Pengukuran Sifat Akustik Material Dengan Metode Tabung Impedansi Berbasis Platform Arduino

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengukuran Sifat Akustik Material Dengan Metode Tabung Impedansi Berbasis Platform Arduino"

Transkripsi

1 Jurnal Fska FLUX Volume 13, Nomor 2, Agustus 2016 SSN : X (prnt); (onlne) Pengukuran Sfat Akustk Materal Dengan Metode Tabung mpedans Berbass Platform Arduno Syaful Bahr, Tett N Mank, Suryajaya Program Stud Fska Fakultas Matematka dan lmu Pengetahuan Alam Unverstas Lambung Mangkurat e-mal: syabah123@gmal.com ABSTRAK-Telah dbuat alat ukur sfat akustk materal dengan metode tabung mpedans d Laboratorum Fska FMPA ULM dan materal uj serat daun nanas dengan perbandngan fraks volume sebaga sampel uj. Alat ukur n menggunakan Sound Analog Sensor (SAS)-V2 sebaga sensor buny. Alat n telah dkalbras menggunakan Sound Lever Meter standar dan sampel standar plywood /. Nla koefsen serapan sampel standar untuk frekuens 125 Hz 1000 Hz berturut-turut 0,288±0,016; 0,217±0,032; 0,187±0,023; 0,057±0,006; dan 0,083±0,014. Hasl pengukuran 3 sampel uj materal serat daun nanas dengan perbandngan fraks volume serat dan matrk (lem fox) yatu A (10%:90%), B (15%:85%), dan C (20%:80%) dsmpulkan bahwa materal uj serat daun nanas bersfat absorber pada frekuens rendah Hz, <α<, dan Hz α,, kecual sampel C bersfat reflector pada frekuens Hz α=, 18). Kata Kunc : Absorber, Metode Tabung mpedans, Serat Daun Nanas, Sfat Akustk. PENDAHULUAN Kebsngan merupakan buny yang tdak dharapkan. Kebsngan sangat mengganggu bahkan berbahaya bag manusa sehngga dperlukan membuat suatu materal yang dapat mengurang atau bahkan menyerap ntenstas buny, dkenal sebaga materal absorps buny yang d aplkaskan untuk keperluan desan suatu ruangan. Materal-materal penyerap buny tersebut dukur sfat akustknya, sehngga dhaslkan materal penyerap buny yang bak. Ada dua metode pengukuran sfat akustk materal yatu metode ruang dengung dan metode tabung mpedans. Tabung mpedans merupakan alat yang sangat pentng untuk mengetahu nla koefsen serapan, pemantulan dan transms buny. Peneltan tentang tabung mpedans telah banyak dlakukan, Asade dan khwansyah (2013) telah melakukan peneltan tentang perancangan tabung mpedans dan kajan ekspermental koefsen serap buny paduan alumunum-magnesum dengan standart SO :1998. Sar dkk (2013) melakukan peneltan mengena pengukuran tngkat penyerapan buny kepngan batang kelapa sawt dengan menggunakan tabung mpedans. Jacobus (2013) melakukan sstem pengukuran serapan akustk bahan menggunakan tabung mpedans dua mkrofon berbass mkrokontroller ATMega 8535 dengan range pengukuran ntenstas 75,0 db-110,0 db namun, alat n belum dkalbras menggunakan sampel standar. Mtrayana dan Fajar (2013) juga melakukan peneltan rancang bangun alat ukur koefsen serapan akustk d Laboratorum Fska Atom dan nt Jurusan Fska FMPA UGM. Alat ukur n menggunakan ppa PVC ¾, ½ dan mkrofon terhubung secara langsung komputer. Tetap alat ukur n belum dapat melakukan pengukuran secara otomats dan alat belum dlakukan kalbras. Tabung mpedans memlk peran pentng untuk mengetahu karakterstk sfat akustk dar suatu bahan. Khususnya d Program Stud Fska FMPA Unverstas 148

2 Bahr, S., dkk. Pengukuran Sfat Akustk Materal Lambung Mangkurat (ULM) alat pengukur sepert n sangat menunjang kelengkapan sarana dan prasarana d Laboratorum Materal Fska FMPA ULM. Peneltan tentang pengukuran sfat akustk materal (bahan) dengan metode tabung mpedans berbass platform arduno, dmana alat ukur n menggunakan mkrokontroller (Jacobus, 2013) dan dmens tabung (Mtrayana adn Fajar 2013).Tabung mpedans akan d uj keakurasannya dengan menggunakan Sound Level Meter Standard, sampel standar dan materal uj.kelebhan alat ukur n adalah mampu mengukur sfat akustk (absorps, refleks, dan transms) secara otomats dan mudah dbawa kemana-mana (Portable). 1.1 Gelombang dan Buny Gelombang adalah suatu getaran, gangguan atau energ yang merambat. Satu gelombang terdr dar satu lembah dan satu bukt (untuk gelombang tranversal) atau satu regangan dan satu rapatan (untuk gelombang longtudnal) (Harahap 2010). Buny adalah suatu gelombang longtudnal yang merambat secara perapatan dan peregangan terbentuk oleh partkel zat perantara serta dtmbulkan oleh sumber buny yang mengalam getaran. Gelombang buny dapat merambat melalu benda padat, benda car, dan gas (Hallday and resnck 2010). Rambatan gelombang buny dsebabkan oleh lapsan perapatan dan peregangan partkel-partkel udara yang bergerak ke luar, yatu karena perbedaan tekanan. Hal serupa juga terjad pada penyebaran gelombang ar pada permukaan suatu kolam dar ttk dmana batu d jatuhkan (Doelle 1993). Tdak semua frekuens gelombang buny dapat ddengar manusa. Telnga manusa hanya peka terhadap gelombang dalam range frekuens tertentu yatu sektar 20 Hz Hz, yang dnamakan daerah yang dapat ddengar (audosonk), gelombang buny yang frekuensnya kurang dar 20 Hz dsebut nfrasonk, dan gelombang buny yang frekuens lebh dar Hz dsebut ultrasonk (Young, 2002). Buny yang menumbuk suatu permukaan akan mengalam berbaga konds yatu pemantulan (refleks) buny, penyerapan (absorpton) buny dan transms buny (Suptandar, 2004). 1.2 Koefsen Serapan Buny Koefsen absorps atau penyerapan suara (sound absorpton) merupakan perubahan energ dar energ suara menjad energ panas atau kalor. Koefsen absorps buny α menyatakan besarnya penyerapan buny suatu benda pada frekuens tertentu. Nla koefsen absorps berksar antara 0 sampa 1. Jka nla koefsen serap 0 menyatakan tdak ada energ buny yang dserap dan nla koefsen serap 1 menyatakan serapan yang sempurna atau 100% buny yang datang dserap oleh bahan (Khurat, 2006). Koefsen serapan buny pada permukaan bdang dnyatakan sebaga perbandngan dar energ yang dserap terhadap energ yang datang. Secara matemats dapat dnyatakan sebaga berkut: (Satwko, 2009). sampel (1) 1.3 Koefsen refleks dan transms buny (Satwko, 2009) Gelombang datang menjalar ke arah x- postf dnyatakan sebaga, saat gelombang datang mengena bdang batas, ada sebagan gelombang yang darahkan ke arah x-negatf dan yang lan dtransmskan ke medum dua sepert Gambar 1. r Gambar 1. nteraks gelombang buny dengan permukaan t

3 150 Jurnal Fska FLUX, 13(2), Hal t dan r (2) Hubungan ketga koefsen tersebut dtulskan: 1 (3) Ada 3 daerah frekuens yang mempunya gejala transms berbeda yatu: (Satwko, 2009). 1. Daerah yang dpengaruh oleh kekakuan bahan (stffness controlled regon) 2. Daerah yang dkontrol oleh massa bahan (mass law regon) 3. Daerah yang dpengaruh oleh frekuens krts (crtcal frequency regon atau concdence effect). 1.4 Fungs Pndah atau Transfer Functon (SO , 2010) Secara fss fungs pndah merupakan gambaran respon sstem terhadap masukan tertentu yang dnyatakandalam bentuk perbandngan transformas fourer tekanan akustk pada dua mkrofon yatu tekanan pada mkrofon yang palng dekat dengan sampel uj dbag tekanan pada mkrofon yang palng dekat dengan sumber buny. Konsep fungs pndah sangat bermanfaat dalam menentukan koefsen refleks kompleks pada metode tabung mpedans dua mkrofon mengngat koefsen refleks tdak dapat dukur secara langsung. Apabla nla koefsen refleks dapat dketahu maka karakterstk akustk lannya dapat dketahu. Dengan memanfaatkan transfer fungs, koefsen refleks (R) dapat dtentukan dengan Persamaan: jks 1 j2k ( l s) e jks H1 H e R (4) e dengan R adalah koefsen refleks kompleks, H1 adalah fungs pndah untuk gelombang datang, k adalah blangan gelombang (k = λ ), l adalah jarak sampel ke mkrofon terdekat, s adalah jarak antara kedua mkrofon. Fungs e -jks dan e jks masng-masng dsebut fungs pndah gelombang datang H1 dan fungs pndah gelombang refleks Hr. Dengan demkan Persamaan (4) dapat dtulskan: H1 H r j2k ( l s) R e (5) H H R Kontruks Tabung mpedans untuk Metode Fungs Pndah (SO , 2010) Pemukaan tabung harus rata, tdak berpor-por dan tdak berlubang (kecual pada poss mkrofon yang akan dpasang). Dndng tabung harus kuat dan cukup tebal untuk mencegah vbras yang muncul akbat pemancaran snyal buny. Ketebalan yang drekomendaskan pada tabung mpedans yatu mnmal 5% dar dameter tabung. Mkrofon dletakkan pada area gelombang buny dengan jarak mnmum sebesar dameter tabung dar sumber buny. Dmens pada tabung mpedans dapat terlhat jelas pada Gambar 2. X Gambar 2. Dmens tabung mpedans Batas atas frekuens (fu) dapat dtentukan dar besar dameter tabung yang dplh dengan konds < 0, 8λ. Batas bawah frekuens dtentukan pada jarak antara mkrofon (so) dengan konds s > 0,0 λ,sehngga batas atas frekuens untuk (so) dtentukan dengan konds f u s < 0,. Jarak antara sumber buny dengan mkrofon adalah x dan jarak antara bahan uj dengan mkrofon terdekat adalah x1 dtentukan dengan konds x >. dan x., maka panjang tabung mpedans untuk pengukuran koefsen serap buny yatu l x x (6) 1 s 0. METODOLOG Pembuatan alat ukur sfat akustk materal melput Ppa PVC, Buzzer,Mkrofon, Modul arduno, LCD 16x4 danmodul LCD 2C, Lem ppa, Kabel, Functon generator, SLM, Osloskop, Gergaj bes, Bor, Penutup ppa, dan penyambung ppa. Pembuatan materal So X1

4 Bahr, S., dkk. Pengukuran Sfat Akustk Materal uj melput lem, Serat daun nanas, NaOH 3%, blender, cetakan, dan pompa hdrolk. Sstem Arduno Pengujan akuras pengukuran sfat akustk Buat tabung mpedans Mula Pengujan sfat akustk Analsa data Kesmpulan Buat kompost Gambar 3. Dagram Alr Peneltan Pembuatan tabung mpedans dengan cara ppa dpotong dengan dameter ¾ nc dengan panjang 42 cm dan dameter 1½ nc dengan panjang 50 cm berdasarkan hasl perhtungan sebelumnya. tempat peletakan sampel dbuat dengan tebal maksmal 2cm. Ppa dlubang sebaga tempat untuk meletakkan sensor mkrofon dengan menggunakan bor. Sensor mkrofon dgunakan untuk mengukur parameter fss berupa ntenstas buny. Tabung dhubungkan arduno yang telah dlengkap program dengan sensor mkrofon menggunakan kabel USB sehngga hasl pembacaan dar sensor akan dtamplkan d LCD dan PC. Buzzer dpasang d ujung ppa berdameter ¾ nc. Karaktersas sensor sangat pentng sebelum uj akuras tabung mpedans. Karaktersas dlakukan untuk memperoleh persamaan karakterstk dar sensor mkrofon yang nantnya dkonvers menjad output dgtal. Pengujan awal menggunakan Sound Level Meter (SLM) untuk karaktersas mkrofon jens Sound Analog Sensor (SAS)-V2. Sensor mkrofon dan SLM dletakkan dalam tempat dengan konds (sejajar dan berdekatan) kemudan dberkan sumber buny frekuens 1kHz dengan varas ampltudo buny. Hasl keluaran nla sensorsas-v2 (Bt) dcatat dan dbandngkan dengan nla SLM (db) hngga ddapatkan grafk antara ntenstas SLM dan nla keluaran sensor SAS-V2. Dar grafk karaktersas tersebut kemudan ddapatkan suatu persamaan lner yang akan dmasukkan kedalam suatu lstngprogram arduno sehngga sensor SAS-V2 sap untuk pengujan selanjutnya. Kalbras tabung mpedans dlakukan dengan membandngkan hasl pembacaan SAS-V2 yang telah dkaraktersas menggunakan SLM standar sehngga dperoleh suatu grafk koleras antara keduanya. Setelah dlakukan kalbras dar masng-masng sensorsas-v2, maka alat tabung mpedans dapat duj keakurasannya dengan mengukur nla koefsen absorps, koefsen refleks dan koefsen transms dar suatu bahan uj. Bahan uj tersebut dpotong sesua dameter tabung dengan tebal maksmal 2 cm, kemudan sampel dletakkan dalam holder. Tabung mpedans dlengkap dengan suatu sstem arduno uno dan LCD 16x4 untuk memudahkan melakukan pengukuran. Alat ukur tabung mpedans dnyalakan dan dukur tngkat ntenstas buny pada masng-masng ruang sesua Tabel 2. Pengukuran dlakukan dengan memvaraskan frekuens dar 125, 250, 500, 750, dan 1000 Hz.. HASL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kalbras Proses kalbras sensor SAS-V2 dlakukan dengan melakukan pengamblan data ukur dar kelma sensor secara bersamaan dengan SLM standar pada jarak yang sama dengan sumber buny (1 Khz). Pengukuran dmula dar ntenstas 45,5 db sampa dengan 101,5 db. Besarnya nla korelas untuk masngmasng sensor yatu sensor SAS-V2 1 98,89%; sensor SAS-V2 2 98,85%; sensor SAS-V2 3

5 152 Jurnal Fska FLUX, 13(2), Hal ,75%; sensor SAS-V2 4 98,63%; dan sensor SAS-V2 5 98,62%. Alat ukur dkalbras lag menggunakan sampel uj berupa plywood / karena plywood / sudah mempunya data yang dtunjukkan pada buku (referens) sehngga dapat djadkan sampel standar. Koefsen serapan dhtung menggunakan Persamaan (1) dan (2). Alat ukur akustk tabung mpedans dtunjukkan oleh Gambar 4. Tabel 1. Koefsen serapan plywood 3/8 Plywood 3/8 S0 (m) Frekuens (Hz) Referens 0,280 0,220 0,170-0,090 0,21 0,288 0,217 0,187 0,057 0,083 Percobaan 0,11 0,375 0,264 0,377 0,038 0,189 0,01 0,325 0,226 0,285 0,011 0,276 Dar data pada Tabel 1 besarnya nla koefsen serapan plywood / hampr sama dengan yang dtunjukkan oleh referens pada jarak S0 = 20 cm. Koefsen serapan ddapatkan pada rentang frekuens 81,67 Hz sampa 735 Hz karena jangkauan alat mampu menangkap frekuens buny dengan bak pada rentang tersebut. Berdasarkan nla koefsen tersebut dketahu bahwa untuk jarak antara mkrofon (S0) 21 cm merupakan jarak yang palng tepat untuk mengukur tngkat ntenstas buny pantul dbandngkan jarak (S0) yang lan karena menghaslkan nla koefsen serapan plywood / hampr sama dengan yang dtunjukkan oleh referens. Gambar 4. Alat Ukur Akustk Tabung mpedans 3.2 Koefsen Serapan Materal Uj 0,4 Koefsen absorps (α) 0,35 0,343 0,3 0,302 0,25 0,264 0,245 0,258 0,223 0,228 0,2 0,193 0,192 0,169 0,185 0,15 0,15 0,1 0,118 0,117 0,111 0, Frekuens (Hz) Sampel A Sampel B Sampel C Gambar 5. Grafk koefsen absorps materal uj

6 Bahr, S., dkk. Pengukuran Sfat Akustk Materal Nla koefsen serapan α mnmum materal (bahan) untuk dapat dkatagorkan sebaga materal peredam suara menurut SO yatu 0,15.Dar grafk terlhat semua sampel uj bersfat absorps α, pada frekuens rendah (125 Hz-500 Hz) dengan nla koefsen serapan dar 0,192 sampa 0,343.Untuk sampel C pada frekuens rendah dbawah 500 Hz memlk koefsen absorps palng besar yatu 0,343 (125 Hz) tetap pada frekuens 500 Hz sampel C bersfat pemantul karena α<,. Ketka frekuens terus dtnggkan koefsen serapan sampel C mengalam kenakan d frekuens 750 Hz-1000 Hz dengan koefsen serapan 0,223 sampa 0,228. Berdasarkan hal tersebut, semua materal uj bersfat absorber pada frekuens rendah Hz, kecual sampel C bersfat reflector pada frekuens 500 Hz. Sedangkan pada frekuens sedang 750 Hz bersfat reflector dan pada frekuens 1000 Hz semua materal uj kembal bersfat absorber. Hal n dapat dsmpulkan bahwa sampel C lebh bak dgunakan sebaga absorber buny untuk frekuens rendah Hz sedangkan pada frekuens tngg d 1000 Hz sampel A lebh bak untuk dgunakan sebaga absorber dbandngkan sampel yang lan. V. KESMPULAN Kesmpulan yang dperoleh dar hasl peneltan yang telah dlakukan adalah sebagaberkut: 1. Telah dbuat alat ukur sfat akustk materal berbass platform arduno dengan range pengukuran ntenstas dar 45,5 db sampa 101,5 db. Alat yang dbuat memlk jangkauan frekuens terbak antara 81,67 Hz sampa 735 Hz. Alat ukur dapat mengukur karakterstk sfat akustk yatu koefsen absorps, refleks, dan transms dar suatu materal. 2. Alat ukur telah dkalbras menggunakan sampel standar dengan nla koefsen serapan untuk frekuens 125 Hz-1000 Hz secaraberturut-turut 0,288±0,016; 0,217±0,032; 0,187±0,023; 0,057±0,006; dan 0,083±0, Sfat akustk materal uj papan serat daun nanas dengan perbandngan fraks volume untuk sampel A memlk nla mencapa α = 0,198 =0,802 τ =0,04 pada rentang frekuens Hz. Pada sampel B memlk nla mencapa α = 0,179 =0,821 τ =0,054 pada rentang frekuens Hz. Sampel C memlk nla mencapa α = 0,243 =0,757 τ =0,081 pada rentang frekuens Hz. 4. Materal uj dengan perbandngan fraks volume bersfat absorber pada frekuens rendah Hz dan Hz, kecual sampel C bersfat reflector pada frekuens 500 Hz. V. DAFTAR PUSTAKA Asade, F. and khwansyah,., Perancangan Tabung mpedans dan Kajan Eksprmental Koefsen Serap Buny Paduan Alumunum-Magnesum. Medan: Departemen Teknk Mesn USU. Doelle, L. L., Akustk Lngkungan. Jakarta: Erlangga. Hallday and Resnck., Fska Dasar Eds 7 Jld 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Harahap, R.N., Kajan Eksprmental KarakterstkMateral Akustk dar Campuran Serat Batang Kelapa Sawt dan Polyurethane dengan Metode mpedans Tube. Tugas Skrps, USU. Jacobus, L., Otomatsas Sstem Pengukuran Serapan Akustk Bahan Menggunakan Tabung mpedans Dua Mkrofon. Fakultas Sans dan Komputer Unverstas Krsten mmanuel. Khurat. A., Komaruddn, E., and Nur, M., Desan Peredam Suara Berbahan Dasar Serabut Kelapa dan Pengukuran Koefsen Penyerapan Buny. Berkala Fska, 9 (1),15-25.

7 154 Jurnal Fska FLUX, 13(2), Hal Mtrayana and Fajar W A., Rancang Bangun Alat Ukur Koefsen Serapan Akustk. Lab Fska Atom-nt Jurusan Fska FMPA UGM, Yogyakarta. Sar, S., Erwn, and Krsman, Pengukuran TngkatPenyerapsan Buny Kepngan Batang Kelapa Sawt dengan Menggunakan Tabung Tabung mpedans. FMPA Unverstas Rau, Pekanbaru. Satwko, P, Fska Bangunan. Yogakarta: And. Suptandar, J. P., Faktor Akustk dalam Perancangan Desan nteror. Jakarta: Djambatan. Young, H., Fska Unverstas Eds Kesepuluh Jld 2. Jakarta: Erlangga.

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk BAB TNJAUAN PUSTAKA Pengertan Gelombang Buny (Akustk) [ 3, 4, -S, 6, 7, S] Gelombang buny adalah gelombang yang drarnbatkan sebaga gelombang mekank longtudnal yang dapat berjalan dalam medum padat, car

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804 Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Lstrk Berbass Lm-35 Dan Sstem Akuss Data Adc-0804 Ummu Kalsum Unverstas Sulawes Barat e-mal: Ummu.kalsum@unsulbar.ac.d Abstrak Peneltan n merupakan pengukuran laju temperatur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI ALAT PENGUKUR KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM PIPA ULTRASONIC SENSOR AS A MEASUREMENT DEVICE OF AIR FLOW VELOCITY IN THE PIPE

SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI ALAT PENGUKUR KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM PIPA ULTRASONIC SENSOR AS A MEASUREMENT DEVICE OF AIR FLOW VELOCITY IN THE PIPE ISSN: 1693-146 Jul 013 Jurnal Penddkan Fska Indonesa 9 (013 163-17 SENSOR ULTRASONIK SEBAGAI ALAT PENGUKUR KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM PIPA ULTRASONIC SENSOR AS A MEASUREMENT DEVICE OF AIR FLOW VELOCITY

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED Q POWE ELECTONIC LABOATOY EEYTHING UNDE SWITCHED PAKTIKUM ELEKTONIKA ANALOG 01 P-04 Dasar Opamp Smt. Genap 2015/2016 A. Tujuan Menngkatkan pemahaman dan keteramplan mahasswa tentang: 1. Unjuk kerja dan

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL

PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL PEMODELAN PASANG SURUT AIR LAUT DI KOTA SEMARANG DENGAN PENDEKATAN REGRESI NONPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL KERNEL Tan Wahyu Utam, Indah Manfaat Nur Unverstas Muhammadyah Semarang, emal : tan.utam88@gmal.com

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analss Rangkaan RLC Rka Favora Gusa JurusanTeknk Elektro,Fakultas Teknk,Unverstas Bangka Beltung rka_favora@yahoo.com ABSTRACT The exstence of nductor and capactor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

UKURAN GEJALA PUSAT &

UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN LETAK UKURAN GEJALA PUSAT & LETAK Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengena suatu populas atau sampel Ukuran yang merupakan wakl kumpulan data mengena populas atau sampel

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

RAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari

RAY TRACING dan. Oleh : Karmilasari RAY TRACING dan RADIOSITY Oleh : Karmlasar RAY TRACING vs. RADIOSITY 2 Revew : ILUMINASI Secara umum dlhat dar fsknya, model lumnas menggambaran perpndahan energ dan radas fokus pada sfat sfat cahaya danmateral

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci