BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
|
|
- Widya Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pada tahap ini akan dijelaskan secara lebih detail mengenai data-data bahan penelitian berupa data masing-masing pemasok yang akan diimplementasikan Milk-run delivery untuk wilayah kawasan industri MM2100, jarak antar lokasi pemasok yang akan digunakan sebagai pertimbangan penentuan rute perjalanan logistic partner dalam melakukan pengambilan part dari satu pemasok ke pemasok lainnya, dan data-data lainnya Daerah Penelitian Lokasi pemasok yang akan dijadikan objek penelitian adalah pemasok yang berlokasi di wilayah kawasan industri MM2100, hal ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan yaitu : a) Didalam 1 (satu) kawasan industri dengan PT. XYZ sehingga diharapkan tingkat keterlambatan akibat kemacetan jalan dapat diminimalisasikan b) Trafic pengiriman barang tinggi, sehingga memungkinkan untuk dilakukan optimalisasi delivery. Untuk lebih memperjelas lokasi dari masing-masing pemasok di wilayah kawasan Industri MM2100, berikut gambaran peta lokasi MM2100 seperti pada gambar 4.1 dibawah ini Sumber : Peta wilayah JABOTABEK skala 1 : Gambar 4. 1 Lokasi pemasok PT. XYZ
2 31 Sumber : MM2100 Gambar 4.2 Peta lokasi kawasan industri MM2100 tahun 2007
3 Data Pemasok Pada tabel berikut ini akan dijelaskan mengenai data pemasok yang berlokasi di dalam kawasan industri MM2100. Data berikut meliputi nama pemasok dan produk utama dari masing-masing pemasok untuk menunjang produksi unit di PT. XYZ. Secara lengkap akan dijelaskan pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4. 1 Data Pemasok di Kawasan Industri MM2100 No Nama Pemasok Produk 1 PT. Honda Lock Indonesia Key Set 2 PT. Jaya Victori Indonesia Switch Assy Side Stand 3 PT. Shindengen Indonesia CDI, Regulator Assy 4 PT. Toyo Denso Indonesia Coil Ign 5 PT. Shinto Kogyo Indonesia Part Plastic 6 PT. NOK Indonesia Seal 7 PT. Federal Nittan Indonesia Valve Sumber : Internal Warehouse Plant 3 Cikarang Model Pengadaan Part Local di PT. XYZ Pemasok yang melakukan pengiriman ke PT. XYZ Plant 3 saat ini menggunakan metode direct delivery dimana masing-masing pemasok mengirimkan barang langsung ke PT. XYZ sehingga tingkat kedatangan kendaraan tinggi pada area receiving dan jarak perjalanan menjadi lebih panjang. Berikut ini alur pengiriman yang dilakukan oleh pemasok di kawasan industri MM2100 pada gambar 4.3 dibawah ini : Sumber : Internal Warehouse Plant 3 Cikarang Gambar 4. 3 Model Supply Chain Sepeda Motor saat ini di PT. XYZ pada lokasi kawasan Industri MM2100
4 Cycle Issue dan Frekwensi Pengiriman Frekwensi pengiriman yang dilakukan oleh pemasok disesuaikan dengan cycle issue yang sudah ditentukan oleh PT. XYZ, pola cycle issue ini menyesuaikan dengan pola rencana produksi unit dan level stock yang sudah ditentukan oleh PT. XYZ. Berikut ini data frekwensi pengiriman pemasok di kawasan industri MM2100 : Tabel 4.2 Frekwensi Pengiriman Pemasok kawasan MM2100 No Nama Pemasok cycle issue 1 PT. Honda Lock Indonesia 1:2:4 2 PT. Jaya Victory Indonesia 1:1:2 3 PT. Shindengen Indonesia 1:1:2 4 PT. Toyo Denso Indonesia 1:2:4 5 PT. Shinto Kogyo Indonesia 1:1:2 6 PT. NOK Indonesia 1:1:2 7 PT. Federal Nittan Indonesia 1:1:2 Sumber : Internal Warehouse PT. XYZ Plant Kubikasi Truk Pemasok Kubikasi untuk masing-masing pemasok didapatkan dari dimensi packaging yang digunakan dalam proses pengiriman ke PT. XYZ, sehingga dengan diketahuinya kubikasi kebutuhan per pemasok untuk kebutuhan sehari produksi PT. XYZ maka jumlah trip yang diperlukan dapat ditentukan. Berikut ini adalah volumetix masing-masing pemasok yang berlokasi di kawasan industri MM2100 pada tabel 4.3 dibawah ini : Biaya Pengiriman Tabel 4.3 Tabel Kubikasi Pemasok No Nama Pemasok Muatan 1 PT. Honda Lock Indonesia 22 pallet 2 PT. Jaya Victory Indonesia 5 pallet 3 PT. Shindengen Indonesia 8 pallet 4 PT. Toyo Denso Indonesia 29 pallet 5 PT. Shinto Kogyo Indonesia 14 pallet 6 PT. NOK Indonesia 3 pallet 7 PT. Federal Nittan Indonesia 4 pallet Sumber : Internal Warehouse PT. XYZ Plant 3 Metode Direct Delivery atau pengiriman langsung yang digunakan pemasok dalam melakukan pengiriman barang ke PT. XYZ bembuat biaya pengiriman dibebankan ke masing-masing pemasok dan hal tersebut dibebankan kedalam harga per barang yang dikirimkan. Total biaya pengiriman per hari yang
5 34 dikeluarkan oleh pemasok yang berlokasi di kawasan industri MM2100 sebesar Rp , dengan detail pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Biaya pengiriman per hari masing-masing pemasok No Nama Pemasok Muatan 1 PT. Honda Lock Indonesia Rp PT. Jaya Victory Indonesia Rp PT. Shindengen Indonesia Rp PT. Toyo Denso Indonesia Rp PT. Shinto Kogyo Indonesia Rp PT. NOK Indonesia Rp PT. Federal Nittan Indonesia Rp Sumber : Internal Warehouse PT. XYZ Plant Armada Milk run Data ukuran truk logistic partner dalam hal ini menggunakan Jasa Ekspedisi PT. Serasi Logistik, berikut dimensi armada yang digunakan : Sumber : Internal Warehouse PT. XYZ Plant 3 Gambar 4. 4 Dimensi Truk Milk-run Berikut ini adalah dimensi dari truk yang digunakan dalam Milk run delivery, 4.2 Pengolahan Data Tabel 4.5 Dimensi truk Milk-run Nama Pemasok Panjang Lebar Tinggi Total dimensi armada Total dimensi muatan Sumber : Internal warehouse PT. XYZ Plant Travelling Salesman Problem Data jarak antar pemasok diambil bertujuan untuk dapat menentukan jarak terdekat dari satu pemasok ke pemasok lainnya sehingga didapatkan rute paling efektif yang digunakan oleh logistic partner dalam melakukan pengambilan dan pengiriman barang dari pemasok yang berada di kawasan industri MM2100 ke PT. XYZ. Berikut ini hasil pengolahan data dalam bentuk matrix yang
6 35 menunjukan hubungan jarak antara satu pemasok dengan pemasok lainnya pada tabel 4.6 dibawah ini : Tabel 4.6 Hubungan Jarak antar Pemasok (dalam Km) AHM FNI HLI JVIC NOK SDT SKI TDI AHM FNI 5 HLI JVIC NOK SDT SKI TDI Sumber : Hasil pengolahan data Dari tabel 4.6 kemudian diolah kembali untuk mendapatkan urutan pemasok yang memiliki jarak terkecil yang akan dijadikan dasar dalam penentuan rute yang akan digunakan oleh logistic partner, selain faktor jarak nilai kubikasi juga harus masuk kedalam perhitungan, dikarenaka adanya keterbatasan dari kapasitas truk yang dipergunakan hanya 32 m 3, dari hasil perhitungan diperoleh urutan seperti pada tabel 4.7 dibawah ini : Tabel 4.7 Rute Pengiriman Milk-run dengan metode TSP No Nama Pemasok Muatan Akumulasi muatan 1 PT. Shindengen Indonesia 8 pallet 2 PT. Shinto Kogyo Indonesia 14 pallet 3 PT. Jaya Victory Indonesia 5 pallet 4 PT. Federal Nittan Indonesia 4 pallet 31 pallet 5 PT. Toyo Denso Indonesia 27 pallet 30 pallet 6 PT. NOK Indonesia 3 pallet 7 PT. Honda Lock Indonesia 22 pallet 22 pallet Sumber : Hasil pengolahan data Dari data pada tabel 4.7 didapat informasi bahwa jumlah kebutuhan trip dengan menggunakan metode TSP untuk kebutuhan 1 hari produksi normal adalah sebanyak 3 trip dengan jarak tempuh yang harus dilalui 39 km.
7 Vehicle Routing Problem Dengan menggunakan vehicle routing problem dapat ditentukan nilai penghematan (saving) terbesar melalui persamaan berikut ini : s(i, j) = d (D,i) + d (D, Dimana : D i j = Lokasi PT. XYZ j) - d (i, j) = Lokasi supplier tujuan (i) = Lokasi supplier tujuan (j) setelah dilakukan pengolahan data diperoleh nilai penghematan seperti pada tabel 4.8 dibawah ini : Tabel 4.8 Nilai penghematan (dalam Km) AHM FNI HLI JVIC NOK SDT SKI TDI AHM FNI HLI JVIC NOK SDT SKI TDI Sumber : Hasil pengolahan data Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai saving dengan ranking pada tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.9 Daftar ranking nilai saving jarak No Lokasi awal dan tujuan Nilai saving (km) 1 (TDI,NOK) 13 2 (HLI, TDI) 13 3 (HLI, NOK) (HLI, JVIC) 11 5 (JVIC, TDI) (FNI, HLI) (JVIC, NOK) 10 8 (FNI, JVIC) 9 9 (FNI, NOK) 9 10 (HLI, SKI) 9 11 (JVIC, SKI) (FNI, SKI) 8 13 (NOK, SKI) 8 14 (SKI, TDI) 8 15 (FNI, SDT) (HLI, SDT) 7
8 37 No Lokasi awal dan tujuan Nilai saving (km) 17 (SDT, TDI) 7 18 (JVIC, SDT) (NOK, SDT) (SDT, SKI) 6 Sumber : Pengolahan data Setelah diperoleh daftar ranking nilai saving jarak, langkah selanjutnya adalah menentukan rute yang akan digunakan berdasarkan nilai urutan dan masing-masing kapasitas pemasok. Langkah-langkah menentukan rute : 1. Saving terbesar yang menjadi rute awal yaitu jarak antara PT. TDI dan PT. NOK dari PT. XYZ dengan nilai 13 km, dari PT. XYZ menuju PT. TDI kemudian PT. NOK dengan kapasitas total 32 pallet. 2. Dikarenakan pertimbangan kapasitas dari armada yang digunakan hanya sebesar 32 pallet maka untuk rute ini sudah maksimal. Jadi rute pertama yang harus dilalui logistic partner adalah dari PT. XYZ menuju PT. TDI lalu PT. NOK dan kembali ke PT. XYZ 3. Dengan mengulangi metode diatas diperoleh rute selanjutnya adalah sebagai berikut - Rute II : dari PT. XYZ menuju PT. HLI lalu menuju PT. JVIC lalu PT. FNI dan kembali ke PT. XYZ dengan mautan 31 pallet - Rute III : dari PT. XYZ menuju PT. SDT lalu PT. SKI dan kembali ke PT. XYZ dengan muatan 22 pallet. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode VRP (vehicle routing problem) diperoleh informasi bahwa untuk melakukan pemenuhan kebutuhan produksi 1 hari diperlukan 3 trip pengiriman dengan total jarak tempuh sebesar 36 km. 4.3 Analisis Hasil Pengolahan Data Jumlah Kedatangan Truk Pemasok Setelah dilakukan implementasi Milk-run terjadi penurunan tingkat kepadatan area receiving dikarenakan terjadi penurunan jumlah kendaraan, dari yang awalnya 9 truk menjadi hanya 3 truk. Seperti yang terlihat pada gambar 4.5 dibawah ini.
9 Jumlah armada 0 Direct delivery Milk-run delivery Sumber : Pengolahan Data Gambar 4. 5 Grafik jumlah kedatangan truk sebelum dan setalah Milk-run delivery Penurunan Emisi dan Jarak Tempuh Kendaraan Dengan dilakukannya perbaikan pada proses pengiriman barang dari yang sebelumnya menggunakan metode direct delivery (104 km) menjadi Milk-run delivery dengan menggunakan rute yang ditentukan dengan menggunakan pendekatan VRP (vehicle routing problem) dapat dilakukan saving (penghematan) jarak tempuh sejauh 68 km. hal ini membuat jarak tempuh menjadi lebih pendek sehingga hal ini berdampak baik pada lingkungan, dikarenakan semakin sedikit gas buang (emision) yang dikeluarkan oleh kendaraan. Detail perhitungan unsur senyawa yang mencemari lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini : Tabel 4.10 Perhitungan kadar emisi gas buang kendaraan per tahun Model distribusi Jarak Total Perhitungan (ton/tahun) Dari dan menuju ke part tempuh (km) CO 2 CH 4 N 2 O FNI-XYZ-FNI 2 x 5 10 HLI-XYZ-HLI 2 x 7 x 2 28 JVIC-XYZ-JVIC 2 x 5,5 11 Direct delivery NOK-XYZ-NOK 2 x 6, SDT-XYZ-SDT 2 x 3 6 SKI-XYZ-SKI 2 x 4 8 TDI-XYZ-TDI 2 x 7 x 2 28 Total TSP XYZ-SDT-SKI-JVIC- FNI-XYZ 11 XYZ-TDI-NOK-XYZ XYZ-HLI-XYZ 14 Milk-run Total 39 4,19 0,01 0,20 delivery XYZ-NOK-TDI-XYZ 14 VRP XYZ-HLI-JVIC-FNI- XYZ XYZ-SDT-SKI-XYZ 8 Total Sumber : Pengolahan data
10 39 Dari tabel 4.10 dapat dilihat mengenai perbandingan jumlah emisi yang mencemari udara disekitar kawasan industri MM2100 antara sebelum dan setelah perbaikan, untuk sebelum dilakukannya perbaikan jarak tempuh yang harus dilalui oleh pemasok sejauh 104 km dengan total emisi (CO 2e ) sebesar ton/tahun dan setalah dilakukanya perbaikan dengan pola Milk-run delivery dengan pendekatan VRP ( vehicle routing problem) jarak tempuh yang dilalui menjadi 36 km dan total kadar (CO 2e ) yang dihasilkan dapat ditekan menjadi 4.06 ton/tahun Penghematan Biaya Transportasi Dengan menggunakan Milk-run delivery dapat menghemat biaya transportasi sebesar Rp per hari dari 7 pemasok dikawasan MM2100, dari biaya transportasi sebelumnya sebesar Rp menjadi Rp , nilai penghematan masing-masing pemasok dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini : Tabel 4.11 Nilai Penghematan No Nama Pemasok Direct Delivery Milk-run delivery 1 PT. Jaya Victory Indonesia Rp PT. Shindengen Indonesia Rp Rp PT. Shinto Kogyo Indonesia Rp PT. Federal Nittan Indonesia Rp PT. Toyo Denso Indonesia Rp Rp PT. NOK Indonesia Rp PT. Honda Lock Indonesia Rp Rp Sumber : Pengolahan Data
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Untuk memastikan sistem produksi berjalan dengan lancar diperlukan perencanaan yang matang sehingga segala rencana produksi dapat berjalan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk
BAB V ANALISA DATA 5.1 Rencana Perbaikan Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk mengatasi permasalahan diatas. Milk-run
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada tahapan ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data bahan penelitian yang berupa data masing-masing supplier yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi penelitian berperan untuk membantu agar masalah dapat diselesaikan secara lebih terarah dan sistematis. Dalam metodologi penelitian, akan diuraikan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. No Palet #1 #2 #3 #4 #5 Tipe Part Master Box Master Box Master Box Cushion Cushion 2nd Layer O O O O O 1st Layer X X X X X
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Pallet Pattern Pemasok Area Cikarang Kondisi muatan truk milkrun saat ini sangat tidak optimal. Seperti pembahasan dalam bab 4.3, kondisi muatan truk milkrun Cikarang cycle 1 hanya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai penentuan rute optimum. Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari hampir semua aktivitas industri adalah menekan biaya produksi dan biaya operasional seminimal mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Isuzu dikembangkan pertama kali di Jepang tahun 1937 dan telah menjadi pengembang mesin diesel terkemuka di tingkat global.melayani pelanggan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan terhadap konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan jumlah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan menyusun jadual dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PENYEDIAAN KOMPONEN LOKAL DENGAN METODE SAVING MATRIX UNTUK WILAYAH CIKARANG DI PT.
ANALISIS PERENCANAAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PENYEDIAAN KOMPONEN LOKAL DENGAN METODE SAVING MATRIX UNTUK WILAYAH CIKARANG DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Anggi Oktaviani 1, Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan salah satu permasalahan yang terdapat pada bidang Riset Operasional. Dalam kehidupan nyata, VRP memainkan peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah salah satu bagian dari sistem logistik yang sangat penting. Transportasi itu sendiri digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Tirta Makmur Perkasa adalah perusahaan di bawah naungan Indofood yang bertugas mendistribusikan produk air mineral dalam kemasan dengan merk dagang CLUB di Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen
Lebih terperinciPERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA
PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka pelaku bisnis perlu menerapkan suatu strategi yang tepat agar dapat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini ditandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha produksi dan pendistribusian air minum isi ulang dalam kemasan (AMDK)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi menjadikan persaingan di sektor bisnis menjadi semakin kompetitif, temasuk di daerah Bali, daerah dengan sektor bisnis wisata yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang sama. Menurutnya juga, Sistem Informasi adalah serangkaian
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2009), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang saling berfungsi dengan tujuan yang sama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan (Liquified Petroleum Gasses) dan merupakan produk minyak bumi yang ramah lingkungan dan banyak digunakan oleh rumah
Lebih terperinciMEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG)
Seminar Nasional IENACO 213 ISSN: 23374349 MEMECAHKAN PERMASALAHAN VEHICHLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW MELALUI METODE INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS : PT X WILAYAH BANDUNG) Putri Mety Zalynda Dosen
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Supply Chain Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini akan diuraikan mengenai proses pengumpulan dan pengolahan data hingga terbentuk rute distribusi usulan serta perancangan alat bantu hitung yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Suzuki Indomobil Sales (PT. SIS) adalah Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor merek Suzuki di Indonesia. PT. SIS selaku ATPM hanya melakukan proses produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem transportasi memegang peran penting dalam masalah pendistribusian, karena harus menjamin mobilitas produk di antara berbagai sistem dengan efisiensi tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Distribusi 2.1.1 Definisi Transportasi dan Distribusi Menurut Pujawan dan Mahendrawati (2010), transportasi dan distribusi adalah suatu produk yang berpindah
Lebih terperinciMINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX
MINIMASI BIAYA DALAM PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK MINUMAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX Supriyadi 1, Kholil Mawardi 2, Ahmad Nalhadi 3 Departemen Teknik Industri Universitas Serang Raya supriyadimti@gmail.com,
Lebih terperinciGambar 1.1 Provinsi Dengan Kepadatan Penduduk Tertinggi Tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi ke-4 dan ke-5 se- Indonesia (Badan Pusat Statistik,
Lebih terperinciMANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI
MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian ini dilakukan di PT. Karunia Alam Segar pada tahapan ini di lakukan observasi data dari perusahaan di mana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu barang memegang peranan penting pada perusahaan ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk mendapatkan suatu produk kapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...
Lebih terperinciOptimasi Penyusunan Paket Suku Cadang Pada PT. XYZ Menggunakan Metode Algoritma Genetik
Optimasi Penyusunan Paket Suku Cadang Pada PT. XYZ Menggunakan Metode Algoritma Genetik Ridzky Utomo 1,, Pratya Poeri S 2, Mira Rahayu 3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri,Institut
Lebih terperinciManajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N
Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat
Lebih terperinciMANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI
MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya
Lebih terperinciSKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW
1 SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW DISUSUN OLEH: MARTHA ANANTASIA S (5303005013) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia industri menuntut suatu perusahaan melakukan aktifitas bisnisnya secara optimal. Mulai dari penyediaan barang baku,
Lebih terperinciPenentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan untuk Pengiriman Spon di CV. Prima Maju Jaya
Penentuan Rute dan Penjadwalan Kendaraan untuk Pengiriman Spon di CV. Prima Maju Jaya Thomas Hariono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: Competition in the industry is getting tighter forcing every company
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Supply Chain Management Semakin berkembangya industri, maka persaingan untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat semakin tinggi. Hal ini memaksa para pelaku
Lebih terperinciTugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir PENENTUAN RUTE DALAM PENDISTRIBUSIAN MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai) Diajukan
Lebih terperinciPENYUSUNAN RUTE DISTRIBUSI JUS DALAM KEMASAN MENGGUNAKAN CLARK AND WRIGHT SAVING HEURISTIC
PENYUSUNAN RUTE DISTRIBUSI JUS DALAM KEMASAN MENGGUNAKAN CLARK AND WRIGHT SAVING HEURISTIC Anton Indra Gunawan PT. Astra Honda Motor (AHM), Jakarta antonbedes13@yahoo.com ABSTRACT Presently, the distribution
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap hari, masyarakat tidak akan luput dari kegiatan distribusi barang. Dari rakyat kecil sampai pada perusahaan besar sangat memperhatikan masalah distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan alami atau yang tidak mengandung bahan pengawet buatan merupakan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Selain alasan kesehatan, soal rasa pun bahan makanan
Lebih terperinciPENENTUAN POLA DISTRIBUSI OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX
PENENTUAN POLA DISTRIBUSI OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX UNTUK MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS PEMESANAN (STUDI KASUS DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK NOODLE DIVISION SEMARANG) Evelyn 1, Aries
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:
BAB V PENUTUP Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: 5.1. Simpulan 5.1.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat didentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transportasi yang harus dikeluarkan dalam proses pendistribusian.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendistribusian barang adalah kegiatan yang tidak pernah lepas dari kehidupan. Jarak yang jauh serta penyebaran masyarakat yang meluas menjadi salah satu alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivitas masyarakat akan semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa dampak terhadap permasalahan lingkungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan city logistics pada suatu daerah merupakan suatu hal yang penting. Salah satunya karena penerapan city logistics berkaitan erat dengan regional development
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sustainable Supply Chain Ekonomi dunia yang terus tumbuh, selain memberikan dampak positif pada tingkat kesejahteraan masyarakat dunia juga menghasilkan pengaruh negatif pada lingkungan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DITRIBUSI HASIL PRODUKSI BUKU PADA PT. BINA PUTRA MANDIRI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB V Hasil dan Pembahasan
43 BAB V Hasil dan Pembahasan Bagian ini memberikan gambaran tentang hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian Inventori Emisi Gas Rumah Kaca (CO 2 dan CH 4 ) dari Sektor Transportasi dengan Pendekatan
Lebih terperinciPENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2566 PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA
Lebih terperinciPENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA
PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA Astri Desiana 1, AriYanuar Ridwan 2, Rio Aurachman 3 1, 2, 3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN
PENENTUAN RUTE PENGAMBILAN SAMPAH DI KOTA MERAUKE DENGAN KOMBINASI METODE EKSAK DAN METODE HEURISTIC Endah Wulan Perwitasari Email : dek_endah@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Chopra & Meindl (2007) manajemen rantai pasok dikembangkan untuk mempercepat kebutuhan menyatukan pemrosesan bisnis kunci, dari pemasok awal sampai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua suku kata, yaitu sistem dan informasi. Kata sistem mengandung arti suatu tatanan yang kompleks yang terdiri dari elemen-elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah rawan bencana. Dalam dekade terakhir sudah cukup banyak bencana yang melanda negeri ini. Gempa bumi, gunung meletus,
Lebih terperinciPENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV.
PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SARI JAYA MANDIRI SKRIPSI Oleh : DEDI INDRA GUNAWAN 0632010087 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan cabang distributor dari perusahaan manufaktur yang. memproduksi sandal bermerek Zandilac. Dalam menjalankan usahanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PD. Karunia (Zandilac) adalah perusahaan perdagangan yang merupakan cabang distributor dari perusahaan manufaktur yang memproduksi sandal bermerek Zandilac.
Lebih terperinciManajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq
Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
43 BAB 4 ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang di peroleh dari perusahaan berasal dari departemen logistic dan purchasing. Adapun data-data yang di kumpulkan adalah data permintaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Transportasi Menurut Nasution (2004), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan rute terpendek merupakan suatu jaringan pengarahan rute perjalanan di mana seseorang pengarah jalan ingin menentukan rute terpendek antara dua kota berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki penentuan rute secara tepat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan pengiriman produk kepada
Lebih terperinciPenentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun
29 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2007 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM
PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) DI LINGKUNGAN RW 01 KELURAHAN TANJUNG SENGKUANG KOTA BATAM Larisang Dosen Program Studi Teknik Industri STT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari seluruh kegiatan manusia dan hewan yang tidak berguna atau tidak diinginkan (Tchobanoglous, Theiseen
Lebih terperinciOPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN
Tugas Akhir KI 091391 OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Akhmed Data Fardiaz NRP 5102109046 Dosen Pembimbing Rully Soelaiman, S.Kom.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan di dalam menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi
Lebih terperinci2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan produk berupa kaleng kemasan. Sehingga keberadaan warehouse sangat
Lebih terperinciPENJADWALAN PERJALANAN ALAT TRANSPORTASI UNTUK PENDISTRIBUSIAN DAN LOADING BARANG DI WILAYAH RUTE SUMATERA UTARA PADA PT.BINA TAMA SENTRA FAJAR MEDAN
PENJADWALAN PERJALANAN ALAT TRANSPORTASI UNTUK PENDISTRIBUSIAN DAN LOADING BARANG DI WILAYAH RUTE SUMATERA UTARA PADA PT.BINA TAMA SENTRA FAJAR MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usaha bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena
Lebih terperinciBAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI
BAB IV Sistem Pengadaan Barang yang Sedang Berjalan di Logistic Section pada PT RCTI 4.1 Definisi Logistic Logistik berasal dari bahasa Yunani Logos yang berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,
Lebih terperinciLAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING
LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING I.
Lebih terperinci