Bab 3. Sistem Koordinat Ortogonal. 3.1 Sistem Koordinat Kartesian. cakul fi5080 by khbasar; sem
|
|
- Susanti Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 3 cakul fi5080 by khbasar; sem Sistem Koordinat Ortogonal Sistem koordinat merupakan cara pandang terhadap suatu masalah. Penggunaan sistem koordinat yang berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah berarti melihat masalah tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Dalam banyak persoalan, pemilihan sistem koordinat yang sesuai dapat memudahkan dalam menganalisa persoalan tersebut. Demikian juga dalam menganalisa gerak suatu benda, penggunaan sistem koordinat yang sesuai dapat memudahkan dan menyederhanakan analisa yang dilakukan. Dalam bagian ini akan dibahas 3 macam sistem koordinat yang banyak digunakan yaitu: sistem koordinat Kartesian (SKK), sistem koordinat silinder (SKS) dan sistem koordinat bola (SKB). Ketiga sistem koordinat ini merupakan sistem koordinat yang ortogonal karena vektor-vektor satuan pada masing-masing sistem koordinat tersebut saling tegak lurus. 3.1 Sistem Koordinat Kartesian Sistem koordinat kartesian (SKK) merupakan sistem koordinat yang paling sering digunakan. SKK 3 dimensi berguna untuk menyatakan posisi suatu objek dalam ruang sedangkan SKK 2 dimensi untuk menyatakan posisi objek pada bidang (permukaan) datar tertentu. Dalam SKK posisi suatu titik atau objek dideskripsikan dengan 3 koordinat yaitu x, y dan z. Vektor suatu posisi objek yang terletak pada koordinat (x, y, z) dalam SKK dinyatakan dengan r = xi+yj+zk (3.1) Vektor-vektor satuan dalam SKK adalah i, j dan k yang masing-masing merupakan vektor-vektor satuan dalam arah x, y dan z. Elemen luas dalam sistem koordinat kartesis dapat dituliskan sebagai 39
2 40 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL (r,θ,z) z θ r Gambar 3.1: Sistem koordinat silinder. berikut da = dxdy, atau da = dxdz, atau da = dydz (3.2) Sedangkan elemen volume dalam sistem koordinat kartesian adalah dv = dxdydz (3.3) 3.2 Sistem Koordinat Silinder Sistem koordinat ini berguna untuk menganalisa gerak benda bila benda bergerak melingkar(dua dimensi) maupun gerak spiral(tiga dimensi). Dalam sistem koordinat silinder (SKS), posisi suatu titik P dalam ruang dinyatakan dengan 3 koordinat, yaitu r, θ, dan z. Dengan r menyatakan jarak proyeksi titik tersebut pada bidang horizontal dari pusat koordinat O, θ adalah sudut yang dibentuk proyeksi titik P pada bidang horizontal diukur berlawanan arah jarum jam dan z adalah ketinggian titik tersebut dari bidang horizontal, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.1. Hubungan antara variabel-variabel dalam SKS(yaitu r, θ,z) dan variabel-
3 3.3. VEKTOR-VEKTOR SATUAN DALAM SISTEM KOORDINAT SILINDER41 variabel dalam SKK adalah sebagai berikut r = x 2 +y 2 ( y θ = arctan x) z = z (3.4) atau cakul fi5080 by khbasar; sem x = rcosθ y = rsinθ z = z (3.5) Misalkan suatu titik P dalam ruang yang dalam sistem koordinat kartesian posisinya dinyatakan dengan (x, y, z) maka titik P tersebut bila dinyatakan dalam sistem koordinat silinder adalah ( x 2 +y 2,arctan ( y x),z). Sistem koordinat silinder dengan z = 0 berubah menjadi sistem koordinat polar (2 dimensi). Vektor posisi suatu titik dalam sistem koordinat silinder dinyatakan dengan r = rû r +zû z (3.6) 3.3 Vektor-vektor satuan dalam sistem koordinat silinder Vektor satuan dalam suatu sistem koordinat dapat ditentukan dengan melihat arah perubahan positif dari variabel yang terkait dalam sistem koordinat tersebut. Sebagai misal dalam sistem koordinat kartesian, vektor satuan i, j dan k masing-masing berarah sesuai dengan arah perubahan positif dari variabel x, y dan z. Ketiga vektor satuan ini saling tegak lurus satu sama lainnya. Demikian juga untuk vektor-vektor satuan dalam koordinat silinder yang melibatkan variabel r, θ dan z, maka vektor satuan û r mempunyai arah sesuai dengan arah perubahan positif variabel r (yaitu berarah radial, keluar) sedangkan vektor satuan û θ mempunyai arah sesuai dengan arah perubahan positif variabel θ (yaitu berarah tangensial, atau seperti garis singgung pada lingkaran) dan vektor satuan û z mempunyai arah sesuai dengan arah perubahan positif variabel z. Untuk mendapat gambaran lebih jelas tentang vektor-vektor satuan û r danû θ, perhatikangambar3.2. Berbedadenganvektor-vektorsatuandalam sistem koordinat kartesian, vektor-vektor satuan û r dan û θ arahnya tidak
4 42 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL y ṷ θ θ ṷ r θ x Gambar 3.2: Vektor-vektor satuan dalam koordinat silinder. konstan melainkan bergantung pada besar θ. Dari Gambar 3.2, vektor satuan û r dapat dinyatakan dalam notasi vektor-vektor satuan i dan j, yaitu û r (θ) = cosθi+sinθj Karena vektor satuan û θ selalu tegak lurus terhadap vektor satuan û r, maka dapat dinyatakan û θ (θ) = û r (θ+π/2) = cos(θ+π/2)i+sin(θ+π/2)j = sinθi+cosθj Sedangkan vektor satuan û z arahnya selalu tetap (tidak bergantung pada θ) yaitu searah sumbu z. Dengan demikian û z = k Dengan demikian hubungan antara vektor-vektor satuan dalam SKS dan vektor-vektor satuan dalam SKK adalah sebagai berikut û r = cosθi+sinθj û θ = sinθi+cosθj û z = k (3.7)
5 3.4. ELEMEN LUAS DAN ELEMEN VOLUME DALAM SISTEM KOORDINAT SILINDER43 z rdθ dv=rdrdθdz dz cakul fi5080 by khbasar; sem x dr dθ r dr Gambar 3.3: Elemen luas dan elemen volume dalam sistem koordinat silinder. 3.4 Elemen luas dan elemen volume dalam sistem koordinat silinder Perhatikan Gambar 3.3. Dari Gambar 3.3 elemen luas dalam sistem koordinat silinder dinyatakan dalam bentuk da = rdrdθ, atau da = drdz, atau da = rdθdz y (3.8) Sedangkan elemen volume dalam sistem koordinat silinder dinyatakan dalam bentuk dv = rdrdθdz (3.9) Pembahasan lebih lengkap cara memperoleh elemen luas dan elemen volume pada sistem koordinat silinder akan dibahas kembali pada BAB 4.
6 44 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL P(r,θ,φ) θ r φ Gambar 3.4: Sistem koordinat bola. 3.5 Sistem Koordinat Bola Dalam sistem koordinat bola, posisi suatu titik P dalam ruang dinyatakan dengan 3 koordinat, yaitu r, θ, dan φ. Dengan r menyatakan jarak titik tersebut ke titik pusat koordinat, θ adalah sudut yang dibentuk antara titik P-pusat koordinat-arah vertikal sedangkan φ adalah sudut yang dibentuk proyeksi titik P pada bidang horizontal diukur berlawanan arah jarum jam, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.4. Hubungan antara variabelvariabel dalam SKB (yaitu r, θ,φ) dan variabel-variabel dalam SKK adalah sebagai berikut atau r = x 2 +y 2 +z 2 ( ) x2 +y θ = arctan 2 z ( y φ = arctan x) x = rsinθcosφ y = rsinθsinφ z = rcosφ (3.10) (3.11)
7 3.6. VEKTOR-VEKTOR SATUAN DALAM SISTEM KOORDINAT BOLA45 Misalkan suatu titik P dalam ruang yang dalam sistem koordinat kartesian posisinya dinyatakan dengan (x, y, z) maka titik P tersebut bila dinyatakan ( dalam sistem koordinat ( bola ) adalah x2 x2 +y +y 2 +z 2,arctan 2 ( y ) ),arctan. z x Vektor posisi suatu titik dalam sistem koordinat bola dinyatakan dengan cakul fi5080 by khbasar; sem r = rû r ( (3.12) = x2 +y 2 +z )û 2 r 3.6 Vektor-vektor satuan dalam sistem koordinat bola Vektor-vektor satuan dalam sistem koordinat bola dinyatakan dengan û r, û θ dan û φ. Vektor satuan û r berarah sesuai dengan arah perubahan positif variabelr,yaituarahradial(keluar). Vektorsatuanû θ berarahsesuaidengan arahperubahanpositifvariabelθ danvektorsatuanû φ berarahsesuaidengan arah perubahan positif variabel φ. Ketiga vektor satuan ini saling tegak lurus satu sama lain, namun arahnya tidak konstan melainkan tergantung dari variabel-variabel θ dan φ. Perhatikan Gambar 3.5. Vektor satuan û r dapat ditentukan dengan mudah sebagai berikut û r (θ,φ) = sinθcosφi+sinθsinφj+cosθk (3.13) Vektor satuan û θ dapat diperoleh dari vektor satuan û r dengan menambahkan sudut θ dengan π/2 sementara φ tetap, dengan demikian diperoleh û θ (θ,φ) = û r (θ+π/2,φ) = sinθcosφi+sinθsinφj+cosθk = sin(θ+π/2)cosφi+sin(θ+π/2)sinφj+cos(θ+π/2)k = cosθcosφi+cosθsinφj sinθk Sedangkan vektor satuan û φ adalah (3.14) û φ (θ,φ) = sinφi+cosφj (3.15) Dengan demikian vektor-vektor satuan dalam sistem koordinat bola bila dinyatakan dengan vektor-vektor satuan i, j dan k adalah û r = sinθcosφi+sinθsinφj+cosθk û θ = cosθcosφi+cosθsinφj sinθk û φ = sinφi+cosφj (3.16)
8 46 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL ṷ r ṷ φ θ r φ ṷ θ Gambar 3.5: Vektor-vektor satuan dalam sistem koordinat bola. 3.7 Elemen luas dan elemen volume dalam sistem koordinat bola Perhatikan Gambar 3.6. Dari Gambar 3.6 elemen luas dalam sistem koordinat silinder dinyatakan dalam bentuk da = rsinθdrdφ, atau da = rdθdr, atau da = r 2 sinφdθdφ (3.17) Sedangkan elemen volume dalam sistem koordinat bola dinyatakan dalam bentuk dv = r 2 sinθdrdθdφ (3.18) Pembahasan lebih lengkap cara memperoleh elemen luas dan elemen volume pada sistem koordinat bola akan dibahas kembali pada BAB 4.
9 3.8. KINEMATIKA BENDA TITIK DALAM SISTEM KOORDINAT SILINDER47 z dr r sinθ dφ cakul fi5080 by khbasar; sem x r sinθ φ θ r dθ dφ dv=r 2 sinθ drdθdφ rdθ r sinθ dφ Gambar 3.6: Elemen luas dan elemen volume dalam sistem koordinat bola. 3.8 Kinematika Benda Titik Dalam Sistem Koordinat Silinder Telah diuraikan bahwa vektor posisi suatu titik bila dinyatakan dalam sistem koordinat silinder adalah r(t) = rû r +zû z (3.19) y secara umum r, dan z adalah variabel yang berubah terhadap waktu dan vektor satuan û r arahnya juga berubah terhadap waktu. Dengan demikian laju perubahan posisi terhadap waktu dapat dinyatakan sebagai dr = d (rû r +zû z ) = dr ûr +r dû r + dz ûz (3.20)
10 48 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL Karena û r = cosθi+sinθj, maka Dengan demikian diperoleh dû r = d (cosθi+sinθj) = sinθ dθ i+cosθdθ j = ( sinθi+cosθj) dθ = û θ dθ (3.21) dr = v = dr +r dû r ûr + dz ûz = dr +r dθ + dz ûr ûθ ûz (3.22) Suku pertama dalam persamaan 3.22 menyatakan kecepatan dalam arah radial, sedangkan suku kedua menyatakan kecepatan benda dalam arah tangensial. Laju perubahan kecepatan menyatakan percepatan gerak benda, maka dapat dinyatakan dv = d ( dr ûr +r dθ ûθ + dz = d2 r + dr 2ûr dû r + dr Telah diperoleh sebelumnya bahwa sedangkan ) ûz dθ +r d2 θ +r dθ ûθ 2ûθ dû r = û dθ θ dû θ + d2 z 2ûz (3.23) dû θ = d ( sinθi+cosθj) = cosθ dθ i sinθdθ j = (cosθi+sinθj) dθ = û r dθ (3.24)
11 3.9. KINEMATIKA BENDA TITIK DALAM SISTEM KOORDINAT BOLA49 cakul fi5080 by khbasar; sem Maka persamaan 3.23 dituliskan kembali dalam bentuk dv = a = d2 r r dθ dθ +2 dr dθ +r d2 θ + d2 z ( 2ûr ûr ûθ 2ûθ ( ) ) 2ûz d 2 2 ( r dθ = r û 2 r + 2 dr ) dθ θ +rd2 û 2 θ + d2 z 2ûz (3.25) Suku pertama pada persamaan 3.25 menyatakan percepatan radial sedangkan suku kedua menyatakan percepatan tangensial. Terlihat bahwa jika r konstan dan z = 0 yang berarti benda bergerak melingkar dengan jejari konstan (gerak melingkar), maka percepatan radial benda adalah r sedangkan percepatan tangensial benda adalah r d2 θ 2ûθ. ( dθ ) 2 û r 3.9 Kinematika Benda Titik Dalam Sistem Koordinat Bola Karena vektor posisi suatu titik dalam SKB adalah ( ) r = x2 +y 2 +z 2 û r (3.26) maka laju perubahan posisi dapat dinyatakan menjadi dr = d (rû r) = dr +r dû r ûr Telah ditunjukkan sebelumnya bahwa vektor satuan û r bergantung pada variabel θ dan φ. Jadi jika θ dan φ berubah terhadap waktu, maka berarti û r juga bergantung pada waktu. Dapat dinyatakan dû r = d (sinθcosφi+sinθsinφj+cosθk) = cosθcosφ dθ i sinθsinφdφ i+cosθsinφdθ j +sinθcosφ dφ j sinθdθ k = (cosθcosφi+cosθsinφj sinθk) dθ +( sinθsinφi+sinθcosφj) dφ = dθ +sinθ dφ ûθ ûφ
12 50 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL Dengan demikian diperoleh v = dr = dr +r dû r ûr = dr +r dθ +rsinθ dφ ûr ûθ ûφ (3.27) Selanjutnya laju perubahan kecepatan berkaitan dengan percepatan gerak benda. Dalam hal ini percepatan gerak benda dalam sistem koordinat bola dapat diperoleh sebagai berikut: dv = d ( dr +r dθ +rsinθ dφ ) ûr ûθ ûφ = d2 r + dr dû r 2ûr + dr + dr sinθdφ +rsinθ dφ Telah diperoleh bahwa +rcosθ dθ ûφ dû φ dθ +r d2 θ +r dθ ûθ 2ûθ dû θ dφ +rsinθ d2 φ ûφ 2 ûφ kemudian dû r = dθ ûθ +sinθ dφ ûφ dû θ = d (cosθcosφi+cosθsinφj sinθk) = sinθcosφ dθ i cosθsinφdφ i sinθsinφdθ j +cosθcosφ dφ j cosθdθ k = (sinθcosφi+sinθsinφj+cosθk) dθ +( cosθsinφi+cosθcosφj) dφ = dθ +cosθ dφ ûr ûφ
13 3.9. KINEMATIKA BENDA TITIK DALAM SISTEM KOORDINAT BOLA51 sedangkan cakul fi5080 by khbasar; sem dû φ = d ( sinφi+cosφj) = cosφ dφ i sinφdφ j = (cosφi+sinφj) dφ = (sinθû r +cosθû θ ) dφ Dengan demikian dapat diperoleh ungkapan laju perubahan kecepatan (percepatan) benda dalam sistem koordinat bola yaitu: a = dv = d2 r + dr dû r 2ûr + dr dθ +r d2 θ +r dθ ûθ 2ûθ + dr sinθdφ +rcosθ dθ dφ ûφ +rsinθ dφ = d2 r + dr 2ûr dû θ 2 ûφ +rsinθ d2 φ ûφ dû φ ( dθ +sinθ dφ ) + dr dθ ûθ ûφ ( ûθ dθ +cosθ dφ ) ûr ûφ +r d2 θ +r dθ 2ûθ + dr sinθdφ +rcosθ dθ ûφ ( ) 2 dφ rsinθ (sinθû r +cosθû θ ) ( ( ) d 2 2 r dθ = r rsin 2 θ 2 ( + 2 dr dθ θ +rd2 rsinθcosθ 2 + dφ +rsinθ d2 φ ûφ 2 ûφ ( ) ) 2 dφ û r ( ) ) 2 dφ û θ ( 2sinθ dr dφ +2rcosθdr dφ φ +rsinθd2 2 ) û φ (3.28)
14 52 BAB 3. SISTEM KOORDINAT ORTOGONAL
Kinematika. 1 Kinematika benda titik: posisi, kecepatan, percepatan
ekan #1 Kinematika Mekanika membahas gerakan benda-benda fisis. Kita akan memulai pembahasan kinematika benda titik. Kinematika aitu topik ang membahas deskripsi gerak benda-benda tanpa memperhatikan penebab
Lebih terperinciDr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY
SISTEM-SISTEM KOORDINAT Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY Sistem Koordinat Kartesian Dalam sistem koordinat Kartesian, terdapat tiga sumbu koordinat yaitu sumbu x, y, dan z. Suatu titik
Lebih terperincipanjang yang berukuran x i dan y i. Ambil sebuah titik pada sub persegi d
INTEGAL ANGKAP. Integral angkap Dua. Volume dan Pusat Massa. Integral angkap Tiga.4 Koordinat Tabung dan Koordinat Bola.. Intergral angkap Dua Misal diberikan daerah di bidang XOY ang berbentuk persegi
Lebih terperinciVEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.
VEKTOR Kata vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti "pembawa" (carrier), yang ada hubungannya dengan "pergeseran" (diplacement). Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel
Lebih terperinci1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta
1/32 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) KINEMATIKA Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi KINEMATIKA Kinematika adalah cabang ilmu fisika yang
Lebih terperinciBab 1 : Skalar dan Vektor
Bab 1 : Skalar dan Vektor 1.1 Skalar dan Vektor Istilah skalar mengacu pada kuantitas yang nilainya dapat diwakili oleh bilangan real tunggal (positif atau negatif). x, y dan z kita gunakan dalam aljabar
Lebih terperincidengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya
1. Pendahuluan Penggunaan besaran vektor dalam kehidupan sehari-hari sangat penting mengingat aplikasi besaran vektor yang luas. Mulai dari prinsip gaya, hingga bidang teknik dalam memahami konsep medan
Lebih terperinciCatatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA
Khairul Basar atatan Kuliah FI2101 Fisika Matematik IA Semester I 2015-2016 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Bab 6 Analisa Vektor 6.1 Perkalian Vektor Pada bagian
Lebih terperinciKoordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola. Tim Kalkulus II
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola Tim Kalkulus II Koordinat Kartesius Sistem Koordinat 2 Dimensi Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK
KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut
Lebih terperinciKINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika
KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada
Lebih terperinciPEMBAHASAN KISI-KISI SOAL UAS KALKULUS PEUBAH BANYAK (TA 2015/2016)
PEMBAHAAN KII-KII OAL UA KALKULU PEUBAH BANYAK (TA 5/6) Arini oesatyo Putri DEEMBER 3, 5 UNIVERITA ILAM NEGERI UNAN GUNUNG DJATI BANDUNG Pembahasan oal Kisi-Kisi UA Kalkulus Peubah Banyak Tahun Ajaran
Lebih terperinciSistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus
Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus Sistem Koordinat pada Bidang Datar Disusun dengan pasangan angka urut (ordered pair) (a,b) : a dan b berturut- turut adalah
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA
RENCANA PEMBELAJARAN 1. POKOK BAHASAN : KINEMATIKA A. Sistem koordinat (SK) Secara umum, sistem koordinat merupakan cara menyatakan posisi dalam ruang, dinyatakan dalam variabel ruang. Dalam ruang D-2,
Lebih terperinciGambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus
BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut
Lebih terperinci1 Nama Anggota 1:Darul Afandi ( ) Jawaban soal No 40. -
Universitas Jember Jurusan Matematika - FMIPA MAM 56 Deadline: Wednesday, 9 ; :55 Analisis Kompleks Tugas Template Jawaban Nama Kelompok: Group J Nama Anggota:. Darul Afandi (8). Wahyu Nikmatus Sholihah
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2) Gerak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Kerangka Acuan & Sistem Koordinat Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan GLB dan GLBB Gerak Jatuh Bebas Mekanika
Lebih terperinci1 Posisi, kecepatan, dan percepatan
1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada
Lebih terperinciBab 1 Vektor. A. Pendahuluan
Bab 1 Vektor A. Pendahuluan Dalam mata kuliah Listrik Magnet A, maupun mata kuliah Listrik Magnet B sebagaii lanjutannya, penyajian konsep dan pemecahan masalah akan banyak memerlukan pengetahuan tentang
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2) Gerak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Kerangka Acuan & Sistem Koordinat Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan GLB dan GLBB Gerak Jatuh Bebas Mekanika
Lebih terperinciANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor
ANALISIS VEKTOR Aljabar Vektor Operasi vektor Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperinciPembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.
Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 6 Oleh : Fendi Alfi Fauzi. lim x 0 cos x x tan x + π )... a) b) 0 c) d) e) Jawaban : C Pembahasan: lim x 0
Lebih terperinciKAJIAN TEORITIS TRANSFORMASI METRIK SCHWARZCHILD DALAM DUA KOORDINAT
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN TEORITIS TRANSFORMASI METRIK SCHWARZCHILD DALAM DUA KOORDINAT ALMIZAN
Lebih terperinciGerak Melingkar Pendahuluan
Gerak Melingkar Pendahuluan Gerak roda kendaraan, gerak CD, VCD dan DVD, gerak kendaraan di tikungan yang berbentuk irisan lingkaran, gerak jarum jam, gerak satelit mengitari bumi, dan sebagainya adalah
Lebih terperinciDEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1
Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen
Lebih terperinciDinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA
Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan
Lebih terperinciIntensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam
RADIASI BENDA HITAM Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam Teori Benda Hitam Jika suatu benda disinari
Lebih terperincir = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k
Kompetensi Dasar Y Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. P Uraian Materi Pokok r Kinematika gerak translasi, terdiri dari : persamaan posisi benda, persamaan kecepatan,
Lebih terperinciArahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,
VEKTOR Dalam mempelajari fisika kita selalu berhubungan dengan besaran, yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dioperasikan. da besaran yang cukup dinyatakan dengan nilai (harga magnitude) dan satuannya saja,
Lebih terperinciB. Pengertian skalar dan vektor Dalam mempelajari dasar-dasar fisika, terdapat beberapa macam kuantitas kelompok besaran yaitu Vektor dan Skalar.
ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan melibatkan
Lebih terperincifi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi
BB 1 nalisa Vektor Vektor, dibedakan dari skalar, adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. rtinya untuk mendeskripsikan suatu besaran vektor secara lengkap perlu disampaikan informasi tentang
Lebih terperinciKinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:
Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 FISIKA
Antiremed Kelas 10 FISIKA Gerak Melingkar Beraturan PG Doc Name: AR10FIS098 Doc. Version: 01-09 halaman 1 01. Jika suatu benda sedang bergerak pada kelajuan tetap dalam suatu lingkaran, maka... Kecepatan
Lebih terperinci3. ORBIT KEPLERIAN. AS 2201 Mekanika Benda Langit. Monday, February 17,
3. ORBIT KEPLERIAN AS 2201 Mekanika Benda Langit 1 3.1 PENDAHULUAN Mekanika Newton pada mulanya dimanfaatkan untuk menentukan gerak orbit benda dalam Tatasurya. Misalkan Matahari bermassa M pada titik
Lebih terperinciRingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang
ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x,y) pada = {(x,y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang
Lebih terperinciBINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.
BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 2 MEDAN LISTRIK DAN HUKUM GAUSS Pendahuluan, Distribusi Muatan Kontinu, Mencari Medan Listrik Menggunakan Integral,
Lebih terperinciDIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)
DIKTAT KULIAH (IE-308) BAB 7 INTEGRAL PERMUKAAN Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPengertian. Transformasi geometric transformation. koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan
Pengertian Transformasi geometric transformation Transformasi = mengubah deskripsi koordinat dari objek Transformasi dasar: Translasi Rotasi Penskalaan Translasi Mengubah posisi objek: perpindahan lurus
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koordinat olar ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koordinat Kartesius untuk menggambarkan lintasan partikel ang bergerak. Koordinat Kartesius mudah digunakan saat menggambarkan
Lebih terperinci10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar
10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar Kita telah mempelajari bagaimana menghitung besar sudut belok di setiap titik pada tepi suatu bangun datar. Satu hal yang menarik tentang lingkaran adalah bahwa besar
Lebih terperinci2.2 kinematika Translasi
II KINEMATIKA PARTIKEL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep kinematika partikel pada kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciSISTEM KOORDINAT VEKTOR. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
SISTEM KOORDINAT VEKTOR Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami koordinat vektor Mahasiswa dapat menggunakan sistem koordinat vektor untuk menyelesaikan
Lebih terperinciTE Teknik Numerik Sistem Linear
TE 9467 Teknik Numerik Sistem Linear Operator Linear Trihastuti Agustinah Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - FTI Institut Teknologi Sepuluh Nopember O U T L I N E. Objektif.
Lebih terperinciANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor
ANALISA VEKTOR Skalar dan Vektor Skalar merupakan besaran ang dapat dinatakan dengan sebuah bilangan nata. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, kerapatan, tekanan, dan volume. Sedangkan besaran
Lebih terperinciBilangan dan Fungsi Kompleks
Bab 5 cakul fi5080 by khbasar; sem 00-0 Bilangan dan Fungsi Kompleks Pada BAB ini dibahas mengenai konsep-konsep bilangan dan variabel kompleks serta penggunaannya dalam penyelesaian persoalan fisika.
Lebih terperinciSP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan
SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh
Lebih terperinciPengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.
Pengertian Momen Gaya (torsi)- Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah
Lebih terperinciBab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan
Bab 3 Medan Listrik A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini, akan disajikan tentang medan listrik, baik konsep maupun cara memperolehnya dari beragam distribusi muatan, baik distribusi muatan diskrit (sistem
Lebih terperinciPembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket Oleh : Fendi Alfi Fauzi. Lingkaran x 6) 2 + y + ) 2 menyinggung garis y di titik a), ) b), ) c) 6, ) d) 6,
Lebih terperinciSoal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012
Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 01 Tanggal Ujian: 13 Juni 01 1. Lingkaran (x + 6) + (y + 1) 5 menyinggung garis y 4 di titik... A. ( -6, 4 ). ( -1, 4 ) E. ( 5, 4 ) B. ( 6, 4) D. ( 1, 4 )
Lebih terperinciIII. KINEMATIKA PARTIKEL. 1. PERGESERAN, KECEPATAN dan PERCEPATAN
III. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut diperhatikan maka
Lebih terperinciListrik Statik. Agus Suroso
Listrik Statik Agus Suroso Muatan Listrik Ada dua macam: positif dan negatif. Sejenis tolak menolak, beda jenis tarik menarik. Muatan fundamental e =, 60 0 9 Coulomb. Atau, C = 6,5 0 8 e. Atom = proton
Lebih terperinciBAB VI INTEGRAL LIPAT
BAB VI INTEGRAL LIPAT 6.1 Pendahuluan Pada kalkulus dan fisika dasar, kita melihat sejumlah pemakaian integral misal untuk mencari luasan, volume, massa, momen inersia, dsb.nya. Dalam bab ini kita ingin
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 FISIKA
Antiremed Kelas 10 FISIKA Gerak Melingkar Beraturan Latihan Soal Doc Name: K1AR10FIS001 Doc. Version: 01-08 halaman 1 01. Jika suatu benda sedang bergerak pada kelajuan tetap dalam suatu lingkaran, maka...
Lebih terperinci1 Posisi, kecepatan, dan percepatan
1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada
Lebih terperinciBab III. 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku. Penghubung berputar terhadap satu titik tetap
Diktat KINEMTIK leh : Ir. Erwin Sulito - Ir. Endi Sutikno ab III KECEPTN RELTIF DN PERCEPTN RELTIF 3.1 KECEPTN RELTIF 3.1.1 Kecepatan relatif dua buah titik pada satu penghubung kaku Penghubung berputar
Lebih terperinciESTIMASI PELACAKAN RADAR TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN MODIFIKASI EXTENDED KALMAN FILTER
TUGAS AKHIR - SM141501 ESTIMASI PELACAKAN RADAR TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN MODIFIKASI EXTENDED KALMAN FILTER PRIMA ADITYA NRP 1213 100 080 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Erna Apriliani, M.Si Dr. Didik Khusnul
Lebih terperinciFUNGSI KHUSUS DALAM BENTUK INTEGRAL
FUNGSI KHUSUS DALAM BENTUK INTEGRAL FUNGSI FAKTORIAL Definisi n e d n! Buktikan bahwa :!! e d e d e ( ) Terbukti FUNGSI Gamma Definisi ( ) p p e d ; p > Hubungan fungsi Gamma dengan fungsi Faktorial (
Lebih terperinciFisika Dasar 9/1/2016
1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda
Lebih terperinci4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D
9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA
K1 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA Gerak Melingkar Beraturan Latihan Soal PG Doc Name: RK1AR10FIS0501 Doc. Version: 016-10 halaman 1 01. Jika suatu benda sedang bergerak pada kelajuan tetap dalam suatu
Lebih terperinciA x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor
. Vektor.1 Representasi grafis sebuah vektor erdasarkan nilai dan arah, besaran dibagi menjadi dua bagian aitu besaran skalar dan besaran vektor. esaran skalar adalah besaran ang memiliki nilai dan tidak
Lebih terperinciBAB I SISTEM KOORDINAT
BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita
Lebih terperincix d x t 0 t d t d t d t Kecepatan Sesaat
Kecepatan Sesaat Kecepatan sesaat suatu benda dapat diketahui dengan cara menghitung kecepatan rata-rata benda tersebut untuk selang waktu ang sangat singkat atau t mendekati nol. Penulisanna secara matematis
Lebih terperinciKalkulus Multivariabel I
Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Terdapat beberapa kurva tertentu pada suatu bidang yang lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan koordinat Kutub.
Lebih terperinciBab V. Untuk menentukan besarnya kecepatan suatu titik yang bergerak. terhadap sebuah badan yang juga bergerak, perhatikan titik B yang
Oleh : Ir Ir. Erwin ulityo - Ir. Endi utikno. Bab V KECEPATAN DAN PERCEPATAN PADA DUA TITIK YANG BERIMPIT KOMPONEN CORIOLI DARI PERCEPATAN NORMAL 5.1 Kecepatan relatif dua titik berimpit Untuk menentukan
Lebih terperinciFisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi
Fisika Umum (MA301) Topik hari ini: Gerak dalam satu dimensi Posisi dan Perpindahan Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi Gerak dalam Satu Dimensi
Lebih terperinciBAB I ANALISIS VEKTOR
BAB I ANALISIS VEKTOR A. Deskripsi Materi ini akan membahas tentang pengertian, sifat, operasi dan manipulasi besaran fisik scalar dan vector. Pada pembahasan materi medan elektromagnetik berikutna akan
Lebih terperinciFISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS
K-13 Kelas X FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Menguasai konsep gerak, jarak, dan perpindahan.. Menguasai konsep kelajuan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
: Pertama / 2 x 45 menit : Demonstrasi dan diskusi Besaran dalam Gerak Melingkar o Perpindahan dalam gerak melingkar (Hlm.128) o Memahami makna gerak melingkar o Memahami konsep dari perpindahan dalam
Lebih terperinciGERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi
GERAK BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Gerak
Lebih terperinciBINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.
BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 1 PENDAHULUAN Atom, Interaksi Fundamental, Syarat Matematika, Syarat Fisika, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Pengertian
Lebih terperinciRingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang
ingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang Perhatikan fungsi z = f(x, y) pada = {(x, y) : a x b, c y d} Bentuk partisi P atas daerah berupa n buah persegipanjang
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Lipat Tiga
Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Lipat Tiga [MA4] Integral Lipat Tiga pada Balok ( k, k, k ) B B k k 7/6/7 [MA 4]. Partisi balok B menjadi n bagian; B, B,, B k,,
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild
Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Urai astri lidya ningsih 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura; e-mail: nlidya14@yahoo.com
Lebih terperinciBab II TEORI ENCOUNTER PLANET
Bab II TEORI ENCOUNTER PLANET Terdapat beberapa populasi asteroid di tata surya. Populasi terbesar berada pada sabuk utama yang terletak di antara orbit Mars dan orbit Jupiter (Main Belt Asteroids, MBAs).
Lebih terperinciPENGERTIAN KINEMATIKA
PENGERTIAN KINEMATIKA Kinematika adalah mempelajari mengenai gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab terjadi gerakan itu. Benda diasumsikan sebagai benda titik yaitu ukuran, bentuk, rotasi dan getarannya
Lebih terperinci1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan
. (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan
Lebih terperinciFISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO
i FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO Departemen Fisika Universitas Airlangga, Surabaya E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com Puji
Lebih terperinciMedan Magnet 1 MEDAN MAGNET
Medan Magnet 1 MEDAN MAGNET KEMAGNETAN ( MAGNETOSTATKA ) Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang magnet ladam magnet jarum Magnet dapat diperoleh
Lebih terperinciFisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA
GERAK LURUS MEKANIKA A. Kecepatan rata-rata dan Kecepatan sesaat Suatu benda dikatan bergerak lurus jika lintasan gerak benda itu merupakan garis lurus. Perhatikan gambar di bawah: Δx A B O x x t t v v
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT INTEGRAL LIPAT
TUGAS KALKULUS LANJUT SIFAT-SIFAT INTEGAL LIPAT Oleh: KAMELIANI 46 JUUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVESITAS NEGEI MAKASSA 4 SIFAT-SIFAT INTEGAL LIPAT A. SIFAT-SIFAT INTEGAL
Lebih terperinciSaat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda
1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,
Lebih terperinciHukum Gauss. Minggu 3 2 x pertemuan
Hukum Gauss Minggu 3 2 x pertemuan Hukum Gauss - Persamaan Maxwell yang Pertama - Digunakan untuk menentukan medan listrik E bila sumber muatan diketahui dan sebaliknya Ide-Hukum Gauss Total flux yang
Lebih terperinciSISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521
SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 Sistem Koordinat Parameter SistemKoordinat Koordinat Kartesian Koordinat Polar Sistem Koordinat
Lebih terperinci2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif
PERTEMUAN VI 1.1 Latar Belakang Zat cair dalam tangki yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak mengalami tegangan geser karena tidak adanya gerak relative antar partikel zat cair atau antara partikel
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
1 BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Grafik disamping ini menggunakan posisi x sebagai fungsi dari waaktu t. benda mulai bergerak saat t = 0. Dari graaafik ini dapat diambil
Lebih terperinciKalkulus Multivariabel I
Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 214 / 2 Integral Lipat-Dua dalam Koordinat Kutub Terdapat beberapa kurva tertentu pada suatu
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS
BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciBENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta
1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang
Lebih terperinciVEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT
VEKTOR Oleh : Musayyanah, S.ST, MT 1 2.1 ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan).
Lebih terperinci1 Energi Potensial Listrik
FI101 Fisika Dasar II Potensial Listrik 1 Energi Potensial Listrik gus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Pada kuliah sebelumnya, telah dibahas besaran-besaran gaya dan medan elektrostatik yang timbul akibat
Lebih terperinciSISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521
SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521 Sistem Koordinat Parameter SistemKoordinat Koordinat Kartesian Koordinat Polar Sistem Koordinat Geosentrik Sistem Koordinat Toposentrik Sistem Koordinat
Lebih terperinciGERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar
GERAK PARABOLA Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Mata Pelajaran : Fisika Semester/ tahun Ajaran : Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Petunjuk Belajar 1. Baca buku-buku Fisika kelas XI SMA semester
Lebih terperincia. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1
. Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari
Lebih terperinciSILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN
SILABUS KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS TARBIYAH BANJARMASIN 1. Mata Kuliah / Kode : Geometri Analitik/ PMK 708 2. Jumlah SKS : 3 SKS 3. Jurusan / Program Studi : TMIPA / Tadris Matematika 4. Tujuan
Lebih terperinciSOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com
SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN 05 yosprens.wordpres.com SOAL DAN PEMBAHASAN MATA UJI MATEMATIKA TKD SAINTEK SBMPTN 05 Berikut ini 5 soal mata uji matematika beserta pembahasannya yang diujikan
Lebih terperinciPembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Kode 132
Tutur Widodo Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 0 Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 0 Kode Oleh Tutur Widodo. Lingkaran (x 6) + (y + ) = menyinggung garis x = di titik... (, 6) d. (, ) (, 6) e. (, ) c. (,
Lebih terperinci