BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Seksi A-LC2 memiliki tiga lokasi penyimpanan yang letaknya terpisah sesuai dengan karakteristik masing-masing komponen, yaitu komponen plastik, komponen big parts dan komponen wheel. Pengumpulan data dilakukan di wilayah studi, yaitu di PT. XYZ seksi A-LC2 pada area big parts dan area wheel. Data yang dikumpulkan antara lain: flow process, karakteristik komponen, karakteristik gudang, material handling, dan metode dalam memonitor seluruh barang yang ada Karakteristik Gudang Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwasannya seksi A-LC2 memiliki tiga lokasi penyimpanan yang letaknya terpisah, sesuai dengan karakteristik masingmasing komponen. Masing-masing area penyimpanan memiliki tanggung jawab untuk mengelola parts yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat mensupport proses produksi dengan baik tanpa mengabaikan efisiensi dalam pengelolaannya, Dibawah ini akan membahas mengenai karakteristik gudang yang lebih detail lagi.

2 Layout Gudang Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa seksi A-LC2 memiliki tiga lokasi penyimpanan yang letaknya terpisah sesuai dengan karakteristik masing-masing komponen, yaitu komponen plastik, komponen big parts dan komponen wheel. Mengacu pada area studi yang penulis lakukan, maka penulis hanya membahas area big parts dan area wheel, adapun bentuk layout dan dimensi dari dua area penyimpanan ini dapat dilihat pada gambar layout area penyimpanan dibawah ini:

3 Gambar 4.1. Layout Gudang Seksi A-LC2 76

4 Dimensi Gudang Seperti yang terlihat pada gambar, area penyimpanan untuk komponen big parts terpisah dengan area penyimpanan untuk komponen wheel, dengan ukuran masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1) Area Big parts Komponen yang ada di area ini adalah Main stand, Step bar, Brake pedal, Muffler, Rear grab, area kereta kosong, dan area persiapan. Luas area untuk area untuk masing-masing komponen big parts adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Dimensi Area Big Parts No Area Part Number Ukuran Kereta Dimensi L (m) P (m) Area (m²) 1 Persiapan ,5 x 4 2 Main Stand KTM -xxx x 6 3 Step Bar 5061A-KTL -xxx x 9 4 Brake Pedal 4650A-KVR -xxx ,5 x 5,5 5 Muffler KVR -xxx ,5 x 13 6 Rear Grab KVR -xxx ,5 x 3,5 7 Kereta Kosong x 10 Sumber : PT. XYZ 1. Area persiapan Area ini digunakan untuk menempatkan komponen yang sudah siap dikirim ke line produksi, hal ini dilakukan untuk mempermudah operator dalam mengambil parts yang akan dikirim ke line produksi. Pada area ini terdapat semua komponen yang ada di area big parts, dengan area masingmasing komponen untuk penempatan dua kereta.

5 78 2. Main stand Penyipanan parts main stand dengan menggunakan palet/box yang dapat ditumpuk, sehingga dalam operasionalnya dibutuhkan forklift untuk menurunkan parts yang penempatannya ditumpuk. Untuk mengoptimalkan area yang ada, pada area ini juga dilakukan proses persiapan yaitu memindahkan parts dari palet/box ke kereta. 3. Step bar Penyipanan parts step bar juga dengan menggunakan palet/box yang dapat ditumpuk, dalam operasionalnya juga dibutuhkan forklift untuk menurunkan parts yang penempatannya ditumpuk. Pada area ini dilakukan proses persiapan yaitu memindahkan parts dari palet/box ke kereta, Luas area untuk komponen step bar lebih luas karena step bar yang digunakan masing-masing sepeda motor berbeda-beda. 4. Brake pedal Pernyimpanan parts brake pedal dengan menggunakan kereta dari sub cont, tetapi parts ini juga harus dipersiapkan lagi, atau dipindahkan ke kereta yang digunakan di PT XYZ untuk menyesuaikan jumlah part yang ada dengan ukuran lot yang ditetapkan. Penyimpanan parts ini kereta/paletnya tidak dapat ditumpuk.

6 79 5. Muffler Untuk komponen muffler tidak diakukan persiapan karena parts yang datang dari subcont jumlah parts pada masing-masing keretanya sudah sesuai dengan jumlah lot yang ditetapkan untuk masing-masing kereta. 6. Rear grab Pada komponen rear grab juga tidak diakukan persiapan karena parts yang datang dari subcont jumlah parts pada masing-masing keretanya sudah sesuai dengan jumlah lot yang ditetapkan untuk masing-masing kereta. 7. Area kereta kosong Area ini digunakan sebagai area penempatan sementara kereta kosong yang kembali dari line produksi, selanjutnya kereta tersebut akan dipergunakan kembali dalam proses persiapan. Area ini terdapat pada dua lokasi, yaitu untuk penempatan box kosong dan penempatan kereta kosong. 2) Area Wheel Komponen yang ada di area ini adalah tire, rim, casting wheel, pipe stering, hub, disc brake, small parts, rejection area, area kereta kosong, dan area persiapan. Luas area untuk area untuk masing-masing komponen big parts adalah sebagai berikut:

7 80 Tabel 4.2. Dimensi Area Wheel No Kereta Part Number Ukuran Kereta Dimensi L (m) P (m) Area (m²) 1 CASTING WHEEL FR 44601KTM 87ZZxxx x 8 2 CASTING WHEEL FR 44601KVR 60ZZxxx x 8 3 CASTING WHEEL RR 42601KVL N1ZZxxx x 16 4 CASTING WHEEL RR 42601KVR 60ZZxxx x 16 5 RIM FRONT 1,4 X KPH -xxx x 12 6 RIM REAR1,6 X KEV -xxx x 12 7 HUB ASSY RR 4260B-KVL -xxx ,5 x 9 8 HUB ASSY FR 4460A-KPH -xxx ,5 x 9 9 TIRE ASSY RR KTM -xxx ,5 x TIRE ASSY RR KTM -xxx ,5 x TIRE ASSY FR KTM -xxx ,5 x TIRE ASSY FR KTM -xxx ,5 x TIRE ASSY RR KVR -xxx ,5 x TIRE ASSY FR KVR -xxx ,5 x FLAPE TIRE NUT TIRE TUTUP TIRE DISK BRAKE FR KPH -xxx ,5 x 9 19 DISK BRAKE FR KTM -xxx ,5 x 9 20 DISK BRAKE RR KTM -xxx ,5 x 9 21 SPOKE A10X159, xxx SPOKE A10X158, xxx SPOKE A11X183, xxx SPOKE A11X xxx NIPPLE SPOKE 10 ( 451 ) xxx NIPPLE SPOKE 11 ( 331 ) xxx COLLAR RR KFL -xxx COLLAR FR KPH -xxx COLLAR RR KW7 -xxx COLLAR FR KPH -xxx DUST SEAL 40X50X xxx DUST SEAL 26X37X xxx x OIL SEAL 21X37X KPH -xxx DUMPER RR WHEEL KFL -xxx DUMPER RR WHEEL KW7 -xxx O.RING 40.5X xxx BEARING BALL RAD, 6201 U xxx BEARING BALL RAD, 6201 UU xxx BEARING BALL RADIAL xxx BEARING BALL RAD 6301 UU xxx RETAINER GEAR BOX xxx BOLT BRAKE DISK KGH - xxx 1 1 Sumber : PT. XYZ

8 81 1. Casting Wheel Untuk komponen casting wheel ada dua tipe, yaitu parts lokal dan parts import, untuk parts lokal penyimpanannya dengan menggunakan kereta, sehingga tidak dilakukan proses persiapan. Sedangkan untuk parts yang import penyimpanannya dengan menggunakan palet, sehingga diperlukan proses persiapan. 2. Tire Penyimpanan komponen tire dengan menggunakan kereta, proses persiapannya dilakukan pada saat proses docking, dimana part datang dengan menggunakan truk tanpa disertai dengan kereta, sehingga pada saat proses docking, parts langsung disiapkan kedalam kereta dengan quantity yang sesuai dengan lot yang sudah ditentukan. 3. Rim Penyimpanan komponen ini dengan menggunakan kereta, Pada komponen ini tidak diakukan persiapan karena parts yang datang dari sub cont jumlah parts pada masing-masing keretanya sudah sesuai dengan jumlah lot yang ditetapkan untuk masing-masing kereta. 4. Pipe stering Parts ini sebenarnya masuk ke dalam komponen big parts, tetapi karena keterbatasan area sehingga penempatannya dilakukan diarea wheel, parts ini penyimpanannya dengan menggunakan kereta, pada proses penyimpanannya kereta ini ditumpuk untuk mengoptimalkan area yang

9 82 ada, sehingga pada saat proses penyimpanannya dibutuhkan forklift untuk membantu dalam penempatan kereta yang digunakan, karena parts ini datang dengan quantity yang sudah sesuai dengan lot pada setiap keretanya maka parts ini tidak dilakukan proses persiapan lagi. 5. Hub Penyimpanan komponen ini dengan menggunakan kereta, Pada komponen ini tidak diakukan persiapan karena parts yang datang dari sub cont jumlah parts pada masing-masing keretanya sudah sesuai dengan jumlah lot yang ditetapkan untuk masing-masing kereta. 6. Disc Brake Penyimpanan komponen ini dengan menggunakan kereta, Pada komponen ini tidak selalu diakukan persiapan karena parts yang datang dari sub cont jumlah parts pada masing-masing keretanya ada yang sudah sesuai dengan jumlah lot yang ditetapkan ada juga yang belum sesuai. 7. Small parts Komponen small parts mempunyai area tersendiri, yaitu area yang terpisah dan ada pagar yang mengelilinya. Adapun komponen yang masuk ke dalam kriteria small parts dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

10 83 Tabel 4.3. Area Small parts No Kereta Part Number Ukuran Palet L (m) P (m) 1 SPOKE A10X159, xxx SPOKE A10X158, xxx SPOKE A11X183, xxx SPOKE A11X xxx NIPPLE SPOKE 10 ( 451 ) xxx NIPPLE SPOKE 11 ( 331 ) xxx COLLAR RR KFL -xxx COLLAR FR KPH -xxx COLLAR RR KW7 -xxx COLLAR FR KPH -xxx DUST SEAL 40X50X xxx DUST SEAL 26X37X xxx OIL SEAL 21X37X KPH -xxx DUMPER RR WHEEL KFL -xxx DUMPER RR WHEEL KW7 -xxx O.RING 40.5X xxx BEARING BALL RAD, 6201 U xxx BEARING BALL RAD, 6201 UU xxx BEARING BALL RADIAL xxx BEARING BALL RAD 6301 UU xxx RETAINER GEAR BOX xxx BOLT BRAKE DISK KGH - xxx 1 1 Sumber : PT. XYZ Dimensi Area (m²) 8 x 12 Semua small parts diatas disimpan dengan menggunakan box, dan box tersebut dapat ditumpuk, sehingga walaupun itemnya banyak tapi tidak membutuhkan space yang besar. 8. Rejection area Area ini untuk menempatkan seluruh parts yang bermasalah dengan fisik partsnya, parts yang bermasalah tersebut akan dikembalikan ke sub cont untuk ditukar kembali dengan parts yang OK. Area ini memiliki luas sebesar 2 x 6 m²

11 84 9. Area persiapan Area persiapan pada komponen wheel hanya ada pada area small parts karena hanya pada komponen small parts yang harus dilakukan persiapan sebelum parts tersebut dikirim ke line produksi. Sedangkan untuk komponen yang lain tidak perlu dilakukan persiapan dikarenakan selain penyimpanannya dengan menggunakan kereta, quantity dari parts tersebut juga sudah disesuaikan dengan lot yang ditentukan oleh perusahaan. Luas area persiapan ini adalah 6 x 8 m² Flow process Secara garis besar, proses penanganan komponen yang ada di seksi A-LC2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.2. Flow process seksi A-LC2

12 85 Seperti terlihat pada gambar flow process diatas, seksi A-LC2 memiliki lima aktifitas utama, yaitu proses penerimaan (In), proses penyimpanan (Storage), proses persiapan (Storage), proses keluar (Out) dan proses peanganan parts reject. Adapun aktifitas yang dilakukan pada masing-masing proses antara lain: A. Proses penerimaan (In) 1) Terima dokumen (dokumennya antala lain: Surat jalan, Barcode, Quality inspection sheet, Tag OK) 2) Cek kelengkapan dokumen dan kesesuaian antara dokumen dengan parts yang diterima. 3) Cek visual parts (proses docking). 4) Cek Quantity barang dan sesuaikan dengan dengan dokumen. 5) Bila OK lakukan scan in (Input data pada sistem). 6) Mencatat penambahan stock pada papan informasi. B. Proses penyimpanan (Storage) 1) Menempatkan parts pada lokasi (Box/Rak/Kereta) sesuai dengan masing-masing jenis dan lokasinya. 2) Mencatat penambahan quantity pada kartu stock secara manual. C. Proses persiapan (Prepare) 1) Mengambil kereta kosong dan meletakan pada posisi yang dekat dengan parts yang akan diambil. 2) Mengambil parts pada lokasi (Box/Rak/Kereta) sesuai dengan jenis dan jumlahnya.

13 86 3) Mencatat perubahan stock pada kartu stock. 4) Menaruh kereta pada lokasi pengiriman yang sudah ditentukan. 5) Cek kembali parts dan lokasi penempatan kereta yang akan dikirim ke seksi berikutnya. 6) Mencatat perubahan stock pada papan informasi. 7) Melakukan proses scan persiapan (input data pada sistem) D. Proses keluar (Out) 1) Scan barcode yang sudah discan persiapan dan pastikan barcode sesuai dengan parts yang keluar. 2) Sebelum melakukan scan berikutnya pastikan nomor material dokumen telah terbentuk. 3) Mencatat perubahan stock pada papan informasi. E. Proses parts reject 1) Menerima part dan dokumen dari team Quality yang menyatakan part tersebut reject. 2) Mengganti parts yang reject. 3) Apabila kerusakan disebabkan oleh pihak PT XYZ maka parts tersebut akan ditangani oleh team dari PT XYZ. 4) Apabila kerusakan disebabkan dari supplier maka parts tersebut akan dikembalikan ke supplier untuk ditukar dengan parts yang OK.

14 Karakteristik Komponen Komponen yang ada di seksi A-LC2 memiliki karakteristik berbeda-beda, baik dari ukuran kereta/palet maupun dari jumlah komponen perkereta/palet. Pada komponen big parts terdapat 7 item, sedangkan pada komponen wheel terdapat 42 item. Quantity yang ada pada setiap kereta mengacu pada jumlah yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, disebut dengan lot. Berikut ini adalah tabel komponen yang ada di seksi A-LC2 serta ukuran kereta yang sudah ditentukan oleh perusahaan: Tabel 4.4. Komponen Big parts No NAMA PART PART NUMBER Tipe 1 Pipe Steering KVR -xxx CG0/CH0 CF1 1 2 Main Stand KTM -xxx ALL Step Bar Brake Pedal Muffler 5061A-KTL -xxx 4650A-KVR -xxx KVR -xxx CG0 CH0 CF1 CG0 CH0 CF1 CG0/CH0 CF Rear Grab KVR -xxx CF1 1 7 Double Seat KVR -xxx CF1 CG0/CH0 1 Sumber : PT. XYZ Qty / Unit

15 88 Tabel 4.5. Komponen Wheel NO NAMA PART PART NUMBER TIPE 1 CASTING WHEEL FR 44601KTM 87ZZxxx CH0 1 2 CASTING WHEEL FR 44601KVR 60ZZxxx CF1 1 3 CASTING WHEEL RR 42601KVL N1ZZxxx CH0 1 4 CASTING WHEEL RR 42601KVR 60ZZxxx CF1 1 5 RIM FRONT 1,4 X KPH -xxx CG0 1 6 RIM REAR1,6 X KEV -xxx CG0 1 7 HUB ASSY RR 4260B-KVL -xxx CG0 1 8 HUB ASSY FR 4460A-KPH -xxx CG0 1 9 TIRE ASSY RR KTM -xxx CASTING 1 10 TIRE ASSY RR KTM -xxx SPOKE 1 11 TIRE ASSY FR KTM -xxx CASTING 1 12 TIRE ASSY FR KTM -xxx SPOKE 1 13 TIRE ASSY RR KVR -xxx CASTING 1 14 TIRE ASSY FR KVR -xxx CASTING 1 15 FLAPE TIRE - CH NUT TIRE - ALL 2 17 TUTUP TIRE - ALL 2 18 DISK BRAKE FR KPH -xxx CH0 / CF DISK BRAKE FR KTM -xxx CG DISK BRAKE RR KTM -xxx CH SPOKE A10X159, xxx CG SPOKE A10X158, xxx CG SPOKE A11X183, xxx CG SPOKE A11X xxx CG NIPPLE SPOKE 10 ( 451 ) xxx CG NIPPLE SPOKE 11 ( 331 ) xxx CG COLLAR RR KFL -xxx CF COLLAR FR KPH -xxx CH COLLAR RR KW7 -xxx CH COLLAR FR KPH -xxx CG DUST SEAL 40X50X xxx CF DUST SEAL 26X37X xxx CH OIL SEAL 21X37X KPH -xxx CH DUMPER RR WHEEL KFL -xxx CF DUMPER RR WHEEL KW7 -xxx CH O.RING 40.5X xxx CG0/CH BEARING BALL RAD, 6201 U xxx CF BEARING BALL RAD, 6201 UU xxx CF1/CH BEARING BALL RAD xxx BS BEARING BALL RAD 6301 UU xxx CF RETAINER GEAR BOX xxx CF1 1 QTY/ UNIT 42 BOLT BRAKE DISK KGH - xxx CF1 4 Sumber : PT. XYZ

16 89 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seksi A-LC2 khususnya untuk area big parts dan area wheel mempunyai tanggung jawab untuk mengelola persedian totalnya 49 item untuk 3 tipe sepeda motor yang diproduksi oleh PT. XYZ, sedangkan jumlah yang harus disediakan untuk masing-masing item tergantung dari level stock yang ada Monitoring Komponen Monitoring komponen yang ada di seksi A-LC2 dilakukan secara harian (daily), Monitoring ini dilakukan dengan cara mencatat stock aktual harian dan keluar masuknya parts pada papan informasi/papan kontrol stock dan pada komputer sebagai file, sehingga dapat diketahui secara langsung kondisi stock yang ada di seksi A-LC2 dan dapat dilakukan tindak lanjut apabila ada stock yang kritis atau jumlah yang parts ada tidak sesuai dengan level stock minimum yang harus ada. Adapun contoh dari papan informasi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

17 Gambar 4.3. Papan Control Stock 90

18 Gambar 4.4. Papan Control Stock Kritis 91

19 Material handling Peralatan material handling yang digunakan pada bagian gudang PT. XYZ masih bersifat manual. Ada tiga jenis material handling yang digunakan, yaitu : forklift, handlift, dan kereta. Dalam melakukan proses docking dan mengatur parts yang menggunakan box/palet, material handling yang digunakan adalah forklift dan handlift. Sedangkan untuk memindahkan komponen yang akan dikirim ke bagian produksi dengan menggunakan kereta, jumlah handlift yang dimiliki sebanyak 2 unit dan forklift sebanyak 1 unit, sedangkan untuk kereta yang digunakan memiliki kriteria masing-masing untuk tiap komponennya, macam-macam kereta tersebut antara lain: Tabel 4.6. Kriteria Kereta Sumber : Hasil pengukuran di lapangan (seksi A-LC2)

20 Pengolahan Data Perhitungan Kebutuhan Kereta Dalam pengolahan data, hal yang pertama akan dilakukan adalah menghitung jumlah komponen yang akan disimpan dalam gudang. Perhitungan jumlah komponen bukan dengan menggunakan kapasitas gudang, tetapi dengan melihat pada perhitungan level stock masing-masing komponen. Dalam perhitungan ini, data level stock yang digunakan adalah data level stock yang ada di seksi A-LC2 dan penulis tidak melakukan perhitungan kembali level stock yang baru, dan diasumsikan tidak ada keterlambatan pengiriman komponen maupun kesalahan dalam pengiriman komponen. Contoh perhitungan kebutuhan kereta : 1. Nama komponen : CASTING WHEEL FR 2. Prart number : 44601KTM 87ZZxxx 3. Level stock (Min Max) : Kapasitas kereta : 50 pcs Level stock min Level stock max Jumlah kereta min = Jumlah kereta max = Kapasitas Kereta Kapasitas Kereta = = = 26 = 38

21 94 Dengan mengacu pada contoh perhitungan kebutuhan kereta diatas, maka didapat data perhitungan kebutuhan kereta untuk setiap komponen. Untuk hasil perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini,: Tabel 4.7. Kebutuhan Kereta Komponen Wheel No Kereta Part Number Tipe Level Stock Ukuran Kereta Kapasitas Jumlah Jumlah Min Max L (m) P (m) Kereta Kereta Min Kereta Max 1 CASTING WHEEL FR 44601KTM CH CASTING WHEEL FR 44601KVR CF CASTING WHEEL RR 42601KVL CH CASTING WHEEL RR 42601KVR CF RIM FRONT 1,4 X KPH -xxx CG RIM REAR1,6 X KEV -xxx CG HUB ASSY RR 4260B-KVL -xxx CG HUB ASSY FR 4460A-KPH -xxx CG TIRE ASSY RR KTM -xxx CASTING TIRE ASSY RR KTM -xxx SPOKE TIRE ASSY FR KTM -xxx CASTING TIRE ASSY FR KTM -xxx SPOKE TIRE ASSY RR KVR -xxx CASTING TIRE ASSY FR KVR -xxx CASTING FLAPE TIRE - CH NUT TIRE - ALL TUTUP TIRE - ALL DISK BRAKE FR KPH -xxx CH0 / CF DISK BRAKE FR KTM -xxx CG DISK BRAKE RR KTM -xxx CH SPOKE A10X159, xxx CG SPOKE A10X158, xxx CG SPOKE A11X183, xxx CG SPOKE A11X xxx CG NIPPLE SPOKE 10 ( 451 ) xxx CG NIPPLE SPOKE 11 ( 331 ) xxx CG COLLAR RR KFL -xxx CF COLLAR FR KPH -xxx CH COLLAR RR KW7 -xxx CH COLLAR FR KPH -xxx CG DUST SEAL 40X50X xxx CF DUST SEAL 26X37X xxx CH OIL SEAL 21X37X KPH -xxx CH DUMPER RR WHEEL KFL -xxx CF DUMPER RR WHEEL KW7 -xxx CH O.RING 40.5X xxx CG0/CH BEARING BALL RAD, xxx CF U BEARING BALL RAD, xxx CF UU BEARING BALL RADIAL xxx CF1 / CH BEARING BALL RAD xxx CF1 Front RETAINER GEAR BOX xxx CF BOLT BRAKE DISK KGH - xxx CF Sumber : PT. XYZ

22 95 Tabel 4.8. Kebutuhan Kereta Komponen Big Part No Kereta Part Number Tipe Level Stock Ukuran Kereta Kapasitas Jumlah Jumlah Min Max L (m) P (m) Kereta Kereta Min Kereta Max 1 Pipe Steering KVR -xxx CG0, CH CF Main Stand KTM -xxx ALL CG Step Bar 5061A-KTL -xxx CH CF CG Brake Pedal 4650A-KVR -xxx CH CF Muffler KVR -xxx CG0, CH CF Rear Grab KVR -xxx CF Double Seat KVR -xxx CF CG0/CH Sumber : PT. XYZ Perhitungan Kebutuhan Area Penyimpanan Setelah dilakukan perhitungan jumlah kereta, maka kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan area. Dalam proses ini perlu diperhatikan untuk kereta atau box yang penempatannya dapat ditumpuk, sehingga dapat mengoptimalkan area yang ada. Data input dalam menghitung kebutuhan area ini antara lain: Ukuran kereta : panjang dan lebar Jumlah kereta yang dibutuhkan (sesuai dengan level stock yang sudah ditentukan) Berapa jumlah kereta/box yang dapat ditumpuk. (untuk parts yang kereta/box penyimpanannya dapat ditumpuk)

23 96 Contoh perhitungan kebutuhan area : Nama komponen : CASTING WHEEL FR Parts number : 44601KTM 87ZZxxx Ukuran kereta (panjang dan lebar) : 1,6m dan 1,1m Jumlah kereta (Min Max) : kereta Kebutuhan area min = luas kereta x jumlah kereta min = 1,6 x 1,1 x 26 = 45,76 m² 46 m² Kebutuhan area maks = luas kereta x jumlah kereta maks = 1,6 x 1,1 x 38 = 66,88 m² 67 m² Dari perhitungan kebutuhan area tersebut akan menjadi acuan dalam merencanakan layout yang akan dibuat, dalam perhitungan ini dihitung kebutuhan area untuk level stock minimum dan maksimum sehingga dengan keterbatasan area yang ada kita dapat mengoptimalkan area tersebut dengan menentukan komponen mana saja yang stocknya tidak harus berjumlah sesuai dengan stock level maksimum atau bahkan dengan dengan stock yang minimumpun komponen ini tidak terlalu memberikan dampak yang besardalam kelancaran produksi. Data dari perhitungan kebutukan area penyimpanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

24 97 Tabel 4.9. Perhitungan Kebutuhan Area Komponen Wheel No Kereta Part Number Tipe Ukuran Kereta Jumlah Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Area L (m) P (m) Kereta Min Kereta Max Area min (m2) max (m2) 1 CASTING WHEEL FR 44601KTM 87ZZxxx CH CASTING WHEEL FR 44601KVR 60ZZxxx CF CASTING WHEEL RR 42601KVL N1ZZxxx CH CASTING WHEEL RR 42601KVR 60ZZxxx CF RIM FRONT 1,4 X KPH -xxx CG RIM REAR1,6 X KEV -xxx CG HUB ASSY RR 4260B-KVL -xxx CG HUB ASSY FR 4460A-KPH -xxx CG TIRE ASSY RR KTM -xxx CASTING TIRE ASSY RR KTM -xxx SPOKE TIRE ASSY FR KTM -xxx CASTING TIRE ASSY FR KTM -xxx SPOKE TIRE ASSY RR KVR -xxx CASTING TIRE ASSY FR KVR -xxx CASTING FLAPE TIRE - CH NUT TIRE - ALL TUTUP TIRE - ALL DISK BRAKE FR KPH -xxx CH0 / CF DISK BRAKE FR KTM -xxx CG DISK BRAKE RR KTM -xxx CH SPOKE A10X159, xxx CG SPOKE A10X158, xxx CG SPOKE A11X183, xxx CG SPOKE A11X xxx CG NIPPLE SPOKE 10 ( 451 ) xxx CG NIPPLE SPOKE 11 ( 331 ) xxx CG COLLAR RR KFL -xxx CF COLLAR FR KPH -xxx CH COLLAR RR KW7 -xxx CH COLLAR FR KPH -xxx CG DUST SEAL 40X50X xxx CF DUST SEAL 26X37X xxx CH OIL SEAL 21X37X KPH -xxx CH DUMPER RR WHEEL KFL -xxx CF DUMPER RR WHEEL KW7 -xxx CH O.RING 40.5X xxx CG0/CH BEARING BALL RAD, xxx CF1 U BEARING BALL RAD, xxx CF1 UU BEARING BALL RADIAL xxx CF1 / CH BEARING BALL RAD xxx CF1 Front UU RETAINER GEAR BOX xxx CF BOLT BRAKE DISK KGH - xxx CF Sumber : PT. XYZ

25 98 Tabel Perhitungan Kebutuhan Area Komponen Big Parts No Kereta Part Number Tipe Ukuran Kereta Jumlah Jumlah Kebutuhan Kebutuhan Area L (m) P (m) Kereta Min Kereta Max Area min (m2) max (m2) 1 Pipe Steering KVR -xxx CG0, CH CF Main Stand KTM -xxx ALL CG Step Bar 5061A-KTL -xxx CH CF CG Brake Pedal 4650A-KVR -xxx CH CF Muffler KVR -xxx CG0, CH CF Rear Grab KVR -xxx CF Double Seat KVR -xxx CF CG0/CH Sumber : PT. XYZ Perancangan Layout Gudang Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan area masing-masing komponen maka selanjutnya dilakukan perancangan layout yang akan dibuat, dalam menentukan posisi masing-masing komponen diusahakan agar selain memenuhi/memanfaatkan penggunaan ruangan, juga agar memenuhi aspek aksesbilitas. Berdasarkan aspek ini, aisle/lintasan sebaiknya lurus dan menuju ke arah pintu dan juga harus diorientasikan sehingga mayoritas komponen disimpan sejajar dengan sisi panjang ruangan. Lebar lintasan juga harus mempermudah untuk dilakukannya penyimpanan atau pengambilan komponen. Dalam menentukan lebar lintasan tidak hanya memperhatikan alat material handling yang digunakan tetapi juga harus dioptimalkan, sehingga tidak mengurangi efisiensi ruang penyimpanan. Pada layout ini, lebar aisle/lintasan ditetapkan selebar 2 m dan 2,5 m, yaitu berdasarkan pada

26 99 standar lebar jalan yang direkomendasikan. Standar lebar jalan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Standar lebar jalan lintasan yag direkomendasikan No. Macam lalu lintas Lebar jalan Lebar bahan/kereta lintasan yang melintas (meter) (meter) 1 Hanya orang yang bergerak melintas dalam dua arah - 1, 00 2 Jalan lintasan antar departemen yang akan dilewati orang dan kereta, satu arah dan tidak 0,75 1,50 bisa untuk putar balik 3 Truk/kereta pengiriman barang dimana orang/karyawan gudang harus bergerak mengelilingi truk/kereta saat melakukan kegiatan 1,50 2,00 4 Jalan lintasan satu arah yang dilewati forklift truck 1,50 2,25 5 Jalan lintasan dua arah yang dilewati forklift truck 3,00 4,50 6 Jalan lintasan dua arah yang dilewati tractortrailer trains 3,00 4,50 7 Jalan lintasan dua arah yang dilewati mobile crane atau truk besar - 5, 00 Sumber: Buku tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Karangan Sritomo Wignjosoebroto, penerbit Guna widya, hal 224. Dalam pengalokasian komponen pada ruangan gudang, ada beberapa kriteria komoditi yang dapat digunakan sebagai acuan. Kriteria-kriteria tersebut yaitu : 1. Similarity 2. Size Untuk masing-masing rancangan layout berdasarkan kriteria tersebut diuraikan sebagai berikut.

27 Perancangan Layout berdasarkan Similarity Pada kriteria ini, alokasi penyimpanan komponen didasarkan atas kesamaan proses. Komponen yang akan diproses secara bersama-sama disimpan secara pada area yang sama pula. Tujuannya adalah mempermudah dalam hal pencarian dan pengiriman komponen tersebut ke bagian produksi. Pada kasus XYZ ini, kesamaan proses tersebut dapat diartikan sebagai kesamaan tujuan lokasi pengiriman/lini produksi. Selain kesamaan proses, kesamaan material handlig-nya juga harus diperhatikan. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan utilisasi forklift dan meminimalisasi pergerakan forklift. Sesuai dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya area studi yang dilakukan penulis hanya pada area big parts dan area wheel maka pada perancangan layout berdasarkan Similarity ini, area yang tersedia akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu area big parts dan area small parts. Alternatif dari perancangan berdasarkan Similarity ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

28 Gambar 4.5 Layout Area Penyimpanan Berdasarkan Similarity 101

29 102 Keterangan: = Area Penyimpanan komponen = Jalan/Lintasan = Area yang tidak dapat digunakan = Rejection area Krt = Kereta komponen = Arah lintasan/arah kereta = Area persiapan = Area komponen wheel Seperti terlihat pada gambar layout diatas, setelah mengelopokan komponen berdasarkan kesamaan proses (area big parts, area wheel dan area persiapan), penempatan komponen pada masing-masing area juga dikelompokan berdasarkan utilisasi material handling. Karena mayoritas komponen big parts material handlingnya dengan menggunakan forklift maka area ini didekatkan dengan pintu masuk sehingga dapat mengefisiensikan penggunaan forklift Perancangan Layout Berdasarkan Size Kriteria size merupakan kriteria yang berhubungan dengan ukuran dan dimensi komponen yang disimpan. Tujuan dari kriteria ini lebih bersifat penghematan/efisiensi ruangan. Contohnya apabila komponen kecil diletakkan pada suatu tempat yang besar maka akan menyebabkan tejadinya pemborosan. Oleh karena

30 103 itu alokasi komponen berdasarkan kriteria ini mengharuskan komponen disimpan dalam tempat yang sesuai/pas dengan ukurannya. Untuk kriteria size ini, tahap pengolahan data dimulai lagi dengan melihat kembali efisiensi area terbaik untuk masing-masing komponen. Dimensi kereta yang memiliki efisiensi area terbaik tersebut menjadi dimensi area penyimpanan komponen tersebut. Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah kereta untuk masing-masing area. Formula/persamaan yang digunakan sama seperti perhitungan untuk menentukan jumlah kereta, tapi dalam hal ini harus diperhatikan juga komponen-komponen mana saja yang penempatan kereta/boxnya dapat ditumpuk. Contoh: Nama komponen : Pipe Steering Parts number : KVR -xxx Ukuran kereta (panjang dan lebar) : 1,6m dan 0,85m Jumlah kereta (Min Max) : kereta Kebutuhan area = luas kereta x jumlah kereta = 1,6 x 0,85x 30 = 40,8 m² 41 m² Tapi karena kereta komponen pipe stering penempatannya dapat ditumpuk maka kebutuhan areanya dapat diperkecil dengan mengurangi jumlah keretanya menjadi 15 kereta (asumsi semua kereta ditumpuk dua tingkat) sehingga perhitungannya menjadi seperti dibawah ini:

31 104 Nama komponen : Pipe Steering Parts number : KVR -xxx Ukuran kereta (panjang dan lebar) : 1,6m dan 0,85m Jumlah kereta (Min Max) : kereta Kebutuhan area = luas kereta x jumlah kereta = 1,6 x 0,85x 15 = 20,4 m² 21 m² Komponen yang penempatannya dapat ditumpuk antara lain pipe stering, main stand, step bar, brake pedal, rear grab, hub, dan small parts. Khusus untuk ysng small parts perhitungannya berbeda dengan yang lain karena komponen small parts penyimpanannya dengan menggunkan box yang diletakan pada palet. Kapasitas palet sendiri dapat menyimpan 16 box dengan penempatannya ditumpuk sampai dengan empat susun, sehingga dapat lebih menghemat area penyimpanan. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

32 105 Tabel Komponen yang penempatannya dapat ditumpuk Sumber : PT. XYZ Setelah diketahui kebutuhan area, maka dilanjutkan deperancangan tata letaknya dengan merancang lokasi penempatan komponen dengan mengacu pada area yang dibutuhkan oleh masing-masing komponen sehingga dapat mengoptimalkan area yang ada. Alternatif dari perancangan berdasarkan size ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

33 Gambar 4.6 Layout Area Penyimpanan Berdasarkan Size 106

34 107 Keterangan: = Area Penyimpanan komponen = Jalan/Lintasan = Area yang tidak dapat digunakan = Rejection area Krt = Kereta komponen = Arah lintasan/arah kereta = Area persiapan = Area komponen wheel 4.3. Analisin Data Analisis Kondisi Awal Sistem kebijakan penyimpanan komponen yang terdapat pada gudang menggunakan kebijakan Similarity. Penyimpanan komponen didasarkan atas kesamaan proses. Komponen yang akan diproses secara bersama-sama disimpan pada area yang sama pula. Tujuannya adalah mempermudah dalam hal pengiriman komponen tersebut ke bagian produksi. Pada kasus PT. XYZ ini, kesamaan proses tersebut dapat diartikan sebagai kesamaan tujuan lokasi pengiriman/lini produksi. Lokasi penyimpanan yang ada di seksi A-LC2 letaknya terpisah dan berjauhan, penempatan lokasi penyimpanan yang seperti ini menimbulkan efek yang kurang menguntungkan karena akan mengalami kendala dalam memonitor operasional gudang dan mengontrol stock yang ada.

35 108 Pada area penyimpanan juga tidak ada pembatas/pagar sehingga siapa saja dapat mengakses masuk ke area penyimpanan, hal ini selain menyebabkan kesulitan dalam memonitor keluar masuknya komponen, juga menyebabkan tidak jelasnya batasan-batasan yang menjadi area penyimpanan dan dari segi keamanan juga kurang mendukung. Frekuensi keluar masuknya barang yang tinggi menyebabkan tingkat utilisasi material handling-nya juga tinggi, karena lokasi yang berjauhan dan frekuensi keluar masuknya yang tinggi sedangkan material handlingnya terbatas menyebabkan sering terjadinya pending dalam proses docking dan pada saat merapikan kereta pada area penyimpanan Analisis Rancangan Layout Awal Perancangan layout awal ini dilakukan sebagai layout dasar sebelum dilakukan perancangan layout berdasarkan kriteria Similarity dan size. Karena bangunan gudang sudah ada, maka dalam perancangan layout ini diusahakan untuk tidak mengubah bangunan yang sudah ada termasuk letak dan susunan pintu. Pada perancangan layout awal, perubahan atas bangunan yang terjadi adalah berpindahnya line produksi assy wheel sehingga menyebabkan berpindahnya jalan atau akses keluar dari area gudang. Perancangan layout awal ini mencoba untuk menyatukan area komponen big parts dan komponen wheel dengan memindahkan area big parts ke area wheel, dengan memindahkan area kereta kosong ke area komponen big parts. Selain

36 109 memindahkan lokasi penyimpanan ke satu lokasi, perencanaan ini juga mencoba untuk menentukan pembatas pada area penyimpanan. Pertimbangan dilakukan pemusatan untuk area peyimpanan komponen pada satu area adalah untuk mempermudah dalam memonitor operasional gudang dan dapat meningkatkan efektifitas material handling. Perbandingan antara kondisi awal dengan rancangan dasar layout dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel Perbandingan kondisi awal dengan rancangan dasar layout. Parameter Area penyimpanan Kondisi Gudang Awal - Terpisah dan berjauhan Efek - Susah dalam memonitor operasional gudang dan mengontrol stock yang ada Rancangan Dasar Layout - Terpusat pada satu lokasi Efek - Mudah dalam memonitor operasional gudang dan mengontrol stock yang ada - Tidak adanya pembatas/pagar - Memperlambat arus informasi - Siapa saja dapat mengakses masuk ke area penyimpanan - Adanya pembatas/pagar - Arus informasi yang cepat - Hanya bagian gudang yang dapat mengekses area penyimpanan Jalur/lintasan - Memiliki 2 jalur lintasan yang keduanya digunakan untuk arus bolak-balik - Tidak jelasnya batasanbatasan yang menjadi area penyimpanan - Kurang mendukung dari segi keaman -Tidak jelasnya jalan/lintasan yang menjadi jalur masuk atau keluarnya barang - Resiko terjadinya gangguan dan kecelakaan kerja lebih besar - Tidak adanya kejelasan untuk masing-masing jalur - Memiliki 2 jalur yang masing masing digunakan untuk lintasan keluar dan lintasan masuk ke area penyimpanan - Batasan area lebih jelas - Lebih aman - Jalur trasnportasi yang lebih jelas - Dapat meminimalisasi terjadinya gangguan dan kecelakaan kerja - Jalur/lintasan yang lebih jelas Utilisasi material handling - Sering bolak-balik dari area satu ke area yang lainnya - Resiko terjadinya gangguan dan kecelakaan kerja lebih besar - Hanya beroperasi pada satu lokasi - Dapat meminimalisasi terjadinya gangguan dan kecelakaan kerja - Sering terjadi pending pada saat proses docking karena menunggu material handling - Utilisasi akan lebih maksimal Biaya - Tidak memerlukan biaya investasi - Memerlukan biaya investasi untu membuat pagar dan pengecatan area yang baru

37 Perbandingan Alternatif Layout Perbandingan Kuantitatif Perbandingan ini dilakukan dengan memperhatikan parameter-parameter yang bersifat kuantitatif. Nilai perbandingan kuantitatif tersebut digunakan sebagai dasar dalam pemilihan kriteria layout yang terbaik, sesuai dengan tujuan penelitian. Parameter yang digunakan adalah pemanfaatan area untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan ruangan gudang untuk penyimpanan komponen. Parameter kedua adalah untuk menghitung jarak perjalanan operator. Hal tersebut tercermin dalam parameter jarak rata-rata komponen dari area penyimpanan ke area persiapan. Perbandingan kuantitatif ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel Perbandingan Kualitatif No. Parameter Kriteria Similarity Size 1 Jarak rata-rata dari tempat penyimpanan ke area persiapan 44 m 45 m 2 Pemanfaatan luas area Big Parts 396 m² 420 m² Wheel 1818 m² 1720 m² Area Persiapan 198 m² 320 m² Total 1620 m² 1620 m² Perbandingan Kualitatif/Konseptual Selain perbandingan kuantitatif, sebagai pendukung dalam pemilihan alternatif layout terbaik, dapat dilakukan perbandingan secara kualitatif/konseptual. Dalam perbandingan ini, dipaparkan kelebihan dan kekurangan masing-masing kriteria secara kualitatif/konseptual.

38 Analisis Konseptual Rancangan Layout Berdasarkan Similarity Perancangan Layout berdasarkan kriteria process Similarity mengelompokkan komponen berdasarkan kesamaan proses. Tujuannya yaitu untuk mempermudah proses pengambilan komponen dimana komponen dapat dikirimkan secara bersamasama. Kelebihan dan kekurangan perancangan layout berdasarkan similarity ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Kelebihan dan Kekurangan Perancangan Layout Berdasarkan Similarity Kelebihan 1 Aktivitas pemindahan komponen baik dari supplier ke gudang maupun gudang ke produksi terpusat pada suatu area saja, yaitu area persiapan yang berada di sekitar pintu sehingga mempermudah dalam memonitor komponen yang keluar. Kekurangan 1 Akan mengalami kesulitan penempatan jika terjadi parts over karena keterbatasan area penyimpanan 2 Mengurangi waktu searching lokasi komponen secara lebih efektif, karena lokasi yang dikelompokan berdasarkan komoditi yang ada. 3 Proses pemindahan dan penyimpanan komponen pada saat kedatangan barang menjadi lebih mudah, karena lokasi komponen yang proses pemindahannya menggunakan forklift letaknya berdekatan degan pintu masuk. 4 Utilisasi material handling yang lebih efektif, karena lokasi yang menjadi satu antara big parts dan wheel.

39 Analisis Konseptual Rancangan Layout Berdasarkan Size Rancangan layout berdasarkan kriteria size, membagi komponen berdasarkan ukuran dimensi palet yang digunakan. Tujuan dari kriteria ini adalah upaya untuk penghematan ruangan penyimpanan komponen, sehingga dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan. Kelebihan dan kekurangan perancangan layout berdasarkan size ini dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel Kelebihan dan Kekurangan Perancangan Layout Berdasarkan Size Kelebihan 1 Aktivitas pemindahan komponen baik dari supplier ke gudang maupun gudang ke produksi terpusat pada suatu area saja, yaitu area persiapan yang berada di sekitar pintu keluar, sehingga mempermudah dalam memonitor komponen yang keluar. 2 Menghemat penggunaan ruangan atau dapat dikatakan dengan jumlah komponen yang sama, ruang penyimpanan yang dibutuhkan lebih kecil. Hal ini terlihat pada jumlah kereta yang dapat disimpan. Kekurangan 1 Kurang memperhatikan faktor estetika atau keindahan dalam pola penyimpanannya. Karena adanya perbedaan arah jalur kereta pada area penyimpanan. 2 Jarak perjalanan dalam pengambilan dan penyuplaian komponen tidak optimal. Karena memanfaatkan area yang ada dan kurang memperhatikan jarak antar area komponen. 3 Pembagian jalur yang lebih jelas, antara jalur masuk dan jalur pengiriman komponen. Hal ini dapat dilihat pada gambar layout yang menunjukan adanya dua jalur. Satu jalur untuk jalur in dan satu jalur lagi untuk jalur out Perancangan Layout Akhir Pemilihan Layout Terbaik Berdasarkan alternatif-alternatif layout yang ada, dapat dipilih salah satu layout terbaik. Pemilihan layout terbaik dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dari perbandingan layout menunjukkan sebagai berikut :

40 113 Untuk aktivitas searching komponen, layout terbaik adalah process similarity. Tujuan dari pengiriman komponen adalah lini-lini assembly yang terdapat pada departemen produksi. Untuk itu, komponen yang mempunyai tujuan lini assembly yang sama sebaiknya diletakkan berdekatan sehingga mempermudah dalam proses pencarian, penyiapan, dan pengiriman komponen. Untuk aktivitas travelling, layout terbaik adalah process similarity. Pada penelitian ini, aktivitas travelling diukur dari jarak perpindahan komponen ke lini assembly. Dari hasil pengukuran terlihat bahwa rata-rata jarak perpindahan komponen ke tujuannya untuk process similarity memiliki nilai terkecil yaitu sebesar 44 m. Total rata-rata jarak perpindahan komponen ke tujuannya dalam satu bulan pada kriteria process similarity juga memiliki nilai terkecil yaitu 1320 m. Nilai ini merupakan hasil dari jarak perpindahan komponen ke tujuannya dikalikan dengan aktivitas perpindahan untuk komponen tersebut selama satu bulan. Dari segi penghematan penggunaan ruangan, layout terbaik adalah size. Untuk menyimpan komponen dalam jumlah yang sama, luas ruangan yang digunakan lebih kecil. Total luas ruangan yang tersisa untuk gudang mesin dan rangka adalah sebesar 68,693 m2. Jumlah palet yang dibutuhkan pada kriteria size juga lebih kecil dibandingkan dengan kriteria yang lain yaitu sejumlah 591 palet.

41 114 Berdasarkan hasil analisis perbandingan di atas, maka dapat dilihat bahwa layout terbaik untuk tiap-tiap tujuan berbeda-beda. Apabila tujuan yang diutamakan adalah memudahkan dalam monitoring proses yang ada di gudang, minimalisasi waktu searching (mencari) atau pengurangan waktu travelling (perjalanan), maka layout berdasarkan process similarity merupakan alternatif layout terbaik. Sedangkan apabila tujuan lebih berorientasi penghematan ruangan, maka layout terbaik adalah alternatif layout berdasarkan kriteria size Pemilihan Layout Akhir Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang lebih berorientasi pada pola monitoring proses dan stock yang ada, maka pada perancangan layout akhir pengelompokkan komponen dilakukan berdasarkan kriteria process similarity. Sedangkan kriteria-kriteria lain dijadikan sebagai faktor-faktor pendukung. Hasil perancangan layout akhir dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

42 Gambar 4.7. Layout Akhir 115

43 116 Keterangan: = Area Penyimpanan komponen = Jalan/Lintasan = Area yang tidak dapat digunakan = Rejection area Krt = Kereta komponen = Arah lintasan/arah kereta = Dimensi Area

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Jenis Produk yang dihasilkan Jenis-jenis produk yang dihasilkan yang dibuat dalam Perakitan roda motor baik untuk roda depan (Front) dan roda

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

FRAME F - 1. Dimention (mm) No. Notes. l/w (_ ) HARNESS, WIRE

FRAME F - 1. Dimention (mm) No. Notes. l/w (_ ) HARNESS, WIRE F - AME No..... Part Number Part Name Qty HP F-R&X F 00 00 BODY COMP, AME RANGKA HP F-R&X F 0068 00 HARNESS, WIRE KABEL BODY HP F-R&X F 00 00 COVER SET, RR. STANDING PANGKON TUTUP COVER, BODY HP F-R&X

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 29 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penjelasan Peningkatan produksi unit sepeda motor oleh PT. Astra Honda Motor di tahun 2007 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang mampu mendominasi

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PEMBUATAN EXHAUST MANIFOLD TYPE FR (FRONT) DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Disusun Oleh: Nama : Asep Darwis Zatnika NPM : 31412199 Kelas : 4ID05 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERENCANAAN KEBUTUHAN KOMPONEN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HUB TIPE SUPRA PADA PT ASTRA HONDA MOTOR

PENERAPAN SISTEM PERENCANAAN KEBUTUHAN KOMPONEN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HUB TIPE SUPRA PADA PT ASTRA HONDA MOTOR PENERAPAN SISTEM PERENCANAAN KEBUTUHAN KOMPONEN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HUB TIPE SUPRA PADA PT ASTRA HONDA MOTOR Yusuf Arifin ; Siti Nur Fadlillah 2 ABSTRACT Planning system of customer needs in Astra

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian global. Persaingan yang terjadi di sektor industri semakin pesat, hal tersebut memicu para pengusaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini Abstrak PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN HASIL

BAB V ANALISIS DATA DAN HASIL BAB V ANALISIS DATA DAN HASIL 5.1 Analisis Data Penentuan Kapasitas Gudang Finished Goods yang Optimal Dari data jumlah pallet yang dibutuhkan untuk stock akhir bulan dan kapasitas gudang sebelum penelitian,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keseimbangan Lini (Line Balancing) Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang jumlah pekerja yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada BAB IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses produksinya PT.Nusa Multilaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam hal mengenai bahan yang akan diproses menjadi suatu produk bagi perusahaan industri merupakan hal penentu dalam kelancaran produksinya, maka perlu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools

BAB V ANALISA HASIL. tersebut dengan menggunakan semua tools yang ada di New Seven Tools BAB V ANALISA HASIL 5.1 Tahap Analisa Setelah mengetahui dan menemukan banyaknya kerusakan yang ditemukan pada proses produksi, maka anggota team perbaikan yang terdiri dari Industrial Enggineering, Quality

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pergudangan sangat dibutuhkan oleh industri apapun, baik industri yang bergerak di bidang jasa, ataupun manufaktur. Gudang merupakan bagian dari sistem logistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.GISTEX merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang terbesar di Bandung, yang berfokus pada produksi tekstil dan garmen (fashion). Setelah melewati beberapa tahun dalam melakukan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Flow Chart Perakitan Roda Proses perakitan roda depan tipe spoke dapat digambarkan dalam flow chart berikut ini: Press Bearing Press Dust Seal Spooking

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Analisis Metode Shared Storage Shared storage merupakan metode pengaturan tata letak ruang gudang dengan menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dimana barang yang paling

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kerja Dan Aliran Material Pada Pt. M Motors and Manufacturing

Perbaikan Sistem Kerja Dan Aliran Material Pada Pt. M Motors and Manufacturing PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M -MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi¹ ¹Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jalan Arjuna Utara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah Suatu tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata Letak secara umum

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN

LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN LUAS LANTAI KEGIATAN PRODUKSI & NON PRODUKSI/PELAYANAN 124 Penetapan Luas Lantai Tata letak pabrik pada dasarnya merupakan penempatan dan pengaturan dari bermacammacam fasilitas produksi yang ada. Pengaturan

Lebih terperinci

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage

Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage Relayout Gudang Produk Polypropylene Dengan Metode Dedicated Storage Evi Febianti Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: evifebianti@yahoo.com M. Adha Ilhami

Lebih terperinci

Abstrak. Sakijo 1, Abdullah Merjani 2

Abstrak. Sakijo 1, Abdullah Merjani 2 Peningkatan Produktivitas dengan Peubahan Lay Out Line di Departemen Step Motor PT.Japan Servo Batam Sakijo 1, Abdullah Merjani 2 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2, Staf

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI SUB-ASSEMBLY REM DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS

BAB III KONSTRUKSI SUB-ASSEMBLY REM DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS 22 BAB III KONSTRUKSI SUB-ASSEMBLY REM DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS Bab ini membahas konstruksi sub-assy rem, prinsip kerja dan fungsi setiap komponen, spesifikasi teknis, jenis-jenis kerusakan yang bisa

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE 64 Dinamika Teknik Juli PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. V, No. 2 Juli

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I Pengertian Tata letak Tata letak adalah keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak adalah keputusan mengenai : A. Penempatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam penyusunan

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1, Objek Penelitian Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah Process Cycle Efficiency pada proses produksi Blank Cilynder Head Type KPH di PT. X melalui pemetaan produk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 4.1 Pengantar Proses assemble power section dibagi menjadi 3 tahapan proses assembly yaitu : 1. Assembly rotating group 2. Assembly component support

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO MATA KULIAH PENGANTAR SISTEM PRODUKSI DOSEN PEMBIMBING : BAPAK SAFRIZAL PROGRAM STUDI TEHNIK

Lebih terperinci

Gambar I.1 Presentase Perbandingan Revenue antara Produk Plastik dan Metal (Sumber : PT. XYZ, 2014)

Gambar I.1 Presentase Perbandingan Revenue antara Produk Plastik dan Metal (Sumber : PT. XYZ, 2014) Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia peralatan peternakan dengan kegiatan utamanya adalah manufaktur dan penjualan peralatan kebutuhan kandang ayam. Sesuai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 48 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Didalam melakukan survei dalam penulisan skripsi/tugas akhir, penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PERAKITAN CHASIS 1 PADA MOBIL DAIHATSU DI PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB IV PROSES PERAKITAN CHASIS 1 PADA MOBIL DAIHATSU DI PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR BAB IV PROSES PERAKITAN CHASIS 1 PADA MOBIL DAIHATSU DI PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR Setelah mobil/unit melakukan pemasangan Trimming, kemudian mobil/unit mulai masuk kedalam pemasangan Chasis 1 melalui Hummer/Lifter

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY 36409166 TEKNIK INDUSTRI PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Bagaimanakah perencanaan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2...

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2... ABSTRAK PT Stallion merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen otomotif, antara lain: brake pedal (Suzuki), pipe frame head (Suzuki), shock breaker (Showa), stay head

Lebih terperinci

Dokumen dan informasi ini adalah milik PT Astra Honda Motor dan digunakan khusus untuk jaringan PT Astra Honda Motor. Dilarang menggandakan dokumen

Dokumen dan informasi ini adalah milik PT Astra Honda Motor dan digunakan khusus untuk jaringan PT Astra Honda Motor. Dilarang menggandakan dokumen D A F T A R I S I PETUNJUK PEMAKAIAN 1 KELOMPOK MESIN 2 KELOMPOK RANGKA 2005 PETUNJUK PEMAKAIAN PARTS CATALOG Parts catalog ini digunakan untuk memesan/mencari parts pengganti; di dalamnya terdapat semua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Delapan Empat Sakti merupakan perusahaan dibawah naungan Internal Group terletak di kota Bandung, Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi sprei dan bedcover. Masalah yang dihadapi perusahaan

Lebih terperinci

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK Mendirikan suatu pabrik harus diperkirakan dahulu mengenai lokasi dan tata letak pabrik. Lokasi dan tata letak pabrik itu menentukan keberhasilan suatu pabrik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kualitas barang sesuai spesifikasi & terjaga kualitasnya sampai

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kualitas barang sesuai spesifikasi & terjaga kualitasnya sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Astra Otoparts memiliki departemen Quality Assurance (QA) yang berada dibawah divisi Logistic & Procurement yang memiliki fungsi utama yaitu menjamin kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gudang Gudang adalah sebuah fasilitas yang berfungsi untuk mendukung produk dalam proses manufaktur, mengurangi biaya transportasi, membantu mempersingkat waktu dalam merespon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas dan Tata Letak Perencanaan fasilitas dan tata letak merupakan kegiatan menganalisis, bentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan

Lebih terperinci

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage

Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Industrial Engineering Journal Vol.5.2 (2016) 11-16 ISSN 2302 934X Industrial Management Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Basuki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X)

PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X) PERANCANGAN TATALETAK GUDANG DENGAN METODA DEDICATED STORAGE LOCATION POLICY (Studi Kasus : PT. X) Reinny Patrisina 1, Indawati 2 1) Studio Tata Letak Fasilitas Pabrik Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Kusuma / Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 211-218 Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Erens Feliciano Kusuma 1 Abstract: PT.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan dan selera masyarakat yang semakin banyak ragamnya, serta daya beli masyarakat yang cenderung meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI INVENTORI BERBASISKAN RFID PADA PT. ABC Herwin; Richard Saputra Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University Jln. Kemanggisan Ilir III

Lebih terperinci

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya

1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya 1. Biaya Investasi: - Harga pembelian - Harga komponen alat bantu - Biaya instalasi 2. Biaya operasi: - Biaya perawatan - Biaya bahan bakar - Biaya jaminan tenaga kerja (upah dan jaminan kecelakaan) 3.

Lebih terperinci

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DEVI JAYAWATI, ST., MT., MS Disusun Oleh : WAHYU PRADANA (15010010) FADJRI RAHMANTO (150100105) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

USULAN DESIGN SUB LINE TIPE BE 0: STUDI KASUS PADA PT XYZ

USULAN DESIGN SUB LINE TIPE BE 0: STUDI KASUS PADA PT XYZ USULAN DESIGN SUB LINE TIPE BE 0: STUDI KASUS PADA PT XYZ Dyah Budiastuti 1 ; Teguh Adhi Pribadi 2 ABSTRACT A long with the increasing of market demand on XYZ company product, it will be opened a new design

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk

BAB V ANALISA DATA. Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana. perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk BAB V ANALISA DATA 5.1 Rencana Perbaikan Setelah penyebab-penyebab dominan diketahui, maka rencana perbaikan dilakukan dengan mengimplementasikan sistem Milk-run untuk mengatasi permasalahan diatas. Milk-run

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara PENURUNAN DOWN TIME MESIN TIRE INSTALL DENGAN METODE 7 TOOLS, ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN 5W H ABSTRAK

Universitas Bina Nusantara PENURUNAN DOWN TIME MESIN TIRE INSTALL DENGAN METODE 7 TOOLS, ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN 5W H ABSTRAK Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1-Semester Ganjil 2007/2008 PENURUNAN DOWN TIME MESIN TIRE INSTALL DENGAN METODE 7 TOOLS, ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data pada proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C yang akan dijadikan sebagai penelitian pada skripsi ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Identifikasi Masalah Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang kejadian-kejadian yang dapat berisiko dan tingkat prioritasnya terhadap supply

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, industri sudah berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, maka munculah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) LAYOUT AND PALLET RACKING SYSTEM DESIGN FOR SUPPORTING

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Perancangan tata letak pabrik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perancangan unsur fisik suatu kegiatan, yang biasanya berhubungan dengan industri manufaktur.

Lebih terperinci

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK RUANG LOGISTIK PADA PT. SCHNEIDER ELECTRIC MANUFACTURING BATAM LOT 208 Sutrisno 1,NandarCundara A 2, Refdilzon Yasra 3, Bambang W.Widodo 4 1 Program StudiTeknikIndustri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada tahapan ini akan dijelaskan secara detail mengenai data-data bahan penelitian yang berupa data masing-masing supplier yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi

DAFTAR ISI. Daftar Isi Abstrak ABSTRAK PT. Berdikari Metal and Engineering merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam komponen sepeda motor secara kontinu,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Produk Meja Komputer LEX - 941 Sistem yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sistem perakitan komponen-komponen yang menyusun sebuah meja komputer (LEX 941).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dasi (2008), melakukan penelitian yang berlokasi di CV. Pandanus Internusa untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY

BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY 22 BAB III KONSTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB-ASSEMBLY KOPLING (CLUTCH) 3.1 Kontruksi dan Prinsip Kerja Kopling Bab ini membahas konstruksi sub-assembly kopling, prinsip kerja dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan metode yang benar.perencanaan dan perancangan fasilitas pabrik

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan metode yang benar.perencanaan dan perancangan fasilitas pabrik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lantai produksi suatu perusahaan manufacture perlu dirancang dengan baik, supaya aliran produksi dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara Indonesia ini, perkembangan teknologi masa kini menuntut manusia untuk mengikuti perkembangan di berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor industri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak lantai produksi karena perancangan lantai produksi merupakan salah satu bagian dari perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci