PUTUSAN. Nomor : 66/Pdt.G/2011/PA.PPg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor : 66/Pdt.G/2011/PA.PPg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan cerai talak antara : PEMOHON, umur 30 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di RT.002 RW.005 Dusun Bangun Budoyo, Desa Pasir Baru, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, selanjutnya disebut PEMOHON ;--- M E L A W A N TERMOHON, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan SMEA, pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Dusun Berlian, Desa Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, selanjutnya disebut TERMOHON ;-- Pengadilan Agama tersebut ; Telah membaca surat Wakil Ketua Pengadilan Agama Pasir Pengaraian Nomor : 66/Pdt.G/2011/PA.PPg tanggal 16 Pebruari 2011 tentang Penetapan Penunjukan Majelis Hakim ; Telah membaca surat surat dalam berkas perkara ini ; Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon ; Telah memeriksa alat-alat bukti yang bersangkutan ; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tanggal 14 Pebruari 2011 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasir Pengaraian pada tanggal 14 Pebruari 2011 dibawah register perkara nomor:

2 2 66/Pdt.G/2011/PA.PPg. pada pokoknya mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut; Bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 28 Pebruari 2002, sebagaimana terdaftar di Kantor Urusan Agama Kecamatan Nanggalo, Kotamadya Padang, Propinsi Sumatera Barat, dan tercantum dalam Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 114/12/III/2002 tanggal 4 Maret 2002 ; Bahwa, setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon lebih kurang tiga bulan, lalu pindah ke Pekanbaru lebih kurang setahun, kemudian pindah lagi ke rumah orang tua Termohon di Aceh Tengah selama lebih kurang dua setengah tahun dan terakhir pulang ke rumah orang tua Pemohon, telah bergaul baik sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai dua orang anak, masing-masing bernama ANAK PERTAMA, laki-laki, umur 8 tahun dan ANAK KEDUA, perempuan, umur 11 hari ; Bahwa, semula rumah tangga Pemohon dan Termohon berjalan rukun dan harmonis, namun sejak setahun terakhir ini sering terjadi pertengkaran dan perselisihan yang disebabkan Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain, padahal tuduhan itu tidak benar ; Bahwa, pada bulan Juni 2010 Termohon pulang ke Aceh atas izin Pemohon, tapi setelah itu Termohon tidak mau lagi kembali ke tempat kediaman bersama, sejak itulah terjadi perpisahan tempat tinggal antara Pemohon dan Termohon sampai sekarang ; Bahwa, berdasarkan uraian tersebut diatas, antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak mungkin lagi ada harapan hidup rukun dalam rumah tangga, oleh karenanya Pemohon mohon kepada Bapak Ketua Cq. Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasir Pengaraian yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan putusan sebagai berikut : Primer : 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya ; Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj i atas Termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Pasir Pengaraian ; Membebankan semua biaya perkara ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; Subsider : Apabila Pengadilan Agama berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya Menimbang, bahwa pada persidangan pertama Pemohon datang menghadap sendiri di persidangan, sedangkan Termohon tidak datang menghadap di persidangan dan tidak pula menyuruh orang lain untuk datang menghadap di persidangan sebagai wakil/kuasanya yang sah, meskipun Termohon telah dipanggil

3 3 secara resmi dan patut sebagaimana relaas panggilan yang dibacakan di muka persidangan, lalu persidangan ditunda untuk memanggil kembali Termohon ; Menimbang, bahwa pada persidangan kedua, Pemohon dan Termohon hadir sendiri menghadap ke persidangan, sehingga Majelis Hakim memerintahkan kepada Pemohon dan Termohon untuk melaksanakan mediasi yang pada hari pelaksanaannya dimediatori oleh Drs. Yenisuryadi, M.H. Hakim Pengadilan Agama Pasir Pengaraian untuk upaya damai, namun tidak berhasil ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah pula berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya perceraian antara Pemohon dan Termohon dengan menasehati Pemohon dan Termohon agar mempertahankan keutuhan rumah tangganya, namun tidak berhasil ; Menimbang, bahwa kemudian dibacakan surat permohonan Pemohon bertanggal 14 Pebruari 2011 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasir Pengaraian pada tanggal 14 Pebruari 2011 dibawah register perkara Nomor: 66/Pdt.G/2011/PA.PPg. yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon dengan tambahan secara lisan bahwa penyebab lain terjadinya pertengkaran antara Pemohon dan Termohon adalah Termohon tidak patuh kepada Pemohon ; Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon yang tersebut dalam surat permohonannya, Termohon telah memberikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut ; Bahwa dalil (posita) permohonan poin satu dan dua adalah benar adanya tanpa klausula ataupun kualifikasi ; Bahwa posita poin tiga juga benar bahwa memang Pemohon telah berselingkuh dengan perempuan lain, Pemohon sering menelpon perempuan lain didepan Termohon dan Pemohon juga sering pergi dari kediaman bersama pada sore hari dan pulang malam hari ; Bahwa posita poin empat juga benar akan tetapi keengganan Termohon untuk pulang kembali ke rumah kediaman bersama dikarenakan Termohon sedang hamil sehingga tidak mungkin melakukan perjalanan jauh, rencananya setelah melahirkan Termohon akan pulang ; Bahwa Termohon tidak merasa keberatan dengan permohonan Pemohon tapi Termohon menuntut balik Pemohon untuk memberikan kepada Termohon hal-hal sebagai berikut: pertama, nafkah lampau selama setahun sebesar Rp ,- (tujuh juta dua ratus ribu rupiah), kedua, nafkah iddah sebesar Rp ,- (dua juta rupiah), ketiga, mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (satu juta

4 4 rupiah), keempat, nafkah untuk dua orang anak sebesar Rp ,- (dua juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut dewasa ; Menimbang, bahwa setelah Termohon memberikan jawaban secara lisan sebagaimana terurai diatas, Pemohon juga memberikan jawaban (replik) secara lisan atas jawaban Termohon yang pada pokoknya sebagai berikut ; Bahwa Pemohon mengakui memang Pemohon pernah menelpon perempuan lain tetapi dalam rangka menolong perempuan tersebut bukan untuk berselingkuh dan kepergian Pemohon pada sore hari dan pulang malam hari itu ke Kota Tengah untuk keperluan kerja bukan berselingkuh ; Bahwa Termohon cuma mencari-cari alasan agar tidak segera kembali ke rumah kediaman bersama dari Aceh, padahal Pemohon sudah menelponnya untuk segera kembali tetapi Termohon memang tidak mau, Pemohon ingin menjemputnya tetapi Termohon melarangnya sehingga Pemohon menderita lahir batin ; Bahwa atas gugatan balik (rekonvensi) Termohon, Pemohon tidak menyanggupinya dalam hal nafkah iddah dan mut ah, mengenai nafkah lampau Pemohon mengakui tidak menafkahi Termohon selama setahun dan sanggup memberinya Rp ,- (dua juta rupiah) sedangkan nafkah untuk dua orang anak, Pemohon sanggup memberi Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) tiap bulan sampai kedua anak tersebut dewasa mengingat Pemohon cuma bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan setiap bulannya sekitar Rp ,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa atas replik Pemohon tersebut, Termohon memberikan tanggapan (duplik) secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut ; Bahwa Termohon tidak segera kembali dari Aceh bukan karena tidak mau, tetapi Termohon memang sedang hamil, Termohon mau kembali ke kediaman bersama apabila dijemput oleh Pemohon, tetapi Pemohon tidak menjemputnya ; Bahwa tentang gugatan rekonvensi, Termohon tetap pada gugatan semula kecuali nafkah lampau selama setahun diturunkan menjadi Rp ,- (empat juta rupiah) dan nafkah untuk dua orang anak diturunkan menjadi Rp ,- (satu juta rupiah) tiap bulan sampai kedua anak tersebut dewasa ; Menimbang, bahwa setelah jawab menjawab selesai, untuk menguatkan dalildalil atau alasan-alasan permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat-alat bukti tertulis berupa :

5 5 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Nomor bertanggal 7 September 2010 atas nama PEMOHON, yang bermaterai cukup dengan nazegel dari Kantor Pos dan telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pasir Pengaraian, yang aslinya dikeluarkan dan ditandatangani oleh Camat Rambah, Kabupaten Rokan Hulu, setelah fotokopi tersebut dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, maka oleh Ketua Majelis fotokopi tersebut ditandai dengan P.1 ; Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 114/12/III/2002 bertanggal 4 Maret 2002 atas nama PEMOHON sebagai suami dan TERMOHON sebagai isteri, yang bermaterai cukup dengan nazegel dari Kantor Pos dan telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pasir Pengaraian, yang aslinya dikeluarkan dan ditandatangani oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Nanggalo, Kodya Padang, Propinsi Sumatera Barat, setelah fotokopi tersebut dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, maka oleh Ketua Majelis fotokopi tersebut ditandai dengan P.2 ;-- Menimbang, bahwa terhadap alat bukti tertulis yang diajukan Pemohon tersebut, tidak ada bantahan dari Termohon dan mengakui kebenaran alat bukti tertulis tersebut ; Menimbang, bahwa Pemohon selain mengajukan bukti surat, juga menghadirkan dua orang saksi di depan persidangan yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut : SAKSI PERTAMA, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Tani, bertempat tinggal di RT. 002 RW. 005 Dusun Bangun Budoyo, Desa Pasir Baru, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu ; Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah kakak kandung Pemohon ; Bahwa saksi hadir sewaktu Pemohon dan Termohon menikah dan mereka telah dikaruniai dua orang anak ; Bahwa setahu saksi setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orang tua Pemohon kurang lebih selama tiga bulan lalu pindah ke Pekanbaru selama setahun dan kemudian pindah ke rumah orang tua Termohon di Aceh selama dua setengah tahun terakhir pindah lagi ke rumah orang tua Pemohon di Desa Pasir Baru, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu ; Bahwa semula rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis, namun sekitar setahun terakhir mulai sering terjadi pertengkaran dan saksi mengetahuinya dari

6 6 laporan tetangga sekitar bulan Mei 2010 dan yang menjadi penyebabnya ada seorang perempuan yang sering menghubungi Pemohon lewat telepon dan ketika Termohon pergi menengok orang tuanya ke Aceh, tidak mau kembali lagi ke rumah kediaman bersama di Pasir Pengaraian dengan alasan Termohon sedang hamil dan tidak mungkin melakukan perjalanan jauh ; Bahwa sejak kepergian Termohon ke Aceh sekitar setahun yang lalu, terjadi perpisahan tempat tinggal antara Pemohon dan Termohon ; Bahwa setahu saksi, selama berpisah Pemohon tidak pernah memberi nafkah untuk Termohon tetapi lebaran lalu Pemohon mengirim belanja untuk anak ; Bahwa setahu saksi, Pemohon bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan Rp ,- (delapan puluh ribu rupiah) setiap hari ; Bahwa saksi sudah pernah mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil dan saksi sudah tidak sanggup untuk mendamaikan mereka ; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi Pemohon tersebut, Pemohon dan Termohon membenarkannya dan menerima kesaksiannya tanpa penjelasan apapun ;- 2. SAKSI KEDUA, umur 39 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di RT. 02 RW. 05, Dusun Bangun Budoyo, Desa Pasir Baru, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu ; Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah tetangga dekat Pemohon ; Bahwa setahu saksi Pemohon dan Termohon adalah suami isteri dan belum pernah bercerai, dan mereka telah dikaruniai seorang anak ; Bahwa setahu saksi setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon lalu pindah ke Pekanbaru kemudian pindah lagi ke Aceh dan terakhir kembali lagi ke rumah orang tua Pemohon ; Bahwa setahu saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon baik-baik saja dan harmonis, tidak pernah ada pertengkaran ; Bahwa setahu saksi sekitar setahun yang lalu Termohon pergi ke Aceh untuk menengok orang tuanya yang sedang sakit tetapi kemudian tidak kembali lagi sampai sekarang ; Bahwa setahu saksi, Pemohon bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan Rp ,- (delapan puluh ribu rupiah) setiap hari ; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi Termohon tersebut, baik Pemohon maupun Termohon membenarkannya dan menerima kesaksiannya dengan meluruskan bahwa sekarang mereka telah dikaruniai dua orang anak ;

7 7 Menimbang, bahwa Termohon juga menghadirkan seorang saksi di depan persidangan yang memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut : SAKSI TERMOHON, umur 42 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kodim 030 Sijunjung, Desa Muara Gambok, Kecamatan Sawah Lunto, Kabupaten Sijunjung, Propinsi Sumatera Barat ; Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah kakak kandung Termohon ; Bahwa saksi hadir sewaktu Pemohon dan Termohon menikah dan mereka telah dikaruniai dua orang anak ; Bahwa setahu saksi setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal di rumah orang tua Pemohon kurang lebih selama tiga bulan lalu pindah ke Pekanbaru selama setahun dan kemudian pindah ke rumah orang tua Termohon di Aceh selama dua setengah tahun terakhir pindah lagi ke rumah orang tua Pemohon di Desa Pasir Baru, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu ; Bahwa setahu saksi, semula rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis, namun ketika Pemohon sedang bekerja di rumah saksi, Pemohon selalu menerima telepon dari perempuan lain, bahkan sampai jam dua malam mereka masih bicara lewat telepon dengan kata-kata yang tidak sopan ; Bahwa Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal sejak Termohon pergi ke Aceh setahun yang lalu untuk menengok orang tuanya yang sedang sakit; Bahwa setahu saksi, Pemohon bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan Rp ,- (delapan puluh ribu rupiah) setiap hari ; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi Pemohon tersebut, Pemohon dan Termohon membenarkannya dan menerima kesaksiannya tanpa penjelasan apapun ;- Menimbang, bahwa setelah Pemohon dan Termohon menyatakan tidak ada lagi alat bukti yang hendak diajukan, Pemohon lalu berkesimpulan bahwa ia tetap pada permohonannya untuk mengakhiri ikatan perkawinannya dengan Termohon melalui perceraian dan memohon agar Majelis Hakim menjatuhkan putusannya. Sementara Termohon berkesimpulan bahwa ia tidak merasa keberatan atas permohonan Pemohon dengan menuntut balik seperti yang tersebut dalam jawaban dan dupliknya dan memohon Majelis Hakim agar menjatuhkan putusannya ; Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini, Majelis Hakim menunjuk kepada Berita Acara Persidangan pemeriksaan perkara ini dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini ;

8 8 Dalam Konvensi TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana terurai diatas ; Menimbang, bahwa ketentuan Pasal 2 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi telah dilaksanakan namun upaya damai tidak berhasil ;-- Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 beserta penjelasannya, Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar dapat rukun kembali dalam membina rumah tangganya, tetapi tidak berhasil, karena Pemohon menyatakan sudah sulit untuk dapat rukun kembali dalam membina rumah tangga mereka ; Menimbang, bahwa permohonan yang diajukan oleh Pemohon adalah permohonan perceraian yang termasuk dalam sengketa perkawinan dan berdasarkan ketentuan Pasal 49 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 beserta penjelasannya, Pengadilan Agama berwenang untuk mengadili perkara-perkara di bidang perkawinan yang antara lain adalah perkara permohonan cerai talak, oleh karenanya perkara ini termasuk dalam kompetensi absolut Pengadilan Agama ; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon yang diakui oleh Termohon dan dibuktikan dengan bukti P.1 (Kartu Tanda Penduduk), terbukti Pemohon dan Termohon berdomisili dalam wilayah hukum Pengadilan Agama Pasir Pengaraian, sesuai dengan ketentuan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 beserta penjelasannya, Pemohon telah tepat mengajukan permohonannya ke Pengadilan Agama Pasir Pengaraian, karena perkara ini termasuk kewenangan relatif Pengadilan Agama Pasir Pengaraian ; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 (Kutipan Akta Nikah) terbukti Pemohon dan Termohon telah menikah pada tanggal 28 Pebruari 2002, dengan demikian sejak tanggal pernikahan tersebut Pemohon dan Termohon terikat dalam ikatan perkawinan yang sah sebagai suami isteri, hal tersebut sejalan dengan maksud Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu Pemohon dan Termohon dinyatakan berkualitas untuk bertindak sebagai para pihak dalam perkara ini ;

9 9 Menimbang, bahwa dengan adanya hubungan hukum antara Pemohon dan Termohon sebagai pasangan suami isteri, maka menjadi logis permohonan yang diajukan oleh Pemohon, karena menurut logika hukum tidak mungkin ada permohonan cerai talak, jika tidak ada pernikahan sebelumnya ; Menimbang, bahwa dalil-dalil yang menjadi alasan Pemohon mengajukan permohonan cerai talak terhadap Termohon adalah bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak setahun yang lalu mulai terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain, padahal Pemohon tidak berbuat seperti yang dituduhkan oleh Termohon, sehingga pertengkaran berlangsung terus menerus, pada bulan Juni 2010 Pemohon mengizinkan Termohon pergi menengok orang tuanya yang sedang sakit di Aceh tapi setelah itu Termohon tidak mau lagi kembali ke rumah kediaman bersama sehingga sejak itu terjadi perpisahan tempat tinggal antara Pemohon dan Termohon hingga sekarang, oleh karena itu Pemohon berkesimpulan bahwa sudah tidak ada harapan bagi Pemohon dan Termohon untuk rukun lagi, alasan mana mengacu kepada alasan perceraian sebagaimana tersebut dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu permohonan tersebut patut untuk dipertimbangkan ; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil permohonan Pemohon tersebut, Termohon menyampaikan jawabannya secara lisan yang pada intinya mengakui adanya pertengkaran antara Pemohon dan Termohon dengan menegaskan bahwa penyebab pertengkaran adalah perselingkuhan yang dilakukan oleh Pemohon dengan perempuan lain, hal itu memang benar-benar terjadi, bukan tuduhan Termohon yang mengada-ada ; Menimbang, bahwa walaupun alasan permohonan yang didalilkan oleh Pemohon sudah diakui kebenarannya oleh Termohon, tetapi karena perkara ini adalah sengketa perkawinan yang diajukan dengan alasan sebagaimana alasan perceraian yang tersebut diatas, maka berdasarkan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, maka perlu didengar keterangan dari pihak keluarga atau orangorang dekat dengan suami isteri tersebut ; Menimbang, bahwa untuk melaksanakan beban pembuktian tersebut, Pemohon menghadirkan dua orang saksi yaitu kakak ipar Pemohon sebagai saksi keluarga dan tetangga Pemohon sebagai saksi orang yang dekat dengan Pemohon dan

10 10 Termohon, demikian juga Termohon juga menghadirkan seorang saksi yaitu kakak kandung Termohon, yang ketiga saksi tersebut telah memenuhi syarat-syarat formil sebagai saksi dan adanya kesesuaian antara keterangan seorang saksi dengan saksi lainnya seperti yang disyaratkan dalam Pasal 309 R.Bg., sehingga keterangan tiga saksi tersebut dapat dipertimbangkan ; Menimbang, bahwa ketiga saksi tersebut memberikan keterangan-keterangan berdasarkan pengetahuan yang sebagian besar diperoleh dari penjelasan orang lain yang apabila dihubungkan dengan keterangan Pemohon dan Termohon, maka Majelis Hakim memiliki persangkaan yang kuat sehingga ditemukan fakta-fakta kejadian di persidangan sebagai berikut : Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah sejak tanggal 28 Pebruari 2002 dan telah dikaruniai dua orang anak ; Bahwa semula antara Pemohon dan Termohon rukun sebagai suami isteri, namun sejak setahun terakhir, tidak lagi harmonis karena sering terjadi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon yang disebabkan adanya indikasi Pemohon memiliki hubungan yang dekat dengan perempuan lain yang tidak dikenal oleh Termohon ; Bahwa sejak bulan Juni 2010 terjadi perpisahan tempat tinggal antara Pemohon dan Termohon karena Termohon yang awalnya diizinkan oleh Pemohon untuk menengok orang tuanya di Aceh yang sedang sakit, tidak bersedia kembali lagi ke rumah kediaman bersama hingga sekarang ; Bahwa Pemohon dan Termohon sudah sama-sama tidak mau rukun lagi ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta kejadian tersebut, Majelis Hakim menemukan beberapa indikator sebagai berikut ; Bahwa pertengkaran antara Pemohon dan Termohon sudah berlangsung lama ; Bahwa keengganan Termohon untuk kembali ke rumah kediaman bersama yang menyebabkan perpisahan tempat tinggal antara Pemohon dan Termohon dilatarbelakangi oleh pertengkaran tersebut ; Bahwa rumah tangga antara Pemohon dan Termohon tidak mungkin dapat didamaikan lagi ; Menimbang, bahwa berdasarkan beberapa indikator tersebut, Majelis Hakim dapat menarik kesimpulan bahwa alasan perceraian yang didalilkan oleh Pemohon telah memenuhi maksud dan dapat dikwalifisir kedalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1

11 11 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu permohonan Pemohon tersebut patut untuk dipertimbangkan ; Menimbang, bahwa dengan telah terpenuhinya alasan perceraian seperti tersebut diatas, serta selama persidangan berlangsung Pemohon tidak memiliki itikad baik untuk rukun kembali dengan Termohon, Majelis Hakim berpendapat bahwa ikatan perkawinan keduanya telah rapuh dan tujuan perkawinan sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan tersebut dalam Surat ar-rum ayat 21 yaitu membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah tidak mungkin dicapai lagi, maka lebih baik untuk mengakhiri rumah tangga antara Pemohon dan Termohon dengan perceraian daripada memaksakan untuk menyatukannya lagi ; Menimbang, bahwa dengan melihat kondisi obyektif rumah tangga Pemohon dan Termohon sebagaiman telah terurai diatas, Majelis Hakim berkesimpulan telah cukup alasan untuk mengabulkan permohonan Pemohon tersebut dan mencantumkannya dalam amar putusan ini ; Dalam Rekonvensi Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi/Termohon Konvensi dalam jawabannya telah mengajukan tuntutan berupa nafkah lampau, nafkah iddah, mut ah dan nafkah untuk dua orang anak ; Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat Rekonvensi yang diajukan bersamasama dengan jawabannya tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 158 ayat (1) R.Bg. dan objek tuntutannya sesuai dengan ketentuan Pasal 86 ayat (1) Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 beserta penjelasannya, oleh karenanya gugatan Penggugat Rekonvensi secara formil dapat diterima ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi dalam kesimpulannya mempertahankan gugatan rekonvensinya, yaitu (1) nafkah lampau selama setahun sebesar Rp ,- (empat juta rupiah), (2) nafkah iddah sebesar Rp ,- (dua juta rupiah), (3) mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (satu juta rupiah), (4) nafkah untuk dua orang anak sebesar Rp ,- (satu juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut dewasa ;

12 12 Menimbang, bahwa terhadap gugatan balik (rekonvensi) tersebut, Tergugat Rekonvensi/Pemohon Konvensi menyanggupi sebagai berikut (1) nafkah lampau selama setahun sebesar Rp ,- (dua juta rupiah), (2) nafkah untuk dua orang anak sebesar Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut dewasa, sedangkan untuk nafkah iddah dan mut ah, Tergugat Rekonvensi tidak bersedia memenuhinya ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberikan waktu yang seluasluasnya kepada Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi untuk memusyawarahkan tentang seluruh nafkah yang dituntut oleh Penggugat Rekonvensi tersebut, akan tetapi tidak ada kesepakatan antara Penggugat Rekonvensi dengan Tergugat Rekonvensi mengenai tuntutan rekonvensi tersebut diatas, maka Majelis Hakim akan memutuskan sendiri mengenai hal tersebut ; Menimbang, bahwa menurut keterangan Tergugat Rekonvensi yang tidak dibantah Penggugat Rekonvensi dan dikuatkan oleh keterangan para saksi, telah terbukti bahwa Penggugat Rekonvensi yang diizinkan oleh Tergugat Rekonvensi untuk pergi ke tempat orang tuanya di Aceh, ternyata tidak kembali lagi dengan alasan apapun walaupun sudah diminta oleh Tergugat Rekonvensi untuk segera kembali, tersebut mengakibatkan Tergugat Rekonvensi menderita lahir batin, dengan demikian maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat Rekonvensi telah berbuat nusyuz ; Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat Rekonvensi telah berbuat nusyuz, maka menurut ketentuan Pasal 149 huruf (b) dan Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam, Penggugat Rekonvensi tidak berhak mendapatkan nafkah iddah, oleh karena itu tuntutan Penggugat Rekonvensi akan nafkah iddah tidak perlu dipertimbangkan ; Menimbang, bahwa menurut keterangan Tergugat Rekonvensi yang tidak dibantah oleh Penggugat Rekonvensi dan dikuatkan oleh keterangan saksi bahwa penghasilan Tergugat Rekonvensi setiap bulannya sebesar Rp ,- (satu juta dua ratus ribu rupiah), dengan mempertimbangkan hal tersebut dan standar biaya hidup sekarang ini, maka Majelis Hakim berpendapat sangan wajar dan telah memenuhi rasa keadilan apabila Tergugat Rekonvensi dihukum untuk memberikan kepada Penggugat Rekonvensi, yaitu (1) nafkah lampau selama setahun sebesar Rp ,- (dua juta rupiah), (2) mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (satu juta rupiah), (3) nafkah untuk dua orang anak sebesar Rp ,- (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut dewasa dan akan dicantumkan dalam amar putusan ini ;

13 13 Dalam Konvensi dan Rekonvensi Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang hukum perkawinan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 beserta penjelasannya, biaya perkara dibebankan kepada Pemohon ;--- Menimbang, bahwa dengan memperhatikan semua peraturan perundangundangan yang berlaku dan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I Dalam Konvensi 1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya ; Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (TERMOHON) didepan sidang Pengadilan Agama Pasir Pengaraian ;--- Dalam Rekonvensi 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi sebagian ; Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk memberikan kepada Penggugat Rekonvensi berupa : nafkah lampau selama setahun sebesar Rp ,- (dua juta rupiah) ; mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (satu juta rupiah) ; nafkah untuk dua orang anak sebesar Rp ,- (enam ratus ribu rupiah) setiap bulan sampai anak-anak tersebut dewasa ; Menolak untuk selain dan selebihnya ; Dalam Konvensi dan Rekonvensi Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (tiga ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) ; Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasir Pengaraian pada hari Jum at tanggal 13 Mei 2011 Masehi bertepatan tanggal 9 Jumadil Tsaniyah 1432 Hijriyah oleh A. Riza Suaidi, S.Ag., M.H.I. sebagai Ketua Majelis Hakim, Ramadaniar, S.H.I. dan Erni Melita Kurnia Lestari, S.H.I., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari

14 14 Senin tanggal 30 Mei 2011 Masehi bertepatan tanggal 26 Jumadil Tsaniyah 1432 Hijriyah diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Edlerman, A.Md. Panitera Muda Permohonan sebagai Panitera Sidang serta dihadiri pula oleh Pemohon diluar hadirnya Termohon Ketua Majelis Hakim A.RIZA SUAIDI, S.Ag., M.H.I. Hakim Anggota Hakim Anggota RAMADANIAR, S.H.I. ERNI MELITA KURNIA LESTARI, S.H.I. Panitera Muda Permohonan EDLERMAN, A.Md. Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Pendaftaran 2. Biaya Proses 3. Biaya Panggilan 4. Biaya Materai 5. Biaya Redaksi Rp Rp Rp Rp Rp , , , , ,- J u m l a h Rp ,-