BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada tahapan ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data bahan penelitian yang berupa data masing-masing supplier yang akan implementasi sistem Milk-run dan juga data masing-masing supplier yang telah implementasi sistem Milk-run yang digunakan sebagai pembanding dan bahan dasar analisis Data masing-masing supplier yang akan implementasi Milk-run a. Daerah penelitian Penelitian akan dilakukan pada supplier-supplier yang berada di area Karawang - Jawa Barat. Penelitian mengambil area tersebut karena dianggap supplier pada area tersebut berpotensi untuk mengaplikasikan sistem Milkrun karena traffic pengiriman masing-masing supplier per harinya tinggi. Sehingga memungkinkan untuk dioptimalisasikan dengan sistem Milk-run. Untuk memperjelas lokasi area, ditunjukkan peta lokasi kota Karawang pada gambar 4.1.

2 61 Karawang Gambar 4.1. Peta Lokasi Area Karawang b. Data Supplier Pada tabel berikut ini akan dijelaskan mengenai data supplier yang berada di area Karawang yang terdapat 5 supplier. Data-data tersebut meliputi nama supplier, alamat, pasokan produk utama dan semua varian-nya. Secara lengkap dijelaskan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Supplier di Area Karawang NO SUPPLIER ALAMAT PRODUK UTAMA VARIANT 1 PT. Adyawinsa Dinamika Karawang (ADK) 2 PT. AT Indonesia (ATI) 3 PT. Kyoraku Blowmolding Indonesia (KBI) 4 PT. Taiho Nusantara (TAIHO) 5 PT. Minda Asean Automotive (MINDA) Tanjung Mekar, Karawang Kawasan Industri KIIC, Karawang Kawasan Industri KIIC, Karawang Kawasan Industri KIIC, Karawang Kawasan Industri KIIC, Karawang Press part & Dies Making, Checking Fixture Fe casting part (Drum brake, Disc rotor, Knuckle, etc) Plastic blowmoulding part (Extension Fr Bumper, Duct, spoiler,etc) Wieght Balance, Engine bearing Lamp Assy All Variant

3 62 c. Alur Pengiriman Alur pengiriman yang diterapkan oleh masing-masing supplier saat ini dilakukan oleh setiap supplier dengan cycle issue yang telah ditetapkan sesuai jadwal. Meski supplier-supplier tersebut di area yang sama, tetapi pengiriman dilakukan oleh truk masing-masing. Dan hal tersebut menyebabkan terjadinya tingkat kedatangan kendaraan yang tinggi di area kedatangan PT. ADM. Kondisi tersebut tergambar pada gambar 4.2. ADK MINDA TAIHO ATI KBI Gambar 4.2. Alur Pengiriman Saat Ini (Karawang) d. Frekuensi Pengiriman Setiap harinya truk pengiriman part dari masing-masing supplier dilakukan menuju 2 gudang (warehouse / WH) yaitu WH 1 dan WH 2.

4 63 Seperti pada tabel 4.2, frekuensi kedatangan di WH 1 sejumlah 24 truk per hari dan WH 2 sejumlah 12 truk per hari. Sehingga secara total kedatangan truk ialah sejumlah 36 truk per hari. Angka ini sangat tinggi karena hanya dari 5 supplier di area Karawang saja, belum dari supplier di area lainnya. Oleh karena itu diharapkan jumlah kedatangan ini dapat berkurang dengan implementasi sistem Milk-run. Tabel 4.2. Frekuensi Kedatangan Per Hari (Karawang) Jumlah Kedatangan truk NO SUPPLIER per Hari Warehouse 1 Warehouse 2 1 PT. Adyawinsa Dinamika Karawang 2 PT. AT Indonesia 3 PT. Kyoraku Blowmolding Indonesia PT. Taiho Nusantara 5 PT. Minda Asean Automotive TOTAL 36 e. Cycle Issue Pengiriman Dalam sistem Produksi Tepat Waktu (Just In Time), digunakan kanban untuk memberitahukan pada semua proses mengenai penetapan waktu yang diminta dan jumlah produksi. Untuk ketepatan jadwal kedatangan part per kanban, digunakan sistem cycle issue yang merupakan interval waktu pengiriman part dalam satuan X, Y, Z yang artinya untuk X ialah satuan hari, Y ialah satuan berapa kali pengiriman, dan Z ialah satuan interval. Pada

5 64 Tabel 4.3 dibawah ini merupakan matrik cycle issue dan volume per hari untuk supplier-supplier di area Karawang saat ini. Sebagai contoh pembacaan tabel 4.3, pada supplier PT. ADK dengan tujuan pengiriman ADM P4 Warehouse no. 1 (small part), cycle issue yaitu dalam 1 hari terdapat 1 kali pengiriman dan interval ordernya setiap 2 kali pengiriman, kemudian volume part per harinya ialah 1,1 m3. Tabel 4.3. Cycle Issue Pengiriman dan Volume per Hari (Karawang) NO SUPPLIER TUJUAN PENGIRIMAN X Y Z (hari) CYCLE ISSUE (pengiri man) (interval order) Volume / day 1 PT. ADK ADM P4 Warehouse no.1 (Small part) m3 ADM P4 Warehouse no.1 (Big part) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small part) m3 ADM P4 Welding no.1 (Small part) m3 PT. Gaya Motor m3 2 PT. ATI ADM P4 Warehouse no.1 (Small part) m3 ADM P4 Warehouse no.1 (Big part) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small part) m3 3 PT. KBI ADM P4 Warehouse no.1 (Small part) m3 ADM P4 Warehouse no.1 (Big part) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small part) m3 4 PT. TAIHO ADM P4 Warehouse no.1 (Small part) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small part) m3 5 PT. MINDA ADM P4 Warehouse no.1 (Small part) m3 Total Volume Total volume dibagi volume truk (24m 3 ) TRIP PER DAY m m3 10

6 65 f. Biaya Pengiriman Setiap supplier yang melakukan pengiriman dengan truk sendiri ke PT. ADM, biaya pengiriman per hari yang dimasukkan ke harga part. Sehingga bila dijumlahkan secara total untuk semua variant, jumlah biaya transportasi yang dikeluarkan 5 supplier tersebut total senilai Rp ,-. Secara lebih detail, terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.4. Biaya Pengiriman Masing-Masing Supplier (Karawang) NO SUPPLIER Biaya Pengiriman per hari (Rp.) 1 PT. Adyawinsa Dinamika Karawang 1,984,328 2 PT. AT Indonesia 3,250,528 3 PT. Kyoraku Blowmolding Indonesia 14,590,368 4 PT. Taiho Nusantara 18,900 5 PT. Minda Asean Automotive 56,400 TOTAL 19,900, Data masing-masing supplier yang telah implementasi Milk-run a. Daerah Supplier Sebagai bahan referensi implementasi sistem Milk-run di area Karawang yang akan di teliti, berikut ini akan dibahas data-data supplier di area yang telah menerapkan sistem Milk-run sebelumnya yaitu supplier di area Cibitung.

7 66 b. Data Supplier Di area Cibitung terdapat total 8 supplier yang saat ini telah mengimplementasikan sistem Milk-run sebagai sistem pengiriman part ke PT. ADM. Pada tabel 4.5 akan dijelaskan secara detail data supplier tersebut meliputi nama supplier, pasokan produk utama, dan semua varian-nya. Tabel 4.5. Data Supplier di Area Cibitung NO SUPPLIER MAIN PRODUCT VARIANT 1 PT. Denso Indonesia Air Conditioner KIT 2 PT. Ichikoh Indonesia Head Lamp 3 PT. Sekiso Industries Industry Meltsheet 4 PT. Progress Toyo Outer Mirror 5 PT. Excel Metal Industry Aluminium Wheel 6 PT. Dela Cemara Indah Tire Carrier 7 PT. Panasonic Speaker 8 PT. Chuhatsu Indonesia Coil Spring All Variant c. Alur Pengiriman Alur pengiriman yang diterapkan oleh masing-masing supplier di area Cibitung saat ini ialah dengan menggunakan sistem Milk-run, sesuai dengan cycle issue yang telah ditetapkan. Kondisi sebelum implementasi Milk-run dimana pengiriman masih dilakukan oleh masing-masing supplier, tertera seperti pada gambar 4.3. Dan kondisi sesudah implementasi sistem Milk-run

8 67 dimana pengiriman dilakukan oleh Logistic Partner (perusahaan lain penyedia jasa pengangkutan) tertera pada gambar 4.4. Di area Cibitung, implementasi sistem Milk-run menggunakan TTLC sebagai Logistic Partner. Seperti pada gambar, pengiriman hanya membutuhkan 3 truk pengiriman. Dibandingkan sebelum Milk-run menggunakan 8 truk dari masing-masing supplier. Gambar 4.3. Alur pengiriman sebelum Milk-run (Cibitung) DENSO ICHIKOH PTOYO SEKISO EXCEL TTLC CHUHATSU DELA PANASONIC Gambar 4.4. Alur pengiriman setelah Milk-run (Cibitung)

9 68 d. Cycle Issue Pengiriman Cycle issue pengiriman dari supplier area Cibitung ke PT. ADM sebelum dan sesudah implementasi sistem Milk-run tertera pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Cycle Issue sebelum dan sesudah Milk-run (Cibitung) NO SUPPLIER Sebelum Milkrun 1 PT. Denso Indonesia PT. Ichikoh Indonesia PT. Sekiso Industries Industry PT. Progress Toyo PT. Excel Metal Industry PT. Dela Cemara Indah PT. Panasonic PT. Chuhatsu Indonesia Cycle Issue (X-Y-Z) Sesudah Milkrun Dari tabel diatas dapat dilihat perubahan cycle issue antara sebelum implementasi Milk-run dan setelah implementasi Milk-run yang turun menjadi lebih singkat atau lebih rendah tingkat kedatangannya (Y), yang dapat dilihat dari notasi X-Y-Z, dimana X ialah satuan hari, Y ialah satuan berapa kali pengiriman, dan Z ialah satuan interval order. e. Frekuensi Pengiriman Frekuensi kedatangan truk pengiriman part kondisi sebelum implementasi Milk-run dimana pengiriman dilakukan oleh masing-masing

10 69 supplier setiap harinya dengan kondisi sesudah implementasi Milk-run dimana pengiriman dilakukan melalui media Logistic Partner, penurunannya dapat terlihat pada tabel 4.7. Secara total penurunan yang terjadi sangat signifikan dari 44 kedatangan menjadi hanya 23 kedatangan atau turun 21 kedatangan setiap harinya. Tabel 4.7. Frekuensi Pengiriman sebelum dan sesudah Milk-run (Cibitung) NO SUPPLIER Jumlah Kedatangan Truk Per Hari Sebelum Milkrun Sesudah Milkrun 1 PT. Denso Indonesia 18 2 PT. Ichikoh Indonesia PT. Sekiso Industries Industry 4 4 PT. Progress Toyo PT. Excel Metal Industry 1 6 PT. Dela Cemara Indah 3 7 PT. Panasonic PT. Chuhatsu Indonesia 4 Total pengiriman f. Biaya Pengiriman Biaya pengiriman saat kondisi sebelum implementasi Milk-run ialah dimana biaya pengiriman dibebankan kepada masing-masing supplier setiap harinya. Sedangkan kondisi sesudah implementasi Milk-run ialah dimana biaya pengiriman dibebankan ke PT. ADM dari Logistic Partner yang menggunakan sistem biaya per pengiriman dikalikan jumlah kedatangan/pengiriman per harinya. Lebih jelas dapat terlihat pada tabel

11 70 4.8, dimana biaya pengiriman bisa turun sampai 50% atau turun Rp per hari, sehingga benefit yang didapatkan menjadi makin tinggi. Tabel 4.8. Biaya Pengiriman sebelum dan sesudah Milk-run (Cibitung) NO SUPPLIER Delivery Cost (Rp/day) Sebelum Milkrun 1 PT. Denso Indonesia 13,931,118 2 PT. Ichikoh Indonesia 6,219,780 3 PT. Sekiso Industries Industry 1,748,400 4 PT. Progress Toyo 73,900 5 PT. Excel Metal Industry 38,500 6 PT. Dela Cemara Indah 526,359 7 PT. Panasonic 2,269,753 Sesudah Milkrun Cost/trip = 576,000 Total Cost/day = 23 x 576,000 = 13,248,000 8 PT. Chuhatsu Indonesia 2,351,080 Total Delivery Cost 27,158,890 13,248, Pengolahan Data Setelah semua data dikumpulkan, maka langkah berikutnya ialah mengolah data-data yang ada sesuai dengan hasil penelitian. Alur pengolahan data dibagi menjadi 3 tahap yaitu menetapkan target, mencari penyebab dan mencari penyebab dominan Menetapkan Target Permasalahan yang akan diteliti ialah bagaimana meningkatkan efisiensi pengiriman part per supplier yang saat ini tinggi, dimana target dapat diukur berdasarkan jumlah kedatangan truk supplier (cycle issue). Permasalahan ini

12 71 dapat diatasi salah satunya dengan pengimplementasian sistem Milk-run yaitu mengurangi jumlah pengiriman supplier dengan cara mengefisiensikan faktorfaktor pendukung pengiriman salah satunya ialah meningkatkan efisiensi volume part terhadap kapasitas truk standar. Target yang akan dicapai ialah seperti pada grafik 4.1 dibawah ini. Jumlah Kedatangan Truk Supplier Area Karawang per hari Jumlah Kondisi Saat Ini (Sebelum Milk Run) 10 Target Grafik 4.1. Target Jumlah Kedatangan Truk Per Hari Grafik diatas menjelaskan bahwa kondisi aktual saat ini jumlah kedatangan truk ialah 36 truk per hari, seperti yang telah disebutkan pada kumpulan data pada tabel 4.2 diatas. Sedangkan target yang ditetapkan setelah suppliersupplier di area Karawang mengimplementasikan sistem Milk-run, diharapkan jumlah kedatangan truk bisa efisien dengan turun mencapai 10 kedatangan per hari. Penetapan target 10 kali kedatangan ini diambil dari perhitungan yang ada

13 72 pada tabel 4.3 diatas, yaitu dari total volume part semua supplier dalam satu hari, dibagi dengan volume truk standar yang digunakan yaitu 24 m3, sehingga mencapai titik paling efisien ialah pada jumlah 10 kali kedatangan atau trip per hari Mencari Penyebab Dalam mencari penyebab permasalahan digunakan Metoda Tulang Ikan (Fish-bone) untuk mengetahui mengapa pengiriman part dari supplier tidak efisien yang menyebabkan jumlah kedatangan truk supplier tinggi. Dan Metode Fish-bone tersebut tergambarkan secara detail pada diagram 4.1. Diagram 4.1. Metode Tulang Ikan (Fishbone)

14 73 Metode ini mencari penyebab dengan menggunakan empat faktor utama, yang secara detail hasil penjabarannya ialah sebagai berikut: 1. Mesin (Alat) Jenis dan ukuran truk supplier tidak sama. Ukuran bak truk supplier berbeda. Volume matrik part masing-masing supplier berbeda. 2. Material Efisiensi jumlah pallet di truk supplier rendah. Efisiensi volume part terhadap ukuran pallet rendah. Pallet tidak dapat ditumpuk. Efisiensi jumlah polybox di truk rendah. Ukuran polybox tidak standar. Polybox tidak dapat ditumpuk dan beratnya tidak sama. Efisiensi volume part pada truk rendah. Ukuran skid supplier bermacam-macam. Loading polybox menggunakan skid. 3. Metoda Volume pengiriman 1 cycle dengan menggunakan 2 truk. Belum semua pengiriman part menggunakan skid. Polybox berbeda tidak dapat ditumpuk ke atas. Efisiensi volume packing skid pada truk rendah.

15 74 Ketinggian packimg dalam 1 skid tidak standar. Penumpukan packing skid tidak maksimal. Loading pattern supplier berbeda-beda dan efisiensinya rendah. 4. Lokasi Lokasi supplier berpencar Banyak space kosong pada truk delivery supplier. Pengiriman dilakukan oleh masing-masing supplier Mencari Penyebab Dominan Dari diagram fishbone diatas, telah disebutkan banyak hal yang menjadi penyebab jumlah kedatangan truk supplier tinggi. Namun untuk membuat penelitian ini efektif, maka dicari penyebab yang dominan, yaitu penyebab yang diberi lingkaran pada diagram Fishbone yaitu ada 8 penyebab dominan. Secara detail akan dijelaskan sebagai berikut: A. Mesin (Alat) Ukuran bak truk supplier beda Penyebab : Karena pengiriman dilakukan oleh masingmasing supplier, maka jenis dan ukuran truk berbeda-beda atau tidak standar. Metode Pengukuran : panjang x lebar x tinggi (m 3 ) Pengukuran : Contoh ukuran bak truk pada beberapa supplier

16 75 # 434 x 189 x 172 = 14,11 m 3 # 545 x 237 x 169 = 21,83 m 3 # 200 x 155 x 110 = 3,41 m 3 # 430 x 210 x 135 = 12,19 m 3 # 300 x 164 x 160 = 7,87 m 3 B. Material Efisiensi volume part terhadap ukuran pallet rendah Penyebab : Besarnya pallet di supplier dengan besarnya volume part tidak efisien, terlalu besar pallet. Metode Pengukuran : panjang x lebar x tinggi (m 3 ) Pengukuran : Contoh: Ukuran polybox tidak standar # Supplier PT. ADK 70 x 70 x 70 # Supplier PT. ATI 10 x 168 x 135 Penyebab : Masing-masing supplier mempunyai ukuran polybox berbeda-beda, sehingga mempengaruhi efisiensi pengiriman menjadi rendah. Karena menyebabkan polybox yang berbeda ukuran tidak dapat ditumpuk satu sama lain. Metode Pengukuran : panjang x lebar x tinggi (m 3 )

17 76 Pengukuran : Contoh: Ukuran skid supplier bermacam-macam # Supplier PT. KBI 62 x 43 x 25 = 0.07 m3 # Supplier PT. ADK 67 x 64 x 63 = 0.27 m3 Penyebab : Masing-masing supplier mempunyai ukuran skid bermacam-macam, sehingga mempengaruhi efisiensi pengiriman menjadi rendah. Metode Pengukuran : panjang x lebar x tinggi (m 3 ) Pengukuran : Contoh: # Supplier PT. ATI 120 x 90 x 15 # Supplier PT. KBI 95 x 90 x 7 C. Metode Loading pattern supplier beda-beda dan efisiensinya rendah. Penyebab : Loading pattern ialah pengaturan susunan pallet atau polybox di truk yang mengacu kepada efisiensi bak truk. Semakin jelek loading pattern nya, semakin tidak efisien pengirimannya. Metode Pengukuran : panjang x lebar x tinggi (m 3 ) Pengukuran : Contoh:

18 77 # Supplier PT. Minda m3 # Supplier PT. Taiho m3 Belum semua pengiriman part menggunakan skid. Penyebab : Pengiriman yang belum menggunakan skid, akan mempersulit loading-unloading atau proses menaikkan dan menurunkan part dari truk ke tempat penurunan part. Hal ini akan membuat waktu kerja tidak efisien dan kurang aman. Metode Pengukuran : polybox per polybox Pengukuran : Contoh: # Supplier PT. Kyoraku m3, hanya menggunakan polybox, belum menggunakan skid. Ketinggian packing dalam 1 skid tidak standar. Penyebab : Ketinggian yang tidak standar membuat skid Metode Pengukuran : tinggi tidak bisa ditumpuk dan disesuaikan dengan volume truk. Sehingga efisiensi truk rendah. Pengukuran : tinggi packing ada yang diatas 1m dan ada yang dibawah 1m.

19 78 D. Lokasi Banyak space kosong pada truk supplier. Penyebab : Terjadinya banyak space kosong pada truk supplier ialah karena kapasitas truk yg digunakan masih bersisa banyak karena volume part nya rendah. Metode Pengukuran : (kapasitas truk) (volume part) Pengukuran : Contoh perhitungan pada salah satu supplier (5455,32) (3785,29) = 1670,03 m 3 Maka efisiensi truk hanya 69,4 % 4.3. Analisis Data Rencana Perbaikan Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk mengatasi permasalahan diatas. Milk-run ialah salah satu kemajuan konsep pengiriman yang dapat memperbaiki dan optimalisasi sistem distribusi. Implementasi sistem Milk-run berarti membuat suatu rute supply atau pengiriman part sehingga pengambilan part dapat dilakukan bersamaan untuk lokasi atau area yang sama oleh logistic partner. Sesuai dengan pengalaman pada supplier area cibitung, dengan implementasi sistem Milk-run maka dapat mengurangi

20 79 problem tingginya kedatangan truk supplier setiap harinya, dapat menurunkan biaya transportasi dan keuntungan-keuntungan lainnya. Langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan sistem Milk-run dianalisa menggunakan langkah 5W-1H (what-why-how-when-whowhere) dimana what menjelaskan apa permasalahan yang terjadi, why menjelaskan kenapa permasalahan tersebut bisa terjadi, how menjelaskan bagaimana cara menanggulangi permasalahan tersebut, when menjelaskan kapan batas waktu penyelesaian penanggulangan masalah tersebut, who menjelaskan siapa yang bertanggungjawab melaksanakan penanggulangan masalah tersebut, dan where menjelaskan dimana penanggulangan masalah tersebut akan dilakukan. Langkah 5W-1H cukup mewakili bagaimana langkahlangkah perbaikan ini di analisa. Untuk lebih detail langkah-langkah perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini.

21 80 Tabel 4.9. Langkah-Langkah Perbaikan NO WHAT WHY HOW WHEN WHO WHERE Banyak space kosong pada truk 1. Menggabungkan supplier yang berada pada satu area ADM Warehouse 1 Agar efisiensi volume truk meningkat Jan '09 PIC Logistic supplier 2. Menghitung volume part masing-masing supplier Local Part 1. Studi pattern packing masing-masing supplier 2 Agar efisiensi volume truk meningkat Jan '09 PIC Logistic Ukuran pollybox tidak standar 6 Loading pattern supplier beda-beda dan efisiensinya rendah Belum semua pengiriman part menggunakan skid Agar pollybox dapat di tumpuk antara satu dengan yang lain Agar mempercepat proses loading-unloading dan efisiensi volume truk meningkat 2. Membuat simulasi dan menetapkan loading pattern yang paling efisien. 1. Menentukan standar truk yang akan digunakan. 2. Menggabungkan pengiriman menjadi satu delivery oleh truk yang sama. 1. Studi dimensi part. 2. Ukuran pallet dioptimalkan dengan part. Pollybox menggunakan standar ukuran TP (Toyota Pollybox) Febr '09 PIC Logistic Mewajibkan kepada semua supplier agar pengiriman part dengan pollybox harus menggunakan skid Febr '09 PIC Logistic 7 Ukuran skid supplier bermacam-macam Agar loading skid ke dalam truk maksimal Ukuran skid distandarkan yaitu 110 x 100 x 14 cm Febr '09 PIC Logistic 8 Ukuran bak truk supplier berbeda-beda Efisiensi volume part terhadap ukuran pallet rendah Ketinggian packing dalam 1 skid tidak standar (lebih dari 1 meter) Agar part di supply oleh truk yang sama Agar ukuran pallet efisien sesuai standar Agar efisiensi volume packing skid pada truk meningkat dan safety. 1. Ketinggian part yang melebihi 1m dibuat menjadi 2 skid. 2. Distandarkan ketinggian penumpukan pollybox maksimal 1m. Jan '09 Jan '09 Febr '09 PIC Logistic Partner PIC Logistic PIC Logistic ADM Warehouse Local Part ARMAS ADM Warehouse Local Part ADM Warehouse Local Part ADM Warehouse Local Part ADM Warehouse Local Part ADM Warehouse Local Part

22 Realisasi Perbaikan 1. Realisasi Perbaikan efisiensi volume truk karena banyak space kosong. Kondisi Saat Ini : Pada gambar 4.5 dibawah ini, tampak bahwa apabila pengiriman dilakukan oleh masing-masing supplier maka banyak space kosong pada truk, hal ini karena efisiensi volume part terhadap volume truk rendah. Gambar 4.5. Efisiensi Truk yang Rendah Perbaikan: Mengelompokkan supplier yang berdekatan, dalam hal ini sudah dianalisa bahwa ditetapkan ada 5 supplier yang berdekatan di area karawang. Alur pengiriman dapat dilihat pada gambar 4.6. Menghitung volume part masing-masing supplier per hari, sehingga bisa menghasilkan efisiensi kedatangan truk yang optimum. Dapat dilihat pada tabel Membuat cycle issue seperti pada tabel 4.10.

23 82 TAIHO ATI ADK ARYOS (logistic Partner) KBI MINDA Gambar 4.6. Alur Pengiriman Area Karawang Tabel Cycle Issue Pengiriman dan Volume per Hari setelah Milk-run (Karawang) NO SUPPLIER TUJUAN PENGIRIMAN CYCLE ISSUE VOLUME / DAY X Y Z 1 PT. ADK ADM P4 Warehouse no.1 (Small) m3 ADM P4 Warehouse no.1 (Big) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) m3 ADM P4 Welding no.1 (Small) m3 PT. Gaya Motor m3 2 PT. ATI ADM P4 Warehouse no.1 (Small) m3 ADM P4 Warehouse no.1 (Big) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) m3 3 PT. KBI ADM P4 Warehouse no.1 (Small) m3 ADM P4 Warehouse no.1 (Big) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) m3 4 PT. TAIHO ADM P4 Warehouse no.1 (Small) m3 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) m3 5 PT. MINDA ADM P4 Warehouse no.1 (Small) m3 Total Vol Tot Vol /Vol truck TRIP m m3 8

24 83 2. Realisasi Perbaikan efisiensi volume truk karena loading pattern Kondisi Saat Ini : Loading pattern supplier beda-beda dan effisiensinya rendah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena pengiriman dilakukan oleh masing-masing supplier, maka tidak ada ketentuan standar tentang loading pattern. Maka dari itu volume truk menjadi tidak efisien seperti pada gambar 4.7. Gambar 4.7. Loading Pattern Pada Truk yang Tidak Efisien

25 84 Perbaikan : Membuat simulasi dan menetapkan loading pattern yang paling efisien, sesuai dengan volume part per pengiriman per supplier dan volume standar truk. Maka didapatkan simulasi loading pattern yang paling efisien seperti pada gambar 4.8. Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D Gambar 4.8. Simulasi Loading Pattern setelah implementasi Milk-run

26 85 3. Realisasi Perbaikan Standar ukuran truk Kondisi Saat Ini : Pengiriman yang dilakukan oleh masing-masing supplier mengakibatkan jenis dan ukuran truk berbeda-beda sesuai truk masingmasing supplier. Hal ini mengakibatkan volume truk yang tidak sama sehingga efisiensinya pun berbeda-beda setiap supplier. Sebagai ilustrasi, ada supplier yang hanya memiliki satu jenis truk yang besar, sedangkan supplier tersebut hanya akan mengirimkan part yang kecil-kecil ke PT. ADM. Hal ini menyebabkan tidak efisiennya pengiriman yang berdampak pada pemborosan dari segi biaya, waktu, tenaga dan lain sebagainya. Gambar 4.9. Ukuran Truk Supplier yang Berbeda-beda

27 86 Perbaikan : Dengan menggunakan Logistic Partners (LP) seperti PT. TTLC, PT. Puninar, PT. Armas, PT. Aryos, dll, maka bisa menggunakan truk dengan ukuran standar yang disepakati. Ukuran standar tersebut ialah (2350 x 6500 x 2450 cm), seperti terlihat pada gambar Dengan menggunakan ukuran truk yang standar, akan lebih memudahkan dalam mengatur loading pattern dan cycle issue sehingga mencapai nilai efisiensi yang optimal. Implementasi Milk-run di area Karawang ini menggunakan LP PT. Aryos Gambar Standar Ukuran Truk

28 87 4. Realisasi Perbaikan Pallet Supplier Kondisi Saat Ini : Efisiensi volume part terhadap ukuran pallet rendah, sehingga masih ada space kosong pada pallet yang tidak bisa diisi oleh polybox karena ukuran tidak mencukupi. Contoh pada gambar Gambar Pallet yang Tidak Efisien Perbaikan : Studi dimensi part di masing-masing supplier, untuk mengetahui volume part masing-masing pengiriman per polybox. Ukuran pallet dioptimalkan dengan volume part, sehingga bisa diidentifikasi standar ukuran pallet yang efisien sesuai penggunaan polybox dan volume part. Pallet dapat diperpanjang (disambung) ataupun diperpendek (dipotong), seperti pada contoh di gambar 4.12.

29 88 Pallet Gambar Ukuran Pallet yang Dioptimalkan 5. Realisasi Perbaikan Polly Box Kondisi Saat Ini : Karena pengiriman dilakukan oleh masing-masing supplier, maka ukuran pollybox bisa bermacam-macam sesuai part yang dikirim supplier. Tidak ada ukuran pollybox standar yang digunakan, sehingga pollybox susah ditumpuk satu sama lainnya. Contoh seperti pada gambar Gambar Ukuran Polybox yang tidak Standar

30 89 Perbaikan : Karena sistem Milk-run mengharuskan adanya loading pattern yang pasti dari beberapa supplier yang diangkut oleh logistic partner, maka polybox harus dapat ditumpuk sesuai loading pattern. Untuk itu wajib diaplikasikan ukuran polybox menggunakan standar ukuran TP (Toyota Polybox) kepada semua supplier terkait. Ukuran-ukuran menurut tipe dapat dilihat pada tabel Tabel Ukuran Polybox Standar TP (Toyota Polybox) 6. Realisasi Perbaikan Pemakaian skid Kondisi Saat Ini : Pada beberapa supplier, pengiriman part tidak menggunakan skid. Sehingga menyulitkan disaat loading-unloading part karena tidak bisa menggunakan forklift. Waktu yang dibutuhkan juga menjadi semakin lama dan operator yang dibutuhkan menjadi lebih banyak. Contoh pada gambar 4.14.

31 90 Gambar Loading-unloading tanpa Menggunakan Skid Perbaikan : Mewajibkan kepada semua supplier agar pengiriman part dengan polybox harus menggunakan skid agar mempermudah loading-unloading dengan forklift yang dilakukan oleh logistic partner sehingga menghemat waktu dan cukup satu operator yang mengerjakannya. Gambar Pengiriman Menggunakan Skid

32 91 7. Realisasi Perbaikan Pemakaian skid terhadap ukurannya Kondisi Saat Ini : Ukuran skid supplier bermacam-macam, sehingga menyulitkan penumpukan maupun penyusunan didalam truk. Sehingga loading pattern menjadi kurang efisien. Contoh variasi ukuran skid ada pada gambar Gambar Ukuran Skid yang Bervariasi Perbaikan : Ukuran skid distandarkan yaitu 110 x 100 x 14 cm, dan supplier wajib membuat dan memakai ukuran skid yang standar. Agar mempermudah loading-unloading dengan forklift yang dilakukan oleh logistic partner sehingga menghemat waktu dan cukup satu operator yang mengerjakannya. Ukuran dan bentuk standar skid dapat dilihat pada gambar 4.17.

33 Gambar Ukuran dan Bentuk Skid Standar 8. Realisasi Perbaikan Standar Maximum Tinggi Tumpukan Pollybox Kondisi Saat Ini : Ketinggian packing polybox dalam 1 skid tidak standar. Ada yang lebih dari 1 meter maupun kurang dari 1 meter. Hal ini menyebabkan tumpukan loading pattern tidak efisien, selain itu juga tidak aman apabila ditumpuk terlalu tinggi. Contoh pada gambar 4.18, tinggi tumpukan mencapai 1,2 meter. 1,2 M Gambar Ketinggian Tumpukan yang Tidak Standar

34 93 Perbaikan : Ketinggian tumpukan polybox setiap skid distandarkan maksimal 1 meter. Sehingga tingkat keamanan part aman dan loading pattern dapat diatur dengan efisien. Standar ketinggian penumpukan dapat dilihat pada gambar M Gambar Standar Ukuran Ketinggian Penumpukan Polybox Evaluasi Hasil Setelah analisa data dan realisasi perbaikan sesuai standar implementasi sistem Milk-run telah dilakukan oleh masing-masing supplier di area Karawang, maka diharapkan hasil realisasi perbaikan dapat meningkatkan efisiensi pengiriman part melalui logistic partner dapat optimal. Untuk mengevaluasi hasilnya, maka dibawah ini akan dijelaskan lima item evaluasi yang secara detail diperlihatkan keuntungan dan juga tingkat efisien yang meningkat dari beberapa aspek.

35 94 a. Jumlah KedatanganTruk/hari (Truck Delivery/day) Jumlah Kedatangan Truk Supplier Area Karawang per hari Jumlah Kondisi Saat Ini (Sebelum Milk Run) Target 10 8 Sesudah Milk Run Grafik 4.2. Jumlah Kedatangan Truk Setelah Milk-run Kondisi saat ini dimana sistem Milk-run belum diimplementasikan di area Karawang, jumlah kedatangan truk pengiriman part sebanyak 36 truk per hari, penjelasan secara detail mengenai hal ini ada pada grafik 4.2 mengenai frekuensi kedatangan per hari untuk supplier area Karawang. Pada saat dianalisa apabila implementasi sistem Milk-run dijalankan, maka jumlah kedatangan truk pengiriman part turun menjadi hanya 8 truk per hari atau, seperti pada hasil realisasi perbaikan pada tabel 4.10 sebelumnya mengenai cycle issue pengiriman dan volume per hari setelah implementasi Milk-run. Hal ini ternyata melebihi target yang telah

36 95 ditentukan sebelumnya yaitu 10 truk per hari seperti pada grafik 4.1 mengenai target jumlah kedatangan truk per hari. Hasil evaluasi diatas ialah penurunan jumlah kedatangan truk sebanyak 28 truk per hari, dari 36 kedatangan truk menjadi hanya 8 kedatangan truk.. b. Jumlah Pengiriman (Total delivery) Kondisi saat ini jumlah pengiriman ialah dalam 1 kali pengiriman untuk 5 supplier dengan 5 truk, karena pengiriman dilakukan oleh masingmasing supplier. Alur pengiriman dapat dilihat pada gambar 4.20, dimana setiap supplier bertanggungjawab masing-masing untuk pengiriman part. ADK MINDA TAIHO ATI KBI Gambar Alur Pengiriman Sebelum Milk-run (Karawang)

37 96 Pada saat dianalisa apabila implementasi sistem Milk-run dijalankan, jumlah pengiriman dalam 1 kali pengiriman untuk 5 supplier dilakukan hanya dengan 3 truk. Seperti alur pada gambar TAIHO ATI ADK ARYOS (logistic Partner) KBI MINDA Gambar Alur Pengiriman Setelah Milk-run (Karawang) Hasil evaluasi diatas ialah pengiriman berkurang 2 truk per pengiriman, dari 5 truk menjadi hanya 3 truk per pengiriman. c. Biaya Pengiriman (Cost delivery) Kondisi saat ini biaya pengiriman dibayarkan oleh masing-masing supplier, dimana per hari secara total sejumlah Rp Biaya ini dimasukkan kedalam biaya transportasi pada breakdown cost per part. Total biaya per supplier dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini.

38 97 Tabel Total Biaya Pengiriman Sebelum Milk-run NO SUPPLIER TUJUAN PENGIRIMAN CYCLE ISSUE X Y Z BIAYA PER HARI 1 PT. ADK ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.1 (Big) ADM P4 Warehouse no.2 (Small) ,984,328 ADM P4 Welding no.1 (Small) PT. Gaya Motor PT. ATI ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.1 (Big) ,250,528 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) PT. KBI ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.1 (Big) ,590,368 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) PT. TAIHO ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.2 (Small) ,900 5 PT. MINDA ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ,400 TOTAL Rp19,900,524 Pada saat dianalisa apabila implementasi sistem Milk-run dijalankan, maka perhitungan biaya pengiriman ialah berdasarkan berapa trip atau kedatangan truk per hari yang dilakukan oleh logistic partner (LP). Seperti pada tabel 4.13 dibawah, biaya per trip dari LP yang telah disepakati antara PT. ADM dan LP (PT. Aryos) ialah sejumlah Rp , sedangkan pada satu harinya terdapat 8 trip pengiriman LP. Sehingga total biaya pengiriman per hari ialah biaya per trip dikali jumlah total trip per hari yang hasilnya ialah Rp

39 98 Tabel Total Biaya Pengiriman Setelah Milk-run NO SUPPLIER TUJUAN PENGIRIMAN CYCLE ISSUE X Y Z BIAYA PER HARI 1 PT. ADK ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.1 (Big) ADM P4 Warehouse no.2 (Small) ADM P4 Welding no.1 (Small) Biaya per trip = PT. Gaya Motor Rp. 880,235 2 PT. ATI ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.1 (Big) Trip per hari = ADM P4 Warehouse no.2 (Small) trip 3 PT. KBI ADM P4 Warehouse no.1 (Small) ADM P4 Warehouse no.1 (Big) Total Biaya per hari = ADM P4 Warehouse no.2 (Small) x Rp. 880,235 = 4 PT. TAIHO ADM P4 Warehouse no.1 (Small) Rp. 7,041,880 ADM P4 Warehouse no.2 (Small) PT. MINDA ADM P4 Warehouse no.1 (Small) TOTAL Rp 7,041,880 Hasil evaluasi diatas penghematan biaya setelah implementasi Milkrun ialah sebesar Rp per hari. Dari sebelum implementasi Milk-run biaya pengiriman ialah Rp per hari, setelah implementasi Milk-run biaya pengiriman menjadi hanya Rp per hari.

40 99 d. Biaya Tenaga Kerja (Cost man hours) Kondisi saat ini biaya tenaga kerja dengan frekuensi pengiriman 36 kali per hari, dapat dihitung dengan rumus seperti dibawah ini: 36 30menit Biaya Tenaga Kerja = Rp.8, menit = Rp. 144,000 per jam Pada saat dianalisa apabila implementasi sistem Milk-run dijalankan, biaya tenaga kerja dengan frekuensi pengiriman yang telah turun sejumlah 8 kali per hari, ialah seperti perhitungan dibawah ini: 8 30menit Biaya Tenaga Kerja = Rp.8, menit = Rp. 32,000 per jam Hasil evaluasi diatas ialah terjadi penghematan biaya tenaga kerja senilai Rp per jam per operator, dari awalnya Rp per jam menjadi hanya Rp per jam. e. Biaya Tempat Parkir (Truck station Cost) Kondisi saat ini biaya tempat parkir dengan jumlah truk 5 truk per pengiriman, dapat dihitung dengan rumus seperti dibawah ini: Luas area yang diperlukan = 5 (2 10m ) = 100m 2

41 100 Biaya Tempat Parkir = Rp. 2,000, m 2 = Rp. 200,000,000 Pada saat dianalisa apabila implementasi sistem Milk-run dijalankan, biaya tempat parkir dengan jumlah truk 3 truk per pengiriman, ialah seperti perhitungan dibawah ini: Luas area yang diperlukan = Biaya Tempat Parkir = 3 (2 10m ) = 60m Rp. 2,000,000 60m 2 2 = Rp. 120,000,000 Hasil evaluasi diatas ialah terjadi penghematan biaya tempat parkir senilai Rp per bulan, dari awalnya Rp per bulan menjadi hanya Rp per bulan Standarisasi Sistem Transportasi dan Distribusi Dengan Sistem Milk-run Setelah menganalisa penerapan sistem Milk-run untuk area Karawang, dan mendapatkan meningkatkan efisiensi pengiriman part dari supplier ke PT. ADM, maka untuk selanjutnya ditetapkan beberapa standarisasi sistem transportasi dan distribusi dengan menerapkan sistem Milk-run untuk dapat meningkatkan efisiensi pengiriman part dari supplier ke PT. ADM. Beberapa standarisasi tersebut ialah sebagai berikut:

42 Supplier yang akan menerapkan sistem Milk-run harus berada dalam satu area atau lokasi yang berdekatan. 2. Jenis truk Milk-run menggunakan truk TTLC dengan ukuran loading space 6500 x 2350 x 2450 mm, dengan swing door dua bukaan kiri dan kanan. 3. Penggunaan polybox harus sesuai dengan standar ukuran TP (Toyota Polybox). 4. Berat total part dalam satu polybox tidak boleh lebih dari 15 kg. 5. Pengiriman part yang menggunakan polybox harus memakai skid. 6. Pengiriman part yang menggunakan pallet harus sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati antara PT. ADM dan supplier. 7. Jenis skid harus menggunakan skid kayu (wooden skid) atau skid plastik (polyvinil skid) dengan ukuran 110 x 100 x 14 cm. 8. Packing dalam 1 skid harus berukuran 1 m 3, dengan diikat tali (rope) dan di kemas dengan plastik (wrapping). 9. Maksimal penumpukan atau stacking skid adalah 2 tumpukan. 10. Volume matrix setiap pengiriman harus sesuai dengan efisiensi kapasitas truk Milk-run (23 m 3 ). 11. Cycle issue dibuat sesuai dengan efisiensi loading pattern volume truk Milk-run.

BAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk

BAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk BAB V ANALISA DATA 5.1 Rencana Perbaikan Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk mengatasi permasalahan diatas. Milk-run

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pada tahap ini akan dijelaskan secara lebih detail mengenai data-data bahan penelitian berupa data masing-masing pemasok yang akan diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Isuzu dikembangkan pertama kali di Jepang tahun 1937 dan telah menjadi pengembang mesin diesel terkemuka di tingkat global.melayani pelanggan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) terus berupaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 24 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam pelaksanaan penelitian dan untuk mempermudah memecahkan persoalan yang dihadapi, perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian. BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Definisi Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Untuk memastikan sistem produksi berjalan dengan lancar diperlukan perencanaan yang matang sehingga segala rencana produksi dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya

Lebih terperinci

V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI

V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI A. General Induksi General Induksi merupakan suatu kegiatan pengenalan prinsip-prinsip yang dianut oleh toyota kepada karyawan baru, agar karyawan baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. No Palet #1 #2 #3 #4 #5 Tipe Part Master Box Master Box Master Box Cushion Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X X X

BAB V ANALISA HASIL. No Palet #1 #2 #3 #4 #5 Tipe Part Master Box Master Box Master Box Cushion Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X X X BAB V ANALISA HASIL 5.1 Pallet Pattern Pemasok Area Cikarang Kondisi muatan truk milkrun saat ini sangat tidak optimal. Seperti pembahasan dalam bab 4.3, kondisi muatan truk milkrun Cikarang cycle 1 hanya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Hernadewita (1), H e n d r a (2) (1) Staf Pengajar Sekolah Tinggi Manajemen Industri Departemen Perindustrian

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI 5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang

Lebih terperinci

TAKARIR. : Waktu Tunggu Proses. : Pemborosan : Ketidakaturan : Berlebihan. : Sisa/ Pemborosan

TAKARIR. : Waktu Tunggu Proses. : Pemborosan : Ketidakaturan : Berlebihan. : Sisa/ Pemborosan TAKARIR Junbiki Kanaban Just In Time Inventori Sub Kontrak Supplier Tack time Cycle Time Man Power Cost Reduction Delivery Order Heijunka Pattern Lead Time One-Piece-Flow Muda Mura Muri Work In Process

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Mulai Penentuan Obyek Penelitian Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder 1. Wawancara 2. Pengukuran Langsung 1. Data Forcast Marketing Pengolahan Data 1.Menetapkan Target

Lebih terperinci

Haryo Santosa, Sri Hartini *), Meilisa Karima R **)

Haryo Santosa, Sri Hartini *), Meilisa Karima R **) DESAIN LOADING DOCK DAN PENENTUAN LEVEL STOCK UNTUK MEREDUKSI JUMLAH ANTRIAN DAN PERSEDIAAN PADA AREA PENERIMAAN BARANG (Studi Kasus : Perusahaan Otomotif Internasional)) Haryo Santosa, Sri Hartini *),

Lebih terperinci

LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT LOGISTIK DAN DISTRIBUSI GUDANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Setiap usaha tentunya punya kebutuhan dan pengeluaran barang atau bahan yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan. Sebuah perusahaan kelapa sawit melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan

Lebih terperinci

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute 8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 42 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Observasi Lapangan 4.1.1 Diagram Supplier-Input-Process-Output-Customer (SIPOC) Sebelum melakukan analisa aliran material internal dengan Value

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah dalam proses pengolahan data. Menurut

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Chopra & Meindl (2007) manajemen rantai pasok dikembangkan untuk mempercepat kebutuhan menyatukan pemrosesan bisnis kunci, dari pemasok awal sampai

Lebih terperinci

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO

IMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO IMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO Siti Rohana Nasution Leili Septianingrum Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Srengseng

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI Nama : Ridwanullah NPM : 36411161 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK PELANCARAN PRODUKSI DAN MEREDUKSI KETERLAMBATAN

PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK PELANCARAN PRODUKSI DAN MEREDUKSI KETERLAMBATAN PERANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK PELANCARAN PRODUKSI DAN MEREDUKSI KETERLAMBATAN Sri Hartini, Indah Rizkiya Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Prof Sudarto Tembalang, Semarang, Telp. 024-746002

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA 59 BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Jenis Produk yang diproses Jenis produk yang dihasilkan pada line I-beam ada 2 macam produk yaitu I- beam BY 366L owo 10 dan I-beam BY 366L owo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Seksi A-LC2 memiliki tiga lokasi penyimpanan yang letaknya terpisah sesuai dengan karakteristik masing-masing komponen, yaitu komponen

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 34 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. MEKAR ARMADA JAYA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang stamping dan tooling yang mampu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kondisi yang Ada Dari Target yang telah ditetapkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan analisa terhadap kondisi-kondisi yang ada (genba lapangan) di

Lebih terperinci

PT. Bumi Jasa Utama - Jl. Intan No. 14 RSPP Cilandak-Jakarta Selatan

PT. Bumi Jasa Utama - Jl. Intan No. 14 RSPP Cilandak-Jakarta Selatan No. :183/BJU-Jkt/III/2015 Kepada Yth Bapak/Ibu Purchasing Departemen di tempat Perihal : Perkenalan Jasa Transportasi Dengan Hormat, Salam hangat dari kami PT. Bumi Jasa Utama, semoga perusahaan yang Bapak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas

BAB V ANALISA HASIL. Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALYZE 5.1.1 Clarify Problem Mengapa Defect tidak tertangkap pada proses pengecekan kualitas di atas konveyor output mesin? Gambar proses pengecekan kualitas surface part dapat

Lebih terperinci

ANALISIS METODE KANBAN DAN METODE JUNBIKI PADA PERSEDIAAN PART MUFFLER DI PT. XYZ

ANALISIS METODE KANBAN DAN METODE JUNBIKI PADA PERSEDIAAN PART MUFFLER DI PT. XYZ ANALISIS METODE KANBAN DAN METODE JUNBIKI PADA PERSEDIAAN PART MUFFLER DI PT. XYZ Edi Susanto 1, Afriandy Barus 2 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) 1,2) Bandung, Indonesia PT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat seperti saat ini, selain ditentukan oleh kemampuan menghasilkan produk berkualitas tinggi dan harga jual yang bersaing, juga

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data digunakan analisa manajemen strategi sebagai studi awal strategi yang harus dilakukan oleh organisasi atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia bisnis dan usaha, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dalam segala bidang dengan menerapkan prinsip ekonomi yaitu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE JUNBIKI KANBAN CYCLIC DITINJAU DARI JIT DAN SUMBER DAYA (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif)

PERBANDINGAN METODE JUNBIKI KANBAN CYCLIC DITINJAU DARI JIT DAN SUMBER DAYA (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif) PERBANDINGAN METODE JUNBIKI KANBAN CYCLIC DITINJAU DARI JIT DAN SUMBER DAYA (Helena J. Kristina, at al.) PERBANDINGAN METODE JUNBIKI KANBAN CYCLIC DITINJAU DARI JIT DAN SUMBER DAYA (Studi Kasus pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pergudangan sangat dibutuhkan oleh industri apapun, baik industri yang bergerak di bidang jasa, ataupun manufaktur. Gudang merupakan bagian dari sistem logistik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENGATUR CYCLE SUPPLY PART KE LINI PRODUKSI DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENGATUR CYCLE SUPPLY PART KE LINI PRODUKSI DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA Volume 2 No.1 Januari 2017 Website : www.journal.unsika.ac.id Email : barometer_ftusk@staff.unsika.ac.id PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MENGATUR CYCLE SUPPLY PART KE LINI PRODUKSI DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING

Lebih terperinci

USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA

USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA Fajar Riyadi PT AT-Indonesia Email: fajarriyadisuyadinata@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan harus memiliki kiat-kiat untuk memenangkan persaingan. Salah satu kiatnya yaitu berusaha memperoleh kepercayaan konsumen. Bila perusahaan dapat menjaga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

GKM DERING. Pemanfaatan ROUTER DIAL NUMBER Guna Efisiensi Biaya Pemakaian Telepon di Hotel The ROYALE KRAKATAU

GKM DERING. Pemanfaatan ROUTER DIAL NUMBER Guna Efisiensi Biaya Pemakaian Telepon di Hotel The ROYALE KRAKATAU GKM DERING Pemanfaatan ROUTER DIAL NUMBER Guna Efisiensi Biaya Pemakaian Telepon di Hotel The ROYALE KRAKATAU PEMANFAATAN ROUTER DIAL NUMBER GUNA EFISIENSI BIAYA PEMAKAIAN TELEPON DI HOTEL THE ROYALE KRAKATAU

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

vii DAFTAR ISI Laporan Tugas Akhir Penerapan Sistem Junbiki

vii DAFTAR ISI Laporan Tugas Akhir Penerapan Sistem Junbiki vii DAFTAR ISI Pengesahan Tugas Akhir... i Tanda Lulus Mempertaahankan Tugas Akhir... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... xi BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

APLIKASI SOFTWARE CUBE IQ DALAM AKTIVITAS LOADING (STUDI KASUS: PT X)

APLIKASI SOFTWARE CUBE IQ DALAM AKTIVITAS LOADING (STUDI KASUS: PT X) APLIKASI SOFTWARE CUBE IQ DALAM AKTIVITAS LOADING (STUDI KASUS: PT X) Rienna Oktarina Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama Jl. Cikutra 204 Bandung 40125 E-mail: rienna.oktarina@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono

Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono PERBAIKAN KUALITAS HASIL PROSES PRE TREATMENT COATING ELECTRO DEPOSITION PAINT SETELAH TAKT TIME UP DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA DAN 7QC TOOLS UNTUK MENGURANGI DEFECT SEED DI DEPARTEMEN PAINTING PT ASTRA

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI

ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI Oki Septavian Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Rendahnya tingkat pelayanan merupakan masalah utama

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia perindustrian, kata kelebihan pada proses produksi atau over stock pada warehouse adalah suatu yang merugikan bagi perusahaan. Over stock karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Data Penjualan Mobil Nasional Kuartal 1 Th (Sumber : Tugas Akhir / Muhammad Shalahudin /

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Data Penjualan Mobil Nasional Kuartal 1 Th (Sumber :  Tugas Akhir / Muhammad Shalahudin / BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat indonesia enggan untuk memanfaatkanya, dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci