknya, jika lapangan kerja yang ada tidak memadai maka angka pengangguran akan sangat besar yang menyebabkan terpuruknya kondisi perekonomian negara. Salah satu indikator tingginya angka pengangguran dapat dilihat dari semakin lamanya waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan Faktor Waktu Sintasan Mencari Kerja Mencari kerja merupakan kegiatan yang memerlukan pengeluaran dan akan memberikan penghasilan ketika sudah mendapatkan kerja. Manusia dalam menentukan pilihan tempat kerja akan memikirkan banyak hal untuk pertimbangan. Lama mencari kerja setiap orang berbeda-beda, ini dikarenakan adanya faktorfaktor yang memengaruhi lamanya seseorang mendapatkan pekerjaan. Job Search

20 24 Theory (JST) menjelaskan bahwa aktivitas mencari kerja merupakan pilih memilih dari sejumlah tawaran kerja yang dihadapi oleh pencari kerja (McCall, 1970). Agar mendapatkan sejumlah tawaran seseorang perlu masuk ke pasar kerja. Di dalam pasar kerja informasi yang didapatkan tidak sempurna baik itu mengenai informasi tentang upah maupun balas jasa yang ditawarkan sehingga perlu adanya kegiatan mencari agar diperoleh tawaran kerja yang diinginkan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lama mencari kerja adalah : 1. Daerah Tempat Tinggal Ketersediaan dan jenis tawaran kerja yang berbeda antara perkotaan dan pedesaan memberikan pengaruh terhadap lama mencari kerja. Sodikin (2004) mengatakan sebagaian besar pengangguran terbuka di negara berkembang ada di perkotaan dengan rata-rata pendidikan tinggi. Hal ini mungkin disebabkan karena di pedesaan lebih mudah mendapat pekerjaan karena tawaran kerja yang ada tidak menuntut tingkat pendidikan yang tinggi dan upah di pedesaan jauh lebih rendah dari pada perkotaan. Ini sesuai dengan konsep job search theory yaitu pencari kerja akan mencari kerja sesuai ratio wage yang diharapkan. 2. Pendidikan Pendidikan merupakan hal penting yang menentukan seseorang untuk memilih pekerjaan. Tingkat pendidikan seseorang akan menentukan jenis dan upah kerja sesuai dengan pendidikan yang ditamatkan. Biasanya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mengharapkan upah yang lebih tinggi. Hal ini berarti akan semakin sulit untuk menemukan

21 25 pekerjaan yang diinginkan sesuai dengan upah yang diharapkan. Ini dikarenakan tawaran kerja dengan upah yang tinggi terbatas. 3. Jenis Kelamin Kondisi sosial budaya yang ada di Bali menempatkan perempuan sebagai individu yang mengurus rumah tangga. Kebudayaan yang ada di Provinsi Bali memberikan peran yang lebih banyak kepada perempuan. Hal ini memengaruhi lama mencari kerja perempuan Bali. Peran laki-laki sebagai pencari nafkah juga berlaku di Bali maka akan ada perbedaan lama mencari kerja antara lakilaki dan perempuan yang kemungkinan laki-laki akan lebih singkat mencari kerja. 4. Status Dalam Rumah Tangga Lama mencari kerja juga dapat dipengaruhi oleh status dalam rumah tangga. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab yang dipikul, seorang yang berkedudukan sebagai kepala rumah tangga akan mencari kerja lebih intensif karena tanggung jawabnya sebagai tulang punggung keluarga. Konsekuensi dari hal ini maka akan singkatnya masa mencari kerja. Sedangkan anggota rumah tangga lain, akan merasa kebutuhannya sudah dapat dipenuhi oleh kepala rumah tangga. Anggota rumah tangga yang bukan kepala rumah tangga tidak terlalu intensif mencari pekerjaan. Sehingga dapat dibedakan status dalam rumah tangga menjadi dua yaitu kepala rumah tangga dan bukan kepala rumah tangga. 5. Status Perkawinan

22 26 Beban ekonomi seseorang dapat dilihat dari faktor status kawinnya. Orang yang sudah kawin akan memiliki beban ekonomi yang lebih besar dibanding dengan orang yang belum kawin. Beban ekonomi yang besar akan menyebabkan seseorang lebih intensif mencari kerja sehingga akan cepat medapatkan pekerjaan. Sedangkan orang yang belum kawin biasanya masih ditanggung oleh orang tuanya. Begitu juga dengan orang yang sudah bercerai akan memiliki beban ekonomi yang berbeda-beda. Maka di sini peneliti akan mengkategorikan status perkawinan menjadi tiga yaitu sudah kawin, belum kawin, dan cerai. 6. Pengalaman Pencari kerja yang tidak berpengalaman mengalami masa yang lebih singkat dalam memperoleh pekerjaan (Salim, 2002). Ini disebabkan karena pencari kerja yang berpengalaman akan lebih selektif memilih pekerjaan dan akan menginginkan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya dengan upah yang lebih tinggi. Sehingga dalam penelitian ini dimasukan faktor pengalaman dengan peubah memiliki pengalaman dan tidak memiliki pengalaman. 7. Umur Peubah umur memberikan pengaruh yang jelas terhadap lama mencari kerja seseorang. Semakin bertambah umurnya seseorang maka akan semakin bertambah keinginan orang tersebut untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi orang tersebut masuk dalam usia produktif, dalam masa ini seseorang berada pada kondisi yang paling baik untuk bekerja.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan bab selanjutnya dan pembahasan utama dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan,

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, 17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Analisis Survival (Survival Analysis) Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup atau analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Survival Analisis survival merupakan suatu analisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event terjadi dengan

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU SEMBUH ALERGI DENGAN ANALISIS SURVIVAL Hikmah FMIPA Universitas Sulawesi Barat hikmah.ugm@gmail.com Abstrak Faktor waktu sembuh penyakit alergi dan perbedaan waktu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan dengan berbagai macam kejadian/peristiwa (event). Meskipun begitu, tidak semua peristiwa tersebut menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU 3.1 Model Regresi Cox Proportional Hazard dengan Variabel Terikat oleh Waktu Model regresi Cox proportional hazard

Lebih terperinci

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU E-Jurnal Matematika Vol. 3 3), Agustus 2014, pp. 86-91 ISSN: 2303-1751 PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU Luh Putu Ari Dewiyanti 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2, I Wayan Sumarjaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Survival Secara umum, analisis survival merupakan kumpulan dari prosedur statistik untuk analisis data yang variabel hasilnya berupa waktu sampai mengalami kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis survival adalah analisis data yang memanfaatkan informasi kronologis dari suatu kejadian atau peristiwa (event). Respon yang diperhatikan adalah waktu sampai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus BAB III PEMBAHASAN BAB III PEMBAHASAN Pada Bab III ini akan dibahas tentang prosedur pembentukan model Cox extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus kejadian bersama yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali penyakit berbahaya yang muncul dalam dunia kesehatan. Penyakit-penyakit ini bukan lagi diturunkan melalui faktor gen namun gaya hidup (pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis data survival yaitu kumpulan dari beberapa metode untuk menganalisis data yang terjadi dari titik asal sampai terjadinya event. Pada analisis survival terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melalukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, pada bab ini akan diuraikan beberapa teori penunjang yang dapat membantu dalam penulisan skripsi.

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI LOG-LOGISTIK PADA DATA SURVIVAL TERSENSOR TIPE II Ryndha, Anna 2, Nasrah 3 ABSTRAK Data survival adalah data yang menunjukkan waktu suatu individu atau objek dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis keberlanjutan studi dalam wajib belajar 6 tahun (SD/MI) adalah metode Life Table, Kaplan-Meier, dan hazard proporsional Cox. 4.1 Metode

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 781-790 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KETAHANAN HIDUP PENDERITA TUBERKULOSIS DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, analisis survival dapat didefinisikan sebagai seperangkat metode yang digunakan untuk menganalisis data di mana variabel outputnya berupa lama

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SISWA PUTUS SEKOLAH

ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SISWA PUTUS SEKOLAH 123 Jurnal Scientific Pinisi, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 123-127 ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SISWA PUTUS SEKOLAH Rahmat Hidayat 1, Yuli Hastuti 2 Program Studi Matematika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Survival Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan menduga probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwaperistiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak penelitian yang outcome nya berkaitan dengan lama waktu. Secara umum waktu ini dikatakan waktu kesintasan. Banyak metode analisis yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis survival adalah suatu metode yang berhubungan dengan waktu, mulai dari time origin atau start point sampai terjadinya suatu kejadian khusus atau end point.

Lebih terperinci

Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya

Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya Alfensi Faruk Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya e-mail: alfensifaruk@unsri.ac.id Abstract: In this study,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 204 ISSN 2085-7829 Perbandingan Aplikasi Metode Parametrik (Distribusi Log logistik) dan Non Parametrik (Nelson-Aalen Estimator) dalam Analisis Data Uji

Lebih terperinci

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract ISBN: 978-602-71798-1-3 SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI Widiarti 1), Ayu Maidiyanti 2), Warsono 3) 1 FMIPA Universitas Lampung widiarti08@gmail.com

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 173-181 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARDS PADA DATA LAMA STUDI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum likelihood estimation, penyensoran, bias relatif, penduga parameter distribusi Weibull dan beberapa istilah

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD PADA DATA KETAHANAN HIDUP. Abstract

MODEL REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD PADA DATA KETAHANAN HIDUP. Abstract Model Regresi (Tuan Hanni) MODEL REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD PADA DATA KETAHANAN HIDUP Tuan Hanni 1, Triastuti Wuryandari 2 1 Alumni Jurusan Statistika FSM UNDIP 2 Staf Pengaar Jurusan Statistika FSM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan bab selanjutnya dan pembahasan utama dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Lee (2001), terdapat tiga faktor yang dibutuhkan dalam menentukan waktu survival, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Lee (2001), terdapat tiga faktor yang dibutuhkan dalam menentukan waktu survival, yaitu: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari berbagai macam peristiwa (event) yang dialami. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang dimaksud di sini adalah peristiwa kegagalan yang dapat berupa tidak berfungsinya benda tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti teorema dan beberapa definisi sebagai landasan dalam penelitian ini. Konsep dasar ini berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64

BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 64 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR SIMBOL... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR

Lebih terperinci

Kata Kunci: TBC, Laju Kesembuhan, Analisis Survival, Regresi Cox-Weibull

Kata Kunci: TBC, Laju Kesembuhan, Analisis Survival, Regresi Cox-Weibull Jurnal Matematika UNAND Vol 5 No 4 Hal 62 71 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN MODEL REGRESI COX-WEIBULL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA KESEMBUHAN PASIEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Peluang Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Peluang suatu kejadian P(E) adalah

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI Oleh : WINDA FAATI KARTIKA J2E 006 039 PRODI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, partisipasi didefinisikan sebagai peran serta dalam suatu kegiatan. Conyer dalam Soetomo (2006) menyatakan bahwa partisipasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE KAPLAN-MEIER DAN LIFE TABLE ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR. Rahmat Hidayat

PENGGUNAAN METODE KAPLAN-MEIER DAN LIFE TABLE ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR. Rahmat Hidayat Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 1-8 ISSN 2087-7889 Vol. 07. No.1 PENGGUNAAN METODE KAPLAN-MEIER DAN LIFE TABLE ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR Rahmat Hidayat Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga PENDEKATAN REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD DALAM PENENTUAN FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI MAHASISWA S-1 MATEMATIKA DI UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ARDI WAHYU AS ARI PROGRAM STUDI S-1

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA 0706261612 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011 UNIVERSITAS INDONESIA MODEL

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH Rizal Rahmad 1, Toni Toharudin 2, Anna Chadijah 3 Prodi Master Statistika Terapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistik untuk menganalisis data dengan variabel terikat yang diperhatikan berupa

BAB I PENDAHULUAN. statistik untuk menganalisis data dengan variabel terikat yang diperhatikan berupa BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis survival atau analisis data ketahanan hidup adalah suatu metode statistik untuk menganalisis data dengan variabel terikat yang diperhatikan

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI)

Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI) Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI) Endah Budiarti 1 Septiadi Padmadisastra 2 Bertho Tantular 3 1,2,3 ProgramMagister Statistika Terapan, FMIPA, Universitas Padjadjaran Email:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cure rate models merupakan model survival yang memuat cured fraction dan

BAB I PENDAHULUAN. Cure rate models merupakan model survival yang memuat cured fraction dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cure rate models merupakan model survival yang memuat cured fraction dan uncured fraction. Model ini dikembangkan untuk estimasi proporsi pasien yang sembuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis sering kali analisis data uji hidup digunakan. Analisis data uji hidup sendiri bertujuan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 621-630 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX PADA DATA WAKTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian-penelitian di bidang kesehatan sering dijumpai salah satu jenis data yang disebut dengan data antar kejadian atau data survival. Data survival

Lebih terperinci

2 Telepon tetap 0 (1) X 3 Kepemilikan. 1 Memiliki telepon 1 telepon Tidak memiliki 2 telepon (1) (2) (3) (4) X 4 Uang muka (%) 1 <

2 Telepon tetap 0 (1) X 3 Kepemilikan. 1 Memiliki telepon 1 telepon Tidak memiliki 2 telepon (1) (2) (3) (4) X 4 Uang muka (%) 1 < L A M P I R A N Lampiran Peubah-peubah penjelas yang digunakan beserta peubah boneka yang dibentuk Peubah Kategori Keterangan Peubah Boneka () () () X Tipe motor Bebek kelas bawah Bebek kelas atas Motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan pustaka dan sistematika penulisan Tesis yaitu sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. tinjauan pustaka dan sistematika penulisan Tesis yaitu sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari penelitian ini. Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, ditentukan tujuan penelitian agar penelitian ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data antar kejadian (time-to-event data) adalah data lama waktu sampai suatu peristiwa terjadi atau sering disebut data survival. Untuk memperoleh data antar

Lebih terperinci

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) 3.1 Model Regresi Tersensor (Tobit) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut model regresi tersensor (tobit). Untuk variabel terikat yang

Lebih terperinci

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama Anita Nur Vitriana, Rosita Kusumawati Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data tahan hidup atau data survival adalah lama waktu sampai suatu peristiwa terjadi. Istilah data survival sendiri banyak digunakan dalam bidang ilmu kesehatan, epidemiologi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL SURVIVAL DENGAN HAZARD NON- PROPORSIONAL

PENYELESAIAN MODEL SURVIVAL DENGAN HAZARD NON- PROPORSIONAL Jurnal Dinamika, September 2017, halaman 44-54 ISSN: 2087-7889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.2 PENYELESAIAN MODEL SURVIVAL DENGAN HAZARD NON- PROPORSIONAL Rahmat Hidayat 1 *, Titik Pitriani Muslimin 2,

Lebih terperinci

EXTENDED COX MODEL UNTUK TIME-INDEPENDENT COVARIATE YANG TIDAK MEMENUHI ASUMSI PROPORTIONAL HAZARD PADA MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD SKRIPSI

EXTENDED COX MODEL UNTUK TIME-INDEPENDENT COVARIATE YANG TIDAK MEMENUHI ASUMSI PROPORTIONAL HAZARD PADA MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EXTENDED COX MODEL UNTUK TIME-INDEPENDENT COVARIATE YANG TIDAK MEMENUHI ASUMSI PROPORTIONAL HAZARD PADA MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD SKRIPSI ISNA NUR AINI 0706261732 FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX PADA LAMA WAKTU TUNGGU LULUSAN PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA IPB MEMPEROLEH PEKERJAAN PERTAMA AGUSTINA DIPRIANTI

PENERAPAN REGRESI COX PADA LAMA WAKTU TUNGGU LULUSAN PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA IPB MEMPEROLEH PEKERJAAN PERTAMA AGUSTINA DIPRIANTI PENERAPAN REGRESI COX PADA LAMA WAKTU TUNGGU LULUSAN PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA IPB MEMPEROLEH PEKERJAAN PERTAMA AGUSTINA DIPRIANTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN Your logo PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN) DI SURABAYA DENGAN METODE REGRESI COX Dosen Pembimbing : Prof.Drs.NUR IRIAWAN,MIkom,PhD PENDAHULUAN Dalam

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

ESTIMASI INTERVAL KEPERCAYAAN (CONFIDENCE INTERVAL) PARAMETER MODEL PROSES GEOMETRIK WEIBULL PADA ANALISIS UJI HIDUP UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II

ESTIMASI INTERVAL KEPERCAYAAN (CONFIDENCE INTERVAL) PARAMETER MODEL PROSES GEOMETRIK WEIBULL PADA ANALISIS UJI HIDUP UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II ESTIMASI INTERVAL KEPERCAYAAN (CONFIDENCE INTERVAL) PARAMETER MODEL PROSES GEOMETRIK WEIBULL PADA ANALISIS UJI HIDUP UNTUK DATA TERSENSOR TIPE II Asep Solih A 1* Rini Cahyandari 2 Tarkinih 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis data survival merupakan salah satu bidang dalam statistika yang digunakan untuk menganalisis data yang mengukur waktu terjadinya suatu kejadian ( event).

Lebih terperinci

MENGENAL ANALISIS KETAHANAN (SURVIVAL ANALYSIS)

MENGENAL ANALISIS KETAHANAN (SURVIVAL ANALYSIS) 36 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 9, No.1, Maret 2005; 36-40 LEMBAR METODOLOGI MENGENAL ANALISIS KETAHANAN (SURVIVAL ANALYSIS) Dewi Gayatri * Tulisan ini bertujuan untuk mengenalkan analisis ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita mempunyai data yang terdiri dari dua atau lebih variabel maka sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat berhubungan, hubungan

Lebih terperinci

Analisis Tahan Hidup Pasien Hipertensi Menggunakan Metode Kaplan-Meier (Studi Kasus: RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017)

Analisis Tahan Hidup Pasien Hipertensi Menggunakan Metode Kaplan-Meier (Studi Kasus: RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017) Analisis Tahan Hidup Pasien Hipertensi Menggunakan Metode Kaplan-Meier (Studi Kasus: RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017) Rina Ariyanti 1 1 Jurusan Statistika,Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta

Lebih terperinci

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X

Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga. ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X Sumbu X (horizontal) memiliki range (rentang) dari minus takhingga ( ) hingga positif takhingga (+ ). Kurva normal memiliki puncak pada X = 0. Perlu diketahui bahwa luas kurva normal adalah satu (sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN

ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

D-450 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ( X Print)

D-450 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ( X Print) D-450 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) Analisis Faktor yang Memengaruhi Laju Kesembuhan Pasien Tuberkulosis Paru di RSUD Dr. Soetomo Tahun 2015 Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

BAB III SURVIVAL ANALYSIS UNTUK MENGUJI RELIABILITAS PRODUK DAN PENENTUAN GARANSI PRODUK 3.1 Garansi

BAB III SURVIVAL ANALYSIS UNTUK MENGUJI RELIABILITAS PRODUK DAN PENENTUAN GARANSI PRODUK 3.1 Garansi BAB III SURVIVAL ANALYSIS UNTUK MENGUJI RELIABILITAS PRODUK DAN PENENTUAN GARANSI PRODUK 3.1 Garansi Garansi dapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan secara tertulis oleh pabrik atau supplier kepada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S. Tiap hasil dalam ruang sampel disebut

Lebih terperinci

BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN. Tuberculosis (TB Paru) berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, perilaku

BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN. Tuberculosis (TB Paru) berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, perilaku BAB 4 ANALSIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis Data dan Bahasan 4.1.1. Analsis Deskriptif Analisis deskriptif berikut ini menjelaskan kateristik pasien penderita Tuberculosis (TB Paru) berdasarkan variabel usia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel prediktor terhadap variabel respons. Hubungan fungsional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel prediktor terhadap variabel respons. Hubungan fungsional BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Dalam ilmu statistika, metode yang dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara satu variabel atau lebih dengan satu variabel atau lebih lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis survival merupakan prosedur statistika yang digunakan untuk menganalisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA STUDI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA ANGKATAN 2010 DENGAN METODE REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD Tugas Akhir disusun sebagai syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK ABSTRAK JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 83-92 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI LOG-LOGISTIK Ibnu

Lebih terperinci

PRODI S1 STATISTIKA FMIPA-ITS RENCANA PEMBELAJARAN Analisis Survival Kode/SKS: SS / (2/1/0) Dosen : SWP Semester :

PRODI S1 STATISTIKA FMIPA-ITS RENCANA PEMBELAJARAN Analisis Survival Kode/SKS: SS / (2/1/0) Dosen : SWP Semester : RP-S1-SLK-03 Kurikulum 2014, Edisi : September-2014.Revisi : 00 Hal: 1 dari 5 A. CAPAIAN PEMBELAJARAN : 1. CP 3.2 : Melakukan analisis data dengan menggunakan program statistik 2. CP 5.1 : Menganalisis

Lebih terperinci

Jl. Ir. H. Juanda No. 4 Dago Dosen Jurusan Statistika Universitas Islam Bandung

Jl. Ir. H. Juanda No. 4 Dago Dosen Jurusan Statistika Universitas Islam Bandung (R.13) PENENTUAN DETERMINAN PENGHENTIAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DENGAN REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DAN PENGELOMPOKAN AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN SURVIVAL TREE 1Dewa Ayu Eka Sumarningsih,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner, metode Maximum Likelihood, Demam Berdarah Dengue Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 9 16 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK

Lebih terperinci

REGRESI COX EXTENDED UNTUK MEMODELKAN KETAHANAN HIDUP PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

REGRESI COX EXTENDED UNTUK MEMODELKAN KETAHANAN HIDUP PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA TUGAS AKHIR SS141501 REGRESI COX EXTENDED UNTUK MEMODELKAN KETAHANAN HIDUP PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA ARINA NUR AFIFAH NRP 1312 100 103 Dosen Pembimbing Santi Wulan Purnami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis data survival merujuk pada sekumpulan metode statistika digunakan untuk menganalisis data antar kejadian, dimana variabel outputnya berupa lama waktu

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel 5 II. LANDASAN TEORI 2.1 Model Regresi Poisson Analisis regresi merupakan metode statistika yang populer digunakan untuk menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel prediktor

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAHASISWA PUTUS KULIAH DI IPB ANGKATAN 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAHASISWA PUTUS KULIAH DI IPB ANGKATAN 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL Xplore, 2013, Vol. 2(1):e1(1-6) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAHASISWA PUTUS KULIAH DI IPB ANGKATAN 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL Fadjrian

Lebih terperinci

Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan

Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan Alfansi Faruk Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Sriwijaya Email: alfensifaruk@unsri.ac.id Abstract: The birth interval

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa A. Analisis Survival BAB II LANDASAN TEORI Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah analisis data yang berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa khusus (Colled,

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 31-40 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI COX PROPORTIONAL HAZARD MODEL PARAMETRIK PADA ANALISIS SURVIVAL (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Internasional Batam)

IMPLEMENTASI COX PROPORTIONAL HAZARD MODEL PARAMETRIK PADA ANALISIS SURVIVAL (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Internasional Batam) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 29-38 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X IMPLEMENTASI COX PROPORTIONAL HAZARD MODEL PARAMETRIK PADA ANALISIS SURVIVAL (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Internasional

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Metode Pemilihan Sample Populasi sample yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah nasabah atau debitur dari perusahaan pembiayaan sepeda motor

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI TABLET CAPTOPRIL

ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI TABLET CAPTOPRIL ANALISIS SURVIVAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN HIDUP PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI TABLET CAPTOPRIL Dessy Noor Hadiyah (300800504), Dr. Ir. Setiawan, MS. (960030987000) 2 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Regresi Cox Extended pada Pasien Kusta di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

Analisis Regresi Cox Extended pada Pasien Kusta di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-94 Analisis Regresi Cox Extended pada Pasien Kusta di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Nurfain dan Santi Wulan Purnami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean

MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean Orang Cerdas Belajar Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Peubah acak kontinu, distribusi dan Tabel normal, penaksiran titik dan selang, uji hipotesis untuk

Lebih terperinci