241 ANALISIS PERKUATAN BALOK BAJA DENGAN MEMPERHITUNGKAN EFEK REDISTRIBUSI MOMEN Wiryanto Dewobroto dan Petrus Ricky

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "241 ANALISIS PERKUATAN BALOK BAJA DENGAN MEMPERHITUNGKAN EFEK REDISTRIBUSI MOMEN Wiryanto Dewobroto dan Petrus Ricky"

Transkripsi

1

2

3 x 40 ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM MODIFIKASI YANG DIPERKUAT LAPIS CFRP Ida Bagus Ra Wdarsa dan Ida Bagus Dharma Gr 41 ANALISIS PERKUATAN BALOK BAJA DENGAN MEMPERHITUNGKAN EFEK REDISTRIBUSI MOMEN Wryanto Dewobroto dan Petrus Rcky 43 PENGARUH STEEL FIBER TERHADAP KUAT GESER REACTIVE POWDER CONCRETE Danel Chrstanto, Wdodo Kushartomo dan Wratman Wangsadnata 57 KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERATURAN SISTEM GANDA BERDASARKAN PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN LANGSUNG Raja Parulan Purba, Zulkar Djauhar dan Ren Suryanta 90 KAJIAN PENGARUH PERILAKU TEGANGAN REGANGAN TEKAN BETON YANG DIPERKUAT SERAT SINTETIS TERHADAP PERILAKU MOMEN KURVATUR Rosdawan, Iswand Imran, Saptahar Sugr dan Ivndra Pane 94 APLIKASI INCREMENTAL DYNAMIC ANALYSIS UNTUK PENILAIAN KERENTANAN DAN RESIKO SEISMIK JEMBATAN Nam A. Wbowo, Dean H. Wardana, Mutara Puspahat C, Senot Sangadj, Edy Purwanto dan S. A. Krstawan 95 FUNGSI FRAGILITY (KERAPUHAN) SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA SEISMIK STRUKTUR TIPIKAL JEMBATAN JALAN RAYA BETON Enjels N. Tropormera, Agus Trsyanto, Mutara Puspahat C, Senot Sangadj, Agus Supryad dan Supard 97 PENYEDERHANAAN PERHITUNGAN GAYA GESER DASAR SEISMIK (V) SNI GEMPA 01 UNTUK TIPIKAL BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DI JAWA TENGAH Hmawan Indarto dan Hanggoro Tr Cahyo Andyarto 98 PREDIKSI RESPONS STRUKTUR BANGUNAN BERDASARKAN SPEKTRA GEMPA INDONESIA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ren Suryanta, Hendra Jngga, Harned Mazr dan Enno Yunarto Topk: TRANSPORTASI 01 THE RELATIONSHIP AMONG LAND USE PATTERN, SOCIO ECONOMIC FACTORS AND TRAVEL BEHAVIOURS Dewa Made Pryantha Wedagama 013 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Putu Alt Suthanaya, Dyah Ayu Lestar

4 Konerens Nasonal Teknk Spl 10 Unverstas Atma Jaya Yogyakarta, 6-7 Oktober 016 KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERATURAN SISTEM GANDA BERDASARKAN PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN LANGSUNG Raja Parulan Purba 1, Zulkar Djauhar, Ren Suryanta 3 1 Jurusan Teknk Spl, Unverstas Rau, Jl. Subrantas KM 1.5 Pekanbaru 893 Emal: rajapoerba94@gmal.com Jurusan Teknk Spl, Unverstas Rau, Jl. Subrantas KM 1.5 Pekanbaru 893 Emal: zulkar.djauhar@lecturer.unr.ac.d, zulkr_dj@yahoo.com 3 Jurusan Teknk Spl, Unverstas Rau, Jl. Subrantas KM 1.5 Pekanbaru 893 Emal: ren.suryanta@eng.unr.ac.d ABSTRAK Perencanaan struktur tahan gempa umumnya menggunakan konsep orced based desgn (FBD). Konsep n belum dapat menunjukkan secara langsung knerja bangunan terhadap pengaruh gempa. Sehngga dbutuhkan suatu evalusa knerja dengan melakukan analss hngga pada keadaan nelasts struktur yang dsebut dengan konsep Perencanaan Berbass Perpndahan Langsung. Peneltan bertujuan membandngkan dua metode analss knerja yang ddasarkan pada perpndahan lateral pada saat konds nelasts sebaga parameter kunc respon struktur dalam perencanaan yang dgunakan yatu metode Perencanaan Berbass Perpndahan Langsung (Drect Dsplacement Based Desgn, DDBD) dan Metode Spektrum Kapastas (Capacty Spectrum Method, CSM). Sstem struktur yang dkaj adalah struktur gedung beraturan sstem ganda (dual system) yakn kombnas struktur rangka dan dndng beton bertulang dengan pembebanan gempa rencana berdasarkan SNI Parameter yang dkaj adalah perpndahan, gaya geser dasar, redaman eekt, dan waktu getar eekt bak yang dhaslkan dengan metode DDBD maupun dengan metode CSM. Hasl kajan menunjukkan bahwa nla parameter yang dperoleh dar analss memanaatkan metode DDBD lebh besar bla dbandngkan terhadap metode CSM. Target perpndahan yang dhaslkan menggunakan metode DDBD yatu 0,545 m sedangkan yang dhaslkan metode CSM yatu 0,175 m. Gaya geser dasar dar hasl metode DDBD yatu 3893,5 kn sedangkan hasl dar metode CSM yatu 178,978 kn. Nla redaman eekt hasl dar metode DDBD yatu 14,01 % dengan waktu getar eekt yatu 3,86 detk, sedangkan metode CSM mengaslkan redaman eekt 5,40 % dengan waktu getar eekt 1,314 detk. Evaluas knerja struktur yang dtnjau berdasarkan ATC-40, metode DDBD menghaslkan level knerja struktur pada level damage control, sedangkan metode CSM menunjukkan level mmedate occupancy. Kata kunc : Drect Dsplacement Based Desgn, Capacty Spectrum Method, Knerja struktur 1. PENDAHULUAN Sebagan besar wlayah Indonesa terletak dalam wlayah gempa dengan ntenstas sedang hngga tngg. Konds tersebut berpengaruh besar dalam perencanaan struktur gedung tahan gempa yang harus dperhatkan agar tdak menmbulkan dampak yang besar, terlebh akbat perpndahan lateral yang terjad pada gedung akbat gempa. Serng perkembangan lmu pengetahuan dan teknolog, solus untuk menngkatkan knerja struktur gedung bertngkat tngg terhadap beban gempa yang drencanakan yatu dengan pemasangan dndng beton bertulang (RC- Wall) yang serng dkenal dengan dndng geser (shearwall). Penggunaan dndng geser sangat dperlukan sebaga subsstem penahan beban lateral dar struktur dan akan menyerap sebagan dar besarnya beban gempa yang terjad. Selama n, perancangan bangunan tahan gempa kebanyakan menggunakan konsep orce-based desgn (FBD). Konsep n tdak menunjukkan secara langsung knerja bangunan terhadap pengaruh gempa yang terjad karena analss dlakukan secara lnear (elasts). Hal tersebut mendasar suatu arah baru dalam peneltan teortk dan ekspermental rekayasa struktur tahan gempa. Sehngga dalam akhr-akhr n konsep desan tahan gempa mula mengarah pada konsep berbass knerja (perormance based desgn). Konsep perormance based desgn dlakukan dengan menganalss komponen struktur secara bertahap yang memberkan gambaran perlaku nonlnear (nelasts) struktur saat pertama kal mengalam kegagalan, sehngga konsep n juga menunjukkan secara langsung bagamana knerja struktur terhadap pengaruh gempa yang terjad. Menurut Prestley ada tga metode perencanaan berbass knerja (perormance based desgn) yatu metode Capacty Spectrum (ATC-40, 1996), metode N (Fajar, 000) dan metode Drect Dsplacement-Based Desgn (Prestley, 315

5 ). Tulsan n bertujuan untuk mengkaj knerja struktur gedung beraturan dual system tga dmens dengan menggunakan metode Drect Dsplacement-Based Method (Prestley, 000) dan selanjutnya dbandngkan dengan Capacty Spectrum Method (ATC-40, 1996). Selanjutnya analss dlakukan dengan asums sebaga berkut. 1. Model struktur yang dgunakan yatu gedung sstem ganda yang merupakan kombnas rangka pemkul momen khusus dan dndng geser beton bertulang khusus.. Perhtungan hanya untuk menganalss dan membandngkan tngkat knerja struktur tanpa melakukan perencanaan model struktur. 3. Gedung merupakan bangunan yang dasumskan berungs sebaga perkantoran yang terletak dwlayah kota Pekanbaru dengan konds tanah sedang. 4. Analss pushover menggunakan perangkat lunak berbass elemen hngga dengan pola pembebanan lateral 100% arah sumbu kuat dan 30% arah sumbu lemah. 5. Data struktur yang dgunakan yatu a. kuat tekan beton, c = 30 MPa. b. mutu tulangan utama, y = 40 MPa. c. mutu tulangan sengkang, ys = 40 MPa. d. dameter tulangan utama = mm. e. jumlah lanta = 10 lanta dengan ketnggan antar tngkat 3,6 m. dmens elemen dan bentuk struktur sepert pada gambar berkut n.. TINJAUAN PUSTAKA Gambar 1. Denah lanta gedung dan tampak dmens tga gedug Pada SNI , gabungan sstem rangka pemkul momen dan dndng geser beton bertulang dsebut sebaga struktur sstem ganda. Sstem ganda akan memberkan kemampuan pada bangunan untuk menahan beban yang lebh bak terutama terhadap beban gempa. Penggunaan dndng beton bertulang (RC-Wall) pada struktur gedung yatu sebaga penahan beban lateral dan juga dharapkan mampu mereduks gaya geser yang lebh besar dar elemen struktur lannya akbat gempa. Oleh karena lokas bangunan yang berada d wlayah Indonesa, mengharuskan pengaruh gempa rencana yang dhtung sesua dengan ketentuan SNI Perencanaan Berbass Perpndahan Langsung Metode Perencanaan Berbass Perpndahan Langsung (Drect Dsplacement Based Desgn) dlustraskan pada Gambar (a), dengan sstem Mult Degree o Freedom (MDOF) dsederhanakan menjad Sngle Degree o Freedom (SDOF). Hubungan besarnya gaya lateral-perpndahan sebaga representas dar SDOF dtunjukkan pada Gambar. (b). K merupakan kekakuan berdasarkan analsa retak pada penampang saat tulangan lentur mengalam leleh pertama. rk adalah kekakuan saat terbentuknya send-send plasts pada struktur, dan K e merupakan kekakuan resultan untuk menghaslkan perpndahan maksmum. Tngkat redaman lat ekvalen merupakan kombnas dar representas redaman elasts dan energ hysterets yang dserap selama respon nelasts. Gambar (c) menunjukkan nla tuntutan daktltas yang dberkan, Struktur bangunan baja memlk redaman lat ekvalen yang lebh besar dbandngkan struktur dndng beton bertulang yang ddesan dalam tngkat tuntutan daktltas yang sama. Nla respon perpndahan maksmum dan hasl perhtungan redaman berdasarkan tuntutan daktltas yang dperoleh, dgunakan untuk mendapatkan perode eekt, T e, sepert terlhat pada Gambar (d). Soleman (006) menyatakan bahwa parameter dasar spesk metode n ddasarkan pada geometr struktur, karakterstk leleh materal, kurvatur dan batasan drt.

6 317 Gambar. Konsep dasar drect dsplacement-based desgn (Prestley et al., 007) Prosedur Perhtungan Metode Perencanaan Berbass Perpndahan Langsung Tahapan prosedur perhtungan dalam mendapatkan parameter-parameter metode DDBD terhadap struktur dual system yang akan danalss adalah sebaga berkut: 1. Desan tahap awal (prelmnary desgn choces) b. Propors raso gaya geser Tahap awal dar perencanaan pada struktur dual system yatu menentukan propors raso rencana gaya geser yang akan dterma oleh struktur (Garca et al, 010). Total propors raso = 1 Raso rame = Raso RC-Wall = 1 c. Tngg RC-Wall contralexture (H CF) Tngg dndng konds contralexture sepert pada Gambar 3 yang dtentukan berdasarkan overtunng moment relat, yang dtentukan dar persamaan: m H F m H (1) m = overtunng moment relat pada lanta ke H = tngg struktur lanta ke (m) = raso gaya relat lanta ke F Gambar 3. Tngg dndng contralexture berdasarkan propors gaya geser dan moment overtunng relat (Sullvan, 009). Perpndahan Maksmum ( d) Perpndahan maksmum struktur dtentukan dengan persamaan dengan: = perpndahan tap lanta (m) = massa tap tngkat (kn) m d n 1 n 1 m. m. ()

7 Tngg eekt, dperoleh dar persamaan: 4. Massa eekt, dperoleh dar persamaan: H e n 1 n 1 n 1 me m. m. d m. 5. Redaman eekt Redaman eekt bergantng pada daktltas sstem struktur. a. Redaman eekt RC-Wall Redaman ekvalen terhadap arah yang dtnjau pada struktur, b. Redaman eekt rame Redaman ekvalen rame, e, W. h m lwj. W j 1 m lwj j 1 0,05 0,565 sehngga daktltas dan redaman eekt ekvalen struktur menjad: M M. eq eq W. e, W M W W W. e, W M M M M. 6. Perode eekt Perode eekt dtentukan grak perpndahan respon spektra yang dkonvers dar percepatan respon spektra, menggunakan persamaan: dengan: M ( T, ) Sa ( T, ) T e T. T 4 ( T,5) 7 (T, ) = Perpndahan untuk waktu getar T dan redaman % Sa = Percepatan untuk waktu getar T dan redaman % (T, ) dar persamaan datas, bentuk konvers kurva sepert pada Gambar 4 berkut. d. 1 1 (4) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Gambar 4. Percepatan respon spektra dan perpndahan respon spektra (Prestley et al., 007)

8 Kekakuan eekt, dtentukan dengan persamaan: 4.. me K e (11) Te 8. Gaya geser dasar, dtentukan dengan persamaan: V B K e d (1) Karena yang dpaka pada perencanaan adalah gaya geser dasar pada saat terjad pelelehan pertama, maka gaya geser dasar harus dreduks dengan aktor kuat lebh struktur berdasarkan Tabel 9 SNI , sehngga menjad: V V B (13) Knerja Struktur Berdasarkan ATC-40 o ATC-40 (1996) menetapkan deormas lateral pada struktur harus dperksa terhadap nla smpangan total maksmum dan smpangan nelasts maksmum untuk mendapatkan tngkat knerja dar struktur yang dsajkan pada Tabel 1 d bawah. Smpangan total maksmum ddenskan sebaga smpangan antar tngkat (nterstory drt) pada perpndahan d ttk knerja. Sedangkan smpangan nelasts maksmum merupakan perbandngan antara smpangan ye) dar struktur. Besarnya smpangan total maksmum dan smpangan nelasts maksmum struktur dhtung dengan menggunakan Persamaan dan berkut. Smpangan total maksmum = dan smpangan nelasts maksmum = dengan D t = Perpndahan maksmum struktur (m) D 1 = Perpndahan pada konds leleh pertama (m) = Tngg total struktur (m) H tot Batas Smpangan Antar Tngkat Smpangan Total Makssmum Smpangan Inelasts Maksmum Tabel 1. Batas deormas lateral Immedate Occupancy 0,01 0,005 Tngkat Knerja Struktur Damage Control 0,01 0,0 0,005 0,015 Le Saety Structural Stablty 0,0 0,33 V/P Tdak ada batasan (Sumber: ATC 40, 1996) Tdak ada batasan 3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Beban dan Berat Struktur Beban-beban yang bekerja pada struktur berupa beban mat (berat struktur), beban mat tambahan, dan beban hdup. Pembebanan yang dgunakan ddasarkan pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (PPURG). Dperoleh total beban mat tambahan pada pelat lanta 1-9 yatu 1,49 kn/m, pada pelat atap yatu 0,73 kn/m, dan beban mat tambahan pada balok tep yatu,16 kn/m. Beban hdup pelat lanta 1 sampa 9 sebesar,5 kn/m pada lanta atap sebesar 1 kn/m, dengan koesen reduks beban hdup terhadap pennjauan gempa berdasarkan SNI sebesar 0,5. Perhtungan Respon Spektra SNI Berdasarkan peta gempa harzad untuk wlayah kota Pekanbaru dengan konds tanah sedang, ddapatkan parameter nla S 1 = 0,5 g dan S S = 0,4 g. Parameter berdasarkan Tabel 4 dan 5 SNI ddapatkan nla F a = 1,48 dan F v = 1,9. Selanjutnya dperoleh grak respons spektra gempa rencana sepert pada Gambar 5.

9 30 Beban Gempa Statk Ekvalen Gambar 5. Respon spektra desan 1. Menentukan perode getar Berdasarkan SNI perode getar dbatas nla maksmum dan nla mnmum, dengan parameter: C u = 1,4 (Tabel 14 SNI ) C t = 0,0488 (Tabel 15 SNI ) x = 0,75 (Tabel 15 SNI ) h n = 36 m (tngg gedung) sehngga: T a mn = Ta = C t h n x = (0,0488) (36) 0,75 = 0,717 detk T a maks = C u Ta = 1,4 x 0,717 = 1,004 detk Perode alam struktur konds uncrack hasl program elemen hngga pada arah x dan y adalah sama = 0,91 detk (karena geometrk struktur yang smeters). Dengan pola gerak ragam pertama adalah translas arah Y (sehngga perhtungan dokuskan pada arah Y). Ta mnmum < TX,Y uncrack < Ta maksmum 0,717 < 0,91 < 1,004 maka dgunakan perode getar alam = 0,91 detk.. Menentukan koesen sesmk, C s Sama halnya dengan perode, nla C s juga mempunya batas mnmum dan maksmum, sebaga berkut. S DS dan S D1 = parameter respons spektra Ie = 1,00 (Tabel SNI ) R = 7 (Tabel 9 SNI ) C s mnmum = 0,004 S DS I e C s mnmum = 0,004 x 0,39 x 1 = 0,0174 C s htungan (Y) = S D1 = 0,3 = 0,0497 R 7 T 0,91 I 1 C s maksmum = e S D1 = R I e 0,3 = 0, C s mnmum < C s htungan (y) < C s maksmum 0,0174 < 0,0497 < 0,0564 Maka dgunakan Cs = 0, Menentukan gaya geser dasar gempa V Y = C s(y) W t = 0,0497 x 90313,0 kn = 4491,573 kn 4. Menentukan dstrbus vertkal gaya gempa Nla k dcar dengan nterpolas lnear dengan: maka, T y = 0,91 detk; k = 1,0

10 31 selanjutnya, dstrbus vertkal gaya, F x = C vxv Menurut SNI bahwa beban gempa danggap terjad secara bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama dengan eekttas 30%. Sehngga gaya gempa statk ekvalen dberkan 100% arah Y dan 30% arah X. Pengecekan Sstem Ganda Sesua SNI Dengan pemberan gaya gempa statk ekvalen 100% arah Y dan 30% arah X sebaga gaya gempa yang dtetapkan, maka dperoleh propors gaya geser: Tabel. Propors gaya geser dasar struktur Parameter Vx (kn) Vy (kn) Gaya Geser Struktur -1347, ,57 Gaya Geser RC-Wall -114, ,8 Gaya Geser Frame -04,53-681,75 Persentase RC-Wall 84,8% 84,8% Persentase Frame 15,18% 15,18% Menurut SNI untuk sstem ganda, bahwa rame harus mampu menahan palng sedkt 5% dar gaya gempa yang dtetapkan. Berdasarkan gaya geser dasar yang dperoleh, rame belum menerma mnmal 5% dar gaya geser total, sehngga dlakukan pengecekan hanya terhadap rame dengan pemberan 5% gaya gempa yang dtetapkan (Asnendra, 011). Pengecekan dlakukan terhadap code yang dacu oleh SNI yatu ACI yang terdapat pada sotware elemen hngga. Hasl yang dperoleh menunjukkan bahwa tdak adanya rame yang mengalam overstress (OS) akbat gaya gempa 5% tersebut. Sehngga sstem struktur tersebut bsa danggap sebaga sstem ganda, karena rame mampu menahan 5% gaya gempa yang dtetapkan. Metode Perencanaan Berbass Perpndhan Langusng (DDBD) Langkah awal dalam analss DDBD untuk dual system adalah menentukan raso gaya geser. Dalam tulsan n, raso gaya geser mengkut raso yang dhaslkan berdasarkan Tabel, dengan = 15,18%. Selanjutnya dlakukan perhtungan dalam menentukan tngg wall contralexture. Berdasarkan perhtungan tabelars dperoleh bahwa RC-Wall mengalam contralexture pada level lanta 8 dan 9, sehngga dlakukan nterpolas lnear: HCF 8,8 3,6 0,559/0,99 30,833 m dan, M = 4,660 19,196 = 5,464 Selanjutnya untuk menentukan perode berdasarkan target perpndahan dan redaman eekt yang dperoleh, grak percepatan respon spektra pada Gambar 5, dkonvers menjad grak perpndahan spektral sepert pada Gambar 6 berkut. Evaluas level knerja Gambar 6. Spektrum perpndahan Hasl perpndahan yang terjad dengan perhtungan metode DDBD selanjutnya dgunakan untuk mengevaluas knerja struktur berdasarkan dokumen ATC-40 yatu:

11 3 a. Smpangan total maksmum = Berdasarkan tabel deormas lateral dar dokumen ATC 40, knerja struktur menunjukkan konds damage control. b. Smpangan nelasts maksmum = Berdasarkan tabel deormas lateral dar dokumen ATC 40, knerja struktur menunjukkan konds damage control. Hasl analss dengan prosedur DDBD dapat dlhat pada Tabel 3. Tabel 3. Rekaptulas perhtungan DDBD Perormance Pont Parameter Htungan Hasl Gaya geser rame, % 15,18% Tngg dndng contralexture, HCF (m) 30,833 Drt d - 0,044 d (m) 0,545 Tngg eekt struktur, he (m) 5,519 Massa eekt, me (kn) 6510,8 Perpndahan konds leleh, y,he (m) 0,157 Daktltas dndng, w - 3,467 Daktltas rame, - 1,44 Daktltas eekt sstem struktur, sys - 3,014 Redaman dndng, w (%) 15,06% Redaman rame, (%) 10,35% Redaman eekt sstem struktur, sys (%) 14,01% Perode eekt, Te (detk) 3,86 Kekakuan eekt, Ke (kn/m) ,05 Gaya geser dasar DDBD, VB (kn) 95733,1 Gaya geser dasar SNI, V (kn) 3893,5 Selanjutnya konvers kurva kapastas ke ormat ADRS menjad spektrum kapastas. Selanjutnya melakukan penggabungan antara sngle demand dengan spektrum kapastas sehngga dperoleh ttk perpotongan kurva yang merupakan ttk knerja (perormance pont) struktur. Ttk knerja yang dperoleh dapat dlhat pada Gambar 7 berkut. Perormance pont Gambar 7. Perormance pont

12 33 Lebh lanjut dar perormance pont dperoleh gaya geser dasar 178,978 kn, target perpndahan 0,175 m, redaman eekt 5,40%, dan perode eekt 1,314 detk. Evaluas level knerja Berdasarkan deormas lateral yang dperoleh, dlakukan pengecekan knerja struktur terhadap nla smpangan total maksmum dan smpangan nelasts maksmum menurut ATC-40 yatu : a. Smpangan total maksmum = Berdasarkan tabel deormas lateral dar dokumen ATC-40, knerja struktur menunjukkan konds mmedate occupancy. b. Smpangan nelasts maksmum = Berdasarkan tabel deormas lateral dar dokumen ATC 40, knerja struktur menunjukkan konds mmedate occupancy. Perbandngan Knerja Struktur Gedung Beraturan Dual System Metode DDBD dengan CSM Perbandngan parameter knerja struktur gedung dual system yang dtnjau yatu sepert pada Tabel 4 berkut. Tabel 4. Perbandngan parameter knerja struktur dual system hasl analss metode DDBD dan CSM Hasl Satuan DDBD CSM Gaya geser dasar, V B kn 3893,5 178,978 Perpndahan, D m 0,545 0,175 Redaman, e % 14,01% 5,40% Perode, T e detk 3,86 1,314 Gaya geser dasar yang dterma dasar struktur hasl analss DDBD yatu sebesar 3893,5 kn, nla n lebh besar 16564,7 kn atau 1,76 kal dar hasl analss CSM. Redaman eekt yang dhaslkan dar analss DDBD juga lebh besar sektar,60 kal dar redaman eekt hasl CSM. Redaman merupakan perstwa pelepasan energ (energy dsspaton) oleh struktur. Maka dalam hal n menunjukkan bahwa energ yang dlepaskan oleh struktur dar hasl DDBD lebh besar dar pada hasl CSM, yang berart akan mengurang respon struktur terhadap pengaruh gempa. Perode atau waktu getar eekt yang dhaslkan analss DDBD juga lebh besar sektar,91 kal dar perode getar eekt hasl analss CSM. Nla n menunjukkan bahwa struktur yang danalss dengan metode DDBD bergetar lebh lambat bla dbandngkan dengan CSM saat dbeban beban gempa. Secara matemats, hubungan perode terhadap nla kekakuan struktur adalah berbandng terbalk sehngga mengakbatkan perode yang besar menghaslkan leksbltas stuktur yang juga besar sehngga mengurang kekakuan struktur. Semakn besarnya leksbltas struktur yang terjad mengakbatkan perpndahan struktur juga menjad semakn besar, sehngga dalam hal n perode berbandng lurus terhadap besarnya perpndahan struktur. Knerja struktur yang dcapa dtentukan berdasarkan besarnya perpndahan yang dperoleh. Perpndahan maksmum yang dperoleh berdasarkan analss DDBD lebh besar sektar 3,11 kal dar hasl analss CSM. Besarnya perpndahan yang terjad menujukkan tngkatan knerja yang dcapa oleh struktur. Struktur dual system yang dtnjau menunjukkan tngkatan knerja dengan metode DDBD berada pada konds damage control (struktur berada dalam kategor range antara mmedate occupancy dan le saety, dmana kerusakan yang terjad dbatas dan dapat dperbak) sedangkan dengan metode CSM berada pada konds mmedate occupancy (komponen struktur mash dapat mempertahankan karakterstk dan kapastas sepert sebelum gempa terjad). 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasl peneltan n, dapat dsmpulkan beberapa hal sebaga berkut: 1. Perencanaan dengan metode Drect Dsplacement Based Desgn (DDBD), menghaslkan target perpndahan yang lebh besar yatu 0,545 m dar pada perpndahan dengan metode Capacty Spectrum Method (CSM) yatu sebesar 0,175 m.. Parameter knerja struktur lannya dar hasl analss metode Drect Dsplacement Based Desgn (DDBD) bak gaya geser dasar, redaman eekt dan perode eekt yang dberkan oleh struktur saat pada konds nelasts memlk nla yang lebh besar dbandngkan hasl analss Capacty Spectrum Method (CSM). 3. Evaluas dar knerja struktur yang dtnjau, dengan menggunakan metode Drect Dsplacement Based Desgn (DDBD) menunjukkan kategor damage control yang artnya struktur berada dalam kategor range antara

13 34 mmedate occupancy dan le saety, dmana kerusakan yang terjad dbatas dan dapat dperbak. Sedangkan dengan metode Capacty Spectrum Method (CSM) berada pada konds mmedate occupancy yang artnya bahwa komponen struktur mash dapat mempertahankan karakterstk dan kapastas sepert sebelum gempa terjad. DAFTAR PUSTAKA Asnendra, M. (011). Analss Perbandngan Knerja Struktur Gedung Tak Beraturan Akbat Ban Gempa SNI dan RSNI X. Unverstas Rau. ATC-40. (1996). Sesmc Evaluaton and Retrot o Concrete Buldngs. Calorna: Calorna Sesmc Saety Commson. Budono, B., & Permana, E. (008). Analsa Struktur Daktal pada Struktur Portal Terbuka dan Sstem Ganda dengan Metoda Kekakuan Sekan. In Semnar dan Pameran HAKI Pengaruh Gempa dan Angn terhadap Struktur. Dewobroto, W. (005). Evaluas Knerja Struktur Baja Tahan Gempa dengan Analsa Pushover. In Cvl Engneerng Natonal Conerence: Sustanablty Constructon & Structural Engneerng Based on Proessonalsm-Unka Soegjapranata (pp. 1 8). Semarang. FEMA-440. (005). Improvement o Nonlnear Statc Sesmc Analyss Procedure. Washngton D.C. Garca, R., Sullvan, T. J., & Corte, G. Della. (010). Development O A Dsplacement Based Desgn Method For Steel Frame-RC Wall Buldngs. Journal o Earthquake Engneerng, 14(), Harahap, O. P. P. (015). Perbandngan Knerja Plar Jembatan Menggunakan Metode Drect Dsplacement Based Desgn dan Capacty Spectrum Method. Unverstas Rau. Jumar. (01). Stud Perbandngan Knerja Struktur Dndng Geser Menggunakan Metode Drect Dsplacement Based Desgn dan Capacty Spectrum Method. Unverstas Rau. PPURG. (1987). Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. Jakarta: Kementeran Pekerjaan Umum. Pranata, Y. A. (007). Stud Perencanaan Berbass Perpndahan: Metode Drect-Dsplacement Based Desgn Stud Kasus pada Rangka Beton Bertulang Bertngkat Rendah. Jurnal Teknk Spl Unverstas Krsten Maranatha, 7(), Prestley, M. J. N. (000). Perormance Based Sesmc Desgn. 1WCCE, 1. Prestley, M. J. N., Calv, G. M., & Kowalsky, M. J. (007). Dsplacement-Based Sesmc Desgn o Structures. Pava, Italy: IUSS Press. SNI-176. (01). Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Jakarta: Badan Standarsas Nasonal. SNI-847. (013). Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. Jakarta: Badan Standarsas Nasonal. Soleman, Y. (006). Kajan Parameter dalam Beberapa Prosedur Desan Metoda Perpndahan untuk Struktur Beton Bertulang, Sullvan, T. J. (009). Drect Dsplacement - Based Desgn o A RC Wall - Steel EBF Dual System Wth Added Dampers, 4(3), Wjaya, C., Wjaya, S. W., Muljat, I., & Pudjsuryad, P. (008). Evaluas Knerja Drect Dsplacement - Based Desgn dan Force Based Desgn Bangunan Irregular Plan 6-Lanta. Jurnal Dmens Pratama Teknk Spl, ()., 1 8.

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN: Metode Direct-Displacement Based Design Studi Kasus pada Rangka Beton Bertulang Bertingkat Rendah

STUDI PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN: Metode Direct-Displacement Based Design Studi Kasus pada Rangka Beton Bertulang Bertingkat Rendah STUDI PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN: Metode Drect-Dsplacement Based Desgn Stud Kasus pada Rangka Beton Bertulang Bertngkat Rendah Yosafat Aj Pranata Jurusan Teknk Spl, Unverstas Krsten Maranatha Jl.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRUKTUR BRESING KONSENTRIK TIPE X UNTUK PERBAIKAN KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TERHADAP BEBAN LATERAL AKIBAT GEMPA

PENGGUNAAN STRUKTUR BRESING KONSENTRIK TIPE X UNTUK PERBAIKAN KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TERHADAP BEBAN LATERAL AKIBAT GEMPA PENGGUNAAN STRUKTUR BRESING KONSENTRIK TIPE X UNTUK PERBAIKAN KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TERHADAP BEBAN LATERAL AKIBAT GEMPA Sr Haryono Dan Arumnngsh Dah Purnamawant Abstrak Peneltan n dlakukan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM PORTAL 3 LANTAI SISTEM ELASTIS PENUH DAN DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA 3

STUDI KOMPARASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN STRUKTUR BALOK DAN KOLOM PORTAL 3 LANTAI SISTEM ELASTIS PENUH DAN DAKTAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA 3 Smposum Nasonal RAPI XII - 2013 F UMS ISSN 1412-9612 SUDI KOMPARASI KEBUUHAN MAERIAL PADA PERENANAAN SRUKUR BALOK DAN KOLOM PORAL 3 LANAI SISEM ELASIS PENUH DAN DAKAIL PENUH DI WILAYAH GEMPA 3 Bud Setawan

Lebih terperinci

EFEK SOFT STOREY PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG TINGKAT TINGGI (199S)

EFEK SOFT STOREY PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG TINGKAT TINGGI (199S) EFEK SOFT STOREY PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG TINGKAT TINGGI (199S) Antonus 1 dan Aref Wdhanto 2 1 Jurusan Teknk Spl Unverstas Islam Sultan Agung - Jl. Raya Kalgawe Km.4, Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Pertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI )

Pertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI ) Halaman 1 dar Pertemuan 14 Pertemuan 14 ANALISIS STATIK EKIVALEN (SNI 1726 2002) Analss statk ekvalen merupakan salah satu metode menganalss struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN BIDANG (PLANE STRESS) DINDING GESER (SHEAR WALL) GEDUNG BERTINGKAT

ANALISIS TEGANGAN BIDANG (PLANE STRESS) DINDING GESER (SHEAR WALL) GEDUNG BERTINGKAT Raharja, S., Suryanta, R., Djauhar, Z./ Analss Tegangan Bdang/ pp. 58 76 ANALISIS TEGANGAN BIDANG (PLANE STRESS) DINDING GESER (SHEAR WALL) GEDUNG BERTINGKAT Sondra Raharja Mahasswa Magster Teknk Spl Unverstas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN Peneltan yang dsajkan dalam proposal n bertujuan untuk melakukan kajan komprehensf tentang karakterstk dndng bata tanah Hat dengan atau tanpa perkuatan tulangan dan pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR)

BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) BAB V ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (LOAD AND RESISTANCE FACTOR) 5.1 Umum Pada bab V n dbahas mengena hasl perhtungan faktor-faktor beban (load) atau serng dsebut dengan faktor pengal beban,

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4) Faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. 5) Faktor kemampuan struktur mengakomodasi sistem layan gedung

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 4) Faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. 5) Faktor kemampuan struktur mengakomodasi sistem layan gedung 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Perencanaan Pada perencanaan struktur, perlu dlakukan stud lteratur untuk mengetahu hubungan antara fungsonal gedung dengan sstem struktural yang akan dgunakan,

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung

Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-33 Stud Perbandngan Analss Respon Spektra dan Tme Hstory untuk Desan Gedung Dlla Ayu Lala Nurul Bayynah dan Famun Jurusan Teknk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI NEGERI DI PADANG DENGAN SISTEM GANDA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI NEGERI DI PADANG DENGAN SISTEM GANDA MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI NEGERI DI PADANG DENGAN SISTEM GANDA REZA FAKHRUROZI NRP 3106 100 604 Dosen Pembmbng Tavo, ST. MT. PhD JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

STUDI RESPON KAPASITAS PILAR BETON BERTULANG JEMBATAN TERHADAP BEBAN GEMPA HORISONTAL TESIS

STUDI RESPON KAPASITAS PILAR BETON BERTULANG JEMBATAN TERHADAP BEBAN GEMPA HORISONTAL TESIS STUDI RESPON KAPASITAS PILAR BETON BERTULANG JEMBATAN TERHADAP BEBAN GEMPA HORISONTAL TESIS Karya tuls sebaga salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magster dar Insttut Teknolog Bandung Oleh ASEP HILMANSYAH

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X HALAMAN JUDUL KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X TUGAS AKHIR Oleh: I Gede Agus Hendrawan NIM: 1204105095 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya adalah bukota Provns Jawa Tmur yang merupakan kota terbesar kedua d Indonesa setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolsnya yang mencapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) TUGAS AKHIR Oleh : I Putu Edi Wiriyawan NIM: 1004105101 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

DIMENSI PARTISI GRAF GIR Jurnal Matematka UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 21 27 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematka FMIPA UNAND DIMENSI PARTISI GRAF GIR REFINA RIZA Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

STUDI KASUS KELONGSORAN DAN PENANGANAN DINDING PENAHAN TANAH DI TELUK LERONG SUNGAI MAHAKAM SAMARINDA ULU KALIMANTAN TIMUR

STUDI KASUS KELONGSORAN DAN PENANGANAN DINDING PENAHAN TANAH DI TELUK LERONG SUNGAI MAHAKAM SAMARINDA ULU KALIMANTAN TIMUR STUDI KASUS KELONGSORAN DAN PENANGANAN DINDING PENAHAN TANAH DI TELUK LERONG SUNGAI MAHAKAM SAMARINDA ULU KALIMANTAN TIMUR Supraytno ABSTRAK Sehubungan dengan rencana perbakan dndng penahan tanah turap/sheetple

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 KONSEP PEMILIHAN STRUKTUR

BAB II DASAR TEORI 2.1 KONSEP PEMILIHAN STRUKTUR BAB II DASAR TEORI.1 KONSEP PEMILIHAN STRUKTUR Desan struktur harus memperhatkan beberapa aspek, dantaranya : 1. Aspek Struktural (kekuatan dan kekakuan struktur) Aspek n merupakan aspek yang harus dpenuh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

KINERJA STRUKTUR PILAR JEMBATAN BERDASARKAN PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN LANGSUNG

KINERJA STRUKTUR PILAR JEMBATAN BERDASARKAN PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN LANGSUNG KINERJA STRUKTUR PILAR JEMBATAN BERDASARKAN PERENCANAAN BERBASIS PERPINDAHAN LANGSUNG Ockto Perry P Harahap 1, Zulfikar Djauhari 2 dan Alex Kurniawandy 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN DAVID VITORIO LESMANA 0521012 Pembimbing: Olga C. Pattipawaej, Ph.D. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR Oleh : Fajar Pebriadi Kusumah NIM. 1004105008 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i ii iii UCAPAN TERIMA KASIH Puji

Lebih terperinci

Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier di Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya ABSTRAK

Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier di Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya ABSTRAK Volume 7, omor 1, Agustus 009 Indeks Tngkat Pelayanan Jalan Berbass Model Lner d Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya Hendrata Wbsana Staft Pengajar Program Stud Teknk Spl UP Veteran Jatm emal: hw00198@yahoo.com;

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci