BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya kedua fungsi pintu dapat berjalan namun karena di bagian belakang gudang dijadikan tempat parkir truk, maka pintu bagian belakang tidak difungsikan lagi. Dengan asumsi penggunaan crane sebagai material handling, pintu gudang bagian belakang tetap tidak digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan tinggi gudang bagian depan dan belakang. Gudang di bagian depan memiliki tinggi 4,95 meter sedangkan bagian belakang memiliki tinggi 4,15 meter, maka gudang depan dinamakan Blok A dan gudang belakang dinamakan Blok B. Secara praktis pintu yang dipakai hanya pintu dibagian depan, dikarenakan tinggi gudang blok A memungkinkan dilewati oleh barang dari blok B. Sehingga pintu yang digunakan untuk proses masuk-keluar barang hanya satu pintu yakni pintu bagian depan. 5.2 Banyaknya Tumpukan Produk dan Jalur Tumpukan produk tetap hanya dua tumpuk karena tidak memungkinkan ditambah, mengingat crane yang menggantung membutuhkan minimal jarak vertikal 1 meter. Jika crane membutuhkan jarak minimal gantung sepanjang 1 meter, maka sisa dari tinggi yang tersedia di Blok A sepanjang 3,95 meter, sedangkan untuk Blok B memiliki sisa tinggi sebesar 3,25 meter. Namun, tinggi produk pun tidak boleh memiliki tinggi yang pas dengan sisa tinggi yang tersedia, hal tersebut menyebabkan permukaan crane bisa menggesek permukaan barang ketika sedang berjalan. Berdasarkan perbedaan tinggi ini maka, Blok A diisi dengan produk yang memiliki kategori A dan Blok B diisi dengan produk yang memiliki kategori B. Tinggi tersebut sudah termasuk dengan tinggi pallet. Pada Blok A jika tumpukan barang 2 tumpuk, masih tersisa jarak vertikal sebesar 95 cm sedangkan, untuk Blok B tersisa sebesar 125 cm dimana jarak tersebut adalah asumsi jarak 46

2 47 ujung crane yang menggantung dengan posisi barang yang bisa digunakan untuk analisa pembuatan pallet khusus yang disesuaikan dengan crane yang digunakan. Tinggi produk jika dikelompokkan berdasarkan tinggi per pallet terbagi menjadi 2, secara rinci ada pada Tabel 3. Tabel 3. Data Beda Tinggi Produk per Pallet Jenis Jumlah Produk/Pallet (buah) CP,5 kg CP 1 lt taper CP 1 kg 2.88 CP 1 lt 2.88 CP 1,5 lt 2.88 CP 2,5 lt 4 CP 4 lt 4 CP 1 lt 24 CP 15 lt 24 CP 18 lt 24 CP 2 lt 24 Tinggi/Pallet (m) Kategori 1,5 A 1, B Karena jarak yang tersisa tidak begitu banyak, maka diputuskan jalur crane berada pada lantai 2 penempatan produk, bukan diangkat mencapai bagian atas permukaan produk di lantai dua. tetap mengangkat sedikit, asumsi aman sekitar 15 cm dari jarak vertikal dasar lantai 2, oleh karena itu kapasitas pada lantai 2 tidak mungkin terisi 1% karena dibutuhkannya jalur angkut dan jalannya crane. Pengelompokan barang didasarkan pada tipe barang. Pembagian dan batas posisi gudang terlampir pada Lampiran Kondisi Stok Barang di dalam Gudang Lampiran 3 menggambarkan, kapasitas gudang yang paling dekat dengan pintu masuk merupakan kapasitas Blok A. Blok A memiliki kapasitas awal sebanyak 13 pallet dengan rincian tingkat pertama dan keduanya sama-sama berkapasitas 65 pallet. Sementara kapasitas terbaru Blok A berdasarkan simulasi didapatkan sebesar 445 pallet. Sebanyak 15 pallet ada pada tingkat kedua dan 295 pallet sisanya merupakan kapasitas tingkat pertama. Tabel 4 di bawah ini menunjukkan data stok gudang barang tahun 215 untuk kategori A.

3 48 Tabel 4. Data Stok Gudang 215 Kategori A Data Stok FG 215 Kategori A Bulan Jumlah Stok/Bulan/Pallet* Januari 472 Februari 461 Maret 76 April 659 Mei 78 Juni 74 Juli 559 Agustus 499 September 551 Oktober 43 November 486 Desember 47 Total Stok Pallet Stok Terbesar 76 Stok Terkecil 43 Kapasitas Terbaru Blok A 445 *Barang berlebih diletakkan di luar gudang. Berdasarkan data stok barang kategori A, penambahan kapasitas meningkat lebih dari 1% kapasitas awalnya, meskipun data lapangan menunjukkan kapasitas berlebih yang menandakan kenormalan dalam manajemen barang di gudang. Sedangkan untuk stok barang kategori B memiliki kapasitas awal sebanyak 54 pallet dengan rincian tumpukan pertama dan kedua sama-sama berkapasitas 27 pallet. Kapasitas terbaru Blok B berdasarkan simulasi sebanyak 925 dengan kapasitas tingkat kedua sebanyak 346 dan tingkat pertama sebanyak 579 pallet. Data lapangan di gudang FG pada tahun 215 dirinci pada Tabel 5.

4 49 Tabel 5. Data Stok Gudang 215 Kategori B Data Stok FG 215 Kategori B Bulan Jumlah Stok/Bulan/Pallet Januari 315 Februari 34 Maret 339* April 342 Mei 319 Juni 33 Juli 218 Agustus 413 September 395 Oktober 441 November 355 Desember 321 Total Stok Pallet 4.65 Stok Terbesar 441 Stok Terkecil 218 Kapasitas Terbaru Blok B 925 *Stok riil Bulan Maret sebesar 6.13 pallet Kondisi pada bulan Maret memiliki kapasitas yang cukup signifikan dikarenakan terdapat tumpangan barang dari gudang yang sedang di renovasi, sehingga data pada bulan Maret tidak dianggap normal dan diganti dengan pendekatan statistik. Secara otomatis stok terbanyak ada pada bulan Oktober sebanyak 441 pallet yang berarti tersisa banyak tempat kosong berkapasitas 484 pallet jika diukur dari kapasitas terbaru. Berdasarkan data lapangan keseluruhan, jumlah stok gudang terbanyak adalah pada Maret yaitu sebanyak pallet, hal tersebut disebabkan pada bulan Maret ada tumpangan dari barang gudang yang sedang di renovasi dan jumlah terkecil ada pada Februari sebanyak 765 pallet. Dari jumlah terkecil saja, sudah melebihi kapasitas normal gudang yang diberlakukan sesuai dengan SOP awal gudang. Kondisi susunan barang awal gudang dapat dilihat pada Lampiran 1. Data keseluruhan stok barang di gudang tertera pada Tabel 6 di bawah ini.

5 5 Tabel 6. Data Stok Tahun 215 Gudang FG DATA 215 PPIC (Gudang FG/Pallet) Bulan Jumlah Stok/Bulan/Pallet Januari 787 Februari 765 Maret 6773 April 1.1 Mei 1.35 Juni 1.2 Juli 777 Agustus 913 September 946 Oktober 845 November 855 Desember 795 Total Stok Pallet Stok Terbesar Stok Terkecil 765 Kapasitas Max Normal Prioritas Penempatan Barang Prioritas penempatan barang mempengaruhi cara masuk dan pengambilan barang. Berdasarkan simulasi yang telah dibuat, proses masuknya atau penempatan barang dimulai dari jenis barang tersebut, apakah jenis A atau B, dari jenis tersebut sistem menentukan penempatan barang di blok apa, setelah ditentukan bloknya, maka dicari spot kosong dari lantai yang paling bawah. Jika lantai sudah ditentukan maka ditentukan pula prioritas baris dan kolom yang diisi. Singkatnya, dari pilihan prioritas penempatan barang, yang terpilih merupakan priority on row. Secara ringkas prosesnya dapat dilihat pada Gambar 12.

6 51 Mulai Ya Blok A Tipe A? Tidak Blok B Lantai n Ya Baris n Kolom n Kosong? Tidak Tempatkan A Ya Baris n Kolom n+1 Kosong? Tidak Tempatkan A Tidak Masih ada Kolom Kosong? Ya Ya Baris n+1 Kolom n Kosong? Tidak Tempatkan A Tidak Masih ada Kolom Kosong? Ya Lantai n+1 Ya Apakah ada Blok Kosong? Tidak Gudang Sudah A Selesai Gambar 12. Algoritma Proses Masuk Barang

7 52 Mulai Data Permintaan Barang Ya Tipe A? Tidak Ya Tipe B? Tidak Sistem Cek Database Barang Tidak Tersedia Barang Ditemukan? Tidak Ya Sistem Cek Barang dengan Tanggal Tertua Ya Jumlahnya Lebih dari 1 Barang? Tidak Sistem Cek Urutan Baris di Database Yang Teratas Ya Barang ada Tidak mengambil barang di lantai 2 terlebih dahulu lalu meletakkannya di area loading barang di lantai 1? mengambil barang di lantai 1 Barang Bisa Diambil kembali meletakkan barang di area loading barang ke blok semula di lantai 1 Selesai Gambar 13. Algoritma Proses Keluar Barang

8 53 Gambar 13 merupakan algoritma proses keluarnya barang. Berbeda dengan masuknya barang, pada pengeluaran barang setelah barang yang mau dikeluarkan diminta melalui aplikasi, maka sistem mengecek tipe barang, jika tipe barang ada maka sistem langsung menyortir database, pada database jika barang yang diminta jumlahnya digudang hanya ada 1 buah maka barang itulah yang dikeluarkan, namun jika jenis barang tersebut banyak, maka sistem mencari barang yang memiliki tanggal masuk tertua melalui database dan barang tersebutlah yang dikeluarkan. Sehingga proses keluarnya barang sesuai dengan metode FIFO. 5.5 Ukuran Pallet Ukuran pallet tentu saja harus disesuaikan dengan jenis crane. Berdasarkan data ketinggian gudang, pada Blok A tersisa jarak vertikal sebesar 95 cm sementara jarak horizontal sebesar 7 cm jika ditotal jarak antar space horizontal sebesar 14 cm. Sedangkan pada Blok B tersisa jarak vertikal 125 cm dan jarak horizontal yang sama dengan Blok A. Kondisi riil penggunaan pallet di lapangan juga tidak sesuai dengan teori pallet, dimana ukuran pallet yang digunakan sebesar 1 mm x 93 mm. Ukuran tersebut bukanlah ukuran yang sesuai dengan ISO, dengan ukuran tersebut pembuatan desain pallet terbaru menjadi penting, dengan asumsi pallet menjadi kulit bagian luar produk yang diangkut oleh crane. 5.6 Aplikasi Analisis Perbandingan Pengelolaan Gudang Tujuan aplikasi ini adalah untuk menjalankan pengelolaan gudang sesuai FIFO. Selain itu, sebagai simulasi perbandingan kondisi menggunakan crane dan forklift. Dari keseluruhan module yang telah dibuat, aplikasi ini menyajikan 5 perintah simulasi dalam bentuk klik tombol. Simulasi dijalankan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi gudang penuh, kondisi gudang kosong dan kondisi gudang separuh penuh. Gambar 14 adalah tampilan perintah simulasi yang terdapat pada aplikasi: a. Fill All Empty Perintah yang digunakan untuk simulasi mengisi semua blok kapasitas yang kosong.

9 54 b. Randomize Perintah yang berfungsi untuk simulasi random masuk dan keluarnya barang yang sesuai dengan aturan FIFO. c. Take Item Based On FIFO Perintah yang difungsikan utnuk mengambil barang yang sesuai aturan FIFO, jenis serta jumlah barang yang diminta. d. Put In An Item Perintah untuk memasukkan barang dengan memasukkan data jenis barang, jumlah barang serta nomor seri barang. e. Take Perintah darurat untuk pengambilan barang berdasarkan tingkat, baris dan kolom berdasarkan database ataupun log. Gambar 14. Perintah Simulasi Pada VBA pembuatan bahasa koding dibuat pada lembaran yang disebut sebagai module. Terdapat sebanyak 11 module dalam pembuatan simulasi VBA ini. Fungsi dari module tersebut secara singkat dipaparkan pada Tabel 7 di bawah ini.

10 55 Tabel 7. Fungsi Module No Module Fungsi 1 2 Menjalankan tombol 'Take' berdasarkan FIFO 2 3 Menjalankan tombol 'Fill All Empty' 3 4 Menjalankan tombol 'Put In' 4 5 Menjalankan tombol 'Take' dengan memasukan identitas baris, kolom dan lantai 5 6 Module yang menjalankan sheet 'Database' 6 7 Menjalankan tombol 'Randomize' 7 8 Menjalankan simulasi crane kosong 8 9 Menghitung langkah dan me-reset langkah menjadi 9 1 Koding yang dipanggil untuk mencari barang di Database 1 11 Menampilkan messagebox harga dan waktu dari langkah yang dilalui 1) Module 2 Memiliki fungsi mengambil barang dengan jumlah dan jenis sesuai permintaan, perintah waktu untuk memberi interval dalam pengosongan dari satu blok ke blok lainnya dan fungsi pengecekan sistem selama dua detik setiap selesai melakukan satu perintah yang diminta. Koding terdapat pada Lampiran 4. 2) Module 3 Memiliki fungsi perintah memenuhi semua blok yang kosong sesuai dengan FIFO, mencari blok kosong tingkat 1 dan 2 di database, fungsi waktu untuk laju langkah serta aturan arah gerak crane. Koding terdapat pada Lampiran 5. 3) Module 4 Memiliki fungsi perintah memasukkan barang sesuai dengan identitas barang, fungsi langkah crane ketika kosong ataupun isi, fungsi tujuan tingkat 1, baris 1, kolom 1, jika sudah penuh maka akan mengisi di tingkat n+1, baris n+1 dan kolom n+1, serta interval waktu sistem setiap satu perintah ke perintah lainnya. Koding terdapat pada Lampiran 6. 4) Module 5 Memiliki fungsi perintah pengambilan barang dari blok yang telah ditentukan, penentuan arah crane ketika diberi perintah, perintah langkah barang dari blok

11 56 asal ke pintu keluar gudang, langkah gerakan barang ke tempat sementara dan dikembalikan lagi ke blok semula. Koding terdapat pada Lampiran 7. 5) Module 6 Fungsi kondisi existing gudang (database), fungsi menghapus database ketika barang sudah keluar dari gudang, penunjukkan blok barang sesuai baris dan level (perintah take) dan menemukan barang sesuai jenis barang. Koding terdapat pada Lampiran 8. 6) Module 7 Memiliki fungsi perintah randomize, interval waktu perintah randomize, rumus penentuan random dan mengatur keluarnya barang random secara FIFO. Koding terdapat pada Lampiran 9. 7) Module 8 Memiliki fungsi perintah gerak crane kosong, asal tempat gerak crane dan penentuan arah gerak crane kosong. Koding terdapat pada Lampiran 1. 8) Module 9 Memiliki fungsi menunjukkan harga dan waktu yang dihabiskan dalam pergerakan barang dalam sekali putaran dan reset kembali awal langkah selalu dari faktor pengali. Koding terdapat pada Lampiran 11. 9) Module 1 Mencari data tersedia pada database dan menambahkan rekam data pada log. Koding terdapat pada Lampiran 12 1) Module 11 Memanggil messagebox setelah perintah selesai dilaksanakan dan menyediakan waktu 2 detik untuk mengecek proses pengisian barang berhenti hingga antrian pengisian habis. Koding terdapat pada Lampiran 13. Lembaran (Sheet) yang digunakan sebagai tampilan simulasi program VB Excel hanya 1 Sheet yaitu Sheet 4, namun secara keseluruhan ada 7 Sheet yang dibutuhkan dalam menjalankan simulasi pada Sheet 4: a) Sheet1; ColorMap Berfungsi sebagai simbol warna yang digunakan dalam sistem. b) Sheet2; 1 st level Tampilan pada lantai 1 serta urutan penempatan barangnya.

12 57 c) Sheet3; FullMap Tampilan gabungan lantai 1 dan 2 serta urutan penempatan barangnya. d) Sheet4; EmptyMap Tampilan yang digunakan dalam menjalankan simulasi. e) Sheet5; BackEnd Tampilan tempat barang yang dituju saat proses berlangsung dan arah gerak crane. f) Sheet6; Database Tampilan yang menunjukkan kondisi existing barang yang ada di gudang. Jika barang telah dikeluarkan dari gudang maka akan terhapus datanya. g) Sheet7; Log Rekam data pengambilan serta keluaran barang seluruhnya selama sistem terus dijalankan. Barang yang keluar dari gudang, datanya tetap tersimpan di sini. Gambar 15. Sheets Aplikasi Aplikasi memiliki beberapa identitas utama yang berperan sebagai tampilan setiap perintah: 1. Penempatan Tempat Letak Barang Penempatan tempat letak barang pada aplikasi memiliki lambang warna kuning, jika lantai 1 terisi berwarna biru dan jika lantai 2 terisi berwarna merah. Pintu gudang berwarna ungu, crane yang berjalan membawa barang berwarna coklat, sedangkan yang tidak membawa barang berwarna pink Gambar 16 di bawah ini menunjukkan identitas warna pada aplikasi.

13 58 Gambar 16. Identitas Warna pada Aplikasi Penempatan tempat letak barang pada gudang dimulai dari blok sisi paling kiri lalu mengisi ke arah kanan. Jika pada simulasi excel terlihat yang terisi terlebih dahulu merupakan baris 4, kolom 7. Selanjutnya merupakan baris 4 pada kolom 8, begitu seterusnya hingga mencapai kolom 15. Jika satu baris sudah penuh, maka akan mengisi ke baris selanjutnya yaitu baris 5 kolom 7 hingga baris 5 kolom 15 begitu seterusnya untuk tipe barang A. Sementara itu untuk tipe barang B, pengisian barang dimulai dari baris 38 pada kolom 1. Sama seperti penempatan tipe barang A, penempatan barang akan berpindah pada baris selanjutnya ketika kolom baris sebelumnya sudah terisi penuh, dan lantai kedua akan terisi ketika lantai pertama sudah dipenuhi oleh barang. Gambar 17 diperlihatkan pada panah blok pertama yang mulai diisi pada aplikasi. Gambar 17. Blok Pertama Pengisian 1. Penetapan Barang yang harus dikeluarkan dari Gudang Pada aplikasi simulasi, ketika mendapatkan perintah untuk mengeluarkan barang di gudang, maka sistem awalnya melakukan cek di database apakah barang yang diminta ada di gudang. Jika barang tidak ada, maka sistem memberikan

14 59 pemberitahuan bahwa barang tidak dapat ditemukan. Gambar 18 menunjukkan pemberitahuan yang ditampilkan jika barang tidak ditemukan. Gambar 18. Pemberitahuan Barang Tidak Ditemukan Sedangkan jika barang ditemukan, maka sistem mengeluarkan barang berdasarkan tanggal masuk terlama. Jika barang sudah dikeluarkan, maka identitas barang di database akan hilang, namun semua aktifitas keluar masuk barang terpapar di Log aplikasi. Sehingga pengecekan barang dengan tanggal tertua keluar terlebih dahulu dapat diidentifikasikan di Log. Gambar 19 menunjukkan data log aplikasi dan urutan pengeluaran barang Gambar 19. Log Aplikasi

15 6 Pada kolom 1 merupakan identitas tanggal barang, kolom kedua adalah jenis barang, kolom tiga menunjukkan kolom penempatan barang, kolom 4 adalah baris penempatan barang, kolom 5 identitas tingkat penempatan, kolom 6 dan 7 merupakan faktor pengali biaya dan waktu sementara kolom 8 adalah nomor keterangan barang masuk atau keluar dan terakhir kolom 9 menunjukkan nomor seri barang. Terlihat pada gambar jenis A3 yang masuk pertama pukul 18:11 dengan nomor seri 145 dan keterangan masuk Put In, ketika sistem diminta untuk mengeluarkan jenis A3, maka yang dikeluarkan pertama adalah yang memiliki nomor seri barang 145, lalu yang berikutnya keluar adalah nomor seri 8, 73 dan terakhir Hasil Perbandingan Kapasitas Setelah perancangan tata letak barang sudah dibuat, maka kapasitas awal dan kapasitas akhir gudang dapat dibandingkan. Variabel perbandingan kapasitas diantaranya kapasitas total, kapasitas Blok A, kapasitas Blok B, kapasitas tingkat 1, kapasitas tingkat 2, presentase tingkat 1, presentase tingkat 2 dan presentase utilitas blok. Perubahan yang terjadi mempengaruhi mobilisasi material handling yang ada di dalam gudang. Berikut ini adalah tabel perbandingan kapasitas, dengan asumsi kapasitas terbaru disimulasikan pada VB Aplikasi Excel. Berdasarkan Tabel 8, perbandingan kapasitas total awal dan akhir naik hingga 7 pallet. Presentasi kapasitas total, naik mencapai 14,47%. Kapasitas Blok A dan Blok B pun otomatis mengalami kenaikan, pada kapasitas tumpukan atas meskipun kondisi akhir mengalami penurunan jika dilihat dari presentasenya, namun kapasitasnya tetap mengalami kenaikan karena memiliki presentase 1% yang berbeda. Perbedaan signifikan dapat dilihat pada Lampiran 2 yang merupakan penampakan kondisi final gudang tampak atas. Sedangkan untuk presentase utilitas blok dihitung dari banyaknya kapasitas lantai 1 yang terpakai per satuan m 2 dan luas total gudang. Maka didapatkan utilitas blok awal sebesar 58,63%.

16 61 Tabel 8. Perbandingan Kapasitas No Analisis Perbandingan Awal Akhir 1. Luas Gudang 1149 m m 2 2. Volume Gudang 5132 m m 3 3. Material Handling dengan spesifikasi Sumimoto Counter Balance Model 8FB2 dan Sub- Model PX. 4. Kapasitas Total 67 pallet 137 pallet 5. Kapasitas Blok A 13 pallet 445 pallet 6. Kapasitas Blok B 54 pallet 925 pallet 7. Kapasitas Tumpukan Bawah 335 pallet 874 pallet 8. Kapasitas Tumpukan Atas 335 pallet 469 pallet 9. Presentase Tumpukan Atas 5% 63,79% 1. Presentase Tumpukan Bawah 5% 36,21% 11. Rata-rata Presentase Utilitas Blok 58,63% 52,68% Presentase tersebut bisa dikatakan cukup kecil namun sisanya digunakan sebagai jalur forlkift, tangga ke lantai 2 dan sebuah gudang berkas yang ada pada gudang. Namun pada kenyataannya, berdasarkan data kapasitas gudang FG pada tahun 215, setiap bulannya gudang FG selalu menampung kapasitas yang melebihi batas dari kapasitas normal yang telah diberlakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada realitanya penempatan barang pun memakan jalur jalannya forklift, bahkan jika sudah sangat membludak, barang akhirnya ada yang ditempatkan di mulut pintu keluar-masuk gudang yang menyebabkan forklift sulit mobilisasi di dalam gudang. Sementara itu, perhitungan utilitas blok rancangan terbaru menjadi turun sebesar 52,68% hal tersebut disebabkan karena kapasitas blok penempatan pun naik signifikan, sehingga faktor pembagi blok penempatan yang tersedia juga memiliki angka yang cukup besar. Meskipun turun, utilitas blok yang dihasilkan tidak memiliki selisih yang jauh, hanya sebesar 5,95%.

17 Hasil Simulasi Metode dan Metode Perhitungan jarak nantinya menjadi faktor perkalian dalam perhitungan biaya dan waktu. Perhitungan jarak pada simulasi merupakan representasi langkah blok kolom dan baris yang dilalui oleh crane dan forklift, dimana setiap satu blok kolom dan baris yang dilalui bernilai 1 rupiah. Selain jarak, data real penerimaan dan pengambilan barang tahun 215 menjadi patokan dalam perhitungan faktor perkaliannya. Jumlah ini menjadi acuan dalam menjalankan simulasi di aplikasi yang dijalankan, dimana simulasi tersebut memiliki patokan angka untuk pemasukkan dan pengeluaran barang yang berdasar dari kondisi real. Tabel 9 merupakan data real jumlah masuk keluarnya barang di gudang pada tahun 215. Tabel 9. Data Penerimaan dan Pengambilan Barang Gudang FG 215 BULAN Produk/Pallet Penerimaan Pengambilan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Maksimal Total Rata-Rata/hari 6 6 Rata-Rata/bulan Simulasi yang dijalankan memakai kondisi awal kapasitas seperti yang dipaparkan pada Tabel 9. Situasi ini merupakan kondisi gudang terisi 5% penuh dari masing-masing blok penempatan. Tabel 1 memaparkan kondisi keterisian awal gudang pada proses simulasi.

18 Jumlah Mobilisasi Barang 63 Tabel 1. Keterisian Kapasitas Awal Gudang Kapasitas Awal A A A A A A A B B B B Kapasitas Terisi Awal A Kapasitas Terisi Awal B Total Kapasitas Terisi Simulasi menggunakan data tahunan dalam satuan waktu bulan. Hasil dari simulasi merupakan perbandingan langkah forklift dan crane dengan asumsi mobilisasi barang di gudang menggunakan angka yang sama. Berikut ini adalah grafik hasil untuk barang jenis A1 dengan simulasi selama setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Masuk Keluar Masuk Keluar Gambar 2. Grafik Simulasi Pergerakan Barang Jenis A1

19 64 Gambar 2 menunjukkan grafik aktivitas masuk keluarnya barang jenis A1 selama setahun. Pada bulan Mei, terdapat selisih 1 barang untuk memasukkan ke gudang. dapat memasukkan 3 barang sedangkan forklift hanya bisa memasukkan 29 barang. Hal tersebut disebabkan kapasitas gudang blok A dengan simulasi forklift sudah penuh sehingga jenis A1 tidak bisa masuk 1 barang. Pada bulan Juni, permintaan keluarnya barang memiliki perbedaan yang cukup jauh, dengan crane bisa mengeluarkan 14 barang sedangkan forklift hanya 6 barang, dikarenakan jenis A1 memang tersisa 6 barang pada simulasi forklift. Tidak dapat masuknya barang ke gudang maupun permintaan keluarnya barang yang tidak terpenuhi merupakan bagian dari kerugian perusahaan. Jenis A1 memiliki selisih 9 barang lebih sedikit jika menggunakan forklift. Sehingga pada barang jenis A1, simulasi selama setahun terdapat selisih keluar-masuk sebanyak 9 barang lebih sedikit jika menggunakan forklift, hal tersebut berpengaruh pada keuntungan perusahaan. Keuntungan perbarang di hitung 177 langkah. Sehingga selisih langkah A1 selama setahun dengan memakai crane sebanyak langkah lebih banyak dibandingkan menggunakan forklift. Meskipun langkah pada crane lebih banyak dibandingkan forklift, namun mobilisasi pergerakan barang juga masih lebih banyak crane dibandingkan forklift, sehingga langkah tersebut terhitung sebagai keuntungan perusahaan karena dengan menggunakan crane pemasukan dan pengeluaran barang dapat terpenuhi sesuai permintaan. Sementara grafik pergerakan simulasi jenis A2 hingga B4 dapat dilihat pada Lampiran 14 hingga Lampiran 18. Data simulasi pergerakan secara keseluruhan dipaparkan pada tabel di bawah ini.

20 65 Tabel 11. Data Simulasi Masuk-Keluar Barang Menggunakan dan Jenis Barang Proses MH JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES A1 Masuk Keluar A2 Masuk Keluar A3 Masuk Keluar A4 Masuk Keluar A5 A6 Masuk Masuk Keluar Keluar A7 Masuk Keluar B1 Masuk Keluar B2 Masuk Keluar B3 Masuk Keluar B4 Masuk Keluar TOTAL MASUK TOTAL KELUAR TOTAL TIDAK DAPAT MASUK TOTAL TIDAK DAPAT KELUAR KAPASITAS TERISI BLOK A KAPASITAS TERSEDIA BLOK A KAPASITAS TERISI BLOK B KAPASITAS TERSEDIA BLOK B KAPASITAS TERISI TOTAL KAPASITAS TERSEDIA TOTAL

21 66 Sel yang berwarna kuning menunjukan jumlah barang yang masuk-keluar memiliki perbedaan berdasarkan perbandingan material handling crane dan forklift. Pada sel kuning tersebut angka barang yang bisa masuk maupun keluar dari gudang lebih besar menggunakan material handling crane. Meskipun kasus seperti ini menyebabkan langkah crane lebih banyak dibandingkan forklift namun barang yang tidak bisa masuk ataupun keluar juga dianggap sebagai kerugian karena barang tersebut diasumsikan terbuang. Barang yang tidak bisa masuk ataupun keluar per satu pallet terhitung 177 langkah. Total barang yang tidak dapat masukkeluar selama setahun simulasi sebesar 449 pallet, sehingga kerugian forklift berdasarkan simulasi sebanyak langkah. Sementara jika dilihat pada Gambar 21 yang menunjukkan banyaknya frekuensi langkah crane dan forklift saat simulasi yang diasumsikan setahun, meskipun barang yang dikeluarkan dengan material handling forklift lebih sedikit dari crane, namun langkah yang dihasilkan tetap lebih banyak forklift. Oleh karena itu langkah dengan menggunakan material handling crane lebih hemat dibandingkan forklift. Data untuk forklift sendiri ada 2 yaitu data forklift aktual dan modifikasi, perbedaan dari kedua data tersebut dikarenakan simulasi untuk gerak langkah forklift di buat lebih mudah, sehingga untuk menyajikan data pergerakan forklift aktual ditambahkan beberapa variabel yang dapat mewakili pergerakan forklift aktual tersebut. Oleh sebab itu pergerakan langkah forklift aktual dan modifikasi memiliki angka yang berbeda. Data menyajikan bahwa dari 12 bulan, 11 di antaranya forklift aktual memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan crane. Sementara forklift modifikasi memiliki frekuensi yang lebih tinggi dari crane sejumlah 1 bulan. Frekuensi crane lebih tinggi pada bulan Januari namun tidak memiliki selisih yang jauh dari frekuensi forklift aktual maupun modifikasi.

22 Jumlah Blok 67 Gambar 21. Frekuensi Pergerakan Material Handling Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Terisi Tersedia Terisi Tersedia Gambar 22. Grafik Kapasitas Gudang Sementara itu, untuk kapasitas gudang terisi dan kosong dari hasil simulasi yang telah dilakukan crane terisi dan crane kosong memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan forklift terisi dan forklift kosong.

23 68 Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, didapatkan data hasil frekuensi langkah yang paling banyak ada pada jenis B4 yaitu sebanyak langkah. Sedangkan jika dilihat dari data tahunan, frekuensi langkah terbanyak ada pada bulan April dengan pemakaian langkah forklift aktual sebesar langkah, forklift modifikasi pemakaian langkah terbanyak juga ada di bulan April sebesar langkah. Untuk crane sendiri memiliki frekuensi langkah terbanyak pada bulan Agustus, sebanyak langkah. Untuk frekuensi tersedikit selama setahun ada pada bulan November sebesar langkah dengan menggunakan crane sementara itu, tersedikit dengan menggunakan forklift aktual ada pada bulan Januari sebesar langkah, sama seperti forklift aktual, forklift modifikasi memiliki langkah tersedikit pada bulan Januari sebesar langkah. Dari 12 bulan, 11 bulan diantaranya frekuensi langkah yang dihasilkan forklift aktual lebih banyak dibandingkan crane. Hanya bulan Januari dimana frekuensi langkah crane lebih tinggi dibandingkan dengan forklift aktual. Sementara untuk forklift modifikasi jika dibandingkan dengan crane, dari 12 bulan terdapat 1 bulan dimana langkah crane lebih hemat dibandingkan forklift modifikasi. Hanya pada bulan Januari dan Agustus forklift modifikasi langkahnya lebih hemat dibandingkan crane. Analisis kapasitas juga dilakukan dan hasil yang didapatkan keseluruhan selama setahun baik kapasitas terisi dan kosong frekuensi tertinggi setiap bulannya diisi oleh crane. Jika dilihat dari grafik jenis barang hanya ada 1 jenis barang yang tidak memiliki selisih kapasitas selama simulasi berlangsung, yakni jenis B3, untuk jenis sisanya memiliki selisih kapasitas dari kedua material handling. Sementara jika dilihat dari data tahunan, kapasitas terisi crane tertinggi ada pada bulan Agustus sebesar 839 blok terisi, sedangkan terkecil crane terisi sebesar 548 blok pada bulan Juni. Kapasitas tersedia crane terkecil otomatis pada bulan Agustus sebesar 531 dan terbesarnya pada bulan Mei sebanyak 776 blok. Untuk forklift kapasitas terisi terbesar 462 blok pada bulan Desember, yang artinya kapasitas tersedia terkecil juga terjadi di bulan Desember 28 blok, sedangkan kapasitas tersedia terbesar forklift hanya 344 blok pada bulan Februari yang menjadi kapasitas terisi terkecil forklift, yaitu sebesar 326 blok. Hasil dari data kapasitas dapat disimpulkan bahwa

24 69 kapasitas crane untuk simulasi penelitian ini lebih efektif dan efisien dibandingkan kapasitas pemakaian material handling forklift. Pada penelitian ini tidak dibahas secara mendalam mengenai rangking penempatan crane, sehingga urutan penempatan crane yang dirancang pada simulasi penelitian ini belum bisa dikatakan optimal, efektif dan efisien terutama dalam menghemat biaya namun jika dibandingkan dengan kondisi terkini gudang yang menggunakan material handling forklift, simulasi penelitian yang dibuat dengan menggunakan material handling crane ini lebih hemat, hal tersebut dilihat dari frekuensi langkah dan kapasitas yang dihasilkan. Penelitian ini juga memiliki kekurangan pada perancangan pallet yang tidak sesuai dengan standar ISO pallet internasional.

25 7

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

Jatinangor, Juni 2017 Penulis

Jatinangor, Juni 2017 Penulis KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, dan kasih sayang-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perancangan Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pergudangan sangat dibutuhkan oleh industri apapun, baik industri yang bergerak di bidang jasa, ataupun manufaktur. Gudang merupakan bagian dari sistem logistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pemilihan sistem pergudangan yang efektif ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2016 di Gudang Finish Good (FG) PT.

Lebih terperinci

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014 FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2014 Bulan mengelilingi Bumi dalam bentuk orbit ellips sehingga pada suatu saat Bulan akan berada pada posisi terdekat dari Bumi, yang disebut perigee, dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, % 36 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pembagian Keuntungan Bagi Hasil deposito Syariah (Mudharabah) Pada Bank BTN Unit Usaha Syariah besar kecilnya pendapatan yang diperoleh nasabah dari deposito bergantung

Lebih terperinci

BAB II PENYAJIAN DATA. Dalam bab ini, dibahas bagaimana cara memvisualisasikan bentuk-bentuk

BAB II PENYAJIAN DATA. Dalam bab ini, dibahas bagaimana cara memvisualisasikan bentuk-bentuk BAB II PENYAJIAN DATA Dalam bab ini, dibahas bagaimana cara memvisualisasikan bentuk-bentuk penting dari sebuah data set, baik untuk data kualitatif maupun kuantitatif. Data yang sudah terkumpul, baik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan tentang analisa dan perancangan sistem untuk mengimplementasikan metode Double Exponential Smoothing (DES) pada aplikasi prediksi jumlah pasien

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil dan Bahasan 4.1.1 Penentuan Suku Cadang Prioritas Untuk menentukan suku cadang prioritas pada penulisan tugas akhir ini diperlukan data aktual permintaan filter fleetguard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kegiatan produksi, terutama pada efektivitas waktu proses produksi dan kelelahan yang dialami

Lebih terperinci

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA 2.1. Pengumpulan Data Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas data yang di kumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG SEPTEMBER 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan 2016 mencapai

Lebih terperinci

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini Abstrak PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.15/01/62/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama November, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 15.421 Orang dan 134.810 Orang.

Lebih terperinci

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb

Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 100. Okt. Jul. Mei. Sep. Mar. Ags. Jan. Jun. Feb SURVEI KONSUMEN C O N S U M E R SURVEI KONSUMEN S U R V E Y Januari 23 September 24?? Indeks Keyakinan Konsumen menembus level 1?? Konsumen tetap optimis terhadap prospek ekonomi Indeks Keyakinan Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang adalah komponen penting yang harus ada di setiap kegiatan industri. Gudang sendiri memiliki fungsi sebagai penyangga antara variabilitas supply dan demand, serta

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Mei Indeks riil penjualan eceran mengalami penurunan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Juli Indeks riil penjualan eceran mengalami peningkatan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah No. 10/10/62/Th. XI, 2 Oktober 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah Selama

Lebih terperinci

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya. 5 3.2.1.3 Metode Pengumpulan Data Luas Atap Bangunan Kampus IPB Data luas atap bangunan yang dikeluarkan oleh Direktorat Fasilitas dan Properti IPB digunakan untuk perhitungan. Sebagian lagi, data luas

Lebih terperinci

SURVEY PENJUALAN ECERAN

SURVEY PENJUALAN ECERAN SURVEY PENJUALAN ECERAN September Indeks riil penjualan eceran pada September mengalami penurunan Harga-harga umum diperkirakan meningkat dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan

Lebih terperinci

di CV. NEC, Surabaya

di CV. NEC, Surabaya Perbaikan Tata Letak Gudang Mesin Fotokopi Rekondisi di CV. NEC, Surabaya Indri Hapsari 1 dan Albert Sutanto 2 Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V Pangkat/Gol. : Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan Jabatan Fungsional : Bulan : Januari 2014 No. HARI TANGGAL DATANG PULANG. DATANG PULANG 1 Rabu 01-Jan-14 Libur Libur Libur 2 Kamis 02-Jan-14 1.

Lebih terperinci

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015

FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015 FASE-FASE BULAN DAN JARAK BUMI-BULAN PADA TAHUN 2015 adalah benda langit yang mengorbit Bumi. Karena sumber cahaya yang terlihat dari Bumi adalah pantulan sinar Matahari, bentuk yang terlihat dari Bumi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 10/07/62/Th. X, 1 Juli PERKEMBANGAN TINGKAT PENGGUNAAN SARANA AKOMODASI Selama, TPK Hotel Berbintang Sebesar 56,39 Persen. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Juni Indeks riil penjualan eceran mengalami peningkatan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.48/08/35/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI Selama bulan Juni jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur masing-masing

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 2013 5 Jan Jul 2 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.49/8/35/Th. XI, 1 Agustus 213 PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JUNI 213 Selama bulan Juni 213 jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK hotel berbintang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.62/10/35/Th. X, 1 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS Selama bulan Agustus jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi 3.1.1 Analisa Kondisi Perusahaan saat ini CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri parfum. Merek parfum

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 Nop-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI

Lebih terperinci

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Industrial Engineering Journal Vol.5.2 (2016) 11-16 ISSN 2302 934X Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Basuki

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG No. 10/10/2172/Th. I, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG AGUSTUS 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012 I. TOTAL SIMPANAN NASABAH PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012 Total pada bulan April 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp14,48 Triliun dibandingkan dengan total pada bulan Maret 2012 sehingga

Lebih terperinci

Sainstech. Dalam. Membuat. Tahap 2: Total Siswa. Jul. Mei. Mar. Feb. Apr. Jun PLC. Rata rata

Sainstech. Dalam. Membuat. Tahap 2: Total Siswa. Jul. Mei. Mar. Feb. Apr. Jun PLC. Rata rata Sainstech Unisma Bekasi Pertemuan 8 (Grafik 2 y axis dan link antar sheet) Bagian 1 : Membuat Grafik dengan 2 y axis Penjelasan singkat : Dalam latihan ini akan dilakukan pembuatan grafik yang menampilkan

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY

DISAMPAIKAN DI DINAS PUPESDM PROP DIY Gambaran Umum Kelistrikan Produksi Listrik Persentase (%) Grafik Persentase Tingkat Pertumbuhan Produksi Listrik (KWh) 020 018 016 014 012 010 008 006 004 002 000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Heksatex Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil rajut lusi (Warp Knitting). Masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah operator mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) LAYOUT AND PALLET RACKING SYSTEM DESIGN FOR SUPPORTING

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) Selama, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 96,92 Persen No. 03/05/62/Th.X, 2 Mei Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian global. Persaingan yang terjadi di sektor industri semakin pesat, hal tersebut memicu para pengusaha

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk

BAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk BAB V ANALISA DATA 5.1 Rencana Perbaikan Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk mengatasi permasalahan diatas. Milk-run

Lebih terperinci

Aplikasi Persediaan dengan Excel

Aplikasi Persediaan dengan Excel 1 Aplikasi Aplikasi Persediaan Persediaan dengan dengan Excel Excel APLIKASI PERSEDIAAN DENGAN EXCEL PENDAHULUAN Laporan persediaan merupakan informasi penting dalam pengelolaan persediaan, Informasi penting

Lebih terperinci

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah

Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah No. 10/11/62/Th. XI, 1 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Perkembangan Jasa Akomodasi Provinsi Kalimantan Tengah Selama September 2017, TPK Hotel Berbintang Sebesar 58,44 persen

Lebih terperinci

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS

Mei Divisi Statistik Sektor Riil 1. Metodologi PESIMIS OPTIMIS PESIMIS OPTIMIS Mei 2012 Pasca penundaan kenaikan harga BBM, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Mei 2012 mulai meningkat dari 102,5 menjadi 109,0 atau meningkat sebesar 6,5 poin. Persepsi mengenai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.57/09/35/Th. X, 3 September PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR JULI Selama bulan Juli jumlah wisman dari pintu masuk Juanda dan TPK Hotel Berbintang di Jawa Timur masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun

SURVEI KONSUMEN. Maret Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk. Indeks Keyakinan Konsumen turun Maret 2005 SURVEI KONSUMEN Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan memburuk Indeks Keyakinan Konsumen turun IKK menurun disebabkan kenaikan harga BBM Hasil survei Maret 2005 mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN

SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN SURVEI PENJUALAN SURVEI KONSUMEN ECERAN Agustus? Trend penjualan riil masih menunjukan peningkatan walaupun melambat, pada bulan Agustus mengalami penurunan dan pada bulan September diperkirakan meningkat?

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG No. 10/05/2172/Th.II, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG MARET 2017 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN Februari 2015 SURVEI PENJUALAN ECERAN Survei Penjualan Eceran mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran pada Februari 2015 mengalami akselerasi. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil

Lebih terperinci

PERMAINAN DALAM PMRI. Dr. Darhim, M.Si.

PERMAINAN DALAM PMRI. Dr. Darhim, M.Si. PERMAINAN DALAM PMRI Dr. Darhim, M.Si. 1 APAKAH ANDA SETUJU? BELAJAR SAMBIL BERMAIN BERMAIN SAMBIL BELAJAR SEDANG BELAJAR TIDAK BOLEH BERMAIN SEDANG BERMAIN TIDAK BOLEH BELAJAR 2 MANFAAT PERMAINAN 1.Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG JUNI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan mencapai 7.930

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Maret 2005 Indeks riil penjualan eceran mengalami peningkatan Harga-harga umum dan tingkat suku bunga kredit diperkirakan masih akan tetap meningkat Perkembangan Penjualan Eceran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat mempengaruhi sebuah organisasi ataupun lembaga. Suatu lembaga atau organisasi tidak akan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Tata Letak Gudang Bahan Baku Peletakan bahan baku pada kavling untuk saat ini belum ada peletakan yang tetap. Bahan baku yang datang diletakkan pada tempat

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Gambar

Daftar Isi. Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Isi...1 Daftar Gambar...2 Pendahuluan...3 1.1 Tujuan Pembuatan Dokumen...3 1.2 Definisi Dan Singkatan...3 1.3 Alamat Akses...3 Sumber Daya Yang Dibutuhkan...4 2.1 Perangkat Keras...4

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 I. TOTAL

Lebih terperinci

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS SEMESTER II-2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan evaluasi simulasi pelayanan retoran cepat saji dengan menggunakan metode next event time advance.

Lebih terperinci

Materi Komputer 2. Mahasiswa menuliskan contoh soal / kasus distribusi frekuensi berikut dengan microsoft excel pada sheet 1

Materi Komputer 2. Mahasiswa menuliskan contoh soal / kasus distribusi frekuensi berikut dengan microsoft excel pada sheet 1 Pertemuan 3 (frekuensi dan korelasi) Bagian 1 : Menentukan distribusi frekuensi Penjelasan singkat : Dalam latihan ini akan dilakukan penghitungan distribusi frekuensi atau seberapa sering kemunculan suatu

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA TANJUNGPINANG PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA TANJUNGPINANG JULI 2016 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Tanjungpinang pada bulan mencapai 6.932

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Studi Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah Utara ke arah Selatan dan bermuara pada sungai Serayu di daerah Patikraja dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini menjelaskan mengenai hasil pengumpulan data, hasil analisis data, pembahasan dan hasil perancangan layar. Setelah hasil perancangan layar juga terdapat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS Juni 2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I. Total Simpanan...

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN o SURVEI PENJUALAN ECERAN Februari Pada Februari indeks penjualan riil mengalami penurunan sebesar -5,7% (mtm). Penurunan tersebut sesuai dengan pola historisnya yang cenderung turun pada bulan Februari.

Lebih terperinci

Bab 4. Analisis. y t + a 1 y t 1 + a 2 y t 2 + a 3 y t 3 + a 4 y t 4 = b 1 u t 1 + b 2 u t 2 + b 3 u t 3 + b 4 u t 4 (4.1) dengan

Bab 4. Analisis. y t + a 1 y t 1 + a 2 y t 2 + a 3 y t 3 + a 4 y t 4 = b 1 u t 1 + b 2 u t 2 + b 3 u t 3 + b 4 u t 4 (4.1) dengan Bab 4 Analisis Pada bab ini akan dilakukan analisis terhadap hasil yang diperoleh. Pertama akan dilakukan validasi model musiman berdasarkan data masukan dan keluaran sesudah periode sampling, yaitu sepanjang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG No. 04/11/81/Th. VII, 1 November 2014 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER TPK HOTEL BINTANG SEPTEMBER MENCAPAI 29,30 % Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel

Lebih terperinci

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016 o. 04/04/62/Th. I, 2 Juni 2007 BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) No. 03/11/62/Th.X, 1 November Selama Oktober, Nilai Tukar Petani (NTP) Sebesar 97,96 Persen dan Terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Tangkapan Hujan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan stasiun curah hujan Jalaluddin dan stasiun Pohu Bongomeme. Perhitungan curah hujan rata-rata aljabar. Hasil perhitungan secara lengkap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No.15/12/62/Th.X, 1 Desember PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama Oktober, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing Masing 19.470 Orang dan 136.444 Orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), harus dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Hasil perancangan tersebut

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. menggunakan metode Single Exponential Smoothing. Hasil perancangan tersebut BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Pada bab empat ini menjelaskan mengenai hasil analisis dan perancangan aplikasi peramalan persediaan bahan baku pada CV Lintas Nusa Surabaya dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Februari Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Indeks Keyakinan Konsumen turun

SURVEI KONSUMEN. Februari Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil. Indeks Keyakinan Konsumen turun Februari 2005 SURVEI KONSUMEN Indeks Keyakinan Konsumen menurun Prospek ekonomi diperkirakan stabil Indeks Keyakinan Konsumen turun Sebagaimana Januari 2005, hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari

Lebih terperinci

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

STATISTIKA. Tabel dan Grafik STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ

Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Usulan Perbaikan Tata Letak Gudang Produk Drum Oli Menggunakan Metode Dedicated Storage Di PT XYZ Tb Muhamad Arif Aliudin 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena yang sering terjadi dengan kehadiran arus globalisasi menyebabkan terjadinya berbagai perubahan lingkungan strategis pada tingkat regional, nasional dan international

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG No. 04/01/81/Th. VIII, 3 Januari 2017 2014 PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DI PROVINSI MALUKU NOVEMBER TPK HOTEL BINTANG NOVEMBER MENCAPAI 38,23 % Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA 3.1. Gambaran Umum KPP PMA Lima Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Lima (KPP PMA Lima) dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK/0172001

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan sektor industri yang semakin maju, serta semakin ketatnya persaingan di dunia industri maka perusahaan dituntut untuk menerapkan sistem yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH

PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Survei Konsumen Mei 2015 (hal. 1) Survei Penjualan Eceran April 2015 (hal. 13) PERKEMBANGAN INDIKATOR SEKTOR RIIL TERPILIH Mei 2015 Alamat Redaksi :

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Januari Indeks riil penjualan eceran pada Januari dan ruari mengalami penurunan Harga dan suku bunga kredit diperkirakan relatif stabil Perkembangan Penjualan Eceran Indeks riil

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 15/11/62/Th.X, 1 November PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI Selama September, Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Udara Masing-Masing 24.894 Orang dan 132.010 Orang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester gasal

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks

Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks PESIMIS OPTIMIS Maret 2013 Tingkat konsumsi rumah tangga pada bulan Maret 2013 relatif stabil. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tidak mengalami perubahan dibandingkan bulan sebelumnya

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A) STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A) Yedida Yosananto 1, Rini Ratnayanti 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional,

Lebih terperinci

SURVEI PENJUALAN ECERAN

SURVEI PENJUALAN ECERAN SURVEI PENJUALAN ECERAN Juli Indeks penjualan riil pada bulan Juli kembali mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan masing-masing sebesar 4,2% (mtm) dan 24,5% (yoy) sehingga tercatat sebesar

Lebih terperinci