Rosari Saleh dan Sutarto. Bab yang akan dipelajari: Tujuan Pembelajaran:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rosari Saleh dan Sutarto. Bab yang akan dipelajari: Tujuan Pembelajaran:"

Transkripsi

1 Meda litrik da meda maget dapat merambat melalui ruag dalam betuk gelombag elektromagetik dega kecepata 3 x 0 8 m/. Kecepata terebut tidak lai adalah kecepata cahaya. Keimpula mecegagka kedua yag diperoleh Maxwell adalah bahwa cahaya itu ediri tidak lai adalah gleombag elektromagetik. Pada bab ii kita aka mempelajari bagaimaa ifat-ifat daar cahaya da rambataya dalam medium tertetu. Karea cahaya merupaka gelombag gelombag elektromagetik, cahay dapat merambat melalui ruag hampa. Cahaya memiliki ifat-ifat gelombag eperti dapat dipatulka, megalami pembiaa da lai ebagaiya. Sebelum peemua Eitei, cahaya dipercaya ebagai kuatita yag berifat gelombag. Dalam ekperime yag dilakukaya, efek fotolitrik, Eitei berhail membuktika bahwa cahay juga memiliki ifat partikel karea dapat beriteraki dega elektro pada permukaa logam. Bab yag aka dipelajari:. Sifat Daar Cahaya. Kecepata Rambat Cahaya 3. Pegukura Kecepata Rambat Cahaya 4. Kapa Gelombag Cahaya diaggap ebagai Berka Cahaya 5. Refleki da Refraki 6. Refleki Iteral Total 7. Hambura Cahaya 8. Priip Huyge 9. Priip Fermat Tujua Pembelajara:. Mejelaka koep cahaya da meghubugkaya dega gelombag permukaa.. Mejelaka hukum refleki da refraki cahaya. 3. Mejelaka kodii yag meghailka refleki total pada bidag bata. 4. Mejelaka terbetukya cahaya terpolariai dari cahaya biaa. 5. Megguaka priip Huyge dalam megaalia refleki da refraki.

2

3 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 59 Cahaya bukalah feomea aig bagi kita. Setiap hari kita elalu berigguga dega cahaya. Fakta bahwa utuk dapat melihat uatu beda haru ada eberka cahaya yag dipatulka dari beda ke mata kita maki mempertega betapa petigya pera cahaya dalam kehidupa kita. Saat berada di huta belatara yag lebat, kita dapat melihat alur-alur cahaya matahari di pagi hari membetuk berka gari luru. Sebuah edok yag dimaukka ke dalam gela yag diii air dari udut padag tertetu, edok terebut terlihat eolah-olah patah. Jika air dalam gela dituag kemudia kita melihat edok maka edok terebut terlihat utuh. Efek edok patah diebabka karea cahaya mejalar pada dua medium yag berbeda yaitu dari udara kemudia ke air. Peritiwa emacam itu diebabka karea cahaya megalami refraki. Pada Bab Buyi, kita telah mempelajari bahwa alah atu ifat buyi adalah dapat dipatulka. Jika Ada meghadap ke ebuah tebig atau berada pada ebuah gedug kemudia Ada berteriak, maka Ada aka medegar buyi patula yag ama peri dega teriaka Ada. Cahaya juga memiliki ifat emacam itu yaitu dapat dipatulka. Namu demikia, tidak emua permukaa dapat mematulka cahaya. Salah atu jei permukaa yag dapat mematulka cahaya cotohya adalah cermi. Berka-berka cahaya yag terdiri dari berbagai wara membetuk formai etegah ligkara di agkaa lua etelah huja reda, ugguh agat idah dipadag mata. Dari maa aalya wara-wara cahaya meakjubka terebut? Berka-berka cahaya wara-wari yag lazim diebut pelagi itu teryata adalah hail diperi cahaya matahari oleh butira-butira air huja. Feomea emacam itu teryata dapat dapat diamati megguaka prima egitiga. Jika prima terebut kita cahayai dega berka cahaya putih maka pada layar aka terlihat dereta wara-wara yag ama dega wara yag meyuu pelagi. Peritiwa ederhaa terebut teryata telah memberika pemahama baru bahwa eberka cahaya putih merupaka kompoii dari beberapa cahaya dega wara yag berbeda-beda. Maih bayak lagi feomea yag terkait dega cahaya. Pegkajia terhadap feomea cahaya telah dimulai ejak lama. Dari catata ejarah diketahui bahwa Galileo telah mulai melakuka ivetigai terhadap kecepata rambat cahaya. Galileo melakuka ekperime pegukura kecepata cahaya berdaarka alaa yag logi bahwa

4 60 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya cahaya tidak dega tiba-tiba mucul. Cahaya ditramiika dari atu tempat ke tempat lai. Hal ii tetu aja megail ide bahwa cahaya haru memiliki uatu ilai bata kecepata tertetu. Newto, orag palig brilia pada zamaya, turut megemukaka ideya megeai cahaya. Dalam udut padagya, Newto megaumika bahwa cahaya merupaka egerombola partikel. Dega model teori emacam ii, feomea-feomea cahaya yag dapat diamati pada aat itu dapat dijelaka dega agat memuaka. Maih pada maa Newto, udut padag lai yag beruaha mejelaka cahaya dikemukaka oleh Chritia Huyge. Bermula dari ide Robert Hooke bahwa cahaya dihailka dari oilai uatu medium yag etah apa amaya, Huyge kemudia mecetuka ide bahwa cahaya merupaka gelombag buka partikel eperti yag diwartaka oleh teori Newto. Dega berkembagya zama yag diirigi dega kemajua ilmu pegetahua, berbagai ekperime da pegatama dilakuka utuk meguji kebeara teori-teori cahaya. Sekitar 4 tahu etelah Huyge megemuka teori gelombag cahaya, Thoma youg berhail megklarifikai kebeara teori gelombag Huyge melalui ekperimeya yag terkeal higga ekarag, percobaa celah gada Youg. Ekperime terebut meghailka pola iterferei da difraki yag otabeeya tidak tercakup dalam teori partikel Newto. Peritiwa iterferei da difraki merupaka feomea yag haya dimiliki oleh gelombag. Karea cahaya memiliki ifat-ifat gelombag maka diimpulka bahwa cahaya adalah gelombag, buka partikel. Teori gelombag terbukti dapat mejelaka peritiwa-peritiwa eperti pematula, pembiaa, da ejeiya yag dahulu dijelaka dari udut padag cahaya ebagai partikel. Maxwell yag berhail meitei hail ekperime dalam ebuah teori tuggal, teori elektromagetik, megemukaka bahwa meda litrik da meda maget dapat mejalar melalui ruag dalam betuk gelombag. Hipotei Maxwell ii medapat kofirmai yag meggembiraka karea hipotei terebut teryata bear. Meda litrik da meda maget dapat merambat melalui ruag dalam betuk gelombag elektromagetik. Salah eorag yag berjaa dalam peemua bear itu adalah Hertz, yag amaya kemudia diguaka ebagai atua frekuei. Aalii ecara lebih teliti terhadap empat

