PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz."

Transkripsi

1 PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz Oleh: Riza Zakaia Helmi, Pembimbing Petama : I. Moch Yunus, M.Eng. 1), Pembimbing Kedua : Evyta Wismiana, ST., MT. 2) Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Pakuan Bogo, Jl. Pakuan, Bogo izahelmi62@gmail.com ABSTRAK Dalam penelitian ini, diusulkan antena plana stuktu spial esonato yang bekeja pada daeah fekuensi 2,4 2,5 GHz. Untuk mendapatkan paamete paamete antena plana yang lebih baik, digunakan pola iteasi putaan spial dengan leba stip (), leba gap (s), dan vaiasi nilai konstanta dielektik ( ). Peancangan antena dilakukan dengan bantuan simulato antena dan untuk pengukuan paamete antena menggunakan Vecto Netok Analyze setelah di fabikasi. Hasil yang didapatkan untuk antena plana menggunakan stuktu spial esonato dapat meeduksi ukuan patch antena hingga 58,40% dibandingkan dengan stuktu patch konvensional. Selanjutnya hasil fabikasi antena plana stuktu spial esonato diuku dengan menggunakan VNA pada fekuensi 2,45 GHz. Dai hasil pengukuan dipeoleh VSWR 1,29; bandidth 175 MHz; dan gain 2,002 db. Sedangkan dai hasil simulasi dipeoleh VSWR 1,14; bandidth 39 MHz; dan gain 2,214 db. Kata kunci : Antena Plana, Spial Resonato, dan Paamete Antena I. PENDAHULUAN 1.1 Lata Belakang Pekembangan komunikasi akhi akhi ini menuntut peangkat komunikasi dengan penanganan yang paktis, kompak, dan ingan. Untuk memenuhi kebutuhan tesebut, dipelukan ukuan peangkat komunikasi yang dimensinya kecil, dan ingan seta mudah dibaa. Pada umumnya ukuan dimensi yang kecil, antena plana dibuat dengan menggunakan mateial substat yang memiliki sifat medan listik yang tinggi. Namun penggunaan mateial dengan sifat medan listik yang tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan gelombang medan listik pada mateial dapat menuunkan kineja paamete antena, di antaanya etun loss, bandidth, gain, dan pola adiasi antena. Penelitian yang dilakukan untuk mencai metode lain dalam upaya menguangi dimensi, di antaanya dengan metode metamateial dan non metamateial [1] [8]. Metamateial meupakan mateial yang tidak tesedia di alam yang memiliki sifat pemitivitas ( ) dan atau pemeabilitas () negatif tetapi dapat diekayasa. Sedangkan pada pemeabilitas disebut sebagai ukuan dai paamete magnet yang tejadi pada sebuah mateial sebagai espons yang ditimbulkan tehadap medan magnet yang mengenainya. Stuktu yang temasuk kelompok mateial jenis ini di antaanya Composite Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 1

2 Right Left Handed (CRLH), split ing, dan spial. Jenis mateial yang digunakan pada desain antena menggunakan mateial (MNG)/mu negative. Mateial ini memiliki pemeabilitas yang tinggi baik itu positif dan negatif pada fekuensi keja tetentu seta tidak menyeap gelombang pemukaan yang menuunkan efisiensi dai paamete antena sepeti gain, dan bandidth. Sifat pada mateial (MNG) sangat dipelukan kaena dapat meeduksi dimensi dan mampu menekan gelombang pemukaan sehingga dipeoleh pebaikan gain dan bandidth. Caa dalam mendapatkan pebaikan paamete antena dengan menggunakan inklusi magnetik tiuan dengan stuktu patch spial esonato. Oleh kaena itu, dalam penelitian tugas akhi ini antena plana di desain menggunakan mateial dengan stuktu spial esonato yang memiliki sifat tidak menyeap gelombang pemukaan dan mempunyai fakto eduksi paling tinggi. Antena plana stuktu spial esonato bekeja pada ange fekuensi 2,4 2,5 GHz. Setelah antena di desain, kemudian di fabikasi dan di uku paamete etun loss, bandidth, gain, dan pola adiasi menggunakan pealatan Vecto Netok Analyze (VNA) pada uang teisolasi fekuensi. 1.2 Tujuan (1) Untuk meeduksi dimensi antena plana dengan metoda mu negative mateial bestuktu spial esonato aga dipeoleh bentuk ukuan antena plana yang kecil, kompak, dan ingan sehingga memiliki sifat paktis dalam penggunaan. (2) Untuk mendapatkan paamete antenna (etun loss, bandidth, dan gain) yang lebih baik dalam komunikasi begeak pada fekuensi 2,3 2,4 GHz. II. TEORI DASAR 2.1 Antena Antena sebagai peangkat dalam komunikasi nikabel befungsi mengubah sinyal listik (volt ampee) menjadi medan listik dan magnet yang dapat meambat di udaa, sehingga dapat meneima gelombang adio kemudian meadiasikannya ke uang bebas (fee space). Stuktu pada antena digunakan untuk menyalukan enegi beupa gelombang elektomagnetik dai pemanca (pengiim) ke antena. Gamba 2.1 Plot Medan Elektomagnetik yang Diadiasikan oleh antena. 2.2 Antena Plana Antena plana meupakan sebuah peangkat yang memiliki tiga lapisan sedehana yaitu : kondukto (patch), substat sebagai bahan dielektik, dan pentanahan (gound). Pada gamba 2.2 menjelaskan bentuk antena plana. Gamba 2.2 Stuktu Antena Plana 2.3 Paamete Antena Antena dapat bekeja dengan nomal pada daeah medan jauh antena tesebut, Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 2

3 kaena pada daeah ini hanya tedapat enegi adiasi dai antena tanpa dipengauhi medan eaktif dai antena yang nilainya elatif tehadap jaak. Paamete antena bekaitan dengan diectivity, pola adiasi, bandidth, etun loss, dan gain. 1.4 Dimensi Antena Dalam menentukan bentuk dimensi antena telebih dahulu haus mengetahui paamete bahan yang digunakan sepeti tebal substat (h), konstanta dielektik. tebal kondukto (t), dan ugi-ugi yang dimiliki oleh bahan. Untuk mengetahui panjang dan leba antena plana dapat menggunakan pesamaan 2.9. c 1 2 f 0 2 Dimana : : Leba kondukto (mm) : Konstanta dielektik elatif (3,79 V/m) c : Kecepatan cahaya di uang bebas (3x10 8 m/s) : Fekuensi keja antena (Hz) f Teknik Pencatuan Saluan Mikostip Teknik pencatuan digunakan untuk menghasilkan adiasi baik secaa kontak langsung maupun tidak langsung. Tedapat dua jenis metode pencatuan yaitu ; Contacting (diect feeding) dan Non- Contacting (Electomagnetically Coupled). Memateial meupakan mateial yang tidak tesedia di alam yang memiliki sifat pemitivitas ( ) dan atau pemebilitas () negatif tetapi dapat diekayasa. Beikut ini klasifikasi mateial yang dipengauhi oleh pemitivitas dan pemeabilitas. Gamba 2.8 Klasifikasi Mateial Antena Plana dengan Stuktu Spial Resonato Penelitian yang dilakukan oleh Bilotti F. etal, 2007, [5], [14] mengenai antena spial pesegi sepeti dengan dimensi 8 x 8 x 0,2 mm mampu membeikan fekuensi esonansi dai 250 MHz hingga 750 MHz sesuai dengan jumlah putaan spial N sepeti yang ditunjukkan oleh gamba 2.10 Gamba 2.7 Poximity Coupled Feeding 1.6 Metamateial Gamba 2.10 Unit Cell Antena Spial esonato Tehadap Putaan N Meandeed Inducto Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 3

4 Meandeed Inducto meupakan saluan mikostip yang menghubungkan antena dengan saluan tansmisi Intedigitated Capacito Intedigitated Capacito (IDC) sama sepeti pada meandeed inducto yaitu beupa saluan mikostip yang menghubungkan antena dengan saluan tansmisi. III. PERANCANGAN ANTENA 3.1 Pendahuluan Tahapan dalam melakukan peancangan antena diantaanya menentukan jenis substat yang akan digunakan, menentukan dimensi substat, meancang antena konvensional, menghitung dimensi antena konvensional, menentukan panjang, dan leba pencatu antena konvensional, membuat antena plana dengan stuktu spial esonato, menentukan jaak gap, menentukan leba stip, mengubah, dan menghitung eduksi kedua patch antena. 3.2 Pealatan Yang Digunakan Sebelum dilakukan pengukuan antena, hal yang pelu dilakukan adalah dengan menyiapkan telebih dahulu pealatan yang digunakan dalam meancang suatu antena sepeti peangkat lunak (softae), maupun peangkat keas (hadae). Peangkat lunak yang digunakan pada tahap aal yaitu simulasi yang betujuan untuk mengetahui kaakteistik atau kineja antena yang akan diancang. Sedangkan pada peangkat keas digunakan untuk melakukan fabikasi dan pengukuan antena. Di baah ini meupakan pealatan keas yang digunakan untuk pengukuan antena antaa lain : 1. Substat dielektik FR4, sebagai substat antena. 2. Vecto Netok Analyze Agilent N5230 (300 KHz 13,5 GHz), alat ini digunakan untuk pengukuan paamete pot tunggal (etun loss, VSWR, dan impedansi masukan). 3. Connecto SMA 50 Ω. 4. Solde. 5. Anechoic chambe (Ruang yang digunakan untuk pengukuan gain). Adapun peangkat softae yang digunakan antaa lain : 1. Simulato Antena 2. Micosoft Visio Micosift Excel Peancangan Antena Poses dalam meancang suatu antena yang petama dilakukan adalah menentukan kaakteistik antena sepeti: fekuensi keja, etun loss, VSWR, gain dan bandidth. Beikut ini spesifikasi dalam meancang antena plana dengan ketentuan sebagai beikut : 1. Fekuensi keja : 2,45 GHz (2,4 2,5 GHz) 2. Impedansi teminal : 50 Ω koaksial konekto SMA 3. VSWR : 2 Bahan substat yang digunakan adalah jenis FR4 dengan ketebalan 1,6 mm. Ketebalan substat bepengauh tehadap paamete bandidth, dan gelombang pemukaan (suface ave). Semakin tipis ketebalan substat maka efek gelombang pemukaan semakin kecil. Dengan mengecilnya gelombang pemukaan dihaapkan dapat meningkatkan kineja dai antena sepeti gain, bandidth, dan etun loss. 3.4 Peancangan Antena Konvensional Untuk mengetahui adanya pebaikan paamete antena, maka diancang juga antena plana bestuktu patch pesegi (konvensional) sepeti ditunjukkan pada Gamba 3.3 Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 4

5 0 W Y 0 W0 Dimana : h : Tebal substat (1,6 mm) : Konstanta dielektik elatif (3,79 V/m) L 3.7 Pehitungan Leba, Panjang, dan Inset Feed Gamba 3.3 Antena Konvensional 3.5 Desain Akhi Antena Konvensional Gamba 3.4 Antena Konvensional 3.6 Pehitungan Saluan Pencatu Antena Konvensional Untuk menghitung leba saluan pencatu 0 dengan >2, nilai ( ) h 3,79 dan Z 0 50 Ω adalah : 0 Dimana nilai B adalah : 377 B 377x3,14 6,083 2z0 2x50 3,79 Tahap selanjutnya adalah menghitung panjang (L), leba (), antena konvensional dengan spesifikasi f 0 2,44 x10 9 Hz, ( ) 3,79, h 1,6 mm, dan c 3 x 10 8 m/s. Untuk menghitung leba yaitu : 8 c 3x , f 0 2x2,44x ,79 1 2x2, ,72 mm Sedangkan untuk menentukan panjang patch (L) dipelukan paamete L yang meupakan petambahan panjang dai L akibat adanya finging effect. eff ( 1) ( 1) ,79 1 3, , ,72 3,335 Sehingga L : L 0,412 h ( ( eff eff 0,3) h 0,258) h 0,264 h 0,8 Sehingga untuk 0 >2 : h Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 5

6 L 0,412 x 1,6 0,662 mm 39,72 (3,335 0,3) 0,264 1,6 39,72 (3,335 0,258) 0,8 1,6 Sebelum mencai L, maka dihitung telebih dahulu L eff yaitu panjang patch efektif sebagai beikut : 8 L eff c 3x f 2x2,44x10 3,335 0 eff 30 2x2,44 3,335 33,66 mm Sehingga L didapat : Gamba 3.6 Gafik VSWR Antena Konvensional Selanjutnya menjelaskan bentuk 3D dai antena konvensional sepeti beikut : L L eff 2 L 33,66 2 x 0,662 32,33 mm Setelah melakukan pehitungan dimensi antena konvensional selanjutnya melakukan simulasi menggunakan simulato antena. Gamba 3.5 Gafik S 11 Antena Konvensional ( ) 3,79 Gamba 3.7 Fafield 3D Antena Konvensional ( ) 3, Peancangan Antena Plana dengan Stuktu Spial Resonato Sebelum melakukan peancangan antena dengan stuktu spial esonato telebih dahulu mempehatikan langkahlangkah di baah ini : 1. Desain antena plana bestuktu patch spial esonato menggunakan teknik pencatuan Electo-magnetically Coupled (EMC) bebahan substat FR4 dengan ketebalan 1,6 mm. Kemudian dilakukan simulasi menggunakan softae simulato antena. 2. Langkah selanjutnya adalah melakukan fabikasi antena dengan menggunakan jasa pihak lain yang sudah bepengalaman dengan dukungan Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 6

7 pealatan yang lengkap untuk mendapatkan hasil yang akuat. 3. Setelah difabikasi antena diuji dengan melakukan pengukuan menggunakan Vecto Netok Analyze di uang anti gema (anechoic chambe), Paamete yang diuku adalah S 11, gain, dan pola adiasi. 4. Hasil pengujian antena yang diusulkan kemudian dibandingkan dengan antena plana bestuktu patch pesegi (konvensional) 3.9 Hasil Simulasi Antena Plana Stuktu Spial Resonato Dalam melakukan simulasi, ada bebeapa poses iteasi yang haus dipehatikan yaitu membuat desain spial esonato sebagai peadiasi dalam mencai fekuensi keja antena yang befungsi meneima gelombang elektomagnetik dan memancakan kembali ke udaa bebas. Selanjutnya membuat feede (pengumpan) sebagai saluan pencatu yang betujuan mempebaiki nilai etun loss Pencapaian Spesifikasi Antena Hasil simulasi dengan meubah nilai. Untuk menyesuaikan aga tidak jauh bebeda antaa hasil simulasi dengan hasil pengukuan maka dilakukan dengan meubah nilai yang betujuan mendapatkan fekuensi keja antena Hasil Simulasi Aal Sepeti yang dijelaskan sebelumnya, dengan mengubah akan mempengauhi nilai fekuensi keja pada antena. Selain itu untuk mempebaiki etun loss, diancang feede sebagai saluan pencatu yang menghubungkan dengan elemen gound Antena Plana Patch Spial Resonato a. Desain Aal Antena Plana dengan Stuktu Spial esonato L (a) L (b) feede Gamba 3.8 Antena plana (a); Stuktu Spial esonato dan (b); Komponen Feede tanpa Matching Cicuit Selanjutnya dilakukan kembali simulasi antena patch spial esonato Gamba 3.9 Gafik S 11 Hasil Simulasi dengan 3,79 Antena Spial esonato tanpa Matching Cicuit Gamba 3.13 Fafield 3D Antena dengan Stuktu spial esonato tanpa Matching Cicuit dengan N3, s0,9 mm dan 3 mm. Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 7

8 Tabel 3.1 Kaakteistik Antena Spial esonato tanpa Matching Cicuit Dengan Vaiasi dan s Paamet e Bandidt h (MHz) Fekuensi (GHz) Retun Loss (db) Gain (db) Epsilon (V/m) 3 Patch Spial Resonato tunggal, N 3 s 0,8 3,1 s 1 2,9 s 1,2 38, ,405 2,205 2,285 2,42 3 s 0, -15,96-13,68-15,74-16,32 2,063 0,7334 1,371 2, ,3 4,1 3,79 b. Pebaikan Retun loss Menggunakan Matching cicuit Untuk mendapatkan hasil lebih baik dai peancangan sebelumnya maka dilakukan pebaikan etun loss menggunakan angkaian matching cicuit yang tedii dai meandeed inducto dan (Intedigitated Capacito (IDC). Feede 9 Pada gamba 3.15 menjelaskan angkaian matching cicuit dai antena plana stuktu spial esonato sepeti di baah ini : Coupled ke Gound Matching cicuit Coupled ke Antena Gamba 3.15 Matching Cicuit Antena Plana Stuktu Spial esonato Tedapat saluan pencatu beupa komponen feede dengan menambahkan angkaian matcing cicuit tedii dai meandeed inducto dan IDC sepeti dijelaskan pada gamba 3.16 di baah ini : W0 (b) IDC (a) Meande inducto (c) Feede L Matching cicuit L (a) L (b) Gamba 3.16 Komponen Feede Hasil simulasi antena patch spial esonato dengan nilai konstanta dielektik atau 3,79 Gamba 3.14 Antena Plana (a); Patch Spial esonato (b); Komponen Feede tedii dai Meande Inducto dan IDC (Intedigitated Capacito) Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 8

9 Gamba 3.22 Pebandingan Nilai Konstanta dielektik Gamba 3.20 Gafik S 11 Hasil simulasi dengan 3,79 Antena Spial esonato dengan Matching Cicuit Selanjutnya dai hasil simulasi menggunakan CST 2012, kemudian dilakukan olah data menggunakan excel sepeti pada gamba 3.21 di baah ini : Gamba 3.23 Fafield 3D Antena Spial esonato dengan Matching Cicuit N3, s0,9 mm dan 3 mm Tabel 3.2 Pebaikan Retun loss Antena Spial esonato Dengan Matching Cicuit Dengan Vaiasi dan s Gamba 3.21 Hasil Simulasi Retun loss Antena Spial esonato dengan Matching Cicuit Selanjutnya dai keempat simulasi yang dilakukan, dapat dilihat pebandingan penggunaan nilai konstanta dielektik/. Paamete Bandidt h (MHz) Fekuensi (GHz) Retun Loss (db) Gain (db) Epsilon (V/m) 3 s 0, 8 3,1 s 1 Patch SR tunggal, N 3 2,9 s 1, 2 3 s 0,9 33,2 31, ,435 2,235 2,32 2,45-17,14-18,10-23,49-25,06 2,082 0,9503 1,496 2, ,3 4,1 3, Miniatuisasi Antena Dengan membandingkan kedua jenis antena, yaitu antena konvensional dan antena patch spial esonato bisa diketahui Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 9

10 beapa pesen dimensi yang dieduksi pada antena konvensional dengan dimensi antena patch spial esonato sehingga tujuan dalam meminiatuisasi antena dapat tecapai. Luas patch Antena Konvensional 32,33 mm x 39,72 mm 1284,14 mm 2 Luas patch Antena Plana patch spial esonato 23 mm x 23 mm 529 mm 2 Reduksi Antena Plana spial esonato 1284, x100% 1284, % IV. FABRIKASI DAN ANALISA PENGUKURAN ANTENA Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengukuan tehadap paametepaamete antena untuk mengetahui fekuensi keja 2,4-2,5 GHz dan VSWR 2. Hasil yang dipeoleh melalui pengukuan akan dibandingkan dengan hasil simulasi yang nantinya dianalisa Pengukuan Pot Tunggal Pada pengukuan pot tunggal, paamete yang diuku meliputi, etun loss, bandidth dan VSWR Pengukuan S 11 Gamba 4.3 Gafik Retun loss Antena Patch Spial esonato Hasil Pengukuan Dapat dilihat dai gamba 4.3 dimana pada etun loss < -10 db (VSWR 2) bandidth antena beada pada entang fekuensi 2,381-2,556 GHz dengan nilai etun loss yang dipeoleh pada fekuensi esonan 2,45 GHz sebesa -17,87 db. Selanjutnya dai gamba 4.4 menunjukkan hasil pengukuan VSWR. (a) (b) Gamba 4.1 Hasil Fabikasi (a) ; Antena Plana dengan Stuktu Spial esonato, dan (b) Feede sebagai Saluan Pencatu. 4.1 Pengukuan Antena Setelah melalui tahapan fabikasi, antena kemudian diuku aga dapat mengetahui kineja dai antena yang dibuat apakah sudah memenuhi kiteia yang sesuai atau tidak. Gamba 4.4 Hasil Pengukuan VSWR Antena Patch Spial esonato Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 10

11 Pada gamba 4.5 menjelaskan gafik smith chat antena patch spial esonato hasil pengukuan. Bandidth (MHz) VSWR minimum 1,15 1,29 Retun Loss dan VSWR pada fekuensi 2,45 GHz -25,06 db dan 1,15-17,87 db dan 1,29 Gain (db) 2,214 2,002 Gamba 4.5 Smith Chat Impedansi Masukan pada Pengukuan Antena Patch Spial esonato Pebandingan hasil simulasi dan pengukuan ditunjukan pada gamba 4.6 beupa gafik Pengukuan Gain Antena Pengukuan gain dilakukan pada pot ganda (fomat S 12) menggunakan tiga antena dan dilakukan dalam dua kali pengukuan. 4.2 Analisis Pengukuan Gamba 4.6 Pebandingan Nilai Retun loss Hasil Simulasi dengan Pengukuan Pengukuan pot tunggal Setelah di fabikasi antena mikostip disolde menggunakan konekto SMA 50 Ω pada saluan pencatu. Saat penyoldean dilakukan sangat hati-hati dan usahakan jangan telalu panas kaena akan meubah kaakteistik konekto SMA. Sedikit-banyaknya timah juga bepengauh tehadap kaakteistik dai antena teutama fekuensi keja. Untuk hasil pengukuan etun loss dan VSWR antena, didapatkan hasil yang cukup baik sepeti bandidth leba yang mencakup ange fekuensi 2,4 2,5 GHz, pada VSWR 1,29. Tabel 4.1 Pebandingan Paamete Antena Hasil Simulasi dan Pengukuan Paamete Range fekuensi (GHz) Hasil Simulasi 2,428 2,467 Hasil Pengukuan 2,381-2,556 Impedance Pengukuan Pot ganda Pada saat pengukuan pot ganda sepeti pola adiasi dan gain tedapat pebedaan dengan hasil simulasi. Dai gamba bentuk pola adiasi antena untuk (phi0) dan (phi90) telihat undiectional sedangkan saat simulasi pola adiasi diectional. Pengukuan gain dilakukan dengan membandingkan kekuatan sinyal yang Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 11

12 diteima oleh AUT dengan antena yang telah diketahui gain nya, yaitu antena dipole sebesa 2,15 dbi. Pada tabel 4.2 menunjukkan hasil pengukuan gain antena patch spial esonato, dan antena efeensi (dipole). Jenis Tabel 4.2 Hasil Pengukuan Gain antena Fekuensi S 11(dB) Stuktu Spial esonato ,87 S 21 AUT - 61,56 V. KESIMPULAN S 21 ef Gain ef Gain (db) ,15 2,002 Untuk mendapatkan paamete-paamete antena plana yang lebih baik yaitu etun loss, fekuensi keja antena, dan bandidth, digunakan pola iteasi putaan spial esonato dengan leba stip (), leba gap (s), dan vaiasi nilai konstanta dielektik ). ( Hasil yang didapatkan untuk antena plana menggunakan stuktu spial esonato dapat meeduksi ukuan patch antena konvensional sebesa 58,40 %. Kemudian selanjutnya dengan menggunakan fabikasi patch spial pada fekuensi 2,45 GHz, dengan VSWR 1,29 didapatkan bandidth 175 MHz. DAFTAR PUSTAKA 1. Yunus M., Zulkifli F.Y., Rahadjo E.T., Radiation Patten Chaacteization of Single Patch Spial Resonato (SR) Stuctue Using Linea Aay Appoach, Pesented at 13th INTERNATIONAL CONFERENCE ON QIR (QUALITY In RESEARCH) 2013 : Intenational Symposium on Electical and Compute Engineeing 2013, Yogyakata, June, Filibeto Bilotti, Alessando Toscano, and Lucio Vegni, Design Of Spial And Multiple Split-Ring Resonatos Fo The Realization Of Miniatuized Metamateial Samples, IEEE Tansactions On Antennas And Popagation, Vol. 55, No. 8, August Veselago V. G. Veselago, The electodynamics of substances ith simultaneously negative values of ε and μ, Sov. Phys. Uspekhi, vol. 10, no. 4, pp , [Usp. Fiz. Nauk, vol. 92, pp , 1967.]. 4. Tie Jun Cui, David R Smith, Roupeng Liu, Metamateials : Theoy, Design, and Applications, Spinge, Reza Azadegan, and Kamal Saabandi, A Novel Appoach Fo Miniatuization of Slot Antennas, IEEE Tansactions On Antennas And Popagation, Vol. 51, No. 3, Mach Li Yang, Mingyan Fan, and Zhenghe Feng, A Spial Electomagnetic Bandgap (EBG) Stuctue And Its Application In Micostip Antenna Aays, Key Lab On Micoave & Digital Communications, Tsinghua Univesity Beijing, , P. R. China, Dec Veselago V. G. Veselago, The electodynamics of substances ith simultaneously negative values of ε and μ, Sov. Phys. Uspekhi, vol. 10, no. 4, pp , [Usp. Fiz. Nauk, vol. 92, pp , 1967.]. 8. John P. Gianviffb and Yahya Rahmat- Samii, FRACTAL ANTENNAS : A Novel Antenna Miniatuization Technique and Applications, IEEE Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 12

13 Antenna s and Popagation Magazine, Vol. 44, No. 1, Febuay 2002 RIWAYAT PENULIS 1. Riza Zakaia Helmi, ST. Alumni (2015) Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik Univesitas Pakuan Bogo. 2. I. Moch Yunus, M.Eng. Staf Dosen Pogam Studi Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Pakuan Bogo. 3. Evyta Wismiana ST., MT. Staf Dosen Pogam Studi Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Pakuan Bogo. Pogam Studi Teknik Elekto, Fakultas Teknik-Univesitas Pakuan 13

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR

MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR JTEUNPAK 5 Ditebitkan di Bogo Junal Teknik Elekto Univesitas Pakuan MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR I Hey Satia Utama,MT Abstak Indonesia adalah Negaa kepulauan yang tesusun

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz

Rancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id

Lebih terperinci

(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Hal.» Kata Pengantar i» Daftar Isi ii

(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Hal.» Kata Pengantar i» Daftar Isi ii ISSN 1411-597 (MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Volume II, Edisi 4, Peiode Januai-Juni 14 Hal.» Kata Penganta i» Dafta Isi ii» Analisa Pengauh Pelebaan Jalan Raya Tehadap Tingkat Pelayanan Jalan

Lebih terperinci

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ Rio Juli Henda*, Yusnita Rahayu**, Ey Safianti** *Alumni Teknik Elekto Univesitas

Lebih terperinci

DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ

DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ Junal ELTEK, Vol 11 No 02, Oktobe 2013 ISSN 1693-4024 DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ 42 Waluyo 1 dan Dyan Nastiti Novikasai 2 Abstak Pemasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity

Antena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)

Antena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI) Ampliie Vol. 6 No. 2, Mei 2016 Antena Mikostip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Fekuensi Keja 2,4 GHz (Fekuensi WIFI) Junas Haidi* 1 Pogam Studi Teknik Elekto Univesitas Bengkulu, E-mail: junas.haidi@unib.ac.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM

PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 1, NO., NOVEMBER 8: 8-85 PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM Fiti Yuli Zulkifli, Eko Tjipto Rahadjo, Muhamad

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi

Antena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi 39 Antena Mikostip Cicula Aay Dual Fekuensi Dwi Fadila Kuniawan, Efan Achmad Dahlan dan Aiestya Yoga Patama Abstact Application of GPS and GSM in one cellula phone need a single antenna that have dual

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz Yuli Chistyono *), Imam Santoso, and Rahmat Dwi Cahyo Juusan Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo, Jalan Pof. Sudhato, Tembalang,

Lebih terperinci

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR)

Perancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR) Peancangan Butle matix 4x4 pada Fekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Apetue Rada (SAR) Nu Kamila 1, Bambang Setia Nugoho 2, Budi Syihabuddin 3 Fakultas Teknik Elekto,Univesitas Telkom Bandung Nukamila25@gmail.com

Lebih terperinci

Antena Mikrostrip Linear Array dengan Slot U untuk Internal Pesawat Televisi pada Band Frekuensi UHF

Antena Mikrostrip Linear Array dengan Slot U untuk Internal Pesawat Televisi pada Band Frekuensi UHF Junal Nasional Teknik Elekto, Vol. 7, No. 1, Maet 2018 p-issn: 2302-2949, e-issn: 2407-7267 Antena Mikostip Linea Aay dengan Slot U untuk Intenal Pesawat Televisi pada Band Fekuensi UHF Aditya Wadhani

Lebih terperinci

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1

Dina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1 Junal Telematika, vol.8 no., Institut Teknologi Haapan Bangsa, Bandung, Indonesia Desain dan Implementasi Antena Susunan Mikostip Patch Pesegi Panjang Empat Elemen pada, GHz Menggunakan Teknik Pencatuan

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz ) STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA MHz

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA MHz PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA 2400-2483.5 MHz Publikasi Junal Skipsi Disusun oleh: SOFYAN ARIE SANDI NIM. 0710630084-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna)

Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna) 24 Peencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ulta Wide Band)Mahkota (Cown Antenna) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan pekembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi

Lebih terperinci

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip Patc Pesegi Untuk Komunikasi Begeak Pada Fekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Si Hadiati*, Yuyu ayu *, Suci Ramadita ** *)Peneliti Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI

PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika

Lebih terperinci

Abstrak - IINUSAT-1 ( Indonesia Inter University Satellite-1 ) merupakan proyek satelit pertama antar

Abstrak - IINUSAT-1 ( Indonesia Inter University Satellite-1 ) merupakan proyek satelit pertama antar Peancangan dan Pembuatan Antena Mikostip Pada Fekeunsi 145.9 MHz dan 436.5 MHz Tepolaisasi Sikula dan Bepolaadiasi Dieksional Untuk Potable Tansceive Satelit. Rizadi Sasmita Dawis, Eko Setijadi, Gamantyo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 ANTENA MIKROSTRIP Konsep tentang antena mikostip petama sekali diusulkan oleh Deschamps pada tahun 1953, dan mendapatkan hak patennya pada tahun 1955 atas nama Gutton dan Baissinot.

Lebih terperinci

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.

Aplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Te t Industial Electonics Semina (IES ) Electonics Engineeing Polytecnic Institute of Suabaya (EEPIS), Indonesia, Nopembe 3, Communication and Netwok System Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP O L E H LEMUEL ARTIOS L. TOBING 05 0402 053 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ABSTRAK Saluan

Lebih terperinci

ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN

ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN ABSTRACT ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN Iskanda Fiti 1 Mikostip slot antenna is one of techniques in design of micostip antenna that has a potential fo wide bandwidth. The bandwidth in

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGITIGA POLARISASI LINGKARAN UNTUK APLIKASI GLOBAL POSITIONING SERVICE (GPS) PADA SATELIT MIKRO LAPAN- TUBSAT M.Dasono 1 ABSTRACT A micostip antenna design with ciculaly

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

PEMILIHAN GEOMETRI ANTENA WIRE BOW-TIE MENGGUNAKAN SIMULASI FDTD3D PADA RENTANG FREKUENSI MHz. Ringkasan TUGAS AKHIR

PEMILIHAN GEOMETRI ANTENA WIRE BOW-TIE MENGGUNAKAN SIMULASI FDTD3D PADA RENTANG FREKUENSI MHz. Ringkasan TUGAS AKHIR PEMILIHAN GEOMETRI ANTENA WIRE BOW-TIE MENGGUNAKAN SIMULASI FDTD3D PADA RENTANG FREKUENSI 500-1200 MHz Ringkasan TUGAS AKHIR Oleh: Ryan Himawan 13201140 Kelompok Keilmuan Teknik Telekomunikasi PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB 3 PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY 3.1 UMUM Pada Tesis ini akan merancang dan fabrikasi antena mikrostrip array linier 4 elemen dengan pencatu berbentuk T untuk aplikasi WiMAX yang beroperasi di

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ANTENA MIKROSTRIP PADA RENTANG FREKUENSI 4 5 GHZ UNTUK MENDAPATKAN BEAMWIDTH ANTENA MAKSIMUM 10 0 ABSTRAK

MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ANTENA MIKROSTRIP PADA RENTANG FREKUENSI 4 5 GHZ UNTUK MENDAPATKAN BEAMWIDTH ANTENA MAKSIMUM 10 0 ABSTRAK MERANCANG DAN MENGIMPLEMENTASIKAN ANTENA MIKROSTRIP PADA RENTANG FREKUENSI 4 5 GHZ UNTUK MENDAPATKAN BEAMWIDTH ANTENA MAKSIMUM 10 0 Ramdani 1), Moch Yunus 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK Antena mikrostrip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS HASIL PENGUKURAN 4.1. HASIL PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Pada proses simulasi dengan menggunakan perangkat lunak AWR Microwave Office 24, yang dibahas pada bab tiga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA 3.1 PERANCANGAN ANTENA Pada perancangan antena ini sudah sesuai dengan standar industri 82.11 dan variasi revisinya. Termasuk didalamnya standarnya versi 82.11b dan 82.11g.

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2, GHz DAN, GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED Chandra Elia Agustin Tarigan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. TUGAS AKHIR TE 091399 Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. Tara Aga Puspita NRP 2207100070 Dosen Pembimbing Eko Setijadi,ST.,MT.,Ph.D Ir.Aries

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP

BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP BAB III PERANCANGAN ANTENA ARRAY FRACTAL MIKROSTRIP 3.1. Pendahuluan Pada penelitian ini akan dirancang dan analisa antena mikrostrip array fractal dengan teknik pencatuan secara tidak langsung yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA

BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA BAB 3 PERANCANGAN, SIMULASI dan PABRIKASI ANTENA 3.1 Bahan dan Spesifikasi Antena Rancangan Antena mikrostrip segiempat susun empat elemen pada tesis ini dirancang untuk beroperasi pada frekuensi kerja

Lebih terperinci

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2) EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB Hadratul Hendra, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY Maria Natalia Silalahi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.3 /Maret ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SALURAN PENCATU FEED LINE DAN PROXIMITY COUPLED UNTUK ANTENA MIKROSTRIP PACTH SEGIEMPAT Ramando Sinaga, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

: Widi Pramudito NPM :

: Widi Pramudito NPM : SIMULASI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BERBENTUK SEGIEMPAT DAN LINGKARAN PADA FREKUENSI 1800 MHZ UNTUK APLIKASI LTE MENGGUNAKAN SOFTWARE ZELAND IE3D V12 Nama : Widi Pramudito NPM : 18410009 Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Fitria Kumala Trisna, Rudy Yuwono, ST.,MSc, Erfan Achmad Dahlan,Ir, MT Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN FABRIKASI ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT BOWTIE GANDA DUA LAPIS SUBSTRATE UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS ABSTRAK

PERANCANGAN DAN FABRIKASI ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT BOWTIE GANDA DUA LAPIS SUBSTRATE UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS ABSTRAK PERANCANGAN DAN FABRIKASI ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT BOWTIE GANDA DUA LAPIS SUBSTRATE UNTUK KOMUNIKASI WIRELESS Bualkar Abdullah 1,2), Yono H Pramono 1), dan Eddy Yahya 1) 1) Fisika FMIPA - ITS Surabaya,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB)

RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI ULTRA WIDEBAND (UWB) ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 139-146 RANCANG BANGUN ANTENA PLANAR MONOPOLE MIKROSTRIP UNTUK Indra Kusuma, Tommi Hariyadi, Mukhidin Departemen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN SIMULASI 3.1. UMUM Antena yang akan dibuat pada penelitian adalah antena biquad dengan pencatuan aperture coupled. Ada beberapa tahapan dalam perancangan dan simulasi antena

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

Simulasi Pengaruh Kombinasi Slot Horisontal dan Slot Vertikal Pada Antena Microstrip 2.4 GHz

Simulasi Pengaruh Kombinasi Slot Horisontal dan Slot Vertikal Pada Antena Microstrip 2.4 GHz Simulasi Pengaruh Kombinasi Slot Horisontal dan Slot Vertikal Pada Antena Microstrip 2.4 GHz Jeffri Parrangan1,a), Yono Hadi Pramono1,b), Wahyu Hendra Gunawan1,c) 1 Laboratorium Optoelektronika dan EM

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 GHz

SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 GHz SIMULASI MODEL ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED UNTUK APLIKASI WIMAX 2,35 Giat Fransisco Batubara, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah

Lebih terperinci

Komponen Struktur Tekan

Komponen Struktur Tekan Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang

Lebih terperinci

BAB II METODA GEOLISTRIK

BAB II METODA GEOLISTRIK BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014 ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK LINEAR ARRAY Muhammad Ihsan, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN ANTENA DAN METODOLOGI PENGUKURAN 3.1. UMUM Pada bagian ini akan dirancang antena mikrostrip patch segiempat planar array 4 elemen dengan pencatuan aperture coupled, yang dapat beroperasi

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN PENCATUAN APERTURE COUPLED Pindo Ahmad Alfadil (1), Ali Hanafiah Rambe (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

Broadband Metamaterial Microstrip Filter

Broadband Metamaterial Microstrip Filter Broadband Metamaterial Microstrip Filter Triprijooetomo 1, Toto Supriyanto 2 1 Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta, Depok 16425, Telepon : 021-7270036, 021-7270044.

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK

Analisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Fredrick Yohanes, Rudy Yuwono, ST.,MSc, Sigit Kusmaryanto,Ir, M. Eng. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano Seminar Tugas Akhir Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia 25 JUNI 2012 Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano Oleh Widyanto Dwiputra Pradipta

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA DUAL BAND BERBASIS METAMATERIAL PADA FREKUENSI 2.3/3.3 GHz

PERANCANGAN ANTENA DUAL BAND BERBASIS METAMATERIAL PADA FREKUENSI 2.3/3.3 GHz PERANCANGAN ANTENA DUAL BAND BERBASIS METAMATERIAL PADA FREKUENSI 2.3/3.3 GHz Nancy Ardelina 2210100188 Dosen Pembimbing: Eko Setijadi, S.T.,M.T.,Ph.D. Prasetiyono Hari Mukti, S.T., M.T., M.Sc LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz Tara Aga Puspita [1], Eko Setijadi [2], M. Aries Purnomo

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengukuran Parameter Antena Dari simulasi desain antena menggunakan Ansoft HFSS v11.1, didapatkan nilai parameter antena yang diinginkan, yang selanjutnya difabrikasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND

BAB 4 PENERAPAN DGS PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND BAB 4 PENERAPAN PADA ANTENA SUSUN MULTIBAND 4.1 ANTENA SINGLE ELEMENT MULTIBAND Perancangan antena single element multiband melalui beberapa tahap penelitian. Pertama dilakukan penelitian single element

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 Windu Bastian, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7 Elkomika Teknik Eleko Itenas Vol. No. Junal Teknik Elekto Juli Desembe 3 Peancangan an Implementasi Duplexe Mikostip untuk Fekuensi LTE paa ban ke-7 ENCENG SULAEMAN, ARSYAD RAMADHAN DARLIS, R. HARIANTI

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa

Analisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa 27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI PIPA MENGUNAKAN METODE GPR

PENENTUAN POSISI PIPA MENGUNAKAN METODE GPR PENENTUAN POSISI PIPA MENGUNAKAN METODE GPR Akba,Muhammad Institut Teknologi Bandung,Bandung E-mail koespondensi: akbatahanub@gmail.om Abstak: Kata Kuni: Gound peneteting ada (GPR) adalah salah satu metode

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz) Apli Nardo Sinaga, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL

LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL LAMPIRAN 1 GRAFIK PENGUKURAN PORT TUNGGAL 1.1 Pengukuran Return Loss Antena Mikrostrip Array 2 Elemen Grafik hasil pengukuran return loss dari antena mikrostrip array 2 elemen dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD

PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ UNTUK APLIKASI LTE-TDD ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.2, SEPTEMBER 2014, 155-160 PERANCANGAN ANTENA WAVEGUIDE 6 SLOT PADA FREKUENSI 2,3 GHZ Nurul Fahmi Arief H, Tommi Hariyadi, Arjuni Budi

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA

Peningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,

Lebih terperinci