P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten telah memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding, dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara: PEMBANDING, umur 31 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di KABUPATEN TANGERANG, dalam hal ini telah memberi kuasa khusus kepada Gustian Lubis, S.H. & Suryadi, S.H., Penasehat hukum pada Kantor Lembaga Konsultan dan Bantuan Hukum Tanah Air beralamat di Jalan K.H. Ahmad Khairun No. 6 RT. 03/03, Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, dahulu sebagai Tergugat sekarang sebagai PEMBANDING; m e l a w a n TERBANDING, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di KABUPATEN TANGERANG, dahulu disebut sebagai Penggugat sekarang sebagai TERBANDING; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan meneliti berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara tersebut; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/2014/PA. Tgrs tanggal 29 September 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 5 Dhulhijjah 1435 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING);

2 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang dan Kantor Urusan Agama yang mewilayahi tempat tinggal Penggugat dan Tergugat, untuk dicatat dalam buku register yang telah disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp ,- (tujuh ratus enam belas ribu rupiah); Membaca surat permohonan banding yang dibuat Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa yang menyatakan bahwa pada hari Kamis tanggal 13 Oktober 2014 pihak Tergugat telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Tigaraksa tersebut diatas, permohonan banding tersebut telah pula diberitahukan kepada pihak lawan tanggal 27 Oktober 2014 dan telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Agama Banten pada tanggal 19 Januari 2015 dibawah Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn; Telah pula membaca dan memperhatikan memori banding Pembanding tanggal 27 Oktober 2014 dan memori banding tersebut telah disampaikan kepada pihak lawan pada tanggal 2 Desember 2014; Membaca surat Keterangan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa tanggal 8 Januari 2015 yang menyatakan bahwa Terbanding tidak menyampaikan kontra memori banding; Membaca surat Keterangan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa tanggal 8 Januari 2015 yang menyatakan bahwa sampai batas waktu yang telah ditentukan Pembanding/Kuasanya dan Terbanding tidak memeriksa berkas perkara banding (inzage); TENTANG HUKUMNYA Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding telah diajukan Pembanding dalam tenggang waktu dan menurut cara sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku maka secara formal permohonan banding Pembanding dapat diterima; Menimbang bahwa agar Majelis Hakim Tingkat Banding memberikan putusan yang benar dan adil maka dipandang perlu untuk memeriksa ulang tentang apa yang telah diperiksa dipertimbangkan dan diputus oleh Pengadilan Agama Tigaraksa, untuk kemudian dipertimbangkan dan diputus ulang pada tingkat banding; Halaman 2 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.

3 Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari dan meneliti secara seksama berkas perkara banding a quo, maka berpendapat bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak cermat dan tidak profesional serta tidak bertanggung jawab secara penuh dalam memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara a quo berdasarkan fakta-fakta dalam berkas perkara sebagai berikut; - Bahwa dalam gugatan Penggugat posita angka 3 (tiga) menyebutkan bahwa selama dalam perkawinan telah melakukan hubungan suami istri tapi belum mempunyai anak sedangkan pada posita angka 7 (tujuh) menyatakan anak tersebut masih dibawah umur maka Penggugat sebagai ibu kandungnya agar diberi hak asuh terhadap anak tersebut. Hal ini tidak dibahas oleh Majelis Hakim; - Bahwa dalam Berita Acara tanggal 25 Agustus 2014 pada halaman 14 saksi yang bernama SAKSI I dan pada halaman 17 saksi yang bernama SAKSI II menyatakan bahwa Penggugat dan Tergugat belum mempunyai anak. Tapi ternyata dalam putusan pada duduknya perkara halaman 4 dan 5 kedua saksi tersebut menerangkan bahwa Penggugat dan Tergugat telah mempunyai seorang anak, maka nyata bahwa putusan tersebut sebelum ditandatangani tidak dikoreksi lagi oleh Majelis Hakim; - Bahwa dalam putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama banyak kalimat yang tidak tuntas pengungkapannya misalnya: Pada halaman 2 angka 4 (empat) bahwa kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis namun sejak, tanpa disebut tanggalnya, bulan dan tahunnya kemudian sulit untuk dirukunkan kembali disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut, tanpa dicantumkan satu persatu alasan-alasannya; Pada angka 5 (lima) pertengkaran tersebut mencapai puncaknya sejak, tanpa tanggal bulan dan tahun; - Pada halaman 8 (delapan) alinea 18 (delapan belas) serta diucapkan oleh Ketua Majelis pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum dengan dibanoleh para Hikmah Nurmala, SH sebagai panitera pengganti, kekeliruan/kesalahan tersebut tanpa dikoreksi terlebih dahulu oleh Majelis Hakim; - Bahwa dalam pertimbangan hukum Majelis Hakim tidak menilai tentang syarat formil dan materil alat bukti yang diajukan Penggugat dan tidak Halaman 3 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.

4 pula mempertimbangkan bantahan Tergugat yang tidak didukung oleh alat bukti; Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas dapat diduga bahwa ketiga hakim dalam majelis yang memeriksa perkara a quo tidak satupun yang meneliti dan mengoreksi putusan sebelum ditandatangani maka dapat disimpulkan tidak ada kerja sama diantara para hakim yang memeriksa mengadili dan menyelesaikan perkara a quo, akibatnya terjadi kesalahan-kesalahan; Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa putusan Pengadilan Agama Tigaraksa yang dimohonkan banding tersebut tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan, namun demikian Majelis Hakim Tingkat Banding selaku yudex facti berkewajiban untuk memeriksa mengadili dan menyelesaikan perkara ini pada tingkat banding dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut; Menimbang bahwa posita pada angka 7 (tujuh) dalam gugatan Penggugat tidak berkaitan dengan diktum gugatan Penggugat dan juga bukan merupakan pokok perkara hanya merupakan asisor dari pokok perkara sehingga menurut Majelis Hakim Tingkat Banding kesalahan tersebut belum dapat dikatakan gugatan Penggugat menjadi abscuur libel, hal ini telah pula terbantah dengan pengakuan Tergugat/Pembanding serta keterangan dua orang saksi Penggugat/Terbanding yang sesuai dengan posita angka 3 (tiga) dalam gugatan Penggugat; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dalam Berita Acara Majelis Hakim Tingkat Pertama pada setiap sidang telah berusaha mendamaikan Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding sebagaimana ditentukan oleh Pasal 65 dan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun jo. Pasal 130 HIR tapi tidak berhasil, dilanjutkan kemudian dengan mediasi oleh mediator Zaenul Arifin, S.H., berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 juga tidak berhasil; Menimbang bahwa dalil gugatan Penggugat/Terbanding mendasarkan kepada telah terjadi cekcok dan perselisihan terus menerus dengan Tergugat/ Pembanding sejak bulan Agustus disebabkan oleh Tergugat/Pembanding sering mabuk-mabuk, selingkuh dengan perempuan lain, suka berkata kasar dan merasa malu karena tidak punya anak. Puncak dari cekcok tersebut terjadi pada bulan Pebruari 2014 dilanjutkan dengan pisah rumah (tempat tinggal); Halaman 4 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.

5 Menimbang bahwa apa yang didalilkan Penggugat/Terbanding sebagai tersebut diatas terutama yang menyangkut cekcok dan perselisihan telah diakui oleh Tergugat/Pembanding dan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan hal biasa yang terjadi antara suami istri dalam satu rumah tangga tidak harus dibesar-besarkan dan diselesaikan dengan perceraian, tetapi dapat diselesaikan dengan musyawarah, sedang penyebab dari cekcok dan perselisihan tersebut sebagian dibantah Tergugat/Pembanding disamping itu Tergugat/Pembanding juga mengakui telah pisah tempat tinggal dengan Penggugat/ Terbanding, oleh karena Penggugat/ Terbanding pergi meninggalkan tempat kediaman bersama; Menimbang bahwa berdasarkan fakta dalam berita acara ternyata bahwa Penggugat/Terbanding telah mengajukan bukti surat P-1 sebagai dasar menunjukkan antara Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding ada hubungan hukum yang masih terikat tali perkawinan maka dipandang benar berkedudukan sebagai pihakpihak dalam perkara a quo, juga mengajukan bukti surat P-2 sebagai dasar Pengadilan Agama Tigaraksa berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo; Menimbang bahwa disamping mengajukan bukti surat, Penggugat/ Terbanding juga mengajukan bukti saksi yang terdiri dari SAKSI PENGGUGAT I dan SAKSI PENGGUGAT II, berdasarkan data dalam berita acara kedua saksi tersebut merupakan saksi keluarga dan memenuhi syarat formil dan materil oleh karena keterangan kedua saksi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya disamping itu dapat pula disimpulkan bahwa dalam kehidupan rumah tangga Penggugat/ Terbanding dan Tergugat/Pembanding sejak bulan Agustus sering terjadi cekcok dan perselisihan dan sejak bulan Pebruari 2014 keduanya telah pisah tempat tinggal karena Penggugat/Terbanding pergi meninggalkan tempat tingggal bersama; Menimbang bahwa bantahan Tergugat/Pembanding terhadap dalil gugatan Penggugat/Terbanding tidak didukung dengan alat bukti, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa bantahan Tergugat/ Pembanding tersebut tidak dapat dipertimbangkan; Menimbang bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa terlepas dari apa dan siapa yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran diantara Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding ternyata secara fakta rumah tangga yang dibangun oleh keduanya sudah pecah dan tidak ada rasa saling percaya yang telah sulit untuk dirukunkan kembali, oleh karena itu Halaman 5 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.

6 Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 38 K/AG/1990 tanggal 5 Oktober 1991 yang pada intinya menyatakan tidak mempersoalkan apa dan siapa yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran tetapi bila ternyata rumah tangga yang dibangun tersebut telah pecah, maka tidak dapat dipertahankan lagi. Untuk itu pendapat tersebut diambil alih oleh Majelis Hakim Tingkat Banding sebagai pertimbangan dalam menilai perkara banding a quo; Meninbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalil gugatan Penggugat/Terbanding sepanjang yang menyangkut perselisihan dan pertengkaran di lanjutkan dengan pisah tempat tinggal yang diakui Tergugat/Pembanding dan dikuatkan dengan bukti saksi, maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat/Terbanding telah terbukti, untuk itu telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam sebagai alasan untuk bercerai, oleh karena itu alasan-alasan tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengabulkan gugatan Penggugat/ Terbanding; Menimbang bahwa untuk menjawab posita gugatan Penggugat/ Terbanding pada angka 8 (delapan) maka ketentuan Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 beserta perubahannya, Majelis Hakim Tingkat Banding memandang perlu memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa untuk menyampaikan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan ditempat tinggal Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding dan ditempat keduanya melangsungkan pernikahan; Menimbang bahwa keberatan-keberatan Tergugat/Pembanding sebagai mana tersebut dalam memori banding merupakan pengulangan tentang apa yang telah disampaikan pada pemeriksaan tingkat pertama baik dalam jawab - menjawab maupun dalam kesimpulan. Oleh karena itu Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa pertimbangan-pertimbangan diatas merupakan Jawaban dari keberatan tersebut untuk itu tidak perlu dipertimbangkan lagi; Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 beserta undang-undang tentang perubahannya maka segala biaya yang timbul pada tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat/Terbanding dan biaya yang timbul pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding yang jumlahnya akan ditetapkan dalam amar putusan; Halaman 6 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.

7 Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum syar i yang berkaitan dengan perkara tersebut; MENGADILI 1. Menerima permohonan banding Pembanding; 2. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0000/Pdt.G/ 2014/PA.Tgrs tanggal 29 September 2014 Masehi bertepatan dengan tanggal 5 Dhulhijjah 1435 Hijriyah; DENGAN MENGADILI SENDIRI 1. Mengabulkan gugtan Penggugat; 2. Menetapkan jatuh talak satu bain sughro Tergugat (PEMBANDING) kepada Penggugat (TERBANDING); 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Tigaraksa untuk menyampaikan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang dan Kantor Urusan Agama yang mewilayahi tempat tinggal Penggugat dan Tergugat, untuk dicatat dalam buku register yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sejumlah Rp ,- (tujuh ratus enam belas ribu rupiah); 5. Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara yang timbul pada tingkat banding sebesar Rp ,- (sertus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Kamis tanggal 29 Januari 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Rabiul Akhir 1436 Hijriyah, oleh kami Drs. M. Dirwan, S.H., M.H. selaku Ketua Majelis, Drs. H. Ma'mur, M.H. dan Drs. H. Trubus Wahyudi, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis pada hari Selasa tanggal 10 Pebruari 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 20 Rabiul Akhir 1436 Hijriyah didampingi oleh Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Achmad Sofwan., S.H. sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara. Halaman 7 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.

8 Ketua Majelis ttd Hakim Anggota, ttd Drs. M. Dirwan, S.H., M.H. Hakim Anggota, ttd Drs. H. Ma'mur, M.H. Drs. H. Trubus Wahyudi, S.H., M.H. Panitera Pengganti, ttd Achmad Sofwan, S.H. Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Proses : Rp ,- 2. Redaksi : Rp ,- 3. Materai : Rp ,- JUMLAH : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah). Halaman 8 dari 8 hal. Put.No.09/Pdt.G/2015/PTA.Btn.