HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN"

Transkripsi

1 45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION DALAM DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN Efektivitas media komunikasi cyber extension dalam diseminasi informasi mengenai teknologi pertanian dilihat dari : (a) pengetahuan petani mengenai infomasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension; (b) sikap petani terhadap informasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension; dan (c) networking yang dibangun petani melalui media komunikasi cyber extension. Hubungan Usia dengan Efektivitas Hubungan Usia dengan Tingkat Kognitif Data hubungan usia dengan tingkat kognitif dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Persentase petani berdasarkan usia dan tingkat kognitif Tingkat kognitif Usia Muda Tua Tabel 13 menyajikan data persentase petani berdasarkan usia dan tingkat kognitif petani mengenai informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media omunikasi cyber extension. Seluruh petani usia muda memiliki tingkat kognitif tinggi. Terdapat 80.0 persen petani usia tua memiliki tingkat kognitif tinggi. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani usia muda dan usia tua memiliki tingkat kognitif tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat kognitif. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa baik petani usia tua dan usia muda memiliki kebutuhan yang sama dalam mencari informasi mengenai tanaman hias melalui media komunikasi cyber extension. Hal ini membuat petani usia tua dan usia muda memiliki tingkat kognitif yang hampir sama.

2 46 Hubungan Usia dengan Sikap Data hubungan usia dengan sikap dapat dilihat pada Tabel 14 Tabel 14 Persentase petani berdasarkan usia dan sikap Sikap Usia Muda Tua Negatif Positif Tabel 14 menyajikan data persentase petani berdasarkan usia dan sikap terhadap informasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani usia muda (62.5%) membentuk sikap positif. Terdapat 50.0 persen petani usia tua membentuk sikap negatif dan sikap positif. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa usia tidak berhubungan dengan pembentukan sikap. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa petani usia muda membentuk sikap positif lebih tinggi dibandingkan usia tua. Hal ini dikarenakan ada beberapa diantara petani usia muda yang baru memulai usaha tanaman hias sehingga cenderung membentuk sikap positif lebih tinggi terhadap informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension, sedangkan petani usia tua lebih mengandalkan pengalaman sendiri dalam berusaha tanaman hias, seperti: teknik budi daya, perawatan tanaman hias, dan cara pemberantasan hama penyakit. Berikut salah satu pernyataan petani usia tua dan usia muda: Berikut pernyataan petani usia tua: Saya suka cari informasi mengenai cara-cara teknik budi daya terbaru, namun teknik budi daya tersebut belum tentu saya terapkan mbak. Teknik budi daya terbaru tersebut saya lihat dahulu mbak sesuai tidak dengan kondisi, iklim, dan lokasi dengan kondisi, iklim dan lokasi kita mbak, jika tidak sesuai buat apa mbak diterapkan, lagi pula saya sudah banyak pengalaman mbak di dunia tanaman hias (Bpk NDB, 43 tahun) Berikut pernyataan petani usia muda: Saya menggunakan internet untuk mencari informasi mengenai jenis anggrek terbaru mbak, karena terkadang temanteman tidak mengetahui jenis-jenis anggrek terbaru, setelah saya liat di internet, saya suka mbak lalu saya cari tahu bentuk dan namanya, baru saya pesan ke petani dan hubungi temanteman (Mas NDN, 27 tahun).

3 47 Hubungan Usia dengan Networking Data hubungan usia dengan networking dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Persentase petani berdasarkan usia dan networking Networking Usia Muda Tua Tabel 15 menyajikan data persentase petani berdasarkan usia dan networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani pada usia muda (75.0%) membangun networking rendah, sedangkan sebagian besar petani pada usia tua (60.0%) membangun networking tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tua usia petani, maka akan semakin tinggi networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. Hal ini disebabkan beberapa petani usia muda baru memulai usaha tanaman hias, sehingga networking yang dijalin masih sedikit atau terbatas. Networking yang dibangun petani melalui media komunikasi cyber extension dalam membantu usaha tanaman hias tergolong rendah dengan persentase 55.6 persen, dapat dilihat pada Tabel 17. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1. Jumlah tanaman hias yang masih terbatas dan tidak semua jenis tanaman hias tersedia, sehingga tidak dapat melakukan pemasaran melalui media komunikasi cyber extension. 2. Keterbatasan dalam membuat dan menggunakan blog, website, dan untuk melakukan pemasaran melalui media komunikasi cyber extension. 3. Ketatnya persaingan dengan petani besar atau pengusaha eksportir, jika melakukan pemasaran melalui media komunikasi cyber extension. Hubungan Jenis Kelamin dengan Efektivitas Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat Kognitif Data hubungan jenis kelamin dengan tingkat kognitif dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan tingkat kognitif Tingkat Kognitif Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tabel 16 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dengan tingkat kognitif petani mengenai informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Terdapat 90.9 persen petani laki-laki memiliki tingkat kognitif tinggi. Terdapat 85.7 persen petani

4 48 perempuan memiliki tingkat kognitif tinggi. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa baik petani laki-laki dan petani perempuan memiliki tingkat kognitif tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan tingkat kognitif. Petani laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi mengenai teknologi pertanian melalui media komunikasi cyber extension. Hubungan Jenis Kelamin dengan Sikap Data Hubungan jenis kelamin dengan sikap dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan sikap Sikap Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Negatif Positif Tabel 17 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan sikap terhadap informasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani laki-laki (81.8%) membentuk sikap positif, sedangkan sebagian besar petani perempuan (85.7%) membentuk sikap negatif. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa petani laki-laki membentuk sikap positif lebih tinggi dibandingkan petani perempuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan pembentukan sikap petani terhadap informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Hal ini disebabkan petani perempuan cenderung tidak berani mengambil resiko, cenderung takut dalam mencoba hal-hal baru, takut akan ketidakpastian dan kegagalan, sehingga membentuk sikap negatif lebih tinggi. Petani laki-laki cenderung berani mengambil resiko dan ingin mencoba sesuatu hal yang baru. Hubungan Jenis Kelamin dengan Networking Data hubungan jenis kelamin dan networking dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Persentase petani berdasarkan jenis kelamin dan networking Networking Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tabel 18 menyajikan data persentase petani berdasarkan jenis kelamin dengan networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. Sebesar 54.5 persen petani laki-laki membangun networking rendah. Terdapat 57.1 persen petani perempuan membangun networking rendah. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani laki-laki dan perempuan membangun networking rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin

5 tidak berhubungan dengan networking. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa petani laki-laki dan perempuan membangun networking rendah, karena petani laki-laki dan perempuan menilai bahwa lebih efektif dan efisien membangun hubungan komunikasi, mencari informasi, dan memasarkan produk pertanian (tanaman hias) melalui komunikasi interpersonal dibandingkan melalui media komunikasi cyber extension. 49 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Efektivitas Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Kognitif Data hubungan tingkat pendidikan formal dengan tingkat kognitif dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan tingkat kognitif Tingkat kognitif Tingkat Pendidikan formal Tabel 19 menyajikan data persentase hubungan tingkat pendidikan formal dengan tingkat kognitif petani mengenai informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Terdapat 90.9 persen petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi memiliki tingkat kognitif tinggi. Terdapat 85.7 persen petani dengan tingkat pendidikan formal rendah memiliki tingkat kognitif tinggi. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi dan rendah memiliki tingkat kognitif tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal tidak berhubungan terhadap tingkat kognitif mengenai informasi teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Walaupun memiliki tingkat pendidikan formal yang berbeda, baik petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi dan rendah sama-sama mencari dan mendapatkan informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) melalui media komunikasi cyber extension, sehingga memiliki tingkat kognitif tinggi.

6 50 Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Sikap Data hubungan tingkat pendidikan formal dengan sikap dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dengan sikap Sikap Tingkat pendidikan formal Negatif Positif Tabel 20 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dengan sikap terhadap informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani (54.5%) dengan tingkat pendidikan formal tinggi membentuk sikap negatif, sedangkan sebagian besar petani (71.4%) dengan tingkat pendidikan formal rendah membentuk sikap positif. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal yang tinggi tidak diikuti dengan pembentukan sikap positif terhadap infomasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Hal ini disebabkan petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi memiliki berbagai pertimbangan sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Berikut salah satu pernyataan petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi: Saya sering lihat di internet mbak informasi mengenai teknik budi daya terbaru, teknik bridging, dan jenis-jenis anggrek terbaru, tapi saya pertimbangkan dulu mbak, apakah akan saya terima atau tolak mbak, takutnya tidak sesuai jika diterapkan di daerah Bogor, misalnya: iklim, dan kondisi tanah tidak cocok mbak (Ibu RSY, 51 tahun) Hubungan Tingkat Pendidikan Formal dengan Networking Data hubungan tingkat pendidikan formal dengan networking dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dan networking Networking Tingkat pendidikan formal

7 Tabel 21 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan formal dengan networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. Sebagian besar petani (63.6%) dengan tingkat pendidikan formal tinggi membangun networking tinggi melalui media komunikasi cyber extension, sedangkan sebagian besar petani (85.7%) dengan tingkat pendidikan formal rendah membangun networking rendah melalui media komunikasi cyber extension. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan formal petani, maka semakin tinggi networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. Hal ini karena petani dengan tingkat pendidikan formal tinggi, cenderung lebih memiliki pemahaman dan pengetahuan akan manfaat dalam membangun networking lebih luas untuk membantu peningkatan usaha tanaman hias. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal berhubungan dengan networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. 51 Hubungan Tingkat Pendidikan Nonformal dengan Efektivitas Hubungan Tingkat Pendidikan Nonformal dengan Tingkat Kognitif Data hubungan tingkat pendidikan nonformal dengan tingkat kognitif dapat dilihat pada Tabel 22 Tabel 22 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan nonformal dan tingkat kognitif Tingkat kognitif Tingkat pendidikan nonformal Tabel 22 menyajikan data mengenai hubungan tingkat pendidikan nonformal dengan tingkat kognitif petani mengenai informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Terdapat 81.8 petani dengan tingkat pendidikan nonformal tinggi memiliki tingkat kognitif tinggi, sebaliknya semua petani dengan tingkat pendidikan nonformal rendah memiliki tingkat kognitif tinggi. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan nonformal rendah dan tinggi memiliki tingkat kognitif tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan nonformal tidak berhubungan dengan tingkat kognitif. Semakin sering petani mengikuti pelatihan atau pendidikan nonformal, maka semakin banyak informasi yang didapatkan, jika terdapat informasi yang kurang jelas pada saat mengikuti pendidikan nonformal, responden mencari informasi melalui media komunikasi cyber extension, sehingga petani memiliki tingkat kognitif tinggi, sedangkan berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan untuk petani dengan tingkat pendidikan nonformal rendah tetap memiliki tingkat kognitif tinggi terhadap informasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension karena dengan media komunikasi cyber

8 52 extension informasi dapat dicari dengan cepat dan mudah, sehingga tidak perlu mengikuti pendidikan nonformal untuk mendapatkan informasi. Hubungan Tingkat Pendidikan Nonformal dengan Sikap Data hubungan tingkat pendidikan nonformal dengan sikap dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan nonformal dan sikap Sikap Tingkat pendidikan nonformal Negatif Positif Tabel 23 menyajikan data hubungan antara tingkat pendidikan nonformal dan sikap terhadap informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Terdapat 54.5 persen petani dengan tingkat pendidikan nonformal tinggi membentuk sikap positif. Terdapat 57.1 persen petani dengan tingkat pendidikan nonformal rendah membentuk sikap positif. Hasil tabulasi silang di atas menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendidikan nonformal rendah dan tinggi membentuk sikap positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan nonformal tidak berhubungan dalam pembentukan sikap petani terhadap informasi mengenai teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Pendidikan nonformal yang didapatkan petani salah satunya berfungsi untuk menambah pengetahuan petani, sedangkan dalam pembentukan sikap, petani memiliki pertimbangan sendiri untuk menerima atau menolak.

9 Hubungan Tingkat Pendidikan Nonformal dengan Networking Data hubungan tingkat pendidikan nonformal dengan networking dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan nonformal dengan networking Networking Tingkat pendidikan nonformal Tabel 24 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendidikan nonformal dan networking. Sebagian besar petani (54.5%) dengan tingkat pendidikan nonformal tinggi membangun networking tinggi, sedangkan sebagian besar petani (71.4%) dengan tingkat pendidikan nonformal rendah membangun networking rendah. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan nonformal, maka semakin tinggi networking yang dibangun petani melalui media komunikasi cyber extension. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa dengan mengikuti pendidikan nonformal akan menambah pengetahuan dan membuka pemikiran untuk membangun networking yang lebih luas, salah satunya melalui media komunikasi cyber extension. 53 Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Efektivitas Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tingkat Kognitif Data hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat kognitif dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat kognitif Tingkat kognitif Tingkat pendapatan Tabel 25 menyajikan data persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan tingkat kognitif. Sebesar 88.9 persen petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendapatan rendah memiliki tingkat kognitif tinggi. Sebesar 11.1 persen petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendapatan rendah memiliki tingkat kognitif rendah. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendapatan rendah memiliki tingkat kognitif tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan tidak berhubungan dengan tingkat kognitif. Walaupun memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, baik tingkat pendapatan tinggi dan rendah sama-sama mencari informasi mengenai teknologi pertanian melalui media

10 54 komunikasi cyber extension, sehingga petani dapat memiliki tingkat kognitif tinggi mengenai informasi teknologi pertanian (tanaman hias) yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Sikap Tabel 26 menyajikan data persentase hubungan tingkat pendapatan dengan sikap. Sebesar 44.4 petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendapatan rendah membentuk sikap negatif. Sebesar 55.6 persen petani dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendapatan rendah membentuk sikap positif. Tabel 26 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan sikap Sikap Tingkat pendapatan Negatif Positif Hasil tabulasi silang antara tingkat pendapatan dan sikap menunjukkan bahwa baik petani dengan tingkat pendapatan rendah dan tingkat pendapatan tinggi membentuk sikap positif. Walaupun memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, baik tingkat pendapatan tinggi dan rendah sama-sama memiliki kebutuhan dan kepentingan untuk meningkatkan produktivitas tanaman hias, sehingga petani membentuk sikap positif terhadap informasi mengenai teknologi pertanian yang didiseminasikan melalui media komunikasi cyber extension. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Networking Data hubungan tingkat pendapatan dengan networking dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Persentase petani berdasarkan tingkat pendapatan dan networking Networking Tingkat pendapatan Tabel 27 menyajikan data persentase hubungan tingkat pendapatan dengan networking. Sebagian besar petani (66.7%) dengan tingkat pendapatan tinggi membangun networking tinggi. Sebagian besar petani (77.8%) dengan tingkat pendapatan rendah membangun networking rendah. Hasil tabulasi silang antara tingkat pendapatan dan networking menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi networking yang dibangun melalui media komunikasi cyber extension. Hubungan ini disebabkan oleh petani dengan tingkat pendapatan tinggi berhubungan dengan pendapatan yang diperoleh dari usaha tanaman hias, sehingga membutuhkan informasi, komunikasi, dan pemasaran yang lebih tinggi dan luas dibandingkan dengan petani dengan tingkat pendapatan rendah.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION 69 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber

Lebih terperinci

AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION Aksesibilitas terhadap media komunikasi cyber extension adalah peluang memanfaatkan media komunikasi cyber extension yang meliputi beberapa aspek,

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 67 BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Proses pendidikan melalui pembelajaran menurut Sudjana (2006) adalah interaksi edukatif antara masukan (input) sarana dengan

Lebih terperinci

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1.

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1. KUESIONER IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu Nama Responden = Jenis Kelamin* = Laki-laki Perempuan Usia* = < 30 tahun 31 40 tahun

Lebih terperinci

BAB III TEMUAN PENELITIAN

BAB III TEMUAN PENELITIAN BAB III TEMUAN PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang menjabarkan temuan penelitian yang mencakup : karakteristik responden, peran significant others, konsep diri, kemampuan mereduksi konflik dalam pemutusan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU) Dengan hormat,

Lebih terperinci

Atas kesediaannya mengisi dan meluangkan waktu, Saya ucapkan terima. kasih. Bandung, Maret Peneliti

Atas kesediaannya mengisi dan meluangkan waktu, Saya ucapkan terima. kasih. Bandung, Maret Peneliti LAMPIRAN Lampiran A : Kuesioner Sikap Terhadap Kewirausahaan dan Data Pribadi Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para mahasiswa bidang studi kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) memaparkan bahwa keterampilan berkomunikasi penting agar dapat berkomunikasi dengan efektif

Lebih terperinci

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah Petunjuk Pengisian : 1. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS

BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS BAB VIII PEMANFAATAN INTERNET DALAM KEGIATAN BISNIS Pemanfaatan internet dalam kegiatan bisnis dalam penelitian ini meliputi fungsi komunikasi, promosi dan riset yang dilakukan oleh responden dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

Selamat pagi / siang /sore, Saudara dan Saudari yang saya hormati,

Selamat pagi / siang /sore, Saudara dan Saudari yang saya hormati, Selamat pagi / siang /sore, Saudara dan Saudari yang saya hormati, Terima kasih telah membantu dan meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan. Saya adalah mahasiswa tingkat akhir dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa :

LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa : LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control Saya sangat percaya bahwa : 1. a. Anak-anak akan terlibat dalam kesukaran bila orang tua mereka terlalu banyak memberi hukuman. b. Banyaknya kesukaran yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian mengenai sejarah bedirinya KSO. sistem promosi yang dilakukan. hubungan KSO dengan NOSC dan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMA X Bandung dengan data jumlah siswasiswi yang diperoleh pada periode 2016

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version LAMPIRAN KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi UKM Bandung, salah satu persyaratan tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Sehubungan

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL. sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama bertugas di

LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL. sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama bertugas di LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL Dengan hormat, Saya, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, saat ini sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Riko ArRasyid, 2014 potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat

DAFTAR ISI Riko ArRasyid, 2014 potensi pengembangan budidaya karet (hevea brasiliensis) di kabupaten bandung barat DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR PETA... xx DAFTAR LAMPIRAN... xxi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. distribusi responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. distribusi responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam bagian gambaran umum responden ini akan disampaikan deskripsi mengenai responden. Gambaran umum responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP X Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY PELAYANAN INFORMASI

LAPORAN SURVEY PELAYANAN INFORMASI LAPORAN SURVEY PELAYANAN INFORMASI DESKRIPSI DATA RESPONDEN Komposisi Responden Bedasarkan Kelompok Jenis Kelamin Berikut adalah diagram data responden yang dijadikan sampel berdasarkan kelompok jenis

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kompetensi komunikasi berikutnya yang memiliki peranan penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif adalah pengetahuan

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah motivasi memengaruhi komitmen

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah motivasi memengaruhi komitmen BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah motivasi memengaruhi komitmen organisasional afektif secara positif. Temuan studi ini menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik dan

Lebih terperinci

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER EMOTIONAL AUTONOMY

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER EMOTIONAL AUTONOMY LAMPIRAN I HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER EMOTIONAL AUTONOMY No Item Nilai Validitas Keterangan 1 0,584 Item diterima 2 0,466 Item diterima 3 0,144 Item ditolak 4 0,439 Item diterima 5 0,114 Item ditolak

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan metode survai,

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai Adversity Quotient pada siswa/i SMP X kelas I di Bandung (Suatu Penelitian Survei yang dilakukan pada Siswa/i SMP Yayasan Badan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasai siswa. Dalam keterampilan berbicara diperlukan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasai siswa. Dalam keterampilan berbicara diperlukan kemampuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai siswa. Dalam keterampilan berbicara diperlukan kemampuan dan keterampilan khusus,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek mahasiswa kedokteran gigi FKIK UMY tahun I yang sedang mengikuti Blok III (Kedokteran Gigi Dasar) sesuai dengan kriteria

Lebih terperinci

BAB II: DINAMIKA KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB II: DINAMIKA KOMUNIKASI PEMASARAN DAFTAR ISI BAB I: PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 4 D. Manfaat Penelitian 4 E. Objek Penelitian 5 F. Kerangka Teori 5 1. Usaha Mikro di Indonesia 5 2.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari ketiga subyek, mereka memiliki persamaan dan perbedaan dalam setiap aspek yang diteliti. Khususnya dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH KEDEKATAN PERSONAL SEBAGAI BENTUK KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM PENGAJARAN MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM TERHADAP SIKAP BERAGAMA SISWA SD ISLAM TERPADU ARRAUDAH BANDAR

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) No. Responden :... Petunjuk pengisian : a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. b. Pilihlah jawaban yang sesuai atau yang paling mendekati dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA 10 12 TAHUN Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,

Lebih terperinci

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha V KARAKTERISTIK USAHA TERNAK DAN PETERNAK 5.1 Karakteristik Usaha Peternak Responden 5.1.1 Skala Usaha Ternak Jumlah ternak yang diusahakan oleh peternak plasma sangat tergantung pada kemampuan peternak

Lebih terperinci

KUISIONER SELF-EFFICACY

KUISIONER SELF-EFFICACY LAMPIRAN I DATA PENUNJANG DAN KUESIONER SELF-EFFICACY KUISIONER SELF-EFFICACY Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja : Pada kuisioner ini terdapat 48 item yang berupa kalimat

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN VI KARAKTERISTIK RESPONDEN Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara pada 94 orang responden. Jumlah responden tersebut ditentukan dengan metode slovin yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil research tesis yang dilakukan oleh peneliti, simpulan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil research tesis yang dilakukan oleh peneliti, simpulan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil research tesis yang dilakukan oleh peneliti, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian ini dapat berbentuk banyak hal, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian ini dapat berbentuk banyak hal, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan setiap individu, terdapat satu hal yang tidak pernah lepas yaitu ketidakpastian. Ketidakpastian ini dapat berbentuk banyak hal, misalnya apakah

Lebih terperinci

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Tingkat kesejahteraan dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai objek penelitian oleh peneliti adalah konsumen yang sudah menggunakan sepatu Converse. Peneliti memilih

Lebih terperinci

Angket Penelitian Penerapan E-Procurement Pada Sistem Pelayanan Publik Menuju Good Corporate Governance Pada PT.PLN Wilayah Sumatera Utara

Angket Penelitian Penerapan E-Procurement Pada Sistem Pelayanan Publik Menuju Good Corporate Governance Pada PT.PLN Wilayah Sumatera Utara Angket Penelitian Penerapan E-Procurement Pada Sistem Pelayanan Publik Menuju Good Corporate Governance Pada PT.PLN Wilayah Sumatera Utara Petunjuk Pengisian: 1. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan istilah khusus dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,

Lebih terperinci

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Nama : Irfan Ramadhan NIM : 10.11.3637 Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Peluang bisnis adalah suatu kesempatan dimana seseorang dapat memulai kegiatannya berperan dalam dunia bisnis, yaitu dengan memproduksi,

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Mohamad Judha INTISARI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang dan Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sekolah Dasar Islam Tunas Harapan Semarang dan Sekolah Dasar BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada siswa sekolah dasar di wilayah Semarang. Ada 2 sekolah dasar yang menjadi lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar Islam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan

METODE PENELITIAN. Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan 26 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan operasional yang dapat diuraikan tentang definisi, ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar. bersosialisasi maupun mencari informasi misalnya pendidikan, ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet (Interconnected Network) adalah kumpulan jaringan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya (Priyatno,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan tabel gambaran umum responden pada penelitian ini: Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden penelitian ini yaitu meliputi: usia, jenis kelamin, lama usaha dan pendidikan terakhir. Berikut adalah tabel yang akan menunjukkan

Lebih terperinci

MATRIKS PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN

MATRIKS PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN MATRIKS PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PROFIL SIKAP DAN TATA NILAI KEMAMPUAN KERJA PENGETAHUAN WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB ditetapkan SNPT ditambah capaian pembelajaran khusus Ditetapkan SNPT Capaian

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN I. PENGANTAR Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil, juga untuk memenuhi tugas dan kewajiban dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN 45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pengambilan keputusan yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan internet berpengaruh secara positif

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KESIAPAN TENAGA KERJA DALAM MENGHADAPI ERA MEA DI KOTA MEDAN

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KESIAPAN TENAGA KERJA DALAM MENGHADAPI ERA MEA DI KOTA MEDAN LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KESIAPAN TENAGA KERJA DALAM MENGHADAPI ERA MEA DI KOTA MEDAN 1. KATA PENGANTAR Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir atau skripsi yang sedang

Lebih terperinci

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 54 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PEMERIKSAAN PENDAHULUAN, LINGKUP AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP PERTIMBANGAN OPINI AUDITOR IDENTITAS RESPONDEN: 1. Nama :... 2. Jenis Kelamin : L / P 3. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.. Gambaran Umum Proses Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada distributor MLM di Malang, mengingat sulitnya menemui responden, maka hampir setiap ada pertemuan group meeting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, oleh karena itu rancangan penelitian harus ditetapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK McClelland (1953) Ken & Kate Back (1982)

ABSTRAK McClelland (1953) Ken & Kate Back (1982) ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motif berprestasi dan perilaku asertif pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2002 Universitas X Bandung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan manusia yang dimulai

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap

BAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap BAB III PENYAJIAN DATA A. Hubungan Intensitas Menonton Acara on the Spot di trans 7 Terhadap Tingkat Ilmu Pengetahuan Umum di Kalangan Siswa-Siswi Kelas 2 SMPN 23 Pekanbaru. Penyajian data berikut ini

Lebih terperinci

SKRIPSI PERSEPSI PILIHAN KONSUMEN PADA HADIAH LANGSUNG, UNDIAN, DAN POTONGAN HARGA SEBAGAI PROMOSI PENJUALAN RITEL

SKRIPSI PERSEPSI PILIHAN KONSUMEN PADA HADIAH LANGSUNG, UNDIAN, DAN POTONGAN HARGA SEBAGAI PROMOSI PENJUALAN RITEL SKRIPSI PERSEPSI PILIHAN KONSUMEN PADA HADIAH LANGSUNG, UNDIAN, DAN POTONGAN HARGA SEBAGAI PROMOSI PENJUALAN RITEL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

Lampiran 1. Kuesioner penelitian LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Analisis Efektivitas Promosi Above The Line dan Below The Line Sawangan Golf, PT. Pakuan Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PEMILIHAN WIRAUSAHA MUDA PEMULA BERPRESTASI TAHUN Data Pribadi

FORMULIR PENDAFTARAN PEMILIHAN WIRAUSAHA MUDA PEMULA BERPRESTASI TAHUN Data Pribadi Lampiran 2 FORMULIR PENDAFTARAN PEMILIHAN WIRAUSAHA MUDA PEMULA BERPRESTASI TAHUN 2014 Cantumkan Foto Diri Terbaru Ukuran 4 x 6 Cm Data Pribadi Nama Lengkap :... Tempat / Tanggal Lahir 1) :... Jenis Kelamin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul kontribusi self-efficacy terhadap produktivitas kerja pada karyawan bagian sales marketing di dealer resmi mobil X Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA di Desa Jatirejo, Kscarnatan Suruh Kabupaten Semarang Oleh W I D I A

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA di Desa Jatirejo, Kscarnatan Suruh Kabupaten Semarang Oleh W I D I A

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui adanya wawancara, observasi dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan kepada pegawai di Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem informasi sebagai elemen penting dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu tren dalam teknologi informasi

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas L1 LAMPIRAN Bagian I : Kuesioner Data Koresponden Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden. Berilah tanda silang pada masing masing jawaban sesuai dengan

Lebih terperinci

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281 MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA (Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Membaca Majalah Bahana Bagi Pelanggan di Yogyakarta) Nita Au Batuwael / Bonaventura Satya Bharata Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PROGRAM PERTAMINA WAY PASTI PAS DAN CITRA PERUSAHAAN

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PROGRAM PERTAMINA WAY PASTI PAS DAN CITRA PERUSAHAAN LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PROGRAM PERTAMINA WAY PASTI PAS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan

Lebih terperinci