VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)"

Transkripsi

1 VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Structural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai indikatornya, hubungan antar variabel laten, serta kesalahan pengukuran. Pada penelitian ini, SEM digunakan untuk menganalisis hubungan atribut-atribut dimensi bauran pemasaran 7P dalam membangun kepuasan serta pengaruhnya terhadap loyalitas Spesifikasi Model Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh variabel laten eksogen, 29 variabel manifest yang merupakan hasil uji vailiditas dan reliabilitas, dan empat variabel manifest sebagai indikator variabel laten endogen (kepuasan dan loyalitas). Model SEM yang di bentuk adalah model hybrid atau full structural dan model pengukuran. Model SEM dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel laten eksogen yaitu variabel product (ξ1), variabel price (ξ2), variabel place (ξ3), variabel promotion (ξ4), variabel people (ξ5), variabel physical evidence (ξ6), dan variabel process (ξ7) dengan variabel endogen yaitu kepuasan (η1), serta hubungan antara kepuasan dan loyalitas (η2). Besarnya muatan (loading) antara variabel indikator dengan variabel laten digambarkan dengan lambing lamda (λ) yang merupakan muatan faktor (factor loading) yang menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel indikator dalam membangun atau membentuk variabel laten. Nilai λ yang paling besar menunjukkan variabel indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk variabel laten Identifikasi Model Model yang disusun kemudian dilakukan identifikasi model untuk menentukan apakah model tersebut dapat diduga. Suatu model dapat diduga apabila besar derajat bebas model lebih dari atau sama dengan nol. Dalam penelitian ini, hasil uji degree of freedom model sebesar 422. Derajat bebas yang bernilai positif menunjukkan model tergolong dalam kategori over-identified 79

2 model. Hal ini berarti model yang dibangun telah sesuai karena degree of freedom model yang memiliki jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui Estimasi Model Tahap estimasi dilakukan untuk memperoleh nilai atau koefisien yang terdapat dalam model. Metode estimasi yang digunakan yaitu Unweight Least Squares. Hasil SEM yang telah diestimasi dalam hasil penelitian ini berupa standardized solution berupa diagram lintas hasil pengolahan menggunakan program LISREL 8.30 untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang terdapat dalam model. Hasil SEM yang telah diestimasi berupa standardized solution yang dapat dilihat pada Gambar X X X X X 15 X 16 X 2 1 X X 2 3 X 2 4 X 3 1 X 3 2 X 4 1 X 4 2 X 51 X 52 X 53 X 54 X 6 1 X 6 2 X 6 3 X X1 X2 X3 X4 X5 X6 X KEPUASANœ 1.00 LOYALITA Y Y Y Y X 6 5 X 6 6 X X X 73 X 74 X 75 Chi-Square=142.00, df=422, P-value= , RMSEA=0.000 Gambar 7. Diagram Lintasan Model Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran ABWS Estimasi Standardized Solution (SS) Pada Gambar 6. melalui model hasil estimasi Standardized Solution (SS) menunjukkan besarnya pengaruh dimensi-dimensi atribut bauran pemasaran 7P 80

3 terhadap kepuasan di Restoran ABWS. Faktor muatan (loading factor) menujukkan seberapa besar tingkat kontribusi atau tingkat keeratan hubungan antar variabel dalam membentuk variabel laten. Nilai lamda yang paling besar menunjukkan bahwa variabel indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk variabel laten. Nilai muatan faktor variabel kepuasan menunjukkan besarnya pengaruh variabel laten eksogen terhadap kepuasan. Nilai muatan faktor variabel laten eksogen yang positif menggambarkan kontribusi positif terhadap kepuasan, sedangkan nilai negatif pada variabel laten eksogen menunjukkan kontribusi yang negatif terhadap pembentukan kepuasan Uji Kecocokan Model yang telah diestimasi harus diuji kecocokan atau tingkat kebaikannya dalam menggambarkan kepuasan dan loyalitas konsumen Toko Trubus yang sebenarnya. Terdapat beberapa ukuran kecocokan yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa model secara keseluruhan sudah baik. Menurut Sitinjak dan Sugiarto (2006) SEM mempunyai uji statistik terbaik yang dapat menjelaskan kekuatan prediksi model. Adapun beberara fit indeks yang digunakan dalam penelitian antara lain dari Chi-Square (x2)/df, Significant Probability (P-Value), RMR (Root Mean Square Residual), GFI (Goodness of Fit, AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index). Model diagram lintas memiliki ukuran kebaikan model (goodness of fit) yang cukup baik untuk menjelaskan data. Nilai hasil uji degree of freedom model telah sesuai dengan model fit dimana derajat bebas bernilai positif 422. Model ini memiliki chi-square 142,00, dengan derajat bebas 422 dan p-value 1,000 serta RMSEA 0,000 berdasarkan nilai yang didapat, keseluruhan. Dari hasil uji diperoleh nilai P-value model sebesar sehingga model dapat menjelaskan data secara konfrehensif karena nilai yang dihasilkan lebih besar dari nilai minimum yang disarankan yaitu sebesar 0,05. Model yang dibangun memiliki nilai yang sesuai sehingga model dapat menjelaskan informasi empiris sesuai data yang dikumpulkan. Adapun tabel kebaikan model diagram lintas penilitian ini dapat dilihat pada Tabel

4 Tabel 35. Godness of Fit Model SEM Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil keterangan Significance Probability (P-value) 0, Good Fit RMR (Root Mean Square Residual) 0,05 atau 0, Good Fit RMSEA (Root Mean square Error of 0, Good Fit Approximation) GFI (Goodness of Fit) 0, Good Fit AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) 0, Good Fit CFI (Comparative Fit Index) 0, Good Fit NFI (Normed Fit Index ) 0, Good Fit 8.5. Hubungan Antar Variabel Structural Equation Model Hubungan variabel indikator terhadap variabel latennya (variabel kepuasan) adalah sebesar nilai faktor muatan variabel tersebut terhadap variabel pembentuknya. Berdasarkan nilai uji-t pada diagram lintasan, hubungan antar variabel tersebut lebih mudah untuk diinterpretasikan. Jika nilai Thitung > Ttabel dengan (α) 0,05 (Ttabel= 1,96), maka suatu variabel berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel lainnya. Jika t-hitung lebih kecil dibandingkan t-tabel maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel lainnya. Pada penelitian ini menggunakan dimensi bauran pemasaran 7P product, place, people, physical evidence dan process. Dari hasil analisis dengan menggunakan SEM dan hasil output uji-t dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7, terdapat dua variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan yaitu variabel price dan promotion. Pada dimensi price dan promotion tidak memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan adanya atribut yang kurang diperhitungkan oleh beberapa responden. Keempat variabel lainnya yaitu product, place, people, physical evidence dan process memiliki pengaruh yang signifikan dalam membangun kepuasan. Pada variabel kepuasanan dan loyalitas memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel lainnya. Berikut adalah diagram lintasan model kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran ABWS berdasarkan nilai uji-t yang telah sesuai dengan kriteria goodness of fit model pada Gambar 8. 82

5 18.69 X X X X X 15 X 16 X 2 1 X X 2 3 X 2 4 X 3 1 X 3 2 X 4 1 X 4 2 X 51 X 52 X 53 X 54 X 6 1 X 6 2 X 6 3 X X1 X2 X3 X4 X5 X6 X KEPUASANœ LOYALITA Y Y Y Y X 6 5 X 6 6 X X X 73 X 74 X 75 Chi-Square=142.00, df=422, P-value= , RMSEA=0.000 Gambar 8. Diagram Lintasan Model Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran ABWS Berdasarkan Nilai T-Value Hubungan Antara Variabel Indikator (λx) terhadap variabel laten Eksogen (Dimensi 7P (ξ)) Pada penelitian ini, menggunakan instrument bauran pemasaran 7P meliputi product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process untuk menganalisis hubungan setiap variabel eksogen yang dibentuk dimensi bauran pemasaran 7P. Faktor muatan ( atau lamda) menujukkan seberapa besar tingkat kontribusi atau pengaruh variabel indikator dalam membentuk variabel laten. Nilai lamda yang paling besar menunjukkan bahwa variabel indikator tersebut berpengaruh dalam membentuk variabel laten. Semakin besar nilai muatan faktor yang dimiliki maka semakin besar pengaruh dari indikator tersebut terhadap variabel latennya yang mampu membentuk kepuasan konsumen pada Restoran ABWS. Nilai muatan faktor variabel indikator model pengukuran dapat dilihat pada masing-masing penjelasanan dibawah ini. 1) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Product (Produk) Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa enam variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten product (produk) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan 5 persen). Hal ini menunjukkan 83

6 bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi product (produk). Berdasarkan Tabel 34 dapat diketahui variabel indikator tertinggi pada pada dimensi product adalah kesesuaian menu ayam bakar dengan pesanan (X14) sebesar 0,59. Hal ini dikarenakan atribut tersebut menjadi pertimbangan utama dalam membentuk kepuasan pada dimensi product. Sebagian besar responden menyatakan Restoran ABWS menjanjikan gambar menu ayam bakar sesuai dengan kenyataan pesanan. Responden biasanya mudah tertarik dengan gambar visual seperti foto menu makanan dan minuman. Hal ini dibuktikan bahwa terdapat 132 orang responden merasa puas dan 25 orang responden yang merasa sangat puas dengan kesesuaian menu ayam bakar dengan pesanan di Restoran ABWS. Oleh karena itu pihak manajemen harus menajdikan hal ini sebagai prioritas utama dalam meningkatkan kepuasan konsumen pada dimensi product. Tabel 36. Nilai Faktor Muatan Dimensi Product (Produk) Variabel Indikator Ket SS Cita rasa masakan khas ayam bakar dari Restoran ABWS X11 0,49 Aroma ayam bakar X12 0,44 Porsi ayam bakar X13 0,51 Kesesuaian menu ayam bakar dengan pesanan X14 0,59 Ketersediaan beragam menu pilihan (makanan dan X15 0,47 minuman) Cita rasa menu makanan (selain menu ayam bakar) X16 0,53 Indikator cita rasa menu makanan (selain menu ayam bakar) (X16) menjadi indikator kedua terbesar pertimbangan utama dalam membetuk kepuasan karena cita rasa merupakan daya tarik pertama bagi seorang konsumen untuk membeli makanan. Hal ini dibuktikan dari 114 responden berpendapat bahwa cita rasa menu makanan (selain menu ayam bakar) sudah lezat walaupun masih terdapat tujuh responden yang merasa cita rasa menu makanan (selaian menu ayam bakar) belum terlalu lezat. Cita rasa makanan (selain menu ayam bakar) berkaitan erat dengan mutu bahan baku yang digunakan, dengan cita rasa yang enak dapat mempengaruhi responden dalam melakukan pembelian ulang. Untuk itu perlu diperhatikan oleh pihak manajemen Restoran ABWS dalam hal memperbaiki cita rasa menu makanan (selain ayam bakar). 84

7 Variabel indikator yang terkecil dalam mengukur dimensi product adalah aroma ayam bakar (X2) dengan nilai muatan faktor sebesar 0,44. Rendahnya nilai faktor muatan dari indikator aroma ayam bakar kemungkinan disebabkan karena setiap indra penciuman responden berbeda-beda, biasanya apabila pesanan sudah datang responden langsung menyantap menu ayam bakar tanpa mencium aromanya terlebih dahulu, membuat indikator tersebut menjadi hal yang biasa di mata konsumen dan dianggap tidak memiliki pengaruh yang besar. Namun pada cita rasa masakan khas ayam bakar dari Restoran ABWS memiliki muatan faktor lebih besar 0,05 dari aroma ayam bakar. Artinya responden lebih mementingkan atribut cita rasa ayam bakar dibandingkan dengan aroma ayam bakar. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi product dan yang paling memenuhi harapan responden adalah kesesuaian menu ayam bakar dengan pesanan. 2) Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Price Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa empat variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten price (harga) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan 5 persen). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi price (harga). Faktor muatan pada dimensi price secara berurutan pada Tabel 35. Tabel 37. Nilai Faktor Muatan Dimensi Price (Harga) Variabel Indikator Ket SS Harga berbagai menu makanan yang disajikan (selain menu ayam X21 0,59 bakar) Harga berbagai menu minuman yang disajikan X22 0,66 Harga menu ayam bakar X23 0,60 Kesesuaian harga dengan kualitas ayam bakar yang X24 0,76 disajikan Berdasarkan Tabel 35, dapat diketahui variabel indikator tertinggi pada pada dimensi price adalah kesesuaian harga dengan kualitas ayam bakar yang disajikan (X24) sebesar 0,76. Hal ini dikarenakan atribut tersebut menjadi pertimbangan utama dalam membentuk kepuasan pada dimensi price. Hal ini sesuai dengan pernyataan responden sebesar 77 persen puas dan 16 persen sangat 85

