BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan dari proses produksi. Masalah yang sering muncul karena adanya ketidaksesuaian antara produk yang dibuat dengan spesifikasi standar yang telah di tetapkan sehingga persentase produk cacat dari hasil produksi per hari cenderung tidak stabil, oleh karena itu pihak manajemen menargetkan agar persentase produk cacat dapat turun hingga 5 % dari jumlah produksi yang ada setiap bulannya. Persentase produk cacat yang cenderung tidak stabil dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keadaan mesin, struktur permukaan dies, kondisi material, operator yang menjalankan mesin serta metode dari proses pengendalian kualitas tersebut. Proses pemeriksaan terhadap produk dilakukan sebagai cara untuk mengetahui dan menemukan cacat yang terdapat pada produk yang telah di produksi, namun masalah yang ada tidak dapat teratasi dengan adanya aktivitas pemeriksaan tersebut, karena apabila ditemukan cacat maka produk tersebut akan dilakukan proses repair. Pemeriksaan produk dilakukan pada produk setelah proses produksi selesai serta pada saat produk akan dikirim.

2 Pengumpulan Data Pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan informasi guna membantu dalam pemecahan masalah. Data yang ada berupa data laporan harian produksi back door D99 selama bulan Agustus hingga Oktober Data diambil pada bulan Agustus sampai Oktober. Untuk data selama bulan Agustus hingga Oktober dapat dilihat dari tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Laporan produksi Back Door bulan Agustus - Oktober No Bulan Jumlah Produksi Jumlah Defect (Unit) (Unit) 1 Agustus September Oktober Dari data diatas terlihat bahwa produksi produk yang dihasilkan selama 3 bulan mengalami defect setiap bulannya, dan perlu dilakukan pengolahan data guna untuk mendapatkan akar permasalahannya yang kemudian dilakukan analisa sehingga dapat mencapai suatu solusi yang optimal. 4.3 Pengolahan Data Data yang akan diolah dan dianalisa adalah data yang ada pada tabel 4.1 setiap bulannya.

3 30 berikut. Pada bulan Agustus jumlah hari produksi adalah 27 hari dengan data sebagai Tabel 4.2 Laporan produksi bulan Agustus Jumlah Produksi Jumlah Defect Proporsi Defect Persentase (Unit) (Unit) (%) Dari data diatas (untuk rincian data bulan Agustus dapat dilihat pada lampiran 1) maka dapat dilakukan perhitungan untuk batas kendali atas dan batas kendali bawah yaitu : Sampel rata rata (n) n = = 95 Garis pusat P P = = Batas Atas (UCL) UCL = ( ) 95 =

4 31 Batas Bawah (LCL) LCL = ( ) 95 = Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dilihat grafik peta kendali untuk bulan Agustus adalah sebagai berikut : Grafik proporsi cacat Agustus 0.25 Proporsi defect Proporsi Defect UCL LCL Hari produksi Gambar 4.1 Grafik peta kendali bulan Agustus Berdasarkan hasil jumlah defect yang ada pada bulan Agustus maka dapat dilihat data defect produk berdasarkan jenisnya yang ada seperti pada tabel 4.3 dan grafik jenis defect pada gambar 4.2

5 32 Tabel 4.3 Jenis defect pada back door Oktober No Item Defect Amount Defect % 1 Dent Wave Broken Scratch Bump Gram Stain Total Defect on August Amount Amount Dent Wave Broken Scratch Bump Gram Stain Kind Defect Gambar 4.2 Grafik jenis defect Agustus Dari tabel 4.3 dapat dilihat Fluktuasi dari nilai persentase cacat produk Back Door pada bulan Agustus dapat dilihat bahwa persentase paling besar adalah defect Stain. dengan 34,5 % dan persentase paling kecil adalah defect broken sebesar 5,1 %.

6 33 Pada bulan September jumlah hari produksi adalah 27 hari dengan laporan sebagai berikut. Tabel 4.4 Laporan produksi bulan September Jumlah Produksi Jumlah Defect Proporsi Defect Persentase (Unit) (Unit) (%) Dari data diatas (untuk rincian data bulan September dapat dilihat pada lampiran 3), maka dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan batas kendali atas dan batas kendali bawah yaitu : Sampel rata rata (n) n = = 88 Garis pusat P P = = Batas Atas (UCL) UCL = ( ) 88 =

7 34 Batas Bawah (LCL) LCL = ( ) 88 = Dari keterangan perhitungan diatas maka pada saat produksi dan defect pada bulan September didapat bagan dan peta kendalinya Grafik proporsi cacat September 0.25 Proporsi defect Proporsi Defect UCL LCL Hari Produksi Gambar 4.3 Grafik peta kendali bulan September Berdasarkan hasil jumlah defect yang ada pada bulan September maka dapat dilihat data defect produk berdasarkan jenisnya yang ada seperti pada tabel 4.5 dan grafik jenis defect pada gambar 4.4

8 35 Tabel 4.5 Data jenis defect pada back door September No Item Defect Amount Defect % 1 Dent Wave Broken Scratch Bump Gram Stain Total Defect on September Dent Wave Broken Amount Scratch Bump Gram Stain Amount Kind Defect Gambar 4.4 Grafik jenis defect September Berdasarkan laporan produksi bulan September, jumlah hari produksi adalah 27 hari kerja. Jumlah produk back door menurun, sehingga fluktuasi nilai persentase cacat produk back Door bulan September dengan persentase cacat paling rendah dari bulan September yaitu broken dengan 6,1 % dan persentase cacat paling tinggi pada bulan September yaitu stain dengan 35,4 %.

9 36 berikut. Pada bulan Oktober jumlah hari produksi adalah 23 hari dengan laporan sebagai Tabel 4.6 Laporan produksi bulan Oktober Jumlah Produksi Jumlah Defect Proporsi Defect Persentase (Unit) (Unit) (%) Dari data diatas (untuk rincian data bulan Oktober dapat dilihat pada lampiran 5), maka dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan batas kendali atas dan batas kendali bawah yaitu : Sampel rata rata (n) n = = 94 Garis pusat P P = = Batas Atas (UCL) UCL = ( ) 94 =

10 37 Batas Bawah (LCL) LCL = ( ) 94 = Dari keterangan perhitungan diatas maka pada saat produksi dan defect pada bulan Oktober didapat bagan dan peta kendalinya Grafik proporsi cacat bulan oktober 0.25 proporsi defect Proporsi Defect UCL LCL Hari kerja produksi Gambar 4.5 Grafik peta kendali bulan Oktober Berdasarkan hasil jumlah defect yang ada pada bulan Oktober maka dapat dilihat data defect produk berdasarkan jenisnya yang ada seperti pada tabel 4.7 dan grafik jenis defect pada gambar 4.6

11 38 Tabel 4.7 Data jenis defect pada back door Oktober No Item Defect Amount Defect % 1 Dent Wave Broken Scratch Bump Gram Stain Total Defect on October Dent Wave Broken Scratch Bump Gram Stain Amount Amount Kind Defect Gambar 4.6 Grafik jenis defect Oktober Berdasarkan laporan produksi bulan Oktober, jumlah hari produksi adalah 23 hari kerja. Jumlah produk back door dengan nilai persentase cacat produk back Door bulan Oktober dengan persentase cacat paling rendah dari bulan Oktober yaitu broken dan wave dengan 6,0 % dan persentase cacat paling tinggi pada bulan Oktober yaitu Stain dengan 41,4 %.

12 Pareto Masalah Dari data selama bulan Agustus sampai dengan Oktober maka dapat dibuat untuk pareto masalah yang berguna untuk mengetahui masalah yang dominan, dengan data pareto seperti tabel 4.8 dan gambar 4.7 Tabel 4.8 Data Pareto defect Agustus September No Item Defect Amount Defect % 1 Stain Dent Scratch Gram Bump Wave Broken Total Pareto Defect Amount Stain Dent Scratch Gram Bump Wave Broken Kind of defect Amount Defect % Gambar 4.7 Grafik pareto defect Agustus Oktober

13 40 Data defect yang ada telah terlihat bahwa masalah defect terbesar yang muncul pada bulan Agustus sampai Oktober yaitu stain defect, dimana pada setiap bulannya masalah stain selalu menjadi defect yang paling dominan di setiap bulannya dengan total sebesar 36.9 %. 4.5 Analisa Masalah Dari data diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan pengendalian kualitas dengan menggunakan metode proporsi cacat yang seluruh hasil produk back door selama bulan Agustus sampai dengan Oktober proporsi cacat masih berada di antara batas atas dan batas bawah (antara UCL dan LCL), akan tetapi manajemen menetapkan bahwa defect produk yang ada harus berada di bawah level 5 % secara bertahap setiap bulannya dari hasil produksi yang ada. Analisa masalah digunakan untuk mengevaluasi akar penyebab dari masalah yang ada, karena produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Dari masalah yang ada, semua masalah terfokus pada kualitas dari produk yang tidak sempurna. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah : 1. manusia; yaitu operator yang bertanggung jawab terhadap proses produksi serta operator pada bagian inspeksi. 2. mesin; yaitu kondisi dari mesin yang digunakan untuk produksi. 3. material; yaitu material yang digunakan pada saat proses produksi. 4. metode; yaitu metode dari pengendalian kualitas yang digunakan. 5. lingkungan; yaitu lingkungan tempat kerja yang digunakan.

14 41 Gambar 4.8 Fishbone Stain Defect problem Lingkungan Mesin Manusia Kondisi lingkungan tempat Perawatan mesin Belum adanya kesadaran kerja yang crowded kurang maksimal dalam menerapkan 5S Kurang menjaga 5S Sering ada masalah Factory building Setting parameter berubah pada mesin Kurang dapat mengatasi Belum mendapatkan sudah terlalu tua masalah lebih awal training 5S Kurang adanya kontrol untuk setting parameter Prosedur belum optimal STAIN DEFECT PROBLEM Masalah dan pengatasannya Belum ada alat Adanya defect pada kurang terdokumentasi Data dan informasi pereduksi debu material yang akan belum terintegrasi di proses form dokumentasi kurang memadai Metode baku untuk pengendalian kualitas kurang optimal Kurangnya pengecekan Defect hanya ditanggulangi terhadap material WIP setelah proses produksi finish Methode Alat Material

15 42 NO FAKTOR MASALAH PENYEBAB TINDAKAN Kurang menjaga Kurang pahamnya Mengadakan training 5S diarea produksi operator tentang 5S 5S pada operator stamping produksi 1 Manusia Kurang dapat Prosedur untuk Membuat prosedur mengatasi masalah mengatasi masalah kerja untuk proses lebih awal lebih awal belum di produksi dan optimalisasi pengatasan masalah Produktivitas Sering ada masalah Memendekkan berkurang pada mesin dan dies interval waktu untuk 2 Mesin (kebocoran oli, masalah pada dies, perawatan dan inspeksi mesin dll) Belum adanya alat pereduksi debu 3 Alat 4 Material Adanya defect pada material yang akan diproses Kurang ada kontrol untuk pemeriksaan setting parameter Kurangnya pengecekan terhadap material WIP (work in Process) yang ada Di install alat pereduksi debu dust collector dan Green Screen di area produksi Dilakukan pengecekan terhadap material yang akan diproses

16 43 NO FAKTOR MASALAH PENYEBAB TINDAKAN a) Metode baku a) Data dan Dibuatkan sistem untuk informasi untuk yang pengendalian pengendalian mengintegrasikan kualitas kurang kualitas tidak semua informasi optimal terintegrasi. untuk menunjang proses pengendalian kualitas. 5 Metode b) Masalah dan pengatasannya kurang form dokumentasi kurang memadai Dibuatkan form dokumentasi masalah secara detail terdokumentasi c) Masalah defect hanya ditanggulangi Masih menggunakan system quality built in product Menerapkan system pengendalian quality built in process setelah proses produksi finish Kondisi a) Banyaknya mesin Melakukan safety lingkungan tempat yang dan membersihkan kerja crowded menimbulkan area produksi 6 Lingkungan Factory Building kebisingan b) Kebersihan area sebelum dan setelah produksi. yang terlalu tua produksi dan Melakukan renovasi mesin tidak terhadap bangunan terjaga

17 Konsep quality built in process Berdasarkan analisa dari diagram sebab akibat, metode merupakan masalah utama yang perlu untuk diperbaiki. Metode dari sistem pengendalian kualitas yang akan diterapkan adalah sistem quality built in process. Sistem quality built in process mengidentifikasikan secara dini masalah yang muncul dari setiap proses produksinya. Tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah yang terjadi adalah dengan menggunakan monitor kualitas dengan quality built in process yang disetiap prosesnya dikirimkan suatu inspector sehingga produk yang ditemui terdapat tidak kesesuaian dapat langsung ditanggulangi pada saat itu juga. 4.7 Alat pendukung Alat pendukung diperlukan untuk mendapatkan sistem pengendalian kualitas yang diinginkan dalam bentuk laporan semua kegiatan serta kejadian yang berpengaruh pada proses produksi dan pengendalian kualitas serta dalam bentuk perangkat pendukung untuk kelancaran proses produksi dan proses perbaikan dari mutu. Alat pendukung untuk system quality built in process: 1. Laporan cacat. Fungsi dari laporan ini adalah untuk mendapatkan informasi rinci dari cacat yang paling sering terjadi pada satu periode produksi. Informasi ini digunakan untuk perbaikan proses produksi periode selanjutnya.

18 45 2. Setting parameter mesin. Laporan ini berfungsi untuk mencatat semua perubahan pada parameter setting mesin dan hasil dari produk yang didapat dengan merubah setting parameter mesin. 3. Laporan harian produksi. Berfungsi untuk mencatat total produksi, perhitungan persentase cacat per hari serta mengumpulkan data lewat lembar periksa (check sheet) yang digunakan untuk proses identifikasi masalah dari proses yang berjalan. 4. Form PICA (Problem Identification and Correction Action). Lembaran ini digunakan untuk mencatat semua persoalan dan perbaikan yang dilakukan. Form PICA didokumentasikan sebagai acuan untuk pengatasan masalah bila muncul masalah yang sama. 5. P5M ( pertemuan lima menit). P5M merupakan pertemuan yang dilakukan setiap memulai produksi untuk membicarakan masalah yang terjadi pada produksi sebelumnya dan rencana produksi dan perbaikan yang akan dilakukan. 6. Control Chart Diagram, merupakan salah satu tool yang digunakan untuk mengontrol cacat / defect yang terjadi guna mengetahui kondisi batas control kualitas pada produk yang dihasilkan.

19 Sistem produksi yang berjalan Sistem produksi di PT Astra Daihatsu Motor Stamping Plant secara keseluruhan terdiri dari : MULAI LAPORAN HARIAN PRODUKSI P5M PROSES PRODUKSI SCRAP NG HASIL PRODUKSI PEMERIKSAAN NG PERBAIKAN OK OK PENYIMPANAN DO PENGIRIMAN Gambar 4.9 Skema sistem yang berjalan

20 Rancangan Sistem Quality Built in Process Pada proses produksi ini sistem quality built in process akan diterapkan untuk pengendalian kualitas. Tujuan dari sistem quality built in process adalah: 1. Mengawasi setiap proses produksi agar produk yang cacat tidak dikirim ke proses berikutnya 2. Mendeteksi sedini mungkin terjadinya kesalahan proses untuk mengambil tindakan preventif menghindari berlanjutnya proses yang menyebabkan terjadinya cacat 3. Menurunkan produk yang defect karena proses produksi. Sistem quality built in process yang akan diterapkan terdiri dari proses produksi, pengendalian dan perbaikan proses produksi serta pendokumentasian dari proses, dalam dokumentasi dari laporan harian terdapat: a. Laporan jumlah produksi yang berisi jumlah dari produk OK maupun produk NG serta persentase dari cacat yang terjadi. b. Laporan kerusakan mesin yang digunakan untuk mencatat setiap kerusakan yang terjadi pada mesin, tindakan yang dilakukan serta waktu perbaikan. c. Laporan pemakaian material yang digunakan untuk mencatat jumlah material yang dipakai, serta jenis dari material yang digunakan. d. Lembar periksa setting parameter mesin digunakan untuk mencatat perubahan terhadap setting mesin baik yang dilakukan karena kegiatan resetting maupun perubahan parameter yang dapat mempengaruhi produk.

21 48 dan dalam dokumentasi laporan cacat terdapat: a. Perincian jumlah serta jenis cacat yang dilaporkan. b. Lembar periksa cacat produksi yang digunakan untuk mencatat data dari cacat produk hasil produksi Tabel 4.9 Metode why-why untuk pemecahan dari pareto masalah NO PERTANYAAN JAWABAN 1 Mengapa persentase cacat stain mencapai 36,9%? Proses produksi diteruskan walaupun cacat stain telah menjadi dominan pada produk 2 Mengapa proses produksi diteruskan walaupun cacat stain telah menjadi dominan pada produk? Operator tidak mengetahui cara untuk meminimalisasikan jumlah cacat stain 3 Mengapa operator tidak mengetahui cara eliminasi jumlah cacat stain? Karena diperlukan alat untuk meminimalisasi cacat stain 4 Mengapa proses produksi belum dilengkapi dengan alat meminimalisasi cacat stain? Karena sistem yang ada belum memiliki alat untuk meminimalisasikan cacat stain Setelah mengetahui sumber permasalahan, maka dilakukan perencanaan untuk melakukan solusi pemecahan dari masalah yang ada. Dari evaluasi masalah yang telah dilakukan, perencanaan tindakan perbaikan yang dilakukan adalah perancangan

22 49 alat untuk meminimalisasi cacat stain, penambahan green screen dan dust collector pada area produksi. Setelah perencanaan dan tindakan perbaikan dilakukan, maka dilakukan proses monitoring terhadap hasil dari perbaikan. Tabel 4.10 Perencanaan dan tindakan perbaikan proses terhadap cacat stain NO MASALAH TINDAKAN TANGGAL BATAS WAKTU PIC HASIL 1 Area produksi masih banyak terdapat partikel debu yang dapat mengakibatka n defect stain pada produk yang di hasilkan Melengkapi dan installation alat penghalang partikel debu Disekitar area produksi Team Dust Collector & Green Screen tersedia 4.10 Uji coba konsep Dalam uji coba sistem rancangan pada bulan November, pada produksi bulan November terjadi penurunan rata-rata persentase cacat dari hasil proses produksi back door menjadi 4,88 % (untuk rincian data bulan November dapat dilihat pada lampiran 7). Namun masih terjadi persentase cacat harian yang melebihi dari persentase batas atas yang diberikan manajemen yaitu 5% yang terjadi pada tanggal 1, 2, 3 November

23 50 karena ada proses instalasi alat untuk mereduksi stain defect di area produksi back door Grafik persentase defect November persentase defect tanggal produksi Persentase (%) Target (%) Gambar 4.10 Grafik peta kendali bulan November Berdasarkan hasil jumlah defect yang ada pada bulan November maka dapat dilihat data defect produk berdasarkan jenisnya yang ada seperti pada tabel 4.10 dan grafik jenis defect pada gambar 4.11 Tabel 4.11 Data jenis defect pada back door November No Item Defect Amount Defect % 1 Stain Dent Scratch Gram Bump Wave Broken Total

24 51 Pareto defect November Jumlah defect Amount Acc 20 0 Stain Dent Scratch Gram Bump Wave Broken Jenis defect Gambar 4.11 Grafik pareto November Bila dilihat dari grafik diatas defect stain mengalami penurunan yang signifikan dari bulan Agustus Oktober ke bulan November yang dikarenakan ada nya tool untuk mereduksi defect tersebut yaitu dengan menggunakan green screen dan dust collector di area back door tersebut yaitu seperti pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Data Defect Stain Agustus - November No Month Amount 1 Agustus September 98 3 Oktober November 34

25 52 Stain defect Jumlah defect Amount 0 Agustus September Oktober November Bulan Gambar 4.12 Grafik defect stain Agustus - November 4.11 Analisa Uji Coba dan Perbandingan Sistem Analisa digunakan untuk evaluasi dari uji coba yang dilakukan serta untuk membandingkan sistem rancangan dengan sistem yang berjalan Analisa hasil uji coba Dari hasil uji coba sistem rancangan yang dilakukan terjadi penurunan persentase cacat rata-rata menjadi 4,88 % pada bulan november berada dibawah yang ditetapkan oleh manajemen, namun masih terdapat masalah yang muncul saat uji coba sistem yaitu masih terdapat masalah stain defect. Tetapi dari jumlah total defect perbulannya stain defect mengalami penurunan yang signifikan

26 Analisa perbandingan sistem rancangan dengan sistem berjalan Pada sistem yang berjalan saat ini, pengendalian kualitas dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap hasil dari produksi. Produk yang dihasilkan melewati proses pemeriksaan untuk mengetahui tingkat cacat dari produk sebelum penyimpanan. Bila produk dapat diperbaiki maka akan dilakukan perbaikan pada produk dan produk dimasukkan ke dalam penyimpanan, bila produk tidak dapat diperbaiki maka produk akan menjadi scrap. Pada sistem quality built in process, untuk mendapatkan produk yang berkualitas, proses lebih diperhatikan dibanding dengan pemeriksaan terhadap hasil produksi. Untuk pemecahan masalah tindakan korektif atau perbaikan dilakukan dengan didasarkan pada hasil dokumentasi dari proses. Sistem quality built in process dilengkapi dengan standarisasi dari proses yang diambil dari dokumentasi perbaikan proses yang telah dilakukan, dimana standarisasi tersebut diimplementasikan pada proses produksi untuk menjaga kualitas dari proses dan produk yang dihasilkan.

27 54 MULAI P5M LAPORAN HARIAN PRODUKSI YA PROSES PRODUKSI HASIL PRODUKSI MASALAH PENAGGULANGAN MASALAH BERHASIL? TIDAK LAPORAN MASALAH DAN PENANGGULANGAN NG PEMERIKSAAN PERBAIKAN? NG PENYIMPANAN OK OK SCRAP DO PENGIRIMAN

28 55 Dari hasil perbandingan dari sistem berjalan dan sistem rancangan, maka didapat hasil dari perbandingan sebagai pada tabel 4.13: Tabel 4.13 Perbandingan sistem berjalan dengan sistem rancangan NO PROSES SISTEM SISTEM QUALITY BUILT IN BERJALAN PROCESS 1 Proses Terfokus pada Fokus pada hasil dan proses pengendalian produk yang produksi yang berjalan untuk dihasilkan menghasilkan produk yang baik 2 Dokumentasi Digunakan untuk mencatat masalah yang terjadi Digunakan sebagai sumber data dan informasi untuk pemecahan masalah 3 Pemecahan masalah Dilakukan tindakan korektif terhadap masalah yang terjadi Dilakukan identifikasi terhadap masalah yang terjadi untuk mengetahui sumber masalah utama sehingga masalah tidak terjadi secara kontinu di proses berikutnya 4 Standarisasi proses Hasil dari perbaikan Hasil dari perbaikan dilakukan pada hasil diimplementasikan pada proses produksi produksi untuk menjaga kualitas dari proses dan produk yang dihasilkan. Dari proses pengendalian, proses berjalan melaksanakan pemeriksaan terhadap proses produksi, sedangkan pada sistem rancangan, pengendalian dilakukan baik pada produk maupun pada proses yang berjalan.

29 56 Dokumentasi pada sistem yang sekarang berjalan digunakan hanya sebagai alat untuk pelaporan masalah, sedangkan pada sistem rancangan dokumentasi berfungsi sebagai sumber data yang digunakan untuk proses identifikasi dari masalah. Pemecahan masalah pada sistem berjalan langsung pada pengambilan tindakan korektif terhadap masalah yang dihadapi, sedangkan pada sistem rancangan, selain tindakan korektif juga dilakukan proses identifikasi masalah untuk mendapatkan sumber dari masalah yang dihadapi, sehingga tindakan yang diambil tepat pada sumber masalah. Standarisasi proses pada sistem rancangan berfungsi untuk menjaga konsistensi dari proses dan hasil prduksi yang berjalan, dimana proses perbaikan dari proses yang berkesinambungan merupakan tujuan dari standarisasi proses. Dari hasil uji coba sistem rancangan, rata-rata persentase cacat produk yang dihasilkan pada saat uji coba yaitu pada periode November mengalami penurunan meskipun masih ada masalah cacat stain dari total cacat yang terjadi. Perbaikan dari proses produksi sudah dapat dijalankan dan menghasilkan alat pendukung baru yang membantu dalam proses pengendalian dari proses yang berjalan dalam mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan. Dari hasil perbandingan sistem rancangan dengan sistem yang masih berjalan, sistem quality built in process memiliki sub sistem yang difungsikan untuk perbaikan proses berkesinambungan untuk mendapatkan proses yang lebih baik serta hasil dari proses produksi yang memiliki spesifikasi sesuai dengan harapan dari pelanggan. Sub sistem pengendalian dan perbaikan yang dimiliki oleh sistem quality built in process

30 57 terdiri dari alat pengendali dari proses, dokumentasi dari proses sebagai sumber data dan informasi untuk proses perbaikan dan alat untuk pemecahan masalah yang berfungsi untuk mencari solusi dari perbaikan dari proses. Dari solusi yang ada dilakukan proses perencanaan dan dilanjutkan dengan implementasi pada proses produksi dan dimonitor untuk mengetahui hasil yang didapat. Bila implementasi solusi berdampak baik pada proses produksi, maka implementasi tersebut dijadikan standar dari proses produksi.

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian. BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Definisi Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu tertentu dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas,

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga pemecahan masalah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI STUDI PENDAHULUAN STUDI PUSTAKA IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Diagram Paretto Diagram Fishbone FMEA Merancang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian 1. Menganalisis jenis cacat yang

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 1 (2016), hal 1-8 ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Awaliyah, M. Novitasari Mara, Shantika Martha INTISARI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menekan waktu proses pembuatan coklat compound yang digunakan untuk produksi produk X. Waktu pembuatan coklat compound saat ini adalah 150 menit,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 05 ABSTRAK PT Ateja Multi Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil, dimana produk yang dihasilkannya berupa kain untuk public transportation berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : - Data Produksi Pembuatan Diagram Alir Produksi Hitung Proporsi Cacat proses

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia industri sudah sangat ketat, khususnya industri kreatif. Sehingga setiap perusahaan perlu untuk tetap menjaga kualitas produknya, agar memenuhi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pengolahan data telah diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Untuk itu hasil akhir dara data yang telah diproses

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA Shelviana 0700696341 ABSTRAK Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis bukanlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas tersebut dapat diukur ciri-ciri kualitas dari produk yang ada, membandingkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Adapun data yang diperoleh adalah jumlah dan jenis-jenis cacat pada proses welding hasil audit dari periode akhir September Oktober 2004. Tabel 4.1

Lebih terperinci