5 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 6 peramaa Maxwell yag rumit itu teryata membawa pada keimpula lai yag tidak kalah mecegagka. Gelombag elektromagetik bergerak dega kecepata 3 x 0 8 m/. Kecepata itu tidak lai adalah kecepata cahaya. Mugkikah gelombag elektromagetik itu adalah cahaya? Atau ebalikya, mugkikah cahaya itu adalah gelombag elektromagetik? Kedua-duaya bear. Cahaya merupaka gelombag elektromagetik. Teori Maxwell ii mejadi pukula pamugka terhadap teori partikel Newto. Pada zama itu cahaya diyakii ebagai gelombag da oleh kareaya pejelaa terhadap feomea cahaya didaarka pada koep cahaya ebagai gelombag. Namu demikia, hampir 00 tahu etelah Thoma Youg melakuka ekperimeya yag terkeal itu, alah atu hail percobaa yag mejadi cikal bakal lahirya fiika moder, percobaa efek litrik oleh Albert Eitei, meemuka bahwa cahaya memiliki ifat-ifat partikel. Berbagai ekperime laiya kemudia megkofirmai temua Eitei terebut. Sekali lagi, para ilmuwa da ekolah-ekolah haru merevii buku ajarya khuuya pada bab gelombag. Karea cahaya memiliki kedua ifat partikel da gelombag maka haru ada teori yag mampu mejelaka perilaku dobel terebut. Teori terebut adalah mekaika kuatum, alah atu pecapaia itelektual mauia yag gemilag yag berhail medobrak logika pemikira mekaitik da determiitik yag elama beratu-ratu tahu medomiai pemikira mauia. Kecepata Cahaya Berbagai percobaa, da juga beradam metode, dilakuka para ilmuwa utuk megetahui kecpeata cahaya. Galileo megguaka cara tradiioal utuk melakuka pegukura kecepata cahaya. Dega batua temaya yag ia mita utuk berdiri di ata pucak ebuah bukit, Galileo berada pada bukti laiya yag berjarak ekitar 3 km, Galileo beruaha megukur eberapa lama waktu yag diguaka cahaya utuk merambat. Walaupu ecara priip metode yag diguaka Galileo valid amu karea keterbataa alat ukur Galileo tidak dapat meghailka ebuah agka yag meyataka kecepata cahaya. Pegukura laiya yag lebih itemati da moder, palig tidak lebih moder dibadig cara yag diguaka Galileo, adalah pegukura yag dilakuka oleh Ole Reomer. Reomer megguaka metode atroomi utuk meghitug kecepata cahaya

6 6 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya berdaarka data pegamata terhadap pergeraka plaet Jupiter. Reomer berhail meghitug bear kecepata cahaya yaitu ebear x 0 8 m/. Walaupu tidak tepat dega hail pegukura yag diperoleh dega alat moder, amu etidakya pegukura terebut telah berhail megkofirmai peryataa bahwa kecepata cahaya adalah terbata, artiya memiliki uatu ilai tertetu. Hail yag diperoleh Reomer terhitug cukup akurat karea orde agka yag ia peroleh ama dega orde pegukura yag akurat. Percobaa laiya dilakuka oleh Hippolyte Fizeau pada tahu 849. Fizeau megguaka itrume eperti tampak pada gambar berikut ii: Sumber cahaya Celah empit Pegamat Cahaya terpatul Cermi pematul Cermi ½ pematul Roda putar Cahaya datag Gambar. Skema percobaa yag diguaka Fizeau utuk megukur kecepata cahaya. Seberka cahaya dilewatka melalui celah. Dega megguaka cermi ½ pematul (cermi yag jika terkea cahaya maka ebagia cahaya aka diteruka edagka ebagiaya lagi dipatulka) cahaya datig diteruka ke cermi pematul. Cahaya dipatulka dari cermi meuju ke cermi ½ pematul da meuju ke pegamat. Roda yag diguaka memiliki gerigi da celah yag jika cahaya megeai gerigi maka tidak ada cahaya yag terpatul ke pegamat atau meuju ke cermi. Dari metode ii kecpeata cahaya ditetuka dega peramaa: vd c l

7 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 63 Yag maa v meyataka kecepata liier roda, D meyataka jarak roda ke cermi, l meyataka jarak atar celah pada roda, da c adalah kecepata cahaya. Berdaarka data hail yag diperolehya, Fizeau berhail meghitug kecepata cahaya ebear 3, x 0 8 m/. Hail pegukura Fizeau lebih akurat dibadig dega hail hituga Reomer. Dibadig dega data yag diterima aat ii, kecepata cahaya c m/, hail hituga Fizeau haya beberapa pere meleet. Alat yag diguaka Fizeau dimodifikai oleh Foucolt utuk megukur kecpeata cahaya. Hail yag diperoleh Foucolt tidak juah berbeda dega hail yag diperoleh Fizeau. Foucolt melakuka pegukura kecepata cahaya pada tahu 850. Pegukura laiya yag tak kalah militat adalah pegukura yag dilakuka oleh Michelo. Namu, pada aat itu, Michelo lebih termotivai utuk megetahui kebeara hipoteii eter ebagai medium rambata cahaya. Michelo meemuka bahwa kecepata cahaya adalah kota da bearya ekitar 3,0 x 0 8 m/. Dari bayak ekali hail ekperime yag dilakuka, aat ii ilai kecepata cahaya yag diterima adalah ebear c, x 0 8 m/. Dalam praktekya, ilai terebut kadag dibulatka mejadi 3,0 x 0 8 m/. Kapa Cahaya diaggap Sebagai Berka Cahaya? Pada Bab 3 kita telah mempelajari tetag gelombag elektromagetik. Cahaya merupaka gelombag elektromagetik. Suatu gelombag elektromagetik mejalar dalam arah tertetu dimaa meda litrik da meda maget bergetar pada arah yag tegak luru dega arah rambat gelombag terebut. Secara umum, gelombag elektromagetik memiliki betuk peramaa co (kz ωt). Pada Bab 5 Gelombag Mekaik kita telah mempelajari tetag terbetukya gelombag berdiri. Pada gelombag berdiri terdapat mode-mode pembetuka perut da impul gelombag. Gelombag elektormagetik memiliki fitur yag ama dega gelombag berdiri. Pada gelombag elektromagetik pola perut da impul terbetuk oleh meda maget da meda litrik. Walaupu tidak ama peri dega pola perut da impul pada gelombag berdiri (pada tali), amu pola-pola terebut dapat digambarka ebagai berikut:

8 64 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya Meda litrik Simpul Perut Meda maget Arah rambat cahaya Muka gelombag Gambar. Pola perut da impul gelombag pada gelombag elektromagetik. Diaumika bahwa meda litrik da meda maget memiliki fae getar yag ama. Bagia yag membetuk perut gelombag, pada egme dimaa amplitude meda maget da meda litrik kedua-duaya makimum, dapat diaggap ebagai muka gelombag. Muka gelombag merepreetaika bidag yag ormalya ejajar dega arah rambat meda litrik (da juga meda maget). Jika diaumika bahwa gelombag elektromagetik merambat pada arah z maka bidag gelombag terebut adalah bidag xy. Muka gelombag dapat dipilih utuk berbagai keadaa amplitude meda litrik. Muka gelombag dapat juga didefiiika pada titik dimaa amplitude meda litrik miimum. Dari udut padag yag lebih teki, muka gelombag didefiiika ebagai titik dimaa bidag (kz ωt) berilai kota. Mial kz ωt 0, maka kita peroleh z ωt/k ct. Dega memilih ilai kz ωt 0 berarti kita medefiiika muka gelombag pada aat amplitude meda litrik da meda maget makimum. Dari peramaa z ωt/k ct, dapat diketahui bahwa gelombag elektormagetik terebut dapat diaggap ebagai rambata muka-muka gelombag pada arah z

9 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 65 dimaa jarak yag ditempuh elama t merepreetaika jarak yag ditempuh pada arah z. 3 Refleki da Refraki Refleki atau pematula Cahaya datag Normal bidag Cahaya patul Sudut datag Cermi datar Sudut patul Refleki da refraki merupaka dua ifat cahaya. Refleki, yag dalam bahaa Idoeia diartika ebagai patula, merupaka proe dimaa berka cahaya yag megeai uatu permukaa dibelokka edemikia rupa ehigga arah rambataya berubah dimaa udut datag cahaya terebut ama dega udut patulya diukur relatif terhadap ormal bidag. Perhatika Gambar.3. Pada peritiwa pematula, udut cahaya datag adalah elalu ama dega udut cahaya patul diukur relatif terhadap ormal bidag ehigga pada ilutrai di ata udut θ ama dega udut θ. Peryataa terebut dikeal ebagai hukum pematula. Refraki atau pembiaa Gambar.3 Proe pematula cahaya. Cahaya datag megeai cermi datar da dipatulka. Ada maih igat alah atu ilutrai yag diguaka ebagai pembuka Bab, diebutka bahwa edok yag dimaukka dalam gela yag berii air aka terlihat eolah-olah patah. Efek edok patah ii diebabka oleh refraki atau pembiaa cahaya. Perhatika ilutrai berikut ii: Cahaya datag Normal bidag Cahaya patul Sudut datag Sudut patul Udara Kaca Cahaya Gambar.4 Diagram pembetuka refraki pada kaca. Cahaya datag dari udara meuju kaca. Sebagia cahaya dipatulka edagka ebagia lagi dibiaka.

10 66 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya Pembiaa cahaya ebearya adalah pritiwa pembeloka arah rambat cahaya karea cahaya mauk ke medium dimaa ideki bia medium terebut berbeda dega idek bia medium dimaa cahaya merambat ebelumya. Pada Gambar.4, cahaya datag dari medium udara da mauk ke medium kaca. Ideki bia kaca da udara berbeda. Cahaya megalami pembeloka litaa karea perbedaa idek bia terebut. Apa itu idek bia? Dalam percobaa yag dilakukaya, Fizeau berhail megamati bahwa kecepata cahaya di udara da di medium trapara memiliki bear yag berbeda. Kecepata cahaya cederug lebih kecil ketika cahaya terebut merambat melalui medium. Jika c meyataka kecpeata cahaya di ruag hampa da v meyataka kecepata cahaya di medium maka idek bia merupaka perbadiga dari dua kecpeata terebut. c ( ) v Cahaya yag merambat dari atu medium ke medium yag lai megalami perubaha kecepata. Kecepata cahaya berhubuga dega frekuei (f) da pajag gelombag (λ) dimaa: c λf ( ) Hubuga atara udut datag da udut bia pada proe pembiaa diberika oleh peraaa Selliu: θ ( 3) iθ i Peramaa ( 3) diebut juga dega hukum Selliu. da maig-maig meyataka idek bia medium () da medium (). Pada ilutrai di ata, medium () adalah udara edagka medium () adalah kaca. Medium () merujuk pada medium dimaa cahaya mula-mula merambat. Medium () merujuk pada medium dimaa cahaya dibiaka. Jika > maka cahaya aka dibiaka mejauhi gari ormal. Hal ii ama artiya dega udut bia lebih bear dibadig udut cahaya datag. Jika < maka cahaya aka dibiaka medekati gari ormal. Sudut bia lebih kecil dibadig cahaya datag.

11 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 67 4 Refleki Iteral Total da Diperi Refleki Iteral Total Ketika cahaya datag dari medium dega idek bia yag bear merambat ke medium yag memiliki idek bia lebih kecil maka cahaya aka dibiaka pada udut yag lebih bear dari udut datagya. Peritiwa pembiaa biaaya elalu diertai dega peritiwa pematula atau refleki. Perbedaa atara refleki da refraki adalah refleki terjadi pada medium yag ama edagka pembiaa terjadi pada medium yag berbeda. Pada uatu ilai udut tertetu, cahaya datag tidak ada yag dibiaka, eluruh cahaya dipatulka. Peritiwa emacam itu diebut dega pematula empura. Perhatika ilutrai berikut ii: Normal bidag Cahaya bia Cahaya bia Sudut bia Cahaya bia θ Cahaya patul Sudut datag θ 3 θ θ 4 Cahaya datag Sudut kriti Gambar.5 Skema terjadiya pematula iteral total. Perhatika bahwa emaki bear udut cahaya datag maka emaki bear pula udut cahaya bia da pada uatu ilai udut datag tertetu tidak ada cahaya yag dibiaka da juga tidak ada cahaya yag dipatulka, lihat gari cahaya omor (4). Sudut dimaa cahaya datag tidak

12 68 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya dipatulka maupu dibiaka diebut udut kriti, θ k. Pada Gambar.5 udut kriti ama dega θ 3. Dari udut padag pembiaa cahaya, kita dapat megaggap bahwa pada aat cahaya datag dega udut θ 3, cahaya dibiaka dega udut 90 0 relatif terhadap ormal bidag. Dari peramaa Selliu kita peroleh: iθ 3 iθ3 iθk ' 3 ' 3 iθ θ da θ θ k ( 4) Peramaa ( 4) adalah peramaa utuk mecari udut kriti dari uatu baha tertetu. Perhatika bahwa pematula iteral total haya dapat terjadi jika cahaya merambat dari medium yag memiliki idek bia bear meuju ke medium yag memiliki idek bia lebih kecil, >. Diperi cahaya Feomea yag kita lihat pada aat kita melewatka cahaya ke ebuah prima adalah alah atu cotoh dari peritiwa dipere. Diperi ediri dapat diartika ebagai proe pemiaha cahaya. Berdaarka jumlah kompoiiya cahaya dibedaka mejadi dua cahaya mookromatik da polikromatik. Cahaya putih, mialya cahaya matahari, merupaka cotoh cari cahaya polikromatik. Jika cahaya polikromatik dilewatka pada prima maka cahaya terebut terurai mejadi beberapa wara cahaya. Cahaya yag terurai itu maig-maig memiliki pajag gelombag yag berbeda-beda. Perhatika Gambar.6. Peritiwa diperi diebabka karea etiap cahaya yag memiliki pajag gelombag berbeda aka dibiaka dega udut yag berbeda pula, tegok kembali peramaa Selliu. Jika kita yataka peramaa terebut dalam variabel pajag gelombag maka aka kita peroleh peramaa berikut: Gambar.6 Seberka cahaya putih dilewatka pada prima. Terlihat bahwa cahaya putih terebut terurai mejadi beberapa wara. Ii merupaka cotoh peritiwa diperi cahaya. c v iθ c v iθ v iθ v iθ v λf, variabel f elalu kota/ama iθ iθ λ λ Pada Gambar.7a ebuah cahaya mookromatik

13 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 69 dilewatka pada prima da megalami pembiaa dega udut bia atau deviai total relatif terhadap udut mulamula adalah δ. Pada Gambar.7b cahaya polikromatik dilewatka pada prima da cahaya terebut terurai mejadi beberapa kompoe atara lai biru da merah. Cahaya mookromatik Sudut bia/deviai Cahaya polikromatik Sudut bia/deviai Prima pembia Prima pembia Merah Biru Gambar.7 Diperi cahaya oleh prima. Cahaya dega pajag gelombag berbeda dibiaka pada udut yag berbeda pula. Perbedaa udut bia meyebabka perbedaa litaa cahaya. Cahaya merah da biru memiliki pajag gelombag yag berbeda ehigga kedua cahaya terebut dibelokka dega udut yag berbeda pula. Peritiwa alam yag meujukka gejala diperi alah atuya adalah pelagi. Siar matahari yag megeai butir-butir air huja terdiperi da terurai mejadi beberapa wara. Pelagi dapat kita aggap ebagai ebuah pertujuka alam yag ilmiah da tetu aja meyeagka. Berikut ii aka edikit diiggug ecara kemati bagaimaa proe terbetukya pelagi di agkaa lua. Pelagi yag terbetuk karea cahaya matahari yag terdiperi oleh air huja. Cahaya matahari terurai mejadi wara-wara yag idah di agkaa. Siar matahari (polikromatik) megeai butira air huja yag berbetuk bola. Butira air huja berifat trapara da memiliki idek bia yag berbeda dega udara ehigga ketika cahaya matahari melewati butira air terebut maka cahaya matahari aka dibiaka. Karea cahaya matahari terdiri dari berbagai kompoe cahaya mookromatik, maka maig-maig cahaya terbia pada udut yag berbedabeda. Pada kema di ata haya ditujukka dua macam wara aja yaitu ugu da merah. Cahaya yag terbia dalam udut yag berbeda-beda itulah yag dimakud

14 70 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya dega proe diperi. Hail dari proe terebut adalah apa yag erig kita ebut ebagai pelagi. Siar matahari Butira air huja Sudut deviai cahaya ugu Sudut deviai cahaya merah Ugu Merah Proe diperi cahaya Gambar.8 Skema ederhaa terbetukya pelagi. 5 Priip Huyge Huyge melakuka ivetigai tetag perilaku cahaya pada tahu 690. Huyge bertolak pada pemikira bahwa cahaya merupaka gelombag. Lihat Gambar.9, diaumika bahwa cahaya membetuk gelombag bidag. Segme gelombag AA merupaka muka gelombag. Setelah bergerak elama t maka muka Gambar.9 Model rambata gelombag cahaya ebagai gelombag bidag. Setiap titik pada muka gelombag berfugi ebagai mber muka gelombag berikutya.

15 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya 7 Sumber gelombag Muka gelombag Arah rambat gelombag gelombag terebut meghailka muka gelombag baru yaitu BB dimaa etiap muka gelombag memiliki jarijari ebear c t. Muka gelombag BB aka meghailka muka gelombag laiya, mialya CC, pada arah rambatya dimaa muka gelombag terebut memiliki karakteritik fii yag ama dega muka gelombag umber. Karateritik itu meliputi frekuei, pajag gelombag da cepat rambat gelombag. Buka haya gelombag datar aja, priip Huyge dapat juga diterapka utuk berbagai jei gelombag mialya gelombag bola eperti pada Gambar.0. Gambar.0 Pembetuka muka gelombag pada gelombag bola. Setiap titik pada muka gelombag mejadi umber bagi gelombag di depaya (pada arah yag ama dega arah rambatya) yag bergerak dega kecepata cahaya. Sebuah titik pada muka gelombag terebut aka meghailka gelombag laiya juga dega karakteritik yag ama dega gelombag aalya. 6 Priip Fermat Gambar. Berka cahaya yag merambat pada dua medium yag memiliki idek bia berbeda. O Priip Fermat meyataka bahwa cahaya elalu meempuh litaa terpedek. Dega kata lai, ketika cahaya merambat dari atu titik ke titik laiya, cahaya aka cederug melalui litaa yag membutuhka waktu tempuh palig kecil. Ii ama aja dega meyataka bahwa jarak litaa yag ditempuh cahaya adalah jarak terpedek yag mugki. Priip Fermat dapat kita guaka utuk meuruka peramaa Selliu. Priip Fermat dapat diterapka pada proe refleki da refraki. Perhatika Gambar.. Waktu yag dibutuhka cahaya utuk meempuh litaa AOB adalah t AO t OB. Berdaarka priip Fermat, waktu tempuh terebut haru ama dega jika cahaya meempuh litaa AB. Waktu yag diguaka utuk meempuh litaa AB kita mialka t AB maka: t AB t AO t OB ( 5) Perhatika bahwa waktu yag diguaka utuk meempuh litaa AO da OB dapat ditulika dega:

16 7 Bab Sifat Daar da Perambata Cahaya ( ) a d d c t AO Agar waktu yag diguaka utuk meempuh litaa AB miimum maka: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) i i i & i 0 0 θ θ θ θ a d a d a d a d a d a d c d dt AB Peramaa terakhir yag kita peroleh tidak lai adalah peramaa Selliu yag diguaka utuk megaalii pembiaa da pematula cahaya.

17 Bab Gravitai Gambar Cover Bab Gravitai Sumber: Gambar Gambar. Skema percobaa yag diguaka Fizeau utuk megukur kecepata cahaya. Gambar. Pola perut da impul gelombag pada gelombag elektromagetik. Gambar.3 Proe pematula cahaya. Cahaya datag megeai cermi datar da dipatulka. Gambar.4 Diagram pembetuka refraki pada kaca. Cahaya datag dari udara meuju kaca. Sebagia cahaya dipatulka edagka ebagia lagi dibiaka. Gambar.5 Skema terjadiya pematula iteral total. Gambar.6 Seberka cahaya putih dilewatka pada prima. Terlihat bahwa cahaya putih terebut terurai mejadi beberapa wara. Ii merupaka cotoh peritiwa diperi cahaya. Sumber Fihbae, P.M., et.al Phyic for Scietit ad Egieer with Moder Phyic, 3 rd Editio. New Jerey: Pretice Hall, Ic. Page: 975. Fihbae, P.M., et.al Phyic for Scietit ad Egieer with Moder Phyic, 3 rd Editio. New Jerey: Pretice Hall, Ic. Page: 977. Fihbae, P.M., et.al Phyic for Scietit ad Egieer with Moder Phyic, 3 rd Editio. New Jerey: Pretice Hall, Ic. Page: 979. Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Page: 73. Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Page: 74. Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Page: 737. Gambar.7 Diperi cahaya oleh prima. Cahaya dega pajag gelombag berbeda dibiaka pada udut yag berbeda pula. Perbedaa udut bia meyebabka perbedaa litaa cahaya. Gambar.8 Skema ederhaa terbetukya pelagi. Gambar.9 Model rambata gelombag cahaya ebagai gelombag bidag. Setiap titik pada muka gelombag berfugi ebagai mber muka gelombag berikutya. Gambar.0 Pembetuka muka gelombag pada gelombag bola. Gambar. Berka cahaya yag merambat pada dua medium yag memiliki idek bia berbeda. Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Page: 737. Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Page: 739. Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Page: 740. Tipler, P.A. ad Moca, G. Phyic For Scietit ad Egieer: Exteded Verio, 5 th Editio. W.H. Freema & Compay. Page: 040. Tipler, P.A. ad Moca, G. Phyic For Scietit ad Egieer: Exteded Verio, 5 th Editio. W.H. Freema & Compay. Page: 04.

18 Daftar Putaka Serway, R.A ad Faugh, J.S., 999. College Phyic, 7 th Editio, USA: Harcourt Brace College Publiher. Dick, Greg, et.al. 00. Phyic, t Editio. Caada: McGraw-Hill Ryero. Dick, Greg, et.al. 00. Phyic, t Editio. Caada: McGraw-Hill Ryero. Fihbae, P.M., et.al Phyic for Scietit ad Egieer with Moder Phyic, 3 rd Editio. New Jerey: Pretice Hall, Ic. Huggi, E.R Phyic 000. Mooe Moutai Digital Pre. Eta, New Hamphire Tipler, P.A. ad Moca, G. Phyic For Scietit ad Egieer: Exteded Verio, 5 th Editio. W.H. Freema & Compay. Youg, Freedma Sear ad Zemaky Uiverity Phyic with Moder Phyic, th Editio. Pearo Educatio Ic. Crowell, B Electricity ad Magetim. Free Dowload at: Crowell, B Optic. Free Dowload at: Halliday, R., Walker Fudametal of Phyic, 7 th Editio. USA: Joh Wiley & So, Ic. Pai, H.J The Phyic of Vibratio ad Wave, 6 th Editio. Joh Wiley & So Ltd, The Atrium, Souther Gate, Chicheter, Wet Suex PO9 8SQ, Eglad. Mao, G.W., Griffe, D.T., Merril, J.J., ad Thore, J.M Phyical Sciece Cocept, d Editio. Publihed by Grat W. Mao. Brigham Youg Uiverity Pre. Caidy, D., Holto, G., ad Rutherford, J. 00. Udertadig Phyic, Spriger Verlag New York, Ic. Serway, R.A. ad Jewet, J Phyic for Scietit ad Egieer, 6 th Editio. USA: Brook/Cole Publiher Co.

19 Vaderlide, J Claical Electromagetic Theory, d. Kluwer Academic Publiher, Dordrecht. Griffith, D.J Itroductio to Electrodyamic, 3 rd Editio. Pretice Hall, Upper Saddle River, New Jerey Reitz, J.R., Milford, F.J., ad Chrity, R. W Foudatio of Electromagetic Theory, 4 th Editio. USA: Addio-Weley Publihig Compay. Bloomfield, L How Everythig Work: Makig Phyic Out of The Ordiary. USA: Joh Wiley & So, Ic.

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 OPTIKA GEOMETRI Oleh : Ir. ARIANTO PEMANTULAN PEMBIASAN BERKAS CAHAYA CONTOH SOAL CONTOH SOAL INDEX BIAS INDEX BIAS RELATIF HUKUM PEMBIASAN MACAM PEMANTULAN HUKUM PEMANTULAN CONTOH SOAL CONTOH SOAL HUKUM

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA A. Dekripi Data Peelitia ii megguaka peelitia ekperime, ubyek peelitiaya dibedaka mejadi dua kela, yaitu kela kotrol da kela ekperime. Kela kotrol pada peelitia ii merupaka

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER. Ledhyane Ika Harlyan

PENDUGAAN PARAMETER. Ledhyane Ika Harlyan PENDUGAAN PARAMETER Ledhyae Ika Harlya Jurua Pemafaata Sumberdaya Perikaa da Kelauta Uiverita Brawijaya 03 Statitik Ifereia Mecakup emua metode yag diguaka dalam pearika keimpula atau geeraliai megeai

Lebih terperinci

Diagram Kendali Simpangan Baku Eksak untuk Proses Berdistribusi Normal dengan Parameter σ Diketahui

Diagram Kendali Simpangan Baku Eksak untuk Proses Berdistribusi Normal dengan Parameter σ Diketahui Statitika, Vol. No., 5 6 Mei Diagram Kedali Simpaga Baku Ekak utuk Proe Berditribui Normal dega Parameter Diketahui Aceg Komarudi Mutaqi, Suwada Program Studi Statitika Fakulta MIPA Uiverita Ilam Badug,

Lebih terperinci

INTERVAL KEPERCAYAAN

INTERVAL KEPERCAYAAN INTERVAL KEPERCAYAAN Tujua utama diambil ebuah ampel dari ebuah populai adalah utuk memperoleh iformai megeai parameter populai.. Ada cara meetuka parameter populai yaitu peakira da pegujia hipotei. Peakira

Lebih terperinci

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta Oleh: Bambag Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta PETA KONSEP Prisip Superposisi Liier Sefase π π beda faseya : 0,2, 4,. beda litasa : 0,,2, 3,. terjadi iterferesi Kostruktif/ salig meguatka, amplitudo

Lebih terperinci

BAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi

BAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi BAB 5 OPTIK FISIS Prisip Huyges : Setiap titik pada muka gelombag dapat mejadi sumber gelombag sekuder. 5. Iterferesi - Iterferesi adalah gejala meyatuya dua atau lebih gelombag, membetuk gelombag yag

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al Azhar-3

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Al Azhar-3 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai da Sampel Peelitia Populai dalam peelitia ii adalah emua iwa kela I IPA SMA Al Azhar-3 Badar Lampug tahu ajara 0/0 yag berjumlah 48 iwa da terebar dalam empat kela.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandar 7 III. METDE PENELITIAN A. Populai Peelitia Populai peelitia ii yaitu eluruh iwa kela MA Negeri Badar Lampug dega ampel kela, pada emeter geap Tahu Pelajara 0/0. B. ampel Peelitia Tekik pegambila ampel

Lebih terperinci

UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN INDEKS BIAS CAHAYA MENGGUNAKAN ALAT REFRAKTOMETER SEDERHANA

UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN INDEKS BIAS CAHAYA MENGGUNAKAN ALAT REFRAKTOMETER SEDERHANA 48 D. R. Praetyo et al. Uji Kualita Miyak Goreg Berdaarka Idek Bia Cahaya UJI KUALITAS MINYAK GORENG BERDASARKAN INDEKS BIAS CAHAYA MENGGUNAKAN ALAT REFRAKTOMETER SEDERHANA Dody Rahayu Praetyo * Mahardika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan dua model

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan dua model 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jei Peelitia Tujua peelitia ii yaki membadigka kemampua berpikir kriti dega kemampua berpikir kreatif dega megguaka dua model pembelajara yaitu model pembelajara berbai maalah

Lebih terperinci

Selang Kepercayaan dari Parameter Distribusi Log-Normal Menggunakan Metode Bootstrap Persentil

Selang Kepercayaan dari Parameter Distribusi Log-Normal Menggunakan Metode Bootstrap Persentil Statitika, Vol. 8 No. 1, 13 17 Mei 008 Selag Kepercayaa dari Parameter Ditribui Log-Normal Megguaka Metode Boottrap Peretil Akhmad Fauzy Jurua Statitika FMIPA Uiverita Ilam Idoeia Yogyakarta Abtract I

Lebih terperinci

--Fisheries Data Analysis-- Perbandingan ragam. By. Ledhyane Ika Harlyan. Faculty of Fisheries and Marine Science Brawijaya University

--Fisheries Data Analysis-- Perbandingan ragam. By. Ledhyane Ika Harlyan. Faculty of Fisheries and Marine Science Brawijaya University --Fiherie Data Aalyi-- Perbadiga ragam By. Ledhyae Ika Harlya Faculty of Fiherie ad Marie Sciece Brawijaya Uiverity Tujua Itrukioal Khuu Mahaiwa dapat megguaka aalii tatitika ederhaa dega berfoku ukura

Lebih terperinci

SOAL PELATIHAN 1. File_Imamgun_Statistik Inferensial

SOAL PELATIHAN 1. File_Imamgun_Statistik Inferensial SOAL PELATIHAN. Jelaka pegertia hipotei?. Seorag peeliti biaaya tertarik meguji atu hipotei dari eam alteratif hipotei. Sebutka eam alteratif hipotei terebut? 3. Apa yag dimakud dega pegujia hipotei? 4.

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval Pedugaa Parameter. Pedahulua Pedugaa Parameter Popoulai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi. diguaka ebagai peduga bagi 3. p atau p diguaka ebagai peduga bagi

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan XI-XII

Metode Statistika Pertemuan XI-XII /4/0 Metode Statitika Pertemua XI-XII Statitika Ifereia: Pegujia Hipotei Populai : = 0 Butuh pembuktia berdaarka cotoh!!! Apa yag diperluka? > 0? Maa yag bear? Sampel : 5 Ok, itu adalah pegujia hipotei,

Lebih terperinci

OPTIK GEOMETRI. 2) Sebuah titik di letakkan diantara 2 cermin yang membentuk sudut Jumlah bayangan yang terjadi

OPTIK GEOMETRI. 2) Sebuah titik di letakkan diantara 2 cermin yang membentuk sudut Jumlah bayangan yang terjadi OPTIK GEOETRI A. Pematula i r i r B. Cermi Datar ) Sebuah beda diletakka di depa cermi datar Siat bayaga : a. (jarak beda didepa cermi = jarak bayaga dibelakag cermi) b. (tiggi/bear beda = tiggi/bear bayaga)

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II adaa eori Bab ii meyajika kajia item da teori-teori yag aka medaari da diguaka dalam mecari betuk model tereduki. Beberapa hal yag aka dikaji dalam bab ii adalah item PV da beberapa teori daar yag

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FIIKA OPTIK Diuu oleh : Dr. Dr. Jaja Kutija, M.c. JUUAN TEKNIK ELEKTO UNIVEITA PENDIDIKAN INDONEIA 04 DAFTA II Halama DAFTA II... i Modul I Teori Tetag Cahaya... Modul II Pematula da Pembiaa berdaarka

Lebih terperinci

SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGEN. Sangadji* 1

SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGEN. Sangadji* 1 Summabilita Cearo pada Operai Dere Diverge (Sagadji) SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGE Sagadji* ABSTRAK SUMMABILITAS CESARO PADA OPERASI DERET DIVERGE Bayak orag uka membicaraka tetag deret

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PEMODELAN ANTRIAN HAULER PENGANGKUTAN OVERBURDEN PADA JALAN 7F

BAB III ANALISIS PEMODELAN ANTRIAN HAULER PENGANGKUTAN OVERBURDEN PADA JALAN 7F BAB III AALISIS EMODELA ATRIA HAULER EGAGKUTA OVERBURDE ADA JALA 7F 3.. edahulua ada Bab II telah dijelaka beberapa teori yag diguaka utuk melakuka aalii yag tepat dalam memecahka maalah yag ada. ada bab

Lebih terperinci

Pedahulua Pedugaa Parameter Pedugaa Parameter Populai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel, Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi µ. diguaka ebagai peduga bagi σ 3. p atau p$ diguaka ebagai peduga

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan IX-X

Metode Statistika Pertemuan IX-X /7/0 Metode Statitika Pertemua IX-X Statitika Ifereia: Pedugaa Parameter Populai : Parameter Cotoh : Statitik Statitik merupaka PENDUGA bagi parameter populai Pegetahua megeai ditribui amplig PENDUGA TAK

Lebih terperinci

BAB II ESTIMASI STATISTIK 2.1 Pengertian Estimasi a. Estimasi merupakan suatu metode dimana kita dapat memperkirakan nilai Populasi dengan memakai

BAB II ESTIMASI STATISTIK 2.1 Pengertian Estimasi a. Estimasi merupakan suatu metode dimana kita dapat memperkirakan nilai Populasi dengan memakai 3 BAB II ESTIMASI STATISTIK. Pegertia Etimai a. Etimai merupaka uatu metode dimaa kita dapat memperkiraka ilai Populai dega memakai ilai ampel. b. Etimai merupaka kegiata pearika keimpula tatitik yag berawal

Lebih terperinci

Pendugaan. Parameter HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIV. ANDALAS LOGO

Pendugaan. Parameter HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIV. ANDALAS LOGO Pedugaa Parameter HAZMIRA YOZZA JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIV. ANDALAS LOGO Kompetei meyebutka klp ifereia tatitika & ruag ligkupya mejelaka metode pedugaa klaik da yarat-yarat peduga yag baik pada pedugaa

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TRANSFORMASI LINEAR DARI R KE R

SIFAT SIFAT TRANSFORMASI LINEAR DARI R KE R SIF SIF RNSFORMSI LINER m DRI R KE R Diuu utuk memeuhi uga Mata Kuliah ljabar Liear Doe Pegampu : Dr. Suroo, M. Pd Diuu oleh : Kelompok. ge Chritie rii ( 84.55 ). dik Setyo Nugroho ( 84.65 ). Beti Lutvi

Lebih terperinci

ESTIMASI. Jika parameter populasi disimbolkan dengan θ maka θ yang tidak diketahui harganya ditaksir oleh harga

ESTIMASI. Jika parameter populasi disimbolkan dengan θ maka θ yang tidak diketahui harganya ditaksir oleh harga ESTIMASI Salah atu aek utuk mearik keimula megeai uatu oulai dega memakai amel yag diambil dari oulai terebut megguaka etimai (eakira) Jika arameter oulai diimbolka dega θ maka θ yag tidak diketahui hargaya

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter 1

Pendugaan Parameter 1 Topik Bahaa: Pedugaa Parameter 1 (Selag Pedugaa, Pedugaa Selag 1 Rata-Rata) Pertemua ke II 1 Ilutrai Statitika Ifereia : Mecakup emua metode yag diguaka utuk pearika keimpula atau geeraliai megeai populai

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN DISPERSI

A. PENGERTIAN DISPERSI UKURAN DISPERSI A. PENGERTIAN DISPERSI Ukura diperi atau ukura variai atau ukura peyimpaga adalah ukura yag meyataka eberapa jauh peyimpaga ilai-ilai data dari ilaiilai puatya atau ukura yag meyataka eberapa

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis untuk selisih dua nilai tengah populasi

Pengujian Hipotesis untuk selisih dua nilai tengah populasi Pegujia Hipotei utuk eliih dua ilai tegah populai Hipotei Hipotei atu arah: H 0 : - 0 v H : - < 0 H 0 : - 0 v H : - > 0 Hipotei dua arah: H 0 : - = 0 v H : - 0 Statitik uji z h ( ( ) ) 0 Formula klik diketahui

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval

Pendugaan Parameter. Selang Kepercayaan = Konfidensi Interval = Confidence Interval Pedugaa Parameter Pedahulua Pedugaa Parameter Populai dilakuka dega megguaka ilai Statitik Sampel Mial :. x diguaka ebagai peduga bagi. diguaka ebagai peduga bagi 3. p atau p diguaka ebagai peduga bagi

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

Mata Kuliah: Statistik Inferensial STATISTIK INFERENSIAL Prof. Dr. H. Almadi Syahza, SE., MP Email: ayahza@yahoo.co.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU DISTRIBUSI SAMPLING 2 Bagia I Statitik Iduktif Metode da Ditribui

Lebih terperinci

MENENTUKAN SPECTRUM SUATU GRAF BERBANTUAN MATLAB

MENENTUKAN SPECTRUM SUATU GRAF BERBANTUAN MATLAB LAPORAN PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN BERSAMA MAHASISWA MENENTUKAN SPECTRUM SUATU GRAF BERBANTUAN MATLAB KETUA TIM PENELITI ABDUSSAKIR, M.Pd JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

1. Ilustrasi. Materi 2 Pendugaan Parameter

1. Ilustrasi. Materi 2 Pendugaan Parameter Materi Pedugaa Parameter. Ilutrai Ifereia Statitika : Mecaku emua metode yag diguaka utuk earika keimula atau geeraliai megeai oulai dega melakuka egambila amel (amlig) Etimai / Pedugaa Parameter Yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibaa daar-daar teori yag aka diguaka dalam peulia kripi ii, yaitu megeai metode peakira maximum likeliood, metode peakira oit maximum likeliood da fier iformatio..1

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PENEAPAN METODE PEMBELAJAAN IMPOVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJA SISWA DALAM PEMBELAJAAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) Dewi Yuigih Pedidika Ilmu Komputer, Uiverita Pedidika Idoeia Badug wie.u.yu@gmail.com

Lebih terperinci

Statistika. Besaran Statistik

Statistika. Besaran Statistik Statitika Beara Statitik Itiarto Statitical Meaure Commo tatitical meaure Meaure of cetral tedecy Mea Mode Media Meaure of variability Rage Variace Stadard deviatio Meaure of a idividual i a populatio

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan POSITRON, Vol. II, No. (0), Hal. -5 ISSN : 30-4970 Peetua Eergi Osilator Kuatum Aharmoik Megguaka Teori Gaggua Iklas Saubary ), Yudha Arma ), Azrul Azwar ) )Program Studi Fisika Fakultas Matematika da

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jei da Deai Peelitia. Jei Peelitia Jei peelitia ii adalah peelitia ekperime. Metode peelitia ekperime merupaka metode peelitia yag diguaka utuk mecari treatmet (perlakua)

Lebih terperinci

Fisika Statistik. Jumlah SKS : 3. Oleh : Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Fisika Statistik. Jumlah SKS : 3. Oleh : Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Fiika Statitik Jumlah SKS : 3 Oleh : Rahmawati M, S.Si., M.Si. Jurua Fiika Fakulta Matematika da Ilmu Pegetahua Alam Uiverita Mulawarma Pertemua 2 da 3 Pedahulua (Termodiamika) 2. Statitik Maxwell-Boltzma.

Lebih terperinci

Statistika 2. Pendugaan Parameter. 1. Ilustrasi. Topik Bahasan: Oleh : Edi M. Pribadi, SP., MSc.

Statistika 2. Pendugaan Parameter. 1. Ilustrasi. Topik Bahasan: Oleh : Edi M. Pribadi, SP., MSc. Statitika Toik Bahaa: Pedugaa Parameter Oleh : Edi M Pribadi, SP, MSc E-mail: edi_m@taffguadarmaacid edi_m@ymailcom Ilutrai Statitika Ifereia : Mecaku emua metode yag diguaka utuk earika keimula atau geeraliai

Lebih terperinci

BAB IV PEMANDU-GELOMBANG OPTIK TERPADU

BAB IV PEMANDU-GELOMBANG OPTIK TERPADU BAB IV PEMANDU-GELOMBANG OPTIK TERPADU Tujua Istruksioal Umum Pada bab ii aka dibahas megeai pemadugelombag yag bayak diguaka utuk metrasfer cahaya di atara kompoe-kompoe jariga, megeai bermacam-macam

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER METSTAT ANIK DJURAIDAH

PENDUGAAN PARAMETER METSTAT ANIK DJURAIDAH PENDUGAAN PARAMETER METSTAT ANIK DJURAIDAH PENDUGAAN PARAMETER Populai : Parameter Sampel : Statitik Statitik merupaka PENDUGA bagi parameter populai Pegetahua megeai ebara cotoh PENDUGA TAK BIAS DAN MEMPUNYAI

Lebih terperinci

BAB IV ENTROPI GAS SEMPURNA

BAB IV ENTROPI GAS SEMPURNA BAB IV ENROPI GAS SEMPURNA Itilah etroi ecara literatur berarti traformai, da dierkealka oleh lauiu. Etroi adalah ifat termodiamika yag etig dari ebuah zat, dimaa hargaya aka meigkat ketika ada eambaha

Lebih terperinci

MINGGU KE XII PENDUGAAN INTERVAL

MINGGU KE XII PENDUGAAN INTERVAL MINGGU KE XII PENDUGAAN INTERVAL Tujua Itrukioal Umum :. Mahaiwa mampu memahami apa yag dimakud dega pedugaa iterval. Mahaiwa mampu memahami pedugaa iterval utuk ample bear da utuk ample kecil 3. Mahaiwa

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga I

Inflasi dan Indeks Harga I PERTEMUAN 1 Iflasi da Ideks Harga I 1 1 TEORI RINGKAS A Pegertia Agka Ideks Agka ideks merupaka suatu kosep yag dapat memberika gambara tetag perubaha-perubaha variabel dari suatu priode ke periode berikutya

Lebih terperinci

EKONOMI FERTILITAS. Minggu ke 10 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA IPB

EKONOMI FERTILITAS. Minggu ke 10 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA IPB EKONOMI FERTILITAS Miggu ke 10 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA IPB 2015 1 2 PENDAHULUAN Fertilita : jumlah aak yag dilahirka hidup Ukura Fertilita: - Agka kelahira kaar (Crude

Lebih terperinci

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage : INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA Jl. Gaesha No. 0 Badug, 4032 Telp. (022) 2500834, 253427, Fax. (022) 2506452 Homepage : http://www.fi.itb.ac.id

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuha Sistem Sebelum melakuka deteksi da trackig obyek dibutuhka peragkat luak yag dapat meujag peelitia. Peragkat keras da luak yag diguaka dapat dilihat pada Tabel

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. (a). Kambing PE Kondisi A, (b). Kambing PE Kondisi B, (c). Kambing PE Kondisi C, (d). Kambing PE Kondisi D.

MATERI DAN METODE. Gambar 1. (a). Kambing PE Kondisi A, (b). Kambing PE Kondisi B, (c). Kambing PE Kondisi C, (d). Kambing PE Kondisi D. MATERI DAN METODE Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakaaka elama bula, yaitu dari bula Jauari ampai Februari 0. Pelakaaa peelitia dilakuka di peteraka kambig perah Cordero, peteraka kambig perah

Lebih terperinci

STATISTICS. Confidence Intervals (Rentang Keyakinan) Confidence Intervals (1)

STATISTICS. Confidence Intervals (Rentang Keyakinan) Confidence Intervals (1) STATISTICS Cofidece Iterval (Retag Keyakia) Cofidece Iterval () Etimai Parameter Ditribui abilita memiliki ejumlah parameter. Parameter-parameter tb umumya tak diketahui. Nilai parameter terebut diperkiraka

Lebih terperinci

2. Fungsi Bessel Persamaan Diferensial Bessel 2.2. Sifat-sifat Fungsi Bessel 2.3. Fungsi-fungsi Hankel, Bessel Orde-fraksional, Bessel Sferis

2. Fungsi Bessel Persamaan Diferensial Bessel 2.2. Sifat-sifat Fungsi Bessel 2.3. Fungsi-fungsi Hankel, Bessel Orde-fraksional, Bessel Sferis . Fugi Beel.. Peramaa Difereial Beel.. Sifat-ifat Fugi Beel.3. Fugi-fugi Hakel, Beel Orde-frakioal, Beel Sferi Pegguaa Fugi Beel Mecari olui eparai variabel dari peramaa Laplace da Helmholtz dalam koordiat

Lebih terperinci

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

9 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara

Lebih terperinci

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). CAHAYA Ada teori Partikel oleh Iaac Newton (1642-1727) dalam Hypothei of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halu (corpucle) yang memancar ke emua arah dari umbernya. Teori Gelombang oleh

Lebih terperinci

Watak Dinamis Sensor. Laila Katriani.

Watak Dinamis Sensor. Laila Katriani. Watak Diami Seor Laila Katriai laila_katriai@uy.ac.id Defiii Fugi Trafer uatu item liear didefiiika ebagai perbadiga traformai Laplace iyal output terhadap iyal iput dega aumi emua kodii awal ama dega

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujua Peelitia Berdaarka rumua maalah pada BAB I, peelitia kuatitatif ii bertujua utuk megetahui efektivita metode pembelajara dicovery dega megguaka Papa Tempel egi Empat

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

A.Interval Konfidensi pada Selisih Rata-rata

A.Interval Konfidensi pada Selisih Rata-rata A.Iterval Kofidei pada Seliih Rata-rata. Bila kita mempuyai da maig-maig adalah mea ample acak beba berukura da yag diambil dari populai dega ragam da diketahui, maka elag kepercayaa 00-% bagi - adalah

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI ALAT OPTIK

RANGKUMAN MATERI ALAT OPTIK RANGKUAN ATERI ALAT OPTIK Priip Huyg Dari uatu umbr cahaya, tiap aat lalu trbtuk muka glmbag / wavrt (tmpat kduduka titik-titik yag aya ama). Titik-titik pada muka glmbag ii brtidak bagai umbr titik (wavlt)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jei Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia ekperime. Peelitia ekperime yaitu peelitia yag egaja membagkitka timbulya uatu kejadia atau keadaa, kemudia diteliti bagaimaa akibatya

Lebih terperinci

Teori Penaksiran. Oleh : Dadang Juandi

Teori Penaksiran. Oleh : Dadang Juandi Teori Peakira Oleh : Dadag Juadi Pedahulua Ada metode iferei : metode klaik da metode Baye dalam meakir arameter oulai Dalam metode klaik iferei didaarka ada iformai yag dieroleh melalui amel acak Dalam

Lebih terperinci

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM 4.1 Peduga dega Kerel Seragam Pada bab ii diguaka peduga dega kerel eragam. Hal ii karea aya belum berail memperole ebara aimtotik dari

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas BARISAN DAN DERET ARITMATIKA. Betuk umum: a, ( a b), ( a b) ( a b). Rumus suku ke- ( ) a ( ) b a : suku pertama b : beda. Jumlah suku pertama (S ) S ( a ) atau S (a ( ) b) Dega S dapat juga

Lebih terperinci

KAJIAN ANALITIK PENGARUH RAMBATAN ENERGI GEMPA TERHADAP PERILAKU BENTURAN GEDUNG (246S)

KAJIAN ANALITIK PENGARUH RAMBATAN ENERGI GEMPA TERHADAP PERILAKU BENTURAN GEDUNG (246S) KAJIAN ANALITIK PENGARUH RAMBATAN ENERGI GEMPA TERHADAP PERILAKU BENTURAN GEDUNG (246S) Halwa Alfia S da Sigit Darmawa 2 Jurua Tekik Sipil, Uiverita Sebela Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: halwa@ft.u.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jei Peelitia Metode peelitia yag diguaka dalam kripi ii adalah metode peelitia kuatitatif ekperime yag berdeai pottet-oly cotrol deig, karea tujua dalam peelitia ii utuk mecari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental research

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental research BAB III METODE PENELITIAN A. Jei da Deai Peelitia Jei peelitia yag diguaka adalah quai experimetal reearch atau peelitia ekperime emu. Peelitia dilakuka dega cara medekripika keefektifa kelompok ekperime

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GANTI TOKOH PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GANTI TOKOH PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GANTI TOKOH PADA IWA KELA XI MAN KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 0/0 EMA ROHMAWATI NPM. 0.0499 Program tudi PB Idoeia ekolah Tiggi Kegurua da Ilmu

Lebih terperinci

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling Jural Gradie Vol No Juli 5 : -5 Perbadiga Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesia, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-vo Mises, da Uji Aderso-Darlig Dyah Setyo Rii, Fachri Faisal Jurusa Matematika,

Lebih terperinci

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL DARI KARAKTER TAMBAHAN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA

PENAKSIR RASIO UNTUK VARIANSI POPULASI MENGGUNAKAN KUARTIL DARI KARAKTER TAMBAHAN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA PEAKIR RAIO UTUK VARIAI POPULAI MEGGUAKA KUARTIL DARI KARAKTER TAMBAHA PADA AMPLIG ACAK EDERHAA Ari Elvita *, Arima Ada, Hapoa irait Mahaiwa Program Matematika Doe Jurua Matematika Fakulta Matematika da

Lebih terperinci

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA 243 BAB XV PEMBIASAN CAHAYA. Apakah yang dimakud dengan pembiaan cahaya? 2. Apakah yang dimakud indek bia? 3. Bagaimana iat-iat pembiaan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan iat bayangan pada lena? 5.

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ASUMSI-ASUMSI DASAR ANALISIS TEKNIKAL KEUNTUNGAN DAN KRITIK TERHADAP ANALISIS TEKNIKAL TEKNIK-TEKNIK DALAM ANALISIS TEKNIKAL - The Dow Theory - Chart Pola Pergeraka Harga Saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

Suali SDN Kajjan 02 Blega Bangkalan

Suali SDN Kajjan 02 Blega Bangkalan PENINGKATAN PEMAHAMAN IWA DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP PROGRAM BELAJAR ENAM DI DN KAJJAN 0 BLEGA BANGKALAN uali DN Kajja 0 Blega Bagkala Email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

STUDI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK

STUDI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK TUDI TRAVELLING ALEMAN PROBLEM (TP) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK KRIPI Diajuka utuk melegkapi tuga da memeuhi yarat mecapai gelar arjaa ai GOLTIANDY PANGARIBUAN 0080005 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTA

Lebih terperinci

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2 Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama

Lebih terperinci

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika Wed 6/0/3 ETIMAI (PENDUGAAN TATITIK) Ir. Tito Adi Dewato tatistika Deskriptif Iferesi Estimasi Uji Hipotesis Titik Retag Estimasi da Uji Hipotesis Dilakuka setelah peelitia dalam tahap pegambila suatu

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd Pertemua Ke- Komparasi berasal dari kata compariso (Eg) yag mempuyai arti perbadiga atau pembadiga. Tekik aalisis komparasi yaitu salah satu tekik aalisis kuatitatif yag diguaka utuk meguji hipotesis tetag

Lebih terperinci

PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN

PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN PENGGGUNAAN ALGORITMA GAUSS-NEWTON UNTUK MENENTUKAN SIFAT-SIFAT PENAKSIR PARAMETER DAN DALAM SUATU MODEL NON-LINIER Abstrak Nur ei 1 1, Jurusa Matematika FMIPA Uiversitas Tadulako Jl. Sukaro-Hatta Palu,

Lebih terperinci

XI. OPTIKA. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan. Optika XI - 1

XI. OPTIKA. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan. Optika XI - 1 XI - XI. OPTIKA. Pedahulua adalah ilmu yag mempelajari tetag cahaya atau lebih luasya lagi tetag spektrum elektromagetik. Karea itu aspek-aspek gelombag dari cahaya harus medapatka perhatia yag utama.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB ENDAHULUAN. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidua yata, sejumlah feomea daat diikirka sebagai ercobaa yag mecaku sederata egamata yag berturut-turut da buka satu kali egamata. Umumya, tia egamata dalam

Lebih terperinci

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.

mempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari. Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Baha Peelitia 3.1.1 Objek Peelitia Objek yag diguaka dalam peelitia ii adalah kuda Sumba (Sadelwood) betia da jata berjumlah 30 ekor dega umur da berat yag relatif

Lebih terperinci

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16, Projek Himpulah miimal tiga masalah peerapa barisa da deret aritmatika dalam bidag fisika, tekologi iformasi, da masalah yata di sekitarmu. Ujilah berbagai kosep da atura barisa da deret aritmatika di

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter: Kasus Dua sampel saling bebas. Selisih rataan dua populasi

Pendugaan Parameter: Kasus Dua sampel saling bebas. Selisih rataan dua populasi Pedugaa Parameter: Kau Dua amel alig beba Seliih rataa dua oulai - x x.96 x x.96 x x - SAMPLING ERROR Dugaa Selag bagi µ - µ ( x x z ( x x z Formula klik diketahui ama & Syarat : & Tidak ama Formula klik

Lebih terperinci

Bab6 PENAKSIRAN PARAMETER

Bab6 PENAKSIRAN PARAMETER Bab6 PENAKSIRAN PARAMETER MENAKSIR RATARATA μ Mialka kita memuyai ebuah oulai berukura N dega ratarata µ da imaga baku σ Dari oulai ii arameter ratarata µ aka ditakir Utuk keerlua ii,ambil ebuah amel acak

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke- DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT DERET TAYLOR o Deret Taylor adalah alat yag utama utuk meuruka suatu metode umerik. o Deret Taylor bergua utuk meghampiri ugsi ke dalam

Lebih terperinci

INFERENSI STATISTIK Inferensi statistik mencakup semua metode yang digunakan dalam penarikan kesimpulan atau generalisasi mengenai populasi.

INFERENSI STATISTIK Inferensi statistik mencakup semua metode yang digunakan dalam penarikan kesimpulan atau generalisasi mengenai populasi. INFERENSI STATISTIK Iferei tatitik mecakup emua metode yag diguaka dalam pearika keimpula atau geeraliai megeai populai. Iferei Statitik Pedugaa Parameter Pegujia Hipotei PENDUGAAN PARAMETER Pedugaa parameter

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat

Lebih terperinci