BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Telah dilakukan enelitian ada 53 asien dengan olineuroati diabetika DM tie 2 yang berobat di oli Penyakit Saraf dan Poli Dalam RSUP Dr.Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria enelitian selama eriode bulan Mei 2010 samai November 2010 dengan menggunakan consecutive samling. Penderita selanjutnya dialokasikan menjadi 2 kelomok, yaitu kelomok bukan erlakuan (n=21) yang mendaat terai standar olineuroati DM ( terai DM, asilet 1 x 1 tab, vitamin B1 B6 B12 2 x 1 tab, terai nyeri dengan amitritilin 1 X 12,5 mg, terai sesuai faktor risiko yang ada ) dan kelomok erlakuan ( n=23) yang mendaatkan terai standar di tambah ALA eroral 600 mg/hari 1 x 1, mulai hari 1 samai 90 hari yang dievaluasi tia bulan (minggu ke-4, 8 dan ke-12). Selama enelitian dijumai 9 enderita tidak meneruskan / mengundurkan diri dari enelitian terdiri kelomok erlakuan 4 enderita dan kelomok bukan erlakuan 5 enderita, dengan erincian ada kelomok erlakuan 2 enderita merasa mual, 1 enderita ada bercak kemerahan di kulit lengan bawah dan 1 orang karena alasan lain, sedangkan ada kelomok bukan erlakuan 1 enderita merasa mual,1 enderita karena using berutar,1 enderita merasa tidak bermanfaat, 1 enderita karena habis oerasi batu saluran kencing dan 1 enderita tidak bisa dihubungi. Pada akhir enelitian dijumai 44 orang yang melengkai seluruh rosedur enelitian dan seluruhnya diikutkan dalam analisis. 44

2 Subyek enelitian terdiri atas atas 27 wanita dan 17 ria dengan erincian jenis kelamin laki-laki ada kelomok erlakuan sebanyak 9 asien (29,1%) dan kelomok bukan erlakuan sebanyak 8 orang (38,1%), sedangkan jenis kelamin wanita kelomok erlakuan sebanyak 14 asien (60,9%) dan kelomok bukan erlakuan sebanyak 12 asien (61,9%). Karakteristik subyek enelitian berdasarkan kelomok enelitian daat dilihat di Tabel 4. 45

3 Tabel 4. Karakteristik subyek enelitian Variabel Usia (tahun) - < 50 tahun - 50 tahun Pendidikan - SD - SLTP - SLTA - Perguruan Tinggi Kelomok ( n=23) 5 (21,7%) 18 (78,3%) 1 (4,3%) 1 (4,3%) 13 (56,5%) 8 (34,8%) Kelomok Bukan (n=21) 19 (90,5%) 4 (19,0,6%) 9 (42,91%) 6(28,6%) 0,42 0,42 Jenis Kelamin - Laki laki - Peremuan Lama diabetes mellitus tahun tahun - > 20 tahun Hiertensi - Ya - Tidak Disliidemia - Ya - Tidak Nyeri : - Tidak nyeri - Nyeri 9 (39,1%) 14 (60,9%) 14 (60,9%) 8 (34,8%) 1(4,3%) 17 (73,9%) 6 (26,1%) 17 (73,9%) 6 (26,1%) 7 (30,4%) 16 (69,6%) 8 (38,1%) 13 (61,9%) 14 (66,7%) 5 (23,8%) 11 (52,4%) 10 (47,6%) 17 (81,0%) 4 (19,0%) 9 (42,9%) 12 (57,1%) 0,94 0,63 0,21 0,72 0,53 Lama nyeri - < 6 bulan - 6 bulan 5 (31,3%) 11 (68,7%) 4 (33,3%) 8 (66,7%) 0,68 Intensitas Nyeri - 1 3(ringan) (sedang) (Berat) Uji Chi square 0 (0%) 16 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 12(100 %) 0(0% 0,95 Data Tabel 4 menunjukkan karakteristik subyek diawal enelitian kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan meliuti umur, lama menderita DM, 46

4 hiertensi, disliidemia tidak ada erbedaan yang signifikan sehingga tidak akan memengaruhi hasil enelitian dan diangga bukan sebagai erancu dalam enelitian ini. Data Tabel 4 juga menunjukkan bahwa jenis kelamin wanita lebih banyak baik ada kelomok erlakuan (60,9%) mauun kelomok bukan erlakuan (61,9%) dengan nilai = 0,94. Rerata umur kelomok erlakuan (54,9±5,66 tahun) sedangkan kelomok bukan erlakuan (57,0±5,12 tahun) dengan nilai = 0,21. Umur enderita sebagian besar diatas 50 tahun baik kelomok erlakuan (78,3%) mauun bukan erlakuan (90,5%), secara stastitik erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (= 0,42). Pendidikan terbanyak kedua kelomok adalah Sekolah Menengah Atas (SLTA) yaitu kelomok erlakuan (56,5%), kelomok bukan erlakuan (42,9 %), secara stastitik erbedaan tersebut tidak bermakna ( = 0,56). Lama DM kedua kelomok aling banyak 1 10 tahun, yaitu ada kelomok erlakuan (60,9%) dan kelomok bukan erlakuan dengan (66,7%), dengan rerata lama menderita DM kelomok erlakuan (9,4±6,14 tahun) dan kelomok bukan erlakuan (9,5±6,74 tahun), secara stastitik erbedaan tersebut tidak bermakna (= 1,00). Data enderita yang menderita hiertensi menunjukkan bahwa sebagian besar enderita olineuroati menderita hiertensi. Hiertensi ada kelomok erlakuan (73,9%) dan kelomok bukan erlakuan (52,4%) dengan nilai = 0,21. Data mengenai keluhan nyeri, lebih banyak didaatkan enderita dengan nyeri ada kedua kelomok. Nyeri ada kelomok erlakuan (69,7%) dan kelomok 47

5 bukan erlakuan (66,7%) dengan nilai = 0,68. Intensitas nyeri di daatkan ada semua kelomok dengan nyeri sedang, secara statistik tidak didaatkan erbedaan yang bermakna dengan nilai = 0,65. Lama nyeri lebih banyak didaatkan dengan lama nyeri lebih dari 6 bulan ada kedua kelomok, kelomok erlakuan (68,7%) dan kelomok bukan erlakuan (66,7%) dengan nilai = 0,68. Karakteristik hasil laboratorium subyek enelitian daat dilihat ada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik hasil laboratorium subyek enelitian Variabel HbA1C - < 7-7 Kelomok ( n=23) 7 (30,4%) 16(69,6%) Kelomok Bukan (n=21) 5 (23,8%) 16 (76,2%) 0,74 GD I - < Kolesterol total - < Trigliserida - < LDL - < Uji Chi square 3 (13,0%) 20 (87,0%) 8 (34,8%) 15 (65,2%) 11(47,8%) 12 (52,2%) 14 (60,9%) 9 (39,1%) 4 (19,0%) 17 (81,0%) 4 (19,0%) 17 (81,0%) 9 (42,9%) 12 (57,1%) 14 (66,7%) 7 (33,3%) 0,69 0,32 0,77 0,76 Data Tabel 5 menunjukkan emeriksaan gula darah uasa kelomok erlakuan menunjukkan lebih banyak yang memunyai gula darah uasa 126 mg/dl di mana ada kelomok erlakuan (87,0%) sedangkan kelomok bukan erlakuan (81,0%) dengan nilai = 0,69. 48

6 Hasil emeriksaan kadar HbA1c menjukkan bahwa sebagian besar enderita olineuroati diabetika kedua kelomok memunyai kadar HbA1c 7, dimana kelomok erlakuan (69,6%) dan kelomok bukan erlakuan (76,2%) dengan nilai = 0,74. Data hasil emeriksaan rofil liid menunjukkan lebih banyak enderita dengan kadar kolesterol total 200 mg/dl, dimana kelomok erlakuan (65,2%) dan kelomok bukan erlakuan (81%) dengan nilai = 0,32. Penderita lebih banyak memunyai kadar trigliserida 150 mg/dl, dimana kelomok erlakuan (52,2%) dan kelomok bukan erlakuan (57,1%,) dengan nilai = 0,771. Kadar LDL enderita kedua kelomok lebih banyak yang < 130 mg/dl, kelomok erlakuan (60,9%) dan kelomok erlakuan (66,7%), dengan nilai = 0,76. Tabel 6. Hasil emeriksaan laboratorium darah subyek enelitian daat dilihat ada Tabel. 6 Hasil emeriksaan laboratorium darah ada subyek enelitian Variabel Kelomok Rerata±SD Kelomok bukan Rerata±SD GDI 204,0 (107,05) 196,2 (68,66) 0.59* GDII 286,8 (120,40) 286,4 (103,89) 0,93* HbA1c 8,9 (2,83) 8,8 (2,54) 0,82** Kolesterol 227,9 (58,02) 225,1(42,09) 0,86** Trigliserida 164,9 (96.34) 229,62 (166,69) 0,21* LDL 146,4 (96.64) 118,48 (24,91) 0,58* HDL 51 (18,17) 45,9 (12,05) 0,39* *Uji Mann Whitney **Uji T test Data Tabel 6 menunjukkan bahwa rerata arameter kimia darah enderita olineuroati diabetika baik kelomok erlakuan mauun bukan erlakuan dalam 49

7 rentang lebih dari normal kecuali kadar LDL ada kelomok bukan erlakuan. Secara statistik rerata arameter kimia darah antara kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan tidak menunjukkan erbedaan yang bermakna ( > 0,05). Efek saming obat alha lioic acid ada enelitian ini yaitu mual 2 enderita (7,1%), 1 enderita kemerahan di kulit (3,6%), sedangkan ada lacebo 1 enderita mual (3,8%), 1 enderita using berutar (3,8%). 2 orang dari kelomok erlakuan yang merasa mual, memunyai riwayat gastritis, minta mengundurkan diri dari enelitian, Setelah ALA dihentikan dan di berikan obat untuk gastritis,enderita merasa tidak mual lagi, sedangkan yang mengalami bercak kecil kemerahan di kulit lengan bawah langsung melaorkan (telon) ke eneliti, dan ALA dihentikan dan diminta oleh eneliti untuk kontrol ke oli saraf. 3 hari berikutnya saat kontrol, bercak kemerahan sudah hilang. Pada kelomok bukan erlakuan 1 orang merasa mual minta mengundurkan diri, setelah lacebo dihentikan enderita merasakan tidak mual lagi, sedangkan yang merasakan using berutar, sebelumnya memang ada riwayat vertigo, minta mengundurkan diri, dan di berikan obat vertigo Skor Diabetic Neuroathy Symtom (DNS) Perbandingan skor Diabetic Neuroathy Symtom antara kelomok erlakuan dan kontrol enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel 7. 50

8 Tabel 7. Perbandingan skor DNS subyek enelitian minggu ke-0 samai minggu ke-12 Variabel Skor DNS ke n(%) 7 (30,4%) 14 60,9%) 2 (8,7%) Kelomok Bukan n(%) 0,044 8 (38,1%) 11(54,2%) 0,112 Skor DNS ke (34,8%) 13 56,5%) 2 (8,7%) 8 (38,1%) 11(54,2%) Skor DNS ke (34,8%) 14 (60,9) 1 (4,3%) 10 (47,6%) 9 (4,9%) Skor DNS ke ,5%) 12(52,2%) 1 (4,3%) 10 (47,6%) 9 (4,9%) Uji Friedman Data Tabel 7 menunjukkan setelah diberikan terai samai minggu ke-12 erubahan skor ada kelomok erlakuan lebih baik dari kelomok bukan erlakuan. Hal ini terlihat dengan uji Friedman ada erbedaan yang bermakna kelomok erlakuan dibandingkan skor DNS baseline(=0,044), sedangkan kelomok bukan erlakuan tidak menunjukkan erbedaan yang bermakna samai minggu ke-12 terai (= 0,112) jika dibandingkan skor DNS baseline. Perbedaan erubahan nilai skor DNS kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel 8. 51

9 Tabel 8. Analisa Post Hoc skor DNS subyek enelitian dengan uji Wilcoxon Sign Rank test Bukan ke (Rerata)* ke (Rerata)* Mean Defference ** P*** ke (Rerata)* Ke (Rerata)* Mean Defference ** P*** 0(1,78) 4 (1,74) 0,04 0,317 0 (1,71) 4 (1,71) 0,00 1,000 8 (1,70) 0,08 0,157 8 (1,62) 0,09 0, (1,61) 0,17 0,046 12(1,62) 0,09 0,157 4 (1,74) 8 (1,70) 0,04 0,317 4 (1,71) 8 (1,62) 0,09 0, (1,61) 0, 13 0, ,62) 0,09 0,157 8 (1,70) 12 (1,61) 0,09 0,157 8 (1,62) 12(1,62) 0,00 1,000 *Rerata aritmetik **Mean Defference aritmetik ***Wilcoxon Sign Rank test Data Tabel 8 menunjukkan adanya erubahan skor DNS yang bermakna ada kelomok erlakuan antara minggu ke-0 dengan minggu ke-12 (=0,046), sedangkan kelomok bukan erlakuan tidak menunjukkan erubahan skor DNS yang bermakna samai minggu ke-12 emberian terai jika dibandingkan skor DNS baseline. Hal ini berarti enambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar memberikan erbaikan klinis yang bermakna ada minggu ke-12 emberian terai, sedangkan kelomok bukan erlakuan yang mendaatkan terai standar saja belum didaatkan erbedaan yang bermakna samai minggu ke-12 emberian terai. Perubahan skor Diabetic Neuroathy Symtom enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel 9. 52

10 Tabel 9. Perubahan skor DNS subyek enelitian minggu ke-0 samai minggu ke-12. ke Kelomok Bukan Rerata SD Rerata SD 0 1,8 0,60 1,7 0,64 0,68 4 1,7 0,62 1,7 0,64 0,87 8 1,7 0,56 1,6 0,67 0, ,6 0,58 1,6 0,67 0,95 Uji Mann-Whitney Data Tabel 9 menunjukkan ada saat berobat dioli saraf/enyakit dalam dan ertama kali mendaat terai ALA dan lasebo, rerata skor DNS kelomok erlakuan lebih tinggi dibanding kelomok bukan erlakuan, akan tetai erbedaan tersebut adalah tidak bermakna (= 0,68). Data tersebut juga menunjukkan setelah diberikan terai, skor DNS kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan keduanya menurun, akan tetai enurunan skor DNS kelomok erlakuan sudah terjadi ada minggu ke-4 terai, sedangkan kelomok bukan erlakuan enurunan skor DNS baru tamak minggu ke-8 emberian terai. Secara stastitik tidak dijumai adanya erbedaan yang bermakna enurunan rerata skor DNS minggu ke- 4, 8,12 antara kelomok erlakuan dan bukan erlakuan. Perubahan skor Diabetic Neuroathy Symtom enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang minggu ke-0 samai minggu ke-12 engobatan ditamilkan ada Gambar 5. 53

11 1.8 1,78 SKOR DNS , ,71 1,71 1, ,62 1,62 Bukan 1.6 * 1, = 0,68 = 0,87 = 0,57 = 0, minggu 0 minggu 4 minggu 8 minggu 12 Friedman = 0,04 Friedman bukan = 0,11 Gambar 5 Perubahan Skor DNS minggu ke-0 samai minggu ke-12 engobatan. Tanda* menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna terhada nilai minggu ke-0 (baseline) masing-masing kelomok. Nilai menunjukkan erbedaan antara 2 kelomok. Tanda ** menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna nilai antara 2 kelomok. Gambar 5 menunjukkan setelah diberikan terai rerata skor DNS ada kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan mengalami enurunan, akan tetai enurunan skor lebih dulu terjadi ada kelomok erlakuan yaitu ada minggu ke-4 terai, sedangkan kelomok bukan erlakuan baru tamak minggu ke-8 terai. Kelomok erlakuan mengalami enurunan skor DNS yang bermakna terjadi ada 54

