PUTUSAN Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata tertentu dalam tingkat banding, dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan, dalam perkaran cerai talak antara: PEMBANDING, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di KOTA SERANG, semula Termohon sekarang Pembanding, selanjutnya disebut sebagai Termohon/Pembanding. MELAWAN TERBANDING, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Swasta, tempat tinggal di KOTA SERANG, semula Pemohon sekarang Terbanding, selanjutnya disebut sebagai Pemohon/Terbanding Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara dan semua surat-surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Serang Nomor 0000/Pdt.G/2013/PA. Srg tanggal 24 Oktober 2013 M bertepatan tanggal 19 Dzulhijjah 1434 H, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Memberikan izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Serang. 3. Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon berupa:

2 3.1. Nafkah iddah berupa uang sebesar Rp ,- (enam juta rupiah) Mut ah berupa sepeda motor merk Suzuki Skywafe. 4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Serang untuk menyampaikan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Serang, Kabupaten Serang dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cilacap, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, untuk dicatat dalam register yang disediakan untuk itu. 5. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar seluruh biaya perkara ini sebesar Rp ,- (duaratus empatpuluh satu ribu rupiah). Membaca surat pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Serang yang menyatakan bahwa pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013 pihak Termohon telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan secara saksama kepada pihak lawannya pada hari Kamis tanggal 7 Nopember Telah pula membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding, tertanggal 11 Nopember 2013 dan telah diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama Serang tanggal 11 Nopember 2013 dan salinan memori banding tersebut telah diserahkan kepada pihak lawannya pada tanggal 18 Nopember Dan pihak Pemohon/Terbanding sampai saat perkara a quo disidangkan tidak mengajukan kontra memori banding. Bahwa Termohon/Pembanding telah mempergunakan haknya memeriksa berkas perkara banding (inzage) pada tanggal 06 Desembber 2013 sedangkan Pemohon/Terbanding berdasarkan catatan Panitera Pengadilan Agama Serang tanggal 18 Desember 2013 tidak datang memeriksa bekas perkara banding (inzage) walaupun kepadanya telah diserahkan Relaas Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara Banding pada tanggal 06 Desember TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohon banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara-

3 cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama membaca, mempelajari serta mencermati salinan putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama, memori banding dan semua surat dalam berkas perkara, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama akan memberikan beberapa pertimbangan sebagai berikut: Menimbang, bahwa alasan banding Termohon/Pembanding dalam memori bandingnya point 3.1 yang pada intinya menolak putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama karena alasan yang dikemukakan oleh Pemohon/Terbanding adalah mengada-ada atau hanya rekayasa belaka, keadaan rumah tangga antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding sebenarnya tidak ada masalah yang serius, melainkan hanya masalah biasa-biasa saja, menurut pendapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama, alasan banding tersebut adalah sangat bertentangan dengan pengakuan Termohon/Pembanding sendiri dalam jawaban yang disampaikan secara lisan yang tertuang dalam Berita Acara Sidang tanggal 29 Agustus 2013 pada halaman 9, dimana Termohon mengakui dengan membenarkan bahwa rumah tangganya dengan Pemohon/Terbanding sudah tidak harmonis dan tidak rukun serta sering terjadi perselisihan serta pertengkaran. Menimbang, bahwa alasan banding dalam memori banding Termohon/ Pembanding pada point 3.2 yang pada intinya bahwa Termohon/Pembanding tidak diberi kesempatan untuk mengajukan hak jawab selama persidangan di Pengadilan Agama Serang, selalu dibatasi saat akan memberikan jawaban, sehingga merasa tertekan dalam menghadapi persidangan, menurut pendapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama, alasan tersebut adalah tidak terbukti, karena berdasarkan berita acara sidang tanggal 29 Agustus 2013, Termohon/ Pembanding telah diberikan hak jawabnya, dengan mengajukan jawaban secara lisan atas permohonan Pemohon/Terbanding, yang telah dicatat dalam berita acara sidang secara lengkap. Menimbang, bahwa alasan banding dalam memori banding Termohon/ Pembanding point 3.3 yang pada intinya merasa keberatan terhadap putusan Pengadilan Agama yang tidak mengakomodir tentang nafakah anak, siapa yang dibebani nafakah anak, sementara Termohon/Pembanding merasa tidak mampu

4 untuk mencukupi kebutuhan mereka karena Termohon/Pembanding hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak mempunyai penghasilan tetap, menurut pendapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama, sebetulnya Termohon/ Pembanding mempunyai hak mengajukan gugat balik (rekonvensi) kaitannya dengan nafkah anak, akan tetapi berdasarkan berita acara sidang Pengadilan Agama Serang tanggal 29 Agustus 2013, Termohon/Pembanding hanya mengajukan jawaban atas permohonan Pemohon/Terbanding, tanpa mengajukan gugat balik, maka berdasarkan ketentuan Pasal 132 huruf (a) ayat (2) HIR Jika dalam pemeriksaan tingkat pertama tidak diajukan gugat balik, maka dalam tingkat banding tidak dapat diajukan lagi. Menimbang, bahwa untuk memberikan solusi dalam masalah tersebut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama memandang perlu menunjuk Pasal 41 huruf (b) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan berbunyi Akibat putusnya perkawinan karena perceraian, Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana Bapak dalam kenyataanya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut demikian juga dalam Pasal 105 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam, apabila terjadi perceraian antara suami istri, maka suami sebagai ayah dari anakanaknya berkewajiban menanggung nafakah mereka, akan tetapi kalau mantan suami tidak mau menanggung biaya atau tidak memberikan biaya pemeliharaan anak-anaknya secara sukarela, maka untuk memberikan kepastian hukum kaitannya dengan hal tersebut dapat diajukan gugatan baru kepada Pemohon/ Terbanding khusus tentang Hadhanah dan nafakah anak melalui Pengadilan Agama yang sama. Menimbang, bahwa berdasarkan beberapa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama tersebut di atas, terkait dengan alasan banding Termohon/Pembanding dalam memori bandingnya terutama point 3.1 sampai dengan point 3.3, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan kesimpulan, bahwa alasan banding Termohon/Pembanding tidak terbukti, oleh karenanya harus ditolak. Menimbang, bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama dalam putusannya halaman 9 tidak mncantumkan nama mediator yang memediasi dalam perkara aquo, berdasarkan berita acara sidang tanggal 30 Mei 2013,

5 mereka bersepakat memilih Drs. H. Ubaidillah sebagai mediatornya, oleh karenanya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama merasa perlu menyempurnakan pertimbangan dalam putusan halaman 9, dengan menambahkan pada pertimbangan tersebut nama Drs. H. Ubaidillah sebagai mediatornya. Menimbang. bahwa penulisan dalam Berita Acara Sidang tanggal 03 Oktober 2013 keterangan saksi Pemohon I SAKSI I PEMOHON dalam halaman 20 menerangkan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan rukun dan harmonis namun sejak kurang lebih 5 (lima ) tahun lalu tidak rukun lagi, tapi penulisan dalam duduk perkaranya pada putusan a quo dan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama adalah 5 (lima bulan), oleh karenanya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama berpendapat terdapat kesalahan penulisan dalam Berita Acara Sidang, yaitu tertulis kurang lebih 5 (lima ) tahun yang benar kurang lebih 5 (lima) bulan. Menimbang, bahwa dalam Berita Acara Sidang tanggal 12 September 2013, dalam Replik Pemohon menyatakan setuju dan sanggup memberikan nafkah selama masa iddah sebesar Rp (enam juta rupiah) dan mut ah berupa sepeda motor MOTOR, tetapi tidak termuat di dalam duduk perkaranya pada putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama, oleh karenanya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama menambahkan ke dalam duduk perkaranya kesanggupan Pemohon untuk memberikan nafkah iddah selama masa iddah sebesar Rp (enam juta rupiah) dan mut ah satu unit sepeda motor merk MOTOR, sehingga dianggap sudah termuat dalam duduk perkaranya pada putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama. Menimbang, bahwa dalam pertimbangan hukum putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama, tidak mempertimbangkan saksi I bernama SAKSI I PEMOHON dan saksi ke II bernama SAKSI II PEMOHON dari segi hukum formilnya, hanya mempertimbangkan dari materiilnya saja, demikian juga kedua saksi Termohon/Pembanding juga tidak dipertimbangkan sama sekali oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama, baik dari segi syarat formil maupun syarat materiilnya, oleh karenanya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama memandang perlu menambahkan pertimbangan tersebut, untuk menyempurnakan pertimbangan hukum putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama, sebagai berikut.

6 Menimbang, bahwa saksi Pemohon/Terbanding ke I yang bernama SAKSI I PEMOHON yang mempunyai hubungan dengan Pemohon/Terbanding sebagai PAMAN dan saksi ke II bernama SAKSI II PEMOHON yang hubungannya dengan Pemohon/Terbanding adalah sebagai ibu kandung, maka berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 adalah merupkan orang yang cakap untuk menjadi saksi dalam masalah sengketa rumah tangga/ bukan orang yang dilarang menjadi saksi, kedua orang saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpahnya, menyampaikannya di hadapan persidangan, sehingga keduanya sudah memenuhi syarat formil sebagai saksi. Menimbang, bahwa Termohon/Pembanding dalam jawabannya telah mengakui dan membenarkan sebagian alasan permohonan Pemohon/Terbanding yaitu rumah tangganya sudah tidak harmonis dan tidak rukun serta sering terjadi pertengkaran dan perselisihan, namun membantah sebagian alasan permohonan Pemohon/Terbanding, yang terkait dengan tuduhan Termohon/Pembanding berselingkuh dengan laki-laki lain yang bernama Iwan, kecuali untuk memanasmanasi Pemohon/Terbanding saja, demikian juga Termohon/Pembanding telah membantah bahwa dirinya sudah berpisah tempat tinggal dengan Pemohon/ Terbanding, untuk meneguhkan bantahannya, Termohon/Pembanding telah mengajukan 2 orang saksi yang bernama SAKSI I TERMOHON dan SAKSI II TERMOHON. Menimbang, bahwa kedua orang saksi Termohon/Pembanding mempunyai hubungan dengannya sebagai teman atau orang yang dekat sebagimana yang dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, sehingga keduanya dianggap cakap untuk menjadi saksi dalam sengketa rumah tangga/bukan orang yang dilarang menjadi saksi, kedua orang saksi tersebut memberikan keterangan di bawah sumpahnya, menyampaikannya di hadapan persidangan, sehingga keduanya sudah memenuhi syarat formil sebagai saksi. Menimbang, bahwa dua orang saksi Termohon/Pembanding memberikan keterangan yang materinya tidak relevan dengan bantahan Termohon/Pembanding, dimana walaupun kedua orang saksi tersebut tidak mengetahui secara langsung pertengkaran antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding, namun keduanya mengetahui kalau Pemohon/

7 Terbanding dan Termohon/Pembanding sedang dalam proses perceraian di Pengadilan Agama, sehingga kedua orang saksi tersebut memberikan nasehat supaya bersabar kepada Termohon/Pembanding, dan saksi Ke I Termohon/ Pembanding memberikan keterangan bahwa antara Pemohon/ Terbanding dengan Termohon/Pembanding sudah pisah rumah sejak dua bulan yang lalu, yang justru relevan dengan alasan permohonan Pemohon/Terbanding, oleh karenanya kedua orang saksi tersebut tidak memenuhi syarat materiil sebagai saksi, dengan demikian Termohon/Pembanding dianggap tidak mampu membuktikan bantahannya. Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama dalam pertimbangannya telah mewajibkan kepada Pemohon/Terbanding untuk memberikan nafkah iddah selama masa iddah sebesar Rp (enam juta rupiah) dan mut ah satu unit sepeda motor merk MOTOR sesuai dengan kesanggupan Pemohon/Terbanding, namun dalam amar putusan point 3 langsung menghukum kepada Pemohon/Terbanding untuk membayar kepada Termohon/ Pembanding nafkah iddah sebesar Rp (enam juta rupiah) dan mut ah berupa sepeda motor merk MOTOR, menurut pendapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama, sebelum amar putusan yang bersifat comdemnatoir, seharusnya ada amar putusan yang bersifat declaratoir yang berupa penetapan tentang kewajiban Pemohon/Terbanding untuk memberikan nafkah iddah dan mut ah, sehingga amar putusan point 3 berbunyi Menetapkan nafkah iddah selama masa iddah sebesar Rp (enam juta rupiah) dan mut ah berupa satu unit sepeda motor merk MOTOR kemudian pada point 4.1 dan 4.2 berupa amar putusan yang bersifat menghukum. Menimbang, bahwa dari segi substansi permasalahan rumah tangga Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding menurut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama berdasarkan fakta dalam persidangan mulai dari permohonan Pemohon/Terbanding, jawaban Termohon/Pembanding, replik Pemohon/Terbanding, duplik Termohon/Pembanding, alat bukti baik yang diajukan Pemohon/Terbanding maupun yang diajukan oleh Termohon/ Pembanding, dapat disimpulkan bahwa rumah tangga Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding sudah tidak harmonis dalam kondisi broken marriage (perkawinannya telah pecah) ditandai dengan pertengkaran dan percekcokan yang terus menerus akibat perselingkuhan baik disengaja atau tidah

8 oleh masing-masing pihak dengan pihak ketiga, yang pada puncaknya telah pisah tempat tinggal antara keduanya yang sudah tidak mau lagi kembali hidup bersama dalam satu rumah tangga, walaupun telah diupayakan perdamaian dalam setiap persidangan dan telah diupayakan damai melalui mediasi namun tidak berhasil, maka berdasarkan ketentuan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 237-K/AG/1998 tertanggal 17 Maret 1999, permohonan Pemohon/ Terbanding telah memenuhi syarat/alasan perceraian berdasarkan Pasal 39 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, maka dengan demikian permohonan Pemohon/Terbanding patut dikabulkan. Menimbang, bahwa putusan Majelis Hakim Pengadilan Agama atas dasar apa yang dipertimbangkan dalam perkara a quo telah tepat dan benar, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama dapat menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan tersebut untuk dijadikan pertimbangannya sendiri dalam memutus perkara a quo pada tingkat banding. Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama ditambah dengan beberapa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama, maka putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 0560/Pdt.G/2013/PA.Srg tertanggal 24 Oktober 2013 bertepatan tanggal 19 Dzulhijjah 1434 H harus dikuatkan dengan penyempurnaan amar putusan sehingga selengkapnya berbunyi sebagaimana amar putusan Pengadilan Tinggi Agama. Menimbang, bahwa perkara a quo menyangkut bidang perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang diubah dan di tambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon/Terbanding dan pada tingkat banding dibebankan kepada Termohon/Pembanding. Mengingat segala ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum syar i yang terkait dengan perkara ini; MENGADILI - Menyatakan, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Termohon/Pembanding dapat diterima; - Menguatkan putusan Pengadilan Agama Serang Nomor 0000/Pdt.G/2013/ PA.Srg tanggal 24 Oktober 2013 M. bertepatan tanggal 19 Dzulhijjah 1434

9 H, dengan penyempurnaan amar putusan sehingga selengkapnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Memberikan izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Serang. 3. Menetapkan nafkah iddah sebesar Rp (enam juta rupiah) dan mut ah satu unit sepeda motor merk MOTOR. 4. Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon berupa: 4.1. Nafkah iddah selama masa iddah sebesar Rp ,- (enam juta rupiah) 4.2. Mut ah berupa satu unit sepeda motor merk MOTOR 5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Serang untuk menyampaikan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Serang dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Cilacap, untuk dicatat dalam register yang disediakan untuk itu. 6. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar seluruh biaya perkara ini sebesar Rp (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah). - Membebankan kepada Termohon/Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp ,-( seratus lima puluh ribu rupiah). Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Rabu tanggal 23 Januari 2014 M. bertepatan dengan tanggal 21 Robi ul Awal 1435 H. oleh kami Drs. Darisman, yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama Banten sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Mohammad Chanif, S.H., M.H. dan Drs. H. Abd. Razak Bachtiar, S.H., M.H., masing masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2014 M bertepatan tanggal 26 Robi ul Awal 1435 H oleh Ketua

10 Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota yang sama dan dibantu oleh Achmad Sofwan, S.H. selaku Panitera Pengganti dengan tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara. Hakim Ketua, ttd Drs. Darisman Hakim Anggota, Hakim Anggota ttd ttd Drs.H.Mohammad Chanif,S.H.,M.H. Drs.H.Abd.Razak Bachtiar,S.H.,M.H. Panitera Pengganti, ttd Achmad Sofwan, S.H. Perincian Biaya: 1. Biaya Proses Rp ,- 2. Biaya Redaksi Rp 5.000,- 3. Biaya Materai Rp 6.000,- Jumlah Rp ,-