8 puas terhadap harga produk yang ditawarkan oleh Restoran ABWS sudah sesuai dengan yang responden harapkan. Namun pada kesesuaian harga dengan kualitas menu ayam bakar yang disajikan memiliki muatan faktor lebih besar 0,16 dari harga menu ayam bakar, harga yang ditetapkan oleh Restoran ABWS sudah terjangkau. Variabel indikator yang terkecil dalam mengukur dimensi price adalah Harga berbagai menu makanan yang disajikan (selain menu ayam bakar) (X21) dengan nilai muatan faktor sebesar 0,59. Sebagian besar responden merasa harga berbagai menu makanan yang disajikan (selain menu ayam bakar) sudah sesuai, namun masih ada konsumen yang merasa harga menu makanan (selain ayam bakar) cukup mahal bila dibandingkan dengan restoran lain yang sejenis. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi price dan yang paling memenuhi harapan responden adalah kesesuaian harga dengan kualitas ayam bakar yang disajikan (X24). 3) Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Place Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa dua variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten place (tempat) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan lima persen). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi place (tempat). Faktor muatan pada dimensi place secara berurutan pada Tabel 36. Tabel 38. Nilai Faktor Muatan Dimensi Place (Tempat) Variabel Indikator Ket SS Kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran X31 0,90 Ketersediaan sarana parkir X32 0,59 Pada dimensi place terdapat dua variabel indikator yaitu kemudahan dalam menjangkau lokasi dan ketersediaan sarana parkir. Berdasarkan Tabel 36, dapat diketahu bahwa muatan faktor tertinggi pada variabel kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran (X31) yaitu sebesar 0,90. Hal ini dapat dibuktikan bahwa terdapat 116 orang responden merasa puas dan 31 orang responden merasa sangat puas dalam kemudahan menjangkau lokasi Restoran. Restoran ABWS terletak berdekatan dengan jalan utama Kota Medan, berada di dekat Bandara 86

9 Internasional Polonia pusat perumahan serta beberapa perkantoran. Sehingga memudahkan konsumen mencari lokasi restoran yang sesuai dengan jangkauan konsumen. Lokasi ini menyebabkan terpenuhinya kepuasan konsumen, karena konsumen dapat dengan mudah dan cepat sampai ke Restoran ABWS. Pada penelitian ini berbeda dengan Sari (2008) yaitu kemudahan memperoleh tempat parkir yang paling mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap Restoran Ayam Geprek Istimewa Bogor. Sementara itu, variabel indikator terkecil yang mengukur dimensi place adalah ketersediaan sarana parkir (X32) sebesar 0,52. Sebagian besar responden menyatakan bahwa ketersediaan sarana parkir yang disediakan sangat luas dan mudah, namun adapula konsumen yang menyatakan fasilitas parkir di Restoran ABWS sangat luas tapi belum dikelola dengan baik. Para pengendara sepeda motor cukup sulit untuk mengetahui area parkir khusus untuk pengendara sepeda motor. Untuk itu perlu di perhatikan adanya pengelolaan ketersediaan tempat parkir khusus mobil dan sepeda motor agar konsumen lebih mudah untuk parkir. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi place dan yang paling memenuhi harapan responden adalah Kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran (X31). 4) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Promotion Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten promotion (promosi) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan lima persen). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi promotion (promosi). Faktor muatan pada dimensi promotion secara berurutan pada Tabel 37. Tabel 39. Nilai Faktor Muatan Dimensi Promotion (Promosi) Variabel Indikator Ket SS Pencantuman logo dan nama restoran X41 0,97 Promosi penjualan melalui media (cetak & elektronik) X42 0,81 dua 87

10 Pada dimensi promotion terdapat dua variabel indikator yaitu pencantuman logo dan nama restoran (X41) dan promosi penjualan melalui media (cetak dan elektronik) (X42). Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahu bahwa muatan faktor tertinggi pada variabel indikator pencantuman logo dan nama restoran (X41) yaitu sebesar 0,97. Papan nama yang menunjukan identitas sebuah usaha yang memuat berbagai informasi yang jelas dan mampu menarik minat konsumen. Berdasarkan hasil wawancara, responden menilai bahwa papan nama Restoran ABWS dianggap baik karena menurut responden papan nama dipasang sangat menarik, apalagi logo pada Restoran ABWS sudah banyak berubah sejak logo Restoran ABWS berdiri. Hal ini dapat dibuktikan bahwa terdapat 114 orang responden merasa puas dan 37 orang responden merasa sangat puas dalam pencantuman logo dan nama Restoran ABWS. Variabel indikator promosi penjualan melalui media (cetak & elektronik) (X42) merupakan variabel indikator terkecil dalam mengukur dimensi promotion dengan nilai muatan faktor 0,81. Walaupun promosi merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen, pihak Restoran ABWS sudah jarang promosi melalui media cetak dan elektronik. Sehingga konsumen tidak merasakan adanya promosi dari Restoran ABWS. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi promotion dan yang paling memenuhi harapan responden adalah pencantuman logo dan nama restoran (X41). 5) Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi People Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa empat variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten people (orang) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan 5persen). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi people (orang). Faktor muatan pada dimensi promotion secara berurutan pada Tabel

11 Tabel 40. Nilai Faktor Muatan Dimensi People (orang) Variabel Indikator Ket SS Kesigapan pramusaji X51 0,76 Kesopanan & keramahan pramusaji X52 0,77 Penampilan pramusaji X53 0,72 Pengetahuan pramusaji terhadap menu X54 0,81 Pada dimensi people terdapat empat variabel indikator kesigapan pramusaji (X51), kesopanan & keramahan pramusaji (X52), penampilan pramusaji (X53) dan pengetahuan pramusaji terhadap menu (X54). Berdasarkan Tabel 35, dapat diketahu bahwa muatan faktor tertinggi pada variabel indikator pengetahuan pramusaji terhadap menu (X54) yaitu sebesar 0,81. Pengetahuan pramusaji terhadap produk adalah bagaimana pramusaji mengerti dan memahami makanan dan minuman yang ditawarkan mulai dari rasa, bahan dasar, dan jenis. Konsumen terkadang ingin mencoba menu baru yang belum pernah dicoba sebelumnya. Hal ini mengharuskan konsumen bertanya kepada pramusaji tentang produk baru tersebut. Sebagian responden menyatakan pramusaji sudah memiliki pengetahuan yang memadai mengenai semua menu makanan dan minuman, walaupun masih ada responden yang menyatakan bahwa pramusaji di Restoran ABWS harus lebih ditingkatkan lagi pengetahuannya dalam memberikan informasi yang lebih lengkap kepada konsumen. Pada penelitian ini berbeda dengan penelitian Sari (2008) yaitu kecepatan pelayanan merupakan variabel yang paling mempengaruhi kepuasan terhadap Restoran Ayam Geprek Istimewa Bogor. Variabel indikator kesopanan & keramahan pramusaji (X52), kesigapan pramusaji (X51) dan penampilan pramusaji (X53) memiliki nilai muatan faktor yang cukup besar, namun yang memiliki faktor muatan terbesar yaitu indikator kesopanan & keramahan pramusaji (X52) sebesar 0,77, sedangkan indikator kesigapan pramusaji (X51) memiliki muatan faktor yang tidak jauh berbeda yaiu 0,76. Sedangkan indikator penampilan pramusaji (X51) sebesar 0,72. Hal ini berarti kesopanan & keramahan pramusaji menjadi pertimbangan utama dibanding kesigapan karyawan dan penampilan pramusaji. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi people dan yang paling memenuhi harapan responden adalah pengetahuan pramusaji terhadap menu (X54). 89

12 6) Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Physical Evidence Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa enam variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten physical evidence (bukti fisik) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan 5persen). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi physical evidence (bukti fisik). Faktor muatan pada dimensi physical evidence secara berurutan pada Tabel 39. Berdasarkan Tabel 40, dapat diketahui bahwa muatan faktor tertinggi pada variabel indikator ketersedian fasilitas (Musholla & taman) (X66) yaitu sebesar 0,77. Ketersediaan fasilitas (Musholla & taman) memiliki kontribusi terbesar dalam permbentukan kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas jika Musholla yang ada bersih, wangi, tersedianya perlengkapan beribadah sehingga konsumen merasa senang menggunakannya. Taman dengan dekorasi yang indah serta dipenuhi dengan tanaman-tanaman yang bagus akan membuat mata konsumen merasa segar dan merasa nyaman. Walaupun demikian, terdapat beberapa responden yang menyatakan perlengkapan beribadah pada Musholla kurang bersih dan masih ada kotoran sampah di area taman. Tabel 41. Nilai Muatan Dimensi Physical Evidence (bukti fisik) Variabel Indikator Ket SS Dekorasi ruangan restoran X61 0,49 Ketersediaan toilet & wastafel X62 0,65 Kebersihan peralatan makanan X63 0,75 Kebersihan dan kerapihan restoran X64 0,73 Kesejukan restoran X65 0,65 Ketersedian fasilitas (Musholla & taman) X66 0,77 Kebersihan peralatan makanan (X62) menempati urutan kedua sebagai variabel indikator yang memiliki pengaruh besar dalam kepuasan konsumen yaitu sebesar 0,75. Kebersihan dan kerapihan restoran (X64) menempati urutan ketiga sebagai variabel indikator yang memiliki pengaruh besar dalam kepuasan konsumen yaitu sebesar 0,73. Kerbersihan dan kerapihan restoran juga turut mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan pendapat responden, kebersihan dan kerapihan Restoran ABWS tidak tertata dengan baik. Hali ini dapat dilihat 90

13 dari masih adanya kotoran atau debu di atas meja makan dan lantai. Sehingga membuat konsumen sedikit terganggu dengan adanya kotoran tersebut. Sementara itu, variabel indikator terkecil yang mengukur kepuasam dimensi physical evidence adalah dekorasi ruangan restoran (X61) sebesar 0,49. Pada saat ini Restoran ABWS sedang dalam tahap pembangunan dan renovasi, sehingga pada saat responden datang ke Restoran ABWS, dekorasi ruangan belum selesai dan menurut beberapa responden hal tersebut sangat mengganggu pemandangan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi physical evidence (bukti fisik) dan yang paling memenuhi harapan responden adalah ketersedian fasilitas ( Musholla & taman) (X66). 7) Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Process Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, menunjukkan bahwa lima variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten process (proses) memiliki nilai uji-t diatas 1,96 (tingkat signifikan 5 persen). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi process (proses). Faktor muatan merupakan besarnya kontribusi relative terhadap variabel indikator terhadap dimesinya, Faktor muatan pada dimensi process secara berurutan pada Tabel 40. Berdasarkan data pada Tabel 40, dapat diketahu bahwa muatan faktor tertinggi pada variabel indikator transaksi pembayaran (X75) yaitu sebesar 0,74. Kecepatan transaksi adalah kecepatan pramusaji dalam melayani pembayaran konsumen. Pembayaran dilakukan dengan dua cara yaitu konsumen datang sendiri ke kasir Restoran ABWS atau pramusaji yang datang kepada konsumen. Berdasarkan hasil wawancara kepada responden, kecekatan yang dimiliki kasir Restoran ABWS dirasa cukup cepat sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama. Sebagian responden menyatakan kecepatan transaksi terasa lama pada harihari tertentu seperti hari sabtu dan minggu. 91

14 Tabel 42. Nilai Muatan Dimensi Process (Proses) Variabel Indikator Ket SS Kecepatan pramusaji melayani dari mulai konsumen duduk X71 0,60 Kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu X72 0,59 pemesanan Jam buka Restoran ABWS yaitu pukul WIB X73 0,45 Jam tutup Restoran ABWS yaitu pukul WIB X74 0,51 Kecepatan transaksi pembayaran X75 0,74 Kecepatan pramusaji melayani dari mulai konsumen duduk X71 0,60 Kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu X72 0,59 pemesanan Kecepatan pramusaji melayani dari mulai konsumen duduk (X71) menempati urutan kedua sebagai variabel indikator yang memiliki pengaruh besar dalam kepuasan konsumen yaitu sebesar 0,60. Kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu pemesanan (X72) menempati urutan ketiga sebagai variabel indikator yang memiliki pengaruh besar dalam kepuasan konsumen yaitu sebesar 0,59. Atribut ini menjadi pertimbangan pendukung yang dirasa penting keberadaannya. Hal ini dikarenakan atribut tersebut membentuk kepuasan konsumen. Pramusaji yang cepat dalam melayani dari konsumen duduk namun jika tidak cepat dalam penyajian makanan terhitung dari waktu pemesanan akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Kecepatan penyajian ini menjadi sangat penting bagi konsumen karena kondisi di saat konsumen yang sedang lapar. Hal ini dapat dibuktikan dari 26 orang responden merasa tidak puas dan 10 orang responden merasa sangat tidak puas terhadap kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu pemesanan. Responden yang merasa tidak puas dan sangat tidak puas terhadap kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu pemesanan disebabkan oleh faktor permasalahan di lapangan seperti staff di dapur dalam pembuatan makanan dan minuman dirasa masih kurang cepat sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap kecepatan pramusaji dalam mengantar makanan dan minuman. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi process dan yang paling memenuhi harapan responden adalah transaksi pembayaran (X75). 92

15 Hubungan Antara Variabel Indikator (λy) terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan (η1) dan Loyalitas (η2)) Hubungan dari setiap indikator memiliki hubungan yang berbeda-beda terhadap variabelnya. Pada Tabel 38, menjelaskan seberapa besar variabel indikator mengukur variabel endogen (kepuasan dan loyalitas). Tabel 43. Nilai Muatan Faktor (λ) Variabel Dalam Model Pengukuran Variabel laten Ket Variabel Indikator SS Uji-t Endogen Kepuasan ( η1) Y11 Kepuasan Secara Keseluruhan 0,58 15,08 Loyalitas ( η2) Y21 Pembelian Ulang 0,66 - Y22 Kesediaan memebeli jika harga 0,70 27,50 naik Y23 Rekomendasi kepada orang lain 0,73 28,19 1) Hubungan Variabel Indikator Kepuasan Seacara Keseluruhan Terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan) Pada penelitian ini, variabel indikator untuk mengukur variabel kepuasan adalah variabel secara keseluruhan (Y11). Variabel indikator tersebut merupakan atribut untuk mengetahui informasi mengenai kepuasan responden secara keseluruhan terhadap fasilitas dan produk yang ditawarkan oleh Restoran ABWS. Pada Tabel 12 diketahui bahwa muatan faktor indikator Y11 adalah sebesar 0,58. Nilai muatan faktor Y11 yang cukup besar disebabkan oleh terdapat 114 orang responden yang merasa puas dan 49 orang merasa sangat puas terhadap pelayanan dan produk yang ditawarkan oleh Restoran ABWS secara keseluruhan. 2) Hubungan Variabel Indikator Kepuasan Seacara Keseluruhan Terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan) Variabel indikator loyalitas pada penelitian ini diukur oleh tiga variabel indikator, yaitu pembelian ulang (Y11), kesediaan membeli jika harga naik (Y22) dan rekomendasi kepada orang lain (Y23). Berdasarkan nilai muatan faktornya variabel indikator terbesar dalam mengukur variabel loyaltas adalah rekomendasi kepada orang lain (Y23) sebesar 0,73. Tingginya nilai muatan faktor tersebut disebabkan terdapat 129 orang responden yang setuju dan 39 orang sangat setuju untuk merekomendasikan Restoran ABWS kepada orang lain. Berdasarkan hasil 93

16 wawancara sebagian besar responden sudah melakukan rekomendasi kepada orang lain baik itu kepada keluarga, kolega atau teman. Hal ini cukup potensial dalam pemasaran, karena biasnaya konsumen akan mempercayai informasi dari dari konsumen lain yang sudah pernah mencoba suatu produk atau jasa. Variabel indikator terkecil dalam mengukur loyalitas konsumen Restoran ABWS adalah variabel kesediaan membeli jika harga naik (Y22) sebesar 0,66. Hal ini berdasarkan sebanyak 133 responden menyatakan setuju dan 35 responden menyatakan sangat setuju untuk kesediaan membeli jika harga naik. Alasan responden sebagian besar merasa harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas yang diberikan, namun hanya satu orang responden yang tidak setuju dan satu orang responden menyatakan sangat tidak setuju untuk kesesiaanya membeli jika harga naik. Hal ini disebabkan jika harga pada menu di Restoran ABWS naik, maka responden tersebut akan mencari produk serupa di restoran lain. Dari ketiga variabel indikator tersebut yang dapat mengukur variabel loyalitas konsumen adalah keinginan untuk merekomendasikan Restoran ABWS kepada orang lain. Untuk nilai Uji-t yang terbesar adalah variabel pembelian ulang dengan nilai tak terhingga yang berarti variabel ini menjadi menjadi yang paling signifikan. Nilai signifikansi tersebut adalah tanggapan dari responden terhadap variabel tersebut. Sedangkang nilau Uji-t terbesar kedua berturut-turut adalah rekomendasi kepada orang lain dan kesediaan membeli jika harga naik dengan nilai signifikansi sebesar 28,19 dan 27,50. Dari hasil penelitian ini variabel pembelian ulang mendapat tanggapan yang paling baik dari responden Hubungan Dimensi Bauran Pemasaran 7P (ξ) terhadap Variabel Kepuasan (η1) dan Loyalitas (η2) Keeratan hubungan dari setiap kualitas pelayanan dengan variabel kepuasan dan loyalitas tergambar dari model struktural. Koefisien gamma (γ) dan beta (β) dari hubungan antar variabel laten dalam model struktural dapat dilihat pada Tabel 42 di bawah ini. 94

17 Tabel 44. Nilai Gamma (γ) dan Beta (β) dari Hubungan Antar Variabel Laten dalam Model Struktural Variabel Laten Eksogen Variabel Laten Endogen Koefisien ( γ, β) Product Kepuasan 0,20 Price Kepuasan 0,00 Place Kepuasan 0,76 Promotion Kepuasan 0,02 People Kepuasan 0,11 Physical Evidence Kepuasan -0,32 Process Kepuasan 0,50 Kepuasan Loyalitas 1,00 1) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Product (Produk) dengan Kepuasan Pada dimensi product dibangun oleh enam variabel indikator yaitu, cita rasa yam bakar, aroma ayam bakar, porsi ayam bakar, kesesuaian menu ayam bakar dengan pesana, ketersediaan beragam menu pilihan (makanan dan minuman), dan cita rasa makanan (selain menu ayam bakar). Berdasarkan hasil analisis data dimensi product pada uji-t yaitu sebesar 2.00 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi product (produk) berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi product merupakan dimensi yang memiliki hubungan keeratan keempat dengan kepuasan dan menjadi pertimbangan oleh responden dalam melakukan kunjungan ke Restoran ABWS. 2) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Price (Harga) dengan Kepuasan Pada dimensi price dibangun oleh empat variabel indikator yaitu harga berbagai menu makanan, harga berbagai menu minuman, harga menu ayam bakar dan kesesuaian harga dengan kualitas ayam bakar yang disajikan. Berdasarkan hasil analisis data dimensi price pada uji-t yaitu sebesar 0.00 yaitu lebih kecil dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi price (harga) tidak berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi price merupakan dimensi yang memiliki keeratan hubungan yang paling lemah terhadap kepuasan. 95

18 Hubungan yang tidak signifikan antara dimensi price dengan kepuasan diindikasikan karena keragaman data (homogen) dimana responden cenderung memilih jawaban puas dan sangat puas. Berdasarkan hasil wawancara, responden merasa harga yang ditawarkan oleh Restoran ABWS sudah sesuai dengan kualitas ayam bakar yang disajikan. Responden juga berpendapat bahwa harga yang ditawarkan oleh Restoran ABWS cukup bersaing dengan restoran yang menawarkan menu sejenis. Hal ini disebabkan bahwa konsumen puas berkunjung ke Restoran ABWS karena pengaruh dari kinerja place, process, physical evidence, product dan people bukan disebabkan oleh kinerja price dan promotion. Konsumen menilai bahwa kinerja place, process, physical evidence, product dan people memiliki keunggulan dibandingkan dengan restoran lain yang menawarkan menu ayam sedangkan untuk kinerja price dan promotion relatif sama dengan restoran lain sehingga price dan promotion Restoran ABWS tidak signifikan membetuk kepuasan konsumen Restoran ABWS. 3) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Place (Tempat) dengan kepuasan Pada dimensi place dibangun oleh duavariabel indikator yaitu kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran dan ketersediaan sarana parkir. Berdasarkan hasil analisis data dimensi place pada uji-t yaitu sebesar 5.28 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi place (tempat) berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi place merupakan dimensi yang memiliki keeratan hubungan terbesar terhadap kepuasan dan memberikan kontribusi terbesar yang menjadi pertimbangan responden dalam berkunjung ke Restoran ABWS dan nilai koefisien yang bernilai positif memilik arti bahwa dimensi place turut menjadi faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari indikator kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran memiliki nilai faktor muatan terbesar dalam dimensi place yaitu sebesar 0,90. Berdasarkan proses keputusan konsumen hal yang paling menentukan responden untuk berkunjung ke Restoran ABWS sebanyak 25,8 persen adalah kemudahan mencapai lokasi restoran. Lokasi Restoran ABWS sangat strategis yang berdekatan dengan jalan utama Kota Medan. 96

19 4) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Promotion (Promosi) dengan Kepuasan Pada dimensi promotion dibangun oleh dua variabel indikator yaitu pencantuman logo dan nama restoran dan promosi penjualan melalui media (cetak & elektronik).. Berdasarkan hasil analisis data dimensi promotion pada uji-t yaitu sebesar 0,49 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi promotion (promosi) tidak berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi promotion merupakan dimensi yang memiliki keeratan hubungan yang sangat kecil terhadap kepuasan dan nilai koefisien yang bernilai positif memilik arti bahwa dimensi place turut menjadi faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Hubungan yang tidak signifikan antara dimensi promotion dengan kepuasan diindikasikan karena keragaman data (homogen) dimana responden cenderung memilih jawaban puas dan sangat puas. Berdasarkan hasil wawancara, responden merasa Restoran ABWS sudah terkenal. Hal ini dikarenakan Restoran ABWS sudah berdiri sejak tahun 1993 di Kota Medan dan berdasarkan proses keputusan konsumen, responden mengetahui informasi mengenai Restoran ABWS berasal dari Relasi (teman/keluarga) sebanyak 50 persen. Hal ini disebabkan bahwa konsumen puas berkunjung ke Restoran ABWS karena pengaruh dari kinerja place, process, physical evidence, product dan people bukan disebabkan oleh kinerja price dan promotion. Konsumen menilai bahwa kinerja place, process, physical evidence, product dan people memiliki keunggulan dibandingkan dengan restoran lain yang menawarkan menu ayam sedangkan untuk kinerja price dan promotion relatif sama dengan restoran lain sehingga price dan promotion Restoran ABWS tidak signifikan membetuk kepuasan konsumen Restoran ABWS. 5) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi People (Orang) dengan Kepuasan Pada dimensi people dibangun oleh empat variabel indikator yaitu kesigapan pramusaji, kesopanan & keramahan pramusaji, penampilan pramusaji, dan pengetahuan pramusaji terhadap menu. Berdasarkan hasil analisis data 97

20 dimensi promotion pada uji-t yaitu sebesar 2,26 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi people (orang) berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi people merupakan dimensi yang memiliki keeratan hubungan yang cukup kecil terhadap kepuasan dan nilai koefisien yang bernilai positif memilik arti bahwa dimensi people turut menjadi faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. 6) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Physical Evidence (Bukti Fisik) dengan Kepuasan Pada dimensi physical evidence dibangun oleh enam variabel indikator yaitu dekrasi ruangan restoran, ketersediaan toilet & wastafel, kebersihan peralatan makanan, kebersihan & kerapihan restoran, kesejukan restoran, dan ketersediaan fasilitas (Musholla & taman). Berdasarkan hasil analisis data dimensi promotion nilai uji-t sebesar -8,14 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi physical evidence (bukti fisik) berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasan konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi physical evidence memiliki hubungan keeratan ketiga terhadap kepuasan dan memiliki koefisien bernilai negatif yang berarti dimensi physical evindence memberikan pengaruh terhadap penurunan kepuasan secara total. Berdasarkan pengamatan selama dilapangan, Restoran ABWS sedang melakukan tahap renovasi gedung dan dekorasi. Hal ini diperkuat pada variabel indikator dekorasi ruangan restoran memiliki faktor muatan terendah dalam mengukur dimensi physical evindence. Sebagian responden menyatakan, mereka sangat terganggu dengan adanya perbaikan dekorasi ruangan restoran yang belum selesai. Oleh karena itu, pihak manajemen Restoran ABWS segera mempercepat perbaikan dekorasi ruangan agar responden nyaman dan akan meningkatkan kepuasan konsumen. 98

21 7) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Proces (Proses) dengan kepuasan Pada dimensi proces dibangun oleh lima variabel indikator yaitu kecepatan pramusaji melayani dari mulai konsumen duduk, kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu pemesanan, jam buka restoran, jam tutup retoran dan kecapatan transaksi pembayaran. Berdasarkan hasil analisis data dimensi proces pada uji-t yaitu sebesar 4,12 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi people (orang) berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi proces merupakan dimensi memiliki keeraan hubungan terbesar kedua terhadap kepuasan dan nilai koefisien yang bernilai positif memilik arti bahwa dimensi people turut menjadi faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Keeratan hubungan ini disebabkan oleh salah satu faktor yaitu kecepatan transaksi pembayaran dan kecepatan pramusaji melayani dari mulai kosnumen duduk. Responden merasa pramusjai sigap dalam emlayani dari mulai konsumen duduk, memesan produk hingga proses transaksi pembayaran. Kesigapan pramusaji juga ditunjang oleh kecekatan yang dimiliki kasir sehingga proses transaksi pembayaran cepat sehingga responden tidak perlu menunggu lama. Hal ini membuat responden merasa puas karena pelayanan dari awal duduk hingga proses pembayaran akhir terlayani dengan baik. 8) Hubungan Variabel Indikator Kepuasan dengan Loyalitas Kepuasan memiliki hubungan keeratan yang kuat dengan variabel loyalitas adalah sebesar 1.00 dengan nilai uji-t yang lebih besar dari 1,96 yakni sebesar 21,57. Nilai yang besar tersebut menunjukkan bahwa kepuasan memiliki hubungan yang erat dengan loyalitas Kepuasan yang dirasakan konsumen dapat menciptakan kesetiaan dan kepercayaan terhadap Restoran ABWS dengan pembelian ulang produk, kesediaan membeli jika harga naik serta merekomendasikan Restoran ABWS kepada orang lain. Hubungan yang signifikan antara kepuasan dengan loyalitas menunjukkan bahwa dimensi product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process dipandang mampu untuk menjelaskan kepuasan. 99

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM) Atribut yang ditetapkan pada variabel kepuasan merupakan atribut mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan (overall satisfaction). Berdasarkan sebaran pilihan responden, lebih dari setengah dari jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Strutural Equation Model (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati sebagai

Lebih terperinci

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 9.1. Hubungan Hasil Analisis Karateristik Umum dengan Kepuasan Secara Umum Variabel yang ingin diketahui hubungannya dengan variabel

Lebih terperinci

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM) Stuctural Equation Model merupakan suatu teknik statistik yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya, variabel laten yang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR 7.1. Hasil Analisis SEM (Structural Equation Modelling) Model pada penelitian ini terdiri dari enam variabel laten, yaitu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Restoran Pia Apple Pie yang berlokasi di jalan Pangrango 10 Bogor. Penentuan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) Nur Amalia Ma rufah 1, Panji Deoranto 2, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi 2* 1 Alumni,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Waroeng Taman Kota Bogor yang berlokasi di Jl. Ceremai, kawasan Taman Kencana, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran Karimata Restoran Karimata didirikan pada tanggal 22 Desember 2008 oleh Bapak Agung Eko Widodo di wilayah Sentul Selatan. Restoran

Lebih terperinci

Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Waroeng Taman Karakteristik umum responden dalam penelitian ini adalah responden yang sedang mengunjungi Waroeng Taman dan minimal dua kali dalam mengunjungi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Medan di Jalan Polonia Penetuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) merupakan salah satu produsen motor yang memiliki pangsa pasar cukup luas. Dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data dan obyek pada penelitian ini adalah Waroeng Spesial Sambal di Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja 2.000.000 sampai Rp 3.000.000, yaitu sebesar 11,11 persen, sementara pada tingkat pendapatan antara Rp 3.000.000 sampai Rp 4.000.000 memiliki persentase sebesar 15 persen. Kemudian responden yang memilki

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Takalar dan Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purpossive),

Lebih terperinci

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR Kepuasan konsumen dapat dilihat secara tidak langsung melalui penilaian mereka terhadap atribut-atribut atau indicator-indikator

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi Lapangan Observasi lapangan yang peneliti lakukan adalah dengan mendistribusikan 385 kuesioner kepada pengendara sepeda motor di gedung UOB Plaza. Setiap

Lebih terperinci

59

59 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pendahuluan Tahapan pada bab ini adalah analisa hasil penelitian dengan cara mengolah data-data yang didapatkan sebelumnya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN Asri Nur Mutiara / 10208203 Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM Latar Belakang Masalah Pertumbuhan

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN Putiri Bhuana Katili 1),Mutia Adha 2) Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian konklusif yang bertujuan untuk memverifikasi hipotesis yang diajukan dan untuk menguji beberapa korelasi tertentu.

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA. Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear. SEM

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis kepuasan dan loyalitas konsumen ini mengambil lokasi di Restoran D Cost, Plaza Atrium Senen, lantai dasar, pintu 2, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 44 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-test Untuk menguji konstruk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, peneliti melakukan pre-test kepada 30 responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Data diambil menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Indomaret Point Pandanaran di kota Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan di bagian pendahuluan, maka metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut. MULAI PERUMUSAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dari industri jasa Lembaga Bahasa Inggris yang ada di Bogor, setiap penyelenggara kursus bahasa Inggris tentunya akan menciptakan suatu nama / simbol

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN

Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: 174-182 ISSN 1411-0172 ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TENTANG BAURAN PEMASARAN TERHADAP EKUITAS MEREK PRODUK FRESTEA (Studi Kasus pada Konsumen Supermarket Pamella Swalayan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008) 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Rantai Pasok Menurut Pujawan (2005), rantai pasokan adalah jaringan perusahaanperusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan mengahantarkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer. Menurut Azwar (2009) data primer adalah data yang di peroleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Industri ini mengacu pada kegiatan operasional percetakan dan obyek penelitian ini ialah untuk mengetahui besarnya pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil waktu dan lokasi penelitian pada wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dilakukan pengujian dan analisis model berdasarkan data kuesioner yang terkumpul untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh guru PAUD di Salatiga, dengan menggunakan sampel guru PAUD di Salatiga yang diambil dari 3 kecamatan

Lebih terperinci

ASUMSI MODEL SEM. d j

ASUMSI MODEL SEM. d j ASUMSI MODEL SEM Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis SEM di antaranya adalah data berdistribusi multivariat normal, untuk memeriksanya dapat dilakukan dengan menghitung nilai jarak kuadrat pada setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Zalora.co.id Zalora Indonesia merupakan bagian dari Zalora group yang didirikan pada akhir 2011 oleh Rocket Internet GmbH, yang mencakup grup retail fashion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN VII ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN 7.1 Indeks Kepuasan Konsumen Analisis kepuasan konsumen sangat penting untuk dilakukan, karena hasil dari perhitungan mengenai kepuasan konsumen dapat berguna

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Prima Fresh Mart (PFM) cabang Kelapa Gading, Jakarta Timur berlokasi di Jl. Boulevard Raya PA 11 No. 19. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER Kepada : Yth. Responden Dengan hormat, Terima kasih atas partisipasi anda menjadi salah satu responden dan secara sukarela mengisi kuesioner ini. Saya mahasiswi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu 3.1 Jenis Penelitian BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu merupakaan jenis penelitian untuk mendapatkan penjelasan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor faktor yang menurut konsumen penting dalam memilih suatu restoran atau tempat

Lebih terperinci

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM Kamis, 29 September 2016 PENGARUH ORIENTASI PASAR, INOVASI PRODUK, DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA USAHA MIKRO KECIL MAKANAN DAN MINUMAN DI WILAYAH JAKARTA TIMUR VITA ANDYANI

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Pelaksanaan Pre-Test Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu sebelum menyebarkan kuesioner yang sebenarnya kepada

Lebih terperinci

KUESIONER PENDAHULUAN

KUESIONER PENDAHULUAN KUESIONER PENDAHULUAN Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Kuesioner ini dibagikan kepada Anda untuk mengetahui atribut apa saja yang Anda anggap penting dalam memilih suatu restoran/café. Berikan tanda

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dengan pengolahan data yang dibuat dari semua penelitian yang dilakukan, maka jawaban dari perumusan masalah yang dibuat pada bab 1 dapat terjawab. Berkut adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perkembangan teknologi komunikasi informasi membuat konsumen semakin kritis memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut memaksa dunia usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan 1. Usia Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam pemasaran. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapa

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II (Persero).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA Eka cipta Wijaya Oey Manajemen / Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Atribut-Atribut yang di anggap penting oleh konsumen dari sebuah Cafe. Penyajian makanan yang menarik Penyajian minuman yang menarik Kualitas makanan dan minuman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 103 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Survei Dari 25 kantor LPND sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 2005, No. 81 Tahun 2006, No. 08 Tahun 2008, dan No. 09 Tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Perekonomian di Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 35,02 persen, yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian, mencakup uraian tentang gambaran umum dari setiap variabel penelitian yang terdiri dari: Kinerja Pegawai (Y), Budaya

Lebih terperinci

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5 8 BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari PT. MARS yaitu hasil survei konsumen terhadap produk-produk toilettris (keperluan mandi) pada tahun 005. Metode Secara garis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian menggunakan metode Kausalitas, digunakan untuk meneliti pada pupolasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia telah dikeluarkan, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Jumlah perokok dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, baik dikalangan laki-laki maupun perempuan. Meskipun regulasi pengendalian masalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan sebagaimana dikemukakan pada bab sebelumnya, serta didasarkan kepada identifikasi masalah penelitian, maka penulis menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di tempat penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden Objek penelitian yang ditetapkan adalah mahasiswa Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti angkatan 2006-2010

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci