II. TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Irwan Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJUN PUSTK. Kedelai Kedelai (Glycine max) ermasuk dalam famili Leguminoceae, sub famili Papilionidae, genus Glycine dan spesies max diperkirakan berasal dari Cina. Tanaman ini dibagi menjadi dua golongan, perama berdasarkan warnanya yaiu kedelai puih/kuning, kedelai cokla, kedelai hijau, dan kedelai hiam. Pembagian kedua berdasarkan umurnya yaiu umur pendek (60-80 hari), sedang ( hari), dan panjang ( hari). Kedelai mempunyai kandungan proein dan lemak yang inggi. Secara umum komposisi za gizi kedelai kuning kering dan empe dapa diliha pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia kedelai dan empe per 100 gram Komponen Kimia Kedelai Kuning Tempe Kalori (kal) Proein (g) 35,1 18,3 Lemak (g) 17,7 4,0 Hidra arang (g) 32 12,7 Kalsium (mg) Besi (mg) 8,5 10 Viamin B1 (mg) 0,66 0,17 ir (g) 10,2 64 Sumber: Sanoso, 1993 Komposisi asam amino yang membenuk proein kedelai cukup lengkap. Kandungan lisin kedelai cukup inggi sehingga dapa digunakan dalam suplemenasi pada serealia yang kandungan lisinnya rendah. Kandungan mehionin pada proein kedelai rendah, sehingga merupakan fakor pembaas yang harus diperhaikan bila digunakan dalam forifikasi makanan. Berbagai produk dapa dihasilkan dari kedelai baik sebagai bahan makanan manusia maupun ernak dan bahan indusri lainnya. Produk kedelai hasil indusri radisional yang diproduksi dan berpoensi di Indonesia erdiri dari lima jenis produk yaiu: empe, ahu, auco, kecap, dan kembang ahu (Muchadi, 1989). B. Tempe dan Senyawa ni Nurisi Menuru Sandar Nasional Indonesia (1992), empe kedelai adalah produk makanan hasil fermenasi biji kedelai oleh kapang erenu, berupa padaan kompak dan berbau khas sera berwarna puih aau sediki keabu-abuan. Tempe merupakan produk fermenasi radisional Indonesia yang umumnya difermenasi dengan menggunakan kapang Rhizopus oligosporus. Kapang lain yang sering diemukan pada empe anara lain Rhizopus oryzae, Rhizopus arrhizus, dan Rhizopus solonifer. Masing-masing spesies kapang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan enzim. Shurleff dan oyagi (1979) menyaakan bahwa analisis yang dilakukan erhadap sampel-sampel empe dari berbagai empa di Jawa dan Sumara ernyaa Rhizopus oligosporus selalu erdapa pada empe yang bermuu baik. Pengolahan kedelai menjadi empe meningkakan nilai gizi eruama pada proein, lemak, karbohidra dan viamin. Selain iu kandungan gizi empe menjadi lebih laru dalam air 3
2 dan lebih mudah dicerna dibanding kedelai, sera erjadi kerusakan za-za ani-nurisi seperi aniripsin, asam fia, dan oligosakarida penyebab flaulensi pada kedelai (Hermana, 1985). sam fia dapa membenuk ikaan komplek dengan Fe aau mineral lain seperi Zn, Mg, dan Ca menjadi benuk yang idak laru dan suli diabsorpsi ubuh. Proses perendaman dalam air panas dan fermenasi selama proses pembuaan empe dapa menurunkan kandungan asam fia sehingga mineral dapa lebih mudah diserap ubuh (Koswara, 1992). Kapang empe dapa menghasilkan enzim fiase yang akan menguraikan asam fia menjadi fosfor dan inosiol. sam fia berkurang sekiar 30% dari kedelai sebelum fermenasi. sam fia dapa menyebabkan defisiensi fosfa, kalsium, dan gangguan penyerapan za besi (Karyadi, 1985). Fermenasi akan meningkakan padaan erlaru dari 13% pada kedelai menjadi 28% pada empe seelah 72 jam fermenasi. Seengah kandungan proein awal akan dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana dan laru dalam air seperi asam amino dan pepida. Hal ini menunjukkan bahwa daya cerna empe lebih inggi dari kedelai (Seinkraus, 1983). C. sam Fia sam fia adalah suau mio-inosiol 1, 2, 3, 4, 5, 6-heksafosfa (dihidrogen fosfa) (Oberleas, 1973) yang memiliki fosfor bermuaan negaif yang besar sehingga asam fia mampu berikaan dengan banyak kaion divalen, proein, dan pai. sam fia diemukan dalam konsenrasi yang inggi pada serealia, kacang-kacangan, dan minyak biji-bijian. Pada anaman serealia dan minyak biji-bijian, asam fia erdapa dalam jumlah 1-5% dari bera oal dan menjadi benuk penyimpanan uama dari fosfor pada anaman serealia (Liener, 1989). Fungsi uama fia pada umbuhan adalah unuk menyediakan fosfor dan mio-inosiol yang dibuuhkan selama masa perkecambahan benih (Markakis, 1977). (a) (b) Gambar 1. Srukur asam fia menuru (a) Erdman (1979) dan (b) Sco e al (1982) sam fia mampu mengkela mineral-mineral eruama kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), dan seng (Zn) sehingga menurunkan keersediaan mineral ersebu bagi ubuh. Kandungan fia yang inggi (1% aau lebih) dalam makanan dapa menyebabkan defisiensi mineral, misalnya defisiensi Ca pada hewan dan manusia (Wozenski dan Woodburn, 1975). 4
3 (a) (b) Gambar 2. Srukur kompleks fia-mineral menuru (a) Erdman (1979) dan (b) Sco e al (1982) sam fia dapa juga bereaksi dengan proein membenuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks ini dapa mempengaruhi kecepaan hidrolisis proein oleh enzim-enzim proeoliik karena erjadi perubahan konformasi proein. Hal ini menyebabkan keersediaan biologis dari za gizi ersebu menurun. Fia suli dicerna karena kurangnya sisem kerja enzim endogenous yang mampu mengkaalisis hidrolisis fia menjadi inosiol dan fosfor organik (Muchadi, 1989). Oleh karena iu asam fia dianggap sebagai senyawa aninurisi. Pada dua dekade erakhir, beberapa peneliian menunjukkan bahwa asam fia memiliki beberapa efek kesehaan, dianaranya menurunkan risiko kanker. Kadar asam fia dalam kacang kedelai adalah 1,4% (Sudarmadji dan Markakis, 1977). Kadar asam fia akan menurun secara drasis akiba perlakuan perendaman dan fermenasi. Perendaman kacang jogo dalam air pada suhu 60 C selama 10 jam menurunkan 90% oal kandungan asam fia. Penurunan nyaa kadar asam fia erjadi pada pemberian perlakuan fermenasi karena kapang fermenasi menghasilkan enzim fiase. Pada oncom, fermenasi menurunkan kadar asam fia dari kadar awal 1.36% menjadi 0.05% (pada oncom hiam) dan 0.70% (pada oncom merah) (Fardiaz dan Markakis, 1981). D. Proses Panas Proses ermal merupakan aplikasi panas pada bahan pangan erenu yang diharapkan dapa memperpanjang umur simpannya. Proses ermal juga memiliki manfaa lain, eruama dalam peningkaan muu sanap. Tujuan uama proses ermal adalah membunuh mikroba pembusuk dan paogen dengan pemanasan sehingga dapa meningkakan keamanannya dan memperpanjang daya awenya dalam jangka waku erenu. Proses ermal juga menyebabkan inakivasi enzim perusak sehingga muu produk pangan lebih sabil. Namun demikian, proses ermal dapa menyebabkan kerugian, yaiu kerusakan za gizi dan muu organolepik (Kusnandar e al., 2006). Proses ermal juga dapa menyebabkan perubahan yang merugikan seperi perubahan eksur dan kerusakan za gizi seperi viamin. Seiap produk pangan memiliki ingkah laku yang berbeda oleh pengaruh pemanasan, sehingga akan sanga berguna apabila mengeahui kineika penurunan muu oleh panas. Proses ermal secara umum melipui blansir, paseurisasi, dan serilisasi. Proses ermal seperi paseurisasi dan serilisasi uap diharapkan dapa menjadi meode yang epa unuk memperpanjang umur simpan empe karena proses ermal dapa menginakivasi mikroba 5
4 penyebab kerusakan. Terbenuknya ammonia merupakan penyebab kerusakan yang uama pada empe. Enzim proeoliik yang dihasilkan bakeri konaminan dapa mendegradasi proein sehingga menimbulkan bau. Hal ini menyebabkan empe segar yang disimpan dalam suhu ruang dan idak dikemas dengan baik akan berahan maksimal dua hari (Koswara, 1992). Blansir adalah perlakuan panas pendahuluan yang sering dilakukan dalam proses pengolahan makanan buah dan sayuran dengan ujuan unuk memperbaiki muunya sebelum dikenai proses lanjuan. Dengan demikian, proses blansir bukan diujukan unuk proses pengawean. Tujuan perlakuan blansir eruama adalah unuk menginakifasi enzim, mengurangi jumlah mikroba awal (eruama mikroba pada permukaan bahan pangan), melunakkan bahan pangan sehingga mempermudah proses pengisian bahan pangan dalam wadah, dan mengeluarkan udara yang erperangkap pada jaringan bahan pangan yang akan mengurangi kerusakan oksidasi (Kusnandar e al., 2006). Paseurisasi merupakan proses perlakuan panas yang membunuh sebagian besar sel vegeaif mikroorganisme yang erdapa di dalam makanan. Paseurisasi menggunakan suhu dibawah 100 C dengan kombinasi suhu dan waku yuang digunakan adalah 62,8 C selama 30 meni (konvensional) dan 71 C selama 15 deik (HTST). Dalam beberapa produk makanan, paseurisasi diujukan unuk membunuh mikroba paogen, sedangkan dalam produk fermenasi seperi bir, paseurisasi diujukan unuk membunuh mikroba pembusuk. Unuk produk lainnya, paseurisasi yang dikembangkan didasarkan pada daya ahan panas dari mikroba erenu yang ingin dihancurkan. Paseurisasi biasanya digunakan pada bahan pangan yang mempunyai ph 3-4 (Fellow, 1992). Pengerian seril absolu menunjukkan suau kondisi yang suci hama, yaiu kondisi yang bebas dari mikroorganisme. Pada proses serilisasi produk pangan, kondisi seril absolu suli dicapai, karena iulah digunakan isilah serilisasi komersial aau serilisasi prakikal. Serilisasi komersial yaiu suau kondisi yang diperoleh dari pengolahan pangan dengan menggunakan suhu inggi dalam periode waku yang cukup lama sehingga idak ada lagi mikroorganisme hidup. Pengerian serilisasi komersial ini menunjukkan bahwa bahan pangan yang elah mengalami proses serilisasi mungkin masih mengandung spora bakeri (eruama bakeri non-paogen), namun seelah proses pemanasan ersebu spora bakeri non-paogen ersebu bersifa dorman (idak dalam kondisi akif bereproduksi), sehingga keberadaannya idak membahayakan kalau produk ersebu disimpan pada kondisi normal. Dengan demikian, produk pangan yang elah mengalami serilisasi komersial akan mempunyai daya awe yang inggi, yaiu beberapa bulan sampai beberapa ahun (Kusnandar e al., 2006). Serilisasi komersial era kaiannya dengan keahanan bakeri ermasuk sporanya. Keahanan bakeri erhadap proses pemanasan umumnya dinyaakan dengan isilah nilai D dan nilai z. Nilai D adalah waku dalam meni yang dibuuhkan unuk memusnahkan 90% dari populasi bakeri dalam suau medium ermasuk bahan pangan pada suhu eap yang erenu. Nilai z adalah selang suhu erjadinya penambahan aau pengurangan organisme aau spora sepuluh kali lipa dalam waku yang dibuuhkan baik unuk menurunkan 90% aau pembinasaan seluruhnya (Heldman dan Singh, 2001). E. Kineika Reaksi Kineika adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi kimia secara kuaniaif dan fakor-fakor yang mempengaruhinya (Bird, 1987). plikasi eori kineika pening arinya dalam menduga perubahan-perubahan yang erjadi dalam bahan pangan selama proses 6
5 pengolahan dan penyimpanan. Perubahan yang erjadi bisa berupa perubahan fisika, kimia, maupun mikrobiologi (Boekel, 1996). Sudi enang kineika adalah mempelajari gerakan aau perubahan suau sisem kimia sebagai fungsi waku. Beberapa laju perubahan sifa bahan pangan yang dapa dijelaskan dengan kineika reaksi anara lain kehilangan za gizi, perubahan flavor, dan perubahan warna (Labuza dan Kamman, 1983). Peneliian kineika pada umumnya berujuan unuk mempelajari perubahan komposisi sebagai fungsi dari waku. Percobaan didesain sedemikian rupa sehingga ipe perubahan yang lain dapa dikonrol aau dapa diramalkan. Dasar-dasar yang digunakan adalah suau sisem eruup yang homogen dan isohermal sehingga za idak ada yang masuk aau keluar sisem, gradien konsenrasi aau suhu diasumsikan idak nyaa, sera suhu dijaga konsan selama erjadi perubahan kimia (Swinbourne, 1971). Laju reaksi merupakan laju penurunan konsenrasi pereaksi aau perambahan konsenrasi produk per sauan waku. Reaksi yang erjadi dalam bahan pangan selama pengolahan dan penyimpanan sanga kompleks (Labuza dan Kamman, 1983). Dalam menduga persamaan laju reaksi pada perubahan ersebu lebih mudah digunakan pendekaan empiris. Pada pendekaan empiris perubahan sifa bahan pangan dianggap mengikui persamaan reaksi sebagai beriku : P Laju reaksi = -d[] / d = d[p] / d adalah reakan pada bahan pangan yang mengalami perubahan; P adalah produk dari perubahan ersebu. Jika merupakan waku; n adalah ordo reaksi; dan k adalah nilai konsana, maka laju perubahan menjadi P dinyaakan sebagai beriku: -d[] / d = d[p] / d = k[] n..(1) Pada reaksi ordo nol (n = 0) persamaan (1) menjadi : -d[] / d = d[p] / d = k[] 0 d = -k d 0 0 [] = []0 k Pada reaksi ordo sau (n = 1) persamaan (1) menjadi : -d[] / d = d[p] / d = k[] 1 d /[] = -k d 0 0 ln [] = ln []0 k log [] = log []0 (k / 2.303) Pada reaksi ordo dua (n = 2) persamaan (1) menjadi : -d[] / d = d[p] / d = k[] 2 d /[] 2 = -k d 0 0 1/[] = 1/[]0 + k 7
6 []0 [] kemiringan garis = -k log []0 log [] kemiringan garis = -k/2.303 Ordo nol Ordo sau 1/[] kemiringan garis = -k 1/[]0 Ordo dua Gambar 3. Hubungan linier pada reaksi ordo nol, sau, dan dua (Saeni, 1989) Seiap produk pangan memiliki ingkah laku yang berbeda oleh pengaruh pemanasan, sehingga akan sanga berguna apabila mengeahui kineika penurunan muu oleh panas. Secara umum kineika penurunan muu lebih lamba daripada kineika inakivasi mikroba. Menuru Labuza dan Salmarch (1981) pengaruh perubahan suhu erhadap konsanan laju reaksi dinyaakan dalam persamaan rrhenius beriku: k = k0.e -Ea/RT ln k = ln k0 - Ea R ( 1 T ) di mana : k = konsana laju reaksi Ea = energi akivasi k0 = konsana (idak erganung suhu) R = eapan Planck ( 1,987 kal/mol K) T = suhu mulak (K) ln k0 ln k kemiringan garis = -Ea/R 1/T Gambar 4. Hubungan linier anara ln k dengan kebalikan suhu mulak (1/T) menuru hubungan rrhenius (Bird, 1987) Energi reakan pada reaksi harus erlebih dahulu dinaikkan ke ingka energi yang akif sehingga reaksi dapa berlangsung. Energi yang digunakan unuk menaikkan ingka energi ersebu disebu energi akivasi. Nilai energi akivasi dapa digunakan sebagai parameer besarnya sesuai dengan keerganungan laju reaksi erhadap suhu. Energi akivasi yang rendah berari energi yang 8
7 dibuuhkan unuk menaikkan ingka energi suau reakan agar bereaksi adalah kecil sehingga reaksi lebih mudah erjadi (Suharono, 1987). Persamaan rrhenius dapa digunakan unuk menduga laju penurunan muu makanan dengan menggunakan asumsi-asumsi (Syarief, 1990) : 1. Perubahan muu makanan hanya disebabkan oleh sau macam reaksi saja. 2. Tidak erjadi fakor lain yang menyebabkan perubahan muu. 3. Proses perubahan muu dianggap bukan merupakan akiba dari proses-proses yang erjadi sebelumnya. 9
BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciKINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013
KINETIK KIMI LJU DN MEKNISME DLM REKSI KIMI Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 03 Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana diulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR
RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciKINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. Silvia Reni Yenti,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
KINETIKA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. Silvia Reni Yeni,MSi Nip : 195924081987022001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universias Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, anggal 20 desember
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, berempa di Laboraorium Perikanan Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Lampung.
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008
DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 Maa Pelajaran : I P A Kelas : VII ( TUJUH ) Hari, anggal : Kamis, 12 Juni 2008 Waku : 90 Meni PETUNJUK UMUM:
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR
SUHU DAN KALOR PERAMBATAN KALOR OLEH : Ir. ARIANTO PENGERTIAN SIFAT TERMAL ZAT PENGUKURAN SUHU MACAM TERMOMETER JENIS TERMOMETER PEMUAIAN PANJANG PEMUAIAN LUAS PEMUAIAN VOLUME ANOMALI AIR CONTOH SOAL 1
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBab II LANDASAN TEORI
5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinciMODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)
Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciLobak (Raphanus sativus) merupakan sayuran berumbi,
TEKNIK MEMPERTAHANKAN MUTU LOBAK (Raphanus saivus) DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERING VAKUM Sri Mulia Asui 1 Lobak (Raphanus saivus) merupakan sayuran berumbi, berasal dari Cina dan Jepang. Daunnya agak
Lebih terperinci