BAB III. Monte Carlo dan metode least-square, maka pada bab ini diantaranya akan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. Monte Carlo dan metode least-square, maka pada bab ini diantaranya akan"

Transkripsi

1 BAB III METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO Pada bab sebelumnya telah delaskan antara lan mengena smulas Monte Carlo dan metode least-square, maka pada bab n dantaranya akan dbahas penggunaan kedua metode tersebut ddalam metode LSM. Pada bab n, akan delaskan bagamana metode LSM dgunakan untuk mengaproksmas nla ops put Amerka. Metode n terdr dar tga tahap sekuensal, pertama adalah mensmulaskan lntasan dar harga saham, kemudan menghtung matrks payoff ops, dan yang terakhr adalah menentukan harga ops. Pada akhr bab n uga akan delaskan contoh sederhana penerapan metode LSM. Namun sebelum contoh penerapan akan dberkan skema sederhana metode LSM n. Lebh elasnya pada bab 3.1 akan dbahas mengena ekspektas bersyarat dan ruang Hlbert, bab 3. mengena smulas lntasan harga saham, bab 3.3 mengena perhtungan matrks payoff ops, bab 3.4 mengena perhtungan nla ops, bab 3.5 bers skema metode LSM dan bab 3.6 menelaskan contoh sederhana dar metode LSM. 3.1 Ekspektas Bersyarat dan Ruang Hlbert Dberkan sebuah ruang probabltas ( P ) ΩΦ,, m yang complete dan terbatas pada nterval waktu [0,T]. Ruang sampel Ω adalah hmpunan tak 43 Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

2 44 kosong dar semua kemungknan hasl yang dapat terad pada duna nyata atau dalam suatu ekspermen, dengan elemen Ω dlambangkan ω. Φ adalah σ-alabar dar subset Ω, yatu hmpunan dan semua subset dar Ω. Elemen dar Φ dsebut keadan. Probablty measure P m adalah fungs dar Φ ke blangan real antara 0 dan 1 yang menyatakan probabltas masng-masng keadan. Ruang probabltas merupakan ruang terukur dengan measure P m, yang memenuh aksoma probabltas, yatu 1. P m (J) 0, untuk setap J Φ. P m (Ω) = 1, dan 3. P m (J 1 J J n ) = n Pm( J). = 1 Ruang probabltas yang complete adalah setap subset C dar hmpunan null J 0 (P m (J 0 ) = 0) dengan J 0 Φ adalah terukur (Wkpeda, 008). Varabel random X adalah fungs terukur dar ruang sampel Ω ke ruang terukur lannya yang dsebut state space, X(ω) : Ω R. Shryaev (1994) menyatakan bahwa ka terdapat H yang merupakan ruang varabel random X dengan mean nol dan momen kedua yang terbatas pada ruang probabltas ( ΩΦ P ),, m, dengan nner product <X,Y> = E[X.Y], norm X = E X dan fungs arak (metrc) X Y, maka H adalah ruang Hlbert. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

3 45,, m = Ω, Φ, m adalah Pada ruang probabltas ( ΩΦ P ) dmsalkan L L ( P ) kelas dar varabel random X yang bernla real (Φ-measurable), sedemkan sehngga X terbatas, yatu E ( X) <. Ruang L dengan defns penumlahan dan perkalan skalar (skalar real) merupakan ruang vektor real. Untuk setap X, Y L, ddapat E( X ) <, Var( X ) E ( X ) E ( X ) = <, 1 1 dan E( XY ) E( X ) E( Y ) <, dengan ketdaksamaan terakhr berdasarkan ketdaksamaan Cauchy-Schwartz pada fungs yang square ntegrable x, y x, x. y, y. Sehngga Cov( X, Y ) = E( XY ) E( X ) E( Y ) ada dan terbatas. Dar struktur square ntegrable datas, dsmpulkan bahwa L dengan nner product X Y = E( XY) dan norm 1 1 X = X X = E( X ) uga merupakan ruang Hlbert. Selanutnya akan delaskan adanya (exstence) ekspektas bersyarat pada ruang L yang telah delaskan datas, ekspektas bersyarat tersebut akan dgunakan dalam metode LSM. Namun sebelum tu akan delaskan teorema proyeks pada ruang Hlbert. Teorema Proyeks Msalkan H adalah ruang Hlbert dan M subruang dar H, dan x sembarang vektor d H. Jka terdapat vektor m 0 M sedemkan sehngga x m0 x m untuk setap m M, maka m 0 unk. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

4 46 Konds perlu dan cukup bahwa m 0 M menad vektor unk yang memnmumkan x m untuk m M adalah x m0 M. Jka M complete (barsan Cauchy d M konvergen d M), maka vektor unk yang memnmumkan x dar x ke M. 1969). m untuk m M ada. m 0 dsebut uga proyeks ortogonal Penelasan dan bukt teorema datas dapat dlhat pada (Luenberger, Sekarang akan dbahas adanya ekspektas bersyarat pada ruang Hlbert yang telah delaskan Rogers (1997). Msalkan Σ adalah sub σ-alabar dar Φ, dan msalkan X menyatakan varabel random yang ntegrable pada ( ΩΦ P ). Rogers (1997) menyatakan adanya varabel random [ ],, m E X Σ, dsebut ekspektas bersyarat dar X dberkan Σ, yang memlk sfat-sfat berkut ) E[ X Σ] Σ-measurable dan ntegrable, ) = [ Σ] A XdP E X dp, untuk setap A Σ. A Selanutnya akan daplkaskan teorema proyeks untuk memastkan adanya ekspektas bersyarat untuk varabel-varabel random yang square,, m ntegrable. Dasumskan X square ntegrable, yatu X L ( ΩΦP ),, m msalkan L ( ΩΣP ) dan menyatakan ruang varabel-varabel random yang memenuh Σ-measurable dan square ntegrable. Sepert dtuls sebelumnya Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

5 47,, m (pada halaman 45), ruang varabel random L ( ΩΣP ),, m sehngga untuk Y 0 L ( ΩΣP ) L ( ΩΦ P ),, m adalah ruang Hlbert, merupakan subruang yang complete pada. Maka berdasarkan teorema proyeks, terdapat elemen Y 0 L ( ΩΣ,, P) sedemkan sehngga a) ( ) ( ) { ( )} X Y0 = E X Y0 = nf x Z : Z L Ω, Σ, Pm. b) = 0, 0 X Y Z untuk semua ( Ω, Σ, ) Z L P. Karena Y 0 L ( ΩΣ P ),, m, Y 0 adalah Σ-measurable dan square ntegrable, sehngga memenuh konds ) datas. Jka A Σ, maka Z = I (fungs ndkator A dar hmpunan A) adalah elemen dar L ( ΩΣP ) bahwa (( ) ),, m dan pon b) menyatakan. 0 = E X Y Z = ( X Y) dp = XdP YdP A A A Dengan meruuk ke ), maka Y 0 adalah E[ X Σ ]. Dengan kata lan, ekspektas bersyarat dar X dberkan Σ adalah proyeks ortogonal dar X pada L ( ΩΣ P ). Jad Y 0 = E[ X Σ] adalah anggota ruang L ( ΩΣP ),, m,, m yang merupakan ruang Hlbert. Karena ekspektas bersyarat merupakan anggota ruang Hlbert sehngga kta dapat menggunakan teor yang yang berlaku pada ruang Hlbert untuk menentukan aproksmas fungs ekspektas bersyarat yang nant delaskan kembal pada subbab 3.3. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

6 48 Pada skrps n ruang probabltas ( ΩΦP ),, m dapat delaskan sebaga berkut: Ω merupakan hmpunan semua kemungknan proses stokastk harga saham dan suku bunga yang terad antara waktu 0 dan T, Ω memlk elemen ω, yatu sampel lntasan harga saham dan suku bunga, Φ merupakan σ-alabar dar semua lntasan harga saham dan suku bunga subset dar Ω, dan P m merupakan probablty measure yang ddefnskan pada Φ. Sehngga fungs ekspektas bersyarat dnyatakan dengan E[ X Φ ]. X yang dmaksud adalah ekspektas besar payoff P yang ddapat ketka konds harga saham saat n S dan suku bunga saat n r elemen dar Φ, maka dapat uga dnyatakan dengan EP [ ( Sr, )]. 3. Smulas Lntasan Harga Saham Pada subbab n akan delaskan tahap pertama dalam metode LSM. Tahap pertama adalah mensmulaskan lntasan aset nduk dar ops put Amerka yatu harga saham. Setap ops memlk angka waktu dan umlah waktu eksekus yang berbeda. Msalkan suatu ops dapat deksekus pada harga E dengan aset nduk S yang memlk N buah kesempatan waktu eksekus dengan nterval waktu sebesar δt dan smulas akan dlakukan sebanyak M kal. Smulas dlakukan menggunakan persamaan (.0) yang telah dbahas d bab dua yatu Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

7 49 σ St ( + 1) = St ( ).exp r D dt σ dt 1 ρ ε3 ρε + +, = 0,1,..., N 1. Nla short rate r pada persamaan (.0) tdak lag nla yang konstan namun merupakan faktor stokastk pembentuk harga saham. Dengan demkan sebelum kta mensmulaskan lntasan harga saham terlebh dahulu kta smulaskan lntasan untuk short rate, yang sebelumnya telah dbahas pada bab II dengan menggunakan persamaan (.15) berkut adt adt adt 1 e rt ( + 1) = rt ( ). e + b( 1 e ) + ν. ε, = 0,1,..., N 1. a Sehngga persamaan (.0) menad σ St ( + 1) = St ( ).exp rt ( 1) D dt σ dt + 1 ρ ε3 ρε + +, = 0,1,..., N 1. (3.1) Harga saham dan short rate akan dsmulaskan sebanyak M kal, sehngga harga saham pada lntasan ke- dan d waktu eksekus ke-t dsebut S ( t ) dan short rate dsebut dengan r ( t ) dengan = 1,,, M dan = 1,,, N. Dar smulas (.15) kta akan dapatkan matrks short rate ukuran M x N, yatu Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

8 50 Waktu Eksekus Smulas t 1 t t N 1 r1( t 1) r1( t ) r ( ) 1 t N r( t 1) r( t ) r ( ) t N 3 r3( t 1) r3( t ) r ( ) 3 t N 4 r4( t 1) r4( t ) r ( ) 4 t N... M r ( ) M t 1 r ( ) M t rm( t N) Gambar 3.1. Matrks short rate Nla r ( t ) akan dgunakan untuk mendapatkan S ( t ) pada persamaan (3.1). Nla r ( t 1) ddapat dar persamaan (.15) dengan nla awal short rate rt ( 0 ) yang sama untuk masng-masng smulas. Hal n uga berlaku untuk harga saham pada (3.1), nla awal harga sahamst ( 0 ) sama untuk masng-masng smulas. Hasl smulas (3.1), yatu harga saham yang ddapat d tap waktu eksekus dsusun sedemkan sehngga kta mendapatkan matrks saham berukuran M x N berkut Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

9 51 Waktu Eksekus Smulas t 1 t t N 1 S1( t 1) S1( t ) S ( ) 1 t N S( t 1) S( t ) S ( ) t N 3 S3( t 1) S3( t ) S ( ) 3 t N 4 S4( t 1) S4( t ) S ( ) 4 t N.... M S ( ) M t1 S ( ) M t SM( t N) Gambar 3.. Matrks harga saham. Pada Gambar 3., masng-masng bars dsebut satu lntasan harga saham. Setelah membangktkan lntasan harga saham dan kta dapatkan matrks harga saham sepert Gambar 3., selanutnya akan dbahas bagamana menentukan matrks payoff dar matrks harga saham. 3.3 Menghtung matrks payoff Msalkan FS ( ( t )) menyatakan payoff ops yang ddapat ka pada waktu t ops deksekus pada lntasan, dmana = 1,,, M, dan = 1,,, N. Maka FS ( ( t )) = E S ( t ) dengan E adalah harga eksekus. FS ( ( t )) dsebut uga payoff segera. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

10 5 Msalkan P menyatakan matrks payoff yang berdmens M x N dengan elemen f,. Pada saat T (waktu atuh tempo ops), payoff pada masngmasng lntasan adalah nla maksmum dar nol dan nla ops yang sebenarnya pada waktu T, yatu ( ) fn, = max 0, F S ( T), 1 M. Untuk menentukan keputusan apakah kta harus mengeksekus segera atau menunda dan mengeksekus pada waktu mendatang, kta perlu membandngkan dua nla berkut, yatu nla payoff saat t (payoff segera FS ( ( t ))) dan nla ekspektas payoff dmasa mendatang yang bersyarat harga saham dan short rate saat t yang dnyatakan dengan E P S ( ), ( ) t r t. Untuk membandngkan dua nla tersebut, kta bekera mundur dmula dar waktu atuh tempo ops T ke waktu t dmana 0 < < N pada setap lntasan yang n the money. Dalam hal n hanya dgunakan lntasan yang n the money karena keputusan eksekus hanya relevan ketka ops dalam konds n the money (Longstaff dan Schwartz,001). Untuk sembarang waktu t, 0 < < N, ekspektas bersyarat payoff ops dmasa mendatang pada saat harga saham saat t sebesar S (t ) dan short rate saat t sebesar r (t ),yatue P S ( ), ( ) t r t, sepert yang telah delaskan pada subbab 3.1, E P S ( ), ( ) t r t merupakan anggota ruang Hlbert L, sehngga kta dapat mengaproksmas fungs tersebut menggunakan teor Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

11 53 yang berlaku pada ruang Hlbert. Msalkan E P S ( ), ( ) t r t berkatan dengan sebuah fungs yang tdak dketahu, kta sebut sebaga g(x). Teor dalam ruang Hlbert menyatakan bahwa sembarang fungs g(x) anggota ruang tersebut, dapat dnyatakan sebaga kombnas lnear terhtung dar bass ruang vektornya, sehngga gx ( ) = βφ( x) (3.) k = 0 k k ( ) dmana { φk x } = 1 k merupakan hmpunan bass ddalam ruang Hlbert. Longstaff dan Schwartz (001) menyarankan untuk menggunakan monomal { St ( ) k } =1 untuk mengestmas fungs g(x) tersebut sebaga hmpunan bass sehngga k persamaan (3.) dapat dtuls sebaga gx ( ) = βkst ( ). Teorema k = 0 k aproksmas Stone-Weerstrass menyatakan bahwa monomal { St ( ) k } =1 membentuk bass ruang L (Hassan,1999). { St ( ) k } =1 k merupakan bass yang tdak ortonormal, tetap bebas lnear. Hassan (1999) menyatakan bahwa ka ngn mendapatkan kombnas lnear yang ortonormal, dapat dgunakan proses Gram-Schmdt, sedemkan sehngga ddapat polnomal yang ortonormal satu dengan yang lan dan merentang L. Secara teor, kta menyatakan g(x) sebaga kombnas lnear atas K suku yang dapat dtuls sebaga berkut k Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

12 54 K k gk( x) = βks( t ). k = 0 Aproksmas dar g K (x) datas dmsalkan dengan K k gk( x) = β ks( t ) yang k = 0 dselesakan menggunakan regres least-square. Dalam skrps n dplh K =, sehngga g ( x) = β + β S( t ) + β S( t ). (3.3) 0 1 Oleh karena g ( x ) dgunakan untuk mengaproksmas fungs ekspektas payoff ops mendatang yang bersyarat harga saham saat t,s (t ), dan short rate saat t, r (t ), ad ada dua varabel ndependen yang akan dgunakan untuk menaksr besar ekspektas payoff mendatang E P S ( ), ( ) t r t, maka meruuk pada sfat regres polnomal dengan dua varabel yang dtunukkan persamaan (.31), maka persamaan (3.3) menad g ( x) = β + β St ( ) + β rt ( ) + β St ( ) + β rt ( ) + β St ( ) rt ( ). (3.4) Untuk mendapatkan persamaan (3.4) dengan regres least-square, dgunakan data cross-secton pada observas-observas yang dhaslkan oleh { } smulas lntasan yang n the money yatu ( ),( ( ), ( )) gx Sx rx. Data tersebut dgunakan untuk menaksr parameter β0, β1, β, β11, β, β1dengan menyelesakan ( ) M mn β0 + β1 ( ) + β ( ) + β11 ( ) + β ( ) + β1 ( ) ( ) ( ) K { β } k k = 0 = 1 St rt St rt St rt g x. (3.5) Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

13 55 Cara penaksran parameter tersebut akan delaskan dbawah. g( x ) pada persamaan (3.5) merupakan besar payoff yang dperoleh ka ops tdak deksekus pada waktu t, yatu payoff pada suatu waktu yang dmsalkan t n dmana < n N, yang nlanya ddskonto ke waktu t. Sehngga g( x ) dapat dnyatakan sebaga N y ( t ) = f B (3.6), n t, tn n=+ 1 dengan B t, t adalah faktor untuk mendskontokan nla payoff pada t n ke n waktu t dan f, n adalah payoff yang dterma pada waktu t n dan lntasan ke- dmana = 1,,.., M. Untuk lebh elasnya perhatkan gambar berkut. t 1 t t n1 t n t n3 t N lntasan 1 g(x ) = y 1 (t ) f 1,n1 g(x ) = y (t ) f 1,n3 : : g(x ) = y (t ) f,n : M Gambar 3.3. Dskonto payoff masa datang ka ops tdak deksekus Pada Gambar 3.3, t < t n1 t n t n3 t N. Untuk menaksr parameter β0, β1, β, β11, β, β1yang telah dsebutkan datas, dgunakan cara yang telah delaskan pada subbab.6. Kta ngat pada subbab.6 delaskan bahwa bentuk persamaan (3.4) dapat dtuls sebaga Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

14 56 y = Xβ. Varabel X yang dmaksud adalah matrks X berkut 1 S1( t ) 1( ) 1( ) 1( ) 1( ) 1( ) r t S t r t S t r t 1 S( t) r( t) S( t) r( t) S( t) r( t) 1 S3( t ) 3( ) 3( ) 3( ) 3( ) 3( ) r t S t r t S t r t, : : : : : : 1 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Sn t rn t Sn t rn t Sn t rn t dengan β ( ) 1 ( t ) = X( t )' X( t ) X( t )' y( t ). (3.7) yang kemudan dgunakan pada persamaan (3.4) untuk mendapatkan estmas fungs ekspektas payoff ops g ( ) x sebenarnya yatu g = ( x) E y ( t) S( t), r( t ). Kembal kepada permasalahan bagamana membandngkan dua nla berkut, yatu nla payoff saat t (payoff segera FS ( ( t ))) dan nla ekspektas payoff dmasa mendatang yang bersyarat harga saham dan short rate saat t yang dnyatakan dengan E P S ( ), ( ) t r t. Nla estmas dar regres, yatu yt ( ) = Xt ( ) β( t ) kemudan dgunakan untuk menentukan apakah saat t memang waktu yang optmal untuk mengeksekus ops. Waktu optmal tersebut dtentukan dengan cara membandngkan yt ( ) yang merupakan ekspektas payoff mendatang ka ops tdak deksekus, dengan nla payoff segera FS ( ( t )). Jka Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

15 57 yt ( ) < FS ( ( t )), maka f, dberkan nla FS ( ( t )) dan semua nla f, n pada matrks payoff P dengan < n N, dber nla nol. Hal n karena ops hanya bsa deksekus palng banyak satu kal sepanang lntasan atau selama ops tersebut berlaku. Pada kasus yang lan yatu yt ( ) FS ( ( t )), maka f, nla nol. dber Pemberan nla f, secara matemats dapat dnyatakan sebaga berkut. ( ), ( ) F( S t ) ( ) dan 0, ka ( ) ( ) ~ F S t f n = < n N F S t > y t f, =, M 0 ka ( ) y ( t) Setelah kta dapatkan matrks payoff ops P langkah selanutnya adalah menghtung nla ops menggunakan matrks tersebut. 3.4 Menghtung nla ops Setelah ddapat matrks payoff ops, selanutnya estmas nla ops P pada waktu t 0 ddapat dengan mendskonto seluruh payoff d tap-tap lntasan ke waktu t 0 dan merata-ratakannya dengan pembag M yatu banyaknya lntasan P 1 M M N = f B, 0, t = 1 = 1. Tga langkah sekuensal yang telah delaskan datas selanutnya akan dgunakan dalam mplementas penentuan nla ops put Amerka yang akan dbahas pada bab IV. Namun sebelumnya, skema metode LSM dan Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

16 58 penerapan sederhana dar metode LSM n akan delaskan pada subbabsubbab selanutnya. 3.5 Skema Metode LSM Berkut adalah skema metode LSM yang telah delaskan Gambar 3.4. Skema LSM 3.6 Contoh Penerapan Pada subbab n akan dberkan contoh penerapan metode LSM yang telah delaskan. Msalkan terdapat sebuah ops put Amerka dengan aset Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

17 59 nduk berupa saham. Dketahu harga saat n dar saham tersebut yatu S 0 = $100. Saham n memlk volatltas sebesar 5% dan tngkat hasl dvden sebesar 1,5%. Ops tersebut dapat deksekus pada harga $110 pada saat t 1, t, dan t 3, dmana saat t 3 adalah masa berakhrnya hak ops. Sehngga panang ntervalnya adalah 1/3. Dketahu pula bahwa tngkat suku bunga bebas rsko saat n adalah sebesar 3%,memlk volatltas sebesar 3% dan kecepatan mean reverson sebesar dan reverson level 5%. Smulas akan dlakukan sebanyak 8 kal. Dan koefsen korelas antara proses Wener harga saham dw dan short rate dz dplh sebesar ρ = -0,5, dengan kata lan dwdz = -0.5dt. Berkut n langkah dem langkah bagamana metode LSM menentukan harga ops dar data parameter yang dketahu. Langkah 1 : Smulas harga saham Sepert telah delaskan sebelumnya, smulas harga saham akan menggunakan persamaan (3.1) dan short rate dengan persamaan (.15). Dalam hal n, program yang dgunakan adalah Matlab. Dar smulas tersebut kta dapatkan matrks S berkut Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

18 60 t 1 t t 3 lntasan lntasan lntasan Gambar 3.5. Contoh matrks harga saham yang terkat dengan matrks r berkut t 1 t t Gambar 3.6. Contoh matrks short rate Nla (,3%) pada bars dan kolom pertama matrks datas ddapat dar perhtungan berkut..(1/ 3) (1/ 3) (1/ 3) 1 e rt ( + 1) = (3%). e + (5%)( 1 e ) + (3%). ε.. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

19 61 Nla ε yang terambl pada perhtungan tersebut adalah Selanutnya nla 0.030, dgunakan untuk mendapatkan nla pada bars dan kolom pertama matrks harga saham. Yatu (0.5) St ( + 1) = 100.exp (1/ 3) + 0.5ε1 1/ 3. Nla ε 1 yang terambl pada perhtungan tersebut adalah Langkah : Menghtung matrks payoff Dar matrks S yang dperoleh, kemudan dhtung matrks payoff yang ddapat apabla ops deksekus segera dmasng-masng waktu yang ada dengan menggunakan formula FS ( ( t )) = E S ( t ) dengan E = $110 adalah harga eksekus. t 1 t t Gambar 3.7. Matrks payoff ka ops deksekus segera Sebaga contoh, nla pada tabel datas ddapat dar $110 - $ Nla 0 yang muncul pada Gambar 3.7 dkarenakan harga saham lebh besar Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

20 6 dbandngkan harga eksekus (S E). Contohnya nla 0 pada kolom pertama, $ > $110. Sehngga pemegang ops dapat menual sahamnya dpasar dan payoff ops yang dtermanya sebesar 0. Tuuan yang ngn dcapa pada langkah n adalah untuk menemukan waktu yang optmal yang memaksmumkan payoff ops yang kta dapatkan d tap masng-masng lntasan. Untuk tuuan tersebut, metode LSM bekera dar belakang (backward), maka perhatkan pada saat t dan t 3. Jka ops put dalam konds n the money pada saat t, pemegang ops harus memutuskan apakah mengeksekus pada saat tersebut atau menunggu hngga t 3. Perlu dngat bahwa pada langkah n hanya akan dgunakan lntasan yang n the money karena membuat fungs ekspektas bersyarat dapat destmas lebh bak pada waktu-waktu dmana keputusan eksekus adalah relevan, dan hal n uga menngkatkan efsens algortma LSM. Dar Gambar 3.7 yang meruuk pada matrks harga saham pada Gambar 3.5 dapat kta smpulkan bahwa terdapat 6 lntasan yang berada dalam konds n the money pada t. Msalkan S menyatakan harga saham pada t dan r menyatakan short rate pada t, kemudan Y menyatakan payoff yang ddapat pada t 3 yang ddskonto ke t apabla ops tdak deksekus pada t. Proses dskonto dlakukan menggunakan persamaan (3.6) berkut N y ( t ) = f B., n t, tn n=+ 1 Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

21 63 r( tn t ) B merupakan faktor dskonto antara waktu t n dan t yatue dan f,n t, tn merupakan payoff yang dterma pada masa datang. Proses n dlakukan karena nla dmasa datang dapat dbandngkan dengan nla saat n ka dpandang pada waktu yang sama. S, r dan Y dberkan oleh tabel berkut n. Tabel 3.1. Data regres untuk mengaproksmas fungs ekspektas bersyarat saat t. S r Y * exp( *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = * exp(-0.055*(1/3)) = Untuk mengestmas besar ekspektas payoff E P S( t), r( t) dmasa datang yang bersyarat atas harga saham dan short rate pada t, kta regreskan data pada tabel 3.1 dengan Y sebaga varabel tak bebas dan S, r, S, r, dan S r sebaga regressor. Matrks X sesua dengan persamaan (3.4) pada data regres tabel adalah Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

22 64 1 * S r S r S r ( ) (0.0364) ( )(0.0364) ( ) (0.0516) ( )(0.0516) X (94.806) (0.0415) (94.806)(0.0415) = ( ) (0.0436) ( )(0.0436) (7.7356) (0.0804) (7.7356)(0.0804) ( ) (0.041) ( )(0.041) Dar matrks X datas kemudan dapat dhtung koefsen fungs ekspektas bersyarat persamaan (3.4) berkut g( x) = β + β St ( ) + β rt ( ) + β St ( ) + β rt ( ) + β St ( ) rt ( ) dengan menggunakan persamaan (3.7) β ( ) 1 ( t ) = X( t )' X( t ) X( t )' y( t ) = Haslnya, kta mendapatkan aproksmas fungs ekspektas bersyarat berkut y = S r + S r + 400S r (3.8) Persamaan (3.8) merupakan aproksmas fungs ekspektas bersyarat untuk keseluruhan kemungknan lntasan pada t menuu t 3 dengan menggunakan sampel data tabel 3.1 yang hanya sebanyak 6 lntasan. Oleh karena tu, semakn banyak sampel lntasan yang dambl akan semakn akurat hasl yang dperoleh. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

23 65 Selanutnya akan dbandngkan payoff yang ddapat ka mengeksekus pada t (mmedate exercse), yang dtunukkan pada kolom kedua tabel 3., dengan nla ekspektas payoff (contnuaton) yang dberkan pada kolom ketga tabel 3.. Nla eksekus yang dlakukan saat t adalah payoff yang ddapat, yatu 110 S untuk tap lntasan yang n the money. Sementara tu nla masa datang atau kelanutan ddapat dengan mensubsttus S dan r pada persamaan (3.8). Tabel 3.. Perbandngan nla mmedate exercse dan contnuaton saat t. Lntasan mmedate contnuaton keputusan eksekus d t eksekus d t eksekus d t lanutkan hak eksekus d t eksekus d t Pada lntasan pertama, nla 4.7 pada kolom kedua adalah hasl dar $110-$ , sedangkan nla 0 pada kolom ketga adalah hasl substtus S = dan r = kedalam persamaan (3.8). Pada lntasan pertama, nla ekspektas masa datang sebesar 0, lebh kecl dbandngkan nla 4.7 yang ddapat apabla ops deksekus pada saat t, sehngga mengeksekus ops pada t dlntasan pertama adalah keputusan optmal. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

24 66 Pada lntasan keempat, nla ekspektas sebesar lebh besar ketmbang yang ddapat apabla ops deksekus d t, maka keputusan menunda eksekus dan mengharapkan payoff masa datang adalah lebh optmal. Dar tabel 3.,terlhat bahwa keputusan tdak optmal pada saat t hanya terad pada lntasan ke-4 saa. Hal n membuat kta mendapatkan matrks pada Gambar 3.8. Pada matrks tersebut, ops yang deksekus pada saat t, payoff pada t 3 harus bernla 0, karena ops hanya dapat deksekus satu kal sepanang masa ops berlaku. t 1 t t Gambar 3.8. Matrks payoff hasl perbandngan t dan t 3. Langkah selanutnya, kta lakukan kembal proses metode LSM langkah kedua yang sama datas pada waktu t 1, untuk menentukan apakah ops harus deksekus pada waktu t 1. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

25 67 Dar Gambar 3.7 yang meruuk pada matrks harga saham pada Gambar 3.5 dapat kta smpulkan bahwa terdapat 7 lntasan yang berada dalam konds n the money pada t 1. Msalkan S 1 menyatakan harga saham pada t 1 dan r 1 menyatakan short rate pada t 1, kemudan Y 1 menyatakan payoff yang ddapat pada masa datang yang ddskonto ke t 1 apabla ops tdak deksekus pada t 1. S 1, r 1, dan Y 1 dberkan oleh tabel dbawah n. Tabel 3.3. Data regres untuk mengaproksmas fungs ekspektas bersyarat saat t 1. S 1 r 1 Y * exp( *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = *exp( *(1/3) *(1/3)) = * exp( *(1/3) *(1/3)) = * exp( *(1/3)) = * exp(-0.041*(1/3)) = Dar data pada tabel 3.3, dengan menggunakan persamaan (3.7) ddapat koefsen estmas fungs fungs ekspektas bersyarat sepert berkut. β ( ) 1 ( t ) = X ( t )' X ( t ) X ( t )' y( t ) = Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

26 68 Haslnya, kta mendapatkan aproksmas fungs ekspektas bersyarat berkut y = S - 177r r + 167S r (3.9) Selanutnya akan dbandngkan payoff yang ddapat ka mengeksekus pada t 1 (mmedate exercse), yang dtunukkan pada kolom kedua tabel 3.4, dengan nla ekspektas payoff (contnuaton) yang dberkan pada kolom ketga tabel 3.4. Tabel 3.4. Perbandngan nla mmedate exercse dan contnuaton saat t 1. Lntasan mmedate contnuaton keputusan lanutkan hak eksekus d t eksekus d t lanutkan hak eksekus d t lanutkan hak eksekus d t 1 Dar tabel 3.4, terlhat bahwa, keputusan optmal terad pada lntasan ke, 3, 5, dan 8. Hal n membuat kta mendapatkan matrks payoff berkut. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

27 69 t 1 t t 3 lntasan lntasan lntasan Gambar 3.9. Matrks payoff. Pada Gambar 3.9, dlntasan pertama keputusan optmal untuk mengeksekus ops terad pada t. Sedangkan untuk lntasan kedua terad pada t 1. Untuk lntasan keempat dan keenam, keputusan optmal terad pada saat terakhr ops berlaku yatu t 3. Langkah 3 : Menentukan nla ops Dar matrks payoff Gambar 3.9 tersebut, kemudan nla ops dapat dperoleh dengan mendskonto semua payoff ke saat t 0 dan merataratakannya dengan banyaknya lntasan sepert pada tabel 3.5 berkut. Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

28 70 Tabel 3.5. Perhtungan dskonto dtap-tap lntasan. lntasan Nla dskonto 1 4.7*exp( *(1/3)+(-0.030*(1/3))) = *exp( *(1/3)) = *exp(-0.036*(1/3)) = *exp( *(1/3)+( *(1/3))+( *(1/3))) = *exp(-0.056*(1/3)) = *exp( *(1/3)+( *(1/3))+( *(1/3))) = *exp( *(1/3)+( *(1/3))) = *exp( *(1/3)) = Pada lntasan pertama, ops deksekus pada t, sehngga nla 4.7 dar matrks payoff (Gambar 3.9) ddskonto ke t 0 (saat n). Dketahu dar matrks short rate (Gambar 3.6), nla short rate lntasan pertama pada t adalah (3,64%) dan t 1 adalah (.3%). Nla saat n dar 4.7 adalah (1/ 3) ( (1/ 3)) 4.7. e + = Maka estmas nla ops yang dperoleh adalah = = 8 = Dar hasl perhtungan, ddapat bahwa estmas nla ops sebesar $ Artnya, harga waar menurut hasl perhtungan metode LSM dar sebuah ops dengan data parameter yang telah dberkan adalah sebesar $ Implementas Metode..., Had Ismal, FMIPA UI, 008

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381 Bab 1 Ruang Vektor Defns Msalkan F adalah feld, yang elemen-elemennya dnyatakansebaga skalar. Ruang vektor atas F adalah hmpunan tak kosong V, yang elemen-elemennya merupakan vektor, bersama dengan dua

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F ) 28 BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR III.1 Ruang Dual Defns III.1.2: Ruang Dual [10] Msalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformas lnear f L ( V, F ) dkatakan fungsonal lnear (atau

Lebih terperinci

ALJABAR LINIER LANJUT

ALJABAR LINIER LANJUT ALABAR LINIER LANUT Ruang Bars dan Ruang Kolom suatu Matrks Msalkan A adalah matrks mnatas lapangan F. Bars pada matrks A merentang subruang F n dsebut ruang bars A, dnotaskan dengan rs(a) dan kolom pada

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 23-32, April 2001, ISSN : JRNAL MATEMATIKA DAN KOMPTER Vol 4 No 1, 3-3, Aprl 1, ISSN : 141-51 KAJIAN DISKRETISASI DENGAN METODE GALERKIN SEMI DISKRET TERHADAP EFISIENSI SOLSI MODEL RAMBATAN PANAS TANPA SK KONVEKSI Suhartono dan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran (Inferens Fungs Ketahanan dengan Metode Kaplan-Meer INFERENI FUNGI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran Jurusan Matematka FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW

3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 12 3 METODE HEURISTIK UNTUK VRPTW 3.1 Metode Heurstk Metode heurstk merupakan salah satu metode penentuan solus optmal dar permasalahan optmas kombnatoral. Berbeda dengan solus eksak yang menentukan nla

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER

PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Penerapan Program Lner Kabur dalam Analss.. Elfranto PENERAPAN PROGRAM LINIER KABUR DALAM ANALISIS SENSITIVITAS PROGRAM LINIER Elfranto Dosen Unverstas Muhammadyah Sumatera Utara Abstrak: Salah satu kaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut :

REGRESI DAN KORELASI. Penduga Kuadrat Terkecil. Penduga b0 dan b1 yang memenuhi kriterium kuadrat terkecil dapat ditemukan dalam dua cara berikut : BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA REGRESI DAN KORELASI Tujuan metode kuadrat terkecl adalah menemukan nla dugaan b0 dan b yang menghaslkan jumlah kesalahan kuadrat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI QR TUGAS AKHIR Dajukan sebaga Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sans pada Jurusan Matematka Oleh : IIS ERIANTI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph

TINJAUAN PUSTAKA. Node. Edge. Gambar 1 Directed Acyclic Graph TINJAUAN PUSTAKA Bayesan Networks BNs dapat memberkan nformas yang sederhana dan padat mengena nformas peluang. Berdasarkan komponennya BNs terdr dar Bayesan Structure (Bs) dan Bayesan Parameter (Bp) (Cooper

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci