4. Digraph. Oleh : Ade Nurhopipah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. Digraph. Oleh : Ade Nurhopipah"

Transkripsi

1 4. Digraph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Digraph dan Subdigraph 2. Derajat Titik Pada Digraph 3. Path dan Cycle Pada Digraph 4. Digraph Euler dan Digraph Hamilton Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK. Digraph dan Subdigraph Definisi 4.1 Sebuah digraph terdiri dari dari sebuah himpunan elemen yang disebut vertex, dan sebuah himpunan elemen yang disebut arc. Setiap arc menghubungkan dua vertex. Sebagai contoh digraph yang ditunjukan pada Gambar 4.1 memiliki empat vertex {u,v,w,x} dan enam arc {1,2,3,4,5,6}. Arc 1 menghubungkan vertex x ke vertex u, arc 2 menghubungkan vertex u ke vertex w, arc 3 dan 4 menghubungkan vertex w ke vertex v, arc 5 menghubungkan vertex x ke vertex w, sedangkan arc 6 menghubungkan vertex x dengan dirinya sendiri. Gambar 4.1 Contoh sebuah digraph Kita sering menunjukan suatu arc dengan dua vertex yang ia hubungkan dengan ururan sesuai arahnya. Misalnya arc 1 dinotasikan sebagai xu, dan arc 2 dinotasikan sebagai uw. Definisi 4.2 Pada sebuah digraph, dua atau lebih arc yang menghubungkan pasangan vertex yang sama disebut multiple arc. Sebuah arc yang menghubungkan suatu vertex dengan dirinya sendiri disebut loop. Suatu digraph yang tidak memiliki multiple arc atau loop disebut digraph sederhana (simple digraph) 1

2 Digraph yang ditunjukan oleh Gambar 4.1, memiliki multiple arc yang menghubungkan v dan w, juga terdapat loop pada titik x, sehingga digraph tersebut bukanlah digraph yang sederhana. Latihan Tuliskan vertex dan arc pada digraph berikut. Apakah digraph tersebut termasuk digraph sederhana? 2. Gambar digraph yang memiliki vertex dan arc berikut. Apakah digraph tersebut termasuk digraph sederhana? a. Vertex = {u,v,w,x}, edge ={uv,vw,vx,wx} b. Vertex = {1,2,3,4,5,6,7,8}, edge ={12,22,23,34,35,67,68,78} Ketetanggaan dan Insidensi Definisi 4.3 Vertex v dan w pada suatu digraph adalah bertetangga jika mereka dihubungkan dengan sebuah arc e. Sebuah arc yang menghubungkan vertex v ke vertex w disebut arc yang insiden dari v dan insiden ke w. Vertex v insiden ke e dan vertex w insiden dari e. Sebagai contoh pada Gambar 4.1, vertex u dan x bertetangga, vertex w insiden dari arc 2 dan arc 5 serta insiden ke arc 3 dan arc 4. Arc 6 insiden ke dan dari vertex x. Latihan 4.2 Mana dari pernyataan ini yang sesuai dengan digraph berikut. a. Vertec v dan w bertetangga b. Vertec v dan x bertetangga c. Vertex u insiden ke arc 2 d. Arc 5 insiden dari vertex v 2

3 Isomorfisma Sesuai dengan definisi digraph, sebuah digraph ditentukan secara keseluruhan dengan mengetahui vertex dan arc pada digraph tersebut. Sehingga, dua digraph adalah digraph yang sama jika mereka memiliki vertex dan arc yang sama. Definisi 4.4 Dua digraph C dan D adalah isomorfik jika D dapat diperoleh dengan memberikan label pada vertex C, jika terdapat korespondensi satu-satu antara vertex di D dengan vertex di C, sehingga jumlah arc yang menghubungkan pasangan vertec di C sama dengan jumlah arc yang menghubungkan pasangan vertec yang berkoresponden di D dalam hal jumlah maupun arahnya. Gambar 4.2 Contoh dua digraph yang isomorfik Misalnya pada Gambar 4.2 ditunjukan, dua digraph C dan D yang tidak sama, namun isomorfik, karena kita bisa memberi label yang sama pada vertex digraph C untuk mendapatkan digraph D, dengan korespondensi satu-satu berikut : C D u 2 v 3 w 4 x 1 Semua arc pada C juga berkoresponden dengan arc di D, misalnya dua arc yang menghubungkan u dan v berkoresponden dengan dua arc yang menghubungkan vertex 2 ke vertex 3 di D. Latihan Dengan melakukan pelabelan kembali terhadap vertex, tunjukan bahwa pasangan digraph berikut adalah isomorfik. 3

4 2. Apakah kedua digraph berikut isomorfik? Jika iya, temukan korespondensi satu-satu yang sesuai antara vertex pada digraph pertama dan digraph kedua. Jika tidak, jelaskan mengapa tidak ada korespondesi satu-satu yang sesuai. Kadang-kadang, kita tidak diharuskan atau tidak perlu untuk melabeli suatu digraph. Pada kasus ini kita menghilangkan label tersebut dan mendapatkan suatu digraph yang disebut digraph tidak berlabel. Sebagai contoh digraph tidak berlabel ditunjukan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Contoh digraph tidak berlabel Digraph tidak berlabel pada Gambar 4.3 berkoresponden dengan tiga digraph isomorfik yang ditunjukan oleh Gambar 4.4. Dua digraph tidak berlabel dapat dikatakan isomorfik, jika kedua digraph tersebut dapat dilabeli pada vertex-nya sehingga keduanya menjadi digraph yang sama. Gambar 4.4 Digraph isomorfik yang berkoresponden dengan digraph tidak berlabel Latihan 4.4 Dengan memberi label yang sesuai, tunjukan bahwa digraph tidak berlebel ini adalah isomorfik. 4

5 Subdigraph dan Underlying Graph Definisi 4.5 Suatu subdigraph dari digraph D adalah sebuah digraph di mana semua vertex-nya adalah vertex dari D dan semua arc-nya adalah arc dari D. Sebagai contoh pada Gambar 4.5 menggambarkan sebuah digraph D dan tiga buah subdigraph-nya. Gambar 4.5. Contoh sebuah digraph dan subdigraph-nya Latihan 4.5 Mana dari digraph berikut yang merupakan subdigraph dari digraph D. Ide dari subdigraph juga dapat diperluas untuk konsep digraph tidak berlabel. Pada Gambar 4.6 ditunjukan digraph dan subdigraph dari digraph tidak berlabel C. Gambar 4.6 Contoh digraph tidak berlabel dan subdigraph-nya 5

6 Latihan 4.6 Mana dari digraph berikut yang merupakan subgraph dari digraph tak berlabel C? Perlu juga untuk kita memahami tentang konsep underlying graph dari sebuah digraph sebagai berikut. Definisi 4.6 Underlying graph dari digraph D adalah graph yang diperoleh dengan mengganti setiap arc pada digraph D dengan edge tak berarah. Sebagai contoh pada Gambar 4.7 ditunjukan sebuah digraph dan underlying graph-nya. Gambar 4.7 Digraph dan underlying graph-nya Derajat Titik Definisi 4.7 Dalam sebuah digraph, derajat keluar sebuah vertex adalah jumlah arc yang insiden dari vertex tersebut, dan derajat masuk sebuah vertex adalah jumlah arc yang insiden ke vertex tersebut. Setiap loop memberi kontribusi 1 pada derajat masuk dan 1 untuk derajat keluar. Sebagai contoh tinjau Gambar 4.8 yang menunjukan sebuah digraph dengan enam vertex. Gambar 4.8 Ilustrasi untuk derajat vertex sebuah digraph 6

7 Digraph pada Gambar 4.8 memiliki, derajat masuk u = 1, derajat keluar u = 0, derajat masuk x =0 derajat keluar x =0 derajat masuk v =3, derajat keluar v =1 derajat masuk y =2 derajat keluar y =6 derajat masuk w =2 derajat keluar w =1 derajat masuk z =2 derajat keluar z = 2 Kadang kita membutuhkan daftar derajat vertex pada suatu digraph dan menuliskannya dengan barisan terurut naik. Jika terdapat dua vertex yang memiliki derajat sama, maka pengulangan nilai tetap dituliskan. Contohnya digraph pada Gambar 4.8 memiliki barisan derajat masuk (0,1, 2,2, 2,3) dan barisan derajat keluar (0,0, 1,1, 2,6) Definisi 4.8 Barisan derajat masuk pada sebuah digraph D adalah barisan yang diperoleh dengan mendaftar derajat masuk vertex pada D dengan urutan naik, dengan pengulangan jika perlu. Barisan derajat keluar pada sebuah digraph D didefinisikan secara analog. Latihan Tulislah barisan derajat pada digraph berikut. 2. Tulislah jumlah arc, jumlah derajat masuk, dan jumlah derajat keluar semua vertex dalam digraph pada bagian 1. Apa yang dapat kamu simpulkan? Handshaking dilemma Teorema 4.1 : Handshaking dilemma Pada setiap digraph, jumlah dari semua derajat keluar dan jumlah dari semua derajat masuk sebuah vertex sama dengan jumlah arc-nya. Pada setiap digraph, setiap arc memiliki dua ujung, ia menyumbang tepat 1 untuk jumlah derajat masuk, dan 1 untuk derajat keluar. 7

8 Latihan 4.8 Gunakan handshaking dilemma untuk membuktikan bahwa pada setiap digraph, jika vertex yang memiliki derajat keluar yang ganjil jumlahnya ganjil, maka jumlah vertex yang memiliki derajat masuk yang ganjil jumlahnya juga ganjil, Path dan Cycle Definisi 4.9 Suatu walk dengan panjang k dalam digraph adalah urutan k arc dengan bentuk uv,vw,wx,,yz. Walk ini dinotasikan dengan uvwx yz dan disebut sebagai walk antara u dan z. Suatu trail adalah walk dimana semua arcnya berbeda, namun vertecnya tidak harus berbeda. Suatu path adalah walk yang baik arc maupun vertex-nya harus berbeda. Contohnya untuk digraph pada Gambar 4.9, vwxyvwyzu adalah walk dengan panjang 9 dari v ke u yang memuat vertex v,w,y, dan z dua kali. Walk uvwyvz merupakan sebuah trail namun bukan path, karena vertex v muncul dua kali, sedangkan walk vwxyz yang tidak memiliki vertex yang sama adalah sebuah path. Gambar 4.9 Ilustrasi untuk trail dan path sebuah digraph Definisi 4.10 Suatu walk tertutup pada sebuah digraph adalah urutan arc dengan bentuk uv,vw,wx,,yz.zu, yang berawal dan berakhir pada vertex yang sama. Suatu trail tertutup merupakan walk tertutup di mana semua arc-nya berbeda. Sebuah cycle adalah walk tertutup di mana semua arc dan semua vertex diantaranya berbeda. Sebuah walk atau trail adalah terbuka jika ia berawal dan berakhir di vertex yang berbeda. Pada digraph dalam Gambar 4.9, walk tertutup uvwyvzu adalah trail tertutup yang bukan merupakan cycle, sedangkan trail tertutup zz, wxw, vwxyv dan uvwxyzu semuanya merupakan cycle. Dalam menjelaskan walk tertutup, kita memperbolehkan vertex manapun menjadi titik awal. Contohnya pada segitiga vwyv dapat ditulis sebagai wyvw atau yvwy. 8

9 Latihan 4.9 Untuk digraph berikut, tulislah : a. Semua path dari t ke w. b. Semua path dari w ke t. c. Sebuah trail tertutup dengan panjang 8 yang memuat t dan z d. Semua cycle yang memuat t dan w. Seperti pada graph, kita memakai konsep sebuah path untuk menjelaskan apakah sebuah digraph terhubung atau tidak. Ingat kembali bahwa sebuah graph terhubung jika ia berada dalam satu kesatuan yang berarti selalu ada sebuah path di antara setiap pasangan vertex. Untuk digraph, terdapat dua istilah dengan definisi yang berbeda sebagai berikut. Definisi 4.11 Sebuah digraph disebut digraph terhubung jika underlying graph-nya adalah sebuah graph terhubung. Sebuah graph terhubung kuat jika ada sebuah path yang menghubungkan setiap pasangan vertex pada graph tersebut. Terdapat tiga tipe digraph yang ditunjukan pada Gambar Digraph (a) tidak terhubung, karena underlying graph-nya adalah graph yang tidak terhubung. Digraph (b) adalah digraph terhubung namun tidak terhubung kuat. Hal ini karena tidak semua pasangan vertex dihubungkan oleh sebuah path, misalnya vertex z dan vertex y. Digraph (c) adalah digraph yang terhubung kuat, karena terdapat path yang menghubungkan setiap pasang vertex. Gambar 4.10 Ilustrasi untuk digraph terhubung 9

10 Latihan 4.10 Klasifikasikan setiap digraph berikut menjadi digraph tidak terhubung, terhubung, atau terhubung kuat. Digraph Euler dan Digraph Hamilton Definisi 4.12 Sebuah digraph terhubung adalah digraph Euler juka ia memiliki sebuah trail tertutup yang memuat semua arc. Sebuah graph terhubung adalah digraph Hamilton jika ia memiliki sebuah cycle yang memuat semua vertex. Sebagai contoh, perhatikan graph pada Gambar Graph (a) merupakan digraph Euler dan juga digraph Hamilton. Trail Euler yang mungkin adalah a b c d e f b g c e g f a. Cycle Hamilton yang mungkin adalah : a b c d e g f a. Graph (b) merupakan digraph Euler, namun bukan digraph Hamilton. Trail Euler yang mungkin adalah : b c g f e g b Graph (c) merupakan digraph Hamilton, namun bukan digraph Euler. Cycle Hamilton yang mungkin adalah : b c d e g f b. Graph (d) bukan merupakan digraph Euler maupun digraph Hamilton. Gambar 4.11 Ilustrasi untuk digraph Euler dan digraph Hamilton 10

11 Latihan Tentukan setiap digraph berikut apakah termasuk digraph Euler dan/atau graph Hamilton, tulis trail Euler dan cycle Hamilton jika ada. 2. Tebaklah syarat cukup dan syarat perlu untuk sebuah digraph agar menjadi digraph Euler yang melibatkan derajat masuk dan derajat keluar setiap vertex 3. Gunakan kondisi yang didapatkan pada bagian 2, untuk mengecek digraph pada bagian 1, apakah termasuk digraph Euler atau bukan. Teorema 4.2 Sebuah digraph terhubung adalah digraph Euler jika dan hanya jika pada setiap vertex, derajat keluarnya sama dengan derajat masuknya. Teorema 4.3 Sebuah digraph Euler dapat dibagi menjadi beberapa cycle. Tidak ada dari cycle tersebut yang memiliki arc yang sama. Studi Kasus Ecology Ketika mempelajari hubungan antar hewan, tumbuhan dan lingkungannya, ahli ekologi biasanya menggunakan sebuah digraph yang dikenal sebagai rantai makanan seperti ditunjukan pada Gambar Pada digraph tersebut, vertex mewakili spesies yang sedang diteliti, dan arc dari species A ke species B, menandakan bahwa A memakan B. Gambar 4.12 Contoh sebuah rantai makanan 11

12 Untuk menjelaskan rantai makanan lebih lanjut, ahli ekologi memperkenalkan sebuah graph yang menjelaskan spesies mana yang saling berkompetisi memperebutkan makanan. Graph seperti ini disebut dengan graph kompetisi atau niche overlap graph. Pada graph ini, vertex mewakili setiap spesies dan edge yang menghubungkan vertex menjelaskan bahwa kedua spesies tersebut memakan mangsa yang sama. Gambar 4.13 menunjukan graph Kompetisi untuk digraph rantai makanan pada Gambar Representasi seperti ini berguna untuk menjelaskan bahwa spesies yang diwakili dengan vertex yang bertetangga, cenderung memiliki reaksi yang sama terhadap faktor lingkungan tertentu seperti suhu, kelembapan, ketinggian dan lain-lain. Gambar 4.13 Contoh sebuah graph kompetisi pada bidang ekologi Latihan 4.12 Gambarlah graph kompetisi dari rantai makanan berikut. Jaringan Sosial Pada jaringan sosial yang direpresentasikan oleh graph, kita mendapatkan suatu hubungan social yang simetris, misalnya x menyukai y jika hanya jika y menyukai x. Ketika kita bekerja pada situasi hubungan yang tidak simetris, maka kita menggunakan digraph bertanda. Contoh representasi digraph bertanda untuk jaringan sosial ditunjukan pada Gambar Catat bahwa arc negatif dari x ke y tidak sama dengan arc positif dari y ke x. 12

13 Gambar 4.14 Digraph bertanda dalam jaringan sosial Digraph bertanda dapat digunakan untuk permasalahan sosial yang melibatkan sistem yang kompleks dan terdiri dari sejumlah variabel yang berubah dan saling mempengaruhi. Sering kali kita ingin meramalkan perkembangan masa depan ketika kita hanya mengetahui sejumlah informasi. Untuk situasi seperti ini, digraph bertanda dapat dipakai dengan mudah dan dapat menghasilkan kesimpulan yang benar. Sebagai contoh suatu sistem pada Gambar 4.14 menunjukan konsekuensi penggunaan energi. Gambar 4.15 Representasi digraph bertanda pada suatu sistem sosial Pada Gambar 4.15 kita dapat melihat arc pu ditandai positif, karena kenaikan jumlah populasi menyebabkan kenaikan jumlah penggunaan energi. Arc ur ditandai negatif, karena semakin banyak energy yang digunakan, maka biaya per unitnya makin murah. Pada sistem tersebut juga digambarkan tidak ada arc dari j ke r, karena kenaikan jumlah lapangan kerja tidak memiliki efek langsung pada harga unit listrik. Pada graph tersebut, kita juga dapat memperhatikan cycle yang terbentuk. Sebagai contoh cycle puqp. Pada cycle ini, peningkatan populasi p menyebabkan peningkatan penggunaan energi u, ini kemudian menyebabkan penurunan kualitas lingkungan q, yang akhirnya menyebabkan penurunan angka populasi p. Dalam cycle seperti ini, di mana peningkatan variable p akhirnya menyebabkan penurunan variabel yang sama, disebut cycle dengan feedback negatif. Di sisi lain, peningkatan kapasitas energy c, menyebabkan peningkatan jumlah pabrik f, sehingga menyebabkan peningkatan energi yang dipakai u, yang akhirnya juga menyebabkan kapasitas energi c meningkat pula. Cycle cfuc, di mana peningkatan suatu variabel akhirnya menyebabkan peningkatan variabel yang sama, di sebut cycle dengan feedback positif. Untuk melihat bagaimana menentukan cycle dengan feedback positif atau negatif, perhatikan bahwa, setiap cycle dengan feedback positif memiliki jumlah arc negatif yang genap, sedangkan cycle dengan feedback negatif memiliki jumlah arc negatif yang ganjil. Pada Gambar 4.15, dengan menghitung jumlah arc bertanda negatiff, kita dapat melihat bahwa cycle uqpu adalah cycle dengan feedback negatif, sedangkan cycle cruc, cfuc, rur dan cfjpuc semuanya memiliki feedback positif. 13

14 Latihan 4.13 Daftarlah sebanyak mungkin cycle dengan feedback positif dan negatif pada digraph bertanda berikut. Rotating Drum Problem Salah satu masalah pada bidang telekomunikasi (muncul juga pada bidang kriptografi dan desain mesin cuci) adalah masalah rotasi drum pada teleprinter. Permukaan dari drum yang berotasi dibagi menjadi enam belas bagian seperti ditunjukan pada Gambar Area yang memiliki bayangan menunjukan material yang terkonduksi. Kita merepresentasikan posisi drum dengan empat digit bilangan biner, a, b, c, dan d. Gambar 4.16 Pembagian permukaan drum berrotasi Bagian posisi drum, a, b, c dan d bisa jadi terisolasi atau tidak terisolasi. Sebagai contoh, pada Gambar 4.16 menunjukan a, c dan d tidak terisolasi. Bagian yang tidak terisolasi memberikan sinyal yang direpresentasikan dengan angka 1, dan bagian yang terisolasi memberikan sinyal yang direpresentasikan dengan angka 0. Agar enam belas posisi ini dapat direpresentasikan secara unik dengan empat digit kode biner abcd, setiap posisi harus ditandai sedemikian rupa sehingga terdapat enam belas kode biner empat digit abcd yang muncul. Sebagai contoh, untuk Gambar 4.16 di mana a, c dan d tidak terisolasi ditunjukan dengan kode biner Drum diputar berlawanan arah jarum jam secara berurutan dan memberikan susunan barisan bilangan biner berikut. 0110,1100,1001,0010,0100,1000,0000,0001, 0011,0111,1111,1110,1101,1010,0101,

15 Semua barisan bilangan biner empat digit tersebut berbeda dan merepresentasikan semua posisi dalam drum. Untuk memperoleh barisan ini dan solusi lain, kita membangun sebuah digraph dengan delapan vertex dan berkoresponden dengan bilangan biner tiga digit berikut. 000,001,010,011,100,101,110,111 dengan arc dari setiap vertex abc ke vertex bc0 dan bc1. Seperti ditunjukan pada Gambar 4.17 Gambar 4.17 Representasi digraph untuk masalah rotating drum Digraph yang terbentuk adalah graph Euler, karena memiliki derajat masuk dan derajat keluar sama dengan 2. Trail Euler yang ada memberikan solusi pada masalah rotasi drum. Sebagai contoh, kita kita dapat memakai trail Euler berikut Kita dapat menyederhanakan bentuk dengan sehingga diperoleh barisan sebagai berikut Solusi ini memberikan susunan sirkular posisi yang ditunjukan pada Gambar Gambar 4.18 Solusi untuk masalah rotating drum Dengan menggunakan cara yang sama, kita dapat mencari solusi untuk masalah drum berotasi dengan pembagian 32, 64 dan seterusnya. Latihan 4.14 Temukan trail Euler yang berbeda pada Gambar yang dapat membangun sebuah solusi untuk masalah drum berotasi dengan enam belas bagian. 15

16 Ranking Tournament Sebuah turnamen adalah sebuah digraph yang graph underlying-nya merupakan graph komplit. Sebagai contoh Gambar 4.19 menunjukan turnamen dengan tiga dan empat buah titik. Digraph seperti ini dapat dipakai untuk merekam pemenang dalam sebuah turnamen round robin di mana setiap pemain bermain dengan semua pemain lainnya. Sebagai contoh dalam turnamen (a), a mengalahkan d dan c, dan b mengalahkan c. Dalam turnamen (d), c mengalahkan a, d dan b, b mengalahkan a dan d, dan a mengalahkan d. Gambar 4.19 Contoh digraph turnamen round robin Turnamen juga dapat muncul dalam konteks lain seperti perbandingan pasangan metode, di mana kita membandingkan sejumlah komoditas dengan melakukan test secara berpasangan. Sebagai contoh, Gambar 4.20 membandingkan enam tipe makanan anjing yang kelezatannya ditest secara berpasangan pada sejumlah anjing. Masalah yang muncul adalah bagaimana komoditas ini kita dapat kita ranking berdasarkan data pilihan yang ada. Gambar 4.20 Contoh digraph perbandingan pasangan komoditas Untuk beberapa turnamen, kita tidak mendapatkan kesulitan dalam melakukan perankingan. Kita dapat mengurutkan ranking dengan cara melihat vertex mana yang mengalahkan vertex lainnya. Misalnya dalam turnamen (a) dan (d) kita dapat melakukan ranking seperti ditunjukan pada Gambar Gambar 4.21 Contoh perankingan sebuah turnamen 16

17 Sayangnya dalam contoh praktis perankingan yang konsisten semacam ini jarang terjadi. Sebagai contoh dalam turnamen (b), a mengalahkan b, b mengalahkan c dan c mengalahkan a, sehingga kita tidak bisa membuat ranking dari ketiga pemain ini secara langsung. Ketidakkonsistenan ini juga terjadi pada contoh perbandingan makanan anjing pada Gambar Makanan anjing Woofoo lebih dipilih dari pada Doggo, Doggo lebih dipilih daripada Joocy-chunks, dan Joocy-chunks lebih dipilih daripada Woofoo. Untuk turnamen semacam ini, kita harus menemukan metode alternatif yang bisa meranking partisipan atau komoditas ini. Pada kondisi ini, tidak ada metode yang sepenuhnya memuaskan, namun metode yang sering dipakai dalam kondisi praktis adalah dengan mencari sebuah path yang memuat semua vertex, seperti path semi-hamilton. Untuk setiap turnamen, setidaknya ada sebuah path semi- Hamilton semacam ini dan dapat kita gunakan untuk menjadi dasar perankingan. Sebagai contoh, dalam turnamen (c), ranking yang mungkin adalah a,b,d,c dan b,c,a,d. Sedangkan untuk masalah makanan anjing, ranking yang dapat dibuat adalah : Woofoo, Doggo, Joocy-chunks, Waggo, Slurp, Bitey-bits dan Bitey-bits, Joocy-chunks, Woofoo, Doggo, Waggo, Slurp. Ketika kita sudah memiliki daftar dari semua ranking yang mungkin, kita dapat mengambil pertimbangan lain. Pertimbangan tersebut digunakan untuk menentukan ranking mana yang paling baik dan cocok dipakai untuk memenuhi tujuan perankingan kita. Latihan 4.15 Berapa buah ranking yang mungkin dibuat pada turnamen berikut. 17

2. Terminologi Graph

2. Terminologi Graph 2. Terminologi Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph dan Subgraph 2. Derajat Titik 3. Path dan Cycle 4. Graph Regular dan Graph Bipartit Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph

Lebih terperinci

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah 9. Algoritma Path Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Algoritma Fleury 2. Algoritma Shortest Path 3. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

3. Graph Euler dan Graph Hamilton

3. Graph Euler dan Graph Hamilton 3. Graph Euler dan Graph Hamilton Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Masalah Exploring dan Travelling 2. Graph Euler 3. Graph Hamilton Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

11. Planaritas. Oleh : Ade Nurhopipah. Gambar 11.1 Masalah Utilitas

11. Planaritas. Oleh : Ade Nurhopipah. Gambar 11.1 Masalah Utilitas 11. Planaritas Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph Planar 2. Rumus Euler 3. Metode Cycle untuk Test Planaritas 4. Teorema Kuratowski 5. Dualitas Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004.

Lebih terperinci

5. Representasi Matrix

5. Representasi Matrix 5. Representasi Matrix Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Matrix Ketetanggaan 2. Walk Pada Graph dan Digraph 3. Matrix Insidensi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

10. Path dan Konektivitas

10. Path dan Konektivitas 10. Path dan Konektivitas Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph dan Digraph Terhubung 2. Teorema Menger 3. Analog Teorema Manger 4. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004.

Lebih terperinci

12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex

12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex 12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Pewarnaan Vertex 2. Algoritma Pewarnaan Vertex 3. Vertex Dekomposisi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph

Lebih terperinci

8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah

8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah 8. Algoritma Greedy Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Minimum Connector Problem 2. Travelling Salesman Problem Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK.

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK. 7. Counting Trees Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Menghitung Labelled Tree 2. Menghitung Binary Tree 3. Menghitung Chemical Tree Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

1. Pengantar Teori Graph

1. Pengantar Teori Graph 1. Pengantar Teori Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph, Digraph dan Network 2. Klasifikasi Masalah 3. Pencarian Solusi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

COURSE NOTE : Graph Theory. By : Syaiful Hamzah Nasution

COURSE NOTE : Graph Theory. By : Syaiful Hamzah Nasution COURSE NOTE : Graph Theory. By : Syaiful Hamzah Nasution Representasi Matriks untuk Graph. Defini Matriks Keterhubungan Misalkan G adalah graph dengan label titik 1, 2, 3,..., n, Matriks keterhubungan

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan 4 II. LANDASAN TEORI Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan Konisberg yang kemudian menghasilkan konsep graf Eulerian merupakan awal dari lahirnya teori graf. Euler mengilustrasikan

Lebih terperinci

6. Struktur Tree. Pokok Bahasan : Sumber : Oleh : Ade Nurhopipah. 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees

6. Struktur Tree. Pokok Bahasan : Sumber : Oleh : Ade Nurhopipah. 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees 6. Struktur Tree Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK. Tree

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Pada catatan kuliah ini akan dibahas tentang konsep digraph (graph berarah) yang merupakan konsep penting dalam kuliah teori graph

Pada catatan kuliah ini akan dibahas tentang konsep digraph (graph berarah) yang merupakan konsep penting dalam kuliah teori graph COURSE NOTE : DIGRAPH Pada catatan kuliah ini akan dibahas tentang konsep digraph (graph berarah) yang merupakan konsep penting dalam kuliah teori graph Definisi Digraph Suatu digraph (graph berarah) adalah

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002) dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Beberapa konsep dasar

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER LATIHAN ALGORITMA-INTEGER Nyatakan PBB(295,70) = 5 sebagai kombinasi lanjar 295 dan 70 Tentukan inversi dari 27(mod 7) Tentukan solusi kekongruenan lanjar dari 27.x kongruen 1(mod 7) dengan cara 1 ( cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

GRAF BERARAH Definisi, Matriks, dan Relasi

GRAF BERARAH Definisi, Matriks, dan Relasi GRAF BERARAH Definisi, Matriks, dan Relasi OLEH: I GUSTI AYU WAHYUNDARI (E1R011018) IRWANSYAH (E1R011020) ANISA ULFA (E1R011005) EKA KURNIAWAN (E1R010039) MADE DEWI ARINI (E1R010051) Prodi Matematika Jurusan

Lebih terperinci

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Graf Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf (Deo,1989) Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan tak kosong dengan elemen-elemennya disebut vertex, sedangkan E(G)

Lebih terperinci

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga. GRAF PENDAHULUAN Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah BAB II KAJIAN TEORI II.1 Teori-teori Dasar Graf II.1.1 Definisi Graf Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah himpunan tak kosong dari titik graf G, dan E, himpunan sisi

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika), Vol.2 No.2 Desember 27 hal. 9-3 ISSN: 97-7882 SEKILAS TENTAN RAPH Oleh: Baso Intang Sappaile Abstrak. Suatu raph terdiri dari suatu himpunan tak

Lebih terperinci

Kode MK/ Matematika Diskrit

Kode MK/ Matematika Diskrit Kode MK/ Matematika Diskrit TEORI GRAF 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 TEORI GRAF Tujuan Mahasiswa memahami konsep

Lebih terperinci

Pertemuan 12. Teori Graf

Pertemuan 12. Teori Graf Pertemuan 2 Teori Graf Derajat Definisi Misalkan adalah titik dalam suatu Graf G. Derajat titik (simbol d()) adalah jumlah garis yang berhubungan dengan titik dan garis suatu loop dihitung dua kali. Derajat

Lebih terperinci

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo Matematika Informatika 4 Onggo Wiryawan @OnggoWr Definisi adalah struktur diskrit yang mengandung vertex dan edge yang menghubungkan vertex-vertex tersebut. vertex edge 2 Jenis-jenis Definisi 1: Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan teori dalam penelitian ini. Konsep dasar tersebut berkaitan dengan definisi graf,

Lebih terperinci

Course Note Graph Hamilton

Course Note Graph Hamilton Course Note Graph Hamilton Pada catatan sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi graph Hamilton. Suatu graph terhubung adalah graph Hamilton jika graph tersebut memuat sikel yang mencakup semua titik

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

COURSE NOTE 1 : Definisi Graph By : Syaiful Hamzah Nasution

COURSE NOTE 1 : Definisi Graph By : Syaiful Hamzah Nasution COURSE NOTE 1 : Definisi Graph By : Syaiful Hamzah Nasution Definisi Graph. Suatu graph G berisi himpunan tak kosong titik-titik yang dinotasikan dengan V(G), himpunan hingga sisi-sisi yang dinotasikan

Lebih terperinci

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Konsep Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut

Lebih terperinci

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2 PENGERTIAN GRAPH 1. DEFINISI GRAPH Graph G adalah pasangan terurut dua himpunan (V(G), E(G)), V(G) himpunan berhingga dan tak kosong dari obyek-obyek yang disebut himpunan titik (vertex) dan E(G) himpunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Logika Fuzzy Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh, seorang peneliti dari Universitas California, pada tahun 1960-an. Logika fuzzy dikembangkan dari

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang dengan pesat. Teori ini sangat berguna untuk mengembangkan model-model terstruktur dalam berbagai keadaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi yang akan dihasilkan pada penelitian ini. 2.1 Beberapa Definisi dan Istilah 1. Graf (

Lebih terperinci

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2 Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2 Michael - 13514108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

9.1 RELATIONS AND THEIR PROPERTIES

9.1 RELATIONS AND THEIR PROPERTIES CHAPTER 9 RELATION 9. RELATIONS AND THEIR PROPERTIES 2 Relasi Hubungan antar anggota himpunan direpresentasikan dengan menggunakan struktur yang disebut relasi. Untuk mendeskripsikan relasi antar anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang mempelajari himpunan titik yang dihubungkan oleh himpunan garis. Suatu graf adalah himpunan tidak kosong yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Graf 1. Dasar-dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) ditulis dengan notasi G = (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tidak kosong (vertex)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini

Lebih terperinci

BAB 2 BEBERAPA ISTILAH DARI GRAPH

BAB 2 BEBERAPA ISTILAH DARI GRAPH BAB 2 BEBERAPA ISTILAH DARI GRAPH Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dan terminologi dalam graph yang akan dipergunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini. Juga akan dibahas

Lebih terperinci

MULTIPLISITAS SIKEL DARI GRAF TOTAL PADA GRAF SIKEL, GRAF PATH DAN GRAF KIPAS

MULTIPLISITAS SIKEL DARI GRAF TOTAL PADA GRAF SIKEL, GRAF PATH DAN GRAF KIPAS MULTIPLISITAS SIKEL DARI GRAF TOTAL PADA GRAF SIKEL, GRAF PATH DAN GRAF KIPAS SKRIPSI Oleh : NUR DIAN PRAMITASARI J2A 009 064 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )} GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf yang diambil dari buku Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: Suatu Graf G adalah suatu pasangan himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 DIGRAPH. Representasi dari sebuah digraph D dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 2.1. Representasi dari digraph dengan 5 buah verteks.

BAB 2 DIGRAPH. Representasi dari sebuah digraph D dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 2.1. Representasi dari digraph dengan 5 buah verteks. BAB 2 DIGRAPH Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori dasar tentang digraph yang meliputi definisi dua cycle, primitifitas dari digraph, eksponen, dan lokal eksponen. Dengan demikian, akan mempermudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun MA3051 Pengantar Teori Graf Semester 1 2013/2014 Pengajar: Hilda Assiyatun Bab 1: Graf dan subgraf Graf G : tripel terurut VG, E G, ψ G ) V G himpunan titik (vertex) E G himpunan sisi (edge) ψ G fungsi

Lebih terperinci

Gambar 6. Graf lengkap K n

Gambar 6. Graf lengkap K n . Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya

Lebih terperinci

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. Sirkuit Euler

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bagian ini menjelaskan tentang hal-hal yang erat kaitannya dengan masalah m- ring star. Salah satu cabang matematika yang cukup penting dan sangat luas penerapannya di banyak bidang

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aurelia 13512099 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Menurut (Suarga, 2012 : 1) algoritma: 1. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembagian Ilmu Statistik Secara garis besar ilmu statistik dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Statistik Parametrik Statistik parametrik adalah ilmu statistik yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Graf 2.1.1 Graf dan Graf Sederhana Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tak kosong dan E adalah himpunan sisi. Untuk selanjutnya,

Lebih terperinci

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.00). Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. Pewarnaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian diamati oleh suatu objek di matematika yang disebut dengan digraph.

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian diamati oleh suatu objek di matematika yang disebut dengan digraph. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar atau melihat sistem jalan satu arah, arus listrik, jaringan kerja dll. Biasanya hal-hal tersebut diatas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan

Lebih terperinci

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir Graf Bekerjasama dengan Rinaldi Munir Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) (akan dibahas pada kuliah IF3051) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, maka perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat, begitu pula dengan ilmu matematika. Salah satu cabang ilmu matematika yang memiliki

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 20.20 Ruang Hard Disk PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen Lie Jasa 1 Matematika Diskrit Graf (lanjutan) 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu graf G disebut himpunan titik G, dinotasikan dengan V(G) dan

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu graf G disebut himpunan titik G, dinotasikan dengan V(G) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bidang bahasan matematika yang mempelajari tentang himpunan titik yang dihubungkan oleh himpunan sisi. Suatu Graf G terdiri atas himpunan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah

Lebih terperinci

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA Siti Rohmawati 1, Dr.Agung Lukito, M.S. 2 1 Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Gedung

Lebih terperinci

Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Relasi dan Fungsi Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Himpunan. Mempunyai elemen atau anggota. Terdapat hubungan.

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n Oleh : Yogi Sindy Prakoso (1206100015) JURUSAN MATEMATIKA Company FAKULTAS MATEMATIKA Click to DAN add ILMU subtitle PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS

Lebih terperinci

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016 Dasar Teori Graf Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma 2016 Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016 Review konsep Definisi Graf Jenis-jenis graf: sederhana, berarah, multi, pseudo. Derajat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TEORI SR GRF 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat

Lebih terperinci

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5 Graf Materi ke-5 Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya

Lebih terperinci

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1 . PENGANTAR TEORI GRAF Definisi : Secara umum merupakan kumpulan titik dan garis. NET terdiri atas : 1. Himpunan titik (tidak boleh kosong) 2. Himpunan garis (directed line) 3. Setiap directed line menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum beralih kepada permasalahan line digraph, dalam bab ini

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum beralih kepada permasalahan line digraph, dalam bab ini BAB II LANDASAN TEORI Sebelum beralih kepada permasalahan line digraph, dalam bab ini akan dibahas mengenai teori dasar dan definisi yang berhubungan dengan line digraph yang akan digunakan pada Bab III.

Lebih terperinci