12 minggu ke-12 terai (=0,044), akan tetai kelomok bukan erlakuan tidak didaatkan erbedaan yang bermakna samai minggu ke-12 terai (= 0,112). Secara stastitik tidak dijumai adanya erbedaan yang bermakna erubahan skor DNS minggu ke- 4, 8,12 antara kelomok erlakuan dan bukan erlakuan. Perbaikan enderita olineuroati di RS. Dr. Kariadi Semarang berdasarkan enurunan skor DNS di tamilkan ada Tabel 10. Tabel 10. Perbaikan berdasarkan enurunan skor DNS minggu ke-0 samai dengan minggu ke-12 Perubahan Skor DNS Membaik n (%) Teta /Memburuk n (%) Kelomok erlakuan 4 (17,4%) 19 (82,6%) 0,67 Kelomok bukan erlakuan 19 (90,5%) Uji Chi square Data Tabel 10 menunjukkan erbaikan skor DNS yang ditandai enurunan skor DNS ada kelomok erlakuan (17,4%) sedangkan kelomok bukan erlakuan (9,5%). Secara statistik erbedaan tersebut tidak bermakna (= 0,67) Skor Visual Analoque Scale (VAS) Perbandingan intensitas nyeri berdasarkan skor Visual Analoque Scale antara kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel

13 Tabel 11. Perbandingan intensitas nyeri berdasarkan skor VAS subyek enelitian minggu ke-0 samai minggu ke-12 Kelomok Variabel Kategori VAS Uji Friedman n(%) ke-0 - Nyeri sedang 16 (100%) ke-4 - Nyeri ringan 6 (37,6%) - Nyeri Sedang 10 (62,4%) ke-8 - Nyeri ringan - Nyeri Sedang ke-12 - Nyeri ringan - Nyeri Sedang 14 (87,6%) 2 (12,4%) 15 (93,7%) 1 (6,3%) 0,000 Bukan n(%) 12 (100%) 3 (25%) 9 (65%) 3 (25%) 9 (65%) 6 (50%) 6 (50%) 0,000 Data Tabel 11 menunjukkan bahwa sebelum erlakuan, semua subyek memiliki nilai VAS dengan kategori nyeri sedang. Setelah diberikan terai, nilai VAS dievaluasi minggu ke-4, ke-8 dan ke-12. Data tersebut juga menunjukkan bahwa erubahan nyeri sedang menjadi nyeri ringan lebih baik ada kelomok erlakuan sehingga ada akhir minggu ke-12 terai nilai skor VAS kelomok erlakuan dengan nyeri sedang hanya 1 orang (6,3%), nyeri ringan 15 orang (93,7%), sedangkan kelomok bukan erlakuan nyeri sedang masih 6 orang (50%), nyeri ringan 6 orang (50%). Hal ini menunjukkan bahwa ada kelomok erlakuan yang mendaatkan terai tambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar enderita olineuroati diabetika menunjukkan erubahan intensitas nyeri yang lebih baik jika dibandingkan kelomok bukan erlakuan yang hanya mendaatkan terai standar 56

14 saja. Berdasarkan uji Friedman didaatkan erbedaan skor VAS yang bermakna baik kelomok erlakuan mauun bukan erlakuan jika dibandingkan skor VAS baseline. Perbedaan erubahan nilai skor VAS kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel 12. Tabel 12. Analisa Post Hoc skor VAS subyek enelitian dengan uji Wilcoxon Sign Rank test Bukan ke (Rerata)* ke (Rerata)* Mean Defference ** P*** ke (Rerata)* Ke (Rerata)* Mean Defference ** P*** 0(5,69) 4 (3,69) 2,00 0,000 0 (5,67) 4 (4,25) 1,42 0,004 8 (2,69) 3,00 0,000 8 (4,00) 1,67 0, (2,06) 3,63 0,001 12(3,42) 2,25 0,002 4 (3,69) 8 (2,69) 1,00 0,003 4 (4,25) 8 (4,00) 0,25 0, (2,06) 1,63 0,001 12(3,42) 0,83 0,021 8 (2,69) 12 (2,06) 0,63 0,013 8 (4,00) 12(3,42) 0,58 0,008 *Rerata aritmetik **Mean Defference aritmetik ***Wilcoxon Sign Rank test Data Tabel 12 menunjukkan adanya enurunan skor VAS yang bermakna mulai minggu ke-4 emberian terai ada kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan. Data tersebut juga menunjukkan semua memunyai enurunan skor VAS yang bermakna baik kelomok erlakuan mauun bukan erlakuan, kecuali antara minggu ke-4 dengan minggu ke-8 ada kelomok bukan erlakuan yang disebabkan ada minggu tersebut 50% enderita tidak mengalami enurunan skor VAS. Hal ini berarti enambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar enderita 57

15 olineuroati diabetika memberikan erbaikan klinis berdasarkan enurunan skor VAS mulai minggu ke-4 terai ada kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan, akan tetai enurunan skor VAS lebih besar ada kelomok erlakuan. Perubahan Skor Visual Analoque Scale enderita olineuroati diabetika yang berobat di RS.Dr.Kariadi ditamilkan ada Tabel 13. Tabel 13. Perubahan skor VAS subyek enelitian minggu ke-0 samai minggu ke-12 Mgg ke Kelomok Bukan Rerata(SD) Median Min Mak Rerata(SD) Median Min Mak 0 5,7(0,79) 6, ,7(0,68) 6, ,00 4 3,7 (0,79) 4, ,3(1,14) 4, ,13 8 2,7(0,70) 3, ,0 (1,04) 4, , ,1(0,85) 2, ,4(1,08) 3, ,001 Uji Mann-Whitney Data Tabel 13 menunjukkan ada saat berobat di oli saraf / enyakit dalam dan ertama kali mendaat terai ALA dan lasebo, rerata skor VAS kelomok erlakuan sama dengan kelomok bukan erlakuan (=1,00). Data ada Tabel 13 juga menunjukkan setelah diberikan terai skor VAS kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan keduanya menurun, akan tetai enurunannya lebih besar ada kelomok erlakuan. Rerata skor VAS kelomok erlakuan ada minggu ke-8 dan ke-12 lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelomok bukan erlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa enambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar 58

16 memberikan erbaikan klinis yang berbeda bermakna jika dibandingkan terai standar saja ada minggu ke-8 dan ke-12 terai. Perubahan skor VAS enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang minggu ke-0 samai minggu ke-12 engobatan ditamilkan ada Gambar ,7 Skor VAS ,3 * * 3,7 * 2,7 * 4,0 * * 3,4 2,1 Bukan 1 = 1,00 = 0,13 = 0,001** = 0,001** 0 minggu 0 minggu 4 minggu 8 minggu 12 Friedman = 0,00 Friedman bukan = 0,00 Gambar 6 Perubahan Skor VAS minggu ke-0 samai minggu ke-12 engobatan. Tanda* menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna terhada nilai minggu ke-0 (baseline) masing-masing kelomok. Nilai menunjukkan erbedaan antara 2 kelomok. Tanda ** menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna nilai antara 2 kelomok. Gambar 6 menunjukkan setelah diberikan terai rerata skor VAS ada kedua kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan mengalami enurunan 59

17 mulai minggu ke-4 terai. Secara stastitik dijumai adanya erbedaan yang bermakna enurunan skor VAS mulai minggu ke-4 ada kedua kelomok jika dibandingkan skor VAS baseline. Secara stastitik dijumai adanya erbedaan yang bermakna erubahan skor VAS ada minggu ke- 8 dan ke-12 terai antara kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan. Hal ini berarti enambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar enderita olineuroati diabetika memberikan erbaikan klinis berua enurunan intensitas nyeri yang berbeda bermakna dibandingkan yang mendaatkan terai standar saja mulai minggu ke-8 terai. Perbaikan enderita olineuroati di RS. Dr. Kariadi Semarang berdasarkan enurunan skor VAS di tamilkan ada Tabel 14. Tabel 14. Perbaikan berdasarkan enurunan skor VAS dari minggu ke-0 samai dengan minggu ke-12 Perubahan Skor VAS Membaik Teta /Memburuk n (%) n (%) Kelomok 15(93,8%) 1 (6,3%) 0,83 Kontrol bukan 11 (91,7%) 1 (8,3%) Uji Chi square Data Tabel 14 menunjukkan erbaikan nyeri ada kelomok erlakuan (93,8 %) sedangkan kelomok bukan erlakuan (91,3 %). Secara stastistik erbedaan tersebut tidak bermakna (= 0,83). 60

18 4.3. Skor Diabetic Neuroathy Examination (DNE) Perbandingan skor Diabetic Neuroathy Examination antara kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel 15. Tabel 15. Perbandingan skor DNE subyek enelitian minggu ke-0 samai minggu ke-12 Variabel Skor DNE Kelomok Bukan ke (8,7%) 8 (34,8%) 11 (47,8%) 1 (4,3%) 1 (4,3%) 0,00 3(14,3%) 9 (42,9%) 5 (23.8%) 0,02 Skor DNE ke (13,0%) 7 (30,4%) 11 (47,8%) 1 (4,3%) 1(4,3%) 3(14,3%) 9 (42,9%) 5 (23.8%) Skor DNE ke (17,4%) 8 (34,8%) 9 (39,1%) 1(4,3%) 1(4,3%) 5 (33,3%) 7 (23,8%) 5 (23,8%) Skor DNE ke (4,3%) 6 (26,1%) 6 (26,150 8 (34,8%) 1 (4,3%) 1 (4,3%) 0 (0%) 7 (33,3%) 5 (23,8%) 5 (23,8%) Uji Friedman 61

19 Data Tabel 15. menunjukkan bahwa skor DNE hanya berkisar 4-8, hal ini disebabkan karena samel diambil dari RS. Dr. Kariadi semarang di oli enyakit saraf dan enyakit dalam saja, tidak ada yang berasal dari rawat ina. Dari uji Friedman menunjukkan kedua kelomok mengalami enurunan skor DNE yang berbeda bermakna dibandingkan skor DNE baseline, akan tetai enurunan skor lebih besar ada kelomok erlakuan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kelomok erlakuan = 0,000 sedangkan nilai kelomok bukan erlakuan = 0,024. Perubahan nilai skor DNE kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang ditamilkan ada Tabel 16. Tabel 16. Analisa Post Hoc skor DNE subyek enelitian dengan uji Wilcoxon Sign Rank test Bukan ke (Rerata)* ke (rerata)* Mean Defference ** P*** ke (Rerata)* Ke (Rerata)* Mean Defference ** P*** 0(5,61) 4 (5,57) 0,04 0,317 0 (5,58) 4 (5,58) ,000 8 (5,43) 0,18 0,046 8 (5,48) 0,10 0, (5,22) 0,39 0,003 12(5,38) 0,20 0,046 4 (5,57) 8 (5,43) 0,14 0,083 4 (5,58) 8 (5,48) 0,10 0, (5,22) 0,35 0,005 12(5,38) 0,20 0,046 8 (5,43) 12 (5,22) 0,21 0,025 8 (5,48) 12(5,38) 0,10 0,157 *Rerata aritmetik **Mean Defference aritmetik ***Wilcoxon Sign Rank test Data Tabel 16 menunjukkan adanya erubahan skor DNE yang bermakna ada kelomok erlakuan antara minggu ke-0 dengan minggu ke-8, minggu ke-0 62

20 dengan minggu ke-12, minggu ke-4 dengan minggu ke-12, minggu ke-8 dengan minggu ke-12 emberian terai, sedangkan kelomok bukan erlakuan erubahan skor DNE yang bermakna antara minggu ke-0 dengan minggu ke-12 dan minggu ke-4 dengan minggu ke-12 emberian terai. Hal ini berarti enambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar memberikan erbaikan klinis lebih ceat dibandingkan terai standar saja, dimana kelomok erlakuan terjadi erbedaan yang bermakna jika dibandingkan skor DNE baseline mulai minggu ke-8 terai, sedangkan kelomok kontrol baru terlihat minggu ke-12 terai. Skor DNE enderita olineuroati diabetika yang berobat di RS.Dr.Kariadi Semarang ditamilkan ada tabel 17. Tabel 17. Perubahan skor DNE subyek enelitian minggu ke-0 samai minggu ke-12. Mgg ke Kelomok Bukan Rerata(SD) Median Min Mak Rerata(SD) Median Min Mak 0 5,61(0,89) ,58(1,16) ,64 4 5,57(0,94) ,57(1,16) ,75 8 5,43(0,99) ,48(1,25) , ,22(1,16) ,38(1,32) ,82 Uji Mann-Whitney Data Tabel 17 menunjukkan ada saat berobat dioli saraf /enyakit dalam dan ertama kali mendaat terai ALA dan lasebo, rerata skor DNE kelomok erlakuan sama dengan bukan erlakuan (=0,64). Data tersebuat juga menunjukkan setelah diberikan terai, skor DNE kelomok erlakuan mauun 63

21 kelomok bukan erlakuan keduanya menurun, akan tetai kelomok erlakuan lebih ceat menurun yaitu ada minggu ke-4 terai, sedangkan kelomok bukan erlakuan baru terlihat minggu ke-8 terai. Secara stastitik tidak dijumai adanya erbedaan yang bermakna rerata skor DNE minggu ke- 4, 8,12 antara kelomok erlakuan dan kelomok bukan erlakuan. Perubahan skor DNE enderita olineuroati diabetika di RS. Dr. Kariadi Semarang dari minggu ke-0 samai minggu ke-12 engobatan ditamilkan ada Gambar ,57 5,61 5,58 5,57 Skor DNE 5, ,43 5,38 5,22 = 0,64 = 0,75 = 0,90 = 0,82 minggu 0 minggu 4 minggu 8 minggu 12 * * * Bukan Friedman = 0,00 Friedman bukan = 0,02 Gambar 7 Perubahan Skor DNE dari minggu ke-0 samai minggu ke-12 engobatan. Tanda* menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna terhada nilai minggu ke-0 (baseline) masing-masing kelomok. Nilai menunjukkan erbedaan antara 2 kelomok. Tanda ** menunjukkan adanya erbedaan yang bermakna nilai antara 2 kelomok. 64

22 Gambar 7 menunjukkan setelah diberikan terai rerata skor DNE ada kedua kelomok erlakuan mauun kelomok bukan erlakuan mengalami enurunan, akan tetai kelomok erlakuan terjadi ada minggu ke-4 terai sedangkan kelomok bukan erlakuan baru tamak ada minggu ke-8 terai. Gambar tersebut juga menunjukkan kelomok erlakuan mengalami enurunan skor DNE yang bermakna (=0,046) terjadi mulai minggu ke-8 terai, sedangkan ada kelomok bukan erlakuan baru didaatkan erbedaan yang bermakna minggu ke-12 terai (=0,046). Hal ini berarti baik terai standar mauun enambahan ALA 600 mg/hari ada terai standar memberikan erbaikan klinis ada enderita olineuroati diabetika, akan tetai erbaikan klinis secara bermakna lebih dulu terjadi ada kelomok erlakuan yaitu ada minggu ke-8 terai sedangkan kelomok bukan erlakuan baru minggu ke- 12 terai. Secara stastitik tidak dijumai adanya erbedaan yang bermakna ada erubahan skor DNE minggu ke- 4, 8,12 antara kelomok erlakuan dan bukan erlakuan. Perbaikan enderita olineuroati di RS. Dr. Kariadi Semarang berdasarkan enurunan skor DNE di tamilkan ada Tabel 18. Tabel 18. Perbaikan berdasarkan enurunan skor DNE minggu ke-0 samai dengan minggu ke-12 Perubahan Skor DNE Membaik Teta /Memburuk n (%) n (%) Kelomok 8 (34,8%) 15 (65,2%) 0,17 Kelomok bukan erlakuan 3 (14,3%) 15 (85,7%) Uji Chi square 65

23 Data Tabel 18 menunjukkan erbaikan ada kelomok erlakuan (34,8 %) sedangkan kelomok bukan erlakuan (14,3 %). Secara stastistik erbedaan tersebut tidak bermakna (= 0,17). 66

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek 69 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendaatkan 31 subyek enderita asca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek enelitian dikelomokkan menurut

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak

Lebih terperinci

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit dalam RS. Dr.Kariadi Semarang. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut 44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Karakteristik sampel, faktor risiko tumbuh kejar. dijadikan sebagai sampel, terdiri atas 13 bayi KMK dan 13 bayi SMK. BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik samel, faktor risiko tumbuh kejar 5.1.1 Karakteristik samel Subyek enelitian sebanyak 26 BBLR yang memenuhi kriteria enelitan dijadikan sebagai samel, terdiri atas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB V PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB V PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM tipe 2 setelah dialokasikan secara acak 23 penderita masuk ke dalam kelompok perlakuan dan 21 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP). 47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota BAB V HASIL PENELITIAN Jumlah sampel pada penelitian ini setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 70 subyek yang terdiri dari kelompok suplementasi dan kelompok tanpa suplementasi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan 62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang

Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr Kariadi Semarang Analisis Faktor di RSUP Dr Kariadi Semarang Diana Zahrawardani 1, Kuntio Sri Herlambang 2, Hema Dewi Anggraheny 3 1 Mahasiswa Program endidikan S-1, Fakultas kedokteran, Universitas Muhammadiyah, Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan 79 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan September 2010 sampai dengan bulan Februari 2011 di Poli Rawat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia 43 BAB IV HASIL PENELITIAN IV. 1. Karakteristik subyek penelitian Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap bagian penyakit saraf, unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi 88 BAB 5 PEMBAHASAN Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi obat anti epilepsi fenitoin yang terdiri dari 20 pasien dalam kelompok kasus dan 20 pasien sebagai kelompok

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat 46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat

Lebih terperinci

Diabetes melitus tipe 1 (DM tipe 1) Gambaran Tekanan Darah Anak dengan Diabetes Mellitus Tipe 1 di Indonesia

Diabetes melitus tipe 1 (DM tipe 1) Gambaran Tekanan Darah Anak dengan Diabetes Mellitus Tipe 1 di Indonesia Artikel Asli Gambaran Tekanan Darah Anak dengan Diabetes Mellitus Tie 1 di Indonesia Indra W Himawan,* Aman B Pulungan,** Bambang Tridjaja,** Jose RL Batubara** *Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu penyakit saraf dan genetika 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang) BAB. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Rancang Bangun Penelitian N K+ K- R+ R- R+ R- N : Penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi 29 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN 4.1.1. Jumlah Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi Semarang, didapatkan 44 penderita rinitis alergi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang, 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang Anestesiologi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di instalasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini saya, dr.mardiya sari,peserta Pendidikan Pasca Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesiologi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukaninstalasi Bedah Sentral

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur 56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari. xlviii BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized control trial (RCT), menggunakan pembutaan ganda. Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta atau Rumah Sakit Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari * * Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email :

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE

PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE PENERAPAN REGRESI COX DAN REGRESI PARAMETRIK UNTUK ANALISIS SURVIVAL PASIEN JANTUNG MENGGUNAKAN R SOFTWARE Diah Ayu Novitasari *) *) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan Email

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Neuropati diabetika merupakan komplikasi yang paling sering muncul pada pasien penderita diabetes mellitus (DM). Komplikasi ini terjadi pada 50% pasien dengan DM tipe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Statistik

Lampiran 1. Hasil Uji Statistik Lampiran 1 Hasil Uji Statistik Analisis data tabel 4.3 perbandingan penderita tuberkulosis paru dan bukan penderita tuberkulosis menggunakan uji t tidak berpasangan (Independent t test) dengan program

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2009 sampai Januari 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) terhadap 46 orang responden pasca stroke iskemik dengan diabetes mellitus terhadap retinopati diabetika dan gangguan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case 64 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control, dimana kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol berdasarkan status

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013 Ariyanto Pakaya NIM 811409138 Program study Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan BAB V HASIL ENELITIAN 5.1 Karakteristik neonatus dan ibu engambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang timbul secara cepat, karena terdapat gangguan aliran darah ke otak, sehingga mengakibatkan munculnya gejala defisi neurologis

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik 74 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik dengan hipertensi terhadap retinopati hipertensi dan gangguan kognitif yang datang berobat ke poli penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program terapi efektif untuk diabetes mellitus membutuhkan latihan komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, dan regimen farmakologis

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran umum Penelitian dilaksanakan di klinik dan bangsal THT-KL dan laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. Kariadi Semarang selama periode Mei Agustus 2011. Selama penelitian

Lebih terperinci

1. Nama : Tgl lahir / Umur : Pekerjaan : Alamat :...

1. Nama : Tgl lahir / Umur : Pekerjaan : Alamat :... 1. Nama :... 2. Tgl lahir / Umur :... 3. Pekerjaan :... 4. Alamat :... 5. No telp :... 6. No RM :... 7. Tgl MRS :... 8. Tgl keluar RS :... 9. Onset saat serangan :... 10. Tgl kontrol :... 11. Keadaan setelah

Lebih terperinci

Perbandingan Tatalaksana Konstipasi Kronis antara Disimpaksi per Oral dengan per Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta

Perbandingan Tatalaksana Konstipasi Kronis antara Disimpaksi per Oral dengan per Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta Artikel Asli Perbandingan Tatalaksana Konstiasi Kronis antara Disimaksi er Oral dengan er Rektal di Instalasi Kesehatan Anak RS DR Sardjito Yogyakarta Wahyu Damayanti, Pradini, Zamrina, M. Juffrie Bagian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2

Lebih terperinci

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERYATAA PERSETUJUA UTUK IKUT SERTA DALAM PEELITIA (IFORMED COSET) ng bertanda tangan dibawah ini: a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : o. KTP/lainnya: Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa: setelah

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup tempat Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. 4.1. Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat tidak terbentuknya insulin oleh sel-β pankreas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat analitik, karena penelitian ini akan mengaitkan aspek

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009 BAB 4 HASIL 4.1. Data Umum Dalam penelitian ini disertakan 108 pasien hemodialisis kronik dengan karakteristik seperti yang ditampilkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Demogragis dan Lama HD Pasien Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai saat ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia seperti Penyakit

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SAESAR DI RSUD DR.M.HAULUSSY AMBON Mintje M.Nendissa (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Kematian ibu daat disebabkan karena kehamilan dan ersalinan ibu

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Divisi Rehabilitasi Medik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007 50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit

Lebih terperinci

Efek Pemberian Kombinasi Zinc dan Probiotik Terhadap Lama dan Frekuensi Diare Pada Penderita Diare Akut

Efek Pemberian Kombinasi Zinc dan Probiotik Terhadap Lama dan Frekuensi Diare Pada Penderita Diare Akut Efek Pemberian Kombinasi Zinc dan Probiotik Terhada Lama dan Frekuensi Diare Pada Penderita Diare Akut Rahmayani 1, Hasri Salwan 1, Achirul Bakri 1, Syarif Husin 2 1. Deartemen Kesehatan Anak FK Unsri/RSUP

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Karakteristik neonatus pada penelitian ini: berat lahir, usia saat pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 gram) lebih berat daripada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek pegawai swasta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossectional ( potong lintang) yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Tiap tahun 3,2 juta orang meninggal lantaran komplikasi diabetes. Tiap sepuluh detik ada satu orang atau tiap

Lebih terperinci

ANTIDIABETIC ACTIVITY FROM ETHANOL EXTRACT OF KLUWIH S LEAF (Artocarpus camansi)

ANTIDIABETIC ACTIVITY FROM ETHANOL EXTRACT OF KLUWIH S LEAF (Artocarpus camansi) Jurnal Natural Vol. 11, No. 2, Maret 2011 ANTIDIABETIC ACTIVITY FROM ETHANOL EXTRACT OF KLUWIH S LEAF (Artocarus camansi) Marianne 1, Yuandani 1, Rosnani 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utaram

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ALPHA LIPOIC ACID TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PENDERITA POLINEUROPATI DIABETIKA

PENGARUH PENAMBAHAN ALPHA LIPOIC ACID TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PENDERITA POLINEUROPATI DIABETIKA i PENGARUH PENAMBAHAN ALPHA LIPOIC ACID TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PENDERITA POLINEUROPATI DIABETIKA The Influence of Alpha Lipoid Acid Suplementation on The Clinical Improvement in Diabetic Polyneuropathy

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan selama dua belas bulan (Agustus 2006 Juli 2007). Subjek uji yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 92 orang penderita, 67 orang berasal

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) terhadap Kadar Lipid Darah pada Tikus Jantan

Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) terhadap Kadar Lipid Darah pada Tikus Jantan Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) terhada Kadar Liid Darah ada Tikus Jantan Elin Yulinah Sukandar 1, Elfahmi, Nurdewi Kelomok Keahlian Farmakologi, Farmasi Klinik,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semua data yang terdaat ada kuesioner ini akan dirahasiakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol, kelompok kasus adalah preeklamsi dan kelompok kontrol adalah kehamilan normal, yang secara

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25 57 BAB 5 PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah 62 pasien pasca stroke iskemik. Variabel independen adalah asupan lemak, yang terdiri dari asupan lemak total, SFA, MUFA, PUFA dan kolesterol. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. I. Data Demografi 1. Nama : 2. Umur dan tanggal lahir : 3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

LAMPIRAN. I. Data Demografi 1. Nama : 2. Umur dan tanggal lahir : 3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

Lebih terperinci