BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai macam produk yang diproduksi di PT. Adeha Metalindo antara lain, yaitu : 1. Dumbo Perisai 2. Kruppdeck (Bondex) 3. Tipe ADH (6300, 6800, 7500) 4. Truss (CNP 75 dan 81) 5. Genteng metal dan batuan (Sunroof dan Rotoroof). Pengamatan pada proses produksi benar-benar dilakukan untuk mengamati seberapa besar jumlah cacat yang terjadi pada bulan Maret dan April Hasil pengumpulan data ini nantinya akan digunakan untuk melakukan pengolahan data serta analisis data. Besar jumlah cacat dan jumlah produksi untuk produk gelombang dumbo dapat dilihat pada lampiran 2, untuk produk kruppdeck dapat dilihat pada lampiran 3, untuk produk tipe ADH (6300, 6800, 7500) dapat dilihat pada lampiran 4, untuk Truss dapat dilihat pada lampiran 5, dan untuk genteng metal dan batuan dapat dilihat pada lampiran 6.

2 Pengolahan Data Dengan Menggunakan Delapan Langkah QCC Menentukan Masalah Utama Tabel 4.1 Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Pada Tiap Produk Bulan Maret - April 2009 No Jenis Produk Jmlah Cacat Ttl Produk si % Defe ct % % Akum (lembar) (lembar) (%) (%) 1 Dumbo Perisai Kruppdeck Tipe ADH Truss Genteng Batuan Persentase Total (Sumber : hasil pengamatan bulan Maret April 2009) Untuk mengetahui secara jelas mengenai cacat pada produk jenis apa yang paling tinggi pada bulan Maret April 2009 ini, disajikan dengan menggunakan alat bantu seperti pada gambar 4.1. Jumlah cacat yang paling besar akan diangkat menjadi permasalahan utama dan selanjutnya dilakukan perbaikan kualitas yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.

3 66 Histogram % Cacat 2.50% Persentase 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% % Cacat 0.00% Dumbo Perisai Kruppdeck Tipe ADH Truss Genteng Metal & Batuan Je nis Produk Gambar 4.1 Histogram Jumlah Cacat Pada Tiap Produk Bulan Maret April 2009 Dari gambar 4.1, dapat dilihat dengan jelas bahwa cacat yang paling besar jumlahnya yaitu cacat pada produk gelombang dumbo. Besarnya jumlah cacat yang terjadi pada dumbo perisai di bulan Maret April 2009 sebanyak 484 lembar. Ada beberapa macam kategori cacat produk, yaitu: a. Cacat karena produk tergores Spesifikasi cacat retak : segala bentuk goresan dengan kedalaman goresan melebihi 0,05 mm dan panjang goresan 0,5 cm Gambar 4.2 Produk Tergores

4 67 b. Cacat karena retak atau pecah Tidak ada spesifikasi cacat retak, segala bentuk retakan pada produk dianggap cacat retak atau pecah. Gambar 4.3 Produk Retak/ Pecah c. Cacat karena produk belang Spesifikasi cacat belang lebih kepada warna standard yang telah ditentukan, warna coklat tua merupakan standad yang telah ditentukan pabrik berdasarkan bahan baku. Warna coklat muda dan kehitaman merupakancacat yang sering terjadi pada cacat warna. Gambar 4.4 Produk Belang

5 68 d. Lainnya Contohnya yaitu cacat pada saat pemasangan bahan baku dari crane ke mesin produksi atau pada akhir coil (bahan baku). Berikut ini dapat disajikan Diagram Pareto untuk jenis cacat dan jumlah cacat pintu gelombang dumbo pada bulan Maret April 2009 yang berdasarkan pada hasil pengamatan check sheet harian pada lampiran Pareto Chart dari Tiap Produk Count Jenis Produk Goresan pada produk Produk Belang Produk retak/ pecah Other Count Percent Cum % Percent Gambar 4.5 Diagram Pareto Jenis Cacat Bulan Maret April 2009 pada Gelombang Dumbo

6 69 Di dalam diagram Pareto ini terlihat bahwa penyebab cacat yang paling besar adalah goresan pada produk dengan total cacat sebanyak 399 lembar. Peringkat kedua terbesar adalah cacat karena produk belang dengan jumlah cacat sebanyak 52 lembar, peringkat ketiga adalah produk retak atau pecah dengan jumlah cacat sebanyak 17 lembar, sedangkan jenis cacat yang paling kecil jumlahnya adalah produk retak atau pecah dengan jumlah cacat sebanyak 16 lembar Mencari Penyebab Tim akan menggunakan metode Brainstroming untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan cacat dari dumbo perisai. Ruang lingkup pembahasan terbagi menjadi 4 segi, yaitu: Manusia, Mesin, Material, dan Lingkungan. Saat proses brainstorming, setiap anggota tim berhak untuk mengajukan sebuah ide atau gagasan mengenai faktor-faktor yang mungkin menyebabkan permasalahan terjadi setiap satu kali putaran dan setiap anggota tim tidak diperkenankan memberikan kritikan terhadap ide yang disampaikan walaupun menurut mereka ide atau gagasan tersebut tidak memiliki hubungan sebab-akibat terhadap permasalahan. Setelah ide dikemukakan, kemudian digambarkan dalam diagram sebab-akibat. Dalam diagram sebab-akibat ini terlihat jelas faktor-faktor apa saja yang menyebabkan dumbo perisai menjadi cacat.

7 70 Gambar 4.6 Diagram Sebab-Akibat Timbulnya Cacat Dumbo Perisai Analisa timbulnya faktor penyebab : 1. Produk Tergores Kemungkinan terjadinya produk tergores disebabkan oleh adanya sisa potongan kecil bekas pemotongan yang mengakibatkan goresan pada produk, serta proses pemindahan barang jadi yang kurang hati-hati. 2. Produk Retak atau Pecah

8 71 Faktor penyebabnya adalah warehouse yang terlalu sempit dengan ukuran 10 x 10 meter saja, karyawan yang kurang hati-hati pada saat memindahkan produk sehingga mengakibatkan produk retak atau pecah. Karyawan yang bekerja tidak leluasa pada saat memindahkan produk karena warehouse sementara yang digunakan terlalu sempit. Hal ini disebabkan juga karena karyawan yang kurang berpengalaman, oleh karena itu pihak perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan guna menangani permasalahan ini. 3. Produk Belang Hanya terdapat satu faktor penyebab yang dapat menyebabkan hasil produk menjadi belang, yaitu warna bahan baku dalam satu roll ada yang belang. 4. Lainnya Hal ini disebabkan pada awal pemasangan coil (bahan baku) ke mesin produksi tidak langsung pas atau harus di setting terlebih dahulu Menentukan Penyebab yang Dominan Setelah digambarkan diagram sebab-akibat pada langkah kedua, maka pada langkah ini akan didapatkan faktor-faktor penyebab dominan yang timbul dalam permasalahan ini. Dari hasil pengamatan didapatkan 6 macam faktor penyebab dominan yang menyebabkan terjadinya cacat pada produk dumbo perisai. Untuk mengetahui lebih jelasnya, dapat disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

9 72 Tabel 4.2 Faktor Penyebab Dominan pada Gelombang Dumbo Bulan Maret April 2009 No Faktor Penyebab Total Cacat % (lembar) 1 Terdapat scrap di dalam mesin ,86 2 Karyawan kurang hati-hati 37 7,64 3 Warehouse terlalu sempit 7 1,45 4 Bahan baku belang 52 10,74 5 Roda cetakan kendor 13 2,69 6 Bahan baku ketebalannya tidak merata 3 0,62 Total % (Sumber : hasil pengamatan bulan Maret - April 2009) Rencana Perbaikan Rencana perbaikan ini dapat dibuat dengan menggunakan metode 5W + 1H. Dalam perencanaan perbaikan ada beberapa hal yang dibahas atau ditentukan, yaitu: 1. Apa masalah atau faktor penyebab yang akan dibahas? 2. Mengapa rencana perbaikan harus dibuat? 3. Bagaimana pelaksanaan perbaikan berlangsung? 4. Kapan target waktu pelaksanaan perbaikan?

10 73 5. Siapa yang bertanggungjawab (PIC- Person in Charge) terhadap pelaksanaan setiap rencana perbaikan tersebut? 6. Di area mana rencana perbaikan dilakukan? Setelah mendapatkan faktor penyebab apa saja yang mengakibatkan produk menjadi cacat maka tim QCC membuat ringkasan hasil untuk rencana perbaikan kualitas untuk pengurangan jumlah cacat pada produksi dumbo perisai yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

11 74 Tabel 4.3 Rencana Perbaikan Kualitas Pada Gelombang Dumbo What Why How When Who Where No Faktor Penyebab Tujuan Rencana Perbaikan Target PIC Lokasi 1 Terdapat scrap di dalam mesin Agar permukaan produk tidak tergores Dibuatkan alat untuk membersihkan 14/5/2009 Nurkholis Mesin Cetak oleh scrap scrap yang ada dalam mesin 2 Karyawan kurang hati-hati Agar tidak terjadi bent uran lagi yang Karyawan ditraining terlebih dahulu 16/5/2009 Yuli Lantai Produksi dapat merusak produk 3 Warehouse terlalu sempit Agar tidak menghambat jalur Warehouse diperlebar menjadi 10 x 16 m 16/5/2009 Nurkholis Warehouse pemindahan produk yang dapat sementara mengakibatkan benturan antar produk 4 Bahan baku belang Agar tidak menghambat proses Dilakukan pengecekan bahan baku 12/5/2009 Martin Gudang produksi terlebih dahulu pada saat bahan baku bahan baku datang dan saat produksi 5 Roda cetakan kendor Agar tidak menghambat kinerja mesin Dilakukan pengecekan (maint enance) 12/5/2009 Wiwit Lantai Produksi dalam proses produksi mesin secara berkala tiap hari 6 Bahan baku ketebalannya Agar tidak menghambat proses Dilakukan pengecekan bahan baku 12/5/2009 Martin Gudang tidak merata produksi terlebih dahulu pada saat bahan baku bahan baku datang dan saat produksi

12 Pelaksanaan Perbaikan Proses pelaksanaan perbaikan ini direncanakan dan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah atau metode yang telah diterapkan dan pelaksanaan berjalan di bawah pengawasan penanggung jawab yang telah dipilih sebelumnya. Proses pelaksanaan perbaikan dimulai dari minggu pertama pada bulan Mei sampai dengan minggu ke-dua bulan Mei Dalam waktu 2 minggu ini, tim akan melakukan perbaikan guna meningkatkan kinerja dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Saat pelaksanaan perbaikan, dilakukan juga pendokumentasian mengenai jalannya proses pelaksanaan perbaikan, kondisi pada saat perbaikan, serta hasil yang diperoleh dalam sebuah laporan proses perbaikan. Dalam kondisi aktualnya, mungkin terjadi hal-hal lain di luar rencana, tetapi proses implementasi tetap harus berjalan sesuai dengan rencana yang telah dijadwalkan dan pengdokumentasian pun harus sesuai dengan kenyatan yang terjadi di lapangan.

13 76 No Kondisi Mula Perbaikan 1 Terdapat scrap dalam mesin Di bersihkan dengan menggunakan sikat besi. Sela-sela dibersihkan dengan menyingkirkan sisa scrap yang ada. 2 Karyawan kurang hati-hati Karyawan ditraining untuk memastikan kinerja mereka baik dan dapat mengurangi benturan pada produk. 3 Warehouse terlalu sempit yaitu berukuran 10 x 10 m Ukuran warehouse diperbesar menjadi 10 x 16 m Pelebaran warehouse ini melibatkan lokasi dekat warehouse barang jadi yang dipakai sebagian untuk meletakkan sisa pemotongan (waste). Pihak perusahaan setuju memperluas ukuran warehouse.

14 77 No Kondi Mula Perbaikan 4 Bahan baku belang Karyawan melakukan pengecekan pada bahan baku datang dan saat mulai produksi. Membuat MOU dengan supplier untuk kondisi bahan baku. 5 Roda cetakan kendor Dilakukan pengecekan mesin pada awal produksi secara berkala (harian). 6 Ketebalan bahan baku tidak merata Karyawan melakukan pengecekan pada bahan baku datang dan saat mulai produksi. Membuat MOU dengan supplier untuk kondisi b Tabel 4.4 Pelaksanaan Perbaikan Kualitas Pada Gelombang Dumbo

15 78 Untuk rencana perluasan warehouse akan dibahas dan ditunjukkan dengan gambar layout yang ada di bawah ini. Gambar 4.7 Layout Pabrik Sebelum Perbaikan

16 Gambar 4.8 Layout Pabrik Sesudah Perbaikan 79

17 Evaluasi Hasil Perbaikan Setelah rencana perbaikan selesai, maka dilakukan pengamatan kembali terhadap jumlah cacat pada bulan Mei Juni 2009 untuk membandingkan jumlah cacat pada bulan Maret April 2009 atau mengetahui apakah terjadi penurunan jumlah cacat atau tidak. Evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan besar frekuensi masalah yang terjadi pada saat sebelum perbaikan (bulan Maret April 2009) dan saat sesudah perbaikan diimplementasikan (bulan Mei Juni 2009). Data jumlah cacat bulan Maret April 2009 yang berupa check sheet harian dapat dilihat pada lampiran 7 dan data untuk jumlah cacat bulan Mei Juni 2009 (sesudah perbaikan) dapat dilihat pada lampiran 8. a. Diagram Pareto Pareto Chart dari Tiap Produk Count Jenis Produk Goresan pada produk Produk Belang Produk retak/ pecah Other Count Percent Cum % Pe rce nt Gambar 4.9 Diagram Pareto Sebelum dilakukan Perbaikan

18 81 Gambar diagram pareto ini sama seperti pada gambar 4.5 yang menjelaskan tentang data-data atau jumlah cacat pada jenis-jenis cacatnya sebelum mengalami perbaikan yaitu pada bulan Maret April Pareto Chart dari Tiap Produk Count Jenis Produk Goresan pada produk Produk Belang Produk retak/ pecah Lainnya Count Percent Cum % Pe rcent Gambar 4.10 Diagram Pareto Sesudah dilakukan Perbaikan Setelah dilakukan perbaikan pada minggu ke-dua bulan Mei 2009 dan dilakukan pengamatan ulang (bulan Mei Juni 2009), maka didapatkanlah jumlah cacat yang menurun seperti pada diagram pareto ini. Kondisi setelah dilakukan perbaikan sangat baik dan dinyatakan berhasil karena terjadi penurunan jumlah cacat dari bulan Maret 2009 sampai bulan Juni Berdasarkan diagram pareto ini, jumlah cacat goresan pada produk menurun menjadi 148 lembar, jumlah cacat

19 82 pada produk belang menurun menjadi 31 lembar, jumlah cacat pada produk retak atau pecah menurun sampai 15 lembar dan jumlah cacat lainnya menjadi 12 lembar. Perbandingan Jumlah Cacat Goresan pada produk Produk retak/ pecah Produk belang Lainnya Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan Gambar 4.11 Histogram Evaluasi Perbandingan Jumlah Cacat Sebelum dan Sesudah Perbaikan Diagram ini hanya ditampilkan hanya untuk memperjelas pembacaan pada mengenai jumlah cacat sebelum dilakukan perbaikan dengan setelah dilakukan perbaikan. Pada diagram terlihat jelas jumlah perbandingan pada masing-masing jenis cacat.

20 83 b. Grafik Garis Grafik Garis Jumlah Cacat /03 06/03 11/03 16/03 21/03 26/03 31/03 05/04 10/04 15/04 20/04 25/04 30/04 Jum lah Jumlah Cacat Tanggal Gambar 4.12 Grafik Garis Kondisi Sebelum dilakukan Perbaikan Pada grafik garis ini, menjelaskan tentang jumlah cacat per-hari pada dumbo perisai di bulan Maret - April 2009 sebelum dilakukan perbaikan. Jumlah cacat yang paling besar terjadi pada tanggal 31 Maret dengan jumlah cacatnya sebesar 31 lembar dan jumlah cacat terbesar kedua terjadi pada tanggal 11 Maret sebesar 27 lembar. Untuk garis yang berada pada titik nol menandakan tidak ada kegiatan proses produksi atau hari libur.

21 84 Jum lah /05 22 /05 26 /05 Grafik Garis Jumlah Cacat 30 /05 03 /06 07 /06 11 /06 Ta nggal 15 /06 19 /06 23 /06 27 /06 31/06 Jumlah Cacat Gambar 4.13 Gafik Garis Kondisi Sesudah dilakukan Perbaikan Pada grafik garis bulan Mei Juni 2009 ini, terlihat dengan jelas jumlah cacat perharinya untuk dumbo perisai mengalami penurunan. Jumlah cacat yang terbesar terjadi pada tanggal 18 Mei sebesar 15 lembar dan jumlah terbesar kedua adalah 9 Juni sebesar 14 lembar. Untuk garis yang berada pada titik nol menandakan tidak ada kegiatan proses produksi atau hari libur.

22 85 c. Peta Kendali Sebelum ke dalam tahap analisis data, penulis mencoba untuk melakukan uji kecukupan data terlebih dahulu terhadap data yang telah diperoleh selama masa observasi di PT. Adeha Metalindo. Uji kecukupan data ini dilakukan untuk menguji apakah data jumlah pengamatan yang dilakukan selama periode Maret - April 2009 pada proses produksi dumbo perisai di PT. Adeha Metalindo telah cukup sehingga dapat dijadikan sampel. Jika pada hasil uji kecukupan datan nantinya terdapat ketidakcukupan data, maka akan dilakukan pengumpulan data kembali untuk menambah data yang telah ada dan kemudian dilakukan pengujian data kembali sampai data yang diuji dinyatakan cukup untuk dijadikan sampel. Berikut merupakan uji kecukupan data terhadap data cacat pada pintu toilet periode Maret - April Untuk tabel uji kecukupan data dapat dilihat pada lampiran 9. Uji kecukupan data k = 95% s = 10 % N = 28 Np = 484 N = k s N ( Σnp 2 Σnp ) ( Σnp) 2 2

23 86 N = 0,05 0,1 28(9060) (484) N 0,5 = N = N = 0, , N = N < N maka dapat cukup 0,0207 < 28 maka data cukup 2 Dari hasil perhitungan uji kecukupan data diatas dinyatakan bahwa data proses produksi pada dumbo perisai periode Maret - April 2009 sebanyak 28 pengamatan telah cukup dan dapat dijadikan sampel sebagai bahan atau sumber untuk analisis data. Peta kendali digunakan untuk mengetahui apakah karakteristik kualitas dari item-item suatu proses dinyatakan terkendali atau berada dalam proses yang stabil atau sebaliknya, dinyatakan tidak terkendali atau berada dalam proses yang tidak stabil. Dalam pembahasan ini, peta kendali peta kendali yang digunakan adalah peta kendali untuk data atribut yaitu peta kontrol p. Dimana peta kontrol p merupakan

24 87 peta kontrol atribut untuk jenis sampel yang jumlahnya berbeda-beda (tidak konstan) dalam tiap pengamatan. Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau disebut cacat (defect)) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dalam hal ini kelompok yang sedang diinspeksi adalah proses produksi untuk dumbo perisai bulan Maret - April Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan peta kontrol p untuk proses produksi dumbo perisai. 1. Menentukan ukuran contoh yang cukup besar dan mengumpulkannya. Untuk data perhitungan peta kontrol p periode Maret April 2009 dapat dilihat pada lampiran Menghitung nilai proporsi cacat p-bar = jumlah cacat jumlah produksi 484 = = Menghitung batas kontrol 3-sigma CL = p = UCL = p + 3 p(1- p) n i

25 88 = LCL = p - 3 = (1 n i p(1- p) n i (1 n i ) ) Untuk mengetahui hasil perhitungan peta kontrol p periode Maret April 2009 dapat dilihat pada lampiran 11. Di dalam tabel hasil perhitungan peta kontrol p akan diketahui nilai batas atas dan batas bawah. 4. Memplot atau menebarkan data proporsi (atau persentase cacat) 0.06 P Chart of J umlah Cacat 1 Proportion UCL= _ P= LCL= Sa mple Tests performed with unequal sample sizes Gambar 4.14 Peta Kontrol p untuk Proporsi Cacat periode Maret April 2009

26 89 Dari grafik data pengendali yang telah diplot tampak terlihat dua data pengamatan yang berada di luar batas pengendalian statistikal yaitu data pengamatan ke-13 dan ke-27. Data pengamatan ke-13 adalah data tanggal 31 Maret 2009 dan data pengamatan ke-27 adalah data tanggal 29 April Data ke-13 mengalami keluar batas kontrol karena pada saat start-up terjadi kendala pemasangan bahan baku ke mesin produksi dan banyak scrap di mesin pada saat produksi. Data ke-27 mengalami keluar batas kontrol karena banyak scrap di mesin pada saat produksi. Setelah diadakan revisi terhadap peta pengendali p maka hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Untuk data perhitungan peta kontrol p periode Maret April 2009 setelah revisi dapat dilihat pada lampiran Menghitung nilai proporsi cacat setelah revisi. p-bar = jumlah cacat jumlah produksi 442 = = Menghitung batas kontrol 3-sigma setelah revisi. CL = p =

27 90 UCL = p + 3 p(1- p) n i = (1 n i ) LCL = p - 3 p(1- p) n i = (1 n i ) Untuk mengetahui hasil perhitungan peta kontrol p periode Maret April 2009 yang telah direvisi dapat dilihat pada lampiran Memplot atau menebarkan data proporsi (atau persentase cacat) 0.05 P Chart of J umlah Cacat UCL= Proportion _ P= LCL= Sa mple Tests performed with unequal sample sizes Gambar 4.15 Peta Kontrol p revisi Proporsi Cacat periode Maret April 2009

28 91 Dari grafik data pengendali yang telah diplot atau ditunjukkan terlihat bahwa tidak ada data yang berada di luar batas pengendalian statistikal. Keseluruhan data pada proses ini sudah berada dalam batas pengendali atas maupun batas pengendali bawah. Dari hasil pengamatan pada tabel dan grafik ini, maka data pada proses ini telah dinyatakan stabil kemudian dapat dihitung kapabilitas prosesnya. 5. Menghitung kapabilitas proses Dari pengamatan diatas terlihat bahwa keseluruhan data sudah berada di dalam batas pengendali statistikal. Jika data pengamatan menunjukkan bahwa proses berada dalam batas pengendali statistikal, maka langkah berikutnya adalah dengan menentukan kapabilitas proses yang menghasilkan produk yang sesuai. Kapabilitas proses (Cp) pada peta kontrol p dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Cp = (1- p-bar) Cp = (1-0,02177) Cp = 0,97823 Cp = 97,82 % Dari perhitungan kapabilitas proses (Cp) diatas, dapat dilihat bahwa persentase sebesar 97,82 % merupakan kemampuan proses dalam menghasilkan produk cacat sebesar % untuk dumbo perisai. Keadaan ini jelas tidak baik dikarenakan tingkat kapabilitas proses tersebut masih belum dapat mencapai target

29 92 yang telah ditetapkan oleh PT. Adeha Metalindo yaitu proses hanya menghasilkan produk cacat sebesar 1,25 %. Setelah melakukan perhitungan menggunakan data pengamatan bulan Maret April 2009 maka penulis akan melakukan perhitungan kembali untuk data pengamatan periode Mei Juni Berikut dilakukan uji kecukupan data terlebih dahulu seperti yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui apakah data telah dinyatakan cukup dan dapat dijadikan sampel. Untuk tabel uji kecukupan data periode Mei Juni 2009 dapat dilihat pada lampiran 14. Uji kecukupan data k = 95% s = 10 % N = 26 Np = 206 N = k s N ( Σnp 2 Σnp ) ( Σnp) 2 2 N = 0,05 0,1 26(1868) (206) N 0,5 =

30 93 N = N = 0, , N = 0,0361 N < N maka dapat cukup 0,0361 < 26 maka data cukup 2 2 Dari hasil perhitungan uji kecukupan data diatas dinyatakan bahwa data proses produksi pada dumbo perisai periode Mei Juni 2009 sebanyak 26 pengamatan telah cukup dan dapat dijadikan sampel untuk analisis data, karena N yang diperoleh sebesar 0,0361 lebih kecil dari jumlah pengamatan yang telah dilakukan sebanyak 26 pengamatan. Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau disebut cacat (defect)) dari item-item dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dalam hal ini kelompok yang sedang diinspeksi adalah proses produksi untuk dumbo perisai bulan Mei Juni Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan peta kontrol p untuk proses produksi dumbo perisai : 1. Menentukan ukuran contoh yang cukup besar dan mengumpulkannya. Untuk data perhitungan peta kontrol p periode Mei Juni 2009 dapat dilihat pada lampiran 15.

31 94 2. Menghitung nilai proporsi cacat p-bar = jumlah cacat jumlah produksi 206 = = Menghitung batas kontrol 3-sigma CL = p = UCL = p + 3 p(1- p) n i = (1 n i ) LCL = p -3 p(1 - p) n i = ( ) n i

32 95 Untuk mengetahui hasil perhitungan peta kontrol p periode Mei - Juni 2009 dapat dilihat pada lampiran 16. Di dalam tabel hasil perhitungan peta kontrol p akan diketahui nilai batas atas dan batas bawah. 4. Memplot atau menebarkan data proporsi (persentase cacat) P Chart of Jumlah Cacat UC L= Proportion _ P= LCL= Sample Tests performed with unequal sample sizes Gambar 4.16 Peta Kontrol p untuk Proporsi Cacat Periode Mei Juni 2009 Dari grafik data pengendali yang telah diplot atau ditunjukkan, terlihat bahwa tidak ada data yang berada di luar batas pengendalian statistikal. Keseluruhan data pada proses ini sudah berada dalam batas pengendali atas maupun

33 96 batas pengendali bawah. Dari hasil pengamatan pada tabel dan grafik ini, maka data pada proses ini telah dinyatakan stabil kemudian dapat dihitung kapabilitas prosesnya. 5. Menghitung kapabilitas proses Dari pengamatan diatas terlihat bahwa keseluruhan data sudah berada di dalam batas pengendali statistikal. Jika proses sudah berada dalam batas pengendali statistikal, maka langkah berikutnya adalah dengan menentukan kapabilitas proses yang menghasilkan produk yang sesuai. Kapabilitas proses (Cp) pada peta kontrol p dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Cp = (1- p-bar) Cp = (1-0,01144) Cp = 0,9856 Cp = 98,56 % Dari perhitungan kapabilitas proses (Cp) diatas, dapat dilihat bahwa persentase sebesar 98,56 % merupakan kemampuan proses dalam menghasilkan produk cacat sebesar 1,144 %. Keadaan ini jelas baik dikarenakan tingkat kapabilitas proses tersebut telah mencapai target yang ditetapkan oleh PT. Adeha Metalindo yaitu proses hanya menghasilkan produk cacat sebesar 1,25 %.

34 97 Sedangkan kondisi aktual yang terjadi saat ini, proses menghasilkan kapabilitas proses sebesar 1,144 %. Berikut manfaat-manfaat yang diperoleh : - Terjadi pengurangan jumlah cacat dumbo perisai pada bulan Maret - April 2009 sebesar 484 lembar menjadi 206 lembar pada bulan Mei - Juni Persentase cacat untuk bulan Maret - April 2009 adalah 2,10 % dan setelah dilakukan perbaikan cacat berkurang menjadi 1,144 %. Batas standar untuk cacat dari perusahaan itu sendiri adalah 1,25 % dari pembagian jumlah cacat dengan jumlah produksi pada bulan yang bersangkutan. - Kapabilitas Proses untuk produksi dumbo perisai meningkat dari 97,82 % (bulan Maret April 2009) menjadi 98,56 % (periode Mei Juni 2009). - Mengembangkan sesuatu yang baru untuk perbaikan kualitas baik metode maupun alat-alat yang digunakan dalam perbaikan kualitas. - Dengan diadakannya training baik untuk karyawan lama ataupun baru, maka meningkatkan keterampilan untuk karyawan itu sendiri yang juga meningkatkan kinerja produksi.

35 Standarisasi Faktor Manusia : Semua karyawan melakukan prosedur kerja yang selama ini ditetapkan setelah pelaksanaan perbaikan di lakukan. Faktor Alat : Sikat besi selalu digunakan untuk sisa scrap pada mesin. Faktor Lingkungan : Menggunakan warehouse yang sekarang yaitu berukuran 8 x 16 m. Faktor Cara : Rutin melakukan maintenance atau check-up pada mesin. Faktor Material : Disepakati MOU tentang bahan baku dengan supplier. Kinerja bagian Quality Control lebih ditingkatkan.

36 Rencana Berikut Setelah perbaikan kualitas pada cacat dumbo perisai selesai dilakukan, maka tugas selanjutnya pada langkah ini adalah mencari permasalahan lain untuk dilakukan perbaikan kualitasnya lagi. Melihat pengamatan pada proses produksi sebelumnya, maka pihak perusahaan setuju untuk melakukan perbaikan kualitas pada tipe produk genteng metal dan batuan serta tipe ADH dan tipe produk lainnya. Hal ini dilakukan secara bertahap. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak QCC dapat disajikan dalam tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Rencana Kegiatan Untuk Perbaikan Kualitas Genteng Metal dan Batuan 2009 Langkah Masalah Juli Agst Sept Okt Nov 1 Menentukan Masalah P 2 Mencari Penyebab 3 Prioritas Penyebab 4 Rencana Perbaikan D 5 Pelaksanaan C 6 Evaluasi Hasil A 7 Standarisasi 8 Rencana Berikut

37 100 Tabel 4.6 Rencana Kegiatan Untuk Perbaikan Kualitas tipe ADH Langkah Masalah Sept Okt Nov Des Jan 1 Menentukan Masalah P 2 Mencari Penyebab 3 Prioritas Penyebab 4 Rencana Perbaikan D 5 Pelaksanaan C 6 Evaluasi Hasil A 7 Standarisasi 8 Rencana Berikut

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kaizen Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang terhadap konsep continuous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik. Menurut Tjiptono dan Diana

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data di perusahaan PT. Jasa Putra Plastik dilakukan dari bulan Juli 004 sampai bulan Desember 004. Data yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Adapun data yang diperoleh adalah jumlah dan jenis-jenis cacat pada proses welding hasil audit dari periode akhir September Oktober 2004. Tabel 4.1

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistika Deskriptif Bulan Jumlah hari kerja Mean Minimum Maximum Varians November 27 5,63 20 82 205,32 Desember 27 5, 32 88 20,8 Januari 23 48,48 29 65 0,90 Diagram Batang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1. Diagram Alir Observasi Awal Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Observasi Lanjutan Pengumpulan Data Studi Pustaka Pengolahan Data Diagram Pareto Diagram batang Peta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA Sukma Prayisno qtink_uma_sukma@yahoo.co.id (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK Pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Pemecahan Masalah Flow Chart Pemecahan Masalah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penjelasan langkah-langkah flow diagram

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 69 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil produksi selama 50 hari, dan dilakukan dengan teknik observasi lapangan langsung. Data produk

Lebih terperinci

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan CV. Multi Karya Prima adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri yang memproduksi pagar beton (panel). Ukuran panel yang diproduksi adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data terbagi menjadi dua proses yakni: proses produksi/ekstrusi dan proses anodizing, data-data yang telah terkumpul merupakan data hasil

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk Dias Ardha P 1311 030 032 Dosen Pembimbing Dr. Sony Sunaryo, M.Si PROGRAM STUDI DIPLOMA III Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

: defect, six sigma, DMAIC,

: defect, six sigma, DMAIC, ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Arief Hadi Prasetyo *1) dan Kariyam 2) 1) Statistika, FMIPA, Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pengolahan data telah diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Untuk itu hasil akhir dara data yang telah diproses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini

BAB V ANALISA HASIL. batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat ini BAB V ANALISA HASIL 5.1 Menghitung Garis Pusat atau Central Line (CL) Garis pusat atau Central Line adalah garis tengah yangberada diantar batas kendaliatas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Garis Pusat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menekan waktu proses pembuatan coklat compound yang digunakan untuk produksi produk X. Waktu pembuatan coklat compound saat ini adalah 150 menit,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Ukuran Kinerja Di bawah ini akan digambarkan mengenai bagaimana teknik maupun urut-urutan pemecahan masalah yang dipergunakan. Pada gambar flowchart di bawah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan produksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan produksi, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Mengingat kondisi dan situasi perekonomian saat ini di mana persaingan sangat ketat baik dalam negeri maupun luar negeri membuat suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Profil Perusahaan PT. Gelora Aksara Pratama (Erlangga Group) merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1987. PT. Gelora Aksara Pratama dimulai

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati Tugas Akhir Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh: Zubdatu Zahrati 309 030 002 Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil. Tabel 4.1 Pengumpulan Data BULAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil. Tabel 4.1 Pengumpulan Data BULAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data jenis cacat yang terjadi pada proses produksi di CV. Abadi Jaya diambil dari hasil audit proses produksi periode Januari 2005-September 2005 adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 03 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan selama kegiatan proses pengemasan

Lebih terperinci

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

ANALISA PENGURANGAN DEFECT ANALISA PENGURANGAN DEFECT PADA PROSES PRODUKSI BATERAI ABC JENIS R6 DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY PLANT II SURABAYA SKRIPSI Oleh : ILUL

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan

Lebih terperinci

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute 8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (

Lebih terperinci