BAB V ANALISA HASIL. No Palet #1 #2 #3 #4 #5 Tipe Part Master Box Master Box Master Box Cushion Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X X X
|
|
- Devi Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Pallet Pattern Pemasok Area Cikarang Kondisi muatan truk milkrun saat ini sangat tidak optimal. Seperti pembahasan dalam bab 4.3, kondisi muatan truk milkrun Cikarang cycle 1 hanya 70% dari kapasitas truk, kemudian untuk truk milkrun Cikarang cycle 2 muatannya hanya 50% dari kapasitas truk tersebut. Keinginan untuk melakukan pemotongan cycle dengan menggabungkan muatan truk milkrun Cikarang cycle 1 dan 2 didasarkan atas kondisi tersebut. Total kapasitas maksimum truk milkrun saat ini adalah 10 palet. Namun apabila melihat total muatan truk milkrun Cikarang saat ini apabila menggabungkan muatan cycle 1 dan 2, maka totalnya adalah 12 palet. Total 12 palet tidak dapat dimuat di dalam kapasitas truk saat ini, sehingga perlu dilakukan analisa pallet pattern. Analisa ini dengan menggambarkan kondisi barang per palet, dan menunjukkan apakah barang tersebut dapat ditumpuk dengan palet lain atau tidak. Pallet pattern dari barang barang pemasok milkrun Cikarang dapat dilihat dalam tabel 5.1, 5.2 dan 5.3. Tabel 5.1 Pallet Pattern Barang PT. Triwall Pemasok PT. Triwall No Palet #1 #2 #3 #4 #5 Tipe Part Master Box Master Box Master Box Cushion Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X X X Image (Side View) Image (Top View) 50
2 51 Dalam tabel 5.1, dapat dilihat pallet pattern untuk barang barang dari PT. Triwall. Seluruh barang dari PT. Triwall berupa box karton, sehingga tidak memungkinkan untuk ditumpuk didalam truk. Terlihat dalam kolom 1st layer dan 2nd layer, untuk barang barang pemasok area Cikarang dapat ditempatkan di tumpukan kedua (2nd layer), namun tidak dapat diletakkan di layer pertama, yang artinya barang barang tersebut tidak dapat ditumpuk barang lain. Tabel 5.2 Pallet Pattern Barang PT. CNC & PT. Suryatitia Pemasok PT. CNC PT. Suryatitia No Palet #6 #7 #8 #9 #10 Nama Part Seat Cock Seat Cock Bracket Carton Box Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X X X Image (Side View) Image (Top View) Seperti halnya pemasok PT. Triwall, untuk pemasok PT. CNC dan PT. Suryatitia pun tidak dapat ditumpuk dengan barang lain. Melihat dari nomor palet sampai ke PT. Suryatitia, muatan truk jumlahnya sudah 10 palet, yang mana merupakan kapasitas maksimum dari truk engkel yang dipakai PT. Denso saat ini. Tabel 5.3 Pallet Pattern Barang PT. Nesinak, Yamani, Yamakou & Sugiyama Pemasok PT. Nesinak & PT. Yamani PT. Yamakou & PT Sugiyama 51
3 52 No Palet #11 #12 Nama Part Seal Rubber (Pack Carton) Terminal & Housing (Box Plastik) 2nd Layer O O 1st Layer X X Image (Side View) Image (Top View) Dalam tabel 5.3, dijelaskan pallet pattern untuk 4 pemasok. Dikarenakan barangnya berukuran kecil, sehingga dalam 1 palet dapat digabungkan barang dari 2 pemasok.setelah meninjau pallet pattern dari masing masing pemasok, didapati kesimpulan bahwa keseluruhan total muatan yang berjumlah 12 palet tidak dapat ditumpuk, karena susunan box tidak rata yang disebabkan berbedanya ukuran ukuran box tiap pemasok serta karena packaging karton dari barang barang tersebut. Kapasitas maksimum dari 1 truk engkel yang digunakan saat ini adalah 10 palet, namun total muatan dari penggabungan cycle 1 dan 2 milkrun Cikarang adalah 12 palet, dengan begini terdapat kelebihan muatan sebanyak 2 palet. Melihat kondisi ini, penulis mengfokuskan untuk melakukan perubahan standar penyusunan barang di atas palet, yang mana tujuan akhirnya adalah agar dapat dilakukan penumpukan. Sehingga kelebihan 2 palet tadi dapat diserap dan akhirnya muat kedalam truk milkrun saat ini. Dalam tabel 4.1, terlihat muatan muatan barang milkrun Cikarang dan total palet tiap pemasok. Berdasarkan data tersebut, penulis fokus melakukan perbaikan standar penumpukan diatas palet untuk pemasok yang muatan totalnya adalah 2 palet. Hal ini dikarenakan kelebihan muatan dari truk milkrun Cikarang 52
4 53 apabila digabungkan adalah sejumlah 2 palet. Oleh karena itu, penulis fokus pada pemasok PT. Suryatitia Analisa Perubahan Standar Penumpukan PT. Suryatitia Keseluruhan barang dari pemasok PT. Suryatitia adalah box karton satuan. Kondisi penumpukan barang PT. Suryatitia di tiap paletnya tidak rata. Kondisi penumpukan barang PT. Suryatitia dapat dilihat dalam gambar 5.1. Gambar 5.1 Kondisi Barang PT. Suryatitia Dalam Palet Dalam gambar 5.1, terlihat kondisi aktual penumpukan barang PT. Suryatitia di atas palet. Tujuan dari analisa terhadap barang PT. Suryatitia ini agar status part ini dalam pallet pattern dapat berubah, yang sebelumnya cross (X) untuk 1st layer dapat berubah menjadi circle (O). Hal ini berarti barang PT. Suryatitia dapat ditumpuk dengan barang lainnya. Untuk dapat menjadikan susunan barang PT. Suryatitia dalam palet menjadi rata, perlu suatu packaging besar yang dapat menampung barang barang tersebut tiap paletnya. Berdasarkan hasil studi dan kemudahan mendapatkan materialnya, maka digunakanlah outer box (karton) sebagai standar packaging barang barang PT. Suryatitia. Kondisi outer box yang digunakan sebagai tempat menyusun barang barang PT. Suryatitia di atas palet dapat dilihat dalam gambar
5 54 Gambar 5.2 Outer Box Barang PT. Suryatitia Penggunaan outer box ini menjadikan kondisi penyusunan barang barang (karton box satuan) milik PT. Suryatitia menjadi rata, sehingga penyusunan dalam truk dapat ditumpuk. Setelah didiskusikan dengan pihak pemasok, dilakukanlah trial transportasi terhadap pemakaian outer box tersebut. Susunan barang PT. Suryatitia dengan menggunakan outer box dapat dilihat dalam gambar 5.3 Gambar 5.3 Susunan Barang PT. Suryatitia Dalam Outer Box Pelaksanaan trial tranportasi dilakukan dengan menumpuk 2 layer barang didalam truk. Penumpukan bertujuan agar serupa dengan kondisi aktual nantinya. Setelah dilakukan trial transportasi selama 2 minggu (10 hari), didapati bahwa kondisi box sudah penyok di bagian sudut sudut outer box. Trial dilakukan 54
6 55 untuk mengetahui lead time dari outer box tersebut. Berdasarkan hasil trial tersebut disepakati untuk lead time dari outer box adalah 2 minggu. Pengadaan outer box tersebut disediakan oleh PT. Denso, dan diberikan kepada PT. Suryatitia. Data hasil trial transportasi dapat dilihat dalam gambar 5.4. Gambar 5.4 Trial Transportasi Outer Box (Denso-Suryatitia) Setelah pemakaian outer box untuk barang PT. Suryatitia, maka saat ini barang tersebut dapat ditumpuk untuk penempatannya di dalam truk. Kondisi tersebut merubah status barang PT. Suryatitia di dalam pallet pattern. Barang PT. Suryatitia saat ini dapat ditempatkan baik pada 1st layer dan 2nd layer. Melalui perubahan ini, muatan dalam truk dapat dioptimalkan dari sebelumnya kapasitas maksimum 10 palet, saat ini truk milkrun Cikarang, kapasitas maksimumnya adalah 12 palet. Perubahan pallet pattern barang PT. Suryatitia dapat dilihat dalam tabel
7 56 Tabel 5.4 Perubahan Pallet Pattern Barang PT. Suryatitia Pemasok PT. CNC PT. Suryatitia No Palet #6 #7 #8 #9 #10 Nama Part Seat Cock Seat Cock Bracket Carton Box Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X O O Image (Side View) Image (Top View) Pengaturan isi dari tiap outer box pun harus di standarkan agar memudahkan pemasok dalam melakukan setting barang di dalam outer box. Muatan tiap outer box tersebut dapat dilihat dalam tabel 5.5. Tabel 5.5 Muatan Outer Box 1 dan 2 Barang PT. Suryatitia No Outer Box 1 Outer Box 2 Nama Barang Qty (Pcs) Nama Barang Qty (Pcs) 1 Cushion 30 C/B O2 IMV 40 2 Cushion 291L 60 C/B D16D 20 3 Layer 291L 30 C/B D01N C/B 669L Kalkulasi Pengadaan Stok Outer Box Pemakaian outer box untuk meningkatkan kapasitas truk milkrun Cikarang sudah berhasil dilakukan, sehingga muatan cycle 1 dan cycle 2 sudah dapat 56
8 57 digabungkan. Namun hal ini berdampak terhadap timbulnya biaya pengadaan outer box. Rata rata pengiriman barang dari PT. Suryatitia adalah 2 palet / cycle. Setelah di kalkukasi, standar pengadaan stok awal dari outer box tersebut adalah sebanyak 6 pcs untuk kebutuhan stok 1 hari di PT. Denso. Posisi stok tersebut dapat dilihat dalam gambar 5.5. Gambar 5.5 Sebaran Posisi Stok Outer Box Berdasarkan gambar 5.5, diketahui stok awal perlu disediakan 6 pcs outer box yang kemudian di maintain untuk pemakaian 2 minggu pengiriman. Harga satuan untuk outer box adalah Rp ,-. Sehingga total untuk penyediaan outer box di awal perlu biaya sebesar : Rp x 6 : Rp ,-. Selanjutnya terkait aktivitas maintain stok outer box, tiap box mendapat giliran di delivery setiap 2 hari sekali. Hal ini dikarenakan outer box tersebut harus mengendap di PT. Denso selama 1 hari (Standar DoH PT. Denso). Oleh karena itu, tiap outer box akan mengalami 10 trip delivery setelah 1 bulan (20 hari kerja). Maka pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk penyediaan rutin outer box setiap bulannya adalah Rp , Pengurangan Cycle Issue Milkrun Cikarang Daya beli masyarakat atas kendaraan bermotor cenderung sama setiap tahunnya, hal ini berbanding terbalik dengan UMR karyawan yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini juga dialami PT. Denso, sehingga dituntut untuk dilakukan penghematan agar dapat terus bertahan di dunia industri otomotif. 57
9 58 Tidak optimalnya muatan truk milkrun Cikarang menjadi potensi dan peluang untuk dilakukannya penghematan dari segi biaya transportasi dengan pengurangan cycle issue. Sebelumnya cycle issue milkrun Cikarang adalah 2 cycle / hari, saat ini targetnya adalah pengurangan cycle issue menjadi 1 cycle / hari. Meninjau dari kondisi saat ini, dimana muatan truk milkrun cycle 1 adalah 70% dari total kapasitas truk. Kemudian untuk cycle 2 kondisinya hanya 50% dari total kapasitas truk. Untuk melakukan penggabungan part part tersebut dalam 1 cycle truk milkrun, perlu dilakukan review terhadap muatannya dan dibuatkan standar pallet pattern. Part part dari pemasok area Cikarang ini, seluruhnya adalah box karton (packaging), sehingga penempatannya dalam truk tidak bisa ditumpuk. Meninjau hal ini, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan pemakaian outer box pada barang dari pemasok PT. Suryatitia untuk meningkatkan kapasitas truk yang sebelumnya 10 palet menjadi 12 palet, sehingga saat ini muatan truk milkrun Cikarang cycle 1 dan 2 dapat digabungkan 5.2 Kalkulasi Penghematan Biaya Transportasi Berdasarkan analisa pada sub bab 5.1, diketahui bahwa cycle issue truk milkrun Cikarang dapat dikurangi dari 2 cycle menjadi 1 cycle per hari, walaupun memang ada dampak penambahan biaya pengadaan outer box dan maintain setiap bulannya. Namun secara total tetap ada penghematan biaya yang berasal dari pengurangan cycle issue. Penghematan biaya yang ada dapat dihitung dengan : Total Penghematan (C) = Biaya Penghematan Transportasi (A) Biaya Pengadaan & Maintain Outer Box (B) A. Biaya Penghematan Transportasi Pengurangan cycle issue berdampak terhadap biaya transportasi. Biaya penghematan transportasi dapat dihitung dengan Biaya Transportasi Baru Biaya Transportasi Sebelum. Perbandingan biaya sebelum dan sesudah selama 1 tahun dapat dilihat dalam kalkulasi berikut ini : Diketahui : - Biaya / Trip : Rp Cycle/hari (Sebelum) : 2 58
10 59 - Cycle/hari (Baru) : 1 - Hari pengambilan/bulan : 20 Biaya Transportasi Sebelum - Biaya / hari : Rp x 2 = Rp Biaya / bulan : Rp x 20 = Rp Biaya / tahun : Rp x 12 = Rp Biaya Transportasi Baru Dalam kalkulasi biaya transportasi baru, harus ditambahkan cycle pengambilan barang pada hari sabtu dan minggu. Totalnya dalam 1 bulan ada penambahan 8 cycle pengambilan barang. Sehingga total hari pengambilan barang menjadi 28 hari/bulan. - Biaya / hari : Rp x 1 = Rp Biaya / bulan : Rp x 20 = Rp Biaya / tahun : Rp x 12 = Rp Biaya Penghematan Transportasi Total biaya penghematan transportasi diperoleh dari selisih biaya transportasi sebelum dengan biaya transportasi sesudah, sehingga total biaya penghematan transportasi milkrun Cikarang adalah Rp Rp = Rp ,-/tahun. B. Biaya Pengadaan & Maintain Outer Box Dalam sub bab 5.1, total pengadaan awal outer box adalah sebanyak 6 pcs. Sehingga total biayanya adalah Rp ,-/bulan. Kemudian terkait maintain stok box tersebut setelah pemakaian (renewal), pengadaan kembali outer box dilakukan setelah pemakaian 10x trip delivery. Apabila dikalkulasi selama 1 tahun, total qty outer box yang harus dibeli dan biaya yang harus dikeluarkan dapat diketahui melalui kalkulasi dibawah ini : - Total qty outer box/bulan : 6pcs - Harga outer box/pcs : Rp ,- 59
11 60 - Total qty outer box/tahun : 6pcs x 12 bulan = 72pcs - Total biaya pengeluaran/tahun : 72pcs x Rp = Rp ,- Total tambahan pengeluaran yang dikeluarkan selama 1 tahun untuk pengadaan dan maintain outer box adalah Rp ,- C. Total Penghematan Total penghematan biaya transportasi dari aktivitas ini dapat dihitung dengan Biaya Penghematan Transportasi (A) Biaya Pengadaan & Maintain Outer Box (B). Total penghematan : Rp Rp = Rp , Analisa Saving Matriks Pengurangan 1 cycle pick up yang berdampak terhadap penghematan dari segi cost sudah selesai dijelaskan dalam sub bab sebelumnya. Setelah pengurangan cycle, langkah selanjutnya adalah menentukan rute yang paling efektif, yaitu dengan jarak tempuh terpendek. Rute milkrun setelah hanya menjadi 1 cycle perlu ditentukan kembali karena ada pemasok, seperti PT. Sugiyama yang sebelumnya tidak ada di cycle pertama. Penulis menggunakan metode saving matriks untuk menentukan rute milkrun yang paling optimal. Dalam analisa saving matriks perlu dibuatkan tabel matriks penghematan yang mengacu data data di dalam tabel 4.4. Rumus saving matriks yaitu : S(x,y) = Dist(DC,x) + Dist(DC,y) Dist(x,y). Apabila telah dimasukkan kode pemasok, maka rumusnya menjadi S(x,y) = Jarak(DN,x) + Jarak(DN,y) Jarak(x,y). Perhitungan matriks jarak dapat dilihat dalam tabel 5.6. Tabel 5.6 Perhitungan Matriks Penghematan Antar Pemasok Area Cikarang Penghematan Jarak S(x,y) Formula Hasil S(A,B) 59,1 + 50,3 14,9 94,5 S(A,C) 59,1 + 51,1 16,8 93,4 S(A,D) 59, ,4 93,7 S(A,E) 59,1 + 51,1 16,9 93,3 60
12 61 S(A,F) 59,1 + 54,4 13,6 99,9 S(A,G) 59,1 + 60,3 4,9 114,5 S(B,C) 50,3 + 51,1 3,6 97,8 S(B,D) 50, ,6 97,7 S(B,E) 50,3 + 51,1 3,7 97,7 S(B,F) 50,3 + 54,4 3,2 101,5 S(B,G) 50,3 + 60,3 17,2 93,4 S(C,D) 51, ,1 S(C,E) 51,1 + 51,1 1,1 101,1 S(C,F) 51,1 + 54,4 2,6 102,9 S(C,G) 51,1 + 60, ,4 S(D,E) ,1-0,4 101,7 S(D,F) ,4 12,4 51 S(D,G) ,3 17,8 93,5 S(E,F) 51,1 + 54,4 12,5 93 S(E,G) 51,1 + 60,3 17,9 93,5 S(F,G) 54,4 + 60,3 14,8 99,9 Berdasarkan hasil kalkulasi penghematan jarak, perlu digambarkan matriks penghematan agar mudah dipahami. Matriks jarak penghematan tiap pemasok digambarkan dalam tabel 5.7. Tabel 5.7 Matriks Penghematan Jarak Pemasok A B C D E F G A 0 94,5 93,4 93,7 93,3 99,9 114,5 B 0 97,8 97,7 97,7 101,5 93,4 C 0 101,1 101,1 102,9 93,4 D 0 101, ,5 E ,5 F 0 99,9 G 0 61
13 62 Berdasarkan Tabel 5.7, setelah diperoleh matriks penghematan, langkah selanjutnya adalah penentuan rute distribusi berdasarkan nilai matriks penghematan tertinggi. Namun mengingat data sebelumnya yang menjelaskan bahwa muatan tiap pemasuk cukup dalam kapasitas 1 truk, maka penentuan rute distribusinya adalah keseluruhan pemasok yang ada. Rute distribusinya adalah : A, G, C, F, D, E, B. Langkah berikutnya adalah menentukan urutan pengambilan barang ke tiap pemasok. Pengurutan pemasok menggunakan prosedur farthest insert, nearest insert, dan nearest neighbour. Pengurutan menggunakan prosedur prosedur tersebut adalah untuk menentukan rute pengambilan barang yang menghasilkan jarak paling minimum. Prosedur yang menghasilkan jarak pengambilan barang paling minimum akan dipilih, dan rute pengambilan barang tersebut yang akan diimplementasikan. Jarak tempuh dari truk milkrun menjadi poin penentuan rute, karena dampak dari jarak tempuh yang paling minimum adalah yang menghasilkan biaya paling rendah pula. Hal ini paling terlihat dari segi biaya solar yang akan dikonsumsi truk milkrun tersebut. A. Farthest Insert Dalam prosedur farthest insert, langkah pertama adalah memilih pemasok yang paling jauh jaraknya dari PT. Denso. Kemudian memilih lagi pemasok yang jaraknya lebih dekat, begitu seterusnya hingga seluruh pemasok area Cikarang masuk dalam rute milkrun tersebut. Berdasarkan matriks jarak dalam tabel 4.4, maka urutan pengambilan barang di pemasok area Cikarang oleh truk milkrun adalah : DN G A F C D E B DN. Detilnya dapat dilihat dalam tabel 5.8. Tabel 5.8 Urutan Kode & Total Jarak Truk Milkrun Area Cikarang Dengan Prosedur Farthest Insert Jarak Prosedur Urutan Kode Urutan Pemasok Tempuh Farthest DN G A F PT. Denso PT. Sugiyama PT. 136,8 Km Insert C D E Triwall PT. Yamani PT. Nesinak 62
14 63 B DN PT. CNC PT. Suryatitia PT. Yamakou PT. Denso B. Nearest Insert Dalam prosedur nearest insert, penentuan urutan pengambilan barang oleh truk milkrun dimulai dengan memilih pemasok dengan jarak yang paling dekat dengan PT. Denso, kemudian dilanjutkan dengan pemasok pemasok yang jaraknya lebih jauh. Urutan pengambilan barang di pemasok area Cikarang oleh truk milkrun adalah : DN B F C D E A G DN. Detilnya dapat dilihat dalam tabel 5.9. Tabel 5.9 Urutan Kode & Total Jarak Truk Milkrun Area Cikarang Dengan Prosedur Nearest Insert Jarak Prosedur Urutan Kode Urutan Pemasok Tempuh PT. Denso PT. Yamakou PT. 139,6 km DN B F Nearest Yamani PT. Nesinak PT. CNC C D E A Insert PT. Suryatitia PT. Triwall G DN PT. Sugiyama PT. Denso C. Nearest Neighbour Prosedur nearest neighbour dimulai dengan menentukan pemasok dengan jarak terdekat dari PT. Denso. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencari pemasok lain dengan jarak paling dekat dari pemasok sebelumnya. Begitu seterusnya hingga tiap pemasok di area Cikarang masuk dalam urutan rute truk milkrun Cikarang. Urutan pengambilan barang di pemasok area Cikarang oleh truk milkrun adalah : DN B F C D E A G DN. Detilnya dapat dilihat dalam tabel
15 64 Tabel 5.10 Urutan Kode & Total Jarak Truk Milkrun Area Cikarang Dengan Prosedur Nearest Neighbour Prosedur Urutan Kode Urutan Pemasok Jarak Tempuh Nearest Neighbour DN B F C D E A G DN PT. Denso PT. Yamakou PT. Yamani PT. Nesinak PT. CNC PT. Suryatitia PT. Triwall PT. Sugiyama PT. Denso 139,6 km Berdasarkan metode saving matriks, dapat dilihat prosedur manakah yang menghasilkan jarak terpendek. Perbandingan jarak tempuh dari 3 prosedur diatas dapat dilihat dalam tabel Tabel 5.11 Perbandingan Jarak Tempuh 3 Prosedur Saving Matriks Prosedur Urutan Kode Jarak Tempuh Farthest Insert DN G A F C D E B DN 136,8 km Nearest Insert DN B F C D E A G DN 139,6 km Nearest Neighbour DN B F C D E A G DN 139,6 km Berdasarkan tabel 5.11, diketahui jarak tempuh truk milkrun terpendek adalah dengan prosedur farthest insert dengan rute pengambilannya adalah PT. Denso PT. Sugiyama PT. Triwall PT. Yamani PT. Nesinak PT. CNC PT. Suryatitia PT. Yamakou PT. Denso. Total jarak tempuh truk milkrun setiap cyclenya adalah 136,8 Km. Setelah penentuan rute pengambilan dari truk milkrun Cikarang, perlu dilakukan perbandingan juga terhadap total jarak tempuh dengan kondisi sebelumnya. Perbandingan total jarak tempuh dapat dilihat dalam tabel
16 65 Tabel 5.12 Perbandingan Jarak Tempuh Rute Awal dan Rute Baru (Saving Matriks) Truk Milkrun Cikarang Rute Awal (Asumsi Parameter memasukkan PT. Sugiyama Rute Baru Selisih % Penghematan ke dalam rute cycle 1) Jarak Tempuh 160,7 Km 136,8 Km 23,9 Km 15% Dari tabel 5.12, total % penghematan yang diperoleh dengan penentuan rute baru berdasarkan metode saving matriks adalah 15% atau setara dengan pengurangan jarak tempuh sejauh 23,9 Km. Penurunan jarak tempuh truk milkrun ini, harapannya dapat menjadi pertimbangan untuk penyesuaian tarif angkutan/cycle saat ini. Perhitungan usulan pengurangan biaya / tripnya dapat dikalkulasi sebagai berikut : - Ratio BBM = 1 : 4 - Harga solar/liter = Rp Penghematan jarak tempuh = 23,9 Km - Total penghematan solar/trip = 23,9km / 4 = 5,975 liter - Total usulan pengurangan biaya / trip = 5,975 x Rp = Rp Melalui data perhitungan diatas, maka usulan yang diajukan penulis adalah pemotongan biaya yang sebelumnya Rp /trip menjadi : Usulan harga baru/trip milkrun Cikarang = Rp Rp = Rp ,- 65
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pada tahap ini akan dijelaskan secara lebih detail mengenai data-data bahan penelitian berupa data masing-masing pemasok yang akan diimplementasikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Chopra & Meindl (2007) manajemen rantai pasok dikembangkan untuk mempercepat kebutuhan menyatukan pemrosesan bisnis kunci, dari pemasok awal sampai
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan di dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif eksploratif adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Untuk memastikan sistem produksi berjalan dengan lancar diperlukan perencanaan yang matang sehingga segala rencana produksi dapat berjalan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi Toyota Menurut Imai (1997), sistem produksi Toyota lahir di Toyota Motor Company, Jepang, dibawah kepemimpinan Taichii Ohno untuk meningkatkan kualitas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena penurunan biaya transportasi dapat meningkatkan keuntungan. mengoptimalkan penggunaan kapasitas serta jumlah kendaraan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk
BAB V ANALISA DATA 5.1 Rencana Perbaikan Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk mengatasi permasalahan diatas. Milk-run
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus dapat mengefektifkan penggunaan jalur distribusi dalam menghemat pengeluaran biaya transportasi. Dengan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data hingga terbentuk rute distribusi usulan serta perancangan alat bantu hitung yang
Lebih terperinciMINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX Supriyadi 1, Kholil Mawardi 2, Ahmad Nalhadi 3 Departemen Teknik Industri Universitas Serang Raya supriyadimti@gmail.com,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Supply Chain Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya serta berdasarkan data yang penulis peroleh dari perhitungan sebagaimana yang telah dibahas dalam skripsi ini, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan menyusun jadual dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG
PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN KERTAS KARTON MODEL STUDI KASUS: PT. PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG Hafidh Munawir, Agus Narima Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan di PT. Tirta Makmur Perkasa yang beralamat di Jalan Telaga Sari RT. 36 No. 4B Martadinata, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem transportasi memegang peran penting dalam masalah pendistribusian, karena harus menjamin mobilitas produk di antara berbagai sistem dengan efisiensi tinggi
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR
PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Dian Kurniawati Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dian_kurniawati83@yahoo.com Agus
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Isuzu dikembangkan pertama kali di Jepang tahun 1937 dan telah menjadi pengembang mesin diesel terkemuka di tingkat global.melayani pelanggan
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PENYEDIAAN KOMPONEN LOKAL DENGAN METODE SAVING MATRIX UNTUK WILAYAH CIKARANG DI PT.
ANALISIS PERENCANAAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PENYEDIAAN KOMPONEN LOKAL DENGAN METODE SAVING MATRIX UNTUK WILAYAH CIKARANG DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Anggi Oktaviani 1, Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada tahapan ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data bahan penelitian yang berupa data masing-masing supplier yang akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Transportasi Menurut Nasution (2004), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)
PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada
Lebih terperinciMEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG
MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG Disusun Oleh: Nama : Anda Daniel Siallagan NPM : 30412733 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang apa-apa saja yang menjadi latar belakang permasalahan yang terjadi pada distribusi pengiriman produk pada distributor PT Coca Cola, posisi penelitian,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO
IMPLEMENTASI KANBAN PEMESANAN SEBAGAI METODE ORDER UNTUK SUPPLIER PT. INDONESIA KOITO Siti Rohana Nasution Leili Septianingrum Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Srengseng
Lebih terperinciPenentuan Rute Distribusi Suku Cadang Kendaraan Bermotor dalam Meminimalkan Biaya Transportasi (Studi Kasus: PT. Inti Polymetal Karawang)
Penentuan Distribusi Suku Cadang Kendaraan Bermotor dalam Meminimalkan Biaya Transportasi (Studi Kasus: PT. Inti Polymetal Karawang) Determining Route of Spare Part of Motor Vehicles in Minimizing Transportation
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu barang memegang peranan penting pada perusahaan ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk mendapatkan suatu produk kapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang
Lebih terperinciManajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N
Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN RISET
BAB III KEGIATAN RISET 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di PT. Tirta Makmur Perkasa, Jalan Telaga Sari RT. 36 No. 4B Martadinata, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 3.2 Waktu Penelitian Waktu
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Tirta Makmur Perkasa adalah perusahaan di bawah naungan Indofood yang bertugas mendistribusikan produk air mineral dalam kemasan dengan merk dagang CLUB di Kota
Lebih terperinciPENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI
PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Oleh : CHRISTIAN HARI TRIONO 0632010063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciKEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA
KEBIJAKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL CONTINUOUS REVIEW (S,S) WITH PROBABILISTIC DEMAND DI GUDANG BAHAN BAKU PT SMA 1 Danang Satria Mustari Nugroho, 2 Budi Sulistyo, 3 M Nashir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki penentuan rute secara tepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan pengiriman produk kepada
Lebih terperinciTRANSPORTASI. Gambar 6.1. Jumlah Angkutan Penumpang Umum yang Terdaftar Dalam Trayek/Operasi Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun
TRANSPORTASI Transportasi Darat Angkutan Jalan Angkutan Jalan di Kabupaten Boven Digoel sebagian besar masih berkonsentrasi di Ibu kota kabupaten Tanah Merah. Banyaknya angkutan kendaraan bermotor penumpang
Lebih terperinciTotal biaya variabel 842,700
Perhitungan dengan Metode Tradisional (Trip Bulan Maret 2007) Lampiran 1 Tabel 5 No Jenis Biaya Formula Perincian Jumlah (Rp) 1 Biaya Supir dan Asisten Supir 50,577 1a Gaji Sopir - bulanan (Rp) 600,000
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian, hutang dan pengeluaran kas pada PT Tuffiadi Semesta maka ditemukan beberapa masalah
Lebih terperinciMANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI
MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk
Lebih terperinciTugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir PENENTUAN RUTE DALAM PENDISTRIBUSIAN MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai) Diajukan
Lebih terperinciV. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan
V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan di PT. Karunia Alam Segar pada tahapan ini di lakukan observasi data dari perusahaan di mana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh sumber daya pemasok maupun pelanggan, hal ini bertujuan membentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan bisnis pada industri otomotif dibutuhkan logistik dengan biaya yang efisien guna mencapai target yang diharapkan perusahaan. PT. XYZ merupakan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent
Lebih terperinciPERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO
Lebih terperinciPERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya permintaan pelanggan akan suatu barang membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memperlancar pemenuhan permintaan
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA Disusun Oleh: Dadang Pujo Prastyawan 38412352 LATAR BELAKANG Teknologi yang canggih untuk memproduksi barang secara massal Pengendalian kualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini ada di PT. Citra Cahaya Gasindo yaitu sebagai agen resmi tabung gas LPG 3 Kg yang berada di Jl. Raya Pematang Reba Pekan Heran
Lebih terperinciPANDUAN APLIKASI TSP-VRP
PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini di tandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka pelaku bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. Berdiri sejak 15 Desember 1999, menjadi suplemen Jawa Pos. Perkembangan Radar Malang sangat pesat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
43 BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang di peroleh dari perusahaan berasal dari departemen logistic dan purchasing. Adapun data-data yang di kumpulkan adalah data permintaan
Lebih terperinciPERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA
PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dimulai sejak tanggal 31 Agustus 2004 hingga tanggal 3 November 2004 dilakukan secara cermat dan menyeluruh, baik langsung maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia memiliki 3 (tiga) macam kebutuhan yaitu, kebutuhan primer,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki 3 (tiga) macam kebutuhan yaitu, kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
Lebih terperinciBAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram
BAB 5 ANALISIS DATA Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pembuatan Influence Diagram, pembuatan model matematis, pembuatan rute pengiriman, pembuatan lembar kerja elektronik, penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)
SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
Lebih terperinciManajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq
Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat
Lebih terperinciUsulan Penentuan Strategi Pendistribusian yang Optimal (Studi Kasus : PT. X)
Jurnal Metris, 15 (2014): 111 118 Jurnal Metris ISSN: 1411 -- 3287 Usulan Penentuan Strategi Pendistribusian yang Optimal (Studi Kasus : PT. X) Trifenaus Prabu Hidayat, Anastasia Kristinawati Jurusan Teknik
Lebih terperinciSAVING MATRIX UNTUK MENENTUKAN RUTE DISTRIBUSI
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2014), Vol. 2 No. 1, 14 17 SAVING MATRIX UNTUK MENENTUKAN RUTE DISTRIBUSI Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang e-mail: masudin@umm.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Bagan Alir Penelitian Pengamatan Lapangan Studi Pustaka Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar Pengumpulan Data Data Primer 1. Load Factor 2. Waktu
Lebih terperinciPENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT
PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL PADA PT. SURYA AGUNG KARYA UTAMA UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC TUGAS AKHIR Oleh Dicky Handes 1100033536 Kishi
Lebih terperincitransportasi yang tidak dapat dipastikan membuat perusahaan khawatir akan mengalami kehabisan stok raw coal. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap memiliki beberapa mesin pada lantai produksi yaitu Mesin Raw Mill, Mesin Kiln, Mesin Finish Mill, dan Mesin Coal Mill. Pabrik
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK PADA PT. POS INDONESIA MEDAN
PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI BARANG YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK PADA PT. POS INDONESIA MEDAN T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya
Lebih terperinciPOHON KEPUTUSAN PADA MODEL TRANSPORTASI CV. TEEREX REKAYASA
POHON KEPUTUSAN PADA MODEL TRANSPORTASI CV. TEEREX REKAYASA Rivan Syamsurijal Biya Mahasiswa Magister Teknik Industri Universitas Trisakti Jakarta Abstraksi Penggunaan Pohon Keputusan untuk memilih Jalur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk mengurangi tekanan perkembangan penduduk di Ibukota. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dan pembangunan di wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian penduduk perdesaan ke kota dengan anggapan akan
Lebih terperinciD E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
ANALISIS PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI OPTIMAL DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI DI PTPN IV TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPenentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab
Lebih terperinciPerbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM
Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM Zeus Abdi Yuwono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: Management at finished goods warehouse owned by PT. FSCM Manufacturing Indonesia is less effective. That
Lebih terperinciBAB V Hasil dan Pembahasan
43 BAB V Hasil dan Pembahasan Bagian ini memberikan gambaran tentang hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian Inventori Emisi Gas Rumah Kaca (CO 2 dan CH 4 ) dari Sektor Transportasi dengan Pendekatan
Lebih terperinciGambar 4.40 Layar Pelanggan
162 penghapusan dapat ditekan tombol tidak, maka akan kembali ke layar pegawai. 1. Layar Pelanggan Kemudian jika user meng-klik menu pelanggan maka akan ditampilkan layar pelanggan dan muncul submenu input
Lebih terperinciAPLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan)
APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan) Hijri Virgiawan, Wahyuda, & Muriani Emelda Isharyani
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Selama ini PT. ANINDO PUTERA PERKASA menyewa alat angkut truk kecil engkel, truk trailer, dan truk tronton
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya adalah mencari lokasi dan alamat outlet penjualan roti tawar citarasa bakery yang diantarkan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciPerbaikan Sistem Pergudangan di PT. X
Perbaikan Sistem Pergudangan di PT. X Otto Pratama 1, I Gede Agus Widyadana 2 ABSTRACT: This paper anlayze PT X warehouse system since some problems that are faced by the company such as full capacity
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX
LAPORAN TUGAS AKHIR PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX, NEAREST INSERT DAN NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus : PT. PRIMATEXCO INDONESIA) Jalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angkutan Undang undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mendefinisikan angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Rute Pengiriman Dengan Menggunakan Metode Nearest Neighbour Dan Branch And Bound Di Home Industry Donat Enak Bandung
Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Usulan Perbaikan Rute Pengiriman Dengan Menggunakan Metode Nearest Neighbour
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan
BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Layanan Bisnis Pada umumnya proses layanan bisnis yang digunakan setiap perusahaan jasa penyewaan kapal untuk mendistribusikan barang adalah perusahaan tersebut mengikuti
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI
Seminar Nasional IENACO - ISSN: - OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI Ida Nursanti *, Supriyanto Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri
Lebih terperinci