3. Graph Euler dan Graph Hamilton

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. Graph Euler dan Graph Hamilton"

Transkripsi

1 3. Graph Euler dan Graph Hamilton Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Masalah Exploring dan Travelling 2. Graph Euler 3. Graph Hamilton Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK. Exploring dan Traveling Pada bagian ini kita akan memperhatikan dua jenis masalah berkaitan dengan rute yang menghubungkan sejumlah kota dalam peta. Masalah Exploring Seorang explorer ingin menemukan suatu perjalanan yang melalui setiap jalan tepat satu kali dan kembali ke tempat semula. Masalah Traveller Seorang traveller ingin mengunjungi setiap kota tepat sekali dan kembali ke tempat semula. Untuk memahami perbedaan antara kedua masalah tersebut, perhatikan peta jalan pada Gambar 3.1 berikut. Gambar 3.1 Ilustrasi jalan antar kota Seorang explorer ingin menemukan perjalanan yang dimulai dari kota a, lalu melewati setiap jalan tepat satu kali dan kembali ke kota awal a. Dua contoh perjalanan yang seperti ini adalah sebagai berikut. a b c d e f b g c e g f a dan a f g c d e g b c e f b a Selanjutnya traveler ingin menemukan perjalanan yang dimulai dari kota a, lalu melewati semua kota dan kembali ke kota a. Dua contoh perjalanan yang seperti ini adalah sebagai berikut. a b c d e g f a dan a f e d c g b a 1

2 Catat bahwa explorer melalui setiap jalan tepat satu kali, namun mungkin mengunjungi suatu kota tertentu beberapa kali. Sementara itu traveller menggunjungi kota tepat satu kali, namun mungkin tidak mengunjungi beberapa jalan yang ada. Mari kita anggap peta jalan pada Gambar 3.1 tersebut sebagai graph terhubung dengan vertex mewakili kota dan edge mewakili jalan yang menghubungkan kota tersebut. Masalah explorer kini merupakan masalah mencari trail tertutup yang mencakup semua edge pada graph. Sedangkan masalah traveller merupakan masalah menemukan cycle yang mencakup semua vertex pada graph. Dengan konsep ini, kita mendapatkan definisi berikut. Definisi 3.1 Suatu graph terhubung merupakan graph Euler jika ia memiliki trail tertutup yang memuat semua edge. Trail seperti ini disebut trail Euler. Suatu graph terhubung merupakan graph Hamilton jika ia memiliki cycle yang memuat semua vertex. Cycle seperti ini disebut cycle Hamilton. Sebagai contoh, perhatikan graph pada Gambar 3.2. Graph (a) merupakan graph Euler dan juga graph Hamilton, seperti telah kita lihat pada Gambar 3.1 sebelumnya. Graph (b) merupakan graph Euler, namun bukan graph Hamilton. Trail Euler yang mungkin adalah : b c g f e g b Graph (c) merupakan graph Hamilton, namun bukan graph Euler. Cycle Hamilton yang mungkin adalah : b c g e f b. Graph (d) bukan merupakan graph Euler maupun graph Hamilton. Gambar 3.2 Contoh menentukan graph Euler dan Hamilton 2

3 Latihan 3.1 Tentukan graph berikut apakah merupakan graph Euler dan/atau graph Hamilton. Tulis suatu trail Euler atau cyce Hamilton yang anda temukan. Grap Euler Pada masalah jembatan Kὂnigsberg sebelumnya, kita merepresentasikan jembatan Kὂnigsberg ke dalam bentuk graph dengan vertex mewakili empat bagian kota dan edge mewakili tujuh jembatan seperti ditunjukan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Representasi graph untuk jembatan Kὂnigsberg Masalah jembatan Kὂnigsberg adalah masalah bagaimana menemukan rute untuk menyebrangi setiap jembatan satu kali ternyata berkoresponden dengan pencarian suatu trail Euler pada graph representasinya. Kita telah mengetahui pula bahwa trail semacam ini tidak akan ada, atau tidak ada solusi untuk permasalahan jembatan Kὂnigsberg tersebut. Euler menyajikan permasalahan yang sesuai dengan pencarian rute untuk melewati semua jembatan dengan susunan jembatan dan area kota yang lebih umum. Hal ini menuntunnya untuk memperkenalkan suatu aturan yang menunjukan kapan rute semacam itu mungkin ada. Graph dengan rute semacam ini selanjutnya disebut graph Euler. 3

4 Latihan Menemukan sebuah rute menyebrangi jembatan satu kali dan kembali ke tempat semula merupakan masalah menemukan trail Euler pada graph yang mewakilinya. Hal ini mungkin terjadi jika kita menyebrangi jembatan menuju suatu bagian kota, kita juga harus bisa meninggalkan kota tersebut dengan jembatan yang lain. Apa yang anda dapat simpulkan dengan derajat vertex pada graph Euler? 2. Dengan menggunakan hasil bagian 1, tebaklah aturan yang menjelaskan kapan suatu graph adalah graph Euler. Test aturan tersebut untuk graph pada latihan 3.1 Catatan Sejarah Leonhard Euler ( ), mungkin adalah matematikawan paling produktif sepanjang waktu. Ia memecahkan masalah jembatan Kὂnigsberg dalam sebuah paper penting berjudul Solutio problematis ad geometriam situs pertinentis (Solusi dari masalah yang berhubungan dengan posisi geometri) Teorema 3.1 Misalkan G adalah sebuah graph yang setiap vertex-nya memiliki derajat genap, maka G dapat dibagi menjadi beberapa cycle, tidak ada dari dua cycle yang terbentuk memiliki edge yang sama. Bukti : Misalkan G adalah graph yang semua vertex-nya memiliki derajat genap. Kita akan memperoleh cycle pertama di G dengan memulai di sebuah vertex u dan menelusuri edge secara sembarang tanpa mengunjungi semua edge dua kali. Karena setiap vertex memiliki derajat genap, ketika kita masuk pada satu vertex, kita akan mampu keluar dari vertex tersebut melalui edge yang berbeda. Karena kita memiliki jumlah vertex yang terbatas, maka kita akan bertemu dengan suatu vertex v yang kita temui sebelumnya. Oleh karena itu trail pada vertex v akan membentuk suatu cycle C 1. Kini kita menghapus semua edge dari cycle C 1 sehingga tersisa graph G (mungkin tak terhubung) di mana setiap vertex memiliki derajat genap. Jika G memiliki edge lain selain yang ada di C 1, kita dapat mengulangi prosedur tersebut sampai tidak ada edge yang tersisa, dan kita memperoleh C 1,C 2, C 3, C k yang bersama-sama memuat setiap vertex di G, dan tidak ada dari dua cycle tersebut yang memiliki edge yang sama seperti ditunjukan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Ilustrasi pembuktian Teorema 3.1 4

5 Latihan 3.3 Tunjukan bagaimana graph berikut dapat dibagi menjadi beberapa cycle, tidak ada dari dua cycle yang terbentuk, yang memiliki edge yang sama. Bagaimana cycle ini dapat dikombinasikan untuk membentuk trail Euler? Teorema 3.2 Sebuah graph adalah graph Euler jika dan hanya jika setiap vertex-nya memiliki derajat yang genap. Teorema 3.2 memberikan syarat perlu dan syarat cukup untuk sebuah graph terhubung menjadi graph Euler. Hal ini ekuivalen dengan dua pernyataan untuk sebuah graph terhubung G sebagai berikut. a. Jika G adalah graph Euler, maka setiap vertex G memiliki derajat yang genap. b. Jika setiap vertex G memiliki derajat yang genap, maka G adalah graph Euler. Bukti : a. Jika G adalah graph Euler, maka setiap vertex G memiliki derajat yang genap. Misalkan G adalah graph Euler, maka ia memiliki trail Euler. Ketika trail ini melewati sebuah vertex, maka ia memberi kontribusi 2 untuk derajat vertex tersebut. Karena setiap edge hanya dipakai satu kali, maka derajat setiap vertex adalah 2s yang pasti merupakan bilangan genap. b. Jika setiap vertex G memiliki derajat yang genap, maka G adalah graph Euler. Misalkan G adalah graph terhubung di mana setiap vertex memiliki derajat genap. Kita mengetahui dari Teorema 3.1 bahwa G dapat dibagi ke dalam beberapa cycle, dan tidak ada cycle yang mempunyai edge yang sama. Kita tahu bahwa cycle ini bersama-sama membuat sebuah trail Euler. Kita mulai dari vertex manapun di cycle C 1. Kelilingi C 1 sampai kita bertemu dengan cycle lain, misalnya C 2. Kita melintasi edge pada cycle ini, sehingga kita mendapatkan sebuah trail tertutup yang memuat C 1 dan C 2. Lanjutkan prosedur tersebut, seperti ditunjukan pada Gambar 3.5 sampai kita mendapatkan cycle lain. Ketika kita sampai pada sebuah cycle, karena G terhubung, maka selalu ada setidaknya sebuah cycle untuk ditambahkan pada trail tersebut. Kita lanjutkan proses tersebut sampai semua cycle dikelilingi, atau trail tersebut telah melewati semua edge di G, sehingga kita mendapatkan trail Euler yang diinginkan. Oleh karena terdapat trail Euler, maka G adalah graph Euler. 5

6 Gambar 3.5 Ilustrasi pembuktian Teorema 3.2 Latihan 3.4 Pakai Teorema 3.2 untuk menentukan graph mana pada graph berikut yang merupakan graph Euler. a. Graph komplit K 8 b. Graph bipartit komplit K 8, 8 c. Graph cycle C 8 d. Graph dodecahedron e. Graph cube Q 8 Dengan mengkombinasikan Teorema 3.1 dan 3.2, kita mendapatkan teorema sebagai berikut. Teorema 3.3 Sebuah graph dapat dibagi menjadi beberapa cycle, tidak ada dari dua cycle tersebut yang memiliki edge yang sama. Graph Semi-Euler Terdapat beberapa modifikasi dalam masalah jembatan Kὂnigsberg. Salah satu yang paling penting adalah, jika kita ingin menyebrangi semua jembatan yang dimulai dari suatu tempat, dan kita tidak perlu pulang ke tempat semula. Ide ini mengarah pada definisi 3.2 berikut. Definisi 3.2 Sebuah graph adalah graph semi-euler jika terdapat sebuah trail terbuka yang memuat setiap edge. Trail seperti ini disebut trail semi-euler. Teorema 3.4 Sebuah graph terhubung adalah graph semi-euler jika dan hanya jika memiliki tepat dua vertex dengan derajat ganjil. 6

7 Teorema 3.4 memberikan syarat perlu dan syarat cukup untuk sebuah graph terhubung menjadi graph semi-euler. Hal ini ekuivalen dengan dua pernyataan untuk sebuah graph terhubung G sebagai berikut. a. Jika G adalah graph semi-euler, maka G memiliki tepat dua vertex yang berderajat ganjil. b. Jika G memiliki tepat dua vertex yang berderajat ganjil, maka G adalah graph semi-euler. Bukti : a. Jika G adalah graph semi-euler, maka G memiliki tepat dua vertex yang berderajat ganjil. Misalkan G adalah graph semi-euler, dan misalnya v dan w menjadi vertex awal dan titik akhir dari sebuah trail terbuka. Perhatikan Gambar 3.6, jika kita menambahkan sebuah edge e yang menghubungkan v dan w, maka kita mendapatkan sebuah graph Euler dimana setiap vertex memiliki derajat yang genap. Dengan teorema 3.2, jika kita menghapus edge e, maka kita akan mendapatkan bahwa v dan w adalah dua vertex yang memiliki derajat ganjil. Gambar 3.6 Ilustrasi penambahan suatu edge pada graph semi-euler b. Jika G memiliki tepat dua vertex yang berderajat ganjil, maka G adalah graph semi-euler. Misalkan G adalah graph yang memiliki tepat dua vertex berderajat ganjil yaitu v dan w. Misalkan kita enambahkan sebuah edge e yang menghubungkan v dan w, maka kita mendapatkan graph terhubung yang setiap vertex-nya memiliki derajat genap. Dengan Teorema 3.2 graph tersebut adalah graph Euler, dan memiliki trail Euler. Penghapusan edge e dari trail ini menghasilkan sebuah trail terbuka yang memuat semua edge dari G, sehingga G adalah graph semi-euler. Latihan 3.5 Pakai Teorema 3.4 untuk menentukan graph mana pada graph berikut yang merupakan graph semi-euler. 7

8 Grap Hamilton Nama graph Hamilton berasal dari sebuah permainan yang ditemukan oleh Sir William Rowan Hamilton ( ), salah satu matematikawan penting di zamannya. Pada permainan tersebut, kita harus mencari sebuah cycle Hamilton pada graph dodecahedron yang dimulai dengan lima buah huruf. Misalnya diberikan huruf-huruf pertama yaitu BCPNM, maka pemain dapat melengkapi cycle Hamilton dengan du acara, yaitu : B C P N M D F K L T S R Q Z X W V J H G B B C P N M D F G H X W V J K L T S R Q Z B Gambar 3.7 Graph Dodecahedron Latihan Berapa banyak cycle Hamilton pada graph dodecahedron yang diawali dengan JVTSR? 2. Temukan sebuah path pada graph dodecahedron yang dimulai dengan BCD dan berakhir di T yang memuat setiap vertex satu kali! Sifat-sifat Graph Hamilton Pada graph Hamilton, belum ditemukan suatu syarat cukup dan syarat perlu untuk menentukan suatu graph merupakan graph Hamilton atau bukan. Karena situasi ini, maka hal yang dapat kita lakukan adalah mencari berbagai sifat dari graph yang merupakan graph Hamilton. Sebagai contoh pada Gambar 3.8, sebuah graph C n adalah graph Hamilton untuk semua nilai n, demikian pula graph komplit K n adalah graph Hamilton untuk n 3. Gambar 3.8 Graph Hamilton C 5 dan K 5 8

9 Latihan Yang mana dari graph berikut yang merupakan graph Hamilton? a. Graph bipartit komplit K 4,4 b. Sebuah tree 2. Buktikan bahwa graph bipartit dengan jumlah vertex yang genap bukanlah sebuah graph Hamilton 3. Gunakan hasil pada bagian 2 untuk membuktikan bahwa graph berikut bukanlah graph Hamilton. Jika kita memiliki graph Hamilton dan menambahkan sebuah edge pada graph tersebut, maka kita akan memperoleh graph Hamilton lain, karena kita dapat mengambil cycle Hamilton yang sama seperti sebelumnya. Suatu graph yang memiliki derajat vertex yang besar (insiden dengan banyak edge), lebih berpeluang menjadi graph Hamilton dari pada graph yang memiliki derajat vertex yang kecil. Oystein Ore, membuktikan suatu teori pada tahun 1960 yang mengaitkan derajat vertex dengan graph Hamilton. Teorema 3.5 : Teorema Ore Misalnya G adalah graph sederhana yang terhubung dengan n vertex, di mana n 3 dan derajat v + derajat w n, Untuk setiap pasangan vertex v dan w yang tidak bertetangga, maka G adalah graph Hamilton. Sebagai contoh, pada Gambar 3.9, ditunjukan bahwa derajat v + derajat w 5, untuk setiap pasangan vertex yang tidak bertetangga, sehingga graph tersebut adalah graph Hamilton menurut teorema Ore. Gambar 3.9 Contoh graph Hamilton yang memenuhi teorema Ore Latihan Misalkan G adalah graph sederhana yang terhubung dan memilki n vertex, dimana n 3 dan derajat v n/2 untuk setiap vertex v. Gunakan teorema Ore untuk menunjukan bahwa G graph Hamilton. 2. Berikan contoh sebuah graph Hamilton yang tidak memenuhi kondisi dari teorema Ore. 9

10 Seperti pada graph Euler, pada graph Hamilton, terdapat juga variasi ide tentang graph semi- Hamilton sebagai berikut. Definisi 3.3 Sebuah graph adalah graph semi-hamilton jika terdapat sebuah path (bukan cycle) yang memuat setiap vertex. Path seperti ini disebut path semi-hamilton. Latihan 3.9 Tentukan graph mana yang merupakan graph semi-hamilton. Jika terdapat path semi-hamilton, tuliskanlah. Studi Kasus Domiino Graph Euler dapat diterapkan dalam permainan domino. Jika kita kita memiliki graph komplit K 7, seperti ditunjukan pada Gambar 3.10, maka kita memiliki graph Euler di mana setiap vertex memiliki derajat 6. Misalkan kita memberi label vertex dengan 0,1,2,3,4,5,6 secara berurutan, maka kita dapat memperoleh sebuah contoh trail Euler dengan urutan sebagai berikut. 01, 12, 23, 34, 45, 56, 60, 02, 24, 46, 61, 13, 35, 50, 03, 36, 62, 25, 51, 14, 40. Gambar 3.10 Graph K 7 sebagai representasi domino Kita dapat menganggap setiap edge sebagai sebuah domino. Trail Euler yang dihasilkan berkoresponden dengan susunan domino (set 0-0 sampai 6-6), dalam barisan yang kontinu. Saat kita menemukan barisan tersebut, kita dapat menyisipkan kartu double pada tempat yang mungkin, sehingga didapatkan permainan domino yang komplit seperti ditunjukan pada Gambar

11 Gambar 3.11 Susunan kartu pada permainan domino Latihan 3.10 Dengan menemukan sebuah trail Euler dalam K 5, susunlah suatu set 50 buah domino (dari 0-0 sampai 4-4) dalam suatu lingkaran. Diagram-Tracing Puzzle Salah satu tipe puzzle yang biasa dimainkan adalah permainan menggambar suatu diagram dengan continuous pen-strokes (goresan pena kontinu) seminimal mungkin, tanpa mengangkat pena dari kertas dan tanpa melewati suatu bagian diagram dua kali. Masalah ini dapat diwakili dengan masalah menentukan jumlah minimal dari trail terbuka tanpa melalui edge yang sama untuk membuat graph tersebut. Pada tahun 1809 Lois Poinsot menunjukan bahwa diagram yang memiliki n titik yang saling terhubung dapat digambar dalam sebuah goresan pena kontinu, jika jumlah n ganjil. Dalam terminologi teori graph, graphini adalah komplit Kn, yang merupakan graph Euler jika memiliki jumlah vertex n yang ganjil. Perhatikan Gambar Gambar 3.12 Graph yang bisa/tidak bisa dibuat dengan sebuah goresan pena kontinu 11

12 Pada tahun 1847, Johann Listing membahas masalah diagram-tracing puzzle ini. Dalam penelitiannya, ia menyatakan bahwa untuk graph pada Gambar 3.13 terdiri dari delapan vertex dengan derajat ganjil, sehingga tidak dapat digambar dengan goresan pena kontinu lebih kecil dari empat goresan. Gambar 3.13 Contoh masalah diagram-tracing puzzle Latihan Berapa buah goresan pena kontinu yang dibutuhkan untuk menggambar diagram berikut 2. Buktikan bahwa jika graph terhubung G memiliki k vertex yang berderajat ganjil, maka jumlah terkecil dari goresan pena kontinu yang dibutuhkan untuk menggambar semua edge pada graph G adalah k/2. Knight s Tour Problem Dalam permainan catur, Knight (kuda) selalu bergerak dua kotak horizontal/vertical dan satu kotak yang tegak lurus dengannya. Ilustrasi pergerakan kuda ditunjukan pada Gambar Suatu masalah rekreasional yang telah muncul ratusan tahun lalu adalah bisakah kuda mengunjungi semua kotak pada papan catur tepat satu kali dan kembali lagi ke kotak awal. Gambar 3.14 Ilustrasi pergerakan kuda 12

13 Pada permasalahn ini, kita dapat merepresentasikan papan catur sebagai sebuah graph di mana vertex mewakili kotak dan pasangan vertex dihubungkan jika ia yang berkoresponden dengan pergerakan kuda. Kita menyimpulkan bahwa masalah ini sama dengan masalah mencari cycle Hamilton pada graph yang sesuai dengan papan catur. Untuk papan catur berukuran 4x4, graph yang dapat dibuat ditunjukan pada Gambar Gambar 3.15 Representasi graph untuk pergerakan kuda Pada papan catur berukuran 4x4, satu-satunya cara agar kita dapat mengunjungi kotak di bagian kiri atas adalah dengan dua buah pergerakan yang ditunjukan pada Gambar 3.16 (a). Begitu juga jika kita ingin mengunjungi kotak di bagian kanan bawah hanya dapat dipenuhi dengan pergerakan kuda yang ditunjukan pada Gambar 3.16(b). Dengan menggabungkan keduanya pada Gambar 3.16(c) kita dapat melihat bahwa sudah tercipta suatu cycle, sementara kotak yang lain belum dapat dikunjungi. Oleh karena itu, tidak ada solusi untuk masalah perjalanan kuda pada papan catur 4x4. Gambar 3.16 Masalah perjalanan kuda pada papan catur 4x4 Pada papan catur berukuran 8x8, terdapat solusi untuk masalah perjalanan kuda seperti ditunjukan pada Gambar Solusi atas permasalahan ini cukup menarik, karena jika kita menuliskan urutan perjalanan kuda pada setiap kotak, kita akan mendapatkan kotak ajaib di mana jumlah bilangan pada setiap baris dan setiap kolom sama dengan 260. Gambar 3.17 Solusi masalah perjalanan kuda pada papan catur 8x8 13

14 Latihan 3.12 Tunjukan bahwa tidak ada solusi untuk masalah perjalanan kuda pada papan catur 5x5 dan 7x7. Petunjuk : Ingat bahwa sebuah graph bipartit dengan jumlah vertex yang ganjil bukanlah graph Hamilton. Gray Codes Para insinyur kadang-kadang ingin merepresentasikan posisi sudut ( dalam kelipatan 45 o ) pada sebuah batang yang berotasi secara kontinu. Segmen sudut pada batang direpresentasikan ke dalam 3 digit bilangan biner ( 0 dan 1) seperti ditunjukan pada Gambar Setiap 3-digit bilangan biner mewakili segmen sudut pada posisi tertentu. Gambar 3.18 Konversi segmen sudut ke dalam bilangan biner Pada setiap perputaran batang, barisan bilangan biner berubah tepat hanya satu digit pada setiap satuan waktu. Barisan bilangan biner seperti ini disebut Gray code. Keuntungan kode semacam ini adalah meminimalisir ambigusitas yang dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan track. Gray code dapat ditemukan dengan mencari cycle Hamilton pada graph Cube. Sebagai contoh pada Gambar 3.19 merupakan graph 3-cube atau Q 3. Gray code yang mungkin dan berkoresponden dengan cycle Hamilton adalah sebagai berikut , dan Gambar 3.19 Graph cube Q 3 merepresentasikan gray code 14

15 Pada gray code dengan 4 digit bilangan biner graph yang mewakili adalah graph 4-cube atau Q 4 yang ditunjukan pada Gambar Cycle Hamilton yang dapat dibuat dari graph tersebut misalnya adalah sebagai berikut Gambar 3.18 Graph cube Q 4 merepresentasikan gray code 4 digit Latihan 3.13 Temukan gray code dari 4-digit bilangan biner lainnya. 15

2. Terminologi Graph

2. Terminologi Graph 2. Terminologi Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph dan Subgraph 2. Derajat Titik 3. Path dan Cycle 4. Graph Regular dan Graph Bipartit Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph

Lebih terperinci

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah 9. Algoritma Path Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Algoritma Fleury 2. Algoritma Shortest Path 3. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah

8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah 8. Algoritma Greedy Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Minimum Connector Problem 2. Travelling Salesman Problem Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

4. Digraph. Oleh : Ade Nurhopipah

4. Digraph. Oleh : Ade Nurhopipah 4. Digraph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Digraph dan Subdigraph 2. Derajat Titik Pada Digraph 3. Path dan Cycle Pada Digraph 4. Digraph Euler dan Digraph Hamilton Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson,

Lebih terperinci

11. Planaritas. Oleh : Ade Nurhopipah. Gambar 11.1 Masalah Utilitas

11. Planaritas. Oleh : Ade Nurhopipah. Gambar 11.1 Masalah Utilitas 11. Planaritas Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph Planar 2. Rumus Euler 3. Metode Cycle untuk Test Planaritas 4. Teorema Kuratowski 5. Dualitas Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004.

Lebih terperinci

12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex

12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex 12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Pewarnaan Vertex 2. Algoritma Pewarnaan Vertex 3. Vertex Dekomposisi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph

Lebih terperinci

Course Note Graph Hamilton

Course Note Graph Hamilton Course Note Graph Hamilton Pada catatan sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi graph Hamilton. Suatu graph terhubung adalah graph Hamilton jika graph tersebut memuat sikel yang mencakup semua titik

Lebih terperinci

5. Representasi Matrix

5. Representasi Matrix 5. Representasi Matrix Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Matrix Ketetanggaan 2. Walk Pada Graph dan Digraph 3. Matrix Insidensi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

1. Pengantar Teori Graph

1. Pengantar Teori Graph 1. Pengantar Teori Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph, Digraph dan Network 2. Klasifikasi Masalah 3. Pencarian Solusi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK.

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK. 7. Counting Trees Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Menghitung Labelled Tree 2. Menghitung Binary Tree 3. Menghitung Chemical Tree Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf di gunakan untuk merepresentasikan objek objek diskrit dan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Lebih terperinci

6. Struktur Tree. Pokok Bahasan : Sumber : Oleh : Ade Nurhopipah. 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees

6. Struktur Tree. Pokok Bahasan : Sumber : Oleh : Ade Nurhopipah. 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees 6. Struktur Tree Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK. Tree

Lebih terperinci

10. Path dan Konektivitas

10. Path dan Konektivitas 10. Path dan Konektivitas Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph dan Digraph Terhubung 2. Teorema Menger 3. Analog Teorema Manger 4. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah

Lebih terperinci

GRAF EULER DAN GRAF HAMILTON

GRAF EULER DAN GRAF HAMILTON GRAF EULER DAN GRAF HAMILTON ANDI DANIAH PAHRANY (H11113303) A. Eulerian Graf Graf yang memuat sirkut euler Lintasan euler Lintasan pada graf G dikatakan lintasan euler, ketika melalui setiap sisi di graf

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

PELABELAN GRAF SIKLUS SEDERHANA UNTUK MENGKONSTRUKSI VERTEX-MAGIC GRAPH

PELABELAN GRAF SIKLUS SEDERHANA UNTUK MENGKONSTRUKSI VERTEX-MAGIC GRAPH PELABELAN GRAF SIKLUS SEDERHANA UNTUK MENGKONSTRUKSI VERTEX-MAGIC GRAPH MAKALAH Disusun untuk Melengkapi salah satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Matematika Semester Genap Tahun Akademik 006/007

Lebih terperinci

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik Filman Ferdian - 13507091 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016

Dasar Teori Graf. Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016 Dasar Teori Graf Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma 2016 Kuliah Matrikulasi Magister Teknik Elektro, 11 April 2016 Review konsep Definisi Graf Jenis-jenis graf: sederhana, berarah, multi, pseudo. Derajat

Lebih terperinci

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. Sirkuit Euler

Lebih terperinci

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir Graf Bekerjasama dengan Rinaldi Munir Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) (akan dibahas pada kuliah IF3051) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

Asah Otak dengan Knight s Tour Menggunakan Graf Hamilton dan Backtracking

Asah Otak dengan Knight s Tour Menggunakan Graf Hamilton dan Backtracking Asah Otak dengan Knight s Tour Menggunakan Graf Hamilton dan Backtracking Rama Febriyan (13511067) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour

Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour Fahmi Mumtaz 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, NIM : 13506045 email: if16045@students.if..itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas tentang aplikasi dari

Lebih terperinci

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5 Graf Materi ke-5 Graf Isomorfik Diketahui matriks ketetanggaan (adjacency matrices) dari sebuah graf tidak berarah. Gambarkan dua buah graf yang yang bersesuaian dengan matriks tersebut. 2 0 0 0 0 0 0

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER LATIHAN ALGORITMA-INTEGER Nyatakan PBB(295,70) = 5 sebagai kombinasi lanjar 295 dan 70 Tentukan inversi dari 27(mod 7) Tentukan solusi kekongruenan lanjar dari 27.x kongruen 1(mod 7) dengan cara 1 ( cara

Lebih terperinci

Kode MK/ Matematika Diskrit

Kode MK/ Matematika Diskrit Kode MK/ Matematika Diskrit TEORI GRAF 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 TEORI GRAF Tujuan Mahasiswa memahami konsep

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan 4 II. LANDASAN TEORI Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan Konisberg yang kemudian menghasilkan konsep graf Eulerian merupakan awal dari lahirnya teori graf. Euler mengilustrasikan

Lebih terperinci

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1 MateMatika Diskrit Aplikasi TI By @Ir.Hasanuddin Sirait, MT 1 Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) (akan dibahas pada kuliah IF3051) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson

Lebih terperinci

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2 Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2 Michael - 13514108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena

Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena Strategi Permainan Menggambar Tanpa Mengangkat Pena Benardi Atmadja - 13510078 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dalam Permasalahan Knight s Tour

Aplikasi Graf dalam Permasalahan Knight s Tour Aplikasi Graf dalam Permasalahan Knight s Tour Rizka Irawan Ardiyanto - 13506012 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung Email: if16012@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 20.20 Ruang Hard Disk PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen Lie Jasa 1 Matematika Diskrit Graf (lanjutan) 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA Siti Julaeha*, Ita Luspitasari, dan Esih Sukaesih Abstrak Suatu pelabelan total disebut pelabelan-k total tak teratur total dari jika setiap dua titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak terapannya diberbagai bidang sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity Aurelia 13512099 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

BAB II Sistem Kode Dalam Bilangan Biner

BAB II Sistem Kode Dalam Bilangan Biner BAB II Sistem Kode Dalam Bilangan Biner 2.1 Kode BCD Kode BCD adalah suatu kode yang menggunakan desimal yang berkode biner (Binary-code desimal). Kode BCD ini ada yang terdiri dari 4 (empat) bit, 5 bit,

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Graf 1. Dasar-dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) ditulis dengan notasi G = (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tidak kosong (vertex)

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Di Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad,

Lebih terperinci

Aplikasi Graf Dalam Permainan Catur

Aplikasi Graf Dalam Permainan Catur Aplikasi Graf Dalam Permainan Catur Sahat Nicholas Simangunsong - 13509095 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

Dalam perkembangan dunia matematika saat ini, teori graf telah menjadi salah satu

Dalam perkembangan dunia matematika saat ini, teori graf telah menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia matematika saat ini, teori graf telah menjadi salah satu bidang ilmu dalam matematika yang paling banyak diminati, dan paling banyak mengalami

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

Gambar 6. Graf lengkap K n

Gambar 6. Graf lengkap K n . Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar dan beberapa definisi yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah penulis untuk

Lebih terperinci

PERSEGI PENGAMANAN UNIK KRISTAL. Mau belajar? Jangan hanya dibaca Kerjakan soalnya. disusun kembali oleh: Al. Krismanto, M.Sc

PERSEGI PENGAMANAN UNIK KRISTAL. Mau belajar? Jangan hanya dibaca Kerjakan soalnya. disusun kembali oleh: Al. Krismanto, M.Sc PERSEGI PENGAMANAN UNIK KRISTAL Mau belajar? Jangan hanya dibaca Kerjakan soalnya disusun kembali oleh: Al. Krismanto, M.Sc 1. PERSEGI AJAIB Persegi ajaib atau bujursangkar ajaib merupakan susunan bilangan-bilangan

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

EULERIAN GRAF & HAMILTONIAN GRAF

EULERIAN GRAF & HAMILTONIAN GRAF A. Eulerian Graf Graf yang memuat sirkut euler. EULERIAN GRAF & HAMILTONIAN GRAF Lintasan euler Lintasan pada graf G dikatakan lintasan euler, ketika melalui setiap sisi di graf tepat satu kali. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TORI SR GR 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH SKRIPSI Oleh : Novi Irawati J2A 005 038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong Willy Fitra Hendria/13511086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Gambar 7.2

Gambar 7.1 Gambar 7.2 Minggu Ke VII 7.1 Graf Hamilton Pada tahun 1859 Sir William Rowan Hamilton (1805-1865) menciptakan permainan dalam bentuk dodekahedron teratur, yaitu suatu polieder dengan dua belas muka dan dua puluh

Lebih terperinci

- Tree Adalah graph tak berarah yang terhubung dan tidak memuat cycle. Suatu Tree paling sedikit mengandung satu vertex. Contoh :

- Tree Adalah graph tak berarah yang terhubung dan tidak memuat cycle. Suatu Tree paling sedikit mengandung satu vertex. Contoh : Kuliah 5, 6 MODUL 3 - Tree Adalah graph tak berarah yang terhubung dan tidak memuat cycle. Suatu Tree paling sedikit mengandung satu vertex. Contoh : Tree dgn vertex (a) Tree dgn vertex (b) Tree dgn 3

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

Penerapah Graf untuk Memecahkan Teka-Teki Menyeberangi Sungai

Penerapah Graf untuk Memecahkan Teka-Teki Menyeberangi Sungai Penerapah Graf untuk Memecahkan Teka-Teki Menyeberangi Sungai Raka Hadhyana, 1351699 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 1 Bandung

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf yang diambil dari buku Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: Suatu Graf G adalah suatu pasangan himpunan

Lebih terperinci

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB III PELABELAN KOMBINASI 1 BAB III PELABELAN KOMBINASI 3.1 Konsep Pelabelan Kombinasi Pelabelan kombinasi dari suatu graf dengan titik dan sisi,, graf G, disebut graf kombinasi jika terdapat fungsi bijektif dari ( himpunan titik

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY Latar belakang Masalah Pada setiap awal semester bagian pendidikan fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori graf pertama kali dikemukakan oleh Leonhard Euler, seorang matematikawan berkebangsaan Swiss sekaligus matematikawan yang paling produktif dalam ranah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

Mewarnai Tabel. Masukan. Keluaran. Batasan. Asia-Pacific Informatics Olympiad 2011 Bahasa Indonesia Version

Mewarnai Tabel. Masukan. Keluaran. Batasan. Asia-Pacific Informatics Olympiad 2011 Bahasa Indonesia Version Mewarnai Tabel Sam dan saudara perempuannya, Sara, memiliki sebuah tabel berukuran n x m sel. Mereka ingin mewarnai semua sel tersebut dengan warna merah atau biru. Berdasarkan kepercayaan pribadi, mereka

Lebih terperinci

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah BAB II KAJIAN TEORI II.1 Teori-teori Dasar Graf II.1.1 Definisi Graf Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah himpunan tak kosong dari titik graf G, dan E, himpunan sisi

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour

Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour Aplikasi Teori Graf Pada Knight s Tour Adhika Aryantio - 13511061 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci

Graf Hamilton pada Permainan Knight s Tour dan Pemecahan dengan Algoritma Divide-and-Conquer dan Bactrack

Graf Hamilton pada Permainan Knight s Tour dan Pemecahan dengan Algoritma Divide-and-Conquer dan Bactrack Graf Hamilton pada Permainan Knight s Tour dan Pemecahan dengan Algoritma Divide-and-Conquer dan Bactrack Muhammad Farhan Kemal 13513085 Program studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku Mahdan Ahmad Fauzi Al-Hasan - 13510104 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002) dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap

Lebih terperinci

SCHEMATICS 2011 SOAL SCHEMATICS

SCHEMATICS 2011 SOAL SCHEMATICS SCHEMATICS SCHEMATICS 011 SOAL Dream, Think, Code!! Panitia NPC Schematics 011 19 - Hapus Digit FJ baru mendapat pelajaran mengenai bilangan prima. Sekarang ia mencoba bilangan baru yaitu bilangan SambungPrima.

Lebih terperinci

Graf. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Rinaldi Munir/IF2120 Matematika Diskrit 1

Graf. Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Rinaldi Munir/IF2120 Matematika Diskrit 1 Graf Bahan Kuliah IF22 Matematika Diskrit Rinaldi Munir/IF22 Matematika Diskrit Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di

Lebih terperinci

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS PELABELAN DAN PEMBENTUKAN GRAF MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Meliana Deta Anggraeni 4111409019

Lebih terperinci

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut :

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut : 1. Jika 3x2006 = 2005+2007+a, maka a sama dengan A) 2003 B) 2004 C) 2005 D) 2006 2. Berapa angka terbesar yang mungkin didapat dari kombinasi susunan enam kartu angka di bawah ini? A) 6 475 413 092 B)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun 1736, yakni ketika Euler mencoba untuk mencari solusi dari permasalahan jembatan

Lebih terperinci

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan BAB I BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya Matematika merupakan alat berpikir yang sederhana dari kelompok orang biasa untuk menghitung dan mengukur barang-barang miliknya, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan dan perhitungan

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya 1 Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya Ario Yudo Husodo 13507017 Jurusan Teknik Informatika STEI-ITB, Bandung, email: if17017@students.if.itb.ac.id Abstrak Teori Graf merupakan

Lebih terperinci

METODE PELABELAN TOTAL SUPER SIMPUL AJAIB PADA GRAPH- GRAPH SIKEL BERORDO SAMA

METODE PELABELAN TOTAL SUPER SIMPUL AJAIB PADA GRAPH- GRAPH SIKEL BERORDO SAMA METODE PELABELAN TOTAL SUPER SIMPUL AJAIB PADA GRAPH- GRAPH SIKEL BERORDO SAMA Ika Tri Munawaroh *), Dr Julan Hernadi, MSi *) Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Permasalahan tentang Traveling Salesman Problem dikemukakan pada tahun 1800 oleh matematikawan Irlandia William Rowan Hamilton dan matematikawan

Lebih terperinci

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu I. LANDASAN TEORI Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu matematika yang mempresentasikan suatu objek berupa vertex (titik) dan edge (garis), edge merupakan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DIGITAL

SISTEM BILANGAN DIGITAL SISTEM BILANGAN DIGITAL Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia 1 ferrywahyu@gmail.com 1. Sistem bilangan

Lebih terperinci

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga. GRAF PENDAHULUAN Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile

SEKILAS TENTANG GRAPH. Oleh: Baso Intang Sappaile Algoritma (Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika), Vol.2 No.2 Desember 27 hal. 9-3 ISSN: 97-7882 SEKILAS TENTAN RAPH Oleh: Baso Intang Sappaile Abstrak. Suatu raph terdiri dari suatu himpunan tak

Lebih terperinci

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kendal.

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kendal. Graf Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang menghubungkan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini

Lebih terperinci

Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic 6.

Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic 6. Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic.0 Halimah Turosdiah #1, Armiati #, Meira Parma Dewi # # Mathematic Department

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TEORI SR GRF 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat

Lebih terperinci

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

JURNAL IT STMIK HANDAYANI Nurilmiyanti Wardhani Teknik Informatika, STMIK Handayani Makassar ilmyangel@yahoo.com Abstrak Algoritma semut atau Ant Colony Optimization merupakan sebuah algoritma yang berasal dari alam. Algoritma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Graf 2.1.1 Graf dan Graf Sederhana Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tak kosong dan E adalah himpunan sisi. Untuk selanjutnya,

Lebih terperinci