8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "8. Algoritma Greedy. Oleh : Ade Nurhopipah"

Transkripsi

1 8. Algoritma Greedy Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Minimum Connector Problem 2. Travelling Salesman Problem Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK. Pada bab ini, kita akan membahas beberapa algoritma umum yang berkaitan dengan konstruksi tree. Kita akan mempelajari masalah minimum connector, dan menunjukan bagaimana solusinya dapat memberi informasi tentang penyelesaian travelling salesman problem (TSP). Kedua topik ini melibatkan konsep spanning tree dalam graph terhubung. Minimum Connector Problem Misalkan kita akan membuat sebuah sistem kanal irigasi yang menghubungkan sejumlah lokasi. Biaya penggalian dan perawatan untuk setiap kanal diketahui. Beberapa pasang lokasi tidak dapat dihubungkan dengan sebuah kanal karena alasan geografi. Bagaimana kita dapat mendesain kanal yang menghubungkan semua lokasi dengan biaya total yang minimal? Masalah ini dapat diinterpretasikan dalam dua cara, tergantung pada apakah kita mengijinkan adanya lokasi ekstra, di mana kanal dapat berpotongan. Sebagai contoh, pada kasus sistem kanal dalam Gambar 8.1, kita mungkin mampu untuk mengurangi total biaya dengan mambuat sebuah lokasi ekstra pada titik E dan menghubungkannya dengan lokasi A. Gambar 8.1 Contoh kasus sistem kanal irigasi Sayangnya, untuk banyak permasalahan, biaya tambahan untuk membuat lokasi ekstra melebihi biaya jika kita membangun sistem kanal tanpa tambahan lokasi. Oleh sebab itu, kita mengambil interpretasi kedua yang mengasumsikan bahwa setiap koneksi menghubungkan dua lokasi, dan tidak ada lokasi baru yang boleh dibuat. 1

2 Kita dapat memodelkan masalah ini dengan graph, di mana lokasi diwakili dengan vertex dan kanal diwakili dengan edge yang memiliki bobot. Bobot edge pada kasus ini mewakili banyaknya biaya. Masalah yang akan kita selesaikan adalah bagaimana menemukan subgraph terhubung yang melalui semua vertex dari graph yang ada, sehingga memiliki total bobot yang minimal. Subgraph yang dimaksud adalah sebuah spanning tree, karena jika terdapat sebuah cycle, kita akan dapat mengurangi biaya total dengan menghapus sebuah edge pada cycle tersebut. Masalah ini ditunjukan pada Gambar 8.2. Gambar 8.2 Representasi graph berbobot untuk sistem kanal irigasi Pada contoh masalah yang ditunjukan Gambar 8.2, total bobotnya adalah 100. Penghapusan sebuah edge dari cycle yang ada, dapat mengurangi total bobot, dan menghasilkan sebuah spanning tree. Spanning tree dengan total bobot minimal diperoleh dengan menghapus dua edge yang memiliki bobot terbesar yaitu AD dan BC. Biaya minimal yang dihasilkan adalah = 46. Kita menyebut spanning tree tersebut sebagai minimum connector untuk lokasi A,B,C,D. Definisi 8.1 Misalkan T adalah spanning tree dengan total bobot minimal dalam sebuah graph terhubung berbobot G, maka T adalah minimum spanning tree atau minimum connector pada graph G tersebut. Masalah minimum connector dalam graph secara teoritis adalah sebagai berikut. Minimum Connector Problem Diberikan sebuah graph berbobot, temukan minimum spanning tree pada graph tersebut. Kita akan mempelajari dua algoritma untuk menyelesaikan masalah ini. Keduanya adalah algoritma yang termasuk algoritma Greedy. Nama ini muncul karena pada setiap tahap kita memilih suatu pilihan yang paling rakus dalam arti pilihan yang terbaik, tanpa memperhatikan efek selanjutnya dari pilihan tersebut. 2

3 Algoritma Kruskal Algoritma Kruskal diperkenalkan oleh Joseph Kruskal pada tahun Dalam menerapkan algoritma ini, pada setiap tahap kita memilih edge yang bobotnya paling kecil, yang tidak membentuk sebuah cycle. Berikut adalah langkah-langkah algoritma Kruskal. Algoritma Kruskal Mulai dengan sebuah himpunan terbatas vertex, di mana setiap pasangan vertex dihubungkan dengan sebuah edge berbobot. Langkah 1 Daftar semua bobot dalam urutan naik. Langkah 2 Gambar vertex dan edge berbobot yang berkoresponden dengan bobot pertama dalam daftar yang tersedia, sedemikian rupa sehingga tidak ada cycle yang terbentuk. Hapus bobot dari daftar. Ulangi langkah 2 sampai semua vertex terhubung, lalu berhentilah. Graph berbobot yang diperoleh adalah minimum connector, dan jumlah bobot pada semua edge adalah jumlah total bobot dari minimum connector. Catatan : 1. Ketika dua bobot atau lebih bernilai sama, akan muncul daftar dalam berbagai urutan. Bobot tersebut berada pada daftar dalam susunan tidak turun juga tidak naik. 2. Pada algoritma ini, kita tidak perlu mendapatkan sebuah graph terhubung pada setiap tahapnya. Kita ilustrasikan penggunaan algoritma ini dengan contoh 8.1. Contoh 8.1 Diberikan sebuah graph berbobot berikut. Catat bahwa, pada contoh ini, beberapa bobot memiliki nilai yang sama, sehingga mungkin kita memiliki sebuah pilihan edge yang berbeda dan terdapat lebih dari satu minimum spanning tree. 3

4 Edge pertama Kita memilih sebuah edge dengan bobot minimal. Edge yang mungkin hanya satu yaitu AE dengan bobot 2. Edge kedua Kita memilih edge dengan bobot terkecil selanjutnya, yaitu di antara AC atau CE, dengan bobot 4. Misal kita memilih CE. Edge ketiga Kita tidak bisa memilih AC, yang juga memiliki bobot 4, karena dapat menciptakan subuah cycle ACEA, sehingga kita memilih bobot terkecil selanjutnya. Satu edge yang mungkin hanya BC dengan bobot 5. Edge keempat Edge dengan bobot terkecil selanjutnya adalah AB dan BE, dengan bobot 6. Kita tidak bisa memilih keduanya, karena dapat menciptakan cycle ABCEA atau BCEB, sehingga kita memilih edge terkecil selanjutnya. Satu edge yang mungkin dipilih adalah DE dengan bobot 7. Kita telah mendapatkan minimum spanning tree yang memuat semua vertex, dengan total bobot =18. Latihan 8.1 Pada contoh 8.1, minimum spanning tree seperti apa yang diperoleh jika pada tahap kedua, kita memilih edge AC? Jika jumlah vertex pada graph berbobot berjumlah banyak, bobot-bobotnya biasanya disajikan dalam bentuk tabel, seperti ditunjukan pada contoh

5 Contoh 8.2 Tabel berikut menunjukan jarak (dalam satuan ratusan mil) di antara enam kota. Kita akan menggunakan algoritma Kruskal untuk menemukan sebuah minimum spanning tree yang menghubungkan kota-kota tersebut. Edge pertama Kita memilih sebuah edge dengan bobot minimal. Edge yang mungkin hanya satu yaitu London-Paris dengan bobot 3. Edge kedua Kita memilih edge dengan bobot terkecil selanjutnya, yaitu antara Berlin-London atau Berlin-Paris dengan bobot 7. Misal kita memilih Berlin-London. Edge ketiga Kita tidak bisa memilih Berlin-Paris yang juga memiliki bobot 7, karena dapat menciptakan subuah cycle. Sehingga kita memilih bobot terkecil selanjutnya. Satu edge yang mungkin hanya Paris-Seville dengan bobot 8. Edge keempat Kita memilih edge dengan bobot terkecil selanjutnya yaitu Paris-Rome dengan bobot 9. Edge kelima Kita tidak bisa memilih Berlin-Rome dengan bobot 10, ataupun London-Seville dengan bobot 11, karena dapat menciptakan cycle. Sehingga kita memilih edge Berlin-Moscow dengan bobot 11. Kita telah mendapatkan minimum spanning tree yang memuat semua vertex, dengan total bobot =38. 5

6 Latihan 8.2 Tabel berikut menunjukan jarak (dalam mil) antara enam tempat di Ireland. Gunakan algoritma Kruskal untuk menemukan sebuah minimum spanning tree yang menghubungkan tempat-tempat tersebut. Algoritma Prim Walaupun algoritma Kruskal dapat diaplikasikan dengan mudah saat jumlah kotanya sedikit, namun algoritma ini tidak efektif untuk implementasi komputer, karena kebutuhan penyusunan edge dalam susunan bobot terurut naik dan kebutuhan untuk mengenali cycle yang tercipta. Kedua kesulitan ini dapat diatasi dengan modifikasi algoritma Kruskal yang disebut dengan algoritma Prim. Dalam aplikasi algoritma Prim ini, kita memulai dengan sebuah vertex dan membangun spanning tree yang diinginkan edge demi edge. Algoritma Prim Mulai dengan sebuah himpunan terbatas vertex, di mana setiap pasangan vertex dihubungkan dengan sebuah edge berbobot. Langkah 1 Pilih dan gambar sembarang vertex. Langkah 2 Temukan edge yang memiliki bobot minimal yang menghubungkan vertex yang sudah digambar dengan vertex yang belum digambar. Gambar edge berbobot ini dan vertex baru yang berkoresponden dengannya. Ulangi langkah 2 sampai semua vertex terhubung, lalu berhentilah. Catatan : 1. Ketika ada dua buah edge atau lebih dengan bobot yang sama, pilihlah sembarang edge dari beberapa edge tersebut. 2. Dengan konstruksi ini, kita memperoleh sebuah graph terhubung pada setiap tahapnya. 6

7 Contoh 8.3 Tabel berikut menunjukan jarak (dalam satuan ratusan mil) antara enam buah kota. Gunakan algoritma Prim untuk menemukan sebuah minimum spanning tree T yang menghubungkan kota tersebut. Kita mulai dengan memilih sebuah vertex. Misalnya Berlin. Edge pertama Kita memilih sebuah edge dengan bobot minimal yang menghubungkan Berlin dengan vertex lain yang tersisa. Kita dapat memilih Berlin-London atau Berlin-Paris, dengan bobot 7. Misalnya edge yang kita pilih adalah Berlin-London. Edge kedua Kita memilih edge dengan bobot terkecil yang menghubungkan Berlin atau London ke vertex lain yang tersisa. Hanya ada satu kemungkinan yaitu London-Paris dengan bobot 3. Edge ketiga Kita memilih edge dengan bobot terkecil yang menghubungkan Berlin,London atau Paris ke vertex lain yang tersisa. Hanya ada satu kemungkinan yaitu Paris-Seville dengan bobot 8. Edge keempat Kita memilih edge dengan bobot terkecil yang menghubungkan Berlin, London, Paris atau Seville ke vertex lain yang tersisa. Hanya ada satu kemungkinan yaitu Paris-Rome dengan bobot 9. Edge kelima Kita memilih edge dengan bobot terkecil yang menghubungkan Berlin, London, Paris, Seville atau Rome ke vertex lain yang tersisa. Hanya ada satu kemungkinan yaitu Berlin-Moscow dengan bobot 11. 7

8 Kita telah mendapatkan minimum spanning tree yang memuat semua vertex, dengan total bobot =38 (ini adalah tree yang kita peoleh pada contoh 8.2) Latihan 8.3 Pada contoh 8.3, seperti apa minimum spanning tree yang diperoleh : a. Jika pada tahap pertama kita memilih Berlin-Paris, dari pada Berlin-London? b. Jika kita memulai dengan memilih Rome sebagai vertex pertama daripada Berlin? Teorema 8.1 Algoritma Kruskal dan algoritma Prim selalu menghasilkan sebuah spanning tree dengan bobot yang minimal. Bukti secara garis besar Pembuktian dilakukan dengan kontradiksi. Misalkan algoritma tersebut menghasilkan sebuah tree T, dan terdapat sebuah spanning tree S dengan total bobot lebih kecil dari T. Misalkan e sebuah edge dengan bobot terkecil yang ada di T, tapi tidak di S. Gambar 8.3 Ilustrasi pembuktian teorwma 8.1 Kita menambah edge e ke S sehingga menciptakan sebuah cycle yang memuat e. Cycle ini akan memuat edge e yang tidak ada di T. Suatu subgraph, misalnya S dapat dihasilkan dari S dengan mengganti e dengan e adalah juga sebuah spanning tree. Karena e sebuah edge dengan bobot terkecil, maka bobot e tidak bisa melebihi bobot e. Sehingga bobot total dari S tidak dapat melebihi bobot total dari S. Dengan mengulang prosedur ini, kita dapat mengganti S menjadi T dengan mengganti satu edge pada satu tahap, dengan bobot yang tidak meningkat pada setiap tahapnya. Ini menunjukan bahwa total bobot T tidak melebihi total bobot S. Sehingga ini kontradiksi dengan definisi S. 8

9 Travelling Salesman Problem (TSP) TSP pertama muncul dalam bidang matematika pada Princeton University tahun 1930-an. Sebelumnya kita telah mengenal masalah TSP, di mana seorang salesman ingin mengunjungi sejumlah kota dan kembali ke kota asal, dengan total jarak seminimal mungkin. Kita dapat memodelkan masalah ini dalam sebuah graph komplit berbobot. Tujuan kita adalah menemukan sebuah cycle dengan total bobot minimal yang melewati semua vertex, atau dengan kata lain, kita mencari sebuah cycle Hamilton dengan bobot minimal. Travelling Salesman Problem Diberikan sebuah graph komplit berbobot, temukan cycle Hamilton dengan bobot minimal pada graph tersebut. Algoritma Kruskal dan algoritma Prim adalah algoritma yang sederhana untuk menyelesaikan masalah minimum connector. Kita mungkin menginginkan terdapat algoritma yang sederhana juga untuk menyelesaikan TSP. Sayangnya, belum ada algoritma yang efisien untuk menyelesaikan TSP. Tentu kita dapat mencoba semua cycle Hamilton yang mungkin, namun hal itu adalah tugas yang sulit, walaupun diselesaikan oleh komputer, kecuali vertex yang ada berjumlah sedikit. Untuk TSP yang melibatkan 100 kota, akan ada 12(99!) = 4,65 x cycle. Oleh karena itu, kita terpaksa melihat solusi pendekatan (approximate solutions) dari masalah tersebut, yaitu mencari batas atas dan batas bawah untuk panjang cycle Hamilton yang memiliki bobot minimum. Batas Atas TSP Sekarang kita akan mempelajari sebuah algoritma heuristic untuk TSP, yang merupakan algoritma yang tidak perlu memberikan sebuah jawaban yang tepat, namun memberikan sebuah pendekatan yang baik. Ide penyelesaian masalah ini adalah dengan membangun cycle yang diminta langkah demi langkah, dimulai dengan satu vertex. Langkahnya sama dengan algoritma Prim, kecuali bahwa kita akan membangun sebuah cycle bukan membangun sebuah tree. Metode Menemukan Batas Atas untuk Solusi TSP Mulai dengan sebuah himpunan terbatas vertex, di mana setiap pasangan vertex dihubungkan dengan sebuah edge berbobot. Langkah 1 Pilih sembarang vertex dan temukan vertex yang dihubungkan dengannya dengan sebuah bobot minimal. Gambar kedua vertex dan hubungkan dengan dua edge untuk membentuk sebuah cycle. Berikan cycle tersebut arah searah jarum jam. Langkah 2 Temukan vertex yang belum digambar, yang dihubungkan dengan edge dengan bobot minimal ke vertex yang sudah ada di gambar. 9

10 Ulangi langkah 2 sampai semua vertex terhubung dengan sebuah cycle, lalu berhentilah. Cycle berbobot yang diperoleh adalah cycle Hamilton dan total bobotnya (jumlah bobot dari semua edge) adalah batas atas dari solusi TSP. Catatan : Pilihan yang berbeda dari vertex awal dapat menyebabkan batas atas yang berbeda. Batas atas yang terbaik adalah batas atas yang terkecil, karena ini memberikan informasi lebih baik dari solusi sebenarnya. Contoh 8.4 Temukan batas atas dari solusi TSP untuk enam kota berikut. Vertex pertama Kita mulai dengan memilih sembarang vertex. Misal kita pilih Berlin. Vertex kedua Kota yang paling dekat dengan Berlin adalah London atau Paris dengan jarak 7. Mari kita pilih London. Kita gambar dua vertex dan dua edge yang menghubungkan mereka, dan beri sebuah cycle dengan arah searah jarum jam. Vertex ketiga Kota yang paling dekat dengan Berlin dan London adalah Paris dengan jarak 3 dari London. Kita menyisipkan Paris di depan London pada cycle. Vertex keempat Kota yang terdekat dengan Berlin, London dan Paris adalah Seville dengan jarak 8 dari Paris. Kita menyisipkan Seville di depan Paris pada cycle. 10

11 Vertex kelima Kota yang terdekat dengan Berlin, London, Paris dan Seville adalah Roma dengan jarak 9 dari Paris. Kita menyisipkan Roma di depan Paris pada cycle. Vertex keenam Kota terakhir adalah Moscow, yang paling dekat dengan Berlin dengan jarak 11. Kita sisipkan Moscow di depan Berlin pada cycle. Semua kota kini telah terhubung dengan cycle : Berlin-Moscow-London-Paris-Rome-Seville- Berlin. Batas atas dari solusi yang dicari =69 Latihan 8.4 Pada contoh 8.4, batas atas seperti apa yang dihasilkan jika kita memulainya dengan Rome? Batas Bawah TSP Metode lain untuk menentukan pendekatan solusi untuk TSP, yang sering bekerja dengan baik dalam masalah praktis, adalah dengan menemukan batas bawah total bobot cycle Hamilton dengan bobot minimum. Metode ini dilakukan dengan menyelesaikan sebuah masalah minimum connector yang berkaitan dengan masalah tersebut. Walaupun kita tidak menghasilkan sebuah pendekatan rute, kita dapat mengetahui bahwa panjang cycle yang menjadi solusi yang benar tidak boleh melewati batas bawah ini. Gambar 8.4 Ilustrasi pencarian patas bawah solusi TSP Kita ilustrasikan metode tersebut dengan graph pada Gambar 8.4. Jika kita mengambil sebuah cycle Hamilton dengan bobot minimal pada graph komplit ini dan menghapus vertex A dan semua edge yang insiden dengannya, maka kita mendapatkan sebuah path yang melewati vertex yang tersisa. 11

12 Path seperti ini adalah spanning tree untuk graph komplit yang dibentuk dengan vertex yang tersisa dan bobot cycle Hamilton yang diinginkan diperoleh dengan menambahkan bobot spanning tree dengan bobot dua buah edge yang insiden dengan A. Dalam hal ini, berlaku pertidaksamaan berikut. Total bobot cycle Hamilton dengan bobot minimal Total bobot dari spanning tree D,C,D,E yang terhubung + jumlah bobot dua edge yang insiden dengan A Sehingga batas bawah dari solusi TSP pada kasus ini adalah total bobot dari spanning tree D,C,D,E yang terhubung ditambah jumlah bobot dua edge yang insiden dengan A. Secara umum, kita dapat mengeneralisir bentuk dari pertidaksamaan ini untuk batas bawah untuk setiap TSP, sebagai berikut. Metode Menemukan Sebuah Batas Bawah untuk Solusi TSP Langkah 1 Pilih sebuah vertex v dan hapus vertex tersebut dari graph Langkah 2 Temukan minimum spanning tree yang menghubungkan vertex yang tersisa, dan hitung total bobotnya sebagai w. Langkah 3 Temukan dua bobot terkecil, w1 dan w2, dari edge yang insiden dengan v. Langkah 4 Hitung batas bawah sebagai w+w1+w2. Catatan : Pilihan vertex awal yang berbeda, dapat menghasilkan batas bawah yang berbeda. Batas bawah yang paling baik adalah batas bawah terbesar karena lebih memberi informasi tentang solusi sebenarnya. Contoh 8.5 Kita akan menemukan batas bawah untuk TSP pada graph berbobot berikut. Kita mulai dengan menghapus sebuah vertex sembarang. Misal kita memilih vertex A. Maka graph berbobot yang tersisi memiliki empat vertex B,C,D,E. 12

13 Minimum spanning tree yang menghubungkan vertex ini adalah tree dengan edge ED, CE, BC dengan bobot total =16. Dua edge dengan bobot terkecil yang insiden dengan A adalah AE dan AC dengan bobot 2 dan 4. Sehingga diperoleh solusi batas bawah = = 22. Solusi sebenarnya dari masalah ini adalah cycle ACBDEA dengan total bobot 26, sehingga batas bawah yang kita hasilkan belum memberikan pendekatan yang baik. Sebuah batas bawah yang lebih baik (yang lebih besar dan lebih mendekati solusi yang benar) dapat diperoleh dengan menghapus titik D bukan A. Pada kasus ini graph berbobot yang tersisa memiliki empat vertex A,B,C,E dan memiliki dua minimum spanning tree yang menghubungkan vertex tersebut, dengan total bobot = 2+4+5=11. Dua edge dengan bobot terkecil yang insiden dengan D adalah DE dan DA atau DE dan DB dengan bobot 7 dan 8. Sebuah batas bawah yang lebih baik dihasilkan yaitu =26, yang ternyata merupakan solusi yang sebenarnya. Pada contoh yang sudah tersebut, kita menemukan minimum spanning tree dengan memeriksa diagram dengan vertex yang dihapus. Namun, untuk contoh yang lebih besar, suatu diagram menjadi tidak efektif, dan lebih mudah bagi kita untuk mencari minimum spanning tree dengan memakai algoritma Kruskal atau algoritma Prim. Latihan 8.5 Pada contoh 8.5, batas bawah seperti apa yang dihasilkan jika pada langkah pertama kita menghapus : a. Vertex B? b. Vertex E? Batas bawah mana yang lebih bagus? 13

12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex

12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex 12. Pewarnaan dan Dekomposisi Vertex Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Pewarnaan Vertex 2. Algoritma Pewarnaan Vertex 3. Vertex Dekomposisi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph

Lebih terperinci

11. Planaritas. Oleh : Ade Nurhopipah. Gambar 11.1 Masalah Utilitas

11. Planaritas. Oleh : Ade Nurhopipah. Gambar 11.1 Masalah Utilitas 11. Planaritas Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph Planar 2. Rumus Euler 3. Metode Cycle untuk Test Planaritas 4. Teorema Kuratowski 5. Dualitas Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004.

Lebih terperinci

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah 9. Algoritma Path Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Algoritma Fleury 2. Algoritma Shortest Path 3. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

3. Graph Euler dan Graph Hamilton

3. Graph Euler dan Graph Hamilton 3. Graph Euler dan Graph Hamilton Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Masalah Exploring dan Travelling 2. Graph Euler 3. Graph Hamilton Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

1. Pengantar Teori Graph

1. Pengantar Teori Graph 1. Pengantar Teori Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph, Digraph dan Network 2. Klasifikasi Masalah 3. Pencarian Solusi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

10. Path dan Konektivitas

10. Path dan Konektivitas 10. Path dan Konektivitas Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph dan Digraph Terhubung 2. Teorema Menger 3. Analog Teorema Manger 4. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004.

Lebih terperinci

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK.

7. Counting Trees. Oleh : Ade Nurhopipah. Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J Graph and Applications. Springer: UK. 7. Counting Trees Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Menghitung Labelled Tree 2. Menghitung Binary Tree 3. Menghitung Chemical Tree Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

2. Terminologi Graph

2. Terminologi Graph 2. Terminologi Graph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Graph dan Subgraph 2. Derajat Titik 3. Path dan Cycle 4. Graph Regular dan Graph Bipartit Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph

Lebih terperinci

Gambar 6. Graf lengkap K n

Gambar 6. Graf lengkap K n . Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya

Lebih terperinci

4. Digraph. Oleh : Ade Nurhopipah

4. Digraph. Oleh : Ade Nurhopipah 4. Digraph Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Digraph dan Subdigraph 2. Derajat Titik Pada Digraph 3. Path dan Cycle Pada Digraph 4. Digraph Euler dan Digraph Hamilton Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson,

Lebih terperinci

5. Representasi Matrix

5. Representasi Matrix 5. Representasi Matrix Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Matrix Ketetanggaan 2. Walk Pada Graph dan Digraph 3. Matrix Insidensi Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications.

Lebih terperinci

6. Struktur Tree. Pokok Bahasan : Sumber : Oleh : Ade Nurhopipah. 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees

6. Struktur Tree. Pokok Bahasan : Sumber : Oleh : Ade Nurhopipah. 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees 6. Struktur Tree Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Properties of Trees 2. Spanning Trees 3. Rooted Trees Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK. Tree

Lebih terperinci

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik Filman Ferdian - 13507091 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang penting dalam dunia matematika dan informatika. TSP dapat diilustrasikan sebagai perjalanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 93 97 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON NELSA ANDRIANA, NARWEN, BUDI RUDIANTO Program

Lebih terperinci

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Vandy Putrandika NIM : 13505001 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15001@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1

x 6 x 5 x 3 x 2 x 4 V 3 x 1 V 1 . PENGANTAR TEORI GRAF Definisi : Secara umum merupakan kumpulan titik dan garis. NET terdiri atas : 1. Himpunan titik (tidak boleh kosong) 2. Himpunan garis (directed line) 3. Setiap directed line menentukan

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2 INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE Operasi-Operasi Pada Graph Union Misal G dan H adalah dua graph yang saling asing. Union G H adalah graph dengan V(G H)=V(G) V(H) dan E(G H)=E(G) E(H). Join Join dari

Lebih terperinci

Dwiprima Elvanny Myori

Dwiprima Elvanny Myori PENGOPTIMALAN JARINGAN LISTRIK DENGAN MINIMUM SPANNING TREE Dwiprima Elvanny Myori Abstract One of mathematics branch that have many application in daily life is graph theory. Graph theory is used to link

Lebih terperinci

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 1411-6669 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Majalah Ilmiah Matematika dan Statistika APLIKASI ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA CHEAPEST

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Membangun Pohon Merentang Minimum Dari Algoritma Prim dengan Strategi Greedy Doni Arzinal 1 Jursan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Labtek V, Jl. Ganesha 10 Bandung 1 if15109@students.if.itb.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Graf adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan diskrit dalam dunia nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, graf digunakan untuk

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM Pudy Prima (13508047) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE Perbandingan Kruskal dan Prim AGENDA Pendahuluan Dasar Teori Contoh Penerapan Algoritma Analisis perbandingan algoritma Prim dan Kruskal Kesimpulan PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Lebih terperinci

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal Salman Muhammad Ibadurrahman NIM : 13506106 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Gerard Edwin Theodorus - 13507079 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17079@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI ) ISSN: `1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 merupakan pendahuluan dari kajian yang akan dilakukan. Pada bab ini akan dibahas latar belakang penulis dalam pemilihan judul kajian. Selain latar belakang, dijelaskan pula tentang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY Arief Latu Suseno NIM : 13505019 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : Abstrak Graf merupakan

Lebih terperinci

IKI 20100: Struktur Data & Algoritma

IKI 20100: Struktur Data & Algoritma IKI : Struktur Data & Algoritma Graph Ruli Manurung & Ade Azurat ( Setiawan (acknowledgments: Denny, Suryana Fasilkom UI Ruli Manurung & Ade Azurat Fasilkom UI - IKI 7/8 Ganjil Minggu Materi Motivasi Definisi

Lebih terperinci

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. Sirkuit Euler

Lebih terperinci

PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL)

PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL) PENDISTRIBUSIAN BARANG FARMASI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA (STUDI KASUS : PT. AIR MAS CHEMICAL) Sulindawaty 1, Trinanda Syahputra 2 1 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Pelita Nusantara Medan AMIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY

IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY IMPLEMENTASI GRAF DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI GREEDY Erdiansyah Fajar Nugraha (13508055) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10,Bandung e-mail: if18055@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Course Note Graph Hamilton

Course Note Graph Hamilton Course Note Graph Hamilton Pada catatan sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi graph Hamilton. Suatu graph terhubung adalah graph Hamilton jika graph tersebut memuat sikel yang mencakup semua titik

Lebih terperinci

STUDI STRATEGI PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY UNTUK MEMBANGUN MINIMUM SPANNING TREE PADA GRAF BERBOBOT (WEIGHTED GRAPH) SKRIPSI

STUDI STRATEGI PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY UNTUK MEMBANGUN MINIMUM SPANNING TREE PADA GRAF BERBOBOT (WEIGHTED GRAPH) SKRIPSI STUDI STRATEGI PENGGUNAAN ALGORITMA GREEDY UNTUK MEMBANGUN MINIMUM SPANNING TREE PADA GRAF BERBOBOT (WEIGHTED GRAPH) SKRIPSI SAHAT HAMONANGAN SIMORANGKIR 050803025 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph Muhammad Afif Al-hawari (13510020) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK 1 Pendahuluan Penjelasan mengenai ruang lingkup mata kuliah, sasaran, tujuan dan kompetensi lulusan 2 1. Dasar-dasar 1.1. Kelahiran Teori Graph

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Di Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang dengan pesat. Teori ini sangat berguna untuk mengembangkan model-model terstruktur dalam berbagai keadaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, tidak lepas dari peran ilmu matematika, yaitu ilmu yang menjadi solusi secara konseptual dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Pohon. Modul 4 PENDAHULUAN. alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4

Pohon. Modul 4 PENDAHULUAN. alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4 Modul 4 Pohon Dr. Nanang Priatna, M.Pd. D PENDAHULUAN alam modul-modul sebelumnya Anda telah mempelajari graph terhubung tanpa sikel, misalnya model graph untuk molekul C 4 H 10, hierarki administrasi

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA POHON MERENTANG MINIMUM KRUSKAL

OPTIMASI ALGORITMA POHON MERENTANG MINIMUM KRUSKAL OPTIMASI ALGORITMA POHON MERENTANG MINIMUM KRUSKAL Karol Danutama / 13508040 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Selat Bangka IV no 6 Duren Sawit Jakarta Timur e-mail:

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Andika Mediputra NIM : 13509057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang

Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang Aplikasi Graf dalam Rute Pengiriman Barang Christ Angga Saputra - 09 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 0, Indonesia

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 20.20 Ruang Hard Disk PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen Lie Jasa 1 Matematika Diskrit Graf (lanjutan) 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

PATH KUAT TERKUAT DAN JARAK KUAT TERKUAT DALAM GRAF FUZZY. Lusia Dini Ekawati 1, Lucia Ratnasari 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

PATH KUAT TERKUAT DAN JARAK KUAT TERKUAT DALAM GRAF FUZZY. Lusia Dini Ekawati 1, Lucia Ratnasari 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang PATH KUAT TERKUAT DAN JARAK KUAT TERKUAT DALAM GRAF FUZZY Lusia Dini Ekawati, Lucia Ratnasari, Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl Prof H Soedarto, S H, Tembalang, Semarang Abstract Fuzzy graph is a graph

Lebih terperinci

Pohon (Tree) Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2012/2013

Pohon (Tree) Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2012/2013 Pohon (Tree) Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2012/2013 Pohon (Tree) Pohon (Tree) didefinisikan sebagai graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan graf terhubung, maka pohon selalu

Lebih terperinci

Minimum Spanning Trees algorithm

Minimum Spanning Trees algorithm Minimum Spanning Trees algorithm Algoritma Minimum Spanning Trees algoritma Kruskal and algoritma Prim. Kedua algoritma ini berbeda dalam metodologinya, tetapi keduanya mempunyai tujuan menemukan minimum

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK BEBERAPA MASALAH

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK BEBERAPA MASALAH PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS PENERAPAN ALGORITMA GREEDY UNTUK BEBERAPA MASALAH Abstrak Wiradeva Arif Kristawarman NIM : 13505053 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas

Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas Penerapan Algoritma Steiner Tree dalam Konstruksi Jaringan Pipa Gas Achmad Baihaqi, NIM: 13508030 Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa 10 Bandung e-mail: baihaqi@students.itb.ac.id

Lebih terperinci

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA Eddy Djauhari Departemen Matematika Fmipa Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km. 21, tlp./fax. : 022-7794696, Jatinangor, 45363 Email : eddy.djauhari@unpad.ac.id

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular

Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Algoritma dan Pemrograman Pendekatan Pemrograman Modular Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Pendahuluan Teknik Pemrograman Penekanan

Lebih terperinci

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2 ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2 Jurusan Teknik Informatika, FT, Jl. Dipati Ukur Bandung ABSTRAK Masalah Travelling Salesman

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 0, No. (2015), hal 17 180. PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING Kristina Karunianti Nana, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1.

Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret. 1. DIMENSI PARTISI PADA GRAF C m K n, GRAF C m [P n ], DAN GRAF t-fold WHEEL Mizan Ahmad, Tri Atmojo Kusmayadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Darwin Prasetio ( 001 ) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

TARGET BERORIENTASI METODE CABANG DAN BATAS UNTUK OPTIMISASI GLOBAL

TARGET BERORIENTASI METODE CABANG DAN BATAS UNTUK OPTIMISASI GLOBAL TARGET BERORIENTASI METODE CABANG DAN BATAS UNTUK OPTIMISASI GLOBAL Mochamad Suyudi 1, Sisilia Sylviani 2 1,2 Departmen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran moch.suyudi@gmail.com Abstrak: Fokus utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR Karels, Rheeza Effrains 1), Jusmawati 2), Nurdin 3) karelsrheezaeffrains@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM

ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM ANALISIS JARINGAN LISTRIK DI PERUMAHAN JEMBER PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRIM SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif CRITICAL PATH Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5 Graph G Path Bobot Alternatif 1 4 5 16 1 2 5 15 1 2 3 5 24 1 4 3 5 19 1 2 3 4 5 29 1 4 3

Lebih terperinci

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB

Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB Algoritma Branch & Bound untuk Optimasi Pengiriman Surat antar Himpunan di ITB Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY Latar belakang Masalah Pada setiap awal semester bagian pendidikan fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Universitas

Lebih terperinci

Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf

Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf Marvin Jerremy Budiman / 13515076 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar dan beberapa definisi yang akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan penelitian ini sehingga mempermudah penulis untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL

PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL PENERAPAN TEORI GRAF UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ALGORITMA KRUSKAL Swaditya Rizki Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm Muhammad Ecky Rabani/13510037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH

ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH ALGORITMA RUTE TERPENDEK BERBASIS TEORI GRAPH PRAPTO TRI SUPRIYO Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 6680

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar Arifin Luthfi Putranto (13508050) Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung E-Mail: xenoposeidon@yahoo.com

Lebih terperinci

Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic 6.

Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic 6. Penerapan Pewarnaan Titik pada Graf dalam Penyusunan Lokasi Duduk Menggunakan Algoritma Greedy Berbantuan Microsoft Visual Basic.0 Halimah Turosdiah #1, Armiati #, Meira Parma Dewi # # Mathematic Department

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan permasalahan pedagang keliling dalam mencari lintasan terpendek dari semua kota yang dikunjunginya. Dengan syarat kota tersebut

Lebih terperinci

Model Jaringan. Ahmad Sabri, MSi, Riset Operasional 2, Universitas Gunadarma

Model Jaringan. Ahmad Sabri, MSi, Riset Operasional 2, Universitas Gunadarma Model Jaringan Sebuah jaringan terdiri dari sekelompok simpul (node) yang dihubungkan dengan busur (arc). Suatu busur dapat dialiri arus/diberikan bobot dalam jumlah tertentu Contoh: jaringan transportasi:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TEORI SR GRF 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA PRIM DAN KRUSKAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE NASKAH PUBLIKASI

PERBANDINGAN ALGORITMA PRIM DAN KRUSKAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE NASKAH PUBLIKASI PERBANDINGAN ALGORITMA PRIM DAN KRUSKAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh: Yuni Ardita Sari Dewi 07.11.1385 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik

Lebih terperinci

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci

Bundel Soal. Elektroteknik. Semester 3 Tahun 2013/2014. tambahan Matematika Diskrit (ET 2012)

Bundel Soal. Elektroteknik. Semester 3 Tahun 2013/2014. tambahan Matematika Diskrit (ET 2012) Tim Penyusun Bundel Soal Elektroteknik Semester 3 Kementerian Kesejahteraan Anggota Kementerian Kewirausahaan Bundel Soal Elektroteknik Semester 3 Tahun 2013/2014 tambahan Matematika Diskrit (ET 2012)

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum

Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum Penerapan Algoritma Greedy untuk Memecahkan Masalah Pohon Merentang Minimum Bramianha Adiwazsha - NIM: 13507106 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir Graf Bekerjasama dengan Rinaldi Munir Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) (akan dibahas pada kuliah IF3051) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci