PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20"

Transkripsi

1 Laporan Penelitian PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 Oleh : Ir. Leonardus Siregar, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKABP NOMMENSEN MEDAN 2013

2

3 Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yeang maha pengasih, atas segala kasih karunia dan kemurahan-nya kepada peneliti, sehingga penelitian dengan judul Analisa Pengujian Tapping Transpormator Distribusi 20 KV. dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang Penelitian Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis banyak menerima masukan-masukan dan bantuan dar berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih, khususnya kepada : 1. Bapak Ketua Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen Medan 2. Bapak Rektor Universitas HKBP Nommensen 3. Bapak Dekan dan Staf Pegawai Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen 4. Bapak Ketua Program Studi Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen Medan. Akhirnya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang, semoga penelitian ini berguna bagi institusi Universitas HKBP Nommensen, bagi pembaca maupun masyarakat. Medan, Januari 2013 Peneliti, Ir. Leonardus Siregar, MT

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Dafta Isi... ii Ringkasan... iii I. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 1 II. Tinjauan Pustaka Jenis-Jenis Hubungan Belitan Transformator Tiga Phasa Tapping Tap Changer Tanpa beban Tap Changer Berbeban Variasi Tegangan Selama Perubahan Tapping III. Metodologi Penelitian Penggulungan Kumparan (Coil Winding) Belitan Sisi Sekunder Sisi Primer Penyambungan Hubungan Antar Kumparan (Coil Assembly) Pengujian Transformator Pengujian Tanpa Beban Pengujian Hubung Singkat Peralatan Pengujian Rangkaian Pengujian Beban Nol Rangkaian Pengujian Hubung Singkat Pemanfaatan Tapping pada Jaringan Distribusi IV. Hasil dan Analisa Data Hasil Pengujian Beban Nol dan Hasil Perhitungan Percobaan Berbeban Data Hasil Pengujian Hubungan Singkat Hasil Perhitungan Pengaturan Tapping V. Kesimpulan Daftar Pustaka... 28

5 RINGKASAN Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pusat beban, hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya listrik. Kerugian tersebut disebabkan oleh saluran yang cukup panjang, sehingga dalam penyaluran daya listrik melalui transmisi maupun distribusi akan mengalami tegangan jatuh ( drop Voltage) sepanjang saluran yang dilalui. Salah satu cara untuk memperbaiki jatuh tegangan adalah dengan pemasangan tapping pada transformator distribusi. Tapping transformator dibuat pada sisi tegangan tinggi dan dibagi dalam lima bagian. Mengubah posisi tapping sama dengan mengubah jumlah belitan primer dan dikendalikan oleh tap changer. Perubahan nilai (jumlah belitan primer) akan mempengaruhi rasio perbandingan belitan transformator. Perubahan rasio perbandingan belitan ini menyebabkan perubahan tegangan pada sisi tegangan tinggi sementara tegangan rendahnya konstan. Setelah tapping selesai dibuat, dilakukan pengujian untuk mengetahui rugi-rugi transformator. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa rugi-rugi transformator pada setiap variasi tapping masih pada batas yang ditentukan.

6 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dan mutu tegangan dalam penyaluran energi listrik. Peningkatan efisiensi dan mutu tersebut dapat dimulai dari pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Pada sisi distribusi, peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan cara mengurangi terjadinya jatuh tegangan pada saluran dengan memberikan tingkat tegangan yang aman bagi peralatan pelanggan. Besarnya tegangan yang diterima oleh konsumen listrik tidaklah sama, hal ini terjadi karena adanya impedansi dari jaringan. Oleh karena itu, jatuh tegangan selalu ada pada setiap bagian dari sistem tenaga, mulai dari sumber sampai ke pelanggan. Jatuh tegangan berbanding lurus dengan besarnya arus dan sudut phasanya. Dengan pemasangan tapping pada trasformator distribusi maka tegangan sekunder dapat dinaikkan maupun diturunkan sehingga diperoleh tegangan yang kostan. Oleh karena itu, tegangan yang sampai pada pelanggan dapat dikendalikan. Adapun tujuan pengendalian tegangan sistem dengan menggunakan tap changer adalah agar penggunaan daya dan tegangan menjadi lebih ekonomis yang maksudnya tegangan yang digunakan sesuai dengan tegangan yang didesain dari peralatan yang dipakai, sampai pada suatu batas tertentu. Penelitian ini akan menganalisa pemasangan tapping dan rugi-rugi transformator distribusi karena pemasangan alat tersebut,sehingga tegangan keluaran dari transformator distribusi tiga phasa dapat dikendalikan Perumusan Masalah Adapun masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah menjelaskan pemasangan tapping pada sisi tegangan tinggi transformator distribusi tiga phasa, pemanfaatan pengendalian tegangan dengan menggunakan tap changer, mengitug rugi-rugi transformator distribusi tiga phasa dengan variasi tapping Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dan kegunaan penelitian ini dengan judul pengujian tapping transformator distribusi20 kv di Pt Morawa Elektrik Transbuana adalah : 1. Untuk menambah pemahaman tentang pengujian Transformator. 2. Untuk memberikan pemahaman tentang pemasangan tapping pada transformator distribusi tiga phasa. 3. Untuk mengetahui manfaat pengendalian tegangan dengan tap changer.

7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenis-Jenis Hubungan Belitan Transformator Tiga Phasa Pada transformator tiga phasa terdapat dua hubungan belitan utama yaitu hubungan delta dan hubungan bintang dengan kombinasi Y - Y, Y - Δ, Δ - Y, Δ - Δ, bahkan untuk kasus tertentu belitan sekunder dapat dihubungkan secara berliku-liku ( zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ - Z dan Y Z. Hubungan zig-zag (Z) merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini dibuat dengan menambahkan kumparan yang dihubungkan secara segitiga pada kumparan sekunder yang dihubungkan secara bintang. Berikut ini pembahasan hubungan transformator tiga phasa secara umum: 1. Hubungan Wye-Wye ( Y-Y ) Hubunangan ini ekonomis digunakan untuk melayani beban yang kecil dengan tengangan transformasi yang tinggi. Hubungan Y-Y pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Transformator Hubungan Y-Y Pada hubungan Y-Y, tegangan primer pada masing-masing phasa adalah = / 3 (1) Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan belitan transformator. Maka diperoleh perbandingan tegangan pada transformator adalah: = 3 3 = (2) 2. Hubungan Wye-Delta ( Y-Δ ) Digunakan sebagai penaik tegangan untuk sistem tegangan tinggi. Hubungan Y-Δ pada transformator tiga phasa dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

8 Gambar 2. Transformator Hubungan Y- Δ Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer = 3 dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan phasa =. Sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan ini adalah sebagai berikut: = 3 = 3 (3) 3. Hubungan Delta Wye (Δ Y ) Umumnya digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan transmisi ke tegangan rendah. Hubungan Δ Y pada transformator tiga phasa ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Transformator Hubungan Δ Y Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer = Φ dan tegangan sisi sekunder = 3 φ. Maka perbandingan tegangan pada hubungan ini adalah : = = (4) 3 3

9 4. Hubungan Delta-Delta (Δ Δ ). berikut Hubungan Δ Δ ini pada transformator tiga phasa ditunjukkan pada Gambar 4 Gambar 4. Transformator Hubungan Δ Δ Pada hubungan ini, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama untuk primer dan sekunder transformator V AB = V BC = V AC = V L. Maka hubungan tegangan primer dan sekunder transformator adalah sebagai berikut : V L L = V L N (volt) (5) V A B = V BC = V AC (volt) (6) dengan : V L L = Tegangan line to line V L N =Tegangan line to netral Sedangkan arus pada transformator tiga phasa hubungan delta dapat dituliskan sebagai berikut : I L = 3I P (ampere) (7) dengan : I L = Arus line I P = Arus phasa 2.2. Tapping Prinsip pengaturan tegangan sekunder berdasarkan perubahan jumlah belitan pirmer atau sekunder. 1, 1 dan 2, 2 adalah parameter primer dan sekunder. 1 1 = 2 2

10 2 = (8) dimana: 1 = Tegangan Primer 1 = Belitan Primer 2 = Tegangan sekunder Jika 1 berkurang, tegangan per belitan ( 1 1 ) bertambah, sehingga tegangan sekunder bertambah. Di sisi lain, jika 2 bertambah sementara 1 tetap, tegangan 1 sekunder 2 juga bertambah. 1 Dengan kata lain, pengurangan belitan primer 1 mempunyai pengaruh yang sama dengan penambahan belitan 2. Tapping dapat dibuat di awal, di akhir dan di tengah belitan transformator, ditunjukkan Gambar 5 berikut. Gambar 5. Tapping Akhir dan Tapping Tengah Ketika arus pada belitan primer dan sekunder mengalir dengan arah yang berlawanan. Arus-arus ini berinteraksi dengan fluks bocor diantara kedua belitan dan menghasilkan gaya radial yang saling tolak-menolak. Gaya radial ini menekan belitan dalam ke inti dan mendorong pelitan luar menjauhi inti. Gaya yang berlawanan ini akan menimbulkan gaya aksial jika tapping dibuat pada belitan transformator. Pada gambar diatas, belitan dengan tapping akhir menimbulkan gaya aksial yang lebih besar dengan belitan dengan tapping tengah. Pada keadaan hubung singkat, gaya aksial yang timbul akan sangat besar. Sehingga posisi tapping yang sering dipakai adalah tapping tengah. Tapping transformator distribusi adalah dari tegangan nominalnya. Jadi tegangan pada sisi primer transformator distribusi mempunyai 5 tapping yaitu: Tapping 1 = + (0,1 ) Tapping 2 = + (0,05 )

11 Tapping 3 = Tapping 4 = (0,05 ) Tapping 5 = + (0,1 ) Jumlah belitan transformator distribusi tiga phasa: Belitan primer dihubungkan Y 1 = 3 / (9) Dimana : V/T = Tegangan per lilitan Belitan primer terhubung Δ 1 = / (10) Jumlah belitan sekunder per kaki, jika belitan terhubung Z 2 = 3 / (11) Jika tap changer didisain beroperasi, ketika transformator di luar rangkaian disebut tap changer tanpa beban. Tap changer yang didisain beroperasi ketika transformator dalam rangkaian disebut tap changer berbeban Tap Changer Tanpa Beban Tap changer ini biasanya digunakan pada transformator distribusi, dimana tegangannya lebih stabil. Sehingga pengaturan tappingnya, dilakukan pada saat pemasangan transformator ke dalam sistem tenaga listrik dan dalam jangka waktu yang lama. Tap changer tanpa beban diilustrasikan pada Gambar 6 dan 7. Terdapat enam stut dari 1-6, belitan disadap dalam enam titik, sama dengan jumlah stut. Tap changer dihubungkan ke enam titik sadapan melalui stut yang berbentuk lingkaran. Tap changer transformator dapat ditempatkan dimana saja, bisa di bagian atas tangki atau tempat yang memungkinkan lainnya. Jarum penunjuk dapat diputar melalui pemutar yang ada di luar tangki. Jika belitan disadap pada interval 2,5%, maka dengan pemutaran jarum penunjuk R menyebabkan: 1. Pada stut 1, 2 ; belitan penuh dalam rangkaian 2. Pada stut 2, 3 ; 97,5% belitan dalam rangkaian 3. Pada stut 3, 4 ; 95% belitan dalam rangkaian

12 4. Pada stut 4,5 ; 92,5% belitan dalam rangkaian 5. Pada stut 5,6 ; 90% belitan dalam rangkaian Gambar 6. Penyusunan Posisi Tap Changer Tanpa Beban yang Terhubung Y Gambar 7 Penyusunan Posisi Tap Changer Tanpa Beban yang Terhubung Stut merupakan posisi akhir dan menjaga jarum penunjuk tidak berputar penuh. Jika stut tidak ada, jarum penunjuk dapat tidak menghubungkan belitan. Mengubah tapping hanya bisa dilakukan, ketika transformator tidak terhubung dengan sumber. Seandainya jarum menunjuk berada pada stut 1 dan 2. Untuk memindahkannya ke stut 2 dan 3, pertama transformator dilepas dari rangkaian dan kemudian jarum penunjuk R diputar ke posisi stut 2 dan 3. Setelah itu, transformator dihubungkan dengan sumber dan sekarang 97,5% saja belitan pada rangkaian Tap Changer Berbeban Pengubah tapping ini biasanya digunakan untuk perubahan tegangan dalam periode waktu yang singkat. Tegangan keluaran dapat diatur dengan tap changer, tanpa menyebabkan gangguan terhadap sistem. Selama operasi tap changer berbeban: 1. Rangkaian utama tidak harus dilepas kecuali jika menyebabkan percikan api. 2. Tidak ada bagian dari sadapan belitan yang akan terhubung singkat. Salah satu bentuk tap changer berbeban diilustrasikan pada Gambar 8a. Dilengkapi dengan reaktor untuk menjaga sadapan belitan dari hubung singkat. Tapping transformator

13 dihubungkan ke segmen 1 sampai 5 secara terpisah. Dua stut dan, terhubung dengan reaktor sadapan tengah melalui saklar dan, sehingga membuat hubungan dengan setiap segmen dalam operasi normal. Gambar 8.a, kedua stut terhubung dengan segmen 1 dan seluruh belitan dalam rangkaian. Saklar, ditutup. Setengah total arus mengalir melalui menuju setengah reaktor pada bagian bawah kemudian ke rangkaian luar. Setengah total arus yang lain mengalir melalui y menuju setengah reaktor pada bagian atas kemudian menuju rangkaian luar. Arus yang mengalir pada bagian atas dan bagian bawah reaktor mengalir dalam arah yang berlawanan. Reaktor dililit dengan dengan arah yang sama, sehingga ggm yang dihasilkan setengah belitan berlawanan dengan ggm yang dihasilkan setengah belitan yang lainnya. Gaya-gaya ini sama besarnya dan penjumlahannya nol. Reaktor hampir tidak induktif dan impedansinya sangat kecil. Oleh karena itu, tegangan jatuh pada reaktor sadapan tengah tidak ada. Gambar 8.a. Tap Changer Berbeban b. Operasi dari Segmen 1 ke Segmen 2 Ketika perubahan tegangan dibutuhkan, stut dan dipindahkan ke segmen 2 dengan urutan operasi sebagai berikut: I. Buka saklar, gambar (. ). Arus masuk melalui reaktor pada bagian bawah. Reaktor menjadi sangat induktif dan tegangan jatuhnya besar. Oleh karena itu, reaktor harus didisain menahan arus beban penuh sesaat. II. Stut tidak dialiri arus, sehingga bisa dipindahkan ke segmen 2 tanpa percikan api.

14 III. Tutup saklar, gambar (. ). Belitan transformator antara sadapan 1 dan 2 terhubung melalui reaktor. Impedansi reaktor besar, pada saat arus mengalir dalam satu arah, arus sirkulasi yang mengalir melalui reaktor dan sadapan belitan sangat kecil. Pada keadaan ini, reaktor melindungi sadapan belitan dari hubung singkat. IV. Buka saklar. Arus masuk mengalir hanya melalui reaktor pada bagian atas, menyebabkan tegangan jatuh yang besar. V. Pindahkan stut A dari segmen 1 ke segmen 2 dan tutup saklar. pada saat ini perpindahan sadapan 1 ke 2 telah selesai. Untuk transformator yang besar, saklar dan dapat dibuat dari circuit breaker. Jenis tap changer berbeban yang lain, juga dilengkapi dengan reaktor sadapan tengah, diilustrasikan pada Gambar 9. Fungsi reaktor adalah melindungi sadapan belitan dari hubungan singkat. Saklar 1, 2, 3, 4 dan 5 dihubungkan dengan sadapan belitan. Gambar 9. Tapping Berbeban Saklar pada Gambar 9 ditutup selama operasi normal, dengan saklar 2, 3, 4, 5 dibuka dan saklar 1 ditutup. Pada saat ini, arus mengalir melalui reaktor bagian atas dan reaktor bagian bawah dengan arah yang berlawanan. Perubahan sadapan 1 ke sadapan 2, dilakukan dengan urutan operasi sebagai berikut. i. Buka saklar S. Sekarang arus total mengalir melalui reaktor pada bagian atas dan tegangan jatuhnya besar. ii. Tutup saklar 2. Belitan antara sadapan 1 dan sadapan 2 terhubung melalui reaktor. iii. Buka saklar 1. Sehingga arus mengalir melalui reaktor pada bagian bawah dan tegangan jatuhnya besar. iv. Tutup saklar S. Arus mengalir melalui kedua bagian reaktor. Untuk perubahan sadapan 2 ke sadapan 3, urutan operasi di atas diulangi.

15 2.3. Variasi Tegangan Selama Perubahan Tapping Asumsikan tapping dibuat pada sisi primer, dimana: 1 = jumlah belitan antara tegangan terminal dengan sadapan 1. 2 = jumlah belitan antara tegangan terminal dengan sadapan 2. = jumlah belitan sekunder, diasumsikan lebih kecil dari 1 dan 2. 1 = tegangan primer = arus primer = tahan reaktor ketika arus mengalir pada setengah bagian reaktor. Pada Gambar 8a, ketika semua belitan primer dalam rangkaian, tegangan sekunder 1 adalah: 1 = = 1 1 (12) (13) 3 = = 1 5 = (14) (15) (16) Gambar 10 Variasi Tegangan Selama Perubahan Tapping Perubahan tegangan sekunder 1 ke 2 yang ditunjukkan pada Gambar 10 menjelaskan tegangan sekundernya, pertama-tama berkurang dari ke sampai akhirnya bertambah ke. Tegangan berubah dari ab, bc, cd, ke de dalam Gambar 8 merupakan tegangan yang paling besar.

16 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penggulungan Kumparan (Coil Winding) Belitan Pemasangan tapping pada transformator distribusi tiga phasa bertujuan untuk menjaga tegangan pada sisi tegangan sekunder selalu konstan, meskipun terjadi perubahan tegangan pada sisi tegangan tinggi dengan menggunakan tap changer. Jenis tap changer yang digunakan adalah tap changer tanpa beban. Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui cara pemasangan tap changer tanpa beban dan mengetahui rugi rugi transformator distribusi tiga phasa pada setiap variasi tapping. Hal yang perlu diperhatikan adalah penggulungan kumparan, penentuan jumlah belitan pada setiap variasi tapping, penyambungan hubungan antar kumparan, pemasangan tap changer tanpa beban dan pengujian rugi-rugi pada setiap variasi tapping Sisi Sekunder Transformator distribusi tiga phasa, 160 KVA, hubungan Y-Zn5, 20 KV/400 volt, Volt/Turn = 7,02. Untuk menentukan jumlah belitan, dapat kita hitung sebagai berikut: Hubungan belitan zig-zag pada sisi sekunder. Dari data diatas telah dihitung tegangan per satuan belitan V/T = 7,02. Tegangan nominal line to line sisi sekunder = 400 volt. Tegangan nominal line to netral sisi sekunder = 400/ 3 volt. Tegangan nominal per kaki sisi sekunder = Volt Untuk lebih jelasnya, dapat kita perhatikan gambar Gambar 11. Belitan Trafo 3 Phasa 160 KVA dengan Vector Y-Zn5

17 Terminal-terminal,,, adalah pada sisi primer dan,,, pada sisi sekunder dengan (titik netral) ditarik keluar. N = V /3 V/T (17) Dimana: N 2 = ,02 = 19 belitan tiap kaki N = Jumlah belitan tiap kaki Jadi belitan per phasa sisi sekunder terbagi menjadi 2 bagian pada setiap kaki, dengan belitan tiap bagian adalah 19 lilitan. Penampang kawat yang dipergunakan untuk sisi sekunder sebanyak 2 batang, sehingga besarnya penampang kawat total adalah 2 x (3,7 x 11) mm². Kawat-kawat ini berbentuk empat persegi yang dibungkus dengan kertas isolasi setebal 4 x 0,05 mm = 0,2 mm Sisi Primer Tegangan pada sisi primer mempunyai 5 tapping yaitu: Tapping 1 = 20 + (0,1 x 20 KV) = 22 KV Tapping 2 = 20 + (0,05 x 20 KV) = 21 KV Tapping 3 = Nominal = 20 KV Tapping 4 = 20 - (0,05 x 20 KV) = 19 KV Tapping 5 = 20 - (0,1 x 20 KV) = 18 KV Kumparan primer dihubungkan Y, tegangan per satuan belitan = 7,02 sehingga belitan pada masing-masing tapping adalah: N 1 = V/ 3 V/T Kumparan primer dihubungkan Y, tegangan per satuan belitan = 7,02 sehingga belitan pada masing-masing tapping adalah: Tapping 1 = Tapping 2 = Tapping 3 = Tapping 4 = , = 1809, belitan , = 1727, belitan , = 1644, belitan , = 1562, belitan (18)

18 Keterangan: Misalnya, 18 3 Tapping 5 = 7, = 1480, belitan Maka, dapat dicari selisih antartapping dengan perhitungan St = Tn T (n+1) St = Selisih antartapping T = Tapping n = Jumlah belitan yang awal n+1 = jumlah belitan yang ingin dikurangi dari jumlah belitan Tn n = Tapping 1 St = T 1 T (1+1) = T 1 -T 2 = = 82 n = Tapping 2 St = T 2 T (2+1) = T 2 -T 3 = = 82 dan seterusnya, Jadi, selisih antar tapping adalah 82 Belitan per phasa pada kumparan primer dibagi menjadi 2 bagian yang dihubungkan seri dengan tiap-tiap bagian adalah 1809/2 = 904,5 belitan dibulatkan menjadi 905 belitan. Gambar 12. Kumparan Primer yang Terbagi 2 dan Dihubungkan Seri Adapun, hubungan taping dengan gambar 3.3 di atas dapat dilihat dari perhitungan sebagai berikut: Tapping 1 : Urutan 4 ke 5 = (904-0) = 1908 Tapping 2 : Urutan 5 ke 3 = (904-0) = 1727

19 Tapping 3: Urutan 3 ke 6 = (904-82) = 1645 Tapping 4 : Urutan 6 ke 2 = (904-82) = 1563 Tapping 5 : Urutan 2 ke 7 = ( ) = 1481 Masalah yang harus diperhatikan pada penggulungan kumparan adalah Tensile Strength jangan terlalu besar sehingga mengakibatkan permukaan luar kawat (enamel) retak ataupun rusak Penyambungan Hubungan Antar Kumparan (Coil Assembly) Kumparan yang telah selesai digulung, kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan yang lain,seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar 13. Penyambungan Hubungan Antar Kumparan Untuk membandingkannya dengan kumparan yang telah siap dikerjakan dapat dilihat pada gambar 15. Gambar 15. Kumparan yang Selesai Dihubungkan Sedangkan untuk tapping ditunjukkan pada gambar berikut:

20 Gambar 16. Tapping Sisi Primer Setelah transformator selesai dan dimasukkan ke dalam tangki, dilakukan pengujian beban nol dan pengujian hubung singkat untuk menentukan rugi-rugi transformator pada setiap variasi tapping PENGUJIAN TRANSFORMATOR Persamaan yang digunakan dalam menganalisa karakteristik transformator tiga fasa adalah sama dengan analisa karakteristik pada transformator satu fasa, hanya saja besarannya diganti dengan besaran tiga fasa Pengujian Beban Nol Persamaan yang digunakan dalam menganalisa karakteristik beban nol transformator tiga fasa, terutama adalah rugi-rugi inti transformator tiga fasa tesebut. Sehingga didapat karkteristik rugi-rugi beban nol terhadap kenaikan tegangan. Sedangkan arus beban nol yang mengalir ada dua komponen, yaitu : 1. Arus rugi-rugi inti atau arus penguat yaitu arus yang aktif yang dapat menimbulkan rugi-rugi int i ( Ic = Io Cos Φ ). 2. Arus yang timbul karena adanya fluks yang menimbulkan arus eddy dan arus hysteresis yang dikenal dengan arus magnetisasi. ( Im = Io Sin Φ ). Pada keadaan beban nol, Io sangat kecil maka rugi-rugi tembaga pada sisi primer dapat diabaikan, jadi rugi-rugi yang ada praktis hanya rugi-rugi besi. Daya beban nol dapat dihitung dengan persamaan: Dimana, P 0 = 3V L I 0 cos Φ (3.3) P 0 = Daya pada beban nol ( rugi-rugi inti ) (watt)

21 V L = Tegangan saluran pada sisi primer (volt) I 0 = Arus beban nol (ampere) Untuk menghitung faktor daya beban nol pada transformator tiga fasa dapat dihitung sebagai berikut : cos ϕ C = P 0 3V 1 I 0 (3.4) Untuk mencari besar tahanan pada inti besi adalah : = 1 = 1 cos (3.5) Untuk mencari reaktansi magnetisasi adalah : = 1 = 1 0 sin (3.6) Pada keadaan tanpa beban 0 = hysteresis + eddy current dengan hysteresis = = 0 dan eddy current = Pengujian Hubung Singkat Dalam percobaan ini terminal sekunder transformator dihubung singkat. Tujuannya agar didapat karakteristik daya hubung singkat yang merupakan rugi-rugi tembaga kumparan belitan transformator. Dan juga karakteristik tegangan jatuh yang terjadi akibat adanya arus hubung singkat. Perhitungan yang digunakan untuk mencari karakteristik hubung singkat tersebut adalah sebagai berikut : Untuk mencari impedansi hubung singkat, dimana R = R + R ʹ dan X = X + X ʹ, maka = + = (3.7) Untuk mencari rugi-rugi daya pada kumparan: = (3.8) Sedangkan tegangan jatuh dalam belitan primer dan sekunder: V sc = I sc + Z sc (3.9)

22 Peralatan Pengujian Pengujian ini menggunakan beberapa peralatan, yaitu : 1. Transformator 3θ, 160 KVA, 20KV/400 V, hubungan Y-Zn5 2. Voltage Regulator 500 V Maxwell Electric Taiwan 3. Wattmeter 3θ 4. Ammeter (YEW skala 2 10 A) 5. Voltmeter (YEW skala volt) Rangkaian Pengujian Beban Nol Gambar 3.7 Rangkaian Pengujian Beban Nol Prosedur Pengujian Beban Nol : 1. Letakkan trafo pada tempat yang cukup aman. 2. Peralatan dirangkai seperti gambar 3. Hidupkan Power Supply. 4. Naikkan tegangan 1 secara bertahap dengan mengatur tegangan keluaran dari Power Supply. 5. Untuk setiap kenaikan tegangan 1 catat pembacaan alat ukur 1, dan Turunkan kembali tegangan 1 dan matikan kembali Power Supply. 7. Percobaan selesai Rangkaian Pengujian Hubung Singkat Gambar 3.8 Rangkaian Pengujian Hubung Singkat

23 Prosedur Pengujian Hubung Singkat 1. Letakkan trafo pada tempat yang cukup aman. 2. Peralatan dirangkai seperti gambar 3. Hidupkan Power Supply. 4. Naikkan tegangan 1 secara bertahap dengan mengatur tegangan keluaran dari Power Supply. 5. Untuk setiap kenaikan arus 1 catat pembacaan alat ukur 1 dan Turunkan kembali arus I1 dan matikan kembali Power Supply. 7. Percobaan selesai Pemanfaatan Tapping pada Jaringan Distribusi Gambar 3.9 Sistem Tenaga Listrik Tapping diset pada tegangan nominal pada saat pemakaian transformator distribusi pada jaringan, tetapi letak pemakaian transformator pada jaringan distribusi menyebabkan tegangan pada sisi tegangan tinggi berubah dari tegangan nominalnya. Sehingga diperlukan pengaturan tapping. Mekanisme pengaturan tapping pada jaringan distribusi: 1. Transformator dengan tapping nominal dirangkai pada jaringan distribusi. 2. Ukur tegangan sekunder. 3. Jika tegangan sekunder tidak sama dengan 400 volt, maka diperlukan pengaturan tapping. 4. Transformator lepaskan dari jaringan. 5. Atur kembali tapping sehingga tegangan sekunder menjadi 400 volt. 6. Transformator dengan tapping yang baru dirangkai pada jaringan.

24 BAB IV HASIL DAN ANALISA Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan penelitian dan mengambil data pada PT. MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA. Penelitian ini memberikan hasil mengenai langkah-langkah pemasangan tapping dan rugi-rugi transformator distribusi tiga phasa dalam bentuk grafik. Dari masing-masing grafik yang diperoleh, dapat diketahui pengaruh perubahan jumlah belitan pada setiap variasi tapping terhadap rugi- rugi hubung singkat atau rugi-rugi tembaga. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa jumlah belitan sangat mempengaruhi rugi-rugi hubung singkat tersebut Data Hasil Pengujian Beban Nol dan Hasil Perhitungan Percobaan Berbeban Data yang diperoleh dari pengujian beban nol: Tabel 4.1 Data Pengujian Beban Nol No. 1 (Volt) 1 (Amp) P 1 Watt) , , , , , , , , , , Perhitungan pada beban nol dilakukan sebagai berikut : 1 64 cos = = ,24 = 0,90 =arc.cos 0,90 (. 0,90) = 25,84 = Sin 25,84 = 0, 435 Arus rugi-rugi besi = 1 cos = 0,24 0,90 = 0,216 Arus rugi-rugi besi magnetisasi = 1 sin = 0,24 0,435 = 0,1044 Tahanan inti besi = 1 = 170 0,216 = 787,04 Ω Reaktansi magnetisasi = 1 = 170 0,1044 = 1628,35

25 Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel analisa data sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Percobaan Berbeban No. cos (Ω) (Ω) (Ω) ( ) 1. 0,90 783, ,5 0,216 0, ,90 826, ,7 0,242 0, ,92 812, ,277 0, ,97 783, ,98 0,319 0, ,91 833, ,33 0, ,92 833, ,48 0,36 0, ,92 821,5 1994,79 0,4 0, ,97 770, ,67 0,454 0, ,92 791, ,71 0,474 0, ,93 754, ,76 0,53 0,21 P 1 (Watt) Data Hasil Pengujian Hubungan Singkat Gambar 4.1 Karakteristik Daya Beban Nol Tapping 1 = 22 KV, 1 = 3 = = 4,2 Data yang diperoleh dari pengujian hubung singkat: 64 Rugi-Rugi Beban Nol V 1 (Volt) Tabel 4.3 Data Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 22 KV No. 1 (Amp) 1 (Volt) 1 (Watt) ,

26 Impedansi hubungan singkat = 1 = Tahanan hubung singkat = 1 = 90 = 90 Ω Reaktansi hubung singkat = 2 2 = = 171,86 Ω Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel analisa data sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 22 KV No. (Ω) (Ω) (Ω) , ,5 98,75 165, ,78 168, , ,76 112,24 183, ( ) ,2 1 ( ) 1980 Tapping 2 = 21 KV Gambar 4.2 Karakteristik Daya Hubung Singkat pada Tapping 22 KV 1 = 3 = = 4,4 Data pengujian hubung singkat dapat ditabelkan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5 Analisa Data : Impedansi hubungan singkat = 1 1 No. 1 (Amp) 1 (Volt) 1 (Watt) , = = 170 Ω

27 Tahanan hubung singkat = = = 80 Ω Reaktansi hubung singkat = 2 2 = = 150 Ω Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel analisa data sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 21 KV No. (Ω) (Ω) (Ω) , ,5 98,75 165, ,78 168, , ,76 112,24 183, ( ) ,4 1 ( ) Gambar 4.3 Karakteristik Daya Hubung Singkat pada Tapping 21 KV Tapping 3 = 20 KV 1 = 3 = = 4,6 Data yang diperoleh dari pengujian hubung singkat: Tabel 4.7 Data Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 20 KV No. 1 (Amp) 1 (Volt) 1 (Watt) ,

28 Analisa Data : Impedansi hubungan singkat = 1 1 = = 165 Ω Tahanan hubung singkat = = = 60 Ω Reaktansi hubung singkat = 2 2 = = 153,7 Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel analisa data sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 20 KV No. (Ω) (Ω) (Ω) , , ,44 135, ,5 87,5 136, ,22 84,85 141, ( ) ,6 1 ( ) Gambar 4.4 Kurva Karakteristik Daya Hubung Singkat pada Tapping 20 KV Tapping 4 = 19 KV 1 = 3 = = 4,8 Data yang diperoleh dari pengujian hubung singkat: Tabel 4.9 Data Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 19 KV No. 1 (Amp) 1 (Volt) 1 (Watt) ,

29 Impedansi hubungan singkat = 1 = Tahanan hubung singkat = 1 = 55 = 55 Ω Reaktansi hubung singkat = 2 2 = = 154 Ω Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel analisa data sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 19 KV No. (Ω) (Ω) (Ω) , , , , ,75 83,75 122, ,07 123, ( ) ,8 1 ( ) Tapping 5 = 18 KV Gambar 4.5 Karakteristik Daya Hubung Singkat pada Tapping 19 KV 1 = 3 = = 5,1 Data yang diperoleh dari pengujian hubung singkat: Tabel 4.11 Data Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 18 KV No. 1 (Amp) 1 (Volt) 1 (Watt) ,

30 Analisa Data : Impedansi hubungan singkat = 1 1 = = 165 Ω Tahanan hubung singkat = = = 50 Ω Reaktansi hubung singkat = 2 2 = = 157,24 Ω Dengan cara yang sama, data selanjutnya dapat ditentukan sehingga didapat tabel analisa data sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Pengujian Hubung Singkat pada Tapping 18 KV No. (Ω) (Ω) (Ω) , , ,33 75,56 109, , , ,8 111, ,67 76,28 113, ( ) ,1 1 ( ) Gambar 4.6 Karakteristik Daya Hubung Singkat pada Tapping 18 KV 4.3. Hasil Perhitungan Pengaturan Tapping Asumsikan tegangan sekunder pada masing-masing jarak, pada saat pemakaian transformator distribusi dengan tapping nominal adalah sebagai berikut: 10 = = = 380

31 Dari nilai-nilai di atas dapat dihitung tegangan pada sisi tegangan tinggi yaitu: 10 = = = = = = Jadi, transfromator yang digunakan pada masing-masing jarak adalah: 1. Jarak 10 km menggunakan transfromator dengan tapping Jarak 30 km menggunakan transformator dengan tapping Jarak 50 km menggunakan transformator dengan tapping 4.

32 BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Transformator distribusi 3θ, 160 KVA, Y-Zn5 mempunyai 5 tapping yang dibuat pada sisi tegangan tinggi dengan tegangan 22 KV, 21 KV, 20 KV, 19 KV dan 18 KV serta tegangan rendahnya 400 KV Standar PLN. 2. Pada pengujian beban nol, ketika tegangan 1 = 170 V, 1= 64 W dan pada = 400 V, 1 = 368 W. Jadi rugi-rugi besi akan bertambah ketika tegangan semakin dinaikkan. 3. Pada pengujian hubung singkat, jika rangkaian dialiri arus 4A pada setiap variasi tapping, rugi-rugi tembaganya akan semakin kecil ketika tapping semakin dinaikkan.

33 DAFTAR PUSTAKA Berahim,Hamzah.Penghantar Teknik Tenaga listrik.yogyakarta:andi OFFSET,1999 Franklin,A.C,dkk, The J&P Transpormer Book 1983 Kadir,Abdul.,Tranpormator.Gramedia,Jakarta.1998 Kulkarni, S.V. & S.A. Khaparde, Transformer Engineering Design and Practice, Bombay : Marcel Dekker Inc, Kelompok Pembakuan Bidang Transmisi.1997.Spesufikasi Transformator Distribusi.Jakarta P.T.Perusahaan Listrik Negara (PERSERO) Wijaya, Mochtar.2001.Dasar-Dasar Mesin listrik.djambatan.jakarta Zuhal,1991,.Dasar Tenaga Listrik.Bandung:ITB

BAB III TAPPING DAN TAP CHANGER 3.1 Penentuan Jumlah Tap Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pusat beban, hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya listrik.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO Muhammad Ade Nugroho, 1410017211121 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO 1. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui kondisi isolasi trafo 3 fasa Untuk mengetahui apakah ada bagian yang hubung singkat atau tidak 2. Alat dan Bahan : Trafo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PengertianTransformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain,

Lebih terperinci

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014 ANALISIS PERBANDINGAN PENGARUH BEBAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR TIGA FASA Yuliana Tanjung [1], A. Rachman Hasibuan

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transformator Transformator atau transformer atau trafo adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindah dan mengubah energi listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau penurunan tegangan yang diakibatkan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik

BAB I PENDAHULUAN. atau penurunan tegangan yang diakibatkan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu masalah yang terdapat dalam sistim tenaga listrik adalah perubahan atau penurunan tegangan yang diakibatkan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara BAB TEOR DASAR.1 Jaringan Distribusi Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap mengandung empat unsur. Pertama, adanya suatu unsur pembangkit tenaga listrik. Tegangan yang dihasilkan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Lebih terperinci

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya dapat dikelompokan atas tiga bagian utama, yaitu: sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN Rizky Ferdinan Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa) 4.1. Penentuan dimensi core Transformator Distribusi 20 / 0,4 kv dengan Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

STUDI KETEPATAN TEGANGAN SEKUNDER DAN MENGHITUNG HARGA SESATANNYA PADA TRAFO DISTRIBUSI YANG MENGGUNAKAN OFF LOAD TAP CHANGER

STUDI KETEPATAN TEGANGAN SEKUNDER DAN MENGHITUNG HARGA SESATANNYA PADA TRAFO DISTRIBUSI YANG MENGGUNAKAN OFF LOAD TAP CHANGER STUDI KETEPATAN TEGANGAN SEKUNDER DAN MENGHITUNG HARGA SESATANNYA PADA TRAFO DISTRIBUSI YANG MENGGUNAKAN OFF LOAD TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.Morawa Elektrik Transbuana) OLEH NAMA : JAITUN SIDABUTAR

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI 4.1 UMUM Proses distribusi adalah kegiatan penyaluran dan membagi energi listrik dari pembangkit ke tingkat konsumen. Jika proses distribusi buruk

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA

PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Fakultas Teknik USU) OLEH : NAMA MAHASISWA : HOTDES LUMBANRAJA NIM : 03

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 TUGAS AKHIR STUDI TENTANG KUALITAS KINERJA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DALAM MELAYANI BEBAN DENGAN REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI SEBAGAI PARAMETER (Aplikasi Pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota) Diajukan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB DASAR TEORI. Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

BAB II EKSPERIMEN 2 RANGKAIAN TIGA FASA SERTA HUBUNGAN Y (BINTANG) DAN DELTA ( )

BAB II EKSPERIMEN 2 RANGKAIAN TIGA FASA SERTA HUBUNGAN Y (BINTANG) DAN DELTA ( ) BAB II EKSPERIMEN 2 RANGKAIAN TIGA FASA SERTA HUBUNGAN (BINTANG) DAN DELTA ( ) I. Tujuan Untuk mempelajari hubungan arus dan tegangan pada hubungan dan delta pada rangkaian tiga fasa. II. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra TRANSFORMATOR Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi

Lebih terperinci

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR ANALISA PERHITUNGAN DAN PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN JATUH TEGANGAN PADA SISI 20 kv (Studi Kasus Pada PT. PLN (PERSERO) Area Cikokol) Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK Beban tidak seimbang pada jaringan distribusi tenaga listrik

Lebih terperinci

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT. ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT. USU) Zul Fahmi Dhuha (1), Syamsul Amien (2) Konsentrasi Teknik

Lebih terperinci

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014 STUDI TATA ULANG LETAK TRANSFORMATOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV APLIKASI PT.PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR Raja Putra Sitepu,Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Daya Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator

Lebih terperinci

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh ANALISAA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PADA JARIGAN DISTRIBUSI DAERAH KERJA PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN BARU LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang merupakan salah satu program kerja PT PLN untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Proteksi Panel Tegangan Menegah Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai

Lebih terperinci

Pengujian Transformator

Pengujian Transformator Pengujian Transformator Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN 50-1982 dengan melalui tiga macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu : - Pengujian Rutin Pengujian

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci