Staf Pengajar Jurusan Statistika ITS Surabaya. Alumni Jurusan Statistika ITS Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Staf Pengajar Jurusan Statistika ITS Surabaya. Alumni Jurusan Statistika ITS Surabaya"

Transkripsi

1 Klasfkas Status (Muhammad Sjahd) KLASIFIKASI STATUS GIZI BALITA DENGAN BAGGING REGRESI LOGISTIK ORDINAL (STUDI KASUS SURVEY KEKURANGAN ENERGI PROTEIN KABUPATEN NGANJUK) Muhammad Sjahd Akbar 1, Adatul Mukarromah 2, Lalta Paramta 3 1,2 Staf Pengajar Jurusan Statstka ITS Surabaya 3 Alumn Jurusan Statstka ITS Surabaya Abstract In Indonesa, generally the nutrton status value standart use World Health Organzaton-Natonal Centre for Health Statstcs (WHO-NCHS) whch wrtten n go healthy card. The method apply computng z-score for ndcator by weght body aganst age. The research objectve could get ordnal logstc regresson baggng on cluster chld nutrent status whereas nutrent status standart WHO- NCHS. The cluster chld nutrton status gotten by cluster analyss method, meanwhle classfcaton functon gotten by ordnal logstc regresson logt models. The bggest decson result of cluster nutrton status baggng by bootstrap replcaton 60 tmes s 76,3%, whch capable to decrease classfcaton fal through 22%. Nevertheless, the baggng of WHO-NCHS chld nutrton status classfcaton can rase classfcaton decson of one data set model from 75,9% to 76,6%. Keywords: Chld Nutrton Status, Baggng, Ordnal Logstc Regresson 1. Pendahuluan Masalah gz dapat terjad pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gz pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruh pada status gz pada perode sklus kehdupan berkutnya (ntergeneratonal mpact). Kabupaten Nganjuk menjad daerah dengan tngkat kurang gz tngg, yatu sedktnya 5022 bay d bawah umur lma tahun mengalam kekurangan gz, bahkan 381 d antaranya dnyatakan dalam konds gz buruk [6]. Pada tahun 2005, LPPM Unar bekerjasama dengan Baltbangda Kabupaten Nganjuk melakukan suatu peneltan mengena konds status gz balta d Nganjuk untuk mengetahu jumlah penderta KEP. Marce, D (2005) telah melakukan pengklasfkasan status gz balta dengan metode Dskrmnan. Varabel yang dgunakan dalam peneltan tersebut adalah berat badan saat lahr, tngg badan saat lahr, tngg badan sekarang dan pendapatan rata-rata keluarga. Peneltan tersebut menghaslkan ketepatan klasfkas sebesar 42,8%, sehngga dperlukan peneltan lebh lanjut untuk memperoleh ketepatan klasfkas lebh tngg atau memnmumkan kesalahan klasfkas. Wbawat (2007) melakukan peneltan dengan tujuan untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh status gz balta dengan menggunakan regres logstk ordnal. Sedangkan pada peneltan n dlakukan pengelompokan balta dengan mempertmbangkan varabel-varabel yang mempengaruh status gz balta secara eksternal yatu pendapatan, pengeluaran keluarga, pengeluaran untuk pangan, jumlah anggota keluarga [12]. Metode yang dgunakan adalah analss cluster. Analss selanjutnya bertujuan membandngkan antara model klasfkas status gz balta yang cluster dengan standart WHO-NCHS. Kedua model dbentuk dengan metode regres logstk ordnal. Metode pengklasfkasan n memberkan pendugaan parameter yang tdak stabl, artnya jka terdapat perubahan dalam data set menyebabkan perubahan yang sgnfkan pada model [3]. Sehngga untuk memperoleh parameter yang stabl pada model regres logstk ordnal dgunakan pendekatan bootstrap, metode bootstrap aggregatng (baggng). Berdasarkan latar belakang tersebut tmbul permasalahan yatu bagamana baggng regres logstk ordnal pada klasfkas status gz balta cluster dan WHO-NCHS serta bagamana perbandngan hasl ketepatan klasfkas antara keduanya. 103

2 Meda Statstka, Vol. 3, No. 2, Desember 2010: Analss Cluster Analss cluster atau analss kelompok adalah analss statstka yang bertujuan mengelompokkan data sedemkan hngga data berada dalam kelompok yang mempunya sfat yang relatf homogen. Terdapat beberapa ukuran jarak yang dgunakan. Eucldean merupakan metode pengukuran jarak yang palng serng dgunakan jka skala data adalah nterval. Jka skala data adalah nomnal maka metode pengukuran jarak yang dgunakan adalah jarak p 2 p 2 ( u E( u )) ( v E( v )) Ch-square d uv Chsquare ( u, v),. E( u ) E( v ) 1 3. Regres Logstk Ordnal Regres logstk ordnal adalah suatu analss regres yang dgunakan untuk menggambarkan hubungan antara varabel respon dengan sekumpulan varabel predktor, dmana varabel respon bersfat ordnal, yatu mempunya lebh dar 2 kategor dan setap kategor dapat dperngkat [7]. Model yang dpaka untuk regres logstk ordnal adalah model logt. Model logt tersebut adalah cumulatve logt models. Peluang kumulatf, P( Y j x ) ddefnskan sebaga berkut: p exp j βk xk k1 P( Y j x ) p 1 exp j βk xk k1 dengan x = x, x,..., x ) merupakan nla pengamatan ke- ( = 1, 2,..., n) dar setap p ( 1 2 p varabel predktor [1]. Fungs klasfkas yang terbentuk bla terdapat j kategor respon adalah sejumlah j 1. Fungs pembeda dalam proses pengklasfkasan adalah cumulatve logt models.. Jka j ( x ) = P( Y j x ) menyatakan peluang kategor respon ke-j pada p varabel predktor yang dnyatakan dalam vektor x dan P( Y j x ) menyatakan peluang kumulatf pada p varabel predktor yang dnyatakan dalam vektor x maka nla j ( x ) dperoleh dengan persamaan berkut: P( Y j x ) 0( x ) 1 ( x )... j ( x ). Jka terdapat empat kategor respon dmana j = 1, 2, 3, 4 maka nla dar peluang kategor respon ke-j dperoleh dengan 0( x ) P( Y 0 x ) (2) 1( x ) P( Y 1 x ) 1 ( x ) (3) 2( x ) P( Y 2 x ) P( Y 1 x ) (4) 3( x ) 1 P( Y 2 x ) (5) Nla j ( x ) pada Persamaan (2), (3), (4), (5) akan djadkan pedoman pengklasfkasan. Suatu pengamatan masuk dalam respon kategor-j berdasarkan nla j ( x ) yang terbesar. Penaksran parameter model regres logstk ordnal menggunakan metode Maxmum Lkelhood Estmator. Bentuk umum dar fungs lkelhood untuk sampel dengan n pengamatan bebas y, x ), = 1,2,...,n adalah ( n y0 y1 y2 l( ) [ ( x ) ( x ) ( x ) y3 ( x ) ], (6) Sehngga ddapatkan fungs ln-lkelhood sebaga berkut: 3 1 (1) 104

3 Klasfkas Status (Muhammad Sjahd) n L( ) y0ln[ 0( x )] y1 ln[ 1 ( x )] y2ln[ 2( x )] y3 ln[ 3( x )]. 1 Maksmum ln-lkelhood dapat dperoleh dengan cara mendfferensalkan L (β) terhadap β dan menyamakannya dengan nol [1]. Nla β dtaksr dengan metode newton raphson karena persamaannya bersfat nonlner. Pengujan sgnfkans koefsen β terhadap varabel respon dlakukan secara parsal dan serentak. Pemerksaan sgnfkans koefsen β secara parsal dengan menggunakan statstk uj Wald. Sedangkan pemerksaan sgnfkans koefsen β secara serentak dengan menggunakan statstk uj G. 4. Baggng ( Bootstrap Aggregatng ) Baggng predktor adalah metode untuk membangktkan predktor dalam beberapa vers dan menggunakannya untuk aggregate predktor. Hmpunan data (data set) terdr dar {( yn, x n), n 1,..., N} dengan y dapat berupa klas label atau numerk respon. Jka nput adalah x maka y dpredks dengan ( x, ) dmana ( x, ) adalah predktor. Predktor dperoleh dengan melakukan replkas bootstrap yang kemudan dsebut { ( x, k )}. Replkas bootstrap dlakukan sebanyak B kal sehngga { (B) (B) } dar dan dbentuk predktor { ( x, )}. { (B) } adalah resamplng dengan pengembalan [3]. 5. Status Gz Balta Status gz adalah ekspres dar keadaan kesembangan dalam bentuk varabel tertentu untuk dapat dkatakan bahwa status gz merupakan ndkator bak buruknya penyedaan makanan sehar-har. Status gz yang bak dperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, mem-bantu pertumbuhan bag anak [8]. 5.1.Faktor-faktor yang Mempengaruh Status Gz Balta Faktor-faktor yang mempengaruh status gz terbag menjad dua, yatu [12] : 1. Faktor gz nternal, merupakan faktor yang menjad dasar pemerksaan tngkat kebutuhan gz seseorang, melput status kesehatan, umur dan jens kelamn. 2. Faktor gz eksternal, faktor yang berpengaruh d luar dr seseorang yang melput pendapatan, penddkan, jumlah anggota keluarga, dan pengetahuan gz. Sumber lan menyebutkan selan faktor-faktor tersebut, terdapat faktor lan yang mempengaruh status gz balta, yatu: 1. Status pemberan Ar Susu Ibu (ASI). ASI mengandung antbod yang tdak terdapat dalam susu formula serta gz yang komplt dan sempurna, pemberan ASI sampa anak berumur 4 atau 6 bulan maka anak akan mendapat munsas pasf secara berkesnambungan bahkan sampa umur balta [10]. 2. Berat Badan Lahr Rendah (BBLR). Bay dengan Berat Badan Lahr (BBL) kurang dar 2500 gram menunjukkan keadaan gz yang kurang/buruk. BBLR mempunya resko gangguan pertumbuhan yang lebh tngg dbandng dengan bay dengan BBL normal [10]. 3. Konsums makanan. Status gz bak atau gz optmal terjad bla tubuh memperoleh cukup zat-zat gz guna mengoptmalkan pertumbuhan fsk, perkembangan otak, kemampuan bekerja dan kesehatan [10]. 4. Faktor perlaku. Perlaku kesehatan bu atau yang mengasuh balta, sepert memandkan, mencuc tangan dan peralatan makan dengan sabun [2]. (7) 105

4 Meda Statstka, Vol. 3, No. 2, Desember 2010: Penentuan Status Gz dengan Cara Zscore BB/U Standart Baku Antropometr WHO-NCHS. Perhtungan nla Zscore untuk status gz drumuskan sebaga berkut: 1. Bla nla rel hasl pengukuran BB/U lebh besar atau sama dengan nla medan, maka nla rel nla medan Zscore SD upper 2. Bla nla rel hasl pengukuran BB/U lebh kecl dar nla medan, maka nla rel nla medan Zscore SD lower Nla medan dsesuakan dengan umur, dperoleh dar tabel baku antropometr WHO NCHS. Penlaan status gz dberkan dengan ketentuan berkut: Tabel 1. Penlaan Status Gz Balta STATUS GIZI Zscore Status gz lebh Status gz normal (bak) Status gz sedang (kurang) Status gz buruk Zscore 2 Zscore Zscore Zscore Sumber: Depkes RI dalam Soeganto, Varabel Peneltan Sumber data yang dgunakan pada peneltan n adalah data hasl surve Kurang Energ Proten (KEP) tahun 2005 d Kabupaten Nganjuk yang merupakan hasl kerjasama LPPM Unar dengan Baltbangda Kabupaten Nganjuk. Sedangkan varabel varabel yang dgunakan dalam peneltan n melput: 1. Varabel respon yatu Status gz balta yang berskala data ordnal dengan deskrps sebaga berkut: - Gz buruk, dengan kode 0 - Gz sedang (kurang), dengan kode 1 - Gz lebh, dengan kode 2 - Gz normal (bak), dengan kode 3 2. Varabel predktor yatu faktor- faktor yang dduga mempengaruh status gz balta, dan dsajkan pada Tabel 2. Sedangkan langkah-langkah analss dalam peneltan n dbag menjad 3 bagan yatu 1. Klasfkas dengan penlaan status gz balta hasl pengelompokan. 2. Klasfkas dengan penlaan status gz balta BB/U WHO-NCHS. 3. Membandngkan ketepatan klasfkas antara penlaan status gz balta BB/U WHO- NCHS dan hasl pengelompokan analss cluster. Tabel 2. Faktor- Faktor Yang Dduga Mempengaruh Status Gz Balta Varabel Krtera obyektf & satuan Keterangan Skala data peneltan varabel 106

5 Faktor eksternal Faktor nternal Klasfkas Status (Muhammad Sjahd) Status ASI Perlaku kebershan Pendukung Umur (X1) Bulan Interval Jens kelamn (X2) 1. Lak-lak 2. Perempuan Nomnal BBL (X3) 1. 2,5 kg 2. 2,6 3,5 kg Ordnal 3. 3,6 kg Berat Badan sekarang (X4) Kg Interval Tngg Badan Lahr (X5) Cm Interval Tngg Badan sekarang (X6) Cm Interval 1. Rp Pendapatan (X7) 2. Rp Rp Ordnal 3. Rp Pengeluaran untuk pangan 1. 30% (Presentase terhadap 2. 31% - 60% Ordnal pendapatan) (X8) 3. 61% Jumlah anggota keluarga (X9) Penddkan terakhr bu (X10) Frekuens pemberan ASI (X11) Peralatan makan dcuc (X12) Pemakaan sabun (X13) Keterlbatan ayah (X14) 1. < 4 orang 2. 4 orang. Ordnal 1.SD 2. SMP 3. SMA 1. Tdak kal perhar 3. 6 kal perhar 1. Tdak 2. Ya 1. Tdak 2. Ya 1. Cukup 2. Banyak Ordnal Ordnal Nomnal Nomnal Nomnal Selanjutnya algortma baggng untuk regres logstk ordnal adalah sebaga berkut: 1. Mengambl sampel bootstrap sebanyak n dar data set dengan pengulangan sebanyak n. Pengamblan sampel sedemkan hngga setap varabel aggregate dalam setap observas. 2. Memodelkan regres logstk ordnal hasl sampel bootstrap B. 3. Menghtung peluang kumulatf, peluang masng-masng kategor respon untuk setap observas dan menghtung ketepatan klasfkas. Kesalahan klasfkas pada langkah n dsebut e B 4. Mengulang langkah 1-4 sebanyak B kal (Replkas bootstrap). 5. Memperoleh ketepatan klasfkas baggng dar rata-rata ketepatan klasfkas setap pengulangan sampa B. Sehngga kesalahan klasfkas baggng untuk replkas B kal adalah e B 6. Membentuk model baggng regres logstk ordnal dar rata-rata setap parameter pada pengulangan sampa B. 7. Untuk memperoleh hasl yang lebh bak maka replkas bootstrap dlakukan sebanyak mungkn. Replkas bootstrap yang basa dgunakan adalah 50 sampa 200 [4]. 7. Analss Dan Pembahasan 7.1. Klasfkas Status Gz Balta Cluster 107

6 Meda Statstka, Vol. 3, No. 2, Desember 2010: Faktor-faktor eksternal yang dduga mempengaruh status gz balta antara lan pendapatan, pengeluaran keluarga, pengeluaran untuk pangan, jumlah anggota keluarga [12]. Status gz balta cluster dbentuk dar hasl pengelompokan balta berdasarkan faktor-faktor eksternal tersebut. Penentuan status gz dlhat dar karakterstk dar masng-masng kelompok, sebaga berkut: F Tabel 3. Karakterstk Kelompok Hasl Cluster Propors Pengeluaran Penddkan Pendapatan untuk Pangan Terakhr Ibu Kategor ( % ) < 30% ( 0%) 30% - 60% (20%) > 60% (80%) Rp (35%) Rp Rp (47,5%) > Rp (17,5%) Rp (16,1%) Rp Rp (37,1%) > Rp (46,8%) Rp (57,1%) Rp Rp (14,3%) > Rp (28,6%) Rp (69%) Rp Rp (13,8%) > Rp (17,2%) < 30% 30% - 60% > 60% < 30% 30% - 60% > 60% < 30% 30% - 60% > 60% (4,8%) (40,3%) (54,8%) (0%) (21,4%) (78,6%) ( 0%) (13,8%) (86,2%) Rata2 BBL SD (100%) 3,2 SMP (46,8%) SMA (45,2%) Dploma (3,2%) S1/S2/S3 (4,8%) SD (57,1%) SMP (28,6%) SMA (14,3%) SD (55,2%) SMP (24,1%) SMA (20,7%) 3,1 2,6 3,0 Kelompok 1 terdr dar 40 balta yang mempunya kedekatan yang erat. Pendapatan keluarga pada kelompok n 47,5% berpenghaslan Rp Rp , sedangkan dlhat dar propors pengeluaran untuk pangan kelompok 1 domnan pada kategor 3 yatu mengeluarkan lebh besar 60% dar total pendapatannya untuk pangan, sedangkan penddkan bu pada kelompok n 100% adalah berpenddkan SD. Berat badan saat lahr juga menjad pencr pada penentuan status gz kelompok n, rata-rata BBL pada kelompok n adalah 3,2. Kelompok 2 terdr dar 62 balta, 46,8% berpendapatan > Rp Selan tu, 54,8% kelompok n mengeluarkan pendapatan > 60% untuk kebutuhan konsums. Jka Dlhat dar penddkan terakhr bu, kelompok 2 ddomnas oleh SMA (45.2%) dan SMP (46,8%). Sedangkan rata-rata BBL balta pada kelompok dua adalah 3,1. Kelompok 3 mempunya anggota sebanyak 14 balta, sangat berbeda dengan kelompok 1 dan 2, pada kelompok 3 sebesar 57,15% anggotanya berpendapatan keluarga dbawah UMR, sedangkan jka dlhat dar propors pengeluaran untuk pangan sebanyak 78,6% kelompok n pengeluaran untuk panganya > 60%. Pada kelompok 3 ddomnas balta yang penddkan bunya adalah SD sebesar 57,1 dan rata-rata BBL balta pada kelompok n adalah 2,6. Pada kelompok 4 terdr dar 29 balta. Deskrps pada kelompok n hampr sama dengan kelompok 3, pendapatan keluarga pada kelompok 4 sebesar 69% berada dbawah UMR, propors pengeluaran untuk pangan > 60% sebanyak 86,2% dar anggota kelompok dan penddkan terakhr bu adalah SD sebesar 55,2%, Yang menjad pembeda palng mencolok adalah rata-rata BBL pada kelompok n yatu 3,0 Kg. Dar hasl deskrps tersebut, maka kelompok 1 dan 2, keduanya cenderung berstatus gz bak atau lebh. Jka dlhat dar rata-rata BBLnya yang > dar kelompok 2, propors pengeluaran untuk pangan ddomnas > 60% dan penddkan terakhr bu yang 100% adalah SD, kelompok 1 lebh cenderung berstatus gz lebh. Sehngga untuk selanjutnya, pada peneltan n kelompok 1 dtentukan sebaga kelompok balta berstatus gz lebh dan kelompok 2 dtentukan sebaga kelompok balta berstatus gz bak. Sedangkan untuk 108

7 Klasfkas Status (Muhammad Sjahd) kelompok 3 adalah kelompok balta dengan status gz buruk dtanda dengan pendapatan keluarga yang ddomnas dbawah UMR dan ddukung oleh BBL balta yatu 2,64 yang menurut lmu kesehatan akan cenderung berstatus gz buruk. Sehngga kelompok 3 pada peneltan n adalah kelompok balta berstatus gz buruk dan kelompok 4 adalah kelompok balta berstatus gz kurang. Hasl regres logstk ordnal dperoleh varabel yang secara ndvdu sgnfkan terhadap status gz balta cluster. Pengujan dlakukan dengan membandngkan nla W 2 dengan dstrbus normal standart pada tngkat kesalahan α, Ho dtolak bla W Z / 2. Dperoleh varabel yang sgnfkan berpengaruh antara lan umur (X1), BBL (X3), berat badan sekarang (X4), pendapatan (X7), penddkan terakhr bu (X10), frekuens pemberan ASI (X11), keterlbatan ayah (X14). Varabel n kemudan masuk ke dalam model multple regres logstk ordnal. Tabel 4. Multple Regres Logstk Ordnal (Status gz cluster) Varabel Coef Wald Odds P-value Constant (1) Constant (2) Constant (3) 3, , , ,19 5,34 6,75 0,001* 0,000* 0,000* Umur X1 0, ,72 1,22 0,000* BBL 2,6 3,5 kg 3,6 kg X3-1, , ,70-2,59 0,17 0,10 0,007* 0,010* BB sekarang (BB_S) X4-0, ,11 0,39 0,000* Pendapatan -1,54162 Rp Rp X7-0, Rp Penddkan SMP X10-2,50658 SMA -2,93448 Frekuens ASI -3, kal X11 0, kal Keterlbatan Ayah Cukup X14 2,45754 Banyak -0, *sgnfkan pada 0, 05-3,04-1,53-4,66-4,94-2,10 0,88 2,29-0,02 0,21 0,44 0,08 0,05 0,03 1,64 11,69 0,99 0,002* 0,125 0,000* 0,000* 0,036* 0,376 0,022* 0,982 Pada pengujan serentak dperoleh kesmpulan bahwa bahwa terdapat satu atau lebh varabel bebas yang berpengaruh secara sgnfkan terhadap status gz balta, yatu dtunjukkan dar nla G sebesar 168,095 dan sgnfkans sebesar 0,000. Pada pengujan parsal model multple regres logstk ordnal dperoleh ketujuh varabel sgnfkan berpengaruh. Hal n dtunjukkan dar nla uj W yang lebh besar dar nla z / 2 (1,96) atau dar nla sgnfkans yang kurang dar α = 0,05. Sehngga dperoleh model logt sebaga berkut: Logt 1: P( Y 0 x ) 3, ,199458(umur) -1,75397(BBL_ gr)-2,29054 (BBL_>3600gr) -0, (BB_S)-1,54162 (pendapatan_rp, )-0,81874 (pendapatan_>rp )-2,50658 (Penddkan_SMP)- 2,93448 (Penddkan_SMA)-3,4893(ASI_1-5kal) +2,45754(Ketelbatn ayah_cukup) ( 8) 109

8 Predks Meda Statstka, Vol. 3, No. 2, Desember 2010: Logt 2: P( Y 1 x ) 6, , (umur) -1,75397(BBL_ gr) -2,29054 (BBL_>3600gr) -0, (BB_S)-1,54162 (pendapatan_rp )-0,81874 (pendapatan_>rp )-2,50658 (Penddkan_SMP)- 2,93448 (Penddkan_SMA) -3,4893(ASI_1-5kal) +2,45754(Ketelbatn ayah_cukup) ( 9) Logt 3: P( Y 1 x ) 9, , (umur) -1,75397 (BBL_ gr) -2,29054 (BBL_>3600gr) -0, (BB_S)-1,54162 (pendapatan_rp )-0,81874 (pendapatan_>rp )-2,50658 (Penddkan_SMP)- 2,93448 (Penddkan_SMA) -3,4893(ASI_1-5kal) +2,45754(Ketelbatn ayah_cukup) ( 10) Pengklasfkasan balta dlakukan berdasarkan fungs klasfkas yang dperoleh pada Persamaan (8), (9), dan (10), sehngga dperoleh ketepatan klasfkas sepert pada Tabel 5 berkut. Tabel 5. Ketepatan Klasfkas Data Set Tunggal Status Gz Balta Cluster Aktual Total Total Sehngga dapat dhtung besarnya ketepatan klasfkas, yatu 1-APER, dengan APER 100% 30,3% Jad ketepatan klasfkasnya adalah 69,7%. Fungs klasfkas (9), (10), (11) merupakan model data set tunggal. Parameter yang dhaslkan dar model regres cenderung tdak stabl [3]. Untuk melhat kestablan parameter dan memperoleh keakuratan model yang lebh bak maka dlakukan resamplng pada data. Resamplng pada pengamatan terkelompok yang melbatkan beberapa varabel predktor dlakukan dengan metode baggng yang merupakan pengamblan sampel dengan pengembalan untuk data set yang terdr dar respon (y) dan varabel predktor (x). Ketujuh varabel yang masuk dalam model multple regres logstk akan dperlakukan resamplng baggng. Sampel bootstrap dambl sebanyak n data yatu 145 data, kemudan dreplkas bootstrap sebanyak 50, 60, 70, 80, 90, 100, 150 dan 200. Pada setap pengamblan sampel akan dbentuk model multple regres logstk ordnal sehngga akan dperoleh nla ketepatan klasfkas sebanyak B dalam setap B replkas bootstrap. Perhtungan ketepatan klasfkas dlakukan pada setap teras hasl perhtungan ketepatan pada kemudan drata-rata sehngga menghaslkan ketepatan klasfkas baggng regres logstk ordnal. Kesalahan klasfkas eb pada tap teras dhtung dengan perhtungan (1-ketepatan klasfkas). Keberhaslan baggng dukur dar seberapa besar baggng dapat menurunkan kesalahan klasfkas dar model data set tunggal. Tabel 6 merupakan hasl dar baggng dengan 50, 60, 70, 80, 90, 100, 150 dan 200 replkas bootstrap. Tabel 6. Hasl Baggng Regres Logstk Ordnal Status Gz Cluster 110

9 Klasfkas Status (Muhammad Sjahd) Replkas Bootstrap Rata-rata ketepatan klasfkas e B e S Penurunan kesalahan klasfkas Varans ketepatan klasfkas 50 kal 75,7% 24,3% 30,3% 19,8% 0, kal 76,3% 23,7% 30,3% 22,0% 0, kal 75,9% 24,1% 30,3% 20,6% 0, kal 75,7% 24,3% 30,3% 19,8% 0, kal 75,8% 24,2% 30,3% 20,2% 0, kal 75,5% 24,5% 30,3% 19,4% 0, kal 76,0% 24,0% 30,3% 20,8% 0, kal 75,3% 24,7% 30,3% 18,4% 0,0023 Tabel 6 memberkan nformas bahwa dengan 60 replkas bootstrap dperoleh ratarata ketepatan klasfkas terbesar yatu sebesar 76,3%, sehngga berdasarkan hasl pada Tabel 6, maka dapat dsmpulkan bahwa dperoleh baggng predktor terbak adalah pada replkas bootstrap sebanyak 60 kal. Model baggng n dapat menngkatkan ketepatan klasfkas dar model data set tunggal yatu sebesar 69,7% menjad 76,3% atau dengan kata lan baggng dapat menurunkan kesalahan klasfkas sebesar 22% dar model data set tunggal. Varans ketepatan klasfkas yang kecl yatu mendekat 0 menunjukkan bahwa ketepatan klasfkas pada setap pengamblan sampel untuk B replkas bootstrap stabl Klasfkas Status Gz Balta WHO-NCHS Standart penlaan status gz d Indonesa adalah standart WHO-NCHS, sehngga pada peneltan n akan dlakukan klasfkas statuss gz balta dengan respon yang dgunakan adalah status gz balta standart WHO-NCHS dengan ndkator pengukuran berat badan berdasarkan umur. Pada model multple regres logstk ordnal dperoleh varabel yang secara sgnfkan terhadap status gz balta WHO-NCHS adalah umur (X1), BBLR(X3), berat badan sekarang(x4), pendapatan(x7), dan keterlbatan ayah (X14). Tabel 7. Multple Regres Logstk Ordnal (WHO-NCHS) Varabel Coef Wald Odds P-value Constant (1) Constant (2) Constant (3) 2, , , ,95 5,14 5,76 0,003* 0,000* 0,000* Umur X1 0, ,62 1,14 0,000* BBL 2,6 3,5 kg 3,6 kg X3-1,6783-2,2673-2,78-2,61 0,18 0,15 0,005* 0,009* BB sekarang Pendapatan Rp Rp Rp Keterlbatan Cukup Banyak X4 X7-0, , , X14 2, , ,43 0,47 0,000* -3,31-0,71 2,71 0,98 0,17 0,21 25,69 1,56 0,001* 0,479 0,007* 0,

10 Predks Meda Statstka, Vol. 3, No. 2, Desember 2010: Pada uj serentak dperoleh G sebesar 92,330 dan sgnfkans sebesar 0,000. Hal n mengndkaskan bahwa dengan α = 0,05 dapat menolak H 0, artnya ada satu atau lebh varabel bebas yang berpengaruh secara sgnfkan terhadap status gz balta. Model logtnya adalah sebaga berkut: Logt1: P( Y 0 x ) 2, , (umur) -1,6783(BBL2) -2,2673 (BBL3) -0, (BB_S)-1,7102 (pendaptn2)+2,56531(keterlbatn ayah2) (11) Logt2: P( Y 1 x ) 5, , (umur) -1,6783(BBL2) -2,2673 (BBL3) -0, (BB_S)-1,7102 (pendaptn2)+2,56531(keterlbatn ayah2) (12) Logt3: P( Y 2 x ) 6, , (umur) -1,6783(BBL2) -2,2673 (BBL3) -0, (BB_S)-1,7102 (pendaptan2) (keterlbatn ayah2) (13) Hasl klasfkas status gz balta WHO-NCHS adalah sebaga berkut: Tabel 8. Hasl Klasfkas Status Gz WHO-NCHS Aktual Total Total Dperoleh ketepatan klasfkas 75,862% dan kesalahan klasfkas 24,138%. Selanjutnya analss dlanjutkan dengan baggng, prosedur baggng sama dengan pada status gz cluster resamplng pada data set dengan status gz WHO_NCHS dlakukan sesua dengan banyaknya data asl yatu 145 dan dlakukan replkas bootstrap 50, 60, 70, 80, 90, 100, 150 dan 200. Dar setap pengulangan akan dbentuk model multple regres logstk ordnal sehngga akan dperoleh nla ketepatan klasfkas pada setap pengulangan. Sehngga dperoleh rata-rata ketepatan klasfkas dar hasl baggng sebaga berkut: Tabel 9. Hasl Baggng Regres Logstk Ordnal Status Gz WHO-NCHS Rata-rata Penurunan Varans Replkas ketepatan e B e Bootstrap S kesalahan ketepatan klasfkas klasfkas klasfkas 50 kal 76,1% 23,9% 24,1% 1,1% 0, kal 76,0% 24,0% 24,1% 0,4% 0, kal 76,3% 23,7% 24,1% 1,8% 0, kal 76,0% 24,0% 24,1% 0,7% 0, kal 76,2% 23,8% 24,1% 1,4% 0, kal 76,5% 23,5% 24,1% 2,6% 0, kal 76,6% 23,4% 24,1% 3,0% 0, kal 76,1% 23,9% 24,1% 1,1% 0,0011 Tabel 9 memberkan nformas bahwa baggng dengan replkas 150 kal memberkan ketepatan klasfkas terbesar yatu 76,6%, sedangkan baggng dengan replkas bootstrap sebanyak 60 dan 80 kal memberkan ketepatan klasfkas yang terkecl yatu 76%. Sehngga model baggng yang memberkan predktor palng bak adalah dengan replkas bootsrap 150 kal. Kesalahan klasfkas pada model n adalah sebesar 23,4% atau dengan kata lan model 112

11 Klasfkas Status (Muhammad Sjahd) mampu menurunkan kesalahan klasfkas pada model data set tunggal sebesar 3%. Varans ketepatan klasfkas yang kecl yatu mendekat 0 menunjukkan bahwa ketepatan klasfkas pada setap pengamblan sampel untuk B replkas bootstrap sudah stabl Perbandngan Hasl Klasfkas Status Gz Balta Cluster Dan Status Gz Balta WHO-NCHS Pada model regres logstk ordnal pada data set tunggal dperoleh 7 faktor yang mempengaruh status gz balta cluster hasl cluster yatu umur, BBLR, berat badan sekarang, pendapatan, penddkan terakhr bu, frekuens pemberan ASI, dan Keterlbatan ayah dalam mengasuh. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruh status gz balta standart WHO- NCHS adalah umur, BBLR, pendapatan, berat badan sekarang, kerterlbatan ayah dalam mengasuh.. Model yang dperoleh dengan respon status gz balta cluster pada data set tunggal mampu mengklasfkaskan balta dengan ketepatan sebesar 69,655%, setelah dlakukan baggng dperoleh parameter stabl dan ketepatan klasfkas terbesar dengan replkas bootstrap 70 kal, yatu 76,345%, Sedangkan dengan respon status gz WHO-NCHS model menghaslkan ketepatan klasfkas sebesar 75,862%, setelah dlakukan baggng dperoleh ketepatan klasfkas terbak pada replkas bootstrap 150 kal yatu sebesar %. Dlhat dar kenakan kesalahan klasfkasnya baggng status gz balta WHO- NCHS mengalam penurunan yang cukup kecl yatu sebesar 2,991%,sedangkan pada baggng status cluster penurunannya mencapa 22,046%. Hal n mengndkaskan bahwa parameter model regres logtk ordnal WHO-NCHS pada data set tunggal lebh stabl darpada parameter regres logstk ordnal pada status gz balta cluster. In dsebabkan karena pada saat pembentukkan model multple logstk ordnal status gz balta cluster terdapat kategor yang pengaruhnya kecl terhadap model dan tdak sgnfkan pada tngkat sgnfkas 5%. Jka dlhat dar hasl ketepatan klasfkas,bak model status gz balta cluster maupun status gz balta standart WHO-NCHS memberkan hasl yang hampr sama, namun jka dlhat dar kestablan parameternya, model klasfkas status gz balta WHO-NCHS lebh stabl, sehngga model n lebh tepat untuk pengklasfkasan balta Nganjuk. 8. Kesmpulan Dar hasl pembahasan, maka dapat dambl kesmpulan sebaga berkut: 1. Baggng regres logstk ordnal status gz cluster mampu menurunkan kesalahan klasfkas sebesar 22,046% dar data set tunggal. Predktor terbak dperoleh pada replkas bootstrap sebanyak 60 kal. Ketepatan klasfkas baggng sebesar 76,345% sedangkan pada data set tunggal sebesar 69,655%. Varabel predktor yang dlbatkan dalam model adalah faktor-faktor yang mempengaruh kelompok status gz balta cluster yatu umur, BBL, berat badan sekarang pendapatan, penddkan terakhr bu, frekuens pemberan ASI dan ntenstas keterlbatan ayah dalam mengasuh. Sedangkan status gz balta cluster dbentuk dar analss cluster. 2. Fungs klasfkas pada data set tunggal mampu mengklasfkaskan balta dengan ketepatan 75,862%, setelah dlakukan baggng dperoleh ketepatan klasfkas sebesar 76,584% sehngga penurunan kesalahan data set tunggal dar em 29,138% turun sebesar 2,991% menjad eb 23,416%. Varabel predktor yang dlbatkan dalam model adalah faktor-faktor yang mempengaruh status gz balta menurut standart WHO-NCHS adalah umur, BBL, berat badan sekarang, pendapatan, keterlbatan ayah. 3. Hasl ketepatan klasfkas, bak model status gz balta cluster maupun status gz balta standart WHO-NCHS memberkan hasl yang hampr sama, yatu 76,55% untuk status gz cluster dan 76,54% untuk status gz standart WHO-NCHS, namun jka dlhat dar faktor-faktor yang dlbatkan pada pembentukan model, status gz balta cluster melbatkan faktor eksternal yang secara tdak langsung mempengaruh status gz balta. 113

12 Meda Statstka, Vol. 3, No. 2, Desember 2010: Sehngga model baggng status gz cluster dapat menjad alternatf plhan dalam pengklasfkasan balta DAFTAR PUSTAKA 1. Agrest, A., Categorcal Data Analyss, John Wley and Sons, New York, Benufnt, S.H.N., Hubungan Antara Status gz, Ke-basaan Ibu Dalam Memberkan Makanan dan Santas Lngkungan dengan Kejadan Dare Pada Balta, Skrps Jurusan Epdemolog dan Bostatstka Fakultas Kesehatan Masyarakat Unverstas Nusa Cendana, Breman, L., Baggng Predctor, Techncal report No. 421, Statstcs Department of Calforna Unversty, Efron, B. and Tbshran, R.J., An Introducton to the Bootstrap, Chapman & Hall, Inc., New York, Fahrmer and Tutz, Multvarate Statstcal Modellng Based on Generalzed Lnear Models, Sprnger Verlag, New York, Haryono, Maksmalkan TP PKK untuk Kelola Posyandu, Avalable: TP+ PKK+ untuk+kelola+posyandu%22++nganjuk, Hosmer, D. W. and Lemeshow, S., Appled Logstc Regresson, John Wley and Sons, Inc., USA, Iranto, D.P., Panduan Gz Lengkap Keluarga dan Olah-ragawan, And Offset, Yogyakarta, Akbar, Otok dan Marce, Klasfkas Status Gz Balta dengan Pendekatan Dskrmnan Bootstrap, Semnar Nasonal Basc Scence, Unverstas Brawjaya Malang, Mesah, S., Pengaruh Status Gz dan Santas Rumah Terhadap Kejadan Pnemona pada Balta Penderta ISPA, Skrps Jurusan Epdemolog dan Bostatstka Fakultas Kesehatan Masyarakat Unverstas Nusa Cendana, Soeganto, B., Pengenalan Dn Penympangan Pertumbuhan dan Tndak Lanjutnya Sebaga Salah Satu Cara Mencegah Terjadnya Manultrs Pada Anak Balta, Modul Ajar Akadem Gz Surabaya, Wahyun, E., Hubungan Tngkat Penddkan, Pengetahuan Gz Ibu Dan Tngkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gz Balta, Tugas Akhr, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unverstas Arlangga, Surabaya, Wbawat, Faktor-Faktor yang Mempengaruh Status Gz Balta d Kabupaten X, Semnar Nasonal UNESA,

BAGGING REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA STATUS GIZI BALITA. Staf Pengajar Jurusan Statistika ITS Surabaya. Alumni Jurusan Statistika ITS Surabaya

BAGGING REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA STATUS GIZI BALITA. Staf Pengajar Jurusan Statistika ITS Surabaya. Alumni Jurusan Statistika ITS Surabaya Baggng Regres (Muhammad Sjahd A.) BAGGING REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA STATUS GIZI BALITA Muhammad Sjahd Akbar 1, Adatul Mukarromah 2, Lalta Paramta 3 1,2 Staf Pengajar Jurusan Statstka ITS Surabaya 3

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Prediksi Kelainan Refraksi Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasien Myopia Axial Melalui Regresi Bootstrap

Prediksi Kelainan Refraksi Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasien Myopia Axial Melalui Regresi Bootstrap Predks Kelanan Refraks Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasen Myopa Axal Melalu Regres Bootstrap Oleh: Karyam dan Qorlna Statstka UII ABSTRAKSI Peneltan n dlakukan d Rumah Sakt Mata Dr. YAP Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi

Regresi Linear Sederhana dan Korelasi Regres Lnear Sederhana dan Korelas 1. Model Regres Lnear. Penaksr Kuadrat Terkecl 3. Predks Nla Respons 4. Inferens Untuk Parameter-parameter Regres 5. Kecocokan Model Regres 6. Korelas Utrwen Mukhayar

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Dr. Nussar Hajarisma, M.Si Jurusan Statistika Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran.

Dr. Nussar Hajarisma, M.Si Jurusan Statistika Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjajaran. STUDI SIMULASI EVALUASI KETEPATAN KLASIFIKASI INDEKS MASSA TUBUH BERDASARKAN TABEL KLASIFIKASI INDEKS MASSA TUBUH WHO DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN ANALISIS DISKRIMINAN (Stud Kasus Klasfkas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK p-issn 979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 0( 7: 85-94 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MAEMAIKA FKIP UMB DALAM MENDAPAKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK PERBANDINGAN MODEL REGRESI LOGISTIK DAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KELANGSUNGAN HIDUP PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL

OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL OVERDISPERSI PADA REGRESI LOGISTIK BINER MENGGUNAKAN METODE BETA BINOMIAL Heru Wbowo, Suyono, Wdyant Rahayu Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Neger Jakarta

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI 2 Regres 2 Pengertan Komponen-Komponen Persamaan Regres Persamaan regres adalah persamaan matematk yang memungknkan untuk meramalkan nla-nla suatu peubah tak bebas dar nla-nla satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT PERUSAHAAN ASURANSI UMUM DI INDONESIA PERIODE DESEMBER 2013 NOVEMBER 2014

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT PERUSAHAAN ASURANSI UMUM DI INDONESIA PERIODE DESEMBER 2013 NOVEMBER 2014 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 563-573 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci