Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier di Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indeks Tingkat Pelayanan Jalan Berbasis Model Linier di Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya ABSTRAK"

Transkripsi

1 Volume 7, omor 1, Agustus 009 Indeks Tngkat Pelayanan Jalan Berbass Model Lner d Ruas Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya Hendrata Wbsana Staft Pengajar Program Stud Teknk Spl UP Veteran Jatm emal: hw00198@yahoo.com; hendrata008@gmal.com ABSTRAK Pertumbuhan jumlah kendaraan d kota Surabaya serng dengan pertumbuhan jumlah penduduk, dan sebaga salah satu kota yang memlk kepadatan penduduk yang cukup tngg sektar 3 juta jwa, maka kepemlkan kendaraan juga cukup besar. Hal n juga dtunjang dengan pertumbuhan perekonoman yang cukup tngg. Serng dengan tu pula ruas jalan yang ada d kota Surabaya membutuhkan penngkatan dan pengawasan yang besar, karena dengan jumlah volume lalu lntas yang tngg, menuntut kapastas dan kapabltas dar ruas jalan yang terseda, terutama jalan arter yang rata-rata padat kendaraan. Peneltan n mengambl ruas jalan KERTAJAYA IDAH d kota Surabaya sebaga sampel, karena ruas jalan n memlk volume kendaraan yang cukup tngg. Peneltan n dmaksudkan hendak menghtung nla kapastas dan ndeks pelayanan jalan dengan menggunakan metode regres lner, dan dar hasl perhtungan yang ada dperoleh nla kapastas jalan sebesar = 770,56 smp/jam dan ndeks tngkat pelayanan (a) sebesar = 0,75. Dengan nla n maka dapat dkatakan bahwa jalan Kertajaya Indah memlk tngkat kejenuhan yang cukup tngg, dmana MKJI mensyaratkan harga derajad kejenuhan maksmum adalah 0,8. Kata Kunc: Indeks Tngkat Pelayanan, Kapastas Jalan, Volume lalu lntas 1. PEDAHULUA 1.1. Latar Belakang Masalah Surabaya merupakan salah satu kota terbesar d Indonesa, dan sebaga kota yang besar dengan dtanda jumlah penduduk sektar 3 juta jwa, Surabaya merupakan kota yang memlk kehdupan perekonoman yang bak, dan dengan aktftas ekonom yang bak dan dengan dtunjang oleh adanya sarana dan prasarana yang bak pula maka dstrbus pergerakan juga mengalam perkembangan yang cukup sgnfkans sejalan dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Dar beberapa observas awal yang telah dlakukan terlhat bahwa pertumbuahn pergerakan akbat aktftas ekonom d beberapa tempat tdak merata. Ada suatu daerah yang memlk jumlah pergerakan yang rendah tetap sebalknya ada daerah yang melebh kapastas dar prasarana jalan yang sudah dbuat. Hal n dapat dmengert karena pertumbuhan ekonom belum tersebar merata d semua area d kota Surabaya, sehngga daerah yang memlk pusat konsentras ekonom akan memlk jumlah pergerakan yang tngg pula, dengan kata lan akses menuju pusat ekonom menngkat. Ruas jalan yang memlk kelebhan beban akan menmbulkan beberapa permasalahan yang cukup serus, dmana dengan jumlah pergerakan kendaraan yang menngkat akan berakbat kemacetan, serng terjad kecelakaan serta adanya polus udara yang merugkan kesehatan. Ruas jalan akan mengalam kemacetan apabla kapastas dar badan jalan tersebut tdak mencukup untuk volume atau arus yang melalu ruas jalan per jamnya., dengan kata lan volume lalu lntas melebh kapastas jalan yang ada. Pada peneltan n hendak dtelt seberapa besar nla kapastas dar ruas jalan d Kertajaya Indah kota Surabaya serta ndeks pelayanan jalan yang ada d ruas jalan tersebut. 1.. Permasalahan Dengan melhat kepada latar belakang masalah yang ada maka dapat dperoleh permasalahan yang akan dcar solus pemecahannya : Berapakah ndeks tngkat pelayanan jalan yang ada pada ruas jalan raya Kertajaya Indah d kotamadya Surabaya?. Halaman 6 : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn

2 Berapakah nla kapastas jalan raya KERTAJAYA IDAH yang ada saat n? 1.3. Tujuan Peneltan Peneltan n bertujuan untuk : Menghtung berapakah nla ndeks pelayanan jalan pada ruas jalan raya Kertajaya Indah d kotamadya Surabaya Mencar nla kapastas C dar ruas jalan raya Kertajaya Indah kotamadya Surabaya Batasan Peneltan Peneltan n dbatas dengan mengambl sample pengukuran hanya pada ruas jalan arter Kertajaya Indah kotamadya Surabaya, dengan waktu pengukuran pag har jam WIB. Kendaraan yang dukur adalah kendaraan bermotor, dan tdak menghtung hambatan sampng yang ada. Perhtungan kapastas menggunakan Manual Kapastas Jalan Indonesa (MKJI) Manfaat Peneltan Peneltan n dapat dmanfaatkan sebaga kajan dasar mengena stud kapastas dan pengukuran ndeks pelayanan jalan, dan dapat dlanjutkan untuk peneltan yang lebh luas dalam rekayasa lalu lntas, dsampng tu juga memberkan masukan kepada aparat yang berwenang sebaga bahan acuan untuk mengambl keputusan tentang konds jalan d Kertajaya Indah kota Surabaya.. TIJAUA PUSTAKA.1. Karakterstk Arus dan Komposs Lalu Lntas Arus atau volume lalu lntas pada suatu jalan dukur berdasarkan jumlah kendaraan yang melewat ttk tertentu selama waktu tetentu. Dalam beberapa hal lalu lntas dnyatakan dengan lalu lntas haran ratarata per tahun yang dsebut AADT (Average Annual Daly Traffc) atau lalu lntas haran rata-rata (LHR) bla perode pengamatannya kurang dar 1 tahun. Volume 7, omor 1, Agustus 009 Arus lalu lntas pada suatu lokas tergantung pada beberapa faktor yang berhubungan dengan konds daerah setempat. Besaran n sangat bervaras pada tap jam dalam sehar, pada tap har dalam semnggu dan pada tap bulan dalam setahun. la arus lalu lntas () mencermnkan komposs lalu lntas dengan menyatakan arus dalam satuan mobl penumpang (smp). Semua nla arus lalu lntas (per arah dan total) dubah menjad satuan mobl penumpang (smp) dengan menggunakan ekvalens, mobl penumpang (smp) yang dturunkan secara emprs untuk type kendaraan (Manual Kapastas Jalan Indonesa, Drektorat Jendral Bna Marga, Febuar 199) sebaga berkut : 1. Kendaraan rngan (LV) termasuk mobl penumpang, mnbus, truck, pck up dan jeep.. Kendaraan berat (HV) termasuk truck dan bus. 3. Sepeda motor... Arus Lalu Lntas Dnams Arus lalu lntas bernteraks dengan sstem jarngan transportas. Jka arus lalu lntas menngkat pada ruas jalan tertentu, waktu tempuh past bertambah (karena kecepatan menurun). Arus maksmum yang dapat melewat suatu ruas jalan basa dsebut kapastas ruas jalan tersebut. Arus maksmum yang dapat melewat suatu ttk (basanya pada persmpangan dengan lampu lalu lntas) basa dsebut arus jenuh. Kapastas ruas jalan perkotaan basanya dnyatakan dengan kendaraan (atau dalam Satuan Mobl Penumpang/SMP) per jam. Hubungan antara arus Dengan waktu tempuh (atau kecepatan) tdaklah lner. Penembahan kendaraan tertentu pada saat arus rendah akan menyebabkan penambahan waktu tempuh yang kecl jka dbandngkan dengan penambahan kendaraan paa saat erus tnng. Terlhat pada kurva mempunya asmtot pada saat arus mencapa kapastas (atau nla nsbah Volume per Kapastas/VK mandekat satu). Secara sederhana, : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn Halaman 7

3 Volume 7, omor 1, Agustus 009 kapastas tak akan pernah tercapa dan waktu tempuh akan menngkat pesat pada saat arus lalu lntas mendekat kapastas. Secara realta,arus tdak akan beropras denagn konds sederhana n. Oleh sebab tu, modfkas terhadap teor dasar harus dlakukan. Jka arus lalu lntas mendekat kapastas, kemacetan mula terjad. Kemacetan semakn menngkat apabla arus begtu besarnya sehngga kendaraan sangat berdekatan satu sama lan. Kemacetan total terjad apabla kendaraan harus berhent atau bergerak sangat lambat..3. Hubungan Arus Lalu Lntas dengan Waktu Tempuh Besarnya waktu tempuh pada suatu ruas jalan sangat tergantung dar besarnya arus dan kapastas ruas jalan tersebut. Hubungan antara arus dengan waktu tempuh dapat dnyatakan sebaga suatu fungs dmana jka arus bertambah maka waktu tempuh juga akan bertambah. Menurut Davdson (1966), hal n sebenarnya merupakan konsep dsar dalam teor antran yang menyatakan bahwa tundaan yang terjad pada tngkat kedatangan dan tngkat pelayanan yang tersebar secara acak dapat dnyatakan sebaga persamaan (1) berkut: W = P [ λ( 1 )] W = Tundaan per kendaraan λ = = Tngkat kedatangan λ μ μ = Tngkat pelayanan (1) Karena E w = μ [ ( 1 ) ] () λ μ = maka sebenarnya persamaan () sama dengan persamaan (1) Konsep antran dalam waktu pelayanan merujuk pada waktu mnmum yang dbutuhkan kendaraan untuk melalu suatu ruas jalan sesua dengan tngkat pelayanan jalan yang ada. Waktu pelayanan adalah waktu tempuh yang dbutuhkan ketka tdak ada kendaraan lan pada jalan tersebut (konds arus bebas), sehngga tundaan antran dapat dpertmbangkan sebaga pertambahan waktu tempuh akbat adanya kendaraan lan yang dapat dnyatakan sebaga berkut. Waktu tempuh = waktu pelayanan + tundaan (3) la nsbah tundaan antran dengan waktu pelayanan dapat dturunkan dengan urutan persamaan (4) - (5) sebaga berkut: W = 1/ μ μ [ λ( 1 )] W = 1/ μ 1 [( )] (4) (5) Jka waktu pelayanan adalah waktu tempuh pada konds arus bebas (To) maka persamaan (5) dapat dnyatakan dengan bentuk lan sepert persamaan (6) - (7) berkut. Berdasarkan teor antran stokastk untuk satu tempat pelayanan dengan sebaran pelayanan acak, besarnya waktu tunggu yang dalam oleh setap kendaraan dengan sebaran kedatangan acak dapat dnyatakan dengan persamaan () berkut: W (6) T 0 = 1 [( )] Halaman 8 : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn

4 = T. (7). W. [( 1 ) ] 0 a Tundaan yang terjad dsebabkan oleh satu rangkaan antran sehngga varas pada waktu tempuh tergantung pada tundaan antran. Oleh karena tu, persamaan (7) harus dmodfkas dengan memasukkan suatu faktor 'a' (ndeks tngkat pelayanan) yang besarnya tergantung dar karakterstk ruas jalan dan tundaan akbat adanya kendaraan lan pada ruas jalan tersebut sehngga dhaslkan persamaan (8) berkut. W = T 0. a. (8) 1 [( )] Selanjutnya, dengan memasukkan persamaan (8) ke persamaan (3), maka dhaslkan urutan persamaan (9)-(1) berkut n. T = T 0 + W (9) T =T 0 +. a. (10) 1 [( )] T = ( ) T 1 + a (11) 1 ( 1 a) 1 T = T0 (1) 1 Dengan mengasumskan = = maka C persamaan (1) dapat dtuls kembal sebaga persamaan (13) berkut yang basa dsebut persamaan Davdson. Secara matemats, cr tersebut dapat dnyatakan sebaga berkut: 1 ( 1 a) T = C T0 (13) 1 C T = Waktu tempuh pada saat arus = (konds arus bebas) Volume 7, omor 1, Agustus 009 = Arus lalu lntas C = Kapastas a = ndeks tngkat pelayanan/itp (fungs dar faktor-faktor yang menyebabkan keragaman dalam arus, sepert: parkr, penyeberang jalan, gangguan sampng, lebar jalan, jumlah lajur, tpe perkerasan, tanjakan, turunan, dan lan-lan). Dalam banyak kajan transportas, terdapat beberapa pendekatan sederhana yang dgunakan untuk memperoleh nla a (ndeks tngkat pelayanaan) untuk suatu ruas jalan..4. Pendekatan Lnear Persamaan (.13) dapat dsederhanakan dengan urutan penyederhanaan sepert tertuls pada persamaan (14)-(16). T T T 0 T 0 T = 1+ a C 1 C = 1+ a C = T0 + at0 C (14) (15) (16) Dengan melakukan transformas lnear, persamaan (16) dapat dsederhanakan dan dtuls kembal sebaga persamaan lner Y = A + X dengan mengasumskan T = Y dan = X. Dengan mengetahu C beberapa set data T dan yang bsa ddapat dar survey waktu tempuh dan volume arus lalu lntas, maka dengan menggunakan analsa regres lnear (persamaan 17 dan 18), parameter A dan B dapat dhtung dan dhaslkan beberapa nla berkut: A = To dan B = ato sehngga : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn Halaman 9

5 Volume 7, omor 1, Agustus 009 nla ndeks tngkat pelayanan (ITP) adalah a = B/A. ( XY) ( X ) ( Y ) B = (17) _ Y dan = l = l = l ( ) ( ) X X = l l A = Y BX (18) _ X adalah nla rata-rata Y dan X 3. METODE PEELITIA 3.1. Pengumpulan Data Pada peneltan n data-data yang dkumpulkan adalah data lapangan d ruas jalan Kertajaya Indah, dmana data tersebut melput : Pengukuran kecepatan kendaraan bermotor yang melntas Pengukuran Volume kendaraan bermotor Mengukur lebar jalan efektf Mencar nla Co, FCw, FCsp, FCsf, FCcs dar Tabel MKJI tahun 1977 untuk mendapatkan nla kapastas C..5. Perhtungan Kapastas Ruas Jalan Kapastas ddefnskan sebaga arus maksmum melalu suatu ttk d jalan yang dapat dpertahankan persatuan jam pada konds tertentu, tetap untuk jalan dua lajur dua arah, kapastas dtentukan untuk arus dua arah (kombnas dua arah), tetap untuk jalan dengan banyak lajur, arus dpsahkan per arah dan kapastas dtentukan per lajur. Kapastas untuk konds sesungguhnya (C) dapat dtentukan dengdn mengalkan faktor - faktor yang sudah dsesuakan dengan tabel yang ada dar buku Manual Kapastas Jalan Indonesa adalah sebaga berkut : C = Co xfc\v x FC SP xfcspxfccs (smp/jam) (19) Dmana : C = Kapastas (smp/jam). Co = Kapastas dasar (smp/jam). FCW = Faktor koreks kapastas untuk lebar jalan. FC SP = Faktor koreks kapastas akbat pembagan arah (tdak berlaku untuk jalan satu arah ). FC SF = Faktor koreks kapastas akbat gangguan sampng. FC CS = Faktor koreks kapastas akbat ukuran kota. 3.. Menghtung Kecepatan Kendaraan Kecepatan kendaraan yang dukur adalah kecepatan kendaraan bermotor dengan cara mengambl 3 buah sampel kendaraan selang waktu 10 ment dan kemudan dlakukan perhtungan rata-rata kecepatan. Alat ukur untuk menghtung kecepatan kendaraan adalah stop watch dgtal merk Alba Menghtung Volume Kendaraan Volume kendaraan yang dhtung adalah kendaraan bermotor yang melntas ruas jalan Kertajaya Indah selama 10 ment, untuk kemudan dlakukan pengulangan pengukuran selama kurun waktu 1 jam, dperoleh 6 buah data masukan. Alat ukur yang dgunakan untuk menghtung volume adalah countng checker atau hand tally Menghtung Waktu Tempuh Waktu tempuh dar kendaraan dhtung dengan cara sebaga berkut : Dgunakan rumus dasar : S = V x t (0) Dmana S adalah jarak atau panjang ruas jalan Kertajaya Indah, satuan dar S adalah meter V adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang sudah dhtung, satuan V adalah Halaman 10 : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn

6 km/jam yang dkonvers ke dalam meter/detk t adalah waktu tempuh kendaraan, satuan dar t adalah detk 3.5. Menghtung la Kapastas ( C ) la kapastas dhtung dengan menggunakan rumus dar MKJI 1977 sebaga berkut C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (1) Dmana : C = kapastas dalam satuan smp/jam Co = kapastas dasar dalam satuan smp/jam FCw = faktor penyesuaan kapastas untuk lebar jalur lalu lntas FCsp = faktor penyesuaan kapastas untuk pemsahan arah atau dstrbus arah FCsf = faktor penyesuaan kapastas untuk hambatan sampng FCcs = faktor penyesuaan kapastas untuk ukuran kota A = B = Volume 7, omor 1, Agustus 009. XY X. Y. X. ( X) Y A. X () Jka A dan B sudah dperoleh maka bsa dhtung nla waktu tempuh kendaraan To dan ndeks a, dmana To adalah nla ntersep dar regres atau nla B, sedangkan ndeks a adalah pembagan ( A/B) dar fungs regres yang ddapatkan Menghtung Indeks Pelayanan Jalan Indeks Pelayanan Jalan dhtung dengan cara sebaga berkut : Menetapkan waktu tempuh yang dperoleh sebelumnya dar data lapang Melakukan konvers ment ke dalam satuan jam Menetapkan nla volume lalu lntas dalam bentuk smp/jam Melakukan perhtungan selsh nla kapastas C dengan nla volume Melakukan perhtungan untuk / (C ) dan dasumskan sebaga nla X dalam perhtungan regres lner Untuk perhtungan nla ndeks pelayanan ( a ) dlakukan dengan regres lner dengan persamaan Y = AX + B, dmana nla a dan b dperoleh dengan rumusan sebaga berkut : : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn Halaman 11

7 Volume 7, omor 1, Agustus HASIL DA PEMBAHASA 4.1.Pengumpulan data Tabel 4.1. Data kecepatan kendaraan nama segmen jalan : kolektor sekunder lebar segmen jalan tpe jalan : 10,46 m : 4/ D Jens kendaraan Pengukuran ke Panjang lntasn pengukuran (m) Waktu tempuh (detk) Kecepatan (km/jam) Kecepatan (m/dtk) tngkat hambatan sampng lebar bahu jalan : rendah : 5,55 m tanggal & waktu pengukuran : 6 me 008, WIB HV (Heavy Vehcle) LV (Lght vehcle) ,46 7,74 7, ,5 8,00 8, ,06 1,3 44, ,3 7,91 8, ,69 10,66 38, ,97 1,59 45,34 Jml : 13, ,44 11,6 40, ,56 8,99 3, ,94 1,69 45, ,75 13,33 48, ,10 1,0 43, ,07 8,4 9,65 menghtung kecepatan rata-rata kendaraan S = 13, , ,07 = 686,41 : 6 = m/dtk Menghtung waktu tempuh kendaraan S = V x t 50 m = 114,39 m/dtk x t t = 50 m : 114,39 m/dtk = 0,44 dtk Menghtung nla kapastas ( C ) C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 6600 x 1,08 x 1,00 x 1,0 x 1,00 = smp/jam MC (Motor cycle) Jml : 40, ,87 1,9 46, ,81 7,34 6, ,15 9,71 34, ,7 13,44 48, ,78 10,46 37, ,60 10,87 39,13 Jml : 33, Menghtung Indeks pelayanan jalan A = 6.(0.036) (8.91)(0.04) 6(11.17) (8.91) A= 0,0015 B= , B = 0,0 Halaman 1 : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn

8 Volume 7, omor 1, Agustus 009 TABEL 4.. Perhtungan Tempuh Kendaraan T (detk) T (jam) = Y (smp/jam) (C ) (/C ) = X 14,77 0, , 5334, ,6 0, , ,15 0, , 5355, ,79 0, ,6 5304, ,57 0, ,4 5507, ,64 0, ,8 5171, , , 31877, ,4 0, , X * Y X la waktu tempuh kendaraan T = T O + ato ( C ) 0,04 = TO + 0,75 TO (8.91) 0.04 = 7.68TO TO = 30 detk 5. KESIMPULA Indeks tngkat Pelayanan jalan raya Kertajaya Indah d kota Madya Surabaya adalah : a = A/B = / 0.00 = 0.75 Sedangkan Volume d jalan raya Kertajaya Indah pada saat n mash dapat dtampung dengan bak pada Volume smp/jam dengan lebar jalan m Dar hasl perhtungan ddapatkan kapastas jalan raya Manyar Kerto Ad adalah : smp/jam. 6. DAFTAR ACUA Bowersoc D.J., Calabro P.J., (1981),Introducton To Transportaton, Coller Macmllan, ew York. Wbsana,H, Sholchn,I,(004), Stud Pendahuluan Pemodelan Arus Lalu Lntas d Ruas Jalan Rungkut Asr Dengan Metode Greensheld, Proceedng Semnar asonal Perencanaan II Teknk Spl UP Veteran Jatm, Surabaya. Wbsana,H,(005), Stud Pendahuluan Pemodelan Arus Lalu Lntas d Ruas Jalan Rungkut Asr Dengan Metode Greensberg, Jurnal Rekayasa Perencanaan Vol. o.1, FTSP UP Veteran Jatm, Surabaya. Wbsana,H, Wulandar,C,(007), Analss Tngkat Perjalanan Pada Ruas Jalan Arter Kecamatan Rungkut Dengan Sstem Informas Geografs, Proceedng Semnar asonal Rekayasa Perencanaan IV, Teknk Lngkungan UP Veteran Jatm, Surabaya. Oglesby C.H., Hcks R.G.,(1993), Teknk Jalan Raya, Eds 4 Jld 1, Erlangga, Jakarta : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn Halaman 13

9 Volume 7, omor 1, Agustus 009 Halaman 14 : Meda Informas & Komunkas Aplkas Teknk Spl Terkn

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya adalah bukota Provns Jawa Tmur yang merupakan kota terbesar kedua d Indonesa setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolsnya yang mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

Lucia Ingrid Regina Lefrandt ABSTRAK

Lucia Ingrid Regina Lefrandt ABSTRAK KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN PIERE TENDEAN MANADO PADA KONDISI ARUS LALU LINTAS SATU ARAH Luca Ingrd Regna Lefrandt ABSTRAK Berdasarkan lmu rekayasa lalu lntas yang telah dpaham untuk mempelajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

kenyamanan berkendara. Dalam menetapkan tmgkat pelayanan persimpangan ini

kenyamanan berkendara. Dalam menetapkan tmgkat pelayanan persimpangan ini ... BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tngkat Pelayanan Konsep tngkat pelayanan menggunakan ukuran kuahtatf yang menggambarkan perseps para pengemud dan penumpang mengena karaktenstk konds operasonal ams lalu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Janabadra

Kresnanto NC. Janabadra Kresnanto Janabadra Arus Lalulntas Kecepatan Menurun Arus maksmum yang dapat melewat suatu ruas jalan basa dsebut kapastas ruas jalan.... the maxmum number of vehcles that can pass n a gven perod of tme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stud Yang Terkat Peneltan n mengacu pada jurnal yang dtuls oleh Khang, dkk.(1995). Dalam peneltannya, Khang, dkk membandngkan arus lalu lntas yang datur menggunakan sstem stats dan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya Vol. 8, No., 9-101, Januar 01 Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsums Rumah Tangga d Provns Sulawes Selatan dengan Elaststasnya Adawayat Rangkut Abstrak Seleks kurva pengeluaran konsums masyarakat Sulawes

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010 Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci