P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA. Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA. Btn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: PEMBANDING, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan S1, pekerjaan PNS. pada Kementerian Kesehatan, bertempat tinggal di KOTA TANGERANG, semula sebagai Termohon, sekarang Pembanding; melawan TERBANDING, umur 30 tahun, agama Islam, pendidikan D3, pekerjaan Karyawan Swasta, bertempat tinggal di KOTA BEKASI, semula sebagai Pemohon, sekarang Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca putusan Pengadilan Agama Tangerang; Telah membaca dan memperhatikan berkas perkara dan surat-surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding; DUDUK PERKARA

2 Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor 0000/Pdt.G/2014/PA.Tng.,, tanggal 20 Nopember 2014 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 27 Muharram 1436 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: Dalam Eksepsi: - Menolak eksepsi Termohon Konvensi Dalam Konpesi: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konpensi untuk sebagian; 2. Memberi izin kepada Pemohon Konpensi (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon Konpensi (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap pada waktu yang akan ditentukan kemudian; 3. Menolak permohonan Pemohon Konpensi untuk selebihnya. Dalam Rekonpensi: 1. Mengabulkan gugatan balik Penggugat Rekonpensi sebagian; 2. Menghukum Tergugat Rekonpensi memberikan nafkah selama masa iddah sebesar Rp ,- (Sembilan juta rupiah); 3. Menghukum Tergugat Rekonpensi memberikan mut ah berupa emas 24 karat seberat 10 gram kepada Penggugat Rekonpensi; 4. Menolak selain dan selebihnya. Dalam Konpesi Dan Rekonpensi: - Membebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (empat ratus lima puluh satu ribu rupiah). Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Agama Tangerang yang menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 1 Desember 2014, Termohon mengajukan Hal.2 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

3 banding terhadap putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor 0000/Pdt.G/2014/PA.Tng., Tanggal 20 Nopember Permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding pada hari Selasa tanggal 23 Desember 2014; Membaca memori banding dari Pembanding tertanggal 23 Desember 2014 yang diterima oleh Panitera Pengadilan Agama Tangerang pada hari Rabu tanggal 24 Desember Memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Terbanding pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015; Membaca kontra memori banding dari Terbanding tertanggal 15 Januari 2015 yang diterima oleh Panitera Pengadilan Agama Tangerang pada hari Kamis tanggal 15 Januari Kontra memori banding tersebut telah diberitahukan dan diserahkan kepada Pembanding pada hari Senin tanggal 26 Januari 2015; Membaca Berita Acara Pemeriksaan Berkas Perkara Banding (inzage) tertanggal 3 Februari 2015 yang menerangkan, bahwa Terbanding pada hari Selasa tanggal 3 Februari 2015 telah melakukan inzage dan membaca Berita Acara Pemeriksaan Berkas Perkara Banding (inzage) tertanggal 16 Februari 2015 yang menerangkan, bahwa Pembanding pada hari Senin tanggal 16 Februari 2015 telah melakukan inzage; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding ini diajukan pada hari Senin tanggal 1 Desember 2014, terhadap putusan Pengadilan Agama Tangerang yang dibacakan pada sidang tanggal 20 November Hal.3 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

4 Dengan demikian permohonan banding ini telah diajukan dalam tenggang waktu masa banding. Demikian pula ternyata permohonan banding ini telah diajukan sesuai dengan tata cara yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, maka berdasarkan Pasal 7 ayat (1), Pasal 10 ayat (1) dan (2) serta Pasal 11 ayat (1) U.U. No. 20 Tahun 1947 tentang Pengadilan Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, permohon banding ini secara formil dapat diterima; Menimbang, bahwa agar Pengadilan Tinggi Agama Banten yang juga sebagai judect factie dapat memberikan putusan yang benar dan adil, maka dipandang perlu memeriksa ulang tentang apa yang telah diperiksa, dipertimbangkan dan diputus oleh Pengadilan Agama Tangerang, untuk kemudian dipertimbangkan dan diputus ulang pada tingkat banding, sebagai berikut: Menimbang, bahwa dalam hal upaya perdamaian, Majelis Hakim Tingkat Pertama telah berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak berperkara, baik oleh Majelis Hakim sendiri, maupun melalui proses mediasi dengan mediator Drs. Arwendi, namun ternyata upaya perdamaian tersebut tidak berhasil. Oleh karena itu, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat upaya perdamaian tersebut dianggap telah memenuhi ketentuan Pasal 130 ayat (1) H.I.R. junto Pasal 82 U.U. Nomor 7 Tahun 1989 junto Pasal 39 ayat (1) U.U. Nomor 1 Tahun 1974 junto Pasal 31 ayat (1) P.P. Nomor 9 Tahun 1975 junto Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008, sehingga proses penyelesaian perkara secara litigatif dapat dilanjutkan; Dalam Eksepsi: Hal.4 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

