PUTUSAN Nomor : 85/Pdt.G/2010/PA.Pkc

Transkripsi

1 PUTUSAN Nomor : 85/Pdt.G/2010/PA.Pkc BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASAR KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh: persidangan; PEMOHON, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan wiraswasta, tempat tinggal di PELALAWAN, selanjutnya disebut Pemohon; M E L A W A N TERMOHON umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, Pengadilan Agama tersebut; pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di PELALAWAN, selanjutnya disebut Termohon; Setelah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan; Setelah mendengar keterangan Pemohon, Termohon dan saksi-saksi di TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan surat permohonan tanggal 09 April 2010 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci dengan perkara Nomor : 85/Pdt.G/2010/PA.Pkc. tanggal 09 April 2010 telah mengajukan dalil-dalil yang pada pokoknya berikut: 1 adalah sebagai - Bahwa Pemohon dengan Termohon telah menikah pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2008 sebagaimana telah tercatat dalam Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 137/12/VIII/2008, tanggal 14 Agustus 2008 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, dan selama masa perkawinan tersebut telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK, umur 9 bulan ; - Bahwa setelah akad nikah, Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Termohon di Banjar Panjang, sekitar 1 (satu) minggu, kemudian pindah ke rumah orang tua Pemohon di Desa Sialang Indah, selama 1(satu) tahun. Setelah itu, Pemohon dengan Termohon hidup bersama berpindah-pindah, kadang-kadang di rumah orang tua Pemohon dan di rumah orang tua Termohon;

2 - Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon hidup rukun selama satu tahun, setelah itu tidak rukun lagi karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan : a. Termohon tidak mau mengikuti nasehat Pemohon; b. Termohon lebih mementingkan diri sendiri daripada Termohon; c. Termohon sering membantah dan sering minta cerai, apabila Pemohon menasehati Termohon; - Bahwa puncak perslisihan antara Pemohon dengan Termohon terjadi pada bulan Januari 2010, di mana Pemohon bertengkar dengan Termohon yang disebabkan karena Pemohon mangajak Termohon pindah ke rumah sendiri, namun Termohon menolak, bahkan Termohon memilih bercerai dan minta dipulangkan ke rumah orang tuanya. Sejak kejadian tersebut, Pemohon dengan Termohon telah pisah tempat tinggal sampai sekarang; - Bahwa selama berpisah tempat tinggal, pemohon telah berusaha mengajak Termohon pulang ke rumah, namun Termohon tidak mau bahkan menyuruh Pemohon agar segera mengurus perceraian; - Bahwa Pemohon sanggup untuk membayar biaya yang timbul guna penyelesaian perkara ini; Berdasarkan dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci Cq. Majelis Hakim, untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: 1. Memberikan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Atau menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, Pemohon dan Termohon hadir menghadap di persidangan, kemudian ketua Majelis memberikan kesempatan kepada Pemohon dan Termohon untuk melaksanakan perdamaian melalui mediasi dengan Hakim Mediator SYAFRUDDIN, S.Ag., namun upaya tersebut tidak berhasil, dan Majelis Hakim pada setiap persidangan telah berusaha mendamaikan kedua belah pihak agar tetap rukun dan mempertahankan rumah tangganya, tetapi usaha tersebut tidak berhasil dan Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya; Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon; 2

3 Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon mengajukan jawaban secara tertulis yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : - Bahwa pada pokoknya, Termohon membenarkan dan mengakui dalil-dalil permohonan Pemohon, kecuali yang secara tegas dibantah oleh Termohon; - Bahwa benar Pemohon telah melangsungkan akad nikah pada tanggal 11 Agustus 2008 di kantor Urusan Agama Kecamatan Kerumutan dan telah dikaruniai satu orang anak bernama ANAK; - Bahwa benar rumah tangga Pemohon dengan Termohon rukun dan harmonis selama satu tahun, setelah itu tidak harmonis karena masalah tempat tinggal yang belum tetap; - Bahwa tidak benar Termohon lebih mementingkan orang tua Termohon, mungkin hanya perasaan Pemohon; - Bahwa tidak benar Termohon sering meminta cerai kepada Pemohon; - Bahwa masalah tempat tinggal merupakan penyebab pokok perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon; - Bahwa selama pisah tempat tinggal sejak bulan Januari 2010, Pemohon tidak memberikan nafkah kepada Termohon sampai sekarang; - Bahwa Termohon tidak keberatan bercerai dengan Pemohon; Menimbang, bahwa atas jawaban Termohon tersebut, Pemohon mengajukan replik secara lisan pada tanggal 04 Mei 2010 yang pada pokoknya bahwa Pemohon tetap berpegang pada dalil-dalil permohonannya kecuali yang secara tegas dibantah oleh Pemohon dengan keterangan tambahan bahwa benar masalah tempat tinggal merupakan masalah pokok yang menyebab perselisihan antara Pemohon dengan Termohon; Menimbang, bahwa atas Replik Pemohon tersebut, Termohon mengajukan duplik secara lisan pada tanggal 4 Mei 2010 yang pada pokoknya tetap pada jawabannya semula; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil permohonannya Pemohon mengajukan alat bukti tertulis berupa Foto copy Buku Kutipan Akta Nikah Nomor : 137/12/VIII/2008, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, tanggal 14 Agustus 2008, Foto copy tersebut bermeterai cukup, telah dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci, serta telah dicocokan dengan aslinya, bukti P.1; Menimbang, bahwa selain bukti surat, Pemohon mengajukan bukti saksi dari pihak keluarga kedua belah pihak yaitu: 3

4 1. SAKSI PERTAMA, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, bertempat tinggal di PELALAWAN, di bawah sumpahnya telah menerangkan sebagai berikut: - Bahwa saksi adalah kakak ipar Pemohon, dan benar Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri dan telah dikaruniai seorang anak; - Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon akhir-akhir ini tidak rukun karena ada masalah tempat tinggal. Pemohon tidak betah tinggal di rumah Termohon dan Termohon juga tidak betah tinggal di rumah orang tua Pemohon; - Bahwa Pemohon telah pisah tempat tinggal dengan Termohon sejak 3 (tiga) bulan yang lalu, di mana Termohon yang pergi meninggalkan Pemohon; - Bahwa selama pisah tempat tinggal, Pemohon tidak memberikan nafkah kepada Termohon dan tidak pula pernah menjemput Termohon; 2. SAKSI KEDUAumur 38 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di PELALAWAN, menerangkan di bawah sumpahnya di persidangan sebagai berikut: - Bahwa saksi adalah bibi Termohon; - Bahwa benar Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami istri dan telah dikaruniai seorang anak; - Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak harmonis disebabkan masalah tempat tinggal, di mana Pemohon dengan Termohon sering berpindah tempat tinggal, kadang-kadang di rumah orang tua Pemohon dan di rumah orang tua Termohon, namun Pemohon merasa tidak betah jika tinggal bersama di rumah orang tua Termohon, begitu juga sebaliknya dengan Termohon tidak betah tinggal di rumah orang tua Pemohon; - Bahwa Pemohon telah pisah tempat tinggal dengan Termohon sejak 3 (tiga) bulan yang lalu sampai sekarang, Pemohon mengantar pulang Termohon ke rumah orang tuanya ; Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi-saksi tersebut di atas, Pemohon dan Termohon membenarkan dan menyatakan tidak keberatan, kecuali terhadap keterangan saksi pertama tentang menjemput Termohon, menurut Pemohon, yang benar adalah Pemohon pernah menjemput Termohon di rumah orang tuanya ; 4

5 Menimbang, bahwa Pemohon menyampaikan kesimpulan secara lisan yang pada pokoknya tetap pada permohonan Pemohon, sedangkan Termohon menyampaikan kesimpulan secara lisan bahwa Termohon tidak keberatan bercerai; Menimbang, bahwa dalam persidangan Pemohon menyatakan kesediaan atau kesanggupannya untuk memberikan nafkah iddah selama masa iddah sebesar ,- (Sembilan ratus ribu rupiah), mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (Dua ratus ribu rupiah) dan nafkah untuk 1 (satu) orang anak sebesar Rp ,- (Dua ratus ribu rupiah) kepada Termohon jika sekiranya Pemohon terlaksana menjatuhkan talak kepada Termohon, dan Termohon dalam persidangan menyatakan menerima atas kesanggupan Pemohon tersebut; Menimbang, bahwa kemudian Pemohon dan Termohon tidak mengajukan sesuatu lagi dalam persidangan dan selanjutnya mohon putusan ; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang tercantum dalam berita acara sidang dianggap telah termuat dalam putusan ini; TENTANG HUKUM Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari permohonan Pemohon sebagaimana diuraikan diatas ; Menimbang, bahwa sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan, terhadap perkara ini telah dilaksanakan perdamaian melalui mediasi dengan Hakim mediator Syafruddin, S.Ag., namun usaha tersebut tidak berhasil; Menimbang, bahwa dalam setiap persidangan, Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon, sesuai ketentuan Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undangundang Nomor 50 Tahun 2009, namun usaha tersebut juga tidak berhasil; Menimbang, bahwa alat bukti P.1 telah memenuhi syarat formal dan materiil pembuktian. Oleh karena itu, alat bukti tersebut dapat diterima dan dipertimbangkan, dan berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, harus dinyatakan terbukti bahwa Pemohon dengan Termohon masih terikat dalam tali perkawinan yang sah dan belum pernah bercerai secara hukum; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dari permohonan Pemohon adalah kondisi rumah tangganya sudah tidak harmonis lagi karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran, disebabkan karena Termohon tidak mau mengikuti nasehat Pemohon, sering membantah dan sering minta cerai, Termohon lebih mementingkan orang tuanya daripada Pemohon; 5

6 Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya telah mengakui bahwa rumah tangganya sudah tidak harmonis lagi sejak 1 (satu) tahun setelah menikah karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga, namun Termohon membantah penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran, menurut Termohon penyebab utamanya adalah masalah tempat tinggal, di mana Pemohon tidak betah tinggal di rumah orang tua Termohon dan Termohon tidak betah tinggal di rumah orang tua Pemohon; Menimbang, bahwa Pemohon dalam repliknya menyatakan tetap pada dalil permohonannya dan membenarkan masalah tempat tinggal juga merupakan faktor penyebab perselisihan dan pertengkaran; Menimbang, bahwa Termohon dalam dupliknya menyampaikan tetap pada jawaban Termohon; Menimbang, bahwa oleh karena alasan cerai yang diajukan oleh Pemohon adalah terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang sulit untuk dirukunkan kembali, maka untuk memenuhi ketentuan Pasal 76 ayat (1) Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, kedua belah pihak tetap dibebani agar menghadirkan keluarga atau orang dekat untuk didengar keterangannya dalam persidangan; Menimbang, bahwa saksi yang dihadirkan oleh Pemohon dan Termohon dalam persidangan telah memenuhi syarat formal dan materiil pembuktian, maka saksi-saksi tersebut beserta keterangannya dapat diterima dan dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa keterangan dua orang saksi masing-masing bernama SAKSI di bawah sumpahnya menyatakan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran bahkan antara Pemohon dengan Termohon dan telah berpisah tempat tinggal sejak 3 (Tiga) bulan yang lalu sampai sekarang; Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Termohon dan keterangan saksi-saksi yang diajukan kedua belah pihak, maka Majelis telah menemukan fakta dalam persidangan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sulit untuk rukun kembali. Dengan demikian alasan perceraian yang diajukan Pemohon telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam. Oleh karena itu Pemohon telah dapat membuktikan dalil-dalil 6

7 permohonannya dan cukuplah alasan hukum Pemohon untuk menceraikan Termohon; Menimbang, bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus antara suami isteri in casu Pemohon dengan Termohon sangat buruk pengaruhnya terhadap suatu rumah tangga siapapun pihak yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran, karena itu dalam rangka tasrihun bi ihsan Majelis Hakim tidak mempertimbangkan sumber penyebabnya, akan tetapi sematamata melihat kepentingan suami isteri itu sendiri, sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, antara lain dalam putusannya No. 266 K/Ag/1993 tanggal 25 Juni 1994; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka permohonan Pemohon untuk menceraikan Termohon dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 70 ayat (3) Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Pemohon baru dapat mengucapkan ikrar talaknya setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap, dan sidang penyaksian ikrar talak akan ditentukan kemudian; Menimbang, bahwa dalam rangka mewujudkan perceraian yang adil dan ihsan serta melindungi bekas isteri dalam masa iddah, maka berdasarkan ketentuan pasal 41 huruf (c) Undang-Undang No.1 tahun 1974, Majelis Hakim secara ex officio dapat menetapkan kepada seorang suami yang menceraikan isterinya harus diberi kesempatan menurut hukum untuk memenuhi segala kewajibannya yang menjadi hak isteri sebagai akibat talak; Menimbang, bahwa akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah timbulnya biaya hadhonah dan nafkah anak, serta dalam rangka melindungi kepentingan dan kelangsungan hidup anak, maka berdasarkan ketentuan pasal 41 huruf (b) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 149 huruf (d), pasal 156 huruf (d) Kompilasi Hukum Islam bahwa semua biaya hadlonah dan nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri (21 tahun); Menimbang, bahwa kewajiban suami dalam hal ini Pemohon tersebut adalah sebagai berikut; a. Memberikan Mut`ah atau pesangon yang layak kepada bekas isteri; b. Memberikan keperluan penghidupan (makan dan minum), maskan (tempat tinggal) dan kiswah (pakaian) kepada bekas isteri selama masa iddah; 7

8 c. Memberikan biaya hadhonah untuk anak-anaknya yang belum mencapai usia 21 tahun; Menimbang, bahwa mengenai besarnya mut`ah, nafkah iddah dan nafkah anak, harus dipertimbangkan secara adil dan patut berdasarkan kemampuan suami dan kebutuhan isteri secara layak, dan dalam persidangan Pemohon telah menyampaikan kesanggupannya untuk memberikan nafkah iddah selama masa iddah sebesar Rp ,- (Sembilan ratus ribu rupiah), mut`ah berupa uang sebesar Rp ,- (Dua ratus ribu rupiah), dan nafkah untuk satu orang anak minimal sebesar Rp ,- (Dua ratus ribu rupiah) perbulan sampai anak dewasa/mandiri, dan Termohon menyatakan menerima kesanggupan Pemohon tersebut, hal yang demikian menurut Majelis Hakim telah dipandang adil dan ihsan. Untuk itu kesanggupan Pemohon tersebut dapat dibenarkan oleh Majelis Hakim dan akan dituangkan dalam amar putusan; Menimbang, bahwa mengenai kewajiban membayar mut`ah, nafkah iddah tersebut adalah melekat secara langsung dengan hak talak suami yang merupakan satu kesatuan dengan putusan ijin ikrar talak; Menimbang, bahwa perkara ini menyangkut bidang perkawinan sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon; Mengingat semua ketentuan hukum yang berlaku yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON), untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci; 3. Menghukum Pemohon untuk membayar kewajibannya kepada Termohon sebagai akibat perceraian sebagai berikut: 3.1. Nafkah selama masa iddah sebesar Rp ,- (Sembilan ratus ribu rupiah); 3.2. Nafkah anak Pemohon dengan Termohon yang bernama ANAK, sekarang umur 11 (sebelas) bulan, minimal sebesar Rp ,- (dua ratus ribu rupiah) per bulan, sampai anak dewasa atau hidup mandiri ; 3.3. Mut ah berupa uang sebesar Rp ,- (Dua ratus ribu rupiah). 8

9 4. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp ,- (Dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci pada hari Selasa tanggal 04 Mei 2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Awwal 1431 Hijriyah, oleh Majelis Hakim yang terdiri dari Drs. ASFAWI, MH. sebagai Ketua Majelis, SYAFRUDDIN, S.Ag. dan MASHURI, S.Ag. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan didampingi oleh Hakim-hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh M. AFRIZAL, SH. sebagai Panitera Sidang serta dihadiri oleh Pemohon dan Termohon; KETUA MAJELIS ttd. HAKIM ANGGOTA Drs. ASFAWI, M.H HAKIM ANGGOTA ttdd. ttd SYAFRUDDIN, S.Ag. PANITERA SIDANG MASHURI, S.Ag ttd. M. AFRIZAL, S.H Perincian biaya: 1. Biaya Pendaftaran Rp ,- 2. Biaya Proses Rp ,- 3. Biaya Panggilan Rp ,- 4. Redaksi Rp ,- 5. Meterai Rp , J u m l a h Rp ,- (Dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) 9