5 Menimbang, bahwa setelah membaca secara seksama pertimbangan hukum Pengadilan Agama Tangerang tentang eksepsi dalam perkara ini, Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan tersebut dan oleh karena itu diambil alih menjadi pertimbangan dalam putusan banding ini, dengan pertimbangan, ternyata eksepsi Termohon tersebut memang tidak beralasan, karena permohonan izin ikrar talak yang diajukan oleh Pemohon dalam perkara ini telah secara tegas dan jelas menyebutkan di dalam angka 5 surat permohonan cerai talak versi perbaikan yang disampaikan dalam sidang sebelum sidang tahap jawaban Termohon tanggal 26 Juni 2014 berupa perselisihan dan pertengkaran terus menerus; Menimbang, bahwa dengan demikian dalil dan alasan permohonan cerai talak dalam perkara ini adalah dalil dan alasan yang tertuang di dalam Pasal 19 huruf (f) P.P. No. 9 Tahun 1975 junto Pasal 116 huruf (f) KHI. Sementara eksepsi yang diajukan oleh Termohon ternyata hanya eksepsi yang senada dengan jawaban Termohon mengenai pokok perkara. Majelis Hakim Tingkat Banding mengambil alih pendapat dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 284 K/Pdt/1976 tanggal 12 Januari 1976 yang menyatakan suatu kaidah hukum eksepsi yang senada dengan jawaban dalam pokok perkara harus dianggap bukan eksepsi. Dengan demikian, eksepsi Termohon harus ditolak. Dalam Konvensi: Menimbang, bahwa setelah mempelajari segala uraian dalam pertimbangan sebagaimana dalam putusan Pengadilan Agama Tangerang dalam Konvensi, Majelis Hakim Tingkat Banding Hal.5 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

6 sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Agama Tangerang dalam konvensi dimaksud dan oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil alih menjadi pertimbangan dalam putusan tingkat banding ini, dengan pertimbangan sebagai berikut: Menimbang, bahwa pokok masalah dalam perkara ini adalah adanya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang puncaknya terjadi pada bulan Februari 2014 yang berakibat antara Pemohon dengan Termohon sejak saat itu pisah rumah. Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orang tua masing-masing serta komunikasi antara Pemohon dan Termohon sudah sangat tidak baik. Dengan demikian yang menjadi alasan perceraian dalam perkara ini adalah Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 junto Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Termohon dalam jawabannya yang membenarkan adanya pisah rumah dengan Pemohon dan kesaksian para saksi Pemohon dan Termohon sebagaimana termuat dalam berita acara sidang tingkat pertama, bahwa sejak awal bulan Maret 2014 atau setidak-tidaknya sejak awal tahun 2014, Pemohon dan Termohon telah pisah rumah hingga sekarang, maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, pisah rumah antara suami-isteri merupakan indicator kuat sebagai akibat dari adanya perselisihan yang tajam antara Pemohon dan Termohon. Dengan demikian, dapat disimpulkan telah terbukti secara meyakinkan antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan batin yang sangat tajam dan terus menerus; Hal.6 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

7 Menimbang, bahwa untuk melakukan perceraian dengan alasan adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus seperti tersebut di atas, haruslah diketahui dengan jelas sebab-sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut serta dapat disimpulkan bahwa perselisihan dan pertengkaran tersebut benar-benar telah berpengaruh bagi keutuhan kehidupan suami isteri, sehingga berakibat tidak adanya harapan lagi untuk rukun dalam rumah tangga sebagaimana kehendak Pasal 70 ayat (1) U.U. Nomor 7 Tahun 1989 junto Pasal 22 ayat (2) P.P. Nomor 9 Tahun 1975 berikut penjelasannya junto Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah mengetahui dengan jelas sebab-sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut dan telah pula berkesimpulan bahwa perselisihan dan pertengkaran itu benar-benar telah mempengaruhi keutuhan kehidupan rumah tangga suami-isteri tersebut, sehingga mengakibatkan tidak adanya harapan lagi untuk rukun dalam sebuah rumah tangga. Oleh karena itu, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, memberi izin Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon lebih banyak maslahatnya dari pada madlaratnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dapat dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan, antara Pemohon Konvensi dengan Termohon Konvensi telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus sebagaimana dimaksud oleh Pasal 19 (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 junto Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Oleh karena itu, maka permohonan izin ikrar talak yang diajukan oleh Pemohon telah cukup alasan dan dapat dikabulkan; Hal.7 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

8 Menimbang, bahwa guna memenuhi ketentuan Pasal 72 U.U. No. 7 Tahun 1989 dan dalam rangka tertib administrasi kependudukan Warga Negara Indonesia, maka kepada Panitera Pengadilan Agama Tangerang diperintahkan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, yakni mengirimkan satu helai salinan penetapan tentang telah terjadinya perceraian/talak kepada PPN. Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (tempat perkawinan para pihak berperkara dilangsungkan) dan kepada P.P.N. Kantor Urusan Agama Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi (tempat kediaman Pemohon) dan kepada P.P.N. Kantor Urusan Agama Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang (tempat kediaman Termohon); Dalam Rekonvensi: Menimbang. bahwa dalam jawabannya, Termohon mengajukan gugatan balik (rekonvensi) sebagai berikut: 1. Nafkah selama masa iddah (3 bulan) sebesar Rp ,- (Sembilan juta rupiah); 2. Mut ah berupa emas 24 karat seberat 20 gram; 3. Nafkah lampau sejak bulan Januari 2014 sebesar Rp ,- (tiga juta rupiah) sampai perkara ini putus dan mempunyai kekuatan hukum tetap; 4. Ganti rugi materiil sebesar Rp ,- (seratus lima puluh juta rupiah. Hal.8 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

9 Menimbang, bahwa berdasarkan Berita Acara Sidang tanggal 11 September 2014, Pemohon dalam repliknya menyampaikan jawaban atas gugatan rekonvensi sebagai berikut: 1. Bahwa karena Pemohon/Tergugat Konvensi adalah seorang karyawan baru yang masih banyak tanggungan pinjaman, maka untuk nafkah selama masa iddah selama 3 bulan hanya sanggup maksimal ,- (satu juta lima ratus ribu rupiah); 2. Bahwa karena Pemohon/Tergugat Rekonvensi adalah karyawan baru yang masih banyak tanggungan pinjaman sangat keberatan untuk memberi mut ah berupa emas 24 karat seberat 20 gram, tetapi hanya sanggup seberat 3 gram; 3. Bahwa Pemohon/Tergugat Rekonvensi tidak sanggup memenuhi tuntutan nafkah lampau sebesar Rp ,- (tiga juta rupiah) setiap bulan sampai putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap, dan ganti rugi materiil sebesar Rp ,- (seratus lima puluh juta rupiah); Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi/Termohon tentang nafkah selama iddah dan mut ah, Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Agama Tangerang dan oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil alih menjadi pertimbangan dalam putusan banding ini dengan pertimbangan bahwa ternyata Pengadilan Agama Tangerang telah secara seksama mempertimbangkan tentang nafkah iddah dan mut ah dengan tepat dan benar serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, oleh karena itu putusan Pengadilan Agama Tangerang tentang nafkah iddah dan mut ah dapat dipertahankan; Hal.9 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

10 Menimbang, bahwa mengenai tuntutan Penggugat Rekonvensi/ Termohon tentang nafkah lampau sebesar Rp ,- (tiga juta rupiah) setiap bulannya dari bulan Januari 2014 sampai putusan ini berkekuatan hukum tetap, Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, oleh karena ternyata Penggugat Rekonvensi/Termohon dalam replik atas gugatan rekonvensinya menerangkan hanya menerima Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah), keterangan mana tidak dibantah oleh Tergugat Rekonvensi/Pemohon, sedangkan Tergugat Rekonvensi/ Pemohon bukanlah suami yang miskin, karena berdasarkan bukti P.5 berupa surat keterangan dari P.T. Honeywell Indonesia, Nomor 77/HI- HON/SK/IX/2014 tertanggal 19 September 2014, Tergugat Rekonvensi/ Pemohon, Heru Hermawan Sukiyanto adalah seorang karyawan tetap pada P.T. tersebut dengan gaji pokok sebesar Rp ,- (tiga belas juta rupiah), maka gugatan Penggugat Rekonvensi tersebut dapat dipertimbangkan; Menimbang, bahwa dalam hal ini Majelis Hakim Tingkat Banding perlu mengutip ayat suci al-qur an surat at-thalaq ayat 7: لينفق ذوسعة من سعته ومن قدر عليه رزقه فلينفق مما ءا تٮه Artinya : Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya ; Menimbang, bahwa setelah mempertimbangkan dari sudut pertanggungjawaban Tergugat Rekonvensi/Pemohon dan kemampuannya sebagai suami serta setelah mempertimbangkan dari sudut kelayakan dan kebutuhan hidup minimum Penggugat Hal.10 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

11 Rekonvensi/Termohon, maka Mejelis Hakim Tingkat Banding berpendapat, nafkah lampau yang selalu diberikan oleh Tergugat Rekonvensi/Pemohon kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon sejumlah Rp ,- (tigarstus ribu rupiah) tersebut sangat kurang dan tidak wajar karena ia Tergugat Rekonvensi/Pemohon berpenghasilan Rp ,- (tiga belas juta). Oleh karena itu menurut Majelis, kepada Tergugat Rekonvensi/Pemohon harus dibebani membayar kekurangan nafkah lampau tersebut kepada Penggugat Rekonvensi/Termohon selayaknya sekedar mencukupi kebutuhan hidup minimum Penggugat Rekonvensi/Termohon, yang besarnya sebagimana akan disebutkan dalam amar putusan banding ini; Menimbang, bahwa khusus mengenai tuntutan Penggugat Rekonvensi/Termohon tentang ganti-rugi materiil biaya pernikahan sebesar Rp ,- (seratus lima puluh juta rupiah), Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat tuntutan tersebut tidak memiliki dasar dan alasan hukum yang kuat, sebab kerugian yang dituntut ganti rugi sebagaimana dikemukan oleh Penggugat Rekonvensi/Termohon tersebut bukanlah kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan Tergugat Konvensi/ Pemohon, baik berupa wanprestasi, bukan sebagai akibat dari tidak dilaksanakannya suatu perikatan dan bukan sebagai akibat perbuatan melawan hukum. Oleh karena itu gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi/Termohon menuntut ganti-rugi materiil biaya pernikahan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor 0000/Pdt.G/2014/PA.Tng, Tanggal 20 Nopember 2014 Miladiyah,, Hal.11 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

12 bertepatan dengan Tanggal 27 Muharram 1436 Hijriyah, tidak dapat dipertahankan lagi dan Oleh karena itu harus dibatalkan, kemudian Majelis Hakim Tingkat Banding akan mengadili sendiri yang amar selengkapnya berbunyi sebagaimana tersebut dalam putusan ini; Dalam Konvensi Dan Rekonvensi: Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang Perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama harus dibebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding dan biaya perkara pada tingkat banding harus dibebankan kepada Pembanding/Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi; Mengingat dan memperhatikan segala peraturan perundangundangan dan ketentuan syariat islam yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I 1. Menyatakan permohonan banding Pembanding dapat diterima; 2. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Tangerang Nomor 0000/Pdt.G/2014/PA.Tng., Tanggal 20 November 2014 M., bertepatan dengan Tanggal 27 Muharram 1436 H. yang di mohonkan banding, DAN DENGAN MENGADILI SENDIRI: Dalam Eksepsi: - Menolak Eksepsi Termohon; Hal.12 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

13 Dalam Konvensi: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon Konvensi (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon Konvensi (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Tangerang; 3. Memerintahkan kepada panitera Pengadilan Agama Tangerang untuk menyampaikan salinan penetapan tentang telah terjadinya perceraian/talak kepada P.P.N. Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Baru, P.P.N. Kantor Urusan Agama Kecamatan Bekasi Timur dan P.P.N. Kantor Urusan Agama Kecamatan Karang Tengah; Dalam Rekonvensi: 1. Mengabulkan gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi sebagian; 2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah selama masa iddah kepada Penggugat Rekonvensi berupa uang sebesar Rp ,- (Sembilan juta rupiah); 3. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk memberi mut ah kepada Penggugat Rekonvensi berupa emas 24 karat seberat 10 (sepuluh) gram; 4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah lampau kepada Penggugat Rekonvensi berupa uang sebesar Rp (satu juta lima ratus ribu rupiah) setiap bulan Hal.13 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

14 terhitung sejak bulan Januari 2014 sampai dengan putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap; 5. Menyatakan tidak dapat menerima gugatan rekonvensi yang lain dan yang selebihnya; Dalam Konvensi Dan Rekonvensi: - Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonensi/ Terbanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp ,- (tujuh ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); - Membebankan kepada Pembanding/Termohon Konvensi/ Penggugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Selasa tanggal 7 April 2015 M, bertepatan dengan Tanggal 17 Jumadil Akhir 1436 H, oleh kami Drs. H. Humaidi Husen, S.H, M.H, sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Abu Bakar, S.H, M.H dan Drs. H. Masrum, M.H sebagai Hakim anggota. Putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum dibantu oleh Akhmad Fauzy, S.H. sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding; Hal.14 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

15 Ketua Majelis Drs. H. Humaidi Husen, S.H., M.H. Hakim Anggota Hakim Anggota Drs. H. Abu Bakar, S.H, M.H. Drs, H. Masrum, M.H. Panitera Pengganti Akhmad Fauzy, S.H. Perincian biaya perkara: 1. Biaya Proses : Rp ,- 2. Redaksi : Rp 5.000,- 3. Meterai : Rp 6.000,- J U M L A H : Rp ,- (seratus lima puluh ribu rupiah). Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya Panitera Dra. Hj. Siti Maryam Hal.15 dari 15 Hal. Put. No